BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu lembaga-lembaga ekonomi mulai dari tingkat daerah,nasional
|
|
- Vera Hardja
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan kewirausahaan beberapa tahun terakhir memang menjadi isu lembaga-lembaga ekonomi mulai dari tingkat daerah,nasional bahkan internasional. Kecenderungan ini karena keyakinan bahwa kewirausahaan adalah kunci untuk sejumlah hasil-hasil sosial yang diinginkan, termasuk pertumbuhan ekonomi, pengangguran yang lebih rendah, dan modernisasi teknologi. Saat ini pengangguran menjadi masalah serius yang sulit di atasi di Indonesia. Beberapa program pemerintah untuk mengurangi pengangguran belum mampu menggurangi pengangguran secara signifikan. Alasanya karena pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, dan tidak di imbangi dengan bertambahnya lapangan pekerjaan. Pada tahun 2015, pengangguran terbuka menurut pendidikan tinggi masih terhitung tinggi. Hal ini dapat di katakan pengangguran terbanyak pada penduduk yang berpendidikan. Hal ini bisa dilihat dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015 menyebutkan jumlah sarjana (S-1) yang menganggur sebanyak orang. Tingkat pengangguran terdidik yang berstatus sarjana juga dikhawatirkan akan terus meningkat jika perguruan tinggi sebagai lembaga pencetak sarjana tidak memiliki kemampuan mengarahkan peserta didik atau alumninya menciptakan lapangan pekerjaan setelah lulus nanti. Di tambah dengan rendahnya niat generasi muda Indonesia untuk berwirausaha, yang 1
2 2 saat ini menjadi pemikiran serius berbagai pihak baik pemerintah,dunia pendidikan, dunia industri, maupun masyarakat. Menurut Azwar (2013:02) Kondisi yang di hadapi saat ini akan semakin di perburuk dengan situasi persaingan global ( misal pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA ) yang akan menghadapkan lulusan perguruan tinggi Indonesia yang bersaing secara bebas dengan lulusan dari perguruan tinggi asing. Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak berorientasi sebagai pencari kerja ( job seeker ) namun dapat dan siap menjadi pencipta lapangan pekerjaan ( job creactor ) juga. Hal ini disebabkan sistem pembelajaran yang diterapkan diberbagai perguruan tinggi saat ini,yang umumnya lebih terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan memperoleh pekerjaan, dan memarginilkan kesiapan untuk menciptakan pekerjaan (Siswoyo, 2009:02). Menurut Sukmaningrum dan Rahardjo (2017:02), Wirausaha memiliki manfaat untuk memberikan peluang dan kebebasan pada individu untuk menentukan nasib sendiri dalam mencapai tujuan hidup dalam mencapai sebuah kesuksesan. Selanjutnya, wirausaha juga memberikan kesempatan pada individu untuk mendapatkan perubahan kualitas hidup individu secara ekonomi tanpa harus bergantung kepada orang lain. Dengan melakukan wirausaha, individu dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki, terutama bagi individu yang menyukai tantangan dalam bekerja. Masalah ini disebabkan rendahnya niat seseorang terjun lansung didunia kewirausahaan dan menjadikannya karir yang menjanjikan. Terbentuknya paradigma yang salah di masyarakat dalam mengartikulasikan
3 3 kewirausahaan, sehingga efikasi diri yang ditanamkan dalam dunia kewirausahaan penuh dengan resiko. Dampak ini bisa dilihat dari rendahnya pertumbuhan wirausahawan baru dimasyarakat. Menurut Suriani (2013:02) Saat ini jiwa wirausaha tidak banyak di miliki oleh setiap generasi muda Indonesia. Rendahnya jiwa kewirausah di kalangan muda sangat berpengaruh negatif terhadap kemakmuran bangsa Indonesia. Para lulusan sarjana banyak menjadi pengangguran karena kurangnya pemahaman tentang makna wirausaha. Menurut Widawati (2012:02), Menumbuhkan jiwa wirausahawan bagi mahasiswa perguruan tinggi dapat merupakan alternatif untuk mengurangi tingkat pengangguran. Sejalan dengan pendapat Azwar (2013:02) Menumbuhkan jiwa kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi dipercaya merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena para sarjana diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri. Menurut Suhartini dan Sirine (2011:02), Dalam menyikapi persaingan dunia bisnis masa kini dan masa depan yang lebih mengandalkan pada knowledge dan intelectual capital, maka agar dapat menjadi daya saing bangsa, pengembangan wirausahawan muda perlu diarahkan pada kelompok orang muda terdidik (intelektual). Mahasiswa yang adalah calon lulusan perguruan tinggi perlu didorong dan ditumbuhkan niat mereka untuk berwirausaha (Interpreneurial intention). Mahasiswa menurut Daryanto (2012: 85) adalah sumberdaya manusia yang paling diharapkan untuk dapat menjadi wirausahawan handal, dan
4 4 perguruan tinggi adalah tempat menciptakan iklim yang bagus untuk mengembangkan gugus ide dan kreatifitas sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusan sarjana yang menjadi wirausahawan baru yang mampu mencerahkan dan berdaya saing. Pertanyaan yang sering dikemukakan oleh para ahli adalah;...apa yang membuat beberapa orang lebih berjiwa kewirausahaan dari yang lain? Dapatkah para pembuat kebijakan melakukan sesuatu untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan? (Licht, 2007 dalam Sarwoko, 2011: 127) Menurut Zimmerer (dalam Azwar, 2013:02) menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelengaraan pendidikan kewirauasaan. Pendidikan tinggi di tuntut untuk menyemarakkan program pendidikaanya yang berjiwa entrepreneur. Mahasiswa yang menekuni ilmu manajerial khususnya kewirausahaan, diharapkan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga hal ini akan mampu membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Dengan kondisi tersebut, maka perguruan tinggi harus mampu menyiapkan anak didiknya, agar menjadi wirausaha yang unggul, dan tidak menggantungkan kerja diorang lain, tetapi diperlukan keberanian untuk membuka usaha sendiri atau berwirausaha. Menurut Nurseto (2010:05), Pendidikan tinggi dituntut untuk mengembangkan program pendidikannya yang berjiwa entrepreneur. Ada beberapa hal yang memberikan ciri dasar pendidikan entrepreneur. Pertama, pendidikan tersebut lebih menitik beratkan pada penggalian potensi diri setiap peserta didik. Kedua, menyediakan para pengajar yang berlatar kewirausahaan adalah satu kemutlakan yang perlu di penuhi.
5 5 Menurut Wiyanto (2015:04) peran kampus dalam mengembangkan kewirausahaan di kampus dapat di lakukan dengan memberikan dukungan akademik menjadi fasilitator dalam memotivasi, mengarahkan dan penyedia sarana dan prasarana dalam mempersiapkan sarjana yang mempunyai motivasi kuat, keberanian, kemampuan serta karakter pendukung dalam mendirikan bisnis baru. Menurut Lestari dan Wijaya (2012:02) Pendidikan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku pada mahasiswa menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) sejati sehingga mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai pilihan karir. Namun, pengaruh tersebut perlu dikaji lebih lanjut apakah dengan adanya mata kuliah kewirausahaan dapat melahirkan niat berwirausaha bagi mahasiswa. Oleh karena, itu perlu adanya penelitian untuk mengidentifikasi faktor yang mendorong niat berwirausaha mahasiswa mengingat pentingnya kewirausahaan bagi kesejahteraan ekonomi dan sosial. Menurut Suherman dalam (Atdmaja, 2016:04) Menjelaskan bahwa pendidikan kewirausahaan bertujuan mencetak wirausaha yang kreatif dalam artian individu yang memiliki kreatifitas yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan hidupnya kelak, khususnya di dunia usaha atau profesi lainnya, sehingga bisa terbentuk jiwa wirausaha pada diri seseorang dengan segala kompetensinya. Melalui pendidikan kewirausahaan, mahasiswa diajak dan diarahkan agar mereka mampu membuka wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan karena dapat dijadikan potensi untuk dapat memberikan
6 6 kehidupan yang baik pada kondisi dunia pekerjaan sekarang ini. Selain itu untuk menunjang pendidikan kewirausahaan perlu adanya suatu aktivitas wirausaha, dimana aktivitas ini memberikan pengalaman yang sebenarnya dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya di dunia usaha. Pendidikan kewirausahaan akan mendorong para mahasiswa agar memulai mengenali dan membuka usaha atau berwirausaha. Pola pikir yang selalu berorientasi menjadi karyawan diputarbalik menjadi berorientasi untuk mencari karyawan. Dengan demikian kewirausahaan dapat diajarkan melalui penanaman nilai-nilai kewirausahaan yang akan membentuk karakter dan perilaku untuk berwirausaha agar para peserta didik kelak dapat mandiri dalam bekerja atau mandiri usaha. Dinamika kecemasan menghadapi suatu perilaku yang ditinjau dari kognitif terjadi karena adanya persepsi negatif kemampuan yang dimilikinya seperti merasa tidak punya persiapan diri, merasa tidak mampu menghadapi hambatan, tidak mampu mengontrol respon fisik, hal tersebut menyebabkan kecemasan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Selain pendidikan kewirausaha efikasi diri mahasiwa juga di perlukan karena efikiasi merupakan penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Efikasi diri berbeda dengan aspirasi (citacita), karena cita-cita menggambarkan sesuatu yang ideal yang seharusnya dapat dicapai, sedang efikasi menggambarkan penilaian kemampuan diri. Efikasi diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau self knowwledge yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-
7 7 hari. Hal ini disebabkan efikasi diri yang dimilik ikut mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan termasuk di dalamnya perkiraan berbagai kejadian yang akan di hadapi. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku tertentu, dan sejauh mana kalau dia memilih untuk melakukan perilaku tertentu itu dia mendapat dukungan dari orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupanya.(sarwoko, (2011:03) Niat berwirausaha di kalangan mahasiswa penting ditingkatkan, terutama mahasiswa pendidikan ekonomi. Mahasiswa pendidikan ekonomi secara formal memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola bisnis sehingga mereka diharapkan dapat menjadi sosok wirausaha yang didukung oleh pengetahuan dan keterampilan yang baik. Menurut Wibowo (2016:02) niat untuk menjadi wirausaha mandiri dipengaruhi juga secara langsung oleh karakteristik kepribadian individu, salah satunya adalah dorongan kebutuhan untuk berprestasi. Pada kasus niat untuk menjadi wirausah, karakteristik individual yang paling menentukan adanya kebutuhan dan dorongan kuat dari individu untuk dapat meraih kesuksesan dan membuktikan diri sebagai orang yang berhasil. Niat berwirausaha akhir-akhir ini mulai mendapat perhatian untuk di teliti karena diyakini bahwa suatu niat yang berkaitan dengan perilaku terbukti dapat menjadi cerminan dari perilaku sesungguhnya. Dalam teori planned behavior diyakini bahwa faktor-faktor seperti sikap,norma subjektif
8 8 akan membentuk niat seseorang dan selanjutnya secara langsung akan berpengaruh pada perilaku. Niat berwirausaha merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan wirausaha dengan tujuan tertentu yang dimiliki oleh individu. niat berwirausaha adalah representasi dari tindakan yang direncanakan untuk melakukan wirausaha. Selain itu niat berwirausaha dapat diartikan sebagai sebuah kemungkinan atau niat seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan dibutuhkan dengan melihat peluang yang ada dan tanpa mengabaikan resiko yang akan dihadapi di masa mendatang. Selain itu niat berwirausaha dapat diartikan sebagai sebuah kemungkinan atau niat seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan dibutuhkan dengan melihat peluang yang ada dan tanpa mengabaikan resiko yang akan dihadapi di masa mendatang. Namun pada kenyataannya, keinginan mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2015 untuk berwirausaha relatif rendah, seperti terlihat dari hasil observasi sebagian mahasiswa tidak menjadikan wirausaha sebagai fokus utama melanjutkan studinya setelah nanti lulus dari bangku kuliah, melainkan hanya untuk memenuhi syarat mata kuliah yang harus di ambil. Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi kepedulian dunia pendidikan terhadap kemajuan bangsana. Di dalam pedidikan kewirausahaan diperlihatkan diantaranya adalah nilai dan bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan. Dengan adanya pendidikan kewirausahaan
9 9 menjadi sangat diperlukan terlebih dilapangan banyak wirausaha yang masih rendah dalam kemampuan mengelola usahanya. Sehingga melalui pendidikan kewirausahaan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan sikap berwirausahanya. Pendidikan ekonomi di harapkan mempunyai peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam penciptaan dan pembangunan dalam dunia kependidikan dan dunia bisnis karena mahasiswanya telah dibina dan di persiapkan menjadi tenaga pendidik dan sebagai pelaku-pelaku bisnis (Wirausaha) yang terampil dan kreatif dan mempunyai daya tahan terhadap perubahan ekonomi. Pendidikan kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan teoritis mengenai konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset) seorang wirausaha. Hal ini merupakan investasi modal untuk mempersiapkan para mahasiswa dalam memulai bisnis baru melalui integrasi pengalaman, dan pengetahuan penting untuk mengembangkan dan memperluas sebuah bisnis. Pada dasarnya, rendahnya niat berwirausaha dikalangan mahasiswa tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya rendahnya niat berwirausaha diduga adalah efikasi diri mahasiswa yang rendah keyakinan mahasiswa untuk memulai sebuah bisnis masih cenderung ragu dan takut jika akan mengalami kegagalan sehingga akhirnya lebih memilih untuk bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan dibanding menjadi seorang wirausaha. Program Studi Pendidikan Ekonomi dalam kurikulumnya telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan. Dalam kegiatan perkuliahan, telah diberikan teori-teori kewirausahaan serta praktik kewirausahaan. Selain
10 10 kegiatan perkuliahan kewirausahaan, Program Studi Pendidikan Ekonomi sering mengadakan seminar-seminar kewirausahaan. Tujuannya tidak lain agar mahasiswa memiliki mental berwirausaha serta mendorong untuk menjadi wirausaha yang sesungguhnya setelah mereka lulus sehingga jumlah wirausaha di Indonesia bertambah dan dapat mengurangi angka pengangguran. Berdasarkan hasil observasi Pada pendidikan kewirausahaan telah di dapatkan nilai-nilai mahasiswa reguler dan reguler mandiri yang mengikuti mata kuliah kewirausahaan pada semester ganjil angkatan Dilihat dari data nilai tersebut didapatkan bahwa mahasiswa mendapat nilai dengan standar rata-rata nilai. Serta belum tertanamnya sifat percaya diri yang menyebabkan rendahnya niat untuk berwirausaha. Terbukti dengan banyaknya responden yang setuju dengan mempelajari ilmu kewirausahaan dapat mempengaruhi niat berwirausaha. Dan menurut Widayati(2012:06) menyimpulkan bahwa efikasi diri(self efficary) berpengaruh positif dan singnifikan terhadap niat berwirausaha. Artinya semakin baik (self efficary,maka semakin baik niatnya untuk berwirausaha).
11 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa fakta yang menjadi permasalahan adalah : 1. Masih banyaknya lulusan sarjana yang menjadi pengangguran. 2. Rendahnya niat mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan 2015 untuk berwirausaha. 3. Tidak diterapkannya ilmu yang didapat di bangku kuliah. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini, agar masalah yang di teliti menjadi fokus. Penelitian ini di fokuskan pada Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi Diri yang dapat memberikan Niat Berwirausah kepada mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2015 FKIP UNJA. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat disusun rumusan masalah yaitu sebangai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2015 FKIP UNJA. 2. Apakah terdapat pengaruh Efikasi Diri terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2015 FKIP UNJA. 3. Apakah terdapat pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi Diri terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2015 FKIP UNJA.
12 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang di peroleh dari penelitian yang akan di lakukan antara lain: 1. Untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2015 FKIP UNJA. 2. Untuk mengetahui pengaruh Efikasi Diri terhadap Niat Berwirausaha mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2015 FKIP UNJA. 3. Untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi Diri terhadap Niat Berwirausah mahasiwa Pendidikan Ekonomi angkatan 2015 FKIP UNJA. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik segi teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi serta kajian untuk menilai Pendidikan Kewirausahaan, Efikasi Diri dan Niat Berwirausaha pada mahasiwa Pendidikan Ekonomi angkatan 2015 FKIP UNJA. 2. Manfaat praktis a. Bagi penulis Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman terkait permasalahan yang diteliti khususnya tentang
13 13 Pendidikan Kewirausahaan, Efikasi Diri dan Niat Berwirausaha Pendidikan Ekonomi angkatan 2015 FKIP UNJA. b. Bagi mahasiswa Sebagai bahan referensi tentang Pendidikan Kewirausahaan, Efikasi Diri dan Niat Berwirausaha Pendidikan Ekonomi angkatan 2015 FKIP UNJA. 1.7 Definisi Konsep 1. Niat Berwirausaha Niat berwirausaha adalah suatu kebulatan tekad untuk melakukan wirausaha dengan tujuan tertentu yang dimiliki oleh individu. Faktorfaktor niat berwirausaha adalah kepercayaan diri,fokus pada apa yang akan di dapat oleh seorang wirausaha, pekerja keras, serta berani dalam mengambil resiko dalam berwirausaha dan senantiasa berinovasi untuk mengembangkan usahanya. Serta indikator niat berwirausaha yaitu, perasaan senang, ketertarikan mahasiswa, perhatian mahasiswa, dan keterlibatan mahasiswa. 2. Pendidikan Kewirausahaan Pendidikan Kewirausahaan adalah hasil yang dapat dari pembelajaran kewirausahaan yang berupa pengetahuan serta nilai untuk membekali peserta didik menjadi seorang yang mampu berwirausaha yang di tunjukan indikator berupa nilai mata kuliah kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2015 Universitas Jambi.
14 14 3. Efikasi Diri Efikasi Diri merupakan keyakinan seseorang untuk dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan berbagai hasil yang bernilai positif dan bermanfaat. Indikatornya: 1) Tingkat Kesulitan Tugas, 2) Derajat Keyakinan atau Penghargaan, dan 3) Luas Bidang Perilaku. 1.8 Definisi Operasional 1. Niat Berwirausaha Pada penelitian ini untuk mengukur variabel (Y) Niat Berwirausaha dengan menggunakan indikator: Perasaan senang, Ketertarikan mahasiswa, Perhatian mahasiswa dan Keterlibatan mahasiswa. 2. Pendidikan Kewirausahaan Pada penelitian ini untuk mengukur variabel (X1) Pendidikan Kewirausahaan dengan menggunakan nilai mata kuliah kewirausahaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2015 Universitas Jambi. 3. Efikasi Diri Pada penelitian ini untuk mengukur variabel (X2) Efikasi Diri dengan menggunakan indikator: Tingkat Kesulitan, Derajat Keyakinan, dan luas bidang.
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena empiris yang terjadi di Indonesia. Tarbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia telah meningkatkan jumlah pengangguran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran intelektual belakangan ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia kini dihadapkan pada masalah peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Oleh karena itu pemerintah mulai
Lebih terperincimanusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak serta memiliki sumber kekayaan alam yang sangat melimpah. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia masih sangat kurang. Kurangnya profesi wirausaha pada masyarakat Indonesia ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan minat belajar mahasiswa terhadap mata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh tingginya persaingan diantara para pencari kerja, terutama persaingan pada lulusan universitas. Data Biro Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya penduduk Indonesia, saat ini sudah mencapai lebih dari 230 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan pekerjaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya masyarakat yang sulit menemukan lapangan pekerjaan menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah pencari kerja yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini isu mengenai pengembangan kewirausahaan menjadi kajian yang hangat karena kewirausahaan perannya sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Keinginan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi solusi yang dilematis namun terus saja terjadi setiap tahun. Saat ini pengangguran tak hanya berstatus lulusan SD sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tantangan dalam pembangunan suatu negara adalah menangani masalah pengangguran. Pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencari kerja (job seeker) merupakan salah satu penyebab tingginya angka pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi atau universitas dengan semakin meningkatnya jumlah pengangguran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Niat Berwirausaha Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat dari lapisan atas hingga ke lapisan bawah. Banyak masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS
i HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan oleh : DIYAH RETNO NING TIAS F
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewirausahaan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Kewirausahaan dapat diartikan sebagai the backbone of economy yaitu syaraf pusat perekonomian atau sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki jumlah wirausaha berkisar 1,65% dari jumlah penduduk (www.republika.co.id: 2015). Sementara itu, McClelland dalam Purnomo (2013:1) menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan merupakan negara keempat di dunia dengan penduduk terbesar. Menurut BPS (2010), tercatat jumlah penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja bagi para lulusan perguruan tinggi dengan semakin meningkatnya pengangguran intelektual beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan terbatas, kondisi tesebut menuntut mahasiswa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan pada suatu negara yang saat ini sedang di alami adalah mengenai pengangguran. Jumlah pengangguran semakin mengkhawatirkan pertahunnya terus bertambah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fenomena yang menjadi penghambat dari pertumbuhan perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di masa yang akan datang, sangatlah ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya Indonesia. Penyebabnya tidak lain adalah kurang tersedianya lapangan pekerjaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,
I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan dalam pembangunan suatu negara adalah menangani masalah pengangguran. Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu Negara yang sedang berkembang, peran para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mahasiswa adalah peserta didik yang melakukan proses pembelajaran pada perguruan tinggi. Mahasiswa dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pengetahuan dan globalisasi adalah kekuatan yang mendorong perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan ini, kreativitas,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini dikarenakan angka kelahiran lebih besar daripada angka kematian. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, demikian halnya di Indonesia. Pengangguran di Indonesia hampir separuhnya disumbangkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap lulusan perguruan tinggi mempunyai harapan dapat mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat selama studi sebagai salah satu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah penting di suatu negara, termasuk di Indonesia. Masalah pengangguran ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang diiringi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia kerja semakin menuntut manusia untuk lebih mampu bersaing dari kompetitornya, sehingga tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan yang layak sesuai yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor kewirausahaan sedang gencar digalakan oleh pemerintah Indonesia karena mampu menstimulasi pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal yang asing di Indonesia jika diantara penggangguran tersebut terdapat lulusan perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya yang akan meneruskan estafet kepemerintahan Indonesia, salah satu pilar pentingnya adalah mahasiswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesepakatan untuk menjadi bagian dari MEA atau masyarakat ekonomi ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus perdagangan barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, baik dalam bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan perekonomian di Indonesia masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran dan kemiskinan masih merupakan masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini dan beberapa tahun kedepan. Tingginya angka pengangguran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wirausaha (entrepreneur) yaitu sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang ada. Sosok
Lebih terperinciMenumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa
Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa Oleh : Nama : Angga Dwi Saputra NIM : 10.12.4714 Kelas : S1 SI 2E STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet semakin banyak dimanfaatkan oleh berbagai organisasi terutama organisasi bisnis, kegiatan dunia usaha yang menggunakan teknologi internet
Lebih terperinciPERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN
PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN Dwi Wahyu Pril Ranto Akademi Manajemen Administrasi (AMA) YPK Yogyakarta ABSTRAK Peran kampus sangat dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wirausahawan menawarkan kesempatan kepada individu untuk mendapatkan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewirausahaan beberapa dekade terakhir telah menjadi perhatian bagi instansi pendidikan dan pembuat kebijakan. Alasannya adalah karena dengan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah Angka pengangguran sarjana di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Data tahun 2004, tercatat 500 ribu lebih sarjana menganggur, terdiri dari 300
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas ilmu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan yang secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk mengikuti laju perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi dan Industrialisasi dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia telah banyak menimbulkan permasalahan, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan
Lebih terperinciIRRA MAYASARI F
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : IRRA MAYASARI F 100 050 133
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sedang mengalami perkembangan perekonomian, yaitu dari era pertanian menuju ke era industri dan jasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena berwirausaha saat ini semakin marak, dilihat dari banyaknya unitunit bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia, sementara dengan semakin meningkatnya biaya hidup dengan tingkat penawaran kerja yang tergolong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini lapangan pekerjaan semakin terbatas, sementara masyarakat yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 menunjukkan angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, dimana seluruh segi kehidupan bangsa dan negara di atur di dalamnya. Dalam pembukaan Undang Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tegnologi yang terus berkembang pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi suatu negara dalam membantu laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ketika krisis moneter
Lebih terperincisampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik
Judul : Keberanian mengambil risiko memediasi pengaruh efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi terhadap niat berwirausaha Nama : Anggra Lutfi Aprilian Mustofa NIM : 11152521035 ABSTRAK Masalah seperti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Sikap Suprapti (2010:135) mendefinisikan sikap sebagai suatu ekspresi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaan atau ketidaksukaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kewirausahaan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Kewirausahaan mampu membuat suatu negara maju dan makmur karena kewirausahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara yang tergabung dalam negaranegara ASEAN. Melalui visi dan komitmen yang ingin dicapai ASEAN pada tahun 2020 yaitu
Lebih terperinciTingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun
1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kelulusan perguruan tinggi di indonesia yang setiap tahun bertambah jumlahnya, tetapi tidak tahu hendak ke mana, karena lapangan pekerjaaan yang tidak memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jumlah penduduk di Indonesia setiap harinya semakin bertambah. Pertambahan penduduk tersebut menyebabkan Indonesia mengalami beberapa masalah, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terus melanda Indonesia sampai saat ini memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan ekonomi serta keadaan hidup masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciREKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA
REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA Enceng Yana Abstrak Masih banyaknya lulusan pendidikan tinggi/sarjana yang belum memiliki pekerjaan merupakan hal yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pembicaraan mengenai pentingnya wirausaha telah didengar dan diketahui diberbagai tempat di dunia. Ini menunjukkan masyarakat semakin sadar akan adanya dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sifatnya mutlak dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang tengah berkembang, saat ini sedang menuju suatu modernisasi. Hal ini terlihat dari adanya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi tidak disertai dengan peningkatan jumlah lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi karena banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pengangguran yang tinggi mencerminkan perekonomian suatu negara. Pengembangan perekonomian dilaksanakan untuk mengatasi masalah pembangunan dan sosial kemasyarakatan
Lebih terperinci2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara akan berhasil dan mempunyai perekonomian yang baik apabila sebagian dari jumlah penduduknya menjadi seorang wirausaha serta didukung dengan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara
i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah yang sering dijumpai di negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dan industrialisasi telah menimbulkan banyak permasalahan. Salah satunya adalah pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah yang sering dihadapi oleh negara Indonesia sehingga menjadi tantangan besar dalam memasuki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran di Indonesia (Mahanani, 2014). Pengangguran dan kemiskinan merupakan dua masalah yang masih menghantui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kompetisi antarnegara di dunia sebagai akibat. tumbuhnya era perdagangan bebas menyebabkan semakin meningkatnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Relakang Penelitian Berkembangnya kompetisi antarnegara di dunia sebagai akibat tumbuhnya era perdagangan bebas menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk mencapai 253,60 juta jiwa. Persaingan dunia tenaga kerja yang semakin pesat, berbanding terbalik dengan ketersediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sumber daya manusia merupakan tolok ukur suatu bangsa, maksudnya adalah bahwa suatu bangsa dapat dikatakan baik apabila memiliki sumber daya manusia
Lebih terperinciKOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN. (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013)
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013) Lilik Aslichati 1), Gede Umbaran Dipodjoyo 2) Universitas Terbuka, Jakarta Universitas Persada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan salah satu permasalah di Indonesia yang belum terpecahkan sampai saat ini. Pengangguran memicu timbulnya kemiskinan, kriminalitas, kekumuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengangguran dan kemiskinan adalah sebuah fenomena yang masih menjadi permasalahan di Indonesia. Hal ini di sebabkan karena tidak seimbangnya antara lapangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitan Kewirausahaan tidak harus selalu dikaitkan dengan perilaku dan watak pengusaha, karena sifat ini juga dimiliki oleh mereka yang bukan pengusaha. Kewirausahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa, melalui pendidikan lahir sumberdaya manusia terdidik yang berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat dan Negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara berpenduduk tinggi, sesuai data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 dan 2015 sebesar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. untuk meningkatkan niat berwirausaha mahasiswa. Niat berwirausaha menjembatani
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Niat Berwirausaha Niat berwirausaha diartikan sebagai kebulatan tekad seseorang untuk memulai sebuah usaha. Niat berwirausaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan tujuan
Lebih terperinci: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M
Nama : Mizha zhulqurnain NIM : 10.12.5327 Jurusan : S1.SI.M 1.Pendahuluan Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya. Generasi muda sebagai garda depan pembangunan dimasa depan dan estafet kepemimpinan akan berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkreasi, semakin dirasakan urgensinya. Otonomi dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan akan pendidikan yang baik, yang mampu meningkatkan kualitas bangsa, mengembangkan karakter, memberikan keunggulan dan kemampuan berkreasi, semakin
Lebih terperinci