TIDAK ADA BAB 5 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TIDAK ADA BAB 5 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bergereja, pastilah warga jemaat berasal dari berbagai latar belakang dan usia, mulai dari anak, remaja, pemuda, warga dewasa hingga lanjut usia. Mereka itu semua adalah gereja. Gereja bukanlah gedung atau bangunannya. Gereja adalah orangorang yang mengisi kehidupan dalam gereja itu untuk berbagai kegiatan peribadahan atau acara-acara kerohanian gereja dan pelayanan sosial gereja. Dalam berbagai aspek kehidupan, tak hanya kehidupan bergereja, ada keprihatinan terhadap perkembangan anak-anak saat ini. Dalam skripsi ini, penyusun berfokus pada pembinaan iman bagi anak-anak. Kehidupan sekarang yang serba digital memudahkan setiap orang dan juga setiap anak bisa menyerap berbagai informasi, entah itu baik ataupun buruk. Dalam kenyataan, begitu banyak masalah yang terjadi pada anak-anak. Misalnya, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, depresi, penghinaan, traumatis persoalan keluarga, kemiskinan, kejahatan anak terhadap teman sebayanya sendiri, penelantaran dan kekerasan terhadap anak, dan masih banyak lagi. 1 Muncul kemudian berbagai pertanyaan: Apakah anak-anak ini dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang? Apakah mereka menerima pendidikan yang baik? Apakah mereka sedang mencontoh teladan yang baik? Dan berbagai pertanyaan yang muncul lainnya. 2 Begitulah bentuk-bentuk pertanyaan keprihatinan bagi anak-anak. Dari berbagai keprihatinan tersebut, penyusun melihat hal-hal demikian yang begitu riskan bagi anak-anak terjadi juga di salah satu gereja arus utama di Semarang, yaitu Gereja Kristen Indonesia (GKI) Beringin Semarang. Kehidupan yang penuh dengan halhal yang digital atau instant, membuat anak-anak juga semakin rajin untuk up to date dengan berbagai media elektronik, media digital, dan media sosial, sehingga waktu mereka untuk pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi atau akademik. 1 Marcia J. Bunge, The Child in Christian Thought, (Cambridge: Wm. B. Eerdmans Publishing. 2001), h. 2 2 Pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut berdasarkan pengamatan penulis dan ungkapan atau pengalamanpengalaman dari para orang tua atau sanak saudara yang sedang bercerita mengenai kehidupan anak-anak. 1

2 Bakat atau talenta masing-masing anak juga butuh diasah, dengan berbagai kecerdasankecerdasan yang ada yang biasa disebut dengan kecerdasan majemuk. Seorang ahli psikologi bernama Dr. Howard Gardner mengembangkan konsep kecerdasan majemuk ini sejak tahun Setiap orang, pasti memiliki kecerdasan yang menjadi unggulan dari dirinya untuk dikembangkan secara optimal, walaupun tak menutup kemungkinan juga memiliki kecerdasan yang lainnya. Kecerdasan majemuk yang dimaksud adalah kecerdasan linguistik atau bahasa, kecerdasan visual-spasial atau gambar, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan musikal, kecerdasan gerak tubuh kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan eksistensial. 4 Secara akademik, mereka memang mendapatkan pendidikan dan pembelajaran berikut dengan pengalaman dan tambahan wawasan anak masing-masing. Akan tetapi, pendidikan non akademik mereka seringkali terabaikan, terlebih mengenai hal kerohanian mereka atau pembelajaran untuk pertumbuhan iman anak-anak. Tak banyak gereja memperhatikan kebutuhan iman anak, agar banyak belajar secara mendalam mengenai isi Alkitab dan cerita-cerita Alkitab sejak usia dini dimana anak-anak dapat mengerti bahwa pembelajaran Alkitab tersebut juga berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari secara menyeluruh, dimana memang ada korelasi. Karena berbagai hal yang memprihatinkan untuk anak atau tindakan-tindakan negatif anak karena tidak ada atau belum ada sarana untuk memfasilitasi bakat atau talenta yang mereka minati dan miliki, GKI Beringin mempunyai 2 seorang pendeta yang fokus pelayanannya pada anak. Pendeta tersebut bernama Pdt. Mira Novita Thios. 5 Beliau merasa perlu untuk memperhatikan anak lebih optimal, selain memperhatikan warga dewasa dan usia lanjut. Selain melihat dan mengetahui berbagai hal negatif yang dilakukan oleh anak-anak, Pdt. Thios juga pernah mengalami suatu mimpi dimana anakanak memang membutuhkan pertolongan. 6 Oleh karena itu, Pdt. Thios mendirikan Sekolah Alkitab Anak GKI Beringin Semarang sejak tahun 1998, dengan kelas pertama hanya diperuntukkan bagi anak-anak kelas enam SD. Dari tahun ke tahun, Sekolah Alkitab Anak mengalami perkembangan dan dukungan dari warga jemaat, khususnya 3 Andin Sefrina, Deteksi Minat Bakat Anak, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2013), h Andin Sefrina, Deteksi Minat Bakat Anak, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2013), h Dimana dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya akan disebut nama beliau dengan Pdt. Thios. 6 Cerita secara lebih detail, bisa dilihat dalam Bab II pembahasan skripsi ini.

3 para orang tua yang memiliki anak yang duduk di bangku SD. Sehingga pada akhirnya sampai sekarang, Sekolah Alkitab Anak GKI Beringin Semarang ditujukan untuk anakanak kelas tiga sampai enam SD. Sekolah Alkitab Anak ini tidak menggantikan sekolah minggu atau kebaktian anak. Bagi Pdt. Thios, sekolah minggu terasa kurang dalam melakukan pendekatan terhadap perkembangan diri anak itu sendiri secara spiritual pada khususnya, dan juga relasi sosial atau talenta kemampuan masing-masing anak dengan karakteristik yang anak-anak miliki masing-masing. Penyusun pun mengamati secara lebih mendalam dan turut berefleksi untuk kemajuan perkembangan dan pertumbuhan anak. Sekolah minggu atau kebaktian anak, seringkali hanya sebagai pencerita formalitas pada hari Minggu. Bisa jadi pengaruh dari guru sekolah minggu dimana mendapati dirinya kehilangan visinya sebagai guru. Guru tidak efektif melayani karena asal megikuti kebiasaan yang sudah ada, tidak ada sasaran yang jelas. Program kerjanya hanya mengikuti kebiasaan yang sudah ada, tidak kreatif, dan membosankan. Ia berpikir, yang sudah biasanya dilakukan sudah berjalan dengan baik, jadi mau apa lagi? 7 Dengan salah satu alasan tersebut, menjadikan anak kurang maksimal untuk belajar cerita Alkitab lebih mendalam dan anak juga merasakan adanya sekolah minggu hanya untuk kegiatan hari Minggu sembari menunggu kebaktian umum. 8 Bisa juga disebutkan bahwa Sekolah Minggu hanya formalitas belaka dengan rutinitas memberikan materi sesuai bahan ajar untuk Sekolah Minggu. Sehingga kurangnya kepekaan untuk bisa membuat anak tertarik belajar Firman Tuhan lebih mendalam yang dikemas dengan disesuaikan pada dunia anak. Anak-anak perlu belajar lebih mendalam mengenai isi-isi dari Alkitab dengan penyampaian materi yang ada dalam Sekolah Alkitab Anak untuk kelas 3-6 SD agar sesuai dengan porsi untuk anak-anak yang bisa diajak untuk belajar dengan pemikiran, daya inovasi dalam berekspresi, berkreasi, dan berprestasi. Sasaran Sekolah Alkitab Anak GKI Beringin Semarang memang tepat untuk anak usia 8-11 tahun tersebut. Karena itu semua usia untuk persiapan masuk ke jenjang tahapan berikutnya, kategori remaja. Anak- 7 Paulus Lie, Mereformasi Sekolah Minggu: 8 Kiat Praktis Menjadikan Sekolah Minggu Berpusat pada Anak, (Yogyakarta: Andi, 2003), h Ini merupakan sharing beberapa anak Sekolah Minggu kepada penyusun yang merasakan hal demikian. 3

4 anak memang diajak untuk bisa dibina sejak dini, sejak anak-anak. Jangan sampai anak tidak tahu apa-apa atau tak punya isi yang pasti mengenai iman atau spiritual mereka. Adanya Sekolah Alkitab ini tentu saja untuk melengkapi Sekolah Minggu dimana bisa dibentuk dengan daya kreasi dan materi yang bisa memudahkan anak untuk belajar yang dilengkapi metode yang menarik. Walaupun materi-materi yang disajikan bagi anak-anak Sekolah Alkitab Anak disusun secara mendadak yang tadinya hanya tertuang dalam ide pikiran Pendeta Thios saja. Sehingga, ketika penyusun juga turut serta membantu mengajar Sekolah Alkitab anak, harus ekstra belajar memahami terlebih dahulu dan nantinya ketika mengajar dalam kelas, bisa mengajar secara kreatif dengan adanya komunikasi dua arah yang membuat anak juga tertarik belajar, karena cerita Alkitab bisa dihubungkan dengan dunia mereka sendiri. Diharapkan adanya ikatan untuk saling melengkapi antara Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak di GKI Beringin Semarang. I.2. Pendidikan Kristiani terhadap Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak di GKI Beringin Semarang Persoalan lain yang dihadapi anak-anak Sekolah Alkitab Anak GKI Beringin Semarang, dimana penyusun juga pernah menjadi tempat berbagi anak-anak tersebut adalah tuntutan dari orang tua untuk membuat anak serba berprestasi ini dan itu. Kalau dilihat, mereka itu masih duduk di bangku SD kelas tiga sampai enam, namun sudah diminta oleh orang tua untuk bisa mereka raih dengan cepat segala prestasi secara akademik dan non akademik. Padahal, anak juga memiliki kapasitas kemampuan untuk mewujudnyatakan harapan, impian, dan talenta yang mereka miliki masing-masing. Maka anak-anak merasa tidak nyaman dengan kehidupannya, sehingga mengakibatkan stres dan mendapat beban hidup yang berat yang bisa saja ditutupi oleh anak-anak dengan melakukan aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang lain. Diharapkan, kegiatan-kegiatan lain itu adalah kegiatan yang masuk dalam hal yang positif, seperti mengembangkan bakat atau kemampuan atau talenta. Yang tidak diinginkan oleh penyusun adalah hal-hal yang negatif atau buruk yang menjerumuskan anak-anak, seperti suka menghina orang lain, bertindak kasar pada sesama, melakukan ancaman, berani merokok atau sejenisnya. 4

5 Ketika anak-anak kelas tiga sampai enam SD mengikuti Sekolah Minggu dan anak-anak yang juga mengikuti Sekolah Alkitab Anak dengan materi-materi pelajaran yang dikemas secara menarik mengenai cerita-cerita dalam Alkitab, baik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, diharapkan bisa mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam mengenai jati diri mereka dalam iman Kristiani. Dimana anak-anak pun merasa tertarik untuk belajar dengan sungguh mengenai kehidupan iman, kehidupan rohani atau kehidupan spiritual anak-anak itu sendiri. Penyusun melihat, materi-materi yang diajarkan berperan penting untuk anak-anak dapat mengerti dengan baik bagaimana pembelajaran dengan Alkitab itu bisa membuat anakanak senang dan sukacita. Materi-materi yang diberikan dalam Sekolah Minggu belum bisa dipelajari dengan detail dan masih berupa hafalan belum pendalaman yang matang yang masih berupa instruksional. Sedangkan materi-materi pelajaran yang diberikan bagi anak-anak di Sekolah Alkitab Anak ini tak lepas juga dari peran anak itu sendiri, bagaimana anak mau dan mampu untuk belajar lebih sungguh untuk mendalaminya dengan metode-metode yang dilakukan dalam kelas untuk menunjang anak bisa memahami dan membantu dalam pertumbuhan spiritual mereka. Selain itu, peran relasi sosial mempengaruhi kehidupan anak-anak tersebut. Relasi yang paling dekat adalah keluarga, khususnya orang tua, teman-teman, dan saudara-saudara mereka. Kegiatan proses belajar-mengajar dalam Sekolah Alkitab Anak memang bisa mengajak anak untuk mendalami cerita-cerita Alkitab dan menjadikan anak bisa belajar untuk menghubungkan cerita-cerita Alkitab dengan setiap aspek kehidupan mereka yang mereka jalani sehari-hari. Namun, tak menutup kemungkinan, materi yang disajikan dan diajarkan pada anak kurang tepat bagi usia atau perkembangan spiritual-mental mereka. Perkembangan mental tidak dapat dipisahkan dari perkembangan fisik: kematangan sistem saraf dan endoktrin, pada khususnya, berlanjut hingga usia 16 tahun. 9 Bisa jadi yang didapatkan anak-anak kelas empat sampai enam SD tersebut seperti halnya yang didapat anak-anak remaja. Sehingga memang anak-anak tersebut belajar lebih dini, tetapi juga mengajak anak untuk mengasah kemampuan mereka untuk ekstra belajar yang belum tentu gampang dan sepele. 9 Jean Piaget, Psikologi Anak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 1 5

6 Dengan melihat adanya pembinaan anak yang rutin diadakan yaitu Sekolah Minggu dan tambahan pembinaan anak untuk menjadi suplemen atau pelengkap Sekolah Minggu, yaitu adanya Sekolah Alkitab Anak, yang dikemas dengan metodenya masing-masing mengajak penyusun untuk mengorek dan memperhatikan pembinaan anak tersebut sesuai dengan Pendidikan Kristiani dalam pendekatan instruksional untuk Sekolah Minggu dan pendekatan pertumbuhan spiritual untuk Sekolah Alkitab Anak. Untuk meninjau pendidikan Kristiani terhadap Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak di GKI Beringin Semarang dan lebih meningkatkan wadah pembelajaran Sekolah Alkitab Anak, penyusun menggunakan teori Pendidikan Kristiani dengan pendekatan instruksional dan pertumbuhan spiritual dari Jack L. Seymour untuk menganalisis Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak. Pendidikan dan pembelajaran mengenai iman yang diwujudkan pada setiap orang dari berbagai usia, begitu pula bagi anak itu sendiri dengan cara mereka masing-masing dalam kehidupan mereka. Terutama, anak diajak untuk mendalami perjalanan kehidupannya dimana juga mengembangkan talenta dan kemampuan yang anak miliki masing-masing. Tujuan dari pendekatan instruksional ini adalah memampukan nara didik untuk mendasarkan diri pada iman yang Alkitabiah dan membuat koneksi atau menghubungkan antara isi iman dan kehidupan. 10 Sedangkan tujuan dari pendekatan pertumbuhan spiritual adalah mengajak anak ke dalam hubungan, persahabatan, kepedulian, dan keadilan satu sama lain, itu merupakan titik awal untuk pendidikan anak tersebut. 11 Pembelajaran dalam Sekolah Alkitab Anak mengajak anak-anak menumbuhkan rasa keintiman dalam menjalin relasi antara anak dengan Tuhan, anak dengan sesama, dan anak dengan alam. Sehingga diharapkan, pembelajaran itu tak hanya bermanfaat bagi setiap anak saja yang mengikuti Sekolah Alkitab Anak, tetapi juga bagi orang-orang dewasa yang membantu proses belajar mengajar, keluarga, dan masyarakat umum yang sesuai dengan pendidikan Kristiani pendekatan pertumbuhan spiritual. 10 Jack L. Seymour, Mapping Christian Education, (Nashville: Abingdon Press, 1997), h Jack L. Seymour, Mapping Christian Education, (Nashville: Abingdon Press, 1997), h. 20 6

7 I.3. Pertumbuhan Spiritual dalam Efesus 4:13-16 Anak-anak adalah usia yang paling mudah untuk bisa diselami dan diberikan berbagai informasi yang ada. Namun, tentu ada batasan-batasan untuk memberikan informasi kepada anak agar tidak menjadikan bumerang bagi yang memberikan informasi dan bagi anak itu sendiri, karena merugikan. Tindakan-tindakan negatif membuat anak-anak semakin terpuruk dengan berbagai aspek kehidupan yang mereka hadapi dan alami secara langsung. Terlebih, bila anak-anak selalu saja dianggap sebelah mata atau dianggap kaum termarginalkan bagi semua aspek kehidupan. 12 Baik itu bagaimana mereka mengeluarkan pendapat, berkreasi, dan melakukan berbagai macam aktivitas. Penyusun sendiri juga melihat ketika mendampingi dalam sekolah minggu di GKI Beringin, anak-anak canggung dan merasa malu untuk mengeluarkan pendapat mereka atau punya inisiatif untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi teman mereka, kecuali itu memang perintah atau petunjuk dari pelayan anak atau guru sekolah minggu tersebut. Sehingga terkesan anak-anak Sekolah Minggu cenderung pasif. Sehingga, dari proses ke proses, suplemen atau kelengkapan dari Sekolah Minggu yaitu adanya Sekolah Alkitab Anak yang didirikan oleh Pdt. Thios dapat berjalan sampai sekarang, selain berkat tuntunan Tuhan yang menyempurnakan, juga dukungan yang sangat luar biasa dari para orang tua pada khususnya juga dukungan para warga jemaat atau juga warga masyarakat sekitar pada umumnya. Kita juga bisa melihat sendiri korelasi anak dan adanya pembinaan anak Sekolah Alkitab Anak dengan cerita di dalam Alkitab, dalam hal pertumbuhan iman secara umum yang juga bisa berkaitan dengan pertumbuhan spiritual anak dalam Efesus 4:13-16, mengenai kesatuan iman yang bertumbuh dalam Kristus yang sesuai dengan karakter dan harapan Kristus. Dalam hal bertumbuh, diharapkan tak hanya fokus untuk pertumbuhan orang dewasa dan orang lanjut usia, tetapi juga berkaitan untuk anak yang perlu dibina dan perlu pendekatan yang hangat. Ini merupakan wejangan Tuhan Yesus yang ditujukan kepada orang dewasa. Dimana mengajak mereka untuk tidak mencibirkan dan membuat anak menjadi termarginalkan. Tuhan Yesus sendiri saja sangat bangga, menghargai, dan memperlakukan anak-anak secara istimewa. 12 Marcia J. Bunge, The Child in Christian Thought, (Cambridge: Wm. B. Eerdmans Publishing, 2001), h. 16 7

8 Dengan melihat dari cerita Alkitab saja bahwa anak dijadikan model kepercayaan, perlu juga bimbingan dan peran dari keluarga, khususnya orang tua, untuk membentuk dan menumbuhkan iman dan moral anak. Disini peran mereka membantu untuk bisa juga menjalin relasi dengan Allah dengan lebih intim selain relasi dengan sesama manusia dan alam. Karena orang tua sudah diberikan kepercayaan dan mandat dari Allah sendiri sebagai wakil Allah untuk menjaga, melindungi, mendidik, dan membantu anak untuk tumbuh dan kembang secara optimal dalam aspek kehidupan mereka. Sehingga perlu juga kita melihat secara mendalam perikop mengenai Kesatuan Jemaat dan Karunia yang Berbeda-beda. Surat Efesus ini mengemukakan dalam ayat-ayat ini bahwa hanya kepercayaan seperti anak ini akan memungkinkan orang Kristen menghayati tuntutan Yesus dalam hidup sehari-hari yang konkret, dalam keluarga dan di tempat lain. 13 Harapan penyusun kurang lebih seperti halnya perikop tersebut yang berfokus pada pertumbuhan iman yang fokus pada anak, dimana dalam Alkitab juga ada pembelajaran khusus mengenai anak untuk siapapun orang supaya bisa juga belajar menghargai anak. I. 4. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang yang telah dikemukakan tadi, maka penyusun berusaha melihat permasalahan yang ada tentang anak seperti yang sudah dijelaskan, yaitu mengenai bagaimana Pendidikan Kristiani terhadap Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak di GKI Beringin Semarang dengan melihat bagaimana proses yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran masing-masing ditinjau dari pendekatan instruksional dan pendekatan pertumbuhan spiritual untuk kemudian fokus pada meningkatkan Sekolah Alkitab Anak agar sesuai dengan pendidikan Kristiani dengan pendekatan pertumbuhan spiritual. Dengan demikian, pertanyaan permasalahan yang muncul adalah: 1. Bagaimana proses belajar-mengajar di Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak dapat disajikan dan diajarkan sesuai dengan pendekatan-pendekatan pendidikan Kristiani? 2. Bagaimana meningkatkan Sekolah Alkitab Anak sebagai Suplemen Sekolah Minggu yang tersusun, terarah, dan terencana untuk pertumbuhan spiritual anak? 13 Dianne Bergant, CSA and Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), h

9 I.5. Batasan Masalah Penulis menyadari bahwa topik yang diangkat dalam skripsi ini dapat meluas. Oleh karena itu penyusun membatasi permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. Skripsi ini mengkaji mengenai gambaran umum kegiatan Sekolah Minggu dan adanya suplemen Sekolah Minggu, yaitu adanya Sekolah Alkitab Anak di GKI Beringin Semarang. Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak ini bukan dimaksudkan sebagai saingan atau saling kompetensi untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi atau lebih rendah. Melainkan mengajak penyusun untuk dapat melihat secara dekat dengan Pendidikan Kristiani. Pendidikan yang mengajak anak untuk dapat belajar menyadarkan diri mereka sebagai orang Kristiani. Penyusun akan memaparkan empat pendekatan yang dikembangkan dengan teori Jack L. Seymour. Dengan melihat pendekatan tersebut, bisa dilihat pendekatan Pendidikan Kristiani yang mana yang sesuai dengan Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak untuk kemudian dianalisis. Selain itu mengkaji pertumbuhan spiritual dalam Surat Efesus 4:13-16 dan meningkatkan Sekolah Alkitab Anak agar sesuai dengan pendekatan pertumbuhan spiritual. I.6. Tujuan dan Alasan Penyusunan Penyusun merasa bahwa kegiatan Sekolah Minggu dan proses pembelajaran yang terjadi dalam Sekolah Alkitab Anak pada khususnya, untuk dilihat dan ditinjau melalui pendekatan instruksional dan pendekatan pertumbuhan spiritual yang merupakan wujud dari Pendidikan Kristiani. Sehingga keduanya antara Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak merupakan dua pembinaan anak yang memiliki peran masing-masing untuk saling melengkapi. Terlebih bila Sekolah Alkitab Anak bukanlah pengulangan dari Sekolah Minggu yang mengarah pada instruksional, melainkan menjadi peranan untuk pertumbuhan spiritual anak-anak kelas tiga sampai enam SD. Sehingga Sekolah Alkitab Anak ini perlu ditingkatkan dalam berbagai proses, metode, materi, dan kegiatan sosial yang menunjang adanya Sekolah Alkitab Anak untuk bisa bertumbuh dalam spiritual mereka. 9

10 Dengan begitu, perlu adanya peningkatan pendidikan dan pembelajaran yang terarah, tersusun, dan terbina dengan baik yang bisa dikorelasikan dengan dunia anak itu sendiri, pengembangan diri, dan wujud pelayanan anak-anak itu sendiri. Dimana bisa belajar kegiatan secara instruksional dalam Sekolah Minggu dan bagaimana pertumbuhan spiritual mereka masing-masing dalam Sekolah Alkitab Anak yang dibina yang juga bisa kita lihat dengan Pendidikan Kristiani dari Jack L. Seymour dan Teologi Semangat dari Yesus untuk dekat pada anak-anak serta mengajak untuk terus bertumbuh di dalamnya yang terdapat di Suraf Efesus 4:13-16 dimana anak-anak perlu pendekatan yang memberikan dampak yang baik untuk pertumbuhan spiritual mereka masing-masing dengan tampilan metode-metode pembelajaran di kelas yang menggairahkan anak untuk semangat mengenal iman Kristiani mereka masing-masing. I.7. Judul Skripsi Dengan berkaca pada satu topik yang penulis angkat mengenai anak, penyusun mempunyai pilihan judul skripsi, yaitu Tinjauan Pendekatan-pendekatan Pendidikan Kristiani dalam Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak di Gereja Kristen Indonesia Beringin Semarang Mengapa penyusun ingin mengangkat dan memilih judul tersebut, karena ingin fokus pada program Sekolah Alkitab Anak di GKI Beringin Semarang, terutama ingin fokus untuk melihat bagaimana Sekolah Minggu dalam Pendidikan Kristiani dengan pendekatan instruksional dan Sekolah Alkitab Anak dalam Pendidikan Kristiani dengan pendekatan pertumbuhan spiritual. Penyusun memiliki pemikiran yang matang untuk bisa meningkatkan Sekolah Alkitab Anak sebagai suplemen atau pelengkap Sekolah Minggu agar mendapati pembelajaran bagi anak-anak Sekolah Alkitab Anak kelas 3-6 SD yang sungguh-sungguh terarah dan terkait dengan dunia anak dalam kehidupan anak itu sendiri. Pembelajaran anak-anak kelas 3-6 SD tersebut tak terbatas cakupan hal akademik. Namun, juga belajar mengenai kehidupan sehari-hari mereka dimana disebut dunia anak dan khususnya dunia anak itu bisa terjadi korelasi dengan belajar Alkitab di Sekolah Alkitab Anak yang menunjang pertumbuhan spiritual mereka agar anak-anak ke 10

11 depannya menjadi lebih matang dalam pelayanan dan mengoptimalkan kecerdasankecerdasan dan talenta-talenta yang anak miliki masing-masing. Penyusun memang memilih Sekolah Alkitab Anak di GKI Beringin Semarang karena ketertarikan penyusun kepada anak-anak dimana anak-anak membutuhkan pembinaan iman anak yang terarah dan mendapat materi pembelajaran yang ekstra mengenai kehidupan spiritual anak dengan belajar dunia Alkitab yang juga bisa berkaitan dengan dunia anak itu sendiri. Karena Sekolah Alkitab Anak merupakan suplemen Sekolah Minggu dan jarang gereja-gereja memiliki pembinaan untuk pertumbuhan spiritual anakanak. I.8. Metode Penelitian I Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif merupakan proses pencarian data guna memahami masalah sosial yang didasari pada penelitian yang menyeluruh, dibentuk oleh kata-kata, dan diperoleh dari situasi yang alamiah. 14 Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menggali informasi secara lebih mendalam, menjawab pertanyaan mengapa, memungkinkan untuk mendapatkan hal-hal yang tersirat, dan mendapatkan suatu hipotesa. Ada tiga cara mengumpulkan data yang dilakukan oleh penyusun. Yang pertama adalah melakukan observasi, yakni melakukan pengamatan terhadap Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak serta melihat bagaimana setiap anak dengan karakteristik masing-masing. Cara kedua yang penyusun lakukan adalah melakukan wawancara yang digunakan untuk pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Penyusun melakukan wawancara pendeta, para guru sekolah minggu, para orang tua yang mempunyai anak kelas 3-6 SD, para karyawan dan warga lain serta anak-anak yang mengikuti Sekolah Alkitab Anak GKI Beringin Semarang. Penelitian Literatur juga akan dilakukan sebagai modal dasar untuk 14 Hulu, Herlina, Mengenal Metode Penelitian Kualitatif sebagai Acuan Penulisan Skripsi Kualitatif, 2010, diunduh pada tanggal 9 Januari 2015, pukul

12 melakukan penelitian lapangan, sehingga dengan begitu akan memberikan sudut pandang serta menambah wawasan dan cara berpikir yang lain. I Metode Deskriptif Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisa suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. 15 Sehingga ini merupakan model penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu kondisi yang terjadi mengenai pembelajaran dalam Sekolah Minggu dan khususnya dalam Sekolah Alkitab Anak. I Metode Analisis Data Metode analisis data adalah sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menentukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. 16 Proses analisis data dapat menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu melalui pengamatan pribadi penyusun, wawancara, hasil catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen foto, dan sebagainya. Sehingga dalam metode ini serta merta untuk dapat mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan wacana, dan memprosesnya untuk dikelola dengan baik. I.9. Sistematika Penulisan Berikut ini akan dipaparkan secara singkat mengenai sistematika penulisan yang mendukung penyusun untuk menyusun skripsi ini yaitu sebagai berikut: 15 Sugiyono, Pengertian dan Jenis Metode Deskriptif, 2005, dalam diunduh pada tanggal 3 Desember 2014, pukul Taylor, Teknik Analisis Data dalam Penelitian, 2008, dalam diunduh pada tanggal 3 Desember 2014, pukul

13 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjadi introduksi yang memaparkan secara umum mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, batasan permasalahan, judul skripsi, metodologi penyusunan, serta sistematika penyusunan skripsi mengenai Pendidikan Kristiani dalam Sekolah Minggu dan Sekolah Alkitab Anak di GKI Beringin Semarang. BAB II SEKOLAH MINGGU DAN SEKOLAH ALKITAB ANAK GKI BERINGIN SEMARANG Bab ini akan memaparkan kegiatan Sekolah Minggu dengan proses yang terjadi dalam setiap kelas sesuai usia dan persiapan guru sekolah minggu dalam memikirkan metode yang dijalani dalam Sekolah Minggu. Selanjutnya, kepanjangan tangan dari Sekolah Minggu melihat bagaimana latar belakang dan proses perjalanan adanya Sekolah Alkitab Anak di GKI Beringin Semarang. Penyusun juga ingin mengetahui pengalaman anakanak kelas 3-6 SD selama ikut bergabung dalam Sekolah Alkitab Anak. Selain itu, ada data anak-anak Sekolah Minggu dan anak-anak Sekolah Minggu yang mengikuti Sekolah Alkitab Anak dimana keduanya memiliki cara pandang dan kegiatan yang berbeda untuk bisa ditingkatkan dengan adanya Sekolah Alkitab Anak. BAB III TINJAUAN PENDIDIKAN KRISTIANI TERHADAP SEKOLAH MINGGU DAN SEKOLAH ALKITAB ANAK DI GKI BERINGIN SEMARANG Pada bagian ini, penyusun akan memaparkan empat pendekatan yang diusung oleh Jack L. Seymour, yaitu pendekatan instruksional, pendekatan pertumbuhan spiritual, pendekatan komunitas iman, dan pendekatan transformasi sosial. Penyusun juga akan mencoba menganalisis Sekolah Minggu yang berkaitan dengan pendekatan instruksional dan menganalisis Sekolah Alkitab Anak berkaitan dengan pendekatan pertumbuhan spiritual teori dari Jack L. Seymour sehingga bisa didapati anak-anak belajar disiplin Saat Teduh, mau terjun pelayanan sesuai talentanya, dan menjalin relasi yang baik dengan sesama. Dengan melihat itu semua, perlu juga adanya pembelajaran teologi semangat dari Yesus yang fokus dalam pertumbuhan iman dalam perikop Efesus 4: Untuk kemudian mengarahkan Sekolah Alkitab Anak untuk meningkatkan pembelajaran yang sesuai dan tepat pada pendekatan pertumbuhan spiritual anak. 13

14 BAB IV PENUTUP Dalam bab ini penyusun akan menyimpulkan mengenai Pertumbuhan Iman Anak dan Sekolah Alkitab Anak bagi anak-anak kelas 3-6 SD. Selain itu juga pada bab ini berisi saran pengembangan dan pembelajaran yang terarah wujud pertumbuhan iman anak dengan adanya Sekolah Alkitab Anak GKI Beringin Semarang. 14

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan BAB V PENUTUP Setelah penulis mengkaji nilai keadilan yang diterapkan dalam kehidupan keluarga di Jemaat GPIB Immanuel Semarang, maka penulis membuat suatu kesimpulan berdasarkan pembahasan-pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Permasalahan Dalam lingkup pendidikan di sekolah, istilah Pendidikan Agama Kristen (PAK) sudah sangat lazim digunakan. PAK adalah usaha menumbuhkembangkan kemampuan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju tahap yang lebih dewasa. Secara formal, seseorang dikatakan sebagai remaja jika telah memasuki batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Permasalahan a. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Permasalahan a. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan a. Latar Belakang Permasalahan Saat ini Pendidikan Kristiani untuk anak semakin berkembang. Hal ini dapat dipastikan dengan hadirnya berbagai macam pendekatan yang disesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkitab merupakan Firman Tuhan yang tertulis. Alkitab berkuasa untuk mengubah kehidupan manusia. Tiap ayat didalamnya merupakan pegangan hidup bagi manusia agar manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu gereja yang sudah berdiri sejak tahun 1950 di Indonesia adalah Gereja Kristen Indonesia atau yang biasa disebut GKI. GKI adalah sekelompok gereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Tidak seorangpun ingin dilahirkan tanpa dekapan lembut seorang ibu dan perlindungan seorang ayah. Sebuah kehidupan baru yang telah hadir membutuhkan kasih untuk bertahan

Lebih terperinci

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak

PELAYANAN ANAK. PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PELAYANAN ANAK Sesi 1: Menjangkau Anak-anak PENDAHULUAN Allah tertarik pada anak-anak. Haruskah gereja berusaha untuk menjangkau anak-anak? Apakah Allah menyuruh kita bertanggung jawab terhadap anak-anak?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Pemancar Injil (GKPI) lahir pada tanggal 30 Mei 1959 di Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan iman anak tentunya bukanlah hal yang dapat dianggap sepele. Banyak pihak bertanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan iman bagi anak-anak kecil

Lebih terperinci

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini. 1 UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL ANAK KELOMPOK A MELALUI METODE BERCERITA DI TAMAN KANAK- KANAK ISLAM TERPADU AISYIYAH LABAN, MOJOLABAN, SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, di berbagai tempat di dunia, terkhusus di Indonesia, terjadi perubahan yang cukup mencolok dalam partisipasi jemaat

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW

BAB I. Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini banyak gereja mencoba menghadirkan variasi ibadah dengan maksud supaya ibadah lebih hidup. Contohnya dalam lagu pujian yang dinyanyikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Indonesia sebagai Negara yang berlandaskan pada Pancasila mengakui adanya lima agama di dalamnya, antara lain: Islam, Kristen,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Kemiskinan, yang hadir bersama dengan pluralitas agama, adalah konteks kehidupan gerejagereja di Indonesia secara umum, dan gereja-gereja di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk kepada anak-anak. Mandat ini memberikan tempat bagi anak-anak untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak -anak usia dini, yaitu anak -anak yang berusia 0-6 tahun sering disebut sedang berada pada masa usia emas atau golden age. Masa usia emas atau golden age

Lebih terperinci

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

UKDW. Bab I PENDAHULUAN Bab I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 1.1 Krisis Dalam Pelayanan Jemaat Dalam kehidupan dan pelayanan jemaat tak pernah luput dari krisis pelayanan. Krisis dapat berupa perasaan jenuh dan bosan dalam

Lebih terperinci

BAB 5. Penutup. (GBKP Lau Buluh), semi kota (GBKP Pancur Batu) dan juga jemaat kota (GBKP Km 7

BAB 5. Penutup. (GBKP Lau Buluh), semi kota (GBKP Pancur Batu) dan juga jemaat kota (GBKP Km 7 BAB 5 Penutup Pada bagian penutup ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari penelitian dan juga saran kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan KAKR. 5. 1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam kehidupan ini, manusia selalu diperhadapkan dengan keberadaan manusia yang lain. Hal ini karena manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.

Lebih terperinci

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus

Lebih terperinci

Ordinary Love. Timothy Athanasios

Ordinary Love. Timothy Athanasios Ordinary Love Timothy Athanasios Bab I Gereja dan Pelayanan Konsep menciptakan berhala, hanya rasa ingin tahu yang bisa memahami. (Gregory Nyssa) Jika Kerajaan Allah hendak direalisasikan dalam rupa dua

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman A. PROFIL SEKOLAH Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46. BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil dan ditempatkan di dunia ini mempunyai tugas. Tugas gereja adalah untuk menyatakan hakekatnya sebagai tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia memerlukan orang lain untuk saling memberi dan menerima. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial sekaligus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) mengenai kecerdasan dari Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Persekutuan

Lebih terperinci

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP 32. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

1. LATAR BELAKANG MASALAH

1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1 1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam kehidupannya memiliki banyak kebutuhan, antara lain : kebutuhan untuk diperhatikan, mendapatkan bimbingan, pemeliharaan, asuhan, penghiburan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. beberepa saran berdasarkan hasil analisa dalam bab sebelumnya.

BAB V PENUTUP. beberepa saran berdasarkan hasil analisa dalam bab sebelumnya. BAB V PENUTUP Dalam bab penutup ini penulis akan menarik beberapa kesimpulan dan mengusulkan beberepa saran berdasarkan hasil analisa dalam bab sebelumnya. V.1 Kesimpulan Pertama, pembangunan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep awal mengenai pengukuran kecerdasan manusia sudah menjadi perhatian tersendiri bagi para peneliti, sebagaimana dikemukakan oleh Spearman (1927), bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi berdampak pada sebagian besar sendi kehidupan salah satunya terhadap dunia pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu negara. Pendidikan

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan, menurut Ayub Yahya, terdiri dari bermacam bentuk, yaitu pendidikan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Metode merupakan cara, teknik, jalan, atau prosedur yang digunakan sebagai alat perantara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kalimat sederhana, metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil wawancara penulis dengan AK pada tanggal 17 Oktober

BAB I PENDAHULUAN. Hasil wawancara penulis dengan AK pada tanggal 17 Oktober BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) para pelayanan kebaktian anak dan remaja dikenal dengan sebutan pamong. Istilah pamong ini tidak ada dalam buku Tata Pranata GKJW

Lebih terperinci

Diunduh dari Bab Dampak Modernisasi Bagi Keluargaku Bahan Alkitab: 1 Samuel 1: 1-16, Efesus 5: A.

Diunduh dari Bab Dampak Modernisasi Bagi Keluargaku Bahan Alkitab: 1 Samuel 1: 1-16, Efesus 5: A. Bab IX Dampak Modernisasi Bagi Keluargaku Bahan Alkitab: 1 Samuel 1: 1-16, Efesus 5: 22-33 A. Pengantar Berdoa Kami mengucap syukur pada-mu Tuhan sumber ilmu pengetahuan dan berkat Untuk segala penyertaanmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Teologi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol) Oleh David Sarman H Pardede Nim

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend.

BAB V PENUTUP. diberikan saran penulis berupa usulan dan saran bagi GMIT serta pendeta weekend. BAB V PENUTUP Setelah melalui tahap pembahasan dan analisis, maka selanjutnya pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun, peneliti berkecimpung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun, peneliti berkecimpung dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun, peneliti berkecimpung dalam dunia pendidikan-sosial, dimana penulis merintis sendiri kegiatan bimbingan belajar bagi anak-anak

Lebih terperinci

TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA

TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA SUB BIDANG PEMBINAAN WARGA GEREJA SINODE GEREJA KRISTUS YESUS KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yesus atas pimpinan-nya sehingga buku ini dapat diterbitkan. Sesungguhnya

Lebih terperinci

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

XII.  Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Keluarga merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak, dalamnya harus terdapat keseimbangan, keselarasan kasih sayang

Lebih terperinci

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf

Lebih terperinci

BELAJAR DARI SEJARAH GEREJA: PENDIDIKAN KRISTIANI UNTUK ANAK MELALUI SEKOLAH MINGGU Tabita Kartika Christiani

BELAJAR DARI SEJARAH GEREJA: PENDIDIKAN KRISTIANI UNTUK ANAK MELALUI SEKOLAH MINGGU Tabita Kartika Christiani BELAJAR DARI SEJARAH GEREJA: PENDIDIKAN KRISTIANI UNTUK ANAK MELALUI SEKOLAH MINGGU Tabita Kartika Christiani Abstract: Based on the history of Sunday School movement, this article proposes some issues

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti bahwa musik menjadi salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dewasa untuk membina kepribadian anak didik yang belum dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja sebagai suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada Yesus Kristus 1 hadir di dunia untuk menjalankan misi pelayanan yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. materi pelajaran harus diterima siswa, maupun sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. materi pelajaran harus diterima siswa, maupun sarana dan prasarana. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang mana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan bagi bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat kaya dan memiliki beragam kebudayaan, aliran kepercayaan, suku dan bahasa. Perbedaan itulah yang menciptakan keindahan dan warna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK 1.1.1 Tinjauan Umum Gereja Dengan adanya perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengakibatkan manusia berlomba-lomba dalam

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Persoalan budaya dan karakter bangsa saat ini tengah menjadi sorotan. Berbagai permasalahan yang muncul seperti kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara kodrati tercipta dengan sifat yang unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindak kekerasan di dalam rumah tangga khususnya yang berkaitan dengan anak.

BAB I PENDAHULUAN. tindak kekerasan di dalam rumah tangga khususnya yang berkaitan dengan anak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peneliti mengusung perancangan buku cerita bergambar kepada anak yang bertujuan sebagai bahan alternatif edukasi anak untuk antisipasi bila menemui tindak kekerasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan dalam memajukan kehidupan.

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PADUAN SUARA ANAK SEKOLAH MINGGU PHILEO DI GEREJA KRISTEN JAWA DAYU YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL. Tugas Akhir S-1 Seni Musik.

MODEL PEMBELAJARAN PADUAN SUARA ANAK SEKOLAH MINGGU PHILEO DI GEREJA KRISTEN JAWA DAYU YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL. Tugas Akhir S-1 Seni Musik. i MODEL PEMBELAJARAN PADUAN SUARA ANAK SEKOLAH MINGGU PHILEO DI GEREJA KRISTEN JAWA DAYU YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL Tugas Akhir S-1 Seni Musik Oleh : Yesika Dwi Kristianti NIM : 1211878013 Program Studi

Lebih terperinci

PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson

PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI

PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat dalam Menyelesaikan Stratum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?, Bandung, Penerbit Mizan, 1999, p. 101

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?, Bandung, Penerbit Mizan, 1999, p. 101 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Permasalahan Dalam kehidupan ini, manusia tercipta sebagai laki-laki dan perempuan. Mereka saling membutuhkan satu dengan yang lain. Seorang laki-laki membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi fisika dalam IPA terpadu pada dasarnya merupakan salah satu pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang menganggap pelajaran

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa Kutoarjo merupakan salah satu gereja dari 11 Gereja Kristen Jawa yang berada dibawah naungan Klasis Purworejo. GKJ Kutoarjo merupakan sebuah gereja

Lebih terperinci

Kalender Doa Januari 2016

Kalender Doa Januari 2016 Kalender Doa Januari 2016 Berdoa Bagi Wanita Cacat Berabad abad beberapa masyarakat percaya bahwa wanita cacat karena kutukan. Bahkan yang lain percaya bahwa bayi yang lahir cacat bukanlah manusia. Para

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama adalah hal yang penting sehingga harus tertanam kuat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama adalah hal yang penting sehingga harus tertanam kuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah hal yang penting sehingga harus tertanam kuat dan diberikan sedini mungkin kepada anak-anak. Pemahaman yang tepat mengenai nilai-nilai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Masih banyak sekolah yang menerapkan betapa pentingnya kecerdasan IQ (Intelligence Question) sebagai standar dalam kegiatan belajar mengajar. Biasanya, kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidkan Seni Budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada Kurikulum Berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan gerbang untuk membentuk karakter masyarakat yang dapat bersifat formal maupun non-formal. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat

Lebih terperinci

Bekerja Dengan Para Pemimpin

Bekerja Dengan Para Pemimpin Bekerja Dengan Para Pemimpin Sudah lebih dari setahun Kim menjadi anggota gerejanya. Dia telah belajar banyak sekali! Ia mulai memikirkan pemimpin-pemimpin di gereja yang telah menolongnya. Ia berpikir

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.

BAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. LASILING, pada tanggal 20 dan 21 September 2005.

Bab I Pendahuluan. LASILING, pada tanggal 20 dan 21 September 2005. Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalani kehidupan di dunia ini manusia seringkali harus berhadapan dengan berbagai macam permasalahan. Permasalahan yang ada bisa menjadi beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat, seperti perubahan pola pikir, perubahan gaya hidup, perubahan sosial, perubahan teknologi, dan sebagainya, memiliki

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA & SYUKUR HUT KE-35 YAPENDIK GPIB

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA & SYUKUR HUT KE-35 YAPENDIK GPIB GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (G P I B) TATA IBADAH HARI MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA & SYUKUR HUT KE-35 YAPENDIK GPIB TEMA : CERDAS DAN KREATIF DI DALAM KRISTUS Minggu, 03 Juli 2016 Persiapan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus

Lebih terperinci

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

TAHUN AYIN ALEPH. Minggu I. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. TAHUN AYIN ALEPH Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33) Minggu I Pada tanggal 8 September 2010, kalender orang Yahudi berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam ada tiga ajaran pokok yaitu akidah, ibadah, dan muamalah. Ibadah merupakan kewajiban utama manusia terhadap Allah SWT. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. 2. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. 2. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perubahan jaman yang mengalir begitu cepat pada masa ini membuat banyak orang kehilangan arah. Orang-orang Kristenpun juga bisa kehilangan arah. Hanya orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Hurlock (1980 : 208) mengatakan bahwa masa Sekolah Menengah Atas/SMK adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa awal. Pada masa inilah pembendaharaan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa mencari identitas diri. Remaja lebih senng menghabiskan waktu bersama dengan ternan -ternan sebaya. Pola perilaku pada remaja pun lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghina Afini Capriditi,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ghina Afini Capriditi,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banyaknya permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut seharusnya

Lebih terperinci

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) (Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan

Lebih terperinci

Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri

Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri Mungkin kelihatannya lebih mudah untuk mengandalkan beberapa ayat Alkitab yang kita gemari untuk membimbing dan menguatkan kita secara rohani. Akan tetapi, kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (10/2), mencatat ekonomi Indonesia tumbuh

Lebih terperinci