ANALISA PROSEDUR PENGECATAN PADA KAPAL MT. JAYNE 1 TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PROSEDUR PENGECATAN PADA KAPAL MT. JAYNE 1 TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 ANALISA PROSEDUR PENGECATAN PADA KAPAL MT. JAYNE 1 TUGAS AKHIR Oleh : SONDAKH SAMUEL NIT KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN KEMARITIMAN PROGRAM STUDI NAUTIKA SAMARINDA 2018

2 ANALISA PROSEDUR PENGECATAN PADA KAPAL MT. JAYNE 1 Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (A.Md) Pada Program Studi Nautika Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda Oleh : SONDAKH SAMUEL NIT KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN KEMARITIMAN PROGRAM STUDI NAUTIKA SAMARINDA 2018 i

3 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertan datangan dibawah ini : Nama : Sondakh samuel NIT : Jurusan Program Studi Jenjang JudulTugasAkhir : Kemaritiman : Nautika : Diploma III : Analisa Prosedur pengecatan pada kapal MT. Jayne-1 Dengan ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip, maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsure plagiatisme dalam laporan Tugar Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Samarinda, 04 September 2018 Sondakh Samuel NIT ii

4 HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ANALISA PROSEDUR PENGECATAN PADA KAPAL MT JAYNE-1 NAMA : SONDAKH SAMUEL NIT : JURUSAN PROGRAM STUDI JENJANG STUDI : KEMARITIMAN : NAUTIKA : DIPLOMA III Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan Pada tanggal, 04 September 2018 Menyetujui: Pembimbing I, Pembimbing II, A. RAMDANI, ANT II RUSMAN, ST., MT. MM Nip Mengesahkan : Direktur Politeknik Negeri Samarinda Ir. H. Ibayasid, M.Sc Nip iii

5 HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ANALISA PROSEDUR PENGECATAN PADA KAPAL MT. JAYNE-1 NAMA : SONDAKH SAMUEL NIT : JURUSAN PROGRAM STUDI JENJANG STUDI : KEMARITIMAN : NAUTIKA : DIPLOMA III Laporan Tugas Akhir ini telah diujikan dan disetujui Pada tanggal, 04 September 2018 Penguji 1 : Sawaluddin., ANT II Nip. : Penguji 2 : Maulita,SE., M.Sc., AK Nip. : Dewan Penguji : Penguji 3 : Amir Hidayat, SE., M.Si., Ak., CA Nip. : Mengetahui : Ketua Jurusan Kemaritiman Ketua Program Studi Nautika M. Adham, S.Kom., M.Si Amir Hidayat, SE., M.Si.,Ak., CA Nip Nip iv

6 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik, dengan judul Tugas Akhir ANALISA PROSEDUR PENGECATAN PADA KAPAL MT. JAYNE-1. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidikan program Diploma III pada Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda. Tujuan Tugas Akhir ini untuk mengaplikasikan pengetahuan teori yang diperoleh dalam pendidikan dan pengalaman selama melaksanakan praktek diatas kapal dalam penyelesaian masalah yang timbul sesuai dengan pengetahuan penulis. Pada kesempatan ini, penulis dengan segenap kerendahan hati menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya atas bantuan dan dorongan baik materil maupun spiritual yang diberikan oleh semua pihak kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih ini terutama penulis tujukan kepada: 1. Bapak Ir. H. Ibayasid, M.Sc, selaku Direktur Politeknik Negeri Samarinda. 2. Bapak H. M. Adham, S.Kom., M.Si, selaku Ketua Jurusan Kemaritiman. 3. Bapak Amir Hidayat, SE. M.Si,Ak Selaku Ketua Program Studi Nautika. 4. Bapak A. Ramdani, ANT II selaku pembimbing I yang banyak memberikan masukan teori-teori yang sangat penting kepada penulis dan selalu memberikan arahan yang baik bagi penulis. 5. Bapak Rusman, ST., MT, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan v

7 masukan dan pembelajaran serta ilmu-ilmu yang berarti. 6. Staf Dosen, Staf Teknisi, dan Staf Administrasi Jurusan Kemaritiman. 7. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang senantiasa memanjatkan doa dan memberi dukungan moral dan materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. 8. Bapak Jay Aryaputra Singgih selaku Direktur Utama PT. BUMI International Tanker beserta seluruh stafnya. 9. Nahkoda, KKM, perwira-perwira, dan seluruh ABK MT. Jayne-1 yang telah memberikan bantuan serta ilmu yang sangat berharga selama penulis melaksanakan praktek. 10. Seluruh rekan rekan Taruna/i Jurusan Kemaritiman yang telah membantu dalam memberikan semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, khususnya rekan angkatan XII. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi bahasa, susunan kalimat, maupun cara penulisan serta pembahasan materi akibat keterbatasan penulis dalam menguasai materi, waktu, dan data yang diperoleh. Untuk itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Samarinda, Agustus 2018 Sondakh Samuel vi

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii iv v vii x xi xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan penelitian Manfaat Penulisan Sistematika Penulisan... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Cat Tahapan pengecatan kapal Penggolongan jenis cat Jenis cat dengan satu komponen vii

9 2.2.2 Cat dengan dua komponen Prinsip dasar proteksi cat Proses pengelolaan pengecatan Metode Pembersihan permukaan Kekasaran permukaan Jenis metode pengecatan Metode Pengeringan Standar Pembersihan permukaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Penelitian Tempat Penelitian Object Penelitian Metode Pengumpulan data Jenis Sumber Data Metode Analisis data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembahasan Pelaksanaan prosedur pengecatan yang sesuai dengan standart (SIS) Peranan perusahaan dalam menyediakan peralatan yang memadai BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan viii

10 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

11 DAFTAR GAMBAR No. Hal 1. Gambar 2.1 Cat CMP Gambar 2.2 Pengecatan kapal Gambar 2.3 Pengetokan Gambar 2.4 Pengetokan menggunakan mesin Gambar 2.5 Shot blast Gambar 2.6 sand blast Gambar 2.7 Vaccum blast Gambar 2.8 Hydro jet cleaner Gambar 2.9 Kuas Gambar 2.10 Kuas roller Gambar 2.11 Cat penyemprotan Gambar 3.1 MT.jayne Gambar 3.2 Pengecatan Kapal MT.Jayne x

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 : Crew List MT. JAYNE-1 : Ship Particulary : Standar Operasional Prosedur SWEDISH xi

13 ABSTRAK Sondakh samuel, 2018, ANALISA PROSEDUR PENGECATAN PADA KAPAL MT. JAYNE-1, ( Dibimbing oleh A. RAMDANI, ANT II dan RUSMAN, ST.,MT.,MM ). Pelaksanaan pengecatan merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan dikapal dengan tujuan memperpanjang usia kapal. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pekerjaan pengecatan yang diterapkan dikapal. Penelitian ini dilaksanakan di atas MT.JAYNE-1, Perusahaan milik PT. BUMI INTERNATION TANKER, Indonesia, selama dua belas bulan dari bulan juni 2017 sampai juli sumber data yang diperoleh adalah data primer yang diperoleh langsung dari tempat penelitian dengan cara observasi langsung, dokumen-dokumen serta literatureliteratur yang berkaitan dengan judul Tugas Akhir. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pekerjaan pengecatan yang dilaksanakan dikapal MT.Jayne-1 kurang maksimal. Penulis yakin bahwa apabila pihak kapal dan perusahaan lebih memperhatikan pemahaman kerja dan pengadaan peralatan dalam pelaksanaan prosedur pengecatan akan tercapai sesuai dengan prosedur pengecatan yang ditetapkan oleh Standart Institutional Swedish (SIS). Sumber data yang didapatkan dari tempat penelitian dengan metode penelitian lapangan dan metode kepustakaan serta buku-buku yang berkaitan dengan judul tugas akhir. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini untuk mengetahui sumber masalah dari prosedur yaitu terkadang tidak mengerti sehingga tidak mengikuti prosedur. Kata kunci: analisa dan pengecatan kapal xii

14 ABSTRACT Sondakh samuel, 2018, "ANALYSIS OF THE PAINTING PROCEDURE ON THE SHIP MT. JAYNE-1 ", (Supervised by A. RAMDANI, ANT II and RUSMAN, ST., MT., MM). Painting is one of the routine activities carried out on board with the aim of ordering ships. The purpose of this research is to find out the implementation of painting work that is applied on the ship. This research was carried out in MT. JAYNE-1, a company owned by PT. BUMI INTERNATION TANKER, Indonesia, for twelve months from June 2017 to July Data sources obtained are primary data obtained directly from the research site by means of transferring functions, documents and literature known as the Final Project. The results obtained from this study indicate that the painting work carried out on the MT.Jay-1 ship is less than optimal. The authors believe that they are people who work and work in the implementation of the procedure will be in accordance with the procedures set by the Institutional Swedish Standard (SIS). Sources of data obtained from research sites with field research methods and library methods as well as books that discuss the final project title. The results obtained from this problem to find out the problems of the procedure. Keywords: ship analysis and painting xiii

15 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu metode yang paling banyak di pergunakan dalam menanggulangi korosi dan telah terbukti efektif dan ekonomis adalah cat. Berbagai upaya yang telah di lakukan salah satu diantaranya yaitu meningkatkan produktifitas pengecatan terutama pada cat logam atau besi. Cat atau protective coating adalah lapisan pelindung, melindungi dengan cara membentuk suatu lapisan tipis antara permukaan dengan akses paling luar atau lingkungannya. Dalam pelaksanaan pengecatan terbukti bahwa keberhasilan pengecatan pada kapal sangat tergantung pada prosedur pengecatan, dimana apabila tidak sesuai dengan prosedur pengecatan yang telah ditentukan maka cat tidak berfungsi sebagai pelindung. Masalah mendasar pada pekerjaan pengecatan adalah sebagai berikut: Keberhasilan dalam pekerjaan pengecatan sangat tergantung pada tanggung jawab seorang Chief Officer selaku kepala kerja (mandor) dalam memberikan wawasan, pemahaman dan arahan serta instruksi yang jelas agar para Anak Buah Kapal (ABK) dapat melaksanakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan prosedur pengecatan yang telah ditetapkan oleh Standart Institutional Swedish (SIS) dan dukungan pihak perusahaan dalam menyiapkan peralatan yang memadai agar kegiatan pengecatan akan lebih mudah dan sistematis. Dengan alasan tersebut di atas, maka penulis mencoba mengkaji dalam bentuk tulisan dengan judul Analisa prosedur pengecatan

16 2 pada kapal MT. jayne-1. I.2 Rumusan Masalah Dalam penyusunan hasil penelitian ini dan ditinjau dari latar belakang tersebut, maka hal-hal yang menjadi permasalahan: 1. Apakah pelaksanaan prosedur pengecatan sesuai dengan Standart Institutional Swedish (SIS)? 2. Apakah peran perusahaan dalam penyediaan peralatan yang mamadai? I.3 Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka permasalahan di batasi agar tidak jauh,menyimpang yaitu mengenai prosedur pengecatan yang sesuai dengan standart Institutional Swedish (SIS) dan penyediaan peralatan yang memadai. I.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan hal di atas maka tujuan Penulisan adalah: 1. Untuk memberikan gambaran dan pemahaman kepada Anak Buah Kapal (ABK) tentang pelaksanaan prosedur pengecatan yang sesuai dengan Standart Institutional Swedish (SIS). 2. Memberikan pemahaman kepada pihak perusahaan tentang perlunya penyediaan peralatan yang memadai untuk menghindari kegagalan pengecatan.

17 3 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi taruna/i Laporan tugas akhir ini sebgai salah satu bahan masukan untuk membuat karya tulis atau Tugas Akhir bagi taruna/i Jurusan kemaritiman Prodi Nautika 2. Bagi kapal MT. Jayne-1 Sebagai salah satu bahan masukan untuk selalu memperhatikan prosedur pengecatan yang baik. 3. Bagi politeknik Negeri samarinda Sebagi salah satu syarat menyelesaikan program Diploma III pada program Studi Nautika Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda I.6 Sistematika Penulisan Guna memudahkan dan memperjelas pemahaman pembaca tentang isi dari penulisan skripsi ini, maka penulis menguraikan berdasarkan sistematika sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN berisikan latar belakang, rumusan masalah,batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA berisikan Pengertian Cat, Penggolongan Jenis Cat, Prinsip Dasar Proteksi Cat, Proses Pengolahan Pengecatan, Jenis metode pengecatan, Jenis metode pengeringan, Standart pembersihan permukaan.

18 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN, berisikan Tempat dan Waktu Berisikan data-data yang akan di gunakan penulis dalam menganalisa maupun data penunjang yang telah di siapkan atau diolah untuk mendapatkan pemecahan persoalan. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN, Merupakan hasil disertai dengan pembahasan berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, Memuat kesimpulan yang di peroleh dari hasil penelitian pembahasan serta saran-saran.

19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Cat Sumber: Gambar 2.1 Cat CMP Menurut Fajar Anugrah (2009:1) Defenisi cat adalah suspensi bahan pewarna dalam media untuk memberikan dampak warna terhadap permukaan. Pengertian cat pada kapal adalah suatu bahan cairan yang dapat di ulaskan pada permukaan dan setelah mengering akan membentuk suatu lapisan yang tipis dan kering, lapisan yang berkohesi dengan daya lekat yang baik pada permukaan dan dapat memproteksi permukaan tersebut dari lingkungannya. Jenis-jenis cat harus sesuai dengan spesifikasi yang meliputi jumlah dan banyaknya lapisan cat, ada tiga kategori jenis cat yaitu: a. Cat dasar (Primer Coat/anti corrosive) Merupakan lapisan yang memiliki daya lekat pada permukaan dan memberikan proteksi yang baik serta dapat menerima cat selanjutnya yang berfungsi untuk melindungi permukaan besi agar tidak berkarat. Cat ini merupakan komposisi yang berimbang artinya dapat berfungsi sebagai

20 6 Dasar cat dan anti karat. b. Cat Tengah (Under coat/intermediate coat) Cat tengah merupakan cat lapis untuk menciptakan ketebalan tertentu agar kedap air. Cat tengah harus dapat melekat dengan baik pada lapisan primer Cat Intermediate, c. Cat Akhir (Finish coat/top coat) Finish coat mempunyai tujuan sebagai pelindung paling luar terhadap akses lingkungannya dan sebagai keindahan yaitu ketahanan warna dan kecemerlangannya Tahapan Pengecatan kapal Tahapan tahapann pengecatan kapal sebagai berikut : 1. Anti corrosion ( AC) : merupakan cat primer dengan basis resin yang dapat mencegah resapan air laut masuk menembus bidang besi/kayu. Cat anti corrosion (AC) ini merupakan cat kapal yang dipergunakan untuk bagian bawah lambung kapal. Setelah di cat menggunakan cat anti corrosion (AC) selanjutnya gunakan cat Intermediate. Cat Kapal anti corrosion ( AC) warna RedOxide, dan Grey. Basis resin yang dipergunakan adalah Rubber dan Epoxy. 2. Intermediate Coat (IC): merupakan cat kapal Intermediate Coat (cat antara) yang dipakai untuk mengecat bagian lambung kapal. Cat Kapal Intermediate Coat (cat antara) ini mempunyai basis pigment yang dapat melindungi lambung kapal dari resapan air laut, disamping fungsinya sebagai penebal cat, di kombinasi

21 7 dengan resin yang baik. Basis resin yang dipakai ada beberapa pilihan diantaranya rubber resin, alkyd resin dan epoxy resin. Dianjurkan menggunakan rubber resin ( dapat menahan resapan air laut lebih baik dalam waktu yang lama) warna grey, black dan green. 3. Anti fouling (AF): merupakan salah satu cat kapal/cat akhir yang dipergunakan untuk bagian bawah lambung kapal. Cat anti fouling ini mengandung resin dan pigment yang dapat menolak lumut dan tiram atau binatang laut lainnya. sehingga lambung bagian bawah kapal menjadi bersih dari kontaminasi binatang laut dan lumut. bahwa cat agatha anti fouilng adalah baik untuk kapal besi dan kapal kayu. Basis resin yang dipergunakan adalah alkyd warna Red Brown 4. Top Side : merupakan cat kapal cat akhir yang dipakai untuk mengecat bagian atas structure kapal. Cat top side coat ini mempunyai basis pigment yang tahan terhadap cuaca ( anti weahtering) di kombinasi dengan resin yang istimewa. Basis resin yang dipakai ada beberapa pilihan diantaranya rubber resin, alkyd resin, epoxy resin dan polyamide resin. Dianjurkan menggunakan polyamide resin ( dapat bertahan dalam waktu yang lama). 5. Primer coat : merupakan cat kapal /cat dasar yang dipakai untuk mengecat bagian atas kapal yang tidak terendam air, cat kapal Primer Coat ini mempunyai basis pigment yang dapat melindungi kapal dari korosi di kombinasi dengan resin yang dapat mencegah besi dari korosi/karat. Basis resin yang dipakai ada beberapa pilihan diantaranya rubber resin, alkyd resin dan epoxy

22 8 resin. Dianjurkan menggunakan epoxy resin ( dapat menahan korosi lebih baik dalam waktu yang lama) warna grey, red oxide dan white. 6. Deck paint : merupakan cat kapal cat finish cat akhir yang dipakai untuk mengecat bagian lantai kapal. Cat Kapal cat finish cat akhir ini mempunyai basis resin yang dapat menahan goresen kapal dari pijakan atau benda lain. Di kombinasi dengan resin yang mempunyai ketahanan cuaca (anti weathering). Basis resin yang dipakai ada beberapa pilihan diantaranya rubber resin, alkyd resin dan epoxy resin. Dianjurkan menggunakan epoxy resin dapat menahan korosi lebih baik dalam waktu yang lama. Komposisi utama dari cat itu sendiri secara garis besar adalah: a. bahan cat primer 1. Pigment Pigment adalah bahan dasar dari cat yang terdiri dari butiran butiran halus yang di peroleh dari minyak nabati/sintetis atau bahan kimia dan mempunyai sifat mencegah terjadinya karat. Macam-macam bahan pigment: Red lead Red lead adalah cat dasar sebagai under coating. White lead White lead yang terdiri dari bahan dasar kimia carbon (PbCO3) yang digunakan untuk mengecat bagian geladak. Zinc oxide Bahan bahan ini harus dicampurkan dengan medium/vechicle

23 9 sebagai bahan perekatnya dari molekul molekul pigment. 2. Binder Binder adalah bahan pelarut pigment yang sebagian besar terdiri dari minyak tumbuhan dan mempunyai sifat agar cat dapat melekat dengan baik. Macam-macam bahan binder: raw linceed oil, digunakan untuk under coating boiled linceed, digunakan untuk finishing paint. Perbandingan antara raw linceed oil dengan boiled linceed oil dalam proses pengeringannya yaitu 5 kali lamanya raw linceed oil dari pada boiled linceed oil. b. bahan cat sekunder 1. Driers Dries adalah bahan untuk pengering cat yang perbandingannya tergantung dari jenis cat, cuaca, dan alat yang dipakai. Bahan ini juga termasuk addition composition dari pada cat. 2. Extender Extender adalah bahan penguat yang berfungsi agar daya kelekatan cat tersebut dapat bertahan lama dan melekat dengan baik. 3. Thinner Thinner atau campuran adalah bahan pencair agar tidak terlalu kental dan memudahkan dalam pengecatan yang dibuat dari terpentine mineral, contohnya: spiritus, ethylene. 4. Colour pigment Colour pigment adalah bahan pembuat warna dari pada cat.

24 Penggolongan Jenis Cat Jenis Cat Dengan Satu Komponen Capt. Istopo, (1991:1) Ada beberapa macam jenis cat satu komponen yaitu: 1. Jenis Tar s dan Bituments Jenis cat ini tidak menggunakan bahan pewarna, karena jenis cat ini sudah mengandung arang yang sangat tinggi dan berwarna hitam. Coat Tar s di hasilkan dari batu bara yang diproses sedemikian rupa menjadi bahan cat, berbeda dengan bitumen yang lebih banyak mengandung residu dari hasil penyulingan minyak. Tar Bitumen adalah cat yang sederhana, tidak tahan terhadap cuaca karena penguapan dari solventnya agak lambat, mudah beroksidasi terhadap alam (udara) dan mudah pecah-pecah (retak-retak). enis cat ini digunakan untuk pengecatan bagian bagian atau ruangan yang mudah berkarat, misalnya pada got got, tank top, ceruk rantai (chain locker), rantai jangkar dan dewi-dewi. Adapun sifat dari Tar dan Bitumens secara umum adalah: Kedap air. Baik untuk pengecatan daerah kimia (chemical resistant). Memiliki daya lekat yang baik antara lapisan pertama dan lapisan berikutnya. Sangat sederhana (harganya relatif murah). Kurang tahan terhadap tendensi untuk pencemaran warna. Warnya hitam atau berwarna gelap. 2. Jenis Vinyl Percampuran antara bahan dasar vinyl chloride atau vinyl acetate dapat

25 11 memberikan pelarutan pada bahan perekat (binder). Adapun sifat dari jenis vinyl antara lain: Daya kering cepat. Daya lekatnya sangat baik. Tahan terhadap bahan kimia. Tahan terhadap cuaca (lingkungan). Tidak tahan panas (max 60 o C s/d 140 o F). Mudah hancur bila terkena pelarut yang sangat keras. 3. Jenis Acrylic Cat jenis ini di produksi dengan cara mencampur beberapa type acrylic. Cat jenis ini berwarna bening dan sangat baik atau tahan terhadap cuaca (lingkungan), tetapi masih kurang bila di bandingkan dengan ketahanan vinyl. Pada umumnya sifat dari jenis acrylic adalah: Pengeringan yang cepat. Tahan terhadap polusi air. Daya lekat yang baik antara pengecatan pertama dan selanjutnya. Tidak tahan terhadap pelarut tertentu. Mudah hancur bila terkena pelarut yang sangat keras. 4. Jenis Chlorinated Rubber Cat jenis ini terbuat dari bahan sintesis semacam latex yang diolah bersama bahan dasar lainnya, seperti resin dan lain-lain. Hasil pembuatan dari bahan karet yang diolah dimana sifatnya menjadi sangat berbeda dengan karet aslinya.

26 12 Pada umumnya sifat dari jenis chlorinated rubber antara lain: Tahan terhadap bahan kimia. Daya lekat yang baik antara pengecatan pertama dan selanjutnya, walau sudah beberapa lama berselang. Kurang tahan terhadap minyak hewan dan minyak tumbuhan juga terhadap pelarut (solvent yang lebih keras). Tidak tahan panas (max C s/d F). Tahan terhadap cuaca (lingkungan). 5. Jenis Alkyd Alkyd adalah suatu jenis minyak perekat yang terdiri dari campuran damar dan beberapa komponen sintetis dan minyak tumbuh tumbuhan. Pada umumnya sifat dari jenis alkyd antara lain: Cukup tahan terhadap cuaca (lingkungan). Cukup baik dalam warna dan Mengkilap. Pelarutannya adalah white spirit yang termasuk pelarut ringan. Kurang tahan terhadap alkali. Kurang tahan terhadap polusi air. Tenggang waktu pengecatan antara lapis pertama dan selanjutnya terbatas. 6. Jenis Epoxy Ester Epoxy Ester adalah jenis yang akan di kemas dalam satu komponen. Cat jenis ini memiliki daya lekat yang baik dan berfungsi sebagai pelindung karat (anti karat) serta tahan terhadap polusi air dan alkali tetapi mudah memudar dan buram.

27 Cat dengan Dua Komponen Jenis cat dua komponen meliputi: 1. Jenis epoxy Cat jenis ini dapat mengering pada temperatur biasa (normal). Pada umumnya sifat dari jenis epoxy dua komponen yaitu: Sangat baik ketahanannya terhadap bahan kimia. Dapat melekat dengan baik terhadap kumpulan-kumpulan komponen. Tahan terhadap polusi air. Penampilan yang baik dalam hal lenturan. Tahan terhadap cuaca. Tahan sampai dengan temperatur tertentu. Tenggang waktu pengecatan harus di perhatikan 2. Jenis coal tar epoxy Cat jenis ini adalah campuran antara coal tar dengan epoxy resin. Pada umumnya cat jenis ini sifatnya ialah tahan terhadap air tetapi kurang baik terhadap cuaca atau lingkungan terbuka, tenggang waktu pengecatan sangat terbatas. 3. Jenis Polyurethane (dua komponen) Cat jenis ini di bentuk dari reaksi antara isocynate dan alcohol. Isocynated dapat berupa aromatic (bahan kimia yang mengandung bensin dan sejenisnya). Pada umumnya sifat jenis polyurethane yaitu:

28 14 daya kilap yang baik dan warnanya yang cemerlang. tahan terhadap cuaca atau lingkungan dan larutan kimia. lapisan sangat keras. dapat kering dengan temperatur rendah. tahan terhadap goresan. tenggang waktu pengecatan sangat terbatas. 4. Jenis Zinc silicate. pada cat jenis ini bahan perekat dari silicate sangat di perlukan khususnya untuk pencampuran kadar silicate oxide yang tinggi. Pada umumnya sifat dari jenis ini adalah: tahan terhadap cuaca (lingkungan). tahan terhadap larutan tertentu. lapisan sangat keras. tahan panas (sampai dengan C/752 0 F) sangat baik dalam hal proteksi karat. tahan terhadap polusi air (hanya ph 6-7). 5. Cat Silicone (pengeringan dengan panas). Cat jenis ini adalah cat yang ketahanan panasnya tinggi, dan biasanya menggunakan cat dasar zinc silicate. Sifat sifat umum dari silicone adalah: tahan panas sampai dengan C (untuk cat berwarna) dan sampai dengan C (untuk cat aluminium). tahan terhadap polusi air. tahan terhadap cuaca (lingkungan).

29 15 tahan terhadap bahan kimia tertentu. tidak tahan goresan dan benturan. tidak tahan terhadap pelarut yang tinggi (sebelum cat kering betul). 2.3 Prinsip Dasar Proteksi Cat Sumber: Gambar 2.2 Pengecatan Kapal Secara umum cat dipergunakan untuk memproteksi permukaan besi atau logam, selain itu cat juga dipergunakan pada permukaan kayu, tembok serta non ferrous steel dan lain-lain. Cat merupakan bahan organik yang terdiri dari campuran antara partikel-partikel yang tidak dapat larut dan disebut pigment, dengan zat pengangkut yang cair. Dalam hal ini cat untuk proteksi bertindak sebagai penghalang antara baja/besi dan uap. Cat sebagai bahan pelindung memiliki beberapa fungsi: 1. Mencegah hubungan langsung antara metal dengan lingkungannya yang korosif.

30 16 2. Menghalangi hubungan langsung antara metal dengan lingkungannya. 3. Menghambat hubungan langsung antara metal dengan lingkungannya. 4. Memasok arus yang melindungi permukaan metal. Prinsip dasar untuk mencegah timbulnya korosi yaitu: 1. Prinsip Barrier Effect yang berbunyi menciptakan rintangan atau hambatan yang kuat untuk memisahkan permukaan dengan air dan oksigen.dengan dasar prinsip ini, yaitu dengan cara melapisi cat yang kedap air dengan ketebalan mikron. Biasanya cat seperti ini terdiri dari bahan Bitumen, coal tar epoxy, vinyl tar, epoxy. Lapisan pelindung Barrier Effect biasanya digunakan untuk area-area yang terendam air. 2. Prinsip Inhibitor Effect yaitu memberi peluang kepada air untuk menembus rongga-rongga, melarutkan sebagian campuran anti karat pada permukaan cat dan akan bereaksi terhadap korosi. Dengan prinsip ini yakni dengan cara menambah anti karat (inhibisi) pada cat primer sebagai bagian dari bahan pewarna (pigment) untuk menahan laju korosi. Bahan ini terdapat zinc phosphate, zinc metaborate, red lead calcium plumbate. Bahan bahan inhibitor harus dapat di larutkan dalam air, agar tidak luntur, maka cat lapis selanjutnya dibuat tanpa inhibitor. Dengan adanya bahan pewarna dapat larut dalam air maka primer jenis ini tidak dapat bertahan lama apabila dipakai pada area-area yang terendam dan area yang terbuka dimana dapat menimbulkan gelembung-gelembung dan akan mudah pecah sehingga menimbulkan korosi dibawah lapisan cat. 3. Prinsip Galvanic Effect yaitu kontak langsung antara besi dan logam yang potensialnya lebih lemah misalnya seng, dimana hasilnya adalah

31 17 perlindungan kathodik pada logam itu sendiri. Perlindungan besi bersifat kathodik dalam galvanic effect dapat dicapai apabila cat itu mengandung metallic zinc (seng). Cat yang diformulasi untuk mendapatkan perlindungan yang efisien pada jenis ini adalah berfungsinya partikel-partikel zinc dimana bersentuhan atau kontak langsung dengan besi itu sendiri. Bahan cat yang mengandung galvanic effect antara lain: epoxy, ethyl silicate. Namun perlu diingat sebelum proses pengecatan dilakukan maka permukaan besi yang akan dicat tersebut harus benar-benar bersih untuk mendapatkan hasil pengecatan yang sangat baik dan tahan lama. 2.4 Proses Pengolahan Pengecatan Proses Pembersihan Permukaan Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang terbaik sangat tergantung pada tingkat pembersihan dan kekasaran permukaan dimana cat itu akan diaplikasi. Pengalaman menunjukkan bahwa 85% dari kegagalan pengecatan diakibatkan oleh ketidaksempurnaan pembersihan permukaan. 1. Pembersihan karat dengan manual Pembersihan dengan metode ini dilakukan dengan peralatan yang sangat sederhana sehingga mill scale / sisik besi tidak dapatkan muncul kepermukaan atau karat yang berwarna coklat. Mill scale/sisik besi muncul pada saat pembuatan pelat baja. Mill scale harus dibuang karena pada saat penempatan pelat baja di kapal, millscale tersebut akan bengkok dan retak menyebabkan terjadinya oksidasi sehingga terjadi stadium stadium karat a. pembersihan mill scale yang muncul ke permukaan, millscale yang

32 18 Sumber: Kapal_MT.Jayne-1 Gambar 2.3 Pengetokan muncul kepermukaan logam dibersihkan dengan scaper/gurinda. Pada umumnya, metode ini hanya dapat diterapkan untuk membersihkan mill scale yang sangat tipis. Juga dapat dibersihkan dengan batu asah amaril. b. Pembersihan karat berwarna coklat Pertama dibersihkan dengan batu asah amaril, kemudian dihaluskan dengan sikat dan kertas ampelas/kertas gurinda. Proses ini merupakan proses akhir setelah diterapkan metode pembersihan karat lain, sehingga bagian ujung, bagian pinggir, bagian yang dilas serta bagian perapat dari pelat baja harus dibersihkan secara seksama. c. Pembersihan karat tebal yang berwarna coklat Karat tebal yang berwarna coklat biasanya terdapat dikapal kapal yang diperbaiki. Setelah itu dibersihkan secara dengan menggunakan palu ketok, karat jenis ini dibersihkan dengan scaper/gurinda serta sikat manual/kertas gurinda

33 19 2. Pembersihan Karat dengan Mesin Sumber: Kapal_MT.Jayne-1 Gambar 2.4 Pengetokan Menggunakan Mesin Metode pembersihan ini berdasarkan cara-cara seperti pengetokan, pengasahan, penggosokan, pembersihan dan pengkilapan dengan tenaga udara tekanan tinggi atau tenaga listrik. Mesin yang digunakan adalah mesin yang terpasang di pabrik, mesin yang dapat di pindahkan dan power tool/perkakas yang dapat di pindahkan. Sesuai dengan keadaan dan jenis karat, sebaiknya dipilih peralatan yang paling cocok. Pembersihan dengan penyemprotan udara tekanan tinggi/blast pembersihan dengan blast terdiri dari dua jenis, yaitu model penyemburan rotasi yang dimanfaatkan gaya sentrifugal dan model nozzle injection yang memanfaatkan udara tekanan tinggi. a. Shot blast Metode ini adalah penyemburan bahan-bahan penggosok, seperti steel shot, pasir khusus, steel grit dan cut wire/potongan kawat dengan Metode ini adalah penyemburan bahan-bahan penggosok, seperti steel shot, pasir khusus, steel grit dan cut wire/potongan kawat dengan memanfaatkan

34 20 gaya sentry fugal Sumber: Gambar 2.5 Shot Blast agar dapat menghilangkan mill scale, kawat berwarna coklat dan lain lain dari permukaan plat baja setelah bagian dalam di fabrikasi, bentuk bahan logam akan berubah. Mengingat setelah struktur terbentuk, sulit diterapkan metode ini, maka pengolahan dengan metode ini dilakukan dengan bahan yang belum di fabrikasi. Apabila metode ini diterapkan pada badan kapal yang telah terbentuk, dapat di lakukan dengan top shell/kulit kapal bagian atas serta geladak yang terkena air. Dapat pula diterapkan secara luas untuk pengecatan tangki khusus, bagian yang terkena air dari suprastruktur ataupun sebagai alternatif untuk mengurangi pengolahan secara manual hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan: Pembersihan dilakukan sesuai dengan urutan pelaksanaan yang telah diberi tanda. kecepatan penyemprotan disesuaikan dengan jenis bahan penggosok dan keadaan karat. pemasokan bahan logam dilakukan dengan baik sehingga bahan

35 21 penggosok tidak terbuang. memperhatikan keausan bahan penggosok, dan menggantikan nya pada waktu yang tepat. memperhatikan agar bahan penggosok tidak terpusat pada satu tempat. Memperhatikan daya tahan bahan-bahan komsumsi, dan menggantikannya pada waktu yang tepat. b. Sand Blast Dengan menyemburkan pasir kali dan pasir terak bersama udara tekanan tinggi melalui nozzle, menghilangkan mill scale dan karat berwarna cokelat dari bahan bahan logam. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya yaitu: kecepatan pemindahan nozzle di sesuaikan dengan jenis bahan penggosok, keadaan karat.dihindarkan penyemprotan nozzle tanpa dilakukan penggolahan. Sumber: Gambar 2.6 Sand Blast

36 22 ketika dilakukan sand blast, banyak bahan penggosok maupun debu disekitarnya, sehingga perlu diambil langkah agar pancaran tersebut dicegah, pekerja harus menggunakan alat pelindung. penambahan bahan penggosok dilakukan dengan baik/tanpa terhenti. c. Vacuum blast Digunakan mesin yang menyemprot bahan penggosok dengan udara tekanan tinggi, kemudian melalui pipa luar nozzle disedot kembali bahan penggosok dan debu yang terpental setelah terkena bahan yang sedang dibersihkan. Melalui cyclon, bahan penggosok yang di sedot, dan yang bentuknya masih utuh diputar kembali ketangki. Metode ini pada umumnya diterapkan untuk menghilangkn mill scale pada bahan logam. Di bandingkan dengan sand blast dan shot blast, kapasitas pembersihan ini relative rendah, sehingga untuk menghilangkan mill scale dari bahan logam yang luas tidak diterapkan metode ini. Sumber: Gambar 2.7 Vacuum Blast d. Hydro jet cleaner Mesin ini meyemprot air dengan tekanan tinggi untuk membersihkan

37 23 tumbuh-tumbuhan air (rumput laut, kerang dan lain-lain). Atau bahan lain yang menempel pada badan kapal (bagian dasar, garis air, top shell). Apabila mesin ini digunakan didasar kapal Pada umumnya bahan pembersih yang digunakan adalah air tawar, namun kadang juga digunakan air laut. Sumber:google_hydro_jet_cleaner.com 1. Keuntungan Gambar 2.8 Hydro Jet Cleaner Dapat mempersingkat waktu pembersihan. Dibandingkan dengan pembersihan secara manual, dapat dilakukan pembersihan dalam waktu singkat dan lebih efisien. Kecepatan rata rata 70 m 2 /jam. Pengoperasiannya sangat singkat. Tidak melelahkan

38 24 Tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Biaya pemeliharaan kecil. 1.Kekurangan Tidak bersih secara sempurna, bila kerang-kerang saat Menempel rapat, perlu juga dibersihkan secara manual (misalnya menggunakan scapper/gurinda) karena air disemprot dengan tekanan tinggi dari nozzle maka diperlukan peralatan untuk menyerap kekuatan reaksinya. cukup berbahaya karena menggunakan air bertekanan tinggi 3. Pembersihan dengan cara manual (alat bantu) dan alat-alat mekanis Ada beberapa cara pembersihan cara manual sebagai berikut: a. Wire Brushing, yaitu dengan cara menyikat baik dengan sikat kawat atau yang di gerakkan dengan tenaga listrik, sikat kawat berputar, biasanya tidak dapat menghilangkan kerak besi, karat dan lain lain. Kemungkinan yang dapat dihilangkan adalah karat ringan saja, namun apabila tidak dikerjakan dengan hati-hati maka hasil pembersihan kemungkinan hanya memperlicin area permukaan. b. Disc Sanding, yaitu dengan menggunakan mesin amplas, lebih efektif daripada menggunakan sikat kawat, sangat baik untuk menumpulkan permukaan yang runcing dan percikan pengelasan. c. Mesin Gurinda, dengan ukuran batu gurinda yang sesuai sangat efektif untuk menumpulkan ujung-ujung yang lancip, membersihkan areaarea yang berlubang, memperluas hasil pengelasan yang kasar,

39 25 menghilangkan bercak bercak las dan permukaan-permukaan yang menonjol. 4. Pembersihan Pembersihan oli/minyak, kotoran, garam, air yang menempel pada permukaan yang akan di cat adalah faktor yang sangat mempengaruhi hasil pengecatan, selain pekerjaan pembersihan karat maupun jenis cat. Maka bila pembersihan ini tidak sempurna, maka terjadi hal-hal seperti lapisan cat tidak menempel dengan baik, cat tidak mengering dengan sempurna atau terdapat bagian cat yang membengkak, terlepas sehingga dapat menimbulkan karat. Beberapa macam proses pembersihan sesuai tingkat pembersihan. a. Pembersihan oli/minyak Pembersihan oli/minyak biasanya dilakukan dengan cara dilap dengan kain lap yang diberi bahan pelarut. Dalam proses ini, perlu selalu menggunakan bahan pelarut maupun kain lap yang bersih. Bila digunakan kembali kain yang telah menyerap oli/minyak, dapat menyebarkan lapisan minyak, hal ini harus dihindari. Metode lain adalah pembersihan oli/minyak dengan sabun, yaitu sabun harus dibilas dengan bersih, sehingga tidak ada sabun yang tersisa di bagian yang akan dicat. b. Pembersihan kotoran Pada umumnya kotoran dan bubuk karat dibersihkan dengan menggunakan tekanan tinggi dan kuas. Kadang kadang juga di gunakan vacuum cleaner agar tidak ada kotoran yang menempel pada

40 26 saat akan dilakukan pengecatan. c. Pembersihan kandungan garam Pada umumnya kandungan garam dicuci dengan menggunakan air tawar. d. Pembersihan kandungan air Tergantung banyaknya kandungan air, dapat dilap dengan kain lap kering, diserap dengan serbuk gergaji atau dikeringkan melalui proses pemanasan dehidrasi, atau penyemprotan tegangan tinggi Kekasaran Permukaan Mill scale/sisik besi muncul pada saat pembuatan pelat baja. Mill scale harus di buang karena pada saat penempatan pelat baja di kapal, mill scale tersebut akan bengkok dan retak meyebabkan terjadinya oksidasi sehingga terjadi stadium-stadium karat. Proses terjadinya mill scale/hamerslag pada saat baja di buat menjadi plat dengan suhu yang tinggi C kemudian di bawah ke udara luar dengan temperatur kira kira 35 0 C dan akan terjadi pendinginan dan dari proses inilah maka timbul mill scale/hamerslag. Mill scale itu sendiri memiliki ciri yaitu berwarna biru mengkilap, kedap air dan kedap udara. Yang dimaksud dengan kekasaran permukaan yaitu terjadinya proses karat pada baja. Penggolongan tingkat kekasaran pada permukaan yaitu: a. stadium I : proses pengkaratannya selama tiga bulan, warna baja kekuning kuningan. Cara pemeliharaannya adalah disikat dengan menggunakan kawat baja kemudian di lap dengan kain yang kering lalu di cat dengan finishing paint.

41 27 b. Stadium II : proses pengkaratannya selam tiga bulan, warna baja cokelat muda cara pemeliharaanya adalah disikat dengn menggunakan kawat baja kemudian di lap dengan menggunakan kain kering, lalu di cat dengan dengan menggunakan red lead (primer) hingga kering selama dua kali pengecatan dan terakhir di cat dengan finishing paint. c. Stadium III : proses pengkaratannya selama satu tahun, warna baja cokelat tua. Cara pemeliharaannya adalah di ketok dengan hammer 5 kg, kemudian dilakukan chipping hammer / scraping machine, di cuci dengan air tawar dan di lap hingga kering, lalu di cat dengan red lead (primer) minimal dua kali pengecetan dan terakhir dengan finishing paint. d. Stadium IV : usia karat antara tiga hingga lima tahun, warna baja coklt kehitaman. Cara pemeliharaannya adalah di ketok dengan hammer 5 kg, kemudian dilakukan chipping / scraping machine, di cuci dengan air tawar hingga kering, setelah itu di cat dengan red lead (primer) minimal dua kali dan terakhir dengan finishing paint. Pembersihan Kekasaran permukaan merupakan salah satu faktor untuk menghasilkan pengecatan yang terbaik yang berfungsi supaya cat dapat melekat dengan baik. Cara yang paling popular digunakan pada sistem

42 28 persiapan permukaan yaitu menggunakan partikel abrasive yang menghasilkan derajat kebersihan yang tinggi dan mengikis permukaan logam sehingga terjadi kekasaran permukaan. Pembersihan dengan abrasive blasting umumnya dengan cara menyemprotkan bahan abrasive dengan tekanan tinggi diarahkan langsung pada permukaan yang akan di bersihkan. Dengan menggunakan blasting otomatis biasanya berfungsi ganda yaitu akan menghasilkan kapasitas produksi sangat besar, kelembaban dan temperatur udara dapat diperiksa dengan mudah. Berdasarkan abrasive yang biasa digunakan yaitu: a. Abrasive logam Dengan menggunakan abrasive logam, sistem pemakaian abrasive logam akan lebih lama karena dapat digunakan sampai beberapa kali selama ukuran partikel masih cukup memadai. b. Abrasive mineral Abrasive mineral akan lebih murah dibandingkan dengan abrasive logam, karena jenis abrasive ini berupa pasir silica/bangka yang banyak digunakan pada sistem persiapan permukaan. Dengan menggunakan abrasive dapat menghasilkan kekasaran permukaan, namun untuk mendapatkan hasil permukaan tertentu, tergantung pada beberapa hal antara lain: 1. Ukuran partikel abrasive

43 29 Ukuran abrasive yang besar menghasilkan kekasaran yang lebih dalam sekaligus membersihkan permukaan. Apabila menghasilkan abrasive yang lebih halus maka tidak akan mendapatkan tingkat kekasaran yang dikehendaki. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka ukuran abrasive yang digunakan ialah antara mm. 2. Kekasaran bahan abrasive Bahan abrasive yang keras akan menghasilkan tingkat kekasaran yang lebih dalam dan lebih cepat. 3. Karakteristik ketahanan abrasive Pada penggunaan blasting otomatis, abrasive dipakai berulang ulang. Ketahanan abrasive ini sangatlah penting dan itulah sebabnya diperlukan bahan yang tingkat ketahanannya lama supaya efektif. Apabila bahan abrasivenya tidak cukup kuat, mudah pecah, maka debunya juga akan lebih banyak dan akhirnya memerlukan pekerjaan tambahan untuk menghilangkan debunya, dan masa pemakaiannya akan singkat. 4. Jenis abrasive Jenis partikel abrasive merupakan salah satu factor untuk menghasilkan kekasaran permukaan. Jenis abrasive itu sendiri ada empat macam yaitu: pasir silica, granat, A1203 dan steel great. 2.5 Jenis metode pengecatan Dengan adanya modernisasi pekerjaan perbaikan kapal, selain metode konvensional juga diterapkan metode pengecatan baru. Dalam hal memilih

44 30 metode pengecatan, sebaiknya dipertimbangkan bentuk, lokasi luas, bahan bahan yang dicat serta jumlah dan ciri khas bahan cat. Macam macam pengecatan yaitu: 1. Pengecatan dengan kuas kisi dan rongga kecil, alur-alur pengelasan yang kasar dan area yang Sumber:kapal_MT.Jayne-1 Gambar 2.9 Kuas sangat kompleks dimana dengan semprotan tidak dapat menjangkau sasaran. Namun disisi lain pengecatan ini sangatlah lamban, menghasilkan luas pengecatan yang tak begitu besar dan memerlukan jam kerja dan personil yang sangat banyak. 2. Pengecatan dengan kuas roller Sumber:kapal_MT.Jayne-1 Gambar 2.10 Kuas Roller

45 31 Penggunaan kuas roller hampir dua sampai tiga kali kuas biasa serta keuntungan pengecatan sekitar % sebab sedikit sekali cat yang tercecer sehingga luas pengecatan tiap liter cat akan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan kuas biasa. dengan metode ini alat utamanya kuas roller yang terbuat dari wol. Pengecatan dengan cara memutar kuas roller, metode ini sangatlah cocok untuk mengecat bagian datar dan luas, seperti bagian atas geladak, pelat luar, namun perlu diperhatikan yaitu ketebalan lapisan cat serta bagian sudut tidak dapat di cat dengan kuas jenis ini. 3. Pengecatan dengan cara penyemprotan Sumber: Gambar 2.11 Cat Penyemprotan Metode ini merupakan bahan cat yang disemprotkan, efesiensi kerja lebih tinggi dari pada pengecatan kuas, bagian yang lokasinya rumit dapat dicat, permukaan lapisan cat halus dan rapi serta ketebalan lapisan cat yang diinginkan. Tetapi pemakaian pengecatan dengan cara penyemprotan membutuhkan cat yang lebih besar sebab juga mengecat yang tak diperlukan serta tidak baik untuk kesehatan pengecatnya. Oleh karena itu, pengecatan dengan alat penyemprotan harus memakai

46 32 pelindung untuk pernapasan. a. Pengecatan dengan air spray Dalam air spray terbentuk atomisasi yaitu proses terbentuknya pancaran cat karena tekanan udara, tekanan udara hanya berkisar antara 3 s/d 4.5 kg/cm 2 keuntungan menggunakan air spray ini adalah dengan tekanan udara rendah menghasilkan permukaan yang sangat halus, beratomisasi dengan baik dan merata, namun hanya cocok untuk pengecatan cat akhir (superior finish). Sedangkan kerugian menggunakan air spray adalah cat tidak dapat berpenetrasi dengan baik, karena atomisasinya yang halus dan tekanan yang rendah sehingga beresiko yaitu cat kelihatan seperti berdebu. b. Pengecatan dengan airless spray Sumber tenaga adalah udara tekanan tinggi yang menghasilkan efisiensi kerja yang cukup tinggi. Untuk mendapatkan lapisan cat yang tebal, dapat menggunakan bahan cat dengan viskositas tinggi. Penyemprotan dengan alat ini adalah menghasilkan atomisasi yang sangat baik, dimana cat ditekan keluar dengan tekanan udara yang sangat tinggi dari pompa hidrolik. Keuntungan menggunakan alat ini adalah menghasilkan kapasitas produksi yang besar dan sangat cocok untuk pengecatan dasar (cat primer). Dalam pelaksanaan pengecatan perlu hati hati karena mengeluarkan tekanan yang tinggi sehingga menimbulkan jarak pengecatan yang terlalu jauh dan hasilnya akan kelihatan berdebu, ketebalannya menjadi tipis, yang akhirnya dapat mengurangi proteksi.

47 Metode pengeringan Masing-masing jenis cat memiliki sistem pengeringan yang khas sesuai dengan komposisinya, sehingga bila cara pengeringan keliru, tidak akan memperoleh mutu yang dimiliki oleh masing masing bahan jenis. Oleh karena itu, perlu diketahui komposisi dan mekanisme pengeringan masing-masing jenis cat secara benar, dan menerapkan cara pengeringan yang tepat. 1. Metode pengeringan alamiah Metode ini merupakan metode umum, dimana cat dikeringkan dengan cara membiarkan di udara terbuka, bila suhu tinggi dan kelembaban kurang, kondisi pengeringan baik. Apabila dalam ruangan tertutup perlu diberi ventilasi yang cukup, demikian pula pada lokasi yang penerangannya kurang akan menimbulkan proses pengeringan lebih lambat sehingga sering terjadi tidak sesuai dengan jarak pengecatan selanjutnya. Kondisi standar untuk pengeringan alamiah adalah 45 0 C dan tingkat kelembaban 75%. Prasarana umum yang terjadi pada cat dengan jenis pengeringan alam yaitu dengan penguapan (solvent borne). Memiliki sifat yaitu: Reversible yaitu bahwa cat dapat kembali seperti bentuk semula walaupun pengecatan sudah berbulan bulan bahkan bertahun tahun lamanya, ia akan mudah dilarutkan kembali oleh pelarutnya sendiri oleh pelarut tertentu. Solvent sensitif artinya cat sangat peka dan tidak tahan pelarut yang lebih kuat dari pada larutannya sendiri. Temperatur tidak tergantung (mempengaruhi) pembentukan lapisan, selama tidak adanya reaksi kimia pada saat pembentukan formasi

48 34 lapisan. Thermoplastic artinya bahwa cat tersebut akan menjadi lunak dan lentur pada temperatur tertentu. 2. Metode pengeringan reaksi kimia Metode ini adalah meningkatkan kondensasi oksidasi lapisan cat dengan cara memanaskan media yang di cat. dengan metode ini dalam waktu singkat dapat diperoleh lapisan cat yang kokoh, dengan impirit resistance / tidak mudah terkena jejak dan sifatnya melekat tinggi. Pemanasan dilakukan dengan konveksi atau panas memancar. Pada umumnya sifat dari pada cat yang kering dengan cara reaksi kimia adalah: Irreversible artinya tidak dapat kembali dalam bentuk semula dan tidak akan melarut kembali. Tahan terhadap solvent (bahan pelarut) apabila sudah mengering. Temperature tergantung pada formasi lapisan (ada batasan temperatur pada saat pengecatan). Non Thermoplastic, artinya bahwa cat tersebut setelah kering tidak dapat menjadi lunak walaupun dalam temperatur tinggi. 3. Jangka waktu pemanasan Keadaan keringnya cat dapat dilihat dari kering bila disentuh dan kering karena mengeras. Jika lapisan cat dikatakan telah mengering, pada umumnya keadaan tersebut menunjukkan kering bila disentuh dengan jari, yaitu bila lapisan cat disentuh dengan membekas pada permukaannya, tetapi cat dari lapisan tidak menempel pada jari. Dalam keadaan tersebut, hanya lapisan cat mengering, dan tidak menunjukkan lapisan cat yang sederhana sedangkan

49 35 keadaan kering dalam hal yang kedua yaitu kering mengeras, lapisan cat yang sempurna telah mengering dan dapat memiliki mutu sebenarnya. 2.7 Standar Pembersihan Permukaan Merupakan standar yang menentukan tingkat permukaan karat, metode pengolahan serta tingkatannya antara lain: 1. Tingkatan perkembangan karat dan keadaan tahap awal Tingkatan perkembangan karat ada empat yaitu: Baja terlindungi mill scale secara menyeluruh. Seluruh permukaan plat baja tertutup dengan mill scale, tetapi tidak ditemukan adanya karat. Pada suatu waktu baja/besi bersih, kalau di lap kelihatan kuning. Baja mulai berkarat karena mill scale terkelupas.pada permukaan plat baja mulai muncul karat. Bentuk mill scale mulai menyerpih. Dalam waktu kira kira 2 bulan, karat mulai muncul, tetapi belum memakan bajanya. Masih bisa di sekap / disikat. Baja berkarat sedang berupa pitting ringan. Pada permukaan pelat baja sama sekali tidak ditemukan mill scale seluruh permukaan tertutup rapat dengan karat, dapat dilihat dengan mata sedikit dengan adanya korosi yang berlubang sedikit. Sudah parah dan terjadi bocor/bolong karena ausnya karat. Baja berkarat cukup berat berupa pitting sedang pada permukaan pelat baja sama sekali tidak ditemukan mill scale seluruh permukaan tertutup karat, dapat dilihat dengan mata adanya banyak karat yang

50 36 berlubang kecil. Sudah parah, terjadi bocor dan lubang lubang karena ausnya karat. Sebagai indikasi keadaan awal. 2. Tingkatan untuk pengolahan (dengan alat manual dan power tool) Dilakukan pembersihan karat secara ringan dengan menggunakan alat manual dan pembersihan dengan blasting ringan. Dilakukan pembersihan dengan teliti dengan menggunakan alat manual maupun power tool. Di sekrap, di sikat secara ringan. Alat manual yaitu: Scraper/gurinda, wire brush, sedangkan power tool adalah Power brush. Dilakukan pembersihan karat secara sangat teliti dengn menggunakan alat manual maupun power tool. Alat yang digunakan sama dengan, namun pembersihan karat lebih ditekankan dengan cara di sekrap, disikat lebih teliti dan lanjut. 3. Tingkatan pengolahan (dengan blast) Dilakukan sedikit blast, dengan demikian mill scale yang telah muncul kepermukaan, karat yang ada dipermukaan dan bahan asing lainnya dihilangkan. Metode sand blast dan shot blast yang diterapkan, blast dilakukan hanya sedikit. Dilakukan blast, hampir semua mill scale, karat dan bahan asing dihilangkan. Setelah dibersihkan permukaan berwarna abuabu, metode blast dilakukan secara biasa namun pembersihan dengan blasting.

51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Penelitian Adapun waktu dilaksanakannya penelitian ini yaitu pada saat penulis melaksanakan praktek laut diatas kapal 12 bulan dimulai tanggal 21 juni 2017 sampai 04 juli 2018, dimana penulis berperan sebagai Cadet Deck 3.2 Tempat penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di atas kapal MT. jayne-1 yang merupakan salah satu kapal Tanker yang dimiliki oleh PT. BUMI internasional Tanker. Adapun tempat dilaksanakannya penelitian ini yaitu diatas kapal MT. JAYNE-1. Sumber:kapal MT. Jayne-1 Gambar 3.1 : MT. Jayne-1

52 38 SHIP PARTICULAR Adapun data data kapal atau ship particular MT. jayne-1 sebagai berikut : Ship Name Nationality Class Port of Registry Call Sign : MT. jayne-1 : Indonesia : ABS/BKI : Jakarta : P N G Z MMSI Number : Official No : 2010 pst No.6455/L Date Of Delivery : 1999 IMO Number : Kind Of Ship Gross Tonnage Dead Weight Tonnage Length Over All Breadth Draught Speed Net To nnage L.B.P Depth Moulded Main Engine : Oil Tanker : 5169 ton : 6935 ton : 108,00 m : m : 6,00 m : 12 knot : 1766 ton : 102,00 m : 9.30 m : WARTSILA 6 R 32 LNE x 1 Set

53 Objek Penelitian Objek pengamatan untuk tugas akhir yang akan diteliti yaitu kapal seperti gambar berikut : Sumber;pengecetankapalMT.Jayne-1 Gambar 3.2 pengecetan kapal MT. jayne Metode Pengumpulan Data Metode dalam pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir ini dikumpulkan melalui : 1. Metode Lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada objek yang diteliti. Data dan informasi yang dikumpulkan 2. Metode Observasi, mengadakan pengamatan secara langsung pada kapal MT. Jayne-1 mengenai metode pengecatan serta ketersediaan bahan cat dan peralatan.

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK - UPI 2 June 2010 asolehudin@upi.edu 1 PENGENALAN CAT Salah satu metoda yang paling banyak dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko 1 PENGECATAN Oleh: Riswan Dwi Djatmiko Salah satu proses finishing yang terpopuler di kalangan masyarakat adalah proses pengecatan (painting). Proses ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan beaya yang

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1. Galvanisasi Sistem Panas Hot dip galvanizing Manual ini disusun untuk membantu dan memahami proses Hot Dip Galvanizing ( HDG) dan desain untuk komponen - komponen yang akan

Lebih terperinci

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim 3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan bahan dengan tujuan untuk memperindah (decoratif), memperkuat (reinforcing), dan melindungi (protective)

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating PT. PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL OXYFLOOR Epoxy Floor Coating AGUSTUS 2011 VOLUME 8 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi epoxy dan amine. Epoxy mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 87.020; 91.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Hasil Rancang Bangun Stand Engine Cutting Hasil dari stand engine sendiri adalah dimana semua akhir proses perancangan telah selesai dan penempatan komponennya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Pengikisan Plat Baja ST 37 Pada Proses Sandblasting

TUGAS AKHIR. Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Pengikisan Plat Baja ST 37 Pada Proses Sandblasting TUGAS AKHIR Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Pengikisan Plat Baja ST 37 Pada Proses Sandblasting Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

ABSTRAK STUDI PERBEDAAN APLIKASI VARIASI WAKTU PENGECATAN ANTAR LAYER PADA PENGECATAN CHEMICAL TANKER CALAFURIA. Kefas Adityasurya NRP :

ABSTRAK STUDI PERBEDAAN APLIKASI VARIASI WAKTU PENGECATAN ANTAR LAYER PADA PENGECATAN CHEMICAL TANKER CALAFURIA. Kefas Adityasurya NRP : 1 ABSTRAK STUDI PERBEDAAN APLIKASI VARIASI WAKTU PENGECATAN ANTAR LAYER PADA PENGECATAN CHEMICAL TANKER CALAFURIA Oleh Kefas Adityasurya NRP : 6208030008 Kapal merupakan salah satu transportasi yang sangat

Lebih terperinci

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting Sandblasting Sandblasting adalah suatu proses pembersihan dengan cara menembakan partikel (pasir) kesuatu permukaan material sehingga menimbulkan gesekan atau tumbukan. Permukaan material tersebut akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam

Lebih terperinci

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL. Tanya (T-01) :Bagaimana cara kerja RUST COMBAT?

PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL. Tanya (T-01) :Bagaimana cara kerja RUST COMBAT? PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL Tanya (T-01) :Bagaimana cara kerja RUST COMBAT? JAWAB (J-01) : RUST COMBAT bekerja melalui khelasi (chelating) secara selektif. Yaitu proses di mana molekul sintetik yang

Lebih terperinci

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan PAINT / CAT Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah

Lebih terperinci

DECORATIVE PAINT PT. MEKAR PERDANA

DECORATIVE PAINT PT. MEKAR PERDANA Technical Data Sheet DECORATIVE PAINT SKEMA FUNGSI CAT DECORATIVE NO ELBRUSPAINTS BRANDS STANDAR PENERAPAN BAHAN RESIN APLIKASI STANDARD FINISHING JENIS ROLL FUNGSI 1 Dantech Interior Vinyl Acrylic ElbrusAlkali

Lebih terperinci

TUJUAN DAN METODE PERSIAPAN PERMUKAAN

TUJUAN DAN METODE PERSIAPAN PERMUKAAN PERSIAPAN PERMUKAAN TUJUAN DAN METODE PERSIAPAN PERMUKAAN Tujuan persiapan permukaan adalah persyaratan umum yang digunakan untuk menjelaskan semua pekerjaan yang meliputi pemulihan suatu kerusakan atau

Lebih terperinci

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout): FAQ Pengisi Nat (Tile Grout): Q: Apa kelebihan pengisi nat AM dengan pengisi nat semen konvensional? A: Kelebihan pengisi nat AM dibandingkan dengan pengisi nat semen konvensional adalah mengandung bahan

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN..

RSU KASIH IBU - EXTENSION STRUKTUR : BAB - 06 DAFTAR ISI PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA 01. LINGKUP PEKERJAAN BAHAN - BAHAN.. DAFTAR ISI 01. LINGKUP PEKERJAAN.. 127 02. BAHAN - BAHAN.. 127 03. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN...... 127 PT. Jasa Ferrie Pratama 126 01. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi

Lebih terperinci

PAINTING DAN COATING BLASTING/SURFACE PREPARATION

PAINTING DAN COATING BLASTING/SURFACE PREPARATION PAINTING DAN COATING SANDBLASTING & COATING Pada umumnya sebelum pengerjaan Pengecatan terlebih dahulu dilakukan preparasi permukaan (surface preparation) pada bidang yang akan dicat yaitu dengan cara

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN SETERIKA DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahuntahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan seksama,

Lebih terperinci

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan Flame Hardening Flame hardening atau pengerasan dengan nyala api terbuka adalah pengerasan yang dilakukan dengan memanaskan benda kerja pada nyala api. Nyala api tersebut dapat menggunakan Elpiji + Udara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA Leonardo Krisnanto Wijono 1, Gerry Febrian Ongko 2, Prasetio Sudjarwo 3, Januar Buntoro 4 ABSTRAK : Perkembangan bangunan industri membutuhkan permukaan lantai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 PENGUJIAN KOMPOSISI Dari pengujian dengan alat spectrometer yang telah dilakukan pada sampel uji, komposisi yang terdapat di dalam sampel uji dapat dilihat pada Lampiran 1,

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN DAFTAR ISI 01. PENGECATAN SECARA UMUM 77 02. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM. 80 03. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EXPOSE. 81 04. PENGECATAN DINDING.. 82 05. PENGECATAN BESI. 84 06. PEKERJAAN

Lebih terperinci

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA BENDA KERJA PLAT DENGAN BAHAN ST 37 PADA PROSES SANDBLASTING

TUGAS AKHIR PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA BENDA KERJA PLAT DENGAN BAHAN ST 37 PADA PROSES SANDBLASTING TUGAS AKHIR PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP NILAI KEKASARAN PADA BENDA KERJA PLAT DENGAN BAHAN ST 37 PADA PROSES SANDBLASTING Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Srata Satu Jurusan Teknik

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Desain furnitur yang berkualitas mengandung kompleksitas nilai, ketrampilan teknik, muatan filosofi maupun metodologi. Pertimbangan perencanaan desain lampu hias

Lebih terperinci

Epoxy Floor Coating :

Epoxy Floor Coating : PT PUTRA MATARAM COATING INTERNATONAL Epoxy Floor Coating : Aplikasi dan masalahnya Volume 2 Desember 2015 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi polimer epoksi sebagai

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Terhadap Penetrasi Aspal Pertamina Dan Aspal Shell

Pengaruh Temperatur Terhadap Penetrasi Aspal Pertamina Dan Aspal Shell Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Desember 2015 Pengaruh Temperatur Terhadap Penetrasi Aspal Pertamina Dan Aspal Shell TIARA GAVIRARIESA¹, SILVIA

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES Bab ini berisi tentang bagaimana memelihara fisik lemari es dengan benar. Pemeliharaan sangat diperlukan untuk menjaga keawetan lemari es. 7.1 Perawatan dan pembersihan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN METODE PENGECATAN RUANG MUAT KAPAL SESUAI ATURAN IMO

STUDI PERBANDINGAN METODE PENGECATAN RUANG MUAT KAPAL SESUAI ATURAN IMO STUDI PERBANDINGAN METODE PENGECATAN RUANG MUAT KAPAL SESUAI ATURAN IMO Setiawan Tirta Widhiatmaka NRP. 4102 100 023 Jurusan Teknik Perkapalan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60111 Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. WIJAYA SAKTI

BAB II GAMBARAN UMUM PT. WIJAYA SAKTI BAB II GAMBARAN UMUM PT. WIJAYA SAKTI 2.1 Sejarah PT. Wijaya Sakti PT. Wijaya Sakti adalah perusahaan jasa yang bergerak di bidang perbaikan kapal laut dan penyedia suku cadang kapal laut. Dengan ditangani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh penahanan waktu pemanasan (holding time) terhadap kekerasan baja karbon rendah pada proses karburasi dengan menggunakan media

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

International Quality Waterproofing

International Quality Waterproofing International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi

Lebih terperinci

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ukuran partikel atau

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG TUGAS AKHIR PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG Disusun Oleh: ADI PRABOWO D 200 040 049 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

Merencanakan Pembuatan Pola

Merencanakan Pembuatan Pola SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Merencanakan Pembuatan Pola Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052 TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052 Disusun : HARI SUPRIYADI NIM : D 200 040 039 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Teknis dan Ekonomis Pemakaian Material Baja Karbon dengan Coating dan Material Duplex Tanpa Coating untuk Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECATAN

BAB III PROSES PENGECATAN BAB III PROSES PENGECATAN 3.1 JENIS PRODUK Adapun jenis produk yang akan dicat yaitu pada bagian depan motor YAMAHA JUPITER MX (front fender), dan untuk proses pengecatan dilakukan hanya pada permukaan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat. 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kayu Jati dan Mahoni difinishing menggunakan bahan finishing pelarut air (water based lacquer) dan pelarut minyak (polyurethane). Kayu yang difinishing menggunakan bahan pelarut

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT

TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT Oleh Baskoro Adisatryanto NRP. 2102 100 047 Dosen Pembimbing Dr. Ir. H.C.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand

Lebih terperinci

Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430

Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430 Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430 Putu Hadi Setyarini, Erwin Sulistyo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend Haryono no.

Lebih terperinci

PUMA. Buletin SISTEM FINISHING TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES I PRODUK. PERSIAPAN PERMUKAAN dan PEWARNAAN WOOD FINISHES PUTRAMATARAM *022011*

PUMA. Buletin SISTEM FINISHING TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES I PRODUK. PERSIAPAN PERMUKAAN dan PEWARNAAN WOOD FINISHES PUTRAMATARAM *022011* PUMA Buletin WOOD FINISHES I TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES SISTEM FINISHING PERSIAPAN PERMUKAAN PEWARNAAN PRODUK WOOD FINISHES PUTRAMATARAM Edisi II Februari 2011 *022011* design by IT Volume 2 Page 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

MACAM MACAM EPOXY DAN POLYURETHANE BASED FLOORING SYSTEM BESERTA KINERJANYA

MACAM MACAM EPOXY DAN POLYURETHANE BASED FLOORING SYSTEM BESERTA KINERJANYA MACAM MACAM EPOXY DAN POLYURETHANE BASED FLOORING SYSTEM BESERTA KINERJANYA Brian Christopher Sutandyo 1, Evan Sutantu Putra 2, Sudjarwo 3, Januar 4 ABSTRAK : Cat lantai Epoxy dan Polyurethane merupakan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia

RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia SNI 03-2407-1991 Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS Badan Standarisasi Nasional BSN Daftar Isi Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung...

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh temperatur media pendingin pasca pengelasan terhadap laju korosi dan struktur mikro.

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36

STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36 Roni Septiari, Heri Supomo Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, teknologi mengenai beton merupakan hal yang wajib untuk dipahami secara teoritis maupun praktis mengingat bahwa beton merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG Disusun : RULENDRO PRASETYO NIM : D 200 040 074 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

JENIS-JENIS PENGERINGAN

JENIS-JENIS PENGERINGAN JENIS-JENIS PENGERINGAN Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat membedakan jenis-jenis pengeringan Sub Pokok Bahasan pengeringan mengunakan sinar matahari pengeringan

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON Beton bertulang adalah struktur komposit yang sangat baik untuk digunakan pada konstruksi bangunan. Pada struktur beton bertulang terdapat berbagai keunggulan akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah batuan yang terjadi sebagai hasil pengerasan suatu campuran tertentu. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton didapatkan dengan cara mencampur

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PEMBUATAN CAT BESI DARI GETAH KARET MENGGUNAKAN PELARUT SOLAR DAN CPO DENGAN WARNA ALAMI DARI EKSTRAK PANDAN

LAPORAN AKHIR PEMBUATAN CAT BESI DARI GETAH KARET MENGGUNAKAN PELARUT SOLAR DAN CPO DENGAN WARNA ALAMI DARI EKSTRAK PANDAN LAPORAN AKHIR PEMBUATAN CAT BESI DARI GETAH KARET MENGGUNAKAN PELARUT SOLAR DAN CPO DENGAN WARNA ALAMI DARI EKSTRAK PANDAN Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON 2.1. Umum Beton merupakan hasil campuran Semen Portland (PC), agregar halus (pasir), agregat kasar (krikil), dan air dengan atau tanpa bahan tambah (admixtures) dengan proporsi

Lebih terperinci

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381 TUGAS AKHIR MM091381 PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER Oleh : Diego Pramanta Harvianto 2708100020 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

SUBMARGED ARC WELDING (SAW)

SUBMARGED ARC WELDING (SAW) SUBMARGED ARC WELDING Pengertian (SAW) Submerged Arc Welding (SAW) merupakan salah satu jenis pengelasan busur listrik dengan memanaskan serta mencairkan benda kerja dan elektroda oleh busur listrik yang

Lebih terperinci

Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu "penghuni" jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal.

Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu penghuni jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal. Pengertian Aspal Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu "penghuni" jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal. Pengertian Aspal adalah bahan yang bersifat

Lebih terperinci

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH LUASAN SCRATCH PERMUKAAN TERHADAP LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA A36 DENGAN VARIASI SISTEM PENGELASAN

ANALISA PENGARUH LUASAN SCRATCH PERMUKAAN TERHADAP LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA A36 DENGAN VARIASI SISTEM PENGELASAN ANALISA PENGARUH LUASAN SCRATCH PERMUKAAN TERHADAP LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA A36 DENGAN VARIASI SISTEM PENGELASAN Disusun oleh : Fedriansyah Priyantoro Dosen Pembimbing : Ir. Budie Santosa, M.T. Ir.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Baja Baja adalah salah satu dari bahan konstruksi yang paling penting. Sifatsifatnya yang terutama penting dalam penggunaan konstruksi adalah kekuatannya yang tinggi, dibandingkan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALATIHAN SOAL BAB 11

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALATIHAN SOAL BAB 11 1. Perhatikan sifat-sifat zat berikut 1. Susunan partikel sangat teratur 2. Volume tetap 3. Bentuk berubah sesuai wadahnya 4. Jarak antar partikelnya sangat berjauhan 5. Partikel sulit meninggalkan kelompok

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Aspal Beton Lapis Aspal Beton adalah suatu lapisan pada konstuksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur, dihampar

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Pengujian Agregat Pengujian agregat bertujuan untuk mengetahui sifat atau karakteristik agregat yang diperoleh dari hasil pemecahan stone crusher (mesin pemecah batu).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Bangunan Gedung Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan

Lebih terperinci

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aspal Aspal didefinisikan sebagai bahan yang berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, mempunyai sifat lekat baik dan berlemak,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Penelitian Sebelumnya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Penelitian Sebelumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Arthana(2014), meneliti tentang ketahanan aus lapisan ni-cr pada dinding silinder liner yang juga meneliti melalui proses powder flame spray coating. penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspal Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat. Jika dipanaskan sampai suatu temperatur tertentu

Lebih terperinci

Company Profile... Technical Data Permacoat Matte Finish... Permacoat Exterior... Decolith... Decoplus... Permasol... Permaproof...

Company Profile... Technical Data Permacoat Matte Finish... Permacoat Exterior... Decolith... Decoplus... Permasol... Permaproof... TECHNICAL DATA C ONTENTS Company Profile... Technical Data Permacoat Matte Finish... Permacoat Exterior... Decolith... Decoplus... Permasol... Permaproof... Decolux Wood & Metal Paint... Decolux Tennis

Lebih terperinci

Lithografi ditemukan oleh aloys Senefelder (1798) Munich. Sebagai medium artistik dan alat reproduksi gambar.

Lithografi ditemukan oleh aloys Senefelder (1798) Munich. Sebagai medium artistik dan alat reproduksi gambar. lithography Metode cetak yang memanfaatkan batu kapur sebagai acuan cetaknya. Sesuai makna katanya : litho = batu / graphein = menggambar/ mencetak. Prinsip kerja : adanya tolak menolak antara air dengan

Lebih terperinci

Bayangkan kemungkinan Perlindungan Permanen dan Tanpa Erosi

Bayangkan kemungkinan Perlindungan Permanen dan Tanpa Erosi Bayangkan kemungkinan Perlindungan Permanen dan Tanpa Erosi Pertama PLASTIK di dunia Lapisan Selalu Bersih Transparan 2-komponen yang cocok untuk melindungi semua permukaan umum seperti cat, beton, baja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

Perlindungan kayu. perabotan. Produk Wood Care Putramataram

Perlindungan kayu. perabotan. Produk Wood Care Putramataram Volume 4 April 2011 Putramataram Coating International Wood Care Perlindungan kayu Seperti telah dibahas pada buletin Volume 2 3 dimana selain berfungsi untuk keindahan, fungsi lain proses finishing kayu

Lebih terperinci