LEMBAR PENGESAHAN. SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 No. Dokumen Tanggal 4 AGUSTUS 2011 Revisi Halaman 2 DARI 48 MODUL PRAKTIKUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PENGESAHAN. SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 No. Dokumen Tanggal 4 AGUSTUS 2011 Revisi Halaman 2 DARI 48 MODUL PRAKTIKUM"

Transkripsi

1 1

2 Universitas riwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 No. Dokumen Tanggal 4 AGUSTUS 2011 Revisi Halaman 2 DARI 48 MODUL PRAKTIKUM Mata Kuliah Praktikum : Algoritma dan Pemrograman II Kode Mata Kuliah Praktikum : FIK SKS : 1 Program Studi : SISTEM INFORMASI Semester : 2 (Genap) 2016/2017 DIBUAT OLEH DISAHKAN OLEH DIKETAHUI OLEH DOSEN PENGAMPU KETUA JURUSAN WAKIL DEKAN 1 BIDANG AKADEMIK Dwi Rosa Indah, M.T. Endang Lestari R, M.T. Syamsuryadi, S. SI., M. Kom 2

3 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 Bab 1. Array Definisi Deklarasi Mengakses Elemen Array Inisialisasi Array String Array Berdimensi Dua Deklarasi... 5 Latihan Program... 6 Bab 2. Pointer Definisi Deklarasi Operator Pointer... 8 Latihan Program... 9 Bab 3. Tipe Bentukan Definisi Enumerasi Struktur Deklarasi Suatu Struktur Mengakses Elemen-Elemen Struktur typedef Abstract Data Type Latihan Program Bab 4. Pencarian Definisi Metode Pencarian Sequential Search Binary Search Bab 5. Pengurutan Definisi Metode Pengurutan Bubble Sort Selection Sort Latihan Program

4 Bab 1. Array 1.1. Definisi Array adalah kumpulan dari nilai-nilai data bertipe sama dalam urutan tertentu yang menggunakan sebuah nama yang sama. Nilai-nilai data di suatu array disebut dengan elemenelemen array. Letak urutan dari suatu elemen array ditunjukkan oleh suatu subscript atau suatu index. Elemen-elemen array tersusun secara sekuensial dalam memori komputer. Array dapat berdimensi satu, dua, tiga atau lebih. Array dimensi satu (one-dimensional array) mewakili bentuk suatu vektor. Array dimensi dua (two-dimensional array) mewakili bentuk dari suatu matrik atau tabel. Array dimensi tiga (three-dimensional array) mewakili bentuk suatu ruang Deklarasi Suatu array dapat dideklarasikan dengan menyebutkan jumlah dari elemennya yang ditulis diantara tanda [ ]. Contoh : Algoritma : 4

5 x : array [1...5] of integer Program : int x[5]; menunjukkan suatu array dimensi satu dengan nama X dideklarasikan dengan tipe data int yang mempunyai lima buah elemen. Tipe data yang digunakan pada array dapat berupa tipe data dasar, tipe seperti abstract data type atau bahkan kelas. Gambaran array : Elemen ke Nilai Terlihat bahwa pendeklarasian array meliputi : 1. tipe data elemen array 2. nama array 3. jumlah elemen array 1.3. Mengakses Elemen Array Setelah suatu array dideklarasikan, elemen array dapat diakses dengan bentuk : nama_array[subscript] sebagai contoh, untuk mengakses nilai 34, dapat diakses dengan menyebutkan : X[1] Dalam bentuk yang lebih umum : X[i] Catatan : i menunjukkan subscript atau indeks yang ingin diakses. Subscript dari array selalu dimulai dari Inisialisasi Array dapat diberi nilai awal (inisialisasi) pada saat dideklarasikan. Misalnya : int X[5] = {25, 64, 5, 78, 51};...(1) atau int X[] = {25, 64, 5, 78, 51};...(2) 5

6 Inisialisasi juga dapat dilakukan tanpa menyebutkan jumlah elemennya (cara 2). Array ini disebut dengan array yang tidak berukuran. Untuk memberikan nilai 0 terhadap seluruh elemen array pada saat didefinisikan, dapat dilakukan dengan memberikan nilai 0 terhadap elemen pertama. Contoh : int tmp[100] = { 0 }; sama saja memberikan nilai 0 dari subscript bernilai 0 hingga 99. Contoh Program : 1.5. Array String Bahasa C dan bahasa C++ tidak menyediakan tipe data khusus untuk nilai string. Akan tetapi, nilai suatu string dapat dibentuk dari array karakter berdimensi satu. Suatu konstanta string ditulis dengan awalan dan akhiran tanda petik ganda ( ). Misalnya : char teks[4]= C++ ; Konstanta string seperti di atas disimpan dalam memori secara berurutan, dengan susunan : 6

7 indeks Karakter C + + \0 Setiap karakter menempati memori sebesar 1 byte. Setelah karakter yang terakhir terdapat karakter NULL (karakter dengan nilai ASCII sama dengan nol atau disimbolkan dengan \0, yaitu tanda \ diikuti dengan nol). Bila suatu string hanya berisi karakter NULL, string disebut sebagai string kosong. Contoh Program : 1.6. Array Berdimensi Dua Matriks adalah sekumpulan informasi yang setiap individu elemennya terdefinisi berdasarkan dua buah indeks (yang biasanya dikonotasikan dengan baris dan kolom). Setiap elemen matriks dapat diakses secara langsung jika kedua indeks diketahui, dan indeksnya harus bertipe yang mempunyai keterurutan (suksesor), misalnya integer. Karena matriks sebenarnya adalah array, maka konsep umum dari array juga berlaku untuk matriks yaitu : 1. kumpulan elemen yang bertipe sama. Tipe elemen matriks dapat berupa tipe dasar (integer, real, boolean, char, dan string), atau tipe terstruktur seperti record. 2. setiap elemen data dapat diakses secara langsung jika indeksnya (baris dan kolom) diketahui, dalam hal ini indeks menyatakan posisi relatif di dalam kumpulannya. 3. merupaka struktur data statik, artinya jumlah elemennya sudah dideklarasikan terlebih dahulu dan tidak bisa diubah selama pelaksanaan program Deklarasi Mendeklarasikan matriks artinya menentukan nama matriks, tipe data, dan ukurannya. Pendeklarasian matriks di dalam teks algoritma ditulis dalam bagian DEKLARASI. Kata kunci yang dipakai untuk matriks tetap array. Ada beberapa cara pendeklarasian matriks : 1. sebagai nama peubah Algoritma : DEKLARASI M : array [1..5, 1..4] of integer Program : //deklarasi 7

8 int M[5][4]; 2. sebagai tipe Algoritma : DEKLARASI type Mat : array [1..5, 1..4] of integer M : Mat Program : //deklarasi typedef int Mat[5] [4]; Mat M; 3. mendefinisikan ukuran maksimum matriks sebagai sebuah konstanta Algoritma : DEKLARASI const NbarisMaks = 20 {jumlah baris maksimum} const NkolomMaks = 20 {jumlah kolom maksimum} M : array [1..NbarisMaks, 1..NkolomMaks] of integer Program : //deklarasi const int NbarisMaks = 20; const int NkolomMaks = 20; int M[NbarisMaks][NkolomMaks]; Algoritma Pemrosesan Matriks : procedure InputMatriks (input/output M : MatriksInt, input Nbar, Nkol : integer) {Mengisi elemen matriks M[1..Nbar, 1..Nkol] dari papan ketik dengan menggunakan petunjuk pembacaan.} {K. Awal : Nbar dan Nkol sudah terdefinisi dengan banyaknya baris dan kolom matriks} {K. Akhir : Seluruh elemen matriks M sudah berisi nilai yang dibaca dari piranti masukan} DEKLARASI i : integer j : integer {indeks baris} {indeks kolom} ALGORITMA for i ß 1 to Nbar do for j ß 1 to Nkol do write ( Ketikkan Elemen M[,i,,,j, ] : ) read (M[i,j]) endfor endfor {petunjuk pembacaan} procedure CetakMatriks (input M : MatriksInt, input Nbar, Nkol : integer) {Mencetak elemen matriks M[1..Nbar, 1..Nkol] ke piranti keluaran.} {K. Awal : elemen-elemen matriks sudah terdefinisi harganya.} {K. Akhir : seluruh elemen matriks sudah tertulis ke piranti keluaran.} DEKLARASI i : integer j : integer {indeks baris} {indeks kolom} ALGORITMA for i ß 1 to Nbar do for j ß 1 to Nkol do 8

9 write (M[i,j]) endfor endfor Latihan Program : 1. Buatlah program untuk menghitung nilai total, rata-rata, dan deviasi standar dari sekumpulan nilai (input user manual): n Total = Xi i 1 mean = Total / N N (Xi standar deviasi = i 1 n mean) 2 2. Buatlah program untuk memasukkan nama, NIM, dan alamat anda. Setelah itu tampilkan nama, NIM, dan alamat yang telah anda masukkan. 3. Buatlah program untuk menjumlahkan dua buah matriks dengan menggunakan prosedur procedure JumlahMatriks (input A, B : MatriksInt, Nbar, Nkol : integer, output C : Matriks) {Menjumlahkan matriks A dan B, yaitu A + B = C.} {K. Awal : Matriks A dan B sudah terdefinisi elemen-elemennya.} {K. Akhir : Matriks C berisi hasil penjumlahan A dan B.} DEKLARASI i : integer j : integer {indeks baris} {indeks kolom} ALGORITMA for i ß 1 to Nbar do for j ß 1 to Nkol do C[i,j] ß A[i,j] + B[i,j] endfo r endfor 9

10 Bab 2. Pointer 2.1. Definisi Suatu pointer (variabel penunjuk) adalah suatu variabel yang berisi alamat lokasi suatu memori tertentu. Jadi, suatu pointer bukan berisi suatu nilai data, tetapi berisi suatu alamat. Pointer merupakan tipe data berukuran 32 bit yang berisi satu nilai yang berpadanan dengan alamat memori tertentu. Sebagai contoh, sebuah variabel P bertipe pointer bernilai 0x0041FF2A, berarti P menunjuk pada alamat memori 0041FF2A Deklarasi Variabel pointer dideklarasikan dengan diawali suatu asterik ( * ). Contoh : char *x; Statement di atas mendeklarasikan variabel x yang merupakan pointer. Penyebutan tipe data char berarti bahwa alamat memori yang ditunjuk oleh x dimaksudkan untuk berisi data bertipe char. Contoh Program : 2.3. Operator Pointer Ada 2 buah operator untuk operasi pointer, yaitu * dan operator &. Operator & digunakan untuk mendapatkan alamat memori dari operandnya. Sedangkan operator * digunakan untuk mendapatkan nilai dari variabel yang ditunjuk oleh operandnya. Operand untuk operator * adalah variabel pointer. 10

11 Contoh Program : Program 1: Program 2: Latihan Program : Buatlah program untuk mengetahui alamat memori setiap karakter dari suatu string komputer 11

12 Bab 3. Tipe Bentukan 3.1. Definisi Tipe bentukan adalah suatu tipe yang dirancang / dibentuk (dan diberi nama) dari beberapa komponen bertipe tertentu. Jadi, tipe bentukan merupakan sekumpulan elemen bertipe dasar atau bertipe yang sudah dikenal. Tipe bentukan seringkali disebut sebagai tipe komposisi, agregat Enumerasi Enumerasi adalah suatu tipe data yang mempunyai elemen-elemen bernilai konstanta dengan urutan yang sudah tertentu. Nilai-nilai dari konstanta elemen ini berupa nilai-nilai integer yang diwakili oleh nama-nama pengenal yang ditulis di antara kurung { dan kurung }. Tipe data enumerasi dapat dideklarasikan dengan menggunakan kata kunci enum dan berguna untuk mendefinisikan dengan lebih jelas suatu himpunan nilai yang pasti. Contoh : {tipe hari menyatakan enumerasi nama hari dalam minggu} tipe hari : (senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, minggu) Jika dideklarasikan sebuah variabel H sebagai berikut : H : hari {artinya : H adalah Hari} Contoh Program : 12

13 3.3. Struktur Struktur merepresentasikan suatu tipe komposisi dalam konsep algoritmik, yaitu pengelompokan variabel-variabel yang bernaung dalam satu nama yang sama. Berbeda dengan suatu array yang berisi kumpulan elemen-elemen array yang bertipe sama dalam satu nama, suatu struktur dapat terdiri dari kumpulan variabel-variabel yang berbeda tipenya dalam satu nama. Variabel-variabel yang membentuk struktur ini selanjutnya disebut dengan elemen-elemen atau anggota struktur. Dengan demikian, suatu struktur dimungkinkan dapat berisi elemen-elemen data bertipe int, float, char, dan lainnya Deklarasi Suatu Struktur Suatu struktur dapat dideklarasikan dengan menggunakan kata kunci struct. Contoh : struct [<nama struct>] { /* definisi komponen struktur */ tipe_elemen nama_elemen; tipe_elemen nama_elemen; } [<nama variabel struktur>]; 13

14 Mengakses Elemen-Elemen Struktur Elemen-elemen dari suatu variabel struktur dapat diakses secara individual dengan menyebutkan nama variabel strukturnya diikuti oleh operator titik (. ) dan nama dari elemen strukturnya. Contoh : //Deklarasi sebuah Variabel bertipe nama_struct nama_struct nama_variabel; <nama variabel struktur>.nama_elemen; Contoh Program Struct : 14

15 3.4. typedef Bahasa C++ memungkinkan pembuat program untuk mendefinisikan kembali suatu nama tipe data yang baru berdasarkan nama tipe data yang lama. Ini bukan berarti bahwa suatu tipe data baru dibuat, tetapi hanya mendefinisikannya menjadi nama yang baru saja. Untuk mendefinisikan nama tipe data yang baru dapat digunakan kata kunci typedef. Bentuk Umum : typedef <tipe diturunkan> <nama tipe> Contoh : typedef float Pecahan; Pecahan nilai; Artinya : akan membuat nama tipe data yang baru, yaitu Pecahan yang ekuivalen dengan nama tipe data float. Selanjutnya nama tipe data yang baru ini dapat digunakan untuk mendeklarasikan variabel yang bertipe float Abstract Data Type Abstract data type (ADT) adalah definisi tipe dan sekumpulan primitif (operasi dasar) terhadap tipe tersebut. Definisi tipe dari sebuah ADT dapat mengandung sebuah definisi ADT lain. Tipe diterjemahkan menjadi tipe terdefinisi dalam bahasa yang bersangkutan, misalnya menjadi kata struct dalam bahasa C dan C++. Primitif dalam konteks prosedural, diterjemahkan menjadi fungsi atau prosedur. Contoh : ADT Jam { Definisi TYPE JAM <HH:MM:SS> } TYPE Hour : integer [0..23] TYPE Minute : integer [0..59] TYPE Second : integer [0..59] TYPE JAM : < HH : Hour, { Hour [0..23] } MM : Minute, { Minute [0..59] } SS : Second, { Second [0..59] } > 15

16 {DEFINISI PRIMITIF } {konstruktor : membentuk sebuah JAM dari komponen-komponennya} function MakeJam (HH : integer, MM : integer, SS : integer) à JAM { Membentuk sebuah JAM dari komponen-komponennya yang valid } { Pre cond : HH, MM, SS valid untuk membentuk JAM } ( Operasi terhadap komponen ) { Selektor } function Hour (J : JAM) à integer { Mengirimkan bagian HH (Hour) dari JAM } function Minute (J : JAM) à integer { Mengirimkan bagian Menit (MM) dari JAM } function Second (J : JAM) à integer { Mengirimkan bagian Second (SS) dari JAM } { Kelompok Baca / Tulis } procedure BacaJam ( input/output J : JAM ) { I. S. : J tidak terdefinisi } { F. S. : J tedefinisi dan merupakan jam yang valid } { Proses : mengulangi membaca komponen H, M, S sehingga membentuk J yang valid } procedure TulisJam ( input J : JAM ) { I. S. : J sembarang } { F. S. : Nilai J ditulis dengan format HH : MM : SS } { Proses : menulis nilai ke layar } { KELOMPOK KONVERSI TERHADAP TYPE } function JamToDetik ( J : JAM ) à integer { Diberikan sebuah JAM, mengkonversi menjadi Detik } { Rumus : detik = (3600 * hour) + (menit * 60) + detik } { nilai maksimum = (3600 * 23) + (59*60) + (59*60) } { hati-hati dengan representasi integer pada bahasa implementasi kebanyakan } { sistem mengimplementasi integer, bernilai maksimum kurang dari nilai } { maksimum hasil konversi } function DetikToJam (N : integer) à JAM { Mengirim konversi detik ke JAM } { pada beberapa bahasa, representasi integer tidak cukup untuk menampung N } Latihan Program : 1. Buatlah sebuah struct bernama mahasiswa struct mahasiswa < nama : char [1..25], NIM : char [1..20], nilai : integer [1..3], > elemen nilai dapat menampung sebanyak 3 nilai MK. Data dimasukkan secara manual oleh user, banyaknya data mahasiswa yang dapat dimasukkan oleh user maksimal

17 Bab 4. Pencarian 4.1. efinisi Pencarian (searching) merupakan proses yang fundamental dalam pengolahan data. Proses pencarian adalah menemukan nilai (data) tertentu di dalam sekumpulan data yang bertipe sama (baik bertipe dasar atau bertipe bentukan) Metode Pencarian Hasil atau keluaran dari persoalan pencarian dapat bermacam-macam, bergantung pada spesifikasi (spek) rinci dari persoalan tersebut, misalnya: a. Pencarian hanya untuk memeriksa keberadaan x. Keluaran yang diinginkan misalnya pesan (message) bahwa x ditemukan atau tidak ditemukan di dalam array. b. Hasil pencarian adalah indeks elemen array. Jika x ditemukan, maka indeks elemen array tempat x berada diisikan ke dalam idx. Jika x tidak terdapat di dalam array L, maka idx diisi dengan harga khusus, misalnya -1. c. Hasil pencarian adalah sebuah nilai boolean yang menyatakan status hasil pencarian. Jika x ditemukan, maka sebuah peubah bertipe boolean, misalnya ketemu, diisi dengan nilai true, sebaliknya ketemu diisi dengan nilai false. Metode pencarian yang ditemukan, antara lain : 1. Metode Pencarian Beruntun (Sequential Search) 2. Metode Pencarian Bagi Dua (Binary Search) 4.3.Sequential Search Metode pencarian beruntun (sequential search) adalah proses membandingkan setiap elemen array satu per satu secara beruntun, mulai dari elemen pertama, sampai elemen yang dicari ditemukan, atau seluruh elemen sudah diperiksa. Algoritma Sequential Search : procedure search(input L : LarikInt, input x : integer) {mencari keberadaan nilai x di dalam array L[1..n] } {K. Awal : x dan array L[1..n] sudah terdefinisi nilainya } {K. Akhir : Bilangan Ditemukan jika x ditemukan. Jika x tidak ditemukan, Bilangan tidak ditemukan } DEKLARASI : i : integer {pencatat indeks array} ALGORITMA : for i ß 1 to while (i < n) and (L[i] x) do i ß i + 1 endwhile {i = n or L[i] = x} if L[i] = x then 17

18 ketemu ß true else ketemu ß false endif 4.4.Binary Search Prinsip pencarian dengan membagi data atas dua bagian mengilhami metode pencarian bagidua (binary search). Data yang disimpan di dalam array harus sudah terurut. Pencarian dengan cara ini akan mengurangi waktu pencarian karena pembandingan harga direduksi. Namun cara pencarian ini hanya dapat dilakukan jika elemen array sudah terurut. Cara ini tidak mungkin dilakukan jika elemen array tidak terurut. Algoritma Binary Search : procedure BinSearch (input L : LarikInt, input n : integer, input x : integer, output idx : integer) {Mencari x di dalam array L[1..n] yang sudah terurut menurun dengan metode pencarian bagi dua. Keluaran prosedur ini adalah indeks elemen array yang mengandung nilai x; idx diisi 0 jika x tidak ditemukan.} {K. Awal : L[1..n] sudah berisi data yang sudah terurut menurun, dan x adalah nilai yang akan dicari.} {K. Akhir : idx berisi indeks elemen array yang mengandung nilai x; tetapi bila x tidak ditemukan, maka idx diisi dengan -1} DEKLARAS I i, j : integer {indeks kiri dan indeks kanan array} k : integer {indeks elemen tengah} ketemu : boolean {flag untuk menentukan apakah x ditemukan} ALGORITM A i ß 1 {ujung kiri array} j ß n {ujung kanan array} ketemu ß false {asumsikan x belum ditemukan} while (not ketemu) and (i j) do k ß (i+j) div 2 {bagi dua array L pada posisi k} if (L[k] = x) then ketemu ß true else {L[k] x} if (L[k] > x) then {lakukan pencarian pada array bagian kanan, set indeks ujung kiri array yang baru} i ß k + 1 else {lakukan pencarian pada array bagian kiri, set indeks ujung kanan array yang baru} j ß k 1 endi f endif endwhile {ketemu = true or i > j} if ketemu then idx ß k else idx ß -1 endif {x ditemukan} 18

19 Latihan Program : Buatlah program untuk mencari bilangan terbesar dan bilangan terkecil dari sekumpulan nilai yang ada di dalam array L Buatlah program dari algoritma sequential search dan binary search 19

20 Bab 5. Pengurutan 5.1.Definisi Pengurutan adalah proses mengatur sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu. Urutan objek tersebut dapat menaik (ascending) atau menurun (descending) Metode Pengurutan Banyak metode pengurutan yang telah ditemukan. Metode pengurutan yang ditemukan, antara lain : 1. Bubble Sort 2. Selection Sort 3. Insertion Sort 4. Heap Sort 5. Shell Sort 6. Quick Sort 7. Merge Sort 8. Radix Sort Bubble Sort Bubble sort atau metode pengurutan apung diinspirasi oleh gelembung sabun yang berada di atas permukaan air. Karena berat jenis gelembung sabun lebih ringan daripada berat jenis air, maka gelembung sabun selalu terapung ke atas permukaan. Prinsip di atas dipakai pada pengurutan apung. Elemen array yang berharga paling kecil diapungkan, artinya diangkat ke atas (ke ujung kiri array) melalui proses pertukaran. Algoritma Gelembung : procedure UrutGelembung (input/output L : Array, input n : integer) Deklarasi i : integer k : integer temp : integer {pencacah untuk jumlah langkah} {pencacah untuk pengapungan setiap langkah} {peubah bantu untuk pertukaran} Algoritm a for i ß 1 to N-1 do for k ß n downto i+1 do if L[k] < L[k-1] then endi f endfor endfor temp ß L[k] L[k] ß L[k-1] L[k-1] ß temp {pertukarkan L[k] dengan L[k-1]} 20

21 Selection Sort Metode pengurutan ini disebut pengurutan seleksi (selection sort) karena gagasan dasarnya adalah memilih elemen maksimum/minimum dari array, lalu menempatkan elemen maksimum/minimum itu pada awal atau akhir array (elemen terujung). Selanjutnya elemen terujung tersebut diisolasi dan tidak disertakan pada proses selanjutnya. Algoritma Pengurutan Seleksi : procedure SelectionSort (input/output L : LarikInt, input n : integer) Deklarasi i : integer j : integer imaks : integer maks : integer temp : integer Algoritma for i ß n downto 2 do {jumlah pass sebanyak n-1} {cari elemen maksimum pada elemen L[1...i]} imaks ß 1 maks ß L[1] for j ß 2 to i do if endi f endfor endfor L[j] > maks then imaks ß j maks ß L[j] {pertukarkan maks dengan L[i]} temp ß L[i] L[i] ß L[imaks] L[imaks] ß temp Latihan Program : Buatlah program dari algoritma pengurutan seleksi 21

MODUL IV PENCARIAN DAN PENGURUTAN

MODUL IV PENCARIAN DAN PENGURUTAN MODUL IV PENCARIAN DAN PENGURUTAN 4.1 Tujuan Tujuan modul IV ini, adalah: Praktikan bisa membuat beberapa program pencarian berdasarkan metode algoritma pencarian Praktikan bisa membuat beberapa program

Lebih terperinci

Kuliah ke : 4 Algoritma & Stuktur Data. Pengurutan (Sorting)

Kuliah ke : 4 Algoritma & Stuktur Data. Pengurutan (Sorting) Kuliah ke : 4 Algoritma & Stuktur Data Pengurutan (Sorting) Pengurutan adalah proses mengatur sekumpulan obyek menurut urutan atau susunan tertentu. Urutan obyek tersebut dapat menaik atau menurun. Bila

Lebih terperinci

Pengurutan (Sorting) Keuntungan Data Terurut. Pengurutan Terbagi Dua Kelompok:

Pengurutan (Sorting) Keuntungan Data Terurut. Pengurutan Terbagi Dua Kelompok: Pengurutan (Sorting) Pengurutan adalah proses mengatur sekumpulan obyek menurut urutan atau susunan tertentu. Urutan obyek tersebut dapat menaik atau menurun. Bila N obyek disimpan dalam larik L, maka

Lebih terperinci

Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi :

Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi : PENGURUTAN Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi : 1. Ascending / menaik Syarat : L[1] L[2] L[3] L[N] 2. Descending / menurun

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-12 (Matriks) 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep Matriks Pendeklarasian Matriks Pemrosesan Matriks Membaca Elemen Matriks Menulis Matriks 2 Pendahuluan Di dalam matriks,

Lebih terperinci

Pengurutan (Sorting) Algoritma Pemrograman

Pengurutan (Sorting) Algoritma Pemrograman Pengurutan (Sorting) Algoritma Pemrograman mas.anto72@gmail.com 1 Definisi Sorting /pengurutan proses mengatur sekumpulan obyek menurut urutan atau susunan tertentu. Bentuk susunan/urutan : Ascending menaik/membesar

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-12 (Matriks) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep Matriks Pendeklarasian Matriks Pemrosesan Matriks

Lebih terperinci

Algoritma Brute Force (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir

Algoritma Brute Force (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir Algoritma Brute Force (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik 1 Definisi Brute Force Brute force : pendekatan yang lempang (straightforward) untuk memecahkan suatu masalah

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-11 (Matriks) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep Matriks Pendeklarasian Matriks Pemrosesan Matriks Membaca Elemen Matriks

Lebih terperinci

Algoritma Brute Force

Algoritma Brute Force Algoritma Brute Force Definisi Brute Force Brute force adalah sebuah pendekatan yang lempang (straightforward( straightforward) ) untuk memecahkan suatu masalah, biasanya didasarkan pada pernyataan masalah

Lebih terperinci

PENGURUTAN (SORTING) 1. Introduction 2. Bubble Sort 3. Selection Sort 4. Insertion Sort

PENGURUTAN (SORTING) 1. Introduction 2. Bubble Sort 3. Selection Sort 4. Insertion Sort PENGURUTAN (SORTING) 1. Introduction 2. Bubble Sort 3. Selection Sort 4. Insertion Sort INTRODUCTION Pengurutan merupakan proses mengatur sekumpulan obyek menurut aturan atau susunan tertentu. Urutan obyek

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA. Pengajar. Jaidan Jauhari, M.T. Alamat

STRUKTUR DATA. Pengajar. Jaidan Jauhari, M.T. Alamat STRUKTUR DATA Pengajar Jaidan Jauhari, M.T. Alamat Email jaidan_j@ilkom.unsri.ac.id jaidan_j@yahoo.com Disarikan Dari Berbagai Sumber, Terutama Dari Diktat Struktur Data Informatika ITB Karangan Dr. Inggriani

Lebih terperinci

AlgoritmaBrute Force. Desain dan Analisis Algoritma (CS3024)

AlgoritmaBrute Force. Desain dan Analisis Algoritma (CS3024) AlgoritmaBrute Force Desain dan Analisis Algoritma (CS3024) Definisi Brute Force Brute forceadalah sebuah pendekatan yang lempang (straightforward) untuk memecahkan suatu masalah, biasanya didasarkan pada

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-1 (Matriks) :: NoorIfada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep Matriks Pendeklarasian Matriks Pemrosesan Matriks Membaca Elemen Matriks

Lebih terperinci

SORTING. Struktur Data S1 Sistem Informasi. Ld.Farida

SORTING. Struktur Data S1 Sistem Informasi. Ld.Farida SORTING Struktur Data S1 Sistem Informasi Ld.Farida INTRO Sorting (Pengurutan) diartikan sebagai penyusunan kembali sekumpulan objek ke dalam urutan tertentu Tujuan: Mendapatkan kemudahan dalam pencarian

Lebih terperinci

ALGORITMA PENGURUTAN & PENCARIAN

ALGORITMA PENGURUTAN & PENCARIAN Materi kuliah ALGORITMA PENGURUTAN & PENCARIAN Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2011 1 Pengelompokan

Lebih terperinci

1. Tipe Data Sederhana Hanya dimungkinkan untuk menyimpan sebuah nilai data dalam sebuah variabel Ada 5 macam : int, float, double, char, boolen

1. Tipe Data Sederhana Hanya dimungkinkan untuk menyimpan sebuah nilai data dalam sebuah variabel Ada 5 macam : int, float, double, char, boolen Pokok Bahasan Pengantar Struktur Data Pengertian Struktur Data Struktur data adalah cara menyimpan atau merepresentasikan data di dalam komputer agar bisa dipakai secara efisien Sedangkan data adalah representasi

Lebih terperinci

1 Pencarian. 1.1 Tinjauan Singkat Larik

1 Pencarian. 1.1 Tinjauan Singkat Larik 1 Pencarian P encarian (searching) merupakan proses yang fundamental dalam pengolahan data. Proses pencarian adalah menemukan nilai (data) tertentu di dalam sekumpulan data yang bertipe sama (baik bertipe

Lebih terperinci

BAB VI SEARCHING (PENCARIAN)

BAB VI SEARCHING (PENCARIAN) BAB VI SEARCHING (PENCARIAN) 7. 1 Pencarian Beruntun (Sequential Search) Prinsip kerja pencarian beruntun adalah membandingkan setiap elemen larik satu per satu secara beruntun, mulai dari elemen pertama

Lebih terperinci

SEQUENTIAL SEARCH 11/11/2010. Sequential Search (Tanpa Variabel Logika) untuk kondisi data tidak terurut

SEQUENTIAL SEARCH 11/11/2010. Sequential Search (Tanpa Variabel Logika) untuk kondisi data tidak terurut Tujuan Searching & Sorting Pertemuan 9-10 Dosen Pembina Danang Junaedi TUJUAN MATERI Setelah mengikuti materi pertemuan ini, mahasiswa diharapkan dapat 1. Menjelaskan dan menggunakan metode pencarian dalam

Lebih terperinci

DATA SORTING. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

DATA SORTING. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom DATA SORTING Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Sorting (pengurutan) : proses mengatur sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Diberikan array L dengan n elemen yg sudah terdefinisi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id Sorting = pengurutan Sorted = terurut menurut kaidah/aturan tertentu Data pada umumnya disajikan

Lebih terperinci

Searching [pencarian] Algoritma Pemrograman

Searching [pencarian] Algoritma Pemrograman Searching [pencarian] Algoritma Pemrograman mas.anto72@gmail.com 1 Jenis Pencarian Pencarian Internal proses pencarian dilakukan pada memori utama (RAM). Pencarian Eksternal proses pencarian dilakukan

Lebih terperinci

Abstract Data Type (ADT)

Abstract Data Type (ADT) IKG2A3/ Pemrograman Terstruktur 2 ZK Abdurahman Baizal KK Algoritma dan Komputasi Abstract Data Type (ADT) 1 8/25/2015 Pendahuluan Pada bab ini kita akan membahas tentang Abstract Data Type (ADT) Mendefinisikan

Lebih terperinci

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN 2. 3 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN 2. 3 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN 2 3 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Teks/string Pointer File Struktur Kelas/Class Konstruktor dan Destruktor Kelas dan Obyek Overloading Operator Inheritance (Pewarisan)

Lebih terperinci

TIPE, NAMA, DAN NILAI

TIPE, NAMA, DAN NILAI TIPE, NAMA, DAN NILAI Dian Palupi Rini, M.Kom Tipe Dasar Bilangan Logika Nama Tipe adalah boolean (diambil dari nama matematikawan Inggris George Boole). Ranah Nilai : true (benar) dan false (salah). Konstanta

Lebih terperinci

PENCARIAN BERUNTUN (SEQUENTIAL SEARCHING)

PENCARIAN BERUNTUN (SEQUENTIAL SEARCHING) PENCARIAN BERUNTUN (SEQUENTIAL SEARCHING) a. Introduction b. Tanpa Boolean c. Dengan Boolean d. Penggunaan dalam Fungsi INTRODUCTION Merupakan algoritma pencarian yang paling sederhana. Proses Membandingkan

Lebih terperinci

BAB V SORTING (PENGURUTAN) INTERNAL

BAB V SORTING (PENGURUTAN) INTERNAL BAB V SORTING (PENGURUTAN) INTERNAL Sorting Internal : Proses pengurutan sekelompok data yang berada didalam memori utama komputer. Sorting External : Proses pengurutan sekelompok data yang sebagian saja

Lebih terperinci

1. Kompetensi Mengenal dan memahami algoritma percabangan yang komplek.

1. Kompetensi Mengenal dan memahami algoritma percabangan yang komplek. LAB SHEET ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Semester : 4 Percabangan Komplek dan case of 200 menit No. : LST/EKA/EKA 305/03 Revisi : Tgl. : Hal. 1 dari 3 hal. 1. Kompetensi Mengenal dan memahami algoritma percabangan

Lebih terperinci

1. Kompetensi Mengenal dan memahami notasi-notasi algoritma yang ada.

1. Kompetensi Mengenal dan memahami notasi-notasi algoritma yang ada. Semester : 4 Pengenalan Algoritma dan Program 200 menit No. : LST/EKA/EKA259/01 Revisi : 01 Tgl. : 10-2-2014 Hal. 1 dari 2 hal. 1. Kompetensi Mengenal dan memahami notasi-notasi algoritma yang ada. 2.

Lebih terperinci

Algoritma Brute Force

Algoritma Brute Force Algoritma Brute Force Deskripsi Materi ini membahas tentang algoritma brute force dengan berbagai studi kasus Definisi Brute Force Straighforward (lempeng) Sederhana dan jelas Lebih mempertimbangkan solusi

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman 2 PENGURUTAN

Algoritma dan Pemrograman 2 PENGURUTAN Algoritma dan Pemrograman 2 PENGURUTAN Pengurutan : proses mengatur sekumpulan obyek meurut urutan atau susunan tertentu. Urutan menaik(ascending) : L[0] L[1] L[2] L[n] Urutan menurun(descending) : L[0]

Lebih terperinci

Pert 3: Algoritma Pemrograman 1 (Alpro1) 4 sks. By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs.

Pert 3: Algoritma Pemrograman 1 (Alpro1) 4 sks. By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs. Pert 3: Algoritma Pemrograman 1 (Alpro1) 4 sks By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs. ritasaputra@gmail.com Kriteria Unjuk Kerja Algoritma Pemrograman 1 Tugas Terakhir (15): Buatlah portofolio Pengidentifikasian

Lebih terperinci

ARRAY STATIS. Type namatype_array = array [1..maks_array] of tipedata. nama_var_array : namatype_array {indeks array dari 1 sampai maksimum array}

ARRAY STATIS. Type namatype_array = array [1..maks_array] of tipedata. nama_var_array : namatype_array {indeks array dari 1 sampai maksimum array} ARRAY STATIS Array (larik) merupakan tipe data terstruktur yang terdiri dari sejumlah elemen yang mempunyai tipe data yang sama dan diakses/diacu lewat indeksnya. Array memiliki jumlah komponen yang jumlahnya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 MATRIX. Introduction Definition How is matrix stored in memory Declaration Processing

PERTEMUAN 8 MATRIX. Introduction Definition How is matrix stored in memory Declaration Processing PERTEMUAN 8 MATRIX Introduction Definition How is matrix stored in memory Declaration Processing INTRODUCTION Sebuah larik yang setiap elemennya adalah larik lagi disebut matriks Contoh matriks identitas:

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma 1 Pendahuluan Sebuah masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Contoh: masalah pengurutan (sort), ada puluhan algoritma pengurutan Sebuah algoritma tidak saja harus

Lebih terperinci

MATRIKS. Dapat disimpan secara linier dan kontigu dengan dua alternatif sebagai berikut : a. Per baris

MATRIKS. Dapat disimpan secara linier dan kontigu dengan dua alternatif sebagai berikut : a. Per baris MATRIKS Matriks adalah sekumpulan informasi yang setiap individu elemennya terdefinisi berdasarkan dua buah indeks (yang biasanya dikonotasikan dengan baris dan kolom). Setiap elemen matriks dapat diakses

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma diukur dari berapa jumlah

Lebih terperinci

PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR

PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR 1 PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR Siti Mukaromah, S.Kom TEKNIK PENYAJIAN ALGORITMA Teknik Tulisan Structure English Pseudocode Teknik Gambar Structure Chart HIPO Flowchart 2 PSEUDOCODE Kode

Lebih terperinci

MAKALAH STRUKTUR DATA. DOSEN PEMBIMBING Nisa miftachurohmah, S.kom., M.Si PENYUSUN SITI JAMILATUL MU ADDIBAH ( )

MAKALAH STRUKTUR DATA. DOSEN PEMBIMBING Nisa miftachurohmah, S.kom., M.Si PENYUSUN SITI JAMILATUL MU ADDIBAH ( ) MAKALAH STRUKTUR DATA DOSEN PEMBIMBING Nisa miftachurohmah, S.kom., M.Si PENYUSUN SITI JAMILATUL MU ADDIBAH (14.1.03.03.0024) FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-2 (Teks Algoritma) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Judul Algoritma Deklarasi Deskripsi Translasi

Lebih terperinci

Array dan Matriks. IF2121 / Algoritma dan Struktur Data Sem / /7/2017 IF2121/sem /2018 1

Array dan Matriks. IF2121 / Algoritma dan Struktur Data Sem / /7/2017 IF2121/sem /2018 1 Array dan Matriks IF2121 / Algoritma dan Struktur Data Sem. 1 2017/2018 9/7/2017 IF2121/sem. 1 2017/2018 1 Array 9/7/2017 IF2121/sem. 1 2017/2018 2 Definisi Array adalah koleksi objek yang terdiri dari

Lebih terperinci

DIKTAT STRUKTUR DATA Oleh: Tim Struktur Data IF

DIKTAT STRUKTUR DATA Oleh: Tim Struktur Data IF DIKTAT STRUKTUR DATA Oleh: Tim Struktur Data IF ARRAY STATIS (lanjutan) OPERASI ARRAY STATIS (lanjutan) 3. Pencarian (searching) array Proses menemukan suatu data yang terdapat dalam suatu array. Proses

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma (1)

Kompleksitas Algoritma (1) Kompleksitas Algoritma (1) Pendahuluan Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efisien. Kebutuhan waktu dan ruang suatu algoritma bergantung

Lebih terperinci

Array (Tabel) Tim Pengajar KU1071 Sem /11/3 TW/KU1071 1

Array (Tabel) Tim Pengajar KU1071 Sem /11/3 TW/KU1071 1 Array (Tabel) Tim Pengajar KU1071 Sem. 1 2009-2010 2009/11/3 TW/KU1071 1 Tujuan Perkuliahan Mahasiswa memahami makna dan kegunaan array (tabel) Mahasiswa dapat menggunakan notasi pendefinisian dan pengacuan

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-3 (Tipe Data dan Nama) 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Tipe Dasar Tipe Bentukan Nama 2 Pendahuluan Tipe adalah pola representasi data dalam komputer Tipe data dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

TYPE. Inggriani Liem : Catatan Kuliah Algoritma & Pemrograman, Jurusan teknik Informatika - ITB TYPE.doc/TYPE- 21/08/03 16:04

TYPE. Inggriani Liem : Catatan Kuliah Algoritma & Pemrograman, Jurusan teknik Informatika - ITB TYPE.doc/TYPE- 21/08/03 16:04 TYPE Type adalah pola representasi suatu data dalam komputer. Gunanya untuk mendefinisikan objek yang akan diprogram. Ada type dasar (yang diasumsikan ada) dan type bentukan, biasanya type bentukan dibentuk

Lebih terperinci

VARIABEL, TIPE DATA, KONSTANTA, OPERATOR DAN EKSPRESI. Pemrograman Dasar Kelas X Semester 2

VARIABEL, TIPE DATA, KONSTANTA, OPERATOR DAN EKSPRESI. Pemrograman Dasar Kelas X Semester 2 VARIABEL, TIPE DATA, KONSTANTA, OPERATOR DAN EKSPRESI Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu memahami penulisan Tipe data, variabel dan konstanta dalam pascal 2. Siswa mampu menerapkan penggunaan Tipe data,

Lebih terperinci

CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan

CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan Yuliant Sibaroni M.T, Abdurahman Baizal M.Kom KK Modeling and Computational Experiment Tabel Pendahuluan Deklarasi Tabel Pengaksesan Tabel Program dengan Tabel

Lebih terperinci

Tipe data dasar merupakan tipe data yang disediakan oleh kompailer, sehingga dapat langsung dipakai Dalam algoritma dan pemrograman yang termasuk dala

Tipe data dasar merupakan tipe data yang disediakan oleh kompailer, sehingga dapat langsung dipakai Dalam algoritma dan pemrograman yang termasuk dala Tipe data dasar merupakan tipe data yang disediakan oleh kompailer, sehingga dapat langsung dipakai Dalam algoritma dan pemrograman yang termasuk dalam tipe data dasar adalah bilangan logik, bilangan bulat,

Lebih terperinci

Dasar Komputer dan Pemrograman. Konsep Tipe Data dan Operator Nama dan Nilai Data

Dasar Komputer dan Pemrograman. Konsep Tipe Data dan Operator Nama dan Nilai Data Dasar Komputer dan Pemrograman Konsep Tipe Data dan Operator Nama dan Nilai Data Mahasiswa memahami penggunaan tipe data dan operator serta translasinya ke dalam pseudocode. Mahasiswa memahami aturan penamaan

Lebih terperinci

AnalisisFramework. Mengukur ukuran atau jumlah input Mengukur waktu eksekusi Tingkat pertumbuhan Efiesiensi worst-case, best-case dan average-case

AnalisisFramework. Mengukur ukuran atau jumlah input Mengukur waktu eksekusi Tingkat pertumbuhan Efiesiensi worst-case, best-case dan average-case AnalisisFramework Review Tujuan analisa : mengukur efesiensi algoritma Efisiensi diukur dari diukur dari: waktu (time) dan memori(space). Dua besaran yang digunakan: kompleksitas algoritma 1. Kompleksitas

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman Array/Tabel[2] Oleh: Eddy Prasetyo N

Algoritma dan Pemrograman Array/Tabel[2] Oleh: Eddy Prasetyo N Algoritma dan Pemrograman Array/Tabel[2] Oleh: Eddy Prasetyo N Topik Bahasan Pemrosesan Sequential Pencarian pada Array Sequential Boolean Sequential tanpa Boolean Binary Sentinel Pengurutan Count Sort

Lebih terperinci

Tipe Data dan Operator

Tipe Data dan Operator Tipe Data dan Operator Dasar Algoritma dan Pemrogrman Eka Maulana, ST, MT, MEng. Klasifikasi Tipe Data 1 Tipe Data Tipe data adalah jenis data yang dapat diolah oleh komputer untuk memenuhi kebutuhan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA SELECTION SORT DENGAN MERGE SORT

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA SELECTION SORT DENGAN MERGE SORT ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA SELECTION SORT DENGAN MERGE SORT Disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah : Analisis Algoritma Oleh : Eka Risky Firmansyah 1110091000043 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-2 (Teks Algoritma) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Judul Algoritma Deklarasi Deskripsi Translasi Teks Algoritma ke dalam

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman 1. By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs.

Algoritma dan Pemrograman 1. By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs. Algoritma dan Pemrograman 1 By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs. Tugas : 1. Ditulis tangan dalam buku catatan yang disampul kertas manggis, kumpul 13 Oktober 2016 jam 09.40 (pagi )UIGM 2. Tentukan KPK dari

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK. Tipe Data. Budhi Irawan, S.Si, M.T

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK. Tipe Data. Budhi Irawan, S.Si, M.T PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK Tipe Data Budhi Irawan, S.Si, M.T TIPE DATA Tipe Data berfungsi untuk merepresentasikan jenis dari nilai yang terdapat dalam program. Contoh apabila mempunyai suatu data

Lebih terperinci

JENIS DATA SEDERHANA & INPUT/OUTPUT DATA

JENIS DATA SEDERHANA & INPUT/OUTPUT DATA JENIS DATA SEDERHANA & INPUT/OUTPUT DATA 1.1 Tipe Data A. Data Tipe Sederhana Dihubungkan dengan sebuah identifier untuk sebuah data. Data tipe ini digolongkan menjadi tipe data standar dan tipe data yang

Lebih terperinci

*** SELAMAT MENGERJAKAN

*** SELAMAT MENGERJAKAN SOAL : Diketahui data dalam bentuk ARRAY 2 dimensi sebagai berikut : 70 50 6 77 37 12 94 75 81 58 75 47 67 14 35 33 63 9 49 97 57 6 90 92 41 18 48 92 36 22 80 11 50 21 17 Buatlah algoritma dan tuliskan

Lebih terperinci

Array (Tabel) bagian 2

Array (Tabel) bagian 2 Array (Tabel) bagian 2 Tim Pengajar KU71 Sem. 1 2009-20 2009/11/17 TW/KU71 1 Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menggunakan notasi pendefinisian dan pengacuan array dengan benar Mahasiswa memahami proses

Lebih terperinci

Struktur Program. Rinta Kridalukmana

Struktur Program. Rinta Kridalukmana Struktur Program Rinta Kridalukmana Struktur Program Struktur program merupakan suatu bentuk susunan dari suatu program yang dibuat. Secara umum, struktur program dibagi 3 bagian : Judul (header) Kamus

Lebih terperinci

Array. Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam

Array. Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam Array Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam Pendahuluan Array Array A 1 158 2 157 3 162 4 169 5 172 6 155 7 170 8 163 Isi A[1] adalah 158 Isi A[2] adalah 157 Isi A[8] adalah 163 Struktur data statik

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman Sorting (Pengurutan) IS1313. Oleh: Eddy Prasetyo N

Algoritma dan Pemrograman Sorting (Pengurutan) IS1313. Oleh: Eddy Prasetyo N Algoritma dan Pemrograman Sorting (Pengurutan) IS1313 Oleh: Eddy Prasetyo N Pengantar Sorting merupakan sebuah proses untuk mengatur item dalam suatu urutan tertentu ( menaik atau menurun ). Misalnya untuk

Lebih terperinci

Algoritma & Pemrograman 1. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom Universitas Pendidikan Indonesia

Algoritma & Pemrograman 1. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom Universitas Pendidikan Indonesia Algoritma & Pemrograman 1 Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom Universitas Pendidikan Indonesia Daftar Isi 1. Bab 1 Pengantar & Dasar Dasar Algoritma 2. Bab 2 Aturan Penulisan Teks Algoritma 3. Bab 3 Tipe,

Lebih terperinci

Algoritme dan Pemrograman

Algoritme dan Pemrograman Algoritme dan Pemrograman Searching (Pencarian) Sorting (Pengurutan) Tipe struct Searching (pencarian) Mencari data berdasarkan nilai tertentu, x. Beberapa contoh algoritme pencarian: Sequential search

Lebih terperinci

ALGORITMA (KOMPUTER) : ATURAN PENULISAN DAN STRUKTUR DASARNYA

ALGORITMA (KOMPUTER) : ATURAN PENULISAN DAN STRUKTUR DASARNYA ALGORITMA (KOMPUTER) : ATURAN PENULISAN DAN STRUKTUR DASARNYA I. Pendahuluan Algoritma dapat ditulis dalam notasi apapun asalkan mudah dimengerti dan dipahami. Algoritma dapat ditulis dalam bahasa natural/bahasa

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-3 (Tipe Data dan Nama) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Tipe Dasar Tipe Bentukan Nama S1 Teknik

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman 2 PENCARIAN

Algoritma dan Pemrograman 2 PENCARIAN Algoritma dan Pemrograman 2 PENCARIAN Pencarian (searching) merupakan proses yang fundamental dalam pengolahan data. Proses pencarian adalah menemukan nilai (data) tertentu didalam sekumpulan data yang

Lebih terperinci

BAB I PENGENALAN STRUKTUR DATA DAN ALGORITMA

BAB I PENGENALAN STRUKTUR DATA DAN ALGORITMA BAB I PENGENALAN STRUKTUR DATA DAN ALGORITMA Tujuan : 1. Mahasiswa memahami apakah yang dimaksud dengan struktur data 2. Mahasiswa memahami apakah yang dimaksud dengan algoritma 3. Mengingat kembali tipe

Lebih terperinci

Soal hari Jumat (16/10) Latihan 10 MS

Soal hari Jumat (16/10) Latihan 10 MS hari Jumat (16/10) Latihan 10 MS count, sum, i adalah variabel tunggal bertipe data integer i 1 count 0 sum 0 while (i < 30) do sum sum + i count count + 1 i i + i 1. Berapakah final state variabel sum?

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 9 ARRAY. ARRAY BERDIMENSI SATU Suatu array berdimensi satu dideklarasikan dalam bentuk umum berupa :

PRAKTIKUM 9 ARRAY. ARRAY BERDIMENSI SATU Suatu array berdimensi satu dideklarasikan dalam bentuk umum berupa : PRAKTIKUM 9 ARRAY A. Tujuan 1. Menjelaskan tentang array berdimensi satu 2. Menjelaskan tentang array berdimensi dua 3. Menjelaskan tentang array berdimensi banyak 4. Menjelaskan tentang inisialisasi array

Lebih terperinci

BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI)

BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI) BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI) Definisi MATRiKs Matriks adalah: 1. Kumpulan elemen yang bertipe sama. 2. Setiap elemen data dapat diakses secara langsung jika indeksnya diketahui. 3. Struktur data

Lebih terperinci

DASAR PEMROGRAMAN. Institut Teknologi Sumatera

DASAR PEMROGRAMAN. Institut Teknologi Sumatera DASAR PEMROGRAMAN REVIEW STRUKTUR DASAR, PERCABANGAN, DAN PERULANGAN Institut Teknologi Sumatera TUJUAN KULIAH Mengenalkan konsep dasar pemrograman: dekomposisi problem, modularisasi, rekurens; skill/praktek

Lebih terperinci

BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI)

BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI) BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI) Definisi MATRiKs Matriks adalah: 1. Kumpulan elemen yang bertipe sama. 2. Setiap elemen data dapat diakses secara langsung jika indeksnya diketahui. 3. Struktur data

Lebih terperinci

Pendahuluan. Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien.

Pendahuluan. Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien. Pendahuluan Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien. Algoritma yang efektif diukur dari berapa jumlah waktu dan

Lebih terperinci

Pencarian. 1. Memahami konsep pencarian 2. Mengenal beberapa algoritma pencarian 3. Menerapkan algoritma pencarian dalam program

Pencarian. 1. Memahami konsep pencarian 2. Mengenal beberapa algoritma pencarian 3. Menerapkan algoritma pencarian dalam program Pencarian Overview Pencarian merupakan sebuah algoritma dasar yang sering diperlukan dalam pembuatan program. Berbagai algoritma pencarian telah diciptakan dan dapat digunakan. Pemahaman tentang beberapa

Lebih terperinci

Langkah Mudah Belajar Struktur Data Menggunakan C/C++

Langkah Mudah Belajar Struktur Data Menggunakan C/C++ Langkah Mudah Belajar Struktur Data Menggunakan C/C++ Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi

Lebih terperinci

Tipe Data dan Operator dalam Pemrograman

Tipe Data dan Operator dalam Pemrograman Diktat Pelatihan Olimpiade Komputer Oleh Fakhri Pertemuan ke 2 : Tipe Data dan Operator dalam Pemrograman 2.1 Tipe Data Tipe data adalah jenis dari suatu nilai pada pemrograman, baik itu angka, tulisan,

Lebih terperinci

Pencarian pada Array. Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang

Pencarian pada Array. Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang Pencarian pada Array Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang Latar Belakang Merupakan proses yang penting karena sering dilakukan terhadap sekumpulan data yang disimpan

Lebih terperinci

BAHASA PEMROGRAMAN 1 (PERTEMUAN 3)

BAHASA PEMROGRAMAN 1 (PERTEMUAN 3) BAHASA PEMROGRAMAN 1 (PERTEMUAN 3) ARRAY KUMPULAN SOAL LATIHAN PREPARED BY CHANDRA 092110187 05 06 2010 (REVISED) PENGENALAN ARRAY Array dari Pesawat Array dari Serangga Array dari Kartu Array dari Karakter

Lebih terperinci

ALUR PROGRAM. SELEKSI KONDISI Statement If a. Bentuk If tunggal sederhana Sintaks : if ( kondisi ) statement ;

ALUR PROGRAM. SELEKSI KONDISI Statement If a. Bentuk If tunggal sederhana Sintaks : if ( kondisi ) statement ; SELEKSI KONDISI Statement If a Bentuk If tunggal sederhana if ( kondisi ) statement ; ALUR PROGRAM Bentuk ini menunjukkan jika kondisi bernilai benar, maka statement yang mngikutinya akan dieksekusi Jika

Lebih terperinci

Nama, Tipe, Ekspresi, dan Nilai

Nama, Tipe, Ekspresi, dan Nilai Nama, Tipe, Ekspresi, dan Nilai ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN [IS6110102] Dosen: Yudha Saintika, S.T., M.T.I Sub-Capaian Pembelajaran MK Mahasiswa mampu menerapkan konsep nama, tipe, ekspresi, nilai ke dalam

Lebih terperinci

Larik/ Array int a1, a2, a3, a4, a5;

Larik/ Array int a1, a2, a3, a4, a5; Matakuliah : Struktur Data Versi : 1.0.0 Materi : Larik/ Array Penyaji : Zulkarnaen NS 1 Larik/ Array Variabel digunakan hanya untuk menyimpan 1 (satu) buah nilai dengan tipe data tertentu. Misalnya: int

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-3 (Tipe Data dan Nama) Rahmady Liyantanto. S1 Teknik Informatika-Unijoyo

Pertemuan Ke-3 (Tipe Data dan Nama) Rahmady Liyantanto. S1 Teknik Informatika-Unijoyo Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-3 (Tipe Data dan Nama) Rahmady Liyantanto Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Tipe Dasar Tipe Bentukan Nama Pendahuluan Tipe adalah pola representasi data dalam komputer. Tipe

Lebih terperinci

SORTING. Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

SORTING. Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom SORTING Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Sorting Suatu proses pengurutan data yang sebelumnya disusun secara acak sehingga menjadi tersusun secara teratur menurut suatu aturan tertentu. Sorting diterapkan

Lebih terperinci

c. Hasil pencarian berupa nilai Boolean yang menyatakan status hasil pencarian. Versi 1 (Pembandingan elemen dilakukan sebagai kondisi pengulangan)

c. Hasil pencarian berupa nilai Boolean yang menyatakan status hasil pencarian. Versi 1 (Pembandingan elemen dilakukan sebagai kondisi pengulangan) ALGORITMA PENCARIAN MINGGU KE: 9 TUJUAN: Mahasiswa dapat memahami masalah pencarian. Mahasiswa dapat memahami algoritma pencarian beruntun. Mahasiswa dapat memahami algoritma pencarian beruntun Versi 1

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-3 Tipe Data dan Nama :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Tipe Dasar Tipe Bentukan Nama S1 Teknik Informatika-Unijoyo 2 Pendahuluan

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-3 (Tipe Data dan Nama) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Tipe Dasar Tipe Bentukan Nama S1 Teknik Informatika-Unijoyo 2 1

Lebih terperinci

ARRAY. contoh : A[1] := 10; var A : array[1..10] of integer; A[nomer_indeks]

ARRAY. contoh : A[1] := 10; var A : array[1..10] of integer; A[nomer_indeks] ARRAY Array adalah tipe data kompleks yang elemen-elemennya mempunyai tipe data yang sama. Jumlah elemen array bersifat tetap dan tidak bisa ditambah atau dikurangi setelah pendeklarasiannya. Tiap elemen

Lebih terperinci

ARRAY (LARIK) Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom.

ARRAY (LARIK) Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom. ARRAY (LARIK) Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom. Pendahuluan Sebuah variabel hanya menyimpan sebuah nilai, tidak dapat menyimpan beberapa buah nilai yang bertipe sejenis Dalam pemrograman, mengolah

Lebih terperinci

CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan

CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan Yuliant Sibaroni M.T, Abdurahman Baizal M.Kom KK Modeling and Computational Experiment Pencarian dalam Tabel Pendahuluan Pencarian Sekuensial Pencarian Sekuensial

Lebih terperinci

Bubble Sort (Pengurutan Gelembung / Pemberatan)

Bubble Sort (Pengurutan Gelembung / Pemberatan) Pertemuan XIII, XIV - PENGURUTN Pengertian lgoritma Pengurutan dibuat untuk menghasilkan kumpulan data yang terurut. Jenis da banyak jenis pengurutan. Tiga jenis yang paling sederhana adalah Bubble Sort,

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman Array/Tabel[1] Oleh: Eddy Prasetyo N

Algoritma dan Pemrograman Array/Tabel[1] Oleh: Eddy Prasetyo N Algoritma dan Pemrograman Array/Tabel[1] Oleh: Eddy Prasetyo N Topik Bahasan Definisi Array Deklarasi & Inisialisasi Array Pengaksesan & Pengisian Array Penelusuran Array Mencari Nilai Ekstrim Array /

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data

Algoritma dan Struktur Data 20/11/2014 Algoritma dan Struktur Data Algoritma Pemrograman Bekti Wulandari, M.Pd Kelas B TE 2014 Program Program: sederetan perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh komputer untuk menyelesaikan masalah.

Lebih terperinci

Cara pertama adalah pada saat deklarasi variabel ditambahkan ke- yword const sebelum nama tipe data seperti

Cara pertama adalah pada saat deklarasi variabel ditambahkan ke- yword const sebelum nama tipe data seperti KONSTANTA Menghitung besaran-besaran fisis dalam bidang fisika memerlukan suatu konstantakonstanta. Bahasa C dan C++ menyediakan tipe data tambahan sehingga variabel yang kita gunakan merupakan konstanta

Lebih terperinci

Array. Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang

Array. Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang Array Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang Apa itu Array? Array merupakan suatu variable yang mempresentasikan kumpulan elemen yang memiliki tipe data yang sama, diacu

Lebih terperinci

Turbo C adalah tool yang dipakai untuk membuat code program dalam bahasa C ataupun C++. Berikut adalah jendela utama Turbo C

Turbo C adalah tool yang dipakai untuk membuat code program dalam bahasa C ataupun C++. Berikut adalah jendela utama Turbo C 1. Pendahuluan Lingkungan Turbo C++ 4.5 Turbo C++ 4.5 adalah tool yang dipakai untuk membuat code program dalam bahasa C ataupun C++. Berikut adalah jendela utama Turbo C++ 4.5. 1 2 3 4 1 : Menu Utama

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman 2 PENGURUTAN

Algoritma dan Pemrograman 2 PENGURUTAN Algoritma dan Pemrograman 2 PENGURUTAN III. METODE PENGURUTAN SISIPAN (INSERTION SORT) Metode ini melakukan pengurutan dengan cara menyisipkan elemen array pada posisi yang tepat. Pencarian posisi yang

Lebih terperinci

MATRIKS P E N G E N A L A N P R O G R A M S T U D I. Institut Teknologi Sumatera

MATRIKS P E N G E N A L A N P R O G R A M S T U D I. Institut Teknologi Sumatera MATRIKS P E N G E N A L A N P R O G R A M S T U D I Institut Teknologi Sumatera PRE TEST Jelaskan apa yang dimaksud dengan array? Bagaimana cara menuliskan array? Bagaimana mengakses sebuah array? TUJUAN

Lebih terperinci