PENGGUNAAN MEDIA OBJEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS SISWA KELAS IV C DI SD NEGERI 052 BUKITRAYA PEKANBARU TAHUN AJARAN 2009/2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN MEDIA OBJEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS SISWA KELAS IV C DI SD NEGERI 052 BUKITRAYA PEKANBARU TAHUN AJARAN 2009/2010"

Transkripsi

1 1 PENGGUNAAN MEDIA OBJEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS SISWA KELAS IV C DI SD NEGERI 052 BUKITRAYA PEKANBARU TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan U N IV ER S ITA S IS L A M R IA U P E K A N B A R U OLEH RIA SUSANTI NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2010

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6 SURAT PERNYATAAN Saya mengakui skripsi ini merupakan hasil kerja saya sendiri kecuali ringkasan dan kutipan (baik langsung maupun tidak langsung) saya ambil dari berbagai sumber dan disebutkan sumbernya. Secara ilmiah, saya bertanggung jawab atas kebenaran data dan fakta skripsi ini. Pekanbaru, Maret 2010 Penulis Ria Susanti NPM:

7 7 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat yang tak terhitung dan tak terbilang kepada penulis, karena nikmatnya jualah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul Penggunaan Media Objek Langung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Siswa Kelas IV C di SDN 052 Bukitraya Pekanbaru Tahun Ajaran 2009/2010. Adapun penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti ujian komprehensif guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau. Penyelesaian skripsi ini tentunya berkat bimbingan, bantuan dan dukungan yang sangat berharga dari semua pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada: Bapak Dr. Elfis, M.Si selaku pembimbing I dan Dra. Suryanti, M.Si selaku pembimbing II serta dosen-dosen program studi Pendidikan Biologi lainnya yang selalu mengarahkan penulis pada arah penelitian yang lebih sempurna agar penyusunan skripsi ini lebih baik dan selesai tepat waktu. Bapak dan Ibu dosen FKIP khususnya program studi Pendidikan Biologi yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan. Ibu Hj. Asnaini Abbas, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 052 Bukitraya Pekanbaru dan Ibu Helpina, A. Ma selaku guru kelas IV C, semua siswa kelas IV C, serta seluruh majelis guru dan karyawan tata usaha. i

8 8 Teristimewa kepada Ayahanda Sudiyo dan Ibunda Musiyam terimakasih atas limpahan cinta dan kasih sayang serta do a kepada penulis. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah Ayahanda dan Ibunda berikan karena tidak akan pernah terbalas dengan dan oleh apapun. Untuk adik-adikku Rini Hartati, Susmiatun Khasanah, dan Rizky Mayliza terimakasih atas senyuman kalian yang selalu mengobati kepenatan di waktu menyelesaikan skripsi ini. Untuk sohib seperjuangan Rumaini, Rosmarita, Rembulan dan si kecil. Iin Hartini, S.Pd, Artika, S.Pd. Untuk saudariku di Asri tercinta, Sri sartika, Sumiyati, S.Pd, Siti Jamilah, mba Juminah, Esti Ryantari, Yeni Yulianah, S.Pd.I, Netty Yuniati, SE.Sy, Diyah Vita, K Dewi Afrianti, Rosmanita, S.Pd, Iin Jayanti dan Zainab suatu kebahagiaan yang tak terlupakan telah mengenal kalian. Buat Nova, Halijah, Iis Setyowati, Aprilina, K Afni, Shinta Marinda, S.Pd dan Umi Wafaq yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. Ikhwan wal Akhwat UIR. Semua mahasiswa/i jurusan Biologi Angkatan dan yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu, penulis mengucapkan terimaksih atas motivasi serta semangat yang diberikan selama ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terutama penulis sendiri. Amien. Pekanbaru, Maret 2010 Penulis ii

9 9 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... v BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Definisi Operasional... 5 BAB 2 : TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Teori Media Pembelajaran Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar Hasil Belajar Objek Langsung sebagai Media Pembelajaran Sains Hubungan Media Objek Langsung dengan Hasil Belajar Sains Hasil Penelitian yang Relevan Hipotesis Penelitian BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Subjek Penelitian Bentuk Penelitian Prosedur Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Analisis Data Deskriptif Analisis Inferensial iii

10 10 BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan Siklus ke Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan Siklus ke Analisis Hasil Belajar Sebelum dan Setelah Tindakan Perbandingan Analisis Deskriptif Sebelum dan Setelah PTK Pembahasan BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran-saran DAFTAR PUSTAKA v

11 11 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Lampiran Halaman 1. Jadwal Penelitian Silabus Standar Kompetensi Dasar Urutan Kelompok Siswa Nilai Hasil Belajar Sains Siswa Sebelum PTK pada KD RPP Pertemuan I Materi Ajar Pertemuan I Lembar Kinerja Siswa Pertemuan I Nilai Lembar Kinerja Pertemuan I Soal Kuis dan Kunci Jawaban Kuis Pertemuan I Nilai Kuis Pertemuan I RPP Pertemuan II Materi Ajar Pertemuan II Lembar Kinerja Siswa Pertemuan II Nilai Lembar Kinerja Pertemuan II Soal Kuis dan Kunci Jawaban Kuis Pertemuan II Nilai Kuis Pertemuan II RPP Pertemuan III Materi Ajar Pertemuan III Lembar Kinerja Siswa Pertemuan III Nilai Lembar Kinerja Pertemuan III Soal Kuis Pertemuan III Kunci Jawaban Kuis Pertemuan III Nilai Kuis Pertemuan III... 98\ 24. Soal Ujian Blok dan Kunci Jawaban Siklus I Nilai Ujian Blok Siswa pada Siklus I RPP Pertemuan V Materi Ajar Pertemuan V Lembar Kinerja Siswa Pertemuan V Nilai Lembar Kinerja Pertemuan V Soal dan Kunci Jawaban Kuis Pertemuan V Nilai Kuis Pertemuan V RPP Pertemuan VI Materi Ajar Pertemuan VI Lembar Kinerja Siswa Pertemuan VI Nilai Lembar Kinerja Pertemuan VI Soal dan Kunci Jawaban Kuis Pertemuan VI Nilai Kuis Pertemuan VI RPP Pertemuan VII Materi Ajar Pertemuan VII Soal Kuis Pertemuan VII vi

12 12 No. Judul Lampiran Halaman 41. Kunci Jawaban Kuis Pertemuan VII Nilai Kuis Pertemuan VII Soal Ujian Blok dan Kunci Jawaban Siklus II Nilai Ujian Blok Siswa pada Siklus II Daya Serap Siswa pada Siklus I Daya Serap Siswa pada Siklus II Nilai Rata-rata Siswa Sebelum dan Setelah PTK Analisis Inferensial Perhitungan Statistik Sebelum Tindakan Ke Setelah Tindakan Dokumentasi Penelitian Tabel Distribusi Normal vii

13 13 PENGGUNAAN MEDIA OBJEK LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS SISWA KELAS IV C DI SDN 052 BUKITRAYA PEKANBARU TAHUN AJARAN 2009/ 2010 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas IV C SDN 052 Bukitraya Tahun Ajaran 2009/2010 melalui penggunaan media objek langsung dalam proses pembelajaran. Subjeknya adalah siswa kelas IV C di SDN 052 Bukitraya Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 s/d Maret Teknik pengumpulan data menggunakan tes. Data dianalisa dengan uji statistik deskriptif dan inferensial untuk melihat daya serap dan ketuntasan hasil belajar siswa dengan menggunakan media objek langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi siswa sebelum dilakukan tindakan daya serap siswa adalah 74,57% sedangkan setelah dilakukan tindakan daya serap siswa pada siklus I 84,43%, dan pada siklus II 87,38%. Rata-rata hasil belajar sains siswa sebelum PTK 74,54 sedangkan setelah PTK pada siklus I adalah 84,43 dan pada siklus II 87,6. Persentase ketuntasan siswa sebelum PTK adalah 74,29% dan setelah PTK pada siklus I dan siklus II telah mencapai batas optimal yaitu 100%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media objek langsung dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas IV C di SDN 052 Bukitraya Pekanbaru Tahun Ajaran 2009/ Kata Kunci: Media objek langsung, Hasil belajar.

14 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Menurut Ihsan (2005) pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (panca indera serta keterampilan-keterampilan). Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Oleh karena itu pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Tugas seorang guru di dalam dunia pendidikan bukan hanya sebagai pengajar tetapi guru diharapkan dapat memberikan stimulasi kepada siswa sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Stimulasi dapat diberikan dengan cara membiarkan siswa dengan bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk maupun membuat materi pelajaran dengan cara sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri. Kenyataan pada umumnya kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), penggunaan metode ceramah masih sangat dominan dalam setiap pembelajaran. Proses belajar mengajar yang demikian dapat membuat siswa merasa bosan dan kurang aktif dalam pembelajaran. Saat ini

15 15 berbagai metode pembelajaran telah dikembangkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan media objek langsung. Harjanto (2006) berpendapat bahwa dengan penggunaan media, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. Sedangkan menurut Uno (2009) pembelajaran dengan menggunakan media dapat meningkatkan daya tarik materi pelajaran dan perhatian peserta belajar, sehingga dapat meningkatkan sistematika pengajaran. Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru kelas IV di SDN 052 Bukitraya Pada tanggal 8 September 2009 masalah yang terjadi pada proses pembelajaran sains adalah sebagai berikut: a). Kurangnya pemanfaatan media objek langsung pada proses pembelajaran, b). Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, c). 25 % dari jumlah siswa hasil belajar sains belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Melihat kondisi diatas perlu adanya pembaharuan serta perbaikan guru sebagai fasilitator dan motivator dapat melakukan perubahan dan perbaikan dalam proses pembelajaran sains yaitu dengan menerapkan salah satu strategi pembelajaran yang mungkin dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan media objek langsung, karena media objek langsung dapat membantu untuk mencapai hasil yang optimum dari proses belajar-mengajar (Ibrahim dan Syaodih, 2003).

16 16 Membelajarkan sains kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama (komunikasi dalam pembelajaran sains cenderung berlangsung satu arah yaitu dari guru ke siswa), guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh. Guru hendaknya memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Strategi pembelajaran hendaknya dapat mengoptimalkan interaksi antara guru dan siswa. Berdasarkan masalah diatas menjadi penelitian ilmiah dengan judul penggunaan media objek langsung untuk meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas IV C di SDN 052 Bukitraya Tahun Ajaran 2009/ Identifikasi Masalah Peneliti menemukan beberapa masalah yang ada pada siswa dan guru, antara lain masalah-masalah: a). Kurangnya pemanfaatan media objek langsung pada proses pembelajaran, b). Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, c). 25 % dari jumlah siswa hasil belajar sains belum mencapai kriteria ketuntasan maksimal yang ditetapkan sekolah yaitu Pembatasan Masalah Masalah dalam penelitian di batasi pada penggunaan media objek langsung untuk meningkatkan hasil belajar Sains siswa kelas IV C di SDN 052 Bukitraya Tahun Ajaran 2009/ Yaitu pada Standar Kompetensi 6.

17 17 memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya, dengan KD 6.1. Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu. KD 6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair padat cair, cair gas cair, padat gas. Dan KD 6.3. Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya. 1.4 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, apakah melalui penggunaan media objek langsung dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas IV C di SDN 052 Bukitraya Pekanbaru Tahun Ajaran 2009/ 2010? 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas IV C di SDN 052 Bukitraya Pekanbaru Tahun Ajaran 2009/ 2010 dengan penggunaan media objek langsung Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: a. Siswa, penggunaan media objek langsung diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya materi pelajaran sains. b. Guru, dapat digunakan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi dan hasil belajar sains.

18 18 c. Sekolah, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dibidang sains, sehingga dapat meningkatkan kualitas keberhasilan pengajaran di sekolah tersebut. d. Peneliti, dapat menambah wawasan peneliti dalam upaya mengembangkan profesionalnya dan menerapkannya pada proses belajar mengajar dikemudian hari ketika peneliti menjalankan tugas di institusi pendidikan. 1.6 Definisi Operasional a. Pembelajaran sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Depdiknas, 2003). b. Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari perubahan perilaku, baik dalam bentuk penguasaan pengatahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik (Sukmadinata, 2002). c. Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajrmengajar (Ibrahim dan Syaodih, 2003). d. Objek langsung (benda asli) adalah benda yang sebenarnya yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sebagai media (Anwar, 2007).

19 19 BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teori Media Pembelajaran Menurut Sadiman dkk (2007) kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sedangkan menurut Ibrahim dan Syaodih (2003) media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar-mengajar. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan katakata (simbol verbal), sehingga dapat kita harapkan diperolehnya hasil pengalaman belajar yang lebih berarti bagi siswa. Anwar (2007) mengatakan bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik dalam proses pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik itu. Harjanto (2006) menjelaskan bahwa manfaat media pendidikan dalam proses belajar siswa antara lain: a) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

20 20 b) Metode mengajar lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan. c) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. d) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Menurut Sudjana dan Rivai (2007) ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model atau berupa objek nyata. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strip, film, penggunaan OHP dan lainnya. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar Menurut Depdiknas (2003) sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Sedangkan menurut Driver dalam Sumaji (2003) berpendapat bahwa sains merupakan konstruksi pemikiran manusia.

21 21 Pendidikan sains di sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Menurut Depdiknas (2003) pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Sedangkan menurut Sumaji (2003) melalui pendidikan sains, anak dikenalkan dengan berbagai konsepsi tentang dunia di sekelilingnya. Dengan demikian, sains dan masyarakat di mana anak tinggal dan melakukan kegiatan, tidak dapat dipisahkan. Guru dalam membelajarkan sains sebaiknya tidak merasa bahwa dialah sumber pengetahuan bagi siswanya, sehingga dalam pembelajarannya sematamata ia menuangkan pengetahuan, gagasannya pada pikiran siswa dan mengharapkan bahwa siswa akan menerima begitu saja apa yang diberikan guru. Filosofi konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan seseorang tidak dapat dipindahkan begitu saja, melainkan perlu dibangun sendiri oleh siswa dengan cara mengkaitkan dengan pengetahuan awal yang sudah mereka miliki dalam struktur kognitifnya (Suparno, 2006). Depdiknas (2003) menyatakan bahwa mata pelajaran sains di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat sains dalam kehidupan sehari-hari, serta bertujuan: 1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

22 22 2) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 3) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positip terhadap sains dan teknologi. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 6) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan Hasil Belajar Menurut Sukmadinata (2007) hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang, penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perubahan perilaku, baik dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Sedangkan Hamalik (2001) menyatakan bahwa hasil belajar tampak sebagai perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebaliknya. Slameto (2003) mengatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor, yaitu: 1) Faktor internal (dalam diri individu yang sedang belajar), meliputi : a. Faktor jasmaniah, seperti: kesehatan dan cacat tubuh

23 23 b. Faktor psikologis, seperti: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif dan kematangan. 2) Faktor eksternal (dari luar individu yang sedang belajar), meliputi : a. Faktor keluarga, seperti: cara mendidik anak, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga. b. Faktor sekolah, seperti: metode mengajar, hubungan guru dengan siswa, tugas rumah, dan lain-lain. c. Faktor masyarakat, seperti: kegiatan siswa dalam masyarakat dan teman. Sagala (2009) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: 1) Faktor yang bersumber dari manusia yang belajar, disebut sebagai faktor internal meliputi faktor biologis (usia, kematangan, dan kesehatan) serta faktor psikologis (kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar). 2) Faktor yang berasal dari luar diri manusia yang belajar disebut faktor eksternal, antara lain faktor manusia (keluarga, sekolah, dan masyarakat) kemudian faktor non manusia (alam, benda, hewan, bau-bauan, dan lingkungan fisik). Kedua faktor ini bagi peserta didik akan mempengaruhi prestasi belajar, oleh karena itu guru harus menguasai dan memahami kedua faktor ini untuk mengatur strategi pembelajaran yang lebih bermakna, menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.

24 Media Objek Langsung sebagai Media Pembelajaran Sains Anwar (2007) mengatakan bahwa objek langsung (benda asli) adalah benda yang sebenarnya yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sebagai media, objek yang sesungguhnya, akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan keterampilan tertentu. Menurut Ibrahim dan Syaodih (2003) melalui penggunaan objek nyata ini, kegiatan belajar-mengajar dapat melibatkan semua indera siswa, terutama indera peraba. Sudjana dan Rivai (2007) mengatakan dalam keadaan sebenarnya atau senyatanya merupakan cara belajar terbaik karena sesuatunya dapat langsung ditanggapi, diamati dan dipahami. Sedangkan menurut Sadiman dkk (2007). media objek langsung adalah suatu media yang pada dasarnya memvisualkan fakta, gagasan, kejadian dan suatu peristiwa dalam bentuk dari keadaan yang sebenarnya. Media objek langsung merupakan suatu media yang dapat merangsang keinginan belajar, karena dengan mengunakan media tersebut siswa benar-benar dapat mengenal objek kajian pelajaran yang diberikan dan siswa dapat memanfaatkan panca inderanya sehingga segala sesuatu dapat dengan langsung ditanggapi, diamati dan dipahami (Sudjana dan Rivai, 2007). Media objek langsung dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena media objek langsung dapat memberikan informasi secara tepat dan benar, sehingga motivasi dapat timbul dan berkembang.

25 25 Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale dalam Sanjaya (2008) menjelaskan pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menjadi konkret sehingga akan memiliki ketepatan yang tinggi. Menurut Sudjana dan Rivai (2007) pembelajaran sains pada tingkat sekolah dasar, guru dapat menggunakan media objek langsung berupa bendabenda kongkrit yang dibawa ke dalam kelas sebagai media pembelajaran. Media objek langsung dapat pula berupa lingkungan, dalam hal ini siswa diajak ke luar kelas untuk mengamati langsung objek yang akan dipelajarinya pada saat itu, dengan media objek langsung siswa dapat mengamati benda aslinya melalui panca inderanya secara benar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini memungkinkan karena untuk tingkat SD rasa keingintahuan siswa sangat tinggi, maka objek langsung dapat memberikan motivasi dan dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam belajar. Ibrahim dan Syaodih (2003) mengemukakan kebaikan atau keuntungan objek langsung, antara lain: a) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.

26 26 b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indra Hubungan Media Objek Langsung dengan Hasil Belajar Sains Menurut Sumaji dkk (2003) berbagai kesempatan harus diberikan kepada anak untuk bersentuhan langsung dengan objek yang atau sedang dipelajarinya, dengan kegiatan pembelajaran seperti inilah siswa akan merasa bahwa beberapa materi menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan. Sedangkan Sudjana dan Rivai (2007) mengungkapkan bahwa dalam keadaan sebenarnya atau senyatanya merupakan cara belajar terbaik karena sesuatunya dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Ibrahim dan Syaodih (2003) berpendapat bahwa media objek langsung dapat membantu untuk mencapai hasil yang optimum dari proses belajarmengajar. Dengan penggunaan media objek langsung siswa benar-benar dapat mengenal objek kajian pelajaran yang dipelajarinya, sehingga dapat langsung ditanggapi, dipahami. Dari pemahaman yang diperoleh dengan menggunakan objek langsung dapat memotivasi siswa untuk mempelajari sains, sehingga materi pelajaran dikuasai, disenangi, yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

27 Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang telah dilakukan oleh Syukri (2008), maka dapat diketahui bahwa penggunaan media objek langsung mempunyai pengaruh positif terhadap daya serap siswa mengalami peningkatkan pada siklus I dari kategori cukup menjadi kategori baik. Dan pada siklus II dari kategori baik menjadi kategori amat baik, dan untuk ketuntasan belajar siswa meningkat dari tidak tuntas menjadi tuntas, pada siswa kelas IV SDN 002 Kuok Tahun Ajaran 2007/2008. Menurut Nurhayati (2008), penggunaan media objek langsung pada konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar Sains siswa, daya serap melalui ulangan harian pada siklus I rata-rata 80,77% dan pada siklus II rata-rata 85,08%. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I 88,46% dan pada siklus II 100% (tuntas) pada siswa kelas IV SDN 003 Bukit Kapur Dumai Tahun Ajaran 2007/ Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika digunakan media objek langsung dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas IV C di SDN 052 Bukitraya Pekanbaru Tahun Ajaran 2009/ 2010.

28 28 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan September 2009 s/d Maret 2010 dan pengambilan data dilaksanakan pada bulan November s/d Desember 2009 di kelas IV C SDN 052 Bukitraya Tahun Ajaran 2009/ Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV C di SDN 052 Bukitraya Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan. 3.3 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah berupa penelitian tindakan kelas. Penelitian ini memiliki karakteristik yang khas yakni adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Arikunto (2008) menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar, berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan yang dilakukan ini yaitu dengan menggunakan media objek langsung dengan harapan dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar sains dalam pembelajaran.

29 29 Berdasarkan tinjauan teori dan latar belakang masalah, maka desain penelitian ini dapat dirumuskan seperti pada Gambar 1. Pembelajaran Sains Penggunaan Media Objek Langsung Permasalahan a). Masih kurangnya pemanfaatan media objek langsung pada proses pembela jaran b). Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran c). 25% dari jumlah siswa hasil belajar sains belum mencapai kriteria ketuntasan. Alternative pemecahan masalah I Media objek langsung adalah suatu media yang pada dasarnya memvisualkan fakta, gaga san, kejadian dan suatu peristiwa dalam bentuk dari keadaan yang sebenarnya. Perencanaan tindakan Pembelajaran dengan menggunakan media Objek langsung Tahap Sosialisasi Pelaksanaan tindakan Pembelajaran dengan menggunakan media Objek langsung Siklus I Terselesaikan Refleksi Analisa data Observasi 1 Permasalahan belum terselesaikan Alternative pemecahan masalah II Rencana Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Siklus II Refleksi Analisa data Observasi Terselesaikan Permasalahan belum terselesaikan Siklus Selanjutnya. Peningkatan hasil belajar siswa Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas (Modifikasi Elfis, 2006)

30 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap: 1) Penyiapan perangkat bahan ajar, yang terdiri dari: a. Standar isi yang terdiri dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi: 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar: 6.1. Mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memiliki sifat tertentu, 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair padat cair; cair gas cair; padat gas Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya. b. Silabus Silabus adalah penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapi serta materi pokok yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai mencapai kompetensi dasar. Silabus perlu menggambarkan serangkaian kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi. c. Rencana Program Pembelajaran (RPP). Rencana program pembelajaran adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. d. Instrumen tes untuk penentuan pencapaian hasil belajar siswa e. Buku Siswa, media dan LKS. Buku siswa adalah buku yang digunakan siswa dalam proses pembelajaran merupakan buku-buku yang sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku

31 31 dan relevan. Media yang digunakan adalah berupa objek langsung yang sesuai dengan materi pembelajaran. LKS merupakan lembar kegiatan siswa yang diberikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. 2) Tahap persiapan a. Penentuan jadwal dan jam pelajaran yaitu: bulan November-Desember 2009 yaitu dikelas IV C SDN 052 Bukitraya Pekanbaru. b. Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas IV C SDN 052 Bukitraya Pekanbaru. c. Menetapkan materi pembelajaran yang akan disajikan. d. Menentukan jumlah siklus yaitu dua siklus dengan tiga kompetensi dasar. dilaksanakan 8 kali pertemuan. 3) Tahap pelaksanaan a. Pendahuluan (5 menit) 1. Memeriksa kehadiran siswa 2. Melakukan prasyarat pengetahuan dengan mengajukan pertanyaan untuk memotivasi siswa. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Kegiatan inti (55 menit) 1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 2. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan media objek langsung 3. Guru membagikan LKS pada setiap kelompok dan menjelaskan cara kerjanya. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan LKS menggunakan media objek langsung pada setiap pembelajaran.

32 32 4. Setelah melakukan percobaan, guru membimbing siswa berdiskusi pada masing-masing kelompok. 5. Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa mengenai materi yang telah di pelajari. c. Penutup (15 menit) 1. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2. Guru memberikan kuis. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diambil berupa skor nilai yang diperoleh dari hasil test yang dilakukan pada setiap akhir pertemuan (kuis) dan pada setiap puncak siklus (ujian blok) terhadap siswa kelas IV C di SDN 052 Bukitraya Tahun Ajaran 2009/2010, 3.6. Teknik Analisis Data Analisis Data Deskriptif Pengolahan data dengan teknik analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar sains siswa sesudah penerapan pembelajaran dengan menggunakan media objek langsung. Menurut Elfis (2010) analisis deskriptif data pencapaian hasil belajar siswa dilakukan dengan melihat (a) daya serap siswa, (b) ketuntasan individu siswa dan (c) ketuntasan klasikal.

33 33 a. Daya Serap Siswa Pencapaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran akan dianalisis dengan menggunakan rumus berikut: D skor yang diperoleh siswa S = x 100 % Skor maksimum tes...(purwanto, 2008) Dapat dikategorikan dengan kriteria seperti tabel berikut: Tabel 1. Interval dan kategori d aya serap Siswa % Interval Sumber: Purwanto (2008) Kategori A mat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali b. Ketuntasan Individu Siswa Berdasarkan penilaian Sains di SDN 052 Bukitraya, seorang siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila mencapai KKM 65. Ketuntasan individu siswa dihitung dengan menggunakan rumus: SI SMS (%) x 100% KI = Keterangan KI SI SMS : Persentase Ketuntasan Individu : Skor Individu : Skor Maksimal Soal (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam Elfis, 2010)

34 34 c. Ketuntasan Klasikal Menurut Yamin (2008) ketuntasan belajar secara klasikal tercapai bila sekurang-kurangnya 85% dari siswa telah tuntas belajar. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus : JST JS (%) x 100% KK = Keterangan KK JST JS : Persentase Ketuntasan Klasikal : Jumlah siswa yang tuntas dalam kelas perlakuan (tolak ukur KKM) : Jumlah selruh siswa dalam kelas perlakuan (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam Elfis, 2010) Analisis Inferensial Untuk melihat seberapa besar pengaruh penggunaan media objek langsung terhadap hasil belajar sains maka dilakukan teknik analisa data penelitian secara statistik inferensial dengan menggunakan uji-z atau uji Tanda. Data yang diuji adalah data hasil belajar sains siswa sebelum PTK dan sesudah PTK Siklus I dan Siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1). Rumusan Hipotesis Statistikal antara sebelum perlakuan dengan perlakuan Siklus I a). H 0 : P (X B > X A ) = P (X B < X A ) Peluang meningkatnya hasil belajar sains siswa sama dengan peluang menurunnya hasil belajar sains siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media objek langsung pada Siklus I.

35 35 b). H 1 : P (X B > X A ) > P (X B < X A ) Peluang meningkatnya hasil belajar sains siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media objek langsung pada Siklus I lebih besar dari peluang menurunnya. Untuk menjawab atau membuktikan rumusan hipotesis di atas, maka rumusan Uji Statistiknya adalah sebagai berikut: Z 1 ( X ± 0,5) N 2 =... (Siegel, 1992) 1 N 2 Keterangan: X : Jumlah tanda (+) N : Jumlah tanda (+) dan (-) (X + 0,5) : Digunakan jika X < ½ N (X 0,5) : Digunakan jika X > ½ N X A : Skor hasil belajar siswa sebelum tindakan X B : Skor hasil belajar siswa sesudah tindakan (Siklus I) Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Jika p < α = 0,05, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Harga p diperoleh dari tabel distribusi normal 2). Rumusan Hipotesis Statistikal antara perlakuan Siklus I dengan perlakuan Siklus II a). H 0 : P (X B > X A ) = P (X B < X A ) Peluang meningkatnya hasil belajar sains siswa pada Siklus II sama dengan peluang menurunnya hasil belajar sains siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media objek langsung pada Siklus I.

36 36 b). H 1 : P (X B > X A ) > P (X B < X A ) Peluang meningkatnya hasil belajar sains siswa pada siklus II setelah pembelajaran dengan menggunakan media objek langsung lebih besar dari peluang menurunnya pada Siklus I. Uji Statistiknya adalah sebagai berikut: Z 1 ( X ± 0,5) N 2 =... (Siegel, 1992) 1 N 2 Keterangan: X : Jumlah tanda (+) N : Jumlah tanda (+) dan (-) (X + 0,5) : Digunakan jika X < ½ N (X 0,5) : Digunakan jika X > ½ N X A : Skor hasil belajar siswa sesudah tindakan (Siklus I) X B : Skor hasil belajar siswa sesudah tindakan (Siklus II) Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Jika p < α = 0,05, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Harga p diperoleh dari tabel distribusi normal

37 37 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan Siklus ke-1 Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV C SDN 052 Bukitraya Pekanbaru dimulai dari bulan Agustus 2009 s/d Maret 2010, pengambilan data dilakukan dari tanggal 28 November 2009 sampai 10 Desember 2009 dalam dua siklus dengan delapan kali pertemuan. Materi pembelajaran adalah SK 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya Mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memiliki sifat tertentu. Proses pembelajaran menggunakan media objek langsung, dengan pokok bahasan tentang benda yang terbagi dalam materi pokok wujud benda dan sifatnya. Ujian blok dilakukan sebanyak satu kali dan tiga kali kuis pada setiap akhir pertemuan. Siklus I materi pokok wujud benda dan sifatnya dilakukan empat kali pertemuan, alokasi waktu dalam penelitian ini dalam satu minggu adalah tiga kali, yaitu pada hari Selasa, Rabu dan Kamis masing-masing dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Guru atau peneliti pada saat proses pembelajaran menggunakan media objek langsung kepada siswa. Media objek langsung digunakan sebagai alat bantu pengajaran, berupa benda yang ditetapkan berdasarkan materi yang akan dipelajari.

38 Deskriptif Pelaksanaan Tindakan Siklus ke-1 1) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa 24 November 2009 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 33 orang. Pada hari itu sebelum pembelajaran dimulai guru membagi siswa dalam 7 kelompok (5 orang). Guru memotivasi siswa dan menginformasikan materi yang akan dipelajari dan menjelaskan tujuan dari pembelajaran kepada siswa. Berikutnya guru menjelaskan pelajaran dengan menggunakan media objek langsung. Materi yang diajarkan pada hari itu adalah sifat-sifat benda padat. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat dari materi yang telah dipelajari dan membimbing siswa untuk mengisi LKS. Guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dari materi yang belum dipahami. Pada pertemuan hari itu siswa kurang tertib dalam mengikuti pelajaran. Hal ini terlihat masih ada siswa yang bermain dengan sesama temannya. Siswa sangat senang mendapatkan pelajaran dengan menggunakan objek langsung yang dipakai oleh guru. Menurut hasil observasi siswa senang karena pada pelajaran sebelumnya tidak menggunakan objek langsung sebagai media pembelajaran. Objek langsung yang ditampilkan guru menjadikan siswa termotivasi dalam pembelajaran. Pertemuan diakhiri dengan kegiatan guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari, kemudian mengevaluasi siswa dengan memberikan kuis (Lampiran 9). Guru mengakhiri pelajaran dengan menugaskan siswa untuk membuat rangkuman pada pertemuan hari itu di rumah serta membaca materi pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

39 39 2) Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu 25 November 2009 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 33 orang. Pada hari itu sebelum pembelajaran dimulai guru menginformasikan kepada siswa untuk membentuk kelompok berdasarkan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Guru memotivasi siswa dan menginformasikan materi yang akan dipelajari dan menjelaskan tujuan dari pembelajaran kepada siswa. Berikutnya guru menjelaskan pelajaran dengan menggunakan media objek langsung. Materi yang diajarkan pada hari itu adalah sifat-sifat benda cair. Guru juga membimbing siswa untuk melihat materi yang ada pada buku pegangan siswa. Pada pertemuan hari itu setiap kelompok melakukan percobaan untuk mengetahui sifat-sifat benda cair, Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat dari materi yang telah dipelajari, selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan bagaimana sifat-sifat benda cair. Guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dari materi yang belum dipahami. Pada pertemuan hari itu siswa sudah mulai terlihat tertib dalam mengikuti pelajaran. Hal ini terlihat dari minat siswa sangat senang mendapatkan pelajaran dengan menggunakan objek langsung yang dipakai oleh guru. Objek langsung yang ditampilkan guru menjadikan siswa termotivasi dalam pembelajaran. Pertemuan diakhiri dengan kegiatan guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari, kemudian mengevaluasi siswa dengan memberikan kuis (Lampiran 15). Guru menugaskan siswa untuk membuat rangkuman pada pertemuan hari itu di rumah serta membaca materi pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

40 40 3) Pertemuan III Pertemuan III dilaksanakan pada hari Selasa 1 Desember 2009 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 31 orang. Pada hari itu sebelum pembelajaran dimulai guru menginformasikan kepada siswa untuk membentuk kelompok berdasarkan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Setelah dipastikan siswa berada dalam kelompoknya masing-masing guru menanyakan pelajaran sebelumnya dan tidak lupa memotivasi siswa. Selanjutnya guru menginformasikan materi yang akan dipelajari dan menjelaskan tujuan dari pembelajaran kepada siswa. Berikutnya guru menjelaskan pelajaran dengan menggunakan media objek langsung. Materi yang diajarkan pada hari itu adalah sifat-sifat benda gas. Pada pertemuan hari itu, setiap kelompok melakukan percobaan yaitu dengan meniup beberapa bentuk balon dan kantong plastik, untuk mengetahui sifat-sifat benda gas, selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan bagaimana sifat-sifat benda gas. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat dari materi yang telah dipelajari dan membimbing siswa untuk mengisi LKS. Guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dari materi yang belum dipahami. Pada pertemuan hari itu antusias siswa dalam mengikuti pelajaran semakin baik. Hal ini terlihat dari minat siswa sangat senang mendapatkan pelajaran dengan menggunakan objek langsung yang dipakai oleh guru dan siswa dapat melakukan percobaan menguji sifat-sifat benda gas secara langsung. Objek langsung yang ditampilkan guru menjadikan siswa termotivasi dalam pembelajaran.

41 41 Pertemuan diakhiri dengan kegiatan guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari, kemudian mengevaluasi siswa dengan memberikan kuis (Lampiran 21). Setelah itu guru menutup pelajaran dengan menugaskan siswa untuk mengulang kembali pelajaran pada pertemuan I sampai III, tentang materi pada SK 6, KD 6.1. Karena pada pertemuan berikutnya (pertemuan IV) akan diadakan ulangan blok (siklus I). 4) Pertemuan IV (Ujian Siklus I) Pertemuan IV dilaksanakan pada hari Rabu 2 Desember 2009 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 35 orang. Pertemuan IV diisi dengan melaksanakan tes hasil belajar siswa berupa ulangan blok (siklus I) yang dikerjakan secara individu dalam waktu yang telah ditentukan yaitu 70 menit (dua jam pelajaran). Sebelum tes dilaksanakan guru memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk mempersiapkan peralatan tulis dan mengulang-ulang kembali pelajaran yang telah dipelajari. Tes yang diberikan berupa soal objektif sebanyak 10 soal dan berbentuk esai 5 soal. Hasil tersebut diperiksa dan diberikan skor dengan berpedoman pada alternatif kunci jawaban (Lampiran 24) Hasil Penelitian Siklus ke-1 Hasil belajar siswa pada Siklus I Kompetensi Dasar 6.1 materi wujud benda dan sifatnya melalui penggunaan media objek langsung di kelas IV C SDN 052 Bukitraya Tahun Ajaran 2009/2010 dapat dilihat dari daya serap dan ketuntasan belajar siswa dengan menganalisis daya serap dan ketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan belajar individu dan klasikal.

42 42 1) Daya Serap Siswa Daya serap siswa pada siklus I Kompetensi Dasar 6.1 materi wujud benda dan sifatnya melalui penggunaan media objek la ngsung dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tab el 2. Daya S erap Siswa pada Siklus I No Skor (%) Kategori Seluruh Materi Pelajaran pada Siklus ke-1 Kuis 1 Kuis 2 Kuis 3 UB I Amat Baik 19(57,58) 12 (36,36) 24 (77,42) 15 (42,85) Baik - 17 (51,52) - 15 (42,85) Cukup 7(21,21) 4 (12,12) 7 (22,58) 5 (14,30) Kurang Kurang Baik 7(21,21) Jumlah Siswa Rata-rata kelas 84,09 85,45 94,52 84,43 Kategori Baik Baik Amat baik Baik Dari Tabel 2 di atas dapat dijelaskan bahwa daya serap siswa pada siklus 1 materi wujud benda dan sifatnya dari hasil kuis maupun ujian blok mempunyai kategori yang berbeda-beda. Pada kuis 1 persentase tertinggi adalah 57,58% dengan kategori amat baik dan persentase terendah adalah 21,21% yakni terdapat pada kategori cukup dan kategori kurang baik. Rata-rata daya serap siswa pada kuis 1 adalah 84,09% kategori baik. Pada kuis 2 persentase tertinggi adalah 51,52% dengan kategori baik dan persentase terendah adalah 12,12% kategori cukup. Rata-rata daya serap siswa pada kuis 2 adalah 85,45% kategori baik. Pada kuis 3 persentase tertinggi adalah 77,42% dengan kategori amat baik dan persentase terendah adalah 22,58% kategori cukup. Rata-rata daya serap siswa pada kuis 3 adalah 94,52% kategori amat baik. Sedangkan pada ujian blok persentase tertinggi 42,85% terdapat pada

43 43 kategori amat baik dan kategori baik, dan persentase terendah 14,30% kategori cukup. Rata-rata daya serap siswa pada ujian blok adalah 84,43 kategori baik ,52 Persentase ,09 84,45 84,43 10 DS 1 DS 2 DS 3 DS UB I Gambar 2. Rata-rata daya serap siswa setiap pertemuan pada siklus I Berdasarkan Gambar 2 diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata daya serap siswa pada pertemuan 1 adalah 84,09% kategori baik, pada pertemuan 2 rata-rata daya serap siswa 84,45% kategori baik, pada pertemuan 3 daya serap siswa mengalami peningkatan menjadi 94,52% kategori amat baik, dan pada pertemuan 4 (ujian blok) rata-rata daya serap siswa adalah 84,43% kategori baik. Tabel 3. Peningkatan Daya Serap Hasil Belajar Sebel um PTK dengan Setelah PTK Siklus ke-1 No Analisis Hasil Belajar Sains Sebelum PTK Setelah PTK Siklus ke-1 Peningkatan 1 Rata-rata daya serap 74,57% 84,43% 9,86% Rata-rata daya serap siswa sebelum PTK adalah 74,57% sedangkan rata- rata daya serap siswa PTK siklus ke-1 adalah 84,43% maka terjadi peningkatan daya serap sebesar 9,86%.

44 44 2) Ketuntasan Belajar Siswa Ketuntasan belajar Sains siswa pada Siklus I materi wujud benda dan sifatnya melalui penelitian ini dengan menggunakan media objek langsung dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Ketuntasan Belajar Sains Siswa pada Siklus I Kategori Seluruh Materi Pelajaran pada Siklus ke-1 Kuis 1 Kuis 2 Kuis 3 UB I Tuntas Tidak Tuntas J umlah Siswa Keterangan Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada Siklus I, ketuntasan belajar pada materi wujud benda dan sifatnya. Pada kuis 1 terdapat 26 orang siswa yang tuntas, pada kuis 2 terdapat 29 orang siswa, pada kuis 3 terdapat 31 orang siswa dan pada ujian blok I mengalami peningkatan, dimana seluruh siswa dinyatakan tuntas secara individual (100%). Juml ah Sisw a P 1 P 2 P 3 UB I Gambar 3. Ketuntasan belajar siswa setiap pertemuan pada Siklus I

45 45 Tabel 5. Peningkatan Ketuntasan Belajar Hasil Belajar Sebelum PTK dengan Setelah PTK Siklus ke-1 No Analisis Hasil Belajar Sains Sebelum PTK Setelah PTK Siklus ke-1 Peningkatan 1 Ketuntasan Belajar 74,29% 100% 25,71% Ketuntasan belajar siswa sebelum PTK adalah 74,29% sedangkan ketuntasa n belajar siswa PTK siklus ke-1 adalah 100%, maka terjadi peningkatan ketuntasan belajar seb esar 25, 71%. 3) A nalisis Inferensial Siklus ke-1 Berdasarkan data hasil belajar sains siswa baik sebelum PTK maupun setelah PTK, dapat digunakan uji Z untuk mengetahui bahwa terdapat peningkata n hasil belajar sains sis wa. Pengolahan data perubahan hasil belajar uji Z dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Perubahan Hasil Belajar Sains Siswa Sebelum dengan Hasil Belajar Sains Siswa Sete lah PTK Siklus ke-1 No Nama Siswa KKM < PTK (X 1 ) Siklus ke-1 (X 2 ) Tanda dari (X 2 -X 1 ) 1 AI AI ABS A RC ABP AH DW DNS FA FS G KQ LK MR MK

46 46 No Nama Siswa KKM < PTK (X 1 ) Siklus ke-1 (X 2 ) Tanda dari (X 2 -X 1 ) 16 NR NC NT NPD NAS PFS RH RS RH SR SFD SPH TH VMO VAB VRA W YO YA YP Jumlah (+)=25,(-)=8,(0)=2 Jumlah Siswa Rata-rata 65 74,57 84,43 Berdasarkan data di atas jumlah siswa bertanda (+) = 25, jumlah siswa bertanda (-) = 8, karena X > ½ N, maka digunakan X-0,5 Hasil Belajar = < PTK > PTK siklus ke-1 1 ( X ± 0,5) N Zscore = 2, < PTK > PTK siklus ke-1 1 N 2 1 ( 25 0,5) 33 =

47 47 24,5 16,5 = 2,87 = 2,79 Dari tabel distribusi normal terlihat Z Score = 2,79 dan p level = 0,0026 maka p level < α 0,05. Dengan demikian Z hitung > Z tabel, berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka H diterima, berarti hasil belajar sains siswa setelah PTK siklus 1 ke-1 meningkat dibandingkan hasil belajar sebelum PTK Refleksi Siklus ke-1 Melalui pengamatan penelitian, selama melakukan tindakan dalam proses pembelajaran setelah dilaksanakan tiga kali pertemuan. Adapun perencanaan yang tidak sesuai pada saat melakukan penelitian adalah: 1. Guru kurang maksimal dalam memanajemen waktu, sehingga waktu yang disediakan tidak berimbang. 2. Guru kurang memantau ketertiban siswa, sehingga siswa kurang disiplin dalam ruangan. 3. Daya serap siswa sebelum PTK mengalami peningkatan dari 74,57% meningkat dari siklus I sebesar 9,86% menjadi 84,43%. Sedangkan ketuntasan belajar siswa sebelum PTK 74,29% mengalami peningkatan pada siklus I manjadi 100%. Rencana yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki tindakan adalah: 1. Guru harus optimal dalam memanajemen waktu pelajaran, agar waktu yang tersedia berimbang dengan pelajaran.

48 48 2. Guru harus optimal dalam memonitor dan membimbing siswa sehingga suasana kelas menjadi lebih tertib. 3. Pada akhir pertemuan guru harus mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya. 4. Sebagai penguatan dari refleksi daya serap dan ketuntasan belajar siswa maka peneliti melanjutkan penelitian ke siklus Deskripsi Kegiatan Pelaksanaan Siklus ke-2 Materi pembelajaran adalah SK 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair padat cair; cair gas cair; padat gas; dan 6.3. Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya. Proses pembelajaran menggunakan media objek langsung, dengan pokok bahasan tentang benda yang terbagi dalam materi pokok perubahan wujud benda, sifat bahan dan kegunaannya. Ujian blok dilakukan sebanyak satu kali dan tiga kali kuis pada setiap akhir pertemuan. Siklus II materi pokok perubahan wujud benda, sifat bahan dan kegunaannya dilakukan empat kali pertemuan, alokasi waktu dalam penelitian ini dalam satu minggu adalah tiga kali, yaitu pada hari Selasa, Rabu dan Kamis masing-masing dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Guru atau peneliti pada saat proses pembelajaran menggunakan media objek langsung kepada siswa. Media objek langsung digunakan sebagai alat bantu pengajaran, berupa benda yang ditetapkan berdasarkan materi yang akan dipelajari.

49 Deskriptif Pelaksanaan Tindakan Siklus ke-2 1) Pertemuan V Pertemuan V dilaksanakan pada hari Kamis 3 Desember 2009 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 34 orang. Pada pertemuan kali ini sebelum pembelajaran dilaksanakan guru memastikan siswa sudah membentuk kelompok berdasarkan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru menenyakan kepada siswa tentang pelajaran yang telah lalu dan memotivasi siswa. Kemudian guru melanjutkan pelajaran berdasarkan RPP SK 6, KD 6.2 (Lampiran 26). Materi pelajaran pada hari itu adalah tentang perubahan wujud benda. Berikutnya guru memberikan pelajaran dengan menggunakan media objek langsung, guru juga membimbing siswa untuk melihat materi yang ada pada buku pegangan siswa. Selanjutnya guru melakukan percobaan dengan mendemonstrasikan perubahan wujud benda, karena percobaan tersebut dinilai cukup membahayakan bagi siswa, guru berinisiatif agar siswa hanya mengamati saja, kemudian guru dan siswa menyimpulkan bagaimana perubahan wujud benda dapat terjadi. Untuk meningkatkan kepahaman siswa, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, dan juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan seputar materi yang telah telah dipelajari. Diakhir pertemuan guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari, kemudian guru mengevaluasi siswa dengan memberikan kuis (Lampiran 30). Guru mengakhiri pelajaran dengan menugaskan siswa untuk

50 50 membuat rangkuman pada pertemuan hari itu di rumah dengan berpedoman pada buku maupun materi yang dijelaskan guru serta membaca materi pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. 2) Pertemuan VI Pertemuan VI dilaksanakan pada hari Selasa 8 Desember 2009 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 33 orang. Pada hari itu sebelum pembelajaran dimulai guru menginformasikan kepada siswa untuk membentuk kelompok berdasarkan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Setelah dipastikan siswa berada dalam kelompoknya masing-masing guru menanyakan pelajaran sebelumnya dan tidak lupa memotivasi siswa. Selanjutnya guru menginformasikan materi yang akan dipelajari dan menjelaskan tujuan dari pembelajaran kepada siswa. Berikutnya guru menjelaskan pelajaran dengan menggunakan media objek langsung. Materi yang diajarkan pada hari itu adalah sifat bahan dan kegunaannya, guru juga membimbing siswa untuk melihat materi yang ada pada buku pegangan siswa. Selanjutnya guru melakukan percobaan dengan mendemonstrasikan sifat bahan dan kegunaan dari beberapa benda, karena percobaan tersebut dinilai cukup membahayakan bagi siswa, guru berinisiatif agar siswa hanya mengamati saja, kemudian guru dan siswa menyimpulkan bagaimana sifat bahan dan kegunaan suatu benda.

51 51 Untuk meningkatkan kepahaman siswa, guru memberikan pertanyaanpertanyaan kepada siswa, dan juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan seputar materi yang telah telah dipelajari. Diakhir pertemuan guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari, kemudian guru mengevaluasi siswa dengan memberikan kuis (Lampiran 36). Guru mengakhiri pelajaran dengan menugaskan siswa untuk membuat rangkuman pada pertemuan hari itu di rumah dengan berpedoman pada buku maupun materi yang dijelaskan guru serta membaca materi pelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. 3) Pertemuan VII Pertemuan VII dilaksanakan pada hari Rabu 9 Desember 2009 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 35 orang. Sebelum pembelajaran dimulai guru menginformasikan kepada siswa untuk membentuk kelompok berdasarkan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Setelah dipastikan siswa berada dalam kelompoknya masing-masing guru menanyakan pelajaran sebelumnya dan tidak lupa memotivasi siswa. Selanjutnya guru menginformasikan materi yang akan dipelajari dan menjelaskan tujuan dari pembelajaran kepada siswa. Berikutnya guru menjelaskan pelajaran dengan menggunakan media objek langsung. Materi yang diajarkan pada hari itu adalah benda dibuat dari berbagai bahan. Guru mendemonstrasikan beberapa jenis minuman kemasan (dalam botol gelas, botol plastik, dan kardus) sebagai contoh dari berbagai bahan yang dapat digunakan oleh manusia. Guru juga membimbing siswa untuk melihat materi

52 52 yang ada pada buku pegangan siswa. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, dan juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan seputar materi yang telah telah dipelajari. Diakhir pertemuan guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari, kemudian guru mengevaluasi siswa dengan memberikan kuis (Lampiran 40). Setelah itu guru menutup pelajaran dengan menugaskan siswa untuk mengulang kembali pelajaran pada pertemuan V sampai VII, tentang materi pada SK 6, KD 6.2 dan KD 6.3. Karena pada pertemuan berikutnya (pertemuan VIII) akan diadakan ulangan blok (siklus II). 4) Pertemuan VIII Pertemuan VIII dilaksanakan pada hari Selasa 10 Desember 2009 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 35 orang. Pertemuan VIII diisi dengan melaksanakan tes hasil belajar siswa berupa ulangan blok (siklus II) yang dikerjakan secara individu dalam waktu yang telah ditentukan yaitu 70 menit (dua jam pelajaran). Sebelum tes dilaksanakan guru memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk mempersiapkan peralatan tulis dan mengulang-ulang kembali pelajaran yang telah dipelajari. Tes yang diberikan berupa soal objektif sebanyak 10 soal dan berben tuk esai 5 soal. Hasil tersebut diperiksa dan diberikan skor dengan berpedoman pada alternatif kunci jawaban (Lampiran 43)

53 Hasil Penelitian Siklus ke-2 1) Daya Serap Siswa Daya serap siswa pada siklus II Kompetensi Dasar 6.2 dan 6.3 materi perubahan wujud benda, sifat bahan dan kegunaannya melalui penggunaan media objek langsung dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: No Skor (%) Kategori Tabel 7. Daya Serap Siswa pada Siklus II Amat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Baik Seluruh Materi Pelajaran pada Siklus ke-1 Kuis 5 Kuis 6 Kuis 7 UB II 15(44,12) 16 (48,48) 23(65,71) 21 (60) 19(55,88) 17 (51,52) 7 (20) 13 (37,14) - - 5(14,29) 1 (2,86) Jumlah Siswa Rata-rata kelas 92,65 89,7 90,29 87,6 Kategori Amat Baik Amat Baik Amat baik Amat Baik Dari Tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa daya serap siswa pada siklus 2 dari hasil kuis maupun ujian blok mempunyai kategori yang berbeda-beda. Pada kuis 5 persentase tertinggi adalah 55,88% dengan kategori baik dan persentase terendah adalah 44,12% kategori amat baik. Rata-rata daya serap siswa pada kuis 5 adalah 92,65% kategori amat baik. Pada kuis 6 persentase tertinggi adalah 51,52% dengan kategori baik dan persentase terendah adalah 48,48% kategori amat baik. Rata-rata daya serap siswa pada kuis 6 adalah 89,7% kategori amat baik. Pada kuis 7 persentase tertinggi adalah 65,71% dengan kategori amat baik dan persentase terendah adalah 14,29% kategori cukup. Rata-rata daya serap siswa pada kuis 7 adalah 90,29% kategori amat baik. Sedangkan pada ujian blok siklus II persentase tertinggi 60% kategori

54 54 amat baik dan persentase terendah 2,86% kategori cukup. Rata-rata daya serap siswa pada ujian blok adalah 87,6% kategori amat baik ,65 89,7 90,29 87,6 80 se ta Persen DS 5 DS 6 DS 7 DS UB II Gambar. 4 Rata-rata daya serap siswa setiap pertemuan pada siklus II Berdasarkan Gambar 2 diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata daya serap siswa pada pertemuan 5 adalah 92,65% kategori amat baik, pada pertemuan 6 rata-rata daya serap siswa 89,7% kategori amat baik, pada pertemuan 7 daya serap siswa mengalami peningkatan menjadi 90,29% kategori amat baik, dan pada pertemuan 8 (ujian blok siklus II) rata-rata daya serap siswa adalah 87,6% kategori amat baik. Tabel 8. Peningkatan Daya Serap Hasil Belajar Setelah PTK Siklus Setelah PTK Siklus ke-2. ke-1 dengan Setelah PTK Setelah PTK No Analisis Hasil Belajar Sains Peningkatan Siklus ke-1 Siklus ke-2 1 Rata-rata daya se rap 84,43% 87,6% 3, 17%

55 55 Rata-rata daya serap hasil belajar sains siswa PTK siklus ke-1 adalah 84,43% sedangkan rata-rata daya serap hasil belajar sains siswa PTK siklus ke-2 adalah 87,6%, maka terjadi peningkatan daya serap sebesar 3,17%. 2) Ketuntasan Belajar Siswa Ketuntasan belajar Sains siswa pada Siklus II materi perubahan wujud benda, sifat bahan dan kegunaannya melalui penelitian ini dengan menggunakan media objek langsung dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Ketuntasan Belajar Sains Siswa pada Siklus II Kategori Seluruh Materi Pelajaran pada Siklus ke-2 Kuis 5 Kuis 6 Kuis 7 UB II Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Siswa Keterangan Amat Baik Amat Baik Amat Baik Amat Baik Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada Siklus II, ketuntasan belajar pada materi perubahan wujud benda, sifat bahan dan kegunaannya seluruh siswa dinyatakan tuntas secara individual (100%) dan tuntas secara klasikal pada siklus II ini, kelas IV dinyatakan tuntas karena lebih dari 85% dari jumlah siswa telah C tuntas belajar. Hal ini menggambarkan bahwa hasil belajar sains siswa telah optimal dengan menggunakan media objek langsung.

56 Jumlah Siswa P 5 P 6 P 7 UB II Gam bar 5. Ketuntasan belajar siswa setiap pertemuan pada Siklus II Tabel 10. Peningkatan Ketuntasan Belajar Hasil Belajar Sebelum PTK dengan Setelah PTK Sik lus ke-1 Setelah PTK Setelah PTK No Analisis Hasil Belajar Sains Peningkatan Siklus ke-1 Siklus ke-2 1 Ketuntasan Belajar 100% 100% 0% Ketuntasan belajar siswa PTK siklus ke-1 adalah 100% sedangkan ketuntasan belajar siswa PTK siklus ke-2 adalah 100%, tidak tejadi peningkatan. Hal ini menggambarkan bahwa hasil belajar sains siswa telah optimal dengan menggunakan media o bjek langsung.

57 57 3). Analisis Inferensial Siklus ke-2 Berdasarkan data hasil belajar sains siswa setelah PTK siklus ke-1 dan PTK siklus ke-2, dapat digunakan uji Z untuk mengetahui bahwa terdapat peningkata n hasil belajar sains siswa. Pengolahan data perubahan hasil belajar uji Z dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 11. Perubahan Hasil Belajar Sains Siswa Setelah PTK siklus ke-1 dengan Hasil Belajar Sains Siswa Setelah PTK Siklus ke-2 No Nama Siswa KKM Siklus ke-1 (X 1 ) Siklus ke-2 (X 2 ) Tanda dari (X 2 X 1 ) 1 AI AI ABS ARC ABP AH DW DNS FA FS G KQ LK MR MK NR NC NT NPD NAS PFS RH RS RH SR SFD

58 58 No Nama Siswa KKM < PTK (X1) Siklus ke-1 (X2) Tanda dari (X2-X1) 27 SPH TH VMO VAB VRA W YO YA YP Jumlah (+)=23,(-)=8,(0)=4 Jumlah Siswa Rata-rata 65 84,43 87,6 Berdasarkan data di atas jumlah siswa bertanda (+) = 23, jumlah siswa bertanda (-) = 8, jumlah siswa yang bertanda (0) = 4, karena X > ½ N, maka digunakan X-0,5 Hasil Belajar = >PTK siklus ke-1 > PTK siklus ke-2 1 ( X ± 0,5) N Zscore = 2, > PTK siklus ke-1 > PTK siklus ke-2 1 N 2 1 ( 23 0,5) 31 = ,5 15,5 = 2,87 = 2,52 Dari tabel distribusi normal terlihat Z hitung = 2,52 dan p level = 0,0059 maka p level < α 0,05. Dengan demikian Z hitung > Z tabel, berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka H 1 diterima berarti hasil belajar sains sisw a setelah PTK siklus ke-2 meningkat dibandingkan hasil belajar setelah PTK siklus ke-1.

59 Refleksi Siklus ke-2 Selama penelitian berlangsung, guru sudah tidak kesulitan dalam memberikan bimbingan lagi karena siswa guru telah optimal dalam memonitor dan membimbing siswa sehingga suasana kelas menjadi lebih tertib dalam pembelajaran menggunakan media objek langsung. Daya serap siswa pada siklus I 84,43% mengalami peningkatan sebesar 3,17 menjadi 87,6% pada siklus II. Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada siklus II telah optimal yakni 100%. Dari refleksi siklus kedua ini peneliti tidak melanjutkan ke siklus selanjutnya karena masalah yang timbul pada latar belakang dan masalah yang timbul pada saat PTK siklus ke-1 telah terselesaikan. 4.3 Analisis Hasil Belajar Sains Sebelum dan Setelah Tindakan Dibandingkan dengan KKM Berdasarkan analisis hasil belajar sains siswa di atas, maka peningkatan hasil belajar siswa sebelum PTK dan setelah PTK siklus ke-1 dan siklus ke-2 dibandingkan dengan KKM dapat dilihat pada gambar di bawah ini: ,43 87,6 74, Sebelum PTK Setelah PTK Siklus I Setelah PTK Siklus 2 KKM HB Sebelum PTK HB PTK Siklus 1 HB PTK Siklus 2 Gambar 6. Peningkatan hasil belajar siswa sebelum PTK dan setelah PTK siklus ke-1 dan siklus ke-2 dibandingkan dengan KKM.

60 Perbandingan Analisis Deskriptif Sebelum dan Setelah PTK Berdasarkan analisis deskriptif hasil belajar sains siswa (Lampiran 47) dapat dilihat perbandingan daya serap dan ketuntasan belajar siswa sebelum PTK dan setelah PTK. Perbandingan hasil belajar sains sebelum dan setelah PTK dapat dilihat pada tabel di dawah ini Tabel 12. Perbandingan Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Sains Sebelum PTK dan Setelah PTK No. Analisis Hasil Belajar Sebelum PTK Setelah PTK Setelah PTK Siklus 1 Siklus 2 1 Daya Serap 74,57% 84,43% 87,38% 2 Ketuntasan Belajar 74,29% 100% 100% P ersen tase ,43 87,38 74,29 74,57 Sebelum PTK PTK Siklus 1 PTK Siklus 2 Daya Serap Ketuntasan Belajar Gambar 7. Perbandingan daya serap dan ketuntasan belajar sebelum PTK dan setelah PTK 4.5 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, terlihat bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan media objek langsung dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas IV C SDN 052 Bukitraya Pekanbaru pada pokok bahasan wujud benda dan sifatnya, perubahan wujud benda, serta sifat

61 61 bahan dan kegunaannya. Hal ini dapat dilihat dari daya serap siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajari. Data hasil belajar yang diperoleh pada hasil ujian blok I daya serap siswa dibagi menjadi tiga kategori yaitu, kategori amat baik sebanyak 15 orang siswa (42,86%), kategori baik sebanyak 12 orang siswa (34,28%) dan kategori cukup sebanyak 8 orang siswa (22,86%). Rata-rata daya serap 83,12% dengan kategori baik (Lampiran 45). Sedangkan daya serap siswa yang diperoleh dari hasil ujian blok II dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu, kategori amat baik sebanyak 21 orang siswa (60%), kategori baik sebanyak 12 orang siswa (34,29%) dan kategori cukup sebanyak 2 orang siswa (5,71%). Rata-rata daya serap 87,38% dengan kategori amat baik (Lampiran 46). Ketuntasan individu pada siklus I dan II dari 35 orang siswa yang hadir, seluruh siswa tuntas karena telah mencapai daya serap diatas 65% sesuai yang ditetapkan oleh SDN 052 Bukitraya Pekanbaru pada mata pelajaran sains. Ketuntasan klasikal pada siklus I ad alah 100% dan pada siklus II adalah 100%. Secara klasikal kelas ini dinyatakan tuntas. Hal ini sesuai dengan pendapat Yamin (2008) bahwa suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang tuntas belajar. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan media objek langsung yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan konsep belajar pada tingkat sekolah dasar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Edgar Dale dalam Sanjaya (2008) pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil

62 62 dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menjadi konkret sehingga akan memiliki ketepatan yang tinggi. Karena media objek langsung dapat membantu siswa memahami materi yang disampaikan guru. Siswa dapat melihat benda aslinya selain dari buku pegangan. Dengan penggunaan media objek langsung dalam pembelajaran juga membuat siswa bersemangat dalam belajar. Hasil belajar sains siswa kelas IV C SDN 052 Bukitraya mengalami peningkatan melalui pembelajaran menggunakan media objek langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim dan Syaodih (2003) bahwa media objek langsung dapat membantu untuk mencapai hasil yang optimum dari proses belajar- Penggunanan media objek langsung adalah salah satu media yang mengajar. mempengaruhi tingkat intelektual siswa khususnya pada masa oprasional konkret (7-11 tahun) dalam kategori pemahaman dari konkret menuju tingkat pemahaman yang abstrak (Semiawan, 2008). Tercapainya hasil belajar siswa menjadi lebih meningkat setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media objek langsung, yang berarti penelitian ini berhasil digunakan sebagai salah satu strategi dalam pembelajaran sains di SD. Hal ini disebabkan karena siswa merasa senang dengan objek yang digunakan pada saat pembelajaran membuat mereka termotivasi dalam belajar.

63 63 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian yang dianalisis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan penggunaan media objek langsung dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa pada pokok bahasan wujud benda dan sifatnya, perubahan wujud benda, sifat bahan dan kegunaannya di kelas IV C SDN 052 Bukitraya Pekanbaru Tahun Ajaran 2009/2010. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebelum tindakan menjadi meningkat setelah menggunakan media objek langsung. 5.2 Saran-saran 1) Diharapkan kepada guru, khususnya guru sains dapat menggunakan media objek langsung sebagai penunjang pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa serta peningkatan mutu siswa. 2) Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkolaborasikan strategi pembelajaran lain agar membantu siswa meningkatkan intelegensi, dan penyesuaian media pada taraf perkembangan peserta didik sehingga penggunaan media menjadi bermakna.

64 64 DAFTAR PUSTAKA Anwar, A Media Pembelajaran. Suska Press. Pekanbaru. Arikunto, S. Suhardjono. Supardi Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta. Depdiknas Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains SD & MI. Pusat Kurikulum, Balitbang. Jakarta. Depdiknas Panduan materi Ujian Sekolah Sains SD & MI. Pusat Kurikulum, Balitbang. Jakarta. Elfis Bahan Ajar Metodologi Penelitian. Tidak diterbitkan. FKIP-UIR. Pekanbaru Elfis Teknik Analisis Data. available at: (18/03/2010). Hamalik, O Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta. Harjanto Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Ibrahim, R. dan N. Syaodih, S Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Ihsan, Fuad. H Dasar-dasar Kependidikan. Rineka Cipta, Jakarta. Nurhayati Upaya peningkatan hasil belajar IPA pada konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan dengan menggunakan media objek langsung di kelas IV SDN 003 Bukit Kapur Dumai Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. Pendidikan Biologi FKIP UNRI Pekanbaru. Purwanto, N Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Sadiman, dkk Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sagala, S Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Alfabeta. Bandung.

65 65 Sanjaya, W Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta. Siegel, S Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Gramedia. Jakarta. Semiawan, C Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. PT Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Grafindo. Jakarta. Sudjana, N. dan A. Rivai Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung. Sukmadinata Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Jakarta. Sumaji, dkk Pendidikan Sains yang Humanistik. Kanisius. Yogyakarta. Suparno, P Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Jakarta. Syukri Peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan media objek langsung pada siswa kelas IV SDN 002 Kuok Tahun Pelajaran 2007/2008. Skripsi. Pendidikan Biologi FKIP UNRI Pekanbaru. Uno, Hamzah. B Model Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Yamin, M Paradigma pendidikan Konstruktivistik. Gaung Persada Press. Jakarta.

66 66

67 67

68 68

69 69 Lampiran 3 Urutan Kelompok Siswa No Nama Jenis Kelamin Keterangan Kelompok 1 AI 2 L 2 RS L 3 W P 4 VRA P 5 SPH P 6 ABS L 7 ABP L 8 RH 1 L 9 YO P 10 NPD P 11 G L 12 NCA L 13 KQ P 14 NTW P 15 VMO P 16 FA L 17 AI 1 L 18 NAS P 19 MR P 20 LK P 21 MK L 22 RH 2 L 23 YP P 24 SR P 25 SFD P 26 VAB L 27 PFS L 28 AH P 29 FS P 30 DW P

70 70 No Nama Jenis Kelamin Keterangan Kelompok 31 ARC L 32 TH L 33 DNS P 34 YA P 35 NR P 7

71 71 Lampiran 4 Nilai Hasil B elajar Sains Siswa Sebelum PTK Pada KD 5 No. Nama Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 1 AI % Cukup Tidak Tuntas 2 AI % Baik Tuntas 3 ABS 80 80% Baik Tuntas 4 ARC 70 70% Cukup Tuntas 5 ABP 70 70% Cukup Tuntas 6 AH 90 90% Amat baik Tuntas 7 DW 55 55% Kurang Tidak Tuntas 8 DNS 80 80% Baik Tuntas 9 FA 70 70% Cukup Tuntas 10 FS 75 75% Cukup Tuntas 11 G 60 60% Cukup Tidak Tuntas 12 KQ 95 95% Amat baik Tuntas 13 LK 60 60% Cukup Tidak Tuntas 14 MR 80 80% Baik Tuntas 15 MK 80 80% Baik Tuntas 16 NR 60 60% Cukup Tidak Tuntas 17 NCA 80 80% Baik Tuntas 18 NTY 80 80% Baik Tuntas 19 NPD 60 60% Cukup Tidak Tuntas 20 NAS 90 90% Amat baik Tuntas 21 PFS 70 70% Cukup Tuntas 22 RH % Cukup Tuntas 23 RS 60 60% Cukup Tidak Tuntas 24 RH % Amat baik Tuntas 25 SR 70 70% Cukup Tuntas 26 SFD 60 60% Cukup Tidak Tuntas 27 SPH 70 70% Cukup Tuntas 28 TH 70 70% Cukup Tuntas 29 VMO 60 60% Cukup Tidak Tuntas 30 VAB % Amat baik Tuntas

72 72 No. Nama Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 31 VRA 70 70% Cukup Tuntas 32 W 85 85% Baik Tuntas 33 YO 85 85% Baik Tuntas 34 YA 80 80% Baik Tuntas 35 YP 90 90% Amat baik Tuntas Jumlah 2610 Rata-rata 74,57 Ketuntasan 74,29%

73 73 Lampiran 5 RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan I Sekolah Kelas/ Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : SDN 052 Bukit Raya Pekanbaru : IV C / I : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/ Sains : 2 X 35 menit Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memiliki sifat tertentu. I. Indikator: Menyebutkan macam-macam wujud benda. Mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujudnya. Menjelaskan sifat-sifat benda berdasarkan percobaan. II. Materi Pembelajaran Sifat-sifat benda padat III. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1) Menyebutkan contoh-contoh benda padat. 2) Menjelaskan sifat benda padat. 3) Menjelaskan sifat benda padat jika diberi perlakuan tertentu.

74 74 IV. Kegiatan Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran Ceramah Demonstrasi Tanya jawab Diskusi kelompok 2. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Pendahuluan (5 menit) 1. Motivasi dan Apersepsi 2. Prasyarat Pengetahuan: Guru bertanya kepada siswa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. B. Kegiatan Inti (50 menit) - Siswa di bagi kedalam 8 kelompok, masing-masing beranggotakan 5 orang. - Guru menjelaskan sifat-sifat benda padat kepada siswa dengan dibantu media objek langsung. - Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan percobaan mengenai sifat-sifat benda padat. - Siswa diminta untuk mengamati kegiatannya dan menuliskan hasil percobaannya pada lembar kegiatan yang telah disiapkan oleh guru. - Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang diajark an d engan bantuan media objek langsung. - Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. - Siswa lainnya juga diberi kesempatan untuk melengkapi jawaban dari temannya. - Guru menjelaskan kembali materi yang tidak dimengerti siswa.

75 75 C. Kegiatan Penutup (15 menit) 1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah berlangsung. 2. Guru memberikan post tes kepada siswa dengan memberikan soal tes tertulis. 3. Siswa diberikan bimbingan untuk membuat rangkuman materi yang diajarkan dirumah, serta membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. V. Media Pembelajaran Sumber Belajar : Haryanto Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga. Poppy K. Devi, Sri Anggraeni Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Alat/bahan : Batu, pensil, penghapus pensil, plastisin, tempat pensil (kotak pensil), rautan pensil. Pekanbaru, November 2009 Peneliti, ( RIA SUSANTI ) NPM

76 76 Lampiran 6 Materi Ajar Pertemuan I Sifat-sifat Benda Padat Benda padat mempunyai sifat yang berbeda dengan benda cair atau benda gas. Sifat-sifat dari benda padat di antaranya adalah wujudnya tetap, dapat diubah bentuknya dengan cara tertentu, dan mempunyai massa. a. Bentuknya tetap, tidak mengikuti bentuk wadahnya Perhatikan benda-benda berikut ini! Jika kita mengambil sebuah buku atau pensil dari atas meja kemudian kita pindahkan ke dalam sebuah tas, bagaimana bentuk buku atau pensil tersebut? Apakah berubah bentuknya? Coba kamu masukkan ke tempat yang lainnya, misalnya lemari atau kantong plastik! Buku dan pensil tidak akan berubah bentuk jika kita pindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain. b. Benda padat dapat berubah bentuknya dengan perlakuan tertentu Benda padat dapat berubah bentuknya dengan cara tertentu, perhatikan gambar berikut ini!

77 77 Sifat-sifat benda padat di antaranya mempunyai bentuk tetap, walaupun dile takkan di tempat yang berbeda. Selain itu, benda padat bersifat dapat diubah bentuknya. Benda padat dapat berubah bentuk karena perlakuan tertentu. Perlakuan tersebut di antaranya karena ditekan atau dipukul. c. Mempunyai massa Benda padat mempunyai berat. Berat benda berbeda-beda bergantung pada jenis benda padat tersebut. Apakah ukuran benda memengaruhi berat benda? Perkirakan berat benda pada gambar berikut dalam bentuk dan ukuran yang sama. Band ingkan, lalu sebutkan mana yang lebih berat! Berat benda yang sejenis, misalnya dari besi, makin besar ukurannya makin berat benda tersebut. Namun, berat atau ringan suatu benda tidak hanya ditentukan oleh besar atau kecil benda itu. Berat benda bergantung pula pada jenis benda padat tersebut. Contohnya bola plastik lebih ringan daripada bola sepak walaupun ukurannya sama. Dari uraian ini dapat disimpulkan: Benda padat memiliki berat bergantung pada jenis dan ukurannya.

78 78 Lampiran 7 Lembar Kinerja Siswa (LKS) Pertemuan I a. Tujuan: Melalui kegiatan ini siswa diharapkan: Mengetahui sifat-sifat benda padat Menjelaskan sifat-sifat benda padat b. Alat dan Bahan: Sumber belajar : Haryanto Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga Alat/bahan : pensil, penghapus pensil, plastisin, tempat pensil (kotak pensil), rautan (peraut pensil). c. Langkah Kerja: 1) Guru membagi siswa berdasarkan kelompoknya. 2) Guru menjelaskan cara kerja kegiatan. 3) Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan pengamatannya pada lembar kegiatan yang telah diberikan guru. 4) Masing-masing kelompok mengamati, mendiskusikan pengamatannya dan menuliskan pada lembar kegiatan. d. Cara Kerja: 1) Kegiatan 1: a. Letakkan berbagai alat yang telah kamu siapkan di atas meja. Perhatikan bentuk alat-alat itu. b. Masukkan pensil, penghapus pensil, dan plastisin ke dalam kotak pensil. Biarkan kotak pensil tetap terbuka. c. Pertanyaannya: Apakah bentuk alat-alat itu berubah? 2) Kegiatan 2: a. Letakkan plastisin di meja. Amati bentuknya. b. Tekan plastisin dengan jarimu. Amati bentuknya. c. Ambil pensil dan rautan. Amati bentuknya. d. Rautlah pensil. Amati juga bentuknya. e. Pertanyaannya: - Apakah plastisin berubah bentuk setelah ditekan? - Apakah pensil berubah bentuk setelah diraut? - Apakah kesimpulanmu?

79 79 e. Lembaran Kinerja Siswa Tugas Kelom pok 1). Kegiatan ). Kegia tan Kunci Jawaban Kinerja Siswa Pertemuan I Keg iatan Kunci Jawaban Skor 1 2 Bentuk alat-alat tersebut tidak berubah, karena sifat benda padat salah satunya adalah bentuknya tetap 5 tidak mengikuti wadahnya. Plastisin dan pensil akan berubah bentuk, karena sifat benda padat salah satunya adalah benda padat 5 aka n berubah bentuk, bila diberi perlakuan tertentu. Skor Maksimal 10 Kriteria Penilaian Afektif Kinerja Siswa Pertemuan I No Kriteria Penilaian Skor Nilai 1 Terampil menyiapkan alat 1 2 Bekerja sesuai prosedur 2 3 Menggunakan waktu sangat efektif 1 4 Tekun dalam bekerja 2 5 Kedisiplinan 1 6 Kerja sama 1 7 Rasa ingin tahu 2 Jumlah 10 Sumber: Modifikasi Depdiknas (2005) Nilai = Skor bahan diperoleh Total skor maksimal x 100

80 80 Lampiran 8 Nilai Lembar Kinerja Siswa Pertemuan I No Nama Nilai Kognitif Nilai Afektif 1 AI AI ABS * * 4 ARC ABP AH DW DNS FA FS G KQ LK * * 14 MR MK NR NCA NTW NPD NAS PFS RH RS RH SR SFD SPH TH VMO VAB

81 81 No Nama Nilai Kognitif Nilai Afektif 31 VRA W YO YA YP Jumlah Rata-rata 95,76 70,61

82 82 Lampiran 9 Kuis Pertemuan I Soal Pilihan Ganda: Pilih dan lingkarilah jawaban yang paling benar! 1. Benda di bawah ini yang merupakan benda padat adalah..... a. kecap c. bensin b. plastisin d. asap 2. Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa benda padat memiliki sifat.... a. bentuk benda padat tetap, tidak mengikuti bentuk wadahnya. b. bentuk benda padat dapat diubah. c. benda padat dapat mengalir. d. bentuk benda padat dapat mengikuti bentuk wadahnya. 3. Benda padat dapat berubah bentuk jika mendapat perlakuan tertentu seperti di bawah ini, kecuali..... a. pensil yang diraut c. kayu dipotong b. plastisin yang ditekan d. batu didorong 4. Gambar dibawah ini menunjukkan bahwa sifat benda padat..... a. bentuk benda padat tetap, tidak mengikuti bentuk wadahnya b. bentu k benda padat dapat diubah dengan perlakuan tertentu c. benda padat dapat meng alir. d. bentuk benda padat dapat meng ikuti bentuk wadahnya.

83 83 Lanjutan Lampiran 9 Kunci Jawaban Kuis Pertemuan I Kunci jawa ban kuis pi lihan ga nda No Jawaban Skor 1 B. plastisin 2 2 A. bentuk benda padat tetap, tidak mengikuti bentuk 2 wadahnya. 3 B. plastisin yang ditekan 2 4 D. bentuk benda padat dapat mengikuti bentuk wadahnya. 2 Total skor 8 Skor bahan diperoleh Nilai = x 100 Total skor maksimal

84 84 Lampiran 10 Nilai Kuis Pertemuan I No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 1 AI % Cukup Tuntas 2 AI % Amat baik Tuntas 3 ABS 100 * * * * 4 ARC % Amat baik Tuntas 5 ABP % Amat baik Tuntas 6 AH % Amat baik Tuntas 7 DW % Kurang Sekali Tidak Tuntas 8 DNS % Amat baik Tuntas 9 FA % Cukup Tuntas 10 FS % Kurang Sekali Tidak Tuntas 11 G % Cukup Tuntas 12 KQ % Amat baik Tuntas 13 LK 100 * * * * 14 MR % Kurang Sekali Tidak Tuntas 15 MK % Cukup Tuntas 16 NR % Cukup Tuntas 17 NCA % Cukup Tuntas 18 NTY % Amat baik Tuntas 19 NPD % Kurang Sekali Tidak Tuntas 20 NA % Amat baik Tuntas 21 PFS % Kurang Sekali Tidak Tuntas 22 RH % Amat baik Tuntas 23 RS % Amat baik Tuntas 24 RH % Amat baik Tuntas 25 SR % Amat baik Tuntas 26 SF D % Kurang Sekali Tidak Tuntas 27 SPH % Amat baik Tuntas 28 TH % Amat baik Tuntas 29 VMO % Kurang Sekali Tidak Tuntas 30 VAB % Amat baik Tuntas

85 85 No. Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 31 VRA % Amat baik Tuntas 32 W % Amat baik Tuntas 33 YO % Amat baik Tuntas 34 YA % Cukup Tuntas 35 YP % Amat baik Tuntas Jumlah 2775 Rata-rata 84,09 Ketuntasan 80%

86 86 Lampiran 11 RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN ( RPP) Pertemuan II Sekolah Kelas/ Seme ster Mata Pelajaran Alokasi Waktu : SDN 052 Bukit Raya Pekanbaru : IV C / I : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/ Sains : 2 X 35 menit Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memiliki sifat tertentu. I. Indikator: Menyebutkan macam-macam wujud benda. Mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujudnya. Menjelaskan sifat-sifat benda berdasarkan percobaan. II. Materi Pembelajaran Sifat-sifat benda cair III. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1) Menyebutkan contoh-contoh benda cair. 2) Menjelaskan sifat benda cair. 3) Menjelaskan sifat benda cair jika diberi perlakuan tertentu.

87 87 IV. Kegiatan Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran Ceramah Demonstrasi Tanya jawab Diskusi kelompok 2. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Pendahuluan (5 menit) 1. Motivasi dan Apersepsi 2. Pras yarat Pengetahuan: Guru bertanya kepada siswa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. B. Kegiatan I nti ( 50 menit) - Siswa duduk dalam kelompoknya, masing-masing beranggotakan 5 orang. - Guru menjelaskan sifat-sifat benda cair kepada siswa dengan dibantu media objek langsung. - Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan percobaan mengenai sifat-sifat benda cair. - Siswa diminta untuk mengamati kegiatannya dan menuliskan hasil percobaannya pada lembar kegiatan yang telah disiapkan oleh guru. - Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang diajarkan dengan bantuan media objek langsung. - Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. - Siswa lainnya juga diberi kesempatan untuk melengkapi jawaban dari temannya. - Guru menjelaskan kembali materi yang tidak dimengerti siswa.

88 88 C. Kegiatan Penutup (15 menit) 1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah berlangsung. 2) Guru memberikan post tes kepada siswa dengan memberikan soal tes tertulis. 3) Siswa diberikan bimbingan untuk membuat rangkuman materi yang diajarkan dirumah, serta membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. V. Media Pembelajaran Sumber Belajar: Haryanto Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga. Poppy K. Devi, Sri Anggraeni Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Alat/bahan : air, botol plastik (bekas air mineral), gelas, penghapus pensil, karton tebal, lampu tempel. Pekanbaru, November 2009 Peneliti, ( RIA SUSANTI ) NPM

89 89 Lampiran 12 Materi Ajar Pertemuan II Sifat-sifat Benda Cair Benda cair mempunyai sifat berikut ini. a. Bentuknya tidak tetap, selalu mengikuti bentuk wadahnya Jika kita menuangkan air ke dalam gelas maka bentuk air seperti gelas. Tetapi jika menuangkan air ke dalam mangkok maka bentuknya seperti mangkok, dan jika kita menuangkan air ke dalam botol maka bentuk air seperti botol. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa bentuk benda cair dapat berubah sesuai dengan tempatnya. b. Permukaan benda cair yang tenang selalu datar Perhatikan gambar berikut! Dalam keadaan tenang, permukaan air selalu datar. Akan tetapi, jika mendapat usikan permukaan air tidak lagi datar. Sifat ini dapat dimanfaat oleh tukang bangunan misalnya untuk mengetahui kedataran lantai pada saat pemasangan ubin. Alat yang digunakan untuk mengukur ke dataran lantai disebut waterpas.

90 90 c. Benda cair mengalir ke tempat rendah Coba perhatikan aliran sungai! Air di sungai mengalir mulai dari hulu sampai ke hilir. Hulu sungai berada di pegunungan sementara hilir berada di muara, biasanya berakhir di laut. Hal ini membuktikan bahwa air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Coba perhatikan air terjun! Bagaimana aliran airnya? Pada saat hujan, kamu juga dapat melihat bahwa air hujan jatuh ke genteng kemudian mengalir melalui talang dan jatuh ke tanah. Pada saat sekarang, air juga dapat mengalir dari tempat rendah ke tempat tinggi. Contohnya air dari dalam tanah ditampung di dalam bak penampungan yang disimpan di atas rumah. Alat untuk mengalirkan air dari tempat rendah ke tempat tinggi disebut pompa air. Dari bak penampungan air bisa mengalir sesuai dengan sifat alamiahnya. Makin kental benda cair, alirannya makin lambat. Pernahkah kamu menuangkan susu kental manis? Susu kental manis merupakan benda cair yang sangat kental. Aliran susu kental manis lebih lambat daripada aliran air. d. Benda cair menekan ke segala arah Air mempunyai tekanan. Semakin dalam, tekanan air pada tempat itu semakin besar. Hal itu dapat dibuktikan dengan pancaran air. Pancaran air dari tempat lebih dalam tampak lebih jauh.

91 91 e. Benda cair meresap melalui celah-celah kecil Sifat-sifat ini dapat diamati pada peristiwa seperti gambar. Pada peristiwa tersebut akan tampak air menetes dari kain yang dicelupkan dalam air. Kemampuan air meresap pada celah-celah kain ini disebut daya kapilaritas. Daya kapilaritas ini juga dapat diamati pada minyak tanah yang meresap melalui sumbu kompor. Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana air yang berada dalam toples pot airnya menjadi berkurang? Air tersebut berkurang karena habis diambil oleh tanaman bunga yang hidup di atasnya. Air tersebut naik karena air memiliki sifat kapilar itas, yaitu dapat naik melalui pipa-pipa pipa-pipa kecil yang menyebabkan air di dalam toples kecil. Di dalam batang bunga itu sendiri terdapat naik.

92 92 Lampiran 13 Lembar Kinerja Siswa (LKS) Pertemuan II a. Tujuan: Melalui kegiatan ini siswa diharapkan: Mengetahui sifat-sifat benda cair Dapat menjelaskan sifat-sifat benda cair b. Alat dan Bahan: Sumber belajar : Haryanto Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga Alat/bahan : air, botol plastik bening (bekas air mineral), gelas, penghapus pensil, karton tebal. c. Langkah Kerja: 1) Guru membagi siswa berdasarkan kelompoknya. 2) Guru m enjelaskan cara kerja kegiatan. 3) Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan pengamatannya pada lembar kegiatan yang telah diberikan guru. 4) Masing-masing kelompok mengamati, mendiskusikan pengamatannya dan menuliskan pada lembar kegiatan. d. Cara Kerja: 1) Kegiatan 1: a. Tuangkan air kedalam botol plastik bening sampai penuh. Perhatikan bentuk air dalam botol. b. Tuanglah air kedalam gelas sampai penuh. Perhatikan bentuk air dalam gelas. c. Pertanyaannya: - Bagaimana bentuk air dalam botol? - Bagaimana bentuk air dalam gelas? - Apa kesimpulanmu? 2) Kegiatan 2: a. Tuanglah air ke dalam gelas sampai setengah penuh. Biarkan air sampai tenang. Amati bentuk permukaannya.

93 93 b. Letakkan penghapus pensil dibawah gelas sehingga gelas menjadi miring. Biarkan air sampai tenang. Amati bentuk permukaannya. c. Pertanyaannya: - Bagaimana bentuk permukaan air dalam gelas tegak? - Bagaimana bentuk permukaan air dalam gelas yang dimiringkan? - Apakah kesimpulanmu? e. Lembaran Kinerja Siswa Tugas Kelompok 1). Kegiatan ). Kegiatan Kunci Jawaban Kinerja Siswa Pertemuan II Kegiatan Kunci Jawaban Skor Bentuk air seperti botol - Bentuk air seperti gelas 5 - Kesimpulannya: sifat benda cair bentuknya tidak tetap, yakni mengikuti bentuk wadahnya - Bentuk permukaannya datar - Bentuk permukaannya tetap datar 5 - K esimpulannya: bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar Skor Maksimal 10

94 94 Kriteria Penilaian Afektif Kinerja Siswa Pertemuan II No Kriteria Penilaian Skor Nilai 1 Terampil menyiapkan alat 1 2 Bekerja sesuai prosedur 2 3 Menggunakan waktu sangat efektif 1 4 Tekun dalam bekerja 2 5 Kedisiplinan 1 6 Kerja sama 1 7 Rasa ingin tahu 2 Jumlah 10 Sumber: Modifikasi Depdiknas (2005) Nilai = Skor bahan diperoleh Total skor maksimal x 100

95 95 Lampiran 14 Nilai Lembar Kinerja Siswa Pertemuan II No Nama Nilai Kognitif Nilai Afektif 1 AI AI ABS ARC ABP AH DW DNS FA FS G KQ LK * * 14 MR MK NR NCA NTW NPD NAS * * 21 PFS RH RS RH SR SFD SPH TH VMO VAB

96 96 No Nama Nilai Kognitif Nilai Afektif 31 VRA W YO YA YP Jumlah Rata-rata 96,06 71,82

97 97 Lampiran 15 Kuis Pertemuan II Soal Pilihan Ganda: Pilih dan lingkarilah jawaban yang paling benar! 1. Benda di bawah ini yang merupakan benda cair adalah..... a. buku c. kabut b. asap d. sirup 2. Permukaan benda cair yang tenang selalu..... a. miring c. datar b. tegak d. tidak tetap 3. Makin kental benda cair, alirannya makin..... a. cepat c. biasa saja b. lambat d. tidak menentu 4. Minyak tanah meresap pada sumbu lampu tempel karena adanya daya..... a. tarik c. kapilaritas b. dorong d. sedot 5. G ambar di bawah ini menunjukkan bahwa sifat bend a cair adalah..... a. bentuk benda cair tidak tetap, selalu mengikuti bentuk w adahnya. b. benda cair mengalir ke tempat yang lebih rendah. c. benda cair meresap melalui celah-celah kecil. d. benda cair menekan ke s egala arah.

98 98 Lanjutan Lamp iran 15 Kunci Jawaban Kuis Pertemuan II Kunci jawaba n post tes pilihan ganda No Jawaban Skor 1 D. sirup 2 2 C. datar 2 3 B. lambat 2 4 C. kapilaritas 2 5 B. benda cair mengalir ke tempat yang lebih rendah. 2 Total skor 10 Skor bahan diperoleh Nilai = x 100 Total skor maksimal

99 99 Lampiran 16 Nilai Kuis Pertemuan II No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 1 AI % Baik Tuntas 2 AI % Amat baik Tuntas 3 ABS % Cukup Tidak Tuntas 4 ARC % Baik Tuntas 5 ABP % Baik Tuntas 6 AH % Amat baik Tuntas 7 DW % Cukup Tidak Tuntas 8 DNS % Baik Tuntas 9 FA % Baik Tuntas 10 FS % Amat baik Tuntas 11 G % Amat baik Tuntas 12 KQ % Amat baik Tuntas 13 LK 100 * * * * 14 MR % Baik Tuntas 15 MK % Amat baik Tuntas 16 NR % Baik Tuntas 17 NCA % Baik Tuntas 18 NTY % Amat baik Tuntas 19 NPD % Baik Tuntas 20 NAS 100 * * * * 21 PFS % Cukup Tidak Tuntas 22 RH % Amat baik Tuntas 23 RS % Baik Tuntas 24 RH % Baik Tuntas 25 SR % Baik Tuntas 26 SFD % Amat baik Tuntas 27 SPH % Amat baik Tuntas 28 TH % Cukup Tidak Tuntas 29 VMO % Baik Tuntas 30 VAB % Amat baik Tuntas

100 100 No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 31 VRA % Amat baik Tuntas 32 W % Baik Tuntas 33 YO % Baik Tuntas 34 YA % Baik Tuntas 35 YP % Baik Tuntas Jumlah 2820 Rata-rata 85,45 Ketuntasan 88,57%

101 101 Lampiran 17 RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan III Sekolah Kelas/ Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : SDN 052 Bukit Raya Pekanbaru : IV C / I : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/ Sains : 2 X 35 menit Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair dan gas memiliki sifat tertentu. I. Indikator: Menyebutkan macam-macam wujud benda. Mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujudnya. Menjelaskan sifat-sifat benda berdasarkan percobaan. II. Materi Pembelajaran Sifat-sifat benda gas III. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1) Menyebutkan contoh-contoh benda gas. 2) Menjelaskan sifat benda gas. 3) Menjelaskan sifat benda gas jika diberi perlakuan tertentu.

102 102 IV. Kegiatan Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran Ceramah Demonstrasi Tanya jawab Diskusi kelompok 2. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Pendahuluan (5 menit) 1. Motivasi dan Apersepsi 2. Prasyarat Pengetahuan: Guru bertanya kepada siswa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. B. Kegiatan Inti ( 50 menit) - Siswa duduk dalam kelompok, masing-masing beranggotakan 5 orang. - Guru menjelaskan sifat-sifat benda gas kepada siswa dengan dibantu media objek langsung. - Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan percobaan mengenai sifat-sifat benda gas. - Siswa diminta untuk mengamati kegiatannya dan menuliskan hasil percobaannya pada lembar kegiatan yang telah disiapkan oleh guru. - Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang diajarkan dengan bantuan media objek langsung. - Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. - Siswa lainnya juga diberi kesempatan untuk melengkapi jawaban dari temannya. - Guru menjelaskan kembali materi yang tidak dimengerti siswa.

103 103 C. Kegiatan Penutup (15 menit) 1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah berlangsung. 2) Guru memberikan post tes kepada siswa dengan memberikan soal tes tertulis. 3) Siswa diberikan bimbingan untuk membuat rangkuman materi yang diajarkan dirumah, serta membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. V. Media Pembelajaran Sumber Belajar: Haryanto Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga. Poppy K. Devi, Sri Anggraeni Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Alat/bahan : Baskom atau wadah bening, gelas, air, balon karet berbagai bentuk (bulat, lonjong), kantong plastik.. Pekanbaru, November 2009 Peneliti, ( RIA SUSANTI ) NPM

104 104 Lampiran 18 Materi Ajar Pertemuan III Sifat-sifat Benda Gas Di manapun kita berada, di permukaan bumi ini selalu dikelilingi oleh benda gas yang disebut udara. Contoh benda gas adalah udara dan asap. Benda gas meskipun kita tidak dapat melihat wujudnya kita dapat merasakannya. Kita dapat menghirup dan merasakan udara, contohnya, ketika kita meggunakan kipas, badan kita terasa ada tiupan udara. Angin merupakan udara yang bergerak. Selain udara ini terdapat di mana-mana, udara juga menempati ruang. Akan tetapi, asap dapat dilihat. Asap terlihat mengepul dari pembakaran sampah dan pemanggangan sate, demikian pula, asap hitam keluar dari knalpot kendaraan bermotor. a. Bentuk benda gas tidak tetap Ketika kamu meniup balon, udara masuk ke dalam balon. Bentuk balon menunjukkan bentuk udara yang ada di dalamnya. Jadi, bentuk benda gas tergantung dari wadahnya. Selain bentuk, volume udara juga sesuai dengan volume (isi) wadahnya. Jadi, benda gas mempunyai sifat bentuk dan volumenya sesuai dengan bentuk dan volume wadahnya.

105 105 b. Benda gas menekan kesegala arah Coba perhatikan balon atau kantong plastik yang kamu tiup. Balon dan kantong plastik yang ditiup berbeda dengan bentuk sebelumnya. Balon dan plastik akan mengembang ke seluruh bagian. Hal ini karena udara di balon menekan ke segala arah. Akibatnya, balon kantong plastik dapat mengembang ke seluruh bagian.

106 106 Lampiran 19 Lembar Kinerja Siswa (LKS) Pertemuan III a. Tujuan: Melalui kegiatan ini siswa diharapkan: Mengetahui sifat-sifat benda gas Dapat menjelaskan sifat-sifat benda gas b. Alat dan Bahan: Sumber belajar : Haryanto Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga Alat/bahan : baskom atau wadah bening, gelas, balon karet berbagai bentuk, kantong plastik. c. Langkah Kerja: 1) Guru membagi siswa berdasarkan kelompoknya. 2) Guru menjelaskan cara kerja kegiatan. 3) Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan pengamatannya pada lembar kegiatan yang telah diberikan guru. 4) Masing-masing kelompok mengamati, mendiskusikan pengamatannya dan menuliskan pada lembar kegiatan. d. Cara Ker ja: 1) Kegiatan 1: a. Isilah baskom dengan air sampai penuh. b. Masukkan gelas kedalam air dengan posisi menelungkup. Tekanlah gelas kedalam air, amati yang terjadi. c. Pertanyaannya: - Dapatkah gelas dibena mkan dalam air? - Mengapa demikian? 2). Kegiatan 2: a. Tiuplah balon-balon karet bersama temanmu. Bagaimana bentuknya? b. Tiuplah kantong plastik. Bagaimana bentuknya?

107 107 e. Lembaran Kinerja Siswa Tugas Kelompok 1). Kegiatan ). Kegia tan Kunci Jawaban Kinerja Siswa Pertemuan III Kegiatan Kunci Jawaban Skor 1 2 Gelas tidak dapat dibenamkan kedalam air, karena didalam gelas terdapat gas atau udara, peristiwa ini 5 membuktikan bahwa benda gas menepati ruang. Balon dan kantong plastik yang mula-mula bentuknya kempes akan mengembang saat ditiup. Mengapa demikian? Karena kita meniupkan udara ke dalam 5 balon. Balon itu akan mengembang karena adanya udara. Berwujud apakah udara yang kita masukkan tadi? Udara yang dimasukkan ke dalam balon berwujud gas. Skor Maksimal 10 Kriteria Penilaian Afektif Kinerja Siswa Pertemuan III No Kriteria Penilaian Skor Nilai 1 Terampil menyiapkan alat 1 2 Bekerja sesuai prosedur 2 3 Menggunakan waktu sangat efektif 1 4 Tekun dalam bekerja 2 5 Kedisiplinan 1 6 Kerja sama 1 7 Rasa ingin tahu 2 Jumlah 10 Sumber: Modifikasi Depdiknas (2005) Skor bahan diperoleh Nilai = x 100 Total skor maksimal

108 108 Lampiran 20 Nilai Lembar Kinerja Siswa Pertemuan III No Nama Nilai Kognitif Nilai Afektif 1 AI AI ABS ARC ABP * * 6 AH DW DNS FA FS G KQ LK MR MK * * 16 NR NCA NTW NPD NAS * * 21 PFS RH RS RH SR SFD * * 27 SPH TH VMO VAB 90 90

109 109 No Nama Nilai Kognitif Nilai Afektif 31 VRA W YO YA YP Jumlah Rata-rata 95,16 71,29

110 110 Lampiran 21 Kuis Pertemuan III Soal Pilihan Ganda: Pi lih dan ling karilah jawaban yang paling benar! 1. Cotoh dari benda gas ada lah..... a. minyak c. pulpen b. asap d. p lastisin 2. Sifat-sifat ben da gas antara lain.... a. benda gas dapat meresap b. bentuk benda gas tidak tetap c. bentuk benda gas tetap d. benda gas dapat menga lir ke te mpat yang lebih rendah 3. Udara tidak dapat kita lih at, tetapi dap at kita..... a. rasakan c. pukul-pukul b. makan d. pegang 4. Udara d alam ban sepeda akan mengisi seluruh ruangan dalam ban, ini menunjukkan bahwa sifat gas ad alah..... a. benda gas dapat dilihat b. benda gas dapat menek an ke s egala arah c. bentuk benda gas tetap d. benda gas dapat menga lir ke te mpat yang lebih rendah

111 111 Lampiran 22 Kunci Jawaban Kuis Pertemuan III Kunci jawa ban post tes pilihan ganda No Jawaban Skor 1 B. asap 2 2 B. bentuk benda gas tidak tetap 2 3 A. rasakan 2 4 B. benda gas dapat menekan ke segala arah 2 Total skor 8 Skor bahan diperoleh Nilai = x 100 Total skor maksimal

112 112 Lampiran 23 Nilai Kuis Pertemuan III No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 1 AI % Amat baik Tuntas 2 AI % Amat baik Tuntas 3 ABS % Amat baik Tuntas 4 ARC % Amat baik Tuntas 5 ABP 100 * * * * 6 AH % Amat baik Tuntas 7 DW % Cukup Tuntas 8 DNS % Cukup Tuntas 9 FA % Cukup Tuntas 10 FS % Amat baik Tuntas 11 G % Amat baik Tuntas 12 KQ % Amat baik Tuntas 13 LK % Amat baik Tuntas 14 MR % Amat baik Tuntas 15 MK 100 * * * * 16 NR % Cukup Tuntas 17 NCA % Amat baik Tuntas 18 NTY % Cukup Tuntas 19 NPD % Amat baik Tuntas 20 NAS 100 * * * * 21 PFS % Amat baik Tuntas 22 RH % Amat baik Tuntas 23 RS % Amat baik Tuntas 24 RH % Amat baik Tuntas 25 SR % Amat baik Tuntas 26 SFD 100 * * * * 27 SPH % Amat baik Tuntas 28 TH % Amat baik Tuntas 29 VMO % Amat baik Tuntas

113 113 No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 30 VAB % Amat baik Tuntas 31 VRA % Amat baik Tuntas 32 W % Cukup Tuntas 33 YO % Amat baik Tuntas 34 YA % Cukup Tuntas 35 YP % Amat baik Tuntas Jumlah 2930 Rata-rata 94,52 Ketuntasan 100%

114 114 Lampiran 24 Ujian Blok (Siklus I) Pertemuan IV I. Soal Pilihan Ganda: Pilih dan lingkarilah jawaban yang paling benar! 1. Yang bukan merupakan contoh benda padat adalah..... a. pensil c. minyak b. plastisin d. batu 2. Gambar manakah yang menunjukkan benda padat memiliki sifat bahwa bentuk benda padat tetap, tidak mengikuti bentuk wadahnya..... a. c. b. d. 3. Plastisin yang ditekan akan mengalami perubahan bentuk, ini menunjukkan bahwa benda padat memiliki sifat..... a. benda padat memiliki daya kapilaritas. b. bentuk benda padat dapat diubah dengan perlakuan tertentu. c. benda padat dapat meresap ke celah-celah kecil. d. bentuk benda padat mengikuti bentuk wadahnya. 4. Di bawah ini adalah contoh dari benda cair, kecuali..... a. minyak c. plastisin b. sirup d. kecap 5. Sifat-sifat benda cair adalah, kecuali..... a. bentuk benda cair tidak tetap, selalu mengikuti bentuk wadahnya. b. benda cair mengalir ke tempat yang lebih rendah c. benda cair bentuknya tetap d. benda cair menekan ke segala arah

115 Gambar di bawah ini menunjuk kan bahwa sifat air adalah..... a. bentuk benda cair tidak tetap, selalu mengikuti bentuk wadahnya. b. benda cair mengalir ke tempat yang lebih rendah. c. benda cair meresap melalui celah-celah kecil. d. benda cair menekan ke segala arah. 7. Gambar yang menunjukkan benda cair memiliki sifat bahwa benda cair menekan ke segala arah adalah..... a. c. b. d. 8. Contoh benda gas yang selalu ada di sekitar kita adalah..... a. bensin b. u dara c. plastisin d. minyak wangi 9. Sifat benda gas adalah..... a. bentuk benda gas tetap. c. benda gas dapat mengalir b. bentuk benda gas tidak tetap. d. benda gas dapat di lihat 10. Contoh yang menunjukkan bahwa benda gas memiliki sifat menekan ke segala arah adalah..... a. balon atau kantong plastik mengembang keseluruh bagian jika ditiup. b. asap hitam keluar dari knalpot kendaraan bermotor c. kamper berada di udara terbuka d. air mendidih karena dipanaskan

116 116 II. Soal Essay: Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar! 1. Se butkan contoh benda padat yang ada di sekitar ruangan kelas mu! 2. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda padat! 3. Tu liskan apa saja yang menjadi sifat-sifat pada benda cair! 4. Air dapat berubah-ubah bentuk sesuai denga n Se butkan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda gas!

117 117 Lanjutan Lampiran 24 Kunci Jawaban Ujian Blok (Siklus I) Pertemuan IV A. Jawaban Pilihan Ganda No Jawaban Skor 1 C. minyak 1 2 A. gambar pensil, penghapus, rautan dalam kotak pensil 1 3 B. bentuk benda padat dapat diubah dengan perlakuan tertentu. 1 4 C. plastisin 1 5 C. benda cair bentuknya tetap 1 6 B. benda cair mengalir ke tempat yang lebih rendah. 1 7 A. 1 8 B. udara 1 9 B. bentuk benda gas tidak tetap A. balon atau kantong plastik mengembang keseluruh bagian 1 jika ditiup. Total skor 10 B. Jawaban Essay No Kunci Jawaban Skor 1 Meja, kursi, lemari, papan tulis, pena, pensil, penghapus. 1 2 Sifat-sifat benda padat: - Bentuk benda padat tetap, tidak mengikuti bentuk wadahnya. - Bentuk benda padat dapat diubah dengan perlakuan tertentu 3 Sifat-sifat benda cair: - Bentuk benda cair tidak tetap, selalu mengikuti bentuk wadahnya. - Benda cair mengalir ke tempat yang lebih rendah. - Benda cair menekan ke segala arah. - Benda cair meresap melalui celah-celah kecil Wadahnya 1 5 Sifat-sifat benda gas: - Bentuk benda gas tidak tetap, karena mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya. - Benda gas menekan ke segala arah. 1 Total Skor 10 Skor bahan diperoleh Nilai = x 100 Total skor maksimal Perbandingan bobot untuk soal pilihan ganda dan uraian adalah 7 : 3. Nilai akhir = (70% x nilai pilihan ganda) + (30% x Nilai uraian)

118 118 Lampiran 25 Ni lai Ujian Blok (Siklus I) Pertemuan IV No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 1 AI % Baik Tuntas 2 AI % Amat baik Tuntas 3 ABS % Baik Tuntas 4 ARC % Baik Tuntas 5 ABP % Baik Tuntas 6 AH % Amat baik Tuntas 7 DW % Baik Tuntas 8 DNS % Baik Tuntas 9 FA % Baik Tuntas 10 FS % Baik Tuntas 11 G % Baik Tuntas 12 KQ % Amat baik Tuntas 13 LK % Amat baik Tuntas 14 MR % Baik Tuntas 15 MK % Baik Tuntas 16 NR % Cukup Tuntas 17 NCA % Baik Tuntas 18 NTY % Amat baik Tuntas 19 NPD % Cukup Tuntas 20 NAS % Amat baik Tuntas 21 PFS % Cukup Tuntas 22 RH % Amat baik Tuntas 23 RS % Amat baik Tuntas 24 RH % Amat baik Tuntas 25 SR % Cukup Tuntas 26 SFD % Amat baik Tuntas 27 SPH % Amat baik Tuntas 28 TH % Baik Tuntas 29 VMO % Cukup Tuntas

119 119 No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 30 VAB % Amat baik Tuntas 31 VRA % Amat baik Tuntas 32 W % Baik Tuntas 33 YO % Baik Tuntas 34 YA % Amat baik Tuntas 35 YP % Amat baik Tuntas Jumlah 2955 Rata-rata 84,43 Kategori 100%

120 120 Lampiran 26 RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan V Sekolah Kelas/ Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : SDN 052 Bukit Raya Pekanbaru : IV C / I : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/ Sains : 2 X 35 menit Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar : 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair padat cair; cair gas cair; padat gas; I. Indikator: Menyebutkan macam-macam wujud benda. Mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujudnya. Menjelaskan sifat-sifat benda berdasarkan percobaan. Mengidentifikasi perubahan wujud benda yang dapat kembali kewujud semula. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi perubahan wujud benda. Memberikan contoh perubahan wujud benda. II. Materi Pembelajaran Perubahan wujud benda III. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1) Menjelaskan perubahan wujud benda. 2) Menyebutkan istilah dalam perubahan wujud zat. 3) Menjelaskan sifat-sifat benda berdasarkan percobaan. 4) Memberikan contoh perubahan wujud benda.

121 121 IV. Kegiatan Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran Ceramah Demonstrasi Tanya jawab Diskusi kelompok 2. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Pendahuluan (5 menit) 1. Motivasi dan Apersepsi 2. Prasyarat Pengetahuan: Guru bertanya kepada siswa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. B. Kegiatan Inti (50 menit) - Siswa duduk berdasarkan pengelompokan yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. - Guru menjelaskan materi mengenai perubahan wujud benda dengan dibantu media objek langsung. - Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan percobaan mengenai perubahan wujud benda. - Siswa diminta untuk mengamati kegiatannya dan menuliskan hasil percobaannya pada lembar kegiatan yang telah disiapkan oleh guru. - Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang diajarkan dengan bantuan media objek langsung. - Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. - Siswa lainnya juga diberi kesempatan untuk melengkapi jawaban dari temannya. - Guru menjelaskan kembali materi yang tidak dimengerti siswa.

122 122 C. Kegiatan Penutup (15 menit) 1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah berlangsung. 2) Guru memberikan post tes kepada siswa dengan memberikan soal tes tertulis. 3) Siswa diberikan bimbingan untuk membuat rangkuman materi yang diajarkan dirumah, serta membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. V. Media Pembelajaran Sumber Belajar: Haryanto Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga. Poppy K. Devi, Sri Anggraeni Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Alat/bahan : Lilin, korek api, kantong plastik, rantang (mangkok logam), panci besar, air, garam dapur, bongkahan es, kamper. Pekanbaru, November 2009 Peneliti, ( RIA SUSANTI ) NPM

123 123 Lampiran 27 Materi Ajar Pertemuan V Perubahan wujud benda padat, cair dan gas Kamu telah mengetahui bahwa di alam ada tiga wujud benda. Oleh karena berbagai peristiwa, benda-benda dapat mengalami perubahan wujud. Bagaimana benda-benda dapat berubah wujud? Perubahan wujud benda terjadi karena proses pemanasan dan pendinginan. Perubahan wujud itu dibagi menjadi beberapa macam. Perhatikan bagan proses perubahan wujud benda: 1. Perubahan wujud benda padat menjadi benda cair Biasanya perubahan wujud benda padat disebabkan oleh pengaruh suhu. Perhatikan, jika kita menyalakan lilin maka lilin akan terbakar dan meleleh menjadi cair. Demikian juga jika kita masak menggunakan mentega, mentega yang bentuknya padat jika dipanaskan akan meleleh menjadi encer. Jika kita makan es krim, dalam waktu yang tidak lama es akan mencair. Peristiwa melelehnya lilin, margarin, ataupun es krim merupakan contoh perubahan wujud benda dari padat menjadi cair. Peristiwa ini disebut mencair.

124 Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat Jika kamu memasukkan sekantong air ke dalam freezer (lemari pembeku)! Air di dalam kantong yang bentuknya cair akan berubah menjadi es batu yang bentuknya padat. Perubahan wujud benda dari cair menjadi padat disebut membeku. Perubahan wujud dari cair ke padat dapat juga kita lihat pada saat kita membuat agar-agar. Pada saat panas agar-agar berbentuk cair tetapi setelah dingin agar-agar berbentuk padat. 3. Perubahan wujud benda cair menjadi benda gas Pernahkah kamu memerhatikan ketika ibumu sedang memasak air? Mulamula air yang dimasukkan ke dalam panci atau teko berwujud cair. Beberapa menit kemudian dari panci atau teko tersebut, akan terlihat uap yang keluar. Tahukah kamu mengapa demikian? Pada saat panci belum dipanaskan, air yang ada di dalamnya berwujud cair. Kemudian, setelah panci dipanaskan, panci dan air menjadi panas. Panas tersebut dapat menyebabkan air mendidih. Air mendidih biasanya terjadi pada suhu 100 ºC. Air mendidih ditandai dengan bergolaknya air, Panas ini akan menyebabkan pula air berubah menjadi uap atau gas. Perubahan air dari wujud cair ke wujud gas disebut menguap. 4. Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair Coba tuangkan air panas ke dalam cangkir. Selanjutnya, tutuplah cangkir tersebut. Tunggu beberapa saat, kemudian bukalah tutup cangkir. Lihatlah tutup cangkir pada bagian dalam. Apa yang terjadi? Di bagian dalam tutup cangkir akan terdapat titik-titik air. Titik-titik air ini berasal dari uap air. Perubahan wujud gas

125 125 menjadi cair disebut mengembun atau kondensasi. Adakah contoh lain peristiwa pengembunan? Pada pagi hari kita sering menjumpai butiran air di daun. Butiran air yang menempel di daun berasal dari uap air. Karena pada malam hari suhu sangat dingin. Akibatnya, uap air di udara berubah wujud menjadi air. 5. Perubahan wujud benda padat menjadi benda gas Kapur barus atau kamper adalah benda padat. Jika kita menyimpan kamper pewangi di ruangan, di lemari atau kamar mandi, lama-kelamaan akan habis. Ke mana kamper tersebut? Kamper berubah menjadi gas. Buktinya kita dapat merasakan harumnya. Perubahan dari kamper yang padat menjadi gas disebut peristiwa menyublim.

126 126 Lampiran 28 Lembar Kinerja Siswa (LKS) Pertemuan V a. Tujuan: Melalui kegiatan ini siswa diharapkan: Dapat menjelaskan perubahan wujud benda cair menjadi benda padat. b. Alat dan Bahan: Sumber belajar : Haryanto Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga Alat/bahan : kantong plastik, rantang (mangkok logam), panci besar, air, garam dapur, bongkahan es. c. Langkah Kerja: 1) Guru membagi siswa berdasarkan kelompoknya. 2) Guru menjelaskan cara kerja kegiatan. 3) Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan pengamatannya pada lembar kegiatan yang telah diberikan guru. 4) Masing-masing kelompok mengamati, mendiskusikan pengamatannya dan menuliskan pada lembar kegiatan. d. Cara Kerja: 1) Isilah kantong plastik dengan air sampai setengah penuh. ikatlah ujung kantong agar air tidak tumpah. 2) Masukkan bongkahan es ke dalam panci besar. 3) Letakkan rantang di tengah bongkahan es. Masukkan kantong berisi air ke dalamnya. 4) Taburkan garam dapur yang banyak ke dalam bongkahan es hingga merata. 5) Diamkan paling sedikit 30 menit. Setelah itu, amatilah keadaan air dalam kantong plastik. 6) Pertanyaannya: - Menurutmu, apa manfaat garam dapur yang ditaburkan ke dalam bongkahan es? - Apa yang terjadi dengan air di dalam kantong plastik? - Apa kesimpulanmu tentang kegiatan ini?

127 127 e. Lembaran Kinerja Siswa Tugas Kelompok Hasil Pengamatan Kunci Jawaban Kinerja Siswa Pertemuan V Kegiatan Kunci Jawaban Skor 1 - Manfaat garam dapur adalah agar es batu tidak mudah/cepat mencair. 2 - Air dalam kantong plastik berubah menjadi keras/ membeku. 3 - Kesimpulannya: air adalah benda cair, sedangkan es merupakan benda padat. Jadi, benda cair dapat berubah menjadi benda padat. Perubahan wujud ini 5 disebut membeku Skor Maksimal 10 Kriteria Penilaian Afektif Kinerja Siswa Pertemuan V No Kriteria Penilaian Skor Nilai 1 Terampil menyiapkan alat 1 2 Bekerja sesuai prosedur 2 3 Menggunakan waktu sangat efektif 1 4 Tekun dalam bekerja 2 5 Kedisiplinan 1 6 Kerja sama 1 7 Rasa ingin tahu 2 Jumlah 10 Sumber: Modifikasi Depdiknas (2005) Skor bahan diperoleh Nilai = x 100 Total skor maksimal

128 128 Lampiran 29 Nilai Lembar Kinerja Siswa Pertemuan V No Nama Nilai Kognitif Nilai Afektif 1 AI AI ABS ARC ABP AH DW DNS FA FS G KQ LK MR MK NR NCA NTW NPD NAS PFS RH RS RH SR SFD SPH TH VMO VAB

129 129 No Nama Nilai Kognitif Nilai Afektif 31 VRA W YO * * 34 YA YP Jumlah Rata-rata 92,65 72,35

130 130 Lampiran 30 Kuis Pertemuan V Soal Pilihan Ganda: Pilih dan lingkarilah jawaban yang paling benar! 1. Peristiwa meleleh terjadi pada saat..... a. es kering berubah menjadi asap c. es krim terkena panas b. air mendidih karena dipanaskan d. kamper berada di udara terbuka 2. Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat disebut dengan..... a. mengembun c. menguap b. membeku d. mencair 3. Gambar di bawah ini adalah peristiwa perubahan wujud benda cair menjadi benda gas dapat disebut dengan istilah..... a. membeku c. menguap b. mengembun d. mencair 4. Menyublim adalah istilah untuk perubahan wujud benda..... a. gas menjadi cair c. cair menjadi gas b. padat menjadi gas d. cair menjadi padat 5. Perhatikan diagram berikut. Proses membeku ditunjukkan oleh nomor.... a. 1 c. 3 b. 2 d. 4

131 131 Lanjutan Lampiran 30 Kunci Jawaban Kuis Pertemuan V Kunci jawaban kuis pilihan ganda No Jawaban Skor 1 C. es krim terkena panas 2 2 B. membeku 2 3 C. menguap 2 4 B. padat menjadi gas 2 5 A. 1 2 Total skor 10 Skor bahan diperoleh Nilai = x 100 Total skor maksimal

132 132 Lampiran 31 Nilai Kuis Pertemuan V No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 1 AI % Amat baik Tuntas 2 AI % Amat baik Tuntas 3 ABS % Amat baik Tuntas 4 ARC % Amat baik Tuntas 5 ABP % Baik Tuntas 6 AH % Amat baik Tuntas 7 DW % Baik Tuntas 8 DNS % Baik Tuntas 9 FA % Baik Tuntas 10 FS % Baik Tuntas 11 G % Amat baik Tuntas 12 KQ % Baik Tuntas 13 LK % Baik Tuntas 14 MR % Baik Tuntas 15 MK % Amat baik Tuntas 16 NR % Baik Tuntas 17 NCA % Amat baik Tuntas 18 NTY % Baik Tuntas 19 NPD % Baik Tuntas 20 NAS % Amat baik Tuntas 21 PFS % Baik Tuntas 22 RH % Baik Tuntas 23 RS % Baik Tuntas 24 RH % Amat baik Tuntas 25 SR % Baik Tuntas 26 SFD % Amat baik Tuntas 27 SPH % Amat baik Tuntas 28 TH % Amat baik Tuntas 29 VMO % Baik Tuntas

133 133 No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 30 VAB % Baik Tuntas 31 VRA % Amat baik Tuntas 32 W % Baik Tuntas 33 YO 100 * * * * 34 YA % Baik Tuntas 35 YP % Amat baik Tuntas Jumlah 3020 Rata-rata 88,82 Ketuntasan 100%

134 134 Lampiran 32 RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan VI Sekolah Kelas/ Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : SDN 052 Bukit Raya Pekanbaru : IV C / I : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/ Sains : 2 X 35 menit Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar : 6.3. Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya. I. Indikator: Mengidentifikasi kesesuaian sifat bahan dan kegunaannya Menentukan bahan yang sesuai untuk tujuan tertentu. Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dan kegunaannya. Menjelaskan kegunaan benda berdasarkan sifat bahan pembuatnya. II. Materi Pembelajaran Sifat bahan dan kegunaannya III. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1) Menyebutkan contoh bahan yang sering digunakan oleh manusia. 2) Menjelaskan sifat bahan dan kegunaannya. 3) Menjelaskan sifat bahan yang tidak tembus air. 4) Menjelaskan sifat bahan yang menyerap air. 5) Menjelaskan sifat bahan yang tahan api. 6) Menjelaskan sifat bahan yang lembut dan lentur. 7) Menjelaskan sifat bahan yang kuat dan keras. 8) Menjelaskan sifat bahan yang keras dan lentur. 9) Menjelaskan sifat bahan yang tembus pandang.

135 135 IV. Kegiatan Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran Ceramah Demonstrasi Tanya jawab Diskusi kelompok 3. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Pendahuluan (5 menit) 1. Motivasi dan Apersepsi 2. Prasyarat Pengetahuan: Guru bertanya kepada siswa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. B. Kegiatan Inti (50 menit) - Siswa duduk berdasarkan pengelompokan yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. - Guru menjelaskan materi mengenai berbagai sifat bahan, hubungan sifat bahan dan kegunaannya dengan dibantu media objek langsung. - Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan percobaan mengenai berbagai sifat bahan, hubungan sifat bahan dan kegunaannya. - Siswa diminta untuk mengamati kegiatannya dan menuliskan hasil percobaannya pada lembar kegiatan yang telah disiapkan oleh guru. - Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang diajarkan dengan bantuan media objek langsung. - Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. - Siswa lainnya juga diberi kesempatan untuk melengkapi jawaban dari temannya. - Guru menjelaskan kembali materi yang tidak dimengerti siswa.

136 136 C. Kegiatan Penutup (15 menit) 1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah berlangsung. 2. Guru memberikan post tes kepada siswa dengan memberikan soal tes tertulis. 3. Siswa diberikan bimbingan untuk membuat rangkuman materi yang diajarkan dirumah, serta membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. V. Media Pembelajaran Sumber Belajar: Haryanto Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga. Poppy K. Devi, Sri Anggraeni Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Alat/bahan : Plastik, kertas, handuk kecil, sendok logam, air, lilin, korek api, payung, mantel, panci, besi. Pekanbaru, November 2009 Peneliti, ( RIA SUSANTI ) NPM

137 137 Lampiran 33 Materi Ajar Pertemuan VI Berbagai sifat bahan, hubungan sifat bahan dan kegunaannya Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memanfaatkan bahan yang ada di alam dengan mempertimbangkan sifat-sifat bahan yang akan dimanfaatkan. Hal ini dimaksudkan agar barang yang dihasilkan bermanfaat dan tahan lama dalam penggunaanya. Contohnya, jas hujan dibuat dari bahan plastik karena plastik tahan air, sedangkan handuk dibuat dari bahan kain kaos karena dapat menyerap air. 1. Bahan yang tidak tembus air Plastik adalah salah satu benda yang tidak tembus air. Air tidak akan merembes pada permukaan plastik. Benda-benda yang terbuat dari plastik tidak tembus air. Plastik banyak digunakan sebagai bahan membuat peralatan rumah tangga. Misalnya, ember, jas hujan, sampul buku, kantong belanja, dan celengan. Ini karena plastik bersifat ringan, mudah dibentuk, dan murah. Atap rumah dibuat dari bahan tidak tembus air agar bagian dalam rumah terlindung dari air hujan. Genteng dibuat dari tanah liat. Ada pula atap rumah yang dibuat dari asbes, seng, dan plastik. Agar terlindung dari air hujan, tubuh kita perlu pelindung. Payung dan jas hujan dibuat dari plastik dan nilon.

138 Bahan yang menyerap air Pakaian yang kita pakai seharian akan menjadi bau. Hal ini karena pakaian dapat menyerap keringat. Coba bayangkan, jika pakaian tidak dapat menyerap keringat. Tentu saja tubuh kita akan basah oleh keringat. Pakaian yang kita pakai biasanya berasal dari kapas atau katun. 3. Bahan yang tahan api Alat-alat yang digunakan untuk memasak biasanya tahan api. Bahan yang tahan api berasal dari logam seperti besi atau baja. Meskipun tahan api, bahan dari logam ini dapat menghantarkan panas. Contohnya antara lain panci, penggorengan, pisau, dan garpu. 4. Bahan yang lembut dan lentur Sifat lembut dan lentur dibutuhkan untuk memberi kenyamanan pada tubuh. Bahan yang lembut dan lentur antara lain kain katun, sutera, kapuk, busa dan kulit. Pakaian dibuat dari bahan yang lembut. Baju, celana dan jaket dibuat dari kain katun, sutera dan kulit. Kulit hewan yang biasanya dipakai adalah kulit sapi. Selain untuk jaket, kulit digunakan juga untuk tas dan sepatu.

139 139 Sofa dan kasur dibuat dari bahan yang lembut dan lentur. Sofa dan matras dibuat dari busa. Untuk membuat sofa, busa dilapisi dengan kulit atau kain sutera. Kasur dibuat dari kapuk dan busa. Sekarang, orang mulai banyak yang menggunakan kasur per (spring bed). Kasur per terbuat dari kawat per yang lentur dan dilapisi dengan busa. 5. Bahan yang kuat dan keras Sifat bahan yang kuat dan keras berguna untuk menahan berat benda lain. Bahan yang kuat dan keras dibutuhkan untuk membuat alat rumah tangga, furnitur, dan bangunan. Untuk membuat bangunan dibutuhkan bahan yang kuat dan keras. Tiang dan tembok rumah dibuat dari besi, kayu, batu, dan semen. Jembatan dibuat dari besi dan batu. Untuk membuat berbagai furnitur (mebel) dibutuhkan bahan yang kuat. Lemari, kursi, dan meja dibuat dari kayu jati dan besi. Selain kuat, kayu jati mempunyai nilai seni yang tinggi. 6. Bahan yang keras dan lentur Karet bersifat kuat dan lentur. Karet juga bersifat elastis. Artinya, karet dapat ditarik memanjang dan jika dilepaskan akan kembali ke bentuk semula. Oleh karena itu, karet dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya membuat ban, alas sepatu, dan pembungkus kabel. Meskipun karet bersifat kuat dan lentur, tetapi tidak tahan api. Ingatlah, jangan sampai peralatan di rumahmu yang terbuat dari karet terkena api! Karet yang terkena api akan meleleh.

140 Bahan yang tembus pandang Sifat tembus pandang berarti dapat dilalui cahaya. Dengan begitu, kita dapat melihat keadaan di balik (belakang) bahan itu. Bahan yang tembus pandang adalah gelas (kaca). Kaca dapat digunakan sebagai bahan jendela dan spion kendaraan. Selain itu, kaca dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lensa kacamata. Kaca jenis ini dapat membantu penglihatan saudara-saudara kita yang matanya terganggu mengalami gangguan.

141 141 Lampiran 34 Lembar Kinerja Siswa (LKS) Pertemuan VI a. Tujuan: Melalui kegiatan ini siswa diharapkan: Dapat menjelaskan sifat bahan dan kegunaannya. Dapat menjelaskan sifat bahan yang tidak tembus air. Dapat menjelaskan sifat bahan yang tahan api. b. Alat dan Bahan: Sumber belajar : Haryanto Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga Alat/bahan : plastik, kertas, handuk kecil, sendok logam, air, lilin, korek api. c. Langkah Kerja: 1) Guru membagi siswa berdasarkan kelompoknya. 2) Guru menjelaskan cara kerja kegiatan. 3) Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan pengamatannya pada lembar kegiatan yang telah diberikan guru. 4) Masing-masing kelompok mengamati, mendiskusikan pengamatannya dan menuliskan pada lembar kegiatan. d. Cara Kerja: 1) Kamu boleh menyediakan bahan apa saja untuk di uji. Kamu juga boleh menentukan sifat bahan yang hendak kamu ketahui. 2) Tuangkan air ke atas selembar plastik, kertas, handuk, dan sendok logam. Amati yang terjadi. 3) Nyalakan lilin. Lakukanlah langkah ini dengan sangat hati-hati. Secara bergantian, dekatkan plastik, kertas, dan handuk ke api hingga bersentuhan. Amati yang terjadi. Peganglah sendok dengan handuk dan dekatkan ke api. Amati yang terjadi. Jika api mulai membakar bahan yang kamu uji, segera tarik agar tidak terbakar. Matikan lilin setelah selesai menguji semua bahan. 4) Pertanyaannya: - Benda apa saja yang dapat ditembus air dan yang tidak dapat ditembus air? - Benda apa saja yang dapat terbakar dan yang tidak dapat terbakar? - Apa kesimpulanmu?

142 142 e. Lembaran Kinerja Siswa Tugas Kelompok Hasil pengamatan Kunci Jawaban Kinerja Siswa Pertemuan VI Kegiatan Kunci Jawaban Skor 1 - Benda yang dapat ditembus air adalah kertas, handuk kecil dan yang tidak dapat ditembus air plastik, 3 sendok logam. - Benda yang dapat terbakar kertas, plastik, handuk kecil dan yang tidak dapat terbakar adalah sendok 3 logam. - Kesimpulannya: dari pecobaan di atas kita dapat mengetahui berbagai sifat bahan, ada benda yang dapat ditembus oleh air dan ada yang tidak dapat 4 ditembus oleh air. Skor Maksimal 10 Kriteria Penilaian Afektif Kinerja Siswa Pertemuan VI No Kriteria Penilaian Skor Nilai 1 Terampil menyiapkan alat 1 2 Bekerja sesuai prosedur 2 3 Menggunakan waktu sangat efektif 1 4 Tekun dalam bekerja 2 5 Kedisiplinan 1 6 Kerja sama 1 7 Rasa ingin tahu 2 Jumlah 10 Sumber: Modifikasi Depdiknas (2005) Skor bahan diperoleh Nilai = x 100 Total skor maksimal

143 143 Lampiran 35 Nilai Lembar Kinerja Siswa Pertemuan VI No Nama Nilai Kognitif Nilai Afektif 1 AI AI ABS ARC ABP AH DW DNS FA FS G KQ LK MR MK NR NCA NTW NPD NAS * * 21 PFS RH RS RH SR SFD SPH TH VMO VAB

144 144 No Nama Nilai Kognitif Nilai Afektif 31 VRA * * 32 W YO YA YP Jumlah Rata-rata 89,09 71,82

145 145 Lampiran 36 Kuis Pertemuan VI Soal Pilihan Ganda: Pilih dan lingkarilah jawaban yang paling benar! 1. Bahan berikut ini yang tidak tembus air adalah, kecuali..... a. plastik c. kain pel b. gelas (kaca) d. payung 2. Logam digunakan untuk membuat penggorengan karena sifatnya yang..... a. tahan banting c. tahan air b. tahan api d. tembus pandang 3. Bahan berikut yang sifatnya lembut adalah..... a. pasir c. sutera b. batu d. kayu 4. Gambar ini menunjukkan bahan tersebut memiliki sifat..... a. bahan yang kuat dan keras c. bahan yang lembut dan lentur b. bahan yang keras dan lentur d. bahan yang menyerap air 5. Pisau dibuat dari besi karena sifat besi yang..... a. tahan api c. kuat dan keras b. tahan air d. tahan karat

146 146 Lanjutan Lampiran 36 Kunci Jawaban Kuis Pertemuan VI Kunci jawaban post tes pilihan ganda No Jawaban Skor 1 C. kain pel 2 2 B. tahan api 2 3 C. sutera 2 4 B. bahan yang keras dan lentur 2 5 C. kuat dan keras 2 Total skor 10 Skor bahan diperoleh Nilai = x 100 Total skor maksimal

147 147 Lampiran 37 Nilai Kuis Pertemuan VI No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 1 AI % Baik Tuntas 2 AI % Amat baik Tuntas 3 ABS % Amat baik Tuntas 4 ARC % Amat baik Tuntas 5 ABP % Baik Tuntas 6 AH % Amat baik Tuntas 7 DW % Baik Tuntas 8 DNS % Amat baik Tuntas 9 FA % Baik Tuntas 10 FS % Baik Tuntas 11 G % Baik Tuntas 12 KQ % Amat baik Tuntas 13 LK % Amat baik Tuntas 14 MR % Baik Tuntas 15 MK % Baik Tuntas 16 NR % Baik Tuntas 17 NCA % Baik Tuntas 18 NTY % Amat baik Tuntas 19 NPD % Amat baik Tuntas 20 NAS 100 * * * * 21 PFS % Baik Tuntas 22 RH % Amat baik Tuntas 23 RS % Amat baik Tuntas 24 RH % Amat baik Tuntas 25 SR % Baik Tuntas 26 SFD % Baik Tuntas 27 SPH % Amat baik Tuntas 28 TH % Amat baik Tuntas 29 VMO % Baik Tuntas

148 148 No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 30 VAB % Baik Tuntas 31 VRA 100 * * * * 32 W % Baik Tuntas 33 YO % Baik Tuntas 34 YA % Amat baik Tuntas 35 YP % Amat baik Tuntas Jumlah 2960 Rata-rata 89,70 Ketuntasan 100%

149 149 Lampiran 38 RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) Pertemuan VII Sekolah Kelas/ Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : SDN 052 Bukit Raya Pekanbaru : IV C / I : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)/ Sains : 2 X 35 menit Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar : 6.3 Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya. I. Indikator: Mengidentifikasi kesesuaian sifat bahan dan kegunaannya Menentukan bahan yang sesuai untuk tujuan tertentu. Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dan kegunaannya. Menjelaskan kegunaan benda berdasarkan sifat bahan pembuatnya. II. Materi Pembelajaran Benda dibuat dari berbagai bahan III. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1) Menyebutkan contoh bahan yang sering digunakan oleh manusia. 2) Menjelaskan sifat bahan dari suatu benda. 3) Menjelaskan bahan yang terkandung dari suatu benda.

150 150 IV. Kegiatan Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran Ceramah Demonstrasi Tanya jawab Diskusi kelompok 2. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1. Motivasi dan Apersepsi 2. Prasyarat Pengetahuan: Guru bertanya kepada siswa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. B. Kegiatan Inti (45 menit) - Siswa duduk berdasarkan pengelompokan yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. - Guru menjelaskan materi mengenai benda di buat dari berbagai bahan dengan dibantu media objek langsung. - Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi yang dijelaskan. - Guru menjelaskan kembali materi yang tidak dimengerti siswa dengan memberikan contoh/ fakta yang lain. C. Kegiatan Penutup (15 menit) 1). Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah berlangsung. 2). Guru memberikan post tes kepada siswa dengan memberikan soal tes tertulis. 3). Siswa diberikan bimbingan untuk membuat rangkuman materi yang diajarkan dirumah, serta membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

151 151 V. Media Pembelajaran Sumber Belajar: Haryanto Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Erlangga. Poppy K. Devi, Sri Anggraeni Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Alat/bahan : Sepatu, ruang kelas, minuman kemasan (dalam botol gelas. botol plastik, atau kardus) Pekanbaru, November 2009 Peneliti, ( RIA SUSANTI ) NPM

152 152 Lampiran 39 Materi Ajar Pertemuan VII Benda dibuat dari berbagai bahan Perhatikan gambar sepatu di atas, sepatu dibuat dari berbagai bahan, membuat sepatu tersebut nyaman dan aman digunakan. Rumah dan isinya terbuat dari berbagai bahan. Setiap bahan digunakan berdasarkan sifat bahan itu. Perpaduan berbagai bahan dapat menghasilkan benda yang sangat berguna. Saat kamu pergi ketoko atau pasar swalayan, perhatikan berbagai bahan pembungkus produk makanan. Ada susu yang dikemas dalam kaleng, ada pula yang dalam kardus. Ada minuman yang dikemas dalam botol gelas, botol plastik atau kardus. Biasanya, makanan yang dikemas dalam kaleng atau botol gelas harganya lebih mahal. Oleh karena itu, orang pun mencari bahan lain yang sama sifatnya, tetapi harganya lebih murah. Misalnya, kardus yang dilapisi bahan tahan air. Mengapa kardus (kertas) dapat digunakan untuk membungkus susu cair atau sari buah? Sebenarnya, kardus kemasan itu tidak sama dengan kardus biasa. Permukaan kardus telah dilapisi oleh bahan plastik. Bagian dalam kardus dilapisi oleh lembaran logam alumunium. Jadi, bahan kemasan ini tetap tahan air, tetapi harganya lebih murah.

153 153 Lampiran 40 Kuis Pertemuan VII Soal: 1. Andi sedang sibuk membuat rumah untuk kelinci peliharaannya. dinding kayu sudah berdiri, ia tinggal memasang atapnya. namun demikian, Andi bingung bahan apa yang dapat ia gunakan sebagai atap? Ia tidak ingin air hujan menembus kedalamnya. Coba kalian bantu Andi dengan memberi pilihan bahan yang dapat digunakan sebagai atap kandang kelincinya! 2. Hampir semua bank memiliki lemari yang disebut brankas. Brankas berguna untuk melindungi benda-benda penting dari bahaya kebakaran. Terbuat dari bahan apakah brankas itu? Apa sifat dari bahan tersebut?

154 154 Lampiran 41 Kunci Jawaban Kuis Pertemuan VII No Kunci Jawaban Skor 1 Seng, Asbes, Tanah liat yang dibakar (genting) 5 2 Brankas terbuat dari logam. Logam bersifat tahan api. 5 Logam termasuk bahan yang kuat dan keras. Skor Maksimum 10 Skor bahan diperoleh Nilai = x 100 Total skor maksimal

155 155 Lampiran 42 Nilai Kuis Pertemuan VII No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 1 AI % Amat Baik Tuntas 2 AI % Amat baik Tuntas 3 ABS % Amat baik Tuntas 4 ARC % Amat baik Tuntas 5 ABP % Amat baik Tuntas 6 AH % Amat baik Tuntas 7 DW % Cukup Tuntas 8 DNS % Baik Tuntas 9 FA % Amat baik Tuntas 10 FS % Amat baik Tuntas 11 G % Baik Tuntas 12 KQ % Amat baik Tuntas 13 LK % Amat baik Tuntas 14 MR % Baik Tuntas 15 MK % Amat baik Tuntas 16 NR % Baik Tuntas 17 NCA % Baik Tuntas 18 NTY % Amat baik Tuntas 19 NPD % Cukup Tuntas 20 NAS % Cukup Tuntas 21 PFS % Amat baik Tuntas 22 RH % Baik Tuntas 23 RS % Cukup Tuntas 24 RH % Amat baik Tuntas 25 SR % Amat baik Tuntas 26 SFD % Amat baik Tuntas 27 SPH % Amat baik Tuntas 28 TH % Amat baik Tuntas 29 VMO % Cukup Tuntas 30 VAB % Amat baik Tuntas

156 156 No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 31 VRA % Baik Tuntas 32 W % Amat baik Tuntas 33 YO % Amat baik Tuntas 34 YA % Amat baik Tuntas 35 YP % Amat baik Tuntas Jumlah 3160 Rata-rata 90,29 Ketuntasan 100%

157 157 Lampiran 43 Ujian Blok (Siklus II) Pertemuan VIII I. Soal Pilihan Ganda: Pilih dan lingkarilah jawaban yang paling benar! 1. Peristiwa mencair terjadi pada..... a. es krim terkena panas c. air yang dipanaskan b. kamper berada di udara terbuka d. es kering berubah menjadi asap 2. Contoh perubahan wujud benda secara menyublim adalah..... a. air yang dipanaskan c. sekantong air dimasukkan ke freezer b. es krim terkena panas d. kamper berada di udara terbuka 3... Es batu merupakan contoh dari perubahan wujud benda... a. gas ke cair c. padat ke gas b. cair ke padat d. gas ke cair 4. Perubahan wujud benda gas menjadi benda cair disebut..... a. menyublim c. mengembun b. membeku d. mencair 5. Plastik merupakan bahan yang..... a. tidak tembus air c. menyerap air b. tahan api d. lembut dan lentur 6. Gambar ini merupakan contoh bahan-bahan yang.... a. tahan api c. menyerap air b. tidak tahan api d. lembut dan lentur

158 Pakaian dibuat dari bahan..... agar keringat mudah terserap. a. tahan air c. keras dan lentur b. menyerap air d. kuat dan keras 8. Sifat tembus pandang terdapat pada..... a. c. b. d. 9. Berikut ini adalah bahan yang lembut dan lentur, kecuali..... a. katun c. busa b. sutera d. kayu jati 10. Untuk membuat lemari dan bangunan dibutuhkan bahan yang..... a. lembut dan tahan api c. kuat dan keras b. lentur dan tahan air d. lembut dan lentur II. Soal Essay: Jawablah soal di bawah ini dengan jelas dan benar! 1. Sebutkan contoh benda padat yang berubah menjadi benda gas jika diletakkan di ruang terbuka! 2. Apa yang dimaksud dengan mengembun? 3. Terbuat dari apa saja atap rumah itu? 4. Tuliskan empat bahan yang dapat menyerap air! 5. Tuliskan empat bahan yang bersifat lembut dan lentur!

159 159 Lanjutan Lampiran 43 Kunci Jawaban Ujian Blok (Siklus II) Pertemuan VIII A. Jawaban Pilihan Ganda No Jawaban Skor 1 A. es krim terkena panas 1 2 D. kamper berada di udara terbuka 1 3 B. cair ke padat 1 4 C. mengembun 1 5 A. tidak tembus air 1 6 A. tahan api 1 7 B. menyerap air 1 8 A. gelas (kaca) 1 9 D. kayu jati 1 10 C. kuat dan keras 1 Total skor 10 B. Jawaban Essay. No Kunci Jawaban Skor 1 Kamper (kapur barus) 2 2 Mengembun adalah proses perubahan wujud benda gas menjadi benda cair. 2 3 Seng, asbes, genting (tanah liat yang dibakar). 2 4 Kain pel, busa, kertas, katun 2 5 Kain katun, sutera, kapuk, busa. 2 Total Skor 10 Skor bahan diperoleh Nilai = x 100 Total skor maksimal Perbandingan bobot untuk soal pilihan ganda dan uraian adalah 7 : 3. Nilai akhir = (70% x nilai pilihan ganda) + (30% x Nilai uraian)

160 160 Lampiran 44 Nilai Ujian Blok (Siklus II) Pertemuan VIII No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 1 AI % Amat baik Tuntas 2 AI % Amat baik Tuntas 3 ABS % Amat baik Tuntas 4 ARC % Baik Tuntas 5 ABP % Amat baik Tuntas 6 AH % Amat baik Tuntas 7 DW % Cukup Tuntas 8 DNS % Amat baik Tuntas 9 FA % Baik Tuntas 10 FS % Baik Tuntas 11 G % Amat baik Tuntas 12 KQ % Amat baik Tuntas 13 LK % Amat baik Tuntas 14 MR % Baik Tuntas 15 MK % Amat baik Tuntas 16 NR % Baik Tuntas 17 NCA % Amat baik Tuntas 18 NTY % Amat baik Tuntas 19 NPD % Baik Tuntas 20 NAS % Amat baik Tuntas 21 PFS % Baik Tuntas 22 RH % Amat baik Tuntas 23 RS % Baik Tuntas 24 RH % Amat baik Tuntas 25 SR % Baik Tuntas 26 SFD % Baik Tuntas 27 SPH % Amat baik Tuntas 28 TH % Baik Tuntas 29 VMO % Baik Tuntas 30 VAB % Amat baik Tuntas

161 161 No Nama Skor Nilai Daya Serap Kategori Keterangan 31 VRA % Amat baik Tuntas 32 W % Baik Tuntas 33 YO % Amat baik Tuntas 34 YA % Amat baik Tuntas 35 YP % Amat baik Tuntas Jumlah 3066 Rata-rata 87,6 Kategori 100%

162 162 Lampiran 45 Daya Serap Siswa Kelas IV C SDN 052 Bukitraya Pekanbaru Pada Siklus I Nilai Hasil Belajar Siklus I No NAMA Nilai Kuis (40%) SKOR Nilai Ujian Nilai I II III Blok (60%) KD Daya Kategori Ket Serap 1 AI ,8 81% AB T 2 AI ,2 92% AB T 3 ABS 100 * ,7 72% C T 4 ARC ,7 87% AB T 5 ABP * % C T 6 AH % AB T 7 DW ,7 73% C T 8 DNS ,4 81% B T 9 FA ,1 81% B T 10 FS ,5 80% B T 11 G ,6 85% B T 12 KQ ,6 95% AB T 13 LK 100 * * ,7 70% C T 14 MR ,1 81% B T 15 MK * 84 73,7 74% C T 16 NR ,6 76% B T 17 NCA % B T 18 NTY ,1 93% AB T 19 NPD ,6 76% B T 20 NA * * 94 69,7 70% C T 21 PFS % C T 22 RH ,2 92% AB T 23 RS ,1 90% AB T 24 RH ,5 96% AB T 25 SR ,5 78% B T 26 SFD * 87 72,2 72% C T 27 SPH ,4 96% AB T 28 TH ,1 85% B T 29 VMO ,6 76% B T 30 VAB ,2 98% AB T

163 163 Nilai Hasil Belajar Siklus I No NAMA SKOR Nilai Kuis (40%) Nilai Ujian Nilai I II III Blok (60%) KD Daya Serap Kategori Ket 31 VRA ,2 92% AB T 32 W % B T 33 YO ,1 87% AB T 34 YA ,1 86% AB T 35 YP ,1 90% AB T Jumlah 2909,1 Rata-rata 83,12 Kategori Baik Keterangan : AB = Amat Baik, B = Baik, C = Cukup, T = Tuntas

164 164 Lampiran 46 Daya Serap Siswa Kelas IV C SDN 052 Bukitraya Pekanbaru Pada Siklus II Nilai Hasil Belajar Siklus II No NAMA Nilai Kuis (40%) Nilai Ujian Nilai Daya SKOR Kategori Ket V VI VII Blok (60%) KD Serap 1 AI ,4 92% AB T 2 AI ,2 98% AB T 3 ABS ,8 93% AB T 4 ARC ,4 90% AB T 5 ABP ,5 91% AB T 6 AH ,4 96% AB T 7 DW ,3 73% B T 8 DNS ,7 95% AB T 9 FA ,5 82% B T 10 FS ,3 81% B T 11 G ,7 95% AB T 12 KQ ,5 96% AB T 13 LK ,5 90% AB T 14 MR ,4 82% B T 15 MK ,2 88% AB T 16 NR ,6 81% Baik T 17 NC ,3 89% AB T 18 NT ,2 94% AB T 19 NPD ,5 80% B T 20 NAS * ,9 75% B T 21 PFS ,7 83% B T 22 RH ,9 87% AB T 23 RS ,7 84% B T 24 RH ,4 96% AB T 25 SR ,3 81% B T 26 SFD ,9 86% AB T 27 SPH ,2 98% AB T 28 TH ,2 86% AB T 29 VMO ,5 80% B T

165 165 Nilai Hasil Belajar Siklus II No NAMA Nilai Kuis (40%) Nilai Ujian Nilai Daya SKOR V VI VII Blok (60%) KD Serap Kategori Ket 30 VAB ,7 95% AB T 31 VRA * ,4 80% B T 32 W ,7 83% B T 33 YO 100 * ,8 77% B T 34 YA ,3 91% AB T 35 YP % AB T Jumlah 3058,27 Rata-rata 87,38 Kategori Amat Baik Keterangan : AB = Amat Baik, B = Baik, C = Cukup

166 166 Lampiran 47 Nilai Rata-rata siswa kelas IV C SDN 052 Bukitraya sebelum PTK dan setelah PTK (Siklus I dan Siklus II) Pencapaian Hasil Belajar Sains Siswa Setelah PTK No Nama Sebelum KKM Siklus Siklus I Sebelum Siklus Siswa PTK Siklus II Siklus I I PTK II 1 AI AI ABS ARC ABP AH DW DNS FA FS G KQ LK MR MK NR NC NT NPD NAS PFS RH RS RH SR SFD SPH TH VMO VAB VRA W YO YA YP (+)=25,(-)=8,(0)=2 (+)=23,(-)=8,(0)=4

167 167 Lampiran 48 Analisis Inferensial Perhitungan Statistik Sebelum Tindakan Dengan Setelah Tindakan 1). Perhitungan Statistikal antara sebelum perlakuan dengan perlakuan Siklus I (nilai Siklus I - nilai sebelum PTK) Jumlah siswa yang bertanda (+) = 25 Jumlah siswa yang bertanda (-) = 8 Jumlah = 33 Jadi, X = 25 dan N = 33 Karena X > ½ N, maka digunakan X 0,5 Zscore = = ( X,5) ± ( 0,5) 1 2 N N = 24,5 16,5 2,87 = 2,79 P = 0,0026 < ½ α (H 1 diterima) Dari tabel distribusi normal terlihat Z hitung = 2,79 dan p level = 0,0026 maka p level < α 0,05. Dengan demikian Z hitung > Z tabel, berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka H 1 diterima berarti hasil belajar sains siswa setelah PTK siklus ke-1 meningkat dibandingkan hasil belajar sebelum PTK.

168 168 2). Perhitungan Statistikal antara sesudah perlakuan Siklus I dengan perlakuan Siklus II (nilai Siklus II - nilai Siklus I) Jumlah siswa yang bertanda (+) = 23 Jumlah siswa yang bertanda (-) = 8 Jumlah = 31 Jadi, X = 23 dan N = 31 Karena X > ½ N, maka digunakan X 0,5 Zscore = = ( X,5) ± N ( 0,5) N 31 = 22,5 15,5 2,87 = 2,52 P = 0,0059 < ½ α (H 1 diterima) Dari tabel distribusi normal terlihat Z hitung = 2,52 dan p level = 0,0059 maka p level < α 0,05. Dengan demikian Z hitung > Z tabel, berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka H 1 diterima berarti hasil belajar sains siswa setelah PTK siklus ke-2 meningkat dibandingkan hasil belajar setelah PTK siklus ke-1.

169 169 Lampiran 49 Gambar: Siswa sedang melakukan praktikum untuk mengetahui sifat-sifat benda Cair berdasarkan LKS. Gambar: Siswa sedang melakukan praktikum untuk mengetahui sifat-sifat benda Gas berdasarkan LKS.

170 170 Gambar: Siswa melakukan diskusi kelompok saat mengerjakan LKS. Gambar: Siswa membaca materi yang ada pada buku pedoman siswa.

171 171 Gambar: Siswa antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Guru. Gambar: Guru menjelaskan materi dengan menggunakan media objek langsung.

172 172 Gambar: Siswa sedang mengerjakan soal kuis. Lampiran 50

173 173 Tabel Distribusi Normal Z

174 175

175 176

176 179

177 180

178 181

179 182

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YULISMA Guru SMP Negeri 3 Tapung yulissma880@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi dalam kehidupan, dengan pendidikan yang dimiliki manusia dapat hidup berkembang untuk meraih

Lebih terperinci

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Muzria M. Lamasai, Mestawaty As. A., dan Ritman Ishak Puadi Mahasiswa Program

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.3 (2016) : 121-127 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN Ria Mayasari

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (Syaripudin, T: 2009, 5).

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang mempunyai objek berupa fakta, konsep, dan operasi serta prinsip. Semua objek tersebut harus dipahami secara benar oleh siswa, karena

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Arsyad (2011:2-3) mengatakan bahwa media adalah bagian yang tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 4 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. SDN $ Tamanwinangun

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YANTI REFITA Guru SMP Negeri 3 Dumai yantirefita3@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Yohanis Frans Epyvania. S, Anthonius Palimbong, dan Charles Kapile Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Manan Andrianto NIM

SKRIPSI. Oleh: Manan Andrianto NIM PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DUA DIMENSI DALAM PEMBELAJARAN PKN POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SDN KEBONSARI 04 JEMBER SKRIPSI

Lebih terperinci

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Rissa Prima Kurniawati IKIP PGRI MADIUN rissaprimakurniawati14@gmail.com ABSTRAK Guru dalam mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia harus menapaki

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YUSTATI Guru SMP Negeri 3 Dumai yustatiy@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini membahas hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra siklus Pembelajaran pada kelas IV SD Negeri Rogomulyo 01 Kayen Pati pada kondisi awal sebelum diberi tindakan menggunakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sungai Bilu 2 Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Hadijah S. Pago, I Nengah Kundera,

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa 26 dapat dilihat dari hasil observasi yang penulis laksanakan terhadap aktivitas belajar siswa seperti yang disajikan dalam tabel 4.1 di halaman berikut. Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). B. Model PTK yang Dikembangkan Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa Penerapan Metode Latihan Berstruktur Pada Pembelajaran Materi Persegi Panjang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Salumpaga Kabupaten Tolitoli Fachry Erick Mohammad, Baharuddin

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus ABSTRAK Pembelajaran secara konvensional materi perubahan zat belum menghasilkan prestasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Defenisi Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yaitu suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara sadar oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Sedangkan menurut Horwart

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sekarang ini sedang mengalami berbagai macam permasalahan, terutama yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia yakni guru dan siswa. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan IPA di SD Ketrampilan proses adalah salah satu pendekatan, disamping pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. 1 Polanto Jaya Fartati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN Pembina Toli-Toli Pada Pokok Bahasan Fungsi Organ Pencernaan Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dan Edutainment Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres Terpencil Baina a Rosita, Vanny Maria Agustina T., dan Lestari M.P Ali Basyah Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami konsep matematika, mengkomunikasikan suatu gagasan melalui simbol,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Luok Manipi Pada Pokok Bahasan Gaya Melalui Penerapan Metode Demonstrasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Luok Manipi Pada Pokok Bahasan Gaya Melalui Penerapan Metode Demonstrasi ISSN 5-61X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Luok Manipi Pada Pokok Bahasan Gaya Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Jasuri, Muhammad Jamhari, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VI DI SDN 153 PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VI DI SDN 153 PEKANBARU UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VI DI SDN 153 PEKANBARU Dra. Hj. INDRAWANI indrawani153pku@gmail.com Guru dan Kepala Sekolah SDN 153 Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV Ertin S. Puala. A, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu Andi Mamas, Amran Rede, dan Fatmah Dhafir Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 3, Juli 2015 ISSN 0854-2172 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin Ilmu, misalnya perkembangan yang pesat di bidang tekhnologi produksi dan terapan yang dilandasi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2014 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERUBAHAN KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR TIGA DIMENSI DI KELAS IV SDN 110/I TENAM SKRIPSI Oleh : GUSNI INDRIYANI A1D109079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN SEMANGAT KEPAHLAWANAN DAN CINTA TANAH AIR UNTUK MEDIA PUZZLE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN SEMANGAT KEPAHLAWANAN DAN CINTA TANAH AIR UNTUK MEDIA PUZZLE PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN SEMANGAT KEPAHLAWANAN DAN CINTA TANAH AIR UNTUK MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGREJO 01 KECAMATAN GUMUKMAS KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2010-2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi dan tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI PABELAN 01 KARTASURA SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika 4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar IPA SD 2.1.1 Pengertian Belajar IPA SD Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran Menurut Sulistyorini (2007: 39) Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Moh. Abdi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 218 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BILANGAN PECAHAN MELALUI PERMAINAN KARTU BERWARNA PADA SISWA

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI 577 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI 0813 6568 9301 SDN 005 Bukit Timah Dumai ABSTRACT This study aims to describe learning

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN BLOK ALJABAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIB PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT NURUL ASTUTY YENSY.B, S.SI, M.SI Prodi P. Matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana Said Maula, Amran Rede, dan Amiruddin

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 29 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012 Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tujuan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tujuan penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tujuan penelitian ini adalah mencari jalan keluar bagi metode yang tepat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASSROOM ACTION RESEARCH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus/ kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi

Lebih terperinci

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Media Gambar di SD Inpres III Tada Ritna Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat yang merupakan tempat penelitian, sebagian besar siswa belum mampu menguasai atau

Lebih terperinci

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengurangan Bilangan Sampai Dengan 500 Kelas II SDN 2 Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Hasmiati,

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI. METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Yendina Saragih Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email: saragihyendina@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN Sustri Fatmawati Abstrak Kemampuan sains anak di TK Harapan Bunda Kabupaten Solok

Lebih terperinci

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat Maria Ulpa Djuanda, Fatmah Dhafir, dan Minarni Rama Jura Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN Anita Esti Utami, Sukarno, Karsono PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL Oleh : ENGRIPIN

Lebih terperinci