BAB I PENDAHULUAN. luas. Harapan bagi setiap pemilik perusahaan adalah ingin memperoleh modal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. luas. Harapan bagi setiap pemilik perusahaan adalah ingin memperoleh modal"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan dibentuk untuk menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. Suatu perusahaan haruslah menghasilkan keuntungan, sehingga diharapkan akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dan kesejahteraan masyarakat luas. Harapan bagi setiap pemilik perusahaan adalah ingin memperoleh modal kembali dengan nominal yang lebih besar dari semula. Kebijakan yang dilakukan oleh manajemen keuangan dalam perusahaan sudah pasti mengharapkan keuntungan atau laba. Rasio Profitabilitas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Salah satu alat yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas perusahaan adalah Return on Investment (ROI). Return on Investment (ROI) adalah rasio yang membandingkan antara keuntungan setelah pajak (Earning After Tax) dengan total aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva yang menghasilkan neto selama satu periode tertentu. Return on Investment (ROI) yang semakin tinggi menunjukkan keadaan suatu perusahaan yang semakin baik (Sudjaja dan Barlian 2002:86). Perusahaan yang ingin mencapai keuntungan (laba) maksimal haruslah melakukan kegiatan secara efisien dan efektif. Efektif berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dan efisien berkaitan dengan biaya yang tidak boros, sesuai aturan dan prosedur yang ada dalam usaha pencapaian tujuan.

2 Kebijakan keuangan perusahaan dan pemanfaatan sumber daya yang efisien dan efektif dapat menciptakan laba yang maksimal. Unsur-unsur aktiva seperti kas, piutang, persediaan, dan aktiva lainnya mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan penjualannya. Pencerminan efektif tidaknya pemanfaatan sumber daya keuangan tersebut akan terlihat dari tingkat penjualan yang tinggi dan perputaran aktiva tentu saja akan mendukung pencapaian laba maksimal. Alat yang lazim digunakan untuk mengukur efektif tidaknya manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan adalah dengan menggunakan rasio-rasio seperti: rasio perputaran piutang (receivable turnover ratio), rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio), dan rasio perputaran total aktiva (total asset turnover ratio). Perputaran piutang memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu. Perputaran piutang yang berputar cepat menunjukkan semakin cepat piutang berubah menjadi kas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba. Perputaran persediaan menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi. Perputaran persediaan yang semakin besar akan semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan produksi berjalan lancar (Harahap 2007:308). Kegiatan penjualan yang cepat akan mendatangkan laba, sehingga perputaran persediaan yang cepat memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba yang maksimal.

3 Perputaran total aktiva menentukan tingkat efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva yang semakin besar mengidentifikasikan semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya (Sutrisno, 2000:265). Efektifitas penggunaan aktiva dalam perusahaan ditunjukkan melalui perputaran Return on Investment (ROI), dimana semakin besar nilai perputarannya maka akan semakin efektif penggunaan dana sehingga akan memperbesar kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Kuswadi, 2004:190). PTPN III (Persero) Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, yaitu pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha PTPN III (Persero) Medan mencakup usaha budi daya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama PTPN III (Persero) Medan adalah minyak sawit (CPO), inti sawit (kernel), dan produk hilir karet. Perusahaan berusaha untuk terus memperbaharui cara-cara pengolahan dan manajemennya sesuai dengan perkembangan teknologi. Kualitas yang unggul akan mempengaruhi peningkatan laba perusahaan, sehingga menuntut perusahaan untuk bisa mengelola aktivanya secara efektif untuk menghasilkan laba. Persediaan dan piutang merupakan komponen-komponen dari modal kerja. Untuk dapat mengelola modal kerjanya dengan baik agar meraih laba sesuai dengan target, PTPN III (Persero) Medan menjaga biaya persediaan agar tetap rendah dari harga pasar dengan memperlancar arus persediaan dan memaksimalkan rasio perputarannya. PTPN III (Persero) Medan melakukan penjualan apabila persediaan telah mencukupi tanpa harus menunggu persediaan

4 menumpuk. Memperlancar arus persediaan dilakukan dengan menghasilkan produk berkualitas bagi pelanggan. PTPN III (Persero) Medan mengikuti sebuah siklus dimana perusahaan menjual hasil perkebunannya secara kredit atau kontrak, dan kemudian menagihkan piutangnya. Kebijakan modal kerja PTPN III (Persero) Medan dapat dilihat dari analisis rasio keuangan perusahaan dan pembiayaan modal kerja dengan melihat sumber dana jangka pendek dan jangka panjangnya untuk membiayai aktiva lancar serta alokasi sumber dan penggunaan dana dalam perusahaan. Modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan produksi agar mengalami peningkatan khususnya untuk bahan bakar minyak, pupuk dan obat-obatan. Selain itu modal kerja juga digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk perawatan lahan dan tanaman agar dapat menghasilkan dengan baik, membayar gaji pegawai, membayar hutang, dan lain-lain. PTPN III (Persero) Medan melaksanakan kegiatan dan operasionalnya dengan mengandalkan modal yang diinvestasikan pemerintah sebagai sumber daya keuangannya. Pemerintah pasti mengharapkan laba yang maksimal dari modal yang diinvestasikan tersebut, namun pada kenyataannya sering terjadi perolehan pendapatan terhadap Return on Investment (ROI) yang tidak sebanding dengan yang diharapkan. Kurang efektifnya pengelolaan aktiva perusahaan tersebut ialah salah satu penyebab perolehan yang tidak sebanding dengan pendapatan, maka dalam hal ini manajer keuangan dituntut untuk mampu menerapkan kebijakan yang tepat dalam mengelola seluruh aktiva yang

5 dimilikinya sehingga setiap kegiatan perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Tabel 1.1 Standard Rata-rata Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Total Asset Turnover Ratio, dan Return on Investment (ROI) Keputusan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pada Sektor Perkebunan Indikator Standard Rata-rata Receivable Turnover Ratio 5 Inventory Turnover Ratio 5 Total Asset Turnover Ratio 5 Return on Investment (ROI) 15 Sumber: Kep-100/MBU/2002 Tabel 1.2 Perkembangan Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Total Asset Turnover Ratio, dan Return on Investment (ROI) PTPN III (Persero) Medan Periode Tahun Receivable Turnover Inventory Turnover Total Asset Turnover Ratio (x) Ratio (x) Ratio (x) ROI (%) ,857 7,396 0,988 8, ,191 8,236 0,999 12, ,741 11,449 0,967 13, ,700 13,785 0,889 10, ,575 15,705 1,001 17, ,870 11,322 0,927 16,414 Sumber: Laporan Keuangan PTPN III (Persero) Medan (2009), diolah Tabel 1.3 Penilaian Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Total Asset Turnover Ratio, dan Return on Investment (ROI) Menurut Keputusan Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PTPN III (Persero) Medan Periode Tahun Receivable Turnover Inventory Turnover Total Asset Turnover ROI Ratio Ratio Ratio , ,4 4 10, , , , ,5 4 13,5 Sumber: Laporan Keuangan PTPN III (Persero) Medan (2009), diolah

6 Tabel 1.3 menunjukkan bahwa receivable turnover ratio PTPN III (Persero) Medan rata-rata berada di bawah standard yang ditetapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjukkan pada tabel 1.1, kecuali pada tahun 2004, tahun 2007, dan tahun Inventory turnover ratio dan total asset turnover ratio PTPN III (Persero) Medan tahun 2003 sampai tahun 2008 berada di bawah standard yang ditetapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjukkan pada tabel 1.1. Return on Investment (ROI) PTPN III (Persero) Medan tahun 2003 sampai tahun 2008 berada dibawah standard yang ditetapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun pada tahun 2007, Return on Investment (ROI) PTPN III (Persero) Medan berada pada standard yang ditetapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjukkan pada tabel 1.1. Hal ini menunjukkan bahwa receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, total asset turnover ratio, dan Return on Investment (ROI) PTPN III (Persero) Medan tahun 2003 sampai tahun 2008 adalah rata-rata kurang sehat karena berada di bawah standard yang ditetapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

7 Grafik 1.1 Fluktuasi Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Total Asset Turnover Ratio dan Return on Investment (ROI) PTPN III (Persero) Medan Periode Receivable Turnover Ratio Inventory Turnover Ratio Total Asset Turnover Ratio Return on Investment (ROI) Sumber: Laporan Keuangan PTPN III (Persero) Medan (2009), diolah Grafik 1.1 menunjukkan bahwa nilai receivable turnover ratio mengalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun Tahun 2005 ke tahun 2006, nilai receivable turnover ratio mengalami penurunan. Tahun 2006 ke tahun 2007 receivable turnover ratio mengalami peningkatan. Fluktuasi nilai rasio ini sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana nilai Return on Investment (ROI) mengalami peningkatan dari tahun 2003 ke tahun 2005, tahun 2005 ke tahun 2006 nilai Return on Investment (ROI) mengalami penurunan, dan tahun 2007 nilai Return on Investment (ROI) mengalami peningkatan. Namun dari tahun 2007 ke tahun 2008 Fluktuasi nilai receivable turnover ratio tidak sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana receivable turnover ratio mengalami peningkatan, sedangkan Return on Investment (ROI) mengalami penurunan.

8 Nilai inventory turnover ratio mengalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun Fluktuasi nilai rasio ini tidak sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana nilai Return on Investment (ROI) mengalami penurunan dari tahun 2005 ke tahun Namun dari tahun 2007 ke tahun 2008 fluktuasi nilai inventory turnover ratio sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana nilai inventory turnover ratio dan nilai Return on Investment (ROI) sama-sama mengalami penurunan. Fluktuasi nilai total asset turnover ratio sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI) dari tahun 2003 sampai tahun 2004, dimana nilai total asset turnover ratio dan nilai Return on Investment (ROI) dari tahun 2003 ke tahun 2004 sama-sama mengalami peningkatan. Namun dari tahun 2004 ke tahun 2005 fluktuasi nilai total asset turnover ratio tidak sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana nilai total asset turnover ratio mengalami penurunan sementara nilai Return on Investment (ROI) mengalami peningkatan. Tahun 2005 sampai tahun 2008 fluktuasi nilai total asset turnover ratio sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana nilai total asset turnover ratio dengan nilai Return on Investment (ROI) mengalami penurunan dari tahun 2005 ke tahun 2006, mengalami peningkatan dari tahun 2006 ke tahun 2007, dan mengalami penurunan dari tahun 2007 ke tahun Uraian tersebut menunjukkan bahwa nilai receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio tidak selalu sejalan dengan kemampulabaan atau nilai Return on Investment (ROI), maka untuk mengetahui hubungan dari masing-masing rasio tersebut, Penulis tertarik untuk melakukan

9 penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, dan Total Asset Turnover Ratio dengan Kemampulabaan Perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio berhubungan secara signifikan dengan kemampulabaan perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan? C. Kerangka Konseptual Perusahaan selalu membutuhkan dana dalam kegiatan operasinya. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli aktiva tetap, bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, dan lain-lain. Pengelolaan dana ini harus dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas agar pemanfaatan data tersebut dapat optimal. Return on Investment (ROI) merupakan salah satu rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. Maka besarnya laba perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam. Dana yang cepat berputar menunjukkan semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula laba atas dana yang ditanam (Abdullah, 2005:57). Receivable turnover ratio memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang

10 tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu. Perputaran piutang yang semakin cepat menunjukkan semakin cepat piutang berubah menjadi kas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba (Harahap, 2007:308). Inventory turnover ratio menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi. Perputaran persediaan yang semakin besar akan semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan produksi berjalan lancar (Harahap, 2007:308). Kegiatan penjualan yang cepat akan mendatangkan laba, sehingga perputaran persediaan yang cepat memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba yang maksimal. Total asset turnover ratio menentukan tingkat efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva memperlihatkan seberapa jauh kemampuan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan (Harahap, 2007:308). Tingkat investasi yang meningkat dalam aktiva lancar dengan tetap mendukung penjualan akan mengarah kepada peningkatan pengembalian atas aktiva keseluruhan perusahaan. Perusahaan yang mengurangi investasi dalam bentuk aktiva lancar sementara dapat terus mendukung penjualan, Return on Investment (ROI) akan naik. Tingkat kas, piutang, dan persediaan yang lebih rendah akan mengurangi angka penyebut dalam persamaan Return on Investment (ROI) yang sama dengan laba bersih per total aktiva. Aktiva perusahaan harus dikelola dengan efektif dan efisien. Hal ini dilakukan untuk mengontrol kondisi aktiva perusahaan supaya piutang menjadi kas dalam waktu yang paling tepat bukan menjadi kredit macet, persediaan tidak

11 menumpuk atau kadang kehabisan stok, dan aktiva tetap perusahaan memberikan kontribusi yang paling maksimal terhadap profitabilitas (Van Horne, 2005:314). Hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan kemampulabaan perusahaan dapat digambarkan dalam kerangka konseptual berikut ini: Receivable Turnover Ratio Inventory Turnover Ratio Return on Investment (ROI) Total Asset Turnover Ratio Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Sumber : Abdullah (2005) dan Harahap (2007), diolah D. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Receivable Turnover Ratio berhubungan secara signifikan dengan kemampulabaan perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan. 2. Inventory Turnover Ratio berhubungan secara signifikan dengan kemampulabaan perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan. 3. Total Asset Turnover Ratio berhubungan secara signifikan dengan kemampulabaan perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan.

12 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan kemampulabaan perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi PTPN III Manfaat bagi perusahaan adalah memberikan tambahan informasi tentang kondisi profitabilitas perusahaan, khususnya mengenai hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan kemampulabaan perusahaan. b. Bagi Pihak Lain Manfaat bagi pihak lain adalah memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca, terutama mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya mengenai profitabilitas, khususnya mengenai hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan kemampulabaan perusahaan. c. Bagi Penulis Manfaat bagi penulis adalah untuk mengembangkan serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh penulis dalam bidang keuangan, khususnya

13 mengenai hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan kemampulabaan perusahaan. F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan operasional penelitian ini hanya meneliti hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio sebagai variabel independen dengan Return on Investment (ROI) sebagai variabel dependen pada PTPN III (Persero) Medan dengan memakai data laporan keuangan mulai tahun 2003 sampai tahun 2008 yang telah diaudit. Analisis Return on Investment (ROI) dilakukan dengan menggunakan data tahunan, dan penilaian hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan Return on Investment (ROI) dengan analisis korelasi Pearson dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0 for windows. 2. Definisi Operasional a. Variabel Independen (Variabel X) 1. Receivable Turnover Ratio (X 1 ) Rasio ini menunjukkan kemampuan dari dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu (Riyanto, 2001:334). Semakin besar rasio ini semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat (Harahap, 2007:308).

14 Rumus: Receivable turnover ratio = Penjualan Kredit Piutang Rata rata 2. Inventory Turnover Ratio (X 2 ) Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat (Harahap, 2007:308). Rumus: Inventory turnover ratio = Harga Pokok Penjualan Rata rata Persediaan 3. Total Asset Turnover Ratio (X 3 ) Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan. Rasio ini memperlihatkan seberapa jauh kemampuan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik (Harahap, 2007:308). Rumus: Total asset turnover ratio = Penjualan Total Aktiva b. Variabel Dependen (Variabel Y): Return on Investment Return on Investment (ROI) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh aktiva perusahaan dan menggambarkan produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian atas investasi (Abdullah, 2005:57).

15 Rumus: Laba Bersih Sesudah Pajak ROI = 100% Total Aktiva 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pusat PTPN III (Persero) Medan yang berlokasi di Jln. Sei Batanghari No.2 Medan. Penelitian ini direncanakan dimulai dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara pada bagian keuangan PTPN III (Persero) Medan yang dianggap berwenang dalam memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti. b. Data Sekunder Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: 1. Sejarah perusahaan PTPN III (Persero) Medan 2. Struktur organisasi PTPN III (Persero) Medan 3. Neraca PTPN III (Persero) Medan untuk tahun berakhir 31 Desember 2003 sampai dengan 31 Desember Laporan laba rugi PTPN III (Persero) Medan untuk tahun berakhir 31 Desember 2003 sampai dengan 31 Desember 2008.

16 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui : a. Wawancara Wawancara dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab pada bagian keuangan PTPN III (Persero) Medan yang dianggap berwenang dalam memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti. b. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang berasal dari neraca, laporan laba rugi, hasil publikasi, buku-buku ilmiah, dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian. 6. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah metode analisis tentang keadaan perusahaan melalui pengumpulan dan analisis data mengenai sejarah, struktur organisasi, dan kegiatan perusahaan sehingga terbentuk gambaran umum perusahaan. Pada tahap ini dilakukan perhitungan masing-masing variabel terkait yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). b. Metode Analisis Korelasi Pearson Analisis korelasi Pearson berguna untuk mengetahui hubungan dua variabel yang berskala rasio yang menunjukkan hubungan yang linear

17 (Situmorang et al, 2008:47). Korelasi ini sering juga disebut korelasi Product Moment. Rumus: r = [ n XY ( X)( Y) ] 2 n X 2 ( X ) 2 ( ) n 2 Y Y 2 Dimana: r : Koefisien Korelasi Pearson X : Variabel bebas Y : Variabel terikat n : Jumlah sampel atau data Koefisien korelasi Pearson berkisar dari -1 sampai 1, sehingga dapat ditulis -1 r 1. Tanda positif menunjukkan arah hubungan dua variabel yang positif (searah) dan tanda negatif menunjukkan arah hubungan dua variabel yang negatif (tidak searah). Selain itu untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan dari korelasi Pearson yang diperoleh, maka dapat dilihat dari tingkat signifikansi yang dihasilkan. Apabila tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian (α = 5%) maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel-variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y).

18 Tabel 1.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat Rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2007:183) Bentuk pengujian yang digunakan adalah: H 0 : r = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang positif (negatif) dan signifikansi antara variabel variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). H a : r 0, artinya terdapat hubungan yang positif (negatif) dan signifikansi antara variabel- variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusan: H 0 diterima jika r tabel r hitung r tabel, dengan α = 5%. H a diterima jika r tabel > r hitung > r tabel, dengan α = 5%. c. Pengujian Hipotesis Uji Statistik-t Pengujian ini dilakukan untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi yang diperoleh. Pengujian signifikansi menggunakan rumus sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2004:466): n 2 t = r 2 1 r

19 Dimana: t : Nilai t hitung r : Nilai koefisien korelasi n : Jumlah data pengamatan Bentuk pengujian yang digunakan adalah: H 0 : t = 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabelvariabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). H a : t 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabelvariabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). Pengujian selanjutnya akan dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan tingkat signifikansi α = 5% dan derajat kebebasan (n-2) dengan t hitung yang diperoleh. Jika t hitung > t tabel berarti H 0 ditolak atau terdapat hubungan yang nyata (signifikan) antara variabel-variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y) dan sebaliknya. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah: H 0 diterima jika t tabel t hitung t tabel pada = 5%. H a diterima jika t tabel > t hitung > t tabel pada = 5%.

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan. Menghasilkan keuntungan biasanya menjadi prioritas utama bagi perusahaan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk. memaksimalkan laba serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk. memaksimalkan laba serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk memaksimalkan laba serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Setiap perusahaan berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk

ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk Nama : Ferry Yonatan NPM : 14209371 Jurusan : Manajemen Pembimbing :Anasta Surya Ginting, SE,MM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana internal ataupun dari sumber dana eksternal perusahaan. Sumber dana internal perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan tentu bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan dapat bertahan apabila perusahaan tersebut dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Upaya ini dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka diperlukan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Untuk dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian berkaitan dengan metode yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan sejenis akan semakin ketat. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Grace (2009) melakukan penelitian tentang analisis hubungan efektifitas aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu yaitu untuk mencari pemecahan dari permasalahan yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu yaitu untuk mencari pemecahan dari permasalahan yang telah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian merupakan serangkaian langkah yang harus ditempuh oleh peneliti secara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya, baik yang berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Return On Asset (ROA) 2.1.1 Pengertian Return On Asset (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan perekonomian dewasa ini mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan perekonomian dewasa ini mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan perekonomian dewasa ini mempengaruhi perkembangan perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, perdagangan, maupun jasa. Dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba perusahaan. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : YULIANA PRASMAWATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang dipakai, karena hal itu menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan

Lebih terperinci

Alex Bundiono Sanada STIE WIDYA DHARMA

Alex Bundiono Sanada STIE WIDYA DHARMA PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON EQUITY, RETURN ON INVESTMENT, DAN DEBT TO EQUITY RATIO PADA PT GEMILANG SURYA MOTORINDO DI PONTIANAK Alex Bundiono Sanada STIE WIDYA DHARMA Abstraksi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tujuan perusahaan melakukan kegiatan operasional untuk memperoleh laba yang maksimum disamping itu juga untuk mencapai tujuantujuan perusahaan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laba atau profit merupakan salah satu tujuan utama berdirinya setiap badan usaha. Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh dengan semakin cepat, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang berkembang semakin pesat merupakan harapan setiap bangsa di dunia. Indonesia merupakan negara berkembang yang juga mengharapkan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal perusahaan didirikan, para pimpinan perusahaan sudah menetapkan maksud dan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Tujuan ini disusun, baik tujuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu desain penelitian. MenurutNazir (2005:84) Desain penelitian adalah semua

BAB III METODE PENELITIAN. suatu desain penelitian. MenurutNazir (2005:84) Desain penelitian adalah semua BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Untuk dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka diperlukan suatu desain penelitian. MenurutNazir (2005:84) Desain penelitian adalah semua proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perusahaan manufaktur di Indonesia semakin pesat, Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pemimpin dalam sebuah perusashaan atau manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pemimpin dalam sebuah perusashaan atau manajemen untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah analisis modal kerja pengaruhnya terhadap return on investment (ROI) pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 10 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Data laporan keuangan perusahaan konsolidasi digunakan sebagai dasar dari analisis manajemen piutang PT PLN (Persero). PT PLN (Persero) membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam bidang keamanan dan pertahanan yang berorientasi pada laba dan selalu berupaya mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak di bidang produk dan jasa harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak di bidang produk dan jasa harus Bab I Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif dan kompleks menyebabkan semua perusahaan yang bergerak di bidang produk dan jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja, perusahaan yang bergerak dibidang apapun baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan yang berisi tahap-tahap penelitian dari awal hingga akhir. Seperti yang tercantum dalam Pedoman Operasional Penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perekonomian dan merebaknya arus informasi yang turut menunjang pembangunan negara kita dewasa ini, banyak bermunculan perusahaan- perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang serta mampu menghadapi persaingan. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri disebut profitabilitas (Sartono,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang serta mampu menghadapi persaingan. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri disebut profitabilitas (Sartono, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan selalu berusaha untuk mencapai laba yang optimal dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien. Laba penting bagi perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dilihat dari sudut pandang manajemen merupakan media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan perusahaannya mampu bertahan dan tumbuh dalam berbagai kondisi. Terutama dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Perputaran piutang (Receivable Turnover) termasuk dalam rasio aktivitas. Menurut Hanafi

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2000:29) objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan dalam melakukan kegiatannya pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama suatu perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu perusahaan, para investor biasanya melakukan analisis profitabilitas. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak sekali persaingan yang terjadi. Dalam hal ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak sekali persaingan yang terjadi. Dalam hal ini suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, banyak sekali persaingan yang terjadi. Dalam hal ini suatu perusahaan baik perusahaan swasta ataupun BUMN harus senantiasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang ketat seiring dengan perkembangan perekonomian dan teknologi menuntut perusahaan untuk terus mengembangkan inovasi produk, meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai sekarang belum bisa terselesaikan. Hal ini membuat banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sampai sekarang belum bisa terselesaikan. Hal ini membuat banyak perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian negara Indonesia saat ini dalam keadaan yang kurang menguntungkan, dimana terjadinya krisis moneter yang berkepanjangan yang sampai sekarang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda yang dilakukan Susani (2005) berjudul Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Piutang Dan Persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapat pasar yang tetap di masyarakat (Verawati,2014). Untuk itu manajemen

BAB I PENDAHULUAN. mendapat pasar yang tetap di masyarakat (Verawati,2014). Untuk itu manajemen 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum tujuan suatu perusahaan adalah meningkatkan laba yang maksimal agar kelangsungan hidup usahanya terjamin dan dapat mengembangkan usahanya. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dijawab dan diuji secara akurat. Metode penelitian menurut Sugiyono (2008:5)

BAB III METODE PENELITIAN. dijawab dan diuji secara akurat. Metode penelitian menurut Sugiyono (2008:5) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana atau metoda yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dijawab dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya harus dilakukan secara sistematis, berencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya harus dilakukan secara sistematis, berencana dan 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian pada dasarnya harus dilakukan secara sistematis, berencana dan mengikuti konsep ilmiah. Untuk melakukan suatu penelitian maka dilakukan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam menjalankan operasinya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Bagi perusahaan yang profit oriented maka tujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Metode Du Pont System pada PT Intraco Penta Tbk Medan bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi dan keputusan yang tepat dapat menunjang tingkat laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi dan keputusan yang tepat dapat menunjang tingkat laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan yang semakin kompetitif saat ini mengharuskan perusahaan melakukan strategi dalam menjalankan usahanya. Kemampuan bersaing perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PT GOODYEAR INDONESIA, Tbk

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PT GOODYEAR INDONESIA, Tbk ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PT GOODYEAR INDONESIA, Tbk Sandy Jaya STIE Widya Dharma Pontianak Email: sandy_jaya_liu@yahoo.com ABSTRACT PT Goodyear Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN VI ANALISIS KINERJA KEUANGAN Analisis kinerja keuangan atau analisis finansial pada suatu perusahaan atau organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi setiap perusahaan modal kerja sangat penting karena berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi setiap perusahaan modal kerja sangat penting karena berhubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi setiap perusahaan modal kerja sangat penting karena berhubungan dengan pembiayaan dan kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan PT. Mustika Ratu Tbk. Salah satu cara yang diterima untuk meneliti keadaan keuangan adalah dengan cara memperoleh Laporan Keuangan seperti neraca,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti secara valid, objekif, akurat, dan ekonomis, dan M Nasir

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti secara valid, objekif, akurat, dan ekonomis, dan M Nasir 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Kartiko Restu (2010:212) Desain penelitian adalah sebuah rancangan prosedural yang menjadi panduan peneliti untuk menjawab pertanyaanpertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan atau laba. Keuntungan yang dicapai perusahaan dibatasi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan atau laba. Keuntungan yang dicapai perusahaan dibatasi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi guna menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat. Tujuan pendirian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat mengetahui sejauh mana efektifitas perusahaan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat mengetahui sejauh mana efektifitas perusahaan dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk dapat mengetahui sejauh mana efektifitas perusahaan dalam menggunakn modal kerjanya ada beberapa indikator yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu unggul di dalam persaingan dunia usaha.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu unggul di dalam persaingan dunia usaha. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Persaingan bahkan terjadi pada perusahaan yang sejenis,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini telah berkembang dunia usaha yang semakin bermunculan serta

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini telah berkembang dunia usaha yang semakin bermunculan serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini telah berkembang dunia usaha yang semakin bermunculan serta adanya persaingan yang semakin kompetitif, mengingat pentingnya suatu perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN... xvi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN... xvi DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci