PENYEBAB KURANGNYA TEKANAN AIR PENDINGIN L.O COOLER PADA MESIN INDUK DI KAPAL KM. ADITHYA TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYEBAB KURANGNYA TEKANAN AIR PENDINGIN L.O COOLER PADA MESIN INDUK DI KAPAL KM. ADITHYA TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 PENYEBAB KURANGNYA TEKANAN AIR PENDINGIN L.O COOLER PADA MESIN INDUK DI KAPAL KM. ADITHYA TUGAS AKHIR Oleh: INDRIANTO AMON NIT KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN KEMARITIMAN PROGRAM STUDI TEKNIKA SAMARINDA 2018

2 PENYEBAB KURANGNYA TEKANAN AIR PENDINGIN L.O COOLER PADA MESIN INDUK DI KAPAL KM. ADITHYA Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Teknika Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda Oleh: INDRIANTO AMON NIT KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN KEMARITIMAN PROGRAM STUDI TEKNIKA SAMARINDA 2018 i

3 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Indrianto Amon NIT : Jurusan Program Studi Jenjang Judul Tugas Akhir : Kemaritiman : Teknika : Diploma III : Penyebab Kurangnya Tekanan Air Pendingin L.O Cooler Pada Mesin Induk di Kapal KM. ADITHYA Dengan ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber baik dikutip, maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Jika di kemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiatisme dalam laporan Tugas Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Samarinda, September 2018 Indrianto Amon ii

4 HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING PENYEBAB KURANGNYA TEKANAN AIR PENDINGIN L.O COOLER PADA MESIN INDUK DI KAPAL KM. ADITHYA NAMA : INDRIANTO AMON NIT : JURUSAN PROGRAM STUDI JENJANG STUDI : KEMARITIMAN : TEKNIKA : DIPLOMA III Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan Pada tanggal, September 2018 Menyetujui : Pembimbing I Pembimbing II Sutrisno ATT II Maulita,S.E.,M.Sc.,Ak.,CA NIP. NIP Mengetahui Direktur Politeknik Negeri Samarinda Ir. H. Ibayasid, M,Se NIP iii

5 HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI PENYEBAB KURANGNYA TEKANAN AIR PENDINGIN L.O COOLER PADA MESIN INDUK DI KAPAL KM. ADITHYA NAMA : INDRIANTO AMON NIT : JURUSAN PROGRAM STUDI JENJANG STUDI : KEMARITIMAN : TEKNIKA : DIPLOMA III Laporan Tugas Akhir ini telah diujikan dan disetujui Pada tanggal, September 2018 Penguji 1 :Rusman, ST., MT., MM Nip. : Penguji 2 :Rahmat, ST., MT., MM Nip. : Penguji 3 :M. Adham, S.Kom.,M.Si Nip. : Dewan Penguji : Mengetahui : Ketua Jurusan Kemaritiman Ketua Program Studi Teknika M. Adham, S.Kom., M.Si Rusman, ST., MT., MM Nip Nip iv

6 KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik, dengan judul Tugas Akhir PENYEBAB KURANGNYA TEKANAN AIR PENDINGIN L.O COOLER PADA MESIN INDUK DI KAPAL KM. ADITHYA. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidikan program Diploma III pada Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda. Tujuan Tugas Akhir ini untuk mengaplikasikan pengetahuan teori yang diperoleh dalam pendidikan dan pengalaman selama melaksanakan praktek diatas kapal dalam penyelesaian masalah yang timbul sesuai dengan pengetahuan penulis. Pada kesempatan ini, penulis dengan segenap kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan dorongan baik materil maupun spiritual yang diberikan oleh semua pihak kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih ini terutama penulis tujukan kepada : 1. Bapak Ir. H. Ibayasid, M. Sc, selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda. 2. Bapak H. M. Adham, S.Kom., M.Si, selaku Ketua Jurusan Kemaritiman. 3. Bapak Sutrisno ATT II selaku Pembimbing I, yang telah membantu penulis dalam melakukan koreksi Terhadap Laporan Tugas Akhir (LTA), sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. v

7 4. Ibu Maulita,S.E.,M.Sc.,Ak.,CA selaku Pembimbing II, yang telah membantu penulis dalam melakukan koreksi Terhadap Laporan Tugas Akhir (LTA), sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. 5. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Kemaritiman yang memberikan bimbingan, semangat dan nasehat yang bermanfaat dalam proses belajar selama penulis kuliah. 6. Kepada kedua Orang Tua dan keluarga besar saya yang senantiasa memberikan dorongan moral dan materil yang tak terhingga serta selalu mendoakan untuk kebaikan dan keberhasilan penulis. 7. Seluruh Crew kapal KM. ADITHYA yang telah menerima kehadiran penulis dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dapat terselesaikan. 8. Rekan-rekan seperjuangan teknika angkatan XII yang membantu dan memberikan semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir. Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Samarinda, September 2018 Indrianto Amon vi

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK ABSTRACT i ii iii iv v vii x xi xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin Diesel Keuntungan Mesin Diesel 7 vii

9 Kerugian Mesin Diesel Pengertian Sistem Pelumasan Mesin Induk Fungsi L.O Cooler Tujuan Pelumasan Pengertian Sistem Pendingin Tujuan Pendinginan Bahan Pendingin Macam-Macam Sistem Pendingin Mesin Induk Sistem Pendingin Terbuka Sistem Pendingin Tertutup Komponen Sistem Pendingin Mesin Induk dan Fungsinya Komponen Sistem Pendingin Terbuka Komponen Sistem Pendingin Tertutup Pengertian Pompa 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Objek Penelitian Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Jenis Data Metode Analisa Data 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 36 viii

10 4.2. Pembahasan Perawatan Dan Pemeliharaan Secara Rutin 39 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran 41 DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN ix

11 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Mesin Diesel 6 Gambar 2.2 Sistem Pelumasan Mesin Induk 9 Gambar 2.3 L.O Cooler 10 Gambar 2.4 Sistem Pendingin Terbuka 15 Gambar 2.5 Sistem Pendingin Tertutup 18 Gambar 2.6 Sea Chest 20 Gambar 2.7 Katup Sea Chest 21 Gambar 2.8 Strainer 22 Gambar 2.9 Pompa Air Laut 23 Gambar 2.10 Pompa Sentrifugal 26 Gambar 2.11 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal 27 Gambar 3.1 KM. Adithya 30 Gambar 3.2 L.O Cooler 32 Gambar 4.1 Strainer Sea Chest 37 Gambar 4.2 Pompa Pendingin Air Laut 38 x

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Tekanan Sea Water Jacket Cooling 34 Tabel 4.1 Jurnal Pressure Sea Water Jacket Cooling 36 xi

13 ABSTRAK Indrianto Amon, 2018, Penyebab kurangnya tekanan air pendingin lube oil cooler pada mesin induk di kapal KM. Adithya. Dibawah bimbingan Sutrisno ATT II dan Maulita, SE.,M.Sc.,Ak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kurangnya tekanan air pendingin lube oil cooler pada mesin induk. Metode penelitian yang penulis gunakan yaitu data kualitatif dan observasi yang diperoleh dalam bentuk variabel berupa informasi yang berasal dari atas kapal KM. ADITHYA. Hasil yang diperoleh setelah penelitian menunjukkan bahwa pertama: penyebab kurangnya tekanan air pendingin lube oil cooler pada mesin induk. Karena kurangnya perhatian pada pemakaian jam kerja (running hours) pada komponen mesin khususnya pada komponen lube oil cooler. Hasil penelitian ini sebagai bahan pengetahuan agar dapat mengetahui penyebab kurangnya tekanan air pendingin lube oil cooler. Kata Kunci: Sistem Pendingin, Oil Cooler. xii

14 ABSTRACT Indrianto Amon, 2018, The cause of the lack of water pressure for cooling the lube oil cooler on the main engine on the KM. ADITHYA ship. Under the guidance of Sutrisno ATT II and Maulita SE.,M.Sc.,Ak. This study aims to determine the cause of the lack of water pressure of lube oil cooler cooling in the main engine of KM. ADITHYA ship. The results obtained after the study indicate the first the cause of the lack of water pressure cooling of the lube oil cooler on the main engine due to the lack of attention to the use of working hours (ruming hours) on the engine components, especially in the lube oil cooler components. The results of this study as a material for knowledge in order to know the cause of the lack of water pressure cooling lube oil cooler. Keyword: Cooling System, Lube Oil Cooler xiii

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau dan juga lautan luas. Dalam mengolah dan membangun sumber daya maritime di Indonesia diperlukan adanya kearifan lokal. Kata kearifan berasal dari kata arif yang berarti bijaksana, cerdik, pandai, berilmu, paham, dan mengerti. Indonesia seperti yang telah di jelaskan merupakan negara kemaritiman, di mana kondisi Indonesia yang lebih banyak daerah perairan dari pada daerah daratan. Kondisi inilah yang membentuk dan menuntut bangsa Indonesia sebagian besar penduduk lebih memilih berprofesi sebagai pelaut. Sebagaimana pelaut profesional yang di tuntut untuk mengerti tentang ilmu ilmu perkapalan. Dalam kehidupan sehari-hari kita memang tidak bisa jauh dari air, khususnya air laut yang merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan kita, salah satunya adalah sebagai penghubung dari daerah satu ke daerah lain. Selain itu air laut juga sangat dibutuhkan di atas kapal sebagai pendingin mesin diesel supaya mesin dapat beroperasi terusmenerus. Mesin diesel adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama menghisap udara murni dari saringan udara, sedangkan pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu menyalakan bahan bakar. Salah satu jenis penggerak yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang

16 2 menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, atau yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses Pembakaran. Menurut pembakarannya motor bakar dibedakan atas dua macam yaitu motor pembakaran dalam (internal combustion engines) dan motor pembakaran luar (external combustion engines). Motor pembakaran luar adalah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dengan pembakaran bahan bakar dilakukan diluar motor tersebut, seperti mesin uap dan turbin uap. Sedangkan motor pembakaran dalam ialah suatu pesawat yang energinya untuk kerja mekanik yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar dilakukan di dalam silinder motor itu sendiri, seperti motor diesel dan motor bensin. Motor Diesel umumnya mempunyai beberapa konstruksi utama diantaranya adalah torak, batang torak, poros engkol, katup, pompa bahan bakar bertekanan tinggi dan mekanisme penggerak lainnya. Daya yang dihasilkan motor diesel diperoleh melalui pembakaran bahan bakar yang terjadi didalam silinder. Hal ini menyebabkan gerakan translasi torak didalam silinder yang dihubungkan dengan poros engkol pada bantalannya melalui batang penghubung. Mesin yang di pasang pada kapal di rancang untuk bekerja dengan efisien maksimal dan berjalan selama berjam-jam lamanya. Hilangnya energi paling sering dan maksimum dari mesin adalah dalam bentuk energi panas, untuk menghilangkan energi panas yang berlebihan harus menggunakan media pendingin (Cooler) untuk menghindari gangguan fungsional mesin atau kerusakan pada mesin. Sistem pendingin mesin bertanggung jawab untuk menjaga suhu mesin agar selalu berada

17 3 pada suhu operasi. Hal itu di perlukan agar mesin dapat beroperasi dengan baik pada suhu normal. Sistem pendingin mensirkulasikan cairan pendingin ke seluruh engine untuk membuang panas yang timbul akibat gesekan dan pembakaran. Panas selalu pindah yang satu ke sumber panas yang lebih dingin, sumber panas dan sasaran panas dapat berupalogam, cairan atau udara. Apabila perbedaan suhu tersebut semakin jauh maka makin banyak panas yang akan berpindah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam penulisan Tugas Akhir, penulis mengambil judul: PENYEBAB KURANGNYA TEKANAN AIR PENDINGIN L.O COOLER PADA MESIN INDUK DI KAPAL KM. ADITHYA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan kejadian pada latar belakang yang telah di uraikan di atas maka penulis hanya membahas faktor-faktor apa yang menyebabkan tekanan air pendingin L.O cooler tidak bekerja maksimal? 1.3 Batasan Masalah Supaya permasalahan diatas tidak meluas, maka penulis memberikan batasan masalah terhadap permasalahan tersebut pada penyebab kurangnya tekanan air pendingin L.O cooler pada mesin induk. 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak di capai

18 4 penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan kurangnya tekanan air pendingin L.O cooler. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun untuk hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi: a. Bagi penulis, penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dan menambah ilmu pengetahuan serta melihat secara langsung penyebab kurangnya tekanan air pendingin L.O cooler pada mesin induk. b. Manfaat penelitian ini di khususkan untuk bidang akademik dan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pustaka yang berguna bagi pengembangan ilmu kemaritiman khususnya untuk jurusan kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda dan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. c. Perusahaan Pelayaran a. Dapat menunjang operasional armada kapal Perusahaan Pelayaran. b. Dapat menunjang sumber daya manusia (SDM) perusahaan guna mencapai tujuan yang di harapkan. 1.6 Sistematika penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membagi dalam beberapa bagian penulisan setiap bagian ini akan membantu dalam memahami maksud dari tugas akhir ini :

19 5 BAB I : PENDAHULUAN Merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan tugas akhir. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori yang berupa pengertian dan definisi yang di ambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan tugas akhir serta beberapa literature riview yang berhubungan dangan penelitian. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Berisikan metode penelitian yang meliputi definisi operasional rincian data yang di perlukan, teknik pengumpulan data dan alat analisis. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Merupakan analisi di sertai dengan pembahasan berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Memuat kesimpulan yang di peroleh dari hasil analisis dan pembahasan serta saran-saran.

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Diesel Mesin diesel adalah motor pembakaran dalam yang menggunakan panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar, mesin ini tidak menggunakan busi seperti mesin bensin. Mesin diesel adalah pesawat pembakaran dalam, karena di dalam mendapatkan energi potensial ( berupa panas ) untuk kerja mekaniknya di peroleh dari pembakaran bahan bakar yang di laksanakan di dalam pesawat itu sendiri, yaitu dalam silindernya. Sumber. Gambar 2.1 Mesin Diesel

21 Keuntungan Mesin Diesel Berikut keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai berikut: 1. Mesin diesel mempunyai efisiensi panas yang tinggi, berarti mesin diesel dalam penggunaan bahan bakarnya lebih ekonomis. 2. Mesin diesel lebih tahan lama dan tidak memerlukan penyalaan elektrik. Berarti mesin diesel kesulitanya lebih kecil dari pada mesin bensin 3. Momen mesin diesel tidak berubah jenjang tingkat kecepatan yang lebih luas. Hal ini membuat mesin diesel lebih mudah pengoperasiaanya timbang mesin bensin dan hal inilah mesin diesel digunakan pada kendaraan-kendaraan besar Kerugian Mesin Diesel Berikut kerugian kerugian pemakaian mesin diesel antara lain sebagai berikut: 1. Tekanan pembakaran dua kali lebih tinggi dari mesin bensin. Hal ini berarti getaran dan suara mesin diesel lebih besar. 2. Tekanan pembakaran yang lebih tinggi membuat mesin diesel harus memiliki konstruksi yang lebih kuat dan terbuat dari bahan yang tahan tekanan tinggi. Hal ini membuat mesin diesel lebih berat ketimbang mesin bensin. Sehingga pembuatannya pun lebih mahal. 3. Mesin diesel memerlukan injeksi bahan bakar yang tepat. Dan hal ini membuat mesin diesel lebih mahal dan memerlukan perawatan yang lebih cermat dan teliti. 4. Memerlukan gaya yang besar untuk memutarnya. Sehingga mesin diesel

22 8 memerlukan gaya yang besar untuk memutarnya. Sehingga mesin diesel memerlukan alat pemutar seperti starter dan baterai yang berkapasitas besar. 5. Tekanan pembakarannya yang lebih tinggi, maka main diesel engine harus di buat dari bahan yang tahan tekanan tinggi dan harus mempunyai struktur yang sangat kuat. 6. Untuk ini mesin diesel jauh lebih berat dari pada mesin bensin dan biaya pembuatannya pun menjadi lebih mahal. 2.2 Pengertian Sistem Pelumasan Mesin Induk Menurut Maleev (1991). Pelumasan adalah pemberian minyak lumas antara dua permukaan bantalan yaitu permukaan yang bersinggungan dengan tekanan dan saling bergerak satuterhadap yang lain. Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka sistem pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi main bearing (bantalan) dan mendinginkan piston. Lubrication oil system didesain untuk menjamin keandalan pelumasan pada over range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas yang berlangsung. Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan

23 9 overflow pipe menuju drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines pada pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan dengan keperluan engine. Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentikan mesin. Sumber Gambar 2.2 Sistem Pelumasan Mesin Induk 2.3 Fungsi L.O Cooler L.O Cooler merupakan alat pendingin di mana minyak pelumas mempunyai kenaikan temperatur akibat panas gesekan dan panas jenis lainnya, di dalam sebuah alat yaitu L.O Cooler akan di dinginkan oleh air laut dengan cara bersinggungan, yang mana temperatur minyak lumas akan diserap panasnya oleh air laut yang berada dalam pipa pipa kapiler yang selanjutnya temperatur minyak lumas akan mengalami penurunan akibat penyerapan oleh air laut.

24 10 Sumber : http//4blogspot.com/plgevf_dmdk. Gambar 2.3 L.O Cooler 2.4 Tujuan Pelumasan Pemberian minyak lumas antara dua permukaan bantalan, yaitu permukaan yang bersinggungan dengan tekanan dan saling bergerak satu terhadap yang lain disebut pelumasan (Lubricating). Menurut Maanen, (1990). Tujuan dari pelumasan itu sendiri adalah : 1 Mengurangi keausan permukaan bantalan dengan menurunkan gesekan. 2 Peredam suara. 3 Perlindungan permukaan terhadap korosi. 4 Penyalur panas gesekan.

25 Pengertian Sistem Pendingin Mesin yang dipasang pada kapal dirancang untuk bekerja dengan efisien maksimal dan berjalan selama berjam-jam lamanaya hilangnya energi paling sering dan maksimum dari mesin adalah dalam bentuk energi panas, untuk menghiangkan energi panas. Untuk menghilangkan energi panas yang berlebihan harus menggunakan media pendingin (Cooller) untuk menghindari gangguan fungsional mesin atau kerusakan pada mesin. Untuk itu, sistem air pendingin di pasang pada kapal. Sistem pendingin bertujuan untuk menjaga temperatur mesin tetap berada pada batas yang diperbolehkan agar suhu mesin tidak mengalami panas yang berlebihan (overheating) untuk menjaga mesin agardapat beroperasi terus menerus Tujuan Pendinginan Adapun tujuan pendinginan adalah untuk : 1. Menjaga agar mesin mampu bekerja terus menerus. 2. Mencapai tenaga yang optimal. 3. Mengurangi terjadinya kerusakan mesin. 4. Mempertahankan temperatur agar bekerja dalam kondisi normal. 5. Daya tahan mesin atau bahan material lebih lama. Apabila dinding silinder tidak di dinginkan pada saat operasi, maka dinding silinder yang dipakai akan kehilangan kekuatan yang diperlukan. Timbulnya masalah-masalah pada sistem pendinginan mesin induk akibat dari tekanan pompa tidak normal, disebabkan oleh kurangnya perawatan terhadap media pendingin, dan air pendingin serta peralatan sistem pendingin yang tidak

26 12 bekerja dengan normal. Dengan demikian suhu (temperature) air pendingin sering melewati batas maksimum, walaupun dalam putaran mesin minimum (rendah). Air pendingin dalam fungsinya sangat penting dalam menjaga kelancaran pengoperasian motor induk untuk mempertahankan suhu pendinginan, sehingga sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam buku petunjuk dari buku manual. Perlunya pendinginan pada motor induk ketika sedang bekerja, sering mengalami gangguan, sehingga pendinginan tidak normal yang mengakibatkan naiknya suhu air tawar. Hal ini disebabkan oleh adanya kebocoran pada cylinder head, sehingga air yang ada di tangki ekpansi berkurang. Demikian juga suhu air pendingin harus dijaga sesuai dengan nilai marginalnya. Hal tersebut untuk mencegah terlampauinya titik embun dari gas pembakaran yang mendukung CO 2, sehingga akan berubah dengan terbentuknya asam belerang pada ruang pembakaran, katup-katup, nozzle pada bagian jalur jalur silinder ini disebabkan sifatnya yang mudah mengikat senyawa dengan unsur lain kedalamnya, air pendingin tersebut juga sebagai kendala yang bisa menimbulkan kerak - kerak. Selain itu agar kondisi motor induk dapat bekerja dengan normal, hal-hal yang perlu dilaksanakan antara lain perawatan air pendingin, dan perawatan komponen-komponen sistem pendingin. Tidak sempurnanya fungsi komponen dari sistem pendingin, jelas akan berpengaruh terhadap kinerja motor induk. Segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem perlu dijaga dan dirawat oleh seluruh crew mesin Bahan pendingin Sebagai bahan pendingin untuk mesin diesel digunakan bahan sebagai berikut :

27 13 1) Air laut Air laut digunakan sebagai bahan pendingin, memiliki beberapa sifat yang menguntungkan seperti panas jenis besar yang relatif tinggi, meskipun memiliki sifat yang menguntungkan air laut tidak secara langsung digunakan untuk pendinginan dari bagian mesin. Karena air tersebut mengandung mineral yang tinggi, mineral tersebut akan menjadi kristal sewaktu dipanasi yang akan membentuk kerak keras dibagian permukaan yang didinginkan, kerak tersebut sangat keras sehingga mengganggu perpindahan panas dan membuat saluran pendingin menjadi sempit. Dengan alasan tersebut maka air laut digunakan sebagai bahan pendingin secara tidak langsung, bahan pendingin (air tawar atau minyak pelumas) yang mengambil panas dari mesin akan menyerahkan panas tersebug melalui sebuah alat pemindah panas (alat pendingin/cooler) ke air laut lagi. 2) Air tawar Air tawar diatas kapal sangat mahal sekali harganya walaupun mahal tetapi memiliki keuntungan tersendiri karena air tawar dapat digunakan berulang kali dan tidak akan mengakibatkan pengendapan kerak, sehingga dapat digunakan untuk pendinginan bagi semua motor. 3) Minyak pelumasan Minyak pelumas tidak hanya digunakan sebagai bahan pendingin atau sebagai penyalur panas, tetapi digunakan untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai cairan pendingin pada beberapa mesin, pencegah karat, sebagai bahan pembersih dan mencegah terjadinya kebocoran gas dari hasil pembakaran.

28 Macam-Macam Sistem Pendingin Mesin Induk Sistem pendingin pada motor diesel, dilakukan dengan dua sistem, yaitu sistem pendinginan tertutup dan sistem pendinginan terbuka.sistem pendinginan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kelelahan bahan, karena pemanasan berlebihan yang dapat mengakibatkan turunnya kinerja pada mesin itu. Tidak adanya perawatan terhadap air pendingin mesin induk dan pesawat bantu lainnya dapat berakibat fatal dan serius. Guna menjaga lancarnya air yang keluar dari sistem pendingin, maka perlu dilakukan perhatian yang serius misalnya : bagian mesin yang didinginkan, pipa pendingin, pompa air laut, sea chest dan sebagainya. Menurut Jusak Johan Handoyo dalam buku yang berjudul Motor Diesel Penggerak Utama Kapal sistem pendingin mesin induk ada 2 (dua) macam yaitu : Sistem Pendingin Terbuka dan Sistem Pendingin Tertutup Sistem Pendingin Terbuka Sistem pendinginan terbuka adalah sistem media air laut sebagai media pendinginnya setelah melakukan fungsi pendinginan, selanjutnya air laut tersebut langsung dibuang ke luar kapal, umumnya media pendingin yang di pakai adalah air laut, sistem media terbuka ini mempunyai dampak negatif terhadap material yang bersentuhan langsung dengan air laut, akan mudah berkarat, kotor, penyempitan saluran pipa-pipa pendingin dan lainnya. Air laut langsung digunakan dalam sistem mesin sebagai media pendingin untuk penyerapan panas. Pendingin air laut sistemnya hanya lewat untuk menyerap panas dan akan terbuang kembali ke laut maka dikatakan sistem pendinginan terbuka. Proses pendinginannya dengan cara air laut diambil dari katup melalui filter dengan pompa air laut, kemudian air laut disirkulasikan ke seluruh bagian-bagian mesin

29 15 induk yang membutuhkan pendinginan melalui pendingin minyak pelumas dan pendingin udara untuk mendinginkan kepala silinder, dinding silinder dan katup pelepas gas kemudian air laut dibuang keluar kapal. Keuntungan dari sistem pendingin air laut (sistem terbuka) yaitu lebih sederhana dan daya yang diperlukan untuk sirkulasi air lebih kecil dibandingkan dengan sistem pendinginan air tawar (tertutup).selain itu dapat menghemat pemakaian peralatan, karena pada sistem ini tidak memerlukan tangki air dan tidak memerlukan banyak pompa untuk mensirkulasikan air pendingin. Sedangkan kerugian dari sistem pendinginan air laut ini adalah pada instalasi perpipaannya mudah sekali terjadi pengerakan (karat) karena air laut ini bersifat korosif serta air pendingin sangat terpengaruh dengan temperatur air laut. Sumber: Gambar 2.4 Sistem pendingin terbuka

30 16 Keterangan : 1. Saringan laut (sea chest) 6. Tangki pendingin 2. Katup / valve 7. Thermometer 3. Saringan 8. Mesin induk 4. Pompa 9. Pipa buang 5. Katup pengaman Bila ditinjau dari segi konstruksi sistem pendinginan langsung mempunyai keuntungan yaitu lebih sederhana dan daya yang diperlukan untuk sirkulasi air lebih kecil dibandingkan dengan sistem pendinginan tidak langsung. Selain itu dapat menghemat pemakaian peralatan, karena pada sistem ini tidak memerlukan tangki air dan tidak memerlukan banyak pompa untuk mensirkulasikan air pendingin. Adapun kerugian dari sistem pendinginan langsung ini adalah pada instalasi perpipaannya mudah sekali terjadi pengerakan (karat) karena air laut ini bersifat korosif serta air pendingin sangat terpengaruh dengan temperatur air laut Sistem pendingin tertutup Sistem pendingin tertutup adalah sebuah sistem dengan media pendinginnya menggunakan air tawar yang digunakan secara terus-menerus bersirkulasi untuk mendinginkan Motor/Mesin tersebut.jadi sebelum dimasukan kembali ke dalam Motor/Mesin, air tawar pendingin tersebut dimasukan ke dalam alat pemindah panas yang disebut fresh water cooler untuk menurunkan media air tawar tersebut pada suhu antara 40 o C 60 o C. Sedangkan alat pemindah panas yang dipergunakan untuk menyerapnya panas air tawar adalah media air laut yang setelah mendinginkan air tawar langsung di buang ke laut. Air tawar digunakan

31 17 dalam rangkaian sistem tertutup untuk mendinginkan mesin yang ada di kamar mesin. Air tawar kembali dari cooler setelah pendinginan mesin yang selanjutnya didinginkan oleh air laut pada pendingin air laut. Pada sistem pendingin tertutup ini air tawar yang telah mendinginkan mesin akan disirkulasikan secara terus menerus. Apabila media pendingin air tawar berkurang didalam sistem, maka akan ada penambahan secara gravity dari expansi tank yang berada dilantai atas, atau posisinya lebih tinggi dari mesin induk. Pada waktu kapal sedang berlayar dan mesin induk sedang beroperasi maka air tawar ini dialirkan ke tiap-tiap silinder dan keluar menuju cooler dengan suhu 50 C - 60 C, di fresh water cooler air tawar didinginkan oleh air laut dan suhu turun sampai 40 C - 60 C. Air tawar ini diisap lagi oleh pompa, seterusnya kembali lagi digunakan untuk mendinginkan mesin induk. Karena pendinginan air tawar terus menerus bersirkulasi, maka dinamakan pendinginan tertutup, maka apabila motor induk sedang berjalan normal masinis yang bertugas harus melakuakn pengecekan pada expansi tank, sehingga bila ada sistem pendingin yang tidak normal (terjadi kebocoran) dapat segera diketahui. Sistem pendingin tertutup menggunakan dua media pendingin yang digunakan adalah air tawar dan air laut, air tawar digunakan untuk mendinginkan bagian bagian mesin, sedangkan air laut untuk mendinginkan air tawar melewati pesawat cooler. Setelah itu air laut langsung dibuang keluar kapal dan air tawar tersirkulasi secara terus menerus mendinginkan mesin secara merata.

32 18 Sumber: Gambar 2.5 Sistem pendingin tertutup Keterangan : A. Tangki air tawar. B. Bejana pendingin. C. Pompa untuk air tawar. D. Pompa untuk air laut. E. Saringan-saringan. F. Saluran buang air untuk laut. G. Saluran pemasuk untuk permukaan air yang rendah. H. Saluran pemasuk untuk permukaan air yang tinggi / keruh.

33 19 Sistem pendinginan tidak langsung ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada sistem pendinginan langsung dan dapat mendinginkan secara merata. Keuntungan lain yang didapat dari sistem pendingin ini adalah kecilnya resiko terjadinya karat. Kerugian sistem pendinginan tidak langsung adalah terlalu banyak menggunakan ruangan untuk penempatan alat-alat utamanya, sehingga konstruksi menjadi rumit. Daya yang dipergunakan untuk mensirkulasikan air pendingin lebih besar, karena sistem ini menggunakan banyak pompa sirkulasi. 2.7 Komponen Sistem Pendingin Mesin Induk dan Fungsinya Untuk memperlancar pengoperasian mesin induk diatas kapal, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah pendingin sebagaimana dalam pembahasan ini bahwa media pendingin yang dipakai untuk mendinginkan motor induk di atas kapal adalah air tawar. Maka untuk kelancaran proses pendinginan diperlukan komponen pendukung seperti yang dijelaskan sebagai berikut : Komponen Sistem Pendingin Terbuka Berikut akan di uraikan beberapa komponen sistem pendingin terbuka diantaranya : 1. Sea Chest Sekurang-kurangnya 2 sea chest harus ada. Bilamana mungkin sea chest diletakkan serendah mungkin pada masing-masing sisi kapal. Untuk daerah pelayaran yang dangkal, disarankan bahwa harus terdapat sisi pengisapan air laut yang lebih tinggi, untuk mencegah terhisapnya lumpur

34 20 atau pasir yang ada di perairan dangkal tersebut. Diharuskan suplai air laut secara keseluruhan untuk main engine dapat diambil hanya dari satu buah sea chest. Setiap sea chest dilengkapi dengan suatu ventilasi yang efektif. Pengaturan ventilasi tersebut haruslah disetujui yang meliputi: Suatu pipa udara sekurang-kurangnya berdiameter dalam 32 mm yang dapat diputuskan hingga di atas deck bulk head (geladak). Adanya tempat dengan ukuran yang cukup di bagian dinding pelat. Saluran udara bertekanan atau saluran uap melengkapi kelengkapan sea chest untuk pembersihan sea chest dari kotoran. Saluran tersebut dilengkapi dengan katup shut off yang dipasang di sea chest. Udara yang dihembuskan ke sea chest dapat melebihi 2 bar jika sea chest dirancang untuk tekanan yang lebih tinggi. Sumber : Km. Adithya Gambar 2.6 Sea chest

35 21 2. Katup Sea Chest Katup sea chest dipasang sedemikian hingga sehingga dapat dioperasikan dari atas pelat lantai (floor plates) Pipa tekan untuk sistem pendingin air laut dipasangi suatu katup shut off pada kulit kapal. Sumber :http//sc02-valve-sea-chest.com Gambar 2.7 Katup Sea Chest 3. Strainer Sisi hisap pompa air laut dipasangi strainer. Strainer tersebut juga diatur sehingga dapat dibersihkan selama pompa beroperasi. Bilamana air pendingin dihisap oleh pompa air laut yang dipasang dengan penyaringnya, maka pemasangan strainer dapat diabaikan.

36 22 Sumber : Km. Adithya Gambar 2.8 Strainer 4. Pompa Pendingin Air Laut Tenaga penggerak utama kapal dengan menggunakan motor diesel harus dilengkapi dengan pompa utama dan pompa cadangan. Pompa pendingin motor induk yang diletakkan pada tenaga penggerak (propulsion plant) dipastikan bahwa pompa itu dapat memenuhi kapasitas air pendingin yang layak untuk keperluan motor induk dan bantu pada berbagai jenis kecepatan dari propulsion plant. (untuk pompa cadangan digerakkan oleh motor yang independent).

37 23 Sumber : Gambar 2.9 Pompa Air Laut 5. Instalasi pipa Instalasi pipa berfungsi untuk membantu sirkulasi air pendingin.setiap pipa memberikan tahanan tertentu kepada aliran air yang disalurkan, untuk itu bentuk pipa dan ukuran pipa akan mempengaruhi kenaikan tahanan aliran. Tahanan aliran air juga dapat meningkatkan pada setiap belokan dan katup yang dilalui oleh air tersebut Komponen Sistem Pendingin Tertutup 1. Pompa Sirkulasi Air Tawar Pompa ini berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin di dalam sistem, atau suatu pesawat yang bisa memindahkan cairan dari suatu tempat

38 24 ketempat lain berdasarkan perbedaan tekanan. Sebagian besar motor diesel menggunakan pompa sentrifugal untuk sirkulasi air tawar pendingin pada motor induk di atas kapal, dimana pompa tersebut digerakkan dengan motor listrik. Pompa air pendingin utama dan cadangan harus terdapat di setiap sistem pendingin air tawar.pompa air pendingin cadangan digerakkan secara independent oleh motor induk. Pompa air pendingin cadangan berkapasitas sama seperti pompa air pendingin utama. Motor induk dilengkapi sekurangnya oleh satu pompa pendingin utama dan cadangan. Bilamana menurut konstruksi dari motor memerlukan lebih dari satu sirkuit air pendingin, satu pompa cadangan dipasang untuk tiap pompa pendingin utama. Suatu pompa air pendingin cadangan dari suatu sistem pendingin dapat digunakan sebagai suatu pompa cadangan untuk sistem lain yang dilengkapi dengan lajur sambungan yang memungkinkan. Katup shut off pada sambungan ini harus dilindungi dari penggunaan yang tidak diinginkan. Peralatan yang melengkapi sistem untuk pendinginan darurat dari sistem lain dapat disetujui jika sistem dan pembangkitnya sesuai untuk tujuan ini. 2. Instalasi Pipa Pipa Instalasi pipa diatas kapal adalah suatu alat yang ditempati air pendingin untuk bersirkulasi di dalam pipa tersebut. Pada setiap pipa membiarkan tahanan tertentu kepada aliran air yang disalurkan untuk itu bentuk pipa dan ukuran pipa akan mempengaruhi kenaikan tahanan aliran. Tahanan aliran air juga dapat meningkat pada setiap belokan dan katup yang dilalui oleh air tersebut.

39 25 3. Tangki Ekspansi Tangki ekspansi berfungsi sebagai tangki penampungan air tawar (fresh water) dan untuk menambah bila ada kekurangan di dalam sistem.tangki ini ditempatkan pada tempat yang lebih tinggi dari saluran pipa.sehingga bisa memelihara tekanan konstan dalam sistem dan mencegah adanya udara atau uap didalamnya. Tangki ekspansi ini dibuat dari baja galvanis (proses pelapisan logam) yang baik untuk mencegah terjadinya karat (korosi), dan ukurannya tergantung pada kapasitas air. Juga sistem keseluruhan, termasuk ruang air dalam jacket pendingin motor induk. 4. Fresh Water Cooler Alat ini berfungsi mendinginkan air pendingin yang telah menyerap panas dari dalam mesin dengan menggunakan media air laut. Di kapal tempat penulis bekerja jenis penukar kalornya menggunakan jenis heat exchanger type plat (penukaran panas). Pada jenis ini air laut yang akan menyerap panas pada air tawar pendingin akan mengalir di dalam pipa-pipa yang berbeda. 5. Pengukur suhu ( Thermometer ) Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu air pendingin yang masuk dan keluar dari motor induk. Umumnya suhu air pendingin diukur dengan thermometer jenis jenis air raksa gelas biasa yang dibungkus dengan plat logam untuk melindungi kaca agar tidak mudah pecah. Pengatur Suhu, Sirkuit air pendingin dilengkapi dengan pengatur suhu sesuai yang diperlukan dan sesuai dengan peraturan yang ada. Alat pengatur yang mengalami kerusakan dapat mempengaruhi fungsi keandalan dari motor yang dilengkapinya atau saat dia bekerja.

40 Pengertian Pompa Menurut Adji, (1972). Pompa adalah pesawat bantu yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran.hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek pada prinsipnya, pompa mengubah energi aliran fluida, energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui. Pompa memiliki dua kegunaan utama yaitu: 1. Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya 2. Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas yang melewati mesin-mesin). Menurut Casand Van, (1993). Pompa sentrifugal adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dengan cara menaikkan tekanan dengan gaya sentrifugal dan fluida keluar secara radial melalui impeller. Sumber: Gambar 2.10 Pompa Sentrifugal

41 27 Pompa ini memiliki elemen utama sebuah motor dengan sudu impeller berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk dipercepat oleh impeller yang menaikkan kecepatan fluida maupun tekanannya. Pompa sentrifugal terdiri sebuah cakram dan terdapat sudu-sudu, arah putaran sudu-sudu itu biasanya dibelokkan ke belakang terhadap arah putaran. Adapun komponen dan fungsi pompa sentrifugal yaitu : 1. Bagian - bagian utama dari pompa sentrifugal Sumber: Gambar 2.11 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal Keterangan : 1. Valve 5. Casing 2. Packing 6. Impeller 3. Shaft 7. Bearing 4. Discharge nozzle 8. Eye of impeler

42 28 2. Fungsi dari bagian-bagian pompa sentrifugal adalah 1. Valve Valve adalah impeller yang berfungsi sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller. 2. Packing Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi kebocoran cairan dari casing pompa yang berhubungan dengan poros, biasanya terbuat dari Asbes atau Teflon. 3. Shaft atau Poros Shaft berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat tumpuan impeller dan bagian-bagian lainnya yang berputar. 4. Discharge Nozzle Discharge nozzle adalah bagian dari pompa yang berfungsi sebagai tempat keluarnya fluida hasil pemompaan. 5. Casing Casing merupakan bagian luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen di dalamnya. 6. Impeller Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan atau fluida yang dipompakan secara terus menerus, sehingga cairan akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.

43 29 7. Bearing (Bantalan) Bearing berfungsi untuk menumpu atau menahan beban dari poros agar dapat berputar.bearing juga berfungsi untuk memperlancar putaran poros dan menahan poros agar tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek dapat diperkecil. 8. Eye Of Impeller Eye of impeller adalah bagian masuk pada arah hisap impeller.

44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam pengambilan data-data tugas akhir ini, waktu yang diperlukan adalah pada saat penulis melaksanakan praktek laut (prala) diatas kapal KM. ADITHYA milik perusahaan PT. Afta Trans Mandiri dari pertama naik (sign on) sampai selesai kontrak dan turun kapal (sign off) yaitu selama satu tahun delapan hari, terhitung dari 27 september sampai dengan 15 oktober Selama melaksanakan aktivitas kerja harian dan dinas jaga, Penulis mempelajari dan mengamati secara langsung terhadap pesawat-pesawat bantu dan motor induk diatas kapal termasuk juga pompa-pompa yang ada di kamar mesin sesuai dengan tujuan pembelajaran pelaksanaan oraktek kerja laut. Sumber : Km. Adithya Gambar 3.1 : KM. ADITHYA

45 31 SHIP PARTICULAR Nama Kapal Call Sign : KM. ADITHYA : PKBL MMSI (Maritime Mobile Service Indetity) : GTR (Gross Register Tonage) : 3778 DWT (Dead Weight Tonnes) : 1133 LBP (Length Between Perpendicular) LOA (Length Over All) Nationaly Port Of Registry : m : m : Indonesia : Jakarta NO IMO : Nama Perusahaan Kapasitas Angkut Mesin Induk Mesin Bantu Tanda Selar : PT. AFTA TRANS MANDIRI : 1976 Penumpang : Mitsubishi 2 x 3600 HP : Yanmar 3 x 600 HP : GT.3778 No.925/LLa 3.2 Objek Penelitian Yang digunakan untuk objek penelitian kali ini penulis membahas tentang penyebab kurangnya tekanan air pendingin L.O Cooler pada mesin induk spesifikasinya sebagai berikut:

46 32 Sumber:KM. ADITHYA Gambar 3.2 L.O Cooler 3.3 Teknik Pengumpulan Data Didalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan metode-metode yang sistematis dalam melakukan penelitian. Hal ini dimaksudkan guna memberikan informasi yang lengkap, memberikan data-data yang akurat dan bersifat obyektif serta dapat dipertanggung jawabkan. Untuk meneliti permasalahan pada tekanan air pendingin L.O cooler mesin induk ketika pada saat pompa air laut di jalankan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini antara lain:

47 33 1. Observasi Langsung Dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek penelitian yang berhubungan dengan tekanan air pendingin L.O cooler. Dengan melakukan praktek berlayar selama 12 bulan, penulis mengamati dan mencatat secara langsung tentang permasalahan di tekanan air pendingin L.O cooler, untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bab berikutnya. Observasi merupakan cara yang praktis dan efektif, karena penulis dapat mengamati penyebab kurangnya tekanan air pendingin L.O cooler. 2. Studi Pustaka Merupakan suatu cara studi untuk melakukan pengamatan dengan menggunakan buku-buku referensi di atas kapal dan membaca buku-buku yang terdapat di perpustakaan politeknik negeri samarinda yang membahas tentang kurangnya tekanan air pendingin yang masuk ke dalam L.O cooler. 3.4 Sumber Data Data yang dikumpulkan digunakan dalam penyusunan tugas akhir adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh melalui pengamatan langsung, adapun data data sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber atau objek yang diteliti oleh penulis untuk tujuan khusus. Penulis memperoleh data data primer dengan melakukan pengamatan di lapangan yaitu dengan mempelajari serta ikut terlibat langsung dalam pekerjaan di atas kapal yang berhubungan dengan tekanan air pendingin L.O cooler pada saat pompa air laut bekerja yang

48 34 akan diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini, yang dilaksanakan ketika praktek laut dan penelitian secara langsung. Adapun data-data yang diperoleh penulis mengenai L.O cooler, sehubung dengan judul yang di angkat sebagai penelitian di kapal KM. ADITHYA sebagai berikut: Tabel 3.1 Tekanan Sea Water Jacket Cooling Tekanan Kondisi L.O Cooler Suhu L.O Cooler 3 kg/cm² Normal 56 C < 3 kg/cm² Tidak Normal 70 ºC Sumber : Km. Adithya 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang luar penulis sendiri walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli. Data sekunder dalam penelitian ini, penulis dapatkan dari buku buku yang berkaitan dengan tekanan air pendingin L.O cooler. 3.5 Jenis Data Adapun jenis data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah data Kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang lebih spesifik. Dalam penulisan ini yang termasuk data kualitatif yaitu hasil pengamatan secara langsung mengenai faktor faktor yang menjadi penyebab kurangnya tekanan air pendingin L.O cooler pada saat pompa pendingin air laut beroperasi.

49 Metode Analisa Data Penyajian penulisan tugas akhir ini menggunakan metode deskriptif yaitu penulisan yang berisikan paparan dan uraian mengenai suatu objek permasalahan yang timbul pada saat tertentu. Metode ini digunakan untuk memaparkan secara rinci dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai perencanaan terhadap masalah yang timbul berhubungan dengan materi pembahasan tugas akhir ini. Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan tentang PENYEBAB KURANGNYA TEKANAN AIR PENDINGIN L.O COOLER PADA MESIN INDUK DI KAPAL KM. ADITHYA.

50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari hasil penelitian yang dilakukan pada objek yang diteliti oleh penulis pada kapal milik perusahaan PT. Afta Trans Mandiri yang mana kapal tersebut merupakan kapal cargo passenger KM. Adithya dimana penulis meneliti tentang penyebab kurangnya tekanan air pendingin L.O cooler. Tabel 4.1 Jurnal Pressure Sea Water Jacket Cooling Jam Jaga Tekanan Kondisi L.O Cooler Suhu L.O Cooler ,5 kg/cm² Normal 56 C ,2 kg/cm² Tidak Normal 75 C Sumber : Km. Adithya Dari data diatas dapat di lihat temperatur L.O cooler mengalami kenaikkan suhu akibat kurangnya tekanan air pendingin di dalam L.O cooler, dan untuk mengetahui apa yang menyebabkan kurangnya tekanan air pendingin L.O cooler (pendingin minyak lumas), maka yang harus dilakukan adalah mengecek peralatan sistem pendingin. yaitu : Adapun langkah langkah untuk pengecekan peralatan sistem pendingin 1 Memeriksa dan mengamati pompa air laut saat dijalakan jika ada kerusakan

51 37 seperti bocor, getar, panas pada pompa segera lapor KKM. 2 Periksa dan amati pipa inlet dari sea chest menuju ke pompa air laut. 3 Jika telah menemukan dan menentukan penyebab masalah tekanannya segera lakukan pembongkaran dan perbaikan dengan prosedur yang ada. 4.2 Pembahasan Berdasarkan pengamatan secara langsung yang di lakukan di kapal KM. Adithya ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya tekanan air pendingin pada L.O cooler yaitu: 1. Strainer sea chest Sumber : Km. Adithya Gambar 4.1 Strainer Sea Chest Pada saat tutup sea chest dibuka terdapat banyak kotoran dan sampah di strainer sea chast sehingga menyebabkan tekanan air yang masuk ke L.O

52 38 cooler berkurang. Maka yang perlu dilakukan adalah mengangkat strainer dari sea chest lalu membersihkan semua kotoran dan sampah, setelah bersih masukkan kembali strainer ke sea chest. 2. Pompa pendingin air laut Sumber : Km. Adithya Gambar 4.2 Pompa Air Laut Saat memeriksa pompa pendingin air laut terdapat bunyi getaran dari dalam pompa, lalu pompa segera dimatikan, lalu pada saat dibongkar ternyata shaft impeller di dalam pompa sudah tidak berfungsi dengan baik karena terdapat

53 39 keausan sehingga impeller tidak dapat berputar maksimal. Maka harus mengganti shaft impeller yang baru. 3. Kebocoran pipa hisap Saat sea chest di jalankan tidak ada tekanan air laut yang mengalir ke dalam instalasi pipa, lalu pada saat di cek ternyata terdapat lubang pada pipa hisap karena korosi dan berkarat sehingga terjadi kebocoran. Hal ini di sebabkan karena pipa yang sudah tidak terawat dan berkarat sehingga tidak ada tekanan air yang masuk ke dalam instalasi pipa. Maka perlu dilakukan adalah mengganti pipa yang bocor dengan pipa yang baru. 4.3 Perawatan Dan Pemeliharaan Secara Rutin Pada penelitian yang dilakukan penulis di kapal KM. Adithya menyimpulkan penyebab kurangnya tekanan air pendingin L.O cooler disebabkan oleh 3 hal yaitu : 1. Strainer sea chest. 2. Pompa pendingin air laut. 3. Kebocoran pipa hisap. Untuk mencegah kerusakan yang selanjutnya maka perlu diadakan perawatan dan pemeliharaan. Perawatan dan pemeliharaan tidaklah sama, dimana pemeliharaan adalah tindakan yang dilakukan terhadap suatu mesin agar mesin tersebut tidak mengalami kerusakan, tindakan pemeliharaan melingkupi penyetelan, pelumasan, dan penggantian spart yang sudah mengalami keausan atau tidak layak pakai lagi. Sedangkan perawatan adalah kegiatan perbaikan terhadap suatu alat atau mesin yang telah mengalami kerusakan agar mesin

54 40 tersebut dapat digunakan kembali. Berdasarkan jenis kegiatan yang dilaksanakan, maka perawatan dibagi atas dua bagian, yaitu : a) Perawatan pencegahan (Preventive Maintenance) Perawatan pencegahan adalah kegiatan perawatan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang dapat mengakibatkan terhambatnya kegiatan produksi. Sebagai contoh : kerusakan pada instalasi pipa, pompa-pompa, motor penggerak dan lain-lain. b) Perawatan korektif (Corective Maintenance) Perawatan korektif disebut juga dengan istilah reparasi (repair) yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan setelah terjadi kerusakan peralatan. Perawatan korektif meliputi : rencana yang mungkin akan timbul diantara pemeriksaan, juga overhaul terencana. Perlu ada rasa kepedulian dan tanggung jawab baik dari perwira dan abk mesin untuk merawat dan memperbaiki setiap mesin-mesin di atas kapal, untuk membentuk suatu team yang kompak diperlukan komunikasi dan kerja sama yang baik, rasa saling menghargai dan menghormati juga dibutuhkan agar setiap crew mesin tidak saling memandang jabatan supaya semua crew mesin baik perwira dan abk dapat bekerja dengan baik.

55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan penulis pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa: Penyebab kurangnya tekanan air pendingin L.O cooler pada mesin induk di kapal KM. Adithya yaitu: 1. Sea chest Penyebab kurangnya tekanan air pendingin karena adanya sampah dan kotoran pada strainer sehingga pada saat pompa menghisap air laut, tekanan air yang masuk ke dalam instalasi pipa tidak dalam tekanan normal. 2. Pompa pendingin air laut Pompa tidak berjalan normal karena terdapat patahan impeller dalam pompa pendingin sehingga penghisapan air laut tidak beroperasi dengan baik. 3. Kebocoran pipa hisap Pada saat pompa menghisap air laut terdapat kebocoran pada pipa hisap karena usia pipa yang cukup lama dan sudah tidak terawat lagi sehingga terdapat lubang dan karat pada pipa. 5.2 Saran Setelah penulis menyimpulkan penyebab kurangnya tekanan air pendingin L.O cooler penulis menyarankan: 1. Disarankan selalu memperhatikan pompa pndingin air laut saat beroperasi.

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER

TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya ( AMd ) Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

BAB VII PENDINGINAN MOTOR BAB VII PENDINGINAN MOTOR Pendinginan adalah suatu media (zat) yang berfungsi untuk menurunkan panas. Panas tersebut didapat dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Sebagaimana diketahui bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.

Lebih terperinci

LAPOR. Program JURUSA MEDAN

LAPOR. Program JURUSA MEDAN ANALISAA PERFORMANSI MOTOR BAKAR 4 LANGKAH PADA MOBIL KIJANG 1800 CC LAPOR RAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan n dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diplomaa III Program Studi

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK A. PEMBAGIAN MOTOR DIESEL 1. Menurut cara kerja Mesin diesesl menurut cara kerja nya dapat diklarisfikasikan menjadi 2 cara kerja,untuk dapat menghasilkan usaha

Lebih terperinci

INSTALASI PERMESINAN

INSTALASI PERMESINAN INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB I MOTOR PEMBAKARAN BAB I MOTOR PEMBAKARAN I. Pendahuluan Motor pembakaran dan mesin uap, adalah termasuk dalam golongan pesawat pesawat panas, yang bertujuan untuk mengubah usaha panas menjadi usaha mekanis. Pada perubahan

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR Pendahuluan Motor penggerak mula adalah suatu motor yang merubah tenaga primer yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam bentuk tenaga mekanis. Aliran

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Motor Bakar Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi

Lebih terperinci

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL Pesawat bantu terdiri dari dan berbagai peralatan yang secara garis besar dapat dibagi menjadi mesin bantu di kamar mesin dan mesin bantu, di geladak (dek) atau di

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195 Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S95 Atmaja Kurniadi (083004) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK DAN LANDASAN TEORI 2.1 LINGKUP KERJA PRAKTEK Lingkup kerja praktek perawatan mesin ini meliputi maintenance partner dan workshop improvement special truk dan bus, kebutuhan

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL PENGISI KETEL DI PT. INDAH KIAT SERANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL PENGISI KETEL DI PT. INDAH KIAT SERANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL PENGISI KETEL DI PT. INDAH KIAT SERANG Tugas Akhir ini Disusun dan Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL AUFA FAUZAN H. 03111003091 TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ketempat lainnya, melalui suatu media aluran pipa dengan cara menambahkan energi

Lebih terperinci

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DEFINISI PLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm) ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine 600-1200 rpm) Oleh: NURHADI GINANJAR KUSUMA NRP. 6308030042 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

Kerusakan Mechanical Seal Pada Pompa 14P7 A Plan 21 Di PT. Pertamina RU 4 Cilacap. Bahrul Luthfi Nasution

Kerusakan Mechanical Seal Pada Pompa 14P7 A Plan 21 Di PT. Pertamina RU 4 Cilacap. Bahrul Luthfi Nasution Kerusakan Mechanical Seal Pada Pompa 14P7 A Plan 21 Di PT. Pertamina RU 4 Cilacap Nama NPM Fakultas Jurusan Pembimbing : : : : : Bahrul Luthfi Nasution 21411385 Teknologi Industri Teknik Mesin Supriyono,

Lebih terperinci

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi LAMPIRAN 66 Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP 01 Keterangan: 1. Palkah ikan 7. Kursi pemancing 2. Palkah alat tangkap 8. Drum air tawar 3. Ruang mesin 9. Kotak perbekalan 4. Tangki bahan bakar 10.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Motor Bakar Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin kalor yang banyak dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan energi panas untuk

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan teori pompa beberapa parameter yang berkaitan dengan kenerja pompa. Semua karateristik, teori perhitungan dan efisiensi di jelaskan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PENDINGIN KAPASITAS GPM PADA MESIN DIESEL DI PLTD TITI KUNING

ANALISA SISTEM PENDINGIN KAPASITAS GPM PADA MESIN DIESEL DI PLTD TITI KUNING ANALISA SISTEM PENDINGIN KAPASITAS 1.200 GPM PADA MESIN DIESEL DI PLTD TITI KUNING LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah PENGERTIAN SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus ideal untuk mesin torak dengan pengapian-nyala bunga api pada mesin pembakaran dengan sistem pengapian-nyala ini, campuran bahan bakar dan udara dibakar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) menjadi energi

Lebih terperinci

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2 POMPA SENTRIFUGAL Oleh Kelompok 2 M. Salman A. (0810830064) Mariatul Kiptiyah (0810830066) Olyvia Febriyandini (0810830072) R. Rina Dwi S. (0810830075) Suwardi (0810830080) Yayah Soraya (0810830082) Yudha

Lebih terperinci

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Penggerak Mula Materi Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Motor Bakar (Combustion Engine) Alat yang mengubah energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi mekanis

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi : 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. BAB VIII PELUMAS Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. Efek pelumas tercapai baik bila terdapat oil filus (filus minyak) diantara mutal mutal yang

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump). BAB II DASAR TEORI 2.1. Dasar Teori Pompa 2.1.1. Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PERPIPAAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL IDB-35 DAN IDB-45 DENGAN VARIASI KAPASITAS ALIRAN DAN PUTARAN IMPELER

RANCANG BANGUN SISTEM PERPIPAAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL IDB-35 DAN IDB-45 DENGAN VARIASI KAPASITAS ALIRAN DAN PUTARAN IMPELER UNIVERSITAS DIPONEGORO RANCANG BANGUN SISTEM PERPIPAAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL IDB-35 DAN IDB-45 DENGAN VARIASI KAPASITAS ALIRAN DAN PUTARAN IMPELER TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE).

BAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Heat Exchanger adalah alat penukar kalor yang berfungsi untuk mengubah temperatur dan fasa suatu jenis fluida. Proses tersebut terjadi dengan memanfaatkan proses perpindahan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL Didi Eryadi 1), Toni Dwi Putra 2), Indah Dwi Endayani 3) ABSTRAK Seiring dengan pertumbuhan dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa beroperasi dengan membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan adalah alat trasportasi yang di ciptakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan adalah alat trasportasi yang di ciptakan oleh manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kendaraan adalah alat trasportasi yang di ciptakan oleh manusia untuk dapat mempermudah suatu kegiatan. Kendaraan yang di produksi oleh suatu pabrik dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah suatu tenaga atau bagian kendaran yang mengubah energi termal menjadi energi mekanis. Energi itu sendiri diperoleh dari proses pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Dasar Pompa Pompa adalah suatu peralatan mekanis yang digerakkan oleh tenaga mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel MOTOR DIESEL Pendahuluan Motor Diesel Penemu motor diesel adalah seorang ahli dari Jerman, bernama Rudolf Diesel (1858 1913). Ia mendapat hak paten untuk motor diesel pada tahun 1892, tetapi motor diesel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang digunakan sebagai penggerak mula dari generator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Motor Bakar Mesin Pembakaran Dalam pada umumnya dikenal dengan nama Motor Bakar. Dalam kelompok ini terdapat Motor Bakar Torak dan system turbin gas. Proses pembakaran

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PERPIPAAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL SUSUNAN PARALEL ANTARA IDB-45 DENGAN IDB-35

RANCANG BANGUN SISTEM PERPIPAAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL SUSUNAN PARALEL ANTARA IDB-45 DENGAN IDB-35 UNIVERSITAS DIPONEGORO RANCANG BANGUN SISTEM PERPIPAAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL SUSUNAN PARALEL ANTARA IDB-45 DENGAN IDB-35 Tugas Akhir Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Pendingin. Sistem pendingin adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya overheating

BAB II DASAR TEORI Sistem Pendingin. Sistem pendingin adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya overheating BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Pendingin Sistem pendingin adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya overheating pada mesin agar mesin bisa bekerja secara stabil. Pada mesin, energi yang terkandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

KARYA AKHIR KEMAMPUAN KERJA POMPA TORAK (RECIPROCATING) TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN DI PABRIK MINI PTKI MEDAN

KARYA AKHIR KEMAMPUAN KERJA POMPA TORAK (RECIPROCATING) TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN DI PABRIK MINI PTKI MEDAN KARYA AKHIR KEMAMPUAN KERJA POMPA TORAK (RECIPROCATING) TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN DI PABRIK MINI PTKI MEDAN Karya Akhir ini diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN

MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen adalah suatu proses atau kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA 4.1. Spesifikasi Main Engine KRI Rencong memiliki dua buah main engine merk Caterpillar di bagian port dan starboard, masing-masing memiliki daya sebesar 1450 HP. Main

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci