Komunikasi Antar Pribadi melalui Aplikasi Tinder Komunikasi Antar Pribadi melalui Aplikasi Tinder

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Komunikasi Antar Pribadi melalui Aplikasi Tinder Komunikasi Antar Pribadi melalui Aplikasi Tinder"

Transkripsi

1 Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: Komunikasi Antar Pribadi melalui Aplikasi Tinder Komunikasi Antar Pribadi melalui Aplikasi Tinder 1 Irham Yahdian Kostaman, 2 Dr. Hj. Ike Junita. T, S.Sos., M.Si. 1,2 Prodi Ilmu Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung irham_yahdian@yahoo.com, 2 ike.junita@unisba.ac.id Abstract. Interpersonal communication is a communication that takes place between two or more individuals that can take place face to face and can be established through social media, one of which can be intertwined through Tinder application. This study intends to describe in depth the interpersonal communication stage through Tinder application among Unisba students based on the relationship development stage. Methods This research is a quantitative method using descriptive study approach. Subjects in this study amounted to 8 (eight) people. Techniques of collecting data through interviews, observation, and documentation. Techniques to test the validity of data by means of Triangulation Data. The result of the research shows that the interpersonal communication stage that is established among Unisba users of Tinder application is sequentially, starting from the orientation stage that is the user of Tinder application begins by matching and getting acquainted. At the exchange stage of the explorative effects of newly acquired individuals began to interact and begin to emerge mutual trust. Then the exchange effect stage, the communication is more spontaneous and emerged the use of personal idiom. Finally, the stable exchange stage of established communication is getting closer and usually it is possible to start face-to-face meetings. The conclusion of this research is that the user of Tinder application among Unisba students communicates through chat on the application gradually according to the four stages of relationship development consisting of Orientation Phase, Exploration Effect Exchange Phase, Effect Exchange Stage, and Stable Exchange Stage. Keywords : Interpersonal Communication, Tinder Application, Relationship Development. Abstrak. Komunikasi Antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung antara dua individu atau lebih yang dapat berlangsung secara tatap muka (face to face) dan bisa terjalin melalui media sosial, yaitu salah satunya bisa terjalin melalui aplikasi Tinder. Penelitian ini bermaksud untuk menguraikan secara mendalam dari tahapan komunikasi antarpribadi melalui aplikasi Tinder di kalangan mahasiswa Unisba berdasarkan tahap pengembangan hubungan. Metode Penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan studi deskriptif. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 8 (delapan) orang. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik uji keabsahan data dengan cara Triangulasi Data. Hasil penelitian melihat bahwa, tahapan komunikasi antarpribadi yang terjalin di kalangan mahasiswa Unisba pengguna aplikasi Tinder adalah berurutan, dimulai dari tahap orientasi yaitu pengguna aplikasi Tinder dimulai dengan saling cocok (match) dan saling berkenalan. Pada tahap pertukaran efek eksploratif individu yang baru kenal mulai banyak berinteraksi dan mulai muncul rasa saling percaya. Kemudian tahap pertukaran efek, komunikasi yang terjalin semakin spontan dan muncul penggunaan idiom pribadi. Terakhir yaitu tahap pertukaran stabil komunikasi yang terjalin sudah semakin akrab dan biasanya bisa untuk memulai pertemuan secara langsung tatap muka. Simpulan dari penelitian ini yaitu bahwa pengguna aplikasi Tinder di kalangan mahasiswa Unisba berkomunikasi melalui chat pada aplikasi tersebut secara bertahap sesuai empat tahapan pengembangan hubungan yang terdiri dari Tahap Orientasi, Tahap Pertukaran Efek Eksploratif, Tahap Pertukaran Efek, dan Tahap Pertukaran Stabil. Kata Kunci : Komunikasi Antar Pribadi, Aplikasi Tinder, Pengembangan Hubungan. A. Pendahuluan Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali jenis-jenis komunikasi yang biasa dilakukan oleh manusia, salah satunya adalah Komunikasi Antarpribadi. Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung antara dua individu atau lebih yang dapat berlangsung secara tatap muka (face to face). Namun komunikasi antarpribadi ini bisa juga berlangsung dengan menggunakan alat bantu atau media seperti telepon, surat, 405

2 406 Irham Yahdian Kostaman, et al. telegram dan juga media sosial. Dalam setiap kegiatan komunikasi antar pribadi selalu melibatkan orang sebagi organ pelaksana dalam penyampaian pesan, karenanya agar pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat memberikan hasil yang lebih baik, dapat digunakan teknik persuasif. Ada pula fungsi dari komunikasi antar pribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani (human relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain (Cangara, 2014). Seiring dengan berkembangnya zaman, kita sebagai manusia semakin mudah dalam berinteraksi dan berkomunikasi, seperti halnya melakukan proses komunikasi antar pribadi dengan orang lain melalui media sosial. Komunikasi antarpribadi bisa terjalin melalui media sosial, yaitu salah satunya bisa terjalin melalui aplikasi media sosial Tinder. Tinder adalah aplikasi layanan pencarian sosial berbasis lokasi yang memfasilitasi komunikasi antara pengguna yang saling tertarik, yang memungkinkan kecocokkan (match) pengguna untuk mengobrol. Fungsi dari media sosial ini adalah untuk mencari dan mendapatkan teman baru melalui dunia maya atau internet dan berkomunikasi secara chatting dengan individu yang baru dikenalinya. Tinder beroperasi menggunakan telepon genggam atau yang kini disebut dengan smartphone. Namun hal yang terpenting adalah apabila kita sudah bisa memulai berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang tersebut melalui fitur chat di aplikasi tersebut. Tidak menutup kemungkinan untuk bisa memiliki teman dekat atau sahabat melalui media sosial melalui interaksi atau komunikasi antarpribadi. Seperti menurut Devito, hubungan dalam persahabatan merupakan bagian dari teori komunikasi antarpribadi. Dalam mengembangkan hubungan ditentukan, antara lain, oleh karakteristikdan tahap hubungan antar pribadi (Dalam Anne, 2007). Proses komunikasi antarpribadi bisa terjalin apabila kita sudah berinteraksi dan saling berkomunikasi atau bercakap dengan seseorang yang telah menjadi teman kita di media sosial Tinder. Seseorang yang pertama memulai percakapan bisa diartikan sebagai komunikator dan yang meresponnya adalah komunikannya. Maka bisa dikatakan bahwa aplikasi Tinder memiliki banyak dan beragam fenomena, tidak hanya sebuah proses komunikasi antarpribadi namun ada juga beberapa dampak dari fenomena tertentu. Saat ini banyak sekali masyarakat yang senang dan sering dalam menggunakan aplikasi media sosial Tinder, salah satu kalangan yang banyak menggunakan media sosial Tinder adalah mahasiswa. Berdasarkan semua uraian tentang fenomena dan aktivitas mengenai komunikasi antarpribadi yang terjalin melalui aplikasi Tinder, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan membahas secara lebih mendalam untuk penelitian ini, yang berjudul Komunikasi Antar Pribadi Melalui Aplikasi Tinder (Studi Deskriptif di Kalangan Mahasiswa Unisba). Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sbb. 1. Untuk mengetahui tahapan orientasi pengembangan hubungan antarpribadi melalui aplikasi Tinder. 2. Untuk mengetahui tahapan pertukaran efek eksploratif pengembangan hubungan Volume 4, No. 2, Tahun 2018

3 Komunikasi Antar Pribadi melalui Aplikasi Tinder 407 antarpribadi melalui aplikasi Tinder. 3. Untuk mengetahui tahapan pertukaran efek pengembangan hubungan antar pribadi melalui aplikasi Tinder. 4. Untuk mengetahui tahapan pertukaran stabil pengembangan hubungan antar pribadi melalui aplikasi Tinder. B. Landasan Teori Kerangka Teoretis Penelitian ini menggunakan salah satu teori tentang komunikasi antarpribadi sebagai acuan penelitiannya, yaitu Teori Penetrasi Sosial. Teori ini juga disebut sebagai Social Penetration Theory. Salah satu teori komunikasi antarpribadi ini termasuk salah satu teori pengembangan hubungan atau relationship development theory yaitu proses dimana orang saling mengenal satu sama lain. Ketika seseorang baru berkenalan dengan orang lain untuk pertama kalinya maka sebenarnya individu tersebut mulai dengan suatu ketidak akraban, kemudian dalam proses yang terus menerus berubah menjadi lebih akrab sehingga pengembangan hubungan mulai terjadi. (Irwin & Damas dalam Anne dan Dadi, 2010). Irwin Altman dan Damas Taylor adalah pengembang teori ini. Altman dan Taylor mengungkapkan secara rinci terkait peran dari pengungkapan diri, keakraban, dan komunikasi dalam pengembangan hubungan antarpribadi. Kemudian, teori ini cenderung fokus pada pengembangan hubungan, terutama berkaitan dengan perilaku antarpribadi saat terjadinya interaksi sosial dan beberapa proses kognitif internal mulai dari mendahului, menyertai, dan mengikuti pembentukan hubungan. Penetrasi sosial merupakan proses yang bertahap, dimulai dari komunikasi yang tidak akrab terus berlangsung hingga menyangkut topik pembicaraan yang lebih pribadi/akrab, seiring dengan berkembangnya hubungan. Kemudian, menurut teori ini, secara langsung akan mengenali diri orang lain dengan cara masuk ke dalam (penetrating) diri orang yang bersangkutan, hal ini bertujuan untuk mengetahui beberapa informasi terkait diri orang lain. Sama seperti menurut Alman dan Taylor (dalam Anne dan Dadi, 2010), setiap orang mempunyai lapisan personality yang bisa ditembus dalam proses komunikasi. Penyingkapan dari lapisan personality ini pada awal proses komunikasi hanya akan menyentuh hal-hal yang umum atau dangkal. Kemudian seiring berjalannya waktu proses komunikasi akan semakin akrab dan otomatis penyingkapan diri akan semakin dalam. Altman dan Taylor mengajukan empat tahap perkembangan hubungan antar individu, diantaranya, yaitu: 1. Tahap Orientasi : Komunikasi yang terjadi pada tahap ini bersifat tidak pribadi. Keduanya sudah merasa cukup mendapat pesan balik, kemudian mereka akan melanjutkan ke tahap selanjutnya. 2. Tahap Pertukaran Efek Eksploratif: Tahap munculnya keterbukaan yang lebih dalam karena telah timbul rasa percaya dan merasa cocok satu sama lain. 3. Tahap Pertukaran Efek: Perasaan kritis dan evaluatif mulai muncul pada tingkat yang lebih tinggi dan dalam. 4. Tahap Pertukaran Stabil: Adanya keintiman, masing-masing individu merasa memiliki komunikasi yang efektif dengan sangat baik satu sama lain. Sebagaimana yang telah diuraikan mengenai konsep Teori Penetrasi Sosial, terdapat ada sebuah kecocokan antara komunikasi antarpribadi pada aplikasi Tinder dengan teori pengembangan hubungan Penetrasi Sosial. Dapat dikatakan bahwa pengembangan hubungan ini saling berkaitan dengan aktivitas komunikasi di media sosial Tinder, karena biasanya para pengguna Tinder akan memiliki sebuah hubungan Manajemen Komunikasi, Gelombang 2, Tahun Akademik

4 408 Irham Yahdian Kostaman, et al. baru dan berpotensi untuk semakin berkembang menjadi lebih baik lagi antara sesama individu tersebut. Dalam berkomunikasi melalui fasilitas chat yang dilakukan oleh seseorang kepada teman chatting tidak hanya mempertukarkan pesan, melainkan juga menyampaikan pesan yang menunjukkan bagaimana ia mempersepsi orang lain, dan bentuk hubungan apa yang mereka bina (Anne, 2007). C. Hasil Penelitian Ditemukan banyaknya mahasiswa Unisba yang menggunakan aplikasi Tinder, baik laki-laki maupun perempuan. Peneliti menemukan sekitar 30 mahasiswa yang menggunakan aplikasi Tinder yang berasal dari berbagai fakultas, diantaranya yaitu dari Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik Industri, Fakultas Psikologi. Tahap Orientasi a. Match / saling cocok Syarat bila ingin berkomunikasi antarpribadi melalui aplikasi Tinder yaitu harus berhasil match atau cocok terlebih dahulu kedua individu tersebut, yaitu ketika kami secara kebetulan atau merupakan keberuntungan untuk saling menekan tombol LIKE pada profile masing-masing individu di aplikasi Tinder. Peneliti pun berhasil cocok atau match dengan beberapa informan mahasiswa Unisba, maka peneliti melakukan sebuah pengamatan dengan langsung melakukan komunikasi melalui chat pada aplikasi Tinder tersebut. b. Perkenalan antar individu Berdasarkan temuan observasi dan wawancara biasanya hal yang dibahas pada saat perkenalan antarindividu adalah saling salam sapa mengatakan hallo, hai, salam kenal, sebagai kalimat pembuka dalam obrolan daring antara individu yang saling match tersebut. Ada pun diantara mahasiswa pengguna aplikasi Tinder yang memulai menyapa dengan cara yang berbeda dan unik yaitu seperti diiringi dengan suatu candaan, cara tersebut menjadi suatu ciri perbedaan yang unik dan utama dari komunikasi antarpribadi melalui aplikasi Tinder dengan komunikasi antarpribadi di dunia nyata. c. Saling bertukar informasi pribadi Ketika sudah berkenalan, secara otomatis biasanya akan saling bertukar informasi pribadi yang masih umum, belum informasi yang bersifat khusus. Dengan adanya pertukaran informasi pribadi yang bersifat umum ini akan mempermudah kedua individu untuk terus melakukan percakapan selanjutnya. Biasanya informasi pribadi yang saling ditanyakan adalah mengenai latar belakang pendidikan, alamat rumah, asal muasal, suku bangsa, pekerjaan, hobi, dan informasi lainnya yang masih wajar diketahui oleh publik maupun orang asing. Namun ada juga individu yang enggan memberikan informasi pribadinya maka biasanya percakapan individu tersebut tidak akan berlangsung lama dan bertahap karena akan sulit untuk berinteraksi dan saling memberikan timbal balik. Tahap Pertukaran Efek Eksploratif a. Munculnya sifat atau kepribadian individu Individu dapat melihat dan mengetahui sifat dari individu lainnya adalah seperti Volume 4, No. 2, Tahun 2018

5 Komunikasi Antar Pribadi melalui Aplikasi Tinder 409 penggunaan kalimat yang singkat, pendek, atau kalimat yang panjang, jelas, dan teratur. Penggunaan kalimat dalam obrolan daring atau chat menjelaskan bagaimana individu tersebut dalam berkomunikasi dengan individu lainnya ketika baru berkenalan. Menurut pendapat pengguna Tinder di Unisba, apabila penggunaan kalimat dalam chat terlihat singkat, padat, tidak jelas itu menunjukkan sifat individu yang sulit berbaur dan tidak ramah. Pendapat mahasiswa Unisba seperti itu karena penggunaan kalimat yang singkat menunjukkan sikap seseorang tersebut seperti tidak peduli dan kurang memberikan timbal balik terhadap lawan bicaranya yang dapat mengakibatkan rasa bosan pada salah satu individu. Sedangkan untuk penggunaan kalimat yang panjang, jelas, menurut mahasiswa Unisba individu dengan cara chat seperti itu bisa dikategorikan sebagai individu yang murah hati dan mudah berbaur, karena individu tersebut menyampaikan pesan dengan sangat jelas. b. Munculnya adaptasi dari individu Adaptasi ini terjadi karena ketika individu sudah mengetahui sifat individu lainnya seperti apa walau hanya dilihat dari cara chatting, maka masing-masing individu terutama peneliti ketika observasi maupun narasumber yang peneliti wawancara, perlu adanya sikap menyesuaikan diri dalam memberikan pesan dengan sifat tersebut agar komunikasi yang terjalin tidak sia-sia, dan bisa menghindari kemungkinan tertentu seperti salah paham. Misalnya ketika mengetahui individu tersebut susah berbaur maka peneliti atau narasumber dari temuan wawancara dan observasi lebih memilih tidak membalas pesan dari individu tersebut atau malah membuat suasana chat semakin menyenangkan agar individu tersebut mudah berbaur. c. Timbulnya rasa saling percaya antar individu Individu atau mahasiswa Unisba pengguna Tinder akan percaya apabila adanya sikap keterbukaan tentang pribadi dari setiap individu yang baru dikenal oleh beberapa mahasiswa Unisba. Bahkan ada yang peneliti temukan yaitu pengguna aplikasi Tinder pada tahap ini belum bisa benar-benar timbul rasa saling percaya apabila belum bertemu secara langsung, dan ada juga yang bisa percaya apabila sudah berkomunikasi dengan waktu yang cukup lama, atau konten percakapan mereka semakin menarik. Rasa saling percaya ini merupakan perasaan percaya dari diri sendiri terhadap individu lainnya yang baru dikenal hanya melalui chat untuk saling berbagi pesan. Contoh rasa saling percaya adalah dengan mulai meningkat rasa keingintahuan individu dalam berkomunikasi melalui aplikasi Tinder tersebut. Tahap Pertukaran Efek a. Meningkatnya perasaan kritis dan evaluatif dari individu Ditemukan beragam pemikiran kritis dan evaluatif dari masing-masing individu mengenai penggunaan aplikasi Tinder dan hubungan atau komunikasi diantara mereka ketika sudah saling mengenal. Rata-rata mahasiswa Unisba pengguna aplikasi Tinder memang mengutamakan hubungan pertemanan mereka dengan individu yang baru dikenalinya melalui Tinder untuk terus berkembang semakin baik lagi walau terdapat banyak hambatan. Adanya sikap pemikiran yang kritis dan evaluatif agar bisa memberikan komunikasi yang lebih terstruktur dan bisa sesuai tahapan perkembangan Manajemen Komunikasi, Gelombang 2, Tahun Akademik

6 410 Irham Yahdian Kostaman, et al. hubungan antarpribadi, serta membantu individu untuk mengetahui dengan jelas alasan mereka berkomunikasi dengan individu lainnya yang baru dikenal untuk mendapatkan hal tertentu yang saling menguntungkan. b. Komunikasi yang terjalin semakin spontan Timbulnya spontanitas dalam berkomunikasi melalui aplikasi Tinder adalah ketika kedua individu sudah intens berkomunikasi walau ada pula yang tidak intens namun bisa memperlihatkan spontanitas mereka dalam berkomunikasi. Spontanitas yang mereka lakukan adalah dengan isi pesan yang tidak selalu monoton, biasanya diiringi dengan candaan tertentu atau sebaliknya dari yang biasanya bercanda menjadi serius dengan tiba-tiba menanyakan hal yang intim atau bersifat pribadi. Spontanitas yang mereka lakukan juga adalah seperti mengkuti alur percakapan saja, tidak ada yang dibuat-buat. Dengan begitu, komunikasi yang terjalin diantara mereka akan mempermudah mereka dalam berbagi dan bertukar pesan atau informasi dan tidak merasa canggung. c. Menggunakan idiom pribadi dalam berinteraksi Idiom adalah satu-satuan bahasa bisa berupa kata, frase, maupun kalimat yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut (Chaer, 2009). Ada beberapa informan mahasiswa Unisba yang menggunakan idiom ketika berinteraksi, namun ada juga yang tidak pernah menggunakan idiom. Penggunaan idiom melalui chat dapat mempererat hubungan antarindividu agar komunikasi yang terjalin bisa terasa semakin akrab dan seperti mengobrol dengan teman yang sudah lama kenal dan mengurangi rasa canggung diantara individu tersebut. Menggunakan idiom contohnya seperti beberapa mahasiswa Unisba pengguna aplikasi Tinder memanggil individu yang baru dikenalnya dengan sebutan yang unik dan aneh. Tahap Pertukaran Stabil a. Interaksi antar individu terjalin semakin akrab Mahasiswa Unisba pengguna aplikasi Tinder mengaku bisa semakin akrab dengan individu yang baru dikenalnya dengan berbagai alasan dan adanya sebab akibat. Misalnya beberapa informan penelitian bisa akrab jika ada suatu hal atau alasan tertentu yang dapat membuat mereka untuk bisa semakin akrab satu sama lain. Untuk semakin akrab bisa dengan cara mereka terus melakukan chatting melalui aplikasi Tinder dengan sangat intens, pembahasan atau topik dari obrolan mereka semakin berbobot, dan ada juga yang bisa saling akrab apabila mereka sudah pernah bertemu secara langsung tatap muka. Beberapa hal tersebut rata-rata merupakan sebuah alasan dari informan pengguna aplikasi Tinder. b. Komunikasi antarpribadi semakin efektif dan efisien Pengguna aplikasi Tinder di kalangan mahasiswa Unisba dikatakan efektif untuk bisa mendapatkan teman baru secara cepat, mudah, dan ketika melakukan sebuah komunikasi antarpribadi melalui fitur chat pada aplikasi Tinder hingga pada tahap ini. Ketika sudah akrab, rata-rata pengguna aplikasi Tinder sudah mengetahui kebiasaan dan gaya bahasa komunikasi dengan individu yang baru dikenalnya karena adanya rasa keterbukaan dari setiap individu. Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif. Dalam ketebukaan terdapat tiga aspek menurut komunikasi antarpribadi, yaitu yang pertama seseorang yang menjadi komunikator dalam percakapan harus bisa terbuka terhadap lawan bicaranya Volume 4, No. 2, Tahun 2018

7 Komunikasi Antar Pribadi melalui Aplikasi Tinder 411 atau komunikan, aspek kedua adalah siapapun yang menjadi komunikator harus bisa jujur terhadap komunikannya, dan aspek ketiga adalah menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran diantara kedua individu (Dadi dan Ike Junita, 2015). Selain efektif, pada tahap ini komunikasi antarpribadi yang terjalin melalui aplikasi Tinder juga bisa dikatakan efisien, yaitu efisien dalam berkomunikasi untuk semakin akrab dan obrolan yang intim melalui aplikasi Tinder pada tahap ini. Namun berdasarkan data dari temuan peneliti, hampir dari semua data yang peneliti dapatkan mereka mengaku tidak sepenuhnya merasa efisien bila ingin mengobrol atau berkomunikasi melalui chat pada aplikasi Tinder. Informan akan lebih memilih untuk beralih obrolan daring atau chatting menggunakan aplikasi lain yang memang fungsinya diperuntukkan untuk chatting. Aplikasi Tinder dikatakan hanya sebuah perantara atau wadah bagi para individu untuk mencari dan mendapatkan teman baru secara cepat, kemudian sebagai wadah untuk saling mengenal secara singkat hingga bisa saling akrab satu sama lain. c. Dibangunnya sebuah sistem komunikasi personal antar individu Untuk mempererat hubungan diadik dan membuat hubungan pertemanan semakin akrab di antara individu yang baru saling mengenal melalui aplikasi Tinder, maka biasanya akan ada dibangunnya sebuah sistem komunikasi personal antar individu. Sistem komunikasi antarindividu ini berupa adanya saling tukar menukar media sosial pribadi lainnya seperti Line, WhatsApp, atau Instagram agar bisa lebih mengenal lebih jauh dan bisa berpotensi membuat hubungan semakin akrab. Namun yang terpenting adalah dengan membuat kesepakatan untuk bertemu secara langsung tatap muka antar individu yang baru saling mengenal melalui aplikasi Tinder, karena dengan bertemunya antar individu secara langsung ini bisa mencegah konflik tertentu dan kedua individu bisa saling mengenal lebih jauh, hingga bisa membandingkan pertemanan mereka ketika melalui chat dan ketika bertemu secara langsung apakah sama atau berbeda. Beberapa mahasiswa Unisba termasuk peneliti pernah sepakat dan berhasil untuk bertemu secara langsung tatap muka dengan individu yang dikenal melalui aplikasi Tinder. Mereka memiliki bukti bahwa mereka sudah pernah bertemu, yaitu beragamnya pengalaman narasumber ketika bertemu secara langsung untuk pertama kalinya dengan individu yang baru mereka kenal. Menurut pengalaman dari masing-masing informan pengguna aplikasi Tinder, rata-rata mereka mengaku hubungan pertemanan mereka semakin akrab dan semakin sering dalam menjalin komunikasi, bahkan ada salah satu dari narasumber yang mengaku pernah memiliki pacar yang dikenalnya dari aplikasi Tinder. Dengan adanya kesepakatan untuk bertemu secara langsung memang terbukti dapat mempererat dan membuat akrab dalam hubungan pertemanan antar individu. D. Kesimpulan Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung antara dua individu atau lebih yang dapat berlangsung secara tatap muka (face to face). Komunikasi antarpribadi bisa juga berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa media seperti telepon, surat, telegram dan aplikasi atau media sosial. Komunikasi antar pribadi bisa terjalin melalui media sosial, yaitu salah satunya bisa terjalin melalui aplikasi Tinder. Komunikasi antarpribadi melalui aplikasi Tinder berlangsung secara bertahap sesuai dengan 4 tahap pengembangan hubungan dalam teori Penetrasi Sosial: 1. Tahap Orientasi yaitu, mahasiswa Unisba yang menggunakan aplikasi Tinder pernah saling cocok (match) dengan individu lainnya karena saling menekan tombola tau Swipe Like pada profile masing-masing individu di aplikasi Tinder Manajemen Komunikasi, Gelombang 2, Tahun Akademik

8 412 Irham Yahdian Kostaman, et al. yang kemudian mereka akan saling berkenalan dan saling berbagi pesan atau bertukar informasi pribadi yang masih bersifat umum. 2. Tahap Pertukaran Efek Eksploratif yaitu, mahasiswa Unisba yang menggunakan aplikasi Tinder akan memperlihatkan sifat atau melihat sifat dari masing-masing individu yang kemudian akan munculnya sikap adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan sifat-sifat tersebut, maka ketika adaptasi berhasil dilakukan dalam percakapan daring atau chatting, muncul rasa saling percaya dari individu untuk percaya dalam berkomunikasi dan saling berbagi informasi. 3. Tahap Pertukaran Efek yaitu, mahasiswa Unisba yang menggunakan aplikasi Tinder sudah muncul perasaan kritis dan evaluatif berupa percakapan yang semakin berbobot seperti perencanaan untuk suatu tujuan tertentu atau seperti berdiskusi untuk mengatasi suatu masalah tertentu. Komunikasi yang terjalin pun semakin spontan seperti mengikuti alur percakapan atau munculnya humor dan candaan agar suasana tidak canggung, dan adanya penggunaan idiom pribadi atau panggilan tertentu dari setiap individu yang berkomunikasi agar percakapan mereka tidak canggung. 4. Tahap Pertukaran Stabil yaitu, mahasiswa Unisba yang menggunakan aplikasi Tinder sudah bisa merasa akrab atau saling akrab dengan individu yang baru dikenalnya melalui aplikasi Tinder karena beberapa faktor, seperti komunikasi yang terjalin melalui chat pada aplikasi Tinder semakin sering dan intens dalam setiap harinya. Mahasiswa Unisba pengguna aplikasi Tinder merasa komunikasi antarpribadi melalui aplikasi Tinder untuk mendapatkan teman baru hingga bisa saling percaya dan saling akrab adalah efektif namun akan lebih efisien ketika percakapan mereka semakin serius maka sepakat untuk beralih percakapan menggunakan aplikasi lainnya yang memang fungsi utamanya untuk melakukan obrolan daring (chatting). Untuk mempererat hubungan diadik antara mahasiswa Unisba penguna aplikasi Tinder dengan individu yang dikenalnya melalui Tinder maka mereka membangun sebuah sistem komunikasi personal antarindividu dengan sepakat untuk bertemu secara langsung tatap muka, dan pendapat mereka setelah bertemu secara langsung tatap muka adalah hubungan pertemanan mereka semakin akrab. Daftar Pustaka Cangara, Hafied. (2014). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ratnasari, Anne. (2007). Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Bermedia Internet Terhadap Persahabatan Mahasiswa di Dunia Maya, dalam Jurnal MediaTor, Vol. 8, No. 1, Juni 2007 (hal ). Maryani, Anne & Dadi Ahmadi. (2010). Komunikasi Virtual : Teori dan Praktik. Bandung: Ihsan Press. Chaer, Abdul. (2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Karyadi, Dadi & Ike Junita Triwardhani. (2015). Komunikasi Antarpribadi dalam Promosi Asuransi. Bandung: Prosiding Penelitian SPeSIA. Volume 4, No. 2, Tahun 2018

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP TINGKAT KEINTIMAN KOMUNIKAS INTERPERSONAL (Kasus penggunaan Smartphone Blackberry Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Program Studi Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari yang namanya stakeholder. Kasali (dalam Wibisono, 2007: 90) menyatakan bahwa stakeholder adalah suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian. BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG

2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat mendasar untuk saling berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia menunjukkan kodratnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja akhir merupakan masa yang telah mengalami penyempurnaan kematangan secara fisik, psikis dan sosial. Masa remaja akhir berada direntang usia 18-21

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman.

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman. 122 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Untuk memanajemen privasi komunikasinya, kaum gay memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengungkapkan mana wilayah privat dan mana wilayah publik dengan teman, pasangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA PUSTAKAWAN DAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 2 PADANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA PUSTAKAWAN DAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 2 PADANG HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA PUSTAKAWAN DAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 2 PADANG Silvya Ananda 1, Malta Nelisa 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era informasi internet memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Internet menjadi media yang banyak digunakan oleh kalangan

Lebih terperinci

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI (Studi Kasus Self Disclosure Pacaran Jarak Jauh Melalui Media Komunikasi Pada Mahasiswa/i di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU) NURUL HUDA NASUTION ABSTRAK Skripsi

Lebih terperinci

Sumber : diakses pada 18 November pukul WIB

Sumber :  diakses pada 18 November pukul WIB BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya era globalisasi, berpengaruh terhadap sektor kehidupan manusia. Salah satunya di bidang percintaan. Dulunya pencarian jodoh biasa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penelitian yang dilakukan dengan judul Komunikasi Sosial

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penelitian yang dilakukan dengan judul Komunikasi Sosial 90 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dengan judul Komunikasi Sosial Pelajar Berprestasi yang bertempat di SMA Al-Islam Krian Sidoarjo, adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN

PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN Ditya Ardi Nugroho, Tri Dayakisni, dan Yuni Nurhamida Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Hubungan antara Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja Anggota Transmania Bandung dalam Program Transmania Broadcast Session 2017 Relationship between Interpersonal

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Proses Komunikasi 2.1.1 Pengertian Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Long Distance Relationship adalah suatu hubungan dimana para pasangan yang menjalaninya dipisahkan oleh jarak yang membuat mereka tidak dapat saling bertemu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan manusia. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE Aliffah Kartikasar, Soegiyant, Usad, Rukaya PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta 57616 e-mail:

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM :

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM : PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nur Oktapianti NIM : 090563201042 ABSTRACT This research aims to determine the process of interpersonal communication

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X-9 SMA BATIK I SURAKARTA SKRIPSI Oleh: META NUR INDAH SARI K4308020

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Dengan semakin ketat dan kompleksnya persaingan, maka banyak perusahaan yang berlomba untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MOTIF WANITA PENGGUNA APLIKASI TINDER SEBAGAI JEJARING SOSIAL PENCARIAN JODOH TUGAS AKHIR

MOTIF WANITA PENGGUNA APLIKASI TINDER SEBAGAI JEJARING SOSIAL PENCARIAN JODOH TUGAS AKHIR MOTIF WANITA PENGGUNA APLIKASI TINDER SEBAGAI JEJARING SOSIAL PENCARIAN JODOH TUGAS AKHIR LUTHFI AULIA FAZA 1151903021 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Peneliti Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisis

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III Bainen, Syamsiati, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ibu.bainen@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini

Lebih terperinci

Meli Andani (1), Cut Nurmaliah (2), Safrida (3) Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Syiah Kuala

Meli Andani (1), Cut Nurmaliah (2), Safrida (3) Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Syiah Kuala Efektivitas Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Kelas VIII di SMP Negeri 18 Banda Aceh Effectiveness

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA Seminar Nasional PAP Pengembangan Ilmu dan Profesi Administrasi Perkantoran: Peluang dan Tantangan www.snpap.fkip.uns.ac.id 169 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK ANTARPRIBADI PADA KARYAWAN PT. PERTAMINA HULU ENERGI-WEST MADURA OFFSHORE, JAKARTA

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK ANTARPRIBADI PADA KARYAWAN PT. PERTAMINA HULU ENERGI-WEST MADURA OFFSHORE, JAKARTA PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK ANTARPRIBADI PADA KARYAWAN PT. PERTAMINA HULU ENERGI-WEST MADURA OFFSHORE, JAKARTA Zeannette Georgia Zettiara Besare PT. Pertamina Hulu Energi-West

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

Teori Komunikasi Antar Pribadi By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

Teori Komunikasi Antar Pribadi By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. Teori Komunikasi Antar Pribadi By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi Menurut Judy C. Pearson 1 2 3 4 5 6 Dimulai dengan diri pribadi (Self) Bersifat Transaksional Mencakup aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Individu yang memasuki tahap dewasa awal memiliki berbagai tugas perkembangan. Salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari cinta (Santrock,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI Amelia Nurkhayati ), Suharno 2), Amir 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengungkapan Diri 1. Defenisi pengungkapan diri Wrightsman (dalam Dayakisni, 2009) menyatakan pengungkapan diri merupakan suatu proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang Public Relations Officer (PRO) bukan hanya duduk di kantornya,

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang Public Relations Officer (PRO) bukan hanya duduk di kantornya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mengembangkan hubungan yang harmonis dengan para karyawan, seorang Public Relations Officer (PRO) bukan hanya duduk di kantornya, melainkan harus berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana ponsel dapat terhubung dengan internet sehingga kita dapat mengakses

BAB I PENDAHULUAN. dimana ponsel dapat terhubung dengan internet sehingga kita dapat mengakses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dewasa ini kehidupan manusia hampir semuanya ditopang oleh teknologi tidak terkecuali teknologi komunikasi yang sedang berkembang pesat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru, Abstract

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru,  Abstract PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL BAHASA INDONESIA GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI AL-ISTIQAMAH BANJARBARU (INFLUENCE OF INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS INDONESIAN

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang J.A.A Rumeser dalam jurnal Interpersonal Relation Sebagai Variabel Yang Menentukan Kinerja Unit Atau Organisasi (2010) menilai kesuksesan sebuah perusahaan merupakan

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang,

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN APLIKASI CHATTING MESSENGER TERHADAP PROSES PENETRASI SOSIAL

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN APLIKASI CHATTING MESSENGER TERHADAP PROSES PENETRASI SOSIAL ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 1421 PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN APLIKASI CHATTING MESSENGER TERHADAP PROSES PENETRASI SOSIAL Abstrak Ekky Febryanta Prodi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

Komunikasi Intra personal 2. Komunikasi Interpersonal 3. Komunikasi Kelompok 4. Komunikasi Organisasi 5.

Komunikasi Intra personal 2. Komunikasi Interpersonal 3. Komunikasi Kelompok 4. Komunikasi Organisasi 5. By Yetti Wira Citerawati SY 1. Komunikasi dengan diri sendiri (Intrapersonal communication) 2. Komunikasi antar pribadi (Interpersonal communication) 3. Komunikasi publik (public communication) 4. Komunikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Okmi Muji Rahayu 1, Suhartono 2, M. Chamdani 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Self Disclosure Pengguna Aplikasi Kencan Online (Studi pada Tinder)

Self Disclosure Pengguna Aplikasi Kencan Online (Studi pada Tinder) Self Disclosure Pengguna Aplikasi Kencan Online (Studi pada Tinder) Ni Putu Cinintya Manu, I Dewa Ayu Sugiarica Joni, Ni Luh Ramaswati Purnawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI

BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI BAB V POLA KOMUNIKASI DALAM TRANSAKSI JUDI TOGEL YANG DIKAJI Setelah menjabarkan temuan lapangan serta analisa yang relevan pada bab sebelumnya, dalam bab ini peneliti mencoba menggambarkan pola komunikasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT Hartina Apriyati 1), H. Soegiyanto 2), MG. Dwiji Astuti 3) PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi telah mendorong timbulnya komunitas baru yakni

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi telah mendorong timbulnya komunitas baru yakni 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah mendorong timbulnya komunitas baru yakni komunitas homoseksual. Homoseksual menurut sejarahnya berasal dari bahasa latin yang berarti

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Agil Mirdiyanto¹, Joharman 2, Kartika Chrysti S 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG Elsa Puji Juwita, Peran Media Sosial terhadap Gaya Hidup Siswa PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG Elsa Puji Juwita 1, Dasim Budimansyah 2, Siti Nurbayani 3 1 SMA PGRI Bandung

Lebih terperinci

Kajian Hubungan Antara Event Pacarun Dengan Brand Awareness Honda

Kajian Hubungan Antara Event Pacarun Dengan Brand Awareness Honda Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Kajian Hubungan Antara Event Pacarun Dengan Brand Awareness Honda 1 Drawili Muhammad Arvian, 2 Zulfebriges 1,2 Bidang Kajian Manajemen Komunikasi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, internet menjadi salah satu inovasi teknologi komunikasi yang banyak digunakan. Kehadiran internet tidak hanya menjadi sekadar media komunikasi, tetapi juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif dan informatif. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai kebutuhan untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penyajian data dan analisis data yang telah dilakukan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penyajian data dan analisis data yang telah dilakukan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penyajian data dan analisis data yang telah dilakukan peneliti sesuai langkah-langkah yang dituntut dan dilaksanakan dalam menjawab persoalan pada fokus penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mewujudkan

PENDAHULUAN Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mewujudkan PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMIRI KIDUL TAHUN AJARAN 2016/2017 Bangkit Yogi Faedoni 1, Suripto 2, Rokhmaniyah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY Mei Rindang Budiarti 1), Peduk Rintayati 2), Joko Daryanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

Ni Made Sueni dan Ni Putu Ayu Listiana Dewi

Ni Made Sueni dan Ni Putu Ayu Listiana Dewi PENERAPAN METODE DISKUSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASISISWA KELAS VII I SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 TABANANTAHUN PELAJARAN 2014/2015 Ni Made Sueni dan Ni Putu

Lebih terperinci

PROSES TERBENTUKNYA INTIMATE RELATIONSHIP DAN UPAYA MENGELOLA KONFLIK DALAM HUBUNGAN PACARAN

PROSES TERBENTUKNYA INTIMATE RELATIONSHIP DAN UPAYA MENGELOLA KONFLIK DALAM HUBUNGAN PACARAN PROSES TERBENTUKNYA INTIMATE RELATIONSHIP DAN UPAYA MENGELOLA KONFLIK DALAM HUBUNGAN PACARAN Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Starta 1 Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mailing List Mailing lists adalah suatu grup dari pengguna internet untuk berkomunikasi dan berdiskusi lewat e-mail tentang topik yang diminati bersama. Berbagai bentuk mailing

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PADA KALANGAN LESBIAN DALAM PENGEMBANGAN HUBUNGAN ANTAR PRIBADI (STUDI PADA KOMUNITAS SRIKANDI DEWATA)

POLA KOMUNIKASI PADA KALANGAN LESBIAN DALAM PENGEMBANGAN HUBUNGAN ANTAR PRIBADI (STUDI PADA KOMUNITAS SRIKANDI DEWATA) POLA KOMUNIKASI PADA KALANGAN LESBIAN DALAM PENGEMBANGAN HUBUNGAN ANTAR PRIBADI (STUDI PADA KOMUNITAS SRIKANDI DEWATA) Ni Kadek Agestiary Saputri 1), I Dewa Ayu Sugiarica Joni 2), Ade Devia Pradipta 3)

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP. menghasilkan temuan-temuan penelitian yang sudah dilakukan.

BAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP. menghasilkan temuan-temuan penelitian yang sudah dilakukan. BAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP A. Temuan Data Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data tahap paling penting dalam untuk menelaah data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, sering sekali muncul berbagai macam penafsiran terhadap makna sesuatu atau tingkah laku orang lain. Penafsiran tersebut, tergantung pada konteks dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik Uno, H.B &

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik Uno, H.B & 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia ini kaya akan keberagaman (diversity) dan keragaman (multiplicity) tentang pandangan bahasa, agama, adat istiadat, budaya dan sebagainya yang menjadikan kita

Lebih terperinci

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT 1 PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK Dian Setiani 1, Fitria Kasih 2, Mori Dianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DI SMP NEGERI 26 SURAKARTA KELAS VIII-B TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Skripsi Oleh: Yuang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Lebih terperinci

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANG TUA ANAK PENDERITA AUTIS DENGAN TERAPIS DALAM MASA TERAPI SERTA EFEKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK (Studi Pada Orang Tua Dan Terapis Siswa Autis Di SLB Dharma Bhakti Dharma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGUASAAN VOCABULARY MENGGUNAKAN MEDIA E-DICTIONARY KELAS VI SD NEGERI 1 TELUK PURWOKERTO E-JOURNAL

PENINGKATAN PENGUASAAN VOCABULARY MENGGUNAKAN MEDIA E-DICTIONARY KELAS VI SD NEGERI 1 TELUK PURWOKERTO E-JOURNAL PENINGKATAN PENGUASAAN VOCABULARY MENGGUNAKAN MEDIA E-DICTIONARY KELAS VI SD NEGERI 1 TELUK PURWOKERTO E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1. KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU Juwita Palupi Muhamad Fajar Hidayat Devi Subiyantini Putri Rizky Psikologi, FPPsi, Universitas Negeri Malang juwi.pupi@gmail.com fajarjunior93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penampilan atau biasa disebut dengan istilah appearance merupakan hal yang perlu di perhatikan ketika seseorang memutuskan untuk bertemu dengan orang lain

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Henggar Dimas Pradiva NIM K8411035

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SD 1) Oleh: Siti Qodriyatun 1), Suhartono 2), Ngatman 3)

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SD 1) Oleh: Siti Qodriyatun 1), Suhartono 2), Ngatman 3) PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SD 1) Oleh: Siti Qodriyatun 1), Suhartono 2), Ngatman 3) Abstract: The using of Make a Match method for Improving Social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV INTEPRETASI HASIL PENELITIAN. Analisa data merupakan tahap pertengahan dari serangkaian tahap dalam

BAB IV INTEPRETASI HASIL PENELITIAN. Analisa data merupakan tahap pertengahan dari serangkaian tahap dalam BAB IV INTEPRETASI HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Analisa data merupakan tahap pertengahan dari serangkaian tahap dalam sebuah penelitian yang mempunyai fungsi yang sangat penting dalam sebuah penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan dengan dianugerahkan kelebihan dibanding makhluk lainnya. Kelebihan ini merupakan hal yang wajib disyukuri sebagai manusia. Kelebihan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA Asma Yani dkk (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student 315 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim dan menjelajahi interenet,

BAB I PENDAHULUAN. internet yang Anda pakai untuk mengirim  dan menjelajahi interenet, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Whatsapp adalah sebuah aplikasi chatting pada yang biasanya tersedia di bursa smartphone yang memungkinkan penggunanya berbagi gambar dan pesan. Whatsapp adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI Alfisah Fadlila Muris 1), Heribertus Soegiyanto 2), Usada 3), Rukayah 4) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari interaksi dengan manusia lainnya. Setiap manusia berinteraksi membutuhkan bantuan dalam menjalankan aktifitasnya karena

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH Riessa Audinitami Putri 1), Usada 2), Kuswadi 3), Peduk Rintayati 4) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH Fransisca Iriani Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta dosenpsikologi@yahoo.com

Lebih terperinci

Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan

Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Romantis Pasca Perselingkuhan Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN APLIKASI TELEGRAM DI BERBAGAI PERANGKAT

MENGGUNAKAN APLIKASI TELEGRAM DI BERBAGAI PERANGKAT MENGGUNAKAN APLIKASI TELEGRAM DI BERBAGAI PERANGKAT Nama Penulis choerunnisa@raharja.info Abstrak Telegram adalah Aplikasi pesan chatting yang memungkinkan pengguna untuk mengirimkan pesan chatting rahasia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidup kesehariannya selalu berinteraksi dengan sesama, baik dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan emosional

Lebih terperinci