BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkecambahan atau germinasi secara teknis adalah permulaan munculnya pertumbuhan aktif yang menghasilkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai (Gardner, 1991). Menurut J. Derek Bewley dan Michael Black, serta G.Ray Noggle dan George J.Fritz, ternyata didalam biji - bijian berkecambah terdapat beberapa enzim, salah satu diantaranya adalah enzim lipase (Bonner, 1976). Salah satu enzim yang mempunyai peranan penting dan tidak ada bandingannya dalam pertumbuhan bioteknologi adalah lipase. Enzim lipase atau lengkapnya triasilgliserol lipase adalah enzim yang menghidrolisis ester karboksilat. Enzim ini memiliki sifat khusus dapat memecahkan ikatan ester pada lemak dan gliserol. Selain itu lipase memiliki kemampuan mengkatalisis reaksi organik baik dalam media berair maupun dalam media non-air. Beberapa reaksi yang dapat dikatalisis oleh lipase adalah reaksi hidrolisis, gliserolisis, asidolisis, dan transesterifikasi. Enzim ini digunakan untuk menghasilkan asam lemak bebas, gliserol, berbagai ester, sebagian gliserida dan lemak yang dimodifikasi atau di esterifikasi dari substrat yang digunakan (Moentamaria, 2009). Pada penelitian ini digunakan substrat minyak wijen, karena wijen merupakan komoditas pertanian yang sangat potensial sebagai penghasil minyak nabati yang dibutuhkan dalam industri kosmetik, farmasi, makanan, dan lain lain. Wijen memiliki julukan The Queen of Oil Seeds Crops, yang mencerminkan bahwa biji wijen memiliki kandungan gizi yang tinggi dan berdampak positif bagi konsumennya (Handajani, 2006).

2 Di bidang industri lemak dan minyak, enzim ini juga sangat penting karena peranannya dalam mengendalikan proses produksi minyak dan lemak; misalnya pada minyak goreng dan margarin dalam proses menyingkirkan cita rasa dan bau bauan yang tidak dikehendaki atau sebaliknya dengan enzim tersebut beberapa cita rasa yang dikehendaki dapat diatur untuk ditampilkan. Pencampuran dari minyak juga telah dikatalisa dengan lipase, penggunaan biokatalis ini karena keselektifan dari lipase yang mana memberikan kontrol terhadap produk (Gandhi, 1997). Tetapi, tingginya harga lipase menjadi salah satu pertimbangan apabila menggunakannya sebagai katalis. Untuk menekan tingginya biaya tersebut, maka lipase bisa didapatkan dari mikroba lokal seperti Pseudomonas, Aspergillus niger, Mucor miehei, Candida rugosa, dan lain lain (Moentamaria, 2009), dan juga dapat diisolasi kecambah biji bijian, seperti kecambah biji wijen (Sesamun Indicum), kecambah biji jarak pagar (Jatropha curcas L) (Abigor, 2002), jarak kepyar (Ricinus communis L) (Winarno, 1983) dan lainnya. Penelitian penelitian terdahulu telah dilakukan terhadap isolasi dan uji aktivitas enzim lipase, diantaranya yaitu Abigor dkk (2002) mengisolasi enzim lipase dari kecambah biji jarak pagar (Jatropha curcas L) dan menggunakan banyak jenis minyak sebagai substratnya dan menunjukkan hasil bahwa enzim lipase lebih baik menghidrolisis minyak kelapa sawit pada ph 7,5 dan suhu inkubasi 37 o C. Suhendra L Tranggono dan Hidayat C mengisolasi enzim lipase dari kecambah biji wijen (Sesamun indicum L) dan pengujian aktivitasnya diperoleh 6µmol FFA/menit dengan lama perendaman 150 menit dalam perendaman ph 4,2 dan dikecambahkan selama 63 jam. Pada penelitian ini perkecambahan biji jarak kepyar dilakukan hingga hari ke 4. Aktivitas lipolitik pada kecambah biji jarak kepyar meningkat pada hari ke 4 didalam pertumbuhan semaian biji, serentak dengan penurunan total lipid (Lin, 1983). Kandungan triasilgliserol menurun, kandungan monoasilgliserol dan asam lemak bebas meningkat dan diasilgliserol tidak banyak berubah. Hal ini menunjukkan adanya aktifitas lipase selama proses perkecambahan hingga hari ke 4, dan sesuai

3 dengan pernyataan Kylen, Rolland (1975) dan Kruger (1991) dalam Sri Satyanti (2001) bahwa selama perkecambahan terjadi penurunan kandungan lemak dan terjadi peningkatan jumlah enzim lipase (Senanayake, 2000). Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengisolasi crude enzim lipase dari kecambah biji jarak kepyar (Ricinus communis L) dan mengetahui ph dan suhu optimum untuk aktivitasnya dalam menghidrolisis minyak wijen Permasalahan 1. Bagaimanakah cara mengisolasi crude enzim lipase dari kecambah biji jarak kepyar? 2. Bagaimanakah pengaruh suhu dan ph optimum terhadap aktivitas crude enzim lipase dari kecambah biji jarak kepyar (Ricinus communis L) dalam menghidrolisis minyak wijen? 1.3. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini masalah dibatasi sebagai berikut: 1. Biji jarak kepyar (Ricinus communis L) yang digunakan diperoleh dari daerah disekitar PAM Sunggal Medan. 2. Crude enzim lipase diambil dari kecambah yang telah berumur 4 hari. 3. Substrat yang digunakan adalah minyak wijen. 4. Buffer yang digunakan adalah buffer fosfat dengan variasi ph 6,0; 6,5; 7,0; 7,5 dan 8,0. 5. Waktu inkubasi yang digunakan adalah 30 menit. 6. Pengujian aktivitas crude enzim lipase dilakukan dengan metode titrimetri.

4 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengisolasi crude enzim lipase dari kecambah biji jarak kepyar (Ricinus communis L) 2. Untuk mengetahui suhu dan ph optimum hidrolisis minyak wijen oleh crude enzim lipase Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk dapat memberikan informasi mengenai aktivitas crude enzim lipase dari kecambah biji jarak kepyar dan sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya. 1.6.Metodologi Percobaan Penelitian ini adalah eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Sampel yang digunakan adalah biji jarak kepyar (Ricinus communis L) yang diperoleh di daerah PAM Sunggal Medan. Sebanyak 75 gram biji jarak kepyar dijemur kemudian dikupas cangkangnya, biji bagian dalam sebanyak 47 gram dikecambahkan pada suhu o C selama 4 hari. Kemudian ditimbang 65 gram kecambah dan ditambahkan 150 ml buffer fosfat ph 7,0 dan diblender selama 1 menit dan disaring, kemudian filtrat disentrifugasi pada 5000 rpm selama 30 menit, supernatan yang dihasilkan ditambahkan dengan 60 ml aseton dan didiamkan selama 1 malam kemudian disentrifugasi pada 3400 rpm selama 30 menit, pellet dikeringkan dengan freeze drier. Serbuk crude enzim lipase yang diperoleh diambil sebanyak 0,5 gram dan dilarutkan dengan 50 ml buffer fosfat ph 7,0. Kemudian dilakukan uji aktivitas untuk crude enzim lipase dalam menghidrolisis minyak wijen pada ph dan suhu yang berbeda. Dalam penelitian ini yang dilakukan pada suhu 30 o C; 35 o C; 40 o C; 45 o C; 50 o C dan ph 6,0; 6,5; 7,0; 7,5 dan 8,0.

5 1.7. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia / Kimia Bahan Makanan FMIPA- USU Medan, Laboratorium Pusat Penelitian FMIPA-USU Medan, dan Laboratorium Bioproses Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI JARAK KEPYAR

SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI JARAK KEPYAR PENENTUAN ph DAN SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI JARAK KEPYAR (Ricinus communis L) TERHADAP HIDROLISIS MINYAK WIJEN SKRIPSI NORA ANGGIANI SIREGAR 060802040 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan khususnya sebagai bahan oleopangan dan oleokimia. bahan oleopangan, minyak kelapa digunakan untuk minyak goreng dan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan khususnya sebagai bahan oleopangan dan oleokimia. bahan oleopangan, minyak kelapa digunakan untuk minyak goreng dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa merupakan salah satu sumber minyak nabati yang sangat potensial dikembangkan khususnya sebagai bahan oleopangan dan oleokimia. Sebagai bahan oleopangan, minyak

Lebih terperinci

Rizki Amalia Nst, Rumondang Bulan, Firman Sebayang

Rizki Amalia Nst, Rumondang Bulan, Firman Sebayang Jurnal Saintia Kimia Vol. 1, No. 2, 2013 PENENTUAN ph DAN SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI KARET (Hevea brasiliensis) TERHADAP HIDROLISIS PKO (Palm Kernel Oil)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses hidrolisis minyak/lemak menjadi asam lemak dan gliserol secara komersial yang sampai kini digunakan, beroperasi pada suhu 240-250 o C dan tekanan 45-50 bar.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses produksi enzim lipase ekstraseluler dari Aspergillus niger dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis strain yang digunakan, proses fermentasi yang dilakukan

Lebih terperinci

SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI KARET

SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI KARET PENENTUAN ph DAN SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI KARET (Hevea brasiliensis) TERHADAP HIDROLISIS PKO (Palm Kernel Oil) SKRIPSI RIZKI AMALIA NST 080802015 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini Indonesia masih mengimpor monogliserida dan digliserida yang dibutuhkan oleh industri (Anggoro dan Budi, 2008). Monogliserida dan digliserida dapat dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Jarak Kepyar (Ricinus communis L) Menurut taksonomi tumbuh- tumbuhan, tanaman jarak kepyar (Ricinus communis L) diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990).

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990). BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Enzim menjadi primadona industri bioteknologi karena penggunaanya dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk yang mempunyai nilai ekonomis

Lebih terperinci

SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI KELAPA SAWIT

SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI KELAPA SAWIT PENENTUAN ph DAN SUHU OPTIMUM UNTUK AKTIVITAS EKSTRAK KASAR ENZIM LIPASE DARI KECAMBAH BIJI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) TERHADAP HIDROLISIS RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) SKRIPSI

Lebih terperinci

AMOBILISASI LIPASE DARI MUCOR MIEHEI MENGGUNAKAN POLYURETHANE FOAM SEBAGAI BIOKATALIS PADA PEMBUATAN BIODIESEL. Ika Sylvia Sepdiani

AMOBILISASI LIPASE DARI MUCOR MIEHEI MENGGUNAKAN POLYURETHANE FOAM SEBAGAI BIOKATALIS PADA PEMBUATAN BIODIESEL. Ika Sylvia Sepdiani PENELITIAN AMOBILISASI LIPASE DARI MUCOR MIEHEI MENGGUNAKAN POLYURETHANE FOAM SEBAGAI BIOKATALIS PADA PEMBUATAN BIODIESEL Disusun oleh : Ika Sylvia Sepdiani 1131310061 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN V.1. KESIMPULAN Lipase Rhizomucor miehei, Candida antartica, Chromobacterium viscosum dan Pseudomonas sp. memiliki kemampuan menginkorporasi asam lemak EPA dan DHA pada minyak ikan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Lipase merupakan enzim yang berperan sebagai katalis dalam proses

BAB I PENGANTAR. Lipase merupakan enzim yang berperan sebagai katalis dalam proses BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Lipase merupakan enzim yang berperan sebagai katalis dalam proses hidrolisis triasilgliserol menjadi di- dan mono-asilgliserol, asam lemak dan gliserol pada interfase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan emulsifier dalam makanan dan minuman serta produk perawatan tubuh akan meningkatkan penggunaan emulsifier

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Monogliserida (monoasilgliserol) merupakan senyawa kimia penting dari turunan komersil yang digunakan dalam industri makanan, kosmetik, farmasi, pelumas. Monogliserida

Lebih terperinci

Deskripsi ASAM LAURAT DARI BUAH KELAPA SEBAGAI ANTI BAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN LIPASE

Deskripsi ASAM LAURAT DARI BUAH KELAPA SEBAGAI ANTI BAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN LIPASE 1 Deskripsi ASAM LAURAT DARI BUAH KELAPA SEBAGAI ANTI BAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN LIPASE Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan metode isolasi asam laurat dari endosperm

Lebih terperinci

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas aeruginosa DENGAN MENGGUNAKAN INDUSER MINYAK JAGUNG SERTA KOFAKTOR Na + DAN Co 2+

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas aeruginosa DENGAN MENGGUNAKAN INDUSER MINYAK JAGUNG SERTA KOFAKTOR Na + DAN Co 2+ PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas aeruginosa DENGAN MENGGUNAKAN INDUSER MINYAK JAGUNG SERTA KOFAKTOR Na + DAN Co 2+ Dian Pratiwi (1), Firman Sebayang (1) dan It Jamilah (2) (1))

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lipase adalah nama trivial dari enzim glycerol-ester hydrolase yang mengkatalis reaksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lipase adalah nama trivial dari enzim glycerol-ester hydrolase yang mengkatalis reaksi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipase dan Sumbernya Lipase adalah nama trivial dari enzim glycerol-ester hydrolase yang mengkatalis reaksi hidrolisis lemak dan minyak. Di bidang industri lemak dan minyak, enzim

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga, 24 BAB III METODA PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Lebih terperinci

Kata kunci: alkhoholisis, ester metil asam lemak, kecambah biji dan lipase

Kata kunci: alkhoholisis, ester metil asam lemak, kecambah biji dan lipase Proceeding Seminar Nasional APTA, 16 Desember 21 Aktifitas Lipase Beberapa Kecambah Biji sebagai Biokatalisator Sintesa Ester Metil Asam lemak Sri Mulyani, Lutfi Suhendra, A.A. Dewi Anggreini 1) dan IDG.Mayun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS.

ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS. i ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenaipenentuan aktivitas enzim amilase dari kecambah biji jagung lokal Seraya (Zea maysl.). Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui waktu optimum dari

Lebih terperinci

Ketut Ratnayani, A. A. I. A. Mayun Laksmiwati, dan Maman Sudiarto

Ketut Ratnayani, A. A. I. A. Mayun Laksmiwati, dan Maman Sudiarto PENENTUAN LAJU REAKSI MAKSIMAL (V maks ) DAN KONSTANTA MICHAELIS-MENTEN (K M ) ENZIM LIPASE PANKREAS PADA SUBSTRAT MINYAK KELAPA, MINYAK SAWIT, DAN MINYAK ZAITUN Ketut Ratnayani, A. A. I. A. Mayun Laksmiwati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak sawit mentah mempunyai nilai koefisien viskositas yang tinggi (sekitar 11-17 kali lebih tinggi dari bahan bakar diesel), sehingga tidak dapat langsung digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis selalu melibatkan katalis. Katalis ini dikenal sebagai katalis biologis (biokatalisator) yang digunakan sebagai alternatif

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN MONO DAN DIACYLGLYCEROL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PROSES GLISEROLISIS

LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN MONO DAN DIACYLGLYCEROL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PROSES GLISEROLISIS LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN MONO DAN DIACYLGLYCEROL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PROSES GLISEROLISIS Disusun Oleh : 1. FETRISIA DINA PUSPITASARI 1131310045 2. GRADDIA THEO CHRISTYA PUTRA 1131210062

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biodiesel Biodiesel dapat dibuat dengan empat cara utama, yaitu secara langsung dengan pencampuran, mikroemulsi, pirolisis dan transesterifikasi. Metode yang paling umum digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asam palmitat merupakan asam lemak jenuh yang paling besar jumlahnya di dalam minyak kelapa sawit, yaitu sebesar 40-46%. Asam palmitat juga terdapat pada berbagai

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera

Lebih terperinci

4 Pembahasan Degumming

4 Pembahasan Degumming 4 Pembahasan Proses pengolahan biodiesel dari biji nyamplung hampir sama dengan pengolahan biodiesel dari minyak sawit, jarak pagar, dan jarak kepyar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 11,4 juta ton dan 8 juta ton sehingga memiliki kontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 11,4 juta ton dan 8 juta ton sehingga memiliki kontribusi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah Malaysia dalam produksi minyak sawit. Pada tahun 2004, produksi dan ekspor negara Malaysia mencapai masing-masing

Lebih terperinci

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 LEMAK DAN MINYAK Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Propinsi Lampung merupakan salah satu daerah paling potensial untuk menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal perkebunan kelapa

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS Nur Istiqomah, Sutaryono, Farida Rahmawati INTISARI Berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam menyimpan margarin untuk dikonsumsi dalam jangka

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katalis Katalis merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju reaksi tetapi tidak terkonsumsi oleh reaksi. Katalis meningkatkan laju reaksi dengan energi aktivasi Gibbs

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN y BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini, adalah : heksana (Ceih), aquades, Katalis Abu Tandan Sawit (K2CO3) pijar, CH3OH, Na2S203, KMn04/H20,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Enzim adalah senyawa protein yang dihasilkan oleh berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Enzim adalah senyawa protein yang dihasilkan oleh berbagai jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Enzim adalah senyawa protein yang dihasilkan oleh berbagai jenis organisme seperti tanaman, hewan dan mikrobia untuk mendukung aktivitas metabolisme sel. Salah satu

Lebih terperinci

METANOLISIS MINYAK SAWIT DENGAN KATALIS ENZIM LIPASE PSEUDOMONAS CEPACIA YANG DIIMOBILISASI

METANOLISIS MINYAK SAWIT DENGAN KATALIS ENZIM LIPASE PSEUDOMONAS CEPACIA YANG DIIMOBILISASI METANOLISIS MINYAK SAWIT DENGAN KATALIS ENZIM LIPASE PSEUDOMONAS CEPACIA YANG DIIMOBILISASI Elda Melwita Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya Jl. Palembang-Prabumulih km 32 Inderalaya, Ogan Ilir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ester gula asam lemak merupakan non-ionik emulsifier yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Ester gula asam lemak merupakan non-ionik emulsifier yang bersifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ester gula asam lemak merupakan non-ionik emulsifier yang bersifat biodegradable dan tidak beracun yang telah banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada penelitian ini, proses pembuatan monogliserida melibatkan reaksi gliserolisis trigliserida. Sumber dari trigliserida yang digunakan adalah minyak goreng sawit.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yaitu CP (crude palm oil). Bagi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Fungsi utama pelumas (oli) adalah mencegah terjadinya friksi dan keausan (wear) antara dua bidang atau permukaan yang bersinggungan, memperpanjang usia pakai mesin, dan fungsi

Lebih terperinci

disterilisasi kemudian dituang ke dalam cawan petri yang sudah steril. Media yang sudah dingin siap untuk ditanam inokulum.

disterilisasi kemudian dituang ke dalam cawan petri yang sudah steril. Media yang sudah dingin siap untuk ditanam inokulum. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioproses Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI), jalan Taman Kencana No 1 Bogor. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengawasan Mutu, dan Bioindustri, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Jumlah cadangan minyak bumi dunia semakin menipis. Sampai akhir tahun 2013, cadangan minyak bumi dunia tercatat pada nilai 1687,9 miliar barel. Jika tidak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Minyak Ikan Karakterisasi minyak ikan dilakukan untuk mengetahui karakter awal minyak ikan yang digunakan dalam penelitian ini. Karakter minyak ikan yang diukur

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Karet Sesuai dengan nama latin yang disandangnya tanaman karet (Hevea brasiliensis) berasal dari Brazil. Tanaman karet sendiri mulai dikenal di Indonesia sejak zaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan dalam kehidupan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan dalam kehidupan UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Energi merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan dalam kehidupan manusia, serta ketersediaannya memberikan pengaruh besar terhadap kemajuan pembangunan Indonesia. Seiring

Lebih terperinci

ANALISA RESPON PERMUKAAN PADA SINTESA BIOMONOSTEARAT

ANALISA RESPON PERMUKAAN PADA SINTESA BIOMONOSTEARAT JURNALTEKNIK DAN TEKNOLOGI Media Publikasi Ilmiah Baristand Industri Medan ANALISA RESPON PERMUKAAN PADA SINTESA BIOMONOSTEARAT Eka Kurniasih Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe Email :

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 37 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pangan dan Pertanian Asia Tenggara (SEAFAST Center), IPB, Bogor serta Laboratorium

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIOMASSA KECAMBAH BIJI WIJEN SEBAGAI SUMBER LIPASE UNTUK HIDROLISIS MINYAK SAWIT SKRIPSI

PEMANFAATAN BIOMASSA KECAMBAH BIJI WIJEN SEBAGAI SUMBER LIPASE UNTUK HIDROLISIS MINYAK SAWIT SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PEMANFAATAN BIOMASSA KECAMBAH BIJI WIJEN SEBAGAI SUMBER LIPASE UNTUK HIDROLISIS MINYAK SAWIT SKRIPSI LALANG JATI SARDINDA 0706200365 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA DEPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fase lemak (O Brien, 2009). Banyak minyak nabati yang telah dimodifikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. fase lemak (O Brien, 2009). Banyak minyak nabati yang telah dimodifikasi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Margarin adalah emulsi water-in-oil (w/o) yang mengandung setidaknya 80% fase lemak (O Brien, 2009). Banyak minyak nabati yang telah dimodifikasi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK PERCOBAAN 2 UJI AKTIVITAS SUKSINAT DEHIDROGENASE

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK PERCOBAAN 2 UJI AKTIVITAS SUKSINAT DEHIDROGENASE LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK PERCOBAAN 2 UJI AKTIVITAS SUKSINAT DEHIDROGENASE Nama : Imana Mamizar NIM : 10511066 Kelompok : 5 Nama Asisten : Bunga (20513032) Tanggal Percobaan :

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di sisi lain ketersediaan bahan bakar minyak bumi dalam negeri semakin hari semakin

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F34103041 2007 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan

Lebih terperinci

PENGUJIAN STABILITAS ENZIM BROMELIN YANG DIISOLASI DARI BONGGOL NANAS SERTA IMOBILISASI MENGGUNAKAN KAPPA KARAGENAN

PENGUJIAN STABILITAS ENZIM BROMELIN YANG DIISOLASI DARI BONGGOL NANAS SERTA IMOBILISASI MENGGUNAKAN KAPPA KARAGENAN Vol 10, No.1, 06: 26 PENGUJIAN STABILITAS ENZIM BROMELIN YANG DIISOLASI DARI BONGGOL NANAS SERTA IMOBILISASI MENGGUNAKAN KAPPA KARAGENAN Firman Sebayang Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 CRUDE PALM OIL (CPO) Diketahui bahwa Indonesia merupakan negara produsen utama minyak kelapa sawit. Share minyak kelapa sawit Indonesia terhadap total produksi dunia minyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Bekerja dengan uruturutan yang teratur, enzim mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menguraikan molekul nutrien,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Katalisator didefinisikan sebagai percepatan reaksi kimia oleh beberapa senyawa dimana senyawanya

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA Oleh : BENNY RIO FERNANDEZ 2015 KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) merupakan tanaman yang berasal dari Afrika Barat, terutama disekitar

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P. PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Susanti, N. M. P. 1, Widjaja, I N. K. 1, dan Dewi, N. M. A. P. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Determinasi Tanaman Jarak Pagar

Lampiran 1. Determinasi Tanaman Jarak Pagar Lampiran 1. Determinasi Tanaman Jarak Pagar Lampiran 2. Penentuan Faktor Koreksi pada Pengukuran Tegangan Permukaan (γ) dengan Alat Tensiometer Du Nuoy Faktor koreksi = ( γ ) air menurut literatur ( γ

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaksi esterifikasi antara asam karboksilat dengan alkohol bersifat reversible, sehingga untuk membuat kesetimbangan reaksi berjalan ke arah pembentukan ester dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pada penelitian yang telah dilakukan, katalis yang digunakan dalam proses metanolisis minyak jarak pagar adalah abu tandan kosong sawit yang telah dipijarkan pada

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Metodologi Merujuk pada hal yang telah dibahas dalam bab I, penelitian ini berbasis pada pembuatan metil ester, yakni reaksi transesterifikasi metanol. Dalam skala laboratorium,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pemerintah menghimbau masyarakat dan pengusaha untuk meningkatkan ekspor non migas sebagai sumber devisa negara. Sangat diharapkan dari sektor pertanian,

Lebih terperinci

SINTESIS METIL ESTER DARI LIPID Bacillus stearothermophilus DENGAN METODE TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN BF 3. Dessy Dian Carolina NRP

SINTESIS METIL ESTER DARI LIPID Bacillus stearothermophilus DENGAN METODE TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN BF 3. Dessy Dian Carolina NRP SINTESIS METIL ESTER DARI LIPID Bacillus stearothermophilus DENGAN METODE TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN BF 3 Dessy Dian Carolina NRP 1406 100 024 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Surya Rosa Putra, MS Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kelapa utama di dunia. Hampir semua daerah di Indonesia dapat dijumpai tanaman kelapa. Kelapa merupakan salah satu tanaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Margarin merupakan salah satu produk berbasis lemak yang luas

BAB I PENDAHULUAN. Margarin merupakan salah satu produk berbasis lemak yang luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Margarin merupakan salah satu produk berbasis lemak yang luas penggunaannya dalam proses pengolahan makanan. Margarin biasa digunakan sebagai olesan untuk langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat cadangan sumber minyak bumi nasional semakin menipis, sementara konsumsi energi untuk bahan bakar semakin meningkat. Maka kami melakukan penelitian-penelitian

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian Metode yang akan digunakan untuk pembuatan monogliserida dalam penelitian ini adalah rute gliserolisis trigliserida. Sebagai sumber literatur utama mengacu kepada metoda konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah memberikan kenikmatan tak terhingga kepada manusia salah satunya adalah tumbuhan yang diciptakan untuk kesejahteraan manusia. Seperti firman Allah Subhanahu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. pedaging (Budiansyah, 2004 dalam Pratiwi, 2016).

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. pedaging (Budiansyah, 2004 dalam Pratiwi, 2016). I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa 17 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam dua tahapan. Tahap 1 adalah uji efektivitas enzim cairan rumen domba terhadap penurunan kandungan serat kasar bungkil kelapa. Uji Tahap 2 adalah mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ketertarikan dunia industri terhadap bahan baku proses yang bersifat biobased mengalami perkembangan pesat. Perkembangan pesat ini merujuk kepada karakteristik bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gliserol Biodiesel dari proses transesterifikasi menghasilkan dua tahap. Fase atas berisi biodiesel dan fase bawah mengandung gliserin mentah dari 55-90% berat kemurnian [13].

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Sifat Fisikokimia Bahan Baku

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Sifat Fisikokimia Bahan Baku 40 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Sifat Fisikokimia Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah destilat asam lemak minyak sawit (DALMS) yang berasal dari Pusat Penelitian Kelapa

Lebih terperinci

Molekul, Vol. 2. No. 1. Mei, 2007 : REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KACANG TANAH (Arahis hypogea. L) DAN METANOL DENGAN KATALIS KOH

Molekul, Vol. 2. No. 1. Mei, 2007 : REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KACANG TANAH (Arahis hypogea. L) DAN METANOL DENGAN KATALIS KOH REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KACANG TANAH (Arahis hypogea. L) DAN METANOL DENGAN KATALIS KOH Purwati, Hartiwi Diastuti Program Studi Kimia, Jurusan MIPA Unsoed Purwokerto ABSTRACT Oil and fat as part

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katalis Katalis merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju reaksi tetapi tidak terkonsumsi oleh reaksi. Katalis digunakan secara luas baik di alam, laboratorium dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tongkol jagung merupakan limbah tanaman yang setelah diambil bijinya tongkol jagung tersebut umumnya dibuang begitu saja, sehingga hanya akan meningkatkan jumlah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Enzim dan Rasio Mol Substrat terhadap Kecepatan Reaksi. Oleh DAVID ARDHIAN F

SKRIPSI. Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Enzim dan Rasio Mol Substrat terhadap Kecepatan Reaksi. Oleh DAVID ARDHIAN F SKRIPSI PRODUKSI KONSENTRAT ASAM GAMMA LINOLENAT DARI MINYAK KAPANG Mortierella isabellinn DENGAN REAKSI ALKOHOLISIS MENGGUNAKAN KATALIS LIPASE DAN Rhizomucor Miehei (11) Mempelajari Pengaruh Konsentrasi

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. merupakan limbah yang berbahaya, salah satunya adalah limbah oil sludge yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. merupakan limbah yang berbahaya, salah satunya adalah limbah oil sludge yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kemajuan teknologi di berbagai bidang kehidupan khususnya dalam bidang industri menyumbangkan angka peningkatan pencemaran lingkungan tiap tahunnya. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sumber bahan bakar semakin meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Akan tetapi cadangan sumber bahan bakar justru

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Akar Nanas Kering dan Hidroponik Akar nanas kering yang digunakan dalam penelitian ini merupakan akar nanas yang tertanam dalam tanah, berwarna coklat dan berupa suatu

Lebih terperinci

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA 1629061030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARAJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2017 SOAL: Soal Pilihan Ganda 1. Angka yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap berkesinambungan agar tujuan dari penelitian ini dapat tercapai. Penelitian dilakukan di laboratorium

Lebih terperinci

HIDROLISIS ASAM LEMAK DARI BUAH SAWIT SISA SORTIRAN

HIDROLISIS ASAM LEMAK DARI BUAH SAWIT SISA SORTIRAN Jurnal Teknologi Kimia Unimal 5:1 (2016) 1-16 Jurnal Teknologi Kimia Unimal homepage jurnal: jtk@unimal.ac.id Jurnal Teknologi Kimia Unimal HIDROLISIS ASAM LEMAK DARI BUAH SAWIT SISA SORTIRAN LeniMaulinda,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian dasar dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN 1.1 BILANGAN IODIN ADSORBEN BIJI ASAM JAWA Dari modifikasi adsorben biji asam jawa yang dilakukan dengan memvariasikan rasio adsorben : asam nitrat (b/v) sebesar 1:1, 1:2, dan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian Penelitian yang saya lakukan ini adalah tentang pembuatan susu prebiotik ubi jalar yang mengacu pada (Suhartini,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium, 36 BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium, bahan, dan cara kerja penelitian. Dibawah ini adalah uraian mengenai tiga hal tersebut. 3.1

Lebih terperinci

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN Harimbi Setyawati, Sanny Andjar Sari,Nani Wahyuni Dosen Tetap Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 2.4 BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan untuk preparasi media fermentasi semi padat adalah limbah pertanian berupa kulit durian, kulit jeruk Siam, kulit jeruk Medan, dan

Lebih terperinci

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3 Agrium, April 2011 Volume 16 No 3 PEMBUATAN SHORTENING DARI CAMPURAN RBD STEARIN DENGAN MINYAK INTI SAWIT SECARA GLISEROLISIS MENGGUNAKAN KATALIS ENZIM LIPASE DARI DEDAK PADI Masyura M. D. Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pisang merupakan buah yang umum ditemui di Indonesia. Badan Pusat statistik mencatat pada tahun 2012 produksi pisang di Indonesia adalah sebanyak 6.189.052 ton. Jumlah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HAL DAN PEMBAHAAN A. KARAKTERTK MNYAK KAN Karakterisasi minyak ikan meliputi karakteristik fisiko-kimia dan analisa komponen-komponen yang terkandung dalam minyak ikan. Karakteristik fisikokimia dilakukan

Lebih terperinci

dapat bertahan dan berkembang sehingga usaha yang tepat pada saat yang tepat

dapat bertahan dan berkembang sehingga usaha yang tepat pada saat yang tepat Penelitian Dan Pengembangan Kunci emas suatu perusahaan untuk dapat bertahan dan berkembang sehingga perusahaan dapat masuk ke dalam suatu usaha yang tepat pada saat yang tepat Pengembangan Proses Kimia

Lebih terperinci

STUD1 KlNETlKA KONVERSI DISTILAT ASAM LEMAK KELAPA MENJADI PENGEMULSI MENGGUNAKAN ENZlM LIPASE Rhizomucor meihei DALAM REAKTOR TANGKI KONTINYU 1)

STUD1 KlNETlKA KONVERSI DISTILAT ASAM LEMAK KELAPA MENJADI PENGEMULSI MENGGUNAKAN ENZlM LIPASE Rhizomucor meihei DALAM REAKTOR TANGKI KONTINYU 1) Hasil Peneliff an SurrurZ.TeknoZ. dun Zndustri Pangan, VoZ. Xl.., No. 2 Th. 2002 STUD1 KlNETlKA KONVERSI DISTILAT ASAM LEMAK KELAPA MENJADI PENGEMULSI MENGGUNAKAN ENZlM LIPASE Rhizomucor meihei DALAM REAKTOR

Lebih terperinci

STUDI AWAL KONVERSI ENZIMATIK SECARA IN-SITU UNTUK HIDROLISIS CPO DARI BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

STUDI AWAL KONVERSI ENZIMATIK SECARA IN-SITU UNTUK HIDROLISIS CPO DARI BUAH SEGAR KELAPA SAWIT STUDI AWAL KONVERSI ENZIMATIK SECARA IN-SITU UNTUK HIDROLISIS CPO DARI BUAH SEGAR KELAPA SAWIT D. Natalia 1), I N. Widiasa 2), I G. Wenten 2) 1) KPP Bioteknologi, 2) Dept. Teknik Kimia Insitut Teknologi

Lebih terperinci