BAB II TINJAUAN PUSTAKA. betina akan mulai bertelur pertama kali pada umur hari (Rachmat dkk.,
|
|
- Leony Kusumo
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Puyuh Jantan Burung puyuh merupakan salah satu komoditi unggas dari genus Coturnix yang dapat dimanfaatkan sebagai penghasil telur dan daging. Burung puyuh betina akan mulai bertelur pertama kali pada umur hari (Rachmat dkk., 2007). Ciri-ciri jantan dewasa terlihat dari bulu bagian leher dan dadanya yang berwarna cokelat muda. Puyuh jantan muda mulai bersuara/berkicau pada umur 5-6 minggu. Selama musim kawin normal, jantan Coturnix akan berkicau setiap malam (Listiyowati dan Roospitasari, 2005). Menurut Listiyowati dan Roospitasari (2005), klasifikasi zoologi burung puyuh adalah sebagai berikut: Kingdom Phylum Sub phylum Class Ordo Famili Sub Famili Genus Species : Animalia : Chordata : Vertebrata : Aves : Galliformes : Phasianidae : Phasianidae : Coturnix : Coturnix coturnix japonica
2 4 Fase pertumbuhan yang dialami oleh burung puyuh jantan terdiri dari 2 fase yaitu fase starter yang terjadi antara 0-3 minggu dan fase grower yang terjadi antara 3-5 minggu (Listiyowati dan Roospitasari, 2000). Menurut Djulardi dkk. (2006), pada periode starter dan grower pertumbuhannya sangat cepat setelah itu turun berlahan, pertumbuhan maksimal dicapai pada umur 5 minggu kemudian melambat dan beratnya akan tetap pada umur 7 minggu. Puyuh jantan mempunyai kelenjar kloaka pada pinggir atas anus yang mengeluarkan bahan berwarna putih dan berbuih bila ditekan (Anggorodi, 1995). Abidin (2005) menyatakan jika bulu diatas mata berwarna gelap dan membentuk garis melengkung, puyuh tersebut jantan tetapi jika warna bulu diatas mata tidak gelap atau tidak berbentuk garis melengkung, puyuh tersebut berarti betina. Puyuh jantan merupakan jenis unggas yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai penghasil protein hewani karena mudah dipelihara, biaya pemeliharaan tidak terlalu besar serta dapat diusahakan pada lahan yang tidak terlalu luas (Mahfudz dkk., 2009) Beberapa alasan menjadikan puyuh sebagai bahan penelitian adalah puyuh akan memberikan respon yang baik jika diberi perlakuan yang sama dengan perlakuan terhadap ayam karena puyuh memiliki struktur, fisiologis dan kebutuhan nutrisi yang hampir sama dengan ayam, luasan kandang yang dibutuhkan relatif kecil (untuk 8-10 ekor puyuh memerlukan luasan kandang yang sama untuk satu ekor ayam), kebutuhan pakannya relatif kecil sesuai dengan ukuran tubuhnya yang kecil, serta mudah dari luka (Redaksi Agromedia, 2004). Puyuh merupakan unggas yang tujuan utama diternakkan sebagai petelur.
3 5 Berdasarkan data dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2015), populasi puyuh di Indonesia pada tahun 2015 mencapai ekor. Burung puyuh relatif tahan stres dan memiliki ketahanan terhadap penyakit yang tinggi dan daya sembuh tinggi (Susilorini, 2007) Pencahayaan Penambahan cahaya pada malam hari dapat meningkatkan produksi puyuh, tetapi penggunaan cahaya yang berlebihan belum tentu menghasilkan keadaan yang menguntungkan (Triyanto, 2007). Puyuh merupakan salah satu ternak unggas yang peka terhadap rangsangan cahaya, cahaya memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan, dewasa kelamin dan produksi telur pada ternak puyuh. Tatalaksana penyinaran merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dari manajemen usaha peternakan puyuh, bahkan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh peternak (Negara dkk., 2013). Pencahayaan mengatur ritme harian dan beberapa fungsi penting di dalam tubuh seperti suhu tubuh dan beragam tahapan metabolisme yang terkait dengan pemberian pakan dan pencernaan (Walad, 2007). Pemberian cahaya yang terus menerus selama 24 jam akan meningkatkan tingkah laku makan dan minum serta aktivitas lainnya. Unggas adalah makhluk diurnal yang apabila menerima rangsangan cahaya pada malam hari akan memberikan kesempatan unggas untuk makan dan minum (Lavergne, 2005). Cahaya (light) mengandung energi proton yang dapat diubah menjadi ransangan biologis yang diperlakukan untuk berbagai proses fisiologis tubuh (Olanrewaju dkk., 2006). Nalbandov (1990) dalam Sunarti
4 6 (2004), menjelaskan bahwa cahaya melalui retina mata akan diteruskan melalui saraf mata menuju hipotalamus anterior, kemudian merespon dengan melepaskan substansi yang menstimulir kelenjar hipofise untuk memproduksi hormon gonadotropin. Hormon ini akan bersama aliran darah merangsang ovarium serta organ reproduksi lain. Di samping itu juga akan membantu proses pematangan folikel telur di gonad, perkembangan bulu dan jengger pada ayam petelur. Di sisi lain cahaya juga akan menggertak kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon pertumbuhan untuk mengatur proses metabolisme. Selain itu cahaya gelap akan menggertak dilepaskannya hormon androgen. Hormon androgen ikut serta dalam proses pembentukan tulang. Selama periode gelap ternyata level hormon kortikosteroid menjadi rendah. Level hormon kortikosteroid berbanding lurus dengan level stres. Unggas adalah hewan yang mudah stres, sehingga pemberian cahaya gelap akan menghambat pelepasan hormon kortikosteroid dan memberikan kesempatan labih banyak pada unggas untuk beristirahat, sehingga stres dapat berkurang. Stres yang berkurang ini akan mempengaruhi pertumbuhan puyuh, semakin lama penambahan cahaya ssemakin meningkatkan hormon kortikosteroid yang ada di dalam tubuh puyuh (Byuse, 1996 dalam Sunarti, 2004). Warna pada pencahayaan akan mempengaruhi dampak yang ada pada puyuh, pemberian warna merah dan kuning dapat meningkatkan aktivitas dan konsumsi pakan. Cahaya merah dan kuning memiliki panjang gelombang yang lebih panjang akan mengakibatkan peningkatan aktivitas harian puyuh.
5 7 Pencahayaan akan masuk melalui retina mata diteruskan syaraf mata menuju hipotalamus anterior, sehingga disekresikan somatotropic hormone releasing factor (STH-RH) dan tyrotropic releasing hormone (TRH). Releasing faktor tersebut akan merangsang glandula pituitary anterior mensekresikan STH dan TSH, TSH akan merangsang kelenjar tiroid untuk melepaskan tiroksin. STH dan tiroksin akan merangsang tubuh meningkatkan aktivitas pertumbuhannya (Bell dan Freeman, 1971). Unggas lebih atraktif pada perlakuan cahaya dibanding perlakuan panas (Alsam dan Wathes, 1991, dalam Sunarti, 2004). Terdapat indikasi puyuh yang menerima cahaya monokromatik hijau dan kombinasi cahaya hijau-biru, serta merahhijau mencapai masak kelamin lebih cepat. Adanya unsur cahaya hijau atau biru dengan panjang gelombang pendek disinyalir mampu melakukan penetrasi langsung pada tulang tengkorak dan jaringan kranial, kemudian sinyal cahaya akan diterima oleh fotoreseptor ekstraretina dan diteruskan ke hipotalamus. Hipotalamus dapat terstimulasi dengan mensekresikan beberapa faktor/hormon seperti faktor stimulasi growth hormone (GHRF: growth hormone releasing factor) dan hormon gonadotropin (GnRH). Davies dkk., (2011) mengemukakan kranium aves permeabel terhadap cahaya, terutama cahaya tampak (visible light), namun penyebaran dan absorpsi foton bergantung pada komposisi spektrum cahaya yang melakukan penetrasi. Terutama cahaya dengan panjang gelombang nm (cahaya violet-biru) dan nm (hijau) dapat diabsorpsi oleh bulu, kulit, kranium, dan otak aves. Rozenboim dkk., (2004) dan Jing dkk., (2007), untuk mengotimalkan pertumbuhan dengan konsumsi pakan normal dan konversi pakan baik, unggas
6 8 sebaiknya dipelihara menggunakan cahaya monokromatik hijau dan biru. Pemberian cahaya hijau yang dikombinasikan dengan warna cahaya biru atau merah dapat menstimulasi performa reproduksi. Mengacu pada hasil penelitian Rozenboim dalam Priel (2007) bahwa retina aves sangat sensitif terhadap cahaya hijau. Lebih lanjut Rozenboim mengemukakan untuk meningkatkan profil reproduksi pada aves, jaringan retina mata akan lebih baik jika dinetralisasi. Hal tersebut menunjukkan pemakaian cahaya hijau harus dikombinasikan dengan cahaya biru, merah, atau kuning Ransum Puyuh Ransum adalah pakan yang diberikan pada ternak selama 24 jam dengan cara diberikan sekali atau beberapa kali (Anggorodi, 1995). Ransum unggas terdiri dari bahan pakan yang bagian-bagiannya dapat dicerna dan diserap oleh unggas sedemikian rupa, sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya dapat berguna bagi unggas. Ransum yang baik adalah ransum yang mengandung protein dan energi yang seimbang (Anggorodi, 1994). Menurut Wahju (1997) ransum sebaiknya mempunyai imbangan energi-protein yang baik, sebab hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan, konversi ransum, komposisi tubuh dan efisiensi ransum. Penggunaan bahan pakan kualitas tinggi sangat penting untuk burung puyuh dalam menyusun pakan puyuh. Kualitas bahan pakan yang kurang baik mungkin dapat ditoleransi oleh beberapa tipe ternak, tetapi tidak untuk puyuh. Penggunaan bahan pakan yang berkualitas jelek, akan menyebabkan ditemukan masalah dalam produksi (Smith, 2011).
7 9 Puyuh yang memiliki kecenderungan untuk mematuk lebih cocok dengan bentuk pakan remah atau tepung karena akan memudahkan burung untuk menelan dan mencerna (Listiyowati dan Roospitasari, 2000). Puyuh memiliki kebutuhan ransum yang harus dipenuhi pada fase-fase tertentu dengan kadar yang berbeda, yaitu pada fase starter burung puyuh memiliki kebutuhan PK 25 % dan EM 2900 kkal/kg, sedangkan pada fase grower kadar PK dikurangi menjadi 20% dan EM 2800 kkal/kg (Listiyowati dan Roospitasari, 2000). Konsumsi ransum yang tidak berbeda disebabkan kandungan energi dalam ransum pada setiap perlakuan relatif sama. Sesuai dengan pernyataan Nuraini (2009) dan Zahra dkk. (2012) bahwa kesetaraan tingkat energi pada ransum menyebabkan jumlah ransum yang dikonsumsi pada setiap perlakuan relatif sama. Wahju (2004), hakekatnya ternak mengonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan energi dalam tubuh Protein Protein merupakan zat organik yang memiliki kandungan berupa C, H, O, N, S dan P. Protein berfungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh, pertumbuhan jaringan baru, metabolisme, sumber enzime essensial serta sebagai sumber hormon tertentu (Anggorodi, 1994). Kebutuhan protein pada unggas dipengaruhi beberapa faktor yaitu umur, reproduksi, temperatur, tingkat energi, serta bangsa unggas. Prrotein dapat diperoleh dari dua sumber yaitu sumber asal hewani dan nabati (Tillman dkk., 1990).
8 10 Kualitas ransum ditentukan oleh jumlah asam amino essensial didalamnya, tanaman dapat mensintesis 22 asam amino sedang hewan hanya dapat mensintesis 12 asam amino. Hal tersebut yang mendasari hewan harus mendapatkan asam amino yang penting dari ransum yaitu Methionin dan Lisin, kandungan dua unsur ini harus seimbang karena jika terjadi kekurangan atau kelebihan akan terjadi hambatan dalam pertumbuhan (Wahju, 2004). Protein dalam ransum berhubungan erat dengan kecepatan perumbuhan, karena protein yang dikonsumsi oleh ternak akan digunakan untuk membentuk jaringan baru, memelihara jaringan tubuh dan mengganti jaringan yang rusak (Anggorodi, 1995). Mahfudz (2006), semakin meningkatnya kecernaan protein akan mempermudah metabolisme protein sehingga secara langsung juga akan meningkatkan pertambahan bobot badan harian. Protein merupakan struktur yang sangat penting untuk pertumbuhan jaringan didalam tubuh ternak seperti pembentukan daging, kulit, bulu dan paruh (Wahju, 2004). Irawan dkk. (2012) yang menyatakan bahwa konsumsi protein dipengaruhi oleh tingkat protein ransum, apabila tingkat protein dalam ransum semakin tinggi, maka konsumsi protein akan semakin meningkat Energi Energi merupakan tenaga yang dibutuhkan bagi seluruh proses produksi dan hidup pokok hewan yaitu untuk pertumbuhan, hidup pokok dan sintesa jaringan baru (Tillman dkk, 1991). Energi yang dikonsumsi dari ransum dapat digunakan
9 11 oleh tubuh dan tingkatan energi ransum erat kaitannya dengan jumlah konsumsi ransum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi untuk bekerja, dapat diubah menjadi panas dan dapat disimpan dalam jaringan tubuh sebagai lemak (Wahju, 2004). Tingkat energi ransum erat kaitannya dengan jumlah konsumsi ransum (Anggorodi, 1995). Defisiensi energi dapat mengakibatkan jumlah lemak yang tertimbun dalam karkas akan menurun. Faktor-faktor yang dipengaruhi kebutuhan energi adalah suhu lingkungan, besar tubuh dan laju pertumbuhan (Suprijatna, 2005) Konsumsi Ransum Tabel 1. Kebutuhan Pakan Puyuh Berdasarkan Umur Umur Puyuh Jumlah pakan yang diberikan (g) 1 hari 1 minggu minggu minggu minggu minggu 15 >6 minggu Sumber : Listiyowati dan Roospitasari (2000). Konsumsi burung puyuh akan pakan sebagian besar dipengaruhi oleh kebutuhan pakan burung puyuh (Listiyowati dan Roospitasari, 2000). Faktorfaktor yang sering mempengaruhi konsumsi burung puyuh adalah ukuran tubuh, berat badan, tahapan produksi, suhu lingkungan, dan keadaan energi pakan yang ada pada ransum (North dan Bell, 1992). Faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan diantaranya adalah lingkungan dan palatabilitas. Lingkungan diantaranya berupa kelembaban dan suhu. Hasil pengamatan terhadap kelembaban dan suhu lingkungan adalah 35-79% dan 22-27,5. Suprijatna dkk. (2005) menyatakan
10 12 bahwa ternak unggas mampu berproduksi stabil pada kisaran kelembaban 30-80% dan temperatur 10-30, suhu sudah sesuai dengan suhu lingkungan untuk kehidupan, sehingga konsumsi tidak berbeda nyata. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan konsumsi minum antara lain : lingkungan, seperti suhu, kelembaban, pakan, umur, jenis kelamin dan lain-lain (Wahju, 2004). Wahju (2004), faktor utama yang mempengaruhi konsumsi ransum adalah kandungan energi metabolisme dalam pakan, imbangan nutrisi ransum, kesehatan, temperatur lingkungan, ruang tempat pakan, keadaan air minum dan aktivitas ternak Pertambahan Bobot Badan (PBB) Pertumbuhan burung puyuh jantan lebih cepat dibandingkan dengan burung puyuh betina, kadar hormon pertumbuhan pada periode umur tertentu dapat menjadikan pertumbuhan burung puyuh berada pada titik optimal karena bisa mempengaruhi bertambahnya bobot badan burung puyuh sehingga dengan tujuan akhir pertumbuhan optimal dan produktivitas menjadi lebih baik (Rahayuningtyas dkk., 2014). Pertambahan bobot badan tidak hanya dapat dipengaruhi oleh konsumsi pakan namun juga dipengaruhi oleh hormon growth hormone yang dimiliki oleh burung puyuh itu sendiri sehingga akan berpengaruh langsung pada pertumbuhan dan pertambahan bobot badan (Triyanto, 2007). Menurut Wahju (2004), kecepatan pertumbuhan akan terhambat oleh beberapa faktor, antara lain lingkungan parasit, kepadatan kandang, penyakit, temperature, pakan dan tata laksana pemeliharaan yang kurang baik. Laju pertumbuhan pada burung puyuh
11 13 paling cepat terjadi pada umur 1 hari 4 minggu, setelah 4 minggu pertambahan bobot badannya menurun hingga umur 6 minggu dan pada umur 6 minggu keatas pertumbuhannya relatif kecil, kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain umur, jenis kelamin, spesies, jumlah ransum yang dikonsumsi, energi metabolisme, protein dan suhu lingkungan. Tabel 2. Pertambahan Bobot Badan Puyuh Jenis Kelamin Umur (Minggu) Betina (g/ekor) 5,43 19,06 40,23 64,66 87,14 101,9 116,59 4 Jantan (g/ekor) 5,41 18,92 39,91 64,07 84,87 96,13 100,39 Sumber : Aggrey dkk. (2003). Ilustrasi 1. Grafik Pertumbuhan Puyuh (Aggrey dkk.,2003) Ternak mengkonsumsi ransum untuk kebutuhan energi dalam tubuh, kebutuhan energi akan terpenuhi apabila ransum yang dikonsumsi memiliki energi yang dibutuhkan oleh ternak (Wahju., 2004). Mengurangi intensitas cahaya dapat menjadikan tingkat kanibalisme rendah (Pond dan Wilson, 2000). Setianto
12 14 (2009), lama pencahayaan yang pendek pada awal pemeliharaan unggas akan mengurangi konsumsi pakan dan membatasi pertumbuhan ternak. Salah satu faktor yang mempengaruhi bobot badan adalah kualitas dan kuantitas pakan, dengan jumlah pemberian ransum dan kandungan nutrien ransum yang sama sehingga menghasilkan pertambahan bobot badan yang sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Widjastuti dan Kartasudjana (2006) yang menyatakan bahwa bobot badan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi. Goa dkk. (2015), faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan adalah jumlah pakan yang dikonsumsi, laju perjalanan pakan dalam saluran pencernaan, bentuk fisik pakan, komposisi pakan dan imbangan kandungan nutrisi pakan. Iqbal dkk. (2012) menyebutkan bahwa PBB sangat berpengaruh terhadap konsumsi protein karena PBB berasal dari protein yang menghasilkan sintesis protein. Kombinasi antara pencahayaan dan level protein akan membantu meningkatkan pertambahan bobot badan. Pencahayaan akan mempengaruhi pertumbuhan puyuh yang merupakan hasil korporasi, integrasi, dan regulasi antara sistem saraf dan sistem hormon. Protein yang dikonsumsi dipergunakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan, pemeliharaan, dan proses reproduksi. Sinyal cahaya yang diterima oleh sistem saraf merangsang hipotalamus untuk mensintesis dan mensekresi releasing factor yang dapat memacu hipofisis untuk mensintesis berbagai hormon yang berperan dalam pertumbuhan (Etches, 2000). Lavergne (2005) menyatakan pemberian cahaya yang terus menerus selama 24 jam akan meningkatkan tingkah laku makan dan minum serta aktivitas lainnya.
13 15 Pemberian cahaya selama 24 jam pada unggas akan meningkatkan waktu untuk makan, sehingga mningkatkan pertambahan bobot badan dan meningkatkan pembentukkan bulu. Perbedaan pertambahan bobot badan yang terjadi dapat diakibatkan oleh jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak. Perlakuan dengan pemberian cahaya lampu selama 12 jam memiliki rataan pertambahan bobot badan yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lama pencahayaan lampu selama 4 jam dan 8 jam, namun hal ini juga sesuai dengan rataan konsumsi pakan yang dihabiskan untuk memperoleh peningkatan bobot badan tersebut (Negara dkk., 2013). Classen dkk. (1991) menyatakan lama pencahayaan yang pendek pada awal pemeliharaan unggas akan mengurangi konsumsi pakan dan membatasi pertumbuhan ternak Konversi Ransum Konversi ransum merupakan perbandingan antara konsumsi ransum dengan pertambahan bobot badan pada waktu tertentu (Jull, 1977). Tinggi rendahnya nilai konversi ransum sangat dipengaruhi oleh konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan harian (Nuraini, 2009) menambahkan bahwa semakin baik kualitas ransum, semakin kecil pula nilai konversi ransumnya. Kualitas ransum ditentukan oleh keseimbangan nutrien dalam ransum. Luas lantai kandang yang digunakan oleh setiap ternak puyuh akan berbanding lurus dengan berat badan dan berbanding terbalik dengan nilai konversi ransum yang ada (North dan Bell, 1990). Konversi ransum juga merupakan gambaran dari efisiensi produksi,
14 16 semakin rendah nilai konversi yang dihasilkan maka makin sedikit ransum yang digunakan untuk menaikan bobot badan, yang berarti efisiensi penggunaan ransum tinggi (Anggorodi, 1995). Level protein akan mempengaruhi tingkat konsumsi ransum, tingkat konsumsi ransum dipengaruhi oleh adanya pencahayaan yang diberikan kepada ternak. Hazim dkk. (2010), angka konversi ransum burung puyuh idealnya adalah 3,76-4,71. Achmanu dkk. (2011) yang menyatakan bahwa perbedaan konversi pakan disebabkan karena adanya perbedaan dalam konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan. Menurut Amrulloh (2003), faktor yang mempengaruhi konversi ransum adalah kualitas ransum, teknik pemberian, bentuk dan konsumsi ransum serta bobot badan ternak. Hasil penelitian Achmanu dkk. (2011) menunjukkan konversi ransum burung puyuh adalah 2,45. Tingginya konversi ransum penelitian karena puyuh masih produksi pada awal produksi dan belum mencapai umur puncak produksi.
I. PENDAHULUAN. banyak dan menyebar rata di seluruh daerah Indonesia. Sayang, ayam yang besar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam kampung sudah lama dikenal dan akrab dengan lidah masyarakat Indonesia. Telur dan dagingnya sudah lama digemari orang. Populasinya pun cukup banyak dan menyebar rata
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada
7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cahaya Untuk Ayam Broiler Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan ayam, karena cahaya mengontrol banyak proses fisiologi dan tingkah laku ayam (Setianto,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Ayam Ras petelur Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus menghasilkan telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi Ayam Sentul Ayam lokal merupakan turunan panjang dari proses sejarah perkembangan genetik perunggasan di Indonesia. Ayam lokal merupakan hasil domestikasi ayam hutan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler merupakan ayam ras pedaging yang waktu pemeliharaannya relatif singkat, hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa dipanen. Populasi ayam broiler perlu ditingkatkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)
TINJAUAN PUSTAKA Ciri-Ciri dan Morfologi Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, dan berkaki pendek. Puyuh yang dipelihara di Indonesia umumnya adalah spesies
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Burung Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama kali diternakkan
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 1.1 Puyuh Jepang dan Klasifikasinya Burung puyuh liar banyak terdapat di dunia, nampaknya hanya baru Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut Nugroho
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak
22 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Lingkungan Mikro Suhu dan kelembaban udara merupakan suatu unsur lingkungan mikro yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan ayam. Ayam merupakan ternak homeothermic,
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Definisi Puyuh ( Coturnix Coturnix Japonica) Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan terus berkembang hingga ke penjuru dunia, dikenal dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping (by product) berupa anak ayam jantan petelur. Biasanya, satu hari setelah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan performa produksi meliputi produksi telur, bobot telur, dan konversi pakan) Coturnix-coturnix japonica dengan penambahan Omega-3 dalam pakan ditampilkan pada Tabel 4. Tabel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki keunggulan yaitu produksi telur dan daging yang tinggi dan masa
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Burung puyuh merupakan salah satu ternak yang mudah dibudidayakan dan memiliki keunggulan yaitu produksi telur dan daging yang tinggi dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh Puyuh merupakan salah satu komoditi unggas sebagai penghasil telur dan daging yang mendukung ketersediaan protein hewani yang murah serta mudah didapat (Permentan,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh
TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh Puyuh merupakan salahsatu komoditas unggas sebagai penghasil telur. Keberadaan puyuh mendukung ketersediaan protein hewani yang murah serta mudah didapat. Puyuh yang dikembangkan
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh Coturnix coturnix japonica merupakan jenis puyuh yang populer dan banyak diternakkan di Indonesia. Puyuh jenis ini memiliki ciri kepala, punggung dan sayap berwarna coklat
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. japanese quail (Coturnix-coturnix Japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,
7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Burung Puyuh Puyuh adalah spesies atau subspesies dari genus Coturnix yang tersebar di seluruh daratan, kecuali Amerika. Pada tahun 1870, puyuh Jepang yang disebut japanese
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsumsi Pakan Konsumsi pakan puyuh adalah jumlah ransum yang dikonsumsi oleh puyuh dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat energi dan palabilitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes,
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Puyuh Jantan aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes, sub ordo Phasianoide, famili Phasianidae, sub famili Phasianinae, genus Coturnix,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Ayam kampung dikenal sebagai jenis unggas yang mempunyai sifat dwi fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong. Wahju (2004) yang menyatakan bahwa Ayam
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.
7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Deskripsi Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama kali
Lebih terperinciPENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puyuh Jepang (Cortunix-cortunix japonica) merupakan unggas kecil yang komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di Indonesia untuk produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. telurnya. Jenis puyuh yang biasa diternakkan di Indonesia yaitu jenis Coturnix
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix japonica) Puyuh merupakan salah satu ternak unggas yang berpotensi untuk dibudidayakan masyarakat Indonesia karena dapat dimanfaatkan daging
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang dikembangkan pada tipe
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Hasil analisa proksimat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kualitas nutrien bahan pakan dan dalam menghitung komponen nutrien karena kualitas nutrien bahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Burung Puyuh Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa burung liar yang mengalami proses domestikasi. Ciri khas yang membedakan burung
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di
6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 1.1 Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di seluruh daratan, kecuali Amerika. Awalnya puyuh merupakan ternak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan dapat meningkatkan rata-rata bobot potong ayam (Gunawan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Super Ayam kampung super merupakan hasil dari proses pemuliaan yang bertujuan untuk peningkatan produksi daging. Dalam jangka pendek metode persilangan dapat meningkatkan
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Burung puyuh yang dipelihara di Amerika disebut dengan Bob White Quail,
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Sejarah dan Penyebaran puyuh jepang Burung puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Burung puyuh merupakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Selama penelitian pada masa adaptasi terjadi kematian delapan ekor puyuh. Faktor perbedaan cuaca dan jenis pakan serta stres transportasi mungkin menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciTHE EFFECT OF LIGHT COLOR ON FEED INTAKE, EGG PRODUCTION, AND FEED CONVERSION OF JAPANESE QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) ABSTRACT
THE EFFECT OF LIGHT COLOR ON FEED INTAKE, EGG PRODUCTION, AND FEED CONVERSION OF JAPANESE QUAIL (Coturnix-coturnix japonica) Eka Novianti W 1, Edhy Sudjarwo 2, Woro Busono 2 1 Student on Faculty of Animal
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kandang Penelitian Rataan suhu kandang pada pagi, siang, dan sore hari selama penelitian secara berturut-turut adalah 25,53; 30,41; dan 27,67 C. Suhu kandang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu
HASIL DAN PEMBAHASAN Manajemen Pemeliharaan Komponen utama dalam beternak puyuh baik yang bertujuan produksi hasil maupun pembibitan terdiri atas bibit, pakan serta manajemen. Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. : Galiformes
TINJAUAN PUSTAKA Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama kali diternakkan di Amerika Serikat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau
I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai oleh masyarakat. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau konsumen lebih banyak memilih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Puyuh Wuryadi (2011) menyatakan bahwa burung puyuh dikelompokkan dalam kelas dan taksonomi di bawah ini : Kingdom Filum Class Familia Ordo Genus Spesies : Animalia
Lebih terperinciTabel 1. Perbedaan Burung Puyuh Jantan dan Betina Dewasa Kelamin. Morfologi Jantan Betina Kepala (Muka) Berwarna coklat gelap dan rahang bawah gelap
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Puyuh Burung puyuh adalah unggas darat berukuran kecil namun gemuk dengan ekor sangat pendek, bersarang di permukaan tanah, memiliki kemampuan untuk berlari dan terbang dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu unggas yang sangat efisien dalam menghasilkan daging dan digemari oleh masyarakat Indonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Berdasarkan bobot maksimum yang dapat dicapai oleh ayam terdapat tiga tipe ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan (Babcock,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, masyarakat akan cenderung mengonsumsi daging unggas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan salah satu ternak unggas yang mempunyai potensi besar untuk dibudidayakan karena dalam pemeliharaannya tidak membutuhkan area
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk hasil peternakan yang berupa protein hewani juga semakin meningkat. Produk hasil
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Bobot Potong Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) umur 60 hari Bobot potong merupakan hasil identifikasi yang paling sederhana untuk mengukur pertumbuhan yakni dengan cara menimbang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian
Kandungan Nutrisi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Pakan Penelitian Kandungan nutrisi pakan tergantung pada bahan pakan yang digunakan dalam pakan tersebut. Kandungan nutrisi pakan penelitian dari analisis proksimat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh merupakan ternak unggas yang cukup popular di masyarakat terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang mungil yang cocok untuk dimasukkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh Puyuh yang digunakan dalam penilitian ini adalah Coturnix-coturnix japonica betina periode bertelur. Konsumsi pakan per hari, bobot
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna, 2006). Karakteristik ayam broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah,
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya di panen pada umur 4-5 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konsumsi Ransum Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk hidup pokok dan produksi. Konsumsi ransum adalah jumlah ransum yang dihabiskan oleh ternak pada
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam Pedaging adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Petelur Fase Grower Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras dan tidak boleh disilangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, dan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya gizi bagi kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perunggasan merupakan komoditi yang secara nyata mampu berperan dalam pembangunan nasional, sebagai penyedia protein hewani yang diperlukan dalam pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi, permintaan masyarakat akan produkproduk peternakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Broiler Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan spesies Gallusdomesticus. Ayam broiler merupakan ayam tipe pedaging yang lebih muda dan
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsumsi ransum Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu. Ransum yang dikonsumsi oleh ternak digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, kebutuhan masyarakat akan protein hewani semakin meningkat. Hal ini seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Ras Pedaging Menurut Indro (2004), ayam ras pedaging merupakan hasil rekayasa genetik dihasilkan dengan cara menyilangkan sanak saudara. Kebanyakan induknya diambil dari Amerika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur merupakan ternak unggas petelur yang banyak dikembangkan di Indonesia. Strain ayam petelur ras yang dikembangkan di Indonesia antara lain Isa Brown,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Pengamatan tingkah laku pada ayam broiler di kandang tertutup dengan perlakuan suhu dan warna cahaya yang berbeda dilaksanakan dengan menggunakan metode scan sampling.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh merupakan sebangsa burung liar. Burung puyuh merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Burung Puyuh Burung puyuh merupakan sebangsa burung liar. Burung puyuh merupakan salah satu jenis burung yang tidak dapat terbang, memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki kaki
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Burung Puyuh
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Burung Puyuh Burung puyuh adalah unggas darat berukuran kecil namun gemuk dengan ekor sangat pendek, bersarang di permukaan tanah, memiliki kemampuan untuk berlari dan terbang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) merupakan jenis unggas darat yang mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena produktivitasnya cukup tinggi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking dikategorikan sebagai tipe pedaging yang paling disukai baik di Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat dibudidayakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Mikro Kandang Kandang Penelitian Kandang penelitian yang digunakan yaitu tipe kandang panggung dengan dinding terbuka. Jarak lantai kandang dengan tanah sekitar
Lebih terperinciTHE EFFECT OF LIGHT COLORS ON AGE AT FIRST LAYING, HEN DAY EGG PRODUCTION, AND HEN HOUSE EGG PRODUCTION OF QUAIL
THE EFFECT OF LIGHT COLORS ON AGE AT FIRST LAYING, HEN DAY EGG PRODUCTION, AND HEN HOUSE EGG PRODUCTION OF QUAIL Wemi Puspitasari 1, Edhy Sudjarwo 2, Woro Busono 2 1.) Student on Animal Husbandry Faculty,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam lokal merupakan jenis ayam yang banyak dipelihara orang di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Ayam lokal telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Hal
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang penting diperhatikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking
TINJAUAN PUSTAKA Itik Peking Itik peking adalah itik yang berasal dari daerah China. Setelah mengalami perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking dapat dipelihara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan telur terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk memenuhi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan
19 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pusat Pembibitan Puyuh Penelitian ini telah dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Pusat pembibitan ini terdiri atas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Lokal Persilangan Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami proses persilangan, ayam ini dapat dipanen lebih cepat yaitu 2 bulan (Munandar dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian dikembangkan di penjuru dunia. Puyuh mulai dikenal dan diternakkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Puyuh (Cortunix- cortunix japonica) Puyuh merupakan jenis aves yang tidak dapat terbang, ukuran tubuhnya relatif kecil, berkaki pendek. Puyuh pertama kali diternakkan di Amerika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein hewani yang dibutuhkan bagi hidup, tumbuh dan kembang manusia. Daging, telur, dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiharto (2002) a yam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Menurut Wiharto (2002) a yam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Suprijatna (2005) menyatakan bahwa ayam pada awalnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi Itik Itik merupakan salah satu jenis unggas yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Selain sebagai alat pemenuh kebutuhan konsumsi namun juga berpotensi
Lebih terperinciGambar 1. Mencit Putih (M. musculus)
TINJAUAN PUSTAKA Mencit (Mus musculus) Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia hasil domestikasi dari mencit liar yang paling umum digunakan sebagai hewan percobaan pada laboratorium, yaitu sekitar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh Analisis terhadap kandungan kolesterol daging, hati dan telur dilakukan saat puyuh berumur 14 minggu, diperlihatkan pada Tabel 5 dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh (Coturnix coturnix japonica) sudah sejak lama dikenal masyarakat dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh mempunyai potensi besar karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah ayam yang dipelihara untuk menghasilkan daging. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen pada umur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Burung Puyuh Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif lebih besar dari jenis burung-burung puyuh lainnya. Burung puyuh ini memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Lokal Domba pada umumnya dipelihara sebagai penghasil daging (Edey, 1983). Domba Lokal yang terdapat di Indonesia adalah Domba Ekor Tipis, Priangan dan Domba Ekor Gemuk.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Burung Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica)
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica) Burung puyuh pertama kali didomestikasi atau diternakkan di Amerika pada tahun sekitar 1870 untuk diambil produksi telur
Lebih terperinci[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Domba Priangan Domba adalah salah satu hewan yang banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.
I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Peternakan puyuh di Indonesia saat ini cukup berkembang, hal ini karena semakin banyaknya usaha peternakan puyuh baik sebagai usaha sampingan maupun usaha utama untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini produktivitas ayam buras masih rendah, untuk meningkatkan produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan kualitas dan kuantitas pakan.
Lebih terperinciD. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) IX A. 1. Pokok Bahasan : Sistem Regulasi Hormonal A.2. Pertemuan minggu ke : 12 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan: 1. Tempat produksi hormone 2. Kelenjar indokrin dan produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. industrialisasi yang sudah dicanangkan dalam program pemerintah. Masyarakat dapat mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha peternakan, khususnya subsektor peternakan unggas di Indonesia, maju demikian pesat. Hal ini tercermin dari potensinya sebagai usaha ternak unggas yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan jumlah konsumsi pakan pada setiap perlakuan selama penelitian dapat. Perlakuan R1 R2 R3 R4 R5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konsumsi Pakan Rataan jumlah konsumsi pakan pada setiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan konsumsi pakan ayam kampung super yang diberi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam hutan merah yang berhasil dijinakkan. Akibat dari proses evolusi dan domestikasi maka terciptalah ayam kampung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebutkan ayam hasil budidaya teknologi peternakan dengan menyilangkan sesama jenisnya. Karekteristik ekonomi dari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuaan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler atau lebih dikenal dengan ayam pedaging adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuaan sebagai penghasil daging (Kartasudjana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak puyuh mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan baik sebagai penghasil telur maupun penghasil daging. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707
TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam broiler merupakan galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dan pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi ransum rendah,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek. Burung ini merupakan burung liar
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Konsumsi Ransum Tabel 7. Pengaruh suplementasi L-karnitin dan minyak ikan lemuru terhadap performa burung puyuh Level Minyak Ikan Variabel Lemuru P0 P1 P2 P3 P4 Pr > F *) Konsumsi
Lebih terperinci