Pedoman Pengelolaan Resiko

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Pengelolaan Resiko"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS TELKOM No. Dokumen Tel_U-UT-WR1-DSI-DI-PM-001 Jl. Telekomunikasi No. 1 Ters. Buah Batu Bandung No. Revisi 00 Pedoman Pengelolaan Resiko Berlaku Efektif 17 Oktober 2016 Pedoman Pengelolaan Resiko DIREKTORAT SISTEM INFORMASI TELKOM UNIVERSITY JANUARI 2018

2 Pedoman Pengelolaan Resiko (Risk Management Guidelines) PENGESAHAN Disusun oleh : Disahkan oleh : Maya Setyawati Kabag. LOPSI Kiki Maulana A. Kabag. INTEN Dahliar Ananda Kabag. RISBANGSI Bani Setiaji Direktur SISFO 2

3 Revisi (Revision) Tanggal (Date) Riwayat Revisi (Revision History) Ringkasan Perubahan (Summary of Changes) Oktober 2016 Terbitan pertama 01 2 Januari Perubahan penomoran dokumen - Perubahan Struktur Organisasi Pembuat (Author) Manajer Direktorat Sistem Informasi TW Direktorat Sistem Informasi Page 3 of 19

4 DAFTAR ISI DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Dan Sasaran Referensi KONSEP MANAJEMEN RISIKO Konsep Dasar Manajemen Resiko Definisi Tanggung Jawab Dalam Proses Pengelolaan Risiko TI PENETAPAN KONTEKS RISIKO Umum Penetapan Konteks Risiko Konteks Eksternal Konteks Internal Luaran Dari Penetapan Konteks IDENTIFIKASI RISIKO Komunikasi dan Konsultansi Identifikasi Risiko Identifikasi Ancaman Dan Kerawanan PENILAIAN RISIKO Analisa dan evaluasi risiko Analisa Kontrol Yang Ada Kriteria Pengukuran Tingkat Kemungkinan / Kecenderungan Terjadinya Risiko Kriteria Pengukuran Dampak Risiko Penentuan Nilai Risiko PENGENDALIAN RISIKO Kriteria Pengendalian Risiko Dan Penentuan Nilai Risiko Akhir Pembuatan Risk Treatment Plan Penentuan Rencana Penanganan Risiko, PIC, Target Waktu Pembuatan Jadwal Implementasi Rencana Penanganan Risiko PEMANTAUAN RISIKO Pelaporan, Monitoring, Dan Review Page 4 of 19

5 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi dari semua jenis dan ukuran menghadapi faktor internal dan eksternal dan pengaruh yang membuat ketidak pastian apakah dan kapan mereka akan mencapai tujuan mereka. Efek ketidakpastian ini pada tujuan organisasi adalah "risiko". Universitas Telkom dalam menjalankan fungsinya didukung layanan Teknologi Informasi (TI) yang mampu mendukung dan meningkatkan operasional organisasi. Pedoman pengelolaan risiko ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan pengelolaan risiko di Universitas Telkom. Hasil yang diharapkan adalah Universitas Telkom dapat membuat keputusan yang tepat, menjalankan rencana dan proses TI yang efektif, dan yang terpenting adalah Pengelolaan Risiko dapat diimplementasikan oleh seluruh personil. Tujuan utama proses pengelolaan risiko di suatu organisasi adalah untuk melindungi proses bisnis, aset organisasi dan kemampuan pengelolaan system teknologi informasi tersebut berdasarkan tujuan dan sasaran TI suatu organisasi. Manajemen risiko TI di Universitas Telkom membantu untuk memastikan layanan TI yang diberikannya berjalan selaras dengan strategi dan sasaran perusahaan melalui pengendalian risiko operasional Tujuan Dan Sasaran Proses pengelolaan risiko TI ini dimaksudkan untuk mengendalikan risiko berdasarkan proses penetapan konteks risko, penilaian risiko, dan melaksanakan tindakan dalam rangka mengurangi tingkat risiko hingga pada tingkatan yang dapat diterima dengan komunikasi dan konsultansi serta pemantauan dan kajian berkala. Sasaran pengelolaan risiko di Universitas Telkom adalah: Untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi pada setiap proses bisnis Universitas Telkom dalam memberikan layanan. Untuk merencanakan pengendalian risiko yang dibutuhkan dalam rangka melakukan tindakan penanganan dan eliminasi risiko. Peningkatan efektivitas dan pelaksanaan pengelolaan risiko yang berkelanjutan Referensi Kebijakan Teknologi Informasi ini mengacu kepada beberapa aturan dan standar sebagai berikut: 1. ISO 31000:2009, sebagai referensi kerangka pengelolaan risiko, 2. ISO/IEC :2011 dan ITIL 2011, sebagai referensi untul layanan TI, 3. ISO/IEC 27001:2013, sebagai referensi untuk keamanan teknologi informasi. Page 5 of 19

6 2. KONSEP MANAJEMEN RISIKO 2.1. Konsep Dasar Manajemen Risiko Aktivitas dalam proses pengelolaan risiko meliputi registrasi risiko dan rencana pengendalian risiko. Registrasi risiko dilakukan dengan mencatat informasi tentang risiko-risiko yang dinilai dapat mengganggu proses bisnis. Registrasi risiko tersebut berisi daftar risiko yang harus diperbaharui secara periodik, sedangkan rencana pengendalian risiko merupakan tindakan-tindakan penanganan risiko. Pelaksanaan Pengelolaan Risiko meliputi beberapa siklus dan tahapan seperti pada gambar 2.1 berikut ini. Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultansi Risiko Penilaian Risiko Identifikasi Risiko Analisa Risiko Evaluasi Risiko Pemantauan & Kajian Risiko Pengendalian Risiko Gambar 2.1. Proses Pengelolaan Risiko Secara garis besar, pelaksanaan proses Pengelolaan Risiko terbagi menjadi 3 tahap yaitu : 1. Proses identifikasi risiko, berdasarkan konteks organisasi yang bertujuan untuk mengetahui seluruh gambaran risiko yang mungkin terjadi terhadap setiap aset milik organisasi. 2. Analisis dan evaluasi risiko, yang bertujuan untuk menilai tingkat risiko yang telah teridentifikasi. 3. Pemeliharaan risiko, yang bertujuan untuk memonitor pelaksanaan pengendalian risiko berdasarkan kontrol yang ditetapkan sehingga dapat meminimalisasi terjadinya risiko tersebut Definisi Tabel berikut ini berisi definisi-definisi umum dari manual pengelolaan risiko TI yang diterapkan oleh Universitas Telkom. Page 6 of 19

7 Tabel 2.1 Definisi-definisi Umum dari Pedoman Pengelolaan Risiko TI Istilah Analisis risiko Dampak Evaluasi risiko Identifikasi risiko Kecenderungan Kontrol Pengelolaan risiko Definisi Suatu metode untuk menentukan kemungkinan terjadinya kecenderungan dan dampak pada risiko tersebut. Tingkatan kerusakan yang disebabkan oleh terjadinya risiko relatif terhadap objektif. Proses yang dilakukan untuk menentukan jenis risiko dengan mendefinisikan dan membandingkan dengan kriteria risiko. Suatu rangkaian kegiatan untuk mengenali, mencatat, dan memetakan risiko yang dihadapi atau berpotensi dihadapi. Potensi / frekuensi kemingkinan terjadinya kejadian risiko Suatu proses yang dilakukan untuk mengendalikan risiko yang teridentifikasi. Serangkaian proses yang mencakup identifikasi, pengukuran, pengendalian, dan pemantauan risiko secara menyeluruh dan terintegrasi. Mitigasi Suatu pengendalian yang dilakukan untuk mengurangi terjadinya ancaman. Pemantauan risiko Penerimaan risiko Pengendalian risiko Pengukuran risiko Penilaian risiko Risiko Risiko bawaan (Inherent Risk/IR) Proses membandingkan perkiraan risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan signifikansi dari risiko. Risiko yang diputuskan untuk diterima oleh organisasi. Suatu rangkaian kegiatan yang mencakup perencanaan dan pelaksanaan strategi, metode dan/atau cara yang ditujukan untuk mengurangi, mengalihkan, menghindari, dan/atau penetapan menerima Risiko. Suatu rangkaian kegiatan penilaian tingkat risiko yang dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran kualitatif dan/atau kuantitatif, berdasarkan kecenderungan dan dampak dari suatu risiko. Suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi risiko. Suatu peristiwa yang terjadi dan mempunyai dampak terhadap kelangsungan proses bisnis. Nilai risiko ini merupakan kombinasi dari kecenderungan dan dampak yang terjadi. Nilai risiko yang teridentifikasi sebelum adanya kontrol pengendalian risiko Page 7 of 19

8 Fasilitas & Monitoring Inputan Risiko Pelaporan Istilah Risiko residual (Residual Risk/RR) Rencana mitigasi risiko (Risk Treatment Plan/RTP) Definisi Nilai risiko sisa yang teridentifikasi setelah dilakukan kontrol pengendalian risiko. Upaya mitigasi risiko pada risiko-risiko yang tidak dapat diterima dengan melakukan pengendalian dengan cara avoid, control, transfer, dan accept 2.3. Tanggung Jawab Dalam Proses Pengelolaan Risiko TI Manajemen risiko TI dilaksanakan dan diintegrasikan dalam peran, tugas dan tanggung-jawab seluruh bagian kerja Universitas Telkom, mulai dari pimpinan sampai staf Universitas Telkom. Untuk proses pemantauan dan pelaporan, akan dibentuk suatu unit khusus yaitu Risk Officer (RO), dalam hal ini menjadi tanggung jawab dari Manager di Direktorat Sistem Informasi. Unit tersebut bertanggung jawab kepada penanggung jawab pengelolaan risiko TI di lingkungan kerja Universitas Telkom. Struktur tanggung jawab dan peran dalam pengelolaan risiko dapat dilihat seperti pada gambar 2.2 berikut. Penanggung Jawab Risiko Monitoring & Rekomendasi Direktur Sistem Informasi Risk Officer Manager Riset dan Pengembangan Sistem Informasi Manager Layanan Operasional Sistem Informasi Manager Infrastruktur dan Konten Personil Tel U Personil Tel U Personil Tel U Operasional Organisasi Gambar 2.2 Struktur Tanggung Jawab dan Peran dalam Pengelolaan Risiko Berikut ini penjelasan dari Gambar 2.2 tentang pembagian tanggung jawab dan peran Universitas Telkom dalam pengelolaan risiko TI. Direktur Sistem Informasi sebagai penanggung jawab proses pengelolaan risiko di Universitas Telkom mempunyai peran untuk : 1. Mendukung dan memonitor pelaksanaan proses pengelolaan risiko. Page 8 of 19

9 2. Mengambil keputusan dan tindakan yang diperlukan dalam pelaksanaan pengendalian risiko. 3. Memastikan sumber daya yang diperlukan dalam proses pengelolaan risiko tersedia dan mencukupi kebutuhan. Manager di Direktorat Sistem Informasi sebagai Risk Officer mempunyai tanggung jawab : 1. Melakukan review terhadap profil risiko untuk memastikan rencana pengendalian sudah dibuat. 2. Memastikan sumber daya, sistem, dan kontrol yang diperlukan dalam meminimalkan risiko yang teridentifikasi. 3. Memastikan adanya peningkatan pemahaman dan kompetensi melalui pelatihan bagi seluruh staf terkait dengan Pengelolaan Risiko TI dan kontrol pengendaliannya. 4. Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi risiko. 5. Memastikan adanya tindakan pengendalian yang tepat terhadap risiko. 6. Melaporkan hasil evaluasi risiko terkait dengan nilai risiko yang telah dievaluasi dan dianalisis serta menentukan rencana tindakan pengendalian yang diperlukan. 7. Memastikan proses Pengelolaan Risiko TI dilaksanakan sesuai jadwal pelaksanaan secara periodik berdasarkan pembagian tugas dan tanggung jawab. Personil Universitas Telkom yang mempunyai tanggung jawab: 1. Mengidentifikasi risiko yang ada dalam lingkup kerjanya dan melaporkan kepada Risk Officer secepatnya untuk dapat ditangani. 2. Mengelola dan mengendalikan risiko tersebut berdasarkan rencana pengendalian yang telah ditetapkan. Peran Risk Officer dapat diganti secara periodik melalui pendelegasian terhadap staf yang ditunjuk untuk menjalankan proses pengelolaan risiko di lingkungan Universitas Telkom. 3. PENETAPAN KONTEKS RISIKO 3.1. Umum Organisasi yang menetapkan konteks dalam pengelolaan risiko, dapat mengartikulasikan tujuannya, mendefinisikan parameter eksternal dan internal untuk diperhitungkan ketika mengelola risiko, dan menetapkan kriteria lingkup dan resiko untuk proses yang tersisa. Organisasi perlu perlu mempertimbangkan secara lebih rinci dan khususnya bagaimana organisasi berhubungan lingkungan internal dan eksternal yang sesuai dengan lingkup proses pengelolaan risiko yang ditetapkan. Page 9 of 19

10 3.2. Penetapan Konteks Risiko Konteks Eksternal Konteks eksternal adalah lingkungan eksternal di mana organisasi berusaha untuk mencapai tujuannya. Memahami konteks untuk memastikan bahwa tujuan dan harapan dari para pemangku kepentingan eksternal yang dipertimbangkan saat mengembangkan kriteria risiko. Hal ini didasarkan pada konteks organisasi yang luas, tapi dengan rincian spesifik persyaratan hukum dan peraturan, persepsi pemangku kepentingan dan aspek lain dari risiko khusus untuk lingkup proses pengelolaan risiko Konteks eksternal dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada: o sosial dan budaya, politik, hukum, peraturan, keuangan, teknologi, ekonomi, alam dan lingkungan yang kompetitif, apakah internasional, nasional, regional atau lokal; o pendorong utama dan tren memiliki dampak pada tujuan organisasi; dan o hubungan dengan, persepsi dan nilai-nilai dari para pemangku kepentingan eksternal. Konteks Internal Konteks internal lingkungan internal di mana organisasi berusaha untuk mencapai tujuannya. Proses pengelolaan risiko harus selaras dengan budaya, proses, struktur dan strategi organisasi. Konteks internal apapun dalam organisasi yang dapat mempengaruhi cara di mana sebuah organisasi akan mengelola risiko Konteks internal dapat mencakup, tetapi tidak terbatas pada: o Tata kelola, struktur organisasi, peran dan akuntabilitas; o Kebijakan, tujuan, dan strategi yang berada di tempat untuk mencapainya; o Kemampuan, terkait dalam hal sumber daya dan pengetahuan (misalnya modal, waktu, orang, proses, sistem dan teknologi); o Hubungan dengan dan persepsi dan nilai-nilai dari stakeholder internal; o Budaya organisasi; o Sistem informasi, arus informasi dan proses pengambilan keputusan (baik formal maupun informal); o Standar, pedoman dan model yang diadopsi oleh organisasi; dan o Bentuk dan hubungan kontraktual Luaran Dari Penetapan Konteks Luaran yang dihasilkan dari penetapan lingkup proses pengelolaan risiko di Universitas Telkom adalah bahwa organisasi dapat: o Mendefinisikan tujuan dan sasaran dari kegiatan manajemen risiko; o Mendefinisikan tanggung jawab untuk dan dalam proses manajemen risiko; o Mendefinisikan ruang lingkup, serta kedalaman dan luasnya kegiatan manajemen risiko yang akan dilakukan, termasuk inklusi dan pengecualian tertentu; o Mendefinisikan aktivitas, proses, fungsi, proyek, produk, layanan atau aset dalam hal waktu dan lokasi; Page 10 of 19

11 o Mendefinisikan hubungan antara proyek tertentu, proses atau kegiatan dan proyek-proyek lainnya, proses atau kegiatan organisasi; o Mendefinisikan metodologi penilaian risiko; o Mendefinisikan kinerja cara dan efektivitas dievaluasi dalam pengelolaan risiko; o Mengidentifikasi dan menentukan keputusan yang harus dibuat; dan o Mengidentifikasi, ruang lingkup atau kerangka yang dibutuhkan, luas dan tujuan organisasi, dan sumber daya yang diperlukan. 4. IDENTIFIKASI RISIKO 4.1. Komunikasi dan Konsultansi Identifikasi Risiko Rencana untuk komunikasi dan konsultasi harus dikembangkan pada tahap awal identifikasi risiko. Hal ini harus dapat mengidentifikasi kemungkinan masalahmasalah yang berkaitan dengan risiko itu sendiri, penyebabnya, konsekuensinya (jika diketahui), dan langkah-langkah yang diambil untuk memitigasinya. Komunikasi yang efektif eksternal dan internal dan konsultasi harus dilakukan untuk memastikan bahwa mereka bertanggung jawab untuk melaksanakan proses manajemen risiko dan pemangku kepentingan memahami dasar dimana keputusan dibuat, dan alasan mengapa tindakan tertentu yang diperlukan. Komunikasi dan konsultansi identifikasi risiko dapat: o membantu membangun konteks tepat; o memastikan bahwa kepentingan stakeholder dipahami dan dipertimbangkan; o membantu memastikan bahwa risiko diidentifikasi secara memadai; o membawa berbagai bidang keahlian bersama-sama untuk menganalisis risiko; o memastikan bahwa pandangan yang berbeda secara tepat dipertimbangkan ketika menentukan kriteria risiko dan dalam mengevaluasi risiko; o dukungan pemangku kepentingan untuk pengelolaan risiko; o meningkatkan manajemen perubahan yang tepat selama proses manajemen risiko; dan o mengembangkan komunikasi dan konsultasi rencana eksternal dan internal yang sesuai Identifikasi Ancaman Dan Kerawanan Proses identifikasi ancaman dan kerawanan ini sebaiknya dilakukan oleh personil Universitas Telkom. Proses identifikasi berhubungan dengan pengamanan teknologi informasi sehingga seluruh personil memahami kondisi risiko yang dapat terjadi dalam pelaksanaan proses bisnis Universitas Telkom. Proses identifikasi ancaman merupakan proses awal dalam mengidentifikasi risiko. Ancaman merupakan suatu peristiwa yang berpotensi mengkibatkan dampak negatif. Suatu ancaman belum dapat dikatakan sebagai risiko jika tidak disertai dengan kerawanan yang terjadi. Untuk mengidentifikasi ancaman tersebut. Proses mengidentifikasi kerawanan merupakan proses lanjutan setelah sumber ancaman telah diidentifikasi. Suatu kerawanan merupakan kelemahan terhadap Page 11 of 19

12 prosedur, sistem pengamanan organisasi, desain dan implementasi sistem, dan kontrol internal terkait operasional organisasi. Hal yang dapat diperbaiki dalam identifikasi ancaman dan kerawanan, antara lain: o Adanya perubahan sistem yang signifikan terhadap proses bisnis utama. o Insiden-insiden yang terjadi selama proses bisnis dijalakan. Aktivitas Kritikal Tabel yang dipergunakan dalam memetakan ancaman, dampak dan kecenderungan terhadap setiap proses bisnis kritikal dapat dilihat di tabel 4.1 berikut : Peristiwa Detail Peristiwa Dampak Langsung Tabel 4.1 Identifikasi Resiko Dampak Akhir MTPD Penjelasan Max Down Time Severity Probability Criticality level 5. PENILAIAN RISIKO 5.1. Analisa dan evaluasi risiko Analisa dan evaluasi risiko dilakukan dengan menilai tingkat risiko pada proses bisnis dari kemungkinan terjadinya risiko yang telah teridentifikasi. Dalam melakukan analisis risiko mengacu kepada: o Kontrol yang ada : proses dan prosedur, alat, dan kontrol lain yang telah ada dan dilakukan saat ini oleh organisasi untuk meminimalkan ancaman. o Dampak : suatu gambaran dan tingkatan pengaruh / akibat dari risiko yang mengindikasikan kerugian yang dialami, baik secara finansial maupun operasional ketika risiko tersebut terjadi. o Kecenderungan : suatu gambaran dan tingkat kemungkinan / probabilitas terjadinya risiko pada organisasi. Kriteria pengukuran kecenderungan dan dampak mengacu pada konsensus yang telah disesuaikan dengan kebutuhan di Universitas Telkom. Diagram alir analisa, evaluasi, dan penentuan rencana penanganan risiko dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini. Page 12 of 19

13 Identifikasi Tingkat Risiko Identifikasi Kriteria Pengukuran Identifikasi tingkat kecenderungan dan dampak atas terjadinya risiko Penentuan Nilai Risiko Dasar Identifikasi kontrol yang sudah ada Identifikasi tingkat kecenderungan dan dampak atas terjadinya risiko dengan mempertimbangkan kontrol yang sudah ada Penentuan Nilai Risiko Akhir Gambar 5.1 Proses Evaluasi Risiko 5.2. Analisa Kontrol Yang Ada Kontrol dalam proses bisnis merupakan alat yang digunakan pada suatu layanan atau proses bisnis yang berjalan saat ini yang meliputi keberadaan proses, prosedur, perangkat organisasi, dan sumber daya organisasi lainnya. Kontrol tersebut dinyatakan efektif apabila dapat mencegah terjadinya risiko di Universitas Telkom. Contoh kontrol yang telah diimplementasikan di Universitas Telkom antara lain: o Firewall software pada server. o Update anti-virus dan patch. o Prosedur. o Pemeliharaan rutin. o Kunci akses ke ruangan. Penentuan Nilai Risiko yang Diharapkan 5.3. Kriteria Pengukuran Tingkat Kemungkinan / Kecenderungan (Probability) Terjadinya Risiko Kemungkinan / kecenderungan terjadinya risiko dikategorikan ke dalam lima tingkatan. Semakin besar tingkatan maka semakin besar pula kemungkinan risiko tersebut tejadi. Tabel 5.1 di bawah ini adalah keterangan lengkap mengenai tingkatan kemungkinan / kecenderungan yang berlaku di Universitas Telkom beserta penjelasannya masing-masing. Page 13 of 19

14 Tabel 5.1 Kriteria Pengukuran Tingkat Kemungkinan / Kecenderungan (probability) SKALA KATEGORI FREKUENSI TERJADI KRITERIA PENGUKURAN KEMUNGKINAN POTENSI TERJADI 1 Sangat Jarang Sangat jarang terjadi, Misal hanya terjadi dalam kondisi sangat tak biasa/normal, atau terjadi sekali dalam kurun waktu 3 tahun Kecil kemungkinan terjadi atau hanya sesekali terjadi dalam kondisi yang di luar kebiasaan atau di luar kondisi normal Kemungkinan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama (> 5 tahun) 2 Jarang Jarang terjadi, Misal terjadi di luar kondisi kenormalan, atau sesekali terjadi dalam kurun waktu antara 1-3 tahun Kecil kemungkinan terjadi dalam kondisi normal atau hanya terjadi dalam kondisi yang di luar kebiasaan/normal Kemungkinan terjadi dalam jangka waktu yang relatif lama (misal 3-5 tahun) 3 Mungkin Mungkin terjadi, Misal kejadian cukup sering terulang terjadi kejadian selama kondisi Cukup besar kemungkinan terjadi dalamberbagai kondisi Kemungkinan terjadi dalam jangka waktu 1-3 tahun 4 Sering Sering terjadi, Misal kejadian cukup sering terulang terjadi kejadian selama kondisi biasa antara 6-15 kali dalam setahun Besar kemungkinan terjadi dalam berbagai kesempatan/kondisi normal Dipastikan kemungkinan terjadi dalam jangka waktu tertentu (3-12 bulan) atau sebagian besar terjadi pada setiap pelaksanaan kegiatan 5 Sangat Sering Sangat sering terjadi, Slalu terjadi pada setiap kejadian 3-5 kali dalam tiap2 bulan Dipastikan terjadi setiap saat dalam berbagai kondisi/terjadi setiap kali pelaksanaan kegiatan Kemungkinan terjadi dalam jangka waktu yang sangat pendek (<3 bulan) khususnya untuk kejadian non-rutin 5.4. Kriteria Pengukuran Dampak Risiko Pengukuran dampak merupakan pengukuran terhadap seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh sebuah risiko apabila risiko tersebut terjadi (tereksploitasi). Kriteria dampak ini dikategorikan dalam tiga tingkatan. Semakin besar tingkatannya, maka akibat / dampak (cakupannya atau besar kerugian yang ditimbulkannya) juga semakin besar. Pelaksanaan analisa dampak ini mengacu pada tujuan pengamanan semua aset yang berkaitan dengan layanan atau proses bisnis dan akibat yang ditimbulkan berdasarkan kerugian dari aspek seperti berikut: o Proses bisnis yang dikelola dalam menunjang operasional TI. o Kinerja dan fungsi operasional dari proses bisnis organisasi. o Biaya atau kerugian yang ditimbulkan terkait tindakan perbaikan yang dilakukan. Berdasarkan analisa dampak dari ketiga aspek tersebut maka kriteria evaluasi dampak risiko yang digunakan oleh Universitas Telkom dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut. Page 14 of 19

15 Tabel 5.2 Kriteria Pengukuran Tingkat Dampak (severity) SKALA 1 KATEGORI Sangat Rendah KRITERIA DAMPAK KINERJA OPERASIONAL FINANSIAL Menimbulkan penundaan aktivitas akibat gangguan pada proses hingga 1 2 hari Menimbulkan gangguan kecil pada fungsi sistem terhadap proses namun insignifikan Kerugian/biaya sampai dengan < Rp 5 juta Tidak terdapat penambahan biaya secara signifikan 2 Rendah Menimbulkan penundaan aktivitas akibat gangguan pada proses hingga 1 minggu Menimbulkan penurunan performa (penundaan) antara 25 50% fungsi operasional untuk salah satu proses bisnis organisasi Kerugian/biaya sampai dengan < Rp 5 juta 10 juta Upaya penambahan biaya untuk tindakan perbaikan sebesar 5 10 % 3 Sedang Menimbulkan penundaan aktivitas akibat gangguan pada proses hingga dalam jangka waktu antara 1 2 minggu Menimbulkan penurunan performa (penundaan) antara 25 50% fungsi operasional untuk beberapa bisnis utama organisasi Kerugian/biaya sampai dengan < Rp 10 juta 25 juta Upaya penambahan biaya untuk tindakan perbaikan sebesar % 4 Tinggi Menimbulkan penundaan aktivitas akibat gangguan pada proses hingga 1 bulan Menimbulkan kegagalan sebagian besar atau > 60% fungsi operasional untuk salah satu proses bisnis organisasi Kerugian/biaya sampai dengan < Rp 25 juta 50 juta Upaya penambahan biaya untuk tindakan perbaikan sebesar % 5 Sangat Tinggi Menimbulkan penundaan aktivitas akibat gangguan pada proses hingga dalam jangka waktu > 1 Bulan Menimbulkan kegagalan sebagian besar atau > 60% fungsi operasional untuk beberapa bisnis utama organisasi Kerugian/biaya sampai dengan > Rp 50 juta Upaya penambahan biaya untuk tindakan perbaikan sebesar 50% 5.5. Penentuan Nilai Risiko Setelah tingkat kecenderungan dan dampak dari tiap risiko diidentifikasi, selanjutnya dilakukan penentuan nilai risiko dasar. Nilai risiko bawaan (Inherent Risk/IR) adalah tingkatan risiko yang timbul apabila tidak adanya kontrol. Nilai risiko dasar diperoleh dari hasil perhitungan antara tingkat kecenderungan dan juga dampak dari risiko sebagai berikut ini, serta kriteria penerimaan risiko dapat dilihat pada Tabel 5.3 dibawah ini. Kriteria perhitungan tingkat nilai risiko : Nilai risiko = Kemungkinan (Probability) x Dampak (Severity) Tabel 5.3 Kriteria nilai risiko dan kriteria resiko yang diterima Nilai Risiko Level Kritikalitas Penerimaan Risiko 1 4 Low Diterima 5 14 Medium Diterima High Tidak diterima Page 15 of 19

16 Kemungkinan (Probability) Matriks yang digunakan dalam melihat nilai risiko yang dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu High, Medium, dan Low seperti pada Tabel 5.4 berikut ini. Matriks Kritikalitas Tabel 5.4. Matriks Kritikalitas Dampak (Severity) Medium Medium High High High 4 Low Medium Medium High High 3 Low Medium Medium Medium High 2 Low Low Medium Medium Medium 1 Low Low Low Low Medium 6. PENGENDALIAN RISIKO 6.1. Kriteria Pengendalian Risiko Dan Penentuan Nilai Risiko Akhir Tindakan-tindakan pengendalian risiko dapat dikembangkan dari proses identifikasi dan evaluasi risiko berdasarkan matriks penilaian risiko di bagian 4.4. Selanjutnya tindakan pengendalian tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut 1. Lemah : Pelaksanaan kontrol tidak berjalan baik dan tidak dimonitor sehingga tidak mempengaruhi tingkat risiko. 2. Sedang : Pelaksanaan kontrol tidak berjalan konsisten dan terjadi berulang kembali sehingga tidak sepenuhnya mampu mengurangi atau meminimalkan tingkat risiko 3. Kuat : Penerapan kontrol sudah cukup baik dan konsisten sehingga dapat mengurangi / meminimalkan tingkat risiko. Setelah Nilai risiko bawaan (Inherent Risk/IR) diketahui, selanjutnya dilakukan penentuan Nilai risiko akhir (Residual Risk/RR) yaitu adalah tingkatan risiko yang masih ada setelah diterapkannya kontrol. Nilai risiko akhir diperoleh dari hasil perhitungan antara Nilai risiko bawaan dengan mempertimbangkan nilai pengendalian Pembuatan Risk Treatment Plan Organisasi harus memprioritaskan pengendalian risiko dengan mempertimbangkan ketersediaan dan keterbatasan sumber daya, baik sumber daya waktu, teknologi, uang, maupun manusia. Dalam pembuatan Risk Treatment Plan (RTP) terdapat 4 (empat) pilihan jenis pengendalian risiko, yaitu avoid, control, transfer, dan accept. Tahapan yang dilakukan dalam RTP meliputi hal-hal berikut: Page 16 of 19

17 1. Penentuan Penerimaan Risiko Proses ini bertujuan untuk menentukan apakah suatu risiko akan diterima atau tidak. Suatu risiko dapat diterima apabila RR adalah low. Penerimaan risiko juga dapat dilakukan apabila RR dari suatu risiko bernilai medium atau high, dengan catatan tidak ada kontrol lain yang dapat diterapkan terhadap risiko tersebut. Penentuan penerimaan risiko dengan RR bernilai medium atau high harus diketahui dan disetujui oleh pimpinan organisasi, dalam hal ini Direktorat Sistem Informasi Universitas Telkom. 2. Penentuan Pengendalian Risiko Untuk risiko yang memiliki dampak di luar dari batas penerimaan risiko, perlu dilaksanakan tindakan pengendalian risiko sebagai berikut: Avoid merupakan tindakan pengendalian risiko dengan tidak melakukan suatu aktivitas atau memilih aktivitas lain dengan output yang sama untuk menghindari terjadinya risiko. Contoh Penghindaran terhadap risiko : Password administrator tidak diberikan pada user sehingga user tidak bisa merubah konfigurasi dan menginstall software pada PC. Control atau mitigate merupakan tindakan pengendalian risiko dengan mengurangi dampak maupun kemungkinan terjadinya risiko melalui menerapkan suatu sistem atau aturan. Contoh Pengontrolan terhadap risiko : Pemasangan fasilitas firewall untuk mencegah akses yang tidak terotorisasi. Transfer merupakan tindakan pengendalian risiko dengan mengalihkan seluruh atau sebagian tanggung jawab pelaksanaan suatu proses kepada pihak ketiga. Contoh Transfer terhadap risiko : Pengembangan aplikasi dipindahkan kepada pihak external. Penyediaan asuransi kebakaran Penentuan Rencana Penanganan Risiko, PIC, Target Waktu Tindakan pengendalian harus direncanakan dan dilaksanakan secara tepat pada setiap risiko. Kebutuhan sumber daya, target waktu, penanggung jawab, dan proses monitoring dan pelaporan harus diidentifikasi. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada penentuan rencana penanganan risiko adalah: 1. Menyusun rencana tindak lanjut untuk mengurangi nilai risiko. 2. Menetapkan personil yang bertanggung jawab dan tenggat waktu pelaksanaan penanganan risiko tersebut. Rencana penanganan risiko dapat berupa penentuan kebijakan, prosedur dan pedoman, pengadaan teknologi, pengadaan sumber daya, dan pelaksanaan proses Page 17 of 19

18 yang dideskripsikan dalam dokumen kebijakan, prosedur dan pedoman. Rencana penanganan harus feasible dan cost-effective, membandingkan keuntungan dan biaya dari implementasi rencana penanganan (benefit-cost analysis). Benefit > Cost maka dilakukan Control risk Benefit < Cost maka dilakukan Avoid / Transfer Risk Aktivitas Kritikal Melalui pemantauan implementasi Risk Treatment Plan maka PIC dapat dimonitor pelaksanaannya dengan menggunakan tabel 6.2 di bawah ini. Tabel 6.2 Tabel Risk Treatment Plan Peristiwa MTPD PIC Severity Probability Criticality Level Penilaian Resiko Pengendalian yang Dilakukan Pihak yang bertanggung jawab adalah sebagai berikut: Risk Officers sebagai koordinator, personil Universitas Telkom sebagai pihak yang melakukan implementasi kontrol, dan Kepala Universitas Telkom sebagai pihak yang menyetujui implementasi kontrol Pembuatan Jadwal Implementasi Rencana Penanganan Risiko Berdasarkan hasil rencana pengendalian risiko, dapat dibuat jadwal implementasi kontrol yang telah ditentukan pada rencana penanganan risiko. Implementasi kontrol tersebut dapat dilakukan secara bertahap dimana perlu dideskripsikan: 1. Waktu implementasi kontrol. 2. Aktivitas detail dalam implementasi kontrol termasuk penyediaan sumber daya untuk mendukung terlaksananya aktivitas tersebut. 3. Personil yang bertanggung jawab dalam implementasi kontrol. Tabel yang digunakan untuk monitoring implementasi RTP ini serupa dengan tabel 6.2. Form Monitoring Tindakan Pengendalian Risiko TI. Berdasarkan jadwal implementasi rencana penanganan risiko, Risk Officers mengkoordinasikan implementasi kontrol yang telah ditentukan. Pelaksanaan implementasi kontrol dapat melibatkan seluruh personil Univer sitas Telkom. Hasil dari finalisasi risk assessment dan risk treatment harus disetujui oleh Kepala Universitas Telkom. Status progress dari pelaksanaan RTP harus dimonitoring dan dicatat secara berkelanjutan. Page 18 of 19

19 7. PEMANTAUAN RISIKO 7.1. Pelaporan, Monitoring, Dan Review Proses pengelolaan risiko TI harus terus menerus dimonitor dan dievaluasi untuk memastikan bahwa layanan TI masih sejalan dengan strategi dan sasaran perusahaan. Proses monitoring dan evaluasi ini dilakukan secara berkala. Frekuensi pelaporan aktivitas pengelolaan risiko TI di Universitas Telkom mengacu pada tabel 7.1 berikut: Tabel 7.1. Frekuensi Pelaporan dan Monitoring terhadap Risiko TI Review Risk Register Level Pelaporan Risiko (Monitoring) Risk Officer Setiap 6 bulan - Penanggung Jawab Risiko (Direktur Sistem Informasi Universitas Telkom) Setiap Tahun Setiap Tahun Pelaporan identifikasi, evaluasi, dan penanganan risiko dilakukan oleh Risk Officer dengan mengacu kepada beberapa hal yaitu: Daftar risiko yang signifikan. Proses penilaian risiko. Risk Treatment Plan yang dibutuhkan. Proses pengelolaan risiko dalam kegiatan review risk assessment harus dievaluasi secara berkala, yaitu satu tahun sekali oleh seluruh personil Universitas Telkom. Pengkajian ulang proses risk assessment juga dilakukan apabila terjadi perubahan pada: Organisasi. Teknologi. Objektif dan proses bisnis. Ancaman yang teridentifikasi. Efektivitas dari kontrol yang telah diimplementasikan. Kejadian eksternal, seperti perubahan dari lingkungan hukum dan peraturan, perubahan obligasi kontraktual, dan perubahan dari lingkungan sosial. Page 19 of 19

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem IT dan internet, maka risiko dalam sistem-sistem

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT National Label, kami telah mengumpulkan dan mengolah data berdasarkan kuisioner

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko - 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN I MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 2 /PMK.09/2016 TENT ANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam pengukuran risiko yang dilakukan pada PT Informasi Komersial Bisnis, kami mengolah data berdasarkan wawancara kepada

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 903/Kep.1541-Keu/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 903/Kep.1541-Keu/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 903/Kep.1541-Keu/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu 73 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Risiko Teknologi Informasi PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu pengerjaan proyek-proyek teknologi informasi dari perusahaan lain.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI. Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang. 6. Rencana Kontingensi/Pemulihan Bencana

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI. Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang. 6. Rencana Kontingensi/Pemulihan Bencana BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI 4.1 Temuan dan Rekomendasi Kuesioner yang dibuat mencakup 15 bagian dari IT Risk Management yang terdapat dalam OCTAVE-S yang meliputi : 1. Kesadaran keamanan dan pelatihan

Lebih terperinci

Risk Management Framework. ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM DIAN IS MRTI KELAS A

Risk Management Framework. ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM DIAN IS MRTI KELAS A Risk Management Framework ISO 31000, ERM COSO, dan PMBOK AYU SM 5212100039 DIAN IS 5212100044 MRTI KELAS A Soal 1. What are activities in each process of risk management according to ISO 31000? List all

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) 1. Identifikasi Resiko Karakteristik Resiko Uncertainty : tidak ada resiko yang 100% pasti muncul, sehingga tetap harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, Muchlis, S.Kom., M.Si Ketua Tim Standar Sistem Informasi Yeni Yuliana, S.Sos.I., M.Pd.I Ariansyah, S.Kom., M.Kom Ketua Penjaminan

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

2017, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No.1675, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Manajemen Risiko. PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN 2013, No.233 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN ARSIP ELEKTRONIK BAB I PENDAHULUAN A. Umum Kemajuan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt.

MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt. MANAJEMEN RISIKO DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt. MANAJEMEN RISIKO Kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menyelesaikan kajian risiko pada Proyek Pembangunan Transmisi Saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini terdapat beberapa langkah

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

INTERNATIONAL STANDARD

INTERNATIONAL STANDARD INTERNATIONAL STANDARD ISO/IEC 27005 Information technology Security techniques Information security risk management Reference number ISO/IEC 27005:2008(E) Daftar Isi Daftar Isi... ii Daftar Gambar...

Lebih terperinci

PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD

PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD PROSEDUR KEAMANAN JARINGAN SPMI - UBD SPMI UBD Universitas Buddhi Dharma Jl. Imam Bonjol No. 41 Karawaci, Tangerang Telp. (021) 5517853, Fax. (021) 5586820 Home page : http://buddhidharma.ac.id Disetujui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO I. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko karena menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang.

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 900/KEP.964-INSPT/2016

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 900/KEP.964-INSPT/2016 PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 900/KEP.964-INSPT/2016 TUJUAN 1. Meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja 2. Mendorong manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dari pembahasan bab ini nantinya diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Dalam melakukan manajemen risiko pada PT Saga Machie, penulis mengumpulkan data dan mengolah data berdasarkan hasil dari wawancara dengan

Lebih terperinci

2 Mengingat tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Komnas HAM; : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; 2. Undang-U

2 Mengingat tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Komnas HAM; : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; 2. Undang-U BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1559, 2014 KOMNAS HAM. Manajemen Resiko. Penerapan. PERATURAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA NOMOR 005/PER.KOMNAS HAM/IX/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Audit Sistem Informasi Pada bab ini membahas tentang evaluasi hasil pelaksanaan audit sistem informasi berdasarkan Penentuan Ruang Lingkup Audit

Lebih terperinci

KONTEKS & PROSES MANAJEMEN PROYEK. PERTEMUAN 2 Heru Lestiawan, M.Kom

KONTEKS & PROSES MANAJEMEN PROYEK. PERTEMUAN 2 Heru Lestiawan, M.Kom KONTEKS & PROSES MANAJEMEN PROYEK PERTEMUAN 2 Heru Lestiawan, M.Kom DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Project management is the application of knowledge, skills, tools and techniques to project activities to meet

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2-2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Manajemen Risiko Proyek Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Risiko Proyek Peristiwa tidak pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURE

STANDARD OPERATING PROCEDURE JUDUL KEAMANAN JARINGAN 01 Agustus KEAMANAN JARINGAN Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, Mahmud, S.Kom., M.Kom. Meidyan Permata Putri, M.Kom. Benedictus Effendi, S.T., M.T. Kepala Sekretaris

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Service Level Agreement (SLA)

Service Level Agreement (SLA) Document Control Owner Document Owner Direktorat Sistem Informasi Document Document Name Level Agreement (SLA) igracias Version Version Date Description Author 1.0 03-02-2014 Initial SLA Helpdesk SISFO

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk Kebijakan ini berlaku sejak mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada bulan Mei 2018. Manajemen risiko merupakan suatu bagian yang esensial

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab VII menggambarkan ringkasan dan simpulan hasil analisis dan

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab VII menggambarkan ringkasan dan simpulan hasil analisis dan 85 BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab VII menggambarkan ringkasan dan simpulan hasil analisis dan pembahasan kasus dari bab sebelumnya, serta keterbatasan penelitian dan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode tersebut terdapat lima tahapan, yaitu tahapan Visioning, Analysis, Direction

BAB III METODE PENELITIAN. metode tersebut terdapat lima tahapan, yaitu tahapan Visioning, Analysis, Direction BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada perencanaan strategis STI pada PT Cahaya Berkah Abadi penulis menggunakan metode PSTI dengan tahapan Anita Cassidy. Didalam metode tersebut terdapat lima

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

MANAJEMEN RISIKO PROYEK MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI

Lebih terperinci

Satu yang terkenal diantaranya adalah metode OCTAVE.

Satu yang terkenal diantaranya adalah metode OCTAVE. 97 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENG UKURAN RES IKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Saat ini, Teknologi informasi menjadi hal yang berharga bagi kebanyakan perusahaan. Karena bagaimanapun, banyak perusahaan

Lebih terperinci

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X Bayu Endrasasana 1) dan Hari Ginardi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

PEDOMAN PEDOMAN. PT JASA MARGA (Persero) Tbk. Nomor Pedoman : P2/DIT/2014/AI Tanggal : 1 Desember 2014

PEDOMAN PEDOMAN. PT JASA MARGA (Persero) Tbk. Nomor Pedoman : P2/DIT/2014/AI Tanggal : 1 Desember 2014 PEDOMAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 LEMBAR PENGESAHAN... 3 BAB I TUJUAN DAN RUANG LINGKUP... 4 BAB II DEFINISI... 4 BAB III KETENTUAN UMUM... 5 BAB IV AKUISISI APLIKASI... 5 BAB V PEMELIHARAAN APLIKASI...

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG

ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG ANALISIS RISIKO & EVALUASI AKTIVITAS PENGENDALIAN TERPASANG PENILAIAN RISIKO SIKLUS PENYELENGGARAAN SPIP Statement of Resposibility Penilaian Risiko 4 UNSUR SPIP (PP 60/ 2008) Penilaian Risiko Suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang terkait sistem informasi dan perancangan sistem informasi pelaporan kejadian untuk memonitor risiko operasional di perusahaan. Dimulai

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Pengelolaan Risiko. LPSE Provinsi Jawa Barat Rakerna LPSE november 2015

Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Pengelolaan Risiko. LPSE Provinsi Jawa Barat Rakerna LPSE november 2015 Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan Pengelolaan Risiko LPSE Provinsi Jawa Barat Rakerna LPSE 2015 11 november 2015 Hasil Rakernas LPSE Provinsi 2015 di Banda Aceh Deklarasi Sabang Meningkatkan kesadaran

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.09/2008 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.09/2008 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.09/2008 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko)

Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) Tabel 4.6 Risiko Manajemen Alat Produksi Risiko Kode Frequency Severity Penggunaan kapasitas tidak optimal A Often A (pengkodean digunakan untuk memudahkan pemetaan risiko) 2. Risiko Pengembangan Infrastruktur

Lebih terperinci

Arief Budiman1, Khakim Ghozali2, Siti Rochimah3 Abstrak - Pemerintah kota XYZ dalam penerapan Kata kunci:

Arief Budiman1, Khakim Ghozali2, Siti Rochimah3 Abstrak - Pemerintah kota XYZ dalam penerapan Kata kunci: 1 Perencanaan Paket Pengembangan TIK pada Domain DS (Delivery and Support)dan ME (Monitoring AND Evaluation) Cobit di Pemerintahan Kota XYZ Arief Budiman 1, Khakim Ghozali 2, Siti Rochimah 3 Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap awal, tahap visioning, tahap analysis, tahap direction, dan tahap recommendation. Tahap perencanaan STI

Lebih terperinci

STANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI

STANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

Secara garis besar disintesis menjadi 4 tahap. (Hallowel dkk, 2013)

Secara garis besar disintesis menjadi 4 tahap. (Hallowel dkk, 2013) 2.2 Manajemen Risiko Manajemen risiko harus dilakukan di seluruh siklus proyek dari tahap awal sampai akhir proyek (Project Risk Management Handbook, 2007). Ketidakpastian ini tidak dapat sepenuhnya dihilangkan

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21 /SEOJK.03/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21 /SEOJK.03/2017 Yth. 1. Direksi Bank Umum Konvensional; dan 2. Direksi Bank Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Nia Saurina 811

Manajemen Resiko Nia Saurina 811 E-Government, yang di implementasikan dalam Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), adalah salah satu upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi secara cepat, tepat, lengkap, akurat dan terpadu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang analisa hasil dan pembahasan dari tahap perencanaan audit, tahap persiapan audit, tahap pelaksanaan audit kontrol akses sistem informasi, serta

Lebih terperinci

COSO ERM (Enterprise Risk Management)

COSO ERM (Enterprise Risk Management) Audit Internal (Pertemuan ke-4) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition COSO ERM (Enterprise Risk Management) COSO Enterprise Risk Management adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /SEOJK.05/2017

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /SEOJK.05/2017 LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /SEOJK.05/2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME DI SEKTOR INDUSTRI KEUANGAN NON BANK -

Lebih terperinci

KENDALI MANAJEMEN MUTU

KENDALI MANAJEMEN MUTU KENDALI MANAJEMEN MUTU N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1. Kendali Manajemen Atas 2. Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3. Kendali Manajemen Pemrograman 4. Kendali Manajemen Sumber Data 5. Kendali

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. TIRATANA ELECTRIC

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. TIRATANA ELECTRIC 61 BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. TIRATANA ELECTRIC 4.1 Persiapan Audit dan Program Kerja Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit terhadap sistem

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN RESIKO DAN TINDAKAN Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh Daftar Isi 1. Tujuan...4 2. Ruang Lingkup... 4 3. Referensi... 4 4. Definisi...

Lebih terperinci

KUESIONER. Nama Responden. Bagian/Jabatan

KUESIONER. Nama Responden. Bagian/Jabatan KUESIONER EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEMITRAAN PETERNAKAN INTI RAKYAT (PIR) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT DOMAIN KE- (DELIVERY AND SUPPORT): STUDI KASUS PADA PT. CEMERLANG UNGGAS LESTARI SEMARANG

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontinuitas layanan merupakan proses sistematis untuk mencegah, memprediksi dan mengelola layanan teknologi informasi dari potensi gangguan maupun insiden yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 12 2017 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2017112015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org S U R V E Y N A S I O N A L MANAJEMEN RISIKO 2016 crmsindonesia.org Daftar Pustaka 3 Indonesia 6 Potret 7 9 dan Kompetisi Regional dan Tren Manajemen Risiko di Indonesia Adopsi Manajemen Risiko di Indonesia

Lebih terperinci

SOSIALISASI SPIP BAGI SATUAN TUGAS SPIP BPPT

SOSIALISASI SPIP BAGI SATUAN TUGAS SPIP BPPT LOGO SOSIALISASI SPIP BAGI SATUAN TUGAS SPIP BPPT PEMBEKALAN SATGAS SPIP 2015 PETA KONDISI PENERAPAN SPIP LINGKUNGAN PENGENDALIAN PENILAIAN RISIKO KEGIATAN PENGENDALIAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI PEMANTAUAN

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN RISIKO ASET TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN ISO DAN ISO/IEC STUDI KASUS : POLITEKNIK POS INDONESIA (POLTEKPOS)

MODEL PENILAIAN RISIKO ASET TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN ISO DAN ISO/IEC STUDI KASUS : POLITEKNIK POS INDONESIA (POLTEKPOS) MODEL PENILAIAN RISIKO ASET TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN ISO 31000 DAN ISO/IEC 27001. STUDI KASUS : POLITEKNIK POS INDONESIA (POLTEKPOS) Roni Habibi 1), Indra Firmansyah 2) 1) Teknik Informatika Politeknik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang akan datang. Risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian,

BAB II LANDASAN TEORI. yang akan datang. Risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Risiko Menurut Hanafi (2006:1), Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko

Lebih terperinci

SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM

SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM Pendahuluan Tahun 2017 ini merupakan Tahun pertama pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci