DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA... iii. KATA PENGANTAR.. iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI...

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA... iii. KATA PENGANTAR.. iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI..."

Agus Indradjaja
5 tahun lalu
Tontonan:

1 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA.... iii KATA PENGANTAR.. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK vi ABSTRACT. vii RINGKASAN.. viii SUMMARY. ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL. xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Melitus Definisi Klasifikasi Diabetes Faktor Risiko Diabetes Tingkat Pengetahuan... 16

2 2.2.1 Pengertian Pengetahuan Tingkatan Pengetahuan Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Pengukuran Pengetahuan BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Konsep.. 22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Subjek dan Sampel Penelitian Besar Sampel Kriteria Subjek Cara Pengambilan Sampel Variabel Penelitian Klasifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Instrumen Penelitian Analisis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tingkat Pengetahuan Responden Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan Hubungan Usia dengan Tingkat Pengetahuan... 32

3 5.3.2 Hubungan Sumber Informasi dengan Tingkat Pengetahuan.. 32 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1 36 Lampiran 2 37 Lampiran 3 38 Lampiran 4. 41

4 ABSTRAK GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS PADA POLISI DI POLDA DENPASAR TAHUN 2016 Pentingnya masyarakat untuk memiliki pengetahuan mengenai faktorfaktor risiko diabetes melitus (DM) di era masa kini sehingga kejadian diabetes dapat dicegah lebih dini. Prevalensi DM di Indonesia diprediksi akan meningkat dari jumlah 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Proporsi penyebab kematian di Indonesia akibat diabetes pada kelompok usia tahun yang terjadi di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu sebesar 14.7%, dan yang terjadi pada daerah pedesaan menduduki ranking ke-6 dengan presentase sebesar 5.8%. Pada populasi polisi ditemukan kejadian DM sebesar 37%, sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai diabetes yang dikhususkan pada pengetahuan mengenai faktor risiko DM pada polisi. Desain yang digunakkan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang dilakukan dengan metode cross sectional dan pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 56 responden. Hasil penelitian yang didapatkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sebanyak 24 responden (42.86%), sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 32 responden (57.14%). Responden mayoritas berusia tahun (n=46 atau 80.7%), sumber informasi dari buku (n=44 atau 78.6%). Dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar polisi telah memiliki pengetahuan faktor risiko DM yang tinggi. Kata kunci: Pengetahuan, faktor risiko, DM, polisi

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolisme yang umum dimana seseorang mempunyai kadar gula darah tinggi (Izadi, et al., 2013). Salah satu penyebabnya dikarenakan tubuh tidak bisa memproduksi insulin yang cukup atau tidak bisa menggunakan insulin secara efektif, dimana insulin merupakan suatu hormon yang diproduksi di pankreas yang memperbolehkan gula dari makanan untuk memasuki sel tubuh dan akan diubah menjadi energi yang diperlukan oleh otot-otot dan jaringan-jaringan untuk berfungsi. Sehingga seseorang yang menderita diabetes tidak dapat menyerap glukosa dengan baik dan glukosa tersebut akan tetap bersikulasi dalam darah (dikenal dengan kondisi hiperglikemia) yang nantinya dapat merusak jaringan dari waktu ke waktu, dan akan berujung pada kecacatatan dan komplikasi kesehatan yang dapat mengancam jiwa (IDF, 2013). Menurut IDF (2013) dan ADA (2009) DM memiliki beberapa tipe yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, dan DM tipe lain. DM tipe 2 merupakan penyakit yang lebih banyak dijumpai dan pada tipe ini tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin dengan baik (Nlm.nih.gov, 2016). Pada abad ke 21 ini, DM tipe 2 menjadi salah satu masalah utama dalam dunia kesehatan. Menurut IDF (2013) semua tipe DM akan terus meningkat, khususnya DM tipe 2, yang mencapai 55% pada tahun Sebagian besar dari

6 382 juta orang yang menderita DM tipe 2 diantaranya berumur 40 dan 59, dan 80% diantaranya tinggal di negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Di Indonesia, kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe 2 menurut prediksi WHO menunjukkan adanya peningkatan jumlah penderita DM tipe 2 yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (PERKENI, 2015). Pada tahun 2007, hasil yang diperoleh Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM tipe 2 pada kelompok usia tahun yang terjadi di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu sebesar 14.7%, dan yang terjadi pada daerah pedesaan menduduki ranking ke-6 dengan presentase sebesar 5.8% (KEMKES, 2009). Adapun faktor risiko DM tipe 2 itu sendiri menurut PERKENI (2015) yaitu, berat badan lebih, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, dan diet tak sehat. Seiring perjalanan penyakit DM tipe 2 yang terjadi pada orang dewasa akan lebih mungkin untuk meninggal karena penyakit jantung sebanyak 2-4 kali sama seperti orang dewasa yang tidak menderita diabetes, dan juga 2-4 kali akan lebih mungkin untuk menderita stroke. Sebanyak 60% orang dengan DM tipe 2 akan memiliki beberapa tingkat retinopati dalam kurun waktu 20 tahun setelah terdiagnosis, hal ini juga dialami hampir pada semua orang dengan DM tipe 1, dan sekitar 30% orang dengan DM tipe 2 akan mengalami penyakit ginjal (C3health, 2011).

7 Polisi merupakan salah satu profesi yang kita kenal sebagai profesi yang memiliki pola hidup sehat baik segi aktivitas maupun pola makan. Namun polisi juga merupakan populasi yang rentan menderita DM tipe 2. Pada Global Journal of Medicine and Public Health (2012) memperlihatkan polisi-polisi juga memiliki faktor risiko DM tipe 2, yaitu dari populasi yang diteliti terdapat polisi yang memiliki indeks masa tubuh overweight (35%) dan obesitas (7%). Sebanyak 64% populasi polisi yang diteliti tidak melakukan kegiatan aktivitas fisik (olahraga) di waktu luang mereka. Disebutkan juga bahwa sebanyak 33% polisi menderita hipertensi dan 30% memiliki ketidaknormalan dalam nilai profil lipidnya. Selain faktor risiko diatas didapati juga 37% dari populasi polisi yang diteliti sudah menderita penyakit DM tipe 2. Berdasarkan data diatas pentingnya untuk mengetahui faktor risiko penyakit DM tipe 2 dan menanganinya dengan serius, dikarenakan DM tipe 2 merupakan penyakit kronis yang tidak hanya mempengaruhi kesehatan jangka panjang tetapi juga mempengaruhi kehidupan secara pribadi dan juga profesional. Adapun salah satu faktor risiko yang paling dominan ditemukan pada polisi yaitu kelebihan berat badan, dan apakah polisi menyadari akan salah satu faktor risiko tersebut atau tidak. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk mengetahui gambaran faktor-faktor risiko DM di kepolisian polda Denpasar sehingga nantinya dapat dilakukan pencegahan lebih dini. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan faktor risiko DM pada polisi di Polda Denpasar tahun 2016?

8 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan faktor risiko DM pada polisi di Polda Denpasar tahun Manfaat Penelitian Manfaat akademik/ilmiah Penelitian ini berguna sebagai bahan keilmuan yang dapat memberikan wawasan dan pengetahuan terkait dengan DM untuk mencegah angka kejadian DM yang semakin meningkat tiap tahunnya Manfaat praktis Untuk mengetahui tingkat pengetahuan faktor risiko DM pada profesi polisi sehingga dapat menjadi informasi untuk praktisi kesehatan memberikan edukasi yang baik kepada polisi mengenai faktor risiko.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang