PENGANTAR. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGANTAR. Jakarta, Pebruari Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman,"

Transkripsi

1 PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia dan ridho-nya sehingga Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi dapat menyelesaikan tugas dan fungsi dalam melaksanakan Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi Tahun 2015 sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tahun , dan Program Kerja Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Tahun Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan kinerja instansi dan merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Diharapkan laporan ini dapat memberikan gambaran capaian kinerja dan sekaligus menjadi cerminan keberhasilan Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Tahun Jakarta, Pebruari 2016 Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman, Ir. Rr. Ratna Dewi Andriati, MMA. NIP i

2 DAFTAR ISI PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... IKHTISAR EKSEKUTIF... i ii iii iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Struktur Organisasi... 3 D. Tugas dan Fungsi... 4 E. Dukungan Personil BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional B. Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi, dan Program C. Rencana Kerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja B. Realisasi Anggaran C. Hambatan dan Kendala BAB IV PENUTUP A. Tinjauan Umum B. Tinjauan Khusus C. Saran dan Tindak Lanjut ii

3 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Struktur Organisasi Ditjen P2Ktrans Lampiran 2 : Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja Tahunan Lampiran 3 : Keputusan Dirjen P2KTrans No. KEP.139/DP2KTRANS/X/2015 Lampiran 4 : Target dan Realisasi Kinerja Program PKP2Trans Lampiran 5 : Target dan Realisasi Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Program PKP2Trans Tahun iii

4 IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, guna mewujudkan tata kepemerintahan yang baik, maka seluruh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah diwajibkan untuk melakukan akuntabilitas kinerja instansi dan membuat Laporan Kinerja Instansi. Penyusunan dan penyampaian Laporan Kinerja dilakukan setiap akhir tahun anggaran sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi yang sekaligus juga sebagai suatu kegiatan evaluasi. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi Tahun , sasaran Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi adalah "Terbangunnya permukiman di kawasan transmigrasi terintegrasi dengan pusat pertumbuhan ekonomi" dan bertujuan untuk: 1. Menetapkan kawasan transmigrasi dan meningkatkan peran serta lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah dan masyarakat melalui promosi, publikasi, motivasi, dan mediasi; 2. Menyediakan tanah untuk kebutuhan pembangunan permukiman di kawasan transmigrasi melalui fasilitasi pengadaan tanah sampai dengan pengurusan hak atas tanah; 3. Mewujudkan perencanaan kawasan transmigrasi berupa perencanaan Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) atau Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT), perencanaan Satuan Kawasan Pengembangan (SKP), perencanaan teknis satuan permukiman, sarana dan prasarana, serta perencanaan perencanaan pengembangan Masyarakat (Renbangmas); 4. Mewujudkan permukiman transmigrasi yang layak dan infrastruktur kawasan yang dapat mengintegrasikan antar permukiman dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi; 5. Mendorong perpindahan dan penempatan transmigrasi yang terarah, tertib dan serasi untuk mengurangi tekanan kependudukan daerah asal dan memenuhi kebutuhan SDM di kawasan transmigrasi; 6. Melaksanakan pembinaan teknis dan manajemen Direktorat Jenderal. iv

5 Untuk mencapai misi yang diamanatkan dalam RPJMN dan Renstra Kemendesa, PDT, dan Transmigrasi Tahun disusun Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Sebagai acuan penyusunan RKT dan PKT Peraturan Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 sebagaimana tabel berikut: SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN Terbangunnya permukiman transmigrasi dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak Penetapan Kawasan Transmigrasi Jumlah transmigran yang difasilitasi penempatan pada Satuan Permukiman Transmigrasi Jumlah kawasan yang ditempatkan Menteri 49 SP KK 48 Kawasan 7 Kawasan Pengukuran capaian kinerja pelaksanaan Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015 berpedoman pada dokumen Perjanjian Kinerja Tahunan yang telah disepakati pada bulan Juli (seperti tabel di atas), dengan pertimbangan bahwa Indikator kinerja kegiatan telah disepakati oleh BAPPENAS dan Direktorat Jenderal Anggaran dan ditetapkan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Renstra Kemendesa, PDT, dan Transmigrasi Tahun ; Dengan berpedoman PKT Tahun 2015, maka realisasi capaian indikator kinerja utama Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi, disajikan pada tabel berikut: NO INDIKATOR KINERJA UTAMA 1 Transmigran yang difasilitasi penempatan pada Satuan Permukiman SATUAN TARGET REALISASI % SP ,04 KK ,25 Kawasan ,16 2 Kawasan yang ditetapkan Kawasan ,60 v

6 Dari tabel tersebut nampak bahwa kinerja Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi dapat memenuhi target sebagaimana yang telah ditetapkan pada PKT Tahun Target RPJMN untuk fasilitasi penempatan transmigrasi dari target sejumlah KK/49 SP, terealisasi sejumlah KK/50 SP atau 100,15% dan Penetapan Kawasan Transmigrsi dari target sejumlah 7 Kawasan terealisasi sejumlah 23 Kawasan atau 191,60%. Dukungan anggaran pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi dialokasikan pada satu program, yaitu Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi. Pelaksanaan program tersebut dijabarkan menjadi 6 kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing unit eselon II, yaitu : (1) Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi, (2) Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, (3) Penyediaan Tanah Transmigrasi, (4) Pembangunan Permukiman Transmigrasi (5) Penataan Persebaran Penduduk, dan (6) Dukungan Teknis dan Manajemen. Alokasi anggaran untuk mewujudkan sasaran Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015, sebesar Rp ,-. Alokasi dukungan anggaran tersebut dilaksanakan pada 112 Satuan Kerja, dengan rincian 6 Satuan Kerja Pusat dengan alokasi anggaran Rp , 33 Satuan Kerja Provinsi dengan alokasi anggaran Rp ,- dan 73 Satuan kerja Kabupaten dengan alokasi anggaran Rp ,-. Pagu dan Realisasi anggaran Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015 pada masing-masing kegiatan Pusat dan Daerah, disajikan pada tabel berikut: No KEGIATAN DIPA Realisasi (Rp.000) (Rp.000) % I Pusat ,4 82,33 1 Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi ,5 93,07 2 Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi ,9 87,21 3 Penyediaan Tanah Transmigrasi ,5 82,53 4 Pembangunan Permukiman Transmigrasi ,1 86,20 5 Penataan Persebaran Penduduk ,4 82,89 6 Dukungan Teknis dan Manajemen Direktorat Jenderal PKP2Trans ,8 76,12 vi

7 No KEGIATAN DIPA Realisasi (Rp.000) (Rp.000) % II Tugas Pembantuan ,3 89,96 1 Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi ,6 83,83 2 Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Penyediaan Tanah Transmigrasi ,5 80,20 4 Pembangunan Permukiman Transmigrasi ,8 92,51 5 Penataan Persebaran Penduduk ,1 70,91 6 Dukungan Teknis dan Manajemen Direktorat Jenderal PKP2Trans ,2 86,17 JUMLAH ,7 88,46 Dari pagu alokasi anggaran Program PKP2Trans Tahun 2015 sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp atau 88,46%, terdiri dari realisasi anggaran Pusat sebesar Rp atau 82,33 % dan Daerah sebesar Rp ,- atau 89,96%. Hambatan dan Kendala yang dihadapi dalam pencapaian target program pembangunan kawasan transmigrasi adalah : 1. Rendahnya realisasi penyerapan anggaran Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015, disebabkan terlambatnya pengalihan status dari BA-026 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi ke BA-067 Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, diantaranya akibat Cutt off dan BAR terlambat disampaikan oleh Satker Daerah ke Pusat sebagai persyaratan untuk revisi DIPA pada Ditjen Anggaran Kementerian keuangan. 2. Adanya tumpang tindih areal Pembangunan Permukiman Transmigrasi dengan Kawasan Hutan. 3. Sebagian areal pembangunan permukiman transmigrasi diokupasi oleh penduduk setempat. vii

8 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-N) Tahun menetapkan bahwa transmigrasi merupakan bagian dari Bidang Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang dengan prioritas bidang pembangunan perdesaan dan pengembangan ekonomilokal dan daerah serta mendukung Nawacita Proseden ke 3, yaitu Membangun Indonesia Dari Pinggiran dengan memperkuat Daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan. Transmigrasi tidak lagi semata-mata untuk solusi masalah kepadatan penduduk tetapi lebih diarahkan untuk pembangunan kawasan. Sejalan dengan arahan RPJMN Tahun , Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi sebagai salah satu unit kerja eselon I di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi berperan dalam pembangunan transmigrasi dengan memprioritaskan pada upaya pemanfaatan dan pengelolaan potensi sumber daya alam melalui pengintegrasian pembangunan dan pengembangan kawasan perdesaan sebagai hinterland dengan pengembangan kawasan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan dalam satu kawasan sistem pengembangan ekonomi wilayah. Pembangunan di bidang transmigrasi meliputi aspek wilayah dan tata ruang serta aspek sumber daya manusia yang mampu memberikan kontribusi secara nyata dan terukur dalam pembangunan perdesaan dan pengembangan ekonomi lokal dan daerah dalam rangka meningkatkan daya saing daerah. Selaku bagian dari penyelenggaraan Pemerintahan dan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan unit kerja selama kurun waktu 1 (satu) tahun, Direktorat Jenderal PKP2Trans diwajibkan menyusun Laporan Kinerja Instansi. Laporan Kinerja memuat penjelasan tentang keberhasilan dan kegagalan serta evaluasi pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi. Penyusunan Laporan Kinerja mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri 1

9 Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. B. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian; 2. Peraturan Pemerintah No 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian Sebagaimana Telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 5. Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER. 12/MEN/VIII/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 7. Peraturan Presiden RI No 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Perpres No 43 Tahun 2014 tentang RKP Tahun 2015; 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 2

10 10. Peraturan Menteri Desa Pembangunan daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2015 tanggal 26 Maret 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; 11. DIPA Sekretariat Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Tahun C. STRUKTUR ORGANISASI Strukur organisasi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi menurut Peraturan Menteri Desa Pembangunan daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2015 tanggal 26 Maret 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi disajikan pada diagram berikut: Diagram : Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi terdiri atas 6 (enam) unit kerja eselon II : 1. Direktorat Bina Potensi Kawasan Transmigrasi; 2. Direktorat Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi; 3

11 3. Direktorat Penyediaan Tanah Transmigrasi; 4. Direktorat Pembangunan Permukiman Transmigrasi; 5. Direktorat Penataan Persebaran Penduduk; 6. Sekretariat Direktorat Jenderal. D. TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi maka Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi (PKP2Trans) dapat diuraikan sebagai berikut : A. Tugas Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan kawasan dan pembangunan permukiman transmigrasi sesuai ketentuan peraturan perundang undangan. B. Fungsi Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan potensi kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan potensi kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan permukiman transmigrasi,dan penataan persebaran penduduk; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pembinaan potensi kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk; 4

12 4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan potensi kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk; 5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan potensi kawasan transmigrasi, perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi, penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan permukiman transmigrasi, dan penataan persebaran penduduk; 6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi; dan 7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. C. Tugas Pokok, Fungsi, dan Susunan Organisasi Unit Eselon II Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi terdiri atas: 1. Sekretariat Direktorat Jenderal a. Tugas Memberikan pelayanan administratif teknis dan kepada semua unsur satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi. b. Fungsi 1) Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyiapan kawasan dan pembangunan permukiman transmigrasi; 2) Pengelolaan data dan informasi; 3) Pelaksanaan urusan keuangan dan barang milik Negara Direktorat Jenderal; 4) Pelaksanaan urusan kepegawaian dan umum; 5) Penyiapan penyusunan rencana peraturan perundangundangan dan advokasi hukum; dan 6) Penataan organisasi dan tata laksana. 5

13 2. Direktorat Bina Potensi Kawasan Transmigrasi. a. Tugas Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, di bidang identifikasi dan informasi potensi kawasan, advokasi kawasan, perencanaan kawasan, fasilitasi penetapan kawasan, serta mediasi dan kerjasama antar daerah. b. Fungsi 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan informasi potensi kawasan, avokasi kawasan, perencanaan kawasan, fasilitasi penetapan kawasan, serta mediasi dan kerjasama antar daerah; 2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan informasi potensi kawasan, advokasi kawasan, perencanaan kawasan, fasilitasi penetapan kawasan, serta mediasi dan kerjasama antar daerah; 3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang identifikasi dan informasi potensi kawasan, advokasi kawasan, perencanaan kawasan, fasilitasi penetapan kawasan, serta mediasi dan kerjasama antar daerah; 4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang identifikasi dan informasi potensi kawasan, advokasi kawasan, perencanaan kawasan, fasilitasi penetapan kawasan, serta mediasi dan kerjasama antar daerah; 5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang identifikasi dan informasi potensi kawasan, advokasi kawasan, perencanaan kawasan, fasilitasi penetapan kawasan, serta mediasi dan kerjasama antar daerah; 6) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Bina Potensi Kawasan Transmigrasi; dan 7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktorat Jenderal. 6

14 3. Direktorat Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi a. Tugas Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan di bidang perencanaan teknis satuan kawasan pengembangan, perencanaan teknis satuan permukiman, perencanaan sarana dan prasarana kawasan, serta perencanaan pengembangan masyarakat. b. Fungsi 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang bidang perencanaan teknis satuan kawasan pengembangan, perencanaan teknis satuan permukiman, perencanaan sarana dan prasarana kawasan, serta perencanaan pengembangan masyarakat; 2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan teknis satuan kawasan pengembangan, perencanaan teknis satuan permukiman, perencanaan sarana dan prasarana kawasan, serta perencanaan pengembangan masyarakat; 3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perencanaan teknis satuan kawasan pengembangan, perencanaan teknis satuan permukiman, perencanaan sarana dan prasarana kawasan, serta perencanaan pengembangan masyarakat; 4) Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan teknis satuan kawasan pengembangan, perencanaan teknis satuan permukiman, perencanaan sarana dan prasarana kawasan, serta perencanaan pengembangan masyarakat; 5) Pelaksaaan evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan teknis satuan kawasan pengembangan, perencanaan teknis satuan permukiman, perencanaan sarana dan prasarana kawasan, serta perencanaan pengembangan masyarakat; 6) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat; 7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur Jenderal. 7

15 4. Direktorat Penyediaan Tanah Transmigrasi a. Tugas Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi pencadangan tanah, identifikasi dan penataan tanah, pengelolaan tanah, serta dokumentasi penyediaan tanah. b. Fungsi 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang fasilitasi pencadangan, identifikasi dan penataan tanah, pengelolaan tanah, serta dokumentasi penyeiaan tanah; 2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi pencadangan, identifikasi dan penataan tanah, pengelolaan tanah, serta dokumentasi penyediaan tanah; 3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang fasilitasi pencadangan, identifikasi dan penataan tanah, pengelolaan tanah, serta dokumentasi penyeiaan tanah; 4) Pelaksana bimbingan teknis dan supervisi di bidang fasilitasi pencadangan, identifikasi dan penataan tanah, pengelolaan tanah, serta dokumentasi penyeiaan tanah; 5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat; dan 6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur Jenderal. 5. Direktorat Pembangunan Permukiman Transmigrasi a. Tugas Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, di bidang penyiapan dan evaluasi lahan permukiman, penyiapan dan evaluasi sarana permukiman. Penyiapan dan evaluasi prasarana permukiman, serta kelayakan permukiman. b. Fungsi 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan dan evaluasi lahan permukiman, penyiapan dan evaluasi sarana permukiman, penyiapan dan evaluasi prasarana Permukiman, serta kelayakan permukiman; 8

16 2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan dan evaluasi lahan permukiman, penyiapan dan evaluasi sarana permukiman, penyiapan dan evaluasi prasarana Permukiman, serta kelayakan permukiman; 3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyiapan dan evaluasi lahan permukiman, penyiapan dan evaluasi sarana permukiman, penyiapan dan evaluasi prasarana Permukiman, serta kelayakan permukiman; 4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyiapan dan evaluasi lahan permukiman, penyiapan dan evaluasi sarana permukiman, penyiapan dan evaluasi prasarana Permukiman, serta kelayakan permukiman; 5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyiapan dan evaluasi lahan permukiman, penyiapan dan evaluasi sarana permukiman, penyiapan dan evaluasi prasarana permukiman, serta kelayakan permukiman; 6) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Pembangunan Permukiman; dan 7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktorat Jenderal. 6. Direktorat Penataan Persebaran Penduduk a. Tugas Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, di bidang penyiapan perpindahan, penyiapan calon transmigran dan penduduk setempat. Pelayanan perpindahan serta penataan dan adaptasi. b. Fungsi 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan perpindahan, penyiapan calon transmigran dan penduduk setempat. Pelayanan perpindahan serta penataan dan adaptasi; 2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan perpindahan, penyiapan calon transmigran dan penduduk 9

17 setempat. Pelayanan perpindahan serta penataan dan adaptasi; 3) Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyiapan perpindahan, penyiapan calon transmigran dan penduduk setempat. Pelayanan perpindahan serta penataan dan adaptasi; 4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyiapan perpindahan, penyiapan calon transmigran dan penduduk setempat. Pelayanan perpindahan serta penataan dan adaptasi; 5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyiapan perpindahan, penyiapan calon transmigran dan penduduk setempat. Pelayanan perpindahan serta penataan dan adaptasi; 6) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Penataan Persebaran Penduduk; dan 7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktorat Jenderal. D. DUKUGAN PERSONIL (UPDATE) Dukungan personil di lingkungan Direktorat Jenderal PKP2Trans per tanggal 31 Desember 2015 adalah sejumlah 323 orang dengan rincian sebagai berikut: 1. Pejabat Eselon I : 1 orang 2. Pejabat Eselon II : 6 orang 3. Pejabat Eselon III : 25 orang 4. Pejabat Eselon IV : 59 orang 5. Pejabat Fungsional : 3 orang 6. Staf : 229 orang 10

18 BAB II PERENCANAAN KINERJA Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi (PKP2Trans) Tahun 2015 ditetapkan berdasarkan evaluasi terhadap pelaksanaan program tahun-tahun sebelumnya, lingkungan strategis yang berkembang saat ini dan ke depan, kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan, serta beban tugas Direktorat Jenderal PKP2Trans. A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) TAHUN Visi dan Misi Sejalan dengan Agenda Prioritas Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang tertuang di dalam Agenda Prioritas dan Nawa Cita, Direktorat Jenderal PKP2Trans mengacu pada Visi Pembangunan Nasional Tahun yaitu TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG. Sebagai upaya dalam pencapaian visi tersebut, maka misi pembangunan dirumuskan sebagai berikut : a. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. b. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. c. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 11

19 2. Tujuan Pembangunan Nasional a. Pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap dan terencana dalam tahapan jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan. Sesuai dengan arahan RPJPN , visi pembangunan nasional tahun adalah: Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta aman dan bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Sedangkan dalam pembangunan Tahap III, RPJMN ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat. 3. Agenda Prioritas Nasional Sembilan Agenda Strategis Prioritas dalam pemerintahan lima tahun ke depan disebut dengan NAWACITA sebagai agenda prioritas pembangunan nasional, sbb : 1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. 2) Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsabangsa Asia lainnya. 7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8) Melakukan revolusi karakter bangsa. 9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 12

20 4. Tujuan Pembangunan Transmigrasi Keterkaitan bidang transmigrasi dengan Agenda Prioritas Pembangunan Nasional, adalah : membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya; membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Tujuan penyelenggaraan transmigrasi dalam mendukung pembangunan nasional adalah : 1) Meningkatkan kesejahteraan transmigran dan msyarakat sekitarnya; 2) Meningkatkan dan memeratakan pembangunan daerah; 3) Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. 5. Sasaran Pembangunan Bidang Ketransmigraian (Ditjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi) Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun , pembangunan Bidang Ketransmigrasian terkait dengan Nawa Cita ke 3 yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Sasaran pembangunan Bidang Ketransmigrasian yaitu Terbangun dan berkembangnya 144 kawasan yang berfokus pada 72 Satuan Permukiman (SP) menjadi pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) yang merupakan pusat pengolahan hasil pertanian/perikanan dan mendukung sasaran kemandirian pangan nasional. 6. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Ketransmigrasian (Ditjen Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi) a. Perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi, termasuk pembinaan potensi kawasan, perencanaan sarana dan prasarana, persebaran penduduk, serta perencanaan pengembangan masyarakatnya. 13

21 b. Penyediaan lahan transmigrasi, melalui penyediaan lahan untuk permukiman, usaha, serta prasarana dan sarana; c. Pemenuhan prasarana dan sarana di kawasan transmigrasi sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Nasional, meliputi : 1) Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana dasar, meliputi: (1) Lokasi permukiman transmigrasi di daerah tertinggal dan perbatasan: jalan lokal primer, jalan lingkungan, drainase dan dermaga, pelayanan pendidikan dasar setingkat sekolah dasar, pelayanan kesehatan setingkat pos kesehatan desa, perumahan, dan sarana pelayanan umum; (2) Lokasi Pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP)/Desa Utama : jalan lokal primer, jalan lingkungan, drainase dan dermaga, pelayanan pendidikan dasar setingkat sekolah menengah pertama, pelayanan kesehatan setingkat pos kesehatan masyarakat, perumahan dan sarana pelayanan umum; (3) Lokasi Kawasan Perkotaan Baru (KPB): jalan kolektor, jalan lokal sekunder, jalan lingkungan, drainase dan dermaga, pelayanan pendidikan paling rendah setingkat menengah atas, kesehatan paling rendah setingkat pusat kesehatan masyarakat rawat inap, permukiman, dan sarana pelayanan umum; dan (4) Lokasi Kawasan Transmigrasi: prasarana intra dan antarkawasan (jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal). 2) Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi, meliputi: (1) Lokasi permukiman transmigrasi di daerah tertinggal dan perbatasan: irigasi, lantai jemur, gudang, dan lain-lain; (2) Lokasi Pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP)/ Desa Utama: industri pengolahan primer, pasar, terminal, dan lainlain; dan 14

22 (3) Lokasi Kawasan Pekotaan Baru (KPB) : industri pengolahan sekunder, outlet dan pasar untuk kegiatan perdagangan dan jasa, serta terminal dan lain-lain. 3) Pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana utilitas umum yaitu transportasi, energi, air minum, dan telekomunikasi, meliputi (1) Lokasi permukiman transmigrasi di daerah tertinggal dan perbatasan: transportasi, energi, air minum, dan telekomunikasi; (2) Lokasi Pusat Satuan Kawasan Pengembangan (SKP)/Desa Utama: transportasi, energi, air minum, dan telekomunikasi; dan (3) Lokasi Kawasan Perkotaan Baru (KPB): ruang terbuka hijau, transportasi, energi, air minum, dan telekomunikasi. B. TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PKP2TRANS. 1. Tujuan a. Menyediakan tanah untuk kebutuhan pembangunan permukiman di kawasan transmigrasi melalui fasilitasi pengadaan tanah sampai dengan pengurusan hak atas tanah; b. Mewujudkan perencanaan kawasan transmigrasi berupa perencanaan Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) atau LPT, perencanaan SKP, perencanaan teknis satuan permukiman, sarana dan prasarana serta perencanaan SDM; c. Mewujudkan permukiman transmigrasi yang layak dan infrastruktur kawasan yang dapat mengintegrasikan antar permukiman dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi; d. Meningkatkan peran serta lembaga pemerintah, lemabaga non pemerintah dan masyarakat melalui promosi, publikasi dan motivasi serta mediasi; e. Mendorong perpindahan dan penempatan transmigrasi yang terarah, tertib dan serasi untuk mengurangi tekanan kependudukan daerah asal dan memenuhi kebutuhan SDM di kawasan transmigrasi; f. Melaksanakan pembinaan teknis dan manajemen Direktorat Jenderal. 15

23 2. Sasaran a. Tersedianya lahan untuk pembangunan kawasan transmigrasi dalam rangka pembangunan perdesaan; b. Tersedianya rencana pembangunan kawasan transmigrasi dan rencana penataan persebaran penduduk di kawasan transmigrasi; c. Termanfaatkannya dan terkelolanya sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui pembangunan kawasan transmigrasi dalam bentuk WPT atau LPT yang layak; d. Terwujudnya persebaran penduduk yang serasi dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan hidup di kawasan transmigrasi; e. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan; f. Tersedianya dukungan manajemen dan teknis terhadap pelaksanaan pembangunan permukiman transmigrasi dan perpindahan transmigrasi. 3. Kebijakan Kebijakan Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi untuk mencapai tujuan pembangunan ketransmigrasian adalah mengembangkan potensi sumber daya alam perdesaan terintegrasi dengan pengembangan perkotaan dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah dalam bentuk WPT atau Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT), serta fasilitasi perpindahan dan penempatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia dan memberikan peluang usaha di kawasan transmigrasi. Secara umum strategi yang ditempuh dalam menjabarkan kebijakan tersebut adalah: a. Mengintegrasikan pembangunan WPT atau LPT dengan pemugaran permukiman penduduk setempat, pembangunan permukiman pada kawasan potensial dan revitalisasi permukiman transmigrasi yang ada untuk membentuk atau mendukung kawasan perkotaan baru dengan skema Kota Terpadu Mandiri (KTM); b. Menetapkan produk unggulan sejak perencanaan dan pembangunan permukiman melalui pola pengembangan agribisnis dan agroindustri; c. Mengembangkan investasi melalui kerjasama kemitraan Badan Usaha dengan masyarakat di kawasan transmigrasi; d. Memberikan akses kepada masyarakat terhadap informasi potensi dan peluang yang tersedia di kawasan transmigrasi; 16

24 e. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia calon transmigran serta pembekalan mental dan etos kerja; f. Meningkatkan kualitas seleksi calon transmigran; g. Meningkatkan kualitas mediasi kerjasama antar daerah. 4. Strategi a. Mempercepat pekerjaan agar penempatan transmigrasi tidak selalu menumpuk di akhir tahun. Langkah yang ditempuh: 1) Mencermati dan menelaah DIPA dan POK sebagai antisipasi terhadap adanya kegiatan yang dapat menghambat pelaksanaan program dan anggaran, sehingga sedini mungkin dapat dieliminasi; 2) Menetapkan pengelola anggaran termasuk pembentukan panitia lelang dan panitia penerima barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 3) Mempersiapkan lelang pekerjaan fisik jadwal yang ditetapkan. b. Mengefektifkan dan mengefisienkan pelaksanaan kegiatan dan anggaran dengan melakukan pengendalian secara berjenjang; c. Menjamin kesinambungan pelaksanaan kegiatan dan anggaran dengan: 1) Mewajibkan dinas provinsi dan dinas kabupaten/kota penerima Dana Tugas Pembantuan untuk menyampaikan laporan kegiatan fisik dan keuangan secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 2) Menertibkan pemanfaatan barang-barang yang diperoleh melalui dana APBN yang merupakan barang milik negara. Oleh karena itu, pelaporan pengadaan dan mutasi barang harus disampaikan ke Pusat secara tertib. d. Perencanaan teknis permukiman dan penempatan transmigrasi dilaksanakan dengan: 1) Sesuai dengan Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten; 2) Memenuhi kriteria clear dan clean (2 C); 3) Mengedepankan pendekatan sosial budaya, dalam arti sudah menjadi kesepakatan hasil musyawarah dengan penduduk setempat yang dituangkan dalam berita acara musyawarah yang disahkan dengan Keputusan Badan Perwakilan Desa; 4) Diprioritaskan kepada kawasan yang sudah ada SP-nya terdapat sisa areal HPL; 17

25 5) Diprioritaskan kepada calon lokasi yang mempunyai aksesibilitas yang baik dan didukung oleh program sektor lain terkait; 6) Berada di kawasan yang sudah ada kerjasama atau potensial untuk dikerjasamakan dengan memprioritaskan pihak swasta. e. Penyediaan tanah transmigrasi yang memenuhi kriteria clear dan clean (2C) dan Layak huni, layak berkembang, layak usaha (3L); f. Membangun komitmen para stakeholders penyelenggaraan transmigrasi (pemerintah, dunia usaha, masyarakat dan lembaga keuangan); g. Menyiapkan pembangunan yang memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan; h. Memfasilitasi perpindahan dan penempatan yang baik, melalui seleksi yang mengacu pada Peraturan Menakertrans Nomor: 208/MEN/2004 tentang Persyaratan Calon Transmigran serta Siap Terima Penempatan (STP) harus diterbitkan oleh Gubernur atau pejabat yang memberi kewenangan berdasarkan pemberitahuan kesiapan layak huni dari Bupati dan hasil penilaian Tim Layak Huni. 5. Program Dukungan anggaran pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi dialokasikan pada satu program, yaitu Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi. Pelaksanaan program tersebut dijabarkan menjadi 6 kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing unit eselon II, yaitu : (1) Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi, (2) Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, (3) Penyediaan Tanah Transmigrasi, (4) Pembangunan Permukiman Transmigrasi, (5) Penataan Persebaran Penduduk, dan (6) Dukungan Teknis dan Manajemen. Untuk mewujudkan sasaran Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi 2015, Direktorat Jenderal PKP2Trans memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp ,- dengan rincian sebagaimana Tabel

26 Tabel 2.1 : Alokasi Anggaran Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015 No Kegiatan Pagu DIPA (x Rp. 000) I Pusat Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Penyediaan Tanah Transmigrasi Pembangunan Permukiman Transmigrasi Penataan Persebaran Penduduk Dukungan Teknis dan Manajemen Direktorat Jenderal PKP2Trans II Tugas Pembantuan Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi 3 Penyediaan Tanah Transmigrasi Pembangunan Permukiman Transmigrasi Penataan Persebaran Penduduk Dukungan Teknis dan Manajemen Direktorat Jenderal PKP2Trans TOTAL Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan pada 112 Satuan Kerja dengan rincian 6 Satuan Kerja Pusat dengan alokasi anggaran Rp ,-, 33 Satuan Kerja Provinsi dengan alokasi anggaran Rp ,- dan 73 Satuan kerja Kabupaten dengan alokasi anggaran Rp ,- C. RENCANA KERJA TAHUNAN & PERJANJIAN KINERJA Mengacu pada Peraturan Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 dan RPJMN Tahun , mengawali pelaksanaan tugas Tahun 2015 disusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015 sebagaimana Tabel 2.3: 19

27 Tabel 2.3. Rencana Kinerja Tahunan SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN Terbangunnya permukiman transmigrasi dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak Penetapan Kawasan Transmigrasi Jumlah transmigran yang difasilitasi penempatan pada Satuan Permukiman Transmigrasi Jumlah kawasan yang ditempatkan Menteri 49 SP KK 48 Kawasan 7 KK Rencana Kinerja Tahun 2015 sebagaimana yang telah disusun diperkuat dengan bentuk Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) yang ditandatangani oleh penanggungjawab Program dengan atasan lansung. Perjanjian Kinerja ini menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai sasaran strategis dengan indikator kinerja yang ditetapkan serta untuk mewujudkan Permukiman dalam Kawasan Transmigrasi sebagai Tempat Tinggal dan Tempat Berusaha yang Layak sebagai indiktor Kinerja Utama. Perjanjian Kinerja Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi yang menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015 telah disepakati pada bulan Juni 2015, sebagaimana pada tabel 2.3. Tabel 2.4 : Perjanjian Kinerja Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN Terbangunnya permukiman Jumlah transmigran yang 49/ SP / transmigrasi dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha difasilitasi penempatan pada Satuan Permukiman Transmigrasi 3.559/ 48 KK / Kawasan yang layak Penetapan Kawasan Transmigrasi Jumlah kawasan yang ditempatkan Menteri 7 KK 20

28 Indikator Kinerja sebagaimana yang tercantum pada RKT dan PKT pada tabel 2.2 dan 2.3 sudah dituangkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun yang disahkan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun Indikator tersebut juga menjadi acuan pengukuran penghitungan satuan biaya oleh Direktorat Jenderal Anggaran. Tabel.2.5 Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS INIDKATOR KINERJA TARGET 1. Tersedianya Kawasan Transmigrasi Jumlah Rencana Kawasan Transmigrasi 2. Tersedianya Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Jumlah Rencana Pembangunan dan pengembangan Kawasan Transmigrasi 7 Kawasan 23 Kawasan 3 Terdistribusinya lahan kepada masyarakat desa melalui Pembangunan Kawasan Transmigrasi 4 Terbangunnya Permukiman Transmigrasi 5. Tertatanya persebaran penduduk di permukiman transmigrasi pada Kawasan Transmigrasi Jumlah luas lahan yang memenuhi kriteria clear and clean Jumlah SP dalam SKP yang sarana dan prasarananya sesuai NSPK. Jumlah transmigran yang difasilitasi penempatan pada permukiman transmigrasi Ha 49 SP/ KK KK 21

29 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA 1. Capaian Kinerja Tahun 2015 Tahun 2015 merupakan tahun pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun Penyusunan Laporan Kineja Tahun 2015 selain menyampaikan capaian kinerja Tahun tersebut juga membanding capaian kinerja tahun sebelumnya dan selama 5 tahun Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target yang telah disepakati pada awal tahun dengan realisasi yang dicapai pada akhir tahun pelaksanaan kegiatan. Pengukuran capaian kinerja pelaksanaan Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015 berpedoman pada dokumen Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahunan yang telah disepakati pada bulan Juni 2015, dengan pertimbangan bahwa Indikator Kinerja Kegiatan telah disepakati oleh BAPPENAS dan Direktorat Jenderal Anggaran dan ditetapkan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; Sasaran : Terwujudnya 49 Permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak bagi KK Transmigran, dan ditetapkannya kawasan transmigrasi sebanyak 7 kawasan. Sasaran tersebut dapat dicapai melalui Program Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi, yang operasionalnya didukung oleh kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi a. Identifikasi dan Informasi Potensi Kawasan b. Advokasi Kawasan c. Perencanaan Kawasan 22

30 d. Fasilitasi Penetapan Kawasan e. Mediasi dan Kerjasama Antar Daerah Sasaran yang akan dicapai adalah Tersedianya Kawasan Transmigrasi sebagai perwujudan pembangunan Satuan Kawasan Permukiman (SKP) dan Satuan Permukiman (SP). Sasaran ini merupakan tanggung jawab Direktorat Bina Potensi Kawasan Transmigrasi, dilaksanakan melalui kegiatan Pembinaan Potensi Kawasan Transmigrasi. 2. Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi a. Perencanaan Teknis Satuan Kawasan Pengembangan b. Perencanaan Teknis Satuan Permukiman c. Perencanaan Sarana dan Prasarana Kawasan d. Perencanaan Pengembangan Masyarakat Sasaran yang akan dicapai adalah Tersedianya Rencana Pembangunan Kawasan Transmigrasi, Rencana Penataan Persebaran Penduduk dan Rencana Pengembangan Kawasan Transmigrasi. Sasaran ini merupakan tanggung jawab Direktorat Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, yang dilaksanakan melalui kegiatan Perencanaan Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi. 3. Penyediaan Tanah Transmigrasi a. Fasilitasi Pencadangan Tanah b. Identifikasi dan Penataan Tanah c. Pengelolaan Tanah d. Dokumentasi Penyediaan Tanah Sasaran yang akan dicapai adalah Terdistribusikannya Lahan kepada Masyarakat desa melalui Pembangunan Kawasan Transmigrasi. Sasaran ini merupakan tanggung jawab Direktorat Penyediaan Tanah Transmigrasi, yang dilaksanakan melalui kegiatan Penyediaan Tanah Transmigrasi. 4. Pembangunan Permukiman Transmigrasi a. Penyiapan dan Evaluasi Lahan Permukiman b. Penyiapan dan Evaluasi Sarana Permukiman c. Penyiapan dan Evaluasi Prasarana Permukiman d. Kelayakan Permukiman Sasaran yang akan dicapai adalah Termanfaatkannya dan terkelolanya sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui pembangunan kawasan 23

31 transmigrasi dalam bentuk WPT atau LPT yang layak. Sasaran ini merupakan tanggung jawab Direktorat Pembangunan Permukiman Kawasan Transmigrasi, dilaksanakan melalui kegiatan Pembangunan Permukiman Transmigrasi. 5. Penataan Persebaran Penduduk a. Penyiapan Perpindahan b. Penyiapan Calon Transmigran dan Penduduk Setempat c. Pelayanan Perpindahan d. Penataan dan Adaptasi Sasaran yang akan dicapai adalah Terwujudnya persebaran penduduk yang serasi dengan daya dukung sumber daya alam dan daya tampung lingkungan hidup di kawasan transmigrasi. Sasaran ini merupakan tanggung jawab Direktorat Penataan Persebaran Penduduk, dilaksanakan melalui kegiatan Penataan Persebaran Penduduk. 6. Dukungan Teknis dan Manajemen a. Penyiapan penyusunan program, anggaran dan laporan pelaksanaan tugas b. Pelayanan pelaksanaan anggaran dan BMN c. Layanan kerumahtanggaan perkantoran dan pembinaan pegawai d. Penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria serta kelembagaan Tersedianya dukungan manajemen dan teknis terhadap pelaksanaan pembangunan transmigrasi dan perpindahan transmigrasi, sasaran ini harus dicapai oleh Sekretariat Direktorat Jenderal. Masing-masing kegiatan memberikan kontribusi 1 indikator kinerja dengan satuan target sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan. Adapun indikator kinerja kegiatan serta target yang mendukung pencapaian sasaran program disajikan pada tabel 3,1 berikut: Tabel 3.1 Indikator Kinerja Kegiatan dan Target 2015 (RPJMN ) NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 Jumlah Rencana Kawasan Transmigrasi Kawasan 7 2 Jumlah Rencana pembangunan dan Pengembangan Transmigrasi kawasan 23 3 Jumlah Luas Lahan yang memenuhi kriteria Clear Ha

32 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET and Clean 4 Jumlah SP dalam SKP yang sarana dan prasarananya sesuai NSPK 5 Jumlah transmigran yang difasilitasi penempatan pada permukiman transmigrasi SP/KK 49/4.100 KK Pelayanan teknis dan administrasi bulan 12 Berdasarkan 6 (enam) indikator kinerja kegiatan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1 untuk mendukung tercapainya sasaran kinerja Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi Tahun 2015 yaitu: Terwujudnya 49 Permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak bagi KK Transmigran. Realisasi capaian indikator kinerja utama Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi, disajikan pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama NO INDIKATOR KINERJA UTAMA 1 Transmigran yang difasilitasi penempatan pada Satuan Permukiman SATUAN TARGET REALISASI % SP ,04 KK ,25 Kawasan ,16 2 Kawasan yang ditetapkan Kawasan ,60 2. Persandingan Realisasi Capaian Kinerja Untuk mengukur perkembangan capaian kinerja Tahun 2015 dengan tahun 2014 dapat diilustrasikan pada Tabel 3.3. berikut: Tabel 3.3 Persandingan Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2014 dan 2015 No INDIKATOR KINERJA Satuan Target Realisasi Target Realisasi 1 Jumlah Rencana Kawasan Transmigrasi 2 Jumlah Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi Kawasan (99,28%) Kws ,95%) 7 23 (191,60%) (117,39%) 25

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2009

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.9, 2014 KEPENDUDUKAN. Transmigrasi. Wilayah. Kawasan. Lokasi. Pemukiman. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5497) PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2009

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 29

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1933, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Proses. Bisnis. Level O PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa ketimpangan persebaran

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.793, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Laksana. Penataan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TATALAKSANA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA 1 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon ARAH DAN SASARAN PEMBINAAN PENGELOLAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN Jakarta, 12 Mei 2015 1 OUTLINE A. DASAR HUKUM B. PEMBAGIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN NEGARA C. SIKLUS PENYUSUNAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.253/MEN/X/2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA PERCEPATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Disampaikan dalam Rakor Proyek Pendanaan IDB oleh Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH. M.Hum Inspektur Jenderal Kementerian Riset,

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS GIZI: Magnitude dalam Membanguan Manusia dan Masyarakat Permasalahan gizi merupakan permasalahan sangat mendasar bagi manusia Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH

KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH 2015-2019 Oleh: Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jakarta, 18 Februari 2016 1

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN JANUARI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN JANUARI TAHUN 2015 Nomor 01 Bulan Januari 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN JANUARI TAHUN 2015 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN PEBRUARI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN PEBRUARI TAHUN 2015 Nomor 02 Bulan Pebruari 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT LINGKUP KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SULAWESI BARAT BULAN PEBRUARI TAHUN 2015 Alokasi anggaran pusat yang dikelola oleh Kanwil

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) DISKUSI KONDISI KUALITAS KESEHATAN DAN KEBUTUHAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA DALAM KERANGKA KEMANDIRIAN KESEHATAN INDONESIA BERBASIS PERDESAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun 2015-2019 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 3 PENDAHULUAN... 4 Latar Belakang... 4 Landasan Hukum. 5 Tugas Pokok dan Fungsi. 6 SASARAN KEGIATAN

Lebih terperinci

2017, No tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomo

2017, No tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomo No.1027, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Penataan Persebaran Penduduk. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI

Lebih terperinci

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Tahun Sidang

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke No. 426, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Akuntabilitas Kinerja. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Soekarno-Hatta No. 532 Telp. 7564327,

Lebih terperinci

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridho dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Tahun Anggaran ini tanpa kendala

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009 Menimbang : a. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas perencanaan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,

Lebih terperinci

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015-2019 Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Direktur Jenderal Kebudayaan Hotel Mercure Ancol Jakarta, 16 April

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci