ABSTRAK EFEK STBM TERHADAP PERILAKU BAB, CTPS,PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MAKANAN, PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
|
|
- Farida Kusumo
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ABSTRAK EFEK STBM TERHADAP PERILAKU BAB, CTPS,PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MAKANAN, PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR Indasah Stikes Surya Mitra Husada Kediri STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas yang tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak STBM (Sanitasi Berbasis Masyarakat) terhadap perilaku dalam buang air besar (BAB) Sembarangan, Mencuci tangan pakai sabun, Mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga. Desain penelitian analitik dengan metode pre experiment dengan penekatan Postest Only Design. Populasi semua orang di Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri sebanyak jiwa dengan sampel 280 responden di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri diambil dengan tehnik simple random sampling. Variabel bebas Pemicuan STBM dan terikatnya perilaku dalam buang air besar (BAB) Sembarangan, Mencuci tangan pakai sabun, Mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga. Data dianalisis dengan uji kruskal waliis Hasil Penelitian menunjukkan sebagian besar responden berusia 46-60, sebagian responden berpendidikan SD, sebagian besar responden tidak bekerja dan bekerja sebagai petani, tahun ada perbedaan perilaku BAB (p value 0,014 < 0,05 maka Ho ditolak), ada perbedaan perilaku CTPS (p value 0,002< 0,05 maka Ho ditolak), Tidak ada perbedaan dalam mengelola air minum dan makanan (p value 0,673 > 0,05 maka Ho diterima), ada perbedaan dalam mengelola sampah (p value 0,000< 005 maka Ho ditolak), ada perbedaan cara mengelola limbah cair yang signifikan antara masyarakat Desa Cerme Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabpaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,000< 005 maka Ho ditolak). Adanya perbedaan efek STBM dari desa disebabkan adanya perbedaan karakteristik dan lingkungan sosial budaya diantara masyarakat dari berbagai desa meskipun mendapatkan pemicuan STBM yang sama.pemicuan STBM tetap perlu dilaksanakan dengan tetap memperhatikan perbedaan karakteristik berbagai daerah (Desa) masing-masing. Kata kunci : STBM, perilaku (BAB) Sembarangan, CTPS, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah cair.
2 PENDAHULUAN Tantangan masalah sanitasi dasar (air bersih, akses fasilitas sanitasi, persampahan, drainase dan sebagainya) masih menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia hingga saat ini. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap angka kejadian diare di Indonesia (Depkes RI, 2008). Studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia menunjukkan perilaku masyarakat dalam mencuci tangan setelah buang air besar masih 12%, setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum makan 14%, sebelum memberi makan bayi 7%, sebelum menyiapkan makanan 6%. Studi lain terhadap pengelolaan air minum rumah tangga 99,2% merebus air untuk mendapatkan air minum, 47,50% dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli. Angka kejadian diare secara nasional masih 423/1000 penduduk pada semua umur dan 16 propinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan case fatality rate (CFR) sebesar 5,25 (Depkes RI, 2008). Hasil Riskesdas Tahun 2013 menunjukkan cakupan penduduk mempunyai akses jamban sehat 38% di perdesaan. Masih sekitar 70 juta penduduk Indonesia yang BABS (Buang Air Besar Sembarangan), dengan jumlah terbesar berada di pedesaan. Kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa masih banyak hal yang masih belum memenuhi syarat kesehatan. Timbulnya perilaku yang tidak memenuhi syarat kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara teori perilaku seseorang dipengaruhi pengetahuan, sikap maupun perilaku (Notoatmodjo, 2010). Green (Suliha, 2012) menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi faktor predisposisi atau pendahulu (pengetahuan, sikap, persepsi, nilai, keyakinan), faktor pemungkin atau enabling faktor (ketersediaan sarana dan prasarana), serta faktor penguat atau reinforcing factors (dukungan sosial masyarakat, dukungan tokoh masyarakat, dukungan tokoh agama, dukungan keluarga dan lainnya). Dampak perilaku BABS atau perilaku yang tidak sehat adalah masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi seperti diare, ISPA, TBC paru dan lainnya. Mengingat permasalahan ini maka harus dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%. Pemerintah telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain implementasi Community Led Sanitation (CLTS) atau
3 pemicuan, dilanjutkan dengan pencanangan gerakan sanitasi total oleh Menteri Kesehatan serta pencanangan kampanye cuci tangan secara nasional oleh Menko Kesra bersama Mendiknas dan Meneg Pemberdayaan Perempuan tahun 2007 (Supari, 2008). Tuntutannya petugas harus melaksanakan 5 pilar STBM meliputi tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. Mengingat permasalahan yang sudah dipaparkan di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul penelitian EFEK STBM TERHADAP PERILAKU BAB, CTPS,PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MAKANAN, PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini analitik dengan metode pre experiment dengan pendekatan Postest Only Design. Penelitian membandingkan hasil posttest yaitu membandingkan 5 Pilar STBM sesudah pemicuan STBM di Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri. Populasi, Sampel dan Sampling Populasi Populasi adalah universum dan universum ini dapat berupa orang, benda, gejala atau wilayah yang ingin di ketahui.populasi merupakan keseluruhan komunitas penelitian (Nursalam, 2008)). Populasi penelitian ini semua orang di Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri sebanyak jiwa Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.sugiono (2008). Dalam penelitiian adalah sebagian warga di Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, sebanyak 280 responden. Sampling
4 Sampling adalah proses penyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2008 ). Dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Pemicuan STBM Pemicuan STBM adalah perlakuan pada responden berupa pemberian penyadaran tentang pentingnya memperhatikan masalah sanitasi khususnya 5 pilar STBM. Dampak pemicuan STBM Dampak pemicuan STBM adalah terjadinya perubahan perilaku sesuai 5 pilar STBM. Kriteria : 1. syarat kesehatan: 100% 2. Tidak memenuhi syarat kesehatan: jika kurang 100% Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri. HASIL Karakteristik Responden Tabel 1 Usia Responden No Desa Umur (Th) >60 1 Cerme % 72.5% 10% 100% % 55% 30% 100% % 47.5%.0% 100% % 62.5% 5% 100% 5 Sumberej
5 o 37.5% 20% 42.5% 100% 6 Gambyok % 52.5% 5% 100% % 52.5% 7.5% 100% % 51.8% 14.3% 100% Tabel 2. Pendidikan Responden No Desa 1 Cerme 5 Sumberejo 6 Gambyok Pendidikan SD SMP SMA PT % 25% 25% 17.5% 100% % 27.5% 17.5% 10% 100% % 27.5% 12.5% 0% 100% % 35% 10% 5% 100% % 32.5% 25% 2.5% 100% % 25% 12.5% 2.5% 100% % 35% 32.5% 12.5% 100% % 29.6% 19.3% 7.1% 100%
6 Tabel 3. Pekerjaan Ibu No. Desa 1 Cerme Sumberej 5 o 6 Gambyok Pekerjaan Tidak Petani Swasta PNS Bekerja % 45% 30% 20% 100% % 47.5% 15% 15% 100% % 65% 0% 0% 100% % 15% 67.5%.0% 100% % 10% 15% 2.5% 100% % 7.5% 40% 2.5% 100% % 37.5% 35% 22.5% 100% % 32.5% 28.9% 8.9% 100% Karakteristik Variabel Tabel 5 Perilaku BABs sesudah STBM
7 No Desa 1 Cerme 5 Sumberejo 6 Gambyok Perilaku_BAB Tidak % 100% 100% % 100% 100% % 100% 100% % 100% 100% % 100% 100% % 100% 100% % 100% 100% % 91.1% 100% Tabel 6 Perilaku CTPS sesudah STBM Perilaku_CTPS Tidak No Desa 1 Cerme % 60% 100% % 67.5% 100% % 42.5% 100% % 62.5% 100% 5 Sumberejo
8 6 Gambyok 65% 35% 100% % 47.5% 100% % 75% 100% % 55.7% 100% Tabel 7 Mengelola Air Minum dan Makanan Sesudah Pelaksanaan STBM No Desa Tidak Mengelola Air Minum dan Makanan 1 Cerme % 100% 100% % 100% 100% % 97.5% 100% % 97.5% 100% 5 Sumberejo % 100% 100% 6 Gambyok % 100% 100% % 97.5% 100%
9 1.1% 98.9% 100% Tabel 8 Mengelola Sampah Sesudah STBM No Desa Tidak Mengelola Air Makanan 1 Cerme % 2.5% 100% % 20% 100% % 0% 100% % 30% 100% 5 Sumberejo % 40% 100% 6 Gambyok % 0% 100% % 15% 100% % 15.4% 100% Tabel 9 Mengelola Limbah Sesudah STBM Mengelola Limbah No Desa Tidak
10 1 Cerme 5 Sumberejo 6 Gambyok % 25% 100% % 27.5% 100% % 2.5% 100% % 10% 100% % 2.5% 100% % 0% 100% % 35% 100% % 14.6% 100% Analisis Dampak Pemicuan STBM Hasil analisis dengan uji Kruskal Wallis didapatkan; 1. Ada perbedaan perilaku BAB yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,014 < 0,05 maka Ho ditolak). 2. Ada perbedaan perilaku CTPS yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak). 3. Tidak ada perbedaan dalam mengelola air minum dan makanan yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,673 > 0,05 maka Ho diterima). 4. Ada perbedaan dalam mengelola sampah yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,000 <0,05 maka Ho ditolak).
11 5. Ada perbedaan cara mengelola limbah cair yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,000 <0,05 maka Ho ditolak). PEMBAHASAN Perilaku BABs Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak (Wawan dan Dewi, 2010). Jika ada perbedaan perilaku BAB yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, hal ini disebabkan banyak faktor yang berpengaruh terhadap perilaku. Dalam kontek perilaku BAB, umumnya masyarakat belum memprioritaskan cara pembuangan tinja dan banyak alasan sehingga tidak membuat jamban memenuhi syarat kesehatan. Alasan klasik adalah alasan ekonomi yaitu tidak memiliki uang untuk membangun jamban. Hal ini memang masih sangat disadari karena umumnya masyarakat kita berasumsi bahwa membangun jamban membutuhkan dana yang besar.. Perilaku CTPS Sanitasi Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan (DepKes RI, 2014). Perilaku CTPS dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Jika diperhatikan, masyarakat di semua desa ini sudah mendapatkan pemicuan dari petugas kesehatan. Petugas yang memicu juga sama sehingga secara teknik penyampaian, metode penyampaian, strategi penyampaian, isi yang disampaikan tentunya relatif sama antara satu desa dengan desa yang lain. Jika ternyata hasilnya berbeda, maka hal ini dapat disebabkan adanya perbedaan faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku CTPS Perilaku Mengelola Air Minum dan Makanan yang Aman
12 STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan (Permenkes, 2014). Dampak yang akan terjadi melalui STBM adalah perubahan perilaku, terpenuhinya kebutuhan sanitasi dasar (jamban, air minum, pembuangan air limbah, sampah) dan akhirnya akan menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan. Teknik ini dilakukan mengacu kepada teori perubahan perilaku. Jika tidak ada perbedaan dalam mengelola air minum dan makanan, hal ini disebabkan kesadaran untuk menyediakan makanan dan air minum yang aman, bersih sudah ada dan sudah membudaya. Dalam arti secara umum masyarakat kita sudah menyadari bahwa makanan atau minuman yang kurang bersih berpotensi menimbulkan penyakit. Oleh karenanya dengan adanya pemicuan STBM hanya akan memperjelas dan mempertegas kebenaran sebuah perilaku dalam mengelola makanan dan minuman yang baik dan benar. Dampak atau daya ungkit tidak terasa secara bermakna di dalam mengubah perilaku dalam mengelola makanan dan minuman yang sehat. Perilaku Mengelola Sampah Selain sampah benda padat, rumah tangga juga menghasilkan limbah cair. Limbah cair yang tidak dikelola dengan benar dapat pula menyebabkan berbagai macam penyakit bagi manusia. Selain itu lingkungan akan tampak kumuh dan tidak tidak indah. Sebaiknya pengelolaan limbah cair ini, masyarakat membuat SPAL (saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat. diantaranya saluran kedap air dan tertutup, terdapat lubang peresapan limbah (Hariyanto, 2011). Jika ada perbedaan dalam mengelola sampah yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri, hal ini disebabkan oleh kondisi yang berbeda diantara desa yang ada. Fasilitas atau kondisi desa yang luas, umumnya masih menerapkan prinsip pengelolaan sampah padat yang lama yakni dengan cara dibakar tanpa mempertimbangkan dampak yang dapat ditimbulkan terhadap lingkungan. Bagi masyarakat desa yang sudah ada pengelolaan sampah seperti TPS, akan mengelola sampah melalui TPS. Permasalahan yang ditemukan adalah masyarakat sering membuang sampah padat yang seharusnya tidak dibuang ke TPS seperti pecahan kaca, material bangunan, dan sisa penebangan pohon dalam jumlah besar. Selain itu, masyarakat cenderung menganggap bahwa pengelolaan sampah padat semata-mata merupakan tanggung jawab
13 pemerintah saja. Adanya perbedaan pola pikir demikian ini yang menyebabkan adanya perbedaan dalam rangka mengelola sampah. Mengelola Limbah Cair Rumah Tangga dengan Aman Pengelolaan limbah bertujuan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat (DPR RI, 2008). Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan cara mengelola limbah cair, hal ini disebabkan ada berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku dalam mengelola limbah cair di rumah tangga. Dalam penelitian ini sebenarnya semua desa yang diteliti sudah pernah mendapatkan pemicuan STBM oleh petugas kesehatan. Petugas yang memicu juga sama di semua desa yang diteliti. Oleh karenanya paparan tentang STBM kurang lebih juga sana bagi semua desa. Jika hasil atau dampak pemicuan dalam mengelola limbah cair berbeda, maka dapat diasumsikan bahwa perbedaan ini karena faktor lain. Banyak masyarakat di desa tertentu memiliki kesadaran tinggi dalam mengelola limbah cair dengan membuat saluran kedap air dan dimasukkan ke sumur resapan. Namun di desa lain tidak melakukan hal yang sama, cukup saluran apa adanya sehingga meluber ke kanan dan ke kiri rumah atau lahan. Alasan klasik selalu belum ada dan untuk membangun sarana. Namun demikian juga ada yang memang kondisi ekonominya sangat minim sehingga masalah pengelolaan limbah cair menjadi prioritas urutan yang ke sekian. Artinya seolah apa yang ada saat ini ya sudah demikian adanya dan dianggap tidak masalah bagi dirinya. Pemicuan yang hanya sekali dua kali masih belum mampu mengubah pola pikir yang ada sehingga mustahil akan terjadi perubahan. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan : 1. Ada perbedaan perilaku BAB yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,014 < 0,05 maka Ho ditolak). 2. Ada perbedaan perilaku CTPS yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak).
14 3. Tidak ada perbedaan dalam mengelola air minum dan makanan yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,673 > 0,05 maka Ho diterima). 4. Ada perbedaan dalam mengelola sampah yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,000 <0,05 maka Ho ditolak). 5. Ada perbedaan cara mengelola limbah cair yang signifikan antara masyarakat di Desa Cerme, Wonoasri, Datengan, Bakalan, Sumberejo, Gambyok dan Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Tahun 2016 (p value 0,000 <0,05 maka Ho ditolak). SARAN Disarankan agar pihak desa memilih orang-orang yang dilibatkan sebagai tim fasilitator desa dalam kegiatan STBM adalah orang-orang yang aktif dan peduli dengan kegiatan sosial. Hal ini sangat menentukan keberhasilan program STBM di tingkat desa. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI Strategi Nasional Sanitasi Berbasis Masyarakat. Jakarta : Depkles RI Depkes RI Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2014 tentang Klinik. Jakarta : Depkes RI Dewan Perwakilan Rakyat RI Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta. Hariyanto Lima Pilar STBM. Puskesmas Temayang Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan). Surabaya : Salemba Medika Sugiono Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Supari, Siti Fadilah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/Sk/Ix/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Berbasis Masyarakat. Jakarta : Kemenkes Suliha U, dkk. (2012). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC
15 Wawan A dan Dewi M Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Media
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
Lebih terperinciSANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
MODUL: KEBIJAKAN DIKLAT KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT I. DESKRIPSI SINGKAT P ada saat ini sekitar 70 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses terhadap layanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk
1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk kemajuan suatu bangsa selain pendidikan dan ekonomi sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia,
Lebih terperinciDEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STRATEGI NASIONAL SAN ITAS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
DEPARTEMEN STRATEGI NASIONAL SAN ITAS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MENTER I STRATEGI NASIONAL SAN IT AS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DEPARTEMEN RI JAKARTA 2008 REPUBUK DAFTAR 151 KEPUTUSAN MENTER I RI MENIMBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, yang saling berkaitan dengan masalahmasalah lain di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya
BAB I PENDAHULUAN` 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang akan menimbulkan hal-hal yang merugikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, untuk itu setiap negara harus dapat mengurangi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health Organization (1) pada tahun 1984 mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA
Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 HUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA 1 Budiman, 2
Lebih terperinciPERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE
PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga Negara Indonesia, termasuk anak-anak. Setiap orang tua mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang secara sehat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan global Millennium Development Goals bidang sanitasi, saat ini dihadapkan pada kenyataan bahwa diperkirakan masih 2,6 miliar orang (40% dari
Lebih terperinciLampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.
79 Lampiran 1 EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BUNGIN KECAMATAN TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Leni Setyawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang terutama di Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan masyarakat, dimana kualitas kondisi lingkungan yang buruk akan menimbulkan berbagai gangguan pada kesehatan
Lebih terperinciTabel Deskripsi Program / Kegiatan
Lampiran E. Deskripsi Program & Kegiatan Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Komponen Air Limbah Program Penyusunan Masterplan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun Development Goals (MDGs) yang disepakati seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, menetapkan
Lebih terperinciDITINGKATKAN Permenkes RI No. 3 tahun 2014 tentang STBM
STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) pendekatan perubahan perilaku higiene sanitasi melalui kegiatan pemicuan Kepmenkes RI No. 852/tahun 2008 tentang strategi nasional STBM DITINGKATKAN Permenkes
Lebih terperinciLAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan
PEMERINTAH LAMPIRAN 5 Program dan Kegiatan A. DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Penyusunan Masterplan Air Limbah Memberi pedoman bagi pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana induk Sarana dan Prasarana
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG
PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 22010 TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa tantangan
Lebih terperinciLAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN
LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Sub Sektor Air Limbah Program Penyusunan Master Plan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan. Dokumen ini sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan dapat terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,
BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/bulan. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan penyakit dimana buang air besar dalam bentuk cair sebanyak 3 kali sehari atau lebih dari normal, terkadang
Lebih terperinciMENEROBOS KETERBATASAN BERBAGI PENGALAMAN IMPLEMENTASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI JAKARTA UTARA
MENEROBOS KETERBATASAN BERBAGI PENGALAMAN IMPLEMENTASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI JAKARTA UTARA OVERVIEW 1. WAHANA VISI INDONESIA 2. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) 3. CLEAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang saat ini masih mengahadapi masalah sanitasi dan perilaku untuk hidup bersih dan sehat. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.193, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi. Berbasis Masyarakat. Total. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN ( STOP BABS ) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO
SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciSTUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015
STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015 Mahmudah FKM Uniska, Banjarmasin, Kalimantan Selatan E-mail: mahmudah936@gmail.com Abstrak Latar belakang: Diare
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR
PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Lebih terperinciBAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan
HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan
Lebih terperinciUKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Survei morbiditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Lebih terperinciGAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih
GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih PENDAHULUAN Kelas Ibu Hamil merupakan sarana belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil,
Lebih terperinciBUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciRingkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016
Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota
Lebih terperinciYulisetyaningrum ABSTRAK
HUBUNGAN MOTIVASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEBIASAAN BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN DI DUKUH KRAJAN DESA KARANGROWO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014 Yulisetyaningrum
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor kesehatan Indonesia saat ini sedang berada dalam situasi transisi epidemiologi (epidemiological transition)yang harus menanggung beban berlebih (triple burden).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian / lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli termasuk adneksanya
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandari*) Abstrak Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciEFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015
Ns. Apriza, M.Kep EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015 Ns. Apriza, M.Kep Dosen S1 Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, terutama pada anak-anak, di negara-negara berkembang maupun di negara-negara maju. WHO (2000) memperkirakan,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN Arifal Aris Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.......ABSTRAK....
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Pembangunan kesehatan pada dasarnya dilaksanakan oleh semua komponen bangsa indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI
HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI Ani Murtiana 1, Ari Setiyajati 2, Ahmad Syamsul Bahri 3 Latar Belakang : Penyakit diare sampai
Lebih terperinciBUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT
BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI 2013 Tangga
Lebih terperinciA. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya
Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu
Lebih terperinciLAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010
LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu faktor lingkungan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah gangguan buang air besar/bab ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lendir(suraatmaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam
Lebih terperinciPERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO
PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandhari 1, Ellen Yuni Yastuti 2 1) Dosen Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan
Lebih terperinciPenyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA
Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA TAHUN LOGO2013 VISI Terciptanya Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Sehat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan. Faktor penyebab diare yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Balita merupakan kelompok umur yang rentan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi seperti diare. Diare adalah suatu kondisi buang air besar dengan konsistensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2010 merupakan gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT Novie E. Mauliku dan Eka Wulansari ABSTRAK Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia yang terus terjadi di suatu tempat tertentu biasanya daerah pemukiman padat penduduk, termasuk penyakit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang, terutama di Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 Anih Kurnia, S.Kep., Ners. Program Studi D-III Keperawatan STIKes
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN UTAMA KECAMATAN CIMAHI SELATAN KOTA CIMAHI 1 Budiman, 2 Dedi
Lebih terperinciPERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN
1 PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN Sudaryanta 1, Swasti Artanti 2, Ni matul Ulya 3 Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia, dimana setiap tahunnya kejadian kasus diare sekitar 4 miliar, dengan jumlah kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perumahan dan permukiman yang dikelola dengan baik merupakan sebuah indikator kesejahteraan dan target intervensi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat (Thomson, 2001).
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,
Lebih terperinciOleh: Aulia Ihsani
Makalah Pribadi Oleh: Aulia Ihsani 07120133 Pembimbing: dr. Yuniar Lestari, M.Kes dr. Rima Semiarty, MARS Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025
Lebih terperinci1. Sub Sektor Air Limbah
1. Sub Sektor Air Limbah Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan Praktek BABS saat ini 23% 1.Menyusun perda/perbup mengenai Penyusunan Perda/Perbup Konstruksi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana prasarana kesehatan saja,
Lebih terperinciDadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan
PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Cuci Tangan Pakai Sabun merupakan
Lebih terperinciBUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI
PANDUAN PELAKSANAAN VERIFIKASI Improved Latrine/Jamban Layak sesuai dengan MDG termasuk WC siram/leher angsa yang tersambung ke pipa pembuangan limbah (sewer), - septic tank, atau lubang, WC cubluk dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sanitasi masih menjadi kajian penting dan merupakan masalah yang signifikan bagi dunia termasuk Indonesia, didasarkan pada berbagai permasalahan sanitasi yang sampai
Lebih terperinciVolume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DENGAN PROGRAM JAMPERSAL DI BPM SRI HANDAYANI WELAHAN JEPARA Ummi Haniek 1 INTISARI Salah satu di antara beberapa penyebab terlambatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan tertuang dalam Undang- Undang No 36 Tahun 2009. Kesehatan merupakan suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
Lebih terperinci