BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Subbab ini membahas mengenai teori planned Behavior yang digunakan
|
|
- Liana Veronika Budiman
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Subbab ini membahas mengenai teori planned Behavior yang digunakan sebagai teori utama serta komponen-komponen yang mendukung penelitian Teori Planned Behavior Teori planned Behavior didasarkan atas pendekatan pada beliefs yang dapat mendorong individu untuk melakukan perilaku tertentu. Pendekatan pada beliefs dilakukan dengan menggabungakan berbagai karakteristik, kualitas dan atribut berdasarkan informasi yang telah dimiliki, kemudian secara otomatis membentuk intensi (niat) dalam berprilaku (Yuliana, 2004). Intensi (niat) merupakan keputusan dalam bertindak dengan cara tertentu, atau dorongan untuk melakukan suatu tindakan, baik secara sadar ataupun tidak (Corsini, 2002). Intensi inilah yang merupakan awal terbentuknya perilaku seseorang. Teori planned behavior cocok digunakan untuk mendeskripsikan perilaku apapun yang memerlukan perencanaan (Ajzen, 1991). Teori planned behavior merupakan pengembangan dari Teori Reasoned Action (TRA). TRA memberikan bukti-bukti ilmiah bahwa niat untuk melakukan suatu tingkah laku dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sikap terhadap perilaku dan norma subjektif (Fishbein dan Ajzen, 1975). Beberapa tahun kemudian Ajzen (1988) menambahkan satu faktor yaitu kontrol perilaku persepsian individu atau
2 Perceived Behavioral Control (PBC). Penambahan satu faktor ini kemudian mengubah TRA menjadi teori planned behavior. Teori Planned Behavior menyatakan bahwa dari ketiga faktor tersebut, sikap terhadap perilaku merupakan poin utama yang mampu memprediksi sebuah perilaku, namun selain mengukur sikap seseorang harus disertakan dengan mengukur norma subjektif serta mengukur kontrol perilaku persepsian orang tersebut. Bila ada sikap yang positif, dukungan dari orang sekitar serta adanya persepsi kemudahan karena tidak ada hambatan untuk berperilaku maka niat seseorang untuk berperilaku akan semakin tinggi (Ajzen, 2005). Seseorang yang memiliki sikap yang positif pada investasi saham, mendapat dukungan dari orang disekitarnya dan adanya persepsi kemudahan karena tidak ada hambatan untuk berinvestasi saham maka niat seseorang untuk berinvestasi saham akan semakin tinggi Sikap terhadap Perilaku Sikap terhadap perilaku merupakan kecenderungan untuk menanggapi halhal yang disenangi ataupun yang tidak disenangi pada suatu obyek, orang, institusi atau peristiwa (Ajzen, 1991). Sikap terhadap perilaku dianggap sebagai variabel pertama yang mempengaruhi niat berperilaku. Seorang individu akan berniat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketika ia menilai perilaku tersebut secara positif. Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh keyakinan (behavioral beliefs) akan akibat dari tingkah laku yang dilakukan. Keyakinan individu meliputi keyakinan akan hasil suatu perilaku (beliefs strength) dan evaluasi atas hasil
3 tersebut (outcome evaluation). Sikap terhadap perilaku dipercaya memiliki pengaruh langsung pada niat berperilaku dan dihubungkan dengan norma subjektif dan kontrol perilaku persepsian (Ajzen, 1991). Dalam konteks penelitian ini maka generasi muda akan berkeinginan untuk berinvestasi saham apabila mereka memiliki keyakinan-keyakinan positif bahwa berinvestasi saham merupakan kegiatan yang menguntungkan bagi mereka, sebaliknya niat generasi muda akan rendah bila mereka mempresepsikan berinvestasi saham akan memberikan kerugian bagi mereka Norma Subjektif Norma subjektif merupakan penerimaan tekanan sosial dalam menampilkan sebuah prilaku yang spesifik (Kreitner dan Kinicki, 2001). Norma subjektif merupakan fungsi yang didasarkan pada kepercayaan (belief) yang disebut dengan normative belief (Ajzen, 2005). Normative belief merupakan kepercayaan (belief) mengenai kesetujuan ataupun ketidaksetujuan seseorang ataupun kelompok yang mempengaruhi individu pada suatu perilaku. Pengaruh sosial yang penting dari beberapa perilaku berasal dari orang tua, pasangan pernikahan, sahabat, rekan kerja, dan rujukan lain yang berhubungan dengan suatu perilaku (Ajzen, 2006). Fishbein dan Ajzen (1975) mejelaskan bahwa kekuatan sosial sebagai salah satu bagian dari norma subjektif. Kekuatan sosial yang dimaksudkan terdiri dari penghargaan atau hukuman yang di berikan oleh sumber kepada seseorang, rasa senang individu pada sumber tersebut, seberapa besar individu menganggap sumber tersebut sebagai seorang ahli serta adanya permintaan dari sumber
4 tersebut. Secara umum menurut Ajzen (2005) semakin individu mempresepsikan bahwa sumber tersebut merekomendasikan untuk melakukan suatu perilaku maka individu akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk melakukan hal tersebut, begitu pula sebaliknya semakin individu menganggap bahwa sumber tersebut merekomendasikan untuk tidak melakukan suatu perilaku maka individu akan cenderung merasa untuk tidak mekukan perilaku tersebut. Contohnya saat seseorang bertemu dengan tetangga yang berinvestasi di saham dan kemudian tetangga tersebut menceritakan keuntungan yang di peroleh maka hal tersebut akan mendorong orang yang mendengar informasi tersebut untuk berinvestasi di pasar saham Kontrol Perilaku Persepsian Kontrol perilaku persepsian atau Perceived Behavioral Control (PBC) merupakan ukuran kepercayaan seseorang mengenai seberapa mudah atau sulitnya melakukan tingkah laku tertentu (Hogg dan Vaughan, 2005). Kontrol perilaku dapat juga diartikan sebagai persepsi tentang kesulitan ataupun kemudahan didalam melaksanakan tingkah laku berdasarkan pada pengalaman terdahulu dan hambatan yang diantisipasi dalam melaksanakan tingkah laku tertentu (Feldman, 1995). Individu yang memiliki sikap serta norma subjektif yang mendukung untuk melaksanakan suatu tingkah laku akan sangat bergantung pada dukungan kontrol perilaku persepsian yang ia miliki. Semakin yakin individu akan banyaknya faktor pendukung dan sedikitnya faktor penghambat untuk melaksanakan suatu perilaku, maka lebih besar kontrol perilaku yang ia rasakan atas niatan berperilaku tersebut. Sebaliknya bila individu
5 merasa sedikit faktor pendukung dan banyak terdapat faktor penghambat dalam melakukan suatu perilaku maka individu tersebut akan cenderung mempersepsikan diri sulit untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2005). Seorang yang memiliki sikap yang positif, dukungan dari orang-orang disekitar dan sedikitnya hambatan untuk melakukan suatu perilaku, maka orang itu akan memiliki niatan yang kuat dibandingkan ketika memiliki sikap yang positif dan dukungan dari orang sekitar namun banyak hambatan yang ada untuk melakukan perilaku tersebut Niat berinvestasi Saham Niat merupakan suatu gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian pada suatu objek dikarenakan ada perasaan senang (Tidjan, 1976). Ajzen (2005) mengartikan niat sebagai disposisi tingkah laku, yang hingga terdapat waktu dan kesempatan yang tepat akan diwujudkan dalam bentuk tindakan. Niat berinvestasi saham dapat diartikan sebagai keinginan atau kesungguhan dari seseorang untuk berinvestasi saham. Niat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba (Dharmmesta, 1998) Investasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online mendefinisikan investasi sebagai penanaman uang di suatu perusahaan ataupun proyek yang bertujuan untuk mendapatkan laba. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke dalam aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2013). Investasi juga diartikan sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dalam jangka waktu yang cukup lama dengan keinginan
6 untuk mendapatkan laba di kemudian hari (Sunariyah, 2004). Berdasarkan definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa investasi merupakan suatu kegiatan berupa penundaan konsumsi sekarang dalam jumlah dan periode waktu tertentu pada suatu perusahaan ataupun proyek untuk mendapatkan laba di kemudian hari Saham Saham merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemilik kertas tersebut untuk mendapatkan bagian dari proyek ataupun kekayaan organisasi yang menerbitkan kertas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemilik kertas untuk menjalankan haknya (Husnan, 2005). Saham dapat dikatakan sebagai bukti kepemilikan seseorang pada suatu perusahaan (May, 2014:73). Terdapat beberapa jenis saham yang beredar di pasar modal seluruh dunia (Jogiyanto, 2013). 1) Saham Biasa Saham biasa merupakan saham yang memberikan hak kepada pemegangnya. Hak yang diberikan seperti hak kontrol serta hak menerima, hak kontrol yang dimaksud adalah hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan dan hak menerima yang dimaksud adalah hak pemegang saham untuk mendapatkan bagian dari keuntungan 2) Saham Preferen Saham preferen merupakan saham yang memiliki sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa, dimana membayarkan bunga atas pinjaman dan memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen.
7 2.1.8 Pasar Modal Pasar modal didefinisikan seperti pasar pada umumnya, dimana tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan risiko untung dan rugi (Jogiyanto, 2013). May (2014;74) mendefinisikan pasar modal layaknya pasar tradisional yang memperjual belikan berbagai hal, namun pada pasar modal memperjual belikan berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, future,dan lainnya. Pasar modal harus bersifat likuid dan efisien untuk menarik partisipasi pembeli dan penjual (Jogiyanto, 2013). Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga secara cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai perusahaan secara akurat. Pasar modal memiliki berbagai fungsi menurut Jogiyanto (2013): 1) sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi; 2) sarana tidak langsung pengukuran kualitas manajemen 3) sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam Literasi Keuangan Literasi keuangan merupakan pengetahuan keuangan untuk mencapai kesejahteraan (Lusardi dan Mitchell, 2007). Individu yang memiliki literasi finansial yang baik, tidak saja memiliki pengetahuan finansial yang baik, melainkan harus memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk menggunakan
8 pengetahuan finansial tersebut dalam membuat keputusan (Huston, 2010). Literasi keuangan menjadi kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar dari permasalahan keuangan. Keterbatasan keuangan menyebabkan stress dan kurangnya percaya diri seseorang, sehingga dengan adanya literasi keuangan akan membantu individu untuk memaksimalkan nilai waktu dan uang serta meningkatkan taraff kehidupannya. 2.2 Penelitian Sebelumnya Norma subjektif dan kontrol perilaku persepsian ditemukan tidak memiliki pengaruhi pada niat investor untuk menggunakan trading online. Penelitian ini dilakukan oleh Lau dan Yen (2001) yang berlokasi di Bursa Efek Hongkong dengan sampel yang digunakan adalah sebanyak 178 investor. Penelitian ini menggunakan variabel kontrol seperti Persepsi kegunaan, keuntungan relatif, persepsi kemudahan penggunaan, kompatibilitas, pengaruh rekan, kondisi sumber daya, dan kondisi fasilitas teknologi. Kuesioner digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data. Sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian ditemukan memiliki pengaruh pada perdagangan saham berbasis internet di Singapura (Partridge dan Ho, 2003). Penelitian yang mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan internet Stock Trading ini mengeluarkan 72 responden dari 363 responden sehingga sampel akhir dalam penelitian ini berjumlah 291 responden. Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk menganalisis data dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner.
9 Penelitian yang berlokasi di Malaysia dengan mengambil 150 sampel dari 300 populasi yang diberikan kuesioner menemukan bahwa sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian memiliki pengaruh positif dan signifikan pada niat untuk menggunakan internet stock trading (Gopi dan Ramayah, 2007). Regresi linier berganda digunakan dalam menganalisis data dengan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku persepsian ditemukan berpengaruh pada niat berinvestasi online di Taiwan (Lee, 2009). Selain variabel tersebut juga ditambahkan variabel persepsi berguna dan persepsi mudah digunakan untuk memprediksi niat investor di Taiwan untuk berinvestasi online. Sampel berjumlah 338 investor dengan analisis data menggunakan teknik Structural equation Modeling (SEM). Penelitian yang berlokasi di India menemukan bahwa sikap, norma subjektif, kontrol perilaku persepsian dan kecenderungan risiko berpengaruh pada niat berinvestasi mahasiswa (Philmore dan Tracey, 2010). Sampel yang digunakan sebanyak 28 mahasiswa bisnis tingkat akhir di sebuah universitas. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan SPSS. Model yang terdapat dalam teori planned behavior dapat menjadi model yang baik untuk menjelaskan perilaku individu investor dimana model tersebut menjelaskan 63 persen niat investasi serta 48 persen perilaku investasi. Ezama et al. (2014) dengan menggunakan 127 investor nyata dengan teknik bola salju sebagai cara pengumpulan sampel, penelitian ini mengkaji mengenai dapatkah
10 pendekatan psikologis digunakan untuk memprediksi perilaku investor individu yang ada di pasar modal. Kontrol perilaku persepsian ditemukan memiliki pengaruh pada niat berinvestasi perempuan, namun norma subjektif dan sikap ditemukan tidak memiliki pengaruh pada niat berinvestasi perempuan (Mahastanti dan Hariady, 2014). Teori planned behavior digunakan untuk menjelaskan lebih dalam mengenai hubungan antara keyakinan dan perilaku individu. Penelitian yang berlokasi di Indonesia ini mengunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) untuk mengolah data dengan kuesioner sebagai teknik pengumpulan datanya. Sikap pada investasi, norma subjektif, dan kontrol perilaku ditemukan berpengaruh signifikan pada niat berinvestasi, selain itu penelitian ini menjelaskan bahwa faktor psikologis seperti terlalu percaya diri, optimisme yang berlebihan, risiko psikologi, dan kebiasaan mengikuti juga berdampak signifikan pada sikap individu dalam berinvestasi (Cuong dan Zhou, 2014). Penelitian ini menggunakan gender sebagai variabel pemoderasi yang dapat memperkuat pengaruh faktor psikologi dengan sikap investasi, sikap dengan niat, norma subjektif dengan niat,dan kontrol perilaku dengan niat investasi di dalam pasar modal Vietnam. Sampel berjumlah 472 investor dengan teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Norma subjektif berpengaruh signifikan pada niat perilaku untuk membeli saham di Colombo Stock Exchange (CSE) namun sikap dan kontrol perilaku dirasakan tidak berdampak pada niat perilaku dalam berinvestasi di CSE
11 (Dayaratne dan Wijethunga, 2015). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 200 dan hanya 96 yang digunakan sebagai sampel. Analisis data dalam penelitian ini dengan regresi Logistik biner dan Probit Analisis Regresi. Sikap dan norma-norma subjektif ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan pada niat berinvestasi PNS di Indonesia (Sondari dan Rahmat, 2015). Penelitian ini menambahkan variabel self-efficacy untuk memprediksi niat berinvestasi PNS di Indonesia namun self-efficacy tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada niat berinvestasi sampel penelitian sebanyak 359 dengan menggunakan parsial least square (PLS) sebagai alat untuk menganalisis data..
12 xviii
Bab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang
A. Teori Planned Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang dikemukakan oleh Fishbein
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Teori Perilaku Terencana atau Theory of Planned Behavior (selanjutnya disingkat TPB, dikemukakan olehajzen (1991). Teori
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Theory of Planned Behavior Fishbein dan Ajzen Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Theory of Planned Behavior atau Reasoned Action
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior atau Reasoned Action Theory of Reasoned Action (Ajzen, 1985) menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh suatu intensi, yang merupakan fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi 2.1.1 Definisi Intensi Intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas subjek individu dalam kaitan antara diri dan perilaku. Intensi merupakan perkiraan seseorang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah sangat berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya yang terdapat pada bidang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Theory of Planned Behaviour Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan niat, dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis merupakan landasan teori penelitian yang akan dilakukan dan teori yang dipilih harus memenuhi tiga unsur yaitu relevansi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. INTENSI Intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975), merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu. Intensi didefinisikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian tersebut berkaitan dengan literasi keuangan, efikasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelum adanya penelitian ini, penelitian tersebut berkaitan dengan literasi keuangan, efikasi keuangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)
9 TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku yang telah Direncanakan (Theory of Planned Behavior) Para teoritikus sikap memiliki pandangan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek sudah dapat dijadikan prediktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang terdahulu. Peneliti menggunakan rujukan dari beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok merupakan salah satu penyebab yang menimbulkan munculnya berbagai penyakit dan besarnya angka kematian. Hal ini wajar, mengingat setiap tahunnya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel dan Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan tumpuan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai salah satu sumber penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Jogiyanto (2009:5) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dahulu kita mengenal jenis
Lebih terperinciKesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen
55 PEMBAHASAN Berdasarkan karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh, hasil penelitian menunjukkan bahwa profil contoh mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) pada contoh yang hanya mengikuti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Berwirausaha 1. Definisi Intensi Menurut Ancok (1992 ), intensi merupakan niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Intensi merupakan sebuah istilah yang terkait
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. lainnya. Laporan neraca dapat menggambarkan posisi keuangan suatu
II. LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan diperlukan sebagai bahan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dan kondisi keuangan tersebut mengindikasikan kondisi keuangan secara umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa untuk meningkatkan kesajahteraan masyarakatnya, tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan salah satu instrument pembangunan yang diperlukan oleh suatu bangsa untuk meningkatkan kesajahteraan masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia.
Lebih terperinciPERILAKU BERBAGI PENGETAHUAN AKUNTANSI PADA DOSEN AKUNTANSI KOTA BENGKULU: PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB)
Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 5 No. 1, July 2017, 26-44 E-ISSN: 2548-9836 Article History Received May, 2017 Accepted June, 2017 PERILAKU BERBAGI PENGETAHUAN AKUNTANSI PADA DOSEN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behaviour (TPB) Manusia pada umumnya berperilaku dengan cara yang masuk akal, mereka mempertimbangkan perilakunya berdasarkan informasi
Lebih terperinciANALISIS PENERIMAAN NASABAH TERHADAP PRODUK BARU PERBANKAN PermataRancang Dana BANK PERMATA
ANALISIS PENERIMAAN NASABAH TERHADAP PRODUK BARU PERBANKAN PermataRancang Dana BANK PERMATA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerimaan nasabah dalam hal niat menabung mereka pada produk
Lebih terperinciBab 5. Penutup. 5.1 Kesimpulan
Bab 5 Penutup 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab permasalahan mengenai hal-hal yang mempengaruhi minat siswa untuk melajutkan sekolah melalui Teori Planned Behavior seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkait lainnya. (Tjiptono Darmadji dan Fakhruddin, 2011).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia cukup pesat terutama di dalam Lembaga Keuangan Bukan Bank yang dimana lembaga tersebut memberikan banyak sekali pilihan lembaga
Lebih terperinciStudi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion 1 Tivanny Salliha P 2
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Cude, B. J, Lawrence (2006), melakukan penelitian dengan judul College
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT
STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT Safety riding atau keselamatan berkendara merupakan suatu usaha yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai variabel penelitian, responden penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data. 3.1. Variabel Penelitian Varibel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sektor pajak merupakan sektor yang sangat diandalkan oleh pendapatan Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)
8 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty) Salah satu bentuk kecurangan yang terjadi dibidang pendidikan dinamakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini telah membuat kehidupan banyak masyarakat menjadi lebih mudah. Dalam beberapa tahun belakangan ini, internet merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih lengkap dan spesialisasi dokter juga lebih banyak. dipengaruhi berbagai macam komponen yang membentuk niat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dewasa ini, konsumen semakin kritis dan pandai dalam menyikapi pemilihan pengobatan rawat jalan terkait dengan masalah kesehatan. Sebagian besar masyarakat saat ini
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah generasi penerus bangsa yang dibutuhkan negara dan suatu bentuk investasi negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Investor merupakan orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan
Lebih terperinciGambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014
Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014 oleh : Yoga Adi Prabowo (190110080095) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Golput atau golongan putih merupakan suatu
Lebih terperinciProsiding SNaPP2015Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Mery Citra Sondari
Prosiding SNaPP2015Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN2089-3590 EISSN 2303-2472 PERSEPSI TERHADAP INVESTASI DAN INTENSI BERINVESTASI (SURVEY PADA PEAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH DAERAH TINGKAT II DI JAWA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara ringkas pengertian intensi adalah ubahan yang paling dekat dengan perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensi Secara ringkas pengertian intensi adalah ubahan yang paling dekat dengan perilaku yang dilakukan oleh individu, dan merupakan ubahan yang menjembatani antara sikap dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai masyarakat ekonomi, akhir-akhir ini kita mengetahui terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di mana hal ini menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama satu dekade terakhir, kebijakan harga BBM jenis Premium sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, pemerintah menaikkan BBM
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi ekonomi, globalisasi teknologi, globalisasi keuangan, dan lain-lain. Globalisasi merupakan
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat empat variabel yaitu,, Subjective Norm, Perceived Control,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menyerap investasi sebagai upaya memperkuat posisi keuangannya. Pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai media untuk menyerap
Lebih terperinci5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas analisis hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada Bab 4, disertai dengan hubungannya dengan teori penunjang, data-data empiris, hipotesis penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi atau bond)
Lebih terperinciBAB I. membuat perencanaan keuangan sehingga menimbulkan permasalahan seperti. perencanaan investasi untuk menghindari masalah tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak keluarga yang tidak mapan dalam hal keuangan sehingga timbul permasalahan yang rumit di dalam keluarga. Penyebabnya adalah ketidakmampuan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ahmad Farras Adibuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka panjang suatu perusahaan dengan menjual saham atau menerbitkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal suatu negara dapat berperan meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang suatu perusahaan dengan menjual saham atau menerbitkan obligasi (Jogiyanto
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis
10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli
Lebih terperinciKERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
II. KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Theory of Planned Behavior/TPB digunakan sebagai model dan kerangka teori karena sudah banyak diterapkan dan teruji dalam menangkap hubungan antara variabel-variabel
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN v vii ix 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 6 Manfaat Penelitian 6 Ruang Lingkup Penelitian 7 2 TINJAUAN PUSTAKA
Lebih terperinciHandout Manajemen Keuangan 2
Handout Manajemen Keuangan 2 PASAR FINANSIAL DAN INSTRUMEN KEUANGAN 1 PASAR FINANSIAL PASAR FINANSIAL : Pertemuan antara permintaan dan penawaran akan aktiva finansial(sekuritas) Tempat diperjualbelikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu berkembang
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap
37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Llabel adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Label Halal Label adalah sejumlah keterangan pada kemasan produk. Secara umum, label minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi berpengaruh terhadap perkembangan pasar modal di dunia. Secara lebih luas, teknologi mendukung aktifitas bisnis menjadi lebih efisien dan efektif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini akuntansi telah menjadi bagian dari kebutuhan bisnis dan pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi adalah meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh setelah penyentuhan sel telur dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal
A. Landasan Teori 1.Pasar Modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku terhadap pelanggaran, ketidakjujuran, dan penyimpangan akademik atau biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Merokok 1. Intensi Merokok Intensi diartikan sebagai niat seseorang untuk melakukan perilaku didasari oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori atribusi yang dikembangkan oleh Heider (1958) merupakan teori yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Atribusi Teori atribusi yang dikembangkan oleh Heider (1958) merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan dalam industri manufaktur tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena
BAB II LANDASAN TEORI A. Intensi Berwirausaha 1. Pengertian Intensi Berwirausaha Fishbein dan Ajzein (Sarwono, 2002) mengembangkan suatu teori dan metode untuk memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Sumber dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Menurut Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni (2005, P47), desain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, sebuah penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif menghasilkan data berupa angka
Lebih terperinciSTUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA. Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada
STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada Majang Palupi Universitas Islam Indonesia majang_palupi@uii.ac.id ABSTRACT In this research, theory of
Lebih terperinciArtik Estuari D2D307004
PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), RETURN ON INVESTMENT (ROI), EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Artik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi saat ini sangat banyak digunakan di hampir seluruh bidang industri di Indonesia, dikarenakan perkembangan teknologi, perubahan proses bisnis yang dinamis,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Manajemen
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah anugrah yang mulia namun ibu rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24 jam, selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang sangat efektif untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang sangat efektif untuk mempercepat pembangunan di suatu negara. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengkomsumsi rokok. Banyak di lapangan kita temui orang-orang merokok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok adalah perilaku membakar dedaunan (tembakau) yang dilinting atau diletakkan pada pipa kecil lalu menghisapnya melalui mulut dan dilakukan secara berulang-ulang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kesempatan untuk mendapatkan perangkat lunak ilegal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi di semua sektor, baik industri, bisnis, maupun pemerintahan bergantung pada sistem informasi dalam menjalankan aktivitasnya. Penggunaan komputer
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek pada suatu wilayah yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan ruang lingkup masalah yang
Lebih terperinciHasil pengujian secara simultan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut.
PEMBAHASAN Uji Hipotesis Dalam penelitian ini terdapat empat hipotesis yang telah diuji secara simultan dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variabel
Lebih terperinciII KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS
II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Kepatuhan Pajak Menurut Norman. D.Nowak dalam Zain (2004) kepatuhan Wajib Pajak diartikan sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia bisnissaat ini berada dalam era globalisasi di iringi perkembangan teknologiyang semakin canggih dan memadai yang dapat dirasakan manfaatnya oleh semua orang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu
Lebih terperinciASTIA CHOLIDA ABSTRAK
STUDI MENGENAI INTENSI MENGGUNAKAN KEMASAN AIR MINUM PAKAI ULANG SEBAGAI PERILAKU RAMAH LINGKUNGAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN ASTIA CHOLIDA ABSTRAK Kebutuhan air minum adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi tersebut seharusnya kongruen dengan nilai-nilai yang ada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Legitimasi Teori legitimasi didasarkan pada adanya fenomena kontak sosial antara sebuah organisasi dengan masyarakat, di mana diperlukan sebuah tujuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilakukan di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta. Kuesioner yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini membahas mengenai pengaruh core self-evaluation pada work engagement dengan iklim psikologis sebagai variabel moderasi yang dilakukan di Hotel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang mendukung dari penelitian ini: 2.1.1 Taufik Saleh, Darwanis, Usman Bakar (2012) Penelitian dengan topik
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer
BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan pada penelitian yang dilakukan. Adapun teori yang digunakan meliputi teknologi komputer secara umum, penelitian kuantitatif, snowball
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Nomor 13 dalam Standar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan salah satu cara pengelolaan dana untuk memberikan keuntungan bagi investor dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi yang telah diperkirakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Swidi(2012) Sikap konsumen berdasarkan teori perilaku yang direncanakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian sikap Swidi(2012) Sikap konsumen berdasarkan teori perilaku yang direncanakan dirasakan perasaan menguntungkan atau tidak
Lebih terperinci