SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR TEKNOLOGI MUDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR TEKNOLOGI MUDA"

Transkripsi

1 SS-ATMD SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI AUDITOR TEKNOLOGI MUDA Skema sertifikasi kompetensi Auditor Teknologi Muda merupakan skema sertifikasi okupasi nasional yang dikembangkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LSP Auditor Teknologi BPPT) dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja bagi auditor teknologi muda melalui LSP Auditor Teknologi BPPT. Kemasan kompetensi kerja auditor teknologi muda merujuk pada standar kompetensi kerja khusus tentang Auditor Teknologi dan penetapan Okupasi Nasional Auditor Teknologi yang ditetapkan melalui Peraturan Kepala BPPT Nomor 007a Tahun Skema sertifikasi ini akan digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan asesmen personel BPPT dan jejaringnya yang memiliki tugas sebagai auditor teknologi. Ditetapkan tanggal: Disahkan tanggal : Oleh: Oleh: Ir. Subiyanto, M.Sc Ketua Komite Skema Dr. Ir. Arwanto, M.Si Kepala LSP Auditor Teknologi BPPT Nomor Dokumen : SS-ATMD Nomor Salinan : 0 Status Distribusi : Terkendali Tak terkendali

2 1. LATAR BELAKANG 1.1 Audit teknologi merupakan evaluasi aset teknologi yang dilakukan secara sistematis dan objektif, yang hasilnya digunakan untuk peningkatan kemanfaatan pengelolaan teknologi, sehingga berguna untuk upaya peningkatan daya saing industri, perlindungan aset negara, ataupun untuk perlindungan publik atas dampak penerapan teknologi. 1.2 Audit teknologi sebagai upaya untuk pengendalian penerapan teknologi merupakan amanat dari Undang-Undang, yaitu : a. Pasal 19 ayat 3c Undang-Undang Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu pengetahuan dan Teknologi yang mengamanatkan perlunya Menteri memperhatikan pengembangan kemampuan audit teknologi nasional, khususnya untuk menghadapi teknologi impor; b. Pasal 41 Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian yang menyebutkan bahwa untuk pengendalian pemanfaatan Teknologi Industri, Pemerintah akan melakukan audit Teknologi Industri, yang pelaksanaannya akan dikoordinasikan dengan Menteri yang menjalankan fungsi di bidang riset dan teknologi. 1.3 Audit teknologi sebagai upaya untuk peningkatan performance, pada dasarnya merupakan kebutuhan mendasar bagi industri yang berorientasi kepada daya saing. Dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang pemberlakuannya efektif akhir tahun 2015, mobilitas dan persaingan tenaga ahli lintas negara akan semakin bebas. Konsekuensinya, jika Indonesia tidak siap dengan standar keahlian (sertifikasi kompetensi auditor teknologi), maka kesempatan pekerjaan audit teknologi industri nasional akan diisi oleh auditor teknologi bersertifikat luar negeri yang berpraktik di Indonesia. 1.4 Pengguna hasil audit teknologi adalah industri dan Pemerintah. Industri menggunakan hasil audit teknologi untuk peningkatan kinerja bisnisnya (daya saing), sedangkan Pemerintah menggunakan hasil audit teknologi dalam rangka pengendalian, untuk memastikan bahwa penerapan teknologi tidak bertentangan dengan kepentingan negara, masyarakat dan bangsa. 1.5 Industri dan Pemerintah yang akan melaksanakan kebijakan tindak lanjut atas hasil audit teknologi perlu meyakini bahwa audit teknologi telah dilakukan secara independen dan objektif, oleh auditor teknologi yang kompeten. 1.6 BPPT sebagai pemegang mandat pemerintah untuk pelaksanakan audit teknologi berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 memandang perlu dilakukannya standardisasi kompetensi di dalam melaksanakan audit teknologi. Pengakuan kompetensi terhadap auditor teknologi dilakukan melalui sertifikasi kompetensi. 2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI LSP AUDITOR TEKNOLOGI BPPT 2

3 2.1 Skema sertifikasi kompetensi Auditor Teknologi Muda akan digunakan di dalam audit teknologi dengan cakupan pekerjaan mengidentifikasi profil bisnis auditee, mengumpulkan data lapangan, mendokumentasikan data audit teknologi dan mengolah data audit teknologi. 3. TUJUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI 3.1 Memastikan dan memelihara kompetensi kerja auditor teknologi muda di BPPT dan/atau jejaringnya. 3.2 Memberikan jaminan profesional pekerjaan audit teknologi 3.3 Meningkatkan kehandalan hasil pekerjaan audit teknologi melalui ketaatan para auditor teknologi terhadap standar kinerja berbasis Standar Kompetensi Kerja Khusus (SK3) Auditor Teknologi 3.4 Sebagai acuan bagi LSP Auditor Teknologi BPPT untuk melaksanakan asesmen kompetensi. 4. ACUAN NORMATIF 4.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 4.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 4.3 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian 4.4 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) 4.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional 4.6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia 4.7 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen 4.8 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional 4.9 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional 4.10 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nomor 4/2011 tentang Pedoman Audit Teknologi 4.11 Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nomor 007a Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Audit Teknologi 4.12 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 1 / BNSP / VII / 2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi 3

4 4.13 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor: 4 / BNSP / VII / 2014 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi 5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI AUDITOR TEKNOLOGI 5.1 Jenis Kemasan : OKUPASI NASIONAL 5.2 Rincian Unit Kompetensi Auditor Teknologi Muda ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Rincian Unit Kompetensi Auditor Teknologi Muda No. Kode Unit Unit Kompetensi 1 O.84ADT Mengidentifikasi profil bisnis auditee 2 O.84ADT Mengumpulkan data lapangan 3 O.84ADT Mendokumentasikan data audit teknologi 4 O.84ADT Mengolah data audit teknologi 6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI 6.1 Persyaratan Dasar Jalur Pendidikan dan Pelatihan Memiliki latar belakang pendidikan yang relevan, minimum sarjana atau yang setara, yang dibuktikan dengan salinan ijazah Pengalaman kerja di bidang teknologi minimal 4 (empat) tahun, atau 2 (dua) tahun jika S2, atau 0 (nol) tahun jika S3, yang dibuktikan dengan surat keterangan kerja dari institusi tempat kerja Telah lulus pelatihan Auditor Teknologi Muda dibuktikan dengan salinan sertifikat pelatihan Memperoleh surat rekomendasi terkait kapasitas kerja pemohon dari Pimpinan Unit Kerja. 6.2 Persyaratan Dasar Jalur Pengalaman Memiliki latar belakang pendidikan yang relevan, minimum sarjana atau yang setara, yang dibuktikan dengan salinan ijazah Pengalaman kerja di bidang teknologi minimal 4 (empat) tahun, atau 2 (dua) tahun jika S2, atau 0 (nol) tahun jika S3, yang dibuktikan dengan surat keterangan kerja dari institusi tempat kerja Berpengalaman: a) minimal 1 (satu) kali pernah mengikuti kegiatan praktik audit teknologi, yang dibuktikan dengan salinan surat penugasan sebagai auditor dari pimpinan institusi pemberi tugas, atau b) minimal 2 (dua) kali pernah mengikuti kegiatan sejenis audit teknologi (evaluasi teknologi, inspeksi teknologi, pengujian teknologi, asesmen teknologi), yang dibuktikan dengan salinan surat penugasan kegiatan tersebut dari pimpinan institusi pemberi tugas Memperoleh surat rekomendasi terkait kapasitas kerja pemohon dari Pimpinan Unit Kerja 4

5 7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 7.1 Hak Pemohon Sertifikasi Memperoleh informasi yang jelas terkait persyaratan sertifikasi dan prosedur pendaftaran, asesmen, uji kompetensi dan sertifikasi Memperoleh informasi yang jelas terkait keputusan pendaftaran, asesmen, uji kompetensi dan sertifikasi Memperoleh jaminan kerahasiaan terhadap segala informasi yang diberikan kepada LSP Auditor Teknologi BPPT dalam rangka sertifikasi Menyampaikan keberatan terkait Asesor Kompetensi apabila terdapat potensi / ancaman pelaksanaan asesmen yang tidak adil sebagai akibat conflict of interest Memperoleh sertifikat kompetensi setelah dinyatakan kompeten berdasarkan hasil keputusan LSP Auditor Teknologi BPPT Mengajukan permohonan banding kepada LSP Auditor Teknologi BPPT untuk peninjauan kembali atas keputusan yang telah dibuat LSP Auditor Teknologi BPPT dalam proses pendaftaran, asesmen, uji kompetensi, atau keputusan sertifikasi. 7.2 Kewajiban Pemegang Sertifikat Mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi Membuat pernyataan bahwa Sertifikat Kompetensi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang telah diberikan Tidak menggunakan Sertifikat Kompetensi dengan cara yang menyesatkan dan tidak digunakan untuk segala bentuk kegiatan yang dapat mencemarkan LSP Auditor Teknologi BPPT, serta tidak membuat pernyataan terkait sertifikasi yang mana oleh LSP Auditor Teknologi BPPT yang tidak dapat dipertanggungjawabkan Menghentikan segala penggunaan dan semua pengakuan atas Sertifikat Kompetensi yang merujuk pada LSP Auditor Teknologi BPPT atau sertifikasi LSP Auditor Teknologi BPPT, apabila sertifikat sedang dibekukan atau telah dicabut, dan mengembalikan sertifikat tersebut kepada LSP Auditor Teknologi BPPT Mengikuti program survailen yang ditetapkan oleh LSP Auditor Teknologi BPPT, satu kali sepanjang masa sertifikat. 8. BIAYA SERTIFIKASI Biaya sertifikasi dapat bersumber dari APBN, APBD dan atau sumber biaya lain yang tidak mengikat. 9. PROSES DAN TATACARA SERTIFIKASI Proses sertifikasi kompetensi auditor teknologi dilaksanakan dengan tahapan seperti pada Gambar 1. 5

6 LSP-AT BPPT Permohonan Sertifikasi 1 Evaluasi Adm 2 & Teknis Memenuhi 3.1 Uji Kompetensi 4 Evaluasi Hasil Uji Tidak Kompeten Pemohon Sertifikasi Pengiriman Sertifikat Tidak Memenuhi 7 Kompeten 6.2 Penerbitan Sertifikat Keterangan : 1 Penyerahan permohonan sertifikasi ke LSP Auditor Teknologi BPPT 2 Penetapan hasil evaluasi permohonan sertifikasi 3.1 Bagi yang permohonannya memenuhi persyaratan, dilanjutkan dengan uji kompetensi atau asesmen portofolio. Jika asesmen portofolio tidak memenuhi syarat, dilanjutkan ke uji kompetensi 3.2 Bagi yang permohonannya tidak memenuhi persyaratan, dilkembalikan kepada pemohon 4 Evaluasi hasil uji kompetensi 5 Penetapan hasil uji kompetensi (Kompeten/Tidak Kompeten) 6.1 Bagi yang tidak kompeten, direkomendasikan uji kompetensi ulang (1 x kesempatan) 6.2 Bagi yang kompeten, direkomendasikan untuk diberikan sertifikat kompetensi 7 Penerbitan sertifikat kompetensi 8 Pengiriman sertifikat kompetensi kepada pemohon Gambar 1. Diagram Tahapan Proses Sertifikasi Auditor Teknologi di LSP Auditor Teknologi BPPT 9.1 Proses Pendaftaran Pada saat pendaftaran, LSP Auditor Teknologi BPPT menyediakan gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi. Gambaran tersebut paling sedikit mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat LSP Auditor Teknologi BPPT mensyaratkan kelengkapan pendaftaran, yang ditandatangani oleh pemohon sertifikasi. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi dan Asesmen Mandiri dan dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung : a. Salinan ijazah b. Form asesmen Mandiri c. Sertifikat pelatihan d. Salinan SK pengangkatan karyawan/pegawai e. Surat rekomendasi Kelengkapan pendaftaran minimum mencakup: a. informasi yang diperlukan untuk mengenali pemohon sertifikasi, seperti nama, alamat dan informasi lainnya yang dipersyaratkan dalam skema sertifikasi; 6

7 b. jenis sertifikasi yang diinginkan pemohon (sertifikasi baru, pemeliharaan, sertifikasi ulang); c. jenjang auditor dan unit kompetensi yang dimohonkan; d. pernyataan bahwa pemohon setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian; e. informasi pendukung untuk menunjukkan secara objektif kesesuaiannya dengan prasyarat skema sertifikasi; f. pemberitahuan kepada pemohon tentang kesempatan untuk menyatakan kondisi khusus terkait keterbatasan pemohon, agar metode dan fasilitas asesmen disesuaikan LSP Auditor Teknologi BPPT harus menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi. 9.2 Proses Asesmen Asesmen dilaksanakan oleh tim yang dibentuk dan ditugaskan oleh LSP Auditor Teknologi BPPT Asesor Kompetensi yang melakukan asesmen pada skema sertifikasi kompetensi auditor teknologi muda harus memiliki sertifikat asesor kompetensi dari BNSP dan minimal sertifikat kompetensi Auditor Teknologi Madya Proses asesmen dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan LSP Auditor Teknologi BPPT untuk memastikan : a. verifikasi metode asesmen kepada peserta sertifikasi dilakukan untuk menjamin bahwa setiap asesmen sah dan adil. b. verifikasi dan penyediaan kebutuhan khusus peserta sertifikasi, dengan alasan dan sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat nasional Asesor Kompetensi melakukan pra-asesmen dengan menelaah Formulir Asesmen Mandiri dan hasil uji tulis terkait pengetahuan awal pemohon sertifikasi, menelaah dokumen yang dilampirkan, serta mendiskusikan / mengklarifikasi kesesuaian buktibukti dengan peserta sertifikasi dan atau pihak lain yang relevan terkait dengan profil dan aktivitas peserta Asesor Kompetensi mendiskusikan rencana asesmen dengan Peserta Sertifikasi, melakukan penyesuaian yang diperlukan dan membuat kesepakatan dengan Peserta Sertifikasi Peserta Sertifikasi menandatangani Formulir Persetujuan Asesmen dan Kerahasiaan sebagai persetujuan untuk mengikuti proses asesmen dengan waktu, tempat, dan 7

8 metode asesmen yang telah disepakati dan persetujuan untuk memberikan setiap informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian Berdasarkan hasil telaah dokumen dan bukti-bukti (V=valid, A=akurat, T=terkini, M=memadai), asesor kompetensi membuat keputusan apakah peserta sertifikasi direkomendasikan Kompeten (K) atau Belum Kompeten (BK). Apabila hasil rekomendasi adalah K, maka peserta direkomendasikan untuk Uji Kompetensi Peserta sertifkasi kompetensi yang direkomendasikan untuk uji kompetensi diarahkan untuk dapat berkoordinasi dengan petugas Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ditunjuk oleh LSP Auditor Teknologi BPPT sebagai tempat uji kompetensi untuk mendiskusikan teknis pelaksanan uji kompetensi yang menyangkut jadwal, lokasi, dan tempat/ruangan sesuai dengan kesepakatan antara peserta sertifikasi, asesor, TUK dan LSP Auditor Teknologi BPPT Asesor menyampaikan rekomendasi asesmen (K=Kompeten, BK=Belum Kompeten, AL=Asesmen Lanjut) kepada peserta setelah melakukan uji kompetensi Asesor menggali informasi umpan balik terhadap pelaksanaan asesmen Asesor yang melakukan asesmen, selanjutnya membuat laporan hasil asesmen, dan disampaikan kepada LSP Auditor Teknologi BPPT LSP Auditor Teknologi BPPT melalui Komite Teknis melakukan tinjauan terhadap laporan hasil asesmen dan bukti-bukti yang dikumpulkan selama proses asesmen untuk menentukan apakah peserta sertifikasi kompeten (K), belum kompeten (BK), atau memerlukan asesmen lanjutan (AL) LSP Auditor Teknologi BPPT menyampaikan hasil asesmen kepada peserta sertifikasi berdasarkan kesimpulan dari pemeriksaan dan verifikasi bukti-bukti Peserta asesmen yang tidak merasa puas terhadap hasil tinjauan selama proses asesmen dapat mengajukan banding. 9.3 Proses Uji Kompetensi LSP Auditor Teknologi BPPT mengembangkan rancangan uji kompetensi sesuai metode asesmen yang ditetapkan dalam perangkat asesmen seperti observasi/ demonstrasi, portofolio, lisan, tulis, studi kasus, dan/atau wawancara. Metode asesmen minimal 1 (satu) dan dapat terdiri atas kombinasi 2 (dua) atau lebih metode asesmen LSP Auditor Teknologi BPPT merancang persyaratan uji kompetensi untuk menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan. 8

9 9.3.3 Proses uji kompetensi dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan LSP Auditor Teknologi BPPT untuk menjamin konsistensi administrasi uji kompetensi Proses uji kompetensi dapat dilaksanakan di TUK Sewaktu yang terverifikasi oleh LSP Auditor Teknologi BPPT LSP Auditor Teknologi BPPT memastikan seluruh peralatan yang digunakan dalam uji kompetensi telah diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat LSP Auditor Teknologi BPPT memilih perangkat dan metode-metode yang efektif sehingga uji kompetensi dapat memenuhi prinsip asesmen (valid, reliabel, fleksibel, dan adil) dan memenuhi aturan-aturan bukti (valid, asli, terkini, dan memadai) LSP Auditor Teknologi BPPT melakukan pemeriksaan dan evaluasi pada bukti-bukti yang dikumpulkan selama proses uji kompetensi untuk menentukan apakah peserta sertifikasi kompeten (K), belum kompeten (BK), atau memerlukan uji kompetensi lanjutan (AL) LSP Auditor Teknologi BPPT menyampaikan keputusan hasil uji kompetensi kepada peserta sertfikasi berdasarkan kesimpulan dari pemeriksaan dan verifikasi bukti-bukti yang telah dilakukan asesor. 9.4 Keputusan Sertifikasi Rekomendasi hasil asesmen dari Asesor Kompetensi disampaikan kepada LSP Auditor Teknologi BPPT untuk selanjutnya diverifikasi dan divalidasi oleh Komite Teknis LSP Auditor Teknologi BPPT melalui rapat Komite Teknis Komite Teknis bekerja berdasarkan informasi yang diperoleh dari rekaman-rekaman selama proses sertifikasi Keputusan sertifikasi diputuskan melalui rapat pleno Komite Teknis Berdasarkan berita acara keputusan sertifikasi Komite Teknis, Kepala LSP Auditor Teknologi BPPT menandatangani Surat Keputusan Sertifikasi LSP Auditor Teknologi BPPT menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh Kepala LSP Auditor Teknologi BPPT Sertifikat kompetensi berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak penandatanganan sertifikat kompetensi oleh Kepala LSP Auditor Teknologi BPPT. 9.5 Penggunaan Sertifikat Pemegang Sertifikat Kompetensi Profesi Auditor Teknologi harus menandatangani persetujuan penggunaan sertifikat yang meliputi: a. Penggunaan sertifikat hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan. 9

10 b. Memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada dalam Skema Sertifikasi Profesi Auditor Teknologi. c. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP Auditor Teknologi BPPT secara khusus maupun profesi Auditor Teknologi secara umum. d. Memelihara dan meningkatkan kompetensi sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat kompetensinya sebagai Auditor Teknologi Apabila Pemegang Sertifikat dinilai melanggar ketentuan penggunaan sertifikat atau merugikan LSP Auditor Teknologi BPPT maupun Auditor Teknologi, maka LSP Auditor Teknologi BPPT dapat melakukan pembekuan / pencabutan / penarikan sertifikat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh LSP Auditor Teknologi BPPT. 10. KEBIJAKAN SERTIFIKASI 10.1 Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat Sertifikat kompetensi sebagai auditor teknologi muda berlaku selama 3 (tiga) tahun. Sertifikat kompetensi sewaktu-waktu dapat dilakukan pembekuan dan pencabutan, apabila terjadi pelanggaran atau tidak melaksanakan kompetensi seperti tertera pada butir 5 skema kompetensi ini sehingga menyebabkan terjadinya komplain/keluhan dari masyarakat/pelanggan Pemeliharaan Sertifikasi Pemeliharaan sertifikasi dimaksudkan sebagai upaya agar auditor teknologi tetap menjaga kompetensinya Pemeliharaan kompetensi juga dimaksudkan sebagai upaya untuk mengupdate kelayakan dan/atau kekinian pengetahuan terkait audit teknologi Pemantauan terhadap pemeliharaan kompetensi dilakukan oleh petugas survailen, dan dilaksanakan sekali selama masa berlaku sertifikat Syarat dan ketentuan pemeliharaan kompetensi adalah: a. Melakukan salah satu kegiatan berikut: a.1. telaah makalah atau bagian buku terkait dengan unit kompetensi auditor teknologi muda dan menyampaikan hasilnya dalam bentuk: presentasi kepada minimal 5 (lima) orang di lingkungan kerjanya minimal sekali per tahun, dibuktikan dengan surat pengesahan oleh Auditor Teknologi Madya atau Pimpinan Unit, atau publikasi dalam media ilmiah minimal sekali per 3 (tiga) tahun, dibukitkan dengan salinan makalah yang dipublikasi 10

11 a.2. mengikuti seminar, pelatihan, workshop terkait audit teknologi, minimal 2 (dua) kali dalam 3 (tiga) tahun, dibuktikan dengan sertifikat b. Melakukan audit teknologi sesuai jenjangnya sekurangnya sekali dalam 3 (tiga) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan dari pimpinan unit kerja atau pimpinan institusi yang memberikan penugasan audit teknologi. c. Tidak ada pengaduan keberatan dari klien, auditee, atau penanggungjawab kegiatan, atas hasil pekerjaan audit teknologi yang dilakukan Proses Sertifikasi Ulang Sertifikat berlaku efektif untuk 3 (tiga) tahun. Pemegang Sertifikat wajib mengajukan permohonan sertifikasi ulang untuk memperpanjang masa berlaku sertifikat kompetensi yang dimilikinya minimal 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa berlaku sertifikat Persyaratan permohonan sertifikasi ulang untuk perpanjangan masa berlaku sertifikat adalah sebagai berikut: a. Mengajukan permohonan sertifikasi ulang dengan melampirkan dokumen portofolio yang dapat membuktikan bahwa pemohon memelihara kompetensi auditor teknologi sebagaimana ketentuan pemeliharaan kompetensi pada butir b. Mengikuti asesmen penuh jika terjadi perubahan Skema Sertifikasi Auditor Teknologi Jika tidak ada perubahan Skema Sertifikasi, uji kompetensi untuk perpanjangan sertifikat dilakukan dengan metode analisis / uji validasi rekaman survailen dan analisis portofolio Bagi Auditor Teknologi yang sertifikasinya dicabut, jika ingin melakukan sertifikasi ulang berlaku ketentuan : a. Permohonannya baru dilayani paling cepat 2 (dua) tahun setelah sertifikat dicabut; b. Proses sertifikasi ulangnya berlaku ketentuan seperti halnya proses sertifikasi baru (mengikuti asesmen penuh/lengkap). c. Pengajuan sertifikasi ulang ditujukan kepada LSP yang memiliki ruang lingkup pada skema ini Pengelolaan Banding Untuk penanganan banding, LSP Auditor Teknologi BPPT menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding. Proses penanganan banding mencakup unsur-unsur dan metoda berikut : 11

12 a. Proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan untuk memutuskan tindakan apa yang diambil dalam menanggapinya, mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang serupa; b. Penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk mengatasinya; c. Memastikan tindakan perbaikan yang tepat telah dilakukan Untuk menjamin bahwa semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak, transparan, dan tepat waktu, LSP Auditor Teknologi BPPT menerapkan kebijakan : a. Penjelasan proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta. b. Personel yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding. c. Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding. d. Memberikan laporan kemajuan serta hasil penanganannya kepada pemohon banding, dan memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan banding. 12

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) 2016 LSP ENERGI TERBARUKAN SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE Skema Sertifikasi Teknisi Pemasangan PLTS Tipe PJU dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA 2016 LSP ENERGI TERBARUKAN SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA Skema Sertifikasi Teknisi Pemasangan Instalasi Biogas Konstruksi

Lebih terperinci

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi Skema sertifikasi Kompetensi Auditor Energi merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan

Lebih terperinci

LSP Teknologi Informasi Indonesia

LSP Teknologi Informasi Indonesia 2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) Skema sertifikasi Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) merupakan skema

Lebih terperinci

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi Skema sertifikasi Kompetensi Manajer Energi merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan

Lebih terperinci

LSP Teknologi Informasi Indonesia

LSP Teknologi Informasi Indonesia 2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI CHIEF INFORMATION OFFICER Skema sertifikasi Chief Information Officer merupakan skema okupasi yang telah dikembangkan oleh Komite Skema sertifikasi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI 2016 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PIHAK PERTAMA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi yang merupakan

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2 2017 LSP DOMPET DHUAFA SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2 Disusun berdasarkan SKKNI tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI Analisa Laboratorium Kimia

SKEMA SERTIFIKASI Analisa Laboratorium Kimia 2016 Lembaga Sertifikasi Profesi Politeknik Negeri Samarinda () SKEMA SERTIFIKASI Disusun Berdasarkan Kebutuhan Kompetensi Laboratorium Industri Pembuatan Pupuk, Pencairan Gas Alam, Fraksinasi Minyak Bumi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 2017 SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Ditetapkan tanggal: 01 Juni 2017 Disahkan tanggal: 01 Juni 2017 Oleh: Oleh: Joko Suyanto Ketua Dewan Sertifikasi I Nyoman Yudiarsa

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA 2015 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA FR. SKEMA-03 SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Ditetapkan tanggal: Oleh: Mahmud Ketua Komite Skema Dinarwulan Sutoto Ketua

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERBANKAN (14)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERBANKAN (14) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERBANKAN (14) JAKARTA, 21 MARET 2016 1 MARKAS BESAR KEPOLISIAN

Lebih terperinci

JUDUL SKEMA: PENGEMBANG APLIKASI WEB

JUDUL SKEMA: PENGEMBANG APLIKASI WEB 2015 ORGANISASI: LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PIHAK KETIGA (LSP P3) LSP KOMPUTER FR. SKEMA-03 JUDUL SKEMA: PENGEMBANG APLIKASI WEB Skema sertifikasi kompetensi kerja sebagai Pengembang Aplikasi Web disusun

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12) JAKARTA, 21 MARET 2016 1 MARKAS

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (20)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (20) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (20) JAKARTA, 21 MARET 2016 1 MARKAS BESAR KEPOLISIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 12/BNSP.214/XII/2013 Tentang PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK Versi 0 Desember 2013 Lampiran :

Lebih terperinci

MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA 2015 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA FR. SKEMA-03 MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Ditetapkan tanggal: Oleh: Mahmud Ketua Komite Skema Dinarwulan Sutoto Ketua

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG KOMPETENSI Disusun atas dasar permintaan otoritas kompeten bidang budidaya perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dan Lembaga Sertifikasi Profesi Akuakultur Indonesia untuk membangun, memelihara

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS JAKARTA, 8 FEBRUARI 2017 0 1 1. LATAR BELAKANG 1.1 Penegakan hukum yang dilakukan oleh polisi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN (27)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN (27) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN (27) JAKARTA, 21 MARET 2016 1 MARKAS BESAR

Lebih terperinci

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi Profil LSP KPK Dalam upaya mendukung percepatan pemberantasan korupsi di Indonesia agar lebih efektf, profesional, dan berdampak, KPK membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang bersifat indenpenden.

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JENJANG KOMPETENSI OPERATOR 2018

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JENJANG KOMPETENSI OPERATOR 2018 X SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORASI GEOGRAFIS OPERATOR 1. Latar Belakang 1.1. Undang-undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial mengamanatkan bahwa informasi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL)

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL) SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL) 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN PENYEDIA JASA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

{B,NSP. [rs 028) SKEMA SERTIFIKASI PETAKSANA LAPANGAN PEKERIAAN JATAN RIST KDIKTI 20L6 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAIUAT

{B,NSP. [rs 028) SKEMA SERTIFIKASI PETAKSANA LAPANGAN PEKERIAAN JATAN RIST KDIKTI 20L6 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAIUAT {B,NSP aad^x t{astoxal 3EFtlFt(alI PRotEsr RIST KDIKTI SKEMA SERTIFIKASI PETAKSANA LAPANGAN PEKERIAAN JATAN [rs 028) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAIUAT 20L6 SKEMA SERTIFIKASI PELAKSANA IAPANGAN

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN - PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

Menetapkan : PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN - PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 1 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN - PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEAMANAN NEGARA DAN SEPARATIS (08)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEAMANAN NEGARA DAN SEPARATIS (08) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEAMANAN NEGARA DAN SEPARATIS (08) JAKARTA, 21 MARET 2016

Lebih terperinci

PANDUAN MUTU 1. RUANG LINGKUP

PANDUAN MUTU 1. RUANG LINGKUP 1. RUANG LINGKUP Hal : 1 dari 45 Panduan mutu ini berisi prinsip-prinsip dan persyaratan sistem manajemen mutu Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Polri sebagai lembaga yang melaksanakan sertifikasi kompetensi

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi. PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 5 / BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI,

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT 1. Latar Belakang 1.1 Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT 1. Latar Belakang 1.1 Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat

Lebih terperinci

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM PERSYARATAN SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTIM MUTU () KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG JL. PERINDUSTRIAN II

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL ASSOCIATE SISTEM PLAMBING & ADVANCED ASSOCIATE SISTEM PLAMBING

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL ASSOCIATE SISTEM PLAMBING & ADVANCED ASSOCIATE SISTEM PLAMBING Approved by RD Page 1 of 5 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) FR.SKEMA-02

SKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) FR.SKEMA-02 2014 Lembaga Sertifikasi Profesi Lembaga Keuangan Mikro CERTIF SKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH FR.SKEMA-02 Skema Sertifikasi Sub Bidang Bank Perkreditan Rakyat Syariah ini dimaksudkan

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN 1. Latar Belakang 1.1 Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan harus memiliki

Lebih terperinci

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi SKEMA SERTIFIKASI BIDANG SUMBERDAYA ALAM DAN ENERGI SUB BIDANG BATUBARA 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi 2. Ruang Lingkup 2.1 Kompetensi Petugas

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KORUPSI (19)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KORUPSI (19) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KORUPSI (19) JAKARTA, 21 MARET 2016 1 MARKAS BESAR KEPOLISIAN

Lebih terperinci

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi SKEMA SERTIFIKASI BIDANG SUMBERDAYA ALAM DAN ENERGI SUB BIDANG BATUBARA 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi 2. Ruang Lingkup 2.1 Kompetensi Petugas

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PENERAPAN SERTIFIKASI KOMPETENSI TENAGA KERJA BIDANG PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengembangan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi di Lingkungan Kementerian

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT & ADVANCED SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT & ADVANCED SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT Approved by RD Page 1 of 6 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== KRITERIA ASESOR LISENSI PEDOMAN BNSP

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== KRITERIA ASESOR LISENSI PEDOMAN BNSP BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PEDOMAN BNSP 204-2007 =================================== KRITERIA ASESOR LISENSI Badan Nasional Sertifikasi Profesi DAFTAR ISI Daftar Isi... Kata Pengantar 1. Ruang

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SUPLAI AIR & ADVANCED SPESIALIS SUPLAI AIR

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SUPLAI AIR & ADVANCED SPESIALIS SUPLAI AIR Approved by RD Page 1 of 6 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 13/BNSP.218/XII/2013 Tentang PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2/ BNSP/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2/ BNSP/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2/ BNSP/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI Halaman : 1 / 10 1 Tujuan : Melakukan pengendalian dan memastikan terlaksananya proses sertifikasi kompetensi sampai dengan pemberian sertifikasi kompetensi kepada peserta 2 Ruang lingkup : Meliputi prosedur

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT INDONESIA

SKEMA SERTIFIKASI ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT INDONESIA SKEMA SERTIFIKASI ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI - PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA INDONESIA DOKUMEN INI BERISI TENTANG KUMPULAN PERSYARATAN SKEMA SERTIIFKASI BERDASARKAN KERANGKA KUALIFIKASI

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi

Lebih terperinci

*B,NSP. (rl 002) ESTIMATOR BIAYA JALAN SKEMA SERTIFIKASI RIST KDIKTI. zol6 NEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

*B,NSP. (rl 002) ESTIMATOR BIAYA JALAN SKEMA SERTIFIKASI RIST KDIKTI. zol6 NEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT *B,NSP RIST KDIKTI SKEMA SERTIFIKASI ESTIMATOR BIAYA JALAN (rl 002) NEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT zol6 SKEMA SERTIFIKASI ESTIMATOR BIAYAIATAN Disahkan Tempat Tanggal : Jakarta, 20 Januari

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN & ADVANCED SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN & ADVANCED SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN Approved by RD Page 1 of 6 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

Lembaga Sertifikasi Profesi Lembaga Keuangan Mikro CERTIF

Lembaga Sertifikasi Profesi Lembaga Keuangan Mikro CERTIF 2014 Lembaga Sertifikasi Profesi Lembaga Keuangan Mikro CERTIF SKEMA SERTIFIKASI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BUKAN FR.SKEMA-02 Skema Sertifikasi Sub Bidang Lembaga Keuangan Mikro Bukan Bank (LKMBB) ini dimaksudkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SKEMA SERTIFIKASI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi

Lebih terperinci

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang) Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 207-2007 ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang) Badan Nasional Sertifikasi Profesi DAFTAR

Lebih terperinci

{3NSP. (rs 006) TEKNISI IABORATORIUM BETON SKEMA SERTIFIKASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. aaoan XASb{A! acrnffiast PioaEst

{3NSP. (rs 006) TEKNISI IABORATORIUM BETON SKEMA SERTIFIKASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. aaoan XASb{A! acrnffiast PioaEst {3NSP aaoan XASb{A! acrnffiast PioaEst SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI IABORATORIUM BETON (rs 006) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2016 SI(EMA SERTT FI KASI TEKNIS! IABORATORI U M BETON SKEMA

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT IV BIDANG TATA GRAHA (HOUSEKEEPING) GUEST SERVICE SUPERVISION

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT IV BIDANG TATA GRAHA (HOUSEKEEPING) GUEST SERVICE SUPERVISION 2016 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PIHAK PERTAMA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT IV BIDANG TATA GRAHA (HOUSEKEEPING) GUEST SERVICE SUPERVISION Disusun oleh Komite

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT VI BIDANG OPERASIONAL TUR (TOUR OPERATION) MANAJEMEN

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT VI BIDANG OPERASIONAL TUR (TOUR OPERATION) MANAJEMEN 2016 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PIHAK PERTAMA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT VI BIDANG OPERASIONAL TUR (TOUR OPERATION) MANAJEMEN Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK Jl. Sangkuriang No. 14 Bandung 40135 JAWA BARAT INDONESIA Telp. 022 2504088, 2510682, 2504828 Fax. 022 2502027 Website : www.b4t.go.id

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) FR.SKEMA-02

SKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) FR.SKEMA-02 2014 Lembaga Sertifikasi Profesi Lembaga Keuangan Mikro CERTIF SKEMA SERTIFIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) FR.SKEMA-02 Skema Sertifikasi Sub bidang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER LEM BAGA SERTI FI KASI PROFESI ALAT BERAT INPONESIA R.SKEM SKEMA SERTIFIKASI KLASTER PERAWATAN PENCEGAHAN ( PREVENTTVE TfiAINTENAIVCE ) GETVSET Disusun atas dasar permintaan PT United Tractors Tbk dan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN SARANA TEKNIS DAN PENINGKATAN KAPASITAS KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2010 KATA PENGANTAR Perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER GRAFIKA KOMUNIKASI LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti,

Lebih terperinci

{3NSP B OAN r{asroaaat terfi Ft (ASt PROfEsr

{3NSP B OAN r{asroaaat terfi Ft (ASt PROfEsr {3NSP B OAN r{asroaaat terfi Ft (ASt PROfEsr RIST KDIKTI SKEMA SERTIFIKASI JURU UKUR PEKERIAAN IALAN DAN IEMBATAN (rs 048) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2016 SKEMA SERTIFIKASI JURU UKUR

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 Rev. 5 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT, Lt. 14 Jl. MH Thamrin No. 8, Kebon Sirih,

Lebih terperinci

kemudahan. (Undang Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung)

kemudahan. (Undang Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung) Skema Sertifikasi Latar Belakang Manajemen Teknik Operasional Bangunan adalah Sekelompok pekerja profesional dalam satu manajemen, yang terlibat dalam proses Pemanfaatan bangunan gedung adalah kegiatan

Lebih terperinci

dbnsp BAorfl lllmrofa^t SERm[(A]i rrote3

dbnsp BAorfl lllmrofa^t SERm[(A]i rrote3 dbnsp BAorfl lllmrofa^t SERm[(A]i rrote3 RIST KDIKTI SKEMA SERTIFIKASI ESTIMATOR BIAYA IEMBATAN KEMENTERIAN PEKERIAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAIflAT 20L6 SKEMA SERTI FIKASI ESTIMATOR BIAYA JEMBATAN SKEMA SERTIFII(ASI

Lebih terperinci

{3NSP lao r, r{alroxar lafrfxaar,rofa3

{3NSP lao r, r{alroxar lafrfxaar,rofa3 {3NSP lao r, r{alroxar lafrfxaar,rofa3 RIST KDIKTI SKEMA SERTIFIKASI ESTIMATOR BIAYA IAIITN (rl 002) XEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2016 Sl(EMA SERTIFIKASI ESTIMATOR BIAYA JATAN SKEMA

Lebih terperinci

{3NSP 6A0A X 3loIA - lee t6tl(ast riofest

{3NSP 6A0A X 3loIA - lee t6tl(ast riofest {3NSP 6A0A X 3loIA - lee t6tl(ast riofest RIST KDIKTI SKEMA SERTIFIKASI PELAKSANA TAPANGAN PEKERJAAN GEDUNG (ra 022) KEMENTERIAN PEKERIAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2016 SKEMA SERTIFIKASI PELAKSANA LI\PANGAN

Lebih terperinci

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER COPYWRITING LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

ALAT BERAT BIG BULLDOZER

ALAT BERAT BIG BULLDOZER LEM 8A6A $TR"TI TI KASI PROFTSI ALAT BTRAT INDONESIA m"skema-oz SKEMA SERTIFIKASI KLASTER PERAWATAN PENCEGAHAN ( PREVENT/,VE MATNTENAfVCE ) ALAT BERAT BIG BULLDOZER Disusun atas dasar permintaan PT United

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI KOMPUTER PANDUAN MUTU. NomorDokumen : 01/LSPKOMPUTER/PM/VII/2015 NomorSalinan : 00 Edisi : 1 Status Distribusi :

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI KOMPUTER PANDUAN MUTU. NomorDokumen : 01/LSPKOMPUTER/PM/VII/2015 NomorSalinan : 00 Edisi : 1 Status Distribusi : LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI KOMPUTER NomorDokumen : 01/LSPKOMPUTER/PM/VII/2015 NomorSalinan : 00 Edisi : 1 Status Distribusi : X Terkendali Tak terkendali Perhatian : Dokumen ini tidak boleh disalin/dikopi

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,

Lebih terperinci

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304 Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 304 =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi 1 / 17 KATA PENGANTAR 2 /

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DALAM NEGERI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LSP KEPADA BNSP

PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LSP KEPADA BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 02/BNSP.211/X/2013 Tentang PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LSP KEPADA BNSP Versi 1 Oktober

Lebih terperinci

20L6 SKEMA SERTIFIKASI KOM PETENSI KUALIFIKASI NASIONAL SERTIFIKAT II BIDANG GEOMATIKA

20L6 SKEMA SERTIFIKASI KOM PETENSI KUALIFIKASI NASIONAL SERTIFIKAT II BIDANG GEOMATIKA 20L6 Badan Nasional Sertifikasi Profesi SKEMA SERTIFIKASI KOM PETENSI KUALIFIKASI NASIONAL ( Skema sertifikasi kompetensi Kualifikasi Nasional Sertifikat ll bidang Geomatika adalah skema sertt'fikasi kualifikasiyang

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAYANAN PERAWATAN MEDIKAL BEDAH DOMPET DHUAFA

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAYANAN PERAWATAN MEDIKAL BEDAH DOMPET DHUAFA 2017 LSP DOMPET DHUAFA SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAYANAN PERAWATAN MEDIKAL BEDAH DOMPET DHUAFA adya 2 Disusun berdasarkan SKKNI tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Lebih terperinci

{3NSP SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS PEKERIAAN BETON RIST KDIKTI 20L6 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

{3NSP SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS PEKERIAAN BETON RIST KDIKTI 20L6 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT {3NSP BADAII IIASIOII I SERIIFII(ASI PROFESI RIST KDIKTI SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS PEKERIAAN BETON KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 20L6 20L6 SKEMA SERTIFIKASI PENGAWAS PEKERIAAN BETON

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN 5 2013, No.640 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMENTAN/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci