BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI"

Transkripsi

1 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI A. Keadaan Umum Lokasi 1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif Secara Geografis Wilayah Kelurahan Tanggi Kiki merupakan salah satu wilayah Desa yang ada di Kecamatan Sipatana, yang baru dimekarkan dari Kelurahan Tapa pada Tahun Kecamatan Sipatana memiliki luas km dan terletak dibagian ujung barat ibukota Kabupaten Gorontalo. Batas wilayah di Kelurahan Tanggi Kiki, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kelurahan Bulotadaa Timur Kecamatan Sipatana Sebelah Selatan : Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah Sebelah Timur : Kelurahan Dulomo Selatan Kecamatan Kota Utara Sebelah Barat : Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana. Kelurahan ini masih merupakan kelurahan mudah dijangkau, kelurahan ini masih jauh dari adanya polusi udara, sehingga kesegaran udara dan keadaan tanah belum terkontaminasi dengan pencemaran, baik pencemaran lingkungan maupun udara, kelurahan ini bisa digolongkan sebagai kelurahan yang masih mempunyai tingkat kesuburan tanah yang masih tinggi. 2. Jumlah Penduduk Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo mempunyai jumlah penduduk Jiwa terbagi atas jenis kelamin laki-laki dengan jumlah jiwa dan perempuan jiwa. Keadaan penduduk berdasarkan jumlah keluarga sebesar 602 orang dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang. Keadaan penduduk Kelurahan Tanggi Kiki berdasarkan tingkat pendidikan dan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

2 Belum Pernah Sekolah/Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA Sarjana ,69-15,45 16,37 37,42 6,07 Jumlah Sumber : Monografi Kelurahan Tanggi Kiki, 2012 Kesadaran penduduk tentang pentingnya pendidikan ternyata masih kurang, hal ini dapat dilihat dari Tabel 1. Dari Tabel 1 tersebut di ketahui, bahwa jumlah penduduk yang SLTA menduduki posisi pertama dengan jumlah terbanyak yaitu 247 orang (37,42%). Belum pernah bersekolah/tidak tamat SD menduduki posisi kedua dengan jumlah 163 orang (24,69%), dan tingkat pendidikan sarjana merupakan tingkat pendidikan yang memiliki persentase paling sedikit hanya sebanyak 40 orang atau 6,07 %. B. Identitas Petani Responden Identitas petani responden mengambarkan kondisi atau keadaan serta status orang tersebut. Identitas seorang responden akan sangat membantu dalam proses penelitian karena dapat memberikan informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan produksi usahataninya. Ketrampilan petani dalam menjalankan usahatani tentu sangat bervariasi, baik sebagai jurutani maupun sebagai manager. Hal ini disebabkan karena dalam melaksanakan kegiatan usahataninya, petani dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan luas lahan, dan kondisi tempat tinggal Identitas petani responden selengkapnya sebagai berikut : 1. Umur Umur petani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan, bekerja, dan cara berfikir. Semakin muda umur seorang petani maka relatif muda menerima teknologi baru yang dianjurkan dibandingkan petani yang berumur tua. Hal ini disebabkan karena petani yang masih muda berani menanggung resiko. Selain itu juga bila ditinjau dari segi fisik, umur merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam meningkatkan produktivitas. Berdasarkan

3 teori kependudukan menyatakan bahwa usia produktif seseorang berada pada kisaran 15 tahun hingga 56 tahun. Dimana pada usia tersebut kemampuan berfikir dan bekerja seseorang relatif produktif. Identitas petani responden berdasarkan umur ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Petani Padi Sawah Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, No Kelompok Umur ( Tahun ) Jumlah Responden (Orang ) Persentase ( % ) > Jumlah Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Berdasarkan Tabel 2 diatas, menunjukan bahwa umur Petani responden yang belum produktif pada kategori 0-15 dengan jumlah 0%, sedangkan umur petani yang produktif tahun bejumlah 40 orang atau 100%, dan umur petani yang tidak produktif dengan jumlah 0%. Pada umumnya kategori usia responden dalam penelitian ini tergolong usia produktif, sehingga responden merasa mudah menerima teknologi baru dan mampu mengembangkannya karena kemampuan fisik petani sangat besar, sehingga sangat menunjang dalam meningkatkan produktivitas usahataninya. 2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah di tempuh oleh petani responden mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan formal adalah pendidikan yang pernah ditempuh oleh petani responden mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Tingkat pendidikan petani responden menggambarkan daya pikir petani dalam mengelola usahataninya. Sehingga tingkat pendidikan petani responden juga merupakan salah satu variabel yang perlu diperhatikan dalam suatu usahatani. Berdasarkan data yang diperoleh menujukan bahwa pendidikan responden bervariasi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Petani Padi Sawah Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo Tanggi Kiki No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase

4 SD SMP SMA Perguruan Tinggi ( Orang ) ( % ) ,5 1 2,5 Jumlah Sumber : Analisis Data Primer, Berdasarkan Tabel 3, diatas terlihat bahwa tingkat pendidikan petani responden rata-rata umumnya SD berjumlah 18 orang atau 45%, sedangkan pendidikannya SMP berjumlah 12 orang atau 30%, yang tingkat SMA berjumlah 9 orang atau 22,5%, Perguruan Tinggi berjumlah satu orang atau 2,5%. Tingkat pendidikan Di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana yang masih rendah, responden kurang pengetahuannya dalam peningkatan usahatani pada sistem tanaman padi sawah sehingga berpengaruh pada pola pikir responden dalam menghadapi suatu permasalahan di lapangan. Tingkat pendidikan ini merupakan salah satu faktor yang menetukan keberhasilan dalam usahatani selain didukung oleh pengalaman dalam usahatani. 3. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani sebagai kepala keluarga merupakan orang yang bertanggung jawab atas segala kejadian dalam rumah tangganya serta berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari semua anggota keluarga yang menjadi tanggungan. Tanggungan keluarga adalah semua orang yang ditanggung biaya hidupnya oleh petani sampel. Semakin besar jumlah tanggungan keluarga petani akan termotivasi untuk bekerja memperoleh pendapatan yang besar agar dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Berdasarkan data diatas bahwa jumlah sampel menurut tanggungan keluarga dapat dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Petani Padi Sawah Menurut Jumlah Tanggungan keluarga di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, No. Jumlah Tanggungan Jumlah Petani (orang) Persentase (%) , ,5 Jumlah Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Tabel 4. menunjukkan adanya variasi jumlah tanggungan keluarga petani responden yaitu antara 0 7 jiwa dengan jumlah tanggungan keluarga tertinggi yaitu 4 5 jiwa sebanyak 24 jiwa

5 yang memiliki persentase 60%. Dari 40 petani responden, yang paling rendah jumlah tanggungan keluarga yaitu 17,5% dengan jumlah tanggungan 0 3 jiwa sebanyak 7 jiwa. Banyaknya tanggungan keluarga petani sampel di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana sangat mempengaruhi pendapatan bagi petani. 4. Pengalaman Berusahatani Dalam pengalaman berusahatani merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan usahatani. Dimana semakin lama berusaha tani maka semakin banyak yang didapatkan. Semakin banyak pengalaman yang di dapatkan maka petani tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengelola usahataninya. Pengalaman berusahatani pada petani sampel dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Petani Padi Sawah Menurut Pengalaman Berusahatani di Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Kelurahan Tanggi No Pengalaman Berusahatani Jumlah (Orang) Persentase (%) ,5 22,5 70 Jumlah Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Tabel 5. Menunjukan bahwa lama usahatani petani sampel yaitu kisaran kurang 15 tahun sebanyak 3 orang atau 7,5%, lama pengalaman berusahatani kisaran sebanyak 9 orang atau 22,5%, sedangkan kisaran sebanyak 28 orang atau 70%. Lama usahatani menggambarkan kemampuan petani responden dalam mengelola usahatani padi sawah. Pengelolaan usahatani mencakup perencanaan proses budidaya, panen, pemasaran, bahkan melihat permasalahan yang sering terjadi sehingga dapat menekan resiko kegagalan. C. Deskripsi Usahatani Padi Sawah Petani Sampel

6 Keadaan pertanian di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana khususnya pertanian untuk tanaman padi sawah selama ini menunjukan hasil yang baik dengan potensi luas sawah yang dikelolah responden sebesar 1,2 ha. jenis pengairan yaitu irigasi teknis dan frekuensi penanaman sebanyak dua kali dalam setahun, luas tersebut memberikan produksi mencapai Kg per panen. Dalam melakukan proses budidaya tanaman padi, langkah awal yang dilakukan adalah mempersiapkan lahan, yaitu membersihkan lahan dari gulma dan hama, upaya yang dilakukan adalah menyemprotkan obat hama dan obat rumput ke lahan budidaya. Penyemprotan ini dilakukan 2 hari sebelum tanam. Pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan persemaian. Mula-mula sawah dibajak, pembajakan dapat dilakukan dengan mesin, trektor atau melalui pencangkulan oleh manusia. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah dapat dibiarkan sampai 15 hari. selanjutnya tanah dilumpurkan dengan cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari menjelang tanam. Petani di Kelurahan Tanggi Kiki disaat penanaman menggunakan bibit varietasnya bibit Ciheran, Maykonga, Impari dan 64 dan rata-rata pemakaian yaitu bibit dengan rata-rata Kg. Pemeliharaan tanaman padi meliputi pemupukan, penyiangan dan penyemprotan obatobatan. Setiap pemupukan selalu bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan tumbuh-tumbuhan didalam tanah. Petani Kelurahan Tanggi Kiki mengunakan pupuk yang bermacam-macam yaitu Urea, Organik, Npk Pelangi, Npk Ponska, Super Ponspa 36, pengunaan Pupuk Organik rata-rata/petani 306 Kg, Pupuk Urea rata-rata 133 Kg, Pupuk Npk Ponska memiliki rata-rata 147 Kg, sedangkan Pupuk Npk Pelangi rata-ratanya 208 Kg dan Super Ponspa 36 dengan rata-rata 118 Kg setiap petani. Selain pemupukan pemeliharaan terhadap tanaman padi adalah melakukan penyiangan. Penyiangan ini dilakukan beberapa hari setelah pemupukan pertama. Pada lahan ini petani tersebut tidak mengeluarkan biaya untuk pengairan sawahnya. Pengairan dilakukan petani menggunakan saluran air dari Irigasi Tapa atau rumah tangga dari perumahan sekitar. Pekerjaan pemberantas hama dan penyakit dilakukan penyemprotan pestisida dapat tumbuh lebih baik dan hasilnya memuaskan. Petani di Kelurahan Tanggi Kiki menggunakan bermacam-macam obat-obatan yang berbeda merek dan rata-rata pemakaiannya yaitu obat Arifo

7 dengan rata-rata 33 ml, Drusban rata-rata 33 ml, Aladin 80 ml, sedangkan Logran dengan ratarata 68 ml. Salah satu produksi yang terpenting adalah ketersediaan tenaga kerja, karena tanpa tenaga kerja petani tidak akan melakukan pengolahan sampai panen. Hal ini menggambarkan bahwa prospek dan potensi pengembang usahatani padi sawah yang berpihak kepada masyarakat lokal yang ada di Kelurahan Tanggi Kiki dan menjadi peluang yang besar khususnya bagi petani padi sawah. Dalam pengelolaan padi sawah petani memerlukan tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja ini digunakan untuk melakukan proses produksi dari tahap pengolahan lahan sampai panen yang dibayar dengan upah Rp perhari. Untuk pengolahan tanah, penyiangan, pemupukan I, II dan III, pemberantas hama dan penyakit menggunakan tenaga kerja keluarga. Kegiatan saat panen, petani menyewa tenaga kerja luar keluarga dan upah panen berbentuk gabah bukan uang tunai. D. Analisis Pendapatan. Analisis pendapatan di gunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan dan penerimaan yang di peroleh petani padi sawah dan biaya yang dikeluarkan oleh petani padi sawah, Biaya usahatani tanaman padi sawah yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Pendapatan diperoleh dari selisih penerimaan dan biaya. Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah produksi dan harga komoditi. 1. Biaya Usahatani Biaya Usahatani merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani padi sawah dalam satu kali musim tanam. Biaya usahatani terbagi atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dipakai dalam satu kali proses produksi. dimana biaya-biaya ini meliputi pajak lahan, penyusutan alat, dan upah tenaga kerja dalam keluarga. Secara lengkap biaya tetap yang dikeluarkan petani sampel dalam usahatani tanaman padi sawah dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Biaya Tetap Tanaman Padi Sawah Sampel di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, 2013 No Jenis Biaya Tetap Nilai (Rp) Nilai/Ha Persentase (%) 1 Penyusutan alat ,83 5,69

8 2 3 Pajak Lahan Biaya Tenaga Kerja dalam keluarga , ,00 4,49 89,82 Total Biaya , Sumber : Data Diolah, 2013 Tabel 6, menunjukan total dari biaya tetap petani padi sawah sampel sebesar Rp atau Rp ,83/ha, Nilai biaya yang paling besar dalam biaya tetap adalah Upah tenaga kerja dalam keluarga yaitu Rp (89,82%). penyusutan alat sebesar Rp (5,69%) dan pajak lahan sebesar Rp (4,49%). Biaya tenaga kerja keluarga diperoleh dari hasil perkalian antara upah minimum regional dengan jumlah HKSP, dimana upah minimum adalah Rp /hari. Penyusutan alat diperoleh dari nilai baru yang dikurangi nilai sekarang dibagi lama pemakaian. Dalam mengelola tanah petani sangat membutuhkan peralatan untuk membantu selama proses produksi mulai dari pengolahan tanah sampai dengan panen. Petani padi sawah biasanya juga menggunakan tenaga kerja dalam keluarga untuk mengelola tanaman padi yang dijalankan, tenaga kerja tersebut digunakan untuk pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pemberantas hama dan panen. Tenaga kerja tersebut rata-rata terdiri dari pria dimana tenaga kerja pria dalam satu hari dinyatakan dalam 1 HKSP (Hari Kerja Setara Pria). Biaya Variabel adalah biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar kecilnya produksi yang diinginkan. Contoh biaya variabel adalah untuk sarana produksi, meliputi bibit, pupuk, obat-obatan. Total biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Biaya Variabel Usahatani Padi Sawah Sampel di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, 2013 No Jenis Biaya Nilai Biaya (Rp) 1. Bibit Pupuk Organik Pupuk Anorganik Obat-Obatan TK Luar Keluarga Upah Panen Nilai Biaya/Ha (Rp) , , , , , ,00 Persentase (%) 1,66 0,94 12,22 8,96 65,03 11,19 Total Biaya Variabel , Sumber : Data Diolah, 2013

9 Dari Tabel 7, menunjukan total biaya keseluruhan untuk biaya variabel dalam satu masa produksi adalah sebesar Rp atau Rp ,32/Ha. Pupuk sangat penting bagi petani padi untuk mengelola tanaman padi sawah karena pupuk membantu proses pembuahan, pupuk juga bisa memberikan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman dan memperbaiki struktur tanah. Petani padi sawah banyak menggunakan pupuk organik dan anorganik, dimana banyak para petani padi menggunakan pupuk organik, setiap pembelian pupuk organik petani padi mengeluarkan biaya sebesar Rp /Kg atau mencapai rata-rata 0,94% dari biaya total, dan para petani juga menggunakan pupuk anorganik padi sawah mengeluarkan biaya Rp /Kg dengan mencapai rata-rata 12,22%, Petani padi sawah juga mengunakan bibit dan Pembelian bibit mengeluarkan biaya Rp /kg atau mencapai rata-rata 1,66%. Selain pupuk petani padi sawah menggunakan Obat-obatan dengan mengeluarkan biaya Rp /Kg atau mencapai rata-rata senilai 8,96%. selain tenaga kerja keluarga petani padi sawah juga menggunakan biaya tenaga kerja luar keluarga, tenaga kerja ini dibayar dengan upah tertentu. Biasanya petani padi sawah ini menyewa tenaga kerja luar keluarga untuk pengolahan tanah, penanaman, pemupukan I, pemupukan II, penyiangan pemupukan III pemberantas hama dan panen. Tapi itu tergantung sawahnya mengunakan petani yang hanya untuk di sewa. Maka biaya yang dikelurkan oleh petani untuk menyewa tenaga kerja luar keluarga dengan rata-rata 65,03% atau sebesar Rp dan upah panen mengeluarkan biaya Rp atau mencapai rata-rata 11,19% dalam upah panen ini tidak di bayar secara uang tunai, tapi hanya dibayar dalam sistem bagi hasil dalam setiap panen yang di dapat. Berdasarkan perhitungan dari masing-masing biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel, maka dapat dihitung total biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh petani padi sawah sampel selama proses produksi, yang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Biaya Total Usahatani Padi Sawah Sampel di Kelurahan Tanggi Kiki Sipatana Kota Gorontalo, 2013 Kecamatan No Jenis Biaya Nilai (Rp) Nilai /Ha Persentase (%) 1 Biaya Tetap ,66 12,03 2 Biaya Variabel ,33 87,97 Total Biaya , Sumber : Data Diolah, 2013

10 Dari Tabel 8 diatas, menunjukan rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani padi sawah sampel selama satu kali musim tanam adalah Rp atau Rp ,66/Ha dan petani padi sawah sampel mengeluarkan biaya variabel sebesar Rp atau Rp ,33/ ha, sehingga diperoleh total biaya yang dikeluarkan petani padi sawah sampel sebesar Rp atau Rp ,99/ Ha. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa biaya usahatani padi sawah di Kecamatan Sipatana terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel dengan demikian hipotesis 1 terbukti bahwa struktur biaya pada usahatani padi sawah di Kelurahan Tanggi Kiki terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. 2. Penerimaan dan Keuntungan Padi Sawah Penerimaan merupakan nilai uang yang diperoleh dari hasil produksi dikalikan dengan harga komoditi, sedangkan pendapatan bersih selisih merupakan antara penerimaan yang diterima oleh petani dengan biaya usahatani. Nilai penerimaan dan pendapatan bersih usahatani padi sawah di Kelurahan Tanggi Kiki dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai Penerimaan dan Keuntungan Rata-rata dari Usahatani Padi Sawah Sampel di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, 2013 No Uraian Nilai (Rp) Nilai/Ha 1 Penerimaan ,33 2 Biaya Total ,00 Pendapatan Bersih (1-2) ,33 Sumber : Data Diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 9 diatas, menggambarkan penerimaan dan keuntungan usahatani padi sawah di Kelurahan Tangigi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Total biaya usahatani padi sawah untuk satu kali musim tanam mencapai Rp atau Rp /Ha dan penerimaan sebanyak Rp atau Rp ,33/Ha sehingga pendapatan yang diperoleh petani sebesar Rp atau Rp ,33/Ha dimana rata-rata luas lahan 1,2 ha. Tabel 10. Biaya Total, Penerimaan dan Keuntungan Rata-rata dari Usahatani Padi Sawah Sampel di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, 2013 Uraian Rata-rata/Petani (Rp) Rata-rata/Ha (Rp)

11 A. Biaya-Biaya 1. Biaya Tetap 2. Biaya Variabel Total Biaya B. Penerimaan C. Pendapatan Bersih Sumber : Data Diolah, , , , , ,33 Pada Tabel 10 terlihat hasil analisis pendapatan usahatani padi sawah di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana. Hasil penelitian menunjukan total biaya sebesar Rp atau Rp ,99/ha dimana struktur biaya terdiri dari biaya variabel sebesar Rp atau Rp ,33/ha dan biaya tetap sebesar Rp atau ,66/ha. Tabel 10 juga menunjukan penerimaan usahatani padi sawah di Kelurahan Tanggi Kiki sebesar RP atau Rp ,33/ha sehingga diperoleh pendapatan bersih sebesar Rp atau Rp ,33/ha, dengan rata-rata luas lahan 1,2 ha berarti pendapatan yang diperoleh oleh petani padi sawah di Kelurahan Tanggi Kiki selama satu kali musim tanam cukup besar dan menguntungkan. E. Analisis R/C Ratio Analisis R/C Ratio untuk melihat kelayakan dari usahatani padi sawah di Kelurahan Tanggi Kiki hasil perhitungan R/C Ratio dapat dilihat sebagai berikut : Berdasarkan perhitungan di atas terlihat nilai R/C Ratio adalah 3,07. Berdasarkan kriterianya nilai R/C Ratio 1 dapat disimpulkan bahwa padi sawah di Kelurahan Tanggi Kiki Kecamatan Sipatana Kota Gorotalo berada pada posisi menguntungkan. Nilai tersebut memberikan arti bahwa setiap pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 3,07 dengan demikian usahatani padi sawah layak dikembangkan. Dengan demikian hipotesis 2 terbukti bahwa usahatani padi sawah menguntungkan dan layak dikembangkan.

12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Deskripsi Umum Wilayah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara Geografis Wilayah Kecamatan Dungaliyo, merupakan salah satu Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 kecamatan yang ada di Kabupatan Gorontalo. Sesuai dengan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga Terdiri dari 9 Desa yaitu

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Faktor umur adalah salah satu hal yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin produktif umur seseorang maka curahan tenaga yang dikeluarkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara 30 sampai lebih dari 60 tahun. Umur petani berpengaruh langsung terhadap

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Petani 1) Umur Umur petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis) ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Desa Karya Baru merupakan salah satu dari 5 Desa yang ada di Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato. Desa Karya Baru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR 8.1 Penerimaan Usahatani Ubi Jalar Penerimaan usahatani ubi jalar terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang menurut bentuk dan coraknya tergolong ke dalam usahatani perorangan dimana pengelolaannya dilakukan

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL 6.1 Sarana Usahatani Kembang Kol Sarana produksi merupakan faktor pengantar produksi usahatani. Saran produksi pada usahatani kembang kol terdiri dari bibit,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum 1. Letak Geografi Kabupaten Wonogiri adalah salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Tengah. Letak Kabupaten Wonogiri secara geografis antara 110.41

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo ini dilakukan di Desa Mrgodadi, Kecamatan sayegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Letak dan Keadaan Geografis Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo terdiri dari empat (4) Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV. Daerah ini dipilih

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN 6.3. Gambaran Umum Petani Responden Gambaran umum petani sampel diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan para petani yang menerapkan usahatani padi sehat dan usahatani

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tanggungan keluarga, luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman bertani,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tanggungan keluarga, luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman bertani, V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Padi Kegiatan usahatani padi dipengaruhi oleh latar belakang petani dengan beberapa karakteristik yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang tidak mengalami kelangkaan pupuk dilihat berdasarkan produktivitas dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang tidak mengalami kelangkaan pupuk dilihat berdasarkan produktivitas dan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Padi Petani padi dalam menghadapi kelangkaan pupuk dibedakan berdasarkan pengaruh kelangkaan pupuk terhadap produktivitas dan pendapatan dalam usahatani padi. Pengaruh

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Umur petani merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan usahatani. Umur berpengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola usahataninya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Letak dan Keadaan Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Limbula Kecamatan Wanggarasi Kabupaten Pohuwato terdiri Dari 5 dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, Dusun IV,

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG 45 V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG 5.1 Karakteristik Petani Responden Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH 8.1. Penerimaan Usahatani Bawang Merah Penerimaan usahatani bawang merah terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR Penelitian dilakukan di Propinsi Jawa Timur selama bulan Juni 2011 dengan melihat hasil produksi

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui 5 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Petani Dalam penelitian ini yang menjadi petani diambil sebanyak 6 KK yang mengusahakan padi sawah sebagai sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

Analis Pendapatan Usaha Tani Padi dengan Sistem Tanam Benih Langsung (TABELA) di Kelurahan Padangsappa Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

Analis Pendapatan Usaha Tani Padi dengan Sistem Tanam Benih Langsung (TABELA) di Kelurahan Padangsappa Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Analis Pendapatan Usaha Tani Padi dengan Sistem Tanam Benih Langsung (TABELA) di Kelurahan Padangsappa Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Idawati Universitas Andi Djemma Palopo ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi wilayah penelitian a. Letak dan batas wilayah Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang berada di antara kota jogja dan kota solo. Kabupaten

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN

VII ANALISIS PENDAPATAN VII ANALISIS PENDAPATAN Analisis pendapatan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi penerimaan, biaya, dan pendapatan dari usahatani padi sawah pada decision making unit di Desa Kertawinangun pada musim

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio). III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK 1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

Lebih terperinci

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU 7.1. Analisis Penggunaan Sarana Produksi Budidaya ubi kayu tidak terlalu sulit. Ubi kayu tidak mengenal musim, kapan saja dapat ditanam. Karena itulah waktu

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF USAHATANI ANTARA SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DAN SISTEM TANAM PADI KONVENSIONAL DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN

STUDI KOMPARATIF USAHATANI ANTARA SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DAN SISTEM TANAM PADI KONVENSIONAL DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN STUDI KOMPARATIF USAHATANI ANTARA SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DAN SISTEM TANAM PADI KONVENSIONAL DI DESA SIDOAGUNG KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN Singgih Kusuma Wardani / 20110220024 Francy Risvansuna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usahatani Mubyarto (1989) usahatani adalah himpunan dari sumber sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,

Lebih terperinci

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut.

V HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut. V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani kentang Desa Batur berusia antara 20 tahun sampai lebih dari 50 tahun. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 7.1. Penerimaan Usahatani Kedelai Edamame Analisis terhadap penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah dan Keadaan Alam Penelitian ini dilaksanakan di Desa Paya Besar Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Daerah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulahenti, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pertanian Organik Ada dua pemahaman umum tentang pertanian organik menurut Las,dkk (2006)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pupuk Kompos Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani Identitas petani merupakan suatu tanda pengenal yang dimiliki petani untuk dapat diketahui latar belakangnya. Identitas

Lebih terperinci

KUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani)

KUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani) I. GAMBARAN UMUM RESPONDEN KUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani) a. Tanaman di usahakan : ( ) Padi, ( ) Palawija, ( ) Hortikultura, ( ) Lainnya :. b. Luas lahan : Ha c. Luas Lahan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA Eddy Makruf, Yulie Oktavia, Wawan Eka Putra, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Geografis dan Topografi Desa Cibodas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA Lampiran 1 Questioner ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA 1. Pertanyaan dalam Kuisioner ini tujuannya hanya semata-mata untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Letak Geografis dan Topografis Desa

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Letak Geografis dan Topografis Desa 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Gambaran umum desa penelitian diperoleh dari monografi desa, meliputi letak geografis dan topografis desa, luas lahan dan tata guna tanah, keadaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan sistem jajar legowo di Kabupaten Bantul menggunakan metode dekriptif analisis. Metode deskriptif bertujuan untuk

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah Kabupaten grobogan salah satu wilayah yang secara terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Grobogan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii v viii ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. menjadikan sektor tersebut sebagai mata pencaharian masyarakat.

V. GAMBARAN UMUM. menjadikan sektor tersebut sebagai mata pencaharian masyarakat. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, kedua desa tersebut merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Pada dasarnya perilaku petani sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, kecakapan, dan sikap mental

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kranggan, Desa Banaran, Desa Nomporejo, Desa Karangsewu, Desa Pandowan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kranggan, Desa Banaran, Desa Nomporejo, Desa Karangsewu, Desa Pandowan IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Galur adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan Galur terdiri dari 7 Desa yaitu Desa Brosot, Desa Kranggan,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan umum Daerah penelitian 4.1.1. Keadaan Geografis Desa Munsalo merupakan salah satu desa di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau terdiri

Lebih terperinci

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP: PROSES DISEMINASI TEKNOLOGI EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI KELURAHAN KEMUMU KECAMATAN ARGAMAKMUR KABUPATEN BENGKULU UTARA Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Luas Wilayah Kecamatan Taluditi Kecamatan Taluditi merupakan salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BISI 2 (Zea mays Linn.) (Suatu Kasus di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro,

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis A. Karakteristik Petani V. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, luas lahan dan pengalaman bertani. Jumlah responden

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO Bentuk analisis pendapatan ini mengacu kepada konsep pendapatan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tunai dan biaya

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Letak Geografis Desa Beji Lor Desa Beji Lor merupakan salah satu desa di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN 72 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN (Analysis of Income and Efficiency of the Lowland Rice Farm In the Kota Bangun I Village, Kota Bangun

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Petani responden pada penelitian ini adalah petani yang berjumlah 71 orang yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang petani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1 Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh dari total produksi usahatani sayuran per hektar yang dikelola oleh petani di Kelompok Tani

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO Purwanto 1) dan Dyah Panuntun Utami 2) 1)Alumnus Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian 2) Dosen Program

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pengalaman dalam usahatani.

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pengalaman dalam usahatani. BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan data primer yang diperoleh dari 84 orang petani sampel, maka dapat dikemukakan karakteristik petani sampel, khususnya

Lebih terperinci