BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
|
|
- Utami Kurniawan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penanaman modal atau investasi adalah salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tantangannya adalah bagaimana meningkatkan minat calon penanam modal (investor) dalam negeri dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di suatu daerah. Upaya ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu kepastian hukum, stabilitas politik, keamanan, serta kebijakan pemerintah. Faktor-faktor ini dalam lima tahun ke depan masih memerlukan perhatian khusus dalam rangka meningkatkan investasi di Provinsi Kalimantan Tengah. Perhatian ini perlu direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi setiap tahunnya. Kepastian hukum sangat dibutuhkan dalam upaya menarik minat penanam modal. Ini ditandai oleh keselarasan regulasi bidang penanaman modal, baik di tingkat nasional maupun daerah. Sebaliknya, produk - produk hukum yang tumpang - tindih atau saling bertentangan akan membingungkan dan menyulitkan penanam modal (investor) dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Karena itu, pembenahan legislasi bidang penanaman modal perlu dilakukan. Faktor lain, yang tidak kalah penting adalah stabilitas politik dan keamanan. Dari pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal pada tahun - tahun sebelumnya dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab tidak kondusifnya iklim investasi di Provinsi Kalimantan Tengah adalah karena masih kekurangan pemahaman yang sama dari masyarakat akan arti pentingnya investasi bagi pemulihan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Ini ditandai dengan adanya gangguan - gangguan dari sebagian masyarakat; harga tanah yang tidak rasional; serta penolakan lainnya yang menyebabkan penanaman modal terhambat LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1
2 melakukan kegiatan investasi atau perluasan usaha di Provinsi Kalimantan Tengah. Karena faktor ini tidak dapat langsung dikendalikan oleh badan nasional/daerah bidang penanaman modal, tetapi diperlukan koordinasi aktif dengan kepolisian, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah di tingkat desa/kampung hingga dengan masyarakat luas secara berkesinambungan. Selanjutnya yang menjadi faktor pendukung bagi kegiatan penanaman modal adalah kebijakan pemerintah. Prinsip dasarnya adalah bahwa kegiatan penanaman modal akan semakin besar kualitas dan kuantitasnya jika pemerintah mempermudah perizinan dan pelayanan lain di bidang penanaman modal. Karena itu, upaya perbaikan regulasi untuk meningkatkan minat calon penanam modal baru terus dilakukan berdasarkan masukan dari dunia usaha dan belajar dari pengalaman dari Negara lain. Sebagaimana telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, berbagai investasi di Provinsi Kalimantan Tengah perlu didorong untuk terus berkembang. Investasi pihak swasta perlu ditumbuhkembangkan karena investasi dari pemerintah sangat terbatas seperti penyediaan sarana dan prasarana umum (infrastruktur). Selain itu, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja lokal untuk mengisi pasar tenaga kerja lokal juga dilakukan secara beriringan agar kegiatan penanaman modal di Provinsi Kalimantan Tengah dapat betul-betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan lahirnya Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No. 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, maka Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan diubah namanya menjadi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah sehingga dapat bertugas lebih mandiri untuk melaksanakan penyusunan perencanaan Penanaman Modal secara makro; mengidentifikasi potensi unggulan daerah; melakukan kegiatan promosi potensi daerah; menyusun regulasi perizinan penanaman modal; sekaligus melakukan pengendalian dan pengawasan serta LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2
3 kerjasama dalam bidang penanaman modal, serta melaksanakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu secara optimal. Untuk tercapainya peningkatan investasi di Provinsi Kalimantan Tengah, perlu dibuat suatu acuan dalam pelaksanaan tugas Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah agar dapat dijadikan sebagai sumber peningkatan pendapatan daerah dan pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat. Acuan yang digunakan adalah dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan pada Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah. Rencana Strategis Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah kemudian diwujudkan dengan berbagai program dan kegiatan setiap tahun selama lima tahun. Tahun 2016 adalah tahun kelima pelaksanaan Rencana Strategis Badan Penanaman Modal Daerah dan Provinsi Kalimantan Tengah yang perlu dilaporkan akuntabilitasnya melalui suatu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sebagai tindak lanjut Undang - Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 5887), maka berdasarkan hal tersebut ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No. 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Seharusnya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No. 4 Tahun 2016 tersebut, Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan atau Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Tengah seharusnya mempunyai tugas pokok LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 3
4 menyelenggarakan urusan pemerintah bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu yang baru. Penyesuaian Tugas pokok dan fungsi yang baru tersebut belum di bahas dalam LKIP ini dikarenakan belum adanya penyesuaian/ perubahan nomenklatur Badan Penanaman Modal yang baru maka untuk pelaporan LKIP Tahun 2016 ini, Badan Penanaman Modal Daerah Dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah tetap menggunakan tupoksi yang lama yaitu berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor : 27 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, BPMDP menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis di bidang penanaman modal daerah ; b. penyelenggaraan promosi baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka menarik minat penanaman modal; c. penciptaan iklim usaha sesuai kebijakan Gubernur dan ketentuan perundang-undangan; d. perumusan kebijakan dan pelaksanaan kerjasama dengan Negara/Provinsi/ Kabupaten/Kota atau badan/lembaga baik di dalam negeri maupun luar negeri di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu; e. penyusunan kebijakan terhadap pelayanan perizinan dan fasilitasi serta pelayanan teknis dan bisnis di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu; f. penyelenggaraan pelayanan penanaman modal daerah dan pelayanan perizinan terpadu; g. pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu; h. pelayanan informasi di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu kepada masyarakat melalui multimedia; LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 4
5 i. pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan penanaman modal daerah dan pelayanan perizinan terpadu; dan j. penyelenggaraan urusan kesekretariatan Badan. Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPMDP mempunyai kewenangan sebagai berikut : a. penyelenggaraan kerjasama dalam bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu dengan Kabupaten/Kota; b. perumusan kebijakan dalam rencana penanaman modal Provinsi dan Perizinan Terpadu; c. pengidentifikasian sumber-sumber potensi daerah secara menyeluruh untuk kepentingan perencanaan dan pengendalian pembangunan penanaman modal Provinsi secara makro; d. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan promosi penanaman modal perdagangan dan pariwisata Provinsi; e. pemberian pelayanan perizinan terpadu di bidang penanaman modal di daerah; f. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu di bidang Penanaman Modal di daerah; g. penyediaan dukungan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis di bidang penanaman modal dan perizinan; h. penyelenggaraan sistem informasi di bidang penanaman modal dan perizinan; i. perencanaan tata ruang bidang penanaman modal Provinsi; dan j. promosi dan informasi penanaman modal. Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan mempunyai tugas memimpin, membina mengoordinasikan, merencanakan serta menetapkan program kerja, tata kerja, dan mengembangkan semua kegiatan penanaman modal dan perizinan terpadu di bidang LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 5
6 penanaman modal di daerah serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas pokok dan fungsi Badan,. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan, menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal dan perizinan sesuai dengan kebijaksanaan yang di tetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan yang berlaku; b. Pemberian pelayanan perizinan terpadu di bidang penanaman modal sesuai ketentuan peraturan perundangan yang belaku; c. Pembinaan teknis di bidang penanaman modal dan perizinan lintas Kabupaten/Kota; d. Perencanaan pengembangan dan penggalian sumber-sumber potensi daerah; e. Koordinasi pelaksanaan kegiatan promosi penanaman modal daerah perdagangan dan pariwisata provinsi; f. Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan penanaman modal dan perizinan di bidang penanaman modal di daerah; dan g. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan Badan. Sekretariat mempunyai tugas mengoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif serta perlengkapan, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, protokol, humas dan rumah tangga, organisasi, tatalaksana dan analisis jabatan serta dokumentasi peraturan perundang-undangan pada BPMDP. Sekretariat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud yaitu, menyelenggarakan fungsi : a. Pengoordinasikan penyusunan program dan anggaran BPMDP; b. Mengoordinasikan penyusunan pelaporan BPMDP; c. Mengoordinasikan, dan sinkronisasi kegiatan di lingkungan BPMDP; d. Pengoordinasikan, rencana dan perumusan kebijakan teknis BPMDP; LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 6
7 e. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana dan kepegawaian; f. Pelaksanaan urusan administrasi keuangan; g. Pelaksanaan urusan umum, rumah tangga dan perlengkapan; h. Pelaksanaan urusan penataan organisasi, tatalaksana dan analisis jabatan; i. Dokumentasi peraturan perundang-undangan; dan j. Pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. Bidang Pengembangan Iklim Investasi Bidang Pengembangan Iklim Investasi mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan kebijakan penanaman modal, konsolidasi dan mengkaji rencana investasi. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pengembangan Iklim Investasi, menyelenggarakan fungsi : 1. penyelenggaraan sosialisasi kebijakan Penanaman Modal; 2. pengembangan iklim usaha serta langkah-langkah reformasi dan deregulasi di bidang penanaman modal; 3. pelaksanaan pengkajian dan pengembangan potensi sumber daya daerah dan identifikasi peluang-peluang penanaman modal; 4. pengembangan potensi dan peluang penanaman modal di daerah dengan memberdayakan badan usaha melalui pembinaan penanaman modal antara lain meningkatkan kemitraan, daya saing, serta menyebarkan informasi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan; dan 5. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. Bidang Perizinan dan Fasilitasi Bidang Perizinan dan Fasilitasi mempunyai tugas di bidang teknis operasional pelayanan perizinan terpadu, mengawasi dan mengoordinasi pelaksanaan proses pelayanan perizinan dan non perizinan, melakukan LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 7
8 kerjasama memfasilitasi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Simplipikasi (KISS) PMA/PMDN untuk tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota di bidang penanaman modal. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perizinan dan Fasilitas, menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program kegiatan, Standar Pelayanan Publik, dan Standar Operasional Prosedur Perizinan dan Non Perizinan; b. penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan dan non perizinan secara terpadu termasuk Tenaga Kerja Asing dan Tenaga Kerja Indonesia; c. pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan dan non perizinan secara terpadu; d. pengelolaan sistem informasi pelayanan perizinan dan non perizinan secara elektronik; e. pengelolaan pelayanan pengaduan masyarakat di bidang penanaman modal; f. pelaksanaan pemrosesan pemberian fasilitas penanaman modal sesuai ketentuan yang berlaku; g. pelaksanaan kerjasama dengan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pelayanan fasilitasi kepada para investor; h. pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan pelayanan perizinan dan non perizinan serta fasilitasi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Simplipikasi (KISS); dan i. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. Bidang Promosi dan Kerjasama Bidang Promosi dan Kerjasama mempunyai tugas kegiatan promosi, penerangan, komunikasi dan kerjasama penanaman modal di dalam dan di luar negeri guna meningkatkan dan mengarahkan investasi serta memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada calon penanam modal. LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 8
9 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Promosi dan Kerjasama, menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program promosi dan kerjasama ekonomi di bidang penanaman modal; b. penyiapan bahan kebijaksanaan penanaman modal dalam menghadapi forum Internasional; c. pelaksanaan kerjasama bilateral, regional dan multi nasional di bidang penanaman modal; d. pelaksanaan promosi penanaman modal di dalam dan di luar negeri; e. pelaksanaan penyebarluasan Informasi penanaman modal melalui multi media; f. pemanfaatan peluang kerjasama teknik dan ekonomi untuk mendukung pengembangan penanaman modal. g. pelaksanaan kerjasama pengelolaan bidang penanaman modal dengan Kabupaten/Kota; dan h. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. Bidang Pegawasan dan Pengendalian Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas pembinaan, pengawasan, pemantauan dan pelaporan atas pelaksanaan penanaman modal. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pengawasan dan Pengendalian, menyelenggarakan fungsi : 1. pengumpulan data tentang rencana pelaksanaan penanaman modal; 2. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap realisasi pelaksanaan penanaman modal; 3. pemberian pelayanan administrasi dan kerjasama dengan kabupaten/kota untuk menyelesaikan masalah yang timbul dalam rangka pelaksanaan penanaman modal (PMA/PMDN); 4. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan PMA/PMDN sesuai kewenangan; LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 9
10 5. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pemanfaatan fasilitas penanaman modal yang diberikan pemerintah; 6. pelaksanaan analisis / pengolahan data terhadap pelaksanaan pemanfaatan fasilitas penanaman modal yang diberikan pemerintah dan terhadap penyelesaian tindak lanjut; 7. penyusunan statistik dan laporan penanaman modal; dan 8. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Aspek Strategis Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Sesuai dengan visi pembangunan Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, maka Pembangunan Nasional akan diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup: 1. Sasaran Makro; 2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat: 3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan; 4. Sasaran Dimensi Pemerataan; 5. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah; 6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Mengacu pada poin ketiga di atas dapat dilihat bahwa peran strategis Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah yang dalam bidang penanaman modal untuk mewujudkan iklim investasi dan usaha sebagai prioritas yang direncanakan dalam jangka waktu lima tahun (jangka menengah) sehingga terciptanya seektor unggulan yang dapat meningkatkan investasi. LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 10
11 Sedangkan dalam Program Nasional berdasarkan RKP Tahun 2016 Penanaman Modal itu sendiri memiliki 3 (tiga) Program Nasional, dimana program tersebut adalah : 1. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi ; 2. Program Peningktan Promosi dan Kerjasama investasi; dan 3. Program peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Ketiga Program prioritas tersebut telah tertuang dalam program dan kegiatan yang ada di Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah, dimana program dan kegiatan tersebut meliputi : 1. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi ; a. Evaluasi perijinan ijin usaha tetap (IUT) yang dikeluarkan oleh BKPM pada perusahaan PMA/PMDN b. Evaluasi ijin tenaga kerja asing (TKA) dan pendataan/inventarisasi tenaga kerja indonesia (TKI) pada perusahaan PMA/PMDN di Kab./Kota se Kalteng c. Satuan Tugas (Task Force) penanaman modal se Kalteng d. Inventarisasi dan evaluasi fasilitas barang modal (masterlist) yang di import oleh perusahaan PMA/PMDN e. Pembinaan dan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan perusahaan PMA/PMDN f. Penyusunan data perkembangan realisasi penanaman modal PMA/PMDN. 2. Program Peningktan Promosi dan Kerjasama investasi; dan a. Penyelenggaraan pameran investasi di dalam negeri b. Pameran dagang dan promosi c. Gelar potensi investasi daerah (GPID) d. Kalimantan tengah Expo di Palangka Raya e. Fasilitasi/koordinasi kerjasama di bidang penanaman modal f. Penyusunan leaflet, booklet potensi dan peluang investasi LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 11
12 3. Program peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (pelayanan secara terpadu) a. Cek lapangan ke perusahaan dalam rangka pelayanan perizinan b. Pendataan jenis dan jumlah perizinan PMA/PMDN se Kalteng c. Pengadaan leaflet/booklet untuk PTSP d. Sosialisasi Pergub PTSP di bidang penanaman modal e. Pengadaan SPP dan SOP untuk PTSP f. Pelayanan publikasai PTSP g. Forum PTSP di bidang penanaman modal h. Penyediaan tenaga pengelola PTSP Dari kegiatan yang menunjang terlaksanannya program nasional dimaksd, ada beberapa kegiatan yang tidak dapat di laksanakan dikarenakan adanya rasionalisasi anggaran pada tahun Sehingga target yang sebelumnya di rencanakan tidak dapat tercapai sepenuhnya Struktur Organisasi Semua tugas, fungsi, dan kewenangan yang disebutkan di atas dikelola melalui struktur organisasi yaitu: 1. Kepala Badan; 2. Sekretariat; 3. Bidang Pengembangan Iklim Investasi; 4. Bidang Perizinan dan Fasilitasi; 5. Bidang Promosi dan Kerjasama; 6. Bidang Pengawasan dan Pengendalian; LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 12
13 LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 13
14 1.5. Sistematika Penyajian Pada dasarnya laporan akuntabilitas ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah selama Tahun Capain kinerja (performance result) Tahun 2015 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) Tahun 2016 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah. Adapun sistematika penyajian laporan ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah, serta struktur organisasi; Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 meliputi Rencana Strategis Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun , Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Penetapan Kinerja Tahun Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk Tahun LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 14
15 Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. LKIP 2016 BPMDP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 15
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2009 BKPM. Indikator. Kinerja Utama PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 1/P/2009 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN
Lebih terperinciLKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN
B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2010 BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan merupakan suatu siklus dalam proses menentukan kebijakan melalui urutan pilihan yang tepat dalam jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan dalam berbagai
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan
Lebih terperinciPEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Kebijakan Penanaman Modal PEMERINTAH
- 442 - P. PEMBAGIAN URUSAN AN PENANAMAN MODAL SUB 1. Kebijakan 1. Kebijakan 1. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengembangan penanaman modal Indonesia dalam bentuk rencana umum penanaman modal nasional
Lebih terperinciDINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI
KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal
Lebih terperinciLaporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun 2014 1 PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tidak bisa digantikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan pelayanan birokrasi perizinan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah tidak bisa dipisahkan dari konteks reformasi birokrasi. Institusi birokrasi memiliki peran
Lebih terperinciBadan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai
Lebih terperinciBUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN
BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GRESIK : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI
Lebih terperinciP. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENANAMAN MODAL SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
- 336 - P. PEMBAGIAN URUSAN AN PENANAMAN MODAL 1. Kebijakan 1. Kebijakan 1. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengembangan penanaman modal Indonesia dalam bentuk rencana umum penanaman modal nasional dan
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa
Lebih terperinci(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciBADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU Pejabat : Drs. Indra Taruna Alamat Kantor : Jln. Soekarno-Hatta No.14 Kediri No. Telepon : (0354) 681227, 681741, 686099 No. Fax : (0354)
Lebih terperinci1.1. GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI GORONTALO
1.1. GAMBARAN UMUM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI GORONTALO 1.1.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI TUBAN NOMOR 188.45/ /KPTS/414.031/2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN 2016-2021 RENCANA STRATEGIS
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN SELAYAR
BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 37/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU
Lebih terperinciBADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI Visi merupakan cara pandang jauh ke depan dari suatu lembaga/institusi yang harus dibawa
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT
Lebih terperincipengendalian penanaman modal; dengan tugas pokok fungsinya.
PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN NGANJUK I. TUGAS
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016
BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 171 TAHUN 1999 TENTANG BADAN PENANAMAN MODAL DAN PEMBINAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 171 TAHUN 1999 TENTANG BADAN PENANAMAN MODAL DAN PEMBINAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan ditetapkannya Keputusan
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT,
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 1998 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 1998 TENTANG BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pembangunan di
Lebih terperinciBUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN KABUPATEN SUMEDANG
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG
-1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG
BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL,
Lebih terperinciIkhtisar Eksekutif. vii
Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi
Lebih terperinciSALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
Lebih terperinciBAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal merupakan
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang :
Lebih terperincibantuan hukum, pengkajian hukum serta dokumentasi,
Bagian Kedua Kepala Biro Hukum Pasal 24 (1) Kepala Biro Hukum mempunyai tugas pokok membantu Asisten Daerah Tata Praja dalam rangka pembinaan, koordinasi, evaluasi, dan perumusan kebijakan di bidang hukum
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya
Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat alikota PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang
Lebih terperinciLaporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Lebih terperinciBUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI
1 BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa penanaman
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI DAN TUGAS SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Menimbang DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA (LKj) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPMP2T) KABUPATEN SIAK TA 2015
LAPORAN KINERJA (LKj) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPMP2T) KABUPATEN SIAK TA 2015 Alamat: Komplek Perkantoran Tanjung Agung No. Telp. (0764)8001035 Website:bpmppt.siakkab.go.id
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah
Lebih terperinciTUGAS POKOK DAN FUNGSI Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu
TUGAS POKOK DAN FUNGSI Badan Koordinasi dan Perizinan Terpadu NO STRUKTUR TUGAS POKOK FUNGSI I Badan Koordinasi dan Perizinan Terpadu Membantu Gubernur dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang penanaman
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU (BPMPPTSP) KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 7 TAHUN 2001 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 7 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Lebih terperinciBUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciWALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015
1 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS OLAHRAGA DAN PEMUDA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA BADAN Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu TAHUN 2014
LAPORAN KINERJA BADAN Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu TAHUN 2014 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Garut Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013
Lebih terperinciBab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG
Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan
Lebih terperinciGUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA
GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLA PERBATASAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Penanaman
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRenja BPMPP BAB I
BAB I P E N D A H U L U A N I.1. LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Rengat, Oktober 2016 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN INDRAGIRI HULU
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2016-2021 Badan Penaaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa penanaman
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinci1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2009-2014 A. Rencana Strategis BKPM Tahun 2009-2014 Rencana Strategis (Renstra) BKPM yang disusun merupakan fungsi manajemen untuk melaksanakan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,
SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinci-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG
-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012
PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa
Lebih terperinci2. Sub Bidang Penataan Infrastruktur Wilayah. d. Bidang Perekonomian membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Investasi; 2. K
BAB XXVI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 516 Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris membawahkan
Lebih terperinci