OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING"

Transkripsi

1 OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING SKRIPSI Oleh: BINTA MU THIA RIZQI NIM: JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010

2 OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING Diajukan Kepada: Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom) Oleh: BINTA MU THIA RIZQI NIM: JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010

3 LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING Nama : Binta Mu thia Rizqi Nim : Jurusan : Teknik Informatika Fakultas : Sains dan Teknologi BINTA MU THIA RIZQI NIM: Telah Disetujui, 22 Januari 2010 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Totok Chamidy, M. Kom NIP Munirul Abidin, M.Ag NIP Mengetahui, Ketua JurusanTeknik Informatika Ririen Kusumawati, M.Kom. NIP

4 HALAMAN PENGESAHAN OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING SKRIPSI Oleh BINTA MU THIA RIZQI NIM: Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom) Tanggal, 22 Januari 2010 Susunan Dewan Penguji : Tanda Tangan 1. Penguji Utama : Zainal Abidin, M.Kom ( ) Ketua Penguji : M. Ainul Yaqin, M.Kom ( ) Sekertaris Penguji : Totok Chamidy, M.Kom ( ) NIP Anggota Penguji : Munirul Abidin, M.Ag ( ) NIP Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Ririen Kusumawati, M.Kom. NIP

5 LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Binta Mu thia Rizqi NIM : Jurusan : Teknik Informatika Judul Tugas Akhir : OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Isi dari tugas Akhir yang saya buat adalah benar-benar karya sendiri dan tidak menjiplak karya orang lain, selain nama-nama termaktub di isi dan tertulis di daftar pustaka dalam Skripsi ini. 2. Apabila dikemudian hari ternyata Skripsi saya tulis terbukti hasil jiplakan, maka saya akan bersedia menanggung segala resiko yang akan saya terima. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran. Malang, 22 Januari 2010 Yang menyatakan, BINTA MU THIA RIZQI NIM:

6 PERSEMBAHAN Ku Persembahkan Skripsi ini Kepada Umie dan Abah tersayang dan tercinta yang selalu mencintai, menyayangi, memotivasi, selalu mendoakan dan mendukung inta, dan selalu memberi ruang untuk berbagi. Jasa yang sungguh amat besar tak ternilai untuk inta, yang tak mungkin dapat terbalaskan, meski inta berusaha sekuat apapun. Abang Bing, Ka Iyank, Maz Budi, De Khansa dan De Ozy, serta Keluarga Besar yang selalu mencintaiku, menyayangiku, membimbingku, dan memberiku semangat. Someone special of my life, My Maz Am Chay yang selalu memberi semangat, nasehat, senyuman hangat, cinta dan kasih sayang, yang selalu mengisi hari2ku dengan canda tawa, menemaniku dalam duka dan tangisku, U My Oresame Umiek, umie, abah dan semua keluarga di Probolinggo, terima kasih atas segala kebaikan, dukungan, semangat, nasehat, doa dan senyuman, yang selalu membuat Binta tersenyum bahagia... Pak Totok, makacih buat waktunya untuk membimbing saya, begitu juga Ust. Munir, serta Bapak dan Ibu Dosen TI, Pak Yaqin, Pak Zai, Pak Fatur, Bu Ririn, Pak Syahid, Pak Gun, Pak Deni, Pak Fa(terimakasih sudah banyak membantu, sharing dan memberi masukan) dan semua dosen TI, terimakasih banyak, sudah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada saya. Sahabat-sahabatku, yang selalu berada di dekatku dalam canda tawa dan tangisku. Dwi, Intan, Vita, Aim, Nurie, Septa, Sapta, Uuz, Dian, Susie, Tina dan sahabatku semua yang tak mungkin kusebutkan satu per satu. Makacih banyak ya?!...de Ocha tetap jadi ade q yang manis ya?!semua temen2 TI 05, buat ka2k angkatan 04, ade 2 angkatan dan semuanya dech, makacih banyak banget buat semua kebersamaan n dukungannya,... Dan Teman-temanku semuanya dimana aja...terima kasih... With Love Binta

7 MOTTO (المقالة) هاناذا يقول من الفتى لكن ابي هذا يقول من الفتى ليس is not a that young fellow telling this is my father, But a that young fellow taking upon to say this is me. Be Your Self Keinginan hanya bisa diraih dengan usaha dan Kerja keras, Bukan Dalam Mimpi dan Angan-angan Apa yang kita pikirkan itulah yang akan terjadi. Berfikirlah bisa, niscaya pasti akan bisa, karena Allah bersama sangkaan hamba-nya

8 KATA PENGANTAR Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Nikmat, dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW penegak kebenaran yang patut kita ikuti jejak langkahnya sampai akhir hayat. Dengan petunjuk-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul OPTIMASI PENYEBARAN DANA BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE CLUSTERING Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skipsi ini. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada : 1. Allah SWT, yang telah memberi Kebesaran dan KekuasaanNya, sehingga penulis dapat dengan sabar menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Ririen Kusumawati, M. Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Bapak Totok Chamidy, M. Kom dan Bapak Munirul Abidin, M.Ag selaku dosen pembimbing, berkat kesabaran beliau dalam membimbing dan memberi arahan serta masukan yang amat berguna bagi penulis hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

9 4. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Informatika yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis selama belajar di universitas ini. 5. Abah, Umie, Abang, Kakak, Maz Budi dan semua Keluarga Besarku, atas dukungan moril, motivasi serta bimbingan-bimbingannya sehingga dapat terselesaikannya laporan ini. 6. Sahabat-sahabatku yang telah berbagi kebahagiaan dan kesedihan, serta semangat yang tiada henti. 7. Seluruh teman-teman angkatan 2005 Teknik Informatika, khususnya yang membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca dan berbagai pihak yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini, atas perhatian dan masukan kami ucapkan terimakasih. Malang, 22 Januari 2010 Penulis (Binta Mu thia Rizqi)

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv LEMBAR PERNYATAAN... v PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii ABSTRAK... xv BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaaat Penelitian Metodologi Penelitian Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA Kabupaten Banyuwangi Bantuan Langsung Tunai (BLT) Organisasi Penyalur Dana BLT Prosedur Kerja BLT Syarat Penerima BLT Optimasi Clustering Pengertian Metode Clustering Metode Single Linkage Clustering Pemodelan Visual Notasi Booch Objek Management Technology(OMT) Unified Modelling Language(UML) Use Case Diagram Class Diagram Activity Diagram Sequence Diagram Borland Delphi Mengenal IDE Delphi Struktur File... 46

11 2.6.3 Code Editor Borland Interbase Keuntungan Borlang Interbase Tipe Data Interbase BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM Tahap-tahap Pembuatan Program Persiapan Proposal Survey dan Pengumpulan Data Analisa dan Perancangan Implementasi Ujicoba dan Integrasi Software Penulisan dan Pembuatan Laporan Representasi Analisis Basis Pengetahuan Perancangan Aplikasi Optimasi Penyebaran Dana BLT Diagram Use Case(Use Case Diagram) Diagram Aktivitas (Activity Diagram) Diagram Sekuensial (Sequence Diagram) Diagram Kelas (Class Diagram) Entity Relationship Diagram(ERD) Sistem Database Penjelasan Metode Single Linkage Clustering Current System BAB IV HASIL DAN IMPELEMENTASI Implementasi Ruang Lingkup Perangkat Keras Ruang Lingkup Perangkat Lunak Pengujian Metode Single Clustering Pembahasan Program Halaman Awal(Utama) Form Kecamatan Form Desa Form Petugas Form Pertanyaan Form Point Pendataan Penduduk Optimasi Dana BLT Implementasi Program Dalam Pandangan Islam BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Table 2.1 Letak Geografis Banyuwagi...16 Tabel 2.2 Keadaan Demografi Banyuwangi...16 Tabel 2.3 Struktur Kependudukan Tabel 2.4 Mata Pencaharian Tabel 2.5 Matriks Pengukuran Kerja Tabel 2.6 Tipe Data Interbase Table 3.1 Penjelasan Use Case Diagram Tabel 3.2 Tabel Database Desa Tabel 3.3 Tabel Database Kecamatan Tabel 3.4 Tabel Database Pertanyaan Tabel 3.5 Tabel Database Petugas Tabel 3.6 Tabel Database Point Tabel 3.7 Tabel Database Warga Table 3.8 Tabel Database Pehitungan Clustering Tabel 3.9 Data Perhitungan Clustering. Lampiran Tabel 3.10 Data Pertanyaan, point, dan jawaban. Lampiran Tabel 3.11 Jumlah Rata-rata Data..Lampiran Tabel 3.12 Standar Deviasi....Lampiran Tabel 3.13 Skor Standar(Zero Standar).....Lampiran Table 4.1 Tabel Rincian Data Perhitungan Clustering Tabel 4.2 Tabel Rincian Angka Perhitungan Clustering Tabel 4.3 Tabel Rata-rata Data Tabel 4.4 Tabel Standar Deviasi Tabel 4.5 Tabel Skor Standar (Zero Standar)

13 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 2.1 Peta Lokasi Banyuwangi Gambar 2.2 Pemkab Kabupaten Banyuwangi Gambar 2.3 Tampilan Software Rational Roose Gambar 2.4 Form Desainer Delphi Gambar 2.5 Jendela Unit Delphi Gambar 2.6 Objek Treview Gambar 2.7 Objek Inspector Gambar 2.5 Jendela Unit Delphi Gambar 2.8 Tampilan Borland Interbase Gambar 3.1 Use Case Diagram Optimasi BLT Gambar 3.2 Activity Diagram untuk Membuat Data Desa Gambar 3.3 Activity Diagram untuk Membuat Data Kecamatan Gambar 3.4 Activity Diagram untuk Membuat Data Pertanyaan Gambar 3.5 Activity Diagram untuk Membuat Data Petugas Gambar 3.6 Activity Diagram untuk Membuat Data Point Gambar 3.7 Activity Diagram untuk Mendata Warga Gambar 3.8 Activity Diagram untuk Perhitungan Clustering Gambar 3.9 Sequence Diagram untuk membuat data desa Gambar 3.10 Sequence Diagram untuk membuat data kecamatan Gambar 3.11 Sequence Diagram untuk membuat data pertanyaan Gambar 3.12 Sequence Diagram untuk membuat data petugas Gambar 3.13 Sequence Diagram untuk membuat data point Gambar 3.14 Sequence Diagram untuk mendata warga Gambar 3.15 Sequence Diagram untuk perhitungan clustering Gambar 3.16 Class Diagram penyebaran dana BLT Gambar 3.17 ERD Optimasi penyebaran dana BLT Gambar 3.18 Dendrogram Penerima BLT... 88

14 Gambar 3.19 Current System BLT Gambar 4.1 Halaman Awal Aplikasi Program BLT Gambar 4.2 Form Kecamatan Gambar 4.3 Form Desa Gambar 4.4 Form Petugas Gambar 4.5 Form Pertanyaan Gambar 4.6 Form Point Gambar 4.7 Form Pendataan Penduduk Gambar 4.8 Tampilan Perhitungan Clustering

15 ABSTRAK Rizqi, Binta Mu thia Optimasi Penyebaran Dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dengan Menggunakan Metode Single Linkage Clustering. Skripsi. Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing : (1) Totok Chamidy, M.Kom (2) Munirul Abidin, M.Ag Kata Kunci :Bantuan Langsung Tunai, Single Linkage Clustering Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan program yang digagas pemerintah yang bertujuan untuk pengentasan kemiskinan. Dengan adanya BLT ini, diharapkan dapat membantu warga miskin dalam mensejahterakan hidup mereka. Akan tetapi di dalam pelaksanaannya program ini, tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar. Beberapa kesalahan yang terjadi antara lain, kesalahan dalam pemberian dana kepada warga miskin dan pemotongan dana dari pihakpihak tertentu yang tentunya akan merugikan warga miskin dan juga pemerintah. Oleh karena itu diperlukan adanya sistem yang mempermudah pemerintah ataupun pihak yang bersangkutan mengenai pelaksanaan BLT dalam memberikan dana BLT kepada warga miskin yang benar-benar membutuhkan. Maka, dibuatlah aplikasi Optimasi Penyebaran Dana BLT Dengan Menggunakan Metode Single Linkage Clustering. Single Linkage Clustering merupakan metode perhitungan data yang didasarkan pada perhitungan jarak terpendek. Perhitungan dimulai dengan Standarisari Data, Perhitungan Jarak Euclidean dan pengelompokan menggunakan Algoritma Single Linkage.

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ekonomi selalu menarik perhatian besar dari indivdu atau masyarakat, dan berbagai cara telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang sulit ini. Realitanya kesejahteraan masyarakat masih sangat minim terjadi, atau dengan kata lain, kemiskinan terus bertambah. Salah satu faktor dari penyebab kemiskinan adalah pendahuluan kepentingan pribadi dari diri penguasa ekonomi, sehingga menyebabkan terjadinya sistem ekonomi kapitalis, yaitu menghancurkan hak-hak seseorang demi kepentingan pribadi. Islam mengajarkan bahwa kita semua umat manusia dianjurkan untuk menghormati hak-hak orang lain dan mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadi, seperti Firman Allah SWT dalam Q. S Al Baqoroh ayat 177: Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[647]. [647] yang berhak menerima zakat ialah: 1. orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk

17 kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lainlain. 8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya. Allah menjelaskan bahwa Allah-lah yang mengatur pembagian zakat tersebut dan tidak mewakilkan hak pembagian itu kepada selain-nya. Allah membaginya untuk mereka yang disebutkan dalam ayat di atas (Ibnu Katsir, 2006: 150). Dengan cara seperti inilah, Allah mengajarkan kepada kita untuk saling tolong menolong sesama manusia, terutama kepada orang yang membutuhkannya. Antara lain contohnya adalah memberikan sebagian harta kita kepada orang fakir, orang miskin, dan atau mereka yang terlilit hutang. Orang miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari secara penuh, masih terdapat sedikit kekurangan yang mereka rasakan, karena keterbatasan harta yang mereka miliki. Oleh karena itu, untuk mensejahterakan orang miskin, pemerintah menggagas program BLT yang dirasa cukup efisien untuk sedikit meringankan beban hidup mereka yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Harta yang diberikan bisa berupa apa saja, sesuai dengan kemampuan kita dalam membantu, tidak hanya terbatas pada materi atau harta saja, akan tetapi dapat pula berupa bantuan makanan, pakaian ataupun pekerjaan, dengan membuka lapangan pekerjaan untuk orang-orang miskin yang tidak mampu.

18 Membuka lapangan pekerjaan, merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial, khususnya terhadap masalah pengentasan kemiskinan, karena dapat mengurangi tingkat penganguran di Indonesia, hal ini membuktikan bahwa pemerintah mempunyai aspek-aspek penting dalam kehidupan masyarakatnya. Bukan hanya dalam pemerintahan saja, dalam Islam juga mempunyai peranan dan fungsi yang vital dalam pengembangan hidup dan kehidupan manusia dengan pola-polanya yang efektif dan tepat guna sasarannya. Islam menghormati kebebasan individu tanpa merusak kepentingan bersama dalam masyarakat. Islam meletakkan keseimbangan yang adil dan merata antara hak perorangan dengan hak masyarakat. Hal ini menyebabkan kelahiran hak-hak asasi bagi setiap orang untuk berusaha mendapat bagiannya, dan tidak ada seorang pun yang mengklaimnya atas dasar warna kulit, kepercayaan (agama) atau suku. Semuanya memiliki kesempatan yang sama dalam bidang perekonomian, yaitu cara mereka mencari nafkah hidupnya, atau dengan kata lain semua orang berhak berusaha mendapatkan bagian dari rezeki yang diberikan Tuhan. Dan Inilah tugas dari Negara Islam, yaitu menjamin bahwa seluruh warga negaranya dapat memiliki kesempatan yang sama serta peluang yang adil dalam mencari nafkah hidupnya. Firman Allah SWT dalan Q. S An Nisa ayat 135 yang berbunyi: Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benarbenar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu

19 sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia[361] Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.( Q. S An Nisa ayat 135). [361] Maksudnya: orang yang tergugat atau yang terdakwa. Dalam ayat tersebut diatas telah dijelaskan bahwa kita sebagai orang Islam dianjurkan untuk berlaku adil terhadap orang lain, terutama bagi mereka yang sedang berada dalam kesusahan. Hal ini sesuai kondisi yang terjadi di Negara Indonesia yaitu dalam hal pengentasan kemiskinan. Dalam periode pemerintahan Susilo Bambang Yodhoyono dan Jusuf Kalla, terjadi perubahan kesejahteraan yang membatu meringankan beban masyarakat miskin dalam bidang ekonomi, yaitu dengan program BLT (Bantuan Langsung Tunai). Program ini, diperuntukkan bagi siapa saja warga miskin untuk memperbaiki kesejahteraan hidupnya, dengan perlakuan yang adil, tidak memilah dan memilih warga miskin mana yang akan mendapat bantuan, tetapi bagi semua warga miskin yang termasuk dalam syarat-syarat penerimaan BLT. Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu program pemerintah yang tujuan sebenarnya adalah untuk pengentasan kemiskinan. Akan tetapi oleh pihak-pihak tertentu, program ini disinyalir sebagai pemicu kemalasan masyarakat dalam bekerja, karena tiap bulan, warga miskin akan mendapatkan bantuan uang sebesar Rp dari pemerintah. Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan BLT ini antara lain :

20 1. Ketidaktepatan dalam mendata RTS (Rumah Tangga Sasaran), yaitu petugas pendata, tidak mematuhi kriteria yang ditetapkan (memenuhi minimal 9 kriteria dari 14 kriteria syarat penerima BLT). Data yang tidak valid, menyebabkan kesalahan dalam pembagian dana BLT yang seharusnya diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, akibatnya sebagian dari warga miskin mengeluhkan kejadian tersebut, karena mereka yang seharusnya masuk dalam daftar RTS (Rumah Tangga Sasaran) tidak mendapat dana bantuan. Pendataan warga perlu dilakukan setiap periodenya, agar sewaktu BLT akan dilaksanakan, petugas pendata mendapatkan data valid mengenai jumlah warga miskin yang berhak menerima BLT, karena perubahan ekonomi yang terjadi setiap saat dapat menyebabkan taraf hidup warga yang berubah-ubah pula. Seperti yang tercatat, bahwasanya pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, penerima BLT dari 17, 75% turun menjadi 16, 75 %. Hal ini menunjukkan adanya perubahan ekonomi yang sewaktu-waktu dapat terjadi. 2. Penyusutan jumlah dana bantuan yang akan diberikan kepada RTS (Rumah Tangga Sasaran). Kebocoran penyaluran dana tersebut antara lain digunakan untuk keamanan, honor petugas desa, transportasi serta biaya administrasi. Penyusutan dana BLT ini, menyebabkan jumlah dana yang diberikan kepada RTS berkurang hingga sebanyak 25 % dari jumlah yang sesungguhnya, kenyataan ini dapat merugikan orang yang bersangkutan, terutama bagi RTS yang benar-benar membutuhkan bantuan dan perhatian dari pemerintah akan kesejahteraan hidupnya.

21 Dana yang diberikan pemerintah sesuai dengan data penerima BLT yang sudah tercatat di BPS, sebagai pusat dari pengumpulan data warga penerima BLT di daerah tertentu. Data tersebut akan dikirim ke BPS pusat di Jakarta, yang kemudian akan diproses, menjadi acuan untuk pengeluaran dana BLT sesuai dengan jumlah RTS di daerah tertentu, contohnya pada studi kasus ini adalah kabupaten Malang. Apabila dana tersebut disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab, misalnya pengkorupsian jumlah dana BLT yang diberikan pemerintah pusat, maka hal ini menyebabkan program BLT tidak akan teroptimasi dengan baik untuk kesejahteraan warga miskin. Agar program BLT dapat berjalan baik, maka diperlukan adanya manajemen penyaluran dana yang baik dan sistematis, agar tercapai tujuan dari program BLT yang sebenarnya yaitu membantu mensejahterakan masyarakat kecil. Disamping manajemen penyaluran dana, diperlukan pengawasan terhadap penyaluran dana BLT, karena banyak ditemukan kesalahan-kesalahan yang menyebabkan program BLT tidak dapat berjalan sesuai dengan rencana. Agar pelaksanaan program ini maksimal dan lancar, maka Presiden telah mengeluarkan Inpres No. 12 Tahun 2005, pada tanggal 10 september 2005 tentang Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai Kepada Rumah Tangga Miskin. Demikian pula pada tahun 2008, untuk mempertegas kembali pelaksanaan BLT, Presiden kembali mengeluarkan Inpres No. 3 th 2008 tentang Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran(NK dan RAPBN, 2009: IV 121). Tidak hanya dalam pemerintahan, dalam Agama Islam juga dianjurkan untuk melakukan pengawasan terhadap hak-hak orang lain, khususnya hak orang

22 miskin untuk mendapatkan bantuan yang patut diterimanya. Dalam agama Islam telah dijelaskan bahwa tentang pengawasan penyaluran dana yang baik yaitu pada surat Al Anfal ayat 27 : Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanatamanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu Mengetahui. artinya adalah Janganlah berkhianat, Al Khianah: menurut bahasa, artinya melakukan kekeliruan dan kegagalan. Kebalikan dari kata khianat adalah adalah amanat dan kesetiaan., Al Amanah artinya adalah tiap-tiap hak materi ataupun ma nawiyang wajib kamu tunaikan kepada yang berhak menerimanya. Khianat merupakan sifat orang yang munafik, sedangkan Amanat adalah sifat orang mu minin. Sebagai seorang mu minin yang baik, kita dianjurkan untuk tidak mengkhianati atau tidak melanggar batas-batas-nya, salah satu contohnya adalah dengan tidak mengkhianati amanat-amanat diantara sesama manusia dalam soal perhubungan (mu'amalat) harta dan lainnya. Anas bin Malik berkata, jarang Rasulullah Saw berkata berkhutbah, tanpa mengatakan tidak beriman orang yang tak setia akan janjinya (H.R Imam Shamad). Berdasarkan analisis permasalahan diatas, maka diperlukan adanya suatu metode atau cara yang dapat membantu dalam mengoptimalkan pembagian dana BLT kepada RTS yang benar-benar membutuhkan. Salah satu dari metode yang digunakan adalah metode single linkage clustering.

23 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana merancang dan membangun sebuah aplikasi untuk mengoptimalkan penyebaran dana BLT? 2. Bagaimana melakukan optimasi penyebaran dana BLT dengan menggunakan metode single linkage clustering? 3. Bagaimana meminimalisir kesalahan dalam penyebaran dana BLT, khususnya kesalahan dalam pendataan dan menentukan warga yang berhak menerima BLT? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. User adalah petugas pendata warga yang berhak menerima BLT (Bantuan Langsung Tunai) 2. Hanya ditujukan bagi warga yang memenuhi syarat penerima BLT (Bantuan Langsung Tunai) 3. Studi kasus hanya dilakukan di Kelurahan Panderejo 4. Pengembangan aplikasi difokuskan pada implementasi metode single linkage clustering terhadap optimasi penyebaran dana BLT 5. Pengembangan aplikasi menggunakan Delphi 7.0 dan Interbase Sql Server sebagai software program

24 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Merancang dan membangun aplikasi untuk mengoptimalkan penyebaran dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) 2. Melakukan optimasi penyebaran dana BLT dengan menggunakan metode single linkage clustering 3. Meminimalisir kesalahan dalam penyebaran dana BLT khususnya dalam pendataan dan menentukan warga yang berhak menerima BLT 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Mempercepat proses pendataan warga miskin yang berhak menerima BLT 2. Membantu mengoptimasi penyebaran dana BLT dengan menggunakan metode single linkage clustering 3. Membantu meminimalisir kesalahan dalam penyebaran dana BLT, sehingga tidak terjadi kesalahaan dalam pendataan warga yang menerima BLT 1.6 Metode Penelitian Penyusunan laporan penelitian ini melalui beberapa metode yang dipakai, antara lain: a. Persiapan Kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan proposal dan mengurus perijinan dalam penelitian

25 b. Pengumpulan Data Pembuatan tugas akhir ini terbagi menjadi beberapa tahap pengerjaan yang tertera sebagai berikut : 1. Pengumpulan data-data yang diperlukan Beberapa metode yang akan dipakai dalam pengumpulan data: a. Studi Literatur Pada metode ini penulis akan melakukan pencarian, pembelajaran dari berbagai macam literatur dan dokumen yang menunjang pengerjaan Tugas Akhir ini khususnya yang berkaitan dengan penyebaran dana BLT, beserta cara untuk mengoptimalkan penyebaran dana tersebut menggunakan metode single linkge clustering b. Observasi Melakukan pengamatan terhadap data yang diteliti, melakukan interview dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pembuatan program aplikasi untuk optimasi penyebaran dana BLT, yaitu masyarakat, dan pihak dari Kantor Kelurahan Panderejo, serta Dosen Pembimbing. c. Browsing Melakukan pengamatan ke berbagai macam website di internet yang menyedikan informasi yang relevan dengan permasalahan dalam pembuatan sistem ini.

26 2. Analisa data yang telah dikumpulkan 3. Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil observasi yaitu menggabungkan dengan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan. 4. Perancangan dan Desain Sistem Memahami rancangan aplikasi sistem sesuai data yang ada dan mengimplementasikan model yang diinginkan oleh pengguna. Pemodelan sistem ini berupa Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Collaboration Diagram, Class Diagram, dan Entity Relationship Diagram (ERD) guna mempermudah dalam proses-proses selanjutnya. 5. Pembuatan Aplikasi Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi sesuai dengan desain sistem yang ditetapkan pada tahap sebelumnya. Optimasi Penyebaran Dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dengan Menggunakan Metode Single Linkage Clustering ini dibangun dengan Delphi 7.0 dan Interbase Sql Server. 6. Uji Coba dan Evaluasi Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem secara keseluruhan. Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun dengan menggunakan kuisioner. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung di dalamnya.

27 7. Penyusunan Buku Tugas Akhir Tahap terakhir ini merupakan dokumentasi pelaksanaan tugas akhir. Diharapkan, buku tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengembangkan sistem ini lebih lanjut maupun pada lain kasus. 1.7 Sistematika Penulisan Adapun sistematika pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang terkait dengan permasalahan yang diambil. BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang analisa yang dilakukan dalam merancang dan membuat aplikasi untuk optimasi penyebaran dana BLT. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang implementasi dari aplikasi yang dibuat secara keseluruhan. Serta melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk mengetahui aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan pembuatan program aplikasi selanjutnya.

28 2.1 Kabupaten Banyuwangi BAB II KAJIAN PUSTAKA Gambar 2.1 Peta lokasi Banyuwangi Gambar 2.2 Pemkab Kabupaten Banyuwangi Merujuk data sejarah yang ada, sepanjang sejarah Blambangan kiranya tanggal 18 Desember 1771 merupakan peristiwa sejarah yang paling tua yang patut diangkat sebagai hari jadi Banyuwangi. Sebelum peristiwa puncak perang Puputan Bayu tersebut sebenarnya ada peristiwa lain yang mendahuluinya, yang

29 juga heroik-patriotik, yaitu peristiwa penyerangan para pejuang Blambangan dibawah pimpinan Pangeran Puger ( putra Wong Agung Wilis ) ke benteng VOC di Banyualit pada tahun Namun sayang peristiwa tersebut tidak tercatat secara lengkap pertanggalannya, dan selain itu terkesan bahwa dalam penyerangan tersebut kita kalah total, sedang pihak musuh hampir tidak menderita kerugian apapun. Pada peristiwa ini Pangeran Puger gugur, sedang Wong Agung Wilis, setelah Lateng dihancurkan, terluka, tertangkap dan kemudian dibuang ke Pulau Banda ( Lekkerkerker, 1923 ). Berdasarkan data sejarah nama Banyuwangi tidak dapat terlepas dengan keajayaan Blambangan. Sejak jaman Pangeran Tawang Alun ( ) dan Pangeran Danuningrat ( ), bahkan juga sampai ketika Blambangan berada di bawah perlindungan Bali ( ), VOC belum pernah tertarik untuk memasuki dan mengelola Blambangan ( Ibid.1923 :1045 ). Pada tahun 1743 Jawa Bagian Timur ( termasuk Blambangan ) diserahkan oleh Pakubuwono II kepada VOC, VOC merasa Blambangan memang sudah menjadi miliknya. Namun untuk sementara masih dibiarkan sebagai barang simpanan, yang baru akan dikelola sewaktu-waktu, kalau sudah diperlukan. Bahkan ketika Danuningrat memina bantuan VOC untuk melepaskan diri dari Bali, VOC masih belum tertarik untuk melihat ke Blambangan (Ibid 1923:1046).

30 Namun barulah setelah Inggris menjalin hubungan dagang dengan Blambangan dan mendirikan kantor dagangnya (komplek Inggrisan sekarang) pada tahun 1766 di bandar kecil Banyuwangi ( yang pada waktu itu juga disebut Tirtaganda, Tirtaarum atau Toyaarum), maka VOC langsung bergerak untuk segera merebut Banyuwangi dan mengamankan seluruh Blambangan. Secara umum dalam peprangan yang terjadi pada tahun ( 5 tahun ) itu, VOC memang berusaha untuk merebut seluruh Blambangan. Namun secara khusus sebenarnya VOC terdorong untuk segera merebut Banyuwangi, yang pada waktu itu sudah mulai berkembang menjadi pusat perdagangan di Blambangan, yang telah dikuasai Inggris. Dengan demikian jelas, bahwa lahirnya sebuah tempat yag kemudian menjadi terkenal dengan nama Banyuwangi, telah menjadi kasus-beli terjadinya peperangan dahsyat, perang Puputan Bayu. Kalau sekiranya Inggris tidak bercokol di Banyuwangi pada tahun 1766, mungkin VOC tidak akan buru-buru melakukan ekspansinya ke Blambangan pada tahun Dan karena itu mungkin perang Puputan Bayu tidak akan terjadi ( puncaknya ) pada tanggal 18 Desember Dengan demikian pasti terdapat hubungan yang erat perang Puputan Bayu dengan lahirnya sebuah tempat yang bernama Banyuwangi. Dengan perkataan lain, perang Puputan Bayu merupakan bagian dari proses lahirnya Banyuwangi. Karena itu, penetapan tanggal 18 Desember 1771 sebagai hari jadi Banyuwangi sesungguhnya sangat rasional.

31 Letak Geografis Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian yang paling Timur dari Wilayah Propinsi Jawa Timur, terletak diantara koordinat Lintang Selatan dan Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Banyuwangi : Utara Timur Selatan Barat Kabupaten Situbondo Selat Bali Samudera Indonesia Kabupaten Jember dan Bondowoso Tabel 2.1(Letak Geografis Banyuwangi) Keadaan Demografi Struktur wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi : Kecamatan 24 Kelurahan 28 Desa 189 Rukun Warga (RW) Rukun Tetangga (RT) Struktur Kependudukan Tabel 2.2(Keadaan Demografi) Komposisi jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sebanyak :

32 No. Uraian Satuan Jumlah Penduduk Laki - Laki Perempuan Jiwa Jiwa Jiwa Kepadatan Penduduk Jiwa/Km Tabel 2.3 (Struktur Kependudukan) Mata Pencaharian Secara umum mata pencaharian penduduk Kabupaten Banyuwangi meliputi beberapa sektor, yaitu : a. Pertanian 45,42 % b. Industri 5,53 % c. Perdagangan 25,34 % d. Keuangan 6,44 % e. Jasa 7,17 % f. Pertambangan dan Penggalian 0,08 % g. Listrik, Gas, dan Air Minum 1,08 % h. Secara Angkutan dan Komunikasi 7,09 % i. Konstruksi 0,74 % j. Lain lain 6,74 % Matriks Pengukuran Kinerja Tabel 2.4 (Mata Pencaharian) No. Uraian Satuan Rata rata Lama Sekolah 2. Indeks Pembangunan Manusia Tahun 5,84 6,00 6,33 6,54 Persen (%) 63,52 64,56 65,42 66,21

33 3. Pertumbuhan Ekonomi 4. Jumlah Penduduk Miskin Persen (%) Keluarga Jiwa 4,63 4,27 4,28 4, Jumlah Buta Huruf di Atas 10 Tahun 6. Nilai Tukar Petani 7. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran 8. Angka Harapan Hidup 9. Pendapatan per Kapita Orang Jiwa Tahun 65,99 66,58 66,57 66,96 Ribu Rp , , ,264 Tabel 2.5 (Matriks Pengukuran Kerja) Visi dan Misi Kabupaten Banyuwangi Visi Mewujudkan Masyarakat Banyuwangi Yang Sejahtera, Adil, Beriman dan Berbudaya. Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Kesejahteraan adalah cita - cita dan kebutuhan manusia serta dambaan masyarakat, sehingga menjadi tanggungjawab kita bersama untuk mewujudkannya. Kesejahteraan juga dapat dipandang sebagai suatu kondisi masyarakat dimana dengan kemampuan dan kompetensinya, sehingga mampu

34 memenuhi kebutuhkan sandang, pangan dan papan. berdasarkan dua konsep tersebut diatas sehingga untuk mencapai kesejahteraan itu yang menjadi titik kritis adalah pemberdayaan dan peningkatan kemampuan masyarakat sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan dan maningkatkan taraf hidupnya. 2. Keadilan adalah perasaan yang hakiki dalam kehidupan manusia, yang perlu dirasakan oleh setiap masyarakat. Rasa adil akan muncul ketika pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh masyarakat tanpa membedakan suku, agama dan ras. Sehingga pemerintah harus mampu memberikan dan menciptakan standar pelayanan serta cakupan pelayanan secara menyeluruh kepada semua lapisan masyrakat. 3. Kebudayaan adalah cermin harkat dan martabat manusia yang perlu dijunjung oleh setiap masyarakat. Iman dan taqwa merupakan penuntun tingkah laku bagi setiap masyarakat. Sehingga keimanan akan menjadi nafas budaya, sedangkan budaya menjadi penyelaras kehidupan bermasyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan. M isi 1. Meningkatkan kualitas hidup (Quality of Life) masyarakat melalui penignkatan kualiltas pendidikan, peningkatan derajat kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat (Perekonomian) 2. Peningkatan pelayanan umum (Public Service), meliputi peningkatan infra struktur meliputi sarana fisik seperti jalan, listrik dan jaringan air bersih, peningkatan pelayanan administrasi dan Komunikasi, serta peningkatan pelayanan sosial budaya.

35 3. Membangun semangat persatuan dan kesatuan bangsa, gotong royong, serta harmonisasi antar seluruh lapisan masyarakat, dalam hetrogenitas agama, suku dan adat istiadat. 4. Mewujudkan supermasi hukum dan pemberdayaan perempuan. 5. Menciptakan pemerintahan yang bersih, efektif dan efisien ( 2.2 Bantuan Langsung Tunai (BLT) Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha menangani masalah pengentasan kemiskinan. Salah satu program yang membantu mensejahterakan kehidupan orang miskin meskipun tak sepenuhnya, tapi setidaknya bantuan seperti BLT dapat meringankan beban hidup mereka dalam hal ekonomi. Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu program pemerintah, khususnya dalam rangka untuk mensejahterakan rakyat, dengan cara membantu orang miskin yang tidak mampu, yang termasuk dalam kriteria atau persyaratan untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai. Artinya: Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan[1171]. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka Itulah orang-orang beruntung. (Q.S Ar Rum : 38)

36 [1171] yang berhak menerima zakat ialah: 1. orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lainlain. 8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya. Dalam ayat dijelaskan bahwasanya Allah meluaskan rezeki bagi orang yang dikehendaki-nya dan menyempitkannya, Dia pun memerintahkan kepada orang yang diluaskan rezeki untuk membagi kecukupan rezekinya tersebut kepada fakir miskin, untuk menguji kesyukuran orang kaya (Al Qurthubi, 2009: 82) Allah SWT memerintahkan untuk memberi kepada kerabat yang terdekat, karena kedekatan hubungan kekeluargaannya. Sebaik-baik sedekah sendiri adalah sedekah pada kerabat dekat. Sebab, didalamnya juga terkandung maksud menyambung silaturahm (Al Qurthubi, 2009 : 83). Selain diberikan kepada kerabat dekat, Islam juga menganjurkan untuk memberikan sebagian harta kita kepada orang lain yang sedang membutuhkan, seperti dalam Firman Allah berikut ini:

37 Artinya : Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian[1417] (Q.S adz Dzariyaat : 19) [1417] Orang miskin yang tidak mendapat bagian maksudnya ialah orang miskin yang tidak meminta-minta. Dan pada harta mereka ada hak. Yaitu, bagian yang mereka berikan kepada orang yang meminta-minta dan juga orang yang tidak mendapatkan bagian. Yang dimaksud dengan ئل السا adalah orang yang langsung mengajukan permintaan sedang ia mempunyai hak. Sedangkan mengenai kata (orang miskin yang tidak mendapatkan bagian), Ibnu Abbas r.a dan Mujahid mengatakan: Yaitu, orang-orang bernasib buruk yang tidak mendapatkan bagian dari Islam, yaitu tidak mendapatkan bagian dari baitul maal, tidak mempunyai usaha, dan tidak pula mempunyai keahlian untuk mencari nafkah. (Ibnu Katsir, 1994: ). Dari kutipan ayat- ayat diatas dapat diketahui penjelasan mengenai hak akan kerabat maupun fakir miskin terhadap harta yang kita miliki. Harta yang kita miliki wajib dizakatkan atau diinfaqkan kepada orang yang membutuhkan, karena sebagian dari harta kita terdapat hak bagi orang miskin yang meminta (hak mereka) ataupun yang tidak meminta. Meninfaqkan atau menzakatkan harta kita tidak hanya pada saat menjelang hari raya idul fitri, seperti halnya membayar zakat, akan tetapi kapan saja dan dimana saja, saat kita sudah mampu untuk meninfaqkannya. Allah SWT mewajibkan kita untuk membantu sesama yang sedang dalam keadaan kekurangan dan memderita, oleh karena itu wajib bagi kita

38 untuk berbagi dengan saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan, agar mereka juga dapat merasakan sedikit kebahagiaan yang kita miliki. Program zakat dalam Islam juga membantu dalam pertumbuhan ekonomi, terbukti bahwa pengaruh zakat dalam pembangunan ekonomi mencapai 70 %. Berdasarkan penelitian, terdapat lima variable yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dana zakat. Tata kelola zakat menjadi faktor dominan terhadap pertumbuhan zakat. Kemudian variable SDM dan variable regulasi juga termasuk yang menjadi faktor peningkatan dan pertumbuhan zakat. Seperti halnya zakat dalam Islam yang mana dapat membantu orang miskin dalam meringankan beban hidupnya, program BLT dari pemerintah juga membantu dalam mengurangi pengangguran sebanyak 60 % dan kemiskinan sebanyak 14 %, dan merupakan implementasi dari zakat dalam Islam, hanya saja yang membedakan adalah zakat sumber dananya berasal dari orang-orang mampu dilingkungan masyarakat sekitar, dan juga dari pemerintah. Jika BLT berasal dari uang pemerintah yang dananya berasal dari pajak ataupun anggaran lainnya dari program pemerintah yang menghasilkan devisa Negara, baik dari sektor migas dan non-migas. Selain dengan BLT, program zakat dalam Islam juga membantu dalam pertumbuhan ekonomi. Tata kelola yang baik dalam BLT juga mempengaruhi kinerja BLT dalam realisasinya di lapangan, sehingga program ini dapat sesuai dengan yang diharapkan yaitu dapat teroptimasi dengan baik dan lancar untuk warga miskin (

39 2.2.1 Organisasi Penyalur Dana BLT Penyaluran BLT merupakan suatu bentuk kerjasama antara Depsos, PT Pos Indonesia (Persero), dan PT BRI (Persero) Tbk yang didasarkan pada fungsi dan tugas pokok masing-masing, sehingga masing-masing lembaga bertanggungjawab terhadap kelancaran bidang tugas masing-masing. Bentuk kerjasama ini dimaksudkan untuk mempercepat proses penyaluran dana BLT kepada kelompok sasaran sehingga pemanfaatannya menjadi lebih optimal. Untuk meningkatkan sinergi pelayanan yang maksimal, dalam BLT ini disusun pengorganisasian sebagai berikut: a. Departemen Sosial 1) Menjadi Kuasa Pengguna Anggaran dalam pelaksanaan pemberian bantuan langsung kepada rumah tangga miskin. 2) Menyalurkan dana melalui kerjasama dengan PT Pos Indonesia (Persero) dan PT BRI (Persero) Tbk sesuai dengan daftar nominatif penerima BLT yang disampaikan oleh Biro Pusat Statistik (BPS). 3) Menyusun petunjuk teknis penyaluran BLT bersama dengan PT Pos Indonesia (Persero) dan PT BRI (Persero) Tbk. 4) Supervisi, monitoring dan pengawasan umum terhadap pelaksanaan penyaluran BLT.

40 b. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala BAPPENAS 1) Koordinasi Penyusunan rencana program pemberian BLT dalam rangka program PKPS-BBM 2) Menyusun organisasi pelaksanaan program BLT. c. Badan Pusat Statistik (BPS) 1) Mengkoordinasikan kegiatan penyiapan data, termasuk menyiapkan dan mendistribusikan Kartu Kompensasi BBM. 2) Memberikan akses data rumah tangga miskin kepada instansi pemerintah lain Prosedur Kerja BLT Dalam melaksanakan penyaluran bantuan langsung tunai kepada rumah tangga miskin antara lain berpedoman pada : a. Inpres No.12 tahun 2005, tanggal 10 September 2005 tentang Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai Kepada Rumah Tangga Miskin. b. Perjanjian Kerjasama antara Departemen Sosial RI dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Pos Indonesia, Nomor 96/HUK/2005, B.694- DIR/BRI/09/2005, PKS 74/DIRUT/0905, tanggal 16 September 2005 tentang pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Langsung Tunai Kepada Rumah Tangga Miskin.

41 c. Keputusan Mensos RI No. 95/HUK/2005, tanggal 20 September, tentang penunjukan PT Pos Indonesia dan PT Bank Rakyat Indonesia selaku penyalur dana BLT kepada RTM. d. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-31/PB/2005, tanggal 21 September 2005 tentang petunjuk penyaluran dan pencairan Dana BLT kepada RTM. e. Keppres No. 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; f. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah dan Lampiran Keppres 80 Tahun Secara umum mekanisme penyaluran Program Bantuan Langsung Tunai kepada rumah tangga miskin dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Biro Pusat Statistik menyerahkan data statistik rumah tangga miskin kepada Departemen Sosial selaku Kuasa Pengguna Anggaran untuk dijadikan sebagai dasar bahan penyaluran subsidi. 2. Departemen Sosial RI mengajukan SPM LS kepada KPPN Jakarta. 3. KPPN Jakarta selaku kuasa bendahara umum negara atas dasar pengajuan SPM LS menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) kepada rekening Departemen Sosial di BRI Cabang Jakarta Veteran. 4. Departemen Sosial mengeluarkan surat perintah kepada:

42 a. PT. BRI (Persero) Tbk untuk menyalurkan dana BLT-RTM ke Cabang BRI/KCP/BRI unit yang ditunjuk di seluruh Indonesia dengan melakukan pemindahbukuan dari Cabang BRI Jakarta Veteran ke rekening Kantor Pos (KPRK) di Cabang BRI/KCP BRI yang ditunjuk di seluruh Indonesia sesuai data BPS tentang rumah tangga miskin. b. PT. Pos Indonesia untuk menyalurkan BLT kepada rumah tangga miskin sesuai data BPS. 5. PT. Pos Indonesia atas dasar data BPS membuat Kartu Kompensasi BBM dan selanjutnya mendistribusikan kartu tersebut kepada BPS Kabupaten/Kota. 6. BPS Kabupaten/Kota mendistribusikan Kartu Kompensasi BBM kepada calon penerima BLT dengan melakukan pencocokkan dan penelitian (coklit) 7. PT. Pos Indonesia berkewajiban menyampaikan laporan tertulis bulanan kepada Menteri Sosial tentang realisasi pelaksanaan penyaluran BLT selambatlambatnya 7 hari pada bulan berikutnya. 8. Pemda Provinsi, Kabupaten/Kota melakukan dukungan untuk kelancaran pelaksanaan program (BLT DEPSOS JAKARTA, 2006) Syarat Penerima BLT lain: Syarat-syarat yang harus dipenuhi warga miskin yang menerima BLT antara 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 meter persegi untuk masingmasing anggota keluarga.

43 2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah, bambu, kayu berkualitas rendah. 3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal terbuat dari bambu, rumbia, kayu berkualitas rendah. 4. Fasilitas jamban tidak ada, atau ada tetapi dimiliki secara bersama-sama dengan keluarga lain. 5. Sumber air untuk minum/memasak berasal dari sumur/mata air tak terlindung, air sungai, danau, atau air hujan. 6. Sumber penerangan di rumah bukan listrik. 7. Bahan bakar yang digunakan memasak berasal dari kayu bakar, arang, atau minyak tanah. 8. Dalam seminggu tidak pernah mengonsumsi daging, susu, atau hanya sekali dalam seminggu. 9. Dalam setahun paling tidak hanya mampu membeli pakaian baru satu stel. 10. Makan dalam sehari hanya satu kali atau dua kali. 11. Tidak mampu membayar anggota keluarga berobat ke puskesmas atau poliklinik. 12. Pekerjaan utama kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan setengah hektare, buruh tani, kuli bangunan, tukang batu, tukang becak, pemulung, atau pekerja informal lainnya dengan pendapatan maksimal Rp600 ribu per bulan. 13. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala rumah tangga bersangkutan tidak lebih dari SD.

44 14. Tidak memiliki harta senilai Rp500 ribu seperti tabungan, perhiasan emas, TV berwarna, ternak, sepeda motor [kredit/non-kredit], kapal motor, tanah, atau barang modal lainnya. Warga miskin yang akan menerima BLT minimal memenuhi 9 syarat dari 14 syarat yang menjadi ketentuan pemerintah untuk menerima BLT ( 2.3 Optimasi Optimasi merupakan aktivitas untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari pilihan yang tersedia. Teknik optimasi merupakan salah satu bagian dari program matematika yang sudah banyak diaplikasikan. Tujuan dari setiap keputusan adalah untuk meminimumkan usaha yang dilakukan atau memaksimumkan keuntungan yang diperoleh. Usaha atau keuntungan tersebut secara praktek dinyatakan sebagai fungsi dengan variable keputusan yang akan dicari nilai optimumnya. Optimasi dapat dianggap baik sebagai pengetahuan dan juga sebagai seni. Sebagai pengetahuan, dia merupakan teknik dari suatu optimasi, sedangkan sebagai seni, dia menentukan dimana dan kapan seharusnya diterapkan. Secara definisi optimasi adalah proses untuk menghasilkan program yang lebih efisien (lebih kecil dan atau lebih cepat) melalui pemilihan dan pendesaian struktur data, algoritma, dan urutan instruksi.

45 Dalam agama Islam melakukan suatu pekerjaan secara optimal sangat dianjurkan agar mendapatkan hasil yang maksimal, seperti yang difirmankan Allah dalam Al-Qur an, Q.S Al Ankabut: 6-7 yaitu: Artinya: Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.(6) Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan kami hapuskan dari mereka dosadosa mereka dan benar-benar akan kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.(7) (Q.S. Al- Ankabut: 6-7). Ayat di atas menegaskan bahwa: dan barang siapa yang berjihad yakni mencurahkan kemampuannya untuk melaksanakan amal seleh hingga ia bagaikan berlomba dalam kebaikan, maka sesungguhnya manfaat dan kebaikan jihadnya adalah untuk dirinya sendiri. Sedikitpun upaya dan amalnya itu tidak bermanfaat dan dibutuhkan oleh Allah SWT. Di sisi lain, yang berjihad hendaknya tidak berhenti ditengah jalan untuk menuntut imbalan, karena sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya tidak memerlukan suatu apapun dari mereka, bahkan semesta alam, dan kekayaan-nya begitu melimpah sehingga pasti janji-nya terpenuhi (M.Quraish Shihab, 2002: 444). Kata ) )جاهد jahada terambil dari kata (جهد) juhd yakni kemampuan. Patron kata yang digunakan ayat ini menggambarkan adanya upaya sungguh-sungguh. Dalam implementasinya pada program BLT, pemerintah dan semua pihak yang

46 berhubungan dengan pelaksanaan BLT diharapkan agar bekerja, melaksanakan kewajiban dengan baik, agar program BLT dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat miskin yang mana dapat membantu mereka dalam mengurangi beban hidupnya. Kerja keras dengan sungguh-sungguh untuk menyejahterakan masyarakat miskin hendaknya dilakukan secara maksimal, tidak berhenti di tengah jalan, karena dengan begitu hasil yang diperoleh juga akan maksimal (M.Quraish Shihab, 2002: 444). 2.4 Clustering Pengertian Metode Clustering Analisis pengelompokan (clustering) adalah sebuah teknik dari analisis multivariable yang digunakan untuk mengelompokkan objek-objek (variable atau data) sehingga dapat menghasilkan suatu informasi untuk membantu pelaksanaan pengujian terhadap objek dan pada akhirnya dapat menyajikan suatu hipotesis berdasarkan relasi yang terjadi (Jhonson dan Wichern 1998). Prinsip yang digunakan adalah memaksimumkan homogenitas (kesamaan) dalam satu kelompok dan memaksimumkan heterogenitas (ketidaksamaan) antar kelompok (Anderson dkk 1995). Dalam definisi lain, Clustering adalah suatu metode pengelompokan berdasarkan ukuran kedekatan (kemiripan). Clustering beda dengan group, kalau group berarti kelompok yang sama,kondisinya kalau tidak ya pasti bukan kelompoknya. Tetapi kalau cluster tidak harus sama akan tetapi pengelompokannya berdasarkan pada kedekatan dari suatu karakteristik sample

47 yang ada, salah satunya dengan menggunakan rumus jarak ecluidean. Aplikasinya cluster ini sangat banyak, karena hamper dalam mengidentifikasi permasalahan atau pengambilan keputusan selalu tidak sama persis akan tetapi cenderung memiliki kemiripan saja. Subash Sharma (1996), mendefinisikan analisis cluster adalah cara untuk menyataukan objek ke dalam kelompok atau grup dengan alasan bahwa setiap kelompok homogen mempunyai sifat yang sama atau setiap kelompok berbeda dari kelompok lain, pendefinisian kesamaan atau homogenitas kelompok yang ada sangat bergantung kepada tujuan studi atau penelitian. Tujuan utama teknik ini adalah melakukan pengelompokkan berdasarkan kriteria tertentu sehingga objekobjek tersebut mempunyai variasi di dalam cluster (within cluster) relatif kecil dibandingkan variasi antar cluster (between cluster) Metode Single Linkage Clustering Metode ini lebih dikenal dengan metode hubungan atau nearst neighbor. Dalam metode hiraraki tunggal (Single Lingkage) atau metode tetangga terdekat, pelaksanaannya didasarkan pada perhitungan jarak terpendek. Kedua objek ini akan membentuk kelompok pertama. Pada tahap selanjutnya satu atau dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu pertama apakah objek ketiga akan bergabung pada kelompok yang telah terbentuk atau kedua objek ketiga ini akan bergabung dengan objek lainnya membentuk kelompok kedua. Pembentukan kelompok tergantung apakah jarak dari objek kekelompok pertama lebih dekat

48 dibandingkan dengan jarak objek tersebut dengan objek lainnya yang belum terkelompok. Proses ini berlangsung terus sampai semua objek menjadi satu. Langkah-langkah yang dituliskan Jhonson dan Wichern (1998) dalam bukunya untuk melakukan pengelompokan dengan tujuan menghasilkan suatu data yang terkelompok adalah sebagai berikut: 1. Standarisasi data yang akan dikelompokkan, hal ini dilakukan agar data mempunyai skala yang sama, sehingga pengelompokan akan stabil. Rumus standarisasi adalah sebagai berikut: Keterangan: Xi = data X ke-i; X= rata-rata data X; N = banyak data X; Std (X) = standar deviasi data X; Zi = data standar (skor standar) X ke-i 2. Menentukan ukuran kemiripan atau ketidakmiripan antar data dengan metode jarak Euclidean, rumusnya adalah sebagai berikut: 3. Melakuakan pengelompokan dengan metode Single Linkage, dengan langlahlangkah sebagai berikut: a. Mulai dengan N kelompok masing-masing beranggotakan 1 dan diketahui matriks jarak D

49 b. Cari jarak terkecil, misalkan kelompok U dan V mempunyai jarak d uv c. Gabungkan kelompok U dan V, dan beri label UV, dan menambahkan satu baris dan kolom untuk kelompok UV. d. Menentukan kembali matriks jarak untuk UV, dengan membandingkan nilai terkecil dalam kolom yang sudah dihapus. e. Ulangi tahapan 2 dan 3 sebanyak N-1 kali (sampai tersisa hanya 2 kelompok) Manfaat Metode Clustering 1. Identifikasi obyek (Recognition) : Dalam bidang mage Processing, Computer Vision atau robot vision 2. Decission Support System dan data mining Segmentasi pasar, pemetaan wilayah, Manajemen marketing dll. Prinsip Dasar Metode Clustering 1. Similarity Measures (ukuran kedekatan) 2. Distances dan Similarity Coeficients untuk beberapa sepasang dari item Ecluidean Distance: d ( x, y) ( x1 y1) ( x2 y2)... ( x p y p) Tujuan utama teknik ini adalah melakukan pengelompokkan berdasarkan kriteria tertentu sehingga objek-objek tersebut mempunyai variasi di dalam cluster (within cluster) relatif kecil dibandingkan variasi antar cluster (between cluster).

50 2.5 Pemodelan Visual Pemodelan Visual adalah suatu cara berpikir tentang persoalan menggunkaan model-model yang diorganisasikan seputar dunia nyata (Quatrani, 1998: 1). Model berguna untuk memahami persoalan, mengkomunikasikan dengan orang-orang yang terlibat dalam proyek (costumer, ahli dibidangnya, analis, designer) memodelkan perusahaan, menyiapkan dokumentasi, merancang program, dan merancang basis data. Pemodelan visual didefinisikan sebagai proses pemodelan Sistem Informasi menggunakan pengaturan standar elemen grafik. Tujuan utama pemodelan visual adalah untuk memungkinkan adanya komunikasi antara pengguna, pengembang, penganalisis, tester, manager, dan siapapun yang terlibat dalam proyek, menunjukkan interaksi antara pengguna dengan sistem dan obyekobyek dalam sistem, dan antar sistem itu sendiri (Boggs, 2002: 6) Model adalah abstraksi yang menjelaskan hal-hal signifikan pada persoalan yang komplek dengan mengabaikan hal-hal yang tidak diperlukan, sehingga membuat persoalan lebih mudah dipahami. Abstraksi adalah kemampuan dasar manusia yang memungkinkan berurusan dengan suatu yang komplek (Sholiq, 2006: 2). Untuk membangun sistem yang komplek tersebut, pengembang harus membuat dan menampilkan beberapa pandangan dari sudut berbeda terhadap suatu sistem yang dihadapi, membangun model menggunakan notasi-notasi yang

51 tepat, melakukan verifikasi bahwa model yang dibuatnya memenuhi persyaratanpersyaratan sistem, dan menambahkan detail secara berangsur-angsur untuk memindahkan model menjadi implementasi. Berikut akan dijelaskan bebarapa Pemodelan Berorientasi Obyek: Notasi Booch Booch, diambil dari nama pembuatnya yaituu Grady Booch, di Rational Software Corporation. Dia telah menulis beberapa buku yang membahas persyaratan-persyaratan den keuntungan-keuntungan pemodelan visual, dan telah mengembangkan simbol grafik untuk menyajikan beberapa macam aspek dari model. Sebagai contoh, objek disajikan dalam bentuk awan, pada kenyataannya objek dapat berbentuk apapun. Notasi Booch juga meliputi beberapa anak panah untuk menyajikan tipe-tipe hubungan pada obyek Objek Management Technology (OMT) OMT dibuat oleh DR.James Rumbaugh, yang telah menulis beberapa buku tentang sistem analis dan disain. Dalam sebuah buku Object-oriented modeling and design (prentice hall, 1990), Rambaugh menjabarkan pentingnya pemodelan sistem dengan komponen seputar dunia nyata yang disebut obyek Unified Modelling Language (UML) Rational Rose merupakan sebuah tool pemodelan visual yang menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai bahasanya. Rational Rose mendukung roundtrip engineering, yang berarti pemrogram atau pengguna dapat mengenerate kode dari model yang dibuat, dan dapat melakukan reverse

52 engineering dan source code yang ada untuk menghasilkan gambaran arsitektur dan software aplikasi. Rational Rose merupakan salah satu software yang paling banyak digunakan untuk melakukan design software melalui pendekatan UML (Unified Modelling Language). Rational Rose merupakan software yang menyediakan banyak fungsi-fungsi seperti: design proses, generate code, reverse engineering, serta banyak fungsi-fungsi yang lain. Rational Rose merupakan tool yang sangat mudah karena sudah menyediakan contoh-contoh design dari beberapa software. Sebelum menggunakannya, terlebih dahulu pahamilah tentang UML (Unified Modelling Language ). Tutorial ini ditujukan untuk pembaca yang sudah memiliki pengetahuan tentang UML (Unified Modelling Language). Untuk membuat file Rational Rose, buka aplikasi Rational Rose sehingga anda akan dihadapkan pada beberapa pilihan, contohnya: jdk-12,jdk-116, jenterprise, jfc-11, Oracle Database, Rational Unified Process (RUP), VB6 Standard serta model-model yang lain. Model-model ini merupakan pilihan apakah ingin membuat file Rational Rose yang mengandung komponen Java, Visual Basic atau Visual C++. Hal ini dibutuhkan ketika nanti akan melakukan generate code (membuat contoh code) dari design yang telah dibuat.

53 Gambar 2.3 Tampilan software Rational Rose Rational Unified Proses (RUP) merupakan pilihan yang tepat untuk membuat suatu design yang lengkap dengan cara mudah karena model ini merupakan template, sehingga kita dapat langsung melakukan perubahan dengan mengganti use case, actors, class diagram yang telah ada pada template RUP. Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Langkah membangun suatu aplikasi: 1. Melihat keseluruhan system 2. Membuat siatu model bisnis 3. Menentukan Requirements yang harus dipenuhi oleh software yang akan dibuat (Use Case Model) 4. Membuat design mengenai arsitektur software(model Design) 5. Merealisasikan ke dalam software

54 Terdapat empat view, yang mana tiap-tiap view tersebut menjelaskan penegasan aspek yang berbeda mengenai system yang dimodelkan. 1. Use Case View untuk memahami dan menggunakan system yang dimodelkan (Bagaimana actor dan use case berinteraksi) 2. Logical View mengarah pada persyaratan fungsional (sistem kelas-kelas dan hubungan antar kelas tersebut). Terdapat beberapa diagram dalam view ini, antara lain: 3. Componen View Pengaturan software (informasi komponen software, komponen tereksekusi, dan library untuk system yang dimodelkan). Satu jenis diagram yang terdapat pada view ini, yaitu Component Diagram 4. Deployment Diagram pemetaan setiap proses ke dalam hardware. Hanya satu jenis diagram yang terdapat pada view ini, yaitu Deployment Diagram Macam-macam diagram dalam Rational Rose, antara lain: Use case diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Sebuah use case diagram terdidri dari: 1. Aktor : software pengguna aplikasi, berupa orang, hardware atau system lain. Actor dapat memasukkan informasi ke system, menerima informasi dari system, atau keduanya.

55 2. Use case : Perbuatan (apa yang pengguna kerjakan) software aplikasi, termasuk interaksi antara actor dengan software aplikasi tersebut. Terdapat 2 macam tipe relasi: Include : menggambarkan bahwa suatu use case seluruhnya meliputi fungsionalitas dari use case lainnya. Extends : suatu use case merupakan tambahan fungsionalitas dari use case lain jika kondisi atau syarat tertentu terpenuhi. Relasi menggambarkan hubungan antar actor dan use case. Relasi-relasi tersebut dapat dibagi menjadi: Undirectional Association Generalization Dependency Class Diagram Class adalah sebuah spesifikasi yang dapat menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. Class memiliki tiga area pokok : 1. Nama (dan stereotype) 2. Atribut

56 3. Metoda Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya. Public, dapat dipanggil oleh siapa saja Activity Diagram Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi ditrigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour (perlakuan) internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang

57 digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. 2.6 Borland Delphi 7.0 Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman yang bersipat Objek (Object Oriented Programming) artinya adalah sebuah program yang mempunyai objekobjek tertentu dalam pemrogramannya. Selain itu Delphi adalah sebuah program yang bersifat visual artinya mempunyai tampilan grafik-grafik yang mudah dimengerti oleh pemula sekalipun(graphical user Interface). Dengan Delphi Anda bisa membuat program-program dengan tampilan yang menawan. Delphi hanya bisa bekerja di bawah System Microsoft Windows(Pujianto, S.Kom,2007:1). Kelebihan dari Delphi antara lain: 1. Kualitas dari lingkungan pengembangan visual. 2. Kecepatan dari compiler dibandingkan dengan kompleksitasnya 3. Kekuatan dari bahasa pemrograman dibandingkan dengan kompleksitasnya. 4. Fleksibilitas dari arsitektur basis data.

58 5. Pola desain dan pemakaian yang diwujudkan oleh framework-nya (Ir. Inge Martina, 2004: 1-2) Mengenal IDE Delphi Pada dasarnya IDE Delphi dibagi menjadi tujuh again utama yaitu: Menu Speed Bar, Component Pallete,, Form Designer, Code Explorer, Object Treview, dan Object Inspector. a. Menu Menu pada Delphi memiliki kegunaan seperti pada aplikasi Windows lainnya, semua ayang berhubungan dengan IDE Delphi dapat dilakukan dari menu. Dengan kata lain menu berisi seluruh fasilitas akses ke program Delphi. b. Speed Bar Speed Bar atau sering disebut Tool Bar berisi fasilitas untuk menjalankan fungsi-fungsi program dengan cepat. c. Component Pallet Component Pallate adalah komponen atau objek baik visual maupun nonvisual yang dikelompokkan sesuai dengan fungsinya dalam suatu halapan atau Tab, yaitu terdir dari: Standard, Additional, Win 32, System, Internet, Data Access, Data Control, dan seterusnya.

59 d. Form Designer Form Designer merupakan tempat untuk merancang jendela aplikasi. Perancangan form dilakukan dengan meletakkan komponen-komponen yang diambail dari component pallete. e. Code Explorer (unit) Gambar 2.4 Form Designer Code Explorer adalah untuk menjelaskan program. Pernyataan-pernyataan tersebut ditulis dalam bentuk bahasa object Pascal. Gambar 2.5 Jendela unit

60 f. Object Treview designer. Object Treview berisi daftar komponen yang telah diletakkan pada form g. Object Inspector Gambar 2.6 Object Treeview Object inspector digunakan untuk mengubah karakteristik komponen yang telah dibuat. Pada object inspector terdapat 2 tab, yaitu Properties dan Event. Tab properties digunakan untuk mengubah properties dari komponen yang telah dibuat. Sedangkan tab event, dapat digunakan untuk menyisipkan kode dalam menangani suatu kejadian tertentu. Gambar 2.7 Object Inspector

61 2.6.2 Struktur File Pada pemrograman Delphi, file yang dihasilkan lebih dari satu. Hal ini berbeda dengan pemrograman pascal procedural (Pascal 7.0). pada pemrograman Delphi, bagian dari program aplikasi yang dibuat, kemudian dicatat dan disimpan dalam satu file yang disebut file project. Beberapa file yang dihasilkanketika membuat program aplikasi Delphi antara lain: a. Project file (*dpr) file proyek yang berisi program kecil, berisi program utama dari aplikasi yang telah dibuat untuk: 1). Mendefinisikan Unit yang ada dalam file proyek 2). Menginisialisasi data 3). Membangun form 4). Menjalankan aplikasi b. Unit file (*.pas) adalah unit-unit yang nantinya digunakan untuk menangani kejadian pada form, bisa terdiri satu atau banyak file. File ini berisi source code dari objek-objek. c. Resource file (*.res) adalah file yang berisi sebuah icon yang dipakai oleh project. File ini tidak dapat dibuat ataupun diubah oleh user karena Delphi akan membuat ulang file ini. d. Option file (*.dfo) adalah file yang berisi option dari suatu objek.

62 2.6.3 Code Editor Setiap form diberikan satu file unit, dan file unit itulah yang digunakan untuk memenuhi kode program yang berhubungan dengan form. Selain itu setiap kali form baru didesain, maka secara otomatis pada code editor akan tampil barisbaris kode seperti dibawah ini: unit Unit1; interface uses Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs; type TForm1 = class(tform) private { Private declarations } public { Public declarations } end; var Form1: TForm1; implementation {$R *.dfm} end. Baris kode tersebut disediakan oleh Delphi yang menandakan bahwa form yang akan didesain secara default merupakan TForm1 (default object form-nya

63 adalah Form1), yang merupakan kelas turunan dari TForm. Selain itu disediakan pula bagian private dan public dari kelas TForm1 tersebut. Bagian private dan public inilah yang bisa dimanipulasi langsung pemrogram dengan menambahkan fields, methods, maupun property. Disarankan kepada pemrogram untuk tidak mengubah deklarasi fields maupun methods yang ada diatas bagian private, karena bagian ini akan diubah secara otomatis oleh Delphi setiap kali pemrogram menambah komponen atau event baru. Untuk penulisan kode program, tamabahan dapat dilakukan seperti halnya memanipulasi unit pada Turbo Pascal. Elemen-elemen yang dilarang diubah antara lain: a. Antara baris TForm1=class(TForm) dengann baris private b. Deklarasi variable form, yaitu baris var dengan baris Form1:TForm1 Adapun fungsi dari perintah standard pada public dan private adalah: a. Perintah standard pada public digunakan untuk: 1). Mendeklarasikan field data dimana kita menginginkan method di objek luar unit lain dapat mengaksesnya. 2). Mendeklarasikan metode dimana objek di unit lain dapat mengaksesnya b. Perintah standard pada private digunakan untuk: 1). Mendeklarasikan fields data dimana hanya metode di dalam file unit aktif(current unit file) yang dapat mengaksesnya

64 2). Mendeklarasikan methods juka hanya objek yang didefinisikan di file unit aktif yang dapat mengaksesnya. 2.7 Borland Interbase Borland Interbase 7.1 adalah database transaksional yang ekonomis dan memiliki performa yang tinggi, dan banyak digunakan oleh jutaan pengguna di seluruh dunia. Dengan mengkombinasi instalasi yang mudah, crash-recovery secara otomatis, dan perawatan yang sangat minim, Interbase menjadi sangat sesuai untuk embedding dalam aplikasi terdistribusi. Dukungan terhadap multiprosesor dan arsitektur yang canggih menjadikannya sebuah pilihan yang tepat untuk aplikasi bisnis dengan kekuatan tinggi yang memiliki banyak pengguna yang terkoneksi. Kekuatannya, yaitu kemudahan penggunaan, dukungan terhadap platform Windows, Linux, dan Solaris (termasuk pengembangan dalam lingkungan seperti Borland Delphi, C++ Builder, dan Kylix), membuat Interbase menjadi favorit bagi para pengembang. Gambar 2.8 Tampilan Borland Interbase

65 2.7.1 Keuntungan Borland Interbase Beberapa keuntungan dari Borland interbase antara lain: Pemeliharaan yang sangat minim; Dapat di-deploy tanpa kehadiran administrator database atau bantuan teknis. Kinerja yang tinggi; Interbase memiliki semua fitur, kekuatan, dan skalabilitas yang diperlukan untuk aplikasi bisnis yang kompleks yang menawarkan keunggulan performa untuk jumlah pengguna yang besar. Jejak kaki yang kecil; Dapat di-deploy dengan mudah melalui jaringan atau CD tunggal dan dalam platform dengan memori dan sumber disk yang terbatas. Backup secara online; Menjaga produktivitas saat melakukan backup, dan memastikan bahwa data dibackup dengan aman. Crash Recovery secara otomatis; Kembali pada pekerjaan dalam waktu yang sangat singkat setelah kehilangan sumber daya atau crash pada server tanpa atensi dari staf TI atau administrator database.

66 Instalasi yang mudah; Borland Interbase didesain untuk dapat diinstall dengan mudah pada lokasi end-user tanpa pertolongan administrator database. Interbase dapat di-install secara terselubung, sehingga end-user tidak tahu jika sudah terinstal. Biaya kepemilikan total yang murah; Biaya penyebaran dan pemeliharaan yang rendah memberikan biaya kepemilikan total yang rendah. Dukungan untuk multiproses secara simetris; Dengan adanya kemungkinan aplikasi menggunakan banyak prosesor, aplikasi bekerja lebih cepat, mendukung lebih banyak pengguna, dan menangani arsitektur aplikasi yang lebih kompleks. Integrasi dengan Borland Delphi, Kylix, C++Builder, dan Jbuilder; Para pengembang dapat membangun aplikasi dan men-deploy lebih cepat menggunakan teknologi pengembangan dan deploy yang berproduktivitas tinggi dari Borland. ODBC dan JDBC API (Application Programming Interface); ODBC dan JDBC API memungkinkan aplikasi yang dibangun dengan berbagai macam tool pengembangan dapat menggunakan Interbase. Protokol jaringan yang populer membuat koneksi dengan database lebih mudah; Dukungan untuk TCP/IP menyediakan akses database antar jaringan intranet dan jaringan internet global yang berjalan di lingkungan platform Windows, UNIX, dan NetWare OS. Dengan fungsionalitas jaringan NetBEUI yang

67 terintegrasi, Interbase menyediakan para pengembang Windows dengan alternatif untuk mengatur infrastruktur TCP/IP secara penuh. Fitur Database Active termasuk pemicu modular dan pensiagaan event; Bahasa pemicu Interbase mengizinkan logika forward-chaining dan notifikasi event untuk dipicu dari operasi SQL INSERT, UPDATE, dan DELETE. Berbagai definisi pemicu mengizinkan pemicu untuk diekspresikan dan dikatalog-kan dalam format yang bersih, terurut, dan dapat dimengerti Tipe Data Interbase TYPE UKURAN KETERANGAN BLOB Bervariasi CHAR(n) 1 32,767 karakter Panjang string ditetapkan, altenatif keyword : CHARACTER VARCHAR(n) 1 32,765 karakter Alternatif keyword : CHAR VARYING, CHARACTER VARYING DATE 8 bytes 1 Jan 100 s/d 11 Jan 5941, termasuk juga waktunya (time) DOUBLE 1.7 * s/d 1.7 * (presisi 15 8 bytes PRECISION digit) FLOAT 4 bytes 3.4 * s/d 3.4*10 38 (presisi 7 digit) Quad 8 bytes Didukung oleh Database Explorer INTEGER 4 bytes -2,147,483,648 s/d 2,147,483,648 SMALLINT 2 bytes s/d Digunakan untuk menangani exact number, presisi 1 s/d 15 digit menspesifikasikan banyaknya digir untuk disimpan Skala 1 s/d 15 digit, menspesifikasikan NUMERIC lokasi dari decimal point. Harua lebih bervariasi (presisi,skala) kecil atau sama dengan presisi yang ditentukan. Contoh : NUMERIC(10,3) = ppppppp.sss (menyimpan tepatnya 10 digit) Tabel 2.6(Tipe Data Interbase)

68 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tahap-tahap Pembuatan Program Penelitian yang dilakukan untuk merancang sistem diperoleh dari pengamatan data-data yang ada. Tahap-tahap yang dilakukan untuk penelitian guna perancangan dan pembuatan program tersebut secara terstruktur adalah: Persiapan Proposal Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan dan penyusunan proposal penelitian untuk tugas akhir Survei dan Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi merupakan tahap pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap beberapa tempat yang terkait untuk memperoleh data serta gambaran secara jelas terhadap permasalahan yang ada. Pengumpulan data dilakukan pada Kantor Kelurahan Panderejo, Kecamatan Banyuwangi. 2. Studi Literatur Peneliti melakukan studi literatur tentang teori dan konsep pemrograman Delphi 7.0, Interbase Sql Server, dan Metode Single Linkage Clustering Analisis dan Perancangan Perencanaan dan pembuatan aplikasi ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu: Analisis Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada pada aplikasi yang dibangun, meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan

69 pengguna. Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil observasi yaitu menggabungkan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan. Perancangan Memahami rancangan sistem sesuai data yang ada dan mengimplementasikan model yang diinginkan oleh pemakai. Pemodelan sistem ini berupa pembuatan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, collaboration diagram, class diagram dan desain layout serta perancangan database guna mempermudah dalam proses-proses selanjutnya Implementasi Membuat dan menyelesaikan program secara keseluruhan, yaitu menggabungkan perancangan aplikasi berdasarkan sintaks dan struktur Delphi dengan record database Ujicoba dan Integrasi Software Pengujian dilakukan berupa simulasi pada aplikasi optimasi penyebaran dana BLT dengan menggunakan metode single linkage clustering Penulisan dan Pembuatan Laporan Pada tahap ini dilakukan penulisan dan pembuatan laporan dari hasil penelitian yang dilakukan selama proses pembuatan aplikasi untuk dokumentasi tugas akhir. 3.2 Representasi Analisis Basis Pengetahuan Dalam pembangunan sistem berbasis pengetahuan, pengetahuan yang telah diekstrak dipresentasikan ke dalam bentuk yang dapat di proses oleh

70 komputer. Representasi pengetahuan merupakan kombinasi sistem berdasarkan dua elemen, yaitu struktur data dan penafsiran prosedur untuk digunakan sebagai pengetahuan dalam menyimpan struktur data. 3.3 Perancangan Aplikasi Optimasi Penyebaran Dana BLT Diagram Use Case (Use Case Diagram) Diagram use case atau use case diagram menyajikan antara use case dan actor, seperti yang terjadi pada diagram use case pada Aplikasi Optimasi Penyebaran Dana BLT adalah sebagai berikut: PerhitunganClustering MendataWarga MembuatDataPoint Warga Petugas/Admin MembuatDataDesa MembuatDataPertanyaan MembuatDataKecamatan MembuatDataPetugas Gambar 3.1 Use Case Diagram untuk Optimasi Penyebaran BLT

71 Aktor Nama Use Case Deskripsi Use Case Petugas/Admin MendataWarga Use case ini berfungsi untuk mendata warga yang ada di kelurahan Panderejo Petugas/Admin MembuatDataDesa Use Case ini berfungsi untuk memasukkan data-data desa yang ada di Kabupaten Banyuwangi Petugas/Admin MembuatDataKecamatan Use Case ini berfungsi memasukkan data-data kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Petugas/Admin MembuatDataPetugas Use Case ini berfungsi memasukkan data-data petugas pelaksana BLT Petugas/Admin MembuatDataPertanyaan Use Case ini berfungsi memasukkan data-data pertanyaan yang merupakan syarat-syarat dari penerima BLT Petugas/Admin MembuatDataPoint Use Case ini berfungsi untuk membuat data point jawaban dari pertanyaan yang merupakan syarat-syarat penerima BLT Petugas/Admin PerhitunganClustering Use Case ini berfungsi untuk menentukan warga yang berhak menerima BLT dengan menggunakan metode clustering Table 3.1 Penjelasan Use Case Diagram Diagram Aktivitas (Activity Diagram) 1 Activity Diagram dari Use case MembuatDataDesa Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk memasukkan data-data kelurahan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Berikut gambar activity diagram untuk use case MembuatDataDesa

72 Desa : Petugas/Admin Data Desa Start Input Kecamatan Input Kode Desa Input Nama Desa Save Data Desa End Gambar 3.2 Activity Diagram untuk MembuatDataDesa 2 Activity Diagram dari Use case MembuatDataKecamatan Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk memasukkan data-data kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Berikut gambar activity diagram untuk use case MembuatDataKecamatan Kecamatan : Petugas/Admin MendataKecamatan Start Input Kode Kecamatan Input Nama Kecamatan Save Data End Gambar 3.3 Activity Diagram untuk MembuatDataKecamatan

73 3 Activity Diagram dari Use case MembuatDataPertanyaan Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk memasukkan data-data pertanyaan yang merupakan syarat-syarat penerima BLT, yang mana syarat-syarat tersebut sudah ditentukan oleh pemerintah. Berikut gambar activity diagram untuk use case MembuatDataPertanyaan Pertanyaan : Petugas/Admin Data Pertanyaan Start Input Kode Pertanyaan Input Pertanyaan Save Pertanyaan End Gambar 3.4 Activity Diagram untuk membuat data pertanyaan 4 Activity Diagram dari Use case MembuatDataPetugas Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk memasukkan data-data petugas BLT. Berikut gambar activity diagram untuk use case MembuatDataPetugas Petugas : Petugas/Admin Data Petugas Start Input Kode Petugas Input Nama Petugas Save Data Petugas End Gambar 3.5 Activity Diagram untuk membuat data petugas

74 5 Activity Diagram dari Use case MembuatDataPoint Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk memasukkan data-data point jawaban dari pertanyaan yang merupakan syarat-syarat penerima BLT. Berikut gambar activity diagram untuk use case MembuatDataPoint. Point : Petugas/Admin Data Point Start Input Pertanyaan Input Jawaban Input Kode Point Input Point Save Point End Gambar 3.6 Activity Diagram untuk membuat data point 6 Activity Diagram dari Use case MendataWarga Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk mendata setiap warga yang ada di kelurahan Panderejo kecamatan Banyuwangi. Petugas melakukan pendataan warga dengan meng-input data warga yang berada di desa Panderejo dan kemudian warga miskin yang bersangkutan diberikan pertanyaan oleh petugas seputar syarat-syarat pemerima BLT. Dari jawaban warga tersebut dimasukkan nilai-nilai yang nantinya akan diimplementasikan dengan perhitungan menggunakan metode single linkage clustering. Berikut gambar activity diagram untuk use case MendataWarga

75 Start Warga : Petugas/Admin Data Warga Input Data Warga Input Pertanyaan Input Jawaban Input Nilai Input Total Point Save Data Warga End Gambar 3.7 Activity Diagram untuk MendataWarga 7 Activity Diagram dari Use case PeritunganClustering Activity diagram ini dipergunakan petugas/admin untuk menentukan warga yang berhak menerima BLT dengan menggunakan metode single linkage clustering. Berikut gambar activity diagram untuk use case PerhitunganClustering.

76 Clustering : Petugas/Admin Data Clustering Input Data Awal Cek Input Data Benar Hitung Jumlah Data Salah Cek Standar Deviasi Data Salah Benar Hitung Standar Deviasi Data Benar Cek Standar Deviasi Data Hitung Ratarata Data Salah Cek Standar Deviasi Data Benar Salah Hitung Zero Standar Benar Cek Zero Standar Hitung Jarak Terdekat Salah Benar Cek Jarak Terdekat Salah Save Hasil Clustering Hasil Clustering End Gambar 3.8 Diagram Activity untuk perhitungan clustering Diagram Sekuensial (Sequence Diagram) Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar system. 1 Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataDesa Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut: 1 Petugas/Admin memasukkan data kecamatan terlebih dahulu, yang terdapat dalam form desa yang secara otomatis terpanggil ketika form desa dijalankan 2 Petugas/Admin memasukkan data desa ke dalam form desa

77 3 Kemudian data tersebut disimpan dalam database desa (DDesa) Petugas : Petugas/Admin Database : DKecamatan Get Kecamatan( ) Form : FDesa db : DDesa Get Desa( ) Save( ) Update( ) Gambar 3.9 Sequence Diagram untuk membuat data desa 2 Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataKecamatan Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut: 1 Petugas/Admin memasukkan data kecamatan ke dalam form kecamatan 2 Kemudian data tersebut disimpan dalam database kecamatan (DKecamatan) Petugas : Petugas/Admin Form : FKecamatan Get Kecamatan() Database : DKecamatan Save( ) Update( ) Gambar 3.10 Sequence Diagram untuk membuat data kecamatan

78 3 Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataPertanyaan Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut: 1 Petugas/Admin memasukkan data pertanyaan yang menjadi syarat-syarat penerima BLT ke dalam form pertanyaan. 2 Kemudian data tersebut disimpan dalam database pertanyaan (DPertanyaan). Petugas : Petugas/Admin Get Pertanyaan( ) Form : FPertanyaan Database : DPertanyaan Save( ) Update( ) Gambar 3.11 Sequence Diagram untukmembuat data pertanyaan 4 Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataPetugas Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut: 1 Petugas/Admin memasukkan data petugas pelaksanaan BLT ke dalam form petugas 2 Kemudian data tersebut disimpan dalam database petugas (DPetugas)

79 Petugas : Petugas/Admin Form : FPetugas Database : DPetugas Get Petugas( ) Save( ) Update( ) Gambar 3.12 Sequence Diagram untuk membuat data petugas 5 Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataPoint Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut: 1 Petugas/Admin memasukkan data pertanyaan terlebih dahulu, yang menjadi syarat-syarat penerima BLT, yang diambil didalam database pertanyaan, yang secara otomatis sudah terdapat di dalam form point 2 Petugas/Admin memasukkan data point jawaban ke dalam form point jawaban 3 Kemudian data tersebut disimpan dalam database point jawaban (DPoint)

80 Petugas : Petugas/Admin Database : DPertanyaan Form : FPoint : DPoint Get Pertanyaan() Get Point() Save( ) Update( ) Gambar 3.13 Sequence Diagram untuk membuat data point 6 Sequence Diagram untuk Use Case MendataWarga Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut: 1 Petugas/Admin memasukkan data warga ke dalam form warga. 2 Kemudian data tersebut disimpan dalam database warga (DWarga)

81 Petugas : Petugas/Admin Get Data Warga( ) Form : FWarga Database : DWarga Save( ) Update( ) Gambar 3.14 Sequence Diagram untuk mendata warga 7 Sequence Diagram untuk Use Case MembuatDataPertanyaan Proses yang terjadi di dalam sequence ini adalah sebagai berikut: 1 Petugas/Admin memasukkan data hasil dari point jawaban warga ke dalam form clustering. Perhitungan dari point jawaban ini dilakukan dengan menggunakan metode single linkage clustering. 2 Kemudian data tersebut disimpan dalam database clustering (DClustering) 3 Kemudian hasil dari clustering ini dimasukkan ke dalam form hasil dan disimpan dalam database hasil (DHasil)

82 Petugas : Form : FClustering Petugas/Admin Get Data( ) Database : DClustering fr : FHasil db : DHasil Save( ) Update( ) Get Hasil( ) Save( ) Update( ) Gambar 3.15 Sequence Diagram untuk perhitungan clustering Diagram Kelas (Class Diagram) Class diagram membantu kita dalam visualisasi struktur kelas-kelas dari suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai. Class diagram memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas didalam model desain dari suatu sistem, seperti Gambar berikut ini:

83 Gambar 3.16 Class Diagram Optimasi Penyebaran Dana BLT Entity Relationship Diagram (ERD) ERD digunakan untuk menunjukkan hubungan antara entity dengan database dan objek objek (himpunan entitas) apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah basis data dan bagaimana hubungan yang terjadi diantara objek-objek tersebut.

84 3.4 Sistem Database Gambar 3.17 ERD Optimasi Penyebaran Dana BLT Database yang digunakan adalah interbase sql server. Tabel database untuk data desa, adalah sebagai berikut: Field Name Type Syze Kode_Gab Char 10 Kode_Kec Char 5 Kode_Desa Char 5 Nama_Desa Char 30 Tabel 3.2 tabel database desa Tabel database untuk data kecamatan, adalah sebagai berikut:

85 Field Name Type Syze Kode_Kec Char 5 Nama_Kec Char 30 Tabel 3.3 tabel database kecamatan Tabel database untuk data pertanyaan, adalah sebagai berikut: Field Name Type Syze Kode_Pertanyaan Char 5 Nama_Pertanyaan Char 160 Tabel 3.4 tabel database pertanyaan Tabel database untuk data petugas, adalah sebagai berikut: Field Name Type Syze Kode_Petugas Char 5 Nama_Petugas Char 40 Tabel 3.5 tabel database petugas Tabel database untuk data point, adalah sebagai berikut: Field Name Type Syze Kode_Pertanyaan Char 5 Kode_Point Char 5 Nama_Point Char 160 Nilai_Point Double - Tabel 3.6 tabel database point

86 Tabel database untuk pendataan warga adalah sebagai berikut: Field Name Type Syze No_KTP Char 30 Nama Char 40 Jenis_Kelamin Char 15 Agama Char 15 Status_Pernikahan Char 15 Suku_Bangsa Char 20 Alamat Char 50 Kode_Desa Char 5 Nama_Desa Char 30 Kode_Kec Char 5 Nama_Kec Char 30 Total_Point Double - Tanggal Timestamp - Kode_Petugas Char 5 Nama_Petugas Char 30 Tabel 3.7 tabel database warga

87 Tabel database untuk perhitungan clustering adalah sebagai berikut: Field Name Type Syze Nomer Long No_KTP Char 30 V1 Double - V2 Double - V3 Double - V4 Double - V5 Double - V6 Double - V7 Double - V8 Double - V9 Double - V10 Double - V11 Double - V12 Double - V13 Double - V14 Double - Tabel 3.8 tabel database perhitungan clustering 3.5 Penjelasan Metode Single Linkage Clustering Sebelum dilakukan perhitungan data dengan metode single linkage clustering, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data-data warga yang mendapatkan BLT di desa Panderejo. Data diperoleh dari kantor kelurahan

88 Panderejo, kecamatan Banyuwangi. Setelah data terkumpul, maka data-data tersebut dimasukkan dalam Table 3.9 (Terlampir). Dalam table data tersebut (Tabel 3.9), objek atau warga(nama orang) dimisalkan dengan huruf(a, B, C, D dan seterusnya), dan syarat atau variable dimisalkan dengan huruf(v1, V2, V3, V4 dan seterusnya) agar mempermudah dalam perhitungan. Jawaban dari syarat-syarat BLT akan dirating atau diberi point tertentu, untuk mempermudah dalam perhitungan dengan menggunakan metode single linkage clustering. Pertanyaan beserta jawaban dan pointnya terdapat dalam lampiran pada Table 3.10 Data yang ada di dalam Table 3.9, kemudian dihitung dengan menggunakan metode single linkage clustering. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Standarisasi data yang akan dikelompokkan, hal ini dilakukan agar data mempunyai skala yang sama, sehingga pengelompokan akan stabil. Rumus standarisasi adalah ebagai berikut: (Rata-rata data) (Standar Deviasi Data) (Skor standar/zero Standar)

89 Keterangan: Xi = data X ke-i; X= rata-rata data X; N = banyak data X; Std (X) = standar deviasi data X; Zi = data standar (skor standar) X ke-i Penjelasan dari langkah-langkah metode single linkage clustering antara lain sebagai berikut: 1. Menstandarisari data-data yang telah terkumpul dalam tabel, dengan menggunakan rumus-rumus yang telah tersedia a. Mencari rata-rata data dari setiap variable Rata-rata V1 ( ) Rata-rata V2 ( )

90 Rata-rata V3 ( ) Perhitungan rata-rata dilakukan pada setiap variable (V1 sampai V14). Hasil dari perhitungan rata-rata ini, dimasukkan dalam Tabel 3.11(Terlampir) b. Mencari standar deviasi data dari setiap variable Standar deviasi V1 (Std (V1)) Standar deviasi V2 (Std (V2))

91 Standar deviasi V3 (Std (V3)) Perhitungan standar deviasi dilakukan pada setiap variable (V1 sampai V14). Hasil dari perhitungan standar deviasi ini, dimasukkan dalam Tabel 3.12(Terlampir) c. Mencari skor standar/zero standar dari masing-masing objek pada setiap variable

92 Skor standar untuk variable 1 pada objek a, b, c Perhitungan skor standar (Z(V1)) dilakukan pada setiap objek (a sampai j) Skor standar untuk variable 1 pada objek b (Z(V1b)) Perhitungan skor standar (Z(V2)) dilakukan pada setiap objek (a sampai j) Skor standar untuk variable 1 pada objek c (Z(V1c)) Perhitungan skor standar (Z(V3)) dilakukan pada setiap objek (a sampai j).

93 Perhitungan skor standar dilakukan pada setiap variable (V1 sampai V14 pada setiap objek yang ada yaitu a sampai dengan j). Hasil dari perhitungan skor standar ini, dimasukkan dalam Tabel 3.13(Terlampir) 2. Menentukan ukuran kemiripan atau ketidakmiripan antar data dengan jarak Euclidean d ( x, y) ( x1 y1) ( x2 y2)... ( x p y p ) Untuk membuat jarak tersebut, maka objek-objek yang ada dihitung terlebih dahulu peluang berpasangan dengan objek-objek lain, dengan menggunakan metode peluang kombinasi, yang hasilnya sebagai berikut: B=AB A=BA A=CA C=AC C=BC B=CB D=AD D=BD D=CD E=AE E=BE E=CE A F=AF B F=BF C F=CF G=AG G=BG G=C H=AH H=BH H=CH I=AI I=BI I=CI J=AJ J=BJ J=CJ

94 A= DA A=EA A=FA B= DB B=EB B=FB C=DC C=EC C=FC E= DE D=ED D=FD D F=DF E F=EF F E=FE G=DG G=EG G=FG H=DH H=EH H=FH I=DI I=EI I=FI J=DJ J=EJ J=F A=GA A=HA A=IA B=GB B=HB B=IB C=GC C=HC C=IC D=GD D=HD D=ID G E=GE H E=HE I E=IE F=GF F=HF F=IF H=GH G=HG G=IG I=GI I=HI H=IH J=GJ J=HJ J=IJ

95 Mencari jarak Euclidean 1. Mencari jarak AB(objek A dan B) 2. Mencari jarak AC(objek A dan C)

96 3. Mencari jarak AD(objek A dan D) Jarak-jarak yang diperoleh dari perhitungan jarak euclidean akan dimasukkan dalam matriks jarak sebagai berikut:

97 A B C D E F G H I J A 0,00 4,19 7,04 3,71 7,09 4,51 7,01 5,86 5,90 1,44 B 4,19 0,00 4,36 4,39 4,89 5,15 5,48 3,40 4,73 4,88 C 7,04 4,36 0,00 6,13 3,67 5,81 4,84 3,53 5,58 7,53 D 3,71 4,39 6,13 0,00 5,51 3,94 6,63 5,48 4,40 3,74 E 7,09 4,89 3,67 5,51 0,00 4,27 5,63 2,78 5,31 7,30 F 4,51 5,15 5,81 3,94 4,27 0,00 6,35 4,11 5,58 4,38 G 7,01 5,48 4,84 6,63 5,63 6,35 0,00 5,30 3,85 7,44 H 5,86 3,40 3,53 5,48 2,78 4,11 5,30 0,00 5,35 6,19 I 5,90 4,73 5,58 4,40 5,31 5,58 3,85 5,35 0,00 6,18 J 1,44 4,88 7,53 3,74 7,30 4,38 7,44 6,19 6,18 0,00 3. Melakukan algoritma pengelompokan Euclidean single linkage clustering, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mulai dengan N kelompok masing-masing beranggotakan 1 dan diketahui matriks jarak d b. Cari jarak terkecil, misalkan kelompok A dan B, mempunyai jarak d ab

98 c. Gabungkan kelompok A dan B, dan beri label AB. Hitung kembali matriks jarak dengan menghapus baris dan kolom kelompok A dan B, dan menambahkan satu baris dan kolom untuk kelompok AB d. Menentukan nilai untuk kelompok AB, dengan cara membandingkan nilai terkecil dari setiap kolom dan baris e. Ulangi tahapan 2 dan 3 sebanyak N-1 kali(sampai tersisa hanya 2 kelompok) Dari data-data matrik jarak yang sudah diperoleh, dilakukan algoritma pengelompokan Euclidean single linkage, dengan langkah-langkah seperti diatas, yaitu 1. Mencari matriks jarak n-1 kali (10-1 = 9) a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matriks jarak diatas, dapat diketahui bahwa nilai terkecilnya adalah 1,44 b. Menghapus kolom dan baris pembentuk nilai terkecil yaitu A dan J, dan membentuk kolom dan baris baru yang objeknya merupakan gabungan dari objek yang dihapus, yaitu A dan J. kolom dan baris baru tersebut disebut AJ, dan matriks jarak yang baru adalah: c. Menentukan nilai untuk kelompok AJ, dengan cara membandingkan nilai terkecil dari setiap kolom dan baris

99 B C D E F G H I AJ B 0,00 4,36 4,39 4,89 5,15 5,48 3,40 4,73 3,40 C 4,36 0,00 6,13 3,67 5,81 4,84 3,53 5,58 3,53 D 4,39 6,13 0,00 5,51 3,94 6,63 5,48 4,40 3,71 E 4,89 3,67 5,51 0,00 4,27 5,63 2,78 5,31 2,78 F 5,15 5,81 3,94 4,27 0,00 6,35 4,11 5,58 3,94 G 5,48 4,84 6,63 5,63 6,35 0,00 5,30 3,85 3,85 H 3,40 3,53 5,48 2,78 4,11 5,30 0,00 5,35 2,78 I 4,73 5,58 4,40 5,31 5,58 3,85 5,35 0,00 3,85 AJ 3,40 3,53 3,71 2,78 3,94 3,85 2,78 3,85 0,00 d. Mengulangi langkah a dan b, sebanyak n-1 kali(sampai tersisa hanya 2 objek) 2. Mencari matriks jarak n-1 kali (9-1) a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matriks jarak diatas, dapat diketahui bahwa nilai terkecilnya adalah 2,78 b. Menghapus kolom dan baris pembentuk nilai terkecil yaitu AJ dan E, dan membentuk kolom dan baris baru yang objeknya merupakan gabungan dari

100 objek yang dihapus, yaitu AJ dan E, kolom dan baris baru tersebut disebut AJE, dan matriks jarak yang baru adalah: B C D F G H I AJE B 0,00 4,36 4,39 5,15 5,48 3,40 4,73 3,40 C 4,36 0,00 6,13 5,81 4,84 3,53 5,58 3,53 D 4,39 6,13 0,00 3,94 6,63 5,48 4,40 3,71 F 5,15 5,81 3,94 0,00 6,35 4,11 5,58 3,94 G 5,48 4,84 6,63 6,35 0,00 5,30 3,85 3,85 H 3,40 3,53 5,48 4,11 5,30 0,00 5,35 2,78 I 4,73 5,58 4,40 5,58 3,85 5,35 0,00 3,85 AJE 3,40 3,53 3,71 3,94 3,85 2,78 3,85 0,00 c. Menentukan nilai untuk kelompok AJE, dengan cara membandingkan nilai terkecil dari setiap kolom dan baris d. Mengulangi langkah a dan b, sebanyak n-1 kali(sampai tersisa hanya 2 objek) 3. Mencari matriks jarak n-1 kali (8-1) a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matriks jarak diatas, dapat diketahui bahwa nilai terkecilnya adalah 2,78

101 b. Menghapus kolom dan baris pembentuk nilai terkecil yaitu AJE dan H, dan membentuk kolom dan baris baru yang objeknya merupakan gabungan dari objek yang dihapus, yaitu AJE dan H, kolom dan baris baru tersebut disebut AJEH, dan matriks jarak yang baru adalah: B C D F G I AJEH B 0,00 4,36 4,39 5,15 5,48 4,73 3,40 C 4,36 0,00 6,13 5,81 4,84 5,58 3,53 D 4,39 6,13 0,00 3,94 6,63 4,40 3,71 F 5,15 5,81 3,94 0,00 6,35 5,58 3,94 G 5,48 4,84 6,63 6,35 0,00 3,85 3,85 I 4,73 5,58 4,40 5,58 3,85 0,00 3,85 AJEH 3,40 3,53 3,71 3,94 3,85 3,85 0,00 c. Menentukan nilai untuk kelompok AJEH, dengan cara membandingkan nilai terkecil dari setiap kolom dan baris d. Mengulangi langkah a dan b, sebanyak n-1 kali(sampai tersisa hanya 2 objek)

102 Hasil akhir dari perhitungan ini, digambarkan dalam dendrogram, adalah sebagai berikut: A B C D E F G H I J Gambar Dendrogram Penerima BLT Dari gambar di atas, dapat kita ketahui siapa saja yang menerima BLT. apabila jumlah dana dan kuota diketahui, maka dapat diketahui pula urutan dari penerima BLT, sesuai dengan dendragram di atas. Misalnya jumlah dana adalah Rp 500 rb, berarti membutuhkan 5 orang penerima BLT, yaitu: B, C, D, F, F, G 3.6 Current System BLT Sebelum adanya program Aplikasi Optimasi Penyebaran dana BLT ini, system manual yang digunakan adalah sebagai berikut:

103 Petugas Kelurahan Warga BPS BRI Kantor POS Start Kartu BLT Menerima Laporan RTS Pemindahan Buku kepada Kantor Pos Mencairkan dana BLT Pendataan Warga Dana BLT Verifikasi Penerima BLT Verifikasi Data Warga Laporan RTS Penerima BLT Pemberian Dana BLT Laporan RTS

104 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Implementasi merupakan proses pembangunan komponen-komponen pokok sebuah sistem informasi berdasarkan desain yang sudah di buat. Implementasi sistem juga merupakan sebuah proses pembuatan dan penerapan sistem secara utuh baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Pada tahap ini juga dilakukan langkah persiapan sumber daya manusia dari yang menjalankan sistem tersebut. Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan Optimasi Penyebaran Dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dengan Menggunakan Metode Single Linkage Clustering. Implementasi yang akan dijelaskan disini meliputi lingkungan perangkat keras dan lingkungan perangkat lunak Ruanglingkup Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi geografis penentu kunjungan wisata jawa timur ini adalah sebagai berikut. 1. Intel Pentium dual-core processor T4200(2.0 GHz) 2. RAM 1 GB 3. Hardisk Dengan Kapasistas 250 GB 4. Monitor 14,1 WXGA Acer CrystalBrite TM LCD 5. Keyboard 6. Mouse PS2

105 4.1.2 Ruanglingkup Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan antara lain : 1. Sistem Operasi Windows XP 2. Borland Delphi Borland Interbase Sql Server Cara penginstallan Borland Delphi 7.0,dan Borland Interbase Sql Server, terlampir. 4.2 Pengujian Metode Single Linkage Clustering Dalam hal ini, dilakukan pengujian mengenai metode single linkage clustering untuk dapat menentukan siapa yang berhak mendapatkan BLT dari warga miskin yang sudah terdata sebelumnya. Diberikan contoh sebuah studi kasus sebagai berikut: 1. Orang pertama Orang pertama merupakan warga miskin yang merupakan kepala keluarga dari 1 orang istri dan 3 anak. Dia mempunyai tempat tinggal yang cukup luas untuk ukuran warga miskin, yaitu 8,5 m 2, rumah berlantai tanah, dan berdinding batu bata. Fasilitas jamban yang ada, sumber airnya berasal dari air sungai yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya. Untuk masalah penerangan dia menggunakan lampu minyak, karena dia tinggal di desa terpencil, yang memang listrik masih jarang sekali ada, dan kalaupun ada, masih ikut menyalur dari tetangga. Bahan bakar yang digunakan untuk memasak kebutuhan sehari-hari adalah kayu, karena memang tersedia banyak kayu yang ada disekitar tempat tinggalnya. Pria yang mengemban pendidikan hanya sampai SMP, tukang becak

106 menjadi pekerjaan tetap yang dijalankannya, karena dia tak mempunyai ketrampilan yang lainnya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Dengan penghasilan yang pas-pasan sebagai tukang becak, dia harus berusaha meminimalkan pengeluarannya, karena yang pendapatan diperoleh juga terkadang juga tidak sebanding. Keluarganya makan 1 kali dalam sehari, dengan lauk dan atau tanpa lauk, dengan kata lain, nasi putih saja, ia tak pernah menkonsumsi daging, meski hanya sekali. Slamet jarang membeli pakaian, bahkan tak pernah, Dia hanya mengandalkan dari pemberian orang, dengan memakai baju seadanya saja. Dia tidak mampu membayar untuk berobat kerumah sakit, akan tetapi dia mempunyai emas yang kebetulan memang warisan dari ibu slamet untuknya. 2. Orang kedua Orang kedua adalah pria lulusan SMP, dia tinggal bersama istri dan 3 orang anak. Pekerjaan utamanya sebagai kuli bangunan di daerahnya.dengan pekerjaan seperti ini, dia mampu membeli sepeda motor, meski hanya second. Luas rumahnya 7 m 2, dengan lantai tanah dan berdinding tembok. Fasilitas jamban yang terdapat di dalam rumah, meski sumber airnya berasal dari air sungai dekat rumahnya. Penerangan dirumahnya menggunakan listrik, dan bahan bakar yang digunakan untuk memasak adalah minyak tanah. Dia makan 2 kali dalam sehari, terkadang dia juga menkonsumsi daging 1 kali. Dan pada saat hari raya lebaran, dia hanya mampu membeli 1 pakaian untu anaknya. Jika ada anggota keluarga yang sakit, dia tidak mampu membayar untuk berobat, hanya dengan cara tradisional saja.

107 3. Orang ketiga Orang ketiga berprofesi sebagai pemulung. Pria lulusan SD ini, sudah berkeluarga dan mempunyai 2 orang anak. Tempat tinggalnya hanya mempunyai luas 5m 2, dengan lantai tanah dan berdinding batu bata. Fasilitas jamban, merupakan fasilitas jamban umum, yang dialiri dari PDAM. Sumber penerangan di rumahnya adalah listrik. Setiap hari istrinya memasak dengan menggunakan kayu bakar, meski dia juga mempunyai kompor minyak tanah, karena minyak tanah dirasa langka dan mahal. Keluarga mereka bisa makan 2 kali dalam sehari, meski hanya nasi putih saja, pernah juga menkonsumsi daging, terkadang hanya 1 kali. Dengan penghasilan yang tidak menentu, dia hanya mampu membeli pakaian 1 saja, untuk keluarganya. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, hanya diobati dengan cara tradisional, karena tak mampu membayar untuk berobat. Akan tetapi dia mempunyai tabungan yang jumlahnya hanya 250 ribu saja. 4. Orang keempat Orang keempat mempuyai rumah yang luas bangunannya adalah 6,5 meter, dengan lantai tanah dan dindingnya adalah batu bata. Untuk penerangan di rumahnya menggunakan listrik, dan faslitas jambannya merupakan fasilitas jamban umum, yang airnya berasal dari PDAM. Bahan bakar yang digunakan untuk memasakpun hanya dengan menggunakan minyak tanah. Dengan lulusan yang hanya tamat SD ini, pekerjaan yang dijalankannya hanyalah sebagai kuli bangunan. Dengan penghasilan yang pas-pasan sebagai kuli bangunan, dia tidak bisa merasakan makanan-makanan yang mahal, seperti halnya daging. Hanya sesekali saja, itupun hanya pada saat idul adha. Untuk membeli pakaian saja,

108 hanya satu setel untuk anak perempuannya yang masih berumur 5 tahun. Keluarga mereka hanya makan 1 kali, jika ada kelebihan penghasilanmakan 2 kali. Orang ini, tidak mampu membayar untuk anggota keluarga berobat. Akan tetapi dia memiliki sepeda ontel butut yang di peroleh dari peniggalan orang tuanya. 5. Orang kelima Orang kelima merupakan seorang petani, dia memiliki kambing sebagai peliharaannya. Lulusan SD hanya mampu menjadikannya sebagai seorang petani. Dia tinggal bersama 3 orang anak dan 1 isteri, yang mana tempat tinggalnya itu mempunyai luas hanya 6 meter saja, dengan lantai plester dan berdinding batubata. Fasilitas jambanpun tak ada, mereka hanya mengandalkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Penerangan di rumahnya menggunakan listrik dan bahan bakar yang digunakan untuk memasak hanya kayu bakar. Dengan penghasilan yang pas dan terkadang tidak menentu ini, membuat keluarganya terkadang tak bisa memenuhi kebutuhan akan gizi, seperti hanya makan 2 kali dan tidak pernah makan daging, hanya sesekali jika ada. Untuk masalah berobatpun tidak mampu, dan juga membeli pakaian untuk anaknya, hanya 1 kali saja. Dari kelima contoh warga miskin diatas, manakah yang paling berhak menerima BLT dari pemerintah, apakah orang pertama? Orang kedua? Atau orang ketiga? Orang keempat? Ataukah orang kelima?

109 Untuk memulai perhitungan, pertama kali yang dilakukan adalah merinci semua data yang telah diperoleh, yang kemudian dimasukkan dalam Tabel 4.1 adalah sebagai berikut: Orang1 Orang2 Orang3 Orang4 Orang5 V1 (Luas 8,5 m 2 7 m 2 5 m 2 6,5 m 6 m bangunan) V2 (Jenis Tanah Tanah Tanah Tanah Plester lantai) V3 (Jenis Batubata Tembok Batubata Batubata Batubata dinding) V4 (Fasilitas Ada Ada Ada(umum) Ada(Umum) Tidak ada jamban) V5 (Sumber Air sungai Air sungai PDAM PDAM Air sungai air) V6 Lampu Listrik Listrik Listrik Listrik (Penerangan) minyak V7 (Bahan Kayu Minyak tanah Kayu Minyak Kayu bakar memasak) tanah V8 (Makan daging berapa Tidak pernah 1 kali 1 kali Tidak pernah Tidak pernah kali) V9 (Beli Jarang, 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali pakaian berapa kali dalam setahun) bahkan tidak pernah V10 (Makan 1 kali 2 kali 2 kali 1 kali 2 kali berapa kali) V11 (Mampu berobat/tidak) Tidak mampu Tidak mampu Tidak mampu Tidak mampu Tidak mampu V12 Tukang Kuli bangunan Pemulung Kuli Petani (Pekerjaan) becak bangunan V13 SMP SMP SD SD SD (Pendidikan) V14 (Harta) Emas Sepeda motor Uang 250rb Sepeda Kambing ontel Tabel 4.1 Data yang sudah terinci, kemudian diberi nilai, yang mana nilai tersebut, sudah dibahas pada bab sebelumnya, yaitu Bab III. Data yang sudah diberi nilai, dimasukkan dalam Tabel 4.2, adalah sebagai berikut:

110 V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 V14 Org Org Org Org Org Tabel 4.2 Dengan data ini, dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode single linkage clustering. Langkah pertama adalah melakukan standarisasi data. Dalam standarisasi ada beberapa tahapan yang pertama adalah mencari rata-rata data pada setiap variable, adalah sebagai berikut:

111 Rata-rata yang diperoleh dimasukkan dalam Tabel 4.3, untuk mempermudah dalam perhitungan selanjutnya. 3 2,8 1,8 1,8 1,6 1,2 3,6 4,6 4,2 2,4 3 2,6 3,6 2,6 Tabel 4.3 Setelah menghitung rata-rata, langkah selanjutnya adalah menghitung standar deviasi dari setiap variable, yaitu: Untuk V1 UntukV UntukV3

112 UntukV4 UntukV5 UntukV6 UntukV7 UntukV8

113 UntukV9 UntukV10 UntukV11 UntukV12 UntukV13 Untuk14

114 Hasil perhitungan dari standar deviasi, dimasukkan dalam Tabel 4.4, adalah sebagai berikut: 1,58 0,44 0,44 0,83 0,54 0,44 0,54 0,54 0,44 0,86 0 0,89 0,44 1,44 Tabel 4.4 Setelah standar deviasi diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menghitung skor standar, yaitu: Skor standar untuk V1 Skor standar untuk V2

115 Skor standar untuk V3 Skor standar untuk V4 Skor standar untuk V5

116 Skor standar untuk V6 Skor standar untuk V7 Skor standar untuk V8

117 Skor standar untuk V9 Skor standar untuk V10 Skor standar untuk V11

118 Skor standar untuk V12 Skor standar untuk V13 Skor standar untuk V14

119 Hasil dari perhitungan skor standar dimasukkan dalam Tabel 4.5, yaitu: Org 1 Org 2 Org 3 Org 4 Org 5-1,26 0,45 0,45 0,96 0,74 1,81 0,74 0,74 1,81 0,69 0 0,44-1,36 0,35-0,63 0,45-0,96 0, ,81 0,45 1,11 1,11 0,45 1,62 0,67 1,36 1,40 1,26 0,45 0,45 0, , ,44 0,90 1,22 1,11 0,45 1,11 0,45 0,46 0 0,45 0,45 0, ,74-0,69 0-0,90-1,11 0,45 1,11 0,45 0,67 0,52-0,63-0,45 1,44 0,74-0,74 0, ,90 0,35 1,81 0,45 0,45 0,46 0,67 Tabel 4.5 Dari data-data yang sudah dihitung tersebut, dibuat matriks jarak dengan menggunakan metode Euclidean single linkage. Dari ketiga orang diatas, dicari peluang berpasangan antara orang yang satu dengan yang lain. Dan didapatkan peluang yaitu: (Org1,Org2), (Org1,Org3), (Org1,Org4),(Org1,Org5), (Org2,Org3),(Org2,Org4),(Org2,Org5),(Org3,Org4), (Org3,Org5), (Org4,Org5).

120 Dari jarak-jarak tersebut, didapatkan matriks jarak sebagai berikut: Org1 Org2 Org3 Org4 Org5 Org1 0 5,67 5,13 5,12 4,85 Org2 5,67 0 4,94 5,24 5,17 Org3 5,13 4,94 0 3,74 4,35 Org4 5,12 5,24 3,74 0 3,98 Org5 4,85 5,17 4,35 3,98 0

121 Setelah matriks jarak diperoleh, selanjutnya dilakukan pengelompokan dengan algoritma Euclidean single linkage, yaitu: a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matrik jarak diatas nilai yang terkecil yaitu 3,74 (Org3,Org4) b. Setelah diketahui nilai terkecil, maka pembentuk kolom dan baris terkecil dihapus, yaitu Org3 dan Org4. Kemudian dibentuk kolom dan baris baru yang merupakan gabungan dari objek yang dihapus. c. Menentukan nilai untuk kelompok (Org3,Org4), dengan cara membandingkan nilai terkecil dari setiap kolom dan baris, dan matriks jarak yang baru adalah: Org1 Org2 Org5 Org3,Org4 Org1 0 5,67 4,85 4,85 Org2 5,67 0 5,17 4,94 Org5 4,85 5,17 0 4,35 Org3,Org4 4,85 4,94 4,35 0 d. Mengulangi langkah a,b dan c hingga tersisa hanya 2 matriks. Setelah ditemukan matriks baru seperti di atas, dilakukan pengelompokan kembali, yaitu: a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matrik jarak diatas nilai yang terkecil yaitu 4,35(Org3Org4,Org5) b. Setelah diketahui nilai terkecil, maka pembentuk kolom dan baris terkecil dihapus, yaitu Org3Org4 dan Org5. Kemudian dibentuk kolom dan baris baru yang merupakan gabungan dari objek yang dihapus.

122 c. Menentukan nilai untuk kelompok (Org3Org4,Org5), dengan cara membandingkan nilai terkecil dari setiap kolom dan baris, dan matriks jarak yang baru adalah: Org1 Org2 Org3Org4,Org5 Org1 0 5,67 4,85 Org2 5,67 0 4,94 Org3Org4Org5 4,85 4,94 0 d. Mengulangi langkah a,b dan c hingga tersisa hanya 2 matriks. Setelah ditemukan matriks baru seperti di atas, dilakukan pengelompokan kembali, yaitu: a. Mencari nilai terkecil dari matriks jarak. Berdasarkan matrik jarak diatas nilai yang terkecil yaitu 4,85(Org3Org4Org5,Org1) b. Setelah diketahui nilai terkecil, maka pembentuk kolom dan baris terkecil dihapus, yaitu Org3Org4Org5 dan Org1. Kemudian dibentuk kolom dan baris baru yang merupakan gabungan dari objek yang dihapus. c. Menentukan nilai untuk kelompok (Org3Org4Org5,Org1), dengan cara membandingkan nilai terkecil dari setiap kolom dan baris, dan matriks jarak yang baru adalah: Org2 Org3Org4Org5,Org1 Org2 0 4,94 Org3Org4Org5,Org1 4,94 0

123 Untuk mempermudah mengetahui penerima BLT, maka dibuatlah dendrogram. Gambaran dari dendrogram di atas adalah sebagai berikut: Org1 Org 2 Org 3 Org 4 Org 5 Gambar 4. 1 Dendrogram Penerima BLT Dari dendrogram ini, dapat diketahui penerima BLT dari kelima orang di atas. Apabila jumlah dana dan kuota ditentukan, misalnya dana yang diberikan oleh pemerintah hanya Rp , maka sudah tentu orang yang mendapatkan hanya 2 orang saja, dan jika dilihat dalam dendrogram di atas, maka yang mendapatkan dana tersebut adalah Orang 1 dan Orang 2.

124 4.3 Pembahasan Program Didalam pembahasan program ini dijelaskan tentang alur pembuatan dan kegunaan program yang dibuat beserta tampilan desain. Berikut ini tampilantampilan halaman yang ada dalam program yang dibuat : Halaman Awal (Utama) Halaman awal merupakan halaman pembuka dari system ini, terdapat menu file yang berisi kecamatan, desa, pertanyaan, point, petugas dan button exit. User dapat memilih menu yang ada di dalam file tersebut. Adapaun gambaran dari halaman awal adalah sebagai berikut: Gambar 4.2 Halaman awal aplikasi program BLT Di bawah ini merupakan potongan source code yang digunakan untuk membuat halaman awal, yaitu:

125 Implementation uses Ukecamatan, Upetugas, Udesa, UPertanyaan, Upoint, UWarga, Uclustering; {$R *.dfm} Function TFmain.hintku(A: String):String; Var I : Integer; Str: String; begin I:=1; Str :=''; If (Trim(A)<>'') Then Begin Repeat If (copy(a,i,1)<>#32) Then Str:=Str+copy(A,I,1); Inc(I); Until (Copy(A,I,1))=#32; HintKu:=Str; End; end; Form Kecamatan Form ini berfungsi untuk memasukkan data-data kecamatan. Data kecamatan yang dimasukkan dapat diedit dan dihapus melaui form ini, kemudian terdapat tombol print, yang digunanakan untuk mencetak data-data kecamatan yang ada. Gambaran dari form kecamatan adalah sebagai berikut:

126 Gambar 4.2 Form Kecamatan Di bawah ini merupakan potongan source code yang digunakan untuk membuat form kecamatan, yaitu: procedure TFKecamatan.Button1Click(Sender: TObject); begin If DM.kecamatan.FindKey([Edit1.Text]) Then Begin Dm.kecamatan.Edit; End Else Begin Dm.kecamatan.Insert; Dm.kecamatan.FieldByName('kode_kec').AsString:=Edit1.Text; ENd; Dm.kecamatan.FieldByName('nama_kec').AsString:=Edit2.Text; Dm.kecamatan.Post; Dm.kecamatan.ApplyUpdates; Dm.kecamatan.CommitUpdates; Dm.kecamatan.Refresh; Edit1.Text:=''; Edit2.Text:=''; Edit1.SetFocus; end; procedure TFKecamatan.Edit1Exit(Sender: TObject); begin

127 If DM.kecamatan.FindKey([Edit1.Text]) Then Begin Edit2.Text:=Dm.kecamatan.FieldByName('nama_kec').AsString; End Else Begin Edit2.Text:=''; End; end; Form Desa Form ini berfungsi untuk memasukkan data-data desa. Data desa yang dimasukkan dapat diedit dan dihapus melaui form ini, kemudian terdapat tombol print, yang digunanakan untuk mencetak data-data desa yang ada. Gambaran dari form desa adalah sebagai berikut: Gambar 4.3 Form Desa

128 Di bawah ini merupakan potongan source code yang digunakan untuk membuat form desa, yaitu: procedure TFdesa.Button1Click(Sender: TObject); begin If DM.Desa.FindKey([Edit1.Text]) Then Begin Dm.Desa.Edit; End Else Begin Dm.Desa.Insert; Dm.Desa.FieldByName('kode_Gab').AsString:=Fmain.HIntku (COmbobox1.Text)+Edit1.Text; Dm.Desa.FieldByName('kode_kec').AsString:=Fmain.HIntku (COmbobox1.Text); Dm.Desa.FieldByName('kode_Desa').AsString:=Edit1.Text; ENd; Dm.Desa.FieldByName('nama_desa').AsString:=Edit2.Text; Dm.Desa.Post; Dm.Desa.ApplyUpdates; Dm.Desa.CommitUpdates; Dm.Desa.Refresh; Edit1.Text:=''; Edit2.Text:=''; Edit1.SetFocus; end; procedure TFdesa.Edit1Exit(Sender: TObject); begin

129 If DM.Desa.FindKey([Fmain.HIntku(COmbobox1.Text)+Edit1.Text]) Then Begin Edit2.Text:=Dm.Desa.FieldByName('nama_Desa').AsString; End Else Begin Edit2.Text:=''; End; end; Form Petugas Form ini digunakan untuk memasukkan data-data petugas. Dalam form ini, data petugas dapat dihapus ataupun diedit. Adapaun gambaran dari form petugas adalah sebagai berikut: Gambar 4.4 Form Petugas Di bawah ini merupakan potongan dari source code yang digunakan untuk membuat form petugas, yaitu:

130 procedure TFpetugas.Button1Click(Sender: TObject); begin If DM.petugas.FindKey([Edit1.Text]) Then Begin Dm.petugas.Edit; End Else Begin Dm.petugas.Insert; Dm.petugas.FieldByName('kode_petugas').AsString:=Edit1.Text; ENd; Dm.petugas.FieldByName('nama_petugas').AsString:=Edit2.Text; Dm.petugas.Post; Dm.petugas.ApplyUpdates; Dm.petugas.CommitUpdates; Dm.petugas.Refresh; Edit1.Text:=''; Edit2.Text:=''; Edit1.SetFocus; end; procedure TFpetugas.Edit1Exit(Sender: TObject); begin If DM.petugas.FindKey([Edit1.Text]) Then Begin Edit2.Text:=Dm.petugas.FieldByName('nama_petugas').AsString; End Else Begin Edit2.Text:='';

131 End; end; procedure TFpetugas.hapus1Click(Sender: TObject); begin If DM.petugas.FindKey([Dbgrid1.fields[0].asString]) Then Begin Dm.petugas.Delete; Dm.petugas.ApplyUpdates; Dm.petugas.CommitUpdates; Dm.petugas.Refresh; End; end; Form Pertanyaan Form ini digunakan untuk memasukkan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan syarat dari penerima BLT, yaitu ada 14 pertanyaan. Pertanyaan dapat dihapus dan diedit, serta terdapat tombol print untuk mencetaknya. Adapun gambaran dari form pertanyaan adalah: Gambar 4.5 Form Pertanyaan

132 Di bawah ini merupakan potongan source code yang digunakan untuk membuat form pertanyaan pada aplikasi ini, yaitu: procedure TFPertanyaan.Button1Click(Sender: TObject); begin If DM.Pertanyaan.FindKey([Edit1.Text]) Then Begin Dm.Pertanyaan.Edit; End Else Begin Dm.Pertanyaan.Insert; Dm.Pertanyaan.FieldByName('kode_pertanyaan').AsString:=Edit1. Text; ENd; Dm.Pertanyaan.FieldByName('nama_pertanyaan').AsString:=Memo1.T ext; Dm.Pertanyaan.Post; Dm.Pertanyaan.ApplyUpdates; Dm.Pertanyaan.CommitUpdates; Dm.Pertanyaan.Refresh; Edit1.Text:=''; Memo1.Text:=''; Edit1.SetFocus; end; procedure TFPertanyaan.Edit1Exit(Sender: TObject); begin If DM.Pertanyaan.FindKey([Edit1.Text]) Then

133 Begin Memo1.Text:=Dm.Pertanyaan.FieldByName('nama_pertanyaan').AsStr ing; End Else Begin Memo1.Text:=''; End; end; Form Point Form ini digunakan untuk memasukkan data point dari pertanyaan yang merupakan syarat-syarat penerima BLT. Data point dapat dihapus dan diedit serta dicetak dengan menggunakan tombol print. Gambar dari form point ini adalah: Gambar 4.6 Form Point Di bawah ini merupakan potongan source code yang digunakan untuk membuat form point, yaitu:

134 procedure TFpoint.Button1Click(Sender: TObject); begin If DM.Point.FindKey([Edit1.Text]) Then Begin Dm.Point.Edit; End Else Begin Dm.Point.Insert; Dm.Point.FieldByName('kode_Point').AsString:=Edit1.Text; Dm.Point.FieldByName('kode_Pertanyaan').AsString:=Fmain.HIntk u(combobox1.text); ENd; Dm.Point.FieldByName('nama_Point').AsString:=Edit2.Text; Dm.Point.FieldByName('nilai_Point').AsString:=Edit3.Text; Dm.Point.Post; Dm.Point.ApplyUpdates; Dm.Point.CommitUpdates; Dm.Point.Refresh; Edit1.Text:=''; Edit2.Text:=''; Edit3.Text:=''; Edit1.SetFocus; end; procedure TFpoint.Edit1Exit(Sender: TObject); begin If DM.Point.FindKey([Edit1.Text]) Then Begin If Dm.pertanyaan.FindKey([Dm.Point.FieldByName('Kode_pertanyaan' ).AsString]) Then Combobox1.Text:=Dm.Point.FieldByName('Kode_pertanyaan').AsStr ing+#32+dm.pertanyaan.fieldbyname('nama_pertanyaan').asstring ; Edit2.Text:=Dm.Point.FieldByName('nama_Point').AsString; Edit3.Text:=Dm.Point.FieldByName('Nilai_Point').AsString; End Else

135 Begin Edit2.Text:=''; Edit3.Text:=''; End; end; Pendataan Penduduk Form ini digunakan untuk mendata warga miskin, di dalam form ini, terdapat pertanyaan-pertanyaan yang menjadi syarat BLT, yang kemudian data yang diperoleh akan dihitung dengan metode single linkage clustering, yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Gambar 4.7 Form Pendataan Penduduk Di bawah ini adalah potongan source code yang digunakan untuk membuat form pendataan penduduk, yaitu:

136 procedure TFWarga.SClick(Sender: TObject); var r:trect; indexrow,indexcol:integer; begin indexcol:=s.col; indexrow:=s.row; r:=s.cellrect(s.col,s.row); case S.Col of begin If S.Row <> S.RowCount-1 Then Begin Combobox5.Left:=S.Left+r.Left+1; Combobox5.Top:=S.Top+r.Top; Combobox5.Visible:=True; if S.Cells[indexCol,indexRow]<>'' then Combobox5.Text:=S.Cells[indexCol,indexRow]; Combobox5.Clear; Dm.POINT.First; Repeat If Dm.Point.FieldByName('Kode_Pertanyaan').AsSt ring=s.cells[1,s.row] Then Begin Combobox5.Items.Add(Dm.Point.FieldByName('Ko de_point').asstring+#32+#32+dm.point.fieldby Name('Nama_Point').AsString);

137 End; Dm.Point.Next; Until Dm.Point.Eof; Combobox5.ItemIndex:=0; Combobox5.SetFocus; Exit; End; end; Optimasi Dana BLT Form ini digunakan untuk menunjukkan hasil dari perhitungan menggunakan metode single linkage clustering, yang mana data dari perhitungan ini, diperoleh dari form pendataan waga. Selain terdapat jumlah data, di dalam tampilan ini, terdapat pula hasil dari perhitungan skor standar(zero standar), jarak terdekat (matriks jarak), perhitungan awal yang merupakan hasil dari perhitungan jarak terdekat, dan hasil akhir dari metode ini. Gambar 4.8 Tampilan Clustering

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan sosial dan ruang bagi debat publik yang jauh lebih besar. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan sosial dan ruang bagi debat publik yang jauh lebih besar. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia kini adalah negara dengan sistem demokrasi baru yang bersemangat, dengan pemerintahan yang terdesentralisasi, dengan adanya keterbukaan sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan kerawanan pangan. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan secara terpadu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari secara penuh, masih terdapat

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari secara penuh, masih terdapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ekonomi selalu menarik perhatian besar dari individu atau masyarakat, dan berbagai cara telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang sulit ini. Realitanya

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING BERBASIS WEB PADA SMA NEGERI 1 PAMOTAN KABUPATEN REMBANG

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING BERBASIS WEB PADA SMA NEGERI 1 PAMOTAN KABUPATEN REMBANG LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING BERBASIS WEB PADA SMA NEGERI 1 PAMOTAN KABUPATEN REMBANG Disusun Oleh : Nama : Ukhti Akhsanil Fami NIM : 2008-53-269 Program Studi : Sistem

Lebih terperinci

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit pada Anak Menggunakan Metode Teorema Bayes Berbasis Web

Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit pada Anak Menggunakan Metode Teorema Bayes Berbasis Web LAPORAN SKRIPSI Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit pada Anak Menggunakan Metode Teorema Bayes Berbasis Web Disusun Oleh : Nama : Ratih Dwi Ariyani NIM : 2009-53-129 Program Studi : Sistem Informasi

Lebih terperinci

Muhamad Sya rudin NIM : L

Muhamad Sya rudin NIM : L SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN JAMUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar pada Kantor Pasar Bitingan Kudus

Sistem Informasi Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar pada Kantor Pasar Bitingan Kudus LAPORAN SKRIPSI Sistem Informasi Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar pada Kantor Pasar Bitingan Kudus Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam, sehingga zakat merupakan salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap muslim, ada pula

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akuntansi Jual Beli Pada King Furniture Berbasis Web

Sistem Informasi Akuntansi Jual Beli Pada King Furniture Berbasis Web LAPORAN SKRIPSI Sistem Informasi Akuntansi Jual Beli Pada King Furniture Berbasis Web Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk dari kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Menurut syara zakat merupakan nama bagi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI APLIKASI PENGELOLAAN NILAI RAPOR SMP NEGERI 5 KUDUS

SISTEM INFORMASI APLIKASI PENGELOLAAN NILAI RAPOR SMP NEGERI 5 KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI APLIKASI PENGELOLAAN NILAI RAPOR SMP NEGERI 5 KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-I pada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA CV. CAHAYA UNTUK PENYAMBUNGAN PELANGGAN BARU PLN

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA CV. CAHAYA UNTUK PENYAMBUNGAN PELANGGAN BARU PLN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA PADA CV. CAHAYA UNTUK PENYAMBUNGAN PELANGGAN BARU PLN Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S 1

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGAJUAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL GURU PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGAJUAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL GURU PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGAJUAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL GURU PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MURIA KUDUS KUDUS

UNIVERSITAS MURIA KUDUS KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PELAYANAN IJIN PENDIRIAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA SWASTA PADA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KUDUS BERBASIS SMS GATEWAY Laporan ini disusun guna memenuhi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pemasaran dan Pemesanan Meubel Berbasis Web pada CV. Jati Agung Furniture Bareng Kudus

Sistem Informasi Pemasaran dan Pemesanan Meubel Berbasis Web pada CV. Jati Agung Furniture Bareng Kudus LAPORAN SKRIPSI Sistem Informasi Pemasaran dan Pemesanan Meubel Berbasis Web pada CV. Jati Agung Furniture Bareng Kudus Disusun Oleh : Nama : Eva Dwi Nila Sari NIM : 2008-53-119 Program Studi : Sistem

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM ADMINISTRASI BEASISWA PADA KOPERASI PURA GROUP

LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM ADMINISTRASI BEASISWA PADA KOPERASI PURA GROUP LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM ADMINISTRASI BEASISWA PADA KOPERASI PURA GROUP Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS MOTIVASI MENABUNG IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KEBONSARI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh : Oktarina Dian Siska

ANALISIS MOTIVASI MENABUNG IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KEBONSARI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh : Oktarina Dian Siska i ANALISIS MOTIVASI MENABUNG IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KEBONSARI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh : Oktarina Dian Siska NIM 110210301026 Pembimbing I : Prof. Dr. Bambang Hari Purnomo,

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MAKANAN UNTUK CATERING

LAPORAN SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MAKANAN UNTUK CATERING LAPORAN SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MAKANAN UNTUK CATERING Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI UJIAN PENERIMAAN SISWA BARU PADA MA MAFATTIHUT THULLAB BERBASIS WEB

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI UJIAN PENERIMAAN SISWA BARU PADA MA MAFATTIHUT THULLAB BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI UJIAN PENERIMAAN SISWA BARU PADA MA MAFATTIHUT THULLAB BERBASIS WEB Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ORDER CONTROL MANAGEMENT PADA DIPONEGORO DIGITAL PRINTING KUDUS

SISTEM INFORMASI ORDER CONTROL MANAGEMENT PADA DIPONEGORO DIGITAL PRINTING KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI ORDER CONTROL MANAGEMENT PADA DIPONEGORO DIGITAL PRINTING KUDUS Disusun Oleh : Nama : Widi Shofiyan Noor NIM : 2010-53-154 Program Studi : Sistem Informasi Fakultas : Teknik

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KARTU PEGAWAI, KARTU ISTRI/SUAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH JEPARA BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KARTU PEGAWAI, KARTU ISTRI/SUAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH JEPARA BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KARTU PEGAWAI, KARTU ISTRI/SUAMI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH JEPARA BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON GURU PADA MTS AL MUTTAQIN RENGGING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON GURU PADA MTS AL MUTTAQIN RENGGING LAPORAN SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON GURU PADA MTS AL MUTTAQIN RENGGING Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon Pemain Sepakbola Persiku Junior U-18 dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon Pemain Sepakbola Persiku Junior U-18 dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) LAPORAN SKRIPSI Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon Pemain Sepakbola Persiku Junior U-18 dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN UANG DI BALAI DESA DERSALAM BERBASIS DEKSTOP

SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN UANG DI BALAI DESA DERSALAM BERBASIS DEKSTOP LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN UANG DI BALAI DESA DERSALAM BERBASIS DEKSTOP Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Studi Sistem Informasi S-1 pada

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN PADA DPPKD KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB

LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN PADA DPPKD KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN PADA DPPKD KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB Laporan ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran pemerintah sangat penting dalam merancang dan menghadapi masalah pembangunan ekonomi. Seberapa jauh peran pemerintah menentukan bagaimana penyelesaian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJADWALAN IKLAN PADA STASIUN RADIO SUARA KUDUS

SISTEM INFORMASI PENJADWALAN IKLAN PADA STASIUN RADIO SUARA KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENJADWALAN IKLAN PADA STASIUN RADIO SUARA KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU TELADAN PADA SMK TAMAN SISWA KUDUS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU TELADAN PADA SMK TAMAN SISWA KUDUS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) LAPORAN SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU TELADAN PADA SMK TAMAN SISWA KUDUS MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BESWAN DJARUM MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BESWAN DJARUM MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) LAPORAN SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BESWAN DJARUM MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) Disusun Oleh : Nama : Nurul Zubaidah NIM : 201153125 Program Studi Fakultas : Sistem

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KULIAH KERJA LAPANGAN BERBASIS WEB PADA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MURIA KUDUS

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KULIAH KERJA LAPANGAN BERBASIS WEB PADA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MURIA KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KULIAH KERJA LAPANGAN BERBASIS WEB PADA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MURIA KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI DANA ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH DI LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ (LMI) TULUNGAGUNG SKRIPSI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI DANA ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH DI LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ (LMI) TULUNGAGUNG SKRIPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI DANA ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH DI LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ (LMI) TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh NOVI RIA NASTITI NIM. 3223103050 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH JURUSAN SYARIAH

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PEMBINAAN ATLET OLAHRAGA SEPAK BOLA DI KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA (KONI) KABUPATEN KUDUS.

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PEMBINAAN ATLET OLAHRAGA SEPAK BOLA DI KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA (KONI) KABUPATEN KUDUS. LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PEMBINAAN ATLET OLAHRAGA SEPAK BOLA DI KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA (KONI) KABUPATEN KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA TOKO MEBEL TAMBAH REJEKI

SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA TOKO MEBEL TAMBAH REJEKI LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA TOKO MEBEL TAMBAH REJEKI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG I. PENDAHULUAN LAMPIRAN : NOMOR : 38 TAHUN 2011 TANGGAL : 23 DESEMBER 2011 a. Latar Belakang Salah satu program pembangunan Kabupaten Karawang adalah Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni merupakan Program

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN

STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DENGAN SMS GATEWAY SEBAGAI REMINDER PENGEMBALIAN BUKU PADA SMP IT AL ISLAM

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DENGAN SMS GATEWAY SEBAGAI REMINDER PENGEMBALIAN BUKU PADA SMP IT AL ISLAM LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DENGAN SMS GATEWAY SEBAGAI REMINDER PENGEMBALIAN BUKU PADA SMP IT AL ISLAM Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING KEGIATAN PERTANIAN BERBASIS WEB DI KECAMATAN JEKULO KUDUS

SISTEM MONITORING KEGIATAN PERTANIAN BERBASIS WEB DI KECAMATAN JEKULO KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM MONITORING KEGIATAN PERTANIAN BERBASIS WEB DI KECAMATAN JEKULO KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO OLI SUMBER REJEKI SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH HARGA, PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO OLI SUMBER REJEKI SUKOHARJO SKRIPSI PENGARUH HARGA, PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO OLI SUMBER REJEKI SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI LAPORAN SKRIPSI

LAPORAN SKRIPSI LAPORAN SKRIPSI LAPORAN SKRIPSI LAPORAN SKRIPSI PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN JARAK JAUH BERBASIS WEB PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI TENTANG DASAR-DASAR ANATOMI TUMBUHAN Disusun Oleh : Nama : Husnul Khotimah NIM : 2008-53-210

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MAJALAH DINDING BERBASIS WEB PADA SMK NU MA ARIF 2 KUDUS

SISTEM INFORMASI MAJALAH DINDING BERBASIS WEB PADA SMK NU MA ARIF 2 KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI MAJALAH DINDING BERBASIS WEB PADA SMK NU MA ARIF 2 KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA KANTOR KESEKRETARIATAN CALEG DPRD PDI PERJUANGAN KUDUS BERBASIS WEB

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA KANTOR KESEKRETARIATAN CALEG DPRD PDI PERJUANGAN KUDUS BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA KANTOR KESEKRETARIATAN CALEG DPRD PDI PERJUANGAN KUDUS BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN, TRANSAKSI DAN PRODUKSI BERAS PADA UD. SUMBER PANGAN KUDUS

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN, TRANSAKSI DAN PRODUKSI BERAS PADA UD. SUMBER PANGAN KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN, TRANSAKSI DAN PRODUKSI BERAS PADA UD. SUMBER PANGAN KUDUS Disusun Oleh : Nama : Catur Ady Irawan NIM : 2010-53-108 Program Studi : Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

7 230 Daftar Bahasan Penerima Zakat Orang-Orang Fakir Orang-Orang Miskin Amil atau Pengurus Zakat Orang-Orang Muallaf Untuk Memerdekakan Budak Orang-Orang yang Berutang Untuk Jalan Allah Orang-Orang Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan merupakan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Teknologi SMS Gateway Pada Sistem Pembayaran SPP dan Tabungan Sekolah di SMA N 1 Nalumsari

Pemanfaatan Teknologi SMS Gateway Pada Sistem Pembayaran SPP dan Tabungan Sekolah di SMA N 1 Nalumsari LAPORAN SKRIPSI Pemanfaatan Teknologi SMS Gateway Pada Sistem Pembayaran SPP dan Tabungan Sekolah di SMA N 1 Nalumsari Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENDATAAN DAN PENGELOMPOKAN TINGKAT KEMISKINAN DI KECAMATAN GUNUNGWUNGKAL KABUPATEN PATI

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENDATAAN DAN PENGELOMPOKAN TINGKAT KEMISKINAN DI KECAMATAN GUNUNGWUNGKAL KABUPATEN PATI LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENDATAAN DAN PENGELOMPOKAN TINGKAT KEMISKINAN DI KECAMATAN GUNUNGWUNGKAL KABUPATEN PATI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENCARIAN ORANG HILANG BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PENCARIAN ORANG HILANG BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENCARIAN ORANG HILANG BERBASIS WEB Diajukan Oleh : Nama : Farida Dwi Yuliani NIM : 2008-53-169 Program Studi : Sistem Informasi Fakultas : Teknik UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Lebih terperinci

IVON PAWESTI SUCI NIM

IVON PAWESTI SUCI NIM ANALISIS AKTIVITAS EKONOMI RUMAH TANGGA BURUH YANG BEKERJA DI PT. SEJAHTERA USAHA BERSAMA UNIT JEMBER DI DESA GAMBIRONO KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: IVON PAWESTI SUCI NIM 100210301103

Lebih terperinci

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PADA DESA MLATI LOR

SISTEM INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PADA DESA MLATI LOR LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PADA DESA MLATI LOR Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMAN 1 KWADUNGAN NGAWI

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMAN 1 KWADUNGAN NGAWI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMAN 1 KWADUNGAN NGAWI SKRIPSI Diajukan dan Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN (Studi Kasus pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di KPP Pratama Surakarta) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI. Disusun Oleh : : Munawir Hamzah NIM : Program Studi : Sistem Informasi

LAPORAN SKRIPSI. Disusun Oleh : : Munawir Hamzah NIM : Program Studi : Sistem Informasi LAPORAN SKRIPSI SISTEM PENGELOLAAN PELATIHAN KERJA PADA UPT BALAI PELATIHAN KERJA (BLK) DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KUDUS BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebaangsaan yang berkembang saat ini, diantaranya disorientasi dan belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebaangsaan yang berkembang saat ini, diantaranya disorientasi dan belum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebaangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI. Disusun Oleh : : Hisyam Prasetya NIM : Program Studi : Sistem Informasi

LAPORAN SKRIPSI. Disusun Oleh : : Hisyam Prasetya NIM : Program Studi : Sistem Informasi LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN UNTUK PESANAN PADA KAROMAH ROTI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KERUSAKAN KAMERA DIGITAL SINGLE LENS REFLEX (DSLR) MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KERUSAKAN KAMERA DIGITAL SINGLE LENS REFLEX (DSLR) MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM PAKAR DIAGNOSA KERUSAKAN KAMERA DIGITAL SINGLE LENS REFLEX (DSLR) MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN PATI

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN PATI LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN PATI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL Standar Kompetensi (Fiqih) BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL 8. Memahami Zakat Kompetensi Dasar 8.1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat maal 8.2. Membedakan antara zakat fitrah dan zakat maal

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PROSES PRODUKSI PADA KONVEKSI IFANA COLLECTION

SISTEM INFORMASI PROSES PRODUKSI PADA KONVEKSI IFANA COLLECTION LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PROSES PRODUKSI PADA KONVEKSI IFANA COLLECTION Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas

Lebih terperinci

FITRIYANI FAUZIAH NIM

FITRIYANI FAUZIAH NIM STRATEGI PELAYANAN BANK MUAMALAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU NEGARA DALAM MENUMBUHKAN MINAT MENABUNG NASABAH NON MUSLIM DI KECAMATAN NEGARA JEMBRANA BALI SKRIPSI diajukan kepada Institut Agama Islam

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CAMELS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CAMELS ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CAMELS (Studi Empiris pada Bank Syariah yang Berstatus sebagai Bank Devisa) Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

EKA WILIYANTININGTIYAS NIM

EKA WILIYANTININGTIYAS NIM POLA KONSUMSI UBI KAYU SEBAGAI MAKANAN ALTERNATIF PENGGANTI BERAS DAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI DESA GIRIHARJO KECAMATAN PANGGANG KABUPATEN GUNUNG KIDUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI PUSKESMAS JEKULO BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI PUSKESMAS JEKULO BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) DI PUSKESMAS JEKULO BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PANITIA UJIAN SEMESTER PADA SMP 1 BAE KUDUS

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PANITIA UJIAN SEMESTER PADA SMP 1 BAE KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PANITIA UJIAN SEMESTER PADA SMP 1 BAE KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KESEKRETARIATAN KANTOR TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH KUDUS BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KESEKRETARIATAN KANTOR TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH KUDUS BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KESEKRETARIATAN KANTOR TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH KUDUS BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minyak bumi merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta jumlah dan persediaan yang terbatas.

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH DI PT. UNIT PEGADAIAN SYARIAH KAUMAN MALANG SKRIPSI. Diajukan Kepada:

PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH DI PT. UNIT PEGADAIAN SYARIAH KAUMAN MALANG SKRIPSI. Diajukan Kepada: PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH DI PT. UNIT PEGADAIAN SYARIAH KAUMAN MALANG SKRIPSI Diajukan Kepada: Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RESTORAN SAMBAL VAN JAVA SEMARANG

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RESTORAN SAMBAL VAN JAVA SEMARANG LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RESTORAN SAMBAL VAN JAVA SEMARANG Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MENGHAFALKAN DOA SEHARI HARI ANTARA ANAK ANAK DI RA AL HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO DAN ANAK ANAK DI TK AL HIDAYAH IX NGALIYAN SEMARANG Skripsi Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR DIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI SISTEM PAKAR DIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

JURUSAN S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER ANALISIS KEPATUHAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI DINAS PEKERJA UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Elok Fitriya NIM. 070810391164 JURUSAN

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERJALANAN WISATA WILAYAH KABUPATEN KUDUS BERBASIS MOBILE ANDROID

LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERJALANAN WISATA WILAYAH KABUPATEN KUDUS BERBASIS MOBILE ANDROID LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERJALANAN WISATA WILAYAH KABUPATEN KUDUS BERBASIS MOBILE ANDROID Disusun Oleh : Nama : Fitriyanti NIM : 2008-53-121 Program Studi : Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

(ASLAN ALWI, S.SI., M.CS) NIK.

(ASLAN ALWI, S.SI., M.CS) NIK. HALAMAN PENGESAHAN Nama : HELMY NURCAHYANA NIM : 11531240 Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Teknik Judul Skripsi : Sistem Informasi Pengolahan Data Zakat Fitrah dan Infaq di Masjid Lillahi

Lebih terperinci

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Tes Volume Oksigen Maksimal (Vo2Max) Atlet Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia Cabang Kudus Berbasis Web

Sistem Informasi Tes Volume Oksigen Maksimal (Vo2Max) Atlet Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia Cabang Kudus Berbasis Web LAPORAN SKRIPSI Sistem Informasi Tes Volume Oksigen Maksimal (Vo2Max) Atlet Pada Komite Olahraga Nasional Indonesia Cabang Kudus Berbasis Web Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Media Pembelajaran Interaktif Pintar Membaca Menggunakan Macromedia Flash pada PAUD Roudhotul Wildan

Rancang Bangun Aplikasi Media Pembelajaran Interaktif Pintar Membaca Menggunakan Macromedia Flash pada PAUD Roudhotul Wildan LAPORAN SKRIPSI Rancang Bangun Aplikasi Media Pembelajaran Interaktif Pintar Membaca Menggunakan Macromedia Flash pada PAUD Roudhotul Wildan Laporan ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Simpan Pinjam pada Koperasi Barokah Wali Terminal Wisata Bakalan Krapyak Kudus

Sistem Informasi Simpan Pinjam pada Koperasi Barokah Wali Terminal Wisata Bakalan Krapyak Kudus LAPORAN SKRIPSI Sistem Informasi Simpan Pinjam pada Koperasi Barokah Wali Terminal Wisata Bakalan Krapyak Kudus Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Studi Sistem

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELELANGAN GULA PADA APTRI (ASOSIASI PETANI TEBU RAKYAT INDONESIA) SEMARANG

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELELANGAN GULA PADA APTRI (ASOSIASI PETANI TEBU RAKYAT INDONESIA) SEMARANG LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELELANGAN GULA PADA APTRI (ASOSIASI PETANI TEBU RAKYAT INDONESIA) SEMARANG Disusun oleh : Nama : Hidayatun Ni mah Nim : 2011-53-153 Program Studi : Sistem

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) pada Kantor Camat Karanganyar Kabupaten Demak

Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) pada Kantor Camat Karanganyar Kabupaten Demak LAPORAN SKRIPSI Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) pada Kantor Camat Karanganyar Kabupaten Demak Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUMAS BERBASIS ANDROID

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUMAS BERBASIS ANDROID SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUMAS BERBASIS ANDROID SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer TEGUH JATI SANTOSO 1003040059

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN WISUDA BERBASIS WEB PADA UNIVERSITAS MURIA KUDUS

SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN WISUDA BERBASIS WEB PADA UNIVERSITAS MURIA KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN WISUDA BERBASIS WEB PADA UNIVERSITAS MURIA KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan suatu strategi pembangunan untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan suatu strategi pembangunan untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan suatu strategi pembangunan untuk mewujudkan tujuan Nasional dan mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan sprituil

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2012 TATA CARA PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2012 TATA CARA PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong) Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong) Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMESANAN DAN PENDISTRIBUSIAN BARANG RUMAH TANGGA PADA UD.MULYO AGUNG BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMESANAN DAN PENDISTRIBUSIAN BARANG RUMAH TANGGA PADA UD.MULYO AGUNG BERBASIS WEB LAPORAN SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMESANAN DAN PENDISTRIBUSIAN BARANG RUMAH TANGGA PADA UD.MULYO AGUNG BERBASIS WEB Laporan ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy)

Lebih terperinci

UMAT ISLAM PERLU BERKORBAN, JIKA TIDAK INGIN MENJADI KORBAN

UMAT ISLAM PERLU BERKORBAN, JIKA TIDAK INGIN MENJADI KORBAN Lembaran ISSN: 2086-0706 UMAT ISLAM PERLU BERKORBAN, JIKA TIDAK INGIN MENJADI KORBAN {Renungan hari raya 'Idul Qurban 1431H, Ketua Dewan Redaksi} ABSTRAK Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN BARANG BANTUAN LOGISTIK BAGI DAERAH BENCANA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN PATI

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN BARANG BANTUAN LOGISTIK BAGI DAERAH BENCANA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN PATI LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN BARANG BANTUAN LOGISTIK BAGI DAERAH BENCANA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN PATI Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

[ Indonesia Indonesian

[ Indonesia Indonesian SUAMI TIDAK SHALAT : [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Misy'al al-utaibi Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 : : : : 2009 1430 2 Suami Tidak Shalat Segala puji

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGELOLAAN DANA PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN PADA GAPOKTAN BERKAH TANI

SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGELOLAAN DANA PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN PADA GAPOKTAN BERKAH TANI LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGELOLAAN DANA PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN PADA GAPOKTAN BERKAH TANI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

Lebih terperinci

LAPORAN SKRIPSI. Sistem Informasi Penerimaan Siswa baru Pada MA NU Nurussalam Berbasis Web

LAPORAN SKRIPSI. Sistem Informasi Penerimaan Siswa baru Pada MA NU Nurussalam Berbasis Web LAPORAN SKRIPSI Sistem Informasi Penerimaan Siswa baru Pada MA NU Nurussalam Berbasis Web Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pendaftaran Siswa Baru Terpadu untuk SMP Negeri secara Online pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus

Sistem Informasi Pendaftaran Siswa Baru Terpadu untuk SMP Negeri secara Online pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus i si LAPORAN SKRIPSI Sistem Informasi Pendaftaran Siswa Baru Terpadu untuk SMP Negeri secara Online pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus Disusun Oleh : Nama : Maya Tri Amaliya NIM

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK TAS PADA RENANDO SPOT KUDUS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) BERBASIS WEBSITE

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK TAS PADA RENANDO SPOT KUDUS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) BERBASIS WEBSITE LAPORAN SKRIPSI SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK TAS PADA RENANDO SPOT KUDUS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) BERBASIS WEBSITE Di Susun Oleh : Nama : Istiqomah Nim

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA SKRIPSI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MURIA KUDUS

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA SKRIPSI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MURIA KUDUS LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA SKRIPSI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MURIA KUDUS Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sistem

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR DEMAK

SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR DEMAK S K R I P S I SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR DEMAK Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informasi S-1 pada Fakultas Teknik

Lebih terperinci