BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi

1 SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi dan memberi kesempatan yang lebih luas kepada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk diangkat dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, perlu dilakukan penataan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama sesuai dengan susunan organisasi dan tata kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah; b. bahwa penataan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dilakukan dengan seleksi terbuka yang hanya dapat diikuti oleh Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang, dengan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

2 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2002 Nomor 33); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 164); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Secara Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI LUMAJANG TENTANG SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lumajang. 2. Bupati adalah Bupati Lumajang. 3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang. 4. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lumajang.

3 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lumajang. 6. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan penggajian kerja yang bekerja pada instansi Pemerintah. 7. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan penggajian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina Kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan. 8. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat yang berwenang untuk menduduki jabatan pemerintahan. 9. Aparatur Pengawas Internal Pemerintah yang selajutnya disingkat APIP adalah Aparatur Pengawas Internal Pemerintah Kabupaten Lumajang. 10. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang dalam rangkaian susunan kepegawaian yang digunakan sebagai dasar penggajian. 11. Golongan Ruang adalah golongan ruang gaji pokok sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai gaji PNS. 12. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama adalah Jabatan yang disetarakan dengan Jabatan Struktural Eselon II. 13. Seleksi Terbuka adalah proses penilaian dan evaluasi kecocokan antara kompetensi yang dimiliki seorang pegawai dengan kompetensi yang dipersyaratkan pada Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama tertentu dimana proses pendaftaran tersebut diinformasikan atau diumumkan secara terbuka. 14. Seleksi Administrasi adalah penelitian terhadap kelengkapan dan keabsahan berkas kepegawaian dan/atau berkas administrasi lain yang dipersyaratkan untuk suatu jabatan. 15. Seleksi Kompetensi Manajerial adalah penilaian dalam rangka deskripsi karakteristik seseorang dengan merujuk pada kriteria efektif dan/atau kinerja unggul untuk suatu jabatan. 16. Seleksi Kompetensi Bidang adalah penilaian dalam rangka deskripsi kemampuan dan/atau keterampilan pegawai yang berkaitan dengan pengetahuan akan substansi tugas dan fungsi jabatan yang diminati. 17. Wawancara adalah bentuk penilaian yang dilakukan dengan cara tatap muka antara pelamar dengan Panitia Seleksi dan dapat melibatkan unsur pengguna (user) dari jabatan yang akan diduduki. 18. Penelusuran (rekam jejak) adalah bentuk kegiatan oleh Panitia Seleksi terhadap pelamar dengan cara menelusuri informasi, keterangan atau data tentang prestasi kerja (baik maupun tidak baik) dan kompetensi sosial

4 (hubungan, bergaul, berkomunikasi) pelamar dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. 19. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 20. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 21. Komisi ASN yang selanjutnya disingkat KASN adalah lembaga nonstruktural yang mandiri dan bebas dari intervensi politik. 22. Tim/Panitia Seleksi adalah penyelenggara Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. 23. Peserta Seleksi adalah pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau pejabat lainnya yang memenuhi syarat. 24. Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, suku, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Peraturan Bupati ini dimaksudkan sebagai pedoman pelaksanaan seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. Pasal 3 Seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama bertujuan untuk menjamin tersedianya Pejabat yang mampu bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi dalam kegiatan pemerintahan daerah. BAB III PRINSIP DAN RUANG LINGKUP Pasal 4 Seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan dengan prinsip objektif, transparan dan akuntabel serta menghindari praktek yang dilarang dalam sistem merit pada setiap pelaksanaan pengisian jabatan. Pasal 5 (1) Seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi pratama meliputi: a. seleksi administrasi; b. seleksi kompetensi manajerial; c. seleksi kompetensi bidang; d. wawancara akhir; e. penelusuran (rekam jejak); dan f. seleksi kesehatan dan psikologi.

5 (2) Tahapan seleksi sebagaimana disebutkan pada ayat (1) tidak harus berurutan. Pasal 6 Jabatan yang diselenggarakan seleksi terbuka meliputi : a. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang setara dengan Pejabat Eselon II a; dan b. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang setara dengan Pejabat Eselon II b. BAB IV PERSYARATAN Pasal 7 (1) Persyaratan peserta seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, sebagai berikut : a. PNS; b. paling rendah memiliki pangkat/golongan ruang Pembina Utama Muda (IV/c); c. sedang dan/atau pernah menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama atau yang disetarakan dengan jabatan struktural eselon II; d. tidak pernah/tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat; dan/atau e. tidak dalam status tersangka kasus tindak pidana korupsi, narkoba, pidana umum oleh aparat penegak hukum; f. sehat jasmani dan rohani. (2) Persyaratan peserta seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, sebagai berikut : a. PNS; b. paling rendah memiliki pangkat/golongan ruang Pembina Tingkat I (IV/b); c. sedang dan/atau pernah menduduki jabatan administrasi atau yang disetarakan dengan jabatan struktural eselon III a; d. tidak pernah/tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat; dan/atau e. tidak dalam status tersangka kasus tindak pidana korupsi, narkoba, pidana umum oleh aparat penegak hukum; f. sehat jasmani dan rohani. (3) Dalam rangka pemenuhan asas kepatutan, khusus untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama tertentu yang dipandang memerlukan kompetensi, integritas dan pengalaman yang lebih agar berjalan optimal dipertimbangkan untuk meningkatkan syarat bagi calon peserta seleksi. (4) Syarat-syarat lain dapat dilakukan penambahan dan/atau perubahan oleh Bupati secara objektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6 BAB V MEKANISME Bagian Kesatu Pembentukan Panitia Seleksi Pasal 8 (1) Panitia seleksi dibentuk oleh Bupati dengan berkoordinasi pada KASN. (2) Panitia seleksi terdiri atas unsur : a. pejabat terkait dari lingkungan instansi yang bersangkutan; b. pejabat dari instansi lain yang terkait dengan bidang tugas jabatan yang lowong; c. akademisi/pakar/profesional. (3) Panitia seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi persyaratan: a. memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman sesuai dengan jenis, bidang tugas dan kompetensi jabatan yang lowong; dan b. memiliki pengetahuan umum mengenai penilaian kompetensi. (4) Panitia seleksi berjumlah ganjil yaitu paling sedikit 5 orang dan paling banyak 9 orang dengan perbandingan anggota berasal dari internal paling banyak 45% (empat puluh lima persen). (5) Dalam melaksanakan seleksi panitia seleksi dapat dibantu oleh tim penilai kompetensi (assessor) yang independen dan memiliki pengalaman dalam membantu seleksi pejabat pemerintah. (6) Masa kerja panitia seleksi ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 9 (1) Tugas dan wewenang panitia seleksi, meliputi: a. mempersiapkan mekanisme pelaksanaan seleksi; b. mengumumkan informasi lowongan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama; c. melaksanakan proses seleksi termasuk penelusuran rekam jejak ke tempat asal kerja; d. melaksanakan penilaian; e. mengumumkan hasil seleksi; dan f. mengajukan calon Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang dinyatakan lulus seleksi kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui pejabat yang berwenang; h. menetapkan kebijakan terkait seleksi sesuai kebutuhan. (2) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), panitia seleksi dibantu oleh Sekretariat. (3) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.

7 (4) Mekanisme pelaksanaan seleksi dan prosedur lain yang diperlukan ditetapkan dengan Keputusan Panita Seleksi. Bagian Kedua Pengumuman Lowongan Jabatan Pasal 10 (1) Pengumuman lowongan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama diumumkan secara terbuka dan kompetitif pada tingkat Pemerintah Daerah dan/atau antar kabupaten se Provinsi Jawa Timur dalam bentuk surat edaran melalui papan pengumuman, dan/atau media cetak dan/atau online melalui website resmi Pemerintah Daerah ( (2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling kurang berlangsung selama 15 (lima belas) hari kerja sebelum batas akhir tanggal penerimaan lamaran. (3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat : a. nama jabatan yang lowong; b. persyaratan administrasi; c. persyaratan integritas yang dibuktikan dengan penandatanganan Pakta Integritas (format terlampir); d. batas waktu penyampaian lamaran dan pengumpulan kelengkapan administrasi; e. tahapan, jadwal dan sistem seleksi; f. alamat atau nomor telepon sekretariat panitia seleksi yang dapat dihubungi; g. prosedur lain yang diperlukan; h. persyaratan jenjang pendidikan dan sesuai dengan bidang jabatan yang lowong; i. lamaran ditujukan kepada Bupati disampaikan kepada panitia seleksi; j. pengumuman ditandantangani oleh ketua panitia seleksi atau ketua tim sekretariat panitia seleksi atas nama ketua panitia seleksi; k. pengumuman dapat dilakukan perubahan/ralat sesuai kebutuhan. Bagian Ketiga Pendaftaran Pasal 11 Pelamar seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama menyerahkan sendiri berkas lamaran kepada panitia seleksi. Bagian Keempat Seleksi Administrasi Pasal 12 (1) Penilaian terhadap kelengkapan berkas administrasi yang mendukung persyaratan dilakukan oleh Sekretariat Panitia Seleksi.

8 (2) Kriteria persyaratan administrasi didasarkan atas peraturan perundang-undangan dan peraturan internal instansi yang ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. (3) Panitia seleksi melakukan verifikasi terhadap berkas lamaran yang masuk. (4) Pengumuman hasil seleksi administrasi ditandatangani oleh ketua panitia seleksi dan diumumkan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. (5) Peserta seleksi administrasi yang dinyatakan gugur oleh panitia seleksi tidak berhak mengikuti tahapan berikutnya. Bagian Kelima Seleksi Kompetensi Pasal 13 Seleksi kompetensi meliputi : a. seleksi kompetensi manajerial ; dan b. seleksi kompetensi bidang. Pasal 14 (1) Seleksi kompetensi manajerial menggunakan metode assessment center sesuai kebutuhan masing-masing instansi. (2) Standar kompetensi manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dan ditetapkan oleh masingmasing instansi sesuai kebutuhan jabatan dan dapat dibantu oleh assessor. (3) Seleksi kompetensi bidang menggunakan metode tertulis dan wawancara serta metode lainnya. (4) Standar kompetensi bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disusun dan ditetapkan oleh masingmasing instansi sesuai kebutuhan jabatan dan dapat dibantu oleh assessor. (5) Pelaksanaan penilaian dalam rangka seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, panitia seleksi dapat dibantu oleh tim penilai yang objektif dan professional sesuai kebutuhan yang dilengkapi dengan surat keputusan dan/atau surat perintah tugas dari pejabat yang berwenang. Bagian Keenam Hasil Penilaian Seleksi Kompetensi Manajerial Pasal 15 Hasil penilaian beserta peringkatnya disampaikan oleh tim penilai kompetensi manajerial kepada panitia seleksi Pasal 16 Hasil kompetensi bidang meliputi : a. wawancara; b. rekam jejak.

9 Bagian Ketujuh Penilaian Kompetensi Bidang Wawancara Akhir Pasal 17 (1) Wawancara akhir dilakukan oleh panitia seleksi dengan materi wawancara yang terstandar sesuai jabatan yang dilamar. (2) Wawancara bersifat klarifikasi/pendalaman terhadap pelamar yang mencakup peminatan, motivasi, perilaku, dan karakter. (3) Wawancara akhir merupakan bagian dari seleksi kompetensi bidang. (4) Wawancara tersebut dapat melibatkan unsur pengguna (user) dari jabatan yang akan diduduki maupun assesor yang ditunjuk. Bagian Kedelapan Penelusuran (Rekam Jejak) Pasal 18 (1) Penelusuran (Rekam Jejak) calon dilakukan melalui rekam jejak jabatan dan pengalaman untuk melihat kesesuaian dengan jabatan yang dilamar. (2) Penelusuran (Rekam Jejak) tersebut merupakan bagian dari kompetensi bidang. Bagian Kesembilan Hasil Seleksi Pasal 19 (1) Panitia seleksi mengolah hasil dari setiap tahapan seleksi dan menyusun peringkat nilai. (2) Panitia seleksi mengumumkan hasil dari setiap tahap kepada peserta seleksi. (3) Panitia seleksi menyampaikan peringkat nilai kepada pejabat pembina kepegawaian melalui pejabat yang berwenang. (4) Peringkat nilai yang disampaikan kepada pejabat pembina kepegawaian bersifat rahasia. (5) Panitia seleksi menyampaikan hasil penilaian Jabatan Tinggi Pratama (setara dengan eselon IIa dan eselon IIb) dan memilih sebanyak 3 (tiga) calon sesuai urutan nilai tertinggi untuk disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui pejabat yang berwenang. (6) Pejabat yang berwenang mengusulkan 3 (tiga) nama calon yang telah dipilih panitia seleksi kepada Bupati. (7) Khusus untuk Pejabat Tinggi Pratama yang memimpin Sekretariat Daerah Kabupaten sebelum ditetapkan oleh Bupati dikoordinasikan dengan Gubernur.

10 Bagian Kesepuluh Pejabat yang Berwenang Pasal 20 Bupati dapat meminta pertimbangan pejabat yang berwenang dalam mempertimbangkan pejabat yang akan mengisi lowongan jabatan. BAB VI Monitoring dan Evaluasi Pasal 21 (1) Calon Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang sudah dipilih dan ditetapkan (dilantik) harus diberikan orientasi tugas oleh Bupati dan pejabat yang berwenang selama 1 (satu) bulan. (2) Status kepegawaian bagi calon yang terpilih berasal dari instansi luar, ditetapkan dengan status dipekerjakan sesuai peraturan perundang-undangan paling lama 2 (dua) tahun untuk kepentingan evaluasi kinerja. (3) Bupati menyampaikan laporan pelaksanaan seleksi pengisian jabatan pimpinan tinggi secara terbuka kepada KASN dan tembusannya kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 22 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan seleksi terbuka sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah penyelenggara urusan/tugas pokok dan fungsi terkait. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 23 (1) Jabatan yang setara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c adalah Jabatan Fungsional Tertentu yang disetarakan menurut peraturan perundang-undangan termasuk yang disetarakan dalam keprotokoleran. (2) Dalam hal di lingkungan internal Pemerintah Kabupaten Lumajang tidak terdapat SDM yang memenuhi syarat sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan, BKD dapat menyelenggarakan promosi jabatan secara terbuka bagi jabatan administrator, pengawas atau jabatan strategis lainnya sesuai dengan kebutuhan.

11 (3) Pengawasan atas penyelenggaraan ketentuan dalam Peraturan ini dilakukan oleh APIP. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lumajang. Diundangkan di Lumajang pada tanggal 10 Juni 2015 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LUMAJANG, ttd. Ir. IMAM SURYADI, M.Si Pembina Utama Muda NIP Ditetapkan di Lumajang pada tanggal 10 Juni 2015 BUPATI LUMAJANG, ttd. Drs. H. AS AT, M.Ag BERITA DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 NOMOR 18