BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Martalena & Malinda,2011:2) Gitman (2012:228)

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting sebagai sarana pendanaan usaha untuk mendapatkan dana dari investor dan menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Dalam artian luas, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang biasa diperjualbelikan, baik obligasi, saham, reksadana, instrument derivative maupun instrument lainnya dan pasar modal juga sebagai sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah serta sebagai sarana bagi kegiatan investasi (Martalena & Malinda,2011:2) Keberadaan pasar modal dalam perekonomian modern sudah tidak dapat dihindari lagi bagi seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Tingginya permintaan akan barang dan jasa akibat dari semakin banyaknya masyarakat di dunia membuat perusahaan harus mampu memenuhi semua permintaan yang diinginkan masyarakat. Indonesia merupakan negara yang masuk dalam kategori negara berkembang dimana kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya perusahaan baru yang bermunculan di Indonesia, baik perusahaan domestik maupun perusahaan asing karena pangsa pasar yang potensial ada di Indonesia. Dalam dunia pasar saham, seorang investor yang melakukan investasi dengan membeli saham tentu telah yakin dengan segala resiko dan segala ketidakpastian yang akan didapatkan di masa mendatang. Menurut Gitman (:228) return saham adalah tingkat pengembalian untuk saham biasa dan merupakan pembayaran kas yang diterima akibat kepemilikan suatu saham pada saat awal investasi. Jadi, return ini 1

2 berdasar dari dua sumber, yaitu pendapatan (dividend) dan perubahan harga pasar saham (capital gain/loss) Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan industri sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan industri properti dan real estate saat ini juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat meyakinkan. Hal ini ditandai dengan maraknya pembangunan perumahan, apartemen, perkantoran, dan perhotelan. Properti dan real estate juga menjadi indikator penting kesehatan ekonomi sebuah negara karena industri ini yang pertama memberi sinyal jatuh atau sedang bangunnya perekonomian sebuah negara. Faktor yang mempengaruhi return saham, baik yang bersifat makro maupun mikro. Faktor mikro ekonomi misalnya peristiwa sosial, peristiwa politik domestik dan internasional. Sedangkan faktor makro ekonomi berupa inflasi, suku bunga, kurs, pertumbuhan ekonomi dan sebagainya. Tabel 1.1 Inflasi, Suku Bunga (BI rate), Kurs (IDR/USD) dan Return Saham Industri Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Return Saham Inflasi BI Rate Kurs (IDR/USD) Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), (data diolah kembali) Berdasarkan tabel 1.1 di atas terlihat bahwa return saham terendah terjadi pada tahun sebesar -21% yang mengakibatkan para investor harus mengalami capital loss. Hal itu dikarenakan pada tahun terjadinya krisis ekonomi yang dibuktikan dengan tingginya tingkat inflasi sebesar 11.06, suku bunga (BI rate) sebesar 9.25, dan kurs Rupiah sebesar Rp Setelah krisis ekonomi, pada tahun terjadi penurunan tingkat inflasi sebesar 2.78, suku bunga (BI rate) sebesar 6.5 dan menguatnya Rupiah sebesar Rp Hal tersebut tentu sejalan dengan teori dimana 2

3 jika inflasi, suku bunga (BI rate) menurun dan Rupiah menguat maka return saham akan meningkat, begitupun sebaliknya. Pada tahun 2013 inflasi dan suku bunga (BI rate) mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu inflasi sebesar 8.38, suku bunga (BI rate) sebesar 7.5, dan Rupiah melemah dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp Hal tersebut menyebabkan return saham mengalami penurunan sebesar 13.62%. Namun pada tahun terjadi kondisi yang tidak konsisten dimana inflasi mengalami penurunan sebesar 8.36 yang selisihnya hanya 0.02 dari inflasi di tahun 2013, suku bunga (BI rate) mengalami peningkatan sebesar 7.75 yang selisihnya hanya 0.25 dari suku bunga (BI rate) di tahun 2013 dan makin melemahnya Rupiah yaitu sebesar Rp diikuti dengan peningkatan return saham yaitu sebesar 69.7% yang selisihnya 56.08% di tahun Return saham di tahun merupakan return terbesar yang diterima investor selama periode - dan melebihi return di tahun yang seharusnya return terbesar terjadi di tahun karena berdasarkan data yang ada, tahun ini merupakan tahun terbaik bagi perusahaan maupun investor yang dibuktikan dari rendahnya inflasi, suku bunga (BI rate), dan menguatnya Rupiah dibandingkan Rupiah pada tahun. Dalam tulisan T.G Diredja (Kompas) menyatakan jika kondisi makro ekonomi nasional sedang tumbuh tinggi, bisnis properti dan real estate ikut menggeliat. Namun, jika ekonomi surut maka industri properti dan real estate akan ikut surut. Permasalahan yang terjadi inilah yang salah satunya menjadi dasar bagi peneliti untuk mengkaji lebih mendalam pengaruh inflasi, suku bunga (BI rate), dan kurs (IDR/USD) terhadap return saham pada industri tersebut. 3

4 Grafik 1.1 Inflasi Terhadap Return Saham Industri Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tingkat % Return Saham ,99 26,21 53,41 13,62 69,7 Inflasi 11,06 2,78 6,96 3,79 4,3 8,38 8,36-3 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), (data diolah kembali) Grafik 1.1 terlihat bahwa inflasi menunjukkan kondisi yang tidak konsisten dengan return saham dimana return saham tertinggi terjadi di tahun sebesar 69.7% diiringi dengan tingginya tingkat inflasi sebesar Hal ini menyebabkan permasalahan dimana tingginya tingkat inflasi menunjukkan bahwa resiko untuk melakukan investasi sangat besar. Zubir (2011:21) mengemukakan akibat inflasi permintaan terhadap barang-barang meningkat, tetapi daya beli rendah, sehingga masyarakat tidak mampu membelinya. Perusahaan akan kesulitan dalam berproduksi karena biaya produksi tinggi dan harga jual tidak terjangkau oleh konsumen, sehingga penjualan akan turun sehingga akan mengurangi pendapatan perusahaan dan akan berdampak buruk pada kinerja perusahaan yang tercermin juga oleh turunnya return saham. 4

5 Grafik 1.2 BI rate Terhadap Return Saham Industri Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tingkat % Return Saham ,99 26,21 53,41 13,62 69,7 BI rate 9,25 6,5 6,5 6 5,75 7,5 7,75-3 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), (data diolah kembali) Grafik 1.2 menunjukkan return saham tertinggi terjadi di tahun sebesar 69.7% diikuti dengan tingginya tingkat suku bunga BI rate sebesar Secara teoritis ketika tingkat suku bunga tinggi akan mengakibatkan harga saham turun dan jika harga turun maka akan mengakibatkan return yang diterima investor menjadi berkurang. Astrid Angelina (2011) mengemukakan bahwa kenaikan tingkat suku bunga BI rate dapat mengakibatkan investor mengambil keputusan menarik dana mereka dari pasar modal. Sebaliknya, turunnya tingkat suku bunga membuat investor akan menanamkan modalnya pada pasar modal. Faktor eksternal lain yang mempengaruhi harga saham yaitu nilai tukar Rupiah terhadap Dollar (kurs). Di Indonesia kurs valas mengalami perubahan setiap waktu. Apabila kurs naik maka tingkat pengembalian yang diharapkan dari adanya investasi akan menurun, sehingga bagi para investor semakin rendah tingkat perubahan nilai kurs adalah semakin baik. Apabila kurs menguat, maka secara tidak langsung harga saham juga akan naik, tapi bila kurs itu melemah maka harga saham juga akan turun. 5

6 Naik turunnya harga saham akan terjadi karena apresiasi rupiah terhadap mata uang asing khususnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar yang menyebabkan naik turunnya permintaan saham di pasar modal oleh investor (Astrid Angelina, 2011) Grafik 1.3 Kurs (IDR/USD) Terhadap Return Saham Industri Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Rp Tingkat % Rp Rp Rp7.500 Rp5.000 Rp Return Saham ,99 26,21 53,41 13,62 69,7 Kurs Rp11.00 Rp9.447 Rp8.991 Rp9.068 Rp9.670 Rp12.18 Rp12.44 Rp- Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), (data diolah kembali) Grafik 1.3 menunjukkan bahwa kurs (IDR/USD) tertinggi terjadi di tahun sebesar Rp diikuti dengan tingginya return saham industri sektor properti dan real estate sebesar 69.7%. Secara teoritis ketika mata uang Rupiah melemah maka tingkat pengembalian yang diharapkan dari adanya investasi akan menurun. Mata uang Rupiah yang melemah membuat perusahaan menanggung biaya produksi yang semakin tinggi jika bahan baku produksinya harus diimpor, yang akan berdampak pada kebijakan penetapan harga. Kondisi ini akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dan nilai perusahaan yang pada akhirnya akan menurunkan return saham. Namun, yang terjadi return saham sektor properti dan real estate mengalami peningkatan dari tahun walaupun nilai tukar Rupiah terhadap Dollar melemah. 6

7 Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniadi (2013) menemukan bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian lain yang dilakukan Karim (2015) menemukan bahwa tingkat inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Namun, Nasir (2011) dalam penelitiannya menemukan hasil yang berbeda bahwa tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sitinjak (2011) yang juga meneliti mengenai faktor makro ekonomi pada return portofolio pasar saham di indonesia saat bullish dan bearish menemukan bahwa tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap return portofolio. Sementara itu, hubungan antara suku bunga dengan return saham terdapat perbedaan hasil, Krisna (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap return saham. Namun, Sulaiman dkk () menyatakan hasil yang berbeda bahwa pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap return saham adalah negatif. Selanjutnya Ahmadi et al. () menyimpulkan mengenai pengaruh kurs valuta asing terhadap return saham di pasar modal Teheran menemukan bahwa perubahan kurs valuta asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian lain yang dilakukan Handiani () menemukan bahwa nilai kurs Rupiah berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Penelitian itu juga didukung oleh hasil penelitian Karim (2015) yang menyatakan bahwa nilai kurs Rupiah berpengaruh positif terhadap return saham. Namun, Octafia (2013) menemukan hasil yang berbeda dimana nilai kurs Rupiah berpengaruh negatif terhadap return saham. Berdasarkan latar belakang di atas serta adanya beberapa penelitian terdahulu yang saling bertentangan, maka peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukannya penelitian dengan judul PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), DAN KURS (IDR/USD) TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Industri Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode -) 7

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat di ambil untuk di identifikasi sebagai penyusunan skripsi adalah : 1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap return saham industri sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode -? 2. Bagaimana pengaruh suku bunga (BI rate) terhadap return saham industri sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode -? 3. Bagaimana pengaruh kurs (IDR/USD) terhadap return saham industri sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode -? 4. Bagaimana pengaruh inflasi, suku bunga (BI rate), dan kurs (IDR/USD) terhadap return saham industri sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode -? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui pengaruh inflasi terhadap return saham industri sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode - 2. Mengetahui pengaruh suku bunga (BI rate) terhadap return saham industri sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode - 3. Mengetahui pengaruh kurs (IDR/USD) terhadap return saham industri sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode - 4. Mengetahui pengaruh inflasi, suku bunga (BI rate), dan kurs (IDR/USD) terhadap return saham industri sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode - 8

9 1.4 Manfaat Penilitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna sebagai referensi bagi beberapa pihak baik bagi penulis maupun bagi badan yang terkait, adapun manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu : 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah serta memperbanyak pengetahuan wawasan tentang ilmu sehubungan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham industri sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia b. Memberikan bukti empiris tentang pengaruh inflasi, suku bunga, dan kurs terhadap return saham industri properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis hal ini dijadikan tempat untuk mempraktekan teori yang telah diperoleh dengan masalah yang sesungguhnya nyata terjadi, serta untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Manajemen Universitas Widyatama Bandung b. Bagi investor ini merupakan referensi yang bermanfaat dalam menambah wawasan ataupun masukan dalam hal pembelian ataupun penjualan saham 9

10 1.5 Sistematika Skripsi Sistematika Skripsi ini bertujuan untuk mempermudah penyampaian informasi berdasarkan urutan atau aturan logis penelitian, yaitu pembahasan skripsi ini terdiri dari 5 bab yang secara keseluruhan membahasa mengenai pengaruh inflasi, suku bunga (BI rate), dan kurs (IDR/USD) terhadap return saham industri sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode -. Berdasarkan judul tersebut maka sistematika skripsi yaitu sebagai berikut : 1. BAB I PENDAHULUAN Menentukan judul skripsi berdasarkan masalah yang terjadi untuk diteliti. Kemudian skripsi di awali dengan bab 1 yang berisi pendahuluan, dimana didalamnya berisi beberapa uraian dan penjelasan mengenai rumusan singkat tentang pokok-pokok yang akan dibahas seperti identifikasi masalah yang merupakan pertanyaan pokok dari keseluruhan penelitian. Tujuan penelitian merupakan arah dari penelitian, merinci apa yang ingin diketahui penulis dalam bentuk pertanyaan. Kegunaan penelitian yang manfaat dari hasil penelitian dan sumbangan penelitian terhadap perkembangan ilmu manajemen serta definisi yang digunakan agar penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas dan membahas tentang judul penelitian. 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Memuat informasi tentang teori yang menjadi latar belakang penelitian atau uraian tentang teori, membahas variabel-variabel yang digunakan, tinjaun pustaka juga membantu dalam menyusun kerangka pemikiran dan hipotesis. Kerangka pemikiran adalah pola nalar peneliti dalam menjawab masalah yang diturunkan dari teori. 3. BAB III METODE PENELITIAN Uraian mengenai metodologi penelitian dimana mulai dari objek penelitian yang dilakukan, unit analisis, populasi dan teknik sampling, jenis dan data, teknik pengumpulan data, operasional penelitian, dan metode penelitian. 10

11 4. BAB IV PEMBAHASAN Menyajikan hasil dari penelitian dalam bentuk data. Selain dengan uraian, data penelitian dapat juga disajikan sebagai ilustrasi (gambar, diagram, grafik, tabel dll). Pembahasan membandingkan hasil yang diperoleh dengan data pengetahuan (hasil riset orang lain) yang sudah dipublikasikan, kemudian menjelaskan implikasi data yang diperoleh bagi ilmu pengetahuan dan pemanfaatannya. Informasi yang diperoleh dapat dikaitkan dengan tujuan penelitian (implikasi hasil penelitian) atau dibandingkan dengan hasil penelitian orang lain yang telah dipublikasikan. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran yang merupakan bab terakhir, dimana bagian ini diambil kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran agar dapat bermanfaat bagi objek penelitian. 11