MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL PENERAPANN KETENTUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGANN (K3L) NO. KODE : FKK.MP I BUKU INFORMASI

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENDAHULUAN Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian / Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Standar Kompetensi Unit Kompetensi yang Dipelajari... 7 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan BAB IV PENERAPAN KETENTUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) Umum Identifikasi Potensi Bahaya dan Risiko Kecelakaan Kerja Analisis Bahaya Risiko Kecelakaan Kerja dan Pencemaran Lingkungan Pengendalian Bahaya dan Risiko Kecelakaan Kerja Sikap Kepedulian Terhadap Pelaksanaan K3-L Pengendalian Pencemaran Lingkungan BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi) Peralatan/Mesin dan Bahan Halaman: 1 dari 68

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompeten di tempat kerja Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat dijadikan panduan pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi yang lebih menekankan kepada peran aktif peserta pelatihan dalam meningkatkan seluruh aspek kemampuan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta pelatihan. Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Halaman: 2 dari 68

4 c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan Materi Pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency- RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persyaratan Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah: Halaman: 3 dari 68

5 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama Pengertian-Pengertian/Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian/Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang Halaman: 4 dari 68

6 didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/atau internasional. Halaman: 5 dari 68

7 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Operator Mesin Pencampur Aspal yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat Kerja - Kode Unit, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja; Pemeliharaan Harian Mesin Pencampur Aspal; Teknik Menghidupkan Komponen Mesin Pencampur Aspal; Teknik Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal untuk Menyalurkan Aspal; Teknik Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal untuk Menyalurkan Agregat dan Filler; Teknik Memroduksi Campuran Aspal Panas (Hormix); Kegiatan Akhir Produksi Pengertian Standar Kompetensi Unit kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas/pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat Kerja Durasi/waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Halaman: 6 dari 68

8 Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan. Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal Komunikasi di Kempat kerja dan Penerapan K3-L Judul Unit : Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat Kerja Kode Unit : Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pengendalian dampak di tempat kerja terkait dengan pekerjaan produksi campuran aspal panas Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Elemen Kompetensi 1. Mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja 2. Menganalisis bahaya dan risiko kecelakaan kerja dan yang mungkin terjadi Kriteria Unjuk Kerja (Performance Criteria) 1.1 Bahaya dan risiko kecelakaan kerja diidentifikasi terkait dengan tugas pengoperasian mesin pencampur aspal. 1.2 Prosedur penanggulangan kecelakaan kerja, kebakaran dan bahaya lainnya diinterpretasikan berdasarkan peraturan yang berlaku. 1.3 Rencana penerapan K3 dan pengendalian bahaya diinterpretasikan berdasarkan peraturan yang berlaku. 2.1 Komponen yang rusak dan dapat menimbulkan kecelakaan diidentifikasi sesuai dengan prosedur. 2.2 Kondisi medan kerja yang mempunyai risiko kecelakaan kerja diidentifikasi sesuai dengan prosedur. 2.3 Dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi kecelakaan kerja dianalisis sesuai dengan prosedur. 2.4 Dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi dianalisis sesuai dengan prosedur. Halaman: 7 dari 68

9 Elemen Kompetensi 3. Mengendalikan bahaya dan risiko kecelakaan kerja 4. Menerapkan sikap kepedulian pada pelaksanaan K3 dan 5. Melaksanakan pengendalian dampak Kriteria Unjuk Kerja (Performance Criteria) 3.1 Rambu-rambu K3 dipasang sesuai dengan ketentuan. 3.2 Alat Pelindung Diri (APD) dipakai selama melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal sesuai dengan ketentuan. 3.3 Kondisi dan kelaikan pakai Alat Pengaman Kerja (APK) diperiksa sesuai dengan ketentuan. 3.4 Alat Pengaman Kerja (APK) digunakan sesuai dengan prosedur. 3.5 Apabila terjadi kecelakaan kerja dilaporkan kepada pejabat terkait termasuk cara penanggulangannya sesuai dengan prosedur Ketentuan K3 dan disosialisasikan sesuai dengan ketentuan perusahaan Ketentuan K3-L diterapkan secara konsisten baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok kerja Daftar simak potensi kecelakaan kerja dan pelaksanaan K3-L diisi secara konsisten berdasarkan kondisi sebenarnya di tempat kerja Kondisi kerja yang berpotensi menimbulkan diidentifikasi sesuai dengan ketentuan Ketentuan pencegahan diterapkan pada setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan Kemungkinan adanya material produksi di tempat kerja yang berpotensi menimbulkan diperiksa sesuai dengan ketentuan Kondisi gas buang yang keluar dari cerobong asap dipantau sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya udara Apabila terjadi kelainan yang mengakibatkan dilaporkan termasuk penanggulangannya sesuai dengan prosedur Batasan Variabel a. Kontek Variabel 1) Unit Kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individu dan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan pengoperasian mesin pencampur aspal; 2) Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang diidentifikasi meliputi bahaya kecelakaan fisik, biologis dan kimia; 3) Pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang dilakukan meliputi: a) Menyiapkan, memeriksa dan memakai Alat Pelindung Diri (APD); Halaman: 8 dari 68

10 b) Memeriksa, memelihara dan menggunakan Alat Pengaman Kerja (APK); 4) Pencegahan yang dilakukan meliputi pengendalian pembuangan limbah, pencegahan polusi udara dan pelestarian kerja. b. Perlengkapan yang diperlukan 1) Alat: a) Peralatan produksi (mesin pencampur aspal termasuk alat penangkap debu); b) Alat Pelindung Diri (APD) antara lain: 1) Sepatu keselamatan (safety shoes); 2) Helm pengaman (safety helmet); 3) Sarung tangan (glove); 4) Kaca mata (safety glass); 5) Pelindung telinga (ear plug); 6) Masker. c) Alat Pengaman Kerja (APK) antara lain: 1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR); 2) Perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K); 3) Rambu-rambu keselamatan kerja. 2) Bahan: a) Formulir laporan K3; b) Formulir laporan pencegahan ; c) Buku petunjuk pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal; d) Daftar Simak K3-L: 1) Daftar simak K3 berisi potensi kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada setiap tahap kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal; 2) Daftar simak berisi potensi yang mungkin terjadi pada proses produksi campuran aspal panas. c. Tugas-tugas yang harus dilakukan : 1) Mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja; 2) Menganalisis dampak dan potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja serta yang mungkin terjadi; 3) Mengendalikan bahaya dan risiko kecelakaan kerja; 4) Menerapkan sikap kepedulian terhadap pelaksanaan K3 dan ; 5) Melaksanakan pengendalian dampak. d. Peraturan-peraturan yang diperlukan 1) Undang-undang tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja; Halaman: 9 dari 68

11 2) Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan ; 3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. 4) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja & Lingkungan Panduan Penilaian a. Penjelasan Pengujian 1) Prosedur penilaian Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. 2) Tempat Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat. 3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya : FKK.MP ) Keterkaitan dengan kompetensi lain: : Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja. FKK.MP : Melakukan pemeliharaan mesin pencampur aspal; FKK.MP : Menghidupkan komponen mesin pencampur aspal sesuai dengan prosedur; FKK.MP FKK.MP FKK.MP : Mengoperasikan mesin pencampur aspal untuk menyalurkan aspal sesuai dengan prosedur; : Mengoperasikan mesin pencampur aspal untuk menyalurkan agregat dan filler sesuai dengan prosedur; : Melakukan penyampuran agregat, filler dan aspal dalam mixer untuk memproduksi campuran aspal panas (hotmix); Halaman: 10 dari 68

12 FKK.MP : Melakukan kegiatan akhir produksi. b. Kondisi Pengujian 1). Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja, menganalisis bahaya dan risiko kecelakaan kerja, mengendalikan bahaya dan risiko kecelakaan kerja dan menerapkan sikap kepedulian terhadap pelaksanaan K3 dan, yang digunakan untuk menerapkan ketentuan K3 dan di tempat kerja, sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian mesin pencampur aspal; 2). Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis dan demonstrasi/praktek; 3). Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di tempat pelatihan (training ground) dan atau di tempat kerja. c. Pengetahuan yang diperlukan: 1). Komunikasi; 2). Peraturan Perundangan dan Prosedur Penerapan K3 dan Lingkungan; 3). Jenis dan fungsi APD dan APK; 4). Pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja; 5). Pengendalian ; 6). Organisasi K3 di perusahaan. d. Keterampilan yang dibutuhkan : 1). Melakukan komunikasi dengan benar di tempat kerja; 2). Keterampilan dalam mengidentifikasi potensi bahaya / kecelakaan kerja; 3). Keterampilan dalam menganalisis bahaya dan risiko kecelakaan kerja dan yang mungkin terjadi; 4). Keterampilan dalam mengendalikan bahaya dan risiko kecelakaan kerja; 5). Keterampilan dalam penerapan sikap kepedulian pada pelaksanaan ketentuan K3 dan pencegahan di tempat kerja; 6). Keterampilan dalam melaksanakan pengendalian dampak. e. Aspek Kritis 1). Ketelitian dalam mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja di tempat kerja; 2). Ketelitian dalam menganalisis bahaya dan risiko kecelakaan kerja dan yang mungkin terjadi. 3). Kedisiplinan dalam menaati prosedur/ketentuan K3-L untuk mengendalikan bahaya dan risiko kecelakaan kerja; Halaman: 11 dari 68

13 4). Kedisiplinan dalam dalam penerapan sikap kepedulian pada palaksanaan ketentuan K3 dan ; 5). Kedisiplinan dalam melakukan tindakan pencegahan di tempat kerja; 6). Kedisiplinan dalam mengisi daftar simak K3-L Kompetensi Kunci No Kompetensi Kunci 1 1. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 2. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 3. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 4. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1 5. Memecahkan masalah 1 6. Menggunakan teknologi 1 7. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 1 Halaman: 12 dari 68

14 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara mandiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat Persiapan/perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh Penilaian Melaksanakan tugas terkait penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan Halaman: 13 dari 68

15 3.2. Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan penjelasan tentang penyusunan strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya metode pelatihan yang disarankan, media yang digunakan, session plan, dan strategi penilaian dari setiap penugasan yang diberikan kepada seorang peserta pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan: Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 1 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat Kerja Mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Potensi bahaya dan kecelakaan kerja diinterpretasikan terkait dengan tugas pengoperasian mesin pencampur aspal Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menginterpretasikan potensi bahaya 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Penugasan 1. Menjelaskan jenis potensi kecelakaan kerja terkait dengan tugas pengoperasian mesin pencampur aspal. 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 5 Halaman: 14 dari 68

16 ) Dapat menjelaskan jenis potensi kecelakaan kerja terkait dengan tugas pengoperasian mesin pencampur aspal. 2) Dapat menginterpretasikan dan mencatat potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja berdasarkan manual pengoperasian dan peraturan K3. 3) Mampu membuat rencana / langkah mengantisipasi adanya potensi bahaya dan kecelakaan kerja. 4) Mampu menyusun kebutuhan peralatan/ dan kecelakaan kerja dalam manual pengoperasian dan peraturan K3 terkait dengan kegiatan pengoperasian mesin pencampur aspal. 2. Menjelaskan prosedur penginterpretasian dan pencatatan potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja berdasarkan manual pengoperasian dan peraturan K3 3. Menjelaskan prosedur langkah pembuatan rencana / langkah mengantisipasi adanya potensi bahaya dan kecelakaan kerja 4. Menjelaskan prosedur langkah penyusunan kebutuhan peralatan / perlengkapan K3 untuk menghilangkan/ membatasi potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja. 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya perlengkapan K3 untuk menghilangkan/ membatasi potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja. 5. Memperagakan: - Penginterpretasian dan pencatatan potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja 6. Penugasan: - Membuat rencana mengantisipasi adanya potensi bahaya dan kecelakaan kerja - Menyusun kebutuhan peralatan / 5** 10** 1.2 Prosedur penanggulangan kecelakaan kerja, kebakaran dan bahaya lainnya diinterpretasikan berdasarkan peraturan yang berlaku. 1) Dapat mengidentifikasi prosedur penanggulangan bahaya, kecelakaan, kerja dan bahaya kebakaran pada kegiatan pemeliharaan harian dan pengoperasian mesin pencampur aspal. 2) Dapat mengidentifikasi bahaya dan kecelakaan kerja pada kegiatan pemeliharaan harian, dan pengoperasian Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat meninterpretasikan prosedur penanggulangan kecelakaan kerja, kebakaran dan bahaya lainnya berdasarkan peraturan yang berlaku 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok perlengkapan K3 1. Menjelaskan tata cara pengidentifikasian prosedur penanggulangan bahaya dan kecelakaan kerja pada kegiatan pemeliharaan harian mesin pencampur aspal 2. Menjelaskan prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan kecelakaan kerja pada kegiatan pengoperasian mesin pencampur aspal. 3. Menjelaskan prosedur untuk mengidentifikasi potensi bahaya kebakaran pada kegiatan pemeliharaan harian dan pengoperasian mesin pencampur aspal. 4. Melakukan diskusi kelompok tentang 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 5 10* Halaman: 15 dari 68

17 mesin pencampur aspal. 3) Dapat mengidentifikasi potensi bahaya kebakaran pada kegiatan pemeliharaan harian dan pengoperasian mesin pencampur aspal. prosedur pengidentifikasian: - Bahaya dan kecelakaan kerja pada kegiatan pengoperasian mesin pencampur aspal; - Potensi bahaya kebakaran pada kegiatan pemeliharaan harian dan 1.3 Rencana penerapan K3 dan pengendalian bahaya diinterpretasikan berdasarkan peraturan yang berlaku. 1) Dapat menjelaskan prosedur pengidentifikasian rencana penerapan K3 dan pengendalian bahaya pada kegiatan pemeliharaan harian dan pengoperasian mesin pencampur aspal. 2) Dapat mengidentifikasi penerapan K3 pada kegiatan pemeliharaan harian mesin pencampur aspal. 3) Dapat mengidentifikasi penerapan pengendalian bahaya pada kegiatan pengoperasian mesin pencampur aspal. Diskusi kelompok: Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menginterpreta sikan rencana penerapan K3 dan pengendalian bahaya berdasarkan peraturan yang berlaku. 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok pengoperasian 1. Menjelaskan prosedur pengidentifikasian rencana penerapan K3 dan pengendalian bahaya pada kegiatan pemeliharaan harian mesin pencampur aspal 2. Menjelaskan prosedur pengidentifikasian penerapan K3 dan pengendalian bahaya pada kegiatan pemeliharaan harian mesin pencampur aspal. 3. Menjelaskan prosedur pengidentifikasian penerapan pengendalian bahaya pada kegiatan pengoperasian mesin pencampur aspal. 4. Melakukan diskusi kelompok tentang prosedur pengidentifikasian: - Rencana penerapan K3 dan pengendalian bahaya - Penerapan K3 dan pengendalian bahaya pada kegiatan pemeliharaan harian - Penerapan pengendalian bahaya pada kegiatan pengoperasian 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya - Menginterpretasikan potensi bahaya dan kecelakaan kerja dalam manual pengoperasian dan peraturan K3; - Meninterpretasikan prosedur penanggulangan kecelakaan kerja, kebakaran dan bahaya lainnya; - Menginterpretasikan rencana penerapan K3 dan pengendalian bahaya berdasarkan peraturan yang berlaku. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 s.d KUK 1.3, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. 5 5* 15* Halaman: 16 dari 68

18 Elemen Kompetensi 2 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Menganalisis bahaya dan risiko kecelakaan kerja dan yang mungkin terjadi Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Komponen yang rusak dan dapat menimbulkan kecelakaan diidentifikasi sesuai dengan prosedur 1) Dapat menjelaskan jenis kecelakaan kerja akibat adanya komponen yang rusak. 2) Dapat mengidentifikasi langkah antisipasi kerusakan komponen yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. 3) Mampu membuat rencana tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila teridentifikasi adanya komponen yang rusak dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menidentifikasi komponen yang rusak dan dapat menimbulkan kecelakaan sesuai dengan prosedur. 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Penugasan 1. Menjelaskan jenis kecelakaan kerja akibat komponen yang mengalami kerusakan 2. Menjelaskan prosedur untuk mengidentifikasi langkah antisipasi kerusakan komponen yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. 3. Menjelaskan prosedur untuk melakukan tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila teridentifikasi adanya komponen yang rusak dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. 4. Diskusi kelompok: - Jenis kecelakaan kerja; - Pengidentifikasian langkah antisipasi kerusakan komponen - Prosedur tindak lanjut 5. Penugasan: - Membuat rencana tindak lanjut bila teridentifikasi adanya komponen yang rusak dan dapat menimbulkan kecelakaan 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 5 10* 5** 2.2 Kondisi medan kerja yang mempunyai risiko kecelakaan kerja diidentifikasi sesuai dengan prosedur 1) Dapat menjelaskan jenis risiko kecelakaan kerja akibat kondisi medan yang tidak memenuhi persyaratan kerja. 2) Mampu mengidentifikasi kondisi medan kerja yang mempunyai risiko kecelakaan kerja. 3) Harus mampu membuat rencana tindak Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengidentifikasi kondisi medan kerja yang mempunyai risiko kecelakaan kerja sesuai dengan prosedur 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Penugasan kerja 1. Menjelaskan jenis risiko kecelakaan kerja akibat medan kerja yang tidak memenuhi persyaratan kerja. 2. Menjelaskan prosedur langkah pengidentifikasian medan kerja yang mempunyai risiko kecelakaan kerja. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk melakukan tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila teridentifikasi adanya kondisi medan yang mempunyai risiko kecelakaan kerja. 4. Diskusi kelompok: - Jenis risiko kece- 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 5 10* Halaman: 17 dari 68

19 lanjut sesuai dengan prosedur bila teridentifikasi adanya kondisi medan yang mempunyai risiko kecelakaan kerja. lakaan kerja akibat medan kerja yang tidak memenuhi persyaratan kerja - Pengidentifikasian medan kerja yang mempunyai risiko kecelakaan kerja - Prosedur tindak lanjut 5. Penugasan: - Membuat rencana tindak lanjut bila teridentifikasi adanya kondisi medan yang mempunyai risiko 5** 2.3 Dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi kecelakaan kerja diidentifikasi sesuai dengan prosedur. 1) Dapat mengidentifikasi dampak dari setiap potensi kecelakaan kerja yang mungkin terjadi berdasarkan hasil analisis bahaya dan risiko kecelakaan kerja. 2) Mampu menentukan langkah pencegahan untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi bahaya dan kecelakaan kerja. 3) Mampu menginformasikan kepada petugas lain yang terlibat dalam kegiatan sejenis tentang dampak yang dapat terjadi dari potensi kecelakaan kerja. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengidentifikasi dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi kecelakaan kerja sesuai dengan prosedur 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan kecelakaan kerja 1. Menjelaskan prosedur pengidentifikasian dampak dari setiap potensi kecelakaan kerja yang mungkin terjadi berdasarkan hasil analisis bahaya dan risiko kecelakaan kerja. 2. Menjelaskan prosedur langkah pelaksanaan untuk menentukan langkah pencegahan untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi bahaya dan kecelakaan kerja. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk menginformasikan kepada petugas lain yang terlibat dalam kegiatan sejenis tentang dampak yang dapat terjadi dari potensi kecelakaan kerja. 4. Diskusi kelompok: - Prosedur pengidentifikasian dampak dari setiap potensi kecelakaan kerja - Prosedur untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi - Prosedur untuk menginformasikan dampak yang dapat terjadi 5. Peragaan: - Menentukan langkah pencegahan untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi - Menginformasikan dampak yang dapat terjadi dari potensi kecelakaan kerja 5 10* 10** Halaman: 18 dari 68

20 Dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi dianalisis sesuai dengan prosedur. 1) Dapat mengidentifikasi dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi. 2) Mampu menentukan langkah pencegahan untuk mengurangi dampak. 3) Mampu menginformasikan dampak kepada petugas lain yang terkait dengan kegiatan sejenis. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menganalisis dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi sesuai dengan prosedur. 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an 1. Menjelaskan prosedur unuk mengidentifikasi dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi pence maran. 2. Menjelaskan prosedur langkah untuk menentukan pencegahan untuk mengurangi dampak. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk meng informasikan dampak kepada petugas lain yang terkait dengan kegiatan sejenis. 4. Diskusi kelompok: - Prosedur pengidentifikasian dampak yang mungkin terjadi - Prosedur untuk menentukan pencegahan dampak - Prosedur untuk menginformasikan dampak 5. Peragaan : - Menentukan langkah pencegahan dampak - Menginformasikan dampak 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 5 10* 10** Diskusi kelompok: - Pengidentifikasian komponen yang rusak dan dapat menimbulkan kecelakaan; - Pengidentifikasian kondisi medan kerja yang mempunyai risiko kecelakaan kerja; - Pengidentifikasian dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi kecelakaan kerja; - Penganalisisan dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 s.d KUK 2.4, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta Elemen Kompetensi 3 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Mengendalikan bahaya dan risiko kecelakaan kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Rambu-rambu K3 dipasang sesuai dengan ketentuan. 1) Dapat menjelaskan jenis rambu-rambu K3 yang harus dipasang selama kegiatan pengoperasian masin pencampur aspal. 2) Mampu Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memasang rambu-rambu K3 sesuai dengan ketentuan 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an 1. Menjelaskan jenis rambu-rambu K3 yang harus dipasang selama kegiatan pengoperasian mesin pencampur aspal. 2. Menjelaskan prosedur langkah untuk menentukan dan memasang ramburambu K3 selama 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaan- 5 Halaman: 19 dari 68

21 menentukan dan memasang ramburambu K3 selama melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal. 3) Mampu memelihara rambu-rambu K3 yang telah terpasang pada alat agar dapat berfungsi dengan baik. 4) Mampu menyosialisasikan jenis dan fungsi rambu-rambu K3 kepada kelompok melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal. 3. Menjelaskan prosedur langkah pemeliharaan rambu-rambu K3 yang telah terpasang pada alat agar dapat berfungsi dengan baik. 4. Menjelaskan prosedur langkah untuk menyosialisasikan jenis dan fungsi rambu-rambu K3 kepada kelompok kerja untuk dipatuhi sesuai ketentuan nya kerja untuk dipatuhi sesuai ketentuan. 5. Diskusi kelompok: - Jenis ramburambu K3 yang harus dipasang - Prosedur untuk menentukan dan memasang ramburambu K3 - Prosedur pemeliharaan ramburambu K3 - Prosedur menyosialisasikan jenis dan fungsi ramburambu K3 6. Mendemonstrasikan: - Menentukan dan memasang ramburambu K3 - Pemeliharaan rambu-rambu K3 yang telah terpasang pada alat - Penyosialisasian jenis dan fungsi rambu-rambu K3 kepada kelompok 10* 10*** 3.2 Alat Pelindung Diri (APD) dipakai selama melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal sesuai dengan ketentuan. 1) Dapat menjelaskan jenis APD yang harus dipakai selama melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal. 2) Mampu memeriksa kecukupan, kondisi dan kelaikan pakai APD. 3) Harus mampu memakai APD selama melakukan kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan sesuai dengan Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memakai Alat Pelindung Diri (APD) selama melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal sesuai dengan ketentuan 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an kerja 1. Menjelaskan jenis APD yang harus dipakai selama melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal. 2. Menjelaskan prosedur langkah untuk memeriksa kecukupan, kondisi dan kelaikan pakai APD. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk memakai APD selama melakukan kegiatan sesuai dengan ketentuan K3. 4. Menjelaskan prosedur langkah untuk memelihara APD yang menjadi tanggung 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 5 Halaman: 20 dari 68

22 ketentuan K3. 4) Harus mampu memelihara APD yang menjadi tanggung jawab operator sesuai dengan ketentuan. jawab operator 5. Diskusi kelompok: - Jenis APD yang harus dipakai - Prosedur pemeriksaan kecukupan, kondisi dan kelaikan pakai APD - Prosedur untuk memakai APD - Prosedur pemeliharaan APD 6. Mendemonstrasikan: - Memeriksa kecukupan, kondisi dan kelaikan pakai APD - Memakai APD selama melakukan kegiatan - Memelihara APD yang menjadi tanggung jawab 10* 10*** 3.3 Kondisi dan kelaikan pakai Alat Pengaman Kerja (APK) diperiksa sesuai dengan ketentuan. 1) Dapat menjelaskan jenis dan fungsi APK yang dipakai selama pengoperasian mesin pencampur aspal. 2) Mampu memeriksa kecukupan, kondisi dan kelaikan pakai APK. 3) Harus mampu memelihara APK yang menjadi tanggung jawab operator sesuai dengan prosedur. 3.4 Alat Pengaman Kerja (APK) digunakan sesuai dengan prosedur. 1) Dapat mengidentifikasi kesesuaian APK dengan jenis dan kondisi kerja. 2) Harus mampu menggunakan APK pada kondisi yang tepat sesuai dengan prosedur. 3) Mampu memantau pengguna-an dan atau penempatan APK di tempat Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa kondisi dan kelayakan Alat Pengaman Kerja (APK) sesuai dengan ketentuan. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menggunakan Alat Pengaman Kerja (APK) sesuai dengan prosedur. 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an operator 1. Menjelaskan jenis dan fungsi APK yang digunakan selama pengoperasian mesin pencampur aspal. 2. Menjelaskan prosedur langkah untuk memeriksa kecukupan, kondisi dan kelaikan pakai APK. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk memelihara APK yang menjadi tanggung jawab operator. 4. Diskusi kelompok: - Jenis dan fungsi APK - Prosedur pemeriksaan kecukupan, kondisi dan kelaikan pakai APK - Prosedur pemeliharaan APK 5. Mendemonstrasikan: - Pemeriksaan kecukupan, kondisi dan kelaikan pakai APK - Pemeliharaan APK 1. Menjelaskan prosedur untuk mengidentifikasi kesesuaian APK dengan jenis dan kondisi kerja. 2. Menjelaskan prosedur langkah penggunaan APK pada kondisi yang tepat. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk memantau penggunaan dan/atau penempatan APK di tempat kerja. 4. Diskusi kelompok: - Prosedur untuk 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 5 10* 10*** 5 5* Halaman: 21 dari 68

23 kerja. mengidentifikasi kesesuaian APK dengan jenis dan kondisi kerja - Prosedur penggunaan APK - Prosedur pemantauan penggunaan APK 5. Mendemonstrasikan: 10*** - Penggunaan APK pada kondisi yang tepat - Pemantauan penggunaan dan/atau penempatan APK di tempat kerja 3.5 Setiap terjadi kecelakaan kerja dan penangulangannya dilaporkan kepada pejabat terkait sesuai dengan prosedur. 1) Dapat menjelaskan kewajiban operator dalam menghadapi kecelakaan kerja di tempat kerja. 2) Mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja. 3) Mampu melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja dan penanggulangannya kepada pejabat terkait sesuai dengan prosedur. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melaporkan setiap terjadi kecelakaan kerja kepada pejabat terkait termasuk penanggulang annya sesuai dengan prosedur 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an 1. Menjelaskan kewajiban operator dalam menghadapi kecelakaan kerja di tempat kerja. 2. Menjelaskan prosedur langkah untuk melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja dan penanggulangannya kepada pejabat terkait 4. Diskusi kelompok: - Kewajiban operator dalam menghadapi kecelakaan kerja - Prosedur P3K - Prosedur untuk melaporkan kecelakaan kerja 5. Mendemonstrasikan: - Melakukan tindakan P3K - Melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 3. Tatacara pembuatan laporan 5 10* 15*** Diskusi kelompok: - Prosedur pemasangan rambu-rambu K3 sesuai dengan ketentuan; - Prosedur untuk memakai Alat Pelindung Diri (APD) selama melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal; - Prosedur pemeriksaan kondisi dan kelaikan pakai Alat Pengaman Kerja (APK); - Prosedur penggunaan Alat Pengaman Kerja (APK); - Prosedur pelaporan kecelakaan kerja dan penangulangannya. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 s.d KUK 3.5, sebelum dilakukan praktik, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta Pelaksanaan praktik: - Pemasangan rambu-rambu K3 sesuai dengan ketentuan; - Memakai APD selama melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal; - Pemeriksaan kondisi dan kelayakan Alat Pengaman Kerja (APK) sesuai dengan ketentuan; - Penggunaan Alat Pengaman Kerja (APK) sesuai dengan prosedur; - Melaporkan kecelakaan kerja kepada pejabat terkait termasuk penanggulangannya sesuai dengan prosedur Halaman: 22 dari 68

24 Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 s.d KUK 3.5 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur Elemen Kompetensi 4 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Menerapkan sikap kepedulian terhadap pelaksanaan K3 dan Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Ketentuan K3 dan disosialisasikan sesuai dengan ketentuan perusahaan. 1) Dapat menjelaskan prosedur sosialisasi ketentuan K3 dan di tempat kerja. 2) Mampu memilah ketentuan K3 dan yang relevan dengan kegiatan di tempat kerja. 3) Harus mampu menyosialisasikan ketentuan K3 dan yang relevan kepada kelompok kerja sesuai dengan ketentuan perusahaan. 4) Mampu memantau hasil sosialisasi ketentuan K3 dan dalam kegiatan kelompok kerja di tempat kerja. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menyosialisasikan ketentuan K3 dan hidup sesuai dengan ketentuan perusahaan 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an 1. Menjelaskan prosedur sosialisasi ketentuan K3 dan di tempat kerja. 2. Menjelaskan prosedur langkah untuk memilah ketentuan K3 dan yang relevan dengan kegiatan di tempat kerja 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk menyosialisasikan ketentuan K3 dan yang relevan kepada kelompok kerja sesuai dengan ketentuan perusahaan. 4. Menjelaskan prosedur langkah untuk memantau hasil sosialisasi ketentuan K3 dan dalam kegiatan kelompok kerja di tempat kerja 5. Diskusi kelompok: - Prosedur sosialisasi ketentuan K3L - Prosedur memilah ketentuan K3-L yang relevan - Prosedur sosialisasi ketentuan K3-L kepada kelompok kerja - Prosedur pemantauan hasil sosialisasi ketentuan K3 dan 6. Mendemonstrasikan: - Memilah ketentuan K3 dan yang relevan - Menyosialisasikan ketentuan K3-L kepada kelompok kerja - Memantau hasil sosialisasi ketentuan K3-L dalam kegiatan kelompok kerja 1. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 2. Tatacara pembuatan laporan 5 15* 10*** Halaman: 23 dari 68

25 Ketentuan K3-L diterapkan secara konsisten sebagai pribadi maupun anggota kelompok kerja. 1) Dapat menjelaskan jenis ketentuan K3L yang terkait dengan kegiatan kelompok kerja. 2) Mampu menerapkan ketentuan K3 di tempat kerja secara konsisten baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota kelompok kerja. 3) Mampu melaksanakan pencegahan secara konsisten baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota kelompok kerja. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menerapkan ketentuan K3L secara konsisten baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok kerja 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an 1. Menjelaskan jenis ketentuan K3-L yang terkait dengan kegiatan kelompok kerja 2. Menjelaskan prosedur langkah untuk menerapkan ketentuan K3 di tempat kerja secara konsisten baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota kelompok kerja. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk melaksanakan pencegahan secara konsisten baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota kelompok kerja. 4. Diskusi kelompok: - Jenis ketentuan K3-L - Prosedur menerapkan ketentuan K3 di tempat kerja - Prosedur pelaksanakan pencegahan 5. Mendemonstrasikan: - Menerapkan ketentuan K3 di tempat kerja secara konsisten - Melaksanakan pencegahan 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 3. Tatacara pembuatan laporan 5 10* 15*** 4.3 Daftar simak potensi kecelakaan kerja dan pelaksanaan K3-L diisi secara konsisten berdasarkan kondisi sebenarnya di tempat kerja. 1) Dapat menjelaskan tatacara pengisian daftar simak potensi kecelakaan kerja dan pelaksanaan K3-L. 2) Mampu mencatat data yang diperlukan untuk mengisi daftar simak potensi kecelakaan kerja, pelaksanaan K3 dan potensi. 3) Harus mampu mengisi daftar simak potensi kecelakaan kerja, pelaksanaan K3 dan potensi Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengisi daftar simak potensi kecelakaan kerja dan pelaksanaan K3-L secara konsisten berdasarkan kondisi sebenarnya di tempat kerja. 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an 1. Menjelaskan tatacara pengisian daftar simak potensi kecelakaan kerja dan pelaksanaan K3-L. 2. Menjelaskan prosedur langkah untuk mencatat data yang diperlukan untuk mengisi daftar simak potensi kecelakaan kerja, pelaksanaan K3 dan potensi 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk mengisi daftar simak potensi kecelakaan kerja, pelaksanaan K3 dan potensi dengan benar 4. Diskusi kelompok: - Tatacara pengisian daftar simak potensi kecelakaan kerja - Mencatat data 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 3. Tatacara pembuatan laporan 5 10* Halaman: 24 dari 68

26 dengan benar sesuai dengan prosedur. yang diperlukan untuk mengisi daftar simak - Mengisi daftar simak potensi kecelakaan kerja, pelaksanaan K3 5. Mendemonstrasikan: - Mencatat data yang diperlukan untuk mengisi daftar simak - Mengisi daftar simak potensi kecelakaan kerja, pelaksanaan K3 dan potensi 15*** Diskusi kelompok: - Prosedur sosialisasi ketentuan K3 dan di tempat kerja; - Jenis ketentuan K3-L yang terkait dengan kegiatan kelompok kerja; - Tatacara pengisian daftar simak potensi kecelakaan kerja dan pelaksanaan K3-L; Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 4.1 s.d KUK 4.3, sebelum dilakukan praktik, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. Pelaksanaan praktik: - Menyosialisasikan ketentuan K3 dan hidup sesuai dengan ketentuan perusahaan; - Menerapkan ketentuan K3L secara konsisten baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok kerja; - Mengisi daftar simak potensi kecelakaan kerja dan pelaksanaan K3-L secara konsisten berdasarkan kondisi sebenarnya di tempat kerja. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 4.1 s.d KUK 4.3 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur Elemen Kompetensi 5 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Melaksanakan pengendalian Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan yang Disarankan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi yang Disarankan Jam Pelajaran Indikatif Kondisi yang berpotensi menimbulkan diidentifikasi sesuai dengan ketentuan. 1) Dapat menjelaskan jenis pencema-ran akibat kondisi kerja yang tidak memenuhi persyaratan kerja. 2) Mampu mengidentifikasi kondisi yang berpotensi menimbulkan. 3) Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan bila teridentifikasi adanya kondisi Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat mengidentifikasi kondisi kerja yang berpotensi menimbulkan sesuai dengan ketentuan. 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an 1. Menjelaskan jenis akibat kondisi kerja yang tidak memenuhi persyaratan kerja. 2. Menjelaskan prosedur langkah untuk mengidentifikasi yang berpotensi menimbulkan. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan bila teridentifikasi adanya kondisi yang berpotensi menimbulkan 4. Diskusi kelompok: - Jenis akibat 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 3. Tatacara pembuatan laporan 10 10* Halaman: 25 dari 68

27 5.2 Ketentuan pencegahan diterapkan setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan. 1) Dapat menjelaskan ketentuan pencegahan sesuai dengan peraturan perundangan hidup. 2) Harus mampu menerapkan ketentuan pencegahan di tempat kerja secara konsisten. 3) Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan bila terindikasi adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat menerapkan ketentuan pencegahan pada setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an yang berpotensi menimbulkan. kondisi kerja - Prosedur pengidentifikasian yang berpotensi menimbulkan - Prosedur tindak lanjut bila teridentifikasi adanya kondisi yang berpotensi menimbulkan 5. Mendemonstrasikan: - Pengidentifikasian yang berpotensi menimbulkan - Tindak lanjut bila teridentifikasi adanya kondisi yang berpotensi menimbulkan pencemar- 10*** an 1. Menjelaskan ketentuan pencegahan sesuai dengan peraturan perundangan hidup 2. Menjelaskan prosedur langkah untuk menerapkan ketentuan pencegahan di tempat kerja secara konsisten. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan bila terindikasi adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan. 4. Diskusi kelompok: - Ketentuan pencegahan sesuai dengan peraturan perundangan hidup - Prosedur penerapan ketentuan pencegahan di tempat kerja - Prosedur tindak lanjut bila terindikasi adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 3. Tatacara pembuatan laporan 5 10* Halaman: 26 dari 68

28 Mendemonstrasikan: - Penerapan ketentuan pencegahan di tempat kerja - Tindak lanjut bila terindikasi adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan 10*** 5.3 Kemungkinan adanya material produksi kerja di tempat kerja yang berpotensi menimbulkan diperiksa sesuai dengan ketentuan. 1) Dapat mengidentifikasi kegiatan produksi campuran aspal panas (hotmix) yang berpotensi menimbulkan. 2) Mampu memeriksa kondisi kerja dari kemungkinan adanya material yang tercecer dampak dari kegiatan produksi campuran aspal panas. 3) Harus mampu melakukan tindakan pencegahan dengan penerapan metode yang tepat untuk menghilangkan atau mengurangi akibat kegiatan produksi campuran aspal panas. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memeriksa kemungkinan adanya material produksi kerja di tempat kerja yang berpotensi menimbulkan. 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an 1. Menjelaskan prosedur pengidentifikasian kegiatan produksi campuran aspal panas (hotmix) yang berpotensi menimbulkan 2. Menjelaskan prosedur langkah pemeriksaan kondisi kerja dari kemungkinan adanya material yang tercecer dampak dari kegiatan produksi campuran aspal panas. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk melakukan tindakan pencegahan dengan penerapan metode yang tepat untuk menghilangkan atau mengurangi akibat kegiatan produksi campuran aspal panas 4. Diskusi kelompok: - Prosedur pengidentifikasian kegiatan produksi campuran aspal panas (hotmix) yang berpotensi menimbulkan - Prosedur pemeriksaan kondisi kerja dari kemungkinan adanya material yang tercecer - Prosedur tindakan pencegahan akibat kegiatan produksi campuran aspal panas 5. Mendemonstrasikan: - Pemeriksaan kondisi kerja dari kemungkinan adanya material yang tercecer 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 5 10* 10*** Halaman: 27 dari 68

29 Tindakan pencegahan akibat kegiatan produksi campuran aspal panas 5.4 Kondisi gas buang yang keluar dari cerobong asap dipantau sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya udara. 1) Dapat menjelaskan dampak yang akan terjadi akibat kondisi gas buang yang keluar dari cerobong asap. 2) Mampu memeriksa kondisi cerobong asap untuk mendeteksi kemungkinan adanya gas buang yang pekat yang keluar dari cerobong asap ke udara bebas dan akan mencemarkan udara. 3) Harus mampu melakukan tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila terjadi udara akibat gas buang yang keluar dari cerobong asap. 5.5 Apabila terjadi kelainan yang mengakibatkan dilaporkan termasuk penanggulangannya sesuai dengan prosedur. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat memantau kondisi gas buang yang keluar dari cerobong asap sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya udara. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta dapat melaporkan kelainan yang terjadi yang mengakibatkan 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an 1. Ceramah 2. Diskusi/ diskusi kelompok 3. Peragaan 4. Praktek pelaksana an 1. Menjelaskan dampak yang akan terjadi akibat kondisi gas buang yang keluar dari cerobong asap. 2. Menjelaskan prosedur langkah pemeriksaan kondisi cerobong asap untuk mendeteksi kemungkinan adanya gas buang yang pekat yang keluar dari cerobong asap ke udara bebas dan akan mencemarkan udara. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk melakukan tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila terjadi udara akibat gas buang yang keluar dari cerobong asap. 4. Diskusi kelompok: - Dampak yang akan terjadi akibat kondisi gas buang yang keluar dari cerobong asap - Prosedur pemeriksaan kondisi cerobong asap untuk mendeteksi gas buang yang keluar ke udara bebas - Prosedur tindak lanjut bila terjadi udara akibat gas buang yang keluar dari cerobong asap 5. Mendemonstrasikan: - Pemeriksaan kondisi cerobong asap untuk mendeteksi gas buang yang keluar ke udara bebas - Tindak lanjut bila terjadi udara akibat gas buang yang keluar dari cerobong asap 1. Menjelaskan prosedur mengatasi. 2. Menjelaskan prosedur langkah untuk mendeteksi terjadinya akibat adanya 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan K3 dan pedoman pelaksanaannya 1. Petunjuk Pemeliharaan dan Pengoperasian Mesin Pencampur Aspal 2. Peraturan perundangan 5 15* 10*** 5 Halaman: 28 dari 68

30 ) Dapat menjelaskan prosedur mengatasi. termasuk penanggulang annya sesuai dengan kelainan pada komponen mesin pencampur aspal. 3. Menjelaskan prosedur langkah untuk mendeteksi K3 dan pedoman pelaksanaannya 2) Mampu mendeteksi terjadinya akibat adanya kelainan pada komponen mesin pencampur aspal selama dioperasikan. prosedur. terjadinya akibat adanya kelainan pada proses produksi campuran aspal panas (hotmix). 4. Menjelaskan prosedur langkah untuk melaporkan kelainan yang 3) Mampu mendeteksi terjadinya akibat adanya kelainan pada proses produksi terjadi selama proses produksi hotmix yang berdampak kepada termasuk usaha penanggulangannya kepada pejabat terkait campuran aspal panas (hotmix). 5. Diskusi kelompok: - Prosedur mengatasi 10* 4) Mampu melaporkan kelainan yang terjadi selama proses produksi hotmix yang berdampak kepada termasuk usaha penanggulangan nya kepada pejabat terkait. - Prosedur pendeteksian terjadinya akibat adanya kelainan pada komponen - Prosedur pendeteksian terjadinya akibat adanya kelainan pada proses produksi - Prosedur untuk melaporkan kelainan yang terjadi selama proses produksi hotmix yang berdampak kepada 6. Mendemonstrasikan: 10*** - Pendeteksian terjadinya akibat adanya kelainan pada komponen - Pendeteksian terjadinya akibat adanya kelainan pada proses produksi - Melaporkan kelainan yang terjadi selama proses produksi hotmix yang berdampak kepada Halaman: 29 dari 68

31 Diskusi kelompok: - Prosedur pengidentifikasian kondisi kerja yang berpotensi menimbulkan ; - Prosedur penerapan ketentuan pencegahan pada setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan ; - Prosedur pemeriksaan kemungkinan adanya material produksi kerja di tempat kerja yang berpotensi menimbulkan ; - Prosedur pemantauan kondisi gas buang yang keluar dari cerobong asap sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya udara; - Prosedur untuk melaporkan kelainan yang terjadi yang mengakibat-kan termasuk penanggulangannya. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 5.1 s.d KUK 5.5, sebelum dilakukan praktik, dibimbing langsung oleh Instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta. 55 Pelaksanaan praktik: - Mengidentifikasi kondisi kerja yang berpotensi menimbulkan ; - Menerapkan ketentuan pencegahan pada setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan ; - Memeriksa kemungkinan adanya material produksi kerja di tempat kerja yang berpotensi menimbulkan ; - Memantau kondisi gas buang yang keluar dari cerobong asap sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya udara; - Melaporkan kelainan yang terjadi yang mengakibat-kan termasuk penanggulangannya. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 5.1 s.d KUK 5.5 dengan didahuli penjelasan langkah pelaksanaan dari masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur yang dilanjutkan dengan pelaksanaan praktik untuk setiap peserta dengan bimbingan instruktur 50 Instruktur yang diusulkan untuk Materi Pelatihan Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Instruktur Teori:.. Instruktur Praktek:. Catatan : 1. Jam pelajaran indikatif dalam menit 2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi. **) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK. ***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda yang diterapkan. Halaman: 30 dari 68

32 BAB IV PENERAPAN KETENTUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) 4.1 Umum Pada dasarnya mesin pencampur aspal yang dioperasikan selain dijaga agar dapat dioperasikan dengan benar juga harus dioperasikan dengan aman. Kondisi ini harus dipertahankan agar dicapai produktivitas yang tinggi dalam situasi dan kondisi pengoperasian yang aman. Banyak kecelakaan kerja terjadi karena kesalahan manusia yang tidak disiplin menerapkan peraturan keselamatan kerja selama melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian alat-alat berat. Untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan kerja tersebut operator harus membaca dan memahami semua petunjuk dan peringatan yang ada pada buku petunjuk dan tanda peringatan yang terdapat pada mesin, yaitu untuk mengenal potensi kecelakaan kerja pada setiap tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dampak yang timbul karena pengoperasian mesin pencampur aspal misalnya pada pekerjaan penanganan agregat di stock pile dan pengisian agregat ke dalam cold bin dan pada saat memroduksi campuran aspal panas (hot mix), harus dapat diidentifikasi dan dikenal potensi nya Pengertian dan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja Pengertian umum dari keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk melaksanakan pekerjaan tanpa mengakibatkan kecelakaan atau nihil kecelakaan penyakit akibat kerja atau zero accident. Dengan demikian setiap personil di dalam suatu kerja harus membuat suasana kerja atau kerja yang aman dan bebas dari segala macam bahaya untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar setiap personil atau karyawan tidak mendapatkan kecelakaan dan alat-alat produksi tidak mengalami kerusakan ketika sedang melaksanakan pekerjaan Prinsip keselamatan dan kesehatan kerja Prinsip keselamatan kerja bahwa setiap pekerjaan dapat dilaksanakan dengan aman dan selamat. Suatu kecelakaan terjadi karena ada penyebabnya, antara lain manusia, peralatan, atau kondisi lapangan. Penyebab kecelakaan ini harus diketahui dan dicegah untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Hal-hal yang perlu diketahui agar pekerjaan dapat dilakukan dengan aman, antara lain : 1) Mengenal dan memahami pekerjaan yang akan dilakukan, 2) Mengetahui potensi bahaya yang bisa timbul dari setiap tahapan pekerjaan yang akan dilakukan. Halaman: 31 dari 68

33 3) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan dan peraturan K3 secara konsisten. Dengan mengetahui dan melaksanakan ketiga hal tersebut di atas akan tercipta kerja yang aman dan terhindar dari terjadinya kecelakaan kerja, baik manusianya maupun peralatannya Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja Keselamatan kerja sangat penting diperhatikan dan dilaksanakan antara lain untuk : 1) Menyelamatkan karyawan dari penderitaan sakit atau cacat, kehilangan waktu, dan kehilangan pekerjaan. 2) Menyelamatkan keluarga dari kesedihan atau kesusahan, kehilangan penghasilan, dan masa depan yang tidak menentu. 3) Menyelamatkan perusahaan dari kehilangan tenaga kerja, pengeluaran biaya akibat kecelakaan, mengganti atau melatih kembali karyawan, kehilangan waktu akibat kegiatan kerja terhenti, dan menurunnya produksi. 4.2 Identifikasi Potensi Bahaya dan Risiko Kecelakaan Kerja Masalah keselamatan kerja dalam pengoperasian dan pemeliharaan mesin pencampur aspal menjadi prioritas untuk selalu diperhatikan oleh para pelakunya yaitu operator dan mekanik mesin pencampur aspal. Hampir semua kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh ketidaktaatan dalam melaksanakan peraturan yang mendasar dari keselamatan kerja dalam pengoperasian dan pemeliharaan mesin pencampur aspal. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, sebaiknya operator mesin pencampur aspal memahami dan melaksanakan segala ketentuan keselamatan kerja dan mengikuti petunjuk yang terdapat pada buku petunjuk pemeliharaan dan pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) dan juga tanda peringatan yang terpasang pada lokasi yang ditentukan sebelum melakukan pengoperasian dan pemeliharaan mesin pencampur aspal Potensi bahaya dan kecelakaan kerja pada pengoperasian mesin pencampur aspal Banyak kecelakaan kerja terjadi karena kesalahan manusia yang tidak disiplin menerapkan ketentuan keselamatan kerja selama melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian alat-alat berat. Untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan kerja tersebut operator mesin pencampur aspal harus membaca dan memahami semua petunjuk dan peringatan yang ada pada buku manual dan tanda peringatan yang terpasang pada unit/mesin. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh operator mesin pencampur aspal untuk menghindarkan kecelakaan kerja tersebut adalah mengenal dengan benar potensi bahaya dan kecelakaan kerja pada setiap tahapan pekerjaan pengoperasian dan pemeliharaan mesin pencampur aspal Halaman: 32 dari 68

34 a. Jenis potensi kecelakaan kerja terkait dengan tugas pengoperasian mesin pencampur aspal Pada setiap tahap pengoperasian cukup banyak potensi kecelakaan kerja yang harus diketahui operator mesin pencampur aspal, mengingat banyak komponen yang bergerak yang dapat menimbulkan kecelakaan bila sejak awal tidak diketahui memiliki potensi kecelakaan kerja termasuk potensi. 1) Pada tahap pemeliharaan harian; a) Terpeleset dari tangga/pijakan; b) Kepala terbentur ketika memeriksa komponen; c) Tersengat arus listrik; d) Terhisap debu ketika pemeriksaan komponen. 2) Pada tahap pengoperasian a) Terkena aspal panas ketika memeriksa kinerja komponen penyalur aspal; b) Terhisap debu ketika memeriksa kinerja komponen penyalur agregat dan filler; c) Terkena agregat panas ketika memeriksa kinerja hot elevator, screen dan hot bin; d) Terpeleset ketika naik/turun tangga; e) Baju yang longgar terlilit komponen yang bergerak/berputar; f) Tersengat arus listrik; g) Terkena percikan/semburan api burner. 3) Pada kegiatan akhir produksi a) Terpeleset ketika naik/turun tangga; b) Terhisap debu ketika memeriksa/membersihkan komponen; c) Terkena aspal panas ketika memeriksa komponen penyalur aspal; d) Tersengat arus listrik. b. Penginterpretasian dan pencatatan potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja dari bahaya pada pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal, dalam buku pedoman pemeliharaan dan pengoperasian telah diberikan petunjuk dan peringatan, dan tandatanda peringatan tersebut telah terpasang pada unit sehingga operator setiap saat dapat memperhatikan tanda peringatan tersebut. 1) Berdasarkan petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan Pertama kali operator harus memahami tingkat bahaya yang diinformasikan tanda peringatan yang tercantum pada buku pedoman pengoperasian dan pemeliharaan serta yang terpasang pada unit alat, yaitu: Halaman: 33 dari 68

35 DANGER (BAHAYA) WARNING (PERINGATAN) CAUTION (PERHATIAN) NOTICE (PENTING) 2) Berdasarkan peraturan K3 Peringatan ini memberikan pesan keselamatan kerja dimana pada kegiatan ini terdapat kemungkinan yang tinggi terjadinya kecelakaan berat apabila penyebabnya tidak dapat dihindarkan Peringatan ini memberikan pesan keselamatan kerja dimana pada kegiatan ini terdapat potensi yang berbahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan berat Peringatan ini memberikan pesan keselamatan kerja dimana pada kegiatan ini kemungkinan kecelakaan sedang atau ringan. Kemungkinan kecelakaan yang berkaitan dengan alat saja Peringatan ini memberikan pesan keselamatan kerja yang harus dilakukan untuk menghindarkan tindakan yang dapat mengakibatkan kerusakan/ memperpendek umur alat. a) Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Tujuan dan sasaran daripada Undang-undang Keselamatan seperti pada pokok-pokok pertimbangan dikeluarkannya Undang-undang Nomor. 1 tahun 1970, maka dapat diketahui antara lain : (1) Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada dalam tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat. (2) Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien. (3) Agar proses produksi dapat berajalan secara lancar tanpa hambatan apapun. Kondisi tersebut dapat dicapai antara lain apabila kecelakaan termasuk kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi. Oleh karena itu setiap usaha keselamatan dan kesehatan kerja tidak lain adalah pencegahan dan penanggulangan kecelakaan di tempat kerja untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional. Dalam Undang undang tersebut dicantumkan antara lain kewajiban dan hak tenaga kerja (1) Memberikan keterangan apabila diminta oleh Pegawai Pengawas/Ahli K3. (2) Memakai alat-alat pelindung diri. Halaman: 34 dari 68

36 (3) Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan. (4) Meminta pengurus untuk melaksanakan syarat-syarat K3 yang diwajibkan. (5) Menyatakan keberatan terhadap pekerjaan dimana syarat-syarat K3 dan alat-alat pelindung diri tidak menjamin keselamatannya b) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor.09/PER/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi Pekerjaan Umum (1) Tujuan diberlakukannya pedoman ini agar semua pemangku kepentingan mengetahui dan memahami tugas dan kewajibannya dalam penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi serta menciptakan kerja yang aman dan nyaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja. (2) Dalam pelaksanaan konstruksi para pekerja termasuk operator mesin pencampur aspal melalui P2K3 (Panitia Pembina K3) yaitu badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja, memiliki peran dalam mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. (3) Tingkat risiko kegiatan yang akan dilaksanakan yang telah disusun dan dituangkan dalam daftar simak menjadi kewajiban pekerja dan termasuk operator mesin pencampur aspal untuk melaksanakan penerapannya. c. Pembuatan rencana/langkah mengantisipasi adanya potensi bahaya dan kecelakaan kerja Hasil identifikasi potensi kecelakaan kerja akan menjadi acuan bagi operator untuk pembuatan rencana mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja, dimana pada setiap tahapan kegiatan telah teridentifikasi potensi kecelakaan yang mungkin terjadi. Hasil identifikasi tersebut dituangkan ke dalam form daftar simak potensi kecelakaan kerja dan dengan adanya pemindahan data ke dalam laporan, akan menjadikan suatu bentuk perhatian bagi operator dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja selama melakukan kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal. 1) Siapkan catatan hasil identifikasi dan daftar simak potensi kecelakaan kerja; Halaman: 35 dari 68

37 2) Interpretasikan potensi kecelakaan kerja hasil identifikasi dan yang tercantum dalam daftar simak ke dalam rencana/langkah mengantisipasi adanya potensi bahaya dan kecelakaan kerja. 3) Pendeteksian potensi kecelakaan kerja dan selanjutnya dijadikan bahan dalam pembuatan rencana mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja, akan menghasilkan suatu kondisi kerja tanpa kecelakaan kerja atau zero accident. d. Penyusunan kebutuhan peralatan/perlengkapan K3 Suatu rencana mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja harus ditindak lanjuti dengan penyediaan perlengkapan K3 yang meliputi alat pelindung diri (APD) dan alat pengaman kerja (APK). Penyusunan kebutuhan perlengkapan K3 dibuat secara lengkap sesuai kondisi kerja, sehingga pada saat akan mulai melaksanakan pekerjaan, perlengkapan K3 tersebut dapat diperiksa dan dipakai atau digunakan sesuai dengan prosedur. 1) Buat daftar kebutuhan APD sesuai dengan kondisi kerja (pengoperasian mesin pencampur aspal), antara lain: a) Pelidung tubuh (baju kerja/ protective overall); b) Pelindung kaki (sepatu keselamatan/safety shoes); c) Pelindung kepala (helm keseselamatan/safety helmet); d) Pelindung mata (kaca mata keselamatan/safety glasses); e) Pelindung tangan (sarung tangan/safety gloves); f) Pelindung pernafasan (masker/dust mask); g) Pelindung telinga (tutup telinga/ear protection atau ear plug). 2) Buat kebutuhan alat pengaman kerja (APK) sesuai dengan kondisi kerja (pengoperasian mesin pencampur aspal), antara lain: a) Alat pemadam kebakaran ringan (APAR); b) Rambu-rambu kerja; c) Obat P3K Prosedur penanggulangan kecelakaan kerja, kebakaran dan bahaya lainnya a. Pengidentifikasian prosedur penanggulangan bahaya, kecelakaan, kerja dan bahaya kebakaran Pabrik pembuat mesin pencampur aspal telah memberikan informasi tentang prosedur untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. Pada dasarnya informasi ini merupakan prosedur untuk pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal dengan aman. 1) Meletakan label peringatan Jangan dioperasikan ( Do Not Operate ) atau tanda peringatan sejenis pada saklar induk atau tuas kendali sebelum melakukan pemeliharaan atau perbaikan mesin pencampur aspal; Halaman: 36 dari 68

38 FKK..MP ) Hati-hatlistrik bawah tanah. terhadap jaringan listrik tegangan tinggi dan kabel arus 3) Jangan memakai pakaian kerja yang longgar, dapat terlilit komponen yang bergerak/ berputar; 4) Selalu memakai topi keselamatan, kaca mata pelindung, dan alat pelindung diri lainnya sesuai kebutuhan; 5) Harus diperiksa dan merasa yakin bahwa semua pelindung komponen Gambar 1: Alat pelindung yang berputar (protective guard) telah diri (APD) terpasang dengan baik pada tempatnya; 6) Buang kotoran, minyak pelumas, tools dan material lainnya dari deck, tempat lewat petugas dan dari tempat pijakan (anak tangga); 7) Jangan mengijinkan orang yang tidak berkepentingan masuk ke ruang operator. b. Pengidentifikasian bahaya dan kecelakaan kerja Pada pelaksanaan pemeliharaan harian dan pengoperasian mesin pencampur aspal yang aman dimulai dengan identifikasi kegiatan yang memilikii potensi bahaya dan kecelakaan kerja. 1) Aspal panas a) Hati-hati dalam menangani kebocoran aspal panas, selain bertemperatur tinggi juga bertekanan dapat menimbulkan pancaran yang keras yang dapat menimbulkan kecelakaan; b) Pakai masker atau pelindung muka dan sarung tangan yang dapat melindungi tangan 2) Dryer a) Nyala api burner dan panas yang tinggi di sekitar dryer sangat berbahaya bila penanganannya terlalu dekat; b) Alat pengaman nyala api terpasang pada saluran bahan bakar. 3) Vibrating screen Hati-hatdipastikan anak tangga dan pegangannya dalam kondisi kuat dan waktu naik ke arah geladak saringan (screen deck), harus aman 4) Komponen yang bergerak Sabuk (belt) penyalur agregat yang bergerak merupakan potensi bahaya. Semua puli, sabuk dan penggerak mekanis lainnya harus dipasang pelindung (protecting guard). 5) Debu (dust) Debu yang ditimbulkan, merupakan sumber bahaya, karena selain ancaman bagi paru-paru dan mata, juga memberikan andil yang Buku Informasi Edisi: Halaman: 37 dari 68

39 besar terhadap terganggunya jarak pandang, khususnya yang ditimbulkan oeh pengoperasian dump truck, loader atau alat-alat berat lain yang beroperasi pada stockpile dan cold bin. Terganggunya jarak pandang dalam kegiatan lalu lintas merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan. c. Pengidentifikasian potensi bahaya kebakaran 1) Identifikasi kegiatan atau material yang berpotensi menimbulkan kebakaran Kondisi aman pada kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan mesin pencampur aspal salah satu dasarnya adalah bila telah teridentifikasi potensi bahaya kebakaran pada kegiatan atau terdapat material yang berpotensi menimbulkan kebakaran bila tidak ditangani dengan benar. a) Pekerjaan las pada pipa penyaluran atau tangki penampungan cairan yang mudah terbakar (bahan bakar, aspal), dapat mengakibatkan kebakaran; b) Pengisian bahan bakar dan aspal yang dilakukan kurang hatihati, misalnya masih ada merokok di sekitar areal tersebut, dapat mengakibatkan kebakaran; c) Bahan bakar, aspal, pelumas dan campuran (mixtures) cairan pendingin sangat mudah terbakar; d) Cairan yang mudah terbakar bila bocor atau mengalir ke permukaan yang panas atau ke komponen listrik dapat menyebabkan kebakaran, dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada orang atau kerusakan peralatan dan fasilitas lainnya. 2) Identifikasi penanggulangan bahaya kebakaran a) Bersihkan semua material yang mudah terbakar seperti bahan bakar, minyak pelumas dan kotoran dari komponen yang mempunyai temperature tinggi (misalnya dryer); b) Simpan bahan bakar dan bahan pelumas dalam penampungan yang telah ditentukan; Simpan kain lap/majun yang mengandung minyak pelumas dan material yang mudah terbakar pada tempat khusus yang terlindung; c) Jangan merokok di tempat penyimpanan material yang mudah terbakar; d) Jangan mengelas saluran/pipa atau tangki cairan yang mudah terbakar, sebelum dibersihkan terlebih dahulu menggunakan cairan pelarut yang tidak mudah terbakar; e) Periksa kabel listrik setiap hari dari kemungkinan adanya kabel yang putus atau terurai. Perbaiki sebelum mengoperasikan mesin pencampur aspal. f) Perlu perhatian khusus pada saat mengisi bahan bakar dan aspal. Halaman: 38 dari 68

40 FKK..MP Gambar 2: Kondisi aman saat pengisian bahan bakar (1) Jangan ada perokok yang merokok selama pengisian bahan bakar atau aspal; (2) Jangan mengisi bahan bakar atau aspal dekat sumber api; (3) Pengisian bahan bakar atau aspal harus di tempat terbuka; (4) Jangan membiarkan pengisian bahan bakar atau aspal sampai meluap dan tercecer di luar tangki penampung. g) Penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Untuk menanggulangi bahaya kebakaran di lokasi pekerjaan termasuk kebakaran pada mesin pencampur aspal, maka harus disediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), yaitu jenis alat pemadam api yang mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api saat awal terjadi kebakaran dan beratnya tidak melebihi 16 kg. (1) Periksa alat pemadam kebakaran secara berkala, apakah masih belum kadaluarsa; (2) Ikuti petunjuk yang tercantum pada label yang melekat pada alat pemadam kebakaran; (3) Harus dapat menggunakan alat pemadam kebakaran dengan benar sesuai prosedur Rencana penerapan K3 dan pengendalian bahaya a. Prosedur pengidentifikasian rencana penerapan K3 dan pengendalian bahaya Secara individu setiap operator akan mengusahakan agar penerapan K3 untuk dirinya selalu terpenuhi karena akan menyangkut keselamatannya, sedangkan yang menyangkut kewajiban anggota kelompok kerja atau pejabat lain, maka sebagai wujud kepedulian terhadap keselamatan kerja di tempat kerja, operator dapat mengingatkan tentang kewajiban orang lain tersebut. Dalam penerapan pengendalian bahaya, operatorr bersama dengan anggotaa kelompok kerja lainnya, melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan fasilitas dan sarana penanggulangan bahaya dan kecelakaan kerja, seperti APD, APK, pelindung (guard) komponen yang berputar, dan fasilitas lainnya. b. Pengidentifikasian penerapan K3 pada kegiatan pemeliharaan harian mesin pencampur aspal Kegiatan pemeliharaan harian dan pengoperasian mesin pencampur aspal adalah kegiatan yang dilakukan oleh operatorr mesin pencampur aspal yang harus menerapkan ketentuan K3 dengann benar. Buku Informasi Edisi: Halaman: 39 dari 68

41 1) Memakai APD sesuai dengan kondisi lapangan (safety shoes, safety helmet, safety gloves, safety glasses dan masker); 2) Memeriksa kondisi dari kemungkinan adanya petugas lain atau rintangan di areal pekerjaan; 3) Memeriksa kondisi dari ketebalan debu/abu terbang yang kemungkinan dapat membatasi penglihatan. c. Pengidentifikasian penerapan pengendalian bahaya pada kegiatan pengoperasian mesin pencampur aspal Dalam usaha membatasi terjadinya kecelakaan kerja, operator harus berusaha untuk menerapkan pengendalian bahaya yang dapat diidentifikasi melalui kegiatan diantaranya: 1) Memeriksa kelengkapan dan kelaikan pakai APD yang akan digunakan setiap hari; 2) Memeriksa kelengkapan dan kondisi dan kelaikan pakai APK yang disiapkan setiap hari; 3) Membersihkan ruang operator dari material yang mudah terbakar; 4) Membersihkan anak tangga (tempat pijakan) dan pegangan tangga (tempat pegangan) agar tidak licin; 5) Memelihara, memperhatikan dan mengikuti petunjuk K3 yang terdapat pada label peringatan yang terpasang pada mesin pencampur aspal dan tempat lain yang ditentukan. 4.3 Analisis Bahaya Risiko Kecelakaan Kerja dan Pencemaran Lingkungan Identifikasi komponen yang rusak dan yang berisiko kecelakaan kerja a. Jenis kecelakaan kerja akibat adanya komponen yang rusak Beberapa komponen yang bila mengalami kerusakan kemungkinan akan menimbulkan kecelakaan kerja memerlukan pemeriksaan dan perhatian dari operator, misalnya: 1) Pelindung (safety guard) dari komponen yang bergerak/berputar Bila pelindung (guard) ini rusak atau tidak berfungsi dengan baik maka dapat menimbulkan kecelakaan terhadap operator atau mekanik yang melakukan pemeriksaan. 2) Baut penguat anak tangga atau pegangan tangga yang rusak atau tidak terpasang dengan baik, dapat menimbulkan kecelakaan jatuh dari tempat yang tinggi; 3) Kebocoran pipa penyalur aspal panas, dapat menyemburkan aspal panas keluar dan dapat mengenai petugas yang menimbulkan luka bakar; 4) Kebocoran bahan bakar dalam sistem penyalaan burner dapat menimbulkan kebakaran yang mencelakai orang/petugas dan merusak kompoenen mesin pencampur aspal; Halaman: 40 dari 68

42 b. Pengidentifikasian langkah antisipasi kerusakan komponen yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja Berdasarkan hasil pemeriksaan harian atau hasil pemantauan dalam pengoperasian, bila terdapat komponen yang rusak atau tidak terpasang dengan benar, harus segera dilaporkan untuk mendapatkan pemeriksaan atau perbaikan sesuai dengan prosedur. Operator tidak boleh meneruskan pengoperasian wheel excavator sebelum komponen yang dilaporkan rusak tersebut belum diperiksa dan diperbaiki serta dinyatakan baik dan siap operasi oleh mekanik yang ditugasi memeriksa dan memperbaiki komponen tersebut. c. Tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila teridentifikasi adanya komponen yang rusak dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja 1) Prosedur tindak lanjut a) Setiap teridentifikasi adanya komponen yang rusak dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja, harus dicatat dan dilaporkan kepada atasan; b) Jangan melakukan tindakan pebaikan bila belum ada perintah dari atasan atau perbaikannya diluar kewenangan operator; c) Melakukan kerjasama dengan petugas perbaikan (mekanik) yang ditugaskan untuk mengatasi kelainan tersebut. 2) Tindak lanjut bila teridentifikasi adanya komponen yang rusak dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja a) Periksa komponen yang rusak dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja; b) Catat kelainan yang terdeteksi pada komponen tersebut dan laporkan kondisi kelainan yang ditemukan secara lebih rinci; c) Laporkan hasil pemeriksaan dan temuan yang didapat serta tindakan sementara yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan yang lebih berat; d) Sementara itu komponen tidak boleh dioperasikan dahulu, menunggu hasil pemeriksaan atau perbaikan yang dilakukan oleh mekanik khusus yang ditugaskan mengatasi kerusakan tersebut; e) Lakukan kerja sama dalam pelaksanaan perbaikan dengan petugas yang ditunjuk (mekanik) untuk mengatasi kerusakan tersebut Identifikasi medan kerja yang berisiko kecelakaan kerja a. Jenis risiko kecelakaan kerja akibat kondisi medan yang tidak memenuhi persyaratan kerja Sering ditemui terjadinya kecelakaan kerja karena kondisi medan yang tidak memenuhi peryaratan kerja yang dapat menimpa manusia atau alat (mesin pencampur aspal), misalnya: Halaman: 41 dari 68

43 1) Terkena sengatan arus listrik akibat drainase yang kurang baik, sehingga banyak genangan air, yang pada pemeriksaan atau perbaikan instalasi listrik di luar dapat terjadi tersengat arus listrik. 2) Kecelakaan lalu lintas di lokasi kerja akibat debu tebal yang dapat mengurangi jarak pandang atau karena tidak cukup rambu-rambu kerja/lalu lintas yang di pasang di medan kerja; 3) Luka bakar, akibat ceceran aspal atau bahan bakar yang tidak segera dibersihkan dan menimbulkan kebakaran yang menimpa petugas di lapangan. b. Pengidentifikasian kondisi medan kerja yang mempunyai risiko kecelakaan kerja Kondisi medan kerja yang perlu mendapatkan perhatian dari operator karena dapat menimbulkan kecelakaan kerja baik kecelakaan terhadap orang atau alatnya sendiri, diantaranya: 1) Kondisi drainase yang kurang memadai yang berdampak tidak tersalurkannya limbah basah di dalam medan kerja. Kondisi ini dapat mendatangkan kecelakaan kerja, bila operator atau mekanik menangani instalasi listrik dan dapat tersengat arus listrik karena bekerja di daerah genangan air (basah); 2) Kondisi jalan yang tidak terawat, dapat mengakibatkan debu terbang yang tebal bila lalu lintas angkutan campuran aspal panas (hot mix) cukup sibuk yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas karena berkurangnya jarak pandang; 3) Kurang rambu kerja dan rambu K3 yang dipasang di tempat-tempat yang memerlukan petunjuk untuk bekerja atau berlalu lintas dengan aman, yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. 4) Jaringan listrik di luar (jaringan sementara), yang pemasangannya tidak memenuhi persyaratan dan tidak cepat dibongkar, dapat menimbulkan kecelakaan atau kebakaran; c. Tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila teridentifikasi adanya kondisi medan yang mempunyai risiko kecelakaan kerja Sebenarnya untuk mengatasi masalah terkait dengan kondisi medan kerja yang mempunyai risiko kecelakaan kerja, bukan sepenuhnya tugas operator mesin pencampur aspal sehingga secara formal operator tidak terlibat langsung dalam penanggulangannya. Namun sebagai bentuk sikap peduli terhadap pelaksanaan K3 dalam penanggulangan kecelakaan kerja, operator mesin pencampur aspal memberikan informasi atau laporan kepada atasan tentang kondisi tersebut. 1) Periksa medan kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja; 2) Catat kondisi medan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja yang terdeteksi secara lebih rinci; Halaman: 42 dari 68

44 FKK..MP ) Lakukan kerja sama dalam pelaksanaan perbaikan medan kerja tersebut dengan petugas yang ditunjuk Analisis dampak potensi kecelakaan kerja a. Pengidentifikasian dampak dari setiap potensi kecelakaan kerja yang mungkin terjadi Dari Gambar 3, dapat dijelaskan bahwa kecelakaan kerja akan berdampak kepada perusahaan dan karyawan dalam hal ini operator dan teman seprofesi pada kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan mesin pencampur aspal. Gambar 3: Akibat kecelakaan kerja 1) Akibat kecelakaan kerja terhadap perusahaan Kecelakaan kerja yang terjadi dalam pengoperasian mesin pencampur aspal adalah dalam rangkaian proses produksi campuran aspal panas (hot mix) dalam suatuu perusahaan jasa konstruksi. a) Terjadinya kecelakaan kerja dalam salah satu unit kerja menyebabkan terhentinya sementara proses produksi yang berakibat menurunnya kapasitas produksi; b) Dengan berkurangnya kapasitas produksi maka target waktu penyelesaian pekerjaan akan mengalami kemunduran waktu; c) Kemunduran waktu penyelesaian pekerjaan akan dikenakan sangsi oleh pengguna jasa berupa denda kelambatan pekerjaan sesuai pasal-pasal dalam kontrak kerja; d) Agar tidak terkena sangsi denda dan menurunnya reputasi kinerja perusahaan maka harus dilakukan penjadwalan kembali (re-scheduling) yang akan memerlukan biaya tambahan yang tidak sedikit yang berdampak pada kerugian perusahaan yang bersangkutan. Buku Informasi Edisi: Halaman: 43 dari 68

45 2) Akibat kecelakaan kerja terhadap korban/ karyawan Kecelakaan kerja selain merugikan bagi perusahaan juga berakibat merugikan bagi karyawan yang menjadi korbannya. a) Apabila korban mengalami luka dan harus beristirahat untuk penyembuhannya maka dia tidak dapat melakukan tugastugasnya sehingga menurunkan kinerjanya; b) Apabila korban mengalami cacat fungsi maka kemampuannya akan berkurang dan produktivitasnya menurun; c) Apabila korban mengalami cacat tetap maka produktivitasnya berhenti yang kemungkinannya diberhentikan dari perusahaan; d) Apabila korban sampai meninggal maka keluarga yang ditinggalkannya akan terlantar (tidak ada tulang punggung keluarga). b. Penentuan langkah pencegahan untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi Untuk mencegah agar tidak terulang kecelakaan serupa perlu dilakukan evaluasi atau mencari penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan para pelaku lapangan yang mengerti secara mendalam proses pekerjaan atau proses produksi yang merupakan bagian dari suatu rankaian pekerjaan perusahaan. 1) Menghilangkan bahaya dengan mengurang atau meniadakan bagian yang berpotensi menimbulkan bahaya dan kecelakaan kerja; 2) Memberi atau memperbaiki pengaman komponen yang dapat mendatangkan kecelakaan kerja; 3) Memasang baru atau memperbaiki dan memelihara tanda-tanda peringatan pada tempat yang berbahaya, baik yang dipasang di lokasi pekerjaan maupun yang telah terpasang pada unit alat. c. Penyampaian informasi tentang dampak yang dapat terjadi dari potensi kecelakaan kerja Agar kecelakaan tidak sampai terjadi pada pengoperasian mesin pencampur aspal, maka kita harus dapat mengendalikan bahaya dan risiko kecelakaan kerja dengan cara mencegahnya. Pengendalian bahaya dan resiko kecelakaan kerja tersebut hanya dapat dilaksanakan bila semua orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut telah diberi informasi untuk memahami adanya potensi kecelakaan kerja di kerjanya. 1) Penyampaian informasi atau sosialisasi tentang adanya potensi kecelakaan kerja di tempat kerja ini harus dilaksanakan oleh Ketua Kelompok secara berkala; 2) Semua anggota kelompok kerja secara bersama-sama melakukan usaha pencegahan terjadinya kecelakaan kerja; Halaman: 44 dari 68

46 3) Operator mesin pencampur aspal, baik sebagai individu atau sebagai anggota kelompok kerja berusaha meningkatkan kompetensi dalam pekerjaan pengoperasian mesin pencampur aspal agar mampu mengendalikan bahaya dan kecelakaan kerja di bidang tugasnya Analisis dampak potensi a. Pengidentifikasian dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi Pengoperasian dan pemeliharaan mesin pencampur aspal memilki potensi menimbulkan baik udara, limbah cair maupun suara (bising). Debu merupakan material yang berbahaya, karena selain berbahaya bagi paru-paru dan mata, juga dapat menjadikan terbatasnya jarak pandang, terutama pada saat dump truck, loader, atau peralatan lain beroperasi sekitar cold bin dan stockpiles. Menurunnya kemampuan jarak pandang merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pencemaran udara terjadi akibat debu terbang dari pengeringan dan pemanasan agregat yang terbawa ke udara bebas melalui cerobong asap. Suara bising memiliki ancaman ganda, karena berbahaya bagi pendengaran dan mungkin dapat mengalihkan perhatian pekerja terhadap aktivitas peralatan dan bahaya lainnya. Limbah cair kemungkinan terjadi dari aliran kotoran debu yang dikumpulkan pada pengumpul debu cair yang terkumpul dalam kolam yang kurang terpelihara. b. Langkah pencegahan untuk mengurangi dampak Untuk mengurangi dampak dilakukan dengan menghilangkan atau setidaknya membatasi timbulnya pada sumber atau penyebab timbulnya. 1) Pencegahan pada pengoperasian mesin pencampur aspal a) Melengkapi komponen mesin pancampur aspal dengan pengumpul debu sekunder dari tipe pengumpul debu basah (wet dust collector) atau tipe baghouse, yang dapat mencegah atau membatasi terbawanya partikel debu keluar dari cerobong asap yang dapat mengakibatkan udara bebas; b) Menggunakan burner dengan tipe yang lebih ramah sehingga dapat mengurangi kebisingan; c) Meningkatkan pemeliharaan kolam/penampungan debu basah sehingga aliran limbahnya dapat dikendalikan; d) Pengisian bahan bakar dan aspal dilakukan dengan hati-hati agar tidak tercecer dan menimbulkan. Halaman: 45 dari 68

47 2) Pencegahan pengoperasian peralatan a) Mengatur metode pengoperasian dump truck dan loader di stockpiles dan cold bin untuk mengurangi timbulnya ; b) Melakukan pemeliharaan jalan kerja pengangkutan hotmix untuk menghilangkan/ mengurangi timbulnya debu akibat lalu lintas dump truck pengangkut hot mix; c) Pemuatan hot mix ke dalam dump truck tidak terlalu penuh dan sebelum diangkt bak dump truck ditutup pelindung (plastic) agar hot mix tidak tercecer. c. Penyampaian informasi dampak kepada petugas lain Salah satu langkah pencegahan terjadinya adalah dengan memberikan informasi/ sosialisasi sejelas mungkin kepada semua petugas yang terlibat dalam pekerjaan dengan penekanan tanggung jawab terhadap pelestarian. 1) Penyampaian informasi atau sosialisasi tentang dampak ini harus dilaksanakan oleh Ketua Kelompok secara berkala; 2) Semua anggota kelompok kerja secara bersama-sama melakukan usaha pencegahan terjadinya. 4.4 Pengendalian Bahaya dan Risiko Kecelakaan Kerja Pemasangan rambu-rambu K3 a. Jenis rambu-rambu K3 yang harus dipasang Rambu-rambu K3 yang dipasang pada lokasi pekerjaan menginformasikan kepada setiap petugas di lapangan untuk memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu tersebut karena di lokasi tersebut terdapat potensi bahaya/kecelakaan kerja. Rambu-rambu K3 tersebut terpasang pada lokasi yang memiliki potensi bahaya dan kecelakaan kerja, sedangkan pada alat/mesin telah dipasang rambu-rambu K3 oleh pabrik pembuatnya sesuai dengan potensi bahaya dan kecelakaan kerja pada komponen terebut. b. Pemasangan rambu-rambu K3 selama melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal 1) Bersama dengan petugas K3, pada setiap pekerjaan harus dipasang rambu-rambu K3 yang menginformasikan kepada setiap petugas di lapangan untuk memperhatikan dan mentaati ramburambu tersebut karena di lokasi tersebut terdapat potensi bahaya/kecelakaan kerja. 2) Rambu-rambu K3 yang dipasang harus sesuai dengan kondisi kerja dan potensi kecelakaan kerja di lokasi tersebut, misalnya Dilarang Masuk Area Pekerjaan Kecuali yang Berkepentingan Halaman: 46 dari 68

48 mengandung arti bahwa di lokasi pekerjaan tersebut kemungkinan terjadi kecelakaan bagi orang yang tidak memahami situasi dan kondisi pekerjaan di lokasi tersebut c. Pemeliharaan rambu-rambu K3 yang telah terpasang pada alat agar dapat berfungsi dengan baik 1) Label yang terpasang pada uni alat/mesin Label yang telah dipasang pada unit alat tersebut memberikan beberapa informasi tentang K3 dari pabrik pembuat alat yang terletak pada tempat-tempat yang mengandung potensi kecelakaan kerja. Kondisi label tersebut harus selalu bersih dan mudah dibaca, bila telah rusak harus dilaporkan dan diminta untuk segera diganti label peringatan yang baru. a) Periksa kelengkapan rambu-rambu K3 yang terpasang pada alat, pastikan masih terpasang dan kondisinya baik (terpelihara), bersih dan mudah untuk dibaca; b) Bila terlepas atau hilang, laporkan kepada atasan untuk dimintakan penggantinya. 2) Penafsiran label peringatan secara umum Label tersebut terdiri dari 2 kotak yaitu Kotak Kiri dan Kotak Kanan yang masing-masing ada gambarnya. Gambar dalam Kotak Kiri menunjukkan jenis potensi bahaya dan gambar dalam Kotak Kanan menunjukkan metode pencegahannya. Sebagai contoh tentang bahaya tegangan listrik seperti gambar dibawah ini: Kotak Kiri Menggambarkan potensi bahaya Kotak Kanan Menggambarkan metode pencegahan bahaya Gambar 4: Penafsiran Label Peringatan a) Kotak kiri Menggambarkan potensi bahaya yang bisa terjadi yaitu tersengat arus listrik; Potensi bahaya tersebut bisa menjadi kecelakaaan yaitu sengatan listrik yang dapat mengakibatkan kematian; Gambar potensi bahaya dilukiskan dalam bingkai segitiga kewaspadaan. Halaman: 47 dari 68

49 b) Kotak kanan Menjelaskan tingkat potensi bahaya yaitu DANGER yang mengandung pesan dimana pada kegiatan ini terdapat kemungkinan yang tinggi terjadinya kecelakaan berat bahkan sampai kematian apabila penyebabnya tidak dapat dihindarkan; Bahaya tegangan listrik, bisa terjadi kejutan listrik yang berbaya; Petunjuk pencegahannya putuskan sambungan dan sumber daya listrik sebelum melakukan kegiatan d. Sosialisasi jenis dan fungsi rambu-rambu K3 kepada kelompok kerja untuk dipatuhi sesuai ketentuan Agar pemasangan rambu-rambu K3 tersebut dapat berfungsi secara efektif dalam pengendalian kecelakaan kerja, maka penanggung jawab pekerjaan di lapangan harus secepatnya mensosialisaikan kepada semua karyawan yang terlibat dalam pekerjaan tersebut melalui pertemuan khusus atau pertemuan koordinasi yang diadakan secara periodik. 1) Menyiapkan bahan sosialisasi jenis dan fungsi rambu-rambu K3; 2) Membantu membuat rencana pelaksanaan sosialisasi jenis dan fungsi rambu-rambu K3; 3) Berperan aktif dalam kegiatan sosialisasi kepada karyawan yang terlibat dalam kegaiatan pengoperasian mesin pencampur aspal; Penggunaan alat Pelindung Diri (APD) a. Jenis APD yang harus dipakai selama melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal Untuk dapat melakukan pemeriksaan dan penggunaan APD dengan benar, maka setiap operator mesin pencampur aspal diwajibkan untuk memahami jenis dan fungsi dari APD yang sering digunakan di lapangan. Gambar 5: Simbol baju kerja (protective overall) 1) Pelindung tubuh (Protective overall) Pelindung tubuh adalah baju kerja yang dipakai selama melakukan tugas pekerjaan dengan ukuran yang pas dengan postur tubuh setiap tenaga kerja sesuai jenis pekerjaannya. Berguna untuk melindungi tenaga kerja dari panas, pengaruh zat kimia, dan kotoran selama melakukan pekerjaan. Halaman: 48 dari 68

50 Gambar 6: Simbol pelindung kepala (safety helmet) Gambar 7: Simbol pelindung mata (safety glasses) 2) Pelindung kepala (Safety helmet) Pelindung kepala adalah topi (helm) yang dipakai untuk melindungi kepala selama melakukan pekerjaan, untuk mencegah cidera di kepala yang disebabkan oleh : Benturan kepala dengan benda atau objek yang jatuh atau terlempar Gerakan personil yang membentur kepala dengan objek yang diam di atasnya Kontak dengan listrik 3) Pelindung mata (Safety glasses) Kaca mata pelindung berfungsi untuk melindungi mata dari percikan logam cair, percikan bahan kimia dan pekerjaan berdebu Mata dapat luka karena radiasi atau terkena debu yang berterbangan 4) Pelindung tangan (Safety gloves) Sarung tangan dapat melindungi tangan dari peralatan atau benda tajam lainnya yang dipegang pada saat bekerja. Sarung tangan dapat melindungi tangan dari zat kimia atau bahan beracun. Gambar 8: Simbol pelindung tangan (safety gloves) Gambar 9: Simbol pelindung pernapasan (dust mask) 5) Pelindung pernafasan (Dust mask) Debu yang halus akan berbahaya bila masuk pernapasan yang tidak terlindungi. Beberapa pekerjaan seperti kegiatan mengolah bahan bangunan dapat menimbulkan debu yang berbahaya. Pelindung pernafasan atau masker dapat mencegah masuknya debu dan partikel halus lainnya masuk ke dalam lubang pernafasan (hidung) Halaman: 49 dari 68

51 Gambar 10 Simbol pelindung telinga (ear mask) Gambar 11: Simbol pelindung kaki (safety shoes) 6) Pelindung telinga (Ear protection) Pelindung telinga harus dipakai apabila bekerja pada kerja dengan tingkat kebisingan yang tinggi karena dapat merusak pendengaran secara permanen. Ambang batas tingkat kebisingan dibawah 85 dba. Jenis pelidung telinga yang umum adalah earplug dan earmuf. 7) Pelindung kaki (Safety shoes) Sepatu keselamatan (Safety shoes) dipakai untuk menghindari kecelakaan yang diakibatkan tersandung bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak atau terhimpit beban berat atau mencegah luka bakar pada waktu mengelas. Beberapa jenis sepatu keselamatan dapat dipilih sesuai dengan jenis pekerjaan yang dihadapi. b. Pemeriksaan kecukupan, kondisi dan kelaikan pakai APD Alat Pelindung Diri (APD) harus diperiksa kondisinya sebelum dipakai agar alat tersebut dapat berfungsi secara optimal pada saat dikenakan. APD yang sudah tidak memenuhi syarat harus diganti dengan yang baru sesuai standar yang ditentukan. APD wajib dikenakan oleh para pekerja selama yang bersangkutan sedang dalam posisi bekerja, baik saat mengoperasikan alat maupun saat melakukan pemeliharaan harian. 1) Periksa kecukupannya/jenisnya sesuai dengan kondisi lapangan (baju kerja, helm keselamatan, sepatu keselamatan, sarung tangan, masker, dan seterusnya); 2) Periksa kondisi fisik setiap APD yang akan di pakai dalam pekerjaan pengoperasian mesin pencampur aspal (baik, rusak, lengkap, sesuai ukurannya); 3) Periksa kelaikan-pakainya, terutama menyangkut standar untuk keselamatan kerja yang sesuai dengan SNI, atau standar K3 lainnya c. Pemakaian APD dalam kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan APD akan berfungsi dengan sempurna apabila dipakai secara baik dan benar, maka pemakain APD harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Sediakanlah Alat Pelindung Diri yang sudah teruji dan telah memiliki SNI atau standar Internasional lainnya yang diakui; 2) Pakailah alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut hanya memerlukan waktu singkat; Halaman: 50 dari 68

52 3) Alat Pelindung Diri harus dipakai dengan tepat dan benar; 4) Jadikanlah memakai alat pelindung diri menjadi kebiasaan. Ketidak nyamanan dalam memakai alat pelindung diri jangan dijadikan alasan untuk menolak memakainya; 5) Alat Pelindung Diri tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya kalau memang terasa tidak nyaman dipakai laporkan kepada atasan atau pemberi perintah yang mewajibkan pemakaian alat tersebut; 6) Pastikan APD yang digunakan aman untuk keselamatan, jika sudah tidak memenuhi syarat harus diganti dengan yang baru. d. Pemeliharaan APD yang menjadi tanggung jawab operator Untuk menjaga kondisi dan kelengkapannya, APD harus dipelihara secara benar dan disiplin dalam melaksanakannya. Setiap karyawan yang menggunakan APD diwajibkan untuk memelihara APD tersebut dan memberi laporan bila terjadi kerusakan disertai dengan kronologis terjadinya kerusakan. 1) Setelah selesai menggunakan diletakkan pada tempatnya; 2) Dibersihkan secara berkala; 3) Periksa APD sebelum dan se-sudah dipakai, untuk mengetahui ada kerusakan atau tidak layak pakai Pemeriksaan Alat Pengaman Kerja (APK) a. Jenis dan fungsi APK yang dipakai selama pengoperasian mesin pencampur aspal Jenis alat pengaman kerja (APK) yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi kerja (pengoperasian mesin pencampur aspal), antara lain: 1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR); Untuk menanggulangi bahaya kebakaran di lokasi pekerjaan termasuk kebakaran pada mesin pencampur aspal, maka harus disediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), yaitu jenis alat pemadam api yang mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api saat awal terjadi kebakaran dan beratnya tidak melebihi 16 kg. Gambar 12: Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Halaman: 51 dari 68

53 2) Rambu-rambu kerja; a) Safety Cone Pengaman kerja untuk memberi batas daerah kerja sehingga yang tidak berkepentingan tidak dapat melewati rambu tersebut. Tersedia dalam beberapa jenis ukuran, yang penggunaannya tergantung pada kondisi tempat kerja Gambar 11: Safety Cone dengan beberapa ukuran b) Label Peringatan Label YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK mengandung arti bahwa adanya orang lain di dalam ruang atau tempat kerja akan mengganggu petugas yang sedang bekerja di tempat kerja tersebut. Label 3) Obat P3K. Obat yang tersedia dalam kotak P3K terbatas pada obat yang diperlukan dalam kondisi mendesak untuk pertolongan pertama, misalnya obat luka dan pembalutnya b. Pemeriksaan kecukupan, kondisi dan kelaikan pakai APK Setiap akan melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal harus dapat dipastikan bahwa APK dapat mencukupi untuk menunjang kelancaran pengoperasian, disamping itu kondisinya dan kelaikan pakainya juga harus diperiksa sehingga tidak ada maslah dalam penggunaannya. 1) Safety cone diperiksa kondisinya dan kelaikan pakainya, karena terbuat dari bahan plastik, harus diperiksa kondisi fisiknya (tidak cacat berat, masih utuh dan landasannya masih dapat berfungsi dengan baik) serta warnanya masih cukup baik (terang); 2) Rambu-rambu masih terpasang dengan baik pada tempatnya dalam kondisi baik; 3) Obat dalam kotak P3K masih lengkap dan belum kadaluarsa. c. Pemeliharaan APK yang menjadi tanggung jawab operator Safety cone atau APK lainnya yang telah selesai penggunaannya harus dikembalikan dalam keadaan baik, dan disimpan dengan benar sesuai dengan prosedur, sehingga bila akan dipakai lagi selalu dalam kondisi siap pakai. 1) Periksa kelengkapan APK yang telah digunakan; Halaman: 52 dari 68

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KETENTUAN K3 DAN KETENTUAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN DI TEMPAT KERJA

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN HIDUP KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

Penyamaan Persepsi Tim Perencana

Penyamaan Persepsi Tim Perencana MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Penyamaan Persepsi Tim Perencana BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan BUKU

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR.. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).. 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.. 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 i BAB I PENGANTAR. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan...... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 3 1.4

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Pemeriksaan Hasil Kompilasi Pengolahan Data BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MENERAPKAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR 2 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 Penjelasan Materi Pelatihan.... 2 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PAM.MM01.001.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Kode Unit : 1.2 Judl Unit : Melaksanakan Peraturan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan Ketentuan Mutu 1.3 Deskripsi Unit : Unit ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan,

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 F.45 TPB I BUKU KERJA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 F.45 TPB I BUKU KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1. Unit Kompetensi yang

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR FORKLIFT (FL)

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR FORKLIFT (FL) PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR FORKLIFT (FL) KODE PROGRAM PELATIHAN : C.11.20.0.3.4.1.II.01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP PENILAIAN... 2 1.1. Metode Penilaian oleh

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN OPERATOR FORKLIFT BATTERY

MATERI PELATIHAN OPERATOR FORKLIFT BATTERY MATERI PELATIHAN OPERATOR FORKLIFT BATTERY MANFAAT DAN TUJUAN Untuk membekali operator forklift dengan pengetahuan dan keahlian tentang pengoperasian dan keselamatan forklift sehingga menjadi operator

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar.... Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK). 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan..... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

2018, No profesi dan penyusunan okupasi atau jabatan nasional yang ditetapkan oleh Instansi Teknis; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaima

2018, No profesi dan penyusunan okupasi atau jabatan nasional yang ditetapkan oleh Instansi Teknis; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaima No. 307, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Standar dan Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Operasional Instalasi Pengendalian Pencemaran Udara dan Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB 02

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

PENGANTAR. Materi Pelatihan Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan

PENGANTAR. Materi Pelatihan Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan PENGANTAR Paradigma baru peningkatan kualitas tenaga kerja bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu standar kompetensi kerja, pelatihan berbasis kompetensi serta sertifikasi kompetensi oleh lembaga yang independen.

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : OPERATOR BATCHING PLANT (BATCHING PLANT OPERATOR) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : INA-5200.221.08 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.5/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2018 TENTANG STANDAR DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL PENGOLAHAN AIR LIMBAH DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG Tukang Taman Pada Bangunan Gedung PENERAPAN PROSEDUR K3 BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 13

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 13 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 2 1.2.2. Isi Modul... 2 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN AKHIR KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.006.01 BUKU

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 384 TAHUN 2013 TENTANG

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 384 TAHUN 2013 TENTANG LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 384 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur akan Menilai Tipe Penilaian...2

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur akan Menilai Tipe Penilaian...2 DAFTAR ISI Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN...2 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai...2 1.2. Tipe Penilaian...2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN...3 2.1. Kunci Jawaban Tugas-tugas Teori...3 2.2. Daftar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PERSIAPAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: F45.TLBA.02.008.02

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT PAM.MM03.002.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016 PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016 MOTTO SAFETY FIRST PT. MEIWA KOGYO INDONESIA ( MADING KORIDOR DAN MADING KANTIN. 14 06 2016 ). PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Motto Safety

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...... 13 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R J A AN U M U

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6 Panduan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA MEKANIK HIDROLIK ALAT BERAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN HIDUP DI TEMPAT KERJA KODE

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23 PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL FILLER KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.226.00. Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB I KONSEP PENILAIAN BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja

Lebih terperinci

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER ) Kode Jabatan Kerja : INA.5211.113.07 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

KPBK. : Tingkat Pemula dan Tingkat I (Tenaga Terampil) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan :

KPBK. : Tingkat Pemula dan Tingkat I (Tenaga Terampil) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : MEKANIK ENGINE TINGKAT DASAR Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil Klasifikasi Pekerjaan : Pelaksanaan Kualifikasi : Tingkat Pemula dan Tingkat

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur akan Menilai Tipe Penilaian...2

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur akan Menilai Tipe Penilaian...2 DAFTAR ISI Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN...2 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai...2 1.2. Tipe Penilaian...2 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN...3 2.1. Kunci Jawaban Tugas-tugas Teori...3 2.2. Daftar

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru No.46, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Jasa Konstruksi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 24/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PERSIAPAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: F45.TLBA.02.001.02 BUKU KERJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci