Pedoman Perilaku Agen Penjualan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Perilaku Agen Penjualan"

Transkripsi

1 ALLIANZ INDONESIA Pedoman Perilaku Agen Penjualan Pedoman Perilaku Etika Usaha dan Kepatuhan bagi Agen Penjualan Departemen Kepatuhan Pembukaan Penafsiran Allianz Indonesia ( Allianz / Perusahaan ) menjalankan usahanya atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh segenap pemegang saham, klien, karyawan dan masyarakat umum terhadap kinerja dan integritas nya. Kepercayaan ini juga bergantung pada perilaku pribadi dan kapabilitas para karyawan, manajer, dan mitra usaha yang bertindak untuk dan atas nama Perusahaan. Tenaga penjual adalah lini pertama yang berhadapan dengan Klien. Pertumbuhan usaha yang menguntungkan serta berkesinambungan sangat ditentukan oleh kesuksesan dan kesinambungan dari kegiatan penjualan. Penerapan Pedoman Perilaku ( Pedoman ) ini mencerminkan prinsipprinsip guna mendukung pertumbuhan penjualan yang sukses dan berkesinambungan. Prinsip-prinsip merupakan standar minimum bagi semua Tenaga Penjual ( Agen / Agen Penjualan ) baik ia sebagai karyawan Perusahaan atau mitra usaha Allianz. Pedoman ini diharapkan dapat mencegah situasi / kondisi yang dapat mencederai integritas Agen ataupun integritas Allianz. Pedoman Perilaku ini berlaku terhadap semua tenaga penjual yang melakukan penjualan produk Allianz dan sekaligus bertindak untuk dan atas nama Allianz didepan Klien. Jika undang-undang atau kebijakan Perusahaan menetapkan standar-standar yang lebih tinggi atau lebih ketat daripada Pedoman ini, maka Agen Penjualan harus mematuhi penerapan standar-standar yang lebih tinggi dan lebih ketat tersebut Dalam Pedoman ini istilah-istilah berikut memiliki arti sebagaimana ditetapkan dibawah ini: Klien(-Klien) mencakup calon pelanggan, pelanggan, pemegang kebijakan, ahli waris, investor dan/atau pembuat klaim sebagaimana berlaku. Allianz berarti Asuransi Allianz Indonesia, yaitu dalam hal ini baik PT Asuransi Allianz Life Indonesia maupun PT Asuransi Allianz Utama Indonesia. Agen(-Agen) Penjualan mencakup para pegawai penjualan, pemimpin agensi, agen asuransi, perantara asuransi atau perwakilan penjualan asuransi lainnya yang bertindak atas nama Allianz /Perusahaan. Polis(-Polis) Asuransi, Produk(-Produk) Asuransi mencakup setiap polis asuransi jiwa, kesehatan, kecelakaan pribadi dan asuransi umum yang diterbitkan oleh Allianz. Formulir proposal mencakup formulir-formulir permohonan Asuransi. Perwakilan/Kuasa tidak termasuk pegawai Allianz yang merupakan Agen Penjualan. Menjual atau Menutup atau mengadakan penutupan asuransi tidak termasuk pemberian / penyerahan calon Klien dari orang lain kepada Agen Penjualan (referral).

2 Prinsip-Prinsip Agen Penjualan pada setiap tingkatannya harus mematuhi prinsip-prinsip dan perilaku sebagai berikut: (1) Lisensi Agen Penjualan harus memiliki lisensi sebagaimana mestinya dan senantiasa memperbaharuinya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta terdaftar dan/atau disetujui / memiliki akreditasi berdasarkan kebijakan Allianz untuk menjual Produk Asuransi. (1.1) Agen Penjualan tidak boleh mengupayakan atau menjual asuransi untuk Allianz tanpa sebelumnya memegang lisensi sebagaimana ditentukan secara tegas oleh undang-undang dan atau akreditasi yang sah dan berlaku dan terdaftar pada Allianz. (1.2) Agen Penjualan tidak boleh mewakili atau terdaftar sebagai seorang agen dengan penyelenggara asuransi lain jika ia telah berlisensi atau terdaftar pada Allianz, kecuali untuk hal itu Allianz memberikan persetujuannya secara tegas. laporan tersebut tidak dapat diberikan sangsi hukuman oleh ALLIANZ, walaupun pada akhirnya laporan tersebut tidak terbukti kebenarannya. (1.6) Agen Penjualan tidak boleh menggunakan atau memberi wewenang / menguasakan kepada orang lain sebagai perwakilannya (Proxi) untuk mengupayakan atau mengadakan usaha asuransi untuk ALLIANZ. (1.7) Agen Penjualan tidak boleh bertindak sebagai perwakilan (proxy) untuk Agen lain. (2.) Perkenalan dan pengungkapan diri Agen Penjualan harus memperkenalkan dirinya dan Perusahaan Allianz dimana ia berlisensi dan/atau terdaftar, sebelum memulai proses penjualan. (2.1) Agen Penjualan harus menyampaikan kepada Klien kewenangan / otorisasi diri yang didapatnya dari Allianz. (2.2) Jika undang-undang atau Pembuat Undang-Undang setempat mengharuskan Agen Penjualan berlisensi, maka Agen Penjualan harus memeprlihatkan lisensi nya kepada Klien sebelum memulai proses penjualan. (1.3) Kecuali diperbolehkan secara tegas oleh undangundang/peraturan lainnya di dunia asuransi, maka ; (i) Agen Penjualan tidak boleh memegang lisensi atau terdaftar sebagai seorang agen dengan penyelenggara asuransi lain jika ia telah terdaftar sebagai Agen Penjualan di Allianz, (ii) Lisensi lain (jika ada) yang dimiliki oleh Agen Penjualan tidak boleh merupakan lisensi untuk menjual produk sejenis / yang sama dengan Produk Asuransi Allianz. (1.4) Agen Penjualan harus segera memberitahukan Allianz tentang setiap peringatan, pelarangan atau diskualifikasi tertulis atau lisan yang diterimanya berdasarkan peraturan perasuransian yang berlaku yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun AAJI. (1.5) Agen Penjualan harus melapor kepada Allianz jika ia mengetahui adanya Agen Penjualan lain yang dapat menyebabkan diskualifikasi berdasarkan perundangan yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam point 1.3 diatas atau berdasarkan Kebijakan ALLIANZ atau pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku ini. Agen Penjualan yang dengan itikad baik telah memberikan (3.)Kejujuran Agen Penjualan harus bertindak dengan penuh integritas setiap saat. (3.1) Agen Penjualan harus berkata dan bertindak secara terbuka dan jujur kepada Klien, Allianz dan kepada rekan usaha sejujur-jujurnya (act in utmost good faith). (3.2) Agen Penjualan tidak boleh mengambil keuntungan yang tidak sewajarnya dari seorang klien yang berkaitan dengan jenis kelamin, kurangnya pengalaman, kurangnya pendidikan, usia muda, ketidakpintaran, kurangnya kebiasaan bisnis atau gangguan kesehatan dari seorang Klien. (3.3) Agen Penjualan tidak boleh dengan sengaja menyesatkan klien-klien atau Allianz melalui pernyataanpernyataan palsu atau dengan menahan-nahan informasi penting.

3 Konflik kepentingan (3.4) Agen Penjualan tidak boleh terlibat dalam situasi yang dapat menimbulkan suatu konflik kepentingan dengan usaha keagenan nya. (3.5) Agen Penjualan tidak boleh merugikan kepentingan seorang Klien atau Allianz atas suatu tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. (3.6) Agen Penjualan tidak boleh secara tidak benar menggunakan kedudukannya sebagai seorang agen atau pengetahuan yang didapatkan karena kedudukannya untuk keuntungan pribadinya. Tindakan Pidana (3.13) Agen Penjualan tidak boleh menyediakan atau memungkinkan pemanfaatan (digunakannya) Perusahaan / Allianz sebagai media bagi penyediakan dukungan finansial kepada pergerakan terorisme atau setiap kejahatan terorganisir. Imbal Jasa (Reward & Rebates) (3.14) Agen Penjualan tidak boleh meminta atau menerima hadiah, manfaat atau pemberian dari Klien sebagai balasan untuk setiap jasa berdasarkan Polis Asuransi termasuk jasa-jasa pembayaran premium atau setiap jasa lainnya. (3.15) Agen Penjualan tidak boleh menawarkan hadiah atau potongan komisi kepada Klien sebagai motivasi untuk membeli Polis Asuransi. (3.7) Agen Penjualan tidak boleh melakukan perbuatan yang bersifat pencurian atau penipuan. (3.8) Agen Penjualan tidak boleh, baik langsung maupun tidak langsung, memalsukan sebuah dokumen, menggunakan informasi palsu dalam iklan, menimbulkan atau menyebabkan setiap kesalahpahaman tentang syaratsyarat, manfaat-manfaat Polis Asuransi atau setiap resiko dalam menjual Produk-Produk Asuransi. (3.9) Agen Penjualan tidak boleh mengubah baik formulir atau dokumen yang disediakan oleh Allianz atau formulir / dokumen yang diberikan Klien kepadanya. (3.16) Agen Penjualan tidak boleh menawarkan komisi/insentif nya kepada Klien dalam meyakinkan Klien untuk membeli sebuah Produk Asuransi. (3.17) Agen Penjualan tidak boleh menawarkan untuk membagi komisi/insentif nya kepada orang lain agar orang tersebut mau untuk menjual Produk Asuransi untuk dan atas nama Agen Penjualan. (3.18) Agen Penjualan tidak boleh membagi kompensasi yang diperoleh dari penjualan sebuah Produk Asuransi kepada orang lain yang bukan merupakan Agen Penjualan Allianz yang berlisensi dan disetujui/terdaftar. (3.10) Agen Penjualan tidak boleh mengubah atau turut campur (mempengaruhi) Klien dalam pengisian keterangan-keterangan / data-data kedalam formulir proposal atau formulir lainnya. (3.11) Agen Penjualan tidak boleh terlibat dalam kegiatan ilegal melalui pihak ketiga, klien-klien nya atau setiap karyawan Allianz atau Agen-Agen Penjualan lain. (3.12) Agen Penjualan harus membantu Allianz untuk mematuhi dan menerapkan prinsip-prinsip Know Your Customer untuk mencegah pencucian uang dan agar tidak dimanfaatkan sebagai alat pencucian uang. (3.19) Agen Penjualan tidak boleh merekomendasikan atau membujuk rekan usahanya (business associate) untuk menawarkan potongan komisi. (3.20) Agen Penjualan tidak boleh meminta atau menerima bagian dari hasil dari ahli waris berdasarkan sebuah Produk Asuransi. (3.21) Agen Penjualan tidak boleh menangani orang atau properti secara tidak jujur dalam melakukan kegiatan penjualannya. (3.22) Agen Penjualan tidak boleh menawarkan tarif, keuntungan, ketentuan dan syarat-syarat yang berbeda

4 sehubungan dengan Produk Asuransi kepada Klien selain dari yang ditawarkan/dikeluarkan oleh Allianz. (3.23) Agen Penjualan tidak boleh memfasilitasi, meyakinkan, membimbing, memotivasi atau menawarkan setiap manfaat kepada : (i) rekanan usaha (business associate), (ii) Agen Penjualan atau (iii) karyawan Perusahaan Allianz untuk bergabung dengan penyelenggara asuransi lain. (4) Rasa Hormat (Respect) Dalam hubungannya dengan Klien, Perusahaan/Allianz, dan Rekanan Usaha (business associates), Agen Penjualan harus senantiasa memberikan rasa hormat (Respect). (4.6) Agen Penjualan tidak boleh secara tidak benar turut campur dalam setiap proposal yang diajukan oleh Agen Penjualan lain. (5) Pelayanan kepada Klien Agen Penjualan harus memberikan pelayanan yang profesional, menyeluruh, efisien, konsisten dan berkelanjutan kepada Klien dan Allianz. Dalam melakukan hal tersebut: (5.1) Agen Penjualan harus sadar akan dan setiap saat mematuhi tugas-tugas dan kewajiban-kewajibannya berdasarkan perundang-undangan, Undang-Undang Asuransi setempat, peraturan-peraturan dan kebijakankebijakan terkait lainnya yang dikeluarkan oleh Allianz. (4.1) Agen Penjualan tidak boleh berperilaku kasar atau tidak sopan terhadap Klien atau rekanan usaha. (4.2) Agen Penjualan harus menjaga untuk tidak memberikan kritik yang tidak berdasar atau tidak perlu terhadap kompetensi, perilaku, saran atau tanggung jawab agen penjualan lain, tapi harus siap, saat diminta, untuk dengan benar memberikan saran kepada seorang Klien dalam prosedur keluhan dan bekerjasama dengan Allianz dan otoritas pembuat undang-undang lain dalam penyelidikan keluhan-keluhan dan dalam hal diperlukannya suatu penegakan hukum. (4.3) Agen Penjualan tidak boleh mencemarkan nama baik lembaga asuransi, hal mana merupakan sebuah pelanggaran pidana berdasarkan undang-undang. (4.4) Agen Penjualan tidak boleh mengancam untuk melancarkan atau benar-benar melancarkan setiap tindakan hukum terhadap setiap orang atau asosiasi tanpa sebab yang benar, termasuk dalam hal ini tindakan Agen dalam rangka mencegah agar keluhan mengenai pelanggaran terhadap Pedoman ini atau undang-undang dan peraturan-peraturan asuransi tidak diajukan terhadap Agen Penjualan atau menghalangi penyampaian sebuah keluhan atau untuk meyakinkan setiap orang untuk menarik atau membatalkan keluhan. (4.5) Agen Penjualan tidak boleh mengintimidasi setiap orang atau asosiasi untuk tujuan memaksa orang atau asosiasi tersebut untuk berhenti melakukan apapun dimana orang atau asosiasi tersebut berhak lakukan. (5.1.1) Agen Penjualan harus senantiasa menggali dan meng-up date dirinya atas setiap informasi mengenai perubahan-perubahan internal dan eksternal dalam Perusahaan Allianz, undang-undang dan peraturan asuransi setempat dan dalam usaha atau industri asuransi. (5.1.2) Agen Penjualan harus selalu mematuhi peraturan, tata tertib dan pemberitahuan Komisi Asuransi /otoritas Pengawas Asuransi/otoritas pengawas Keagenan setempat dan setiap undang-undang yang terkait / berlaku. (5.1.3) Agen Penjualan harus selalu mematuhi Pedoman ini, serta kebijakan-kebijakan, aturan-aturan dan peraturan-peraturan Perusahaan Allianz sebagaimana diubah atau diganti dari waktu ke waktu. (5.1.4) Agen Penjualan tidak boleh melakukan tindakan yang melanggar hukum, tradisi sosial atau Pedoman ini. (5.2) Agen Penjualan harus menjaga kerahasiaan informasi yang didapatnya dari Klien dan informasi rahasia (rahasia usaha) yang dimilki Allianz. Privasi (5.2.1) Agen Penjualan harus menjelaskan kepada Klien mengenai hak Klien dan tugas Agen Penjualan untuk melindungi kepentingan dan privasi Klien.

5 (5.2.2) Agen Penjualan tidak boleh membuka / menjual informasi milik Allianz atau milik Klien kepada pihak ketiga. Kerahasiaan (5.2.3) Agen Penjualan harus menjaga kerahasiaan semua informasi yang diperoleh dalam melakukan hubungan kerjanya, baik yang menyangkut urusan pekerjaan dengan Allianz maupun Klien. Agen Penjualan tidak boleh mengungkapkan setiap informasi tersebut kecuali atas persetujuan Allianz atau Klien, atau perintah dari ; (i) undang-undang, (ii) Pedoman ini atau kebijakan Perusahaan Allianz yang berlaku dalam rangka melakukan negosiasi dengan/ atau atas nama Klien. (5.3) Agen Penjualan harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang Produk-Produk Asuransi Allianz dan prinsip-prinsip asuransi terkait untuk dapat memberikan bimbingan yang tepat (kompeten) kepada Klien berdasarkan kebutuhan Klien dan resiko-resiko yang terkait dan pertimbangan yang memadai mengenai prinsip-prinsip asuransi dalam konteks pengalaman dan keahlian Agen Penjualan sendiri. Kompetensi Agen Penjualan harus: (5.3.1) Mengetahui dan memahami Produk-Produk Asuransi Allianz. (5.3.5) Secara proaktif menanyakan dan mengetahui dan memahami kebutuhan-kebutuhan dan keinginankeinginan Klien dan menilai tingkat-tingkat keterjangkauan Klien berdasarkan informasi yang diungkapkan Klein kepadanya. (5.3.6) Mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan dan tingkat-tingkat keterjangkauan Klien saat merekomendasikan sebuah Produk atau rencana Asuransi tertentu. (5.3.7) Memberikan semua informasi yang relefan kepada Klien mengenai Produk Asuransi, memastikan bahwa ia memberikan saran yang benar berdasarkan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan dan tingkattingkat keterjangkauan Klien. (5.3.8) Memastikan berdasarkan pengungkapanpengungkapan bersangkutan yang bisa ia peroleh dari klien bahwa Produk Asuransi yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Klien dan tidak diluar jangkauan kemampuan finansial Klien. Pernyataan yang salah/ menyesatkan (misrepresentation) Agen Penjualan harus: (5.3.2) Menghadiri kursus-kursus pelatihan yang disediakan oleh Industri Asuransi dan Allianz secara teratur untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan nya ke tingkat yang memadai bagi Agen Penjualan untuk memberikan saran dan pelayanan yang menyeluruh kepada Klien. (5.3.3) Memberikan saran secara terbatas, yaitu hanya mengenai permasalahan-permasalahan yang menjadi wewenang nya dan yang mana ia memiliki kompetensi untuk menangani permasalahan-permasalahan tersebut. (5.3.9) Menjelaskan semua ketentuan-ketentuan penting dari suatu Produk Asuransi yang direkomendasikan oleh Agen Penjualan dalam rangka memastikan sejauh mungkin bahwa Klien memahami / mengerti akan Produk Asuransi yang dibeli Klien. (5.3.10) Menarik perhatian/menegaskan/menekankan penjelasan pada setiap batasan-batasan termasuk pengecualian-pengecualian yang berlaku pada Polis Asuransi. (5.3.4) Mengupayakan atau merekomendasikan saran oleh/dari spesialis lain yang berkompeten jika Agen Penjualan tidak memiliki pengalaman atau keahlian dalam hal tertentu dan jika hal itu tampaknya baik dan benar untuk dilakukan. (5.3.11) Menarik perhatian/menegaskan/menekankan penjelasan pada sifat jangka panjang jika yang ditawarkan adalah Produk Asuransi jiwa dan pada dampak-dampak yang terjadi jika terjadi penghentian dini.

6 (5.3.12) Jika yang ditawarkan adalah Produk Asuransi Jiwa dalam hal ini Produk-Produk Asuransi Unit Linked (ULIPs), wajib disampaikan secara jelas kepada Klien bahwa resiko investasi ditanggung sepenuhnya oleh Klien. (5.3.13) Memastikan bahwa Agen Penjualan memahami dengan benar dan menjelaskan sejelas-jelasnya kepada Klien sifat-sifat yang berbeda-beda dari masing-masing produk ketika melakukan perbandingan dengan jenis polis atau bentuk investasi lain. (5.3.14) Memberikan Klien semua dokumen atau ilustrasi yang telah diotorisasi Allianz berkaitan dengan suatu Produk Asuransi. (5.3.20) Dalam hal terjadi penggantian sebuah Polis Asuransi, Agen Penjualan harus mendapatkan tanda tangan Klien pada dokumen tertulis atau formulir tertentu, sebagaimana ditetapkan oleh undang-undang dan/atau kebijakan Perusahaan Allianz, yang menjelaskan hakhak Klien dan menegaskan pemahaman Klien akan implikasi-implikasi penggantian tersebut, dengan saksi sebagaimana mestinya. Pengungkapan (5.3.21) Agen Penjualan harus menjelaskan kepada Klien tentang pentingnya pengungkapan informasi penting dalam pembelian sebuah Produk Asuransi. (5.3.15) Menunjukkan kepada Klien perkiraan premium yang akan dibebankan oleh Allianz atas Produk Asuransi yang ditawarkan. (5.3.16) Mengungkapkan semua pungutan atau biaya yang berhubungan dengan Produk Asuransi kepada Klien dan tidak menyembunyikan setiap informasi penting dari Klien. (5.3.17) Mengungkapkan kepada Klien skala komisi sehubungan dengan Produk Asuransi yang ditawarkan jika Allianz mengharuskan Agen Penjualan untuk melakukan hal tersebut atau jika Otoritas setempat mengharuskan industri melakukan hal tersebut. (5.3.22) Agen Penjualan tidak boleh mempengaruhi Klien (dalam hal yang tidak sebagaimana mestinya /tidak benar) dan wajib untuk menjelaskan secara jelas/utuh/lengkap kepada Klien bahwa semua jawaban atau pernyataan yang diberikan oleh Klien merupakan tanggung jawab Klien sendiri. (5.3.23) Agen Penjualan harus memastikan bahwa konsekuensi-konsekuensi yang terjadi jika Klien tidak mengungkapkan informasi penting atau jika informasi yang diungkapkan tidak benar ditanggung oleh Klien. Agen Penjualan harus menarik perhatian Klien pada pernyataan yang harus Klien berikan tersebut didalam formulir proposal dan secara langsung menjelaskannya kepada Klien. Twisting (5.3.18) Agen Penjualan tidak boleh berusaha meyakinkan seorang Klien untuk membatalkan polis(-polis) yang ada kecuali Agen Penjualan dapat menentukan bahwa polispolis tersebut jelas tidak cocok dengan kebutuhankebutuhan Klien. (5.3.24) Agen Penjualan harus meminta Klien untuk mengisi formulir proposal sendiri. Jika klien tidak dapat melakukannya, Agen Penjualan harus menjelaskan formulir proposal tersebut kepada Klien dan membacakan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawabnya kepada Klien sehingga Klien mengerti dan bisa mendiktekan jawaban-jawabannya. (5.3.19) Agen Penjualan tidak boleh menyarankan Klien untuk mengganti sebuah Polis Asuransi yang sah yang pada akhirnya menguntungkan Klien, dengan Polis Asuransi lain yang pada akhirnya memberikan keuntungan kepada orang lain. (5.3.25) Agen Penjualan tidak boleh meyakinkan / mempengaruhi Klien untuk menghilangkan setiap informasi penting atau untuk menyerahkan informasi yang salah dalam formulir proposal atau dokumen lain yang disampaikan kepada Perusahaan Allianz untuk penerimaan proposal atau setiap klaim.

7 Pasca Jual (5.3.26) Agen Penjualan harus menyarankan Klien dengan benar mengenai kapan ia harus mengajukan klaim, memberlakukan penunjukkan atau pengalihan atau perubahan alamat atau melaksanakan opsi-opsi pada saat hak opsi tersebut dapat dijalankan, dan menawarkan bantuan yang diperlukan sehubungan dengan hal ini. (5.3.27) Agen Penjualan harus memberikan bantuan yang diperlukan kepada Klien dalam mematuhi persyaratanpersyaratan untuk penyelesaian klaim Klien kepada Allianz. (5.3.28) Agen Penjualan tidak boleh menganjurkan Klein agar membuat klaim asuransi yang tidak sah. (5.3.29) Agen Penjualan harus menyimpan dan menjaga catatan-catatan, arsip-arsip atau dokumen-dokumen Klien sesuai dengan peraturan yang berlaku dan atau kebijakan Allianz yang berlaku dan menyerahkannya kepada Allianz jika hubungan keagenan nya diakhiri atau jika Agen Penjualan (karena alasan apapun) mengundurkan diri. (5.4) Agen Penjualan harus menyerahkan informasi dan semua dokumen dan/atau uang premi yang dititipkan oleh Klien kepadanya untuk secepatnya (dalam jangka waktu yang disyaratkan) diserahkan kepada Allianz dan sebaliknya Agen Penjualan harus menyerahkan informasi dan semua dokumen yang dititipkan oleh Allianz (jika ada) kepadanya untuk secepatnya (dalam jangka waktu yang disyaratkan) diserahkan kepada Klien. Proses Usaha Agen Penjualan harus: (5.4.1) Menyerahkan semua premi atau dokumen-dokumen terkait premi yang dikumpulkan atau diterima dari Klien kepada Allianz sepenuhnya dalam waktu yang disyaratkan. (5.4.2) Menginformasikan kepada Klien secepatnya mengenai penerimaan atau penolakan proposal oleh Perusahaan Allianz (5.4.3) Menyampaikan Polis Asuransi dan setiap dokumen terkait Polis Asuransi yang dikeluarkan oleh Allianz kepada Klien melalui Agen Penjualan tanpa ditunda-tunda. (5.4.4) Secara aktif menindaklanjuti dengan Klien untuk memastikan bahwa Klien telah menerima Polis Asuransi nya dan jika diharuskan oleh undang-undang / Kebijakan Allianz mengembalikan Surat Penerimaan (Acknowledgement) yang telah ditandatangani Klien kepada Perusahaan Allianz. (5.4.5) Jika diminta oleh Klien, Agen Penjualan wajib untuk senantiasa, menjelaskan detail ketentuanketentuan kontrak Polis Asuransi sampai Klien merasa puas agar Klien dapat memahami dengan benar kewajiban-kewajiban kepada satu sama lain dan agar Klien bisa menandatangani Surat Penerimaan (Acknowledgement) yang diperlukan. Menangani/menerima uang yang diterima atas nama Klien dengan benar dan hanya mengumpulkan uang atas nama Allianz jika memang hal itu secara tegas diperbolehkan oleh Allianz. (5.4.6) Dengan segera mengakui (menyatakan) secara tertulis tentang penerimaan uang dari Klien atau dari Allianz. (5.4.7) Menyimpan laporan atas semua uang yang diterima olehnya sehubungan dengan sebuah Polis Asuransi. (5.4.8) Menyimpan uang-uang premi terpisah dari setiap pembayaran lain yang diterima olehnya, atau dari uanguang lain yang dipegang oleh Agen Penjualan, atau dari uang pribadi Agen Penjualan sendiri. (5.4.9) Agen Penjualan tidak boleh mengambil premi atau setiap uang lain atas nama Allianz kecuali diberikan wewenang secara tertulis / secara tegas oleh Allianz untuk melakukannya. Jika Agen Penjualan diberikan wewenang untuk melakukannya maka Agen Penjualan harus secara ketat mematuhi Kebijakan Perusahaan Allianz dan Pedoman ini dalam melakukannya.

8 Konsekuensi Ketidakpatuhan Ketidak patuhan terhadap Kode Etik Penjualan ini dapat mengakibatkan rusaknya reputasi Allianz/Perusahaan maupun Agen Penjualan, hal mana dapat membawa konsekwensi hukum tertentu / sanksi hukum berdasarkan undang-undang, termasuk peringatan, denda, penghentian sementara, atau pencabutan lisensi. Ketidak patuhan tersebut juga dapat mengakibatkan : 1. Berakhirnya / pemutusan hubungan keagenan antara Agen dengan Allianz. 2. Pelaporan Agen kedalam Daftar Hitam pada asosiasi asuransi terkait. 3. Pelaporan / pengaduan kepada pihak yang berwajib

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA BAB I KETENTUAN UMUM 1. DEFINISI Dalam Kode Etik Tenaga Pemasar ini, yang dimaksud dengan: a. AAJI adalah Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia. b.

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik.

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi)

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi) Kode Etik Insinyur (Etika Profesi) Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (ABET) Kode Etik Insinyur ATAS DASAR PRINSIP Insinyur menegakkan dan memajukan integritas, kehormatan dan martabat profesi engineering

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal 103 (1) Setiap Pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal tanpa izin, persetujuan, atau pendaftaran

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok

Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok 2017 PENGADAAN GLOBAL Keyakinan Kami Kami percaya bahwa tanggung jawab kami yang pertama adalah terhadap para dokter, perawat dan pasien; para ibu dan bapak dan

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PELAKSANAAN

PERATURAN PELAKSANAAN T E RJEMAH A N R ES MI AKASTOR PERATURAN PELAKSANAAN - Halaman 1 - Kepada Rekan-Rekan Sejawat Kita semua harus merasa bangga karena kita bekerja untuk sebuah perusahaan dengan standar etika yang tinggi.

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar No.396, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Reksa Dana. Penjual. Agen. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5653) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Peraturan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa industri perasuransian yang sehat, dapat diandalkan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik untuk Pemasok (Sebagaimana yang di setujui pada Desember 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang di setujui pada Mei 2017) Catatan Dalam hal ketentuan apa pun

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PROFESI PENUNJANG INDUSTRI KEUANGAN NON-BANK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PROFESI PENUNJANG INDUSTRI KEUANGAN NON-BANK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PROFESI PENUNJANG INDUSTRI KEUANGAN NON-BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II. DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.337, 2014 EKONOMI. Asuransi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5618). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK PERUSAHAAN ASURANSI JIWA STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LATAR BELAKANG AAJI berkomitmen penuh untuk selalu menjaga standar etika dan profesionalitas yang baik dan benar dari setiap Perusahaan Asuransi Jiwa

Lebih terperinci

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama POL-GEN-STA-010-00 Printed copies of this document are uncontrolled Page 1 of 9 Kode Etik PT PBU & UN Global Compact Sebagai pelopor katering di Indonesia, perusahaan

Lebih terperinci

Kebijakan Pengungkap Fakta

Kebijakan Pengungkap Fakta KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA 1. Ikhtisar Amcor berkomitmen terhadap standar tertinggi praktik etis dan hubungan yang jujur, serta perlindungan bagi individu yang melaporkan kejadian atau dugaan terjadinya

Lebih terperinci

KODE ETIK PROFESI & PERILAKU AHLI PIALANG ASURANSI DAN REASURANSI INDONESIA SERTA TATA CARA PENEGAKANNYA

KODE ETIK PROFESI & PERILAKU AHLI PIALANG ASURANSI DAN REASURANSI INDONESIA SERTA TATA CARA PENEGAKANNYA KODE ETIK PROFESI & PERILAKU AHLI PIALANG ASURANSI DAN REASURANSI INDONESIA SERTA TATA CARA PENEGAKANNYA ~ 1 ~ KODE ETIK & PERILAKU AHLI PIALANG ASURANSI DAN REASURANSI INDONESIA SERTA TATA CARA PENEGAKANNYA

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL TAKEDA

KODE ETIK GLOBAL TAKEDA KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Pendahuluan Prinsip-prinsip Dasar dan Penerapannya Sudah merupakan komitmen kuat Takeda Pharmaceutical Company Limited dan semua perusahaan yang terafiliasi (secara bersama-sama,

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa industri perasuransian yang sehat, dapat diandalkan,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS PERNYATAAN DAN PRINSIP KEBIJAKAN Sesuai dengan Undang-undang Intelijen Keuangan dan Anti Pencucian Uang 2002 (FIAMLA 2002), Undang-undang Pencegahan Korupsi 2002

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan

KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN Juni 2014 1. Pendahuluan Amcor mengakui tanggung jawabnya sebagai produsen global dalam bidang layanan dan materi pengemasan,

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM SYARAT DAN KETENTUAN DI BAWAH INI HARUS DIBACA SEBELUM MENGGUNAKAN WEBSITE INI. PENGGUNAAN WEBSITE INI MENUNJUKKAN PENERIMAAN DAN KEPATUHAN TERHADAP SYARAT DAN KETENTUAN DI BAWAH INI SYARAT DAN KETENTUAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720) LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3720) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA

Lebih terperinci

CODE OF CONDUCT. PT. BARATA INDONESIA (Persero)

CODE OF CONDUCT. PT. BARATA INDONESIA (Persero) 1 CODE OF CONDUCT PT. BARATA INDONESIA (Persero) TUJUAN Penyusunan Code of Conduct dimaksudkan untuk memberikan pedoman berperilaku yang wajar, patut dan dapat dipercaya bagi seluruh insan PT. Barata Indonesia

Lebih terperinci

Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan

Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN 1. Pendahuluan Amcor mengakui tanggung jawabnya sebagai produsen global dalam bidang layanan dan materi pengemasan,

Lebih terperinci

PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL

PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL KODE ETIK KEMEMBERAN PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL BAB I KETENTUAN UMUM Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Perusahaan adalah PT. MEGA GLORYOUNG INTERNATIONAL didirikan berdasarkan Hukum Republik

Lebih terperinci

KODE PRAKTEK PANDI-DNP/ Versi 1.0. Dikeluarkan tanggal 1 Maret Pengelola Nama Domain Internet Indonesia

KODE PRAKTEK PANDI-DNP/ Versi 1.0. Dikeluarkan tanggal 1 Maret Pengelola Nama Domain Internet Indonesia KODE PRAKTEK PANDI-DNP/2012-003 Versi 1.0 Dikeluarkan tanggal 1 Maret 2012 Pengelola Nama Domain Internet Indonesia Gedung Arthaloka LT. 11 Jln. Jend. Sudirman Kav. 2 Jakarta Pusat 10220, Indonesia. www.pandi.or.id

Lebih terperinci

KODE ETIK. Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk :

KODE ETIK. Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk : KODE ETIK Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk : 1. Memberikan kepuasan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi

Lebih terperinci

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20% Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan

Lebih terperinci

Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (Abet)

Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (Abet) Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (Abet) Kode Etik Insinyur ATAS DASAR PRINSIP Insinyur menegakkan dan memajukan integritas, kehormatan dan martabat profesi engineering dengan: I. Menggunakan pengetahuan

Lebih terperinci

Ketentuan Penggunaan. Pendahuluan

Ketentuan Penggunaan. Pendahuluan Ketentuan Penggunaan Pendahuluan Kami, pemilik Situs Web ecosway (yang termasuk situs Web ecosway) telah menetapkan ketentuan ketentuan yang selanjutnya di sini disebut ("Ketentuan Penggunaan") sebagai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

Dokumen Perjanjian Asuransi

Dokumen Perjanjian Asuransi 1 Dokumen Perjanjian Asuransi Pada prinsipnya setiap perbuatan hukum yang dilakukan para pihak dalam perjanjian asuransi perlu dilandasi dokumen perjanjian. Dari dokumen tersebut akan dapat diketahui berbagai

Lebih terperinci

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL..

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL.. ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL.. 1. PENDAHULUAN 1.1. LSUP PT. ENHAII MANDIRI 186 mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LSUP-015-IDN; 1.2. LSUP PT. ENHAII

Lebih terperinci

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Departemen Keuangan RI Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Panitia Antar Departemen Penyusunan Rancangan Undang-undang Akuntan Publik Gedung A Lantai 7 Jl. Dr. Wahidin No.1 Jakarta 10710 Telepon:

Lebih terperinci

Kode Etik Profesi. Ade Sarah H., M.Kom

Kode Etik Profesi. Ade Sarah H., M.Kom Kode Etik Profesi Ade Sarah H., M.Kom Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.303, 2016 KEUANGAN OJK. Asuransi. Reasuransi. Penyelenggaraan Usaha. Kelembagaan. Perusahaan Pialang. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE)

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE) Yth. 1.!Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2.!Direksi Perusahaan Asuransi Jiwa, di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis

Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Pedoman Perilaku dan Etika Bisnis Tanggal Mulai Berlaku: 2/28/08 Menggantikan: 10/26/04 Disetujui Oleh: Dewan Direksi TUJUAN PEDOMAN Memastikan bahwa praktik bisnis Perusahaan Mine Safety Appliances ("MSA")

Lebih terperinci

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN PENGANTAR AptarGroup mengembangkan solusi sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan usaha yang wajar dan hukum ketenagakerjaan, dengan menghargai lingkungan dan sumber daya alamnya.

Lebih terperinci

Kebijakan Seleksi Pemasok atau Vendor

Kebijakan Seleksi Pemasok atau Vendor Kebijakan Seleksi Pemasok atau Vendor PT Prodia Widyahusada Tbk Revisi: 00 November 2017 Kebijakan Seleksi & Peningkatan Kemampuan Pemasok/Vendor/Supplier PT Prodia Widyahusada Tbk ( Perseroan ) memiliki

Lebih terperinci

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [LN 1997/93, TLN 3720]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [LN 1997/93, TLN 3720] UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI [LN 1997/93, TLN 3720] Bagian Kedua Ketentuan Pidana Pasal 71 (1) Setiap Pihak yang melakukan kegiatan Perdagangan

Lebih terperinci

PRINSIP PRIVASI UNILEVER

PRINSIP PRIVASI UNILEVER PRINSIP PRIVASI UNILEVER Unilever menerapkan kebijakan tentang privasi secara khusus. Lima prinsip berikut melandasi pendekatan kami dalam menghormati privasi Anda. 1. Kami menghargai kepercayaan yang

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah Dana Bantuan Sahabat yang sebelumnya adalah Nasabah aktif ANZ Personal Loan pada saat produk

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PERILAKU AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PERILAKU AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PERILAKU AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kebijakan Anti Korupsi (Sebagaimana yang telah disetujui oleh pertemuan anggota Direksi No.1/2014 tertanggal 12 January 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang telah disetujui

Lebih terperinci

MyProtection Prima RINGKASAN INFORMASI PRODUK. MyProtection Prima. PT Asuransi Allianz Life Indonesia. Apa saja Risiko yang terkait dengan produk ini?

MyProtection Prima RINGKASAN INFORMASI PRODUK. MyProtection Prima. PT Asuransi Allianz Life Indonesia. Apa saja Risiko yang terkait dengan produk ini? MyProtection Prima Apa saja Manfaat yang diberikan pada produk ini? Manfaat Investasi Saldo Nilai Investasi yang ada dalam Polis ini akan Kami bayarkan dalam hal: Anda melakukan penarikan sebagian atau

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN PEMASARAN NOMOR:

PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN PEMASARAN NOMOR: PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN PEMASARAN NOMOR: Perjanjian Kerjasama Kemitraan Pemasaran ( Perjanjian Kerjasama ) ini, dibuat pada hari..., tanggal... 2017 bertempat di Jakarta, oleh pihak-pihak sebagai

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU MITRA BISNIS MSD. Nilai dan Standar Kami untuk Mitra Bisnis Pedoman Perilaku Mitra Bisnis MSD [Edisi I]

PEDOMAN PERILAKU MITRA BISNIS MSD. Nilai dan Standar Kami untuk Mitra Bisnis Pedoman Perilaku Mitra Bisnis MSD [Edisi I] PEDOMAN PERILAKU MITRA BISNIS MSD Nilai dan Standar Kami untuk Mitra Bisnis Pedoman Perilaku Mitra Bisnis MSD [Edisi I] MSD berkomitmen untuk melakukan semua kegiatan bisnis secara berkelanjutan dan bertujuan

Lebih terperinci

FORMULIR DISTRIBUTOR AGREEMENT (DA)

FORMULIR DISTRIBUTOR AGREEMENT (DA) FORMULIR DISTRIBUTOR AGREEMENT (DA) Dokumen ini terdiri dari lima bagian: (A) Definisi, (B) Perjanjian Distributor, (C) Perjanjian Pembelian Produk Di Negara Tempat Tinggal, (D) Perjanjian Arbitrase Yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

SYARAT & KETENTUAN. The Color Run Presented by CIMB Niaga

SYARAT & KETENTUAN. The Color Run Presented by CIMB Niaga SYARAT & KETENTUAN 1. Definisi "Charity" berarti mitra amal resmi acara tersebut. "Ketentuan" berarti syarat dan ketentuan mendaftar dalam acara. "Formulir Pendaftaran" berarti halaman web yang harus diselesaikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJA

SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA No. 168/SPK-01/AMARYAI/I/2017 Pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja antara : Nama : PT.... Alamat : Jln.... Kemudian dalam hal ini

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/ TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALANG REASURANSI, DAN PERUSAHAAN PENILAI KERUGIAN ASURANSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis KODE ETIK PEMASOK Weatherford telah membangun reputasinya sebagai organisasi yang mengharuskan praktik bisnis yang etis dan integritas yang tinggi dalam semua transaksi bisnis kami. Kekuatan reputasi Weatherford

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA

KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA Kebijakan Pengungkap Fakta KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA Pernyataan Etika Perusahaan (Statement of Corporate Ethics) Amcor Limited menetapkan kebijakannya terhadap pengungkapan fakta dan komitmennya untuk

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Living, Breathing Asia SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Dana Bantuan Sahabat telah disetujui. Harap membaca Syarat

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.289, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Kegiatan. Penilai. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6157) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG (ANTI MONEY LAUNDERING / "AML") FXPRIMUS

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG (ANTI MONEY LAUNDERING / AML) FXPRIMUS KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG (ANTI MONEY LAUNDERING / "AML") FXPRIMUS PERNYATAAN KEBIJAKAN DAN PRINSIP Sesuai dengan Undang-Undang Intelijen Keuangan dan Anti Pencucian Uang 2002 (FIAMLA 2002), Undang-

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Perhatian: ini adalah terjemahan dari teks bahasa Inggris. Versi asli bahasa Inggrislah yang dianggap sebagai dokumen yang mengikat secara hukum. - April 2015

Lebih terperinci

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) 444168, Fax. (0342) 444289 Kembangarum - Sutojayan - Blitar PERJANJIAN KERJA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM AULIA DAN DOKTER No. Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /SEOJK.03/2016

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /SEOJK.03/2016 Yth. 1. Direksi Bank Umum Konvensional; dan 2. Direksi Bank Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK YANG

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUANNYA ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

SYARAT DAN KETENTUANNYA ADALAH SEBAGAI BERIKUT: SYARAT & KETENTUAN INFOSEKITAR (WEBSITE DAN APLIKASI) ADALAH LAYANAN ONLINE YANG DIMILIKI DAN DIOPERASIKAN OLEH GALAKSI KOMPUTER YAITU APLIKASI YANG MENYEDIAKAN INFORMASI PROMO DISKON/POTONGAN HARGA UNTUK

Lebih terperinci

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN OTORITAS PENEGAK PERATURAN DAN TATA TERTIB BURSA 500. DIVISI AUDIT DAN PENGAWASAN PASAR 1. Direksi menunjuk kepala Divisi Audit Dan Pengawasan Pasar untuk melaksanakan penegakan

Lebih terperinci

Standar Perilaku Supplier Accenture Standar Perilaku Supplier

Standar Perilaku Supplier Accenture Standar Perilaku Supplier Standar Perilaku Supplier Pendahuluan Seiring upaya kami untuk terus mencapai kinerja tinggi bagi klien, perusahaan, dan pemegang saham, Accenture berkomitmen untuk menjunjung setinggi-tingginya standar

Lebih terperinci

Pedoman: PD Rev. 02

Pedoman: PD Rev. 02 Pedoman: PD-07-01.Rev. 02 PERSYARATAN DAN ATURAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 / SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001 : 2004. INDAH KARYA REGISTER CERTIFICATION SERVICES I. UMUM 1.1

Lebih terperinci

FAQ (Frequently Asked Question)

FAQ (Frequently Asked Question) FAQ (Frequently Asked Question) POJK Nomor 69/POJK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah No. Pertanyaan

Lebih terperinci

Syarat dan ketentuan penerimaan dan penguasaan informasi nasabah

Syarat dan ketentuan penerimaan dan penguasaan informasi nasabah Syarat dan ketentuan penerimaan dan penguasaan informasi nasabah Definisi Istilah-istilah berawalan huruf kapital dalam ketentuan-ketentuan ini akan memiliki arti sebagai berikut, kecuali konteks kalimatnya

Lebih terperinci