STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN SKRIPSI"

Transkripsi

1 STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN i SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Oleh : Dewi Nur Kumalasari D ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

2 ii ii

3 iii iii

4 iv MOTTO Belajar dari kegagalan adalah cara meraih kesuksesan. Tidak pernah gagal berarti tidak pernah menang ( Sri Dhamananda Nayake) Satu-satunya orang yang tidak membuat kesalahan ialah orang yang tidak berbuat apa-apa. Jangan takut pada kesalahan, selama tidak mengulangi kesalahan yang sama ( Roosevelt ) Jangan menyerah pada keadaan, hanya orang bodoh yang tidak mau berusaha bangkit dari keterpurukan ( Penulis ) iv

5 v HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecilku ini aku persembahkan untuk : Allah SWT atas semua hal terbaik yang sudah diberikan untukku Ibu atas semua kasih sayang, doa dan pengorbanan yang tulus Ayah dan adik atas semua doa dan semangatnya Kakek dan Nenek atas kasih sayang yang tulus Haris Bayukarno Putra atas cinta, kasih sayang dan semangatnya Sahabatku dimasa-masa kuliah Endang dan Rita. Terima kasih atas persahabatan yang tulus yang kalian berikan untukku Teman-teman Kos Wisma New Arifah. Kalian adalah keluarga keduaku, terimakasih sudah mau berbagi berbagai hal Almamaterku AN tran v

6 vi KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, karunia dan hidayah-nya serta kemudahan jalan yang diberikan-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN Proses penyusunan skripsi ini melibatkan pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dorongan dan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang sebesarbesarnya kepada: 1. Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar membimbing, memotivasi, serta memberi banyak masukan selama ini. 2. Bapak Soeharmanto, Ibu Popy, Mas Iwan dan segenap karyawan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, yang memberikan informasi dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini serta membantu penulis dalam proses pencarian data. 3. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. vi

7 vii 4. Prof. Drs. Pawito, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Keluarga, kekasih, teman-teman serta seluruh sahabat yang telah memberikan bantuan dan selalu memberi semangat. 6. Serta semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan penulis perhatikan. Sebagai kata penutup, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Program Studi Ilmu Administrasi Negara, serta bagi pihakpihak yang memerlukannya. Wassalamualaikum, Wr,Wb Surakarta, Juli 2011 Penulis Dewi Nur Kumalasari vii

8 viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii iii iv v vi viii xi DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK... xiii ABSTRACK... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Strategi a. Pengertian Strategi b. Ciri-ciri Strategi c. Macam-macam Strategi d. Penentu Keberhasilan Strategi e. Hambatan Dalam Strategi viii

9 ix 2. Tunggakan Pelanggan a. Pengertian Tunggakan b. Pengertian Pelanggan c. Jenis Pelanggan Strategi Dalam Mengatasi Tunggakan Pelanggan B. Kerangka Pemikiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian B. Jenis Penelitian C. Sumber Data Penelitian D. Teknik Sampling E. Teknik Pengumpulan Data F. Validitas Data G. Teknis Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sejarah Singkat Berdirinya PT. PLN APJ Surakarta Tujuan PT. PLN ( Persero ) Motto, Falsafah, dan Logo PT. PLN (Persero) Visi dan Misi PT. PLN ( Persero ) Struktur Organisasi Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta B. Strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Dalam Mengatasi Tunggakan Pelanggan ix

10 x 1. Penyebab Tunggakan Pelanggan di PLN APJ Surakarta Strategi PT. PLN Surakarta Dalam Mengatasi Tunggakan Pelanggan Hambatan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam Menjalankan Strategi Mengatasi Tunggakan Pelanggan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran x

11 xi DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Data Perkembangan Keseluruhan Pelanggan PT (Persero) APJ Surakarta Selama Tahun Tabel 1.2 Tunggakan Pelanggan Golongan Tarif Bulan Januari-Des Tabel 1.3 Total Tunggakan Pelanggan Per Akhir Tahun 2010 Berdasarkan Golongan Tarif Tabel 4.1 Data pelanggan listrik prabayar xi

12 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Elemen-Elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 Skema Analisis Model Interaktif Gambar 4.1 Tempat Pembayaran Online ( PPOB ) Gambar 4.2 Sosialisasi Melalui Spanduk di Jalan Gambar 4.3 Meter Listrik Prabayar xii

13 xiii ABSTRAK DEWI NUR KUMALASARI. D STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN. Skripsi. Program Studi Administrasi Negara. Jurusan Ilmu Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Hal. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memegang kuasa pemerintah sebagai penyedia tenaga listrik bagi masyarakat, khususnya di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Demi kelancaran dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan, PT. PLN (Persero) APJ Surakarta harus didukung dengan lancarnya arus pemasukan uang yang baik. Namun adanya keterlambatan pembayaran rekening listrik menyebabkan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merugi karena tunggakan pelanggan. Tunggakan pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta didominasi oleh pelanggan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan narasumber, fakta-fakta yang ditemukan di lokasi penelitian, dan arsip/dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling digunakan ketika peneliti menetapkan narasumber yaitu pegawai PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Snowball sampling digunakan untuk menentukan siapa narasumber selanjutnya yang mengetahui permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode trianggulasi data. Analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dapat diketahui bahwa secara umum PT. PLN (Persero) APJ Surakarta telah melaksanakan strategi untuk mengatasi tunggakan pelanggan. Strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta meliputi: 1.Menurunkan Tim Petang (penurunan tunggakan), 2. menambah/memperbanyak tempat-tempat pembayaran listrik, 3.Mengarahkan sistem pembayaran dengan online (PPOB), 4.Melakukan berbagai sosialisasi, antara lain: sosialisasi melalui media cetak/elektronik, sosialisasi melalui spanduk/penyebaran brosur, dan sosialisasi kesekolah-sekolah, 5.Menyarankan para pelanggan agar migrasi/pindah kesistem prabayar rekening listrik. Hambatan-hambatan yang ditemui dalam melaksanakan strategi mengatasi tunggakan pelanggan antara lain: 1. Masalah penyebaran tempat pembayaran online (PPOB) yang belum merata dan masalah jaringan PPOB yang sering mengalami trouble, 2. Pelanggan rumah tangga belum begitu tahu dan mengerti lebih dalam tentang sistem pembayaran listrik prabayar. xiii

14 xiv ABSTRACT Dewi Nur Kumalasari. D THE SURAKARTA NETWORK SERVICE CUSTOMER ARREARS. Thesis. State Administration Study Program. Administration Department. Social and Political Sciences Faculty. Sebelas Maret University. Surakarta pages. The Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero) is State-Owned Enterprise holding the governmental authority of providing electricity power for the people, particularly in Surakarta areas and surrounding. For the sake of smoothness in undertaking its operating activities and to improve the service to the customers, the Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero) should be supported by the smoothness of good cash inflow. But the presence of delayed electricity account payment leads to its loss because of the customer arrears. The customer arrears of the Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero) are dominated by household customers. This research aims to find out and to describe the Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero) strategy in handling the customer arrears. The method employed in this research was a descriptive qualitative one. The data source of research was obtained from interview with the informant, the facts found in the research location, and archive/document relevant to the research. The sampling techniques used were purposive sampling and snowball sampling. The purposive one was used when the author determined the informant, namely the personnel of Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero). Meanwhile the snowball sampling was used to determine who the next informant is who is knowledgeable on the research problem. Techniques of collecting data used were interview, observation, and document study. The data validation technique employed was data triangulation method. The data analysis was done using an interactive model of analysis. The result of research conducted in the Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero) shows that generally the Surakarta Network Service Area of PT. PLN (Persero) had implemented the strategy of handling the customer arrears. The strategy includes: 1. By derivering arrears team, 2. increasing the number of electricity payment places, 3. directing the online payment system (Payment Point online Bank), 4. making a variety of socializations, including: socialization through printed/electronic media, socialization through banner/brochure distribution, and socialization at schools, 5. recommending the customer in order to migrate/move to prepaid electricity account system. The obstacles faced in implementing the strategy of handling customer arrears are: 1. unevenly distribution of online payment place (PPOB) and trouble frequently occurring in PPOB, and 2. the household customers do not know much about the prepaid electricity payment system. xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan organisasi yang semakin maju, yang diiringi oleh perkembangan era informasi di tengah masyarakat modern, terjadi peningkatan dan penerobosan di bidang teknologi informasi. Pada kenyataannya, kini tidak ada lagi kehidupan yang tidak disentuh oleh informasi sehingga hubungan antar organisasi dan organisasi dengan masyarakat menjadi semakin penting. Salah satunya adalah dengan adanya tenaga listrik yang sangat bermanfaat sekali dalam kehidupan manusia. Listrik memang tak bisa dilepaskan dari realitas perkembangan budaya dan gaya hidup masyarakat yang semakin modern. Listrik makin diperlukan sebagai salah satu kebutuhan masyarakat. Lampu-lampu penerangan baik di perumahan maupun penerangan jalan umum sudah dapat menyala terang dengan adanya listrik. Alat-alat perlengkapan rumah tangga juga banyak yang menggunakan energi listrik. Listrik juga dimanfaatkan dalam bidang transportasi dengan adanya bus listrik dan kereta api listrik. Bagi kalangan industri kecil dan menengah yang menggunakan listrik sebagai tenaga penggerak mesin dan alat-alat produksi, ada tidaknya listrik menjadi hal yang menentukan perekonomian mereka. Bahkan dengan adanya perkembangan teknologi dan internet, listrik mulai menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian 1

16 2 besar masyarakat. Dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang relatif di atas 2,3% per tahun, konsumsi listrik negara juga akan terus meningkat. Dilihat dari kondisi obyektif ini, semestinya pembangunan kelistrikan berpijak pada kebijakan yang lebih maksimal dan focus. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan, disebutkan bahwa tenaga listrik sangat bermanfaat untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan meningkatkan perekonomian dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pembangunan bidang kelistrikan dilakukan dengan terus-menerus, dengan berorientasi pada perubahan dan inovasi yang lebih baik dari sebelumnya. Namun demikian akhir-akhir ini bidang kelistrikan mendapat perhatian dari pemerintah, hal ini dikarenakan Perseroan Terbatas (PT) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero sebagai BUMN penyedia energi listrik kurang dapat memenuhi pasokan listrik di beberapa daerah di Indonesia. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan perusahaan yang berkecimpung dalam bidang ketenagalistrikan. Oleh karenanya, PT. PLN (Persero) APJ Surakarta selalu berinteraksi dengan pelanggan yang sangat membutuhkan tenaga listrik, karena merupakan salah satu kebutuhan yang vital bagi masyarakat bahkan seluruh manusia di dunia untuk menjalani kehidupan yang lebih baik terutama di masa teknologi modern seperti

17 3 sekarang ini yang selalu membutuhkan tenaga listrik. Komitmen PT. PLN (Persero) Adalah untuk selalu meningkatkan pelayanan kepada semua pelanggan. Salah satu sisi yang menjadi titik perhatian adalah pada kemudahan pembayaran. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memegang kuasa pemerintah sebagai penyedia tenaga listrik bagi masyarakat, khususnya di wilayah Surakarta dan sekitarnya. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta membawahi 11 Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) yang berada di wilayah eks-karesidenan Surakarta, antara lain : Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Surakarta Kota, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Manahan, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Sukoharjo, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Grogol, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Kartasura, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Karanganyar, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Palur, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Sragen, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Sumberlawang, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Wonogiri, Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Jatisrono. Demi kelancaran dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT. PLN (Persero) APJ Surakarta harus didukung dengan lancarnya arus pemasukan uang yang baik dari hasil penjualan rekening listriknya. Namun pada kenyataannya tidak semua pelanggan membayar rekening listrik pada saat yang ditentukan sehingga terdapat tunggakan pelanggan. Pelanggan adalah seseorang atau pihak yang selalu menuntut perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan menentukan

18 4 standar kualitas tertentu kepada perusahaan sesuai dengan keperluan yang mereka butuhkan. Oleh karena itu setiap organisasi perlu menentukan strategi yang tepat dan dapat digunakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan. Salah satunya adalah strategi bagaimana mengatasi tunggakan pelanggan, karena apabila pelanggan mengalami keterlambatan dalam membayar otomatis akan mempengaruhi keuangan PT. PLN itu sendiri dan akan merugikan PT. PLN. Pelanggan merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan karena kelangsungan perusahaan sangat tergantung pada kesetiaan/loyalitas para pelanggan serta ketepatan pelanggan dalam pembayaran listrik. Pelanggan PT. PLN (Persero) dikelompokkan ke dalam beberapa jenis golongan tarif yaitu: 1. Sosial (S) Pelanggan jenis ini merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kegiatan sosial. Yang termasuk dalam pelanggan ini adalah masjid, gereja, sekolah, yayasan dan lain sebagainya. Batas daya 220 VA untuk kategori rendah (S1), 250 VA s/d 200 kva untuk kategori sedang (S2), Diatas 200 VA kategori tinggi (S3). 2. Rumah tangga (R) Pelanggan rumah tangga merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kegiatan rumah tangga. Yang termasuk di dalamnya adalah pelanggan dalam suatu keluarga. Batas daya 250 VA

19 5 s/d 2200 VA untuk keperluan rumah tangga kecil (R1), Diatas 2200 VA s/d 6600 VA untuk rumah tangga menengah (R2), dan Diatas 6600 VA untuk keperluan rumah tangga besar (R3). 3. Bisnis (B) Pelanggan bisnis merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kegiatan menjual barang dan jasa. Yang termasuk dalam pelanggan ini adalah pertokoan, rumah makan, salon, dan sebagainya. Batas daya 250 VA s/d 2200 VA untuk bisnis kecil (B1), Diatas 2200 VA s/d 200 kva untuk keperluan bisnis menengah (B2), dan Diatas 200 kva untuk bisnis besar (B3). 4. Industri (I) Pelanggan industri merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kegiatan produksi. Yang termasuk dalam pelanggan ini adalah pabrik-pabrik tekstil, industri kerajinan dan lain-lain. Batas daya 450 VA s/d 14 kva untuk keperluan industry kecil atau rumah tangga (I1), Diatas 14 kva s/d 200 kva untuk keperluan industry sedang (I2), Diatas 200 kva untuk keperluan industry menengah, dan kva keatas untuk industry besar (I3). 5. Pemerintah (P)65 Pelanggan ini adalah pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kepentingan kegiatan pemerintahan. Yang termasuk di dalamnya adalah kantor-kantor pemerintah dan penerangan

20 6 jalan umum. Batas daya 250 VA s/d 200 kva untuk keperluan kantor pemerintah kecil dan sedang (P1), Diatas 200 kva untuk keperluan kantor pemerintah besar (P2), dan untuk keperluan penerangan jalan umum (P3). 6. Multiguna (M) Pelanggan multiguna adalah pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kegiatan yang memerlukan pelayanan khusus dan karena berbagai hal tidak dapat tercakup dalam ketentuan golongan tarif diatas. Kualitas khusus yang dimaksud misalnya karena kebutuhannya, pelanggan menginginkan tegangan standar yang dibutuhkannya. Selain itu frekuensi pelanggan multiguna lebih diutamakan (prioritas) daripada pelanggan lainnya kalau terjadi gangguan. Yang termasuk didalamnya adalah supermarket, papan-papan reklame, dll.

21 7 Tabel 1.1. Data Perkembangan Keseluruhan Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Selama Tahun 2010 (Dalam Ribuan) Bulan Jumlah Pelanggan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber: PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Kinerja PT. PLN Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta pada akhir 2010 cukup terbebani dengan tunggakan pelanggan, untuk itu PLN berupaya keras meminimalisasikan tunggakan pelanggan sampai seminim mungkin. Dalam merealisasikan capaian target tersebut PLN gencar melakukan sosialisasi diberbagai tempat termasuk melalui berbagai event. Adanya keterlambatan pembayaran rekening listrik menyebabkan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merugi karena tunggakan pelanggan

22 8 tersebut. Tunggakan pelanggan pada tahun ini lebih besar daripada nominal tunggakan pada tahun 2009 lalu. (Sumber: kinerja-pln). Humas PT. PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Surakarta Soeharmanto menguraikan, pelanggan yang paling besar tunggakannya adalah pelanggan kategori rumah tangga, hampir 90 persen dari puluhan ribu pelanggan tersebut menunggak selama satu bulan. Sebanyak delapan persen sisanya sudah dua bulan belum membayar tagihan. (sumber: 25/Puluhan-Ribu-Pelanggan-PLN-Nunggak-Rekening). Fokus penelitian ini adalah pada pelanggan kategori rumah tangga karena diketahui bahwa pelanggan kategori rumah tangga merupakan pelanggan yang paling besar tunggakannya, sehingga peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang strategi apa yang digunakan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan tersebut. Oleh karena itu, sebagai bentuk respon yang dilakukan untuk mengatasi tunggakan pelanggan, PT. PLN (Persero) sebagai BUMN yang memegang kendali di bidang penyediaan listrik menetapkan sejumlah tindakan/program. Sebagai perusahaan atau lembaga yang melakukan monopoli di bidang kelistrikan di Indonesia, PT. PLN (Persero) berusaha mengatasi tunggakan pelanggannya agar tidak mengganggu kegiatan operasionalnya. Peran strategi dalam mengatasi

23 9 tunggakan pelanggan sangat diperlukan. Hal ini sebagai upaya dalam meningkatkan pelayanan PT. PLN (Persero) kepada pelanggannya. Strategi merupakan suatu rencana yang ditentukan secara menyeluruh untuk diimplementasikan, dengan perencanaan tersebut perusahaan dapat melaksanakan langkah yang tepat sehingga menghindari dan memperkecil resiko yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Strategi juga merupakan suatu cara untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Pelaksanaan strategi ini sangat bergantung pada kemampuan perusahaan yang tersedia terhadap strategi yang direncanakan untuk mewujudkan tujuan perusahaan, sehingga perusahaan perlu mengkoordinasi dan membagi sumber daya manusia yang dimiliki untuk dapat melaksanakan strategi dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Guna mendukung strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan, PLN juga menambah loket-loket pembayaran rekening listrik serta menurunkan petugas keliling untuk melakukan sosialisasi kepada pelanggan mengenai pembayaran listrik. Kemungkinan tunggakan ini terjadi karena kesibukan pelanggan sehingga tidak sempat untuk membayar listrik, sebagai langkah paling akhir dari PLN untuk mengatasi tunggakan pelanggan dan yang akhir-akhir ini sedang marak diperbincangkan adalah dengan sistem pembayaran listrik prabayar yaitu Layanan Listrik PLN dalam menjual energi listrik dengan cara pelanggan

24 10 membayar dimuka. Banyak kelebihan membayar listrik dengan sistem prabayar antara lain Pelanggan akan lebih mudah mengontrol konsumsi listrik.(sumber: Penowo). Berikut ini adalah tabel tunggakan pelanggan berdasarkan golongan tarif di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta.

25 7 TABEL 1.2. TUNGGAKAN PELANGGAN GOLONGAN TARIF BULAN JANUARI DESEMBER 2010 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Oktber Nov Des Gol. Tarif B B I I I P P P R R R S S Sumber : PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Tahun

26 12 TABEL 1.3. TOTAL TUNGGAKAN PELANGGAN PER AKHIR TH 2010 BERDASARKAN GOLONGAN TARIF GOLONGAN TOTAL SOSIAL ( S ) BISNIS ( B ) INDUSTRI ( I ) PEMERINTAH ( P ) RUMAH TANGGA ( R ) TOTAL TUNGGAKAN Sumber : PT. PLN Persero APJ Surakarta Tahun 2010 Bentuk strategi yang telah dilakukan PT. PLN (Persero) Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggannya antara lain : a. Dengan menurunkan Tim Petang (Penurunan Tunggakan). b. Dengan menambah/memperbanyak tempat-tempat pembayaran listrik. c. Mengarahkan sistem pembayaran listrik dengan online (PPOB) d. Melakukan berbagai sosialisasi diantaranya melalui media cetak maupun elektronik, Penyebaran brosur mengenai pentingnya pembayaran listrik tepat waktu e. Dengan menyarankan para pelanggan agar migrasi atau pindah ke sistem prabayar.

27 13 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. B. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang yang dijabarkan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan? 2. Hambatan apa saja yang ditemui PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam menjalankan strategi mengatasi tunggakan pelanggan? C. Tujuan Penelitian Jika masalah dalam suatu penelitian sudah ditentukan, maka tujuan penelitian tersebut adalah untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuan penelitian adalah untuk menjawab semua permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah tersebut di atas. Bertolak dari rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan guna mencapai tujuan berupa:

28 14 1. Tujuan Operasional a. Untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai Strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan yang dilakukan PT PLN (Persero) APJ Surakarta. b. Mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui PT PLN (Persero) APJ Surakarta dalam menjalankan strategi mengatasi tunggakan pelanggan 2. Tujuan Individu Untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata 1 di Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. 3. Tujuan Fungsional Sebagai bahan masukan dan pemikiran agar dapat digunakan oleh organisasi, lembaga pemerintahan dan semua pihak yang memerlukan dalam rangka membantu dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi. D. Manfaat penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat menghasilkan informasi yang rinci, akurat dan aktual yang dapat memberikan manfaat dalam menjawab permasalahan yang sedang diteliti. Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :

29 15 1. Manfaat Teoritis Penelitian mengenai strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan yang dilakukan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran yang bisa digunakan untuk membantu bagi penelitian selanjutnya dan sejenis. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian mengenai strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan yang dilakukan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam pengembangan dan perbaikan kinerja pegawai PT. PLN (Persero) terutama dalam pelayanan pembayaran rekening listrik. Selain itu, bagi penulis penelitian ini merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah ke dalam praktik nyata untuk menganalis suatu permasalahan secara ilmiah dan sistematis.

30 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Unsur penelitian yang paling besar peranannya adalah teori, dengan teori peneliti mencoba menerangkan fenomena sosial yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Teori perlu disusun secara sistematis. Dibawah ini, penulis menguraikan beberapa konsep/ teori yang dapat mendukung dan menjelaskan arahan penelitian ini, yang dibagi menjadi beberapa bagian yaitu 1) Strategi, 2) Tunggakan Pelanggan dan 3) Strategi Dalam Mengatasi Tunggakan Pelanggan. 1. Strategi a. Pengertian Strategi Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos, yang terbentuk dari kata stratos yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin (Grant, 1999:11). Penggunaan konsep dan teori strategi pertama kali digunakan dalam dunia militer, sedangkan dunia bisnis baru mulai mengadopsinya pada pertengahan tahun 60-70an. Apabila sebuah perusahaan ingin mencapai suatu sasaran maupun tujuan yang ingin diwujudkan, dibutuhkan suatu perencanaan yang disusun sebelumnya agar proses pencapaian tujuan dapat berjalan 16

31 17 dengan baik dan lancar serta mengarah pada tujuan yang diharapkan. Dalam perencanaan tersebut juga perlu disusun suatu strategi sehingga tujuan dapat tercapai dengan maksimal, efektif dan efisien. Efektif berarti dapat melaksanakan proses pencapaian tujuan dengan langkah yang tepat sasaran dan efisien berarti dalam prosesnya dapat berjalan dengan cepat, hemat, tepat waktu, tidak membuang tenaga yang digunakan dan tidak dirugikan. Istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi. Ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap dipertahankan, hanya saja aplikasinya disesuaikan dengan jenis organisasi yang menerapkan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:859), tujuan khususnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan demi kepuasan pelanggan, strategi ini harus direncanakan karena merupakan unsur kepuasan yang penting terutama karena strategi menentukan pelatihan, perilaku, dan penyampaian layanan spesifik yang tepat. Menurut Sondang P. Siagian (2004:15) dalam bukunya menejemen strategi menyatakan Strategi adalah Serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapain tujuan organisasi tersebut.

32 18 Hadari Nawawi (2003:147) menjelaskan strategi dalam manajemen sebagai kiat, cara, taktik utama yang dirancang secara sistematis dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi. John M. Bryson menyatakan bahwa strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang dikerjakan organisasi dan mengapa organisasi melakukannya (2001:189). Pengertian strategi juga dijelaskan oleh Chandler (1962) yang menjelaskan bahwa: merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak Rangkuti, 2006: 3) Jadi dari beberapa pengertian strategi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian strategi adalah suatu rencana yang ditentukan secara menyeluruh dan terpadu untuk diimplementasikan ke dalam perusahaan dan dirancang agar dalam pelaksanaannya dapat membuahkan hasil sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Raduan C. R, Jegak U, Haslinda A, dan Alimin I. I dalam International Journal of Social Sciences Volume 11, Number 3 (2009:406) menjelaskan tentang strategi : Strategic management is the process and approach of ing policies and plans to achieve and attain these objectives, and allocating

33 19 resources so as to implement the policies and plans. In other words, strategic management can be seen as a combination of strategy formulation, implementation and evaluation. (Manajemen strategis adalah proses dan pendekatan menentukan tujuan sebuah organisasi, mengembangkan kebijakan dan rencana untuk mencapai dan mencapai tujuantujuan ini, dan mengalokasikan sumber daya sehingga melaksanakan kebijakan dan rencana. Dengan kata lain, manajemen strategis dapat dilihat sebagai kombinasi ( ) Freddy Rangkuti sendiri menjelaskan konsep strategi meliputi dua hal, yaitu distinctive competence (tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dari para pesaingnya) dan competitive advantage (kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan pesaingnya). Stoner dan Freeman (1992) menjelaskan strategi berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu: (1) dari perspektif apa yang organisasi ingin lakukan (intends to do) dan (2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does). Berdasarkan perspektif pertama, strategi didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi serta mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung adalah bahwa manajer memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Sedangkan berdasarkan perspektif yang kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon

34 20 organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu (dalam Fandy Tjiptono, 1995:2). Definisi-definisi ini mempunyai banyak kesamaan. Frase strategi seharusnya berkaitan dengan keputusan besar yang dihadapi organisasi dalam melakukan bisnis, yakni suatu keputusan yang menentukan kegagalan dan kesuksesan organisasi. Strategi digunakan untuk mengisi 3 tujuan manajemen (Grant, 1999:21-23), yaitu: 1) Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan. Strategi menentukan pedoman, peraturan dan kriteria yang digunakan untuk mengambil keputusan, membatasi alternatif keputusan yang akan diambil. 2) Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi. Strategi tidak hanya dapat digunakan untuk memperoleh konsistensi dalam keputusan yang diambil dalam waktu berbeda. Bagi organisasi yang kompleks, strategi memberikan kesamaan arah bagi perusahaan. Agar strategi dapat digunakan sebagai alat koordinasi, maka proses strategi harus bertindak sebagai mekanisme komunikasi dalam perusahaan. 3) Strategi sebagai target. Konsep strategi akan digabungkan dengan visi dan misi untuk menentukan dimana perusahaan akan berada dalam masa yang akan datang. Dengan demikian strategi juga dapat berperan sebagai target perusahaan. Menurut Pearce & Robinson (2003:10) dalam Mudrajad Kuncoro (2005:2). Manfaat manajemen stratejik adalah sebagai berikut: 1) Formulasi strategi meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mencegah masalah

35 21 2) Keputusan stratejik berbasis kelompok akan dapat ditarik dari berbagai alternatif yang terbaik 3) Dilibatkannya karyawan dalam formulasi strategi akan meningkatkan pemahaman mereka mengenai hubungan produktivitas dan bonus dalam setiap rencana stratejik dan pada gilirannya meningkatkan motivasi mereka 4) Penolakan atas perubahan dapat dikurangi. Partisipasi dalam formulasi strategi akan membuat proses pengambilan keputusan menjadi demokratis dan jauh dari kesan otoriter Menurut J. David Hunger dan Thomas I, Wheelen (2003:11) Elemen-elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis adalah: Gambar 2.1. Elemen-Elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis Pengamatan Lingkungan Perumusan Strategi Implementasi Strategi Evaluasi Pengendalian Keterangan : Analisis Internal Lingkungan Internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak.

36 22 Perumusan Strategi Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Implementasi meliputi : 1) Program yaitu pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkahlangakah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan 2) Anggaran yaitu program yang dinyatakan dalam bcntuk satuan uang, seliap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan 3) Prosedur yaitu sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan.

37 23 Evaluasi dan Pengendalian Adalah proses yang melalui aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. b. Ciri Ciri Strategi Selain itu Coulter (2002:7) Mudrajad Kuncoro (2005:38) mengungkapkan bahwa : an keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam Maka beberapa ciri strategi yang utama adalah: 1) Goal-directed action (tindakan mengarah pencapaian tujuan), yaitu aktivitas yang menunjukkan apa yang diinginkan organisasi dan bagaimana mengimplementasikannya 2) Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapabilitas) serta memperhatikan peluang dan tantangan. Hal tersebut semakin dikuatkan oleh Robert M. Grand (1999:29) mengenai maksud, tujuan, dan pentingnya mempertimbangkan kekuatan internal terhadap strategi yang disusun, bahwa : perusahaan dalam membagi sumber daya yang dimiliki dalam lingkungannya, sehingga dapat mencapai sasaran jangka panjang, serta bagaimana mengorganisir perusahaan untuk

38 24 Apabila segala faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi dapat dipertimbangkan dengan baik, maka akan melahirkan sebuah konsep yang baik pula. c. Macam-macam Strategi Hadari Nawawi menjelaskan mengenai beberapa macam strategi yang dapat dipilih dan digunakan oleh organisasi, yaitu: 1) Strategi Agresif, dilakukan dengan membuat program dan tindakan untuk mendobrak penghalang, rintangan, atau ancaman untuk mencapai keunggulan/ prestasi yang ditargetkan. 2) Strategi Konservatip, dilakukan dengan membuat program dan mengatur tindakan dengan cara yang sangat berhati-hati disesuaikan dengan kebiasaan yang berlaku. 3) Strategi Difensif (Strategi Bertahan), dilakukan dengan membuat program-program tindakan untuk mempertahankan kondisi keunggulan atau prestasi yang sudah dicapai. 4) Strategi Kompetitif, dilakukan dengan membuat program dan tindakan untuk mewujudkan keunggulan yang melebihi organisasi lainnya yang sama posisi dan jenjangnya. 5) Strategi Inovatif, dilakukan dengan membuat program, proyek dan tindakan agar organisasi selalu menjadi pelopor pembaharuan khususnya di bidang tugas pokok masing-masing, sebagai keunggulan atau prestasi.

39 25 6) Strategi Diversifikasi, dilakukan dengan membuat program, proyek dan tindakan berbeda dari strategi yang biasa dilakukan sebelumnya, atau berbeda dari strategi yang dipergunakan organisasi lain. 7) Strategi Preventif, dilakukan dengan membuat program, proyek dan tindakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kekeliruan, baik yang dilakukan oleh organisasi sendiri maupun yang diperintahkan organisasi atasan. 8) Strategi Reaktif, program-program atau tindakannya menunggu dan hanya memberikan tanggapan jika telah diberi petunjuk, pengarahan, pedoman pelaksanaan. Manajemen tidak berusaha membuat dan menetapkan program dan proyek secara proaktif. 9) Strategi Oposisi, program dan proyek bersikap menolak, menantang ataupun menunda pelaksanaaan perintah, petunjuk, pengarahan, peraturan dari atasan yang dinilai mempersulit atau tidak menguntungkan. 10) Strategi Adaptasi, hampir sama dengan strategi difensif yaitu dengan melakukan program, proyek dan tindakan mengadaptasi dari organisasi lain. 11) Strategi Ofensif, membuat program, proyek dan tindakan selalu berusaha memanfaatkan setiap peluang, baik sesuai maupun tidak

40 26 sesuai dengan pengarahan, petunjuk, pedoman, dan peraturan dari atasan. 12) Strategi Menarik Diri, dilakukan dengan kecenderungan menghindari untuk membuat program, proyek, dan tindakan sesuai petunjuk, pengarahan, pedoman karena berbagai sebab. 13) Strategi Kontijensi, dilakukan dengan membuat program, proyek, dan tindakan sebagai cara pemecahan masalah, dengan memilih alternatif yang paling menguntungkan/ terbaik dari berbagai aternatif yang sesuai dengan petunjuk, pengarahan dan pedoman dari atasan dan peraturan yang berlaku. 14) Strategi Pasif, dilakukan dengan membuat program, proyek, dan tindakan mengikuti perintah, petunjuk, pengarahan, pedoman dan perundang-undangan yang berlaku, serta lebih dominan pada pelaksanaan tugas rutin. (Hadari Nawawi, 2003: ) Strategi menurut Hadari Nawawi inilah yang nantinya akan digunakan peneliti sebagai pedoman dalam penerapan strategi yang dijalankan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan, karena strategi yang dijalankan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan berkaitan dengan macam strategi yang diungkapkan oleh Hadari Nawawi. d. Penentu Keberhasilan Strategi Ada beberapa kategori/macam strategi menurut Higgins (1985) dalam J. Saluso (1996) yaitu :

41 27 1) Enterprise Strategy. Strategi ini berkaitan dengan respon masyarakat. Dalam strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi ini juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat. 2) Corporate Strategy Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut grand strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. 3) Business Strategy Strategi pada ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran ditengah masyarakat. Strategi ini dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik. 4) Fungsional Strategy Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu:

42 28 a) Strategi fungsional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan; b) Strategi fungsional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajamen, yaitu planning, organizing, implementing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, representing, dan integrating. c) Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang sudah berubah. (dalam J. Salusu, 1996: ). Strategi yang jitu dapat memberikan keberhasilan dalam kelemahan yang kita miliki seperti apa yang dikemukakan oleh Robert M. Grand (1999:27) bahwa strategi yang berhasil biasanya memiliki empat unsur utama yaitu: 1) Strategi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dalam jangka waktu yang panjang 2) Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan eksternal 3) Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam mengenai kemampuan internal organisasi maupun individu. 4) Strategi dilaksanakan dengan resolusi, koordinasi, serta pemanfaatan yang efektif terhadap kemampuan dan komitmen dari semua anggota organisasi.

43 29 Menurut Hatten & Hatten (1988) dalam J. Salusu (2003:108) memberi beberapa petunjuk bagaimana suatu strategi yang dibuat bisa sukses yaitu: 1) Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya. 2) Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi. 3) Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak mencerai beraikan satu dan lainnya. 4) Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya. 5) Sumber daya adalah sesuatu yang kritis. 6) Strategi hendaknya memperhitungakan risiko yang tidak terlalu besar. 7) Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yang telah dicapai. 8) Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para ekskutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi. Dalam International Journal of Bussines and Emerging Market, A strategic shift of automobile manufacturing firms in Turkey Vol.1 No.3, 2009: 214 Fuchs and his collleagues ( Fuchs et al,2000 ) dalam Guner Gursey menggambarkan efektifitas dalam strategi seperti mengarang musik.

44 30 imensions of effective strategy development and implementation as orchestrating all the elements of strategy around a powerful core theme and alignment of coherent productmarket focus supported by operating capabilities and resources. (Dimensi kunci dari efektifitas pengembangan strategi dan implementasi seperti mengarang musik semua unsur-unsur strategi di sekitar kekuatan tema inti dan meluruskan focus pasar produk yang padu didukung dengan operasi kemampuan dan sumber ( ) Dalam jurnal tersebut, dijelaskan bahwa kunci dari membangun pelaksanaan strategi yang efektif adalah seperti mengarang musik. Semua unsur disekitar strategi harus didukung oleh kemampuan beroperasi dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Strategi dapat berhasil dan efektif apabila didukung oleh semua sumber daya yang terlibat di dalamnya. Maka dari itu untuk menentukan keberhasilan organisasi, ada empat faktor penentu strategi yaitu tujuan yang jelas, pemahaman lingkungan eksternal, apresiasi terhadap kelemahan dan kekuatan internal, serta implementasi yang efektif. Indikator-indikator strategi dapat dikatakan berhasil, apabila strategi tersebut konsisten dengan sasaran dan nilai yang dimiliki perusahaan, lingkungan eksternalnya, kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, serta dengan sistem dan organisasinya. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam upaya pencapaian tujuan khususnya untuk mengatasi masalah tunggakan pelanggan, sebuah strategi ini harus direncanakan dengan

45 31 baik mengenai langkah, pertimbangan sumber daya yang ada maupun tujuan yang ingin dicapai. Hal-hal tersebut merupakan unsur yang penting terutama karena strategi menentukan pelatihan, perilaku, dan penyampaian layanan spesifik yang tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan atau organisasi. Selain itu strategi juga berperan untuk mengkomunikasikan sasaran sehingga dapat membentuk tujuan strategis dan memicu organisasi untuk melebihi kemampuan hasil kerjanya. e. Hambatan dalam Strategi Menurut Hunger&Whellen (2003:297) dalam menerapkan strategi sering ditemui beberapa masalah/hambatan yang dihadapi. Masalah mulai muncul terjadi saat pelaksanaan suatu strategi. Masalah yang sering muncul dalam perusahaan antara lain: 1) Implementasi berjalan lebih lambat dari perencanaan awalnya. 2) Munculnya masalah-masalah utama yang tidak terduga. 3) Koordinasi kegiatan yang tidak efektif. 4) Perhatian terhadap aktivitas persaingan dan penanganan krisis yang berlebihan sehingga mengalihkan perhatian terhadap implementasi yang harus dijalankan. 5) Kurangnya kemampuan para karyawan yang terlibat dalam implementasi strategi.

46 32 6) Tidak memadainya pendidikan dan pelatihan karyawan tingkat bawah. 7) Tidak terkendalinya faktor-faktor lingkungan eksternal. 8) Tidak memadainya kepemimpinan dan pengarahan dari para manajer departemen. 9) Tidak jelasnya implementasi pada tugas dan aktivitas kunci. 10) Tidak memadainya pemantauan aktivitas oleh sistem informasi yang dimiliki. Alexander dalam penelitiannya terhadap hampir seratus presiden dan divisi perusahaan (1991) mengungkapkan beberapa masalah yang sering dijumpai dalam pelaksanaan strategi (J.Salusu, 1996:431). Masalah yang sering timbul adalah jangka waktu pelaksanaan. Jangka waktu pelaksanaan ternyata jauh lebih lama dari yang direncanakan karena timbulnya banyak masalah baru yang tidak diprediksi sebelumnya. Sementara itu koordinasi tidak berjalan efektif, pengarahan dari unit kerja yang kurang tepat sehingga eselon bawah belum begitu paham dengan strategi yang digunakan. Masalah lain yang juga sering dihadapi adalah kualitas kepemimpinan yang kurang memadai dan kurangnya pengarahan dan informasi yang bisa diterima eselon bawahan yang menyebabkan intrpretasi yang diterima karyawan berbeda dari yang sebenarnya. Selain itu, kurangnya informasi

47 33 mengenai faktor yang berkaitan dengan strategi sehingga produk atau pelayanan yang dihasilkan tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2. Tunggakan pelanggan a. Pengertian Tunggakan Dalam kamus besar bahasa indonesia, edisi ketiga (2007:1313) pengertian tunggakan adalah angsuran, pajak, tagihan dsb yang belum dibayar. Jadi dapat disimpulkan pengertian Tunggakan adalah pajak yang belum dibayar selama seseorang, badan usaha, atau lembaga masih berstatus sebagai pelanggan/ pengguna jasa. b. Pengertian Pelanggan Pelanggan merupakan fokus utama dalam pembahasan mengenai stategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan. Oleh karena itu pelanggan memegang peranan yang cukup penting dalam keberhasilan suatu strategi yang direncanakan oleh suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena kelangsungan perusahaan sangat tergantung pada kelancaran arus uang yang masuk pada perusahaan, apabila ada pelanggan yang menunggak/tidak membayar tepat waktu maka akan membuat perusahaan merugi dan otomatis mengganggu kelangsungan suatu perusahaan Fandy Tjiptono (1996:128) mengungkapkan penjelasannya Customer) adalah orang yang membeli barang atau

48 34 Kemudian Imber dalam Rosady Ruslan (2005:277) pembeli utama Selain itu Juhana Wijaya (2004:40) juga menyatakan bahwa: Pelanggan adalah orang-orang yang pekerjaannya membeli dan menggunakan suatu produk, baik barang ataupun jasa secara terus menerus. Pelanggan atau pemakai suatu produk adalah orang-orang yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan bisnis. Boediono (2003:35) juga menambahkan bahwa yang dimaksud dengan pelanggan adalah: yang unik dan wajib mendapatkan perhatian dan kepedulian secara sungguh-sungguh dalam hal organisasi berorientasi kepada pelanggan, sehingga mampu bertahan pada Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelanggan adalah setiap orang atau konsumen yang melaksanakan suatu interaksi maupun transaksi dengan perusahaan berupa pembelian dan penggunaan barang atau jasa (produk) yang telah dihasilkan oleh organisasi atau perusahaan. c. Jenis Pelanggan Juhana Wijaya (2004:40) menyatakan bahwa jenis jenis pelanggan terdapat 3 (tiga) jenis yaitu: 1) Pelanggan Internal

49 35 Pelanggan internal (Internal Customer) adalah orang-orang atau pengguna produk yang berada di dalam perusahaan dan memiliki pengaruh terhadap maju mundurnya pelanggan. 2) Pelanggan Perantara (Intermediate Customer) adalah setiap orang atau kelompok orang yang berperan sebagai perantara produk bukan sebagai pemakai. 3) Pelanggan Eksternal Pelanggan eksternal (External Customer) adalah setiap orang atau kelompok orang pengguna suatu produk (barang/jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan bisnis. Pelanggan eksternal inilah yang berperan sebagai pelanggan nyata atau pelanggan akhir. Fandy Tjiptono (1996:128) menyatakan ada 5 (lima) tipe pelanggan menurut tangga loyalitas yaitu: 1) Prospek (Prospect) Prospek adalah orang-orang yang hanya mengenal bisnis (barang/jasa) suatu perusahaan, tetapi belum pernah masuk toko/perusahaanya, serta belum pernah membeli dan memakai barang/jasa perusahaan tersebut. 2) Pembelanja (Shopper) Pembelanja atau shopper adalah prospek yang telah yakin untuk mengunjungi toko tersebut, paling tidak satu kali. Akan tetapi, pembelanja masih belum membuat keputusan membeli dan

50 36 perusahaan hanya memiliki kesempatan untuk mempengaruhi mereka. 3) Pelanggan (Customer) Pelanggan adalah orang yang membeli barang atau jasa dari suatu perusahaan. 4) Klien (Client) Klien adalah orang yang secara rutin membeli barang atau jasa perusahaan. 5) Penganjur (Advocates) Penganjur merupakan pelanggan yang sedemikian puasnya dengan barang atau jasa perusahaan, sehingga ia akan menceritakan kepada siapa saja tentang betapa memuaskannya barang/jasa perusahaan tersebut. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum jenis-jenis pelanggan terdiri dari pelanggan internal yaitu orang-orang didalam organisasi atau perusahaan yang menggunakan produk, kemudian pelanggan perantara yaitu orang yang menjadi perantara produk kepada kosumen dari perusahaan serta pelanggan eksternal yaitu pengguna produk akhir. Jadi pengertian tunggakan pelanggan adalah pajak/kewajiban yang belum dibayar atau dipenuhi selama seseorang masih berstatus

51 37 sebagai pelanggan dan pengguna/pemakai jasa suatu perusahaan pada waktu yang telah ditetapkan perusahaan tersebut. 3. Strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan Berdasarkan penjelasan diatas yang dimaksud dengan strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan ialah suatu rencana tindakan, kiat, cara yang dilakukan untuk mengatasi jumlah tunggakan yang belum dibayar oleh pelanggan atau pengguna jasa listrik. Mengacu pada tingkatan strategi yang dijelaskan oleh Higgins (1985) dalam J. Saluso (1986), dilihat dari tingkatannya Strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta atas keadaan lingkungannya yaitu meningkatnya jumlah tunggakan pelanggan, strategi ini adalah termasuk strategi fungsional. Dimana strategi dijabarkan dalam bentuk program-program yang berhubungan dan dilakukan oleh divisi yang menangani masalah ini dalam organisasi yaitu divisi yang menangani pengendalian dan pengusahaan pelanggan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana strategi yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan.

52 38 B. Kerangka Pikir Kerangka pemikiran merupakan landasan berfikir seseorang yang bertujuan untuk menjelaskan fakta atau suatu hubungan antar faktor maupun variabel dengan berpijak pada landasan teori. Dari uraian tentang landasan teori tersebut diatas dapat diambil garis besar tentang kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini.

53 39 Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA TUNGGAKAN PELANGGAN PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA ( Didominasi Pelanggan Rumah Tangga) STRATEGI PT. PLN DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN RUMAH TANGGA : 1. Dengan Menurunkan Tim Petang (Penurunan Piutang). Bentuk Strategi Diversifikasi 2. Dengan menambah/memperbanyak tempat-tempat pembayaran listrik. Bentuk strategi diversifikasi 3. Mengarahkan sistem pembayaran listrik dengan online (PPOB). Bentuk strategi diversifikasi 4. Melakukan berbagai sosialisasi antara lain: a. melalui media cetak maupun elektronik. Bentuk strategi konservatif b. Penyebaran brosur dan pemasangan spanduk mengenai pentingnya pembayaran listrik tepat waktu. Bentuk strategi konsevatif c. Melakukan sosialisasi kesekolah-sekolah. Bentuk strategi konservatif 5. Dengan menyarankan para pelanggan agar migrasi atau pindah ke sistem prabayar. Merupakan Bentuk Strategi inovatif FAKTOR PENGHAMBAT MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN RUMAH TANGGA

54 40 Dalam usahanya untuk meningkatkan pelayanannya, PT. PLN (Persero) APJ Surakarta terkendala dengan adanya tunggakan pelanggan. Sesuai data yang diperoleh, pelanggan PT. PLN (Persero) Surakarta yang jumlah tunggakannya paling besar menurut jenis golongan tarifnya adalah kategori pelanggan rumah tangga. Hal ini disebabkan karena Pelanggan rumah tangga kurang begitu memahami akan kewajibannya sebagai pelanggan listrik yaitu membayar rekening tepat waktu sehingga mengakibatkan jumlah tunggakan pelanggan kategori ini cukup besar, kemungkinan tunggakan ini terjadi karena kesibukan pelanggan rumah tangga sehingga tidak sempat untuk membayar listrik. Tunggakan pelanggan tersebut menyebabkan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta harus mengeluarkan jumlah uang yang semakin besar untuk menutup sementara biaya operasionalnya, dana anggaran yang seharusnya bisa digunakan untuk hal lain yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan harus digunakan untuk menutupi sementara tunggakan pelanggan dan Pelanggan lain yang tidak menunggak merasa dirugikan dengan adanya pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Dalam penelitian ini penulis mengacu pada 14 macam strategi menurut Hadari Nawawi, karena strategi yang diterapkan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan berkaitan dengan macam strategi yang diungkapkan oleh Hadari Nawawi. Dari 14 strategi yang telah dipaparkan diatas penulis mengacu pada beberapa strategi yang akan digunakan sebagai indikator-indikator strategi dalam mengatasi tunggakan

55 41 pelanggan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta membuat sejumlah strategi dan tindakan sebagai cara dalam mengatasi jumlah tunggakan pelanggan. Saat ini Strategi yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta diantaranya sebagai berikut: 1. Dengan Menurunkan Tim Petang ( Penurunan Tunggakan) merupakan bentuk strategi Agresif dilakukan dengan membuat program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan mendobrak penghalang, rintangan, atau ancaman untuk mencapai keunggulan/ prestasi yang ditergetkan 2. Dengan menambah/memperbanyak tempat-tempat pembayaran listrik. Bentuk strategi Diversifikasi yaitu strategi yang dilakukan dengan membuat program atau mengatur tindakan berbeda dari yang dilakukan sebelumnya. 3. Mengarahkan sistem pembayaran listrik dengan online (PPOB). Bentuk strategi diversifikasi dan inovatif yaitu strategi dengan membuat program yang berbeda dari sebelumnya dan dilakukan sebagai pelopor pembaharuan. 4. Melakukan berbagai sosialisasi antara lain: a. melalui media cetak maupun elektronik. Bentuk strategi konservatif yaitu strategi yang dilakukan dengan membuat program dan mengatur langkah dengan sangat hati-hati disesuaikan dengan kebiasaan pelanggan.

56 42 b. Penyebaran brosur mengenai pentingnya pembayaran listrik tepat waktu. Bentuk strategi konsevatif yaitu strategi yang dilakukan dengan membuat program dan mengatur langkah dengan sangat hati-hati disesuaikan dengan kebiasaan pelanggan. 5. Dengan menyarankan para pelanggan agar migrasi atau pindah ke sistem prabayar. Bentuk Strategi inovatif yaitu strategi yang dilakukan sebagai pelopor pembaharuan. Dalam mejalankan strategi mengatasi tunggakan pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta terkendala oleh faktor penghambat. Hambatan yang ditemui oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta diantaranya adalah masalah penyebaran tempat pembayaran online (PPOB) yang belum merata dan masalah jaringan secara online (PPOB) yang sering mengalami trouble serta Pelanggan rumah tangga belum begitu tahu dan mengerti lebih dalam tentang sistem pembayaran listrik prabayar.

57 43 STRATEGI PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN JARINGAN (APJ) SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Oleh : Dewi Nur Kumalasari D ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

58 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu aktivitas ilmiah yang harus dilakukan secara sistematis, teratur, baik dalam proses berpikir tentang materinya maupun mengenai prosedur dalam suatu penelitian. Sifat ilmiah menitik beratkan kegiatan penelitian sebagai usaha menemukan kebenaran yang objektif dan dapat berbentuk hasil pemecahan masalah atau pengujian hipotesis dan mungkin dapat berupa pembuktian tentang adanya sesuatu yang belum ada, namun diharapkan ada atau dimungkinkan ada. Kebenaran yang objektif itu disatu pihak memerlukan dukungan data atau informasi yang bersifat sebagai bukti ilmiah. Sedang dipihak lain kebenaran itu diterima bilamana prosedur mengungkapkan hal yang sama dan materinya sesuai dengan kenyataan yang ada dan selaras dengan jalan pemikiran yang sehat, untuk mendapatkan suatu kebenaran yang objektif dari proses penelitian, maka perlu adanya suatu metodologi. A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tentang Strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan mengambil lokasi di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, Jalan Slamet Riyadi no 468 Surakarta. Adapun alasan-alasan pemilihan lokasi ini adalah dasar pertimbangan sebagai berikut : 43

59 44 a. Pada instansi tersebut peneliti dapat menemukan gejala yang berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan. Yaitu adanya masalah yang ingin diteliti dan untuk ditemukan jawaban, mengenai bagaimana strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan. b. Pihak PT. PLN (Persero) APJ Surakarta sangat mendukung untuk memberikan data-data atau informasi yang peneliti butuhkan sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini. c. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan unit perusahaan Negara yang bertanggungjawab di bidang kelistrikan di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Dalam tingkatan manajemen, PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan salah satu manajemen operasional yang menjalankan strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan. sehingga sangat cocok dijadikan tempat penelitian bagi peneliti mengenai strategi mengatasi tunggakan pelanggan. Untuk lebih melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian, peneliti juga mendatangi tempat-tempat pembayaran listrik untuk mencari informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dari bulan Maret-juni Penelitian berlangsung sejak penyusunan proposal hingga

60 45 terselesainya laporan penelitian. Adapun penyusunan proposal penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret B. Jenis Penelitian Mengacu pada perumusan masalah dan tujuannya, jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah bentuk penelitian yang berusaha memecahkan masalah dengan memaparkan, menggambarkan serta menganalisa keadaan atau fenomena sosial masyarakat berdasarkan fakta-fakta yang ada. Menurut H.B. Sutopo, deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara mendeskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan (2002:111). Jadi penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menyusun gambaran mengenai objek apa yang diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan data di lokasi penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian dianalisa dari data yang telah disajikan. Metode ini dipilih karena metode ini yang dianggap tepat untuk menggambarkan secara jelas, sistematis, dan akurat mengenai bagaimana strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta beserta hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan strategi.

61 46 C. Sumber Data Penelitian Dalam penelitian kualitatif dapat menggunakan berbagai macam sumber-sumber. Semakin banyak sumber data yang digunakan, maka semakin banyak peluang untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Adapun sumber data yang diambil dari penelitian ini adalah : a. Informan Informan adalah orang yang dipandang mengetahui permasalahan yang akan dikaji peneliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkapkan permasalahan penelitian, sehingga peneliti harus dapat menentukan informan yang dipandang mengetahui data yang dibutuhkan. Informan dalam penelitian ini antara lain Asman (Asisten Manajer) bidang Pemasaran dan Niaga, Pegawai Bidang Pemasaran dan Niaga, Kepala Bidang Humas serta Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. b. Dokumen Lexy J. Moleong (2010 digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal, dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Adapun dokumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi struktur organisasi, arsip-arsip mengenai tunggakan pelanggan, laporan tunggakan pelanggan perakhir

62 47 tahun bidang pemasaran dan niaga maupun data-data yang berhubungan dengan strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan. D. Teknik Sampling Sampel dalam penelitian kualitatif diambil untuk mewakili informasi dengan kelengkapan dan kedalamannya, tidak ditentukan oleh jumlah sumber data. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:85). Dengan teknik ini peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahan secara mendalam dan dapat dipercaya, antara lain : Asman (Asisten Manajer) Pemasaran dan Niaga, Pegawai Bidang Pemasaran dan Niaga, Kepala Bidang Humas serta Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Selain itu untuk melengkapi data yang diperoleh, peneliti juga menggunakan teknik snow ball sampling. Teknik snowball sampling ialah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Sugiyono, 2010:85). Sampel dipilih berdasarkan informasi dari informan sebelumnya yang dianggap dipercaya dan diyakini mengetahui permasalahan yang sama sehingga mendapatkan data yang lengkap dan mendalam sampai data yang dibutuhkan dirasa cukup.

63 48 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang dipergunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung pada data yang objektif. Oleh karena itu sangat perlu diperhatikan teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengambilan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan komunikasi langsung dengan informan untuk mengajukan pertanyaanpertanyaan terbuka, sehingga informasi yang diperoleh semakin lengkap dan mendalam serta berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik wawancara yang dilakukan untuk memperoleh data adalah dengan cara memilih informan yang benar-benar mengerti tentang strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan. Adapun informan yang diwawancarai adalah Kepala Bidang Humas, Asman Bidang Pemasaran dan Niaga, Pegawai Bidang Pemasaran dan Niaga, serta Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. 2. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, serta rekaman gambar (H.B. Sutopo 2002:64). Observasi dilakukan secara langsung di lokasi

64 49 selama kegiatan penelitian dilakukan. Observasi difokuskan pada strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan dan segala peristiwa yang mengikutinya. Dalam observasi ini peneliti dapat dikatakan sebagai observer yang berperan pasif, karena peneliti hanya datang mendatangi lokasi, tetapi tidak sama sekali berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif, namun hadir dalam konteksnya. Observasi ini dilakukan tidak hanya sekali, baik secara formal maupun informal, namun berulang-ulang sebagai usaha pemantapan makna mengenai pemakaian atau pemanfaatan yang berkaitan dengan peristiwa yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Peneliti melakukan observasi diantaranya di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dan tempat-tempat pembayaran listrik. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mencari, mengumpulkan, dan mempelajari dokumen yang relevan dengan penelitian berupa arsip, laporan, peraturan, dokumen, dan literatur lainnya. Dokumen merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif, terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah struktur organisasi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, data perkembangan pelanggan, data tunggakan pelanggan, dan data-data lain yang ada hubungannya dengan penelitian serta

65 50 menunjang keberhasilan penelitian yang dilakukan. Peneliti menggunakan arsip-arsip dan dokumen yang terdapat di kantor PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, serta artikel dari internet yang berkaitan dengan strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan. F. Validitas data Menggunakan trianggulasi dengan sumber data/informasi, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini menurut Lexy J. Moleong (2010 : 330) dapat dicapai dengan langkah : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berbeda, dan orang pemerintahan. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Berdasarkan langkah di atas maka dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan

66 51 data hasil wawancara dari berbagai sumber yang berbeda yang tersedia atau mengkroscekkan jawaban antara pegawai PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dengan para pelanggan. Dengan demikian data yang satu akan dikontrol oleh data yang lain dari sumber yang berbeda. G. Teknik Analisis Data Tujuan dari analisis data adalah untuk menyederhanakan dan mengorganisasikan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data (penarikan kesimpulan). 1. Reduksi data Merupakan proses seleksi, penyederhanaan, merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Reduksi dimulai sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dan tentang cara pengumpulan data yang dipakai. Pada saat pengumpulan data berlangsung, reduksi data berupa membuat singkatan, coding, memusatkan tema, membuat batas permasalahan, dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung sampai penelitian berakhir. 2. Penyajian data Merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data,

67 52 peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan penelitian tersebut. Susunan penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak menolong peneliti sendiri. Dalam penelitian ini data-data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi setelah diseleksi, difokuskan, disederhanakan dan diabstraksikan serta diatur sedemikian rupa kemudian disajikan dalam bentuk narasi kalimat, gambar atau skema, jaringan kerja atau kegiatan, tabel, dan uraian. 3. Verifikasi Data (penarikan kesimpulan) Setelah tahap pengumpulan data selesai dilakukan, selanjutnya yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan berdasarkan hal yang terdapat dalam proses reduksi data maupun penyajian data atau dengan kata lain dimulai dengan awal pengumpulan data, dalam hal ini peneliti harus sudah mulai mengerti apa arti dari berbagai hal yang ditemui. Kesimpulan terakhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir. Dari tiga komponen yang terlibat dalam proses analisa data tersebut aktivitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data yang menggunakan siklus. Untuk lebih jelasnya, proses analisa data dengan model interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut:

68 53 Gambar 3.1. Skema Analisis Model Interaktif Pengumpulan Reduksi data Sajian Data Penarikan Simpulan/Verifikasi Sumber: H.B. Sutopo (2002 :96) Penjelasan mengenai gambar skema : a. Pengumpulan data adalah proses dimana peneliti mencari dan mengumpulkan data dari lapangan dari berbagai sumber dengan berbagai jenis data. b. Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan. c. Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan,

69 54 sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca akan bisa mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. d. Penarikan simpulan/verifikasi dilakukan dari awal pengumpulan data. Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Simpulan perlu diverifikasi

70 55 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Kelistrikan Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1901 Belanda mendirikan perusahaan listrik dengan nama N. V. Soloces Electriced Mij (S.E.M) untuk keperluan sendiri. Bermula dari munculnya ketenagalistrikkan yang dibangkitkan oleh beberapa perusahaan Belanda untuk keperluan sendiri, diantaranya pabrik gula dan pabrik teh. Ketenagalistrikkan yang dimaksudadalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik. Kelistrikkan untuk kemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda yaitu CV Nign di Batavia. Perusahaan ini semula bergerak dibidang gas, akan tetapi dikemudian hari memperluas usahanya dibidang listrik untuk kemanfaatan umum. Kemudian pada tahun 1893 oleh pemerintah-pemerintah daerah pada jaman penjajahan Belanda telah didirikan perusahaan-perusahaan listrik di Batavia (sekarang Jakarta) Electric Cittet Bendri JTF Batavia, Surabaya, Medan, Palembang, Makassar (sekarang Ujung Pandang) dan Ambon. Kelistrikan untuk pemanfaatan umum mulai dengan adanya S. V Negn, yang semula bergerak di bidang gas kemudian memperluas usahanya di bidang listrik untuk umum, namun hal tersebut tidak berjalan lama sampai commit 55 to user

71 56 kurang lebih tahun Pada tahun 1942 dengan menyerahnya Belanda kepada Jepang dalam Perang Dunia II, maka Indonesia dikuasai oleh Jepang. Oleh karena itu perusahaan listrik yang ada kemudian diambil alih oleh Jepang termasuk semua personel dalam perusahaan listrik tersebut. Hal ini pun tidak berjalan lama seperti halnya pada masa pemerintahan Belanda. Pada pertengahan 1945 perusahaan listrik dan gas yang semula dikuasai oleh Jepang kini beralih dikuasai oleh pemerintah Indonesia dengan nama Jawatan Listrik dan Gas. Tetapi hal ini pun tidak berjalan lama karena pada tahun 1948 terjadi Agresi Militer Belanda I dan II dimana sebagian besar perusahaan-perusahaan listrik kembali dikuasai oleh pemerintah Belanda dengan nama N.V.S.E.M. Namun pada tahun 1958 dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1958 tentang perusahaan listrik dan gas milik Belanda. Dengan adanya Peraturan Pemeritah tersebut, maka seluruh perusahaan listrik Belanda beralih tangan menjadi milik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang No. 86 tahun 1958, nama Perusahaan Listrik dan Gas diubah menjadi Perusahaan Listrik Negara (PLN). Perkembangan selanjutnya tahun 1960 dikeluarkan Perpu No. 19 tahun 1960 tentang perusahaan negara. Untuk mengarahkan pelaksanaan pasal 33 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi "Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai adil dan makmur maka perlu segera diusahakan adanya keseragaman dalam cara mengurus, menguasai serta membentuk dari perusahaan ini dengan baik

72 57 dan bijaksana untuk meningkatkan taraf hidup rakyat. Untuk melaksanakan Undang-Undang No. 19 Perpu tahun 1960 khususnya pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi "Tiaptiap Undang-Undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat", maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 67 tahun 1961 tentang pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara yang diserahi tugas untuk menyelenggarakan, penguasaan dan pengurusan atas perusahaan-perusahaan milik Negara yang berusaha di bidang Listrik dan Gas milik Belanda, yang telah dikenakan nasionalisasi berdasarkan Undang- Undang No. 86 tahun Pada pertengahan tahun 1965 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1965 tentang :. a. Pembubaran Badan Pimpinan. Umum Perusahaan Listrik Negara yang dibentuk berdasarkan PP No. 67 tahun b. Pendirian Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara. Pertimbangan dan alasan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.19 tahun 1965 ini semata-mata untuk mempertinggi daya guna dan industri gas sebagai satu kesatuan usaha di bidang ekonomi yang berfungsi menyelenggarakan kemanfaatan umum. Pada tahun 1967 dikeluarkan Instruksi Presiden RI No. 17 tahun 1967 tentang peagaruh dan penyederhanaan perusahaan Negara ke dalam tiga bentuk usaha negara, yaitu: a. Perusahaan Jawatan disingkat PERJAN (Departement Agency)

73 58 b. Perusahaan Umum disingkat PERUM (Public Corporation) c. Perusahaan Persero disingkat PERSERO (Public / State Company) Pada tahun 1972 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara berdasarkan UU No. 19 PP Tahun Dengan berdasarkan pada PP No. 18 Tahun 1972 ini, PLN ditetapkan statusnya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara (Perum PLN) dan diubah pula anggaran dasarnya mengenai status, hak, dan wewenang bertanggung jawab. Setelah banyak mengalami perubahan bentuk usaha sejalan dengan waktu, tepatnya pada tahun 1994 berdasarkan PP No. 23 Tahun 1994 dan Akta Notaris Soetjipto, SH Tahun 1994 No. 169 tertanggal 30 Juli 1994 di Jakarta, status PLN berubah menjadi Perseroan Terbatas (Persero). Dalam kelanjutannya, Akta Notaris tersebut diubah dengan Akta Notaris Ny. Indah Fatmawati, SH No. 70 tanggal 27 Januari 1998 dan status perusahaan ketenaga listrikan di Surakarta berubah menjadi PT. PLN (Persero) Cabang Surakarta. Pada tanggal 10 April 2001 berdasarkan keputusan General Manager PT. PLN (Persero) Unit Bisnis-Distribusi Jawa Tengah dan Yogyakarta No. 388.K/021/PD.11/2001, tentang pembentukan organisasi Area Pelayanan Pelanggan, mulai 1 Juni 2001 PT.PLN (Persero) Cabang Surakarta berubah menggunakan nama PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Pelanggan (APP). Selanjutnya mulai bulan Agustus 2004 berubah nama lagi menjadi PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Surakarta yang berlaku hingga

74 sekarang. PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Jaringan Surakarta sekarang beralamat di Jalan Brigjend Slamet Riyadi No. 468 Surakarta. 59 PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta mempunyai 11 kantor unit yang tersebar se-eks Karesidenan Surakarta, yaitu: a. Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Surakarta Kota. Jl. Slamet Riyadi, no. 468 Surakarta Telp. (0271) , b. Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Manahan. Jl. MT Haryono, no. 29 Surakarta Telp. (0271) , c. Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Sukoharjo. Jl. Jakgung R Suprapto, no. 5 Sukoharjo Telp. (0271) , d. Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Grogol. Jl. Langenharjo, no. 462 Sukoharjo Telp. (0271) e. Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Kartasura. Jl. Indronoto no. 20 Ngabeyan, Kartosuro Telp. (0271) f. Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Karanganyar. Jl. Cik Di Tiro Karanganyar Telp. (0271) g. Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Palur. Jl. Nusa Indah, no. 47 (perumnas Palur) Telp (0271) , h. Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Sragen. Jl. RA Kartini Sragen Telp. (0271) , i. Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Sumberlawang. Jl. Raya Solo-Purwodadi km 28 Telp. (0271) j. Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Wonogiri. Jl. Prof. Dr. Ir. Sutami Wonogiri

75 60 Telp. (0273) k. Kantor PT. PLN (Persero) UPJ Jatisrono. Jl. Pandean RT 02/ 06 Jatosrono Telp. (0273) Tujuan PT. PLN (Persero) Tujuan, sifat dan maksud PT. PLN (Persero) memiliki dasar pada Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1994, yaitu : a. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. b. Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai dengan tujuan untuk : 1) Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi. 2) Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat. c. Merintis kegiatan-kegiatan usaha yang lain yang menunjang usaha penyediaan tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Motto, Falsafah, dan Logo PT. PLN (Persero) a. Motto (Electricity for a better life)

76 61 b. Falsafah : Terdapat 3 falsafah perusahaan yang diyakini oleh setiap karyawan PT. PLN (Persero), antara lain: 1) PT. PLN (Persero) bukan sekedar penyedia energi. Akan tetapi juga berkontribusi pada pengembangan masyarakat yang produktif dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. 2) Keberhasilan perusahaan bukan sekedar ditentukan oleh besarnya laba, tetapi juga kemampuan perusahaan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan produktif dan memperoleh kehidupan sejahtera. 3) Kegiatan usaha dan proses kerja tidak sekedar dijalankan untuk mengejar efisiensi, melainkan juga memungkinkan terjadinya kerjasama pembaruan perusahaan secara berkesinambungan dan menyelenggarakan bisnis secara etika. c. Logo 1) Komposisi Logo : Logo PT. PLN (Persero) terdiri dari : a. Lambang kilat yang berwarna merah. Terletak di depan dari keseluruhan komposisi.

77 62 b. Gelombang udara yang berwarna biru. Berjumlah tiga baris Terletak di belakang lambang kilat. c. Persegi panjang berwarna kuning dengan posisi portrait. Berwarna kuning. Seakan-akan membingkai seluruh kesatuan komposisi. 2) Arti Logo : a) Lambang kilat berwarna merah "Listrik akan membawa manfaat positif bagi semua pihak apabila dimanfaatkan secara tepat. Namun juga dapat membawa hal yang yag negatif apabila disalah gunakan." Kilat merupakan fenomena alam dimana ion bermuatan listrik positif yang berada di langit bertemu dengan ion negatif yang ada di bumi. Tumbukan kedua ion tersebut mengakibatkan percikan api listrik yang disertai cahaya dan suara. b) Gelornbang udara yang berwarna biru Udara merupakan medium penghantar bagi ion-ion listrik. Demikian pula PT. PLN (Persero) berkeinginan untuk menjadi media atau penyalur energi listrik bagi konsumennya. c) Persegi panjang berwarna kuning Diartikan sebagai cahaya yang terang. Diharapkan energi listrik yang diproduksi dan didistribusikan oleh PT. PLN (Persero) kepada konsumen dapat membawa manfaat seperti cahaya dalam kegelapan.

78 63 4. Visi dan Misi PT. PLN (Persero) a. Visi PT. PLN (Persero) Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani. Konsekuensi terhadap visi sebagai strategi korporat ini dijabarkan dalam beberapa hal berikut: 1) Mewujudkan kinerja perusahaan dengan kualitas setaraf kelas dunia dalam usaha bisnis kelistrikan. 2) Berfokus pada peningkatan kualitas proses secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang maksimal. 3) Membangun lingkungan kerja yang memungkinkan anggota perusahaan mentransformasikan potensi mereka menjadi kinerja perusahaan yang dihargai. b. Misi PT. PLN (Persero) 1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. 2) Menjadikan tenaga listrik sebagai alat untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi yang pada akhirnya meningkatkan taraf hidup masyarakat luas. 4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

79 64 5. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu gambaran yang secara jelas dapat menunjukan alur distribusi fungsi, tugas, dan wewenang dari seluruh sumber daya manusia yang ada dalam sebuah organisasi. Tugas dan wewenang masing-masing jabatan sesuai dengan tingkatan dalam struktur organisasi perusahaan. Dengan struktur organisasi tersebut setiap sumber daya manusia yang ada dapat mengetahui tugas, wewenang, maupun jalur tugas yang melingkupinya sehingga segala kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan baik. Struktur organisasi yang ditetapkan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta adalah struktur organisasi garis. Dalam melaksanakan tugastugasnya manajer dibantu asisten manajer sesuai dengan keahliannya. Sedangkan untuk kegiatan operasionalnya, asisten manajer memberi perintah kepada tiap-tiap bagian secara langsung, namun demikian manajer merupakan penanggung jawab tertinggi di perusahaan. Skema struktur organisasi yang ada dalam PT. PLN (Persero) APJ Surakarta yang sesuai dengan SK 175.K/GM.DJTY/2008 tanggal 24 Juli 2008 ada pada daftar lampiran. Adapun struktur organisasi perusahaan yang dimiliki PT. PLN (Persero) APJ Surakarta adalah sebagai berikut: a. Manajer APJ b. Fungsional Ahli, yang terdiri dari: 1) Ahli Pelaksanaan P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik) 2) Ahli Automatic Meter Reading

80 65 3) Ahli Account Executive 4) Ahli Kinerja 5) Ahli Hukum, Humas, Kemitraan, dan Bina Lingkungan 6) Ahli Perencanaan 7) Ahli Lingkungan 8) Ahli Efisiensi Jaringan Distribusi dan Pengendalian Losses c. Bagian Pemasaran Bagian ini dipimpin oleh seorang asisten manajer yang membawahi satu Ahli Muda dan dua seksi, yaitu: 1) Ahli Muda Riset Pasar dan Kelayakan Pelanggan 2) Seksi Strategi Pemasaran 3) Seksi Peningkatan Pelayanan d. Bagian Niaga Bagian ini dipimpin oleh seorang Asisten Manajer yang membawahi empat seksi, yaitu: 1) Seksi Tata Usaha Lingkungan 2) Seksi Pengolahan Data Rekening 3) Seksi Pembacaan Meter 4) Seksi Penagihan e. Bagian Distribusi Bagian ini dipimpin oleh seorang Asisten Manajer yang membawahi empat Ahli Muda dan empat seksi. yaitu: 1) Ahli Muda Mutu dan Keandalan

81 66 2) Ahli Muda Proteksi dan Pengukuran 3) Ahli Muda Perencanaan Pengembangan Jaringan Distribusi 4) Ahli Muda Regu PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan) 5) Seksi Operasi Distribusi 6) Seksi Pemeliharaan dan Konstruksi Distribusi 7) Seksi Peneraan dan Pengukuran 8) Seksi Pengendalian Sistem Meter f. Bagian Keuangan Bagian ini dipimpin oleh Asisten Manajer yang membawahi tiga seksi, yaitu: 1) Seksi Pengendalian Anggaran dan Keuangan 2) Seksi Pengawasan Pendapatan 3) Seksi Akutans g. Bagian Sumber Daya Alam (SDM) dan Administrasi Bagian ini dipimpin oleh Asisten Manajer yang membawahi empat seksi, yaitu: 1) Seksi Sumber Daya Manusia (SDM) 2) Seksi Sekretariat dan Umum 3) Seksi Logistik 4) Seksi Pengamanan Berikut ini adalah uraian tugas pokok dan fungsi manajer dan asisten manajer PT. PLN (Persero) APJ Surakarta:

82 67 a. Manajer APJ Tugas pokok manajer APJ adalah bertanggung jawab atas pengelolaan usaha secara efisien efektif serta menjamin penerimaan hasil penjualan tenaga listrik, peningkatan kualitas pelayanan, pelaksanaan pengelolaan Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Sambungan Rumah (SR), Alat Pembatas dan Pengukur (APP), pengelolaan keuangan serta pengelolaan SDM dan administrasi, membina hubungan kerja, kemitraan dan komunikasi yang efektif guna menjaga citra perusahaan serta mewujudkan good corporate governance. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, manajer APJ berfungsi: 1) Menyusun perkiraan kebutuhan tenaga listrik. 2) Menyusun dan menerapkan program penjualan tenaga listrik. 3) Memantau perkembangan jumlah pelanggan dan jenis tarif. 4) Menyusun program peningkatan kualitas pelayanan pelanggan. 5) Mengkoordinir dan mengendalikan pengoperasian JTM, JTR, SR, dan APP-nya. 6) Melaksanakan kegiatan pengelolaan PKBL. 7) Menangani permasalahan hukum yang terjadi dilingkungan area. 8) Melaksanakan pengelolaan SDM, keuangan, dan administrasi. 9) Membuat evaluasi secara berkala terhadap kegiatan pengelolaan, pemasaran, niaga, distribusi, keuangan, SDM dan administrasi.

83 68 10) Melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokok sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. b. Fungsional Ahli 1) Ahli Hukum, Hubungan Masyarakat dan Program Kemitraan Bina Lingkungan Tugas pokok: Pelaksanaan bidang kehumasan serta penanganan masalah hukum. a) Bidang Hukum: Menyelesaikan segala permasalahan yang menyangkut hukum. Contohnya; kontrak kerja antara PT PLN (Persero) dengan pelanggan yang biasanya terdapat dalam SPJBTL (Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik). b) Bidang Humas dan Program Kemitraan Bina Lingkungan - Hubungan Masyarakat: Memberikan penerangan serta pengarahan kepada stakeholders melalui sosialisasi baik langsung maupun tidak langsung, Maintenance hubungan baik dengan stakeholders dan Menjalin kerjasama dengan pers dan media baik berupa media cetak maupun media elektronik sebagai salah satu channel dalam pelaksanaan tugas kehumasan. - Kemitraan: Melaksanakan analisa proposal dari pengusaha kecil dan memberi bantuan berupa pinjaman modal kerja dengan bunga lunak serta Membantu sarana promosi untuk pemasaran hasil produksinya.

84 69 - Program Bina Lingkungan: Memberikan bantuan secara cuma-cuma kepada lingkungan disekitar kantor serta aset PT. PLN (Persero), serta menggugah partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk peduli dan ikut membantu mengamankan instalasi jaringan listrik, bangunan, dan peralatan kantor dari gangguan, pengrusakan serta pencurian. c) Asisten Manajer Pemasaran Tugas pokok asisten manajer pemasaran adalah bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengelolaan pemasaran dan pelayanan pelanggan lama ataupun baru yang berhubungan dengan kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelian, penjualan energi listrik, riset pasar, pengembangan produk dan jasa baru, promosi dan komunikasi, pengendalian mutu pelayanan serta perubahan data pelanggan sehingga dapat mendukung pelaksanaan kerja unit dengan baik. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut asisten manajer pemasaran mempunyai fungsi: 1) Menyusun rencana kerja bagian pemasaran sebagai pedoman kerja. 2) Melakukan riset pasar dengan mengumpulkan informasi bisnis dan menganalisa untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

85 70 3) Mengevaluasi data statisitik yang berkaitan dengan perkembangan daerah setempat untuk penetapan rencana penjualan. 4) Melakukan segmentasi pasar dengan melakukan manajemen proaktif bagi konsumen potensial untuk mempertahankan, mengembangkan penjualan dan kepuasan pelanggan. 5) Melakukan peramalan dan menyusun rencana penjualan tenaga listrikserta langkah-langkah penjualan. 6) Melakukan pemasaran kreatif, menyampaikan pesan dan promosi produk atau penjualan guna meningkatkan citra perusahaan dan kepedulian kepada pelanggan. 7) Merencanakan kegiatan promosi. c. Asisten Manajer Niaga Tugas pokok asisten manajer niaga adalah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengembangan pelayanan pelanggan atau calon pelanggan, penyelesaian klaim, manajemen baca meter, sistem informasi, pengelolaan hasil penjualan listrik, pengelolaan piutang, pelaksanaan P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik). Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas asisten manajer niaga mempunyai fungsi: 1) Mengkoordinir proses administrasi pasang baru dan perubahan daya pada konsumen selektif.

86 71 2) Secara aktif membantu unit dalam penyelesaian klaim. 3) Secara aktif membantu unit dalam manajemen baca listrik. 4) Mengelola dan mengkoordinir hasil penjualan tenaga listrik. 5) Memonitor pengelolaan piutang. 6) Mengkoordinir pemutusan dan penyambungan pelanggan menunggak. 7) Mengkoordinir pelaksanaan P2TL pada unit dibawahnya. 8) Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi. 9) Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan niaga dan cara perbaikannya. d. Asisten Manajer Distribusi Tugas pokok asisten manajer distribusi adalah bertanggungjawab atas pelaksanaan penyelenggaraan pengoperasian, pemeliharaan, konstruksi, pembangunan jaringan distribusi secara efektif dan efisien, penerapan dan perakitan APP dalam rangka menjaga kontinuitas serta menjamin mutu keandalan penyaluran tenaga listrik kepada pelanggan sesuai standar layanan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, asisten manajaer distribusi mempunyai fungsi: 1) Menyusun rencana kerja dan anggaran pada bagian distribusi sebagai pedoman kerja. 2) Membagi tugas dan memberi petunjuk kepada bawahan pada bagian distribusi dalam rangka pelaksanaan tugas.

87 72 3) Mengevaluasi usulan rencana pengembangan sistem-sistem operasi distribusi. 4) Mengevaluasi konsep perencanaan pengoperasian, pemeliharaan, konstruksi, pembangunan jaringan distribusi dan peralatannya. 5) Menyusun SOP pekerjaan operasi, pemeliharaan, konstruksi, pembangunan jaringan distribusi. 6) Memeriksa desain konstruksi berdasarkan standar desain. 7) Mengatur pelaksanaan pemeliharaan area pendistribusian tenaga listrik. e. Asisten Manajer Keuangan Tugas pokok asisten manajer keuangan adalah bertanggungjawab atas perencanaan, pengelolaan dan pengendalian penyelenggaraan kegiatan bidang anggaran, keuangan, pengawasan, pendapatan, akutansi, dan perbekalan, sehingga memenuhi target pengendalian keuangan unit. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, asisten manajer keuangan mempunyai fungsi: 1) Melakukan koordinasi dan memsupervisi serta bertanggung jawab atas tersusunnya RKAP dan cash flow (laba/rugi dan neraca).

88 73 2) Melakukan koordinasi dengan asisten manajer terkait agar penggunaan anggaran dapat terkendali sesuai dengan RKAP yang telah ditetapkan. 3) Melakukan evaluasi dan memberikan persetujuan atas pengajuan permintaan anggaran dari user. 4) Memberikan persetujuan penerimaan dan pengeluaran dana impres, berdasarkan bukti-bukti yang sah. 5) Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap keamanan penyimpanan fisik uang secara aman. 6) Melakukan koordinasi dan bertanggung jawab atas tersusunnya laporan keuangan. 7) Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka pengelolaan dan pengendalian anggaran operasi. f. Asisten Manajer SDM dan Administrasi Tugas pokok asisten manajer SDM dan administrasi adalah bertanggungjawab atas pengelolaan dan pengendalian SDM, rumah tangga kantor, keselamatan dan kesehatan kerja, keamanan lingkungan kerja, fasilitas dan sarana kerja, kendaraan serta penyelenggaraan kesekretariatan dalam rangka menunjang rencana yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, asisten manajer SDM dan administrasi mempunyai fungsi:

89 74 1) Menyusun rencana kerja fungsi administrasi sebagai pedoman kerja. 2) Membagi tugas bawahan dan memberi arahan kepada bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas. 3) Mengelola surat-surat masuk dan keluar sesuai TLSK. 4) Melaksanakan administrasi pengadaan dan pendistribusian ATK pada fungsi terkait. 5) Mengelola rumah tangga kantor, pengaturan kendaraan serta membantu pelaksanaan kehumasan. 6) Merencanakan pengembangan atau pembinaan sumber daya manusia. 7) Mengatur pelaksanaan pembinaan kesejahteraan pegawai. 8) Membuat rencana pendidikan dan pelatihan pegawai yang diperlukan dalam rangka peningkatan kinerja SDM. 9) Melakukan evaluasi keseluruhan maupun secara parsial terhadap sistem dan prosedur kerja yang ada serta mengusulkan perbaikan yang diperlukan. 10) Melakukan evaluasi standar kemampuan pegawai yang mungkin berubah akibat perubahan pelaksanaan kerja maupun perubahan teknologi yang ada yang diperlukan.

90 75 6. Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Pelanggan PT. PLN (Persero) dikelompokkan ke dalam beberapa jenis golongan tarif yaitu: a Sosial (S). Pelanggan jenis ini merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kegiatan sosial. Yang termasuk dalam pelanggan ini adalah masjid, gereja, sekolah, yayasan dan lain sebagainya. b Rumah tangga (R). Pelanggan rumah tangga merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kegiatan rumah tangga. Yang termasuk di dalamnya adalah pelanggan dalam suatu keluarga. c. Bisnis (B). Pelanggan bisnis merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kegiatan menjual barang dan jasa. Yang termasuk pelanggan ini adalah pertokoan, rumah makan, salon dll. d. Industri (I). Pelanggan industri merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kegiatan produksi. Yang termasuk dalam pelanggan ini adalah pabrik-pabrik tekstil, industri kerajinan dan lain-lain.

91 76 e. Pemerintah (P). Pelanggan ini adalah pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kepentingan kegiatan pemerintahan. Yang termasuk di dalamnya adalah kantor-kantor pemerintah dan penerangan jalan umum. f. Multiguna (M). Pelanggan multiguna adalah pelanggan PT. PLN (Persero) yang penggunaan listriknya untuk kegiatan yang memerlukan pelayanan khusus dan karena berbagai hal tidak dapat tercakup dalam ketentuan golongan tarif diatas. Kualitas khusus yang dimaksud misalnya karena kebutuhannya, pelanggan menginginkan tegangan standar yang dibutuhkannya. Selain itu frekuensi pelanggan multiguna lebih diutamakan (prioritas) daripada pelanggan lainnya kalau terjadi gangguan. Yang termasuk didalamnya adalah supermarket, papanpapan reklame, dan lain sebagainya. Selain itu, pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta juga dikelompokkan dalam berbagai macam golongan. Jadi pembagian pelanggan berdasarkan tarif masih diklasifikasikan lagi berdasarkan golongan, diantaranya: a. Pelanggan golongan umum tidak memiliki kekhususan tertentu, bukan pemerintah ataupun perusahaan milik pemerintah.

92 77 b. Pelanggan golongan ini merupakan rumah tangga yang anggota keluarganya menjadi anggota TNI dan menempati rumah dinas, termasuk didalamnya kantor-kantor milik TNI seperti Kantor Koramil dan sejenisnya. c. Pelanggan golongan ini merupakan semua instansi yang bukan milik pemerintah pusat namun di miliki oleh badan/ lembaga pemerintah tertentu yang berkedudukan di daerah, seperti TVRI, Istana Mangkunegaran, Perumahan Kehakiman, dan sebagainya. d. Pelanggan golongan ini semua instansi milik pemerintah, seperti Balaikota/Kantor Bupati, Dinas-dinas pemerintah. e. Golongan pelanggan ini merupakan semua instansi/ lembaga usaha milik Negara seperti Bank Indonesia, PT Telkom, PT. PLN (Persero), dan sebagainya.

93 78 B. STRATEGI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PELANGGAN Sebelum membahas lebih dalam tentang strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, peneliti terlebih dahulu akan menjelaskan penyebab tunggakan pelanggan, khususnya pelanggan rumah tangga. Setelah mengetahui penyebab tunggakan, baru akan dibahas strategi dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan strategi mengatasi tunggakan pelanggan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. 1. Penyebab Tunggakan Pelanggan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta PT. PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memegang kuasa pemerintah sebagai penyedia tenaga listrik bagi masyarakat, khususnya di wilayah Surakarta dan sekitarnya. PT. PLN (Persero) APJ Surakarta membawahi 11 Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) yang berada di wilayah eks-karesidenan Surakarta. Demi kelancaran dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan, PT. PLN (Persero) APJ Surakarta harus didukung dengan lancarnya arus pemasukan uang yang baik. Namun pada kenyataannya tidak semua pelanggan membayar rekening listrik pada saat yang ditentukan sehingga terdapat tunggakan pelanggan. Tunggakan pelanggan adalah piutang pelanggan yang belum dibayar oleh pelanggan pada waktu yang telah ditetapkan oleh PT. PLN (Persero). Tunggakan pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

94 didominasi oleh pelanggan rumah tangga. Adanya piutang atau tunggakan pelanggan, dalam hal ini pelanggan rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: kesibukan para pelanggan dan kebiasaan para pelanggan yang membayar pada akhir-akhir tanggal pembayaran. a. Kesibukan Para Pelanggan Kesibukan para pelanggan menjadi faktor utama penyebab tunggakan pelanggan rumah tangga di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Soeharmanto kepala humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta berikut ini. unggakan pelanggan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta ini didominasi oleh pelanggan rumah tangga disebabkan karena tingkat kesibukan mereka mbak. Para pelanggan sibuk bekerja dan pulang malam sehingga sering kali lupa akan kewajiban mereka untuk membayar listrik tepat pada waktunya. Inilah faktor utama yang menyebabkan tunggakan pelanggan rumah tangga. ( Wawancara tanggal 25 April 2011 Pukul ) Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak Iwan pegawai bagian pemasaran dan Niaga berikut ini : 79 paling besar tingkat tunggakannya mbak, hal ini disebabkan karena mereka sibuk bekerja sehingga sering lupa membayar listrik pas ( Wawancara Tanggal 25 April 2011 Pukul ) Selain itu dari sisi para pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta juga mengungkapkan hal serupa, mereka sangat menyadari betul bahwa kesibukan merekalah yang menyebabkan mereka sering kali lupa membayar listrik tepat pada waktunya. Seperti pernyataan

95 Bapak Agus, pelanggan yang beralamat di Jalan Surya IV No. 30 RT. 01/ 25 Kec. Jebres, Surakarta itu mengungkapkan : arena saya dan istri saya sibuk bekerja sering kali lupa membayar listrik tepat pada waktunya, nyadar-nyadar sudah ( Wawancara Tanggal 5 Mei 2011 Pukul ) Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Siskha Sofiana, seorang mahasiswi salah satu Universitas di Solo yang Kos di New Arifah, Jalan Surya IV. Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta ini mengungkapkan hal serupa seperti berikut ini. esibukan kami sebagai mahasiswa kadang menyebabkan lupa untuk membayar listrik tepat waktu atau sebelum tanggal 20. Apalagi dikos saya juga ada yang sudah bekerja sehingga karena kesibukannya kadang telat membayar uang iuran listrik setiap ( Wawancara Tanggal 6 Mei 2011 Pukul 18.30) Maka dari beberapa pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kesibukan para pelanggan sangat berpengaruh sekali terhadap ketepatan para pelanggan dalam pembayaran rekening listrik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh PLN yaitu antara tanggal 5-20 setiap bulannya, sehingga mengakibatkan adanya tunggakan pelanggan rumah tangga di PT. PLN (Persero) APJ surakarta. b. Kebiasaan para pelanggan rumah tangga yang membayar pada akhirakhir tanggal pembayaran. Salah satu penyebab tunggakan pelanggan rumah tangga mendominasi jumlah tunggakan pelanggan di PT. PLN (Persero) APJ 80

96 Surakarta adalah karena kebiasaan para pelanggan yang lebih suka membayar listrik diakhir-akhir tanggal pembayaran. Masyarakat cenderung menunda-nunda pembayaran rekening listrik, Mereka melakukan pembayaran melebihi aturan yang ditetapkan. Sepertinya hal ini secara tidak langsung sudah menjadi budaya dalam masyarakat, khususnya para pelanggan rumah tangga. Hal ini mungkin dikarenakan para pelanggan rumah tangga tidak begitu mementingkan membayar listrik tepat pada waktunya dan kurang memberikan prioritas pembayaran listrik dalam manajemen keuangan keluarganya sehingga mereka menunda pembayaran dan sering membayarnya di akhir tanggal. Seperti pernyataan salah satu pegawai PT. PLN (Persero) bagian Pemasaran dan Niaga Bapak Iwan berikut ini. Salah satu hal yang menyebabkan tunggakan pelanggan rumah tangga adalah karena mereka lebih senang membayar pada akhir tanggal pembayaran, ditunda-tunda akhirnya malah lupa membayar ( Wawancara Tanggal 25 April 2011 Pukul ) Beberapa hal yang menyebabkan para pelanggan rumah tangga lebih sering membayar listrik diakhir tanggal mungkin dikarenakan mereka malas membayar di awal tanggal atau uang yang mereka miliki digunakan untuk keperluan lain yang lebih penting dan mendesak sehingga para pelanggan tersebut membayar listrik diakhirakhir tanggal pembayaran, besarnya angka tunggakan salah satunya disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang suka menunda-nunda pembayaran tagihan listrik. Masyarakat lebih mementingkan untuk 81

97 membayar kebutuhan-kebutuhan lain terlebih dahulu ataupun karena faktor tidak ingat. seperti diakui oleh Soeharmanto, Kepala Bagian Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta yang ditemui langsung dikantornya menjelaskan bahwa. Menurut data PLN APJ Surakarta Para pelanggan rumah tangga biasanya lebih senang membayar listrik diakhir-akhir tanggal yaitu antara tanggal 18-20, karena di tanggal-tanggal ini tempat pembayaran listrik ramai dikunjungi pelanggan rumah tangga. Hal ini mungkin disebabkan mereka malas membayar di tanggal muda atau belum ada uang untuk membayar listrik atau mungkin juga sudah ada uang tetapi digunakan untuk kebutuhan lain. Mbayarnya diulur-ulur malah akhirnya telat mbayar. Salah satu kebiasaan inilah yang menyebabkan tunggakan pelanggan rumah tangga ( Wawancara Tanggal 25 April 2011 Pukul ) Dari pihak pelanggan rumah tangga juga menyatakan hal serupa, yaitu pernyataan bapak Basuko Raharjo. Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ surakarta yang beralamat di Gendingan RT 01/14 Jebres Surakarta tersebut mengatakan bahwa. Saya sudah tau mbak, kalau pembayaran listrik itu dilakukan antara tanggal 5-20 setiap bulannya. Tapi kadang-kadang karena kesibukan, saya jadi lebih sering membayar diakhir-akhir tanggal. ( Wawancara Tanggal 11 juni 2011 pukul ) Pernyataan Bapak Basuko tersebut didukung oleh pernyataan dari Siskha Sofiana, salah satu pelanggan rumah tangga APJ Surakarta yang kos didaerah UNS. Kalau bayar listrik biasanya saya dan teman-teman kos lebih sering diakhir tanggal pembayaran. Hal ini dikarenakan karena biasanya uang iuran listrik baru terkumpul kalau sudah mendekati akhir tanggal pembayaran mbak. Gak tau kenapa kalau pada ditagih uang listrik belum mepet tanggalnya pada susah mbayar 82

98 mbak, yaa maklumlah anak kos. Kalau sudah begini ya terpaksa ( Wawancara Tanggal 6 Mei 2011 Pukul ) Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan salah satu pelanggan PLN UPJ Sragen yaitu bapak Subagiyo yang beralamat didesa Tenggak, Sidoharjo, Sragen berikut ini. Saya kalau mbayar listrik seringnya kalau mau mendekati tanggal 20 mbak, gak tau kenapa sepertinya kalau mbayar listrik gak diakhir-akhir tanggal pembayaran kurang afdol mbak..hahaha. Kadang- ( wawancara Tanggal 7 Mei 2011 pukul ) Jadi berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kebiasaan pelanggan rumah tangga membayar listrik diakhir-akhir tanggal pembayaran listrik juga merupakan salah satu penyebab tunggakan pelanggan pada PT. PLN (Persero) APJ Surakarta Strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakata Dalam Mengatasi Tunggakan Pelanggan Mengatasi jumlah tunggakan pelanggan menjadi salah satu target dan tujuan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta sebagai perwujudan visi dan misinya. Dalam visi dan misinya, PT PLN (Persero) sebagai leading sector bidang kelistrikan di Indonesia, ingin menunjukkan kinerja yang lebih baik kepada para pelanggannya serta siap menghadapi tantangan. Strategi dalam mengatasi tunggakan pelanggan dilakukan sebagai bentuk respon terhadap adanya tunggakan pelanggan, apabila tidak segera

99 84 diatasi dan tetap dibiarkan maka jumlah tunggakan akan semakin bertambah besar sehingga bisa mengganggu kinerja PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam memberikan pelayanan secara maksimal kepada para pelanggannya. Jumlah Tunggakan yang paling besar di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta berdasarkan jumlah tarifnya adalah pelanggan rumah tangga. Strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan, dalam hal ini pelanggan kategori rumah tangga antara lain sebagai berikut: a. Dengan Menurunkan Tim Petang (Penurunan Piutang) Salah satu strategi mengatasi tunggakan pelanggan yang dijalankan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta adalah dengan menurunkan Tim Petang (Penurunan Tunggakan) untuk mengingatkan/menangih pelanggan yang sudah menunggak 2 bulan atau lebih atas tunggakan pembayaran rekening listriknya. Menurut keterangan kepala humas PT. PLN (Persero) APJ surakarta Pelanggan yang menunggak pembayaran selama 2bulan/lebih jumlahnya hanya berkisar antara 5-10% dari jumlah keseluruhan pelanggan rumah tangga yang menunggak pembayaran. Biasanya petugas PLN akan memberikan surat peringatan pemberitahuan pelaksanaan pemutusan sementara sambungan tenaga listrik bagi pelanggan yang menunggak 1 bulan, dan apabila pelanggan tersebut tidak menanggapi surat peringatan tersebut serta tetap tidak melunasi piutangnya selama 2bulan/lebih maka PLN (Persero) APJ Surakarta akan menurunkan Tim Petang (Penurunan Tunggakan). Tim Petang terdiri dari pegawai PT. PLN

100 (Persero) APJ Surakarta, Tim inilah yang melakukan pemutusan ke rumah-rumah pelanggan yang sudah menunggak 2bulan/lebih dengan adanya surat perintah kerja dari PT. PLN (Persero). Pejabat Humas PT. PLN APJ Surakarta, Soeharmanto mengatakan tunggakan pelanggan terjadi lantaran kesibukan pelanggan atau uang yang seharusnya digunakan membayar listrik dipakai untuk keperluan lain sehingga tidak sempat membayarkan rekening listriknya. Sebagai salah satu strategi yang dijalankan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta guna mengatasi tu pelanggan rumah tangga yang menunggak pembayaran 2bulan/lebih. Tim Petang biasanya akan bekerja sore hari di saat para pelanggan telah kembali dari tempat kerja, ini dilakukan karena biasanya pada waktu sore hari pelanggan rumah tangga kebanyakan berada dirumah. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, Bapak Soeharmanto sebagai berikut. atu strategi untuk mengatasi tunggakan pelanggan rumah tangga yang dijalankan oleh PLN APJ Surakarta adalah dengan membentuk tim khusus yang bertugas melakukan penagihan secara door to door. Tim ini kita namakan Tim Petang (penurunan piutang), tugas Tim petang adalah mendatangi rumah-rumah pelanggan yang telah menunggak 2bulan/lebih. Cara ini memang dirasa lebih efektif untuk mengurangi jumlah tunggakan pelanggan, khususnya pelanggan rumah tangga yang ( Wawancara tanggal 26 Juli 2011 Pukul ) 85 -

101 86 Hal ini didukung dengan pernyataan dari bapak Loso, petugas Tim Petang APJ Surakarta. Loso mengungkapkan bahwa pada pelaksanaannya penagihan oleh Tim Petang biasanya dilakukan bagi pelanggan yang menunggak dua bulan/lebih. melakukan pemutusan mbak, tapi pelanggan yang diputus tersebut biasanya yang sudah menunggak dua bulan atau lebih. Kalau waktu didatangi kerumah pelanggan mau membayar jumlah tunggakannya, ya kita terima uangnya dan tidak jadi dilakukan pemutusan. Tetapi untuk pembongkaran, sangat jarang sekali kami melakukan pembongkaran. Lha wong diputus saja masih ada pelanggan yang tidak trima apalagi bila dibongkar ( Wawancara Tanggal 26 Juli 2011 Pukul ) Hal serupa juga diungkapkan oleh Niko, pelanggan PT. PLN (persero) APJ Surakarta yang kos di daerah belakang UNS yang sudah menunggak pembayaran selama lebih dari 2bulan. -teman kos pernah tidak membayar listrik selama 2 bulan lebih, ya maklumlah anak kos kalau disuruh iuran buat bayar listrik susah. 1 bulan pertama kami sudah diberi surat peringatan tetapi tidak kami hiraukan, ya akhirnya setelah 2 bulan hampir 3 bulan didatangi petugas PLN dan disuruh membayar saat itu juga, kalau tidak mau ya listriknya bakal disegel dan diputus. (Wawancara tanggal 25 Juli 2011 Pukul 15.00) Pada pelaksanaannya strategi dalam mengatasi tunggakan dengan menerjunkan Tim Petang (Penurunan Piutang) ini terkendala oleh beberapa faktor penghambat, antara lain yaitu: Pelanggan yang didatangi rumahnya sedang tidak berada dirumah dan masalah tidak tahu/tidak jelasnya alamat rumah pelanggan yang melakukan penunggakan, sehingga para petugas Tim Petang harus mencari tahu alamat rumah tersebut.

102 Seperti apa yang diungkapkan oleh kepala humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta berikut ini. ( Penurunan Piutang ) PT. PLN (Persero) APJ Surakarta bisa sebagai shock therapy bagi pelanggan, Jadi ada semacam pembelajaran bagi pelanggan yang menunggak pembayaran dan tidak akan (Wawancara, 26 Juli 2011 pukul 14.00) 87 Strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta untuk mengatasi tunggakan pelanggan dengan menurunkan Tim Petang ( Penurunan Tunggakan ) merupakan bentuk strategi agresif dilakukan dengan membuat program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan mendobrak penghalang, rintangan, atau ancaman untuk mencapai keunggulan/prestasi yang ditergetkan. Menurut pengamatan penulis strategi ini cukup berhasil dan dapat memberikan shock terapi/pembelajaran kepada pelanggan rumah tangga yang menunggak pembayaran. Melalui Tim Petang ( Penurunan Tunggakan ) ini maka tujuan yang diharapkan adalah agar pelanggan tidak akan melakukan keterlambatan pembayaran lagi. b. Menambah/Memperbanyak Tempat-tempat Pembayaran Listrik. Dengan menambah atau memperbanyak tempat-tempat pembayaran listrik diharapkan akan dapat mengatasi tunggakan pelanggan rumah tangga. Banyaknya tempat untuk membayar rekening listrik merupakan salah satu kemudahan pelayanan yang

103 diberikan oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, untuk membayar listrik para pelanggan tidak perlu datang langsung kekantor PLN tetapi dapat dilakukan ditempat-tempat yang sudah bekerja sama dengan PT. PLN. Tempat pelayanan listrik dapat dilakukan di kantor PT. PLN (Persero) UPJ dimanapun pelanggan berada, di supermarket, di Mobil keliling, di Kantor Pos, bahkan pelanggan dapat melakukannya tanpa keluar dari rumah, yaitu dengan membayar melalui Bank (via online) dengan layanan sms. Selain itu juga dapat melalui transfer dengan ATM atau ditempat-tempat lain disekitar pelanggan yang sudah bekerja sama dengan PLN, dengan begitu pelanggan tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menuju tempat pembayaran listrik. Seperti yang diungkapkan oleh kepala Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta berikut. Apabila semakin banyak tempat pembayaran listrik yang berdekatan dengan pelanggan maka otomatis minat para pelanggan untuk membayar listrik akan semakin meningkat karena untuk menuju tempat pembayaran tidak perlu buang tenaga dan waktu yang lama mbak. Sekarang kan sudah banyak tempat pembayaran listrik, misalnya saja dikantor-kantor pos, bank dan tempat-tempat disekitar pelanggan yang sudah bekerja sama dengan PLN. Maka dengan cara ini diharapkan akan dapat mengatasi ( Wawancara Tanggal 4 April 2011 Pukul ) Dengan semakin bertambah banyaknya tempat-tempat pembayaran listrik maka diharapkan semakin tinggi minat para pelanggan untuk membayar listrik tepat pada waktunya, seperti 88

104 pernyataan yang diungkapkan oleh Siskha Sofiana pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta berikut ini. Sekarang membayar listrik dapat dilakukan dimana saja, tidak perlu datang langsung kekantor PLN, Dengan bertambah banyaknya tempat pembayaran listrik membuat saya jadi tidak merasa malas untuk membayar listrik. Biasanya saya membayar listrik di kantor pos kampus atau di samping kos, karena kebetulan sekali samping kos saya merupakan tempat pembayaran listrik yang sudah bekerja sama dengan PLN, dengan begitu akan lebih menghemat (Wawancara Tanggal 6 Mei 2011 Pukul 18.30) Pernyataan tersebut didukung oleh bapak Basuko Raharjo yang juga merupakan pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, yaitu sebagai berikut. engan banyaknya tempat pembayaran listrik maka mempermudah saya dalam hal pembayaran listrik, tidak perlu menghabiskan banyak waktu, cukup berjalan beberapa meter saja sudah sampai pada tempat pembayaran. Hal ini mungkin merupakan salah satu bentuk (Wawancara Tanggal 11 juni 2011 pukul 11.00) Strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta untuk mengatasi tunggakan pelanggan dengan menambah/memperbanyak tempattempat Pembayaran listrik merupakan bentuk strategi Diversifikasi yaitu strategi yang dilakukan dengan membuat program atau mengatur tindakan berbeda dari yang dilakukan sebelumnya. Menurut pengamatan penulis, strategi ini cukup berhasil karena mendapat respon yang positiv dari para pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Strategi ini akan lebih mempermudah para pelanggan khususnya pelanggan rumah tangga dalam hal pembayaran listrik, 89

105 90 maka secara tidak langsung dapat menumbuhkan minat para pelanggan untuk membayar listrik tepat waktu. Sehingga masalah tunggakan pelanggan dapat teratasi. c. Mengarahkan Sistem Pembayaran Dengan Online (PPOB) Dilingkungan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta sistem pembayaran rekening listrik dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, dengan sistem / cara pembayaran secara manual. Dimana pelanggan datang ke loket payment point yang ditunjuk oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, baik itu KUD, Kantor Kecamatan, Kantor Kelurahan maupun Koperasi. Di dalam sistem ini, rekening listrik sudah dicetak terlebih dahulu, untuk kemudian diserahkan kepada masing-masing payment point yang ditunjuk oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Cara ini sekarang masih berjalan di daerah-daerah pedesaan. Kedua, Sistem Of Line. Dengan adanya sistem ini para pelanggan dimungkinkan melakukan pembayaran rekening listrik di berbagai payment point, karena sistem ini telah menggunakan sistem komputerisasi. Begitu pelanggan datang dan menunjukkan rekening bulan lalu (nomor pelanggan) maka petugas akan mencetak rekening bulan berjalan (tagihan). Sistem ini tentu lebih praktis bagi petugas PLN, karena setiap rekening yang dicetak sudah dengan sendirinya dibayar pelanggan. Kalau dengan manual, semua rekening listrik dicetak terlebih dahulu. Belum tahu berapa

106 91 yang terjual dibayar pelanggan, sehingga memungkinkan adanya pengembalian rekening ke kantor PLN. Tapi dengan sistem of line, berarti yang tercetak itulah yang terbayar. Ketiga, sistem ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Yaitu jenis pelayanan pembayaran rekening listrik yang dilakukan melalui jasa ATM seluruh bank. Sistem ATM ini merupakan hasil kerjasama PT. PLN (Persero) dengan PT. PRAQTIS yang mengelola jasa pembayaran rekening listrik yang bekerjasama dengan pihak perbankan. Keempat, sistem prabayar. Yaitu cara menggunakan tenaga listrik, dimana pelanggan dapat membayar tenaga listrik di awal. Layanan berlangganan listrik prabayar ini diresmikan oleh PT. PLN (Persero) sejak Oktober Setelah pemasangan alat meteran prabayar pelanggan harus membeli kartu perdana yang disebut dengan token-kwh atau nilai isi ulang kwh. Seperti layanan telepon seluler dimana pelanggan harus membeli voucher pulsa terlebih dahulu untuk dapat menggunakan telepon selulernya. Kelima, PPOB (payment point online bank). Sistem pembayaran ini merupakan jenis layanan pembayaran rekening listrik yang memberikan kebebasan kepada pelanggan yang berada di wilayah perkotaan. Maksudnya, pelanggan bebas memilih payment point (loket pembayaran) dalam melakukan pembayaran rekening listriknya. Jadi tidak harus melakukan pembayaran di payment point tertentu saja. Sebagai misal, seseorang yang berlokasi di daerah Surakarta bagian Barat yang biasanya membayar listriknya di UP

107 92 (Unit Pelayanan) Surakarta bagian Barat, dengan adanya sistem on line (otomatis) ini pelanggan bisa membayar rekening listriknya di payment point UP Surakarta bagian Selatan, Timur maupun Tengah. Begitu juga sebaliknya. Artinya, on line payment point ini merupakan sistem lintas UP Kota dengan tujuan untuk mempermudah pelanggan dalam melakukan pembayaran rekening listriknya. Payment point yang telah menerapkan sistem ini selain di intern lingkungan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta juga telah dibuka beberapa bank yang merupakan hasil kerjasama dengan PT. PLN (Persero) dengan beberapa bank, antara lain Bank Mandiri, Bank Bukopin dan BNI. Seperti pada gambar berikut ini. Gambar: 4.1. Tempat pembayaran Online/PPOB Sumber: Dokumentasi Peneliti

108 Maka dengan mengarahkan para pelanggan Rumah tangga untuk beralih ke sistem pembayaran listrik online (PPOB), PT PLN (Persero) APJ Surakarta menawarkan kemudahan-kemudahan yang menjanjikan bagi agen PPOB. Pembayaran dengan online (PPOB) merupakan Program baru PT. PLN (Persero) yang dimunculkan pada Mei Program ini menjadi salah satu strategi untuk mengatasi tunggakan pelanggan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, dengan sistem pembayaran online diharapkan akan mampu mengatasi tunggakan pelanggan rumah tangga di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Kepala Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, Soeharmanto berikut ini: PPOB ( payment point online bank ) adalah cara pembayaran listrik secara online yang diluncurkan PLN bulan Mei tahun 2009 lalu, dengan sistem pembayaran secara online diharapkan mampu mengatasi jumlah tunggakan pelanggan karena sistem ini memberikan kemudahan kepada para pelanggan. Dengan sistem online pelanggan dapat membayar listrik kapan saja atau selama 24 jam dan dimana saja selama itu masih di area jaringan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Walaupun pelanggan sibuk masih bisa membayar listrik tepat waktu yaitu dengan membayar sehabis ( Wawancara Tanggal 4 April 2011 Pukul 14.00) Tetapi jumlah PPOB yang belum banyak dan penyebarannya belum merata juga menjadi salah satu faktor penentu keputusan pelanggan dalam membayar rekening listriknya melalui sistem ini, Karena pelanggan harus menempuh jarak yang jauh untuk membayar rekening listriknya melalui sistem online (PPOB). Seperti Pernyatan dari Bapak Subagiyo, pelanggan PLN UPJ Sragen. 93

109 Saya malah gak tau blas mengenai PPOB atau pembayaran listrik online itu mbak, masalahnya saya kalau bayar listrik ya cm dikantor pos atau dirumah yang ada Ya maklum lah orang desa jadi rada ketinggalan jaman..hhaha. tapi setahu saya PPOB itu juga belum ada didesa-desa ya mbak?? Penyebarannya kurang merata, ( Wawancara tanggal 7 Mei 2011 Pukul ) Serta masih banyak PPOB yang koneksitasnya terputus pada saat akan dilakukan pembayaran oleh pelanggan. Sehingga pelanggan terpaksa harus antre dan menunggu lama saat melakukan pembayaran. Hal ini sangat berpengaruh sekali terhadap minat pelanggan untuk melakukan pembayaran listrik melalui sistem online ini. seperti pernyataan salah satu pelanggan rumah tangga PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, bapak Basuko Raharjo yang beralamat di Gendingan RT 01/14 Jebres Surakarta. aya pernah 2 atau 3 kali membayar listrik lewat sistem PPOB yang berada didepan kantor PLN APJ Surakarta, tapi kadang jaringan onlinenya sering mengalami gangguan dan mengakibatkan adanya antrian. Ini salah satu hal yang menyebabkan saya kadang malas melakukan pembayaran lewat PPOB. Saya lebih sedang membayar lewat kantor pos, selain cara pembayarannya mudah juga jaraknya yang tidak begitu jauh dari rumah. ( Wawancara Tanggal 11 juni 2011 pukul ) 94 Srategi ini merupakan bentuk strategi diversifikasi yaitu dengan membuat program, proyek dan tindakan berbeda dari strategi yang biasa dilakukan sebelumnya. Melalui strategi ini PT. PLN (Persero) APJ Surakarta memperluas jaringan dan kerjasamanya yaitu bekerjasama dengan perbankan. Menurut pengamatan penulis, strategi

110 95 ini belum dapat berjalan sesuai rencana, karena masih terkendala masalah penyebaran tempat pembayaran melalui PPOB yang belum merata kesemua daerah dan masalah jaringan secara online yang kadang mengalami troubel. d. Melakukan Berbagai Sosialisasi. Sosialisasi merupakan Bentuk strategi konservatif yaitu strategi yang dilakukan dengan membuat program dan mengatur langkah dengan sangat hati-hati disesuaikan dengan kebiasaan pelanggan. Sosialisasi dilakukan secara persuasif dengan melakukan himbauan dan pemberian informasi kepada masyarakat tentang pembayaran rekening listrik tepat waktu. Pembayaran listrik tepat waktu sesuai dalam kontrak kerja awal antara PT. PLN (Persero) dan pelanggan yaitu dilakukan antara tanggal 5 sampai dengan 20 setiap bulannya. Dalam sosialisasi yang dilakukan PT. PLN (Persero) menjelaskan mengenai pentingnya membayar rekening listrik tepat waktu, tidak melebihi tanggal yang ditentukan. Selain itu, dalam sosialisasi juga menjelaskan tentang konsekuensi-konsekuensi apa yang harus diterima pelanggan apabila melakukan keterlambatan. Bentuk sosialisasi yang telah dilakukan oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam rangka mengatasi jumlah tunggakan pelanggan antara lain :

111 96 1) Sosialisasi melalui media cetak maupun elektronik. Sosialisasi melalui media cetak serta elektronik diilakukan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta untuk mengatasi tunggakan pelanggan. Contoh sosialisasi melalui media cetak misalnya dengan penyampaian iklan dikoran-koran yang telah bekerja sama dengan PLN tentang pentingnya membayar listrik tepat waktu dan hal-hal lain yang berhubungan dengan bidang kelistrikan. Media komunikasi yang bermacam-macam dan bervariasi dimanfaatkan oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta untuk mensosialisasikan tentang pentingnya pembayaran listrik tepat waktu. Salah satu yang dipilih adalah media cetak yang lebih efektif dan strategis. Beberapa media cetak yang sudah bekerja sama dengan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta antara lain Solo Pos, Joglo Semar, Suara Merdeka, Radar Solo dan Kompas. Sosialisasi melalui media elektronik misalnya dengan siaran diradio-radio, untuk lebih menyeluruh dan agar informasi bisa sampai ke pelanggan PT. PLN APJ Surakarta melalui Humas dan Pemasaran melakukan Siaran atau Talk Show rutin di beberapa radio di Surakarta, ini merupakan salah satu bentuk sosialisasi melalui media elektronik. Tema-tema yang di angkat dalam sosialisasi ini juga bervariatif, untuk mensukseskan program dari PLN ini Talk Show dilakukan di radio-radio dengan

112 jadwal tertentu. Pemilihan radio pun didasarkan pada segmentasi audiens dari radio tersebut. Humas dan Pemasaran PT. PLN APJ Surakarta melakukan sosialisasi dibeberapa radio di surakarta seperti: RRI Surakarta : Rabu minggu ke-2 dan ke-3, Karavan FM : Sebulan 2 kali setiap Selasa, PAS FM : Setiap hari selasa, sebulan 2 kali, Solopos FM : sebulan 1 kali setiap hari rabu, Suara 97 Seperti keterangan yang diberikan oleh bapak Soeharmanto kepala bagian Humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta berikut ini. Sosialisasi di media cetak dan elektronik sudah dilakukan PLN (Persero) APJ Surakarta sejak beberapa tahun yang lalu mbak. Sosialisasi melalui media elektronik, misalnya saja PLN APJ Surakarta sudah bekerja sama dengan beberapa radio. Kalau di solo antara lain RRI, Suara slank, Pas FM, Mentari FM, Metta FM, RSPD dan Ria FM. Kalau di RRI yaitu Setiap bulannya hari rabu, minggu pertama dan ketiga jam 15.00, saya selalu melakukan siaran radio di RRI Surakarta untuk memberikan himbauan mengenai kelistrikan diantaranya tentang pentingnya ( Wawancara tanggal 4 April 2011 pukul ) Pernyataan kepala humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta juga didukung oleh keterangan dari bapak Agus, pelanggan PLN APJ Surakarta yang beralamat di Jalan Surya IV No. 30 RT. 01/ 25 Kec. Jebres seperti berikut. osialisasi tentang hemat listrik dan pembayaran listrik tepat waktu pernah saya dengarkan diradio RRI surakarta, kalau gak salah siarannya setiap hari rabu sore. Acara tersebut mendatangkan narasumber dari pegawai PLN APJ Surakarta dan melibatkan pelanggan melalui telpon. ( Wawancara Tanggal 5 Mei 2011 Pukul )

113 Pernyataan bapak Agus tersebut bertentangan dengan apa yang diungkapkan Siskha Sofiana, salah satu pelanggan yang kos dibelakang UNS.... Kalau saya sendiri malah belum pernah dengar soasialisasi bayar listrik tepat waktu diradio, apa mungkin karena saya jarang dengar radio ya mbak... Tapi Saya tahu kapan waktu bayar listrik setiap bulannya dari form rekening tagihan listrik, disitu kan ada informasi kapan bayar listrik yaitu antara tanggal 5- ( Wawancara Tanggal 6 Mei 2011 Pukul ) Sosialisasi melalui media elektonik di radio tidak hanya didaerah Surakarta saja, tetapi juga ada didaerah UPJ yang dibawahi PLN APJ Surakarta, seperti pernyataan pelanggan UPJ Sragen bapak Subagiyo berikut ini. aya pernah mendengar beberapa kali diradio Buana Asri Sragen tentang penghematan listrik dan pentingnya pembayaran listrik tepat waktu mbak. Sekarang saya sudah jarang dengar radio, keseringan nonton TV. Kalau di TV saya malah belum pernah lihat iklan dari PLN ( Wawancara tanggal 7 Mei 2011 Pukul ) Sosialisasi melalui media elektronik juga penulis temukan saat membuka situs PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta pada website yaitu berupa iklan berjalan yang ada di dalam situs tersebut. Dalam iklan berjalan tersebut menyebutkan bahwa pembayaran rekening listrik dilakukan setiap tanggal 5-20 setiap bulan. Sosialisasi melalui media elektronik yang dilakukan secara rutin ini diharapkan bisa 98

114 99 memberikan informasi pada pelanggan PLN dan masyarakat tentang pentingnya membayar listrik tepat waktu dan hal-hal lain yang berhungan dengan bidang kelistrikan serta sebagai bentuk kepedulian PLN terhadap pelanggan dan masyarakat. 2) Sosialisasi Melalui Penyebaran brosur dan spanduk Sosialisasi melalui penyebaran brosur dan pemasangan spanduk diberbagai tempat merupakan salah satu strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam mengatasi tunggakan pelanggan. Penyebaran brosur tentang kelistrikan antara lain mengenai bahaya listrik, penghematan listrik dan pentingnya pembayaran listrik tepat waktu disebarkan kepada pelanggan ditempat-tempat umum. Brosur-brosur ini di sebar di beberapa titik yang dianggap strategis untuk PLN APJ Surakarta, seperti di kantorkantor Unit Pelayanan dan jaringan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta, di kantor PLN APJ Surakarta sendiri di jalan Slamet Riyadi No. 468 Surakarta, di sebar pada saat melakukan sosialisasi di daerah-daerah, di sebar pada saat kegiatan atau event sosialisai (seperti pada waktu senam bersama, rapat intern, Sosialisasi di radio, disisipkan di merchandise untuk pelanggan, dll). Selain disebar pada waktu event dan kegiatan, brosur juga diberikan kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang PLN. Sedangkan sosialisasi melalui spanduk dipasang ditempattempat strategis yang mudah dilihat atau dibaca oleh para

115 100 pelanggan antara lain di perempatan jalan, pasar dan ditempat pembayaran listrik. Contohnya seperti gambar dibawah ini. Gambar 4.2. Sosialisasi melalui spanduk di jalan Sumber: Dokumentasi Peneliti Hal ini sesuai keterangan dari kepala bagian humas PT. PLN (Persero) APJ Surakarta berikut. rumah tangga PLN APJ Surakarta menyebarkan brosur kepada pelanggan tentang himbauan agar membayar listrik tepat pada waktunya. Penyebaran brosur ini dilakukan pada saat melakukan sosialisasi ke daerah-daerah atau pada saat diadakan event, selain itu PLN juga memasang spanduk-spanduk yang berhubungan tentang hal kelistrikan. Pemasangan spanduk biasanya di perempatan lalu lintas, tempat pembayaran listrik dll. Pokoknya ditempat-tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh pelanggan mbak ( Wawancara Tanggal 4 April 2011 Pukul ) Berdasarkan hasil wawancara diatas, bisa disimpulkan bahwa dalam melakukan keseluruhan sosialisasi mengenai pembayaran listrik tepat waktu yang dilakukan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta kepada pelangan rumah tangga dalam menjalankan strategi guna mengatasi

116 101 tunggakan pelanggan belum berjalan sesuai dengan rencana, karena tidak semua sosialisasi dapat dilakukan secara maksimal. Sosialisasi pembayaran rekening listrik tepat waktu sudah bisa dikatakan berjalan sesuai dengan rencana. Tetapi mungkin jumalah brosur yang disebarkan dan dipasang harus lebih banyak lagi, agar masyarakat dapat dengan mudah menemukan dan membaca brosur dan spanduk tersebut. Strategi PT. PLN (Persero) APJ Surakarta untuk mengatasi tunggakan pelanggan dengan melakukan sosialisasi tentang pentingnya membayar rekening listrik tepat waktu ini merupakan bentuk strategi konservatif. Strategi konservatif adalah strategi yang dilakukan dengan membuat program-program dan mengatur langkahlangkah atau tindakan (action) dengan cara yang sangat berhati-hati disesuaikan kebiasaan yang berlaku. Dikatakan strategi konservatif karena dalam melakukan tindakan, aksi dan kebijakan dalam mengurangi tunggakan pelanggan, PT PLN (Persero) APJ Surakarta melakukannya secara persuasif. Tindakan persuasif ini mencerminkan kehati-hatian PT PLN (Persero) APJ Surakarta dalam menghimbau masyarakat untuk bersama-sama memahami tentang pentingnya membayar listrik tepat waktu.

117 102 e. Dengan menyarankan para pelanggan agar migrasi atau pindah ke sistem prabayar Sistem prabayar rekening listrik merupakan inovasi PT. PLN (Persero) tentang cara menggunakan tenaga listrik, dimana pelanggan dapat membayar tenaga listrik di awal. Layanan berlangganan listrik prabayar ini diresmikan oleh PT. PLN (Persero) sejak Oktober Sistem prabayar ini bisa dinikmati, baik oleh pelanggan baru maupun pelanggan lama. Setelah pemasangan alat meteran prabayar pelanggan harus membeli kartu perdana yang disebut dengan token-kwh atau nilai isi ulang kwh. Saat membeli energi listrik (isi ulang), pelanggan harus menunjukkan dan memberikan kartu prabayar kepada petugas PLN untuk dilakukan pengisian energi listrik. Tanpa kartu prabayar, pengisian ulang tidak dapat dilakukan. Seperti layanan telepon seluler dimana pelanggan harus membeli voucher pulsa terlebih dahulu untuk dapat menggunakan telepon selulernya, pelanggan juga harus membayar pulsa listrik atau disebut stroom. Nilai nominal strom dibagi menjadi dua yaitu: 1) Nilai Nominal Tertentu yaitu : Rp , Rp , Rp , Rp , Rp ) Nilai Nominal Bebas yaitu : mulai Rp s/d rp Pengisian ulang stroom ini bisa di lakukan melalui ATM beberapa bank yang telah bekerjasama dengan PT. PLN (Persero) seperti Bank Bukopin, BRI, Bank NISP, dll. Stroom juga bisa di dapat

118 103 di loket kantor PT. Pos Indonesia dan semua loket PPOB. Jumlah biaya yang dibayarkan tersebut menjadi saldo rencana penggunaan listrik yang akan berkurang jika pelanggan menggunakan listrik. Saldo akan tetap utuh apabila listrik tidak digunakan. Alat meteran prabayar bersifat portable yaitu bisa berpindah tempat. Berikut ini adalah contoh gambar meteran listrik prabayar. Gambar 4.3. Meter Listrik Prabayar Sumber: dokumentasi peneliti Sistem prabayar ini memiliki banyak manfaat dan nilai tambah bagi pelanggan yang menggunakannya antara lain: 1) Nilai Tambah Bagi Pelanggan a) Pelanggan bebas mengendalikan pemakaian listrik sendiri. b) Bebas menentukan pembayaran listrik sesuai kebutuhan dan kemampuan daya beli. c) Bebas biaya beban ( biaya minimum bulanan). d) Bebas blok tarif.

Disusun Oleh: ANIK ANDINI D

Disusun Oleh: ANIK ANDINI D digilib.uns.ac.id 1 PEMBERDAYAAN DIFABEL MELALUI PROGRAM SELF HELP GROUP (SHG) KOTA SURAKARTA OLEH PUSAT PENGEMBANGAN DAN PELATIHAN REHABILITASI BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (PPRBM) Disusun Oleh: ANIK ANDINI

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PENGADAAN BARANG BERGERAK BERUPA KOMPUTER DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR

ADMINISTRASI PENGADAAN BARANG BERGERAK BERUPA KOMPUTER DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR ADMINISTRASI PENGADAAN BARANG BERGERAK BERUPA KOMPUTER DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md ) Dalam

Lebih terperinci

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI. REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB,

MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI. REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB, MANAJEMEN PELAKSANAAN PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (PIK KRR ) di UPT BAPERMAS PP, PA dan KB, KECAMATAN JEBRES, SURAKARTA Skripsi Disusun Oleh: EXTA ANIZA FITRIYANTI D0109030

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PENGAJUAN PENAMBAHAN DAYA LISTRIK PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON SUKOHARJO

ADMINISTRASI PENGAJUAN PENAMBAHAN DAYA LISTRIK PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON SUKOHARJO ADMINISTRASI PENGAJUAN PENAMBAHAN DAYA LISTRIK PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON SUKOHARJO Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md ) Dalam

Lebih terperinci

STRATEGI PENETAPAN HARGA DALAM KEBIJAKAN TARIF DASAR. LISTRIK PADA PT PLN (Persero) RAYON KARANGANYAR

STRATEGI PENETAPAN HARGA DALAM KEBIJAKAN TARIF DASAR. LISTRIK PADA PT PLN (Persero) RAYON KARANGANYAR STRATEGI PENETAPAN HARGA DALAM KEBIJAKAN TARIF DASAR LISTRIK PADA PT PLN (Persero) RAYON KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program D3 Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dewasa ini, listrik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dewasa ini, listrik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dewasa ini, listrik merupakan satu-satunya sarana penerangan yang sangat besar peranannya di dalam masa pembangunan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KARANGANYAR

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KARANGANYAR SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (SIAK) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KARANGANYAR OLEH : SEPTYAN DWI CAHYO D1113022 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan energi listrik di Indonesia. Pada awalnya PT. PLN ditetapkan

Lebih terperinci

PERANAN UNIT PELAYANAN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN (UPT-PK) DALAM PELAYANAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN SRAGEN

PERANAN UNIT PELAYANAN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN (UPT-PK) DALAM PELAYANAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN SRAGEN PERANAN UNIT PELAYANAN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN (UPT-PK) DALAM PELAYANAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN SRAGEN Oleh: YUWONO D 0109090 Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokation Ahli Madya ( A.Md. )

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBAYARAN IURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN MELALUI PT. BANK. RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR

PROSEDUR PEMBAYARAN IURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN MELALUI PT. BANK. RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR PROSEDUR PEMBAYARAN IURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN MELALUI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR CABANG KARANGANYAR TUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

ANALISIS BRAND LOYALTY PELANGGAN HONDA BEAT F1 SPORTY (STUDI KASUS PADA PT. ASLI MOTOR DELANGGU)

ANALISIS BRAND LOYALTY PELANGGAN HONDA BEAT F1 SPORTY (STUDI KASUS PADA PT. ASLI MOTOR DELANGGU) ANALISIS BRAND LOYALTY PELANGGAN HONDA BEAT F1 SPORTY (STUDI KASUS PADA PT. ASLI MOTOR DELANGGU) TUGAS AKHIR Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Manajemen

Lebih terperinci

STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA DALAM MENGEMBANGKAN SOLO BATIK CARNIVAL UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA DALAM MENGEMBANGKAN SOLO BATIK CARNIVAL UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA DALAM MENGEMBANGKAN SOLO BATIK CARNIVAL UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN (penelitian deskriptif tentang strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: SRI LESTARI K

SKRIPSI. Oleh: SRI LESTARI K ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PADA KUMPULAN CERPEN PILIHAN KOMPAS 2014 SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI Oleh: SRI LESTARI K1212066 FAKULTAS

Lebih terperinci

Chapter 2. Pengembangan Strategi SI/TI - Andi Dwi Riyanto, M.Kom

Chapter 2. Pengembangan Strategi SI/TI - Andi Dwi Riyanto, M.Kom Chapter 2 * A. Definisi Strategi dan Kebijakan SI/TI B. Ruang Lingkup C. Tujuan Pengembangan Strategi dan Kebijakan SI/TI D. Fungsi Strategi E. Perkawinan antara DUNIA MANAJEMEN dan TEKNOLOGI INFORMATIKA

Lebih terperinci

APLIKASI PRESTASIKU OKE SEBAGAI PERBAIKAN DISIPLIN KERJA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

APLIKASI PRESTASIKU OKE SEBAGAI PERBAIKAN DISIPLIN KERJA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK digilib.uns.ac.id APLIKASI PRESTASIKU OKE SEBAGAI PERBAIKAN DISIPLIN KERJA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK ( Studi kasus di Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional I Yogyakarta) ANVIGA D0110015

Lebih terperinci

ABSTRAK PROSEDUR TAKE OVER KREDIT PENSIUN PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL PURNA BAKTI KANTOR CABANG PEMBANTU KARANGANYAR

ABSTRAK PROSEDUR TAKE OVER KREDIT PENSIUN PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL PURNA BAKTI KANTOR CABANG PEMBANTU KARANGANYAR ABSTRAK PROSEDUR TAKE OVER KREDIT PENSIUN PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL PURNA BAKTI KANTOR CABANG PEMBANTU KARANGANYAR MIKKO PUTRA AGUSTIA F3613039 Perbankan mempunyai peran penting dalam peningkatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ARSIP DI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PENGELOLAAN ARSIP DI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PENGELOLAAN ARSIP DI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokation Ahli Madya ( A.Md.) Dalam Bidang Manajemen Administrasi

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENETAPKAN POSITIONING PT. TELKOM FLEXI YOGYAKARTA PASCA PERUBAHAN LOGO SKRIPSI

LANGKAH-LANGKAH MENETAPKAN POSITIONING PT. TELKOM FLEXI YOGYAKARTA PASCA PERUBAHAN LOGO SKRIPSI LANGKAH-LANGKAH MENETAPKAN POSITIONING PT. TELKOM FLEXI YOGYAKARTA PASCA PERUBAHAN LOGO SKRIPSI Oleh: Disusun Oleh: ARIF BAYU NUGRAHA 20050530085 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN DI KOTA SURAKARTA. (Studi kasus di Puskesmas Gajahan)

EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN DI KOTA SURAKARTA. (Studi kasus di Puskesmas Gajahan) EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN DI KOTA SURAKARTA (Studi kasus di Puskesmas Gajahan) Oleh : Ira Putri Pamungkasari D 0109048 SKRIPSI Disusun guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SISTEM AUTOMATIC GRAB FUND (AGF) DALAM PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT PADA PT. BRI UNIT JATEN KARANGANYAR

EVALUASI PENERAPAN SISTEM AUTOMATIC GRAB FUND (AGF) DALAM PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT PADA PT. BRI UNIT JATEN KARANGANYAR EVALUASI PENERAPAN SISTEM AUTOMATIC GRAB FUND (AGF) DALAM PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT PADA PT. BRI UNIT JATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya di Bidang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : WENY AMBARWATI K

SKRIPSI. Oleh : WENY AMBARWATI K SKRIPSI PARTISIPASI PEMUDA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK GUNA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (Studi Partisipasi Pemuda dalam Perumusan Peraturan Desa Bentakan tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Lebih terperinci

MENTARI RIZKI

MENTARI RIZKI EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA BAGIAN PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR (PKA) PDAM TIRTA MUSI UNIT PELAYANAN RAMBUTAN PALEMBANG LAPORAN AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat

Lebih terperinci

PERAN PEREMPUAN SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM KELUARGA MISKIN

PERAN PEREMPUAN SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM KELUARGA MISKIN PERAN PEREMPUAN SEBAGAI PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM KELUARGA MISKIN (Studi Deskriptif Kualitatif pada Perempuan di Kelurahan Sewu Kecamatan Jebres Kota Surakarta) Disusun Oleh : HIMAYATUS SHOLIKAH D0309028

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PRODUK DANA BANK TABUNGAN NEGARA (BTN)

IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PRODUK DANA BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PRODUK DANA BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG PEMBANTU UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS) TUGAS AKHIR Diajukan untuk

Lebih terperinci

STRATEGI PEMIMPIN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT PROPAN RAYA ICC PALEMBANG

STRATEGI PEMIMPIN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT PROPAN RAYA ICC PALEMBANG STRATEGI PEMIMPIN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT PROPAN RAYA ICC PALEMBANG LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan energi listrik di Indonesia. Pada awalnya PT. PLN ditetapkan

Lebih terperinci

STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING PADAPT. ASURANSI JIWASRAYA CABANG SURAKARTA SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN

STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING PADAPT. ASURANSI JIWASRAYA CABANG SURAKARTA SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN STRATEGI RELATIONSHIP MARKETING PADAPT. ASURANSI JIWASRAYA CABANG SURAKARTA SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen

Lebih terperinci

Disusun Oleh: ARINDA ANGGIT PAWESTRI D

Disusun Oleh: ARINDA ANGGIT PAWESTRI D STRATEGI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA (STUDI TENTANG KEGIATAN PENGADAAN DAN PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN INKLUSIF) Disusun Oleh:

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md ) Dalam Bidang Manajemen

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PLN DALAM MENYOSIALISASIKAN PROGRAM LISTRIK PRA BAYAR. (Study Diskriptif PLN Area Pelayanan Jaringan Sidoarjo) SKRIPSI

STRATEGI KOMUNIKASI PLN DALAM MENYOSIALISASIKAN PROGRAM LISTRIK PRA BAYAR. (Study Diskriptif PLN Area Pelayanan Jaringan Sidoarjo) SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PLN DALAM MENYOSIALISASIKAN PROGRAM LISTRIK PRA BAYAR (Study Diskriptif PLN Area Pelayanan Jaringan Sidoarjo) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

MANAJEMEN ARSIP DINAMIS IN AKTIF DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA

MANAJEMEN ARSIP DINAMIS IN AKTIF DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA MANAJEMEN ARSIP DINAMIS IN AKTIF DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokation Ahli Madya (A.Md) Dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Nur Hamidah NIM :

SKRIPSI. Nur Hamidah NIM : FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMILIH ROKOK MERK GUDANG GARAM SURYA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER (The Factors

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

Diajukan oleh: Dyah Novitasari A

Diajukan oleh: Dyah Novitasari A PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI MODELING THE WAY DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN 3 CANDISARI TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN IB SiAGA PENDIDIKAN PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG SURAKARTA

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN IB SiAGA PENDIDIKAN PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG SURAKARTA STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN IB SiAGA PENDIDIKAN PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahlimadya Manajemen Pemasaran

Lebih terperinci

Oleh: KHALIDA SULISTYANI D

Oleh: KHALIDA SULISTYANI D MANAJEMEN PENANGANAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA (BAPERMAS PP, PA, DAN KB) KOTA SURAKARTA Oleh:

Lebih terperinci

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) SURAKARTA

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) SURAKARTA PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas -tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Ahli Madya Program

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KELAS XI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KELAS XI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KELAS XI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH : INTAN KUSUMA WARDANI K3211032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Tanpa adanya listik lampu-lampu tidak dapat menerangi desa atau

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Tanpa adanya listik lampu-lampu tidak dapat menerangi desa atau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Tanpa adanya listik lampu-lampu tidak dapat menerangi desa atau kota. Sebuah kota tanpa listrik

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : NINDI PUSPITASARI D

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : NINDI PUSPITASARI D LAPORAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PENERIMAAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PPh PASAL 21 DI KANTOR PELAYANAN PENYULUHAN DAN KONSULTASI PERPAJAKAN (KP2KP) WONOGIRI Disusun Oleh : NINDI PUSPITASARI D1514070 Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. PLN (PERSERO) UPJ COMAL PEMALANG

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. PLN (PERSERO) UPJ COMAL PEMALANG PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. PLN (PERSERO) UPJ COMAL PEMALANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi

Lebih terperinci

EVALUASI OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK AIR TANAH DI KECAMATAN GROGOL

EVALUASI OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK AIR TANAH DI KECAMATAN GROGOL EVALUASI OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK AIR TANAH DI KECAMATAN GROGOL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK BRITAMA BISNIS UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN BISNIS PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA. (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG KARANGANYAR

PERKEMBANGAN PRODUK BRITAMA BISNIS UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN BISNIS PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA. (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG KARANGANYAR PERKEMBANGAN PRODUK BRITAMA BISNIS UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN BISNIS PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROSEDUR PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PD. BPR BANK SOLO

IMPLEMENTASI PROSEDUR PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PD. BPR BANK SOLO IMPLEMENTASI PROSEDUR PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PD. BPR BANK SOLO TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis Oleh : FATCHAH GUSTIARSA F3513029

Lebih terperinci

ROSSINTA HARDIYANTI NIM F

ROSSINTA HARDIYANTI NIM F IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NOMOR 3 TAHUN 2014 SEBAGAI PEDOMAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DI KABUPATEN BOYOLALI SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN PAJAK DAERAH TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi

Lebih terperinci

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA AKTIVITAS HUMAS PT. PLN APJ SURAKARTA DALAM MEMBERIKAN SOSIALISASI HEMAT LISTRIK KEPADA MASYARAKAT DAN PELANGGAN

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA AKTIVITAS HUMAS PT. PLN APJ SURAKARTA DALAM MEMBERIKAN SOSIALISASI HEMAT LISTRIK KEPADA MASYARAKAT DAN PELANGGAN LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA AKTIVITAS HUMAS PT. PLN APJ SURAKARTA DALAM MEMBERIKAN SOSIALISASI HEMAT LISTRIK KEPADA MASYARAKAT DAN PELANGGAN Disusun Oleh : Matius Prima Satria D1607025 TUGAS AKHIR Diajukan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MANAJEMEN KOMPLAIN DALAM MENANGANI KELUHAN TENANT DI SOLO PARAGON MALL TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN MANAJEMEN KOMPLAIN DALAM MENANGANI KELUHAN TENANT DI SOLO PARAGON MALL TUGAS AKHIR PELAKSANAAN MANAJEMEN KOMPLAIN DALAM MENANGANI KELUHAN TENANT DI SOLO PARAGON MALL TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Ahli Madya Program Studi D3-Manajemen Pemasaran Fakultas

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAPAT MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI 1 TEGOREJO KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

EVALUASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAPAT MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI 1 TEGOREJO KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL EVALUASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAPAT MENINGKATKAN KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI 1 TEGOREJO KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR: HARAPAN DAN KENYATAAN

KUALITAS PELAYANAN KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR: HARAPAN DAN KENYATAAN KUALITAS PELAYANAN KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR: HARAPAN DAN KENYATAAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh Gelar vokasi Ahli Madya

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2014-2016 TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program

Lebih terperinci

KINERJA SISTEM ANTRIAN PADA LAYANAN LOKET PESERTA MANDIRI BPJS KESEHATAN KANTOR CABANG SURAKARTA TUGAS AKHIR

KINERJA SISTEM ANTRIAN PADA LAYANAN LOKET PESERTA MANDIRI BPJS KESEHATAN KANTOR CABANG SURAKARTA TUGAS AKHIR KINERJA SISTEM ANTRIAN PADA LAYANAN LOKET PESERTA MANDIRI BPJS KESEHATAN KANTOR CABANG SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (PTK Siswa Kelas XI IPA 1 SMA 8 Surakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi didunia telah berkembang sangat pesat. Didorong dengan kemajuan manusia untuk dapat berfikir lebih modern dalam

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SALURAN DISTRIBUSI PRODUK PADA PT. BATIK DANAR HADI SURAKARTA DIVISI EKSPOR

EVALUASI PENERAPAN SALURAN DISTRIBUSI PRODUK PADA PT. BATIK DANAR HADI SURAKARTA DIVISI EKSPOR EVALUASI PENERAPAN SALURAN DISTRIBUSI PRODUK PADA PT. BATIK DANAR HADI SURAKARTA DIVISI EKSPOR Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Tugas Dan Memenuhi Persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada

Lebih terperinci

ANALISIS BRAND AWARENESS PRODUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) SURAKARTA

ANALISIS BRAND AWARENESS PRODUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) SURAKARTA ANALISIS BRAND AWARENESS PRODUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen

Lebih terperinci

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah. A. MENGENALI KONSEP RENCANA 2 STRATEGIS DAERAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI KONSEP RENCANA STRATEGIS DAERAH : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. :

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh CECILLIA CLAUDIAS PRATIWI F

TUGAS AKHIR. Oleh CECILLIA CLAUDIAS PRATIWI F PERKEMBANGAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH, KEUNGGULAN, DAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN EMAS IB HASANAH PADA PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURAKARTA PERIODE 2015-2016 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI KOMUNIKASI DAN KEHAMILAN DILUAR NIKAH. (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Interpersonal Antara Anak

SKRIPSI KOMUNIKASI DAN KEHAMILAN DILUAR NIKAH. (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Interpersonal Antara Anak SKRIPSI KOMUNIKASI DAN KEHAMILAN DILUAR NIKAH (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Interpersonal Antara Anak dengan Orangtua dalam Kejadian Hamil di Luar Nikah) Oleh : Rizki Aditya Adi Nugroho

Lebih terperinci

PERAN BPR KURNIA SEWON DALAM PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PER SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN BANTUL

PERAN BPR KURNIA SEWON DALAM PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PER SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN BANTUL PERAN BPR KURNIA SEWON DALAM PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PER SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN BANTUL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Ahli

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA A. Lokasi, Dasar Hukum Perusahaan dan Etika Kerja 1. Lokasi Distribusi listrik di kawasan Surakarta yang menjadi wilayah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya era globalisasi, perkembangan perekonomian menjadi semakin berkembang, sehingga adanya partisipasi atau keikutsertaan dari masyarakat sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero) Sumber : Company Profile PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten 1.1.1 Sejarah singkat PT PLN (Persero)

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENAMBANGAN PASIR OLEH DINAS PEKERJAAN UMUM, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI KABUPATEN MAGELANG

PENGELOLAAN PENAMBANGAN PASIR OLEH DINAS PEKERJAAN UMUM, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI KABUPATEN MAGELANG PENGELOLAAN PENAMBANGAN PASIR OLEH DINAS PEKERJAAN UMUM, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI KABUPATEN MAGELANG Disusun oleh: Arif Dwi Haryanto D0108043 SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

Efektivitas Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan. (PATEN) di Kecamatan Sragen

Efektivitas Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan. (PATEN) di Kecamatan Sragen Efektivitas Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Sragen Disusun Oleh : Reza Kurniawan D0108099 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Strategi Umum Perusahaan

Strategi Umum Perusahaan Strategi Umum Perusahaan dan Perumusan Jangka Panjang STMIK Amikom Yogyakarta Lucky B Pangau FUNGSI STRATEGI Kondisi Bisnis Sekarang STRATEGI Kondisi yg Diinginkan Masa Depan Strategi adalah pendekatan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA PENGGUNA KARTU SELULAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto)

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA PENGGUNA KARTU SELULAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto) 1 PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA PENGGUNA KARTU SELULAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI BISNIS USAHA RUMAH KOST

ANALISIS STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI BISNIS USAHA RUMAH KOST ANALISIS STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATS UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI BISNIS USAHA RUMAH KOST (STUDI KASUS PADA USAHA RUMAH KOST DAERAH KELURAHAN PADANG BULAN, KECAMATAN MEDAN BARU, MEDAN) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN LOYALITAS (Studi di PT VKOOL INDO LESTARI CABANG SURAKARTA)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN LOYALITAS (Studi di PT VKOOL INDO LESTARI CABANG SURAKARTA) PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN LOYALITAS (Studi di PT VKOOL INDO LESTARI CABANG SURAKARTA) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Penulisan Hukum (Skripsi)

Penulisan Hukum (Skripsi) PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA SEBAGAI BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMERINTAHAN DESA (Studi di Desa Kemadu Lor Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo Penulisan Hukum (Skripsi)

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) PADA DINAS SOSIAL DI KABUPATEN SRAGEN

MANAJEMEN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) PADA DINAS SOSIAL DI KABUPATEN SRAGEN MANAJEMEN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) PADA DINAS SOSIAL DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI KARYAWAN DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI KARYAWAN DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI KARYAWAN DI PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR Disusun Oleh : CANDRA SEPTRIANA D1514021 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS STRUKTUR MODAL DAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Oleh: YUNI WIDI ASTUTI 2013-11-207 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN SICERMAT PADA PD. BPR BANK DAERAH KARANGANYAR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN SICERMAT PADA PD. BPR BANK DAERAH KARANGANYAR STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN SICERMAT PADA PD. BPR BANK DAERAH KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi

Lebih terperinci

Penerapan Strategi Promosi Pada PT Wahana Sun Solo Indomobil Nissan-Datsun

Penerapan Strategi Promosi Pada PT Wahana Sun Solo Indomobil Nissan-Datsun Penerapan Strategi Promosi Pada PT Wahana Sun Solo Indomobil Nissan-Datsun Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syaratsyarat Guna Mencapai Derajat Ahli Madya Manajemen Pemasaran Oleh: FEBRIA

Lebih terperinci

PROSEDUR PENCAIRAN PENSIUN VETERAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SURAKARTA TUGAS AKHIR. Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan

PROSEDUR PENCAIRAN PENSIUN VETERAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SURAKARTA TUGAS AKHIR. Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan PROSEDUR PENCAIRAN PENSIUN VETERAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) CABANG SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Keuangan Perbankan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) PADA MATERI HIDROLISIS KELAS XI MIA 1 SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh: RINDA JULIARANI NPM. 12144200091 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENETAPAN HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET KARTASURA

PENGARUH PENETAPAN HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET KARTASURA PENGARUH PENETAPAN HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI ASSALAAM HYPERMARKET KARTASURA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PROMOSI PADA PT ASTRA MOTOR KLATEN DITINJAU DARI SEGI KREDIT DAN RELATIONSHIP MARKETING

PENERAPAN STRATEGI PROMOSI PADA PT ASTRA MOTOR KLATEN DITINJAU DARI SEGI KREDIT DAN RELATIONSHIP MARKETING PENERAPAN STRATEGI PROMOSI PADA PT ASTRA MOTOR KLATEN DITINJAU DARI SEGI KREDIT DAN RELATIONSHIP MARKETING Diajukan Untuk melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

Implementasi Strategi Pembinaan dan Pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Studi pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang)

Implementasi Strategi Pembinaan dan Pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Studi pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang) Implementasi Strategi Pembinaan dan Pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Studi pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang) Lianda Subekti, Agus Suryono, Minto Hadi Jurusan Administrasi Publik,

Lebih terperinci

PENTINGNYA PELAYANAN PRIMA SEBAGAI WUJUD STANDARISASI PELAYANAN PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI PT. ROSALIA INDAH TRANSPORT

PENTINGNYA PELAYANAN PRIMA SEBAGAI WUJUD STANDARISASI PELAYANAN PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI PT. ROSALIA INDAH TRANSPORT PENTINGNYA PELAYANAN PRIMA SEBAGAI WUJUD STANDARISASI PELAYANAN PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI PT. ROSALIA INDAH TRANSPORT (Studi Kasus: Bagian Pemantau Perjalanan Armada) Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARANPRIORITY BANKING. PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. KANTOR CABANG SOLO TUGAS AKHIR

STRATEGI PEMASARANPRIORITY BANKING. PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. KANTOR CABANG SOLO TUGAS AKHIR STRATEGI PEMASARANPRIORITY BANKING PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. KANTOR CABANG SOLO TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya Pada Diploma III

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA SURAKARTA TAHUN 2008-2011 TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEMASAN I KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : SITI RASYIDAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 03 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN APBD PEMKAB SUKOHARJO TERHADAP KETAATAN MATA ANGGARAN BIAYA PENDIDIKAN DI SMA N 1 TAWANGSARI TAHUN 2011

PENGARUH KEBIJAKAN APBD PEMKAB SUKOHARJO TERHADAP KETAATAN MATA ANGGARAN BIAYA PENDIDIKAN DI SMA N 1 TAWANGSARI TAHUN 2011 i PENGARUH KEBIJAKAN APBD PEMKAB SUKOHARJO TERHADAP KETAATAN MATA ANGGARAN BIAYA PENDIDIKAN DI SMA N 1 TAWANGSARI TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: LITA NURHAYATI NIM K7408114 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. INKA (INDUSTRI KERETA API) PERSERO SKRIPSI.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. INKA (INDUSTRI KERETA API) PERSERO SKRIPSI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. INKA (INDUSTRI KERETA API) PERSERO SKRIPSI Diajukan Oleh : MEGA PUSPITA FITRIANI 0813010091 / FE / EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA

PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Secara. Elektronik (E- Procurement) Oleh Layanan Pengadaan Secara. Elektronik (LPSE) Kota Surakarta

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Secara. Elektronik (E- Procurement) Oleh Layanan Pengadaan Secara. Elektronik (LPSE) Kota Surakarta Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Secara Elektronik (E- Procurement) Oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Surakarta Disusun Oleh: NUR LAILI KUSUMA SARI D0109070 SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 KALIJAMBE TESIS

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 KALIJAMBE TESIS PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 KALIJAMBE TESIS Diajukan kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Lebih terperinci

PROSEDUR KEARSIPAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA TUGAS AKHIR

PROSEDUR KEARSIPAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA TUGAS AKHIR PROSEDUR KEARSIPAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md. ) Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.I SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK DEPOSITO KOPERASI PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN KANTOR CABANG SURAKARTA

STRATEGI PEMASARAN PRODUK DEPOSITO KOPERASI PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN KANTOR CABANG SURAKARTA STRATEGI PEMASARAN PRODUK DEPOSITO KOPERASI PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN KANTOR CABANG SURAKARTA Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program

Lebih terperinci

PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT / GOLONGAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURAKARTA

PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT / GOLONGAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURAKARTA PROSEDUR KENAIKAN PANGKAT / GOLONGAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURAKARTA Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md

Lebih terperinci

STRATEGI PENETAPAN HARGA PADA PT. USAHA DAGANG SUMBER REJEKI SURAKARTA

STRATEGI PENETAPAN HARGA PADA PT. USAHA DAGANG SUMBER REJEKI SURAKARTA STRATEGI PENETAPAN HARGA PADA PT. USAHA DAGANG SUMBER REJEKI SURAKARTA TUGAS AKHIR Disajikan untuk memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Ahli Madya Manajemen Pemasaran Disusun Oleh : WAHYU ARI WIJAYA NIM.

Lebih terperinci

PERAN SEKRETARIS DALAM MEMBANTU PIMPINAN PADA DEKANAT FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR

PERAN SEKRETARIS DALAM MEMBANTU PIMPINAN PADA DEKANAT FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR i PERAN SEKRETARIS DALAM MEMBANTU PIMPINAN PADA DEKANAT FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KARTU INSENTIF ANAK (KIA) OLEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KARTU INSENTIF ANAK (KIA) OLEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KARTU INSENTIF ANAK (KIA) OLEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA Disusun Oleh: SEPTIAN CAHYO SUSILO D0109078 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat

Lebih terperinci