BAB I PENDAHULUAN. pengobatan kembali ke alam (back to nature) (Wijayakusuma, 1999 dalam

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan pengetahuan dan teknologi modern tidak mampu menggeser peranan obat tradisional, bahkan saat ini pemerintah tengah menggalakkan pengobatan kembali ke alam (back to nature) (Wijayakusuma, 1999 dalam Krisyanella et al., 2006).Banyak penyakit diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat di sekitar kita.obat tradisional juga tidak mengandung risiko yang membahayakan bagi pasien (Thomas, 1992). Luka adalah hilangnya kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Segera setelah terjadi luka, jaringan akan memulai proses penyembuhan luka melalui proses penggantian jaringan yang rusak atau mati oleh jaringan yang baru dan sehat. Penyembuhan luka adalah proses dinamis yang mencakup inflamasi, angiogenesis, fibroplasia, epitelisasi, kontraksi luka dan remodeling. Proses yang komplek ini dibagi menjadi tiga fase penyembuhan yang saling tumpang tindih (overlapping) yaitu fase inflamasi, fase poliferisasi dan fase maturasi (Kumar, 2005 dalam Rodhiyah, 2011). Menurut Adam & Alexander (2008) dalam Aldian (2006) banyak faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka. Faktor tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar tubuh penderita. Faktor dari luar tubuh yang dapat 1

2 2 mempercepat penyembuhan dan telah digunakan secara umum yaitu pembersihan luka dengan cara irigasi menggunakan larutan fisiologis (NaCl 0,9%) danobatobatan, seperti povidon iodin. Tanaman obat yang cukup dikenal masyarakat adalah tanaman bandotan (Ageratum conyzoides L.). Bandotan digunakan masyarakat untuk obat luka, dipercaya dapat menghentikan pendarahan dan mempercepat proses penyembuhan pada luka yaitu dengan mencegah terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Menurut Naning (2011), Ageratum conyzoides L. merupakan tanaman obat tradisional yang memiliki banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit salah satunya luka akibat goresan senjata tajam atau luka bakar. Bagian tanaman Ageratum conyzoides L. yang digunakan sebagai antibakteri pada luka luar adalah daunnya karena diduga mempunyai kandungan kimia yang berkhasiat sebagai antibakteri seperti saponin dan flavonoid. Oladejo et al. (2003) dalam Taufan (2011) menerangkan bahwa pengembangan penelitian tentang alasan pemanfaatan tanaman bandotan sebagai obat luka dapat dikaitkan dengan aktivitasnya sebagai antibakteri.berdasarkan penelitian oleh Magdalena (1993), ekstrak petroleum eter daun tanaman bandotan dalam minyak kelapa terhadap luka terbuka buatan, dengan dosis pemeriksaan 20%, 40% dan 80%, menunjukkanbahwa ekstrak daun bandotan dosis 40% memberikan efek penyembuhan luka pada hari kelima sampai hari kesepuluh dan dosis 80% memberi efek bermakna pada hari kedua sampai kesepuluh. Tanaman bandotan (Ageratum conyzoides L.) mengandung senyawa saponin, β-sitosterol, dan flavonoid yang ketiga senyawa tersebut berpengaruh

3 3 terhadap penyembuhan luka. Saponin adalah senyawa yang memacu pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang berperan dalam proses kesembuhan luka (Suratman dkk, 1996). Saponin juga memiliki kemampuan sebagai antibakteri (Robinson, 1995 dalam Wibawati, 2012).β-sitosterol merupakan steroid alami yang bersifat estrogenik mampu menjaga kelembaban area luka sehingga memungkinkan pertumbuhan sel. Pada fase inflamasi β- sitosterol membatasi jumlah radikal bebas sehingga membantu mempercepat fase inflamasi. Flavonoid mampu membatasi jumlah radikal bebas sehingga mencegah kerusakan jaringan yang berlebihan pada fase inflamasi (Marques dkk, 2004 & Puradchikody dkk, 2006 dalam Rodhiyah, dkk., 2011). Berdasarkan kenyataan yang ada, banyak sekali potensi sumber daya alam di sekitar kita yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Sedangkan kekayaan aneka jenis flora dan fauna sudah lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber belajar biologi SMA yang dapat disesuaikan dengan materi keanekaragaman hayati. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengangkat judul Efektivitas Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum conyzoides L.) Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Sayat Pada Kulit Tikus Putih(Rattus norvegicus) & Pemanfaatannya Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA

4 4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides L.) dapat mempercepat menyembuhkan luka sayat pada kulit tikusputih? 2. Pada pemberian konsentrasi berapakah ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides L.) dapat mempercepat menyembuhkan luka sayat pada kulit tikus putih? 3. Bagaimana hasil penelitian ini dikembangkan menjadi sumber belajar biologi SMA? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk membuktikan bahwa ekstrakdaun bandotan (Ageratum conyzoides L.) dapat mempercepat menyembuhan luka sayat pada kulit tikus putih. 2. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides L.) dapat mempercepat menyembuhkan luka sayat pada kulit tikus putih. 3. Membuat hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi SMA.

5 5 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan adanya manfaat baik umum maupun khusus 1. Manfaat Umum a. Bidang IPTEK: Penelitian tentang manfaat tumbuhan bandotan sebagai penyembuh luka sayat diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya. b. Bidang Kemasyarakatan: Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan tanaman bandotan yang memiliki nilai sebagai tanaman obat dalam menyembuhkan luka sayat. 2. Manfaat Khusus Manfaat bagi bidang pendidikan khususnya bagi guru pendidikan biologi adalah dapat digunakan sebagai sumber belajar SMA kelas XIPA pada materi keanekaragaman hayati. 1.5 Batasan Penelitian Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan batasan-batasan penelitian agar tidak menyimpang dari rumusan masalah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun bandotan (Ageratum conyzoides L.). 2. Konsentrasiekstrak yang digunakan hanya terbatas 10%, 30%, 50% dan 70%. 3. Luka yang dijadikan sampel penelitian adalah luka sayat dengan lebar ± 1-2 cm dengan kedalaman ± 2 mm.

6 6 4. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikusputih dengan kelaminjantanyang berumur 2 bulan dengan bobot antara gramdari galur Wistar. 5. Sumber belajar yang dibuat ditujukan untuk siswa SMA kelas X IPA. 1.6 Definisi Istilah 1. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Dimana semakin besar presentase target yang telah dicapai makin tinggi efektifitasnya (Ahmad, 1986). 2. Ekstrak adalah bahan yang diperoleh dari jaringan hewan atau tumbuhan dengan cara menarik sari patinya menggunakan pelarut yang sesuai dan kemudian memekatkannya hingga tahap tertentu(ahmad, 2009). 3. Tanaman bandotan (Ageratum conyzoides L.) adalah tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang. Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan mengeluarkan bau tidak enak (Dalimartha, 2000). 4. Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks karena berbagai kegiatan bioseluler, biokimia terjadi berkesinambungan. Penggabungan respons vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi mediator di daerah luka (Tawi, 2008). 5. Luka adalah cedera pada kulit yang disebabkan karena terkena benda tajam atau goresan dengan benda yang kasar (Ahmad, 2009).

7 7 6. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar (Sanjaya, 2008).