PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA"

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA Abstrak (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Manajemen SDM Tingkat IV Tahun Akademik 2016/2017 Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan) Oleh : Yeyen Suryani, Wirasmo Prawirasuyasa & Lilis Rismaya Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya mahasiswa pada mata kuliah Manajemen SDM di Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan. Rendahnya tersebut dikarenakan masih banyak mahasiswa yang belum mampu membangun kemampuan berpikir kreatifnya. Ini dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pelajaran. Dimana, jawaban atas pertanyaan tersebut masih bersifat teks book. Sehingga jawaban yang terlontar masih belum menunjukan keaslian dari pemikiran mereka sendiri Mereka belum mampu membangun aktivitas mental divergen dalam menjawab persoalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada pengukuran akhir (post-test), dan mendeskripsikan perbedaan peningkatan (gain) mahasiswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model GI dan kelas kontrol yang menggunakan model PBL. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat IV kelas A (eksperimen) sebanyak 33 mahasiswa dan kelas B (kontrol) sebanyak 26 mahasiswa. Adapun metode pengolahan data menggunakan uji t melalui Independent Samples T-Test. Berdasarkan pengolahan data pre test menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada pengukuran awal mahasiswa. Adapun hasil posttest menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mahasiswa pada pengukuran akhir. Kemudian analisis data gain menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan (gain) mahasiswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model GI dengan kelas kontrol yang menggunakan model PBL. 1. Latar Belakang Masalah Pengembangan potensi mahasiswa tidak terlepas dari proses pembelajaran yang mampu mengembangkan ketiga aspek penting yaitu, afektif (sikap), psikomotor (keterampilan), dan kognitif (pengetahuan). Dalam hal ini ranah kognitif didalamnya mencakup kemampuan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif merupakan aspek kognitif yang harus dimiliki mahasiswa. Hal ini tidak mampu diwujudkan begitu saja, tetapi harus dilatih sehingga mampu menemukan hal-hal baru ataupun mengembangkan hal yang sudah ada sebelumnya. Serta mampu memunculkan alternatif solusi permasalahan yang muncul dalam kehidupan dan mampu logis dalam memutuskan cara pengambilan keputusan. Maka dari itu, kemampuan berpikir kreatif haruslah dikembangkan karena dengan berpikir kreatif memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Namun, kenyataannya jarang sekali diperhatikan dalam pembelajaran. Padahal dalam menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi haruslah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan tinggi yang Jurnal Equilibrium Vol.14, Juli Desember 2016 : Hal 1-9 1

2 melibatkan berpikir kreatifdan mampu bekerja sama secara efektif. Cara berpikir ini harus dikembangkan khususnya melalui pendidikan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan belajar sehari-hari, masih banyak mahasiswa yang belum mampu membangun nya. Ini dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pelajaran. Dimana, jawaban atas pertanyaan tersebut masih bersifat teks book. Sehingga jawaban yang terlontar masih belum menunjukan keaslian dari pemikiran mereka sendiri Mereka belum mampu membangun aktivitas mental divergen dalam menjawab persoalan. Kebanyakan mahasiswa memecahkan persoalan berdasarkan apa yang diucapkan oleh dosen dan apa yang ada di dalam buku. Sehingga mahasiswa masih rendah. Akibatnya, ketika ujian berlangsung dengan konsep soal yang bersifat menemukan, mencari, mengembangkan konsep, menghubungkan antara beberapa hal. Tugas dosen dalam kelas bukan saja terfokus pada pemberian informasi atau konsep-konsep materi yang disajikan. Karena pada dasarnya pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari otak seorang dosen kepada mahasiswa, mahasiswa sendiri yang harus memaknai apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pemahamannya.tetapi harus mampu membangun aktivitas mental mahasiswa agar mampu mengembangkan dan meningkatkan mahasiswa. Salah satu cara membangun aktivitas mental mahasiswa kearah kemampuan berpikir kreatif melalui penerapan model pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa diantaranya model pembelajaran Group Investigation (GI)dan Problem Based Learning (PBL). Kedua model pembelajaran ini sama-sama bersifat menuntun mahasiswa dalam memecahkan permasalahan dan mampu merangsang kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. 2. Rumusan Masalah Beranjak dari latar belakang penelitian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut 1. Apakah terdapat perbedaan mahasiswa dalam pengukuran akhir (post test) antara mahasiswa kelas eksperimen yang mendapatkan model pembelajaran Grup Investigation (GI) dengan mahasiswa kelas kontrol yang mendapatkan model Problem Based Learning (PBL)? 2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan (gain) kemampuan berpikir kreatif mahasiswa antara mahasiswa kelas eksperimen yang mendapatkan model pembelajaran Grup Investigation (GI) dengan mahasiswa kelas kontrol yang mendapatkan model Problem Based Learning (PBL)? 3. Kerangka Pemikiran Kemampuan berpikir kreatif jarang sekali diperhatikan dalam pembelajaran. Padahal dalam mengahadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi haruslah menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan tinggi yang melibatkan berpikir kreatif dan mampu bekerja sama secara efektif. Cara berpikir ini harus dikembangkan khususnya melalui pendidikan. Kebanyakan mahasiswa memecahkan persoalan berdasarkan apa yang diucapkan oleh dosen dan apa yang ada di dalam buku. Sehingga mahasiswa masih rendah. Akibatnya, ketika ulangan harian berlangsung dengan konsep soal yang bersifat menemukan, mencari, mengembangkan konsep, menghubungkan antara beberapa hal. Nilai ujian tersebut masih banyak yang di bawah standar. Oleh karena itu, perlu disadari bahwa tugas dosen dalam kelas bukan Jurnal Equilibrium Vol.14, Juli Desember 2016 : Hal 1-9 2

3 saja terfokus pada pemberian informasi atau konsep-konsep materi yang disajikan. Karena pada dasarnya pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari otak seorang dosen kepada mahasiswa, mahasiswa sendiri yang harus memaknai apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pemahamannya. Tetapi harus mampu membangun aktivitas mental mahasiswa agar mampu mengembangkan dan meningkatkan mahasiswa. Kemampuan berpikir kreatif siswa menurut Guilford dalam Sentosa (2014:253) mampu dilihat dari keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes (flexibility), keterampilan berpikir orisinal (originality), keterampilan merinci atau penguraian (elaboration), dan keterampilan perumusan kembali (redefinition). Kemampuan berpikir kreatif mahasiswa lebih menekankan pada kemampuan seseorang dalam menciptakan sesuatu yang baru dari proses membangun keterkaitan dari hal-hal yang berbeda atau hal yang diketahui sebelumnya dan diwujudkan dalam sebuah gagasan karya lainnya. Salah satu cara membangun aktivitas mental mahasiswa kearah melalui penerapan model pembelajaran. Cara yang dapat ditempuh diantaranya adalah menggunakan model Investigation (GI) dan model Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) menuntun mahasiswa untuk melakukan investigasi topik, dimana sebelum melakukan investigasi mahasiswa terlibat dalam proses perencanaan, pemilihan topik, pengorganisasian kelompok sampai pelaporan hasil investigasi topik atau permasalahan. Menurut Suyanto dalam Lusiana (2015:27) yang mengemukakan bahwa model Group Investigation merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana siswa bekerja menggunakan perencaan proyek, diskusi kelompok dan kemudian mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada dasarnya merupakan model pembelajaran yang menuntun mahasiswa dalam sebuah investigasi terhadap topik atau masalah. Hal ini sejalan dengan misi atau tujuan model Investigation (GI) yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa, baik kemampuan berpikir, kemampuan sosialnya. Sedangkan model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang mengarahkan mahasiswa dalam pemecahan masalah. Menurut Trianto (2007:67) mengemukakan bahwa Problem Based Learning telah dikenal sejak zaman John Dewey yang menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan. Pembelajaran ini dimulai dari suatu masalah yang disajikan dan harus dicari solusinya. Model pembelajaran ini menciptakan aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah serta pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah dengan tujuan pengembangan kemampuan berpikir siswa. Pada dasarnya, model Investigation (GI) dan model Problem Based Learning (PBL) sama-sama menyajikan suatu topik permasalahan, mahasiswa diarahkan memecahkan permasalahan serta tujuan kedua model tersebut sama-sama bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. 4. Hipotesis Menurut Sukardi (2003:67) menyatakan bahwa : hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan dalam proses penelitian. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan dengan kenyataan yang ada Jurnal Equilibrium Vol.14, Juli Desember 2016 : Hal 1-9 3

4 atau faktaatau dari kenyataan dengan teori yang relevan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H 1 : Terdapat perbedaan mahasiswa dalam pengukuran akhir (post test) antara mahasiswa kelas eksperimen yang mendapatkan model pembelajaran Grup Investigation (GI) dengan mahasiswa kelas kontrol yang mendapatkan model Problem Based Learning (PBL) H 2 : Terdapat perbedaan peningkatan (gain) mahasiswa antara mahasiswa kelas eksperimen yang mendapatkan model pembelajaran Grup Investigation (GI) dengan mahasiswa kelas kontrol yang mendapatkan model Problem Based Learning (PBL) 5. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Menurut Sukardi (2003:16) mengemukakan bahwa kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Mengacu pada pendapat di atas penelitian ini akan menggunakan desain eksperimental semu dengan desain eksperimen Nonequivalent control group (comparison group/pretest-posttest) design. 6. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat IV Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Kuningan berjumlah 59 mahasiswa yang tersebar dalam dua kelas yaitu kelas A sebanyak 33 mahasiswa yang menggunakan model Investigation (GI) dan kelas B sebanyak 26 mahasiswa yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL). 7. Hasil Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari pretes dan postes kemampuan berpikir kritis. Adapun hasil dari penelitian yang telah dilakukan disajikan sebagai berikut : 1) Deskripsi Tes Awal (Pre-Test) Tes Awal (pre-test) diberikan pada dua kelompok subjek penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan. Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian, terlebih dahulu harus dilakukan uji distribusi normalitas data kelas penelitian sebagai prasyarat dalam perhitungan analisis parametrik. Dengan instrumen penelitian berupa tes bentuk uraian yang berjumlah 5 butir soal. Berdasarkan pengolahan data hasil tes awal kelompok kontrol dan eksperimen diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1 Hasil Analisis Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas N Skor Rata- Xmin Xmax Total Rata Eksperimen ,75 Kontrol ,73 Berdasarkan tabel 1 diatas, kelas eksperimen yang menggunakan model Group Investigation (GI) dan kelas kontrol yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) memiliki rata-rata yang tidak jauh berbeda. Kelas eksperimen yang menggunakan model GI memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 33 orang diperoleh rata-rata sebesar 60,75 dengan Jurnal Equilibrium Vol.14, Juli Desember 2016 : Hal 1-9 4

5 skor tertinggi 75 dan skor terendah 50. Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan model PBL memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 26 orang diperoleh rata-rata sebesar 60,73 dengan skor tertinggi 75 dan skor terendah 43. 2) Deskripsi Tes Akhir (Post-Test) Tes akhir merupakan tes yang diberikan kepada mahasiswa setelah diberikan perlakuan. Dengan perlakuan yang berbeda, dan diperoleh hasil yang cukup Tabel 2 berbeda antara kelas eksperimen yang menggunakan model Group Investigation (GI) dan kelas kontrol yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Untuk melihat peningkatan mahasiswa, maka dilaksanakan postest baik dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil pengolahan data tes akhir (postest) diperoleh data sebagai berikut : Hasil Analisis Data Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas N Skor Rata- Xmin Xmax Total Rata Eksperimen ,59 Kontrol ,88 Berdasarkan tabel 2 diatas, kelas eksperimen yang menggunakan model Group Investigation (GI) dan kelas kontrol yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) memiliki rata-rata yang berbeda. Kelas eksperimen yang menggunakan model GI memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 33 orang diperoleh rata-rata sebesar 80,59 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 70. Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan model PBL memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 26 orang diperoleh rata-rata sebesar 70,88 dengan skor tertinggi 92 dan skor terendah 55. 3) Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa dengan menggunakan model Group Investigation (GI) pada kelas eksperimen dan penggunaan model Problem Based Learning (PBL) pada kelas kontrol digunakan perhitungan gain ternormalisasi dengan rumus Hoke. Dari hasil analisis data n- gain dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Tabel 4 Hasil Analisis N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Pretest Posttest N-gain Kriteria Eksperimen 60,75 80,59 0,51 Sedang Kontrol 60,73 70,88 0,26 Rendah Dari tabel 4 diatas, data nilai pretest dan postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai gain pada kelas eksperimen sebesar 0,51 dan berada pada kriteria sedang kemudian nilai gain pada kelas kontrol sebesar 0,26 dan berada pada kriteria rendah. Dari tabel diatas, secara lebih jelas penulis sajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut : Jurnal Equilibrium Vol.14, Juli Desember 2016 : Hal 1-9 5

6 Gambar 1 Peningkatan (gain) Kelas Eksperimen dan Kontrol Jika dibandingkan nilai N- gain antara kelas eksperimen dengan menggunakan model Group Investigation (GI) dan kelas kontrol dengan 4) Uji Hipotesis a) Uji Hipotesis Tes Akhir (Post-Test) Uji perbedaan dua rerata pada postest dilakukan untuk menguji hipotesis apakah terdapat perbedaan pada tes akhir postest pembelajaran antara kelas eksperimen yang menggunakan model GI dan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) hasilnya lebih tinggi kelas eksperimen dengan menggunakan model Group Investigation (GI). kelas kontrol yang menggunakan model PBL. Adapun kriteria keputusan pada uji t yaitu sebagai berikut : Terima H 0 jika t hitung < t tabel Tolak H 0 jika t hitung > t tabel Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Tes Akhir (post-test) Kelas Rata-rata Varians Jumlah siswa t hitung t tabel Eksperimen 80,59 49,60 33 Kontrol 70,88 67, ,88 2,00 Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 4,88 dengan α = 0,05 dan db = 54, diperoleh t tabel = t 0,05 (54) = 2,00. Karena t hitung > t tabel maka berbeda secara signifikan artinya H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa model GI dan PBL mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. Dengan demikian, terdapat perbedaan Jurnal Equilibrium Vol.14, Juli Desember 2016 : Hal 1-9 6

7 pada postest antara kelas eksperimen dengan menggunakan model GI dan kelas kontrol yang menggunakan model PBL. b) Uji Hipotesis Gain Uji perbedaan dua ratarata pada data N-Gain dilakukan untuk menguji hipotesis yaitu apakah terdapat perbedaan peningkatan (gain) pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model GI dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model PBL. Tabel 6 Hasil Uji Hipotesis Gain Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Kelas Rata-Rata Varians Jumlah Siswa t hitung t tabel Eksperimen 0,51 0,02 33 Kontrol 0,26 0, ,20 2,00 Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung =6,20 dengan α = 0,05 dan db = 54, diperoleh t tabel = t 0,05 (54) = 2,00. Karena t hitung > t tabel maka berbeda secara signifikan artinya H 0 ditolak dan H 2 diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan (gain) mahasiswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model GI dengan kelas kontrol yang menggunakan model PBL. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai gain antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dimana rata-rata nilai gain untuk kelas eksperimen dengan model GI lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai gain pada kelas kontrol. 8. Pembahasan Peningkatan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa pada kelas eksperimen terjadi karena model Investigation (GI) menuntun mahasiswa untuk berpikir kreatif sebab dalam metode ini melibatkan mahasiswa mulai dari perencanaan kegiatan berupa penentuan topik permasalahan, melakukan investigasi permasalahan sampai dengan kegiatan akhir berupa penyampaian laporan hasil investigasi. Hal ini menantang mahasiswa akan meningkatkan keterampilan berpikir kreatif untuk menginvestigasi topik dan mencari soluasi dari permasalahan yang ada. hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hikmawan (2014:150) bahwa : Model Group Investigationadalah model kelompok kecil yang menuntun siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun keterampilan berpikir dalam proses kelompoknya serta hasil akhir dari kelompok tersebut berupa sumbangan ide yang lebih mengasah kemampuan berpikir siswa. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Sharan dan Slavin dalam Taniredja (2011:75) mengemukakan bahwa: Karakterisitik model Group Investigationdalam model Group Investigation (GI) ini para siswa diberikan kesempatan untuk mencari informasi, mencari pengetahuan yang mereka peroleh untuk mendapatkan informasi sebagai bahan investigasi permasalahan yang guru berikan. Saling memberikan dorongan, saling mengembangkan gagasan, saling membantu untuk memfokuskan perhatian dan Jurnal Equilibrium Vol.14, Juli Desember 2016 : Hal 1-9 7

8 saling melakukan penafsiran permasalahan yang harus dicari solusinya. Serta model pembelajaran ini mengundang siswa untuk menghubungkan masalah-masalah yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan dan perasaan mereka dengan berbagai sumber belajar dan memberikan peran aktif dan kreativitas siswa dalam mewujudkan seluruh potensi belajarnya secara optimal. Selain itu, Menurut Sutikno dalam Lusiana(2015:31) mengemukakan tujuan atau misi dari Group Investigation (GI) ini adalah : untuk mengembangkan kemampuan kelompok dan kemampuan rasa ingin (akademis). Serta aspek-aspek dari pengembangan diri (kemampuan berpikir) merupakan hasil perkembangan yang utama dari model ini. Dari paparan diatas, jelas bahwa penggunaan model Investigation (GI) mampu meningkatkan mahasiswa. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Eka Setiawati pada tahun 2014 yaitu berdasarkan hasil penelitian hasil belajar siswa terhadap siswa yang pembelajarannya mendapatkan model pembelajaran Group Investigation (GI) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar mendapatkan model Problem Based Learning (PBL).Penelitian berjudul Hasil Belajar IPS Terpadu Pembelajaran GI dan PBL dengan Memperhatikan Berpikir Kreatif Hasil penelitian menunjukaan ada perbedaan yang 9. Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, penulis dapat simpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan mahasiswa dalam pengukuran akhir (post test) antara signifikan hasil belajar IPS Terpadu melalui model pembelajaran GI dan PBL ada interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan siswa. Penelitian lain juga mendukung hasil penelitian ini yang menyebutkan bahwa model pembelajaran Group Investigation berpengaruh terhadap siswa. Dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Candra Nuri Megawati pada tahun 2013 dengan judul Model Pembelajaran Group Investigation dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi dengan hasil nilai sig (2-tailed) 0,001 < 0,05 (dengan taraf siginfikansi 5%) maka H 0 ditolak. Sejalan dengan teori dan penelitian terdahulu diatas, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa model Group Investigation (GI) mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif mahasiswa. Dimana berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan signifikan antara mahasiswa kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan mahasiswa kelas kontrol yang mendapat perlakuan model Problem Based Learning (PBL). Dengan demikian bahwa pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia dengan bahasan pokok Rekrutmen dan Seleksi yang disampaikan pada kedua kelas tersebut terdapat perbedaan, karena setelah mendapat perlakuan mahasiswa kelas eksperimen dapat meningkatkan ratarata nya lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa kelas kontrol. mahasiswa kelas eksperimen yang mendapatkan model Group Investigation (GI) dengan mahasiswa kelas kontrol yang mendapatkan model Problem Based Learning (PBL). 2. Terdapat perbedaan peningkatan (gain) Jurnal Equilibrium Vol.14, Juli Desember 2016 : Hal 1-9 8

9 mahasiswa antara mahasiswa kelas eksperimen yang mendapatkan model Group Investigation (GI) dengan mahasiswa kelas kontrol yang mendapatkan model Problem Based Learning (PBL). Dengan model Group Investigation (GI) lebih efektif dalam meningkatkan mahasiswa dibandingkan dengan model Problem Based Learning (PBL). B. Saran 1. Dosen harus menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan model Problem Based Learning (PBL) sehingga kemampuan berpikir kreatif mahasiswa dapat berkembang khususnya dalam mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia pokok bahasan Rekrutmen dan Seleksi. 2. Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan model Group Investigation (GI). Dosen terlebih dahulu harus melaksanakan persiapan dengan matang agar sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. 3. Penggunaan model pembelajaran Group Investigation (GI) harus ditunjang dengan kelengkapan dan kesiapan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA Sukardi. (2003). Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Yogyakarta : Bumi Aksara. Taniredja, T.dkk. (2011).Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : Alfabeta. Trianto.(2007).Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:Prestasi Pustaka. Hikmawan, Lutfi. (2014). Prosiding: Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dan Group Investigation terhadap Pemahaman Siswa tentang Potensi Daerah Kota Banjar. Bandung : Prodi Pendidikan IPS Sekolah Pascasarjana UPI. Sentosa. (2014). Prosiding:Penerpan Metode Bainstroming dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa.Bandung : Prodi Pendidikan IPS Sekolah Pascasarjana UPI Candra N Megawati.(2013). Jurnal Penelitian:Model Pembelajaran GIdan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran Geografi. Universitas Negeri Malang Lusiana, Devi.(2015). Penelitian: Perbandingan Hasil Belajar Penerapan Model Group Investigation (GI) dengan Model Talking Stick Kuningan:Pendidikan Ekonomi Universitas Kuningan. Eka Setiawati.(2014).Jurnal Penelitian:Hasil Pembelajaran IPS Terpadu Pembelajaran GI dan PBL dengan Memperhatikan Berpikir Kreatif. Universitas Lampung. Jurnal Equilibrium Vol.14, Juli Desember 2016 : Hal 1-9 9

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun

Lebih terperinci

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IIS di SMA Negeri

Lebih terperinci

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, 86-92 86 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS XI IPA SMA

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI)

BAB III METODE PENELITIAN. Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan model Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI) dalam peningkatan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Wahyu Wijayanti 1, Sudarno Herlambang, dan Marhadi Slamet K 2

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Mikro Ekonomi Kompetensi Dasar Teori dan Biaya Produksi Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KEDIRI Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN ISSN 5-73X PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN Ratni Sirait Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR HAK CIPTA... ii HALAMAN PENGESAHAN TESIS... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix ABSTRAK... v BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan PERBEDAAN HASIL BELAJAR TIK MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN Nila Mutia Dewi*, Kadim Masjkur, Chusnana I.Y Universitas Negeri Malang Jalan Semarang

Lebih terperinci

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR Sony Cornelis Lee dan Farida Nur Kumala Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIKAMA sony.cornelis1994@gmail.com dan faridankumala@unikama.ac.id

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALJABAR DENGAN MODEL ELABORASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALJABAR DENGAN MODEL ELABORASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA βeta p-issn: 2085-5893 / e-issn: 2541-0458 http://jurnalbeta.ac.id Vol. 7 No. 2 (Nopember) 2014, Hal. 98-107 βeta 2014 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALJABAR DENGAN MODEL ELABORASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif

Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNKHAIR Hasan Hamid Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015 PERBEDAAN RERATA HASIL BELAJAR BASIS DATA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPLICIT INSTRUCTION DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN KELAS XII SMK PGRI 4 NGAWI Khusnul

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan yang bertindak sebagai guru

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan yang bertindak sebagai guru BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen adalah menggunakan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan yang bertindak sebagai guru adalah peneliti. Pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam 18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

Agus Muliadi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram

Agus Muliadi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram PENGARUH PENERAPAN POLA PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi

Lebih terperinci

Puger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan

Puger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan Honggowiyono, Arif Budiman; Perbedaan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Expert Group Dengan Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Mata Pelajaran Jaringan Dasar

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. OLEH 1. FUJA NOVITRA (RRA1C309012) 2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd 3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis

ARTIKEL ILMIAH. OLEH 1. FUJA NOVITRA (RRA1C309012) 2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd 3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING TIPE STRUCTURED PROBLEM SOLVING DENGAN TIPE GROUP INVESTIGATION DI SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI OLEH

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS Neilna Yuli E 1, Budi Handoyo 2, Hendri Purwito 3 Prodi Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang

Lebih terperinci

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam 9 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 0 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 0 Bandarlampung yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP PESERTA DIDIK PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN Rena Surya Rohana Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR

PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR PENEREPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM GROUP TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR Ibnu Prasetiyo, Eunice Widyanti S Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua, yakni penelitian eksperimental

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Way Jepara pada semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian Skor hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar siswa. Data hasil penelitian didapatkan dengan membandingkan hasil

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SP-004-3 Sulistiawati & Sriyati. Implementasi model kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map Implementasi Model Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 200 siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu akan melihat

Lebih terperinci

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SISWA SD ATHIRAH KOTA MAKASSAR 1 Nurhadifah Amaliyah, 2 Waddi Fatimah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Treffinger dengan

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang 9 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200 6 III. METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 00 siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1) 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran beserta pembahasannya tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 585-592 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia modern seperti saat ini, diperlukan sikap dan kemampuan yang adaptif terhadap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimental-kuasi (quasi-experimental research). Penelitian kuasi eksperimen digunakan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) : Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.3 No.4 (2017) : 152-157 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI DI KANDANGAN PADA

Lebih terperinci

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X. No. 2 Desember 2012 PERBANDINGAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE DENGAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN Yennita Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun desain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang bermutu merupakan faktor penting dalam pembangunan di era globalisasi saat ini. Pengalaman di banyak negara menunjukkan, sumber daya manusia

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Subang Kabupaten Kuningan

Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Subang Kabupaten Kuningan Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Subang Kabupaten Kuningan Abstrak Oleh : Yeyen Suryani dan Rosi Asriani Masalah dalam

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Jurnal e-dumath Volume No., Agustus 016 Hlm. 10-17 PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Siti Koyumah 1), Rukmono Budi Utomo ) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 645-649 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

Lebih terperinci

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA 19 PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA Oleh : Agustin Rachmawati Purlina 1 Gantina Komalasari 2 Aip Badrujaman 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan metode pembelajaran PQ4R pada hasil belajar siswa dengan mengambil pokok bahasan program

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia Vol. 2 No. 2 Tahun 2017

Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia Vol. 2 No. 2 Tahun 2017 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Dwi Yanti, Anna Fauziah, Drajat Friansah STKIP-PGRI Lubuklinggau

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Attin Warmi, Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Singaperbangsa Karawang email attin.warmi@yahoo.com

Lebih terperinci

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi Sayid Ali Rahmat, Marungkil Pasaribu dan I Wayan Darmadi e-mail: sayidalirahmat@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR Suko Pratomo 1, Tati Sumiati 2, Risqa Mursilah 3 e-mail : sukopratomo60@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model pembelajaran menggunakan kelompok-kelompok kecil (4-5 orang) yang dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED, PENGUASAAN KONSEP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN, DAN SIKAP ILMIAH SISWA...

DAFTAR ISI BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED, PENGUASAAN KONSEP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN, DAN SIKAP ILMIAH SISWA... DAFTAR ISI PERNYATAAN. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Rumusan Masalah dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Penelitian eksperimen semu merupakan desain pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada bulan April tahun. pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 2 Jati Agung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada bulan April tahun. pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 2 Jati Agung 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada bulan April tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 2 Jati Agung B. Populasi dan Sampel Populasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 11 kelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan November 2010 di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. bulan November 2010 di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011, yaitu pada bulan November 2010 di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Gerbang Logika Berbasis IT Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Dan Hasil Belajar Mahasiswa

Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Gerbang Logika Berbasis IT Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Dan Hasil Belajar Mahasiswa Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Gerbang Logika Berbasis IT Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Dan Hasil Belajar Mahasiswa Ir. Sulistyaning Kartikawati, MM., M.Pd 1), Hendrik Pratama, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep akuntansi. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RESITASI BERBASIS MOODLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN WEB DESIGN

PENERAPAN METODE RESITASI BERBASIS MOODLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN WEB DESIGN PENERAPAN METODE RESITASI BERBASIS MOODLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN WEB DESIGN Arief Zuhud R (zuhudtz_arief@yahoo.co.id) Drs. Waslaluddin, M.T. (waslaluddin@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa nilai pretest dan posttest siswa dan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data tersebut kemudian dianalisis melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh penggunaan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam proses pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, oleh siswa dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada jenjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat. Perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kontrol ditampilkan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Hasil belajar siswa Kelas N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kontrol ditampilkan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Hasil belajar siswa Kelas N 53 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Belajar Deskripsi hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan pada tabel dibawah ini. Tabel

Lebih terperinci

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari PENGARUH SIMULASI PHYSICS EDUCATION OF TECHNOLOGY (PhET) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan,

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (Penelitian Quasi Eksperimen terhadap Siswa SMP Negeri 1 Tambakdahan) Anggun Fuji Lestari, S.Pd Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA

PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA Eka Trisianawati 1, Handy Darmawan 2 Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Pontianak

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Abstrak: Pembelajaran yang monoton membuat siswa malas belajar terutama pada pelajaran matematika. Salah satu penyebabnya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Cianjur yang beralamat di Jl. Adi Sucipta No. 2 Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Populasi

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA oleh: Yopi Nisa Febianti, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS XI DI MAN RENGASDENGKLOK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS XI DI MAN RENGASDENGKLOK Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 624-628 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penilai ahli akan menilai intrumen tes tersebut pada kriteria rumusan butir tes sesuai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penilai ahli akan menilai intrumen tes tersebut pada kriteria rumusan butir tes sesuai 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Analisis Instrumen Tes Instrumen tes sebelum diujikan terlebih dahulu divalidasi oleh penilai ahli. Penilai ahli akan menilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji dengan meneliti antar variabel. Varibel ini dapat diukur biasanya menggunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Alifia Nurilmi Diansyah ABSTRAK Proses pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kali diisi dengan melakukan pretest, dua kali pertemuan diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kali diisi dengan melakukan pretest, dua kali pertemuan diisi dengan 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak empat kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan melakukan pretest, dua kali pertemuan diisi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kalangan pelajar menganggap belajar fisika adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dengan pikiran pada suatu

Lebih terperinci

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur Penerapan Model Student Team Achievement Divisions (STAD) Berbahan Ajar Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Mata Pelajaran Kalkulus II Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK 41 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Febri Sulistiawan 1, Kamin Sumardi 2, Ega T. Berman 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan pretest-posttest non-equivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dijadikan dalam dua kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen). Pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. akan dijadikan dalam dua kelas (kelas kontrol dan kelas eksperimen). Pemilihan 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada empat kelas program studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai bagian dari kecakapan hidup (life skills) yang menjadi salah satu tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci