BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan Setelah peneliti membahas beberapa kondisi dan mengamati enam siklus
|
|
- Harjanti Sanjaya
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Setelah peneliti membahas beberapa kondisi dan mengamati enam siklus tindakan pembelajaran, serta sejumlah penemuan penting selama penelitian berlangsung, mengenai Penerapan Learning by Doing dalam Pembelajaran Sejarah melalui Pendekatan Belajar Problem Solving, maka peneliti akhirnya menyusun beberapa kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan yang peneliti ambil merupakan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian, sedangkan rekomendasi adalah saran-saran yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak dari penelitian ini. Adapun kesimpulan itu adalah : 1. Kesimpulan Umum Gagasan diaplikasikannya learning by doing dalam pembelajaran sejarah melalui pembelajaran berbasis masalah adalah usaha untuk mencari solusi atas keterpurukan kualitas belajar sejarah siswa. Apalagi tujuan pendidikan sejarah yang harus dicapai oleh peserta didik dengan bantuan dan bimbingan guru menjadi arah yang strategis dalam membentuk kepribadian peserta didik atau siswa menjadi masyarakat dan warganegara yang berkualitas. Tujuan pendidikan sejarah ini memposisikan sejarah sebagai bagian integral dan menentukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu pendekatan belajar berbasis masalah yang berlandaskan learning by doing adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru sejarah sebagai desainer pembelajaran untuk mengembangkan sekaligus 192
2 meningkatkan kompetensi belajar sejarah siswa. Melalui pembelajaran berbasis masalah siswa mengembangkan pengalaman belajarnya sehingga muncul kemampuan belajar seperti belajar secara inkuiri, keterampilan berpikir kritis, keterampilan menganalisis dan memaparkan peristiwa sejarah secara prosesual, keterampilan membuat tulisan sejarah, bahkan keterampilan membangun teori serta keterampilan sosial. Prosedur pembelajaran yang didahului dan berpedoman pada keterampilan siswa menyelesaikan masalah sejarah bersumber pada landasan teoritis learning by doing. Teori ini berakar pada persepsi pembelajaran berpusat pada siswa. Pandangan dasarnya adalah menempatkan siswa sebagai subyek belajar dan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing belajar. Dengan mengaplikasikan teori ini terbukti siswa memiliki semangat untuk mengaktualisasikan kemampuan kecerdasan dan mentalnya secara maksimal. Belajar dirasakan oleh siswa sebagai sesuatu yang nyata karena terhubung dengan kebutuhannya. Pendekatan belajar yang berbasis pada teori siswa aktif ini juga memberi perubahan yang baru di mana sifat konvesional guru dalam proses belajar digantikan oleh kegiatan siswa aktif dan bermakna. Pendekatan belajar berbasis masalah menggeser peran guru sebagai pelaku utama pembelajaran (teachercentered) dan memberi peluang pada siswa untuk lebih banyak berekspresi dan melakukan tindakan pembelajaran (student-centered). Perubahan peran ini menciptakan iklim belajar menjadi lebih kondusif bagi siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa membuat interaksi pembelajaran menjadi lebih terbuka, dinamis, penuh persaingan sekaligus juga persahabatan, 193
3 dan siswa mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang bermakna karena lahirnya silang pengalaman antara guru-siswa dan siswa-siswa. Hubungan belajar yang multi arah ini menciptakan situasi balajar penuh dengan tantangan dan motivasi. Keduanya diperlukan untuk meningkatkan gairah siswa untuk terlibat dalam pembelajaran. Kegairahan belajar semakin membantu guru melaksanakan prosedur pembelajaran menuju tujuan belajar sejarah yang ditetapkan. Melalui pembelajaran berbasis masalah siswa akhirnya memiliki kemampuan untuk bersentuhan dengan dunia luar. Tema-tema pembelajaran yang disajikan di kelas menuntut siswa untuk berhubungan dengan fakta-fakta real di lapangan. Hubungan ini berupa minat siswa untuk memahami perkembangan masyarakat dan dan kemudian memberi gagasan untuk perbaikan kehidupan masyarakat. Pembelajaran berbasis masalah juga menitikberatkan pada kemampuan siswa belajar pada tingkat proses dan juga hasil yang diukur dan diamati oleh guru. Proses belajar adalah tahap yang lebih penting dibandingkan dengan produk. Ketika sebuah proses belajar berhasil, maka secara otomatis siswa pun akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Tuntutan yang lebih pada proses ketimbang produk menantang guru untuk mendesain pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. 2. Kesimpulan Khusus Kesimpulan khusus ini menjelaskan tiap rumusan pertanyaan penelitian yang peneliti sajikan di bab pendahuluan. Ada pun kesimpulan tersebut, yaitu : 194
4 Pertama, Perencanaan pembelajaran berbasis masalah menjadi desain belajar bagi guru yang dapat mengkondisikan siswa belajar sejarah. Desain belajar berbasis masalah ternyata dapat membantu guru dan siswa melaksanakan pembelajaran sejarah yang terarah dan bermakna. Desain belajar berbasis masalah juga ternyata dapat menyediakan pengalaman belajar sejarah yang menyenangkan bagi siswa. Siswa terkondisikan dalam kegiatan yang teratur dan sistematis serta bertujuan dengan bimbingan guru sehingga pembelajaran sejarah mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Kedua, dengan desain atau skenario belajar yang berpusat pada siswa, sejak awal pembelajaran siswa sudah mampu membangun konsep awal mereka, atau pengetahuan dasarnya yang kemudian dikembangkan dalam pembelajaran. Pada sisi lain usaha guru untuk mengembangkan skenario belajar yang berorientasi pada siswa membuat guru berkreasi untuk mengembangkan modelmodel belajar yang inovatif dan kreatif. Desain belajar berbasis masalah memuat hal-hal pokok agar dapat mengkondisikan siswa belajar, yaitu : Kegiatan awal belajar dipusatkan pada pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa, baik itu berupa pengetahuan dasar mereka, persepsi, ataupun pendapat. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pengetahuan dasar mereka tentang tema yang akan dipelari, kemudian diadakan tanya jawab. Langkah awal ini ternyata dapat membangkitkan gairah dan keberanian siswa untuk bertanya dan berpendapat. Motivasi, minat, dan potensi kecerdasan siswa merupakan hal-hal yang dikembangkan dalam kegiatan inti pembelajaran. Langkah memotivasi siswa 195
5 dengan cara tanya jawab tentang manfaat dan tujuan belajar memberikan pemahaman pada siswa terhadap target belajar dan cara pencapaiannya. Kejelasan ini memudahkan siswa belajar dan melaksanakan kegiatan belajar yang terarah menuju target belajar yang telah ditetapkan. Desain belajar memuat kegiatan yang bervariasi dan memunculkan kegairahan dengan cara memberikan penghargaan kepada siswa melalui kerjasama belajar serta persaingan sehat antar individu dan kelompok. Belajar secara kelompok yang memunculkan persaingan sehat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Evaluasi yang rencanakan beragam dan mengukur potensi belajar siswa secara holistik. Penilaian yang dilaksanakan berupa penilaian proses di mana siswa terlibat untuk memberikan masukan atas kemampuan kelompoknya maupun kelompok belajar temannya. Cara seperti ini memberikan kepercayaan diri pada siswa karena siswa mengetahui secara transparan indikator-indikator penilaian dan siswa memahami kekurangan serta kelebihan mereka sendiri. Ketiga, penerapan learning by doing melalui pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kualitas belajar sejarah siswa. Penerapan learning by doing melalui pembelajaran berbasis masalah terbukti meningkatkan kualitas belajar siswa baik prestasi akademik maupun emosional. Peningkatan kualitas belajar sejarah tersebut pertama dapat dilihat dari perolehan nilai baik dari hasil penilaian proses maupun tes tertulis di akhir pelajaran. Untuk penilaian tertulis rata-rata siswa mengalami peningkatan skor nilai pada penilaian akhir dibanding dengan hasil tes sebelum diterapkannya pembelajaran berbasis masalah. 196
6 Peningkatan prestasi juga dapat tercapai dalam tes perbuatan yang diukur berdasarkan kriteria kompetensi belajar siswa terutama dalam hal keterampilan berdiskusi kelompok (merumuskan masalah, menggali sumber, menganalisis dan mengkritisi sumber, menyusun ikhtisar), keterampilan diskusi kelas, keterampilan menjelaskan materi/mempresentasikan hasil diskusi kelompok, keterampilan bertanya dan berpendapat, keterampilan menyimpulkan, keterampilan membuat bagan, dan keterampilan menulis karya sejarah. Rata-rata siswa mendapatkan nilai baik untuk setiap kategori yang dinilai secara perorangan dan kelompok. Keempat, kualitas belajar siswa juga semakin meningkat dari siklus kedua sampai siklus keenam sebagai siklus terakhir. Siklus keenam dijadikan siklus terakhir karena dianggap siswa telah dapat secara aktif melaksanakan kegiatan belajarnya. Pengamatan peneliti berpedoman pada format kinerja guru dan aktivitas siswa menunjukkan bahwa mereka semakin bersemangat belajar terutama ketika berdiskusi kelas. Tiap kelompok yang tampil menyajikan materi sejarah telah berhasil memaparkan peristiwa sejarah berdasarkan pada hasil penggalian informasi sejarah yang beragam. Bisa dikatakan tiap kelompok mampu menyusun ikhtisar atau penulisan tentang suatu peristiwa sejarah menurut versi mereka. Dari lembar kerja siswa yang dilaporkan tertuang keterampilan tiap kelompok dalam hal mengatur tugas, menyusun jadwal, mencari sumber sejarah, keterampilan merumuskan masalah, berdiskusi, dan leadership. Kelima, Siswa dan guru memiliki respon positif terhadap diterapkannya teori belajar learning by doing dalam belajar sejarah dengan pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan hasil wawancara pada tiap kelompok belajar 197
7 tentang pengalaman belajarnya melalui pembelajaran berbasis masalah, siswa sebagian besar telah mendapatkan pengalaman dan tantangan baru dari cara belajar tersebut. Cara belajar berbasis masalah memberikan peluang pada siswa untuk melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan kemampuan siswa dan target belajar yang harus tercapai. Pada awalnya siswa menyatakan cukup kesulitan dan tegang. Hal ini dikarenakan banyaknya langkah dan tugas belajar yang harus mereka lalui. Namun ketika tugas belajar itu dilakukan secara kerjasama kelompok mereka menyatakan beban tersebut menjadi hilang dan mereka senang-senang saja karena tugas belajar menjadi lebih ringan dan menyenangkan. Walaupun pemahaman terhadap proses belajar berbasis masalah terjadi secara bertahap namun pada akhirnya siswa dapat menguasai langkah belajar tersebut. Keenam, siswa umumnya setuju bahwa pembelajaran sejarah akan terasa menyenangkan justru ketika ada tantangan dari padanya. Jika hanya mendengarkan guru berceramah rasa yang timbul adalah kebosanan dan kejenuhan. Apalagi jika penjelasan guru bersifat faktual belaka. Mereka rata-rata tidak suka dengan metode ceramah, penjelasan tentang tahun, nama tokoh, atau nama tempat. Kejenuhan terutama muncul pada saat menghadapi ulangan atau tes. Guru biasanya memberikan tes yang menuntut siswa untuk hafal faktafakta tersebut. Menurut siswa kalau pun sudah menghafal (belajar!) tetapi tetap tidak bisa mengingat semuanya. Kalaupun sudah hafal setelah selesai ulangan, fakta-fakta tersebut cepat lupa atau dilupakan. Setelah proses belajar dilaksanakan berdasarkan pembelajaran berbasis masalah kondisi tersebut tidak mereka alami lagi. Dengan demikian proses 198
8 belajar ini ternyata telah menciptakan belajar bagi siswa seperti : (1) kebebasan untuk merumuskan masalah sesuai dengan hal atau sesuatu yang mereka tidak mengerti atau sesuatu yang ingin mereka pahami; (2) adanya kebebasan untuk menjawab sendiri ketidakmengertian atau keingintahuannya melalui survey literatur atau wawancara nara sumber; (3) mereka juga mendapat pengalaman belajar ketika pencarian jawaban tersebut dilakukan dalam kerjasama tim sehingga tiap anggota kelompok bisa membagi pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Cara seperti itu membuat mereka lebih mudah memahami materi sejarah; (4) lahirnya motivasi belajar sejarah; (5) pengalaman belajar kerjasama secara kelompok telah menciptakan iklim belajar yang positif karena anggota kelompok berusaha membantu dan memberikan sumbangan pikiran, gagasan, dan pengetahuannya agar kelompoknya dapat tampil lebih baik bahkan menjadi yang terbaik. Menurut mereka persaingan belajar secara kelompok lebih menyenangkan dari pada persaingan individu atau pribadi. Ketujuh, berdasarkan hasil refleksi dan diskusi pada tiap siklus guru menyatakan kepuasannya karena telah dapat melaksanakan prosedur belajar berbasis masalah dan senang melihat situasi dan aktivitas belajar siswa yang aktif. Menurut guru pembelajaran berbasis masalah merupakan cara belajar yang menyenangkan karena selain disukai oleh siswa, guru pun tidak perlu lagi bersusah payah menerangkan materi. Selain itu ternyata pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan perolehan nilai sejarah siswa. 199
9 B. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan peneliti tersebut, maka dapat dikemukakan sejumlah rekomendasi dalam rangka menerapkan learning by doing dalam pembelajaran sejarah melalui pendekatan belajar problem solving, yaitu : Dalam rangka meningkatkan kualitas belajar sejarah siswa, maka guru dapat menggunakan dan mensosialisasikan pembelajaran berbasis masalah berpedoman pada teori belajar learning by doing sebagai alternatif proses belajar selanjutnya, khususnya untuk pembelajaran sejarah, umumnya untuk pelajaran lainnya. Untuk keberhasilan pembelajaran berbasis masalah ini, maka guru perlu memperhatikan hal-hal berikut ini : (1) guru perlu memahami teori belajar learning by doing dan prosedur belajar berbasis masalah dan terus menggali informasi mengenai keduanya dengan cara diskusi antar rekan, mempelajari buku-buku, dan mengikuti perkembangan terkini inovasi pembelajaran melalui pelatihan-pelatihan; (2) guru harus mengembangkan perencanaan desain belajar berpedoman pada ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah. dalam perencanaan dan desain belajar tersebut tertuang sumber belajar, metode belajar, dan media pembelajaran; (3) kerjasama dan membina hubungan baik terus menerus antara siswa dengan guru khususnya dalam cara meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis masalah; (4) supervisi dan evaluasi bersama sesama rekan guru sejarah. Seyogyanya stake holder sekolah, terutama kepala sekolah dan para staffnya (seksi kurikulum, seksi kesiswaan, seksi sarana dan prasarana) turut membantu siswa dan guru untuk kelancaran proses pembelajaran. Misalnya, 200
10 dalam hal pengembangan kurikulum sejarah bermuatan lokal seksi kurikulum bekerjasama dengan guru sekolah menyusun pedoman pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis masalah. Demikian juga kepala sekolah memberikan dukungannya berupa sikap percaya dan demokratis pada profesionalitas guru untuk melakukan inovasi pembelajaran dan menyediakan fasilitas belajar yang memadai untuk inovasi tersebut. Selain itu membantu pengembangan profesionalisme guru dengan cara memberikan peluang pada guru melanjutkan studi, mengikuti pelatihan dan seminar atau workshop, dan kegiatan profesi lainnya. Bagi lembaga pengambil kebijakan seperti Dinas Pendidikan Majalengka hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber pemikiran yang bermanfaat dalam rangka usaha meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah pada tingkat kabupaten. Hasil penelitian ini dapat juga disosialisasikan dalam bentuk seminar, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), atau training singkat agar model pembelajaran berbasis masalah benar-benar dapat diaplikasikan di setiap SMA di Majalengka. Demikian juga penelitian ini dapat menjadi bahan diskusi untuk mencari pengalaman baru bagi para guru di Majalengka terutama mengenai penelitian tindakan kelas. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menyempurnakan hasil penelitian ini agar lebih memperjelas dan mendalami kondisi dan situasi pembelajaran sejarah saat ini sehingga ditemukan temuan-temuan model belajar baru yang lebih baik menuju terwujudnya pendidikan sejarah yang terarah dan bermakna. 201
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi
127 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, refleksi, diskusi balikan, serta rencana tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan, analisis, refleksi dan perencanaan terhadap setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran Pendidikan
Lebih terperinciBAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kurang aktifnya siswa dalam proses KBM, dipengaruhi banyak faktor, salah satunya strategi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Siswa yang cenderung
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,
Lebih terperincibelaka (Widja, 1989). Seorang pakar pendidikan, Suprijono secara rinci menjelaskan tentang masalah pembelajaran sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran sejarah memiliki andil yang sangat berpengaruh dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam pembentukan karakter manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencapaian tujuan pendidikan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan dapat menjamin kelangsungan kehidupan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. umum dapat digambarkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, secara umum dapat digambarkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Mata pelajaran IPS memberikan pengetahuan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciP N E D N A D H A U H L U U L A U N
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembaharuan program pembelajaran dewasa ini memberikan fenomena baru yang muncul dalam dunia pendidikan. Program pengajaran, metode, dan pendekatan dalam mengajar
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek keterampilan berpikir yang dapat ditumbuhkan pada diri peserta didik pada saat mengikuti proses pembelajaran adalah kemampuan analisis. Kemampuan berpikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan bahasa Indonesia baik sebagai Bahasa Nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan Negara. Sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila pembelajaran melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi kebutuhan yang penting bagi manusia dalam kehidupannya, dikarenakan melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya alam manusia (SDM). Sejalan perkembangan
Lebih terperinciSeminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010
IMPLEMENTASI PAKEM DENGAN KERJA ILMIAH SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 1 AMBARAWA Yuliana Indah Wulansari 1), Slamet Santosa 2), Riezky Maya Probosari 2) 1) Guru SMP Sudirman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif kreatif,
Lebih terperinciBAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif
BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada
Lebih terperinciISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GARANGAN KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan sistem Pendidikan di Indonesia pada umumnya lebih mengarah pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan berorientasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika biasanya dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit oleh siswa. Di sekolah banyak siswa tampaknya menjadi tidak tertarik dengan matematika dan seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan suatu keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam silabus mata pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam kehidupan sehingga dapat dikatakan bahwa IPA bukan hanya konsep-konsep atau prinsip-prinsip.
Lebih terperinciIMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini. 1. Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, refleksi, diskusi balikan, serta rencana tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 2 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DILENGKAPI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu upaya untuk
180 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu upaya untuk menciptakan suasana belajar yang lebih hidup, dalam pembelajaran ini siswa menjadi subyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dipengaruhi keberhasilan guru dan siswa itu sendiri, yang merupakan tokoh utama dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang. Banyak hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan seyogyanya menyiapkan generasi yang berkualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kegiatan belajar-mengajar berlangsung suatu proses pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan utama dalam upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang ideal untuk jenjang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali
Lebih terperinciMEIDITA CAHYANINGTYAS K
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MEIDITA CAHYANINGTYAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dan harus mampu merancang suatu pembelajaran yang inovatif dan mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun harkat dan martabat suatu bangsa. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
176 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Bab ini adalah bagian penutup dari tulisan ini dan berdasarkan temuan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba terbatas,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan kreativitas berfikirnya. Tujuan pokok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan tercantum dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan. Tantangan di bidang pendidikan meliputi kurikulum, metode pembelajaran, media pembelajaran
Lebih terperinciDALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES
PENERAPAN FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lembaga pendidikan terdiri dari lembaga pendidikan formal (sekolah), non formal (kursus atau bimbingan belajar), dan lembaga informal (keluarga). Biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut Arifin et al. (2000: 146) bertanya merupakan salah satu indikasi seseorang berpikir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai proses pemberian bimbingan terhadap anak oleh orang dewasa dengan sengaja untuk mempengaruhi potensi anak agar mencapai kedewasaan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII-D SMP Negeri 40 Bandung mengenai
150 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan, analisis, refleksi dan perencanaan terhadap setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang guru, bukan hanya sekadar mengajar (teaching) tetapi lebih ditekankan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari akan muncul banyak permasalahan. Masalah setiap orang akan berbeda, begitu pula cara mengatasinya. Suatu situasi dikatakan masalah
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
1. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan proses pengolahan informasi visual dan. informasi nonvisual. Informasi visual merupakan informasi grafis yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Membaca merupakan proses pengolahan informasi visual dan informasi nonvisual. Informasi visual merupakan informasi grafis yang diperoleh melalui indera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban. Sumber daya manusia yang unggul akan mengantarkan sebuah bangsa menjadi bangsa yang maju dan kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya peningkatan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu
Lebih terperincidengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Teguh Lestari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mata pelajaran sejarah merupakan salah satu aspek penting yang harus diajarkan kepada peserta didik baik dari tingkat pendidikan dasar maupun menengah. Dimana
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada
Lebih terperinciT, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi pra- penelitian yang peneliti lakukan di SMP Negeri 19 Bandung khususnya di kelas VIII F, peneliti menemukan masalah ketika pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah keterampilan yang membutuhkan proses yang lama untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit menuangkan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu guru, siswa, kurikulum, metode, sarana prasarana, lingkungan belajar, dan lainlain. Guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapan dan dimanapun berada. Pendidikan sangat penting artinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain dilakukan melalui pembaharuan kurikulum. Pembaharuan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Upaya pemerintah dalam memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia antara lain dilakukan melalui pembaharuan kurikulum. Pembaharuan tersebut antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran sejarah di tingkat sekolah menengah atas pada dasarnya memberikan ruang yang luas kepada siswa untuk dapat mengoptimalkan berbagai potensi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelaksanaan kegiatan pembelajaran khususnya pada tahapan kegiatan inti merupakan proses yang diselenggarakan untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Melalui pendidikan yang berkualitas diharapkan akan mampu memberikan dan memfasilitasi bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung meningkatnya sendi-sendi kehidupan dalam negara tersebut, salah satu faktor pertama dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini di buktikan dengan peringkat ranking Indonesia yang berada di urutan 69 tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang memiliki peranan sangat penting untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdedikasi tinggi.
Lebih terperinciSkripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik. Sebuah komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan sampai saat ini terus dilaksanakan. Berbagai upaya telah ditempuh oleh
Lebih terperinciMetode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng Eka Setya Ningsih (Eka Setya Ningsih/148620600018/6/B1) S-1 PGSD Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan kondisi belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasi manusia melalui pembelajaran disekolah. yang bermanfaat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dalam menyiapkan peserta didik melalui pembelajaran atau pelatihan yang secara teratur dan sistematis untuk kepentingan
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DENGAN METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EKSAMPLES ABSTRAKSI
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DENGAN METODE PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EKSAMPLES ABSTRAKSI OSAR KOSWARA, S.Pd. Metode pembelajaran adalah suatu media yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan di jaman sekarang semakin berkembang karena dengan adanya perubahan kurikulum yang semakin pesat. Model pembelajaran yang dipakai pun bermacam-macam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sudah mulai diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia menjadi sangat
Lebih terperinci