DAFTAR ISI BAB II TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS... 8 A. TUJUAN... 8 B. SASARAN STRATEGIS... 10

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI BAB II TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS... 8 A. TUJUAN... 8 B. SASARAN STRATEGIS... 10"

Transkripsi

1 (REVISI II)

2

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN BBPK MAKASSAR TENTANG RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) MAKASSAR TAHUN vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. KONDISI UMUM, ISU STRATEGI... 2 C. MAKSUD DAN TUJUAN RAK BBPK MAKASSAR... 6 D. LANDASAN HUKUM RAK BBPK MAKASSAR... 6 BAB II TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS... 8 A. TUJUAN... 8 B. SASARAN STRATEGIS BAB III TUGAS, FUNGSI, DAN STRATEGI A. TUGAS DAN FUNGSI B. STRATEGI BAB IV TARGET KINERJA KEGIATAN BAB V PENUTUP LAMPIRAN i

4

5

6 RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) MAKASSAR TAHUN REVISI II BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan, terutama pada pasal 30 mengamanatkan Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan dan rencana pembangunan dan pasal 31 tentang perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan yang ingin dicapai pada Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sesuai dengan undang-undang yang ada antara lain untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Aksi Kegiatan kesehatan pada periode adalah Aksi Kegiatan Indoenesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN adalah : (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 1

7 terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan; (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; (6) serta meningkatkan responsitivitas sistem kesehatan. Aksi Kegiatan Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) Jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya. Rencana Aksi Kegiatan dan kegiatan Balai Besar Pelatihan Kesehatan BBPK Makassar diharapkan dapat memberikan panduan dalam melaksanakan rencana yang telah disusun berdasarkan skala prioritas baik ditinjau dari aspek waktu maupun kebutuhan atau kepentingan, disamping merupakan alat kontrol dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan. B. KONDISI UMUM, ISU STRATEGIS 1. Kondisi Umum Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2361/Menkes/PER XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelatihan Kesehatan, bahwa Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar adalah merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Badan Pengembangan dan 2

8 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDM Kesehatan) dengan tugas pokok adalah melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat dengan bermitra sebanyak 8 (delapan) provinsi yang ada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan hasil kesepakatan BBPK/ Bapelkes ditambah 2 (dua) provinsi yaitu Papua dan Papua Barat dengan alasan geografis. Dalam pelaksanaan tupoksi sebagai unit diklat bidang kesehatan mempunyai andil dalam meningkatkan SDM kesehatan yang ada di KTI melalui pendidikan dan pelatihan, namun kenyataan yang dihadapi yaitu masih tingginya angka kematian bayi, angka kematian ibu masih adanya gizi buruk. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kualitas, pemerataan dan keterjangkuan pelayanan kesehatan yang masih rendah. Berkaitan dengan hal tersebut, maka selaku UPT Pusat Kementraian Kesehatan dengan bermitra pada 9 privinsi KTI (Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat) pada penyelenggaraaan bidang diklat kesehatan belum memberikan andil yang optimal walaupun telah terjalin kemitraan dalam penyelenggaraan diklat bidang kesehatan. 2. Isu Strategis Dewasa ini dihadapi permasalahan kurangnya kompetensi aparatur kesehatan dalam mengemban tugas dan tanggung jawab serta fungsinya dalam penyelenggaraan pembangunan dan pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan, kompetensi dan profesionalisme aparatur kesehatan, pendidikan dan pelatihan mempunyai peran yang strategis. Mengingat aparatur kesehatan bekerja disemua lini dari pusat sampai daerah secara lintas sektor, maka pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan perlu mendapatkan perhatian dari semua pemangku kepentingan. Agar pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan yang 3

9 diselenggarakan di berbagai kementerian dan lembaga dapat dilaksanakan secara sinergis, dengan kualitas yang terstandar. Dengan memperhatikan masalah kurang memadainya mutu tenaga kesehatan lulusan institusi pendidikan tenaga kesehatan, merupakan tantangan yang perlu dijawab dengan pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan. Apalagi perlunya peningkatan mutu tenaga kesehatan agar mempunyai daya saing yang tinggi untuk memenuhi permintaan tenaga kesehatan dari luar negeri. Namun keterbatasan biaya, sumber daya manusia pendidikan dan pelatihan, dan sarana prasarana yang dibutuhkan menjadi penghambat dalam menjawab tantangan belum memadainya mutu tenaga kesehatan ini. Selama beberapa dekade, seluruh aparatur baik aparatur kesehatan maupun aparatur non kesehatan mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari masing-masing Kementerian dan Lembaga serta TNI/Polri. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada aparatur kesehatan meliputi pendidikan dan pelatihan prajabatan/pratugas, kepemimpinan maupun teknis dan fungsional. Kurangnya koordinasi dan sinergisme, mengakibatkaan beragamnyaa kompetensi yang dimiliki aparatur kesehatan pada tugas dan fungsi sejenis. Seiring dengan pelaksanaan desentralisasi, terjadi perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Berbagai urusan dilimpahkan kewenangannya dari Pemerintah kepada pemerintah daerah. Berbagai pendidikan dan pelatihan diselenggarakan oleh Badan Diklat Daerah. Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi dengan Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri dan Badan Diklat Provinsi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi aparatur daerah yang bertugas di bidang kesehatan. Namun koordinasi tersebut masih perlu ditingkatkan. Demikian pula diperlukan kejelasan pembagian peran dan tanggung jawab antar institusi terkait tersebut. 4

10 Dampak lainnya dari desentralisasi, di beberapa daerah pengangkatan ke dalam jabatan struktural belum sepenuhnya memperhatikan kommpetensi yang diperlukan, serta belum ada dan diterapkannya sistem pengembangan karir. Tantangan kedepan yang dihadapi oleh aparatur kesehatan yang akan mempengaruh diklat-diklat yang akan diselenggarakan antara lain : 1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya harus diikuti oleh peningkatan kompetensi aparatur kesehatan agar dapat berkinerja seoptimal mungkin. 2. Globalisasi yang akan mempengaruhi migrasi tenaga kesehatan baik dari dalam ke luar negeri maupun dari luar negeri ke dalam negeri. Didasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan dan pada hasil evaluasi diri BBPK Makassar, maka di dapatkan 4 (empat) isu strategis utama sebagai berikut: 1. Pengembangan Sumber Daya Diklat Aparatur dan Tenaga Kesehatan tidak berdasarkan evidence based. 2. Pelayanan belum berorientasi terhadap kepuasan pelanggan, hal ini antara lain disebabkan belum dilaksanakannya secara konsisten Standar Prosedure Operasional di hampir setiap pelayanan yang ada di BBPK Makassar. 3. Pengendalian mutu Pelatihan Kesehatan melalui standarisasi, akreditasi, sertifikasi dan evaluasi, serta akreditasi institusi diklat belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai kaidah/ pedoman yang ada. 4. Sistem Informasi Diklat belum optimal sebagai dasar perencanaan pengembangan SDM kesehatan. 5. Kerjasama lintas sektor dan lintas program tentang kediklatan belum optimal. 5

11 C. MAKSUD DAN TUJUAN RENCANA AKSI KEGIATAN BBPK MAKASSAR Rencana Aksi Kegiatan BBPK Makassar tahun merupakan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan untuk jangka waktu lima tahun ke depan, hal ini ditetapkan dengan maksud agar dapat memberikan arah dan acuan BBPK Makassar dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) BBPK Makassar dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan pembangunan kesehatan guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. D. LANDASAN HUKUM RENCANA AKSI KEGIATAN BBPK MAKASSAR Adapun landasan hukum penyusunan Rencana Aksi Kegiatan ini adalah : 1. Landasan Idiil yaitu Pancasila 2. Landasan Konstitusional yaitu UUD Landasan Operasional yang terdiri dari : a. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan. b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional c. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063). d. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional. e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun f. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. 6

12 h. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725/MENKES/SK/V/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan. i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2361/Menkes/PER XI/2011 tentang Tata Kerja dan Susunan Organisasi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Makassar. 7

13 BAB II TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BBPK MAKASSAR A. TUJUAN Dalam menentukan tujuan dan sasaran strategis tidak luput dari visi, misi, dan tujuan Kementerian Kesehatan. Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Upaya untuk mewujudkan visi adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu : 1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritime dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hokum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritime. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritime yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 8

14 Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada kabinet kerja yakni : 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hokum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Dalam upaya untuk mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia, Kementerian Kesehatan berada pada Misi ke-4 Mewujudkan kualitas hhidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera dan Misi ke-5 Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Selain itu Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkontribusi dalam tercapainyaa seluruh Nawa Cita terutama pada nawa cita ke-5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun , yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. 9

15 Tujuan BBPK Makassar merujuk kepada tujuan Kementerian Kesehatan dan Badan PPSDM Kesehatan serta tugas dan fungsi BBPK Makassar. Untuk itu, tujuan BBPK Makassar adalah Meningkatnya kualitas dan kuantitas diklat aparatur SDM Kesehatan dan Masyarakat dalam mendukung peningkatan status kesehatan masyarakat. B. SASARAN STRATEGIS Sasaran Strategis Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya mutu aparatur melalui pelaksanaan pelatihan teknis, jabatan, fungsional, penjenjangan, dan prajabatan 2. Meningkatnya mutu tenaga kesehatan melalui pelaksanaan pelatihan bidang kesehatan 3. Meningkatnya mutu diklat melalui pelaksanaan pengembangan diklat kesehatan 4. Meningkatnya mutu diklat melalui pelaksanaan pengendalian mutu kesehatan 5. Meningkatnya mutu diklat melalui pelayanan informasi dan teknologi kesehatan 6. Meningkatnya mutu diklat melalui pengembangan sumber daya kesehatan 7. Meningkatnya Dukungan Manajemen Diklat dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya melalui Pelaksanaan Manajemen Keuangan dan Perkantoran 10

16 BAB III TUGAS, FUNGSI DAN STRATEGI BBPK MAKASSAR A. TUGAS DAN FUNGSI BBPK MAKASSAR Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tanggal 22 November 2011 Nomor 2361/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelatihan Kesehatan, maka BBPK Makassar adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Badan (PPSDM) Kesehatan Kementerian Kesehatan. BBPK Makassar mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat, BBPK Makassar secara administratif dibina oleh Sekretariat Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan secara teknis fungsional dibina oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Aparatur dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Tenaga Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, BBPK Makassar menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; b. Pelaksanaan kerjasama nasional maupun internasional di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; c. Pelaksanaan advokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; d. Pengembangan metode dan teknologi pelatihan, pemantauan, evaluasi sistem informasi dan penyusunan laporan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; 11

17 e. Penyiapan pengembangan kemitraan; f. Pengkajian dan pengendalian mutu pelatihan; dan g. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. B. STRATEGI Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menjawab isu strategis BBPK Makassar sampai dengan tahun 2019, ditempuh strategi sebagai berikut : 1. Penguatan perencanaan kebutuhan sumber daya diklat aparatur dan tenaga kesehatan. Perencanaan kebutuhan sumber daya diklat yang diperlukan untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan diklat di BBPK Makassar, merupakan suatu rangkaian kegiatan yang strategis dan sebagai kunci awal keberhasilan pencapaian tujuan penyelenggaraan diklat yang bermutu yang nantinya akan menghasilkan luaran diklat yang bermutu pula. Penguatan perencanaan kebutuhan sumber daya diklat dilakukan dengan memantapkan metode perencanaannya, peningkatan kemampuan perencana pengelola Aksi Kegiatan diklat serta mengupayakan data dan informasi terkait yang akurat pula. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan yang senantiasa berorientasi pada kebutuhan/ kepuasan pelanggan. Pelayanan belum berorientasi terhadap kepuasan pelanggan, hal ini antara lain disebabkan belum dilaksanakannya secara konsisten standar operasional prosedur (SOP) di hampir setiap pelayanan yang ada di BBPK Makassar, untuk itulah maka sangat diharapkan kiranya penerapan SOP maupun standar pelayanan minimal menjadi suatu kewajiban bagi semua unsur yang ada di BBPK Makassar, dan juga hendaknya komitmen mutu menjadi salah satu komitmen institusi. 3. Mengembangkan kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam bidang kediklatan. 12

18 4. Menyelenggarakan advokasi pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat 5. Mengembangkan metode dan teknologi pelatihan, pemantauan, evaluasi, sistem informasi, dan penyusunan laporan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat 6. Pengendalian mutu Pelatihan Kesehatan melalui Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan dan Masyarakat hendaknya dilaksanakan sesuai Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 725/SK/X/2003 dan Standar Operasional Prosedure yang ada di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Makassar. 7. Peningkatan kompetensi SDM pengelola diklat Untuk menjalankan hal tersebut diatas, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Makassar, senantiasa berpedoman pada kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan yang disusun Badan PPSDM Kesehatan dan Kementerian Kesehatan. 13

19 BAB IV TARGET KINERJA KEGIATAN Target kinerja kegiatan sebagai penilaian dari pencapaian akhir yang diukur secara berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2019, dan sasaran kinerja kegiatan dihitung secara kumulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun Kegiatan yang dilakukan dalam mendukung kinerja yang ingin dicapai yaitu : 1. Pelaksanaan pelatihan teknis, jabatan fungsional, penjenjangan, dan prajabatan bagi aparatur kesehatan Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya mutu aparatur melalui pelaksanaan pelatihan teknis, jabatan, fungsional, penjenjangan, dan prajabatan. Indikator pencapaian sasaran adalah : a. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis sebanyak 8494 orang. b. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti jabatan fungsional sebanyak 2388 orang. c. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti penjenjangan sebanyak 150 orang. d. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti prajabatan sebanyak 965 orang. 2. Pelaksanaan Pelatihan bidang kesehatan bagi tenaga kesehatan Sasaran kegiatan ini adalah Meningkatnya mutu tenaga kesehatan melalui pelaksanaan pelatihan bidang kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis fungsional sebanyak 200 orang. 14

20 3. Pelaksanaan pengembangan Diklat Kesehatan Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya mutu diklat melalui pelaksanaan pengembangan diklat kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah : a. Jumlah dokumen hasil kajian kebutuhan pelatihan (TNA) sebanyak 5 kegiatan b. Jumlah kurikulum pelatihan yang dikembangkan sebanyak 5 dokumen c. Jumlah modul pelatihan yang disusun Jumlah modul pelatihan yang disusun sebanyak 5 dokumen d. Jumlah kegiatan kemitraan sebanyak 5 kegiatan 4. Pelaksanaan pengendalian mutu diklat Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya mutu diklat melalui pelaksanaan pengendalian mutu diklat kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah : a. Jumlah pelatihan yang terakreditasi sebanyak 125 pelatihan b. Jumlah pelatihan yang dievaluasi (Evaluasi Pasca Pelatihan) sebanyak 100 pelatihan c. Jumlah dokumen pengendalian mutu pelatihan sebanyak 150 dokumen d. Jumlah dokumen pengendalian mutu institusi sebanyak 7 dokumen 15

21 5. Pelayanan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya mutu diklat melalui pelayanan informasi dan teknologi kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah : a. Jumlah media informasi IPTEK berbasis Website sebanyak 1 sistem b. Jumlah media informasi IPTEK berbasis Buletin sebanyak 2 dokumen 6. Pengembangan sumber daya kesehatan Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya mutu diklat melalui pengembangan sumber daya kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah : a. Jumlah SDM pengelola diklat yang dikembangkan kapasitasnya melalui diklat adalah semua pegawai tiap tahunnya b. Jumlah SDM yang dikembangkan kapasitasnya melalui pendidikan formal sebanyak 20 orang c. Jumlah sarana dan prasarana penunjang diklat yang dikembangkan sebanyak 1 unit 7. Pelaksanaan manajemen keuangan dan perkantoran Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya Dukungan Manajemen Diklat dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya melalui Pelaksanaan Manajemen Keuangan dan Perkantoran. Indikator pencapaian sasaran adalah : a. Jumlah Pembayaran Gaji dan Tunjangan sebanyak 12 bulan tiap tahunnya b. Jumlah penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran sebanyak 12 bulan tiap tahunnya c. Jumlah Laporan Kinerja yang disusun sebanyak 1 Laporan tiap tahunnya d. Jumlah dokumen Rencana Kerja yang tersusun sebanyak 5 dokumen e. Jumlah peralatan dan fasilitas sebanyak unit 16

22 f. Jumlah sarana dan prasarana yang dibangun 1 unit g. Jumlah Laporan Manajemen Keuangan dan Kekayaan Negara sebanyak 5 dokumen h. Jumlah laporan Pengelolaan PNBP Jumlah laporan Pengelolaan PNBP sebanyak 5 dokumen 17

23 BAB V PENUTUP Rencana Aksi Kegiatan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar Tahun ini disusun untuk menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilain upaya Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Dengan demikian, tiap bagian/bidang di BBPK Makassar mempunyai target kinerja yang telah ditetapkan dan akan dievaluasi pada pertengahan Tahun 2017 dan pada akhir periode 5 tahun (Tahun 2019). Rencana Aksi Kegiatan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar Tahun akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Apabila ada perubahan organisasi dan tata kerja di lingkungan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 18

24 LAMPIRAN : MATRIKS RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN(BBPK) MAKASSAR TAHUN NO. PROGRAM KEEGIATAN 1. Pelaksanaan pelatihan teknis, jabatan fungsional, penjenjangan, dan prajabatan bagi aparatur kesehatan 2. Pelaksanaan Pelatihan bidang kesehatan bagi tenaga kesehatan SASARAN STRATEGIS Meningkatnya mutu aparatur melalui pelaksanaan pelatihan teknis, jabatan, fungsional, penjenjangan, dan prajabatan Meningkatnya mutu tenaga kesehatan melalui pelaksanaan pelatihan bidang kesehatan INDIKATOR KINERJA a. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis b. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti jabatan fungsional c. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti penjenjangan d. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti prajabatan Jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis fungsional CARA PERHITUNGAN aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis aparatur kesehatan yang mengikuti jabatan fungsional aparatur kesehatan yang mengikuti penjenjangan aparatur kesehatan yang mengikuti prajabatan tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis fungsional BASELINE 2014 TAHUN

25 3. Pelaksanaan pengembangan Diklat Kesehatan 4. Pelaksanaan pengendalian mutu diklat Meningkatnya mutu diklat melalui pelaksanaan pengembangan diklat kesehatan Meningkatnya mutu diklat melalui pelaksanaan pengendalian mutu diklat kesehatan a. Jumlah dokumen hasil kajian kebutuhan pelatihan (TNA) b. Jumlah kurikulum pelatihan yang dikembangkan c. Jumlah modul pelatihan yang disusun d. Jumlah kegiatan kemitraan a. Jumlah pelatihan yang terakreditasi b. Jumlah pelatihan yang dievaluasi (Evaluasi Pasca Pelatihan) c. Jumlah dokumen pengendalian mutu pelatihan d. Jumlah dokumen pengendalian mutu institusi dokumen hasil kajian kebutuhan pelatihan (TNA) kurikulum pelatihan yang dikembangkan modul pelatihan yang disusun kegiatan kemitraan pelatihan yang terakreditasi pelatihan yang dievaluasi (Evaluasi Pasca Pelatihan) dokumen pengendalian mutu pelatihan dokumen pengendalian mutu institusi

26 5. Pelayanan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan 6. Pengembangan sumber daya kesehatan Meningkatnya mutu diklat melalui pelayanan informasi dan teknologi kesehatan Meningkatnya mutu diklat melalui pengembangan sumber daya kesehatan a. Jumlah media informasi IPTEK berbasis Website b. Jumlah media informasi IPTEK berbasis Buletin a. Jumlah SDM pengelola diklat yang dikembangkan kapasitasnya melalui diklat b. Jumlah SDM yang dikembangkan kapasitasnya melalui pendidikan formal c. Jumlah sarana dan prasarana penunjang diklat yang dikembangkan media informasi IPTEK berbasis Website media informasi IPTEK berbasis Buletin SDM pengelola diklat yang dikembangkan kapasitasnya melalui diklat SDM yang dikembangkan kapasitasnya melalui pendidikan formal sarana dan prasarana penunjang diklat yang dikembangkan

27 7. Pelaksanaan manajemen keuangan dan perkantoran Meningkatnya Dukungan Manajemen Diklat dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya melalui Pelaksanaan Manajemen Keuangan dan Perkantoran a. Jumlah Pembayaran Gaji dan Tunjangan b. Jumlah penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran c. Jumlah Laporan Kinerja yang disusun d. Jumlah dokumen Rencana Kerja yang tersusun e. Jumlah peralatan dan fasilitas perkantoran/penun jang diklat f. Jumlah sarana dan prasarana yang dibangun Pembayaran Gaji dan Tunjangan penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran Laporan Kinerja yang disusun dokumen Rencana Kerja yang tersusun peralatan dan fasilitas perkantoran/penunj ang diklat sarana dan prasarana yang dibangun

28 g. Jumlah Laporan Manajemen Keuangan dan Kekayaan Negara Laporan Manajemen Keuangan dan Kekayaan Negara h. Jumlah laporan Pengelolaan PNBP laporan Pengelolaan PNBP

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2015 2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6 IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam bidang pelatihan kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2016-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembangunan kesehatan menjadi bagian yang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN JAKARTA 2015 RAK BBPK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh i KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Rencana Strategis (Renstra) merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan kembali Organisasi dan Tata

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan kembali Organisasi dan Tata No.890, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. UPT. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2361/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.890, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. UPT Pelatihan Kesehatan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2361/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA BAHAN PAPARAN [ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA S U M A T E R A K A L I M A N T A N I R I A N J A Y A J A V A Ps 28E (1) setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI) Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Peningkatan Kapasitas Pengendalian

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS GIZI: Magnitude dalam Membanguan Manusia dan Masyarakat Permasalahan gizi merupakan permasalahan sangat mendasar bagi manusia Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon ARAH DAN SASARAN PEMBINAAN PENGELOLAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.793, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Laksana. Penataan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TATALAKSANA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN VISI DAN MISI PRESIDEN TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi;

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) DISKUSI KONDISI KUALITAS KESEHATAN DAN KEBUTUHAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA DALAM KERANGKA KEMANDIRIAN KESEHATAN INDONESIA BERBASIS PERDESAAN

Lebih terperinci

RENCANA AKSI PROGRAM BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN

RENCANA AKSI PROGRAM BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN RENCANA AKSI PROGRAM BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN 2015-2019 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENKES RI Jakarta, 2015 DAFTAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG PEMERINTAH KOTA MAGELANG RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG - 2021 i KATA PENGANTAR Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN Peletakan sendi-sendi dasar pembangunan Sulawesi Tenggara periode 2008 2013, telah memperlihatkan kerangka pembangunan yang jelas, terarah dan sistematis dalam menyongsong

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada). Visi Kepala

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

LOGO. Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN

LOGO. Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN 1 1 Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN 2 Undang-Undang No. 43 Th. 2009 TUJUAN PENYELENGGGARAAN KEARSIPAN NASIONAL (UU No. 43 Th. 2009 Psl. 3) 1.Menjamin terciptanya arsip pada pencipta arsip yaitu dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I Pemerintah Provinsi Banten PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan masa depan secara tepat dari sejumlah pilihan, dengan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan RENCANA AKSI KEGIATAN 2015 sd. 2019 Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan fungsi SKPD Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pengendalian Kependudukan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2007-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN (REVISI)

RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN (REVISI) RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN 2015 2019 (REVISI) Penyesuaian dengan Permenkes 64 Tahun 2015 PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG [- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan

Lebih terperinci

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD Pendahuluan 1. 1 LATAR BELAKANG Rencana Jangka Menengah Daerah () Provinsi Jambi 2010-2015 merupakan penjabaran visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi terpilih berdasarkan Pemilihan Kepala

Lebih terperinci

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH Melalui PENINGKATAN KAPABILITAS APIP dan MATURITAS SPIP Dr. Ardan Adiperdana, Ak., MBA., CA, CFrA, QIA Kepala BPKP Rakorwas Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN Jakarta, 12 Mei 2015 1 OUTLINE A. DASAR HUKUM B. PEMBAGIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN NEGARA C. SIKLUS PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau ( ) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap kebijakan Nasional Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah (Kabinet Kerja) 2015-2019, seluruh Kementerian/Lembaga diarahkan untuk turut

Lebih terperinci

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD Disampaikan dalam Rakor Proyek Pendanaan IDB oleh Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH. M.Hum Inspektur Jenderal Kementerian Riset,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disajikan Pada Semiloka Revisi PP38/2007 Tentang Pembagian Urusan Hotel Saphir Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Permasalahan yang dihadapi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2013 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2016-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembangunan kesehatan menjadi bagian yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU 5 SALINAN PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BATU TAHUN 2012-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN 2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2015-2019 yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten yang sedang tumbuh dan berkembang di wilayah pesisir barat-selatan Provinsi Aceh. Kabupaten yang terbentuk secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Kesehatan 2012 2017 Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, merupakan penjabaran

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE-57 25 JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

KATA PENGANTAR. Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan dan penyertaannya sehingga Rencana Kerja Tahun 2015 Dinas Kesehatan Kota Ambon dapat diselesaikan dengan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan

ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN 2015-2019 Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan Jakarta, 20 Juni 2014 Jakarta, 22 April 2015 Goals Pemerintah (Nawa Cita)

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mempunyai tugas menyediakan data statistik dan informasi yang berkualitas, lengkap, akurat, mutakhir, berelanjutan dan relevan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB)

Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB) Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB) Oleh : Drs. Dani Saputra, M.Kes Peneliti Madya Perwakilan BKKBN Prov. Sumsel Dalam upaya melaksanakan janji kampanye mensejahterakan rakyat, Presiden Jokowi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN OLEH: DR.DR.H.RACHMAT LATIEF, SPPD-KPTI., M.KES., FINASIM KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN WORSHOP LS DAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA

PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA DR. BAMBANG GIATNO RAHARDJO, MPH KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI PERTEMUAN NASIONAL LINTAS PROGRAM DAN LINTAS

Lebih terperinci

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas Jakarta, 23 April 2015 OUTLINE I. Pendahuluan II. III. IV. Kondisi Umum Kesehatan Kondisi Umum SDM Kesehatan Tantangan Pembangunan SDM Kesehatan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Batam, Januari Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Batam. Drs. Suherman, M.Kes

Kata Pengantar. Batam, Januari Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Batam. Drs. Suherman, M.Kes Kata Pengantar Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan salah satu dokumen untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat dalam mewujudkan terciptanya

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH 1 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Muara Teweh Tahun 2015-2019.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP Staf Ahli Mendikbud Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci