BAB II DESKRIPSI PROSES. A. Macam-macam Proses Pembuatan Isopropanolamin. temperatur 32 C dan tekanan 1 atm dengan rasio mol amoniak : propilen
|
|
- Handoko Rachman
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 37 BAB II DESKIPSI POSES A. Macam-macam Proses Pembuatan Isopropanolamin Secara umum, isopropanolamin dapat diproduksi melalui beberapa proses, yaitu: 1. Proses aqueous Prosedur aqueous phase merupakan proses pembuatan isopropanolamin yang ekonomis dan paling aman. Proses ini tanpa menggunakan katalis, namun menggunakan air yang cukup banyak. eaksi dijalankan pada temperatur 32 C dan tekanan 1 atm dengan rasio mol amoniak : propilen oksida = 5 : 1. eaksi yang terjadi adalah: NH3(l) + C3H6O(l) C3H9NO(l) (Amoniak) (PO) (MIPA) C3H9NO(l) + C3H6O(l) C6H15NO2(l) (MIPA) (PO) (DIPA) C6H15NO2(l) + C3H6O(l) C9H21NO3(l) (DIPA) (PO) (TIPA)
2 9 Konversi terhadap propilen oksida adalah sebesar 98,8%, dan distribusi produk yang dihasilkan yaitu monoisopropanolamin 49,3%, diisopropanolamin 45,5%, dan triisopropanolamin 5,2%. (Huang et.al., 2001) 2. Proses anhydrous Propilen oksida direaksikan dengan ammonia dalam fase cair dengan rasio molar 1:10 sampai 1:80 pada tekanan 40 atm sampai 200 atm dan pada temperatur antara 20 C sampai 250 C. Kondisi operasi yang disarankan dalam proses anhydrous ini adalah pada tekanan 110 atm dan temperatur 150 C, dengan rasio molar propilen oksida dan ammonia 1:40. Konversi propilen oksida sebesar 95%. amoniak dan propilen oksida dalam storage tank dipompa ke dalam mixer untuk dicampur, kemudian dipompa menuju preheater untuk dipanaskan dari 35 C menjadi 75 C. Campuran ini kemudian diumpankan ke dalam reaktor yang berisi katalis cation exchange resin. Keluaran reaktor yang berisi campuran monoisopropanolamin, diisopropanolamin, triisopropanolamin, dan amoniak yang tidak bereaksi diumpankan ke dalam menara distilasi untuk dipisahkan. (United States Patent, 1972)
3 10 B. Pemilihan Proses 1. Berdasarkan Tinjauan Ekonomi Tabel 2.1. Harga bahan baku dan produk Bahan Harga dalam $ Harga dalam p. PO(l) (Propilen Oksida) 1.702,00/ton ,00 /ton NH3(l) (Amoniak) 385,81/ton ,17 /ton MIPA(l)(Monoisopropalamin) 4.000,00/ton ,00 /ton DIPA(l) (Diisopropalamin) 3.000,00/ton ,00/ton TIPA(l) (Triisopropalamin) 2.600,00/ton ,00/ton a. Proses aqueous Selektivitas: - MIPA : 49,3 % - DIPA : 45,5 % - TIPA : 5,2 % Konversi PO : 98,8 % Kapasitas produk : ton Isopropanolamin tiap tahun. Dengan reaksi I : NH3 (l) + PO (l) MIPA (l) Mula , ,8 - Bereaksi , , ,4
4 11 Sisa , , ,4 Dengan reaksi II : MIPA (l) + PO (l) DIPA (l) Mula , ,5 - Bereaksi , , ,6 Sisa 8586, , ,6 Dengan reaksi III : DIPA (l) + PO (l) TIPA (l) Mula , ,9 - Bereaksi 11750, , ,4 Sisa 91065,2 2744, ,4 Untuk menghasilkan isopropanolamin ton diperlukan ,8 kmol PO. Menentukan NH3 masuk reaktor A (NH3)umpan = 5 x (PO)umpan A = 5 x ,8 kmol A = ,1 kmol Bahan baku yang dibutuhkan: Mol PO = ,8 kmol
5 12 Massa PO yang dibutuhkan untuk menghasilkan ton isopropanolamin = kg = ,3 ton Harga PO = 1.702,00 $ /ton x ,3 ton = ,5 $ Mol NH3 mula-mula = ,1 kmol Massa NH3 yang dibutuhkan untuk menghasilkan ton isopropanolamin = ,32 kg = ,590 ton Harga NH3 = 385,81 $/ ton x ,590 ton = $ Jumlah harga bahan baku: = ( ,5 $ $)= ,7 $ Massa produk MIPA Mol MIPA = 8.586,8 kmol Massa MIPA = ,58 kg = 644,009 ton Harga produk MIPA = $/ ton x 644,009 ton = ,3 $ Massa DIPA yang dihasilkan : Mol DIPA = ,2 kmol Massa DIPA = kg = ,67 ton Harga produk DIPA = $/ ton x ,67 ton = $ Massa TIPA yang dihasilkan : Mol TIPA = ,4kmol Massa TIPA = ,9 kg = 2.244,3 ton
6 13 Harga produk TIPA = $/ ton x 2.244,3 ton = ,9 $ Jumlah harga produk: = ,3 $ $ ,9 $ = $ Keuntungan per tahun = Harga Produk Harga eaktan = $ ,7 $ = $ = p ,79 b. Proses anhydrous Selektivitas: - MIPA : 95,6 % - DIPA : 4,3 % - TIPA : 0,1 % Konversi PO : 95% Kapasitas produk : ton MIPA tiap tahun Mol MIPA = Mol MIPA = Massa MIPA (kapasitas) BM kg 75 = kmol Mol DIPA = 0,043 x = 8.995,82 kmol 0,956 Mol TIPA = 0,002 x = 82,15 kmol 0,924
7 14 Dengan reaksi I : NH3 (l) + PO (l) MIPA (l) Mula A B - Bereaksi , , ,96 Sisa A ,96 B , ,96 Dengan reaksi II : MIPA (l) + PO (l) DIPA (l) Mula ,96 B ,96 - Bereaksi 9.077, , ,96 Sisa B , ,96 Dengan reaksi III : DIPA (l) + PO (l) TIPA (l) Mula 9.077,96 B ,93 - Bereaksi 82,15 82,15 82,15 Sisa 8.995,82 B ,08 82,15 Menentukan Propilen Oksida PO sisa reaksi = (100% - 95%) x PO umpan B ,08 = 0,05 x B 0,95b = ,08 B = ,29 kmol
8 15 Menentukan NH3 masuk reaktor A (NH3)umpan = 40 x (PO)umpan A = 40 x ,29 kmol A = ,68 kmol Bahan baku yang dibutuhkan: Mol PO = ,29 kmol Massa PO yang dibutuhkan untuk menghasilkan kmol MIPA = mol PO x BM PO = ,29 kmol x 58 kg/kmol = kg = ton Harga PO = 2.202,00 $ /ton x ton = $ Mol NH3 mula-mula = ,84 kmol Massa NH3 yang dibutuhkan untuk menghasilkan kmol MIPA = mol NH3 x BM NH3 = ,68 kmol x 17 kg/kmol = kg = ,5 ton Harga NH3 = 385,81 $/ ton x ,5 ton = ,63 $ Jumlah harga bahan baku: = ( $ ,63 $)= ,63 $
9 16 Massa produk MIPA = kg = ton Harga produk MIPA = $/ ton x ton = $ Massa DIPA yang dihasilkan : Mol DIPA = 8.995,82 kmol Massa DIPA = 8.995,82 kmol x 133 kg/kmol = ,06 kg = 1.196,44 ton Harga produk DIPA = $/ ton x 1.196,44 ton = $ Massa TIPA = 82,15 kmol x 191 kg/kmol = ,65 kg = 15,69 ton Harga produk TIPA = $/ ton x 15,69 ton = $ Jumlah harga produk: = $ $ $ = $ Keuntungan per tahun = Harga Produk Harga eaktan = $ ,63 $ = ,63 $ Harga reaktan yang dibutuhkan lebih besar daripada harga produk yang dihasilkan maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada keuntungan yang didapat (rugi).
10 17 2. Berdasarkan Tinjauan Termodinamika Panas reaksi ( H) Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi (endotermis/eksotermis) dan reaksi berlangsung secara spontan atau tidak. Penentuan sifat reaksi eksotermis atau endotermis dapat ditentukan dengan perhitungan panas pembentukan standar ( H f) pada P= 1 atm dan T = 298,15 K. Pada proses pembentukan isopropanolamin terjadi reaksi sebagai berikut: a. Proses aqueous eaksi 1 : NH3 + PO MIPA Harga ΔH f masing-masing komponen pada suhu 298,15 K dapat dilihat pada Tabel 2.2. sebagai berikut : Tabel 2.2. Nilai Hf (298) bahan baku dan produk Komponen Hf (298) (kj/kmol) NH3(l) -4,59E+01 C 3H6O(l) C3H9NO(l) -9,29E+01-2,39E+02 (eid and Prauznitz, 1897) H x = H + H x(298) o + H p... (2.6) T 2 H = ni Cpig dt... (2.7) T 1 H = ΔCpmh x Δt... (2.8)
11 18 = A + BT am + C (4T 3 am 2 T 1 T 2 ) + D T 1 T 2... (2.9) ΔH o (298) = ΔH o f produk - ΔH o f reaktan... (2.10) T = 330 K T =330 K ΔH 1 ΔH 2 T = 298 K T = 298 K H = H1 + H o + H2 ΔH 298 Sehingga panas untuk masing - masing reaksi untuk suhu T, K dapat dihitung dengan persamaan: Dari persamaan reaksi (2.1) ΔH o (298 o K) = ΔHf o C3H9NO(l)- (ΔHf o C3H6O + ΔHf o NH3) = -2, (-92,9+(-45,9)) = -1, kj/kmol H1 = ΔCpmh x Δt NH3= 1, (3,36 x 301,5) + ((-1, /3) x ((4x301,5 2 ) -(298x330))) + (( 2, ) / (298x330)) NH3= -4, kj/kmol ΔCpmh NH3 = -3, kj/kmol K H NH3 = ,3 kj/kmol C3H6O = 53,3 + (5, x 301,5) + ((1, /3) x ((4x301,5 2 ) -(298x330))) + ((2, ) / (298x330)) C3H6O = 46,1 kj/kmol
12 19 ΔCpmh C3H6O = 3, kj/kmol K H C3H6O = 2.685,092 kj/kmol H1= H NH3 + H C3H6O H1= ,3 kj/kmol ,092 kj/kmol H1= ,2 kj/kmol H2 = ΔCpmh x Δt C3H9NO= 12 + (1,26 x 301,5) + ((-3, /3) x (( 4 x 301,5 2 ) (298 x 330)) + (3, )/ (298 x 330) C3H9NO =90,6 kj/kmol ΔCpmh C3H9NO = 7, kj/kmol K ΔH C3H9NO = ,49 kj/kmol H = H1 + H o + H2 H = ,2 kj/kmol +( -1, kj/kmol)+ (-5.270,49 kj/kmol) H = -3, kj/mol eaksi 2 : MIPA + PO DIPA Harga ΔH f masing-masing komponen pada suhu 298,15 K dapat dilihat pada Tabel 2.3 sebagai berikut :
13 20 Tabel 2.3. Harga ΔH o f Masing-Masing Komponen Komponen Harga ΔH o f (J/mol) PO -9,29E+01 MIPA -2,39E+02 DIPA -4,54E+02 Sehingga panas untuk masing - masing reaksi untuk suhu T, K dapat dihitung dengan persamaan: Dari persamaan reaksi (2.1) ΔH o (298 o K) = ΔHf o C6H15NO(l)- (ΔHf o C3H6O + ΔHf o C3H9NO) =-92,9 (-2, (-4, )) = -1, kj/kmol H1 = ΔCpmh x Δt C3H6O = -53,3 + (5, x 301,5) + ((-1, /3) x ((4x301,5 2 ) -(298x330))) + ((2, ) / (298x330)) C3H6O = 44,9 kj/kmol ΔCpmh C3H6O = 3, kj/kmol K H C3H6O = 2.610,42 kj/kmol C3H9NO= 12 + (1,26 x 301,5) + ((-3, /3) x (( 4 x 301,5 2 ) (298 x 330)) + (3, )/ (298 x 330) C3H9NO = 92,9 kj/kmol
14 21 ΔCpmh C3H9NO = 7, kj/kmol K ΔH C3H9NO = 5.408,092kJ/kmol H1= H C3H6O + H C3H9NO H1= 2.610,42 kj/kmol ,092kJ/kmol H1= 8018,511 kj/mol H2 = ΔCpmh x Δt C6H15NO= -9,46 + (2,38 x 301,5) + ((-5, /3) x (( 4 x 301,5 2 ) (298 x 330)) + (5, )/ (298 x 330) C6H15NO = 197 kj/kmol ΔCpmh C6H15NO = 1, kj/kmol K ΔH C6H15NO = ,4kJ/kmol H = H1 + H o + H2 H = 8018,511 kj/mol +( -1, kj/kmol)+( ,4kJ/kmol) H = -3, kj/mol eaksi 3 : DIPA + PO TIPA Harga ΔH o f masing-masing komponen pada suhu 298,15 K dapat dilihat pada Tabel 2.4. sebagai berikut :
15 22 Tabel 2.4. Harga ΔH o f Masing-Masing Komponen Komponen Harga ΔH o f (J/mol) PO -9,29E+01 DIPA -4,54+02 TIPA -6,64E+02 Sehingga panas untuk masing - masing reaksi untuk suhu T, K dapat dihitung dengan persamaan: Dari persamaan reaksi (2.1) ΔH o (298 o K) = ΔHf o C9H21NO3(l)-(ΔHf o C3H6O +ΔHf o C9H15NO2) =-92,9 (-4, (-6, )) = -1, kj/kmol H1 = ΔCpmh x Δt C3H6O = 53,3 + (5, x 301,5) + ((-1, /3) x ((4x301,5 2 ) -(298x330))) + ((2, ) / (298x330)) C3H6O = 44,9 kj/kmol ΔCpmh C3H6O = 3, kj/kmol K H C3H6O = 2.610,42 kj/kmol C6H15NO= -9,46 + (2, x 301,5) + ((-5, /3) x (( 4 x 301,5 2 ) (298 x 330)) + (5, )/ (298 x 330) C6H15NO = 1, kj/kmol
16 23 ΔCpmh C6H15NO = 1, kj/kmol K ΔH C6H15NO = 11487,37 kj/kmol H1= H C3H6O + H C6H15NO2 H1= 2.610,42 kj/kmol ,37 kj/kmol H1= 14097,79 kj/mol H2 = ΔCpmh x Δt C6H15NO2 = -30,9 + (3,49 x 301,5) + ((-7, /3) x (( 4 x 301,5 2 ) (298 x 330)) + (6, )/ (298 x 330) C9H21NO3 = 3, kj/kmol ΔCpmh C9H21NO3 = 2, kj/kmol K ΔH C9H21NO3 = ,6 kj/kmol H = H1 + H o + H2 H = 14097,79 kj/mol +( -1, kj/kmol)+(-17656,6 kj/kmol) H = 3, kj/kmol Karena harga ΔH298.15K negatif, maka reaksi bersifat eksotermis. b. Proses anhydrous eaksi 1 : NH3 + PO MIPA Harga ΔH f masing-masing komponen pada suhu 298,15 K dapat dilihat pada Tabel 2.5. sebagai berikut :
17 24 Tabel 2.5. Nilai Hf (298) bahan baku dan produk Komponen Hf (298) (J/mol) NH3(l) -4,59E+04 C 3H6O(l) C3H9NO(l) C6H15NO2(l) C9H21NO3(l) -9,29E+04-2,39E+06-4,54E+06-6,64E+06 (eid and Prauznitz, 1897) H x = H + H x(298) o + H p... (2.6) T 2 H = ni Cpig dt... (2.7) T 1 H = ΔCpmh x Δt... (2.8) = A + BT am + C (4T 3 am 2 T 1 T 2 ) + D T 1 T 2... (2.9) ΔH o (298) = ΔH o f produk - ΔH o f reaktan... (2.10) T = 373K T =448K ΔH 1 ΔH 2 T = 298 K T = 298 K ΔH 298 H = H1 + H o + H2 Sehingga panas untuk masing - masing reaksi untuk suhu T, K dapat dihitung dengan persamaan: Dari persamaan reaksi (2.1)
18 25 ΔH o (298 o K) = ΔHf o C3H9NO(l)- (ΔHf o C3H6O + ΔHf o NH3) = -2,39E+06 (-9,29E+04+(-4,59E+04)) = J/kmol = -100,35 kj/kmol H1 = ΔCpmh x Δt NH3= 2,73 + (2, x 335,5) + ((-1, /3) x ((4x335,5 2 ) -(298x373))) + (( -1, ) / (298x373)) NH3= 29,24 J/mol ΔCpmh NH3 = 243,1 J/mol K H NH3 = J/mol = -1121,297 kj/mol C3H6O = -8,46 + (3, x 335,5) + ((1, /3) x ((4x335,5 2 ) -(298x373))) + ((4, ) / (298x373)) C3H6O =-30,83 J/mol ΔCpmh C3H6O = -256,34 J/mol K H C3H6O = ,8 J/mol = -93,6368 kj/mol H1= H NH3 + H C3H6O H1= -1121,297 kj/mol + -93,6368 kj/mol H1= -1214,9338 kj/mol H2 = ΔCpmh x Δt C3H9NO= -7,49 + (4, x 335,5) + ((-2, /3) x (( 4 x 335,5 2 ) (298 x 373)) + (8, )/ (298 x 373) C3H9NO = -47,16J/mol ΔCpmh C3H9NO = -392,08 J/mol K
19 26 ΔH C3H9NO = ,5,96J/mol = -58,81 kj/mol H = H1 + H o + H2 H = -1214,9338 kj/mol + (-100,35 kj/kmol) + (-58,81 kj/mol) H = -1374,09 kj/mol eaksi 2 : MIPA + PO DIPA Harga ΔH f masing-masing komponen pada suhu 298,15 K dapat dilihat pada Tabel 2.3 sebagai berikut : Sehingga panas untuk masing - masing reaksi untuk suhu T, K dapat dihitung dengan persamaan: Dari persamaan reaksi (2.1) ΔH o (298 o K) = ΔHf o C6H15NO2(l)- (ΔHf o C3H6O + ΔHf o C3H9NO) = -4,54E+06 (-9,29E+04+(-2,39E+06)) = J/kmol = -122,27 kj/kmol H1 = ΔCpmh x Δt C3H6O = -8,46 + (3, x 335,5) + ((1, /3) x ((4x335,5 2 ) -(298x335,5))) + ((4, ) / (298x335,5)) C3H6O =-30,83 J/mol ΔCpmh C3H6O = -256,34 J/mol K H C3H6O = ,8 J/mol = -93,6368 kj/mol
20 27 C3H9NO= --7,49 + (4, x 335,5) + ((-2, /3) x (( 4 x 335,5 2 ) (298 x 373)) + (8, )/ (298 x 373) C3H9NO = -39,25 J/mol ΔCpmh C3H9NO = -326,36 J/mol K ΔH C3H9NO = J/mol = 225,678 kj/mol H1= H C3H6O + H C3H9NO H1= -93,6368 kj/mol + 225,678 kj/mol H1= 132,0412 kj/mol H2 = ΔCpmh x Δt C6H15NO2= -18,4 + (7, x 301,5) + ((-4, /3) x (( 4 x ) (298 x 448)) + (1, )/ (298 x 448) C6H15NO2 = -80,35 J/mol ΔCpmh C6H15NO2 = -668,11 J/mol K ΔH C6H15NO2 = J/mol = -498,853 kj/mol H = H1 + H o + H2 H = 132,0412 kj/mol + (-122,27 kj/kmol) + (-498,853 kj/mol) H = -489,0818 kj/mol eaksi 3 : DIPA + PO TIPA
21 28 Harga ΔH f masing-masing komponen pada suhu 298,15 K dapat dilihat pada Tabel 2.3 sebagai berikut : Sehingga panas untuk masing - masing reaksi untuk suhu T, K dapat dihitung dengan persamaan: Dari persamaan reaksi (2.1) ΔH o (298 o K) =ΔHf o C9H21NO3(l)-(ΔHf o C3H6O + ΔHf o C6H15NO2) = -6,64E+06 (-9,29E+04 +(-4,54E+06)) = ,3 J/kmol = -116,5343 kj/kmol H1 = ΔCpmh x Δt C3H6O = -8,46 + (3, x 335,5) + ((1, /3) x ((4x335,5 2 ) -(298x335,5))) + ((4, ) / (298x335,5)) C3H6O =-30,83 J/mol ΔCpmh C3H6O = -256,34 J/mol K H C3H6O = ,8 J/mol = -93,6368 kj/mol C6H15NO2= -18,4 + (7, x 335,5) + ((-4, /3) x (( 4 x 335,5 2 ) (298 x 373)) + (1, )/ (298 x 373) C6H15NO2 = -68,07 J/mol ΔCpmh C6H15NO2 = -565,95 J/mol K ΔH2 C6H15NO2 = J/mol = -401 kj/mol H1= H C3H6O + H C6H15NO2 H1= -93,6368 kj/mol kj/mol H1= -494,6368 kj/mol
22 29 H2 = ΔCpmh x Δt C9H21NO3= -8,457 + (0,33 x 335,5) + ((-1, /3) x (( 4 x 335,5 2 ) (298 x 448)) + (9, )/ (298 x 448) C6H15NO2 = -65,49 J/mol ΔCpmh C6H15NO2 = -544,54 J/mol K ΔH C9H21NO3 = J/mol = kj/mol H = H1 + H o + H2 H = -494,6368 kj/mol + (-116,5343 kj/kmol) + (-1410 kj/mol) H = -2021,17 kj/mol Karena harga H negatif, maka reaksi bersifat eksotermis. Energi Bebas Gibbs ( G) Perhitungan energi bebas gibbs ( G) digunakan untuk meramalkan arah reaksi kimia cenderung spontan atau tidak. ΔG o bernilai positif (+) menunjukkan bahwa reaksi tersebut tidak dapat berlangsung secara spontan, sehingga dibutuhkan energi tambahan dari luar yang cukup besar. Sedangkan ΔG o bernilai negatif (-) menunjukkan bahwa reaksi tersebut dapat berlangsung secara spontan dan tidak membutuhkan energi. ΔG o (298 o K) = ΔG o produk - ΔG o reaktan... (2.10) ΔG = ΔH TΔS... (2.11) G o ( T ) H o x H T o (298) G T 298 o (298) T 2 T1 Cp dt T T 2 T1 Cp... dt (2.12) T
23 30 a. Proses aqueous Tabel 2.6. Nilai Gf (298) bahan baku dan produk Komponen Hf (298) (J/mol) NH3(l) -1,62E+04 C 3H6O(l) C3H9NO(l) C6H15NO2(l) C9H21NO3(l) -2,57E+04-1,08E+05-1,15E+05-1,33E+05 (eid and Prauznitz, 1897) eaksi 1 : NH3 + PO MIPA ΔG o (298 o K) = (ΔG o C3H9NO(l) ) - (ΔG o NH3(l) + (ΔG o C 3H6O(l)) = (-1,08E+05) ((-1,62E+04) + (-2,57E+04)) = -6,61E+4 J/mol = -66,1 kj/kmol ,1 ΔG = ( 699) 301,5 x (( ) + (4, )) 298 = 40981,26 kj/kmol eaksi 2 : MIPA + PO DIPA ΔG o (298 o K) =(ΔG o C6H15NO2(l))-(ΔG o C3H9NO(l)+ (ΔG o C 3H6O(l)) = (-1,15E+05) ((-1,08E+05) + (-2,57E+04)) = -1,73E+5 J/mol = -173 kj/kmol 65, ΔG = ( 65,1) 301,5 x (( ) + (7, ,2) 298
24 31 = 21526,99 kj/kmol eaksi 3 : DIPA + PO TIPA ΔG o (298 o K) =(ΔG o C9H21NO3(l))-(ΔG o C6H15NO2(l)+ΔG o C 3H6O(l)) = (-1,33E+05) ((-1,15E+05) + (-2,57E+04)) = -9,18E+4 J/mol = -918 kj/kmol ΔG = ( 194) 301,5 x (( ) + ( 10, ,07) 298 = 7905,72 kj/kmol b. Proses anhydrous eaksi 1 : NH3 + PO MIPA ΔG o (298 o K) = (ΔG o C3H9NO(l) ) - (ΔG o NH3(l) + (ΔG o C 3H6O(l)) = (-1,08E+05) ((-1,62E+04) + (-2,57E+04)) = -6,61E+4 J/mol = -66,1 kj/kmol 222, ,1 ΔG = ( 222,36) 373 x (( ) + ( 71,7 378,84) 298 = 794,125 kj/kmol eaksi 2 : DIPA + PO TIPA ΔG o (298 o K) =(ΔG o C6H15NO2(l))-(ΔG o C3H9NO(l)+ (ΔG o C 3H6O(l)) = (-1,15E+05) ((-1,08E+05) + (-2,57E+04)) = -1,73E+5 J/mol = -173 kj/kmol
25 32 276, ΔG = ( 276,29) 373 x (( ) + ( 72,2 378,84) 298 = 2190,759 kj/kmol eaksi 3 : DIPA + PO TIPA ΔG o (298 o K) =(ΔG o C9H21NO3(l))-(ΔG o C6H15NO2(l)+ΔG o C 3H6O(l)) = (-1,33E+05) ((-1,15E+05) + (-2,57E+04)) = -9,18E+4 J/mol = -918 kj/kmol 222, ΔG = ( 579,67) 373 x (( ) + ( 71,7 277,74) 298 = 3262,343 kj/kmol Tabel 2.7. Perbandingan Proses Proses Proses aqueous (Proses I) Proses anhydrous (Proses II) Langkah proses Kondisi Operasi Pembuatan isopropalamin membutuhkan bahan baku amoniak dan propilen oksida dengan rasio mol 5:1dan menggunakan air sebagai katalis. P = 1,3 atm T = 32 C Pembuatan isopropalamin membutuhkan bahan baku amoniak dan propilen oksida dengan rasio mol 40:1 dan menggunakan katalis P = 80 atm T = 140 C Konversi 98,8% 95% Panas eaksi MIPA: -6, kj/kmol MIPA: -1374,09 kj/mol
26 33 ( H) DIPA: -6, kj/kmol TIPA: -1, kj/kmol DIPA: -489,0818 kj/kmol TIPA: -2021,17 kj/mol Energi Bebas Gibbs ( G) MIPA: ,26 kj/kmol DIPA: ,99 kj/kmol TIPA: ,72 kj/kmol MIPA: -794,125 kj/kmol DIPA: -2190,759 kj/kmol TIPA: -918 kj/kmol Mengalami kerugian karena membutuhkan ammonia yang Keuntungan p ,79 banyak yang menyebabkan biaya bahan baku lebih besar dari produknya Dari Tabel 2.7. dapat dilihat bahwa proses pembuatan isopropanolamin dengan metode aqueous phase adalah proses yang paling baik untuk dipilih. Kelebihan proses ini adalah: 1. Konversi terhadap Propilen Oksida tinggi. 2. Kondisi operasi sangat menguntungkan jika ditinjau dari segi keamanan dan perancangan alat. eaktor bekerja pada suhu dan tekanan yang mudah dicapai. 3. Biaya investasi dan biaya operasi rendah. C. Uraian Proses Proses pembuatan monoisopropanolamin dapat dibagi dalam empat tahap yaitu :
27 34 1. Tahap penyimpanan bahan baku 2. Tahap penyiapan bahan baku 3. Tahap pembentukan produk 4. Tahap pemurnian produk 1. Tahap penyimpanan bahan baku Bahan baku isopropanolamin yaitu amoniak dan propilen oksida disimpan dalam fasa gas dan fasa cair. 2. Tahap penyiapan bahan baku Amoniak dari tangki penyimpanan (ST-101) diumpankan ke mix point (MP-101) untuk dicampur dengan air dan hasil recycle yang berasal dari split point dan menara distilasi pertama. Kemudian keluaran mix point 1 didinginkan dalam cooler 101 (CO-101) hingga suhu 32 o C sebelum diumpankan ke reaktor (E-201). Propilen oksida dari ST-102 langsung diumpankan ke dalam reaktor untuk direaksikan dengan amoniak. 3. Tahap pembentukan produk Di dalam reaktor terjadi reaksi yang bersifat eksotermis dan irreversible sebagai berikut : NH3(l) + C3H6O(l) C3H9NO(l) (MIPA) C3H9NO(l) + C3H6O(l) C6H15NO2(l) (DIPA) C6H15NO2(l) + C3H6O(l) C9H21NO3(l) (TIPA) eaksi terjadi pada fasa cair - cair. Amoniak terpecah dan bergabung dengan propilen oksida melalui reaksi ammonolisis membentuk MIPA, DIPA, TIPA dan besarnya konversi propilen oksida mencapai 98,8%.
28 35 Karena reaksi bersifat eksotermis maka untuk mempertahankan kondisi operasi diperlukan pendingin. 4. Tahap pemurnian produk Produk reaktor berupa cairan yang terdiri atas amoniak dan propilen oksida yang belum bereaksi, air, monoisopropanolamin, diisopropanolamin, dan triisopropanolamin. Campuran cairan diumpankan ke dalam heater (HE-201), dipanaskan sehingga keluaran heater akan menjadi campuran dua fasa yang kemudian diumpankan ke dalam menara distilasi 1 (DC-301) untuk dipisahkan fasa uap dan fase cairnya. Air, amoniak dan sedikit monoisopropanolamin yang mempunyai titik didih lebih rendah dari diisopropanolamin dan triisopropanolamin akan diperoleh sebagai hasil atas DC-301. Hasil atas dari DC-301 keluar kemudian dikondensasi dalam CD-301 sehingga menjadi cairan dan dikembalikan ke reaktor melalui mix point 1. Sebagian kecil air, sebagian besar monoisopropanolamin serta disopropanolamin, dan triisopropanolamin yang mempunyai titik didih lebih tinggi akan diperoleh sebagai hasil bawah DC-301. Hasil bawah DC-301 kemudian diumpankan ke menara distilasi 2 (DC-302) untuk memisahkan monoisopropanolamin dari diisopropanolamin dan triisopropanolamin. Hasil atas DC-302 yang terdiri dari monoisopropanolamin dan sedikit diisopropanolamin, lalu didinginkan di dalam CO-301, kemudian disimpan dalam tangki ST-301. Hasil bawah DC-302 yang terdiri atas sebagian kecil monoisopropanolamin serta diisopropanolamin dan triisopropanolamin diumpankan ke menara distilasi 3 (DC-303) yang berfungsi untuk
29 36 memisahkan diisopropanolamin dengan triisopropanolamin. Hasil atas DC-303 yaitu diisopropanolamin dan sebagian kecil triisopropanolamin kemudian didinginkan di dalam CO-302 dan disimpan dalam ST-302. Hasil bawah DC-303 yaitu triisopropanolamin dan sebagian kecil diisopropanolamin kemudian didinginkan di dalam CO-303 dan disimpan dalam ST-303.
30 37 F3 H2O ST- 101 F1 F 11 ST- 301 F 15 F7 F11 MP-01 F 4 F19 ST- 302 ST- 102 F 2 E- 201 F 5 E- 202 F6 M-02 MD 01 MD 02 MD 03 F8 F12 F16 F20 ST- 303 Gambar 2.1 Diagram Alir
BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang
BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang dihasilkan dengan mereaksikan katalis asam dengan asetaldehida. Beberapa jenis
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan
II. DESKIPSI POSES A. Jenis - Jenis Proses a) eaksi Acetylene (C2H2) dengan Hydrogen Chloride (HCl) Menurut Nexant s ChemSystem Process Evaluation/ esearch planning (2007), metode pembuatan VCM dengan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian.
BAB II DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemrosesan yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara
Lebih terperinciBAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,
7 BAB II URAIAN PROSES 2.1. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul C 6 H 5 CH 2 OH. Proses
Lebih terperinciBAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,
7 BB II URIN PROSES.. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul 6 H 5 H OH. Proses pembuatan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES A. Jenis-jenis Proses 1. Proses dengan Menggunakan Bahan Baku Chloroparaffin Proses dengan bahan baku chloroparaffin dan benzen merupakan proses tertua. Katalis yang digunakan yaitu
Lebih terperinciBAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Proses Pembuatan Trimetiletilen Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara
11 II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara lain : 1. Pembuatan Metil Akrilat dari Asetilena Proses pembuatan metil akrilat adalah
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai
II. DESKRIPSI PROSES 2.1 Macam Macam Proses 1. Proses Formaldehid Du Pont Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai berikut : CH 2 O + CO + H 2 O HOCH 2 COOH 700 atm HOCH 2 COOH
Lebih terperinciDESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.
II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses
Lebih terperinciBAB II. DISKRIPSI PROSES. bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses komersial
BAB II. DISKRIPSI PROSES 2.1 Jenis Proses Berdasarkan Bahan Baku Tricresyl phosphate (TCP) dapat dibuat melalui beberapa proses berdasarkan bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES II.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung, dan Produk Spesifikasi Bahan Baku 1. Metanol a. Bentuk : Cair b. Warna : Tidak berwarna c. Densitas : 789-799 kg/m 3 d. Viskositas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ISOPROPANOLAMIN DARI PROPILEN OKSIDA DAN AMONIAK KAPASITAS TON/TAHUN
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ISOPROPANOLAMIN DARI PROPILEN OKSIDA DAN AMONIAK KAPASITAS 15.000 TON/TAHUN Oleh: Barkah Rizki Safardani I 0509007 Nurul Wulandari I 0509035 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol
BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku tert-butyl alkohol (TBA) Wujud Warna Kemurnian Impuritas : cair : jernih : 99,5% mol : H 2 O
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Pemilihan Proses Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (PT. KMI, 2015) Fase : Cair Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85%
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Bahan Baku 1. Gliserin (C3H8O3) Titik didih (1 atm) : 290 C Bentuk : cair Spesific gravity (25 o C, 1atm) : 1,261 Kemurnian : 99,5 %
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam
BAB II DESKRIPSI PROSES Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated lime (kapur yang di-airkan).
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus Molekul : C 3 H 4 O 2
BAB II DESKRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku A. Asam Akrilat (PT. Nippon Shokubai) : Nama IUPAC : prop-2-enoic acid Rumus Molekul : C 3 H 4 O 2 Berat Molekul
Lebih terperinciLAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI
B-1 LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI Dari hasil perhitungan neraca massa selanjutnya dilakukan perhitungan neraca energi. Perhitungan neraca energi didasarkan pada : Basis : 1 jam operasi Satuan panas
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku 1. Acrylonitrile Fase : cair Warna : tidak berwarna Aroma : seperti bawang merah dan bawang putih Specific gravity
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku Etanol Fase (30 o C, 1 atm) : Cair Komposisi : 95% Etanol dan 5% air Berat molekul : 46 g/mol Berat jenis :
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS-JENIS PROSES Proses pembuatan metil klorida dalam skala industri terbagi dalam dua proses, yaitu : a. Klorinasi Metana (Methane Chlorination) Reaksi klorinasi metana terjadi
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI PROSES
BAB II. DESKRIPSI PROSES A. Latar Belakang Bahan Baku dan Produk Dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengentaskan kemiskinan, maka pemerintah berupaya melakukan pembangunan di segala bidang.
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
16 BAB II DESRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku Nama Bahan Tabel II.1. Spesifikasi Bahan Baku Propilen (PT Chandra Asri Petrochemical Tbk) Air Proses (PT
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.
Lebih terperinci4.19 Neraca Energi CO Neraca Energi RE Neraca Energi RE Neraca Energi DC
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Data Kebutuhan Isopropanolamin di Indonesia... 3 2.1 Harga Bahan Baku dan Produk... 10 2.2 Nilai ΔH 0 f (298) bahan baku dan produk... 17 2.3 Nilai ΔH 0 f masing-masing komponen...
Lebih terperinciBAB II PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES. Potassium karbonat memiliki beberapa nama lain yaitu : kalium karbonat, carbonate
BAB II PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES II.1. Jenis Jenis Proses Potassium karbonat memiliki beberapa nama lain yaitu : kalium karbonat, carbonate of potash, dipotassium carbonate, pearl ash, potash,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus Molekul
BAB II DESKRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku A. Asam Akrilat (PT. Nippon Shokubai) : Nama IUPAC : prop-2-enoic acid Rumus Molekul Berat Molekul Titik Leleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimetil Eter Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OCH 3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether. Jika DME dioksidasi
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga kebutuhan bahan baku serta bahan penunjang untuk industri
Lebih terperinciLAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN NERACA MASSA
LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN NERACA MASSA Kapasitas Produksi 15.000 ton/tahun Kemurnian Produk 99,95 % Basis Perhitungan 1.000 kg/jam CH 3 COOH Pada perhitungan ini digunakan perhitungan dengan alur maju
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik n-butiraldehid dengan Proses Hidroformilasi Propilen Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku a. Propilen (C 3 H 6 ) Berat molekul : 42 gr/mol Titik didih : -47,75 C 47,7 C Titik beku : -185,25 C Densitas
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Etil Akrilat dari Asam Akrilat dan Etanol Kapasitas ton/tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus molekul : C2H5OH
DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku Utama a. Etanol Sifat fisis : Rumus molekul : C2H5OH Berat molekul, gr/mol : 46,07 Titik didih, C : 78,32 Titik lebur,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses Proses pembuatan Metil Laktat dengan reaksi esterifikasi yang menggunakan bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut
Lebih terperinciKatalis Katalis yang digunakan adalah Rhodium (US Patent 8,455,685).
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA Perhitungan neraca massa berdasarkan kapasitas produksi yang telah ditetapkan. Kapasitas produksi asetat anhidrid : 20.000 ton/tahun Operasi : 330 hari/tahun, 24 jam/hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia saat ini sedang berusaha untuk tumbuh dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki negara agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES NC-(CH 2 ) 4 -CN + 4 H 2 O. Reaksi menggunakan katalisator dari komponen fosfor, boron, atau silica gel.
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Adiponitril dibuat dengan beberapa macam proses, antara lain (Kirk and Othmer,1952) : 1. Dari asam adipat dan amoniak HOOC-(CH 2 ) 4 -COOH + 2NH 3 NC-(CH 2 )
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Persiapan Bahan Baku Proses pembuatan Acrylonitrile menggunakan bahan baku Ethylene Cyanohidrin dengan katalis alumina. Ethylene Cyanohidrin pada T-01
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Proses Pembuatan Disodium Fosfat Anhidrat Secara umum pembuatan disodium fosfat anhidrat dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu
Lebih terperinciPERHITUNGAN NERACA PANAS
PERHITUNGAN NERACA PANAS Data-data yang dibutuhkan: 1. Kapasitas panas masing-masing komponen gas Cp = A + BT + CT 2 + DT 3 Sehingga Cp dt = Keterangan: Cp B AT T 2 2 C T 3 = kapasitas panas (kj/kmol.k)
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi sekarang ini, industri kimia mengalami perkembangan yang sangat pesat, jumlah dan jenis industri kimia dari tahun ke tahun semakin bertambah.
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku 2.1.1.1. Ethylene Dichloride (EDC) a. Rumus Molekul : b. Berat Molekul : 98,96 g/mol c. Wujud : Cair d. Kemurnian
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hexamine Hexamine merupakan produk dari reaksi antara amonia dan formalin dengan menghasilkan air sebagai produk samping. 6CH 2 O (l) + 4NH 3(l) (CH 2 ) 6 N 4 + 6H 2 O Gambar
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku 1. Benzena a. Rumus molekul : C6H6 b. Berat molekul : 78 kg/kmol c. Bentuk : cair (35 o C; 1 atm) d. Warna :
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI PROSES
BAB II. DESKRIPSI PROSES Proses pembuatan Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD) dipilih berdasarkan bahan baku yang akan digunakan karena proses yang akan berlangsung dan produk yang akan dihasilkan akan
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Pada proses pembuatan asam salisilat dapat digunakan berbagai proses seperti:
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pada proses pembuatan asam salisilat dapat digunakan berbagai proses seperti: Proses Kolbe dan Kolbe Schmit. 1. Proses Kolbe Asam pertama kali ditemukan oleh R. Piria
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses 1-Butena atau butilen dengan rumus molekul C 4 H 8 merupakan senyawa berbentuk gas yang larut dalam senyawa hidrokarbon, alkohol, eter tetapi tidak larut dalam
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES
14 BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku a. CPO (Minyak Sawit) Untuk membuat biodiesel dengan kualitas baik, maka bahan baku utama trigliserida yang
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES
19 BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pembantu, dan Produk 2.1.1 Spesifikasi bahan baku a. N-Butanol (PT. Petro Oxo Nusantara) Rumus molekul : C4H9OH Fase : Cair Berat Molekul :
Lebih terperinciV. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan
V. SPESIFIKASI ALAT Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan pabrik furfuril alkohol dari hidrogenasi furfural. Berikut tabel spesifikasi alat-alat yang digunakan.
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna
BAB II DESKRIPSI PROSES 1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 1.1. Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (www.kaltimmethanol.com) Fase (25 o C, 1 atm) : cair Warna : jernih, tidak berwarna Densitas (25 o C)
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Prses Ddekilbenzena dapat dibuat dengan mereaksikan ddekana dan benzena. Dalam prduksi ddekilbenzena dapat digunakan prses sebagai berikut: 1. Prses alkilasi benzena
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES Hidrasi langsung α-pinene dengan menggunakan katalis Chloroacetic
II. DESKRIPSI PROSES 2.1. Macam Macam Proses 2.1.1. Hidrasi langsung α-pinene dengan menggunakan katalis Chloroacetic acid. A-terpineol disintesis dari hidrasi α-pinene dengan menggunakan katalis asam.
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan MEK dikenal 3 macam metode pembuatan berdasarkan perbedaan bahan bakunya (Ullman, 2007).
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES.1 Jenis-jenis bahan baku dan proses Proses pembuatan VAM dapat dibuat dengan dua proses, yaitu proses asetilen dan proses etilen. 1. Proses Dasar Asetilen Reaksi yang terjadi
Lebih terperinciBAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia
BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
10 BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Pembuatan kalium hidroksida ini dapat dilakukan dengan dua macam proses, yaitu; pembuatan kalium hidroksida dengan proses boiling dan pembuatan kalium hidroksida
Lebih terperinciJalan Raya. Sungai. Out. Universitas Sumatera Utara
In 17 15 1 1 1 Jalan Raya 3 5 7 9 Sungai 1 1 1 11 1 13 19 Out 17 1 0 LA-1 LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA Pabrik Minyak Makan Merah ini direncanakan berproduksi dengan kapasitas 50.000 ton minyak makan
Lebih terperinciII. PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES. produk fotosintesis) dalam jangka panjang (Kimball, 1983)
II. PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES A. Jenisjenis Proses Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES II. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II... Spesifikasi bahan baku. Epichlorohydrin Rumus Molekul : C 3 H 5 OCl Wujud : Cairan tidak berwarna Sifat : Mudah menguap Kemurnian : 99,9%
Lebih terperinciDosen Pembimbing 1. Dr. Ahmad M. Fuadi. 2. M. Mujiburohman Ph.D
NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN GLIKOL DARI PROPILEN OKSIDA DAN AIR KAPASITAS 60.000 TON PER TAHUN Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Teknik Strata Satu pada Jurusan
Lebih terperinci: 330 hari/tahun, 24 jam/hari. Tabel 4.1 Neraca Massa Keseluruhan
IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI Kapasitas produksi Waktu operasi Basis perhitungan : 30.000 ton/tahun : 330 hari/tahun, 24 jam/hari : 1 jam operasi A. Neraca Massa 1. Neraca Massa Keseluruhan Tabel
Lebih terperinciBAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS
NME D3 Sperisa Distantina 1 BAB IV PROSES DENGAN SISTEM ALIRAN KOMPLEKS Dalam industri kimia beberapa macam sistem aliran bahan dilakukan dengan tujuan antara lain: 1. menaikkan yield. 2. mempertinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Propilen ksida Nama lain dari propilen oksida adalah metiloksirana, mempunyai stuktur CH 3 (CHCH 2 ). Propilen oksida adalah zat yang sangat reaktif untuk enangkap cincin oksirane
Lebih terperinciDESKRIPSI PROSES. Untuk pembuatan gipsum terdiri dari tiga jenis proses, yaitu: Penghancuran batu-batuan ini dengan menggunakan alat primary crusher
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-jenis Proses Pembuatan Gipsum Untuk pembuatan gipsum terdiri dari tiga jenis proses, yaitu: 2.1 Pembuatan Gipsum dari Gypsum Rock Proses pembuatan gipsum dari rock yaitu dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA Waktu operasi : 300 hari / tahun ; 4 jam / hari Basis perhitungan : jam operasi Satuan operasi : kilogram (kg) Bahan baku : - Propilen (C 3 H 6 ) - Udara (N dan O )
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tetradecene Senyawa tetradecene merupakan suatu cairan yang tidak berwarna yang diperoleh melalui proses cracking senyawa asam palmitat. Senyawa ini bereaksi dengan oksidan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Larutan benzene sebanyak 1.257,019 kg/jam pada kondisi 30 o C, 1 atm dari tangki penyimpan (T-01) dipompakan untuk dicampur dengan arus recycle dari menara
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK HEXAMINE DENGAN PROSES LEONARD KAPASITAS TON/TAHUN
NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK HEXAMINE DENGAN PROSES LEONARD KAPASITAS 35.000 TON/TAHUN Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu di Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II NJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetat Anhidrat Asetat anhidrat merupakan anhidrat dari asam asetat yang struktur antar molekulnya simetris. Asetat anhidrat memiliki berbagai macam kegunaan antara lain sebagai
Lebih terperinciBAB II PEMILIHAN PROSESDAN URAIAN PROSES
13 BAB II PEMILIHAN PROSESDAN URAIAN PROSES A. Jenis Jenis Proses Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks yang dihasilkan oleh tumbuhan, dimana didalamnya terkandung kelebihan dekstrosa (sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Fenil Asetat Asam fenil asetat disebut dengan nama lain asam α-toluic, asam benzen asetat, asam alfa tolylic dan asam 2-fenil asetat (Wikipedia, 2012b). Asam fenil asetat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari
Lebih terperinciPENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA
BAB V PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA V.I Pendahuluan Pengetahuan proses dibutuhkan untuk memahami perilaku proses agar segala permasalahan proses yang terjadi dapat ditangani dan diselesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendirian pabrik metanol merupakan hal yang sangat menjanjikan dengan alasan:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Metil alkohol atau yang lebih dikenal dengan sebutan metanol merupakan produk industri hulu petrokimia yang mempunyai rumus molekul CH3OH. Metanol mempunyai berat
Lebih terperinciSKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA
PRA RANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN SKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA Disusun Oleh : Rezeki Dewantari Y 121080057 Dian Geta 121080078 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Percobaan 1.3. Manfaat Percobaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring sedang berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang perindustrian di Indonesia, beragam industri terus melakukan inovasi dan perkembangan
Lebih terperinciTugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Mulai dari industri makanan, tekstil, kimia hingga farmasi. Dalam proses produksinya, beberapa
Lebih terperinciIII. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK
III. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK A. Sifat Bahan Baku dan Produk Bahan Baku 1. Acetylene a. Rumus Kimia : C 2 H 2 b. Rumus Bangun : c. Berat Molekul : 26 kg/kmol d. Fase : Gas e. Titik Didih, pada
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS TON/TAHUN
perpustakaan.uns.ac.id TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS 80.000 TON/TAHUN Disusun Oleh : 1. Risma Sappitrie ( I0511045 ) 2. Trias Ayu Laksanawati (
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES
BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES Alat proses pabrik isopropil alkohol terdiri dari tangki penyimpanan produk, reaktor, separator, menara distilasi, serta beberapa alat pendukung seperti kompresor, heat
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha prduksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem prses dan sistem pemrses yang dirangkai dalam suatu sistem prses prduksi yang disebut teknlgi prses. Secara
Lebih terperinciMODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi
MODUL 1 TERMOKIMIA Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sebagai prasyarat untuk mempelajari termokimia, kita harus mengetahui tentang perbedaan kalor (Q)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam upaya bersama untuk meningkatkan kinerja perekonomian nasional,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya bersama untuk meningkatkan kinerja perekonomian nasional, sektor industri kimia tetap menjadi salah satu tumpuan dan harapan. Peluang yang cukup baik dalam
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES
2 BAB II DISKRIPSI PROSES 2.. Spesifikasi Bahan Baku danproduk a. Spesifikasi bahan baku Isobutil alkohol Kenampakan : Cairan bening Kemurnian : 99% Impuritas : H2O (%) Asam Palmitat Kenampakan : Kristal
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi:
BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam macam Proses Kapasitas produksi sodium klorat di dunia pada tahun 1992 ± 2,3 juta ton dengan 1, 61 juta ton diproduksi oleh Amerika Utara. Proses pembuatan sodium klorat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Yogyakarta, September Penyusun,
KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada penyusun, sehingga penyusunan Tugas Akhir dengan judul Pra Rancangan Pabrik Aseton dari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Polyethylene terephthalate dibuat melalui dua tahapan proses, yaitu proses esterifikasi
10 II. TINJAUAN PUSTAKA Polyethylene terephthalate dibuat melalui dua tahapan proses, yaitu proses esterifikasi dan proses polykondensasi. Secara garis besar ada dua proses esterifikasi yaitu (patent 5.008.230)
Lebih terperinciBAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI
BAB IV TERMOKIMIA A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi
Lebih terperinciJurnal Tugas Akhir Teknik Kimia
PRARANCANGAN PABRIK FATTY ALCOHOL DARI BIODIESEL DENGAN PROSES HIDROGENASI DENGAN KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN Mirna Isdayanti*, Ismi Nur Karima 1 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinci