BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen (quasi experimental research). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian diawali dengan pengambilan sampel secara Cluster Random Sampling, yaitu memilih dua kelompok secara acak untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Fraenkel& Wallen, 2008). Kepada masing-masing kelompok, diberikan tes awal untuk mengidentifikasi tes awal kemampuan siswa. Selanjutnya dilaksanakan pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen, dan implementasi model pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol. Setelah selesai, dilakukan tes akhir untuk mengidentifikasi penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Keterangan : Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O 1 X 1 O 2 Kontrol O 1 X 2 O 2 O 1 = Tes Awal O 2 = Tes Akhir X 1 = Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map X 2 = Implementasi Model Pembelajaran Konvensional dengan Penugasan Mind Map B. Populasi dan Sampel

2 41 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Al- Kamal Jakarta tahun ajaran 2014/2015. Sekolah tersebut tidak mengelompokkan kelasnya berdasarkan tingkat kemampuan (tidak ada kelas unggulan), dengan kata lain penyebaran siswa di sekolah ini heterogen sehingga dapat mewakili siswa dari tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dua kelas yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling dengan mengacak kelas untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan teknik tersebut diperoleh kelas XI IPA 1 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen (kelas yang memperoleh pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map) dan kelas XI IPA 2 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol (kelas yang memperoleh pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map). C. Definisi Operasional Definisi operasional dijelaskan agar menghindari adanya kesalahan penafsiran dari setiap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara operasional istilah-istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang mengkondisikan siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang disebut kelompok asal. Kemudian siswa juga membentuk kelompok ahli yang terdiri dari perwakilan kelompok asal untuk belajar dan/atau mendiskusikan LKS sebagai bahan diskusi yang disediakan oleh guru. Setelah kelompok ahli selesai melaksanakan tugas maka anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing untuk menerangkan hasil diskusi di kelompok ahli tadi. Selanjutnya, siswa diberikan tes individu untuk mengetahui tingkat

3 42 pemahaman setiap siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Setelah pembelajaran selesai siswa diberikan tugas untuk membuat mind map. 2. Model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran ini adalah pembelajaran ekspositori atau pembelajaran langsung. Pada pembelajaran ini, guru memegang peran yang lebih dominan dalam menjelaskan materi. Langkah-langkah pembelajaran ekspositori adalah: a) persiapan (preparation), b)penyajian (presentation), c)korelasi (correlation), d)menyimpulkan (generalization), dan e) mengaplikasikan (application). 3. Penguasaan konsep merupakan skor tes siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini meliputi aspek kognitif merujuk pada taksonomi Bloom yang direvisi, yaitu aspek mengingat(c 1 ), memahami (C 2 ), mengaplikasikan (C 3 ), dan menganalisis (C 4 ). Penguasaan konsep dijaring melalui tes penguasaan konsep yang diberikan dalam pretest dan postest berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal berdasarkan indikator pembelajaran pada materi sistem ekskresi manusia, yaitu sebagai berikut : Menjelaskan pengertian sistem ekskresi Menyebutkan organ yang berperan dalam sistem ekskresi manusia Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada ginjal sebagai organ ekskresi manusia Menjelaskan proses pembentukan urin pada manusia. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin seseorang. Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ ekskresi manusia Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ ekskresi terintegrasi dengan konsep termoregulasi. Membedakan sistem ekskresi pada ginjal dan kulit Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada hati sebagai organ ekskresi manusia.

4 43 Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada paru-paru sebagai organ ekskresi manusia. Menjelaskan berbagai kelainan / penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi manusia. Menjelaskan mengenai pentingnya kesehatan organ ekskresi melalui sikap dalam kehidupan sehari-hari 4. Berpikir kreatif yang dimaksud adalah kemampuan berpikir kreatif yang dijaring melalui mind map. Tugas mind map yang telah dibuat siswa dinilai dengan menggunakan rubrik mind map yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan acuan dari Ohassta (Ontario history and social science teachers association, 2004) dan indikator berpikir kreatif menurut rumusan Williams (Munandar, 1999) yang meliputi keterampilan berpikir asli (originality), keterampilan berpikir lancar (Fluency), dan keterampilan berpikir memerinci (Elaboration). D. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan dua jenis instrumen, yaitu instrumen yang disusun dalam bentuk tes dan non tes. Instrumen dalam bentuk tes yaitu tes untuk pengetahuan konsep dan kemampuan berpikir kreatif. Sementara instrumen dalam bentuk non tes berupa angket untuk mengetahui respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan penugasan mind map. Berikut ini merupakan uraian dari masingmasing instrumen yang digunakan. a. Tes Penguasaan konsep Tes penguasaan konsep dibuat untuk mengukur sejauh mana pengetahuan konsep yang telah dimiliki siswa sebelum dan setelah menerima implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada

5 44 kelas eksperimen dan implementasi model pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol. Soal tes penguasaan konsep ini disusun dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 35 soal yang diujicobakan, tetapi terdapat 5 soal yang tidak valid. Jadi, dalam hal ini tes penguasaan konsep yang digunakan terdiri dari 30 soal. Soal penguasaan konsep akan diberikan sebelum dan setelah pembelajaran untuk mengukur penguasaan konsep siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun kisi-kisi soal penguasaan konsep yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep No Indikator Nomor Soal 1. Menjelaskan pengertian sistem ekskresi 1, 2 2. Menyebutkan organ yang berperan dalam sistem ekskresi manusia 3. Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada ginjal sebagai organ ekskresi manusia 4. Menjelaskan proses pembentukan urin pada manusia. 3 4, 5, 6, 7 No Indikator Nomor Soal 5 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin seseorang. 10, Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ ekskresi manusia 12, Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ ekskresi terintegrasi dengan konsep 14, 15, 16 termoregulasi. 8. Membedakan sistem ekskresi pada ginjal dan kulit Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada hati sebagai organ ekskresi manusia. 18, Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada paru-paru sebagai organ ekskresi manusia. 20, 21, Menjelaskan berbagai kelainan / penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi manusia. 23, 24, 25, 26, 27, 28, Menjelaskan mengenai pentingnya kesehatan organ ekskresi melalui sikap dalam kehidupan sehari-hari 30 8, 9

6 45 Instrumen tes penguasaan konsep disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan prosedur penyusunan yang baik dan benar. Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan validasi muka dan isi instrumen oleh para ahli yang berkompeten. Kemudian, tes diujicobakan secara empiris. Tujuan dilakukan validasi muka adalah agar susunan kalimat atau kata-kata dalam tes tersebut jelas pengertiannya, sehingga tidak terjadi salah tafsir atau pengertian saat diberikan kepada sampel penelitian. Tujuan validitas isi adalah untuk melihat kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi soal. Setelah pemeriksaan validasi dilakukan, instrumen kemudian direvisi jika ada masukan dari dosen pembimbing dan para ahli. Instrumen penguasaan konsep secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. b. Kemampuan berpikir kreatif Kemampuan berpikir kreatif dibuat untuk mengukur sejauh mana kemampuan berpikir kreatif yang telah dimiliki siswa sebelum dan sesudah menerima implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen dan implementasi model pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol. Kemampuan berpikir kreatif dijaring melalui mind map yang dibuat oleh siswa. Indikator kemampuan mind map yang dianalisis meliputi kemampuan berpikir asli (originality), kemampuan berpikir lancar (Fluency),dan kemampuan berpikir memerinci (Elaboration). Tugas mind map yang telah dibuat siswa dinilai dengan menggunakan rubrik mind map yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan acuan rubrik mind mapdari Ohassta (Ontario history and social science teachers association, 2004) dan indikator berpikir kreatif menurut rumusan Williams (Munandar, 1999). Rubrik penilaian mind map dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Mind Map

7 46 Kriteria Keaslian (Orisinality) Kelancaran (Fluency) Penguraian) (Elaboration) Level 4 Baik - Menggunakan warna berbeda dan pemberian gambar/simbol pada ide sentral, cabang utama dan cabang lainnya - Terdapat konsep yang sudah dipelajari sebelumnya minimal 20 konsep. - Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya menggunakan 3 cabang dan menguraikan permasalahan sangat mendalam dengan banyaknya cabang minimal berjumlah 40 cabang. Level 3 - Baik Level 2 Cukup Level 1 Kurang - Menggunakan warna - Hanya - Tidak berbeda dan pemberian menggunakan 2 menggunakan gambar/simbol hanya warna dan warna dan pada ide sentral dan pemberian gambar atau cabang utamanya. gambar/simbol hanya hanya pada ide menggunakan sentral satu warna. - Terdapat konsep yang sudah dipelajari sebelumnya minimal 15 konsep. - Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya 3 cabang dan menguraikan permasalahan dengan cukup mendalam dengan banyaknya cabang minimal berjumlah 30 cabang. - Terdapat konsep yang sudah dipelajari sebelumnya minimal 10 konsep. - Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya Menggunakan 2 cabang dan menguraikan permasalahan dengan cukup mendalam dengan banyaknya cabang minimal berjumlah 20 cabang. - Terdapat konsep yang sudah dipelajari sebelumnya minimal 5 konsep. - Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya Menggunakan 1 cabang menguraikan permasalahan secara dangkal (tidak terperinci) dengan jumlah banyaknya cabang minimal berjumlah 10 cabang. Sumber : dikembangkan oleh peneliti berdasarkan acuan rubrik mind map dari Ohassta (Ontario history and social science teachers association, 2004)dan indikator berpikir kreatif munandar (1999). c. Angket Angket yang digunakan berupa sebuah daftar pernyataan yang dibuat dalam bentuk daftar cocok (check list) dan harus diisi oleh siswa. Angket ini terdiri atas pernyataan dengan pilihan ya dan tidak yang diberikan setelah

8 47 selesai pembelajaran. Angket diberikan kepada siswa yang mendapatkan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map, dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan siswa mengenai manfaat dan kesulitan yang dialami dalam implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada konsep sistem ekskresi manusia. d. Lembar Observasi Lembar observasi pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk aktivitas guru dan aktivitas siswa di kelas. Lembar observasi disusun berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map dengan tujuan untuk melihat keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen selama proses penelitian berlangsung. Lembar observasi berupa daftar ceklis yang digunakan oleh observer pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk memantau aktivitas guru dan siswa. Observer dalam penelitian ini adalah peneliti yang bertugas memantau aktivitas guru dan rekan guru pada sekolah tersebut bertugas memantau aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran Uji coba instrumen a. Analisis Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2012). Untuk mengetahuivaliditas tiap butir soal dilakukan pengujian dengan teknik korelasi produk moment pearson yang dikemukakan oleh Arikunto (2012) sebagai berikut: ( ) ( )( ) * ( ) ( ) +* ( ) ( ) +

9 48 Keterangan : r xy = Validitas (Koefisien korelasi variable X dan Y) N = Banyaknya subyek X = Skor jawaban masing-masing item Y = Skor total x = Jumlah Betul Dalam Satu Soal y = Jumlah Total Betul Seluruh Soal Kriteria Validitas menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.4: Tabel 3.4 Kriteria Validitas Rentang Indeks Validitas Kriteria 0.80 r xy 1.00 tinggi 0.60 r xy 0.80 Tinggi 0.40 r xy 0.60 Cukup 0.20 r xy 0.40 Rendah 0.00 r xy 0.20 rendah b. Analisis Reliabilitas Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama (Arikunto, 2003). Suatu alat evaluasi (tes dan nontes) disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Menurut Arikunto (2012), rumus untuk menghitung reliabilitas tes adalah: Keterangan: ( )( ) r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p) pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q N = banyaknya item

10 49 S = standar deviasi dari tes (standar deviasi dalah akar varians) Kriteria Reabilitas menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.5: Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Reliabilitas Soal Kriteria 0,90 < r 11 1,00 tinggi 0,70 < r 11 0,90 Tinggi 0,40 < r 11 0,70 Sedang 0,20 < r 11 0,40 Rendah r 11 0,20 rendah c. Analisis Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong lemah prestasinya. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: Keterangan: D= - = P A - P B J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar D = daya pembeda

11 50 Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.6: Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang DP Kriteria 0,00-0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71 1,00 Baik sekali e. Analisis Tingkat Kesukaran Soal Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Arikunto, 2012) Tingkat kesukaran soal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = Keterangan: P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria 0,00 P < 0,30 0,30 P < 0,70 Soal Sukar Soal Sedang

12 51 0,70 P < 1,00 Soal Mudah 3. Hasil Uji Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penguasaan konsep yang terdiri dari 35 butir soal pilihan ganda. Sebelum diujicobakan instrumentelah di judgement oleh dosen ahli. Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa kelas XII IPA yang telah mendapat pembelajaran konsep sistem ekskresi. Analisis hasil uji coba instrumen tes penguasaan konsep meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran, menggunakan program Anates 4.0 For Windows. Berdasarkan hasil uji coba instrumen penguasaan konsep dari 35 soal yang diuji cobakan terdapat 5 soal yang tidak valid sehingga menurut peneliti tidak layak untuk digunakan. Jadi dalam hal ini tes penguasaan konsep yang digunakan terdiri dari 30 butir soal yang cukup mewakili penguasaan konsep siswa pada setiap indikator pembelajaran materi sistem ekskresi. Sedangkan untuk koefisien reliabilitas tes penguasaan konsep setelah dilakukan perhitungan adalah sebesar 0,96 dan berkategori sangat tinggi. Hasil uji coba instrumen penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan secara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 3.8 Rekap Hasil Uji Coba Soal Tes Penguasaan Konsep No Soal D.Pembeda(% ) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Keterangan 1 0,500 Mudah ,875 Sedang ,500 Sedang 0.438

13 52 4 0,875 Sedang ,875 Sedang ,250 Sedang ,250 Sedang ,375 Sedang ,500 Mudah ,000 Sukar ,500 Mudah ,000 Sedang Tidak 13 0,375 Mudah ,875 Sedang ,375 Sedang ,750 Sedang ,000 Sukar ,750 Sedang ,625 Mudah No Soal Tidak D.Pembeda(% ) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Keterangan 20 0,750 Sedang ,750 Sedang ,875 Sedang ,875 Sedang ,500 Sedang ,875 Sedang Tidak

14 ,750 Sedang ,875 Sedang ,375 Mudah ,625 Sedang ,625 Sedang ,125 Sukar ,500 Sedang ,500 Sedang Tidak Tidak 34 0,375 Sedang ,375 Sedang E. Prosedur Penelitian Tahapan penelitian meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan tahap akhir.berikut ini merupakan uraian untuk setiap tahapan tersebut: 1. Tahap Perencanaan a. Melaksanakan studi pendahuluan untuk mengobservasi keadaan tempat dan subjek penelitian. b. Melaksanakan studi kepustakaan untuk menganalisis secara teoris pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map, serta asesmen yang mungkin digunakan dalam pembelajaran tersebut. c. Menganalisis dasar teori tentang penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Selanjutnya menentukan indikator-indikator yang akan menjadi fokus penelitian dan sekaligus mempersiapkan sumber dan bahan informasi yang relevan.

15 54 d. Menyusun dan melaksanakan bimbingan penyusunan proposal, seminar proposal, dan mempersiapkan surat-surat perizinan untuk melaksanakan penelitian. e. Membuat perangkat pembelajaran dan lembar kerja siswa serta menyusun perangkat instrumen penelitian untuk mengukur penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa. f. Judgement instrumen oleh dosen yang berkompeten pada bidang tersebut, sebagai upaya untuk mendapatkan validitas isi instrumen. g. Melaksanakan uji coba instrumen untuk instrumen penguasaan konsep pasca judgement. h. Melakukan analisis instrumen penguasaan konsep yang telah diujicobakan dengan menggunakan software Anates versi 4,0 untuk memperoleh validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. i. Melakukan perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil uji coba instrumen. j. Menentukan dua kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan penentuan diperoleh kelas XI IPA 1 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pembiasaan pembuatan mind map pada materi sebelumnya (sistem pernapasan) sebanyak 2 kali pertemuan. b. Melaksanakan tes awal (pretest). Pemberian pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. c. Memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol. Pembelajaran

16 55 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan pada masing-masing kelas. Alokasi waktu yang diberikan dalam satu pertemuan yaitu 2 x 45 menit. d. Selama pembelajaran, peneliti dan seorang rekan yaitu guru biologikelas X di sekolah tersebut bertugas sebagai observer yang melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas tersebut berjalan sesuai dengan rancangan penelitian. e. Melakukan tes akhir (posttest). Posttest dilakukan pada pertemuan berikutnya setelah pembelajaran selesai. Posttest dilakukan untuk mengetahui apakah penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa menunjukkan peningkatan setelah pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map. f. Memberikan angket pada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map. 3. Tahap Akhir a. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh b. Menganalisis dan membahas hasil temuan c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data d. Mengusun laporan berdasarkan hasil temuan, analisis, pembahasan, dan kesimpulan. F. Teknik Pengolahan Data Setelah berlangsungnya penelitian diperoleh data kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian berupa data mentah yang belum memiliki makna. Agar data hasil penelitian memiliki makna dan memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan, maka data harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arahan untuk pengkajian lebih lanjut.

17 56 1. Mengidentifikasi penguasaan konsep siswa berdasarkan hasil tes dari soal-soal yang diberikan. a. Pemberian skor tertinggi dan terendah untuk jawaban yang diberikan siswa dari soal-soal yang diberikan. 2. Memilih siswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah masingmasing 27% 3. Mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menilai mind map yang telah dibuat oleh siswa. 4. Menghitung N-gain untuk melihat peningkatan yang diperoleh siswa untuk memperoleh data tambahan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mencari gain penguasaan konsep tes awal dan tes akhir (X 1 X 2 ) b. Rumus indeks gain Kriteria peningkatan gain yang dinormalisasi, kemudian dibuat menjadi persentase oleh peneliti. Menurut Hake (1999) kriteria perolehan skor gain dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9 Kriteria Perolehan Skor Gain Batasan Kategori >70 Peningkatan tinggi Peningkatan sedang <30 Peningkatan rendah 5. Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi. a. Uji Normalitas Uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan bantuan programspss versi 20.0 for Windows. Uji normalitas

18 57 dimaksudkan untuk menunjukkan apakah data terdistribusi normal atau tidak. Jikan nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan data terlebut terdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas varians data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan bantuan programspss versi 20.0 for Windows. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui homogen tidaknya variansi sampel yang diambil dari populasi yang sama. Hasil uji homogenitas menunjukkan jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari α = 0,05, maka data tersebut homogen. c. Uji Hipotesis Perbedaan Dua Rata-Rata Perbedaan penguasaan konsep siswa pada kedua kelas sampel akan dianalisis dengan menggunakan Independen sampel t-test, jika data pretest dan posttest kedua kelas sampel tersebut berdistribusi normal dan homogen. Sebaliknya, jika data ada yang tidak normal atau tidak homogen, maka analisisnya akan dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikiansi perbedaan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan kedua data yang dibandingkan berbeda signifikan. Hipotesis pengujian uji perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut: H 0 : μ 1 = μ 2 (Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol) H 1 : μ 1 μ 2 (Terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol) 6. Analisis angket siswa terhadap implementasi model kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map dianalisis dari hasil angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini diolah dengan cara menghitung jumlah siswa yang menjawab Ya dan jumlah siswa yang menjawab Tidak untuk setiap

19 58 pertanyaan pada angket. Langkah selanjutnya yaitu dengan dilakukan perhitungan persentase jawaban siswa untuk setiap pertanyaan dengan rumus sebagai berikut: (Sudjana, 2010) Setelah dilakukan perhitungan persentase skor tiap jawaban siswa kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria interpretasi skor dari Riduwan dan Akdon (2007) sebagai berikut: 0% - 20% = Lemah 21% - 40% = Lemah 41% - 60% = Cukup 61% - 80% = Kuat 81% - 100% = Kuat G. Alur Penelititian Studi Pendahuluan Studi Pustaka Materi Sistem Ekskresi Studi Pustaka Model Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan Mind Map Studi Kepustakaan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Tahap Persiapan Penyusunan Proposal lalu Ujian Proposal Perbaikan Proposal Menyusun Perangkat Pembelajaran Membuat Instrumen Penelitian - Judgment - Uji Coba Soal - Pengkajian Revisi Pretest Analisis Data posttest

20 59 Tahap Pelaksanaan Kelompok Eksperimen (Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan Mind Kelompok kontrol (Pembelajaran Konvensional dengan penugasan Mind Map) Tahap Analisis Data Hasil dan Pembahasan Membuat Laporan Gambar 3.1. Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini : 1. Pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 1. Pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam quasy experimental. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel, yaitu veriabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- Posttest Control Group Design, sehingga digunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan agar tidak menimbulkan salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan metode penelitian quasi eksperimen karena tidak semua variabel ekstra dapat dikendalikan oleh peneliti. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Bandung yang beralamat di daerah Jalan Ir. H. Juanda Nomor 93 Bandung dengan lokasi yang cukup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode Week experiment dengan the one group pretest posttest design digunakan dalam penelitian ini karena menggunakan satu kelompok perlakuan,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan disalah satu SMA yang ada di kota Bandung yaitu SMA Pasundan 2 Bandung, lokasi sekolah ini berada di jalan Cihampelas Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan disain matching pretest-posttest control group design yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dan desain penelitian Pretest and Posttest Control Group Design. 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut: 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk lebih memahami makna dari penelitian yang dilakukan maka digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut: 1. Penguasaan Konsep Penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X Sentani, yang berlokasi di Jalan Raya Kemiri, Sentani, Papua. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki langkahlangkah pembelajaran yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel yang digunakan pada penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari kekeliruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh siswa kelas X IPA semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan pretest-posttest non-equivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam 9 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 0 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 0 Bandarlampung yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi operasonal Untuk memperjelas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan tentang: 1. Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes 30 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model pembelajaran menggunakan kelompok-kelompok kecil (4-5 orang) yang dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di SMPN I Darangdan yang terletak di Jl. Raya Darangdan Km.21 Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi tulisan dan kemampuan berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental atau eksperimen semu yaitu perlakuan terhadap dua variabel (kelas), satu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus dikerjakan siswa sebelum dimulainya PBM. Pembuatan mind map dalam penugasan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengungkap penguasaan konsep siswa menggunakan kartu sortir.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Metode SQ3R dan writing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada karakteristik sekolah yang merupakan sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan),

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA N 1 Sukahaji Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan setelah peneliti

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode weak experiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Adapun desain penelitian yang digunakan mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental (Sugiyono, 008: 114). B. Desain Penelitian Adapun desain penelitian dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini bertujuan untuk menguji model Concept Attainment berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu akan melihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Bandung. Adapun pertimbangan dan alasan dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Tahap Analisis Tahap analisis dilakukan untuk menentukan tujuan dari pengembangan media pembelajaran dan memilih materi belajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya bertujuan untuk mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini yaitu Sekolah Menengah kejuruan (SMK). Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen digunakan untuk mengetahui perbandingan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian tidak dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretespostes kelompok kontrol secara random (The randomized pre-test and post-test

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok siswa yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih secara acak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, subjek yang akan diteliti merupakan siswa-siswa yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak dimungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Fokus permasalahan yang akan dikaji pada bab ini adalah metode penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu. Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design yaitu variabel luar dapat ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 77) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment dan metode deskriptif. Gambaran peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen semu. (McMillan & Shumacher, 001). Tahap studi pendahuluan dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah islam swasta yaitu Pesantren Persatuan Islam 31 Banjaran-Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah penggabungan dua metode yang termasuk ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) seperti yang dikembangkan oleh Thiagarajan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam setiap kegiatan pelaksanaan penelitian metode penelitian yang digunakan sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran yang

Lebih terperinci