Jurnal KESMAS, Volume 7 Nomor 4. * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KESEHATAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ADVENT MANADO Andi Wisnu Saputra*, Nova H. Kapantow*, Paul. A. T Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Salah satu penyebab kelelahan kerja adalah sistem kerja bergilir shift kerja. Shift kerja merupakan suatu sistem yang diterapkan perusahaan/institusi untuk meningkatkan produksi secara maksimal dan kontinyu dengan bekerja selama 24 jam dalam sehari. Hal ini akan berdampak negatif pada pekerja sehingga menimbulkan kelelahan mental dan stress. Dalam memberikan pelayanan di rumah sakit tepatnya di unit gawat darurat oleh tenaga kesehatan, spesifiknya perawat dan dokter, ada berbagai masalah kesehatan yang dapat terjadi, diantaranya adalah kelelahan kerja dan stres kerja yang pada akhirnya akan berdampak pada pelayanan kesehatan yang diberikan.penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Adapun sumber data diambil dari data primer yang berupa kuesioner dan data sekunder yang berupa data profil rumah sakit advent manado. Penelitian ini menggunakan metode observational analitik. Dengan jumlah populasi sebesar 32 tenaga kesehatan. Analisis ini dilakukan dengan uji statistik chi-square yang dimana jika nilai sig. <0.05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi/hubungan antara variable independent dan variable dependent.berdasarkan hasil analisis statistik didapat hasil sig. = 0,047 (sig.<0,05), yang berarti ada hubungan yang bermakna antara shift kerja dan kelelahan kerja. Berdasarkan hasil analisis statistik didapat hasil sig. = 0,033 (sig. <0,05), yang berarti ada hubungan antara stress kerja dan kelelahan kerja. Kata Kunci : Shift Kerja, Stres Kerja, Kelelahan Kerja ABSTRACT One of the causes of stress in work is the work shift work shift system. Shift work is a system that is applied by companies / institutions to increase production maximally and continuously by working 24 hours a day. This will have a negative impact on workers, causing mental fatigue and stress. In providing hospital services precisely in the emergency department by health workers, specifically nurses and doctors, there are various health problems that can occur, including work stress and work exhaustion which will ultimately have an impact on the health services provided. This study was conducted using a cross sectional study approach. The source of the data was taken from the primary data in the form of questionnaires and secondary data in the form of advent manado hospital profile data. This study uses observational analytic methods. With a population of 32 health workers. This analysis is done by chi-square statistical test where if the sig value. <0.05, it can be concluded that there is a correlation / relationship between independent variables and dependent variables. Based on the results of statistical analysis obtained results of sig. = 0,047 (sig.<0,05), which means there is a meaningful relationship between work shift and work fatigue. Based on the results of statistical analysis obtained results of sig. = 0,033 (sig. <0,05), which means there is a meaningful relationship between work stress and work fatigue. Keywords: Work Shift, Work Stress, Work Fatigue PENDAHULUAN Salah satu penyebab kelelahan kerja adalah sistem kerja bergilir/shift kerja. Shift kerja merupakan suatu sistem yang diterapkan perusahaan/institusi guna meningkatkan produksi secara maksimal dan kontinyu dengan bekerja selama 24 jam dalam sehari. Hal ini akan berdampak negatif pada pekerja sehingga menimbulkan kelelahan mental dan stres. (Winarsunu, 2008).

2 Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang dapat disebabkan oleh kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual), kelelahan fisik umum, kelelahan syaraf, kelelahan oleh lingkungan yang monoton, dan kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai faktor secara menetap (Widyasari, 2010). Menurut (Cameron, 1973) dalam (Maurits, 2012), kelelahan kerja juga merupakan respon total individu terhadap stress psikososial yang dialami dalam satu periode waktu tertentu dan kelelahan kerja itu cenderung menurunkan prestasi maupun motivasi pekerja bersangkutan. Kelelahan kerja merupakan kriteria yang lengkap tidak hanya menyangkut kelelahan yang bersifat fisik dan psikis saja tetapi lebih banyak kaitannya dengan adanya penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi, dan penurunan produktivitas kerja. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja, bermacammacam, mulai dari faktor lingkungan kerja yang tidak memadai untuk bekerja sampai kepada masalah psikososial dapat berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja. Waktu istirahat dan waktu bekerja yang proporsional dapat menurunkan derajat kelelahan kerja, disamping itu juga pemberian cuti dan penyediaan alat-alat kerja secara ergonomis sangat menunjang penurunan kelelahan kerja (Maurits, 2012). Data dari ILO yang menunjukkan bahwa hampir setiap tahun sebanyak dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Penelitian tersebut menyatakan dari sampel, sekitar sampel menderita kelelahan yaitu sekitar 32,8 % dari keseluruhan sampel peneliti. Dalam proses bekerja hasil atau akibatnya perawat dapat mengalami stres dan kelelahan, yang dapat berkembang menjadikan perawat sakit fisik dan mental, sehingga tidak dapat bekerja secara optimal. Shift kerja didefinisikan sebagai jadwal kerja khusus dari serangkaian proses kerja yang berkelanjutan yang telah diatur agar proses kerja tidak terhenti. Shift kerja merupakan metode pengaturan waktu kerja yang membuat para pekerja bisa saling berhasil sehingga kondisi kerja yang baik akan berlangsung lebih lama dibandingkan dengan jam-jam kerja dari pekerja. secara individu pada hari-hari dan jamjam yang berbeda (ILO, 2004). Stres merupakan suatu respon individu terhadap situasi yang diterima seseorang sebagai suatu tantangan atau ancaman keberadaannya. Secara umum orang yang mengalami stres merasakan perasaan khawatir, tekanan letih, ketakutan, depresi, cemas dan marah (sucipto, 2014) Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

3 menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Tidak seperti institusi atau lembaga lain, perawat dan dokter di rumah sakit khususnya Unit Gawat Darurat harus melayani pasien selama 24 jam sehari sampai pasien diizinkan untuk pulang setelah dinyatakan sembuh atau bisa dirawat jalan. Dalam memberikan pelayanan di rumah sakit tepatnya di unit gawat darurat oleh tenaga kesehatan, spesifiknya perawat dan dokter, ada berbagai masalah kesehatan yang dapat terjadi, diantaranya adalah stres kerja dan kelelahan kerja yang pada akhirnya akan berdampak pada pelayanan kesehatan yang diberikan. Penelitian mengenai shift kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja yang dilakukan oleh Herry Kurnia Pondaag (2016) pada karyawan di PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Kota Tomohon, diketahui bahwa ada hubungan antara shift kerja dan stres kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan di PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Kota Tomohon. Penelitian mengenai shift kerja dan kelelahahn kerja yang dilakukan oleh Harry Cahya Maulana (2010) pada perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bukit Asam Tanjungenim Tahun 2009 diketahui bahwa terdapat hubungan antara shift kerja dan kelelahan kerja pada perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bukit Asam Tanjungenim. Penelitian mengenai stres kerja dan kelelahan kerja yang dilakukan oleh Jhohana Kurnia Widyasari (2010) di Rumah Sakit Islam Surakarta diketahui bahwa terdapat hubungan antara kelelahan kerja dengan stres kerja perawat di Rumah Sakit Islam Surakarta. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional study yang bertujuan untuk menganalisis adanya hubungan shift kerja dan kelelahan kerja dengan stres kerja pada tenaga kesehatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Advent Manado. Penelitian dilakukan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Advent Manado. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Oktober Populasi dari penelitian ini adalah semua tenaga kesehatan yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Advent Manado berjumlah 32 orang. Adapun tenaga kesehatan yang dimaksud adalah dokter dan perawat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Advent Manado.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hubungan Antara Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja No Shift Kerja Kelelahan Kerja Kurang lelah Lelah 1 Pagi Siang Malam Total % Sig Hasil penelitian responden mengalami kelelahan kerja pada shift pagi adalah sebanyak 7 orang (21,8%) dari jumlah responden yang bekerja shift pagi sebanyak 10 orang (31.3%), responden mengalami kelelahan kerja pada shift siang adalah 10 orang (31..3%) dari jumlah responden yang bekerja shift siang sebanyak 10 orang (31.3) dan responden mengalami kelelahan kerja pada shift malam adalah 8 orang (25.0%) dari jumlah responden yang bekerja shift malam sebanyak 12 orang (37.5). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sig. = 0,047 (sig. <0,05) Table 2. Hubungan Antara Stres Kerja dan Kelelahan Kerja No Stres Kerja Kelelahan kerja Kurang lelah Lelah % Sig. 1 Tidak stress Stres Total Hasil penelitian ini menunjukan bahwa stress dengan tingkat kelelahan kerja yaitu kurang lelah sebanyak 6 orang (18.7%) kelompok responden yang mengalami stres kerja dengan tingkat kelelahan kerja yaitu lelah sebanyak 16 orang (50.0%) responden yang responden yang tidak stress dengan tingkat kelelahan kerja yaitu lelah sebanyak 9 orang mengalami stress kerja dengan tingkat kelelahan (28.1%). Dari hasil penelitian ini dapat kerja yaitu kurang lelah sebanyak 1 orang (3.1%) dan kelompok responden yang tidak disimpulkan bahwa dengan menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sig. = 0,033 (sig.<0,05),

5 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan antara shift kerja dan kelelahan kerja pada tenaga kesehatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Advent Manado. 2. Tidak terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja pada tenaga kesehatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Advent Manado. SARAN 1. Perlu adanya control terhadap kelelahan kerja misalnya dengan memberikan waktu libur/cuti kepada tenaga kesehatan sehingga dapat menunjang penurunan kelelahan kerja pada tenaga kesehatan di Intalasi gawat Darurat Rumah Sakit Advent Manado. 2. Perlu adanya control terhadap stres dengan melakukan sosialisasi mengenai stress kerja dan dampaknya, agar kedepannya para tenaga kesehatan di Intalasi gawat Darurat Rumah Sakit Advent Manado dapat terhindar dari dampak stress kerja sehingga proses pelayanan kepada pasien dapat berjalan dengan lancar dan memuaskan. 3. Perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kelelahan kerja guna mengetahui factor-faktor lain yang kiranya dapat berhubungan atau mempengaruhi kelelahan kerja. DAFTAR PUSTAKA Anonimus, Profil Rumah Sakit Advent Manado. Kota Manado. Maurits, Lientje Setyawati K Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Amara Books. Yogyakarta. Maulana, Harry Cahya Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja dan Perubahan Tekanan Darah pada Perwawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bukit Asam Tanjungenim Tahun Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Pondaag, Herry Kurnia, Hubungan Shift Kerja dan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja Terhadap Karyawan di PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong. Tomohon Sucipto, Cecep Dani Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Gosyen Publishing, Yogyakarta. Winarsunu, T Psikologi Keselamatan Kerja, UMM Press, Malang. Widyasari, J. K Hubungan Antara Kelalahan Kerja dengan Stres Kerja pada Perawat di Rumah Sakit Islam Yarsis. Surakarta.