BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Pohuwato dengan luas wilayah 98, 254 km2
|
|
- Yanti Sasmita
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Desa Hulawa Desa Hulawa adalah merupakan Desa yang berada di Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato dengan luas wilayah 98, 254 km2 terdiri dari 6 Dusun (Hele, Kapali, Butato, Poladingo, Popaya, Mekar Jaya), dengan jarak dari kota Marisa sekitar ± 10 km dan dengan jumlah penduduk 1458 jiwa dan jumlah KK 154. Letak geografis Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato dengan batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Butato b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Hele c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kapali d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Popaya 1.2 Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 06 Juli Tahun 2012 sampai tanggal 30 Juli Tahun Penelitian ini merupakan suatu survei desain rancangan survei cepat yakni untuk mengetahui besar prevalence kejadian malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling yakni seluruh masyarakat penambang emas sehingga jumlah
2 sampel dalam penelitian adalah 157 responden. Alat observasi yang digunakan adalah kuesioner. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, maka dapat disusun hasil yang telah dicapai sebagai berikut : 1. Identitas Responden a. Umur Untuk melihat identitas responden berdasarkan umur di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Umur di Lingkungan Tambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Umur (Tahun) Jumlah n % ,3 51,6 12,1 T o t a l Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden dalam penelitian ini adalah umur tahun sebanyak 81 responden (51,6%) dan yang terkecil adalah umur tahun sebanyak 19 responden (12,1%).
3 b. Jenis kelamin Untuk melihat identitas responden berdasarkan jenis kelamin di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada grafik responden (35.7 % ) Laki-Laki Perempuan 101 Responden (64.3%) Grafik 4.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Lingkungan Tambang Emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwat Tahun 2012 Grafik 4.1 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden dalam penelitian ini adalah laki-laki sebanyak 101 responden (64,3%) dan perempuan sebanyak 56 responden (35,7%). c. Pekerjaan Untuk melihat distribusi jenis pekerjaan sebelumnya di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.2
4 Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Selain Penambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Pekerjaan Responden Selain Penambang Emas Jumlah n % Pedagang Petani Swasta Wiraswasta ,1 33,8 11,4 35,7 T o t a l Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa responden terbanyak dalam penelitian ini adalah pekerjaan wiraswasta sebanyak 56 responden (35,7%) dan yang terkecil adalah pekerjaan swasta sebanyak 18 responden (11,4%). d. Pendidikan Untuk melihat distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada grafik 4.2
5 64 responden (40.8%) 5 responden (3.2%) 22 responden (14%) SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi (D1) 66 responden (42%) Grafik 4.2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Lingkungan Tambang Emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Grafik 4.2 memperlihatkan bahwa pendidikan responden terbanyak dalam penelitian ini adalah SLTP sebanyak 66 responden (42,0%), dan paling sedikit adalah Diploma 1 sebanyak 5 responden (3,2%).
6 2. Kejadian Malaria 60 responden (38.2%) Positif Penderita Malaria Suspek Menderita Malaria 97 responden (61.8%) Grafik 4.3 Distribusi Responden Menurut Status Penyakit di Lingkungan Tambang Emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Grafik 4.3 memperlihatkan bahwa hasil Rapid Diagnostic Test terbanyak dalam penelitian ini adalah positif menderita malaria sebanyak 97 responden (61,8%), dan suspek (negatif) menderita malaria sebanyak 60 responden (38,2%). Hasil pemeriksaan yang dilakukan di Puskesmas di Kecamatan Buntulia diperoleh hasil bahwa positif dengan jenis Plasmodium falcifarum sebanyak 97 responden. 2. Cross Tabulation. a. Umur dengan kejadian malaria Untuk melihat Cross tabulation umur dengan kejadian malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.3
7 Tabel 4.3 Cross Tabulation antara umur dengan kejadian malaria di Lingkungan Tambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Umur Positif Manderita Malaria Kejadian Malaria Tahun 50 61, , Tahun 11 57,9 8 42, Total 97 61, , Pada tabel 4.3 terlihat bahwa pada umumnya golongan umur tahun menderita malaria yakni 50 responden dan sisanya adalah umur tahun sebanyak 36 responden dan umur tahun sebanyak 11 responden. Dimana angka relatif ada peningkatan malaria pada usia mudah. Jadi, yang tertinggi malaria umur termudah. b. Jenis kelamin dengan kejadian malaria Suspek Menderita Malaria Jumlah n % n % n % Tahun 36 63, , Untuk melihat Cross tabulation jenis kelamin dengan kejadian malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.4
8 Tabel 4.4 Cross Tabulation antara jenis kelamin dengan kejadian malaria di Lingkungan Tambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Kejadian Malaria Jenis Kelamin Positif Manderita Malaria Suspek Menderita Malaria Jumlah n % n % n % Laki Laki 77 76, , Perempuan 20 35, , Total 97 61, , Pada tabel 4.4 terlihat bahwa pada umumnya laki-laki positif menderita malaria yakni 77 responden dan perempuan sebanyak 20 responden. Dimana di lingkungan tambang emas yang paling banyak adalah laki-laki dibandingkan perempuan. c. Pekerjaan dengan kejadian malaria Untuk melihat Cross tabulation pekerjaan dengan kejadian malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.5
9 Tabel 4.5 Cross Tabulation antara pekerjaan dengan kejadian malaria di Lingkungan Tambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Kejadian Malaria Pekerjaan Positif Manderita Malaria Suspek Menderita Malaria Jumlah n % n % n % Pedagang Petani 37 69, , Swasta 10 55,6 8 44, Wiraswasta 32 57, , Total 97 61, , Pada tabel 4.5 terlihat bahwa pada umumnya responden yang mempunyai pekerjaan sebelumnya adalah petani menderita malaria sebanyak 37 responden dan yang paling sedikit adalah pekerjaan sebelumnya swasta sebanyak 10 responden d. Tingkat pendidikan dengan kejadian malaria Untuk melihat Cross tabulation tingkat pendidikan dengan kejadian malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.6
10 Tabel 4.6 Cross Tabulation antara tingkat pendidikan dengan kejadian malaria di Lingkungan Tambang Emas Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Kejadian Malaria Tingkat Pendidikan Positif Manderita Malaria Suspek Menderita Malaria Jumlah n % n % n % SD 16 72,7 6 17, SLTP 41 62, , SLTA 37 57, , Diploma 1 (Perguruan Tinggi) 3 60,0 2 40, Total 97 61, , Pada tabel 4.6 terlihat bahwa pada umumnya responden yang mempunyai tingkat pendidikan SLTP menderita malaria sebanyak 41 responden dan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan diploma 1 (perguruan tinggi) sebanyak 3 responden. 3. Besar Prevalence Hasil perhitungan besar prevalence penyakit malaria di lingkungan tambang emas Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 sebanyak 6.65% artinya setiap 100 penduduk terdapat 7 menderita malaria.
11 Pada lampiran 3 terlihat bahwa pada umumnya responden menderita sakit seperti ini > 7 hari yakni 72 responden (74,2%) dan 7 hari sebanyak 25 responden (25,8%). Jenis obat yang sering diminum oleh responden yang positif malaria pada saat sakit adalah doxylin sebanyak 47 responden (48,4%), cloroquin sebanyak 22 responden (22,7%) dan lainnya 28 responden (28,9%). Cara lain yang dilakukan responden selain minum obat adalah mengatakan tidak ada sebanyak 45 responden (46,4%) dan lainnya sebanyak 52 responden (53,6%). 4. Faktor Pencetus Hasil wawancara terhadap responden yang positif menderita malaria mengenai faktor pencetus penyakit malaria dapat dilihat pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Faktor Pencetus Penyakit di Lingkungan Tambang Emas Tentang Penyebab Malaria Di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 Pencetus Penyakit Malaria Jumlah n % Lingkungan Tidak Bersih Tempat Tinggal Memadai Lainnya ,1 15,5 45,4 T o t a l ,0
12 Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden mengatakan ada penyebab lain penyakit malaria yakni 44 responden (45,4%), dan yang terkecil mengatakan penyebab malaria adalah tempat tinggal yang tidak memadai yakni 15 responden (15,5%). Dari 97 responden yang dinyatakan positif malaria mereka menyatakan penyebab malaria adalah Plasmodium falcifarum. Hasil wawancara pada responden yang positif menderita malaria tentang upaya yang dilakukan apabila sakit yakni minum obat sebanyak 54 responden, kesarana kesehatan untuk memeriksakan diri sebanyak 33 responden dan upaya lainnya sebanyak 10 responden. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu sebanyak 42 responden, memberantas jentik sebanyak 27 responden, memakai anti nyamuk sebanyak 16 responden dan upaya pencegahan lainnya sebanyak 12 responden Pembahasan Malaria di Indonesia masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menurunkan produktivitas kerja. Menurut Badan Pengedalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda : 2009) terdapat 7,5 areal tambang emas di Kecamatan Buntulia Desa Hulawa yang selesai dieksploitasi belum direklamasi, sehingga berpotensi menimbulkan
13 masalah kesehatan dimasa mendatang, sebagian besar lahan tersebut dibiarkan terbuka berupa lubang besar atau berupa danau karena terisi air hujan, dan kemungkinan semakin lama akan potensial menjadi tempat perkembangan nyamuk. 1. Identitas Responden Hasil Survei Rapid Diagnostic Test (RDT) Malaria terhadap 157 responden yang melakukan penambangan emas di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 diperoleh hasil positif malaria pada umumnya berumur tahun sebesar 50 kasus (51,5%) hal ini erat kaitannya dengan aktifitas dalam mencari nafkah dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarganya dimana golongan umur tersebut merupakan usia produktif sehingga resiko untuk terkena penyakit malaria lebih tinggi bila dibandingkan dengan golongan umur lain dan yang terkecil adalah umur tahun sebesar 11 kasus (11,3%). Jumlah yang positif berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil yakni laki-laki sebesar 77 kasus (79,4%) hal ini berkaitannya aktifitas dimana laki-laki kebanyakan melakukan aktifitas diluar rumah sehingga lebih beresiko untuk terkena penyakit malaria dan perempuan sebesar 20 kasus (20,6%). (lampiran 3). 2. Prevalence rate dan Insiden rate penyakit malaria Pemeriksaan terhadap responden dengan menggunakan Immunochromatographic test (ICT) diperoleh hasil positif menderita malaria sebanyak 97 kasus (61,8%) dan suspek menderita malaria sebanyak 60 kasus (38,2%). Insiden rate penyakit malaria terhadap
14 jumlah masyarakat penambang emas sebesar 61,8% artinya setiap 100 penambang emas terdapat 62 orang yang positif menderita malaria. Besar Prevalence rate penyakit malaria terhadap jumlah penduduk di Desa Hulawa sebesar 6,65% artinya setiap 100 masyarakat penambang emas terdapat 7 orang yang positif menderita malaria. Bila dibandingkan dengan target Melanium Development Gold Index Standar (MDG i s) tahun 2012 sebesar 1,5 per 1000 penduduk atau 0,15 per 100 penduduk maka terlihat besar prevalence rate malaria melebihi 1,5 dari target maksimal yang ditetapkan berdasarkan MDG i s. (lampiran 3). Berdasarkan hasil perhitungan besar prevalence rate dan insiden rate penyakit malaria tersebut diatas dapat dijadikan acuan untuk melakukan tindakan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria. Tingginya besar prevalence rate dan insiden rate pada di lingkungan tambang emas menandakan bahwa jumlah penderita baru didaerah tersebut cukup banyak sehingga perlu upaya dari pihak Puskesmas maupun Dinas Kesehatan untuk mencegah sekaligus melakukan pemberantasan terhadap faktor pencetus penyakit malaria. Kegiatan RDT yang dilakukan di lingkungan tambang emas di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia dilakukan karena didaerah tersebut banyak masyarakat yang mengeluh panas dan demam serta belum dilakukan pemeriksaan sampel darah, faktor lain adalah adanya upaya pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan penyakit malaria dengan jalan melakukan upaya pencegahan dan pengobatan bagi penderita malaria.
15 Dengan adanya hasil RDT ini maka akan membantu pihak Puskesmas untuk menyusun rencana kegiatan pogram dalam upaya mencegah penyakit malaria. Mengingat hasil survei Rapid Diagnostic Test (RDT) malaria hanya melihat positif menderita atau tidak menderita malaria maka perlu ditindak lanjuti dengan menganjurkan pada responden untuk melakukan pemeriksaan laboratorium agar dapat diketahui jenis Plasmodium yang ada pada responden sehingga dapat dilakukan pengobatan sesuai dengan jenis malaria yang diderita. Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada responden yang dinyatakan positif pada hasil survei Rapid Diagnostic Test (RDT) diperoleh hasil bahwa semua responden positif malaria dengan jenis Plasmodium falcifarum Hasil wawancara dengan responden penambang emas di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato Tahun 2012 dimana pada umumnya responden minum obat doxylin sebanyak 47 responden (48,4%) dengan alasan bahwa obat tersebut diperoleh dari puskesmas, yang minum obat cloroquin sebanyak 22 responden (22,7) dengan alasan bahwa mereka sudah terbiasa minum obat tersebut sehingga mereka hanya membeli di toko obat atau apotek, sedang lainnya yakni obat malaria lainnya seperti malarex dan minum obat tradisional seperti minum air daun pepaya atau obat tradisonal lainnya sebanyak 28 responden (22,7%) dengan alasan bahwa minum obat tradisonal lebih baik dan sudah terbiasa.
16 Lama menderita malaria pada umumnya responden mengatakan > 7 hari yakni 72 responden (74,2%) dan 7 hari sebanyak 25 responden (25,8%). 3. Pencetus penyakit malaria. Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden mengatakan ada penyebab lain penyakit malaria yakni 44 responden (45,4%), yakni air yang tergenang sehingga nyamuk dapat bersarang dan berkembang biak, lingkungan tidak bersih sebanyak 38 responden (39,2%) dengan alasan bahwa apabila lingkungan tidak bersih seperti adanya kaleng bekas, ban bekas atau perabot bekas lainnya yang berserakan yang dapat menampung air hujan maka nyamuk akan bersarang ditempat tersebut dan yang terkecil mengatakan penyebab malaria adalah tempat tinggal yang tidak memadai yakni15 responden (15,5%) dengan alasan bahwa apabila rumah tidak memenuhi syarat seperti tidak masuk cahaya matahari pada siang hari maka nyamuk dapat masuk dan hinggap pada dinding atau baju yang tergantung karena lembab atau terbuka pada malam hari maka nyamuk dapat masuk dengan mudah sehingga dapat menggigit manusia yang sedang istirahat. 4. Pemanfaatan sarana kesehatan Pemanfaatan saran kesehatan pada saat sakit terutama menderita penyakit malaria sangat dibutuhkan dalam upaya pengobatan yang tepat sesuai dengan jenis penyakit malaria yang diderita. Pada lampiran 3 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden melakukan minum obat bila sakit yakni 54 responden (55,7%) dengan
17 alasan bahwa tidak perlu kesarana kesehatan karena sudah mengetahui obat untuk penyakit yang diderita karena sudah berulang kali menderita penyakit seperti ini sehingga cukup ke toko obat atau apotek untuk beli obat kemudian meminumnya, pergi ke sarana kesehatan sebanyak 33 responden (34%) dengan alasan bahwa kesarana kesehatan lebih baik supaya dapat informasi dengan tepat penyakit yang diderita dan memperoleh obat yang sesuai dengan penyakit yang diderita dan lainnya sebanyak sebanyak 10 responden (10,3%) dengan alasan dengan minum obat tradisional sudah cukup seperti minum air daun pepaya atau obat tradisional lainnya. Pemanfaatan sarana kesehatan oleh responden erat kaitannya dengan tingkat pendidikan, hal ini dapat dilihat pada lampiran 3 dimana pendidikan penambang emas berdasarkan positif menderita malaria adalah SD sebanyak 16 responden (16,5%), SLTP sebanyak 41 responden (42,3%), SLTA sebanyak 37 responden (38,1%) dan Diploma 1 sebanyak 3 responden (3,1%). 5. Upaya pencegahan Upaya pencegahan penyakit malaria sangat dibutuhkan dalam upaya untuk menurunkan insiden penyakit malaria dimasyarakat. Pada lampiran 3 memperlihatkan bahwa pada umumnya responden melakukan upaya pencegahan dengan mencegah gigitan nyamuk yakni 42 responden (43,3%), dengan alasan mencegah gigitan nyamuk lebih baik dengan cara memakai lotion seperti lavender dan lainnya yang dioleskan
18 pada tubuh pada saat malam hari baik pada saat keluar rumah atau dalam rumah dan lebih praktis penggunaannya serta murah, memberantas jentik sebanyak 27 responden (27,8) dengan alasan bahwa memberantas jentik sangat baik dalam upaya menurunkan populasi nyamuk malaria, memberantas jentik dapat dilakukan dengan menebarkan ikan kepala timah dirawa-rawa atau air tergenang namun upaya ini butuh biaya yang banyak, memakai anti nyamuk sebanyak 16 responden (16,5%) dengan alasan menggunakan anti nyamuk mudah dan murah dan yang terkecil adalah mencari cara lain untuk mencegah penyakit malaria yakni 12 responden (12,4%) dengan alasan cara lain seperti penggunaan kelambu lebih baik dan tidak membutuhkan biaya lain. Dengan diketahuinya insiden rate tersebut maka dapat dijadikan acuan untuk menyusun rencana program dalam rangka mencegah dan memberantas penyakit malaria di Desa Hulawa Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato.
LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN
93 LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN Gambar 1. Keadaan Rumah Responden Gambar 2. Keaadaan Rumah Responden Dekat Daerah Pantai 94 Gambar 3. Parit/selokan Rumah Responden Gambar 4. Keadaan Rawa-rawa Sekitar
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA. 1. Sebelum penelitian
LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN BADAN KESBANGPOL DAN LINMAS PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA 1. Sebelum penelitian 62 2. Setelah penelitian 63 LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komitmen global dibidang kesehatan adalah memerangi penyakit HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya (MDG ke 6). Sebagaimana yang diketahui bahwa Penyebaran
Lebih terperinciKUESIONER. Hari/Tanggal : Waktu : Pukul... s/d... No. Responden : 1. Nama (inisial) : 2. Umur :
KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINDAKAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MENJEGAH PENYAKIT MALARIA DI DESA SORIK KECAMATAN BATANG ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2012 Hari/Tanggal : Waktu : Pukul...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Kayubulan Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi, diperkirakan pada 2009 dari 225
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi terletak di Jalan Raya Karang Tengah km 14 Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Dinas kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Limboto Barat Barat Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni 2012. 3.2 Desain Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan Indonesia sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mendapatkan sumber daya tersebut, pembangunan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Nyamuk anopheles hidup di daerah tropis dan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH
Lampiran 1 50 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH Nama Alamat Umur Status dalam keluarga Pekerjaan Pendidikan terakhir :.. :..
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografi Wilayah kerja Puskesmas Tombulilato berada di wilayah kecamatan Bone Raya, yang wilayahnya terdiri atas 9 desa, yakni
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat dunia yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta semakin luas penyebarannya. Penyakit ini ditemukan hampir di seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah klien serta semakin luas penyebarannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Penyakit malaria
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit malaria telah diketahui sejak zaman Yunani. Penyakit malaria tersebar hampir di seluruh dunia yaitu antara garis 60 lintang utara dan 40 lintang selatan, meliputi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)
32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) Puskesmas yang ada di Kabupeten Pohuwato, dimana
Lebih terperinciGAMBARAN CAKUPAN PROGRAM KELAMBUNISASI DALAM MENCEGAH KEJADIAN MALARIA DI DESA TUNGGULO KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012.
GAMBARAN CAKUPAN PROGRAM KELAMBUNISASI DALAM MENCEGAH KEJADIAN MALARIA DI DESA TUNGGULO KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012. Rahmat Yusuf. Nim : 811408084. Jurusan Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki resiko terkena malaria. WHO
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang dominan di daerah tropis dan sub tropis dan dapat mematikan. Setidaknya 270 penduduk dunia menderita malaria dan lebih dari
Lebih terperinciSummery ABSTRAK. Kata kunci : Malaria, Lingkungan Fisik Kepustakaan 16 ( )
Summery ABSTRAK Nianastiti Modeong. 2012. Deskripsi Lingkungan Fisik Daerah Endemik Malaria di Desa Kotabunan Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus
Lebih terperinciKUESIONER ANALISIS FAKTOR KEJADIAN RELAPS PADA PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010
Lampiran 1 KUESIONER ANALISIS FAKTOR KEJADIAN RELAPS PADA PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2010 Petunjuk Wawancara : 1. Pakailah bahasa Indonesia yang sederhana, bila perlu dapat menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik dunia maupun Indonesia (Kemenkes RI, 2011). Penyakit malaria adalah penyakit
Lebih terperinciGAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge
Summary GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Ade Rahmatia Podungge NIM : 841 409 002 Program Studi Ilmu Keperawatan Jurusan
Lebih terperinciSARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN I PENGARUH KARAKTERISTIK IBU TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA KELUARGA DI KELURAHAN SEMULA JADI KECAMATAN DATUK BANDAR TIMUR KOTA TANJUNG BALAI
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE. Kecamatan Batulayar
3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi penelitian dan waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Lembah Sari Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat (Gambar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi yang mengancam jiwa dan banyak menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta penduduk di dunia terinfeksi
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Probo Adi Saputro NIM : 20130320119 Alamat : Pangukan Tridadi Sleman RT/RW 003/010 Adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Chikungunya sampai saat ini masih tetap menjadi salah satu penyakit menular yang berisiko menyebabkan tingginya angka kesakitan serta masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu. melahirkan, serta menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, karena mempengaruhi angka kesakitan bayi, balita, dan ibu melahirkan, serta menimbulkan Kejadian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional, yaitu peneliti akan
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional, yaitu peneliti akan mencari hubungan antar variabel dengan variabel lainnya. Dalam mencari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini ber di wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. Wilayah kerja puskesmas Motoboi Kecil
Lebih terperinciPERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA 1 Melisa Pantow 2 Josef S. B. Tuda 2 Angle Sorisi 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Lebih terperinciRataan Kepadatan A. punctulatus yang tertangkap dengan umpan orang di dalam dan di luar rumah di Desa Dulanpokpok, periode Mei-Agustus 2009
LAMPIRAN Lampiran 1 Rataan Kepadatan A. punctulatus yang tertangkap dengan umpan orang di dalam dan di luar rumah di Desa Dulanpokpok, periode Mei-Agustus 29 Mei Bulan Juni Juli Agustus Minggu MBR (ekor/orang/malam)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nyamuk Anopheles sp. betina yang sudah terinfeksi Plasmodium (Depkes RI, 2009)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini menjadi masalah bagi kesehatan di Indonesia karena dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi, balita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses terjadinya penyakit terdapat tiga elemen yang saling berperan dan berinteraksi, ketiga nya adalah host, agent dan lingkungan. Ketiga komponen ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dengan kasus 58 orang anak, 24 diantaranya meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) = 41,3%. Sejak itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang angka kejadiannya masih tinggi di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Pada tahun 2011, menurut World Health Organization
Lebih terperinciPenularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif
Definisi DBD Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae yang mempunyai empat serotipe,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filariasis atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini tersebar
Lebih terperinciPERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR
62 PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR A. Data Umum 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : a.
Lebih terperinciKUESIONER. Petunjuk : Lingkari jawaban yang menurut saudara paling benar. 1. Salah satu upaya pemberantasan malaria dilakukan dengan surveilans
KUESIONER PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM IMBALAN TERHADAP KINERJA PETUGAS P2PM PUSKESMAS DALAM PENANGGULANGAN MALARIA MELALUI KEGIATAN SURVEILANS DI KABUPATEN NIAS SELATAN I. RESPONDEN Puskesmas : Umur
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil penelitian dapat digambarkan bahwa keadaan lokasi penelitian sebagai berikut: 4.1.1Gambaran Umum a. Keadaan Geografi Puskesmas Telaga Biru adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tunggulo, wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo. Dan waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan penduduk yang terkena DBD telah meningkat selama 50 tahun terakhir. Insiden DBD terjadi baik di daerah tropik
Lebih terperinciFajarina Lathu INTISARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang sangat dominan di daerah tropis dan sub-tropis serta dapat mematikan. Setidaknya 270 juta penduduk dunia menderita malaria dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang menempati posisi penting dalam deretan penyakit infeksi yang masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub tropis, dan menjangkit
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN PENFUI PERIODE PEBRUARI 2012
LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN PENFUI PERIODE PEBRUARI 2012 I. Pendahuluan A. Latar Belakang Penyakit DBD termasuk salah satu emerging
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Haemorraghic Fever
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal Program Pemberantasan Penyakit menitik beratkan kegiatan pada upaya mencegah berjangkitnya penyakit, menurunkan
Lebih terperinciDemam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD banyak
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dian Nurafifah.......ABSTRAK....... Setiap wilayah yang terdapat nyamuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria masih merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, terutama di negara-negara tropis dan subtropis. Kurang lebih satu miliar penduduk dunia pada 104 negara (40%
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Chikungunya merupakan suatu penyakit dimana keberadaannya sudah ada sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut sejarah, diduga penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Separuh penduduk dunia berisiko tertular malaria karena hidup lebih dari 100
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria masih merupakan salah satu penyakit menular yang masih sulit diberantas dan merupakan masalah kesehatan diseluruh dunia termasuk Indonesia, Separuh penduduk
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Laladon dan data kependudukan dari Kantor Desa Laladon Kabupaten Bogor. 5 Pengolahan dan Analisis Data Analisis data diperoleh dari data primer melaui kuisioner yang berisikan daftar pertanyaan-pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu kejadian luar biasa
Lebih terperinciJurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PADA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE Muammar Faiz Naufal Wibawa (Prodi Kesehatan Lingkungan Magetan, Poltekkes Kemenkes Surabaya) Tuhu Pinardi
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENYAKIT MALARIA SERTA PEMERIKSAAN SAMPEL DARAH MASYARAKAT PERUMAHAN ADAT DI KECAMATAN KOTA WAIKABUBAK KABUPATEN SUMBA BARAT - NTT SKRIPSI Oleh Thimotius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit yang keberadaannya sudah ada sejak lama, tetapi kemudian merebak kembali. Chikungunya berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa dari genus Plasmodium. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kematian
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi yang dilakukan dalam penelitian serta sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Sampai saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium. Vivax. Di Indonesia Timur yang terbanyak adalah Plasmodium
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria di Indonesia tersebar di seluruh pulau dengan derajat endemisitas yang berbeda. Spesies yang terbanyak dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian
Lebih terperinciPublic Health Perspective Journal
Public Health Perspective Journal 2 (1) (2017) 97-104 Public Health Perspective Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/phpj Hubungan antara Faktor Lingkungan Fisik dan Perilaku dengan Kejadian
Lebih terperinciOLEH: IMA PUSPITA NIM:
FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU ORANG TUA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN ISPA DI RW 03 KELURAHAN WIJAYA KUSUMU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATANGROGOL PETAMBURAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria sebagai salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, berdampak kepada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi media penularan penyakit. Terjadinya penyakit berbasis lingkungan disebabkan karena adanya interaksi antara manusia
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005
ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005 Oleh: TH.Tedy B.S.,S.K.M.,M.Kes. PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang No.23
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Masa balita merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Pada usia ini, anak masih rawan dengan berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tanggal / Tempat Lahir : 13 Agustus 1988 / Terengganu, Malaysia.
LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Nik Arif Ridhwan Bin Azemi Tanggal / Tempat Lahir : 13 Agustus 1988 / Terengganu, Malaysia. Agama : Islam Alamat : I-78, Rumah Awam Kos Rendah Bukit Kuang 2, 24000,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu Penelitian ini mengambil lokasi di Padukuhan VI Sonosewu pada bulan Mei Agustus 2017. Padukuhan VI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi tingginya angka
Lebih terperinciBAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui
1 BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) atau lazimnya disebut dengan DBD / DHF merupakan suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kecamatan Pancoran Mas pada bulan Oktober 2008 April 2009 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit kaki gajah (filariasis) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Cacing filaria
Lebih terperinciUMUM 1. Nama:.. 2. Tanggal Lahir:. 3. Jenis Kelamin: Laki-laki/Perempuan 4. Kelas: 5. Sekolah: SDN Cibogo. Universitas Kristen Maranatha
64 GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU SISWA-SISWI KELAS LIMA DAN ENAM TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI SDN CIBOGO KELURAHAN SUKAWARNA KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS
Lebih terperinciRisk factor of malaria in Central Sulawesi (analysis of Riskesdas 2007 data)
Penelitian Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang (Epidemiology and Zoonosis Journal) Vol. 4, No. 4, Desember 2013 Hal : 175-180 Penulis : 1. Junus Widjaja 2. Hayani Anastasia 3. Samarang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit malaria merupakan penyakit yang penyebarannya sangat luas di dunia. Di seluruh pulau Indonesia penyakit malaria ini ditemukan dengan derajat dan berat infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemiologi perubahan vektor penyakit merupakan ancaman bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Dengue hemorraghic fever (DHF) atau
Lebih terperinciBERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin
BERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin Datangnya hujan setelah lama kemarau, tentu menjadi anugerah tersendiri bagi berbagai lapisan masyarakat. Udara yang sebelumnya panas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah salah satu penyakit menular paling umum dan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Malaria disebabkan oleh parasit yang disebut Plasmodium, yang ditularkan
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I
0 HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Filariasis atau elephantiasis dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai penyakit kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang disebabkan infeksi
Lebih terperinci3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian
17 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di sekitar Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng yaitu Kelurahan Tumbang Tahai Kecamatan Bukit Batu Kota Palangka Raya (Gambar 1).
Lebih terperinciPEMETAAN PENYAKIT DBD BERDASARKAN WILAYAH DI PUSKESMAS PEGANDAN SEMARANG TAHUN 2011
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PEMETAAN PENYAKIT DBD BERDASARKAN WILAYAH DI PUSKESMAS PEGANDAN SEMARANG TAHUN 2011 Disusun oleh : Yusuf Asroni Sudibyo D22.2009.00882 Pembimbing Maryani Setyowati, M.Kes SURAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkena malaria. World Health Organization (WHO) mencatat setiap tahunnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang sangat dominan di daerah tropis dan sub-tropis dan dapat mematikan. Setidaknya 270 juta penduduk dunia menderita malaria dan
Lebih terperinci