BAB II KAJIAN PUSTAKA. bebas yaitu indeks pembangunan manusia dan produk domestik regional bruto
|
|
- Fanny Hartono
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab kajian pustaka penulis akan memaparkan pengertian - pengertian dari variabel yang akan peneliti teliti, yang terdiri dari dua variabel bebas yaitu indeks pembangunan manusia dan produk domestik regional bruto dan satu variabel terikat yaitu kemiskinan. Penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan hipotesis juga akan dibahas pada bab ini. A. Landasan Teori 1. Kemiskinan Kemiskinan merupakan keadaan seseorang atau individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh hidup yang dianggap layak seperti memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Menurut Bapenas dalam Arsyad (2010:299) mendefinisikan kemiskinan sebagai keadaan yang dialami seseorang atau kelompok orang yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi. Sedangkan Suparlan dalam Khomsan (2015:2) menyatakan bahwa kemiskinan adalah sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yakni dengan adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Berdasarkan pengertian tersebut kemiskinan dapat dikatan sebagai keadaan suatu penduduk yang berada disuatu wilayah yang tidak dpat memenuhi kehidupan layak. 11
2 Kemiskinan bersifat multidimensial, yang artinya kebutuhan manusia itu tidak terbatas dan beragam, sehingga kemiskinan memiliki banyak aspek, diantaranya aspek primer dan aspek sekunder. Miskin akan asset, organisosial politik, dan pengetahuan serta ketrampilan merupakan aspek primer, dan sedangkan aspek sekunder yaitu berupa miskin terhadap jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi merupakan kemiskinan yang dilihat dari kebijakan umum. Masyarakat miskin selalu berada pada kondisi ketidakmampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu ketidakmampuan dalam melaksanakan kegiatan usaha produktif, menjangkau akses sumber daya sosial ekonomi, menentukan nasibnya sendiri dan senantiasa mendapatkan perlakuan diskriminatif, dan membebaskan diri dari mental dan budaya miskin serta selalu mempunyai martabat dan harga diri yang rendah. Ciri-ciri masyarakat miskin menurut Fernandez (Arsyad,2010:300) yaitu sebagai berikut: a. Aspek politik yaitu aspek yang tidak memiliki akses ke proses pengambilan keputusan yang menyangkut hidup mereka. b. Aspek sosial yaitu mulai tersingkirnya dari institusi utama masyarakat yang ada. c. Aspek ekonomi yaitu rendahnya kualitas SDM, termasuk kesehatan, pendidikan, ketrampilan yang berdampak pada rendahnya penghasilan, dan rendahnya kepemilikan atas asset fisik, termasuk asset lingkungan hidup seperti air bersih dan penernagan. 12
3 d. Aspek budaya atau nilai yaitu mulai terperangkap dalam budaya sehingga menyebabkan rendahnya kualitas SDM seperti rendahnya etos kerja, berpikir pendek dan mudah menyerah. Menurut Sen dalam Todaro dan Smith (2006:23) menyatakan bahwa tingkat kemiskinan tidak dapat diukur dari tingkat pendapatan atau bahkan dari utilitasnya seperti pemahaman konvensional, yang paling penting bukanlah apa yang dimilki seseorang ataupun kepuasan yang ditimbulkan dari barang-barang tersebut, melainkan apakah yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan barang tersebut. Begitu dengan penduduk apakah yang dapat dilakukan oleh penduduk dengan brangbarang yang ada. Kemiskinan menurut sebabnya terbagai menjadi 2 (dua) macam. Pertama adalah kemiskinan kultural atau alamiah yaitu yang disebakan oleh faktor-faktor adat atau kebudayaan suatu daerah yang membelenggu seseorang atau kelompok. Kedua adalah kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut, sehingga mereka tidak dapat ikut menikmati sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Selain dua macam kemiskinan tersebut masih ada ukuran kemiskinan lainnya yang umum digunakan yakni kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Menurut Todaro dan Smith (2006:67) kemiskinan absolut (absolute poverty) adalah konsep untuk menentukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik dasar akan 13
4 makanan, pakaian, dan perumahan agar dapat menjamin keberlangsungan hidupnya. Sedangkan kemiskinan relatif menurut Arsyad (2010:302) adalah kemiskinan yang lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya, yakni dari lingkungan orang yang bersangkutan. Kemiskinan akan selalu ada karena konsep kemiskinan reltif yang bersifat dinamis. Sedangkan Kincaid (1975) melihat kemiskinan dari aspek ketimpangan sosial. Jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin bisa dilihat dari ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan atas dan bawah, semakin besar ketimpangan maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin. Dalam ukuran kemiskinan dikenal ukuran kesejahteraan dengan pendapatan per kapita dan garis kemiskinan. Tetapi terdapat ukuranukuran lain tentang angka kemiskinan yaitu headcount index, indeks kedalaman kemiskinan, dan indeks keparahan kemiskinan. a. Headcount index (HDI-P 0 ) Presentase penduduk miskin yang berada dibawah garis kemiskinan. Indeks ini dapat diukur dengan rumus : (Todaro dan Smith, 2006:243) Keterangan: P 0 : Headcount index H : banyak orang yang penghasilannya berada dibawah garis kemiskinan N : total populasi 14
5 b. Indeks kedalaman kemiskinan Ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran oleh masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan disebut Indeks kedalaman kemiskinan (Poverty Gap Index-P 1 ). Semakin tinggi nilai indeks, maka semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Dalam menghitung indeks kedalaman kemiskinan dapat digunakan rumus sebagai berikut: ( ) (Todaro dan Smith, 2006:246) Keterangan : P 1 : Indeks Kedalaman kemiskinan H : banyak orang yang penghasilannya berada dibawah garis kemiskinan Yi : pendapatan dari orang miskin ke-i N : total populasi Yp : garis kemiskinan c. Indeks keparahan kemiskinan Indeks keparahan kemiskinan (Poverty Severity Index-P 2 ) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpanagan pengeluaran di antara penduduk miskin. Dalam menghitung indeks ini dapat digunakan rumus sebagai berikut : 15
6 ( ) (Todaro dan Smith, 2006:246) Keterangan : P 2 : indeks keparahan kemiskinan H : banyak orang yang penghasilannya berada dibawah garis kemiskinan N : total populasi Yi : pendapatan dari orang miskin ke-i Yp : garis kemiskinan 2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pembangunan manusia adalah proses memperbesar pilihan orang. Tetapi perkembangan manusia juga merupakan tujuan, jadi itu adalah proses dan hasil. Pembangunan manusia menyiratkan bahwa orang harus mempengaruhi proses yang membentuk kehidupan mereka. Dalam semua ini, pertumbuhan ekonomi adalah sarana penting bagi pembangunan manusia, tetapi bukan akhirnya. (UNDP,2016:2). Indeks pembangunan manusia menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2017) adalah salah satu tolak ukur untuk melihat keberhasilan pembangunan manusia disuatu wilayah atau daerah. Cara bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dijelaskan oleh IPM. Mulai tahun1990 IPM dikembangkan oleh UNDP dan secara berkala dipulikasikan dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Nilai IPM diukur 16
7 berdasarkan 4 (empat) indikator sebagai acuannya yaitu tingkat harapan hidup, tingkat harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran per kapita disesuaikan. a. Angka Harapan Hidup- AHH (Life Expectancy) Badan Pusat Statistik (BPS:2017) mendefinisikan bahwa angka harapan hidup adalah lama perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur. Angka harapan hidup ini mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. Angka harapan hidup ini dihitung dari hasil sensus dan survey kependudukan. Standar UNDP untuk angka harapan hidup ini besarnya adalah 20 < x > 85, yang berarti angka harapan hidup minimal adalah 20 tahun dan angka harapan hidup maksimal adalah 85 tahun. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Dimensi kesehatan Sumber: Dimana : I kesehatan AHH AHH maks AHH min : indeks kesehtan : angka harapan hidup : angka harapan hidup maksimal : angka harapan hisup minimal 17
8 b. Angka Harapan Lama Sekolah-HLS (Expected Years of Schooling EYS) Lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada usia tertentu di masa mendatang disebut angka harapan lama sekolah. Angka harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 (tujuh) tahun keatas, guna mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dicapai oleh setiap anak yakni menggunakan angka harapan lama sekolah untuk mengetahuinya. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Sumber: Dimana: HLS I HLS HLS maks HLS min : harapan lama sekolah : indeks harapan lama sekolah : harapan lama sekolah maksimal : harapan lama sekolah minimal c. Rata-rata Lama Sekolah-RLS (Mean Years of Schooling- MYS) Rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal disebut rata-rata lama sekolah. Menghitung indikator ini dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang ditempuh. Menurut 18
9 UNDP standar minimal untuk rata-rata lama sekolaha adalah 0 (nol) tahun dan unntuk standar maksimal rata-rata lama sekolah adalah 15 (lima belas) tahun. Sumber: Dimana : I RLS : indeks rata-rata lama sekolah. RLS : rata-rata lama sekolah. RLS maks : rata-rata lama sekolah maksimal. RLS min : rata-rata lama sekolah minimal. Dari kedua angka diperoleh indeks pendidikan dengan rumus yang dapat digunakan sebagai berikut: d. Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan Pengeluaran perkapita yang disesuaikan menurut BPS (2017) ditentukan dari nilai per kapita dan peritas daya beli (Purcashing Power Parity-PPP), rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/ rill dengan tahun dasar. Dimensi pengeluaran : Sumber: Dimana : ( ) ( ) ( ) ( ) 19
10 I pengeluaran : indeks pengeluaran In(pengeluaran maks ) : indeks pengeluaran maksimal In(pengeluaran min ) : indeks pengeluaran minimal Menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara dapat menggunakan IPM. Peringkat ini menunjukkan keberhasilan suatu wilayah/ Negara dalam pembangunan manusia. Nilai minimum dan maksimum dibutuhkan masing-masing indikator untuk menghitung IPM. Pada tabel 2.1 disajikan nilai-nilai tersebut. Tabel 2.1 nilai maksimum minimum Indikator Satuan Maksimum Minimum BPS UNDP BPS UNDP Angka Harapan Hidup Saat Lahir Angka Harapan Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah Tahun Tahun Tahun Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan 100 (PPP U$) * (Rp) (PPP U$) ** (Rp) Keterangan: * Daya beli minimum adalah garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di Tolikara-Papua ** Daya beli maksimum adalah nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu perkiraan pengeluaran per kapita Jakarta Selatan tahun 2025 Sumber : 20
11 IPM dapat dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sumber: IPM antar wilayah dapat dikategorikan sesuai dengan capaian, melalui pengelompokkan IPM ke dalam beberapa kategori, berikut ini: IPM < 60 : IPM rendah 60 IPM < 70 : IPM sedang 70 IPM < 80 : IPM tinggi IPM 80 : IPM sangat tinggi Sumber : 3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Dalam suatu Negara nilai total suatu output yang dihasilkan dikenal dengan produk domestik bruto. Menurut Todaro dan Smith (2006:61) produk domestik bruto adalah nilai total atas segenap output akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian (baik yang dilakukkan oleh penduduk lokal maupun orang-orang dari Negara lain yang bermukim di Negara yang bersangkutan). Jadi seluruh nilai akhir yang dihasilkan oleh penduduk yang bertempat di suatu Negara merupakan produk domestik bruto negara tersebut. Sedangkan untuk nilai akhir dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh wilayah (regional) dalam satu tahun adalah produk domestik regional bruto. 21
12 Produk domestik regional bruto menurut Arsyad (2010:20) yaitu jumlah nilai akhir dari barang dan jasa yang di hasilkan dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa selama satu tahun. Sedangkan menurut badan pusat statistik (BPS) produk domestik regional bruto merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah keseluruhan nilai akhir barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu wilayah. Dalam penyusunan PDRB terdapat 2 (dua) pendekatan yang digunakan yaitu berdasarkan lapangan usaha dan pengeluaran. Sedangkan PDRB disajikan dalam 2 (dua) versi penyajian yaitu berdasarkan harga yang berlaku berdasarkan harga konstan. Atas dasar harga yang berlaku adalah menggunakan agregat nilai harga pada tahun berjalan, sedangkan atas dasar harga konstan adalah menggunakan agregat nilai harga pada tahun tertentu atau tahun dasar tertentu (base year). B. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu : 1. Muhammad Saiful Mujab (2015) membahas tentang pengaruh indeks pembangunan manusia, jumlah penduduk, dan produk domestik regional 22
13 bruto terhadap kemiskinan di 35 kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah tahun Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh indeks pembangunan manusia, jumlah penduduk, dan produk domestik regional bruto terhadap kemiskinan di 35 kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah tahun Hasil yang diperoleh menujukkan IPM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan, jumlah penduduk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan, dan PDRB mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan. Nilai R-squere yang diperoleh sebesar 0, yang berarti sebesar 98,94 persen variabel kemiskinan dapat dijelaskan oleh variabel independen dan sisa sebesar 1,06 persen dijelaskan oleh variabel diluar model. 2. Rahmawati Faturrohmin (2011) membahas tentang pengaruh PDRB, harapan hidup, dan melek huruf terhadap tingkat kemiskinan (studi kasus 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PDRB, Harapan Hidup, dan Melek Huruf terhadap Tingkat Kemiskinan (studi kasus 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu PDRB, harapan hidup, dan melek huruf secara simultan berpengaruh terhadap penurunan tingkat kemiskinan di 35 kabupaten/kota di Jawa Tenga pada periode Variabel independen dalam model ini mampu menjelaskan variasinya dari variabel dependen sebesar 96,32 persen. 23
14 Sedangkan sebesar 2,68 persen sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka terdapat masalah yang sama yang akan diteliti oleh peneliti yaitu masalah kemiskinan, dari 2 (dua) penelitian terdahulu menunjukan hasil penelitian, pertama IPM dan PDRB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan dan jumlah penduduk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan, kedua PDRB, harapan hidup, dan melek huruf secara bersama-sama berpengaruh terhadap penurunan tingkat kemiskinan. C. Kerangka Berfikir Menurut Sugiono (2015:388) kerangka berfikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. 1. Pengaruh IPM terhadap kemiskinan di Jawa Tengah Salah satu tolak ukur untuk melihat keberhasilan pembangunan manusia disuatu wilayah dapat diketahui melalui indeks pembangunan manusia. Bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dijelaskan oleh IPM. Di dalam IPM ini terdapat indikator yaitu angka harapan hidup (AHH), angka harapan lama sekolah (HLS), rata-rata lama sekolah (RLS), dan pengeluaran per kapita yang disesuaikan, dari keempat indikator ini menjadi 3 indeks yaitu indeks kesehatan yang dinilai dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dinilai dari jumlah harapan lama sekolah 24
15 dan rata-rata lama sekolah yang dibagi 2 (dua), dan indeks pengeluaran yang dinilai dari pengeluaran perkapita yang disesuaikan. Kemiskinan merupakan keadaan suatu wilayah yang penduduknya tidak mampu memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh hidup yang dianggap layak seperti memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Dalam kemiskinan ini dapat diukur melalui headcount index(p 0 ), indeks kedalaman kemiskinan (P 1 ), dan indeks keparahan kemiskinan (P 2 ). Jika terjadi peningkatan IPM di Provinsi Jawa Tengah, maka kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah akan menurun. 2. Pengaruh PDRB terhadap Kemiskinan di Jawa Tengah Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah keseluruhan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah disebut produk domestik regional bruto. Dalam PDRB menggunakan 2 (dua) versi penilaian yaitu dengan menggunakan atas dasar harga yang berlaku dan menggunakan penilaian atas dasar harga konstan. Kemiskinan merupakan keadaan suatu wilayah yang penduduknya mengahsilkan produktivitas yang rendah dikarenakan tingkat produktivitas penduduknya rendah ini mengakibatkan nilai PDRB yang dihasilkan rendah, sehingga pemanfaatan sumber daya alam dan bahan produksi rendah maka pendapatan penduduk diwilayah tersebut juga 25
16 rendah. Dalam kemiskinan ini dapat diukur melalui headcount index(p 0 ), indeks kedalaman kemiskinan (P 1 ), dan indeks keparahan kemiskinan (P 2 ). Jika terjadi peningkatan PDRB di Provinsi Jawa Tengah, maka akan terjadi penurunan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah. 3. Pengaruh IPM dan PDRB terhadap kemiskinan di Jawa Tengah Salah satu tolak ukur untuk melihat keberhasilan pembangunan manusia disuatu wilayah adalah IPM. Dalam IPM ini terdapat indikator yaitu angka harapan hidup (AHH), angka harapan lama sekolah (HLS), rata-rata lama sekolah (RLS), dan pengeluaran per kapita yang disesuaikan, dari keempat indikator ini menjadi 3 indeks yaitu indeks kesehatan yang dinilai dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dinilai dari jumlah harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah yang dibagi 2 (dua), dan indeks pengeluaran yang dinilai dari pengeluaran perkapita yang disesuaikan. produk domestik regional bruto merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah keseluruhan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Kemiskinan merupakan keadaan suatu wilayah yang memilki tingkat pembangunan yang rendah dan produk domestik regional bruto yang juga rendah hal ini dikarenakan pembangunan manusia yang tidak berhasil sehingga bayak sumber daya alam dan produksi yang tidak dimanfaatkan secara efektif dan efisien. 26
17 Jika IPM dan PDRB meningkat di Provinsi jawa Tengah, maka kemiskinan di Jawa tengah akan menurun. Gambar 2.1 kerangka berfikir Pengaruh IPM dan PDRB terhadap Kemiskinan di 35 Kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah tahun Keterangan : X 1 (IPM) X 2 (PDRB) Y (Kemiskinan) Variabel dependen diberi notasi Y Variabel independen diberi notasi X X 1 X 2 Y : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) : Produk Domestik regional Bruto (PDRB) : Kemiskinan : pengaruh variabel X terhadap Y D. Hipotesis penelitian Sugiono (2015:389) menyatakan bahwa hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan maslah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berfikir. 1. Terdapat pengaruh yang signifikan indeks pembangunan manusia terhadap kemiskinan. 27
18 2. Terdapat pengaruh yang signifikan produk domestik regional bruto terhadap kemiskinan. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan indeks pembangunan manusia dan produk domestik regional bruto terhadap kemiskinan. 28
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU H.Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 Pendahuluan Metodologi IPM Hasil Penghitungan IPM Metode Baru Penutup Pendahuluan SEJARAH PENGHITUNGAN IPM 1990:
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 011 - O15 Selama kurun waktu 011-015, IPM Kabupaten Ngada meningkat dari
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 02/10/Th. VII, 05 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 2010-2O14 (PENGHITUNGAN DENGAN MEMAKAI METODE BARU) Selama kurun
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA METODE BARU UMUR PANJANG DAN HIDUP SEHAT PENGETAHUAN STANDAR HIDUP LAYAK BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI Pembangunan Manusia Perubahan Metodologi IPM Implementasi IPM Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan lebih mendalam tentang teori-teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Selain itu akan dikemukakan hasil penelitian terdahulu
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 38/07/34/Th.XVIII, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 Pembangunan manusia di Daerah Istimewa Yogyakarta pada
Lebih terperinciBAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Struktur Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA METODE BARU UMUR PANJANG DAN HIDUP SEHAT PENGETAHUAN STANDAR HIDUP LAYAK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DAFTAR ISI Pembangunan Manusia Perubahan Metodologi
Lebih terperinciANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014
ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014 (Oleh Endah Saftarina Khairiyani, S.ST) 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan era globalisasi menuntut setiap insan untuk menjadi
Lebih terperinciPemanfaatan DATA Statistik Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Bandung Pemanfaatan DATA Statistik Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Soreang, 1 Oktober 2015 Ir. R. Basworo Wahyu Utomo Kepala BPS Kabupaten Bandung Data adalah informasi
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 Nomor ISBN : Ukuran Buku : 6,5 x 8,5 inchi Jumlah Halaman : vii + 38 Halaman Naskah Penanggung
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masalah klasik dan mendapat perhatian khusus dari negara-negara di dunia.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Konsep Kemiskinan Pada umumnya masalah kemiskinan hingga saat ini masih menjadi masalah klasik dan mendapat perhatian
Lebih terperincijayapurakota.bps.go.id
INDEKS PEMBANGUNGAN MANUSIA DAN ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA TAHUN 2015/2016 ISSN: Nomor Katalog : 2303003.9471 Nomor Publikasi : 9471.1616 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah : : 16,5
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan
I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 33/05/51/Th. II, 5 Mei 2017 IPM Provinsi Bali Tahun 2016 Progres pembangunan manusia pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya dan lingkungan serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Indeks Pembangunan Manusia 1. Konsep Pembangunan Manusia Pembangunan manusia mempunyai arti yang luas, namun ide dasar dari pembangunan manusia adalah menciptakan pertumbuhan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. Gambar 1.1 Peta Dunia Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (2004). menengah. tinggi. data ( ) rendah (
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan indeks pembangunan manusia juga telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016
No. 010/06/3574/Th. IX, 14 Juni 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016 IPM Kota Probolinggo Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kota Probolinggo pada tahun 2016 terus mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI Konsep dan Definisi. Angka Harapan Hidup 0 [AHHo]
BAB II METODOLOGI 2.1. Konsep dan Definisi Angka Harapan Hidup 0 [AHHo] Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir (0 tahun) yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk. Angka Kematian Bayi (AKB) Banyaknya
Lebih terperincisebanyak 158,86 ribu orang atau sebesar 12,67 persen. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu se
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.02/06/33.08/Th.II, 15 Juni 2017 PROFIL KEMISKINAN DI KABUPATEN MAGELANG 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TAHUN 2016 SEBESAR 12,67 PERSEN Jumlah penduduk miskin
Lebih terperinciProduk Domestik Regional Bruto
Tabel 9.1 : PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2007 2010 (Rp. 000) 1. PERTANIAN 193.934.273 226.878.977 250.222.051 272176842 a. Tanaman bahan makanan 104.047.799 121.733.346 134.387.261
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulu Suliswanto (2010), Melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDRB) Dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Angka Kemiskinan
Lebih terperinciANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GRESIK TAHUN 2017
PENGETAHUAN STANDAR HIDUP LAYAK ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GRESIK TAHUN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN GRESIK Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 25/04/35/Th. XV, 17 April 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2016 IPM Jawa Timur Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Timur pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasionalnya memiliki satu tujuan yaitu memajukan kesejahteraan umum.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembagunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara selalu diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, pembagunan ekonomi suatu daerah atau
Lebih terperincisebanyak 160,5 ribu orang atau sebesar 12,98 persen. Pada tahun 2015, jumlah penduduk miskin mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun sebelumnya, ya
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.02/11/33.08/Th.I, 08 November 2016 PROFIL KEMISKINAN DI KABUPATEN MAGELANG 2015 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN 2015 MENCAPAI 13,07 PERSEN Jumlah penduduk miskin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang harus dicapai dalam pembangunan. Adapun salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah upaya multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi
Lebih terperinciKatalog BPS :
Katalog BPS : 1413.7371 Indeks Pembangunan Manusia Kota Makassar 2014 Katalog BPS : 1413.7371 Naskah/Editor : Seksi Neraca Wilayah & Analisis Statistik Gambaran Kulit : Seksi Neraca Wilayah & Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan yang mencolok masih banyak ditemukan di negara-negara berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan yang siginifikan selama lebih
Lebih terperinciTingkat Kemiskinan Jawa Barat Maret 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 55/09/32/Th. XVII, 15 September 2015 Tingkat Kemiskinan Jawa Barat Maret 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat tercermin melalui jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di suatu negara. Penduduk merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam landasan teori ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Bagian ini
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 31/05/Th.I, 5 Mei 2017 IPM Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 29/05/72/ThXX, 05 Mei 2017 IPM Sulawesi Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sulawesi Tengah terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya
Lebih terperinciHarapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.02/05/33.08/Th. I, 04 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN MAGELANG 2016 1. Perkembangan IPM Kabupaten Magelang, 2010-2016 Pembangunan manusia
Lebih terperinciPENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang
BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dasar dari pembangunan. Manusia dapat menikmati hidup dengan nyaman apabila sehat dan untuk dapat hidup yang layak dibutuhkan
Lebih terperinci3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah
Data capaian IPM Kabupaten Temanggung tahun 2013 belum dapat dihitung karena akan dihitung secara nasional dan akan diketahui pada Semester II tahun 2014. Sedangkan data lain pembentuk IPM diperoleh dari
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015
No. 34/06/75/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015 IPM Provinsi Gorontalo Tahun 2015 Pembangunan manusia di Provinsi Gorontalo pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan seringkali dipahami dalam pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan suatu masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian di setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau berkembang adalah
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam struktur perekonomian yang diperlukan bagi terciptanya pertumbuhan yang terus menerus. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan yang diharapkan oleh setiap daerah tidak terkecuali bagi kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali. Berbagai upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya melakukan perbaikan perbaikan untuk mencapai taraf hidup dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20
No. 23/05/14/Th. XVIII, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20 IPM Riau Tahun 2016 Pembangunan manusia di Riau pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Indeks Pembangunan Manusia Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan manusia menempatkan
Lebih terperinciPendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memperkuat suatu perekonomian agar dapat berkelanjutan perlu adanya suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu negara sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses perubahan negara menjadi Negara yang jauh lebih baik yaitu melalui pembangunan manusia, karena pembangunan suatu Negara agar menjadi Negara yang baik tidak hanya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepada semua pihak yang telah membantu menyusun publikasi ini kami sampaikan terima kasih. Temanggung, November 2016
KATA PENGANTAR Semangat otonomi daerah yang digulirkan dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 dan telah direvisi dengan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi
Lebih terperinciData Pokok Pembangunan 2014 PEMBANGUNAN MANUSIA
PEMBANGUNAN MANUSIA Proses pembangunan yang sedang dilaksanakan terutama pada Negara berkembang hakikatnya adalah pembangunan terhadap manusianya. Taraf kualitas kehidupan manusia merupakan tujuan utama
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 25/05/15/Th.XI, 5 Mei 2017 IPM Provinsi Jambi Tahun 2016 Pembangunan manusia di Provinsi Jambi pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014
BPS KABUPATEN SEKADAU No.02/11/6109/Th. I, 30 November 2015 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014 IPM KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2014 SEBESAR 61,98 MENINGKAT SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR IPM pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR
KATA SAMBUTAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan dan rahmat-nya, kita telah diberi kesempatan untuk mencurahkan segenap kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan
Lebih terperinciBPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk
BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG No. 001/05/1611/Th.XIX, 24 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNA AN MANUSIA (IPM) TAHUN IPM Empat Lawang Tahun Pembangunan manusia di Empat Lawang pada tahun terus mengalami kemajuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan berpedoman
Lebih terperinciPengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi
Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi Nurfita Sari Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015
BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 40/06/35/Th. XIV, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015 IPM Jawa Timur Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Timur pada tahun 2015 terus mengalami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Indek Pembangunan Manusia. Kesejahteraan sosial merupakan sistem suatu bangsa tentang manfaat dan jasa untuk membantu masyarakat guna memperoleh kebutuhan sosial,
Lebih terperinciBAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL
BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL 2.1 Indeks Pembangunan Manusia beserta Komponennya Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM; Human Development Index) merupakan salah satu indikator untuk mengukur
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016
No. 25/05/94/ Th. II, 2 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016 Pada tahun 2016, IPM Papua mencapai 58,05. Angka ini meningkat sebesar 0,80 poin dibandingkan IPM Papua tahun 2015 yang sebesar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pembangunan manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada tahun 1990 UNDP (United Nations Development Programme) dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan definisi dan teori pembangunan manusia, pengukuran pembangunan manusia, kajian infrastruktur yang berhubungan dengan pembangunan manusia, dan kajian empiris
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 14/07/Th.I, 1 Juli 2016 IPM Sulawesi Tenggara Tahun 2015 Pembangunan manusia di Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016
No. 30/05/36/Th.XI, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016 PEMBANGUNAN MANUSIA BANTEN TERUS MENGALAMI KEMAJUAN Pembangunan manusia di Banten pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan,
Lebih terperinci2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD
143 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 2.2.1 Evaluasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan Jawa Timur tahun 2013 diukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Apriliyah S. Napitupulu, Pengaruh Indikator Komposit Indeks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Kemiskinan juga didefinisikan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
No. 34/05/19/Th. II, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2016 IPM Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kepulauan Bangka Belitung pada tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai obyek penelitan adalah sektor ekonomi di kabupaten Banjarnegara yang menyusun Pendapatan Daerah Regional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan dewasa ini, pembangunan manusia senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development) dirumuskan sebagai perluasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap pembangunan terutama di daerah, salah satunya di Provinsi Jawa Barat. Pembangunan ekonomi daerah erat kaitannya dengan industrialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar pembangunan. Tujuan dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyat untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berkaitan dengan Dana perimbangan, Belanja modal, Pertumbuhan ekonomi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada bab ini akan memuat dan mengkaji beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Dana perimbangan, Belanja modal, Pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciAnalisis Pembangunan Sumber Daya Manusia di Provinsi Bali Tahun
Analisis Pembangunan Sumber Daya Manusia di Provinsi Bali Tahun 2011-2014 Analisis Pembangunan Sumber Daya Manusia di Provinsi Bali Tahun 2011-2014 JAM 14, 3 Diterima, Agustus 2016 Direvisi, September
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI NTB TAHUN 2016
BADAN PUSAT STATISTIK No. 25/04/52/th II, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI NTB TAHUN 2016 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi NTB pada tahun 2016 mengalami kemajuan yang ditandai
Lebih terperinciIndeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia Kuliah Pengantar: Indeks Pembangunan Sub Bidang Pembangunan Perdesaan Di Program Studi Arsitektur, ITB Wiwik D Pratiwi, PhD Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013
BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2013 tumbuh 5,80 persen. Pada tahun 2013, besaran Produk
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
B A D A N P U S A T S T A T I S T I K No.31/05/76/Th.XI, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Sulawesi Barat Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sulawesi Barat pada tahun 2016 terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara berkembang hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi yang mengakibatkan lambatnya
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
No.1/3307/BRS/11/2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 Pembangunan manusia di Wonosobo pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs). Salah
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masalah kemiskinan telah menjadi masalah internasional, terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs). Salah satu tujuan yang ingin dicapai
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 40/06/51/Th. I, 15 Juni 2016 Pembangunan manusia pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
BAB VIII INDIKATOR MAKRO DAERAH 8.1 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) Esensi pembangunan pada hakikatnya adalah upaya untuk peningkatan kualitas manusia itu sendiri dilihat dari berbagai dimensi. Salah
Lebih terperinci