QANUN KOTA SABANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KOTA SABANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Transkripsi

1 QANUN KOTA SABANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KOTA SABANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KOTA SABANG BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan karakteristik dan potensi serta kebutuhan pengembangan sektor unggulan Kota Sabang dipandang perlu melakukan penataan kembali organisasi dinas-dinas pada Pemerintah Kota Sabang; b. bahwa sektor kelautan dan perikanan yang merupakan sektor unggulan Kota Sabang harus dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah tersendiri; c. bahwa terdapat perubahan ruang lingkup tugas dan fungsi pada beberapa satuan kerja perangkat daerah Pemerintah Kota Sabang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Qanun Kota Sabang tentang Perubahan atas Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Sabang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kotapraja Sabang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2758); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 4. Undang...

2 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 5234); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4171); 12. Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 03); 13. Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Sabang (Lembaran Daerah Kota Sabang Tahun 2008 Nomor 4 );

3 Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KOTA SABANG dan WALIKOTA SABANG MEMUTUSKAN: Menetapkan : QANUN KOTA SABANG TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KOTA SABANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KOTA SABANG. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Sabang (Lembaran Daerah Kota Sabang Tahun 2008 Nomor 4), diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 2 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 2 Dengan Qanun ini dibentuk susunan organisasi dan tata kerja dinas, sebagai berikut: a. Dinas Syariat Islam; b. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah; c. Dinas Pekerjaan Umum; d. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; e. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; f. Dinas Pendidikan; g. Dinas Kesehatan; h. Dinas Kelautan dan Perikanan; i. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk; j. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; k. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; l. Dinas Pemuda dan Olahraga; dan m. Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan. 2. Ketentuan Pasal 39 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 39 (1) Susunan organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Kelautan; d. Bidang Perikanan; e. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; f. UPTD; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat

4 (2) Sekretariat terdiri dari: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; dan c. Subbagian Keuangan. (3) Bidang Kelautan, terdiri dari: a. Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Kelautan dan Perairan; b. Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perairan; dan c. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. (4) Bidang Perikanan, terdiri dari: a. Seksi Perikanan Tangkap; b. Seksi Perikanan Budidaya; dan c. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. (5) Bidang Pengembangan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, terdiri dari: a. Seksi Pengembangan Potensi Kelautan dan Perikanan; b. Seksi Monitoring dan Evaluasi; dan c. Seksi Penyuluhan Perikanan. 3. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) Pasal 40 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 40 (1) Dinas Kelautan dan Perikanan adalah unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang Kelautan dan Perikanan. (2) Dinas Kelautan dan Perikanan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda. 4. Ketentuan Pasal 41 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 41 Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang kelautan dan perikanan. 5. Ketentuan Pasal 42 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 42 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Dinas Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas; b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang dinas; c. pembinaan

5 c. pembinaan umum di bidang kelautan dan perikanan; d. pembinaan teknis di bidang kelautan dan perikanan; e. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian izin; f. pelaksanaan pembinaan usaha serta penyuluhan; g. pemberdayaan masyarakat pesisir; h. penelitian dalam bidang perikanan spesifik daerah sesuai keperluan dan kondisi lingkungan ekonomi daerah; i. pengujian teknologi dalam rangka penerapan teknologi anjuran; j. penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan bidang kelautan dan perikanan; k. pelaksanaan kegiatan-kegiatan unggulan di bidang kelautan dan perikanan; l. pelaksanaan konservasi dan perlindungan ekosistem laut, pesisir, pantai dan dasar laut; m. pelaksanaan penaatan dan penegakan hukum kelautan dan perikanan; n. pelaksanaan kerjasama bidang kelautan dan perikanan antar daerah dan masyarakat internasional; o. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan lembaga terkait lainnya di bidang kelautan dan perikanan; p. pembinaan UPTD; q. pembinaan kelompok jabatan fungsional; dan r. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya. 6. Ketentuan Pasal 43 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 43 Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai kewenangan: a. menata dan mengelola perairan di wilayah laut; b. melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut; c. melaksanakan konservasi dan pengelolaan plasma nutfah spesifik lokasi serta suaka kelautan dan perikanan; d. melaksanakan pengelolaan retribusi bagi pemasukan daerah bidang kelautan dan perikanan; e. melakukan pengawasan pemanfaatan sumberdaya perikanan; f. melaksanakan pembinaan bidang kelautan dan perikanan g. menyusun perencanaan dan melakukan pengendalian pembangunan secara makro di bidang kelautan dan perikanan; h. menetapkan

6 h. menetapkan standar pelayanan minimal dalam bidang kelautan dan perikanan; i. menetapkan standar pembibitan/pembenihan perikanan; j. melakukan promosi ekspor komoditas kelautan dan perikanan unggulan; k. mengatur penggunaan bibit unggul perikanan; l. melaksanakan penyidikan penyakit di bidang kelautan dan perikanan; dan m. melaksanakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia bidang kelautan dan perikanan. 7. Di antara Pasal 63 dan Pasal 64 disisip 1 (satu) Bagian yakni Bagian Keduabelas A dan disisip 5 (lima) Pasal, yakni Pasal 63A, 63B, 63C,63D, 63E yang berbunyi sebagai berikut: Bagian Keduabelas A Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Paragraf 1 Susunan dan Kedudukan Pasal 63 A (1) Susunan organisasi Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura; d. Bidang Perkebunan; e. Bidang Kehutanan; f. Bidang Peternakan; g. Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; h. UPTD; dan i. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat terdiri dari: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Program dan Pelaporan; dan c. Subbagian Keuangan. (3) Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari: a. Seksi Tanaman Pangan; dan b. Seksi Tanaman Hortikultura. (4) Bidang Perkebunan terdiri dari: a. Seksi Produksi dan Bina Usaha Perkebunan; dan b. Seksi Budi Daya dan Perlindungan Tanaman (5) Bidang Kehutanan terdiri dari: a. Seksi Penghijauan dan Rehabilitasi; dan b. Seksi Konservasi dan Perlindungan Hutan (6) Bidang Peternakan terdiri dari: a. Seksi Produksi dan Bina Usaha Peternakan; dan b. Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. (7) Bidang

7 (7) Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan terdiri dari; a. Seksi Ketahanan Pangan; dan b. Seksi Penyuluhan. Pasal 63 B (1) Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan adalah unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan. (2) Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda. Pasal 63 C Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan urusan umum pemerintah kota di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Pasal 63 D Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 C, Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Dinas; b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang dinas; c. pembinaan umum di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; d. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian izin; e. pelaksanaan pembinaan usaha serta penyuluhan; f. pemberdayaan masyarakat petani dan peternak; g. penelitian dalam bidang pertanian spesifik daerah sesuai keperluan dan kondisi lingkungan ekonomi daerah; h. pengujian teknologi dalam rangka penerapan teknologi anjuran; i. penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan; j. pelaksanaan kegiatan-kegiatan unggulan di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; k. pelaksanaan penaatan dan penegakan hukum pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; l. pelaksanaan pengawasan dan perlindungan hutan; m. pelaksanaan kerjasama bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan antar daerah dan masyarakat internasional; n. pelaksanaan...

8 n. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; o. Pembinaan Ketahanan pangan; p. pelaksanaan koordinasi ketahanan pangan; q. pembinaan kelompok jabatan fungsional; r. pembinaan UPTD; dan s. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 63 E Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 D, Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan mempunyai kewenangan: a. melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; b. melakukan penyuluhan, bimbingan dan pelatihan masyarakat di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; c. melakukan pengawasan dan perlindungan hutan; d. melaksanakan pengelolaan retribusi bagi pemasukan daerah bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; e. melaksanakan pembinaan bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; f. melaksanakan peningkatan sumber daya manusia di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; g. menyusun perencanaan dan melakukan pengendalian pembangunan di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; h. menetapkan standar pelayanan minimal dalam bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; i. melakukan pengembangan komoditas unggulan bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; j. mengembangkan penggunaan bibit unggul pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; k. melaksanakan pengendalian eradikasi organisme pengganggu tumbuhan, peternakan, hama dan penyakit di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; l. melakukan pengawasan penggunaan pupuk, obat, pestisida, alat dan mesin di bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan; dan m. melaksanakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia bidang pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Pasal II...

9 Pasal II Dengan berlakunya Qanun ini, maka ketentuan yang mengatur Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian pada Qanun Kota Sabang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas- Dinas Daerah Kota Sabang (Lembaran Daerah Kota Sabang Tahun 2008 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Sabang Nomor 4) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Sabang. Ditetapkan di Sabang 26 Desember 2011 M pada tanggal 30 Muharram 1433 H WALIKOTA SABANG, MUNAWAR LIZA ZAINAL Diundangkan di Sabang 26 Desember 2011 M pada tanggal 30 Muharram 1433 H Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA SABANG, AMIRUDDIN LEMBARAN DAERAH KOTA SABANG TAHUN 2011 NOMOR 6

10 PENJELASAN ATAS QANUN KOTA SABANG NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KOTA SABANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KOTA SABANG I. UMUM. Kota Sabang merupakan salah satu kota yang berada di bawah pemerintahan Provinsi Aceh, letaknya strategis di persimpangan Samudera Indonesia di sebelah Selatan dan Barat, dan Selat Malaka di sebelah Utara dan Timur, pada garis 05 46' 28'' ' 28'' LU dan 95 13' 02'' ' 36'' BT. Kota Sabang mempunyai luas wilayah 153 km 2 atau hektar, dengan ketinggian rata-rata 28 meter di atas permukaan air laut. Sabang memiliki 5 buah pulau, yaitu Pulau Weh, Pulau Rubiah, Pulau Klah, Pulau Seulako dan Pulau Rondo. Sabang juga memiliki 5 buah danau yaitu Danau Aneuk Laot yang merupakan danau terbesar di Sabang, Danau Paya Seunara, Danau Paya Karieng, Danau Paya Peteupan dan Danau Paya Seumesi. Keberadaan danau tersebut besar artinya bagi masyarakat sebagai penyangga sumber air minum dan air bersih. Secara administratif Pemerintah Kota Sabang (Pemko Sabang) terbagi dalam 2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Sukakarya (3 Kemukiman dan 8 Kelurahan) dan Kecamatan Sukajaya (4 Kemukiman dan 10 Kelurahan). Sebagian besar wilayah Sabang merupakan wilayah untuk areal perkebunan, luas wilayah areal perkebunan sebesar 38,94%, hutan lindung sebesar 28,05% dan tegalan/ladang sebesar 11,63% dan selebihnya merupakan lahan sawah, permukiman, lahan tidur, padang rumput, tambak dan rawa-rawa. Areal persawahan relatif sempit dengan luas sekitas 60 hektar atau 0,004% dari luas wilayah dan kebanyakan masih menggunakan irigasi setengah teknis. Dilihat dari luas areal terebut di atas, baik luas perkebunan dan lain-lain merupakan luas yang tanggung untuk dikembangkan, sementara Sabang memiliki wilayah pantai yang luas dan dapat dikembangkan. Demikian pula dengan mata pencaharian masyarakatnya walaupun yang bergerak di bidang perikanan hanya 10,61% dari jumlah penduduk, akan tetapi rata-rata masyarakat sangat memanfaatkan laut sekitar Sabang untuk memperoleh tambahan penghasilan dengan memancing dan menjaring. Usaha...

11 Usaha tersebut telah dilakukan oleh masyarakat Sabang selama bertahun-tahun, akan tetapi tidak terdapat perkembangan pada sektor ini. Hal ini dapat disebabkan antara lain oleh : a. kurang adanya pengembangan SDM masyarakat nelayan; b. sarana dan prasarana yang belum memadai; c. SDM aparatur di bidang perikanan dan kelautan masih kurang; d. kurang adanya perhatian khusus untuk pengembangan sektor perikanan dan kelautan. Beberapa faktor yang memperlambat berkembangnya sektor kelautan dan perikanan tersebut disebabkan antara lain oleh struktur organisasi yang disusun tidak berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja. Hal ini dirasakan di Kota Sabang, pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang menyatakan paling lambat 1 (satu) tahun sejak PP tersebut diundangkan harus telah berlaku, sehingga penataan organisasi dilakukan dengan waktu yang tergesa-gesa. Dari hasil penataan organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Sabang sesuai PP Nomor 41 Tahun 2007 tersebut terbentuk 26 (dua puluh enam) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terdiri dari antara lain sebagai berikut: a. Sekretariat sebanyak 2 (dua); b. Dinas sebanyak 12 (dua belas); c. Lembaga Teknis Daerah sebanyak 10 (sepuluh); dan d. Kecamatan sebanyak 2 (dua). Diantara 12 (dua belas) dinas tersebut termasuk Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian, namun setelah lebih kurang satu tahun setengah dijalani ternyata dinas tersebut terlalu banyak bidang yang ditanganinya, sehingga Bidang Kelautan dan Perikanan yang menjadi sektor unggulan Kota Sabang yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi tidak dipikirkan secara fokus. Disamping itu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah bahwa besaran Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota ditentukan oleh variabel jumlah penduduk, luas wilayah dan jumlah APBD. Kota Sabang dari ketiga variable tersebut memperoleh nilai score 39. Sedangkan menurut Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tersebut di atas bagi kabupaten/kota dengan nilai kurang dari 40 (empat puluh) besaran organisasi perangkat daerah terdiri dari: a. Sekretariat Daerah; b. Sekretariat DPRK; c. Dinas paling banyak 12 (dua belas) tidak termasuk Dinas Syariat Islam, karena Dinas Syariat Islam melaksanakan urusan pilihan pemerintah lainnya yang menjadi kewenangan khusus

12 pemerintahan kabupaten/kota dalam pelaksanaan keistimewaan Aceh); d. Lembaga Teknis Daerah paling banyak 8 (delapan) jumlah ini tidak termasuk perangkat daerah yang menangani fungsi pengawasan, kepegawaian, rumah sakit dan keuangan mengingat tugas dan fungsinya merupakan amanat peraturan perundang-undangan); e. Kecamatan. Dari ketentuan tersebut di atas jelas bahwa Pemerintah Kota Sabang masih dapat menambah satuan Kerja Perangkat Daerah-nya dari 26 (dua puluh enam) menjadi 27 (dua puluh tujuh). Penambahan tersebut juga dimaksudkan untuk memunculkan sektor unggulan Kota Sabang sebagai upaya optimalisasi sumber daya yang ada, dalam rangka mempercepat proses peningkatan kesejahteraan rakyat terutama di bidang kelautan dan perikanan. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemerintah Kota Sabang membentuk Tim Evaluasi Qanun Kota Sabang. Dari hasil evaluasi disepakati Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian tersebut dipisah menjadi sebagai berikut : a. Dinas Kelautan dan Perikanan; dan b. Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan. Dengan demikian Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Sabang menjadi 13 (tiga belas) dinas yaitu: 1. Dinas Syariat Islam; 2. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah; 3. Dinas Pekerjaan Umum; 4. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 6. Dinas Pendidikan; 7. Dinas Kesehatan; 8. Dinas Kelautan dan Perikanan; 9. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk; 10. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 11. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; 12. Dinas Pemuda dan Olah Raga; dan 13. Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan; II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Pasal 2 Pasal 39

13 Pasal 40 Pasal 41 Pasal 42 Pasal 43 huruf c Yang dimaksud dengan plasma nutfah adalah sifat keturunan yang terdapat dari setiap kelompok organisme dimanfaatkan dan dikembangkan agar tercipta suatu jenis unggul baru Pasal 63 A ayat (6) huruf b yang dimaksud dengan masyarakat veteriner adalah suatu bentuk aktifitas kolaborasi pemerhati persoalan obat-obat hewan dan alat-alat kesehatan hewan Pasal 63 B Cukup Jelas Pasal 63 C Pasal 63 D Pasal 63 E. Pasal II. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SABANG NOMOR 6

14 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI LAMPIRAN I : QANUN KOTA SABANG DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TANGGAL 26 DESEMBER 2011 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG KELAUTAN BIDANG PERIKANAN BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KONSERVASI DAN REHABILITASI SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERAIRAN PERIKANAN TANGKAP PENGEMBANGAN POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERAIRAN PERIKANAN BUDIDAYA MONITORING DAN EVALUASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN PENYULUHAN PERIKANAN WALIKOTA SABANG, ttd U P T D MUNAWAR LIZA ZAINAL

15 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN LAMPIRAN II : QANUN KOTA SABANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TANGGAL 26 DESEMBER 2011 KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUBBAGIAN KEUANGAN BIDANG PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BIDANG PERKEBUNAN BIDANG KEHUTANAN BIDANG PETERNAKAN BIDANG KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN TANAMAN PANGAN PRODUKSI DAN BINA USAHA PERKEBUNAN PENGHIJAUAN DAN REHABILITASI PRODUKSI DAN BINA USAHA PETERNAKAN KETAHANAN PANGAN TANAMAN HORTIKULTURA BUDI DAYA DAN PERLINDUNGAN TANAMAN KONSERVASI DAN PERLINDUNGAN HUTAN KESEHATAN HEWAN DAN KESMAVET PENYULUHAN WALIKOTA SABANG, U P T D ttd MUNAWAR LIZA ZAINAL