adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-u

Transkripsi

1 Yth. 1. Direksi Emiten, 2. Direksi Perusahaan Efek, 3. Direksi PT Bursa Efek Indonesia, 4. Direksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, 5. Direksi PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia, 6. Direksi Biro Administrasi Efek, dan 7. Investor Pasar Modal Indonesia, di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... /SEOJK.04/2019 TENTANG PENERAPAN PELAKSANAAN PENAWARAN AWAL, PENAWARAN, PENJATAHAN DAN DISTRIBUSI EFEK BERSIFAT EKUITAS BERUPA SAHAM SECARA ELEKTRONIK Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor.../POJK.04/2019 tentang Pelaksanaan Awal,, Penjatahan dan Distribusi Efek Bersifat Ekuitas, Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk Secara Elektronik, juncto Peraturan Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara Pendaftaran dalam rangka, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009, Peraturan Nomor IX.A.7 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011, dan dalam rangka menetapkan penerapan Sistem Elektronik untuk Efek Bersifat Ekuitas berupa saham, perlu diatur ketentuan dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut: I. KETENTUAN UMUM Dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

2 adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaanya. 3. Emiten adalah pihak yang melakukan. 4. Sistem Elektronik adalah sistem teknologi informasi dan/atau sarana yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan dalam sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. 5. Partisipan Sistem Elektronik adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan dan mempunyai hak untuk menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor.../POJK.04/ Golongan I adalah dengan nilai sampai dengan Rp (seratus miliar Rupiah). 7. Golongan II adalah dengan nilai lebih besar dari Rp (seratus miliar Rupiah) sampai dengan Rp (dua ratus lima puluh miliar Rupiah). 8. Golongan III adalah dengan nilai lebih besar dari Rp (dua ratus lima puluh miliar Rupiah) sampai dengan Rp (lima ratus miliar Rupiah). 9. Golongan IV adalah dengan nilai lebih besar dari Rp (lima ratus miliar Rupiah) sampai dengan Rp (satu triliun Rupiah). 10. Golongan V adalah dengan nilai lebih dari Rp (satu triliun Rupiah). 11. Awal adalah ajakan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan Prospektus Awal yang antara lain bertujuan untuk mengetahui minat calon pembeli atas Efek yang akan ditawarkan dan/atau perkiraan harga penawaran Efek. 12. Pemesan Ritel adalah pihak yang menyampaikan pesanan atas efek yang ditawarkan dengan nilai pesanan paling tinggi Rp ,00 (seratus juta rupiah).

3 Penjatahan Pasti adalah mekanisme penjatahan Efek yang dilakukan dengan cara memberikan alokasi Efek kepada pemesan sesuai dengan jumlah pesanan Efek. 14. Penjatahan Terpusat adalah mekanisme penjatahan Efek yang dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh pemesanan Efek dan kemudian dijatahkan sesuai dengan prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor.../POJK.04/ Penjatahan Terpusat Ritel adalah bagian dari Penjatahan Terpusat yang dilaksanakan untuk Pemesan Ritel. 16. Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka. 17. Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa. 18. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian, Perusahaan Efek, dan pihak lain. 19. Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan/atau sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek. 20. Anggota Kliring adalah Anggota Bursa Efek atau pihak lain, yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan layanan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa berdasarkan peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan. 21. Penjamin Emisi adalah adalah pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual. 22. Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli Efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. 23. Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan/atau

4 - 4 - manajer investasi. 24. Bank Kustodian adalah bank umum yang telah memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan untuk melakukan kegiatan usaha sebagai kustodian. 25. Rekening Dana Nasabah yang selanjutnya disebut RDN adalah Rekening Dana Nasabah sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian mengenai rekening dana. 26. Rekening Efek adalah rekening yang memuat catatan mengenai posisi Efek dan atau dana yang dicatat di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 27. Rekening Efek Utama Jaminan yang selanjutnya disebut Rekening Efek Utama 004 adalah rekening efek utama yang digunakan oleh Anggota Kliring untuk menempatkan agunan berbentuk Efek dan/atau dana yang dapat digunakan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan untuk menyelesaikan transaksi bursa dan/atau untuk menyelesaikan kewajiban Anggota Kliring tersebut kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian mengenai rekening efek utama. 28. Sub Rekening Efek yang selanjutnya disebut SRE adalah Sub Rekening Efek sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian mengenai sub rekening efek. 29. Sub Rekening Efek Jaminan yang selanjutnya disebut SRE 004 adalah Sub Rekening Efek Jaminan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian mengenai sub rekening efek. II. PENERAPAN SISTEM PENAWARAN UMUM ELEKTRONIK 1. Sistem Elektronik dapat digunakan untuk pelaksanaan Efek bersifat ekuitas berupa saham yang pernyataan pendaftarannya disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sejak 1 April 2019 hingga 31 Desember Sistem Elektronik wajib digunakan untuk pelaksanaan Efek bersifat ekuitas berupa saham yang pernyataan pendaftarannya disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sejak 1 Januari 2020.

5 - 5 - III. PERSYARATAN PARTISIPAN SISTEM PENAWARAN UMUM ELEKTRONIK 1. Persyaratan Partisipan Sistem Elektronik yang bertanggung jawab atas penggunaan Sistem Elektronik pada suatu adalah sebagai berikut: a. Perusahaan Efek yang telah mendapatkan izin sebagai Penjamin Emisi Efek; b. Anggota Bursa; c. Anggota Kliring; dan d. mendapatkan penunjukan dari Emiten. 2. Persyaratan Partisipan Sistem Elektronik untuk meneruskan minat dan pesanan pemodal adalah sebagai berikut: a. Perusahaan Efek yang telah mendapatkan izin sebagai Perantara Pedagang Efek; b. Anggota Bursa; dan c. Anggota Kliring. IV. PENYEDIAAN DANA PESANAN 1. Pemodal wajib menyediakan dana atas pesanan pada SRE 004 pemodal sejumlah nilai pesanan yang disampaikan. 2. Dalam hal pemodal telah menyediakan dana pesanan pada RDN yang bersangkutan, Partisipan Sistem Elektronik dan/atau Perusahaan Efek dimana pemodal terdaftar sebagai nasabah wajib memindahkan dana pesanan tersebut ke SRE 004 pemodal paling lambat sebelum berakhirnya masa penawaran Efek. 3. Dalam hal terdapat pemodal kelembagaan yang merupakan nasabah Bank Kustodian yang melakukan pemesanan Penjatahan Pasti, dana pesanan wajib tersedia pada Rekening Efek Utama 004 Partisipan Sistem yang merupakan penjamin pelaksana emisi Efek dimana pemodal tersebut menyampaikan pesanan. V. VERIFIKASI PESANAN 1. Sistem Elektronik melakukan verifikasi pesanan setelah berakhirnya masa penawaran Efek. 2. Untuk selain pemodal kelembagaan yang merupakan nasabah Bank

6 - 6 - Kustodian yang melakukan pemesanan Penjatahan Pasti: a. verifikasi pesanan dilakukan dengan cara mencocokkan ketersediaan dana dalam SRE 004 pemodal dengan nilai pesanan; b. dalam hal hasil verifikasi pesanan tidak disertai dengan ketersediaan dana, pesanan akan dibatalkan; dan c. dalam hal pemodal melakukan pemesanan pada lebih dari satu yang pada saat bersamaan dilakukan verifikasi, namun dana pesanan yang tersedia dalam SRE 004 pemodal tidak mencukupi untuk keseluruhan pesanan, maka dana tersebut digunakan untuk pesanan yang terlebih dahulu disampaikan. 3. Untuk pesanan pemodal kelembagaan yang merupakan nasabah Bank Kustodian yang melakukan pemesanan Penjatahan Pasti, verifikasi pesanan dilakukan dengan mencocokan ketersediaan dana pada Rekening Efek Utama 004 masing-masing Partisipan Sistem yang merupakan penjamin pelaksana emisi Efek dimana pemodal tersebut menyampaikan pesanan dengan jumlah nilai seluruh pesanan Penjatahan Pasti pada Partisipan Sistem Elektronik tersebut. 4. Dalam hal terdapat lebih dari satu yang berakhir pada waktu yang sama dan dilakukan penjaminan emisi Efek oleh penjamin pelaksana emisi Efek yang sama, dana yang tersedia pada Rekening Efek Utama 004 penjamin pelaksana emisi Efek tersebut digunakan terlebih dahulu untuk yang dimulai terlebih dahulu. VI. ALOKASI EFEK UNTUK PENJATAHAN TERPUSAT 1. Alokasi Efek untuk Penjatahan Terpusat pada Efek bersifat ekuitas berupa saham ditentukan berdasarkan nilai sebagai berikut: a. untuk Golongan I, paling sedikit sebesar 15% (lima belas per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan; b. untuk Golongan II, paling sedikit sebesar 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan atau paling sedikit senilai Rp (lima belas miliar

7 - 7 - Rupiah), mana yang lebih tinggi nilainya; c. untuk Golongan III, paling sedikit sebesar 7,5% (tujuh koma lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan atau paling sedikit senilai Rp (dua puluh lima miliar Rupiah), mana yang lebih tinggi nilainya; d. untuk Golongan IV, paling sedikit sebesar 5% (lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan atau paling sedikit senilai Rp (tiga puluh tujuh miliar lima ratus juta Rupiah), mana yang lebih tinggi nilainya; dan e. untuk Golongan V, paling sedikit sebesar 2,5% (dua koma lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan atau paling sedikit senilai Rp (lima puluh miliar Rupiah), mana yang lebih tinggi nilainya. 2. Dalam bentuk tabel, batasan alokasi Efek sebagaimana dimaksud di atas adalah sebagai berikut: Golongan Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Golongan V Batasan Nilai (IPO) Batasan Minimal Alokasi Efek IPO Rp100 miliar 15% Rp100 miliar < IPO Rp250 miliar Rp250 miliar < IPO Rp500 miliar Rp500 miliar < IPO Rp1 triliun IPO > Rp1 triliun 10% atau senilai Rp 15 miliar* 7,5% atau senilai Rp 25 miliar* 5% atau senilai Rp 37,5 miliar* 2,5% atau senilai Rp 50 miliar* * mana yang lebih tinggi nilainya. 3. Alokasi Efek untuk Penjatahan Terpusat sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan 2 dialokasikan untuk Penjatahan Terpusat Ritel dan selain Penjatahan Terpusat Ritel dengan perbandingan 1:2 (satu dibanding dua).

8 - 8 - VII. PENYESUAIAN ALOKASI UNTUK PENJATAHAN TERPUSAT 1. Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan pada Penjatahan Terpusat, alokasi Efek untuk Penjatahan Terpusat disesuaikan dengan ketentuan sebagai berikut: a. untuk Golongan I, apabila tingkat pemesanan pada Penjatahan Terpusat dibandingkan dengan batas minimal prosentase alokasi awal Efek: 1) mencapai 2,5 (dua koma lima) kali namun kurang dari 10 (sepuluh) kali, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 17,5% (tujuh belas koma lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan; 2) mencapai 10 (sepuluh) kali namun kurang dari 25 (dua puluh lima) kali, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan; dan 3) mencapai 25 (dua puluh lima) kali atau lebih, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 25% (dua puluh lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan. b. untuk Golongan II, apabila tingkat pemesanan pada Penjatahan Terpusat dibandingkan dengan batas minimal prosentase alokasi awal Efek: 1) mencapai 2,5 (dua koma lima) kali namun kurang dari 10 (sepuluh) kali, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 12,5% (dua belas koma lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan; 2) mencapai 10 (sepuluh) kali namun kurang dari 25 (dua puluh lima) kali, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 15% (lima belas per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan; dan 3) mencapai 25 (dua puluh lima) kali atau lebih, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan. c. untuk Golongan III, apabila tingkat pemesanan pada Penjatahan Terpusat dibandingkan dengan batas minimal prosentase alokasi awal Efek: 1) mencapai 2,5 (dua koma lima) kali namun kurang dari 10

9 - 9 - (sepuluh) kali, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan; 2) mencapai 10 (sepuluh) kali namun kurang dari 25 (dua puluh lima) kali, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 12,5% (dua belas koma lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan; dan 3) mencapai 25 (dua puluh lima) kali atau lebih, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 17,5% (tujuh belas koma lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan. d. untuk Golongan IV, apabila tingkat pemesanan pada Penjatahan Terpusat dibandingkan dengan batas minimal prosentase alokasi awal Efek: 1) mencapai 2,5 (dua koma lima) kali namun kurang dari 10 (sepuluh) kali, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 7,5% (tujuh koma lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan; 2) mencapai 10 (sepuluh) kali namun kurang dari 25 (dua puluh lima) kali, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 10% (sepuluh per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan; atau 3) mencapai 25 (dua puluh lima) kali atau lebih, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 15% (lima belas per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan. e. untuk Golongan V, apabila tingkat pemesanan pada Penjatahan Terpusat dibandingkan dengan batas minimal prosentase alokasi awal Efek: 1) mencapai 2,5 (dua koma lima) kali namun kurang dari 10 (sepuluh) kali, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 5% (lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan; 2) mencapai 10 (sepuluh) kali namun kurang dari 25 (dua puluh lima) kali, alokasi Efek disesuaikan menjadi minimal sebesar 7,5% (tujuh koma lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan; atau 3) mencapai 25 (dua puluh lima) kali atau lebih, alokasi Efek

10 disesuaikan menjadi minimal sebesar 12,5% (dua belas koma lima per seratus) dari jumlah Efek yang ditawarkan. 2. Dalam bentuk tabel, penyesuaian alokasi Efek sebagaimana tersebut di atas adalah sebagai berikut: Golongan Batasan Minimal % Alokasi Awal Efek Batasan Tingkat Pemesanan dan Penyesuaian Alokasi Penyesuaian I Penyesuaian II Penyesuaia n III 2,5x X < 10x 10x X < 25x 25x I 15% 17,5% 20% 25% II 10% 12,5% 15% 20% III 7,5% 10% 12,5% 17,5% IV 5% 7,5% 10% 15% V 2,5% 5% 7,5% 12,5% 3. Jumlah Efek yang dialokasikan kembali untuk memenuhi ketentuan pada angka 1 di atas, dibagi sesuai dengan perbandingan pada angka VI angka 3 untuk Penjatahan Terpusat Ritel dan selain Penjatahan Terpusat Ritel. 4. Sumber Efek yang dapat digunakan untuk memenuhi ketentuan penyesuaian alokasi Efek untuk porsi Penjatahan Terpusat pada Efek bersifat ekuitas berupa saham adalah sebagai berikut: a. Efek yang dialokasikan untuk porsi Penjatahan Pasti; b. Efek milik pemegang saham Emiten; c. Efek baru yang diterbitkan Emiten selain yang telah ditawarkan melalui ; dan/atau d. Efek hasil pembelian kembali Efek (buyback) oleh Emiten. 5. Dalam hal digunakan Efek sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf a di atas, pemenuhan pesanan pemodal pada Penjatahan Pasti dapat disesuaikan dengan cara: a. Secara proporsional untuk seluruh pemodal berdasarkan jumlah pesanan; atau b. Cara lain berdasarkan keputusan penjamin pelaksana emisi Efek dengan ketentuan sebagai berikut: 1) keputusan penjamin pelaksana emisi Efek sebagaimana dimaksud pada huruf b harus ditentukan dan diinput sebelum berakhirnya masa penawaran Efek; dan 2) penjamin pelaksana emisi Efek harus memberitahu masing-masing pemodal yang terdampak penyesuaian

11 alokasi Efek. VIII. PENYELESAIAN PEMESANAN EFEK 1. Deposit Efek tanpa Warkat 1) Sistem Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian menghasilkan kode Efek tanpa warkat atas Efek yang ditawarkan. 2) Emiten atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Emiten mendepositkan Efek yang ditawarkan ke rekening Lembaga Kliring dan Penjaminan dalam sistem Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 2. Penjatahan Terpusat a. Berdasarkan hasil penjatahan Efek, Sistem Elektronik melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) menentukan kebutuhan dana untuk penyelesaian pemesanan Efek untuk tiap pemodal; 2) menarik dana pesanan dari SRE 004 pemodal; 3) mendistribusikan Efek ke SRE 004 masing-masing pemodal yang mendapatkan penjatahan Efek; dan 4) menyerahkan dana pembayaran pesanan Efek kepada penjamin pelaksana emisi Efek. b. Penjamin pelaksana emisi Efek menyerahkan dana hasil kepada Emiten. 3. Penjatahan Pasti a. Bagi pemodal kelembagaan yang merupakan nasabah Bank Kustodian, Sistem Elektronik: 1) menentukan kebutuhan dana untuk penyelesaian pemesanan Efek pada masing-masing Partisipan Sistem Elektronik yang merupakan penjamin pelaksana emisi Efek; 2) mendistribusikan Efek ke Rekening Efek Utama 004 masing-masing Partisipan Sistem Elektronik yang merupakan penjamin pelaksana emisi Efek; 3) Partisipan yang merupakan penjamin pelaksana emisi Efek wajib mendistribusikan Efek kepada masing-masing pemodal yang mendapatkan alokasi Efek Penjatahan

12 Pasti; dan 4) pendistribusian Efek sebagaimana dimaksud wajib dilaksanakan sebelum perdagangan Efek tersebut di Bursa Efek dimulai. b. Bagi pemodal selain pemodal kelembagaan yang merupakan nasabah Bank Kustodian, penyelesaian pemesanan Efek dilaksanakan sesuai prosedur penyelesaian pemesanan Efek untuk Penjatahan Terpusat sebagaimana dimaksud pada angka 2. IX. TAMBAHAN ALOKASI BAGI PEMODAL YANG IKUT SERTA DALAM PENAWARAN AWAL 1. Tambahan alokasi dalam penjatahan Efek berupa penjatahan Efek yang lebih banyak untuk pesanan yang berasal dari pemodal yang melakukan peminatan pada Awal dibandingkan dengan penjatahan Efek untuk pesanan yang baru disampaikan pada masa penawaran Efek. 2. Tambahan alokasi diberikan kepada pesanan pemodal yang tidak mengalami perubahan jumlah Efek yang dipesan dari jumlah Efek pada peminatan yang disampaikan. 3. Besaran tambahan alokasi sebagaimana dimaksud pada angka 1 paling besar dengan perbandingan 2:1 (dua banding satu). 4. Perhitungan tambahan alokasi dalam penjatahan Efek menggunakan pembobotan berdasarkan jumlah Efek yang dipesan. X. KETENTUAN PENUTUP 1. Dalam hal Emiten memutuskan untuk menggunakan Sistem Elektronik untuk Efek bersifat ekuitas berupa saham dengan Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sejak 1 April 2019 sampai dengan 31 Desember 2019, pelaksanaan kegiatan terkait harus dilaksanakan menggunakan Sistem Elektronik. 2. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

13 Ditetapkan di Jakarta pada tanggal... KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS PASAR MODAL, ttd HOESEN