BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prokrastinasi dikalangan mahasiswa merupakan salah satu
|
|
- Ida Setiawan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prokrastinasi dikalangan mahasiswa merupakan salah satu permasalahan yang sering kali ditemui dan patut mendapat banyak perhatian karena berdampak pada hasil tugas dan menurunnya prestasi akademik. Prokrastinasi merupakan suatu perilaku yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik sehingga menyebabkan tertundanya suatu pekerjaan (Fauziah, 2015 :125). Prokrastinasi yang dilakukan seseorang menjadi indikasi kurangnya motivasi berprestasi (need for achievment) seseorang untuk tampil optimal seperti sering terlambat, persiapan yang terlalu lama sehingga tidak mampu menyelesaikan tugas tepat waktu (Rumaini, 2006 :38). Burka dan Yuen (2008 : 6) mengemukakan bahwa di Amerika Utara sekitar 70% pelajar memunculkan prokrastinasi, 90% mahasiswa melakukan prokrastinasi dan 25% diantaranya melakukan penundaan secara parah atau kronis yang akhirnya akan putus kuliah atau drop-out dari masa studinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari, (2008) kepada mahasiswa Fakultas Psikologi USU (Universitas Sumatra Utara) menunjukkan sebesar 48,5% mahasiswa melakukan prokrastinasi pada tugas mengarang, 78,8% mahasiswa melakukan prokrastinasi dalam belajar untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian, 65,2% melakukan prokrastinasi dalam tugas membaca, 51,2% melakukan prokrastinasi dalam pertemuan atau diskusi,
2 2 40,9% melakukan prokrastinasi dalam tugas administratif dan sebanyak 63,6% melakukan prokrastinasi secara keseluruhan. Pada umunya bahwa masalah utama yang dialami mahasiswa adalah kesulitan dalam mengatur waktu belajar. Mahasiswa biasanya cenderung mengeluh karena tidak dapat membagi waktu dengan baik dan tidak segera memulai mengerjakan ketika menghadapi suatu tugas (Alaihimi, W.S., Arneliwati., & Misrawati, 2014 : 1). Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) adalah salah satu program studi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang 50% mata kuliahnya memberikan tugas berupa menulis makalah kelompok. Tugas tersebut biasanya diberikan pada awal masa perkuliahan dan telah ditetapkan batas waktunya dari dosen pengampu mata kuliah. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang yang aktif mengikuti organisasi (Selasa, 25 Oktober 2016), yang menyebabkan menunda-nunda pekerjaan termasuk tugas kuliah yaitu karena rasa malas, waktu pengumpulannya masih lama (rendahnya perencanaan), suka main (refreshing), sibuk berorganisasi, dan kelelahan karena banyak kegiatan. Selain itu menurut Misrawati, Alaihimi W.S, & Arneliwati (2014 : 1), persepsi mahasiswa tentang kesulitan tugas, tergantung bantuan teman, kurangnya referensi dari tugas yang diberikan, lebih mendahulukan aktivitas di luar kampus seperti organisasi, dan memiliki aktivitas yang padat (tugas kuliah). Seseorang yang melakukan penundaan tugas akademik yakni mengerjakan tugas tersebut hingga mendekati batas waktu yang ditentukan maka akan cenderung mengerjakannya dengan ceroboh dan terburu-buru.
3 3 Menurut buku Panduan Akademik Universitas Muhammadiyah Malang tahun bahwasanya predikat kelulusan ditetapkan berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Predikat kelulusan mahasiswa terbagi menjadi 3 yaitu, IPK 2,00-2,75 (memuaskan), IPK 2,76-3,50 (sangat memuaskan), dan IPK 3,51-4,00 (dengan pujian). Berdasarkan studi pendahuluan yang peniliti lakukan di Fakultas Ilmu kesehatan Jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal (25 Oktober 2016) bahwasanya jumlah mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi periode tahun ajaran didapatkan bahwa dari 5 organisasi yang meliputi SEFA, BEM, HIMIKA, PIK-M, TIMAPKES, sebanyak 62 mahasiswa ternyata mereka mendapatkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) rata-rata 2,76-3,50 (sangat memuaskan). Berdasarkan data yang diperoleh dari Tata Usaha Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal (19 Oktober 2016) nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) periode tahun ajaran yang aktif mengikuti organisasi sebanyak 15% mahasiswa mendapat nilai Dengan Pujian, 50% mahasiswa mendapat nilai sangat memuaskan, dan 35% mahasiswa mendapat nilai memuaskan. Berdasarkan uraian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwasanya mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan mendapat rata-rata mendapa nilai yang sangat memuaskan. Tetapi, berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan melalui metode wawancara didapati pada mahasiswa yang aktif di organisasi, 8 dari 8 mahasiswa PSIK UMM mengaku selalu menunda-nunda untuk memulai menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, sehingga bukan tidak mungkin bahwa mahasiswa PSIK UMM
4 4 yang aktif di organisasi mempunyai kecenderungan melakukan prilaku prokrastinasi akademik. Tanpa mereka sadari, jika perilaku menunda-nunda mengerjakan tugas tersebut terus menerus dilakukan maka, akan mempengaruhi pengerjaan tugas akademik yang tidak maksimal (terburu-buru dan ceroboh) yang akhirnya akan berpengaruh pada nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mereka. Salah satu faktor yang menyebabkan tidak tercapainya prestasi belajar adalah ketidakmampuan mengatur waktu menyelesaikan tugas, yaitu tugas akademik dan non akademik. Tugas non akademik yang sebagian besar mengganggu belajar mahasiswa adalah keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan organisasi. Forum pendidikan keluarga Universitas Pendidikan Indonesia (dalam Ilyana, 2015 : 43) mengungkapkan bahwa mereka yang kuliah, dan aktif di organisasi malah bisa mengatur waktunya dengan baik. Setiap waktunya bermanfaat dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada bila dibandingkan dengan orang yang tidak terjun dalam sebuah organisasi waktunya hanya untuk kuliah. Oleh karena itu, mereka tidak menunda-nunda waktu yang ada dan berusaha untuk menyelesaikan tugas tepat waktu sehingga semua aktifitas yang ia lakukan tidak terbengkalai. Di sisi lain, menurut Basuki (dalam Misrawati, Alaihimi W.S, Arneliwati, 2014 : 3) menunjukkan bahwa pada mahasiswa yang aktif di organisasi kampus cenderung mengalami konflik antar peran (inter role conflict). pada mahasiswa yang tidak bisa mengatasi konflik peran yang dialaminya, ada kecenderungan untuk kurang bisa menjalankan perannya diperkuliahan karena tidak bisa membagi waktu antara kuliah dan organisasi sehingga akan mempengaruhi nilai akademik dan konsentrasi kuliahnya,
5 5 sedangkan pada mahasiswa yang mampu untuk mengatasi konflik peran yang dialaminya, cenderung bisa menjalankan kedua perannya dengan baik. Meskipun terkadang konsentrasi kuliahnya terganggu, namun tidak terjadi dalam jangka waktu yang lama. Peneliti mengambil berdasarkan sosiodemografi karena ingin mengetahui apakah sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, suku, dan asal sekolah mempengerahui prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan. Sosiodemografi itu sendiri meliputi Umur, jenis kelamin, asal daerah (Jawa dan Non Jawa), maupun asal sekolah (SMA, SMK dan MA). Pertama, Menurut Departement kesehatan RI tahun 2009 Umur pada umumnya mahasiswa berusia sekitar tahun (remaja akhir) atau juga biasa disebut dewasa muda (young adulthood). Masa Dewasa adalah fase dimana individu mulai beranjak dari terfokus pada dirinya sendiri ke arah hidup yang harmonis, hangat dan produktif dengan sesama anggota masyarakat. Masa dewasa menuntut individu yang melibatkan perasaan yang lebih intensif secara selektif-proporsional dalam interaksinya dengan individu lain (Amriel, 2007 : 22). Kedua, Jenis Kelamin merupakan, ketentuan biologis atau ketentuan kodrati atau secara permanen tidak dapat berubah. Jenis kelamin (gender) juga menunjuk pada perilaku dan bentuk aktifitas yang semestinya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan sesuai tuntutan budaya(sudarma, 2008 : 188). Ketiga, suku ternyata menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi perbedaan peserta didik. Secara teoritis maupun empiris, suku memiliki peranan penting dalam proses pembentukan perkembangan berfikir dan berprilaku (Surna, 2014 : 177). Keempat, asal sekolah pada umumnya SMA,
6 6 SMK, atau Madrasah Aliyah berbeda pada tingkat kemahiran dasar. Perbedaan bidanglah yang memberi ciri khusus kepada sekolah kejuruan. Di SMA topik pelajaran mengenai hal-hal umum, sedangkan di SMK sudah berada di bidang kejuruan sekolah yang bersangkutan, dan Madrasah Aliyah hampir sama dengan topik pelajaran SMA pada umumnya hanya saja lebih ditambahkan pedidikan agama (Siswoyo, 2008). Fakta yang ditemukan menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengatur waktu dengan baik. Sering kali dalam menghadapi tugas-tugas perkuliahan muncul rasa enggan atau malang untuk mengerjakannya (Alaihimi, W.S., Arneliwati., & Misrawati, 2014 : 1). Menurut Burka dan Yuen (2008), mengemukakan bahwa terdapat beberapa strategi manajemen waktu yang baik untuk membantu seorang procrastinator. Beberapa strategi tersebut adalah : 1) tetapkan batas waktu penuntasan pekerjaan, 2) mulailah bekerja sebelum feeling in mood, 3) fokuskan kegiatan dalam satu waktu, 4) hadapi hambatan awal dalam bekerja, 5) jika diperlukan bersikaplah fleksibel terhadap tujuan, 6) kurangi kebutuhan akan kesempurnaan, dan 7) berikan penghargaan atas kemajuan yang dicapai. Prokrastinasi akademik pada mahasiswa keperawatan masih belum banyak diteliti, padahal jurusan keperawatan sendiri memiliki jadwal yang padat dan tugas-tugas yang cukup banyak. Mahasiswa keperawatan sendiri merupakan tonggak awal pembangunan bagi profesi keperawatan kedepannya, oleh karena itu seorang mahasiswa keperawatan dituntun untuk memiliki skill serta kemampuan akademik yang baik untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan selanjutnya karena baik dan buruknya profesi keperawatan selanjutnya akan ditentukan oleh calon perawat yang sekarang
7 7 tengah menduduki jenjang perkuliahan (Alaihimi, W.S., Arneliwati., & Misrawati, 2014 :2). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran prokrastinasi akademik berdasarkan sosiodemografi pada mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Muhammadiyah Malang. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Aktif di Organisasi Kemahasiswaan Berdasarkan Sosiodemografi (Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang)? 1.3 Tujuan penelitian Tujuan Umum Sesuai dengan rumusan masalah yang ada dan sudah ditetapkan, maka tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Aktif di Organisasi Kemahasiswaan Berdasarkan Sosiodemografi (Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang).
8 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi angka kejadian prokrastinasi akademik dikalangan mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Menganalisis gambaran prokrastinasi akademik berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, asal daerah, asal sekolah) di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Muhammadiyah malang. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Bagi peneliti Menambah wawasan dalam penyusunan karya tulis, khususnya tentang Gambaran Prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang Aktif di Organisasi kemahasiswaan berdasarkan Sosiodemografi (Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang) serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti dan diharapkan karya tulis ini dapat menjadi referensi yang bermutu untuk penelitian berikutnya Manfaat Bagi Masyarakat Sebagai sarana pembelajaran tentang prilaku prokrastinasi akademik di kalangan mahasiswa sehingga mahasiswa bisa lebih mengatur waktu belajar dengan baik agar tidak melakukan prokrastinasi akademik.
9 Manfaat Bagi Institusi Keperawatan Manfaat penelitian ini bagi keperawatan yaitu penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang prokrastinasi akademik sehingga mahasiswa keperawatan tidak melakukan prokrastinasi. 1.5 Keaslian Penelitian 1) Penelitian oleh Sariyatul Ilyana, Indah Sri Utami, dan Ristiningsih Mulyawati, ( 2015) tentang Perbedaan Tingkat Prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dan tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sariyatul Ilyana, Indah Sri Utami, dan Ristiningsih Mulyati adalah variable yang digunakan. Variable yang diteliti terdiri dari Prokrastinasi akademik sebagai dependent sedangkan mahasiswa aktif dan tidak aktif sebagai kelompok yang akan dilakukan penelitian, sedangkan penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok yaitu mahasiswa yang aktif organisasi kemahasiswaan. 2) Penelitian oleh Muhammad Johan Nasrul Huda, (2015) tentang Perbandingan Prokrastinasi Akademik menurut Pilahan Jenis Kelamin di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada tempat yang akan diteliti. Tempat yang akan diteliti di Kampus 2 Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, sedangkan penelitian oleh
10 10 Muhammad Johan Nasrul Huda di lakukan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3) Penelitian oleh Mussarat Jabeen Khan, (2014) tentang Academic procrastination among Male and Female University and Collage Students. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah pada metode pengambilan sampel. Metode pengambilan sampel yang digunakan oleh Mussarat jabeen Khan adalah metode sampel menggunakan purposive sampling, Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah menggunakan total sampling.
PERBANDINGAN PROKRASTINASI AKADEMIK BERDASARKAN KEAKTIFAN DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN
PERBANDINGAN PROKRASTINASI AKADEMIK BERDASARKAN KEAKTIFAN DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN Wan Shurna Alaihimi 1, Arneliwati 2, Misrawati 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Email: wshurna@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan dan merupakan kunci utama untuk mencapai kemajuan suatu bangsa. Pendidikan dapat memotivasi terciptanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan keaslian penelitian 1.1 Latar Belakang Memasuki era perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan mendapatkan pelajaran dan pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas begitu penting di era modern ini, yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi kemajuan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga mahasiswa dapat memilih perguruan tinggi yang hendak mereka masuki. Dalam memilih perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting, namun sampai sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah adalah bagian dari ibadah, karena itu tidak ada sifat memperberat kepada orang yang akan melaksanakannya. Perkawinan atau pernikahan menurut Reiss (dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mempunyai cara yang berbeda dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Ada yang menginginkan pekerjaan agar cepat selesai, ada pula yang menunda dalam menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni menciptakan persaingan yang cukup ketat dalam dunia pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa yang berada pada jenjang pendidikan di perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa Remaja terkadang mereka masih belum memikirkan tentang masa depan mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak terlepas dari dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Atas adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama. Usia sekolah menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa merupakan seorang peserta didik yang memiliki status tinggi di hadapan masyarakat, mereka sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi untuk belajar ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ProkrastinasiAkademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastinare, dari kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang berarti besok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di suatu lembaga sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai masa remaja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, teknologi dan budaya.
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci: Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa, Organisasi Kemahasiswaan
PERBEDAAN TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Sariyatul Ilyana, Indah Sri Utami, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan aset besar yang dimiliki oleh suatu negeri. Masa muda adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai sosok intelektual yang memiliki mobilitas tinggi merupakan aset besar yang dimiliki oleh suatu negeri. Masa muda adalah fase yang produktif dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, hal ini ditandai dengan individu yang menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai gambaran dari penelitian secara keseluruhan. Isi dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu fenomena yang kerap terjadi di kalangan mahasiswa adalah prokrastinasi akademik. Menurut Lay (LaForge, 2005) prokrastinasi berarti menunda dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro atau forward
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini, pendidikan menjadi salah satu aspek penting, baik untuk mengembangkan potensi dalam diri maupun untuk mencapai impian masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu aspek yang penting dalam kehidupan adalah kesuksesan atau kegagalan di bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat (long life education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan Tinggi. Menurut Feldman dan Eliot, 1990 Remaja saat ini mengalami tuntutan dan harapan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di Indonesia, SMP berlaku sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode saat ini merupakan zaman modern, Negara Indonesia dituntut untuk mampu menjadi sebuah negara yang hebat dan mampu bersaing di era globalisasi dan diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang diberi berbagai kelebihan yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia adalah akal pikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia, pendidikan terbagi menjadi tiga jenis, yang pertama adalah pendidikan non formal (seperti kursus dan les), yang kedua adalah pendidikan informal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universitas, institut atau akademi. Sejalan dengan yang tercantum pasal 13 ayat 1
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang terjadi sekarang ini, menuntut manusia untuk mempunyai pendidikan yang tinggi. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah
Lebih terperinciLAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version
LAMPIRAN KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Psikologi UKM Bandung, salah satu persyaratan tugas yang harus dipenuhi adalah melakukan penelitian. Sehubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman modern yang penuh dengan pengaruh globalisasi ini, kita dituntut untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Pernyataan ini bukan tanpa sebab,
Lebih terperinci2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah: Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa akhir program S1 harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut manusia untuk bisa bertindak dan menghasilkan karya. Mahasiswa sebagai anggota dari suatu lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting, terutama bagi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus berkembangnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah prokrastinasi akademik sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap jenjang pendidikan selalu mengadakan sebuah ujian untuk melihat seberapa besar kemampuan dan pemahaman peserta didik. Dari masa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab. sumber daya manusia yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan/latihan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan bisa berupa pendidikan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... vii. Daftar Bagan... x. Daftar Tabel... xi. Daftar Lampiran... xiii
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa pencinta alam di Universitas X Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu bagian atau unsur dari universitas atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu bagian atau unsur dari universitas atau perguruan tinggi. Sebagai mahasiswa tidak cukup apabila mengandalkan ilmu yang diperoleh dari
Lebih terperincisendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu cara yang digunakan agar sesorang mendapatkan berbagai macam ilmu. Pendidikan dapat diperoleh secara formal maupun informal. Pendidikan secara formal seperti
Lebih terperinciHUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK
JURNAL HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 THE RELATION INTENSITY OF FACEBOOK
Lebih terperinciHUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG
HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG Nindya Prameswari Dewi dan Y. Sudiantara Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini, menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini, menuntut manusia untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengikuti setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal diserahi tugas dan tanggung jawab mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Semakin tinggi penguasaan seseorang terhadap suatu bidang, semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil belajar di mana keberhasilan atau tingkat penguasaan mahasiswa yang dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tingggi (KBBI, 1991). Tujuan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkungan akademis dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen (dalam Dahlan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu 24 jam, yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia hidup di dunia mempunyai waktu yang sama tanpa terkecuali yaitu 24 jam, yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Mereka dapat menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa yang dikuasai oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi kehidupan, dimana masa untuk menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena prokrastinasi terjadi hampir di setiap bidang dalam kehidupan Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari menunda-nunda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan subjek yang menuntut ilmu diperguruan tinggi memiliki tanggung jawab pada saat kuliah berlangsung dan menyelesaikan kuliahnya. Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guna mengembangkan bakat serta kepribadian siswa. Mulyasa (2011)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun
1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan, manusia memiliki berbagai macam aktivitas dan tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun terkadang sebaliknya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pendidikan kejuruan, atau yang sering disebut dengan Sekolah Menengah Kejuruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan sedang menempuh proses pendidikan di Perguruan Tinggi. Pada umumnya mahasiswa berusia antara 18-24 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu dihadapkan pada pemikiran-pemikiran tentang seberapa besar pencapaian yang akan diraih selama
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi.
LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pernyataan Dengan ini saya bersedia secara sukarela untuk mengisi kuesioner dengan ketentuanketentuan yang ada dibawah ini. Nama : 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti pernah melakukan suatu penundaan atau menunda. Namun terkadang individu melakukan penundaan hanya sekali, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dan sangat menentukan bagi setiap organisasi atau perusahaan, sehingga tujuan dan gerak langkah sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan S1 psikologi merupakan bagian dari jenjang pendidikan tinggi tenaga kerja seperti dalam bidang pendidikan menjadi guru bimbingan dan konseling konselor penddikan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet saat ini semakin pesat dan menarik pengguna dari berbagai kalangan masyarakat terutama mahasiswa. Pengguna internet di Indonesia telah mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahap perkembangan, siswa SMP dapat dikategorikan sebagai remaja awal. Pada usia remaja, pendidikan menjadi suatu kewajiban yang mutlak harus dijalani. Namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Universitas adalah bentuk lembaga pendidikan lanjutan yang dinamakan perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut mempunyai jurusan-jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju. dengan tata cara hidup orang dewasa (Ali dan Ansori, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa, dimana terjadi kematangan fungsi fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat pada laki-laki
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Subyek penelitian pada mahasiswa Jurusan Psikologi yang terbanyak adalah 74,41% (64 orang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan sosok intelektual yang dikenal dengan sikap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan sosok intelektual yang dikenal dengan sikap idealisnya, dihormati dan dipercaya masyarakat sebagai agen perubahan yang mampu menentukan nasib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stres tidak terpisahkan dari kehidupan setiap individu, suatu fenomena yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta akan dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pengetahuan akademik bagi mahasiswanya. Mahasiswa tidak hanya dituntut secara akademik, tetapi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida
HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO Al Khaleda Noor Praseipida 15010113140128 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro alkhaseipida@gmail.com
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015
HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh: Deis Isyana Nur Putri ABSTRAK Motivasi dapat membuat seseorang berbuat demi mencapai tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan merupakan suatu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi mendasari setiap tindakan seseorang. Saat seseorang merasa terdapat suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, maka timbul adanya keinginan untuk memuaskan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penilaian bahkan sampai pada penulisan tugas akhir. Cheating merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecurangan (cheating) merupakan salah satu fenomena pendidikan yang sering muncul menyertai aktivitas proses pembelajaran dan dalam proses penilaian bahkan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era teknologi dan globalisasi, manusia dituntut untuk menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting (Husetiya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang sering didengungkan oleh para pendidik. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. 3. kehidupan. Pendidikan tidak hanya bertindak sebagai alat yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Melalui pendidikan seseorang akan mendapatkan berbagai pengetahuan, keterampilan, kecakapan serta
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI
BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan kompetensi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS
LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA No. Pernyataan SS S N TS STS 1 2 Saya tidak mendaftar sidang skripsi pada periode ini karena merasa belum siap. Saya tersinggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan studi adalah pengelolaan waktu atau disiplin waktu. Mengelola waktu berarti mengarah pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai subyek menuntut ilmu di perguruan tinggi tidakakan terlepas dari keaktivan belajar dan mengerjakan tugas. Salah satu kriteria yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dituntut untuk menyelesaikan studinya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Baik itu tuntutan
Lebih terperinci