BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH. dari kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan. IV. 1 Analisis vertical dan horizontal dari neraca

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH. dari kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan. IV. 1 Analisis vertical dan horizontal dari neraca"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN MASALAH Laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan dan sebagai alat komunikasi bagi para pihak yang berkepentingan yang merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan. Pada bab IV ini penulis mencoba menganalisis laporan keuangan dengan metode analisis horizontal dan vertical serta membahas tentang rasio-rasio keuangan berupa rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas pada laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 desember 2005, 2006, IV. 1 Analisis vertical dan horizontal dari neraca Analisis horizontal merupakan analisis persentase kenaikan dan penurunan dalam pos-pos yang sepadan pada laporan keuangan komparatif. Jumlah setiap pos pada laporan yang terbaru dibandingkan dengan pos yang sepadan pada satu atau lebih laporan terdahulu. Analisis vertical meupakan anlisis yang dapat juga digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara bagian komponen dengan totalnya dalam satu laporan. 45

2 PERUSAHAAN PERSEROAN(PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN ANALISIS HORIZONTAL DAN VERTIKAL NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005, 2006, 2007 AKTIVA Uraian Neraca 2005 Neraca 2006 Neraca 2007 Analisis horizontal kenaikan atau penurunan Jumlah Persen Jumlah Persen Analisis vertikal AKTIVA LANCAR Kas dan Setara kas 5,374,684 8,315,836 10,140,791 2,941,152 55% 1,824,955 22% 8.64% 11.07% 12.36% penyertaan sementara 22,064 84, ,504 62, % 75,012 89% 0.04% 0.11% 0.19% Piutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa 530, , ,085 9,681 2% 71,604 14% 0.85% 0.69% 0.55% Pihak ketiga 3,047,539 3,196,588 2,912, ,049 5% 284,185 9% 4.90% 4.25% 3.55% Piutang lain lain 153, , ,508 5,512 4% 2,773 2% 0.25% 0.20% 0.18% Persediaan 220, , ,441 6,998 3% 1,888 1% 0.35% 0.28% 0.26% Beban dibayar dimuka 777,869 1,073,329 1,407, ,460 38% 334,081 31% 1.25% 1.43% 1.72% Piutang restitusi pajak 0 359, , ,582 60,968 17% 0.00% 0.48% 0.51% Pajak dibayar di muka 18,913 2,390 47,683 16,523 87% 45, % 0.03% 0.00% 0.06% Aktiva lancar lainnya 159,537 6,822 78, ,715 96% 71, % 0.26% 0.01% 0.10% Jumlah aktiva lancar 10,304,550 13,920,792 15,978,095 3,616,242 35% 2,057,303 15% 16.57% 18.53% 19.47% AKTIVA TIDAK LANCAR Penyertaan jangka panjang bersih 101,400 89, ,990 12,203 12% 24,793 28% 0.16% 0.12% 0.14% Aktiva tetap 45,643,243 54,267,060 60,463,892 8,623,817 19% 6,196,832 11% 73.42% 72.23% 73.68% Aktiva tetap pola bagi hasil 549, , , ,227 76% 260,541 27% 0.88% 1.29% 0.86% Pensiun dibayar dimuka % % 0.00% 0.00% 0.00% Uang muka dan aktiva tidak lancar lainnya 946,037 1,454,283 1,408, ,246 54% 45,519 3% 1.52% 1.94% 1.72% Goodwill dan aktiva tidak berwujud lainnya 4,493,272 4,436,605 3,387,128 56,667 1% 1,049,477 24% 7.23% 5.90% 4.13% rekening escrow 132,497 2,073 1, ,424 98% % 0.21% 0.00% 0.00% Jumlah aktiva tidak lancar 51,866,494 61,214,953 66,080,665 9,348,459 18% 4,865,712 8% 83.43% 81.47% 80.53% Jumlah aktiva 62,171,044 75,135,745 82,058,760 12,964,701 21% 6,923,015 9% % % % KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 11,014,389 1,116, ,912 9,897,893 90% 173,584 16% 17.72% 1.49% 1.15% Pihak ketiga 4,281,285 5,801,457 5,962,022 1,520,172 36% 160,565 3% 6.89% 7.72% 7.27% Hutang lain lain 6,677 9,219 16,679 2,542 38% 7,460 81% 0.01% 0.01% 0.02% Hutang pajak 2,469,765 2,569,002 3,052,149 99,237 4% 483,147 19% 3.97% 3.42% 3.72% Hutang dividen 3,276 1, ,896 58% 1, % 0.01% 0.00% 0.00% Beban yang masih harus dibayar 1,521,247 3,475,698 2,741,076 1,954, % 734,622 21% 2.45% 4.63% 3.34% Pendapatan diterima dimuka 1,592,718 2,037,772 2,413, ,054 28% 376,180 18% 2.56% 2.71% 2.94% Uang muka pelanggan dan pemasok 223, , ,361 61,824 28% 19,901 12% 0.36% 0.21% 0.17% Hutang bank jangka pendek 173, , , , % 114,321 17% 0.28% 0.92% 0.70% hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun 2,226,925 4,675,409 4,830,809 2,448, % 155,400 3% 3.58% 6.22% 5.89% Jumlah kewajiban jangka pendek 13,513,168 20,535,685 20,674,629 7,022,517 52% 138,944 1% 21.74% 27.33% 25.19% KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Kewajiban jangka panjang bersih 2,391,810 2,665,397 3,034, ,587 11% 368,703 14% 3.85% 3.55% 3.70% Pendapatan pola bagi hasil ditangguhkan 425, , , ,690 92% 313,789 38% 0.68% 1.09% 0.61% 46

3 Uraian Neraca 2005 Neraca 2006 Neraca 2007 Analisis horizontal kenaikan atau penurunan Jumlah Persen Jumlah Persen Analisis vertikal Hutang jangka panjang,setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Kewajiban sewa guna usaha 235, , ,994 18, % 15, % 0.38% 0.30% 0.25% Pinjaman penerusan pihgak yang mempunyai hubungan istimewa 4,760,199 4,006,935 3,727, , % 279, % 7.66% 5.30% 4.50% Wesel bayar dan hutamg obligasi 1,456, ,456, % 0.00% 0.00% Hutang bank 1,752,104 2,487,913 4,165, , % 1,677, % 2.82% 3.30% 5.10% Nilai perolehan penggabungan usaha yang ditangguhkan 3,127,959 3,537,082 2,500, , % 1,036, % 5.03% 4.70% 3.05% Jumlah kewajiban jangka panjang 19,060,282 18,344,284 18,330, , % 13, % 30.66% 23.08% 22.34% HAK MINORITAS 6,305,193 8,187,087 9,304,762 1,881, % 1,117, % 10.14% 10.89% 11.34% EKUITAS Modal saham 5,040,000 5,040, % 1% 8.11% 6.70% 6.14% Tambahan modal disetor 1,073,333 1,073,333 1,073, % 0 1% 1.73% 1.40% 1.30% Modal saham yang diperoledh kembali 0 952,211 2,176, ,211 1,224, % 0.00% 1.30% 2.70% Selisih transaksi restrukturasasi entitas sepengendali 90, , ,000 90,000 50% 90,000 50% 0.14% 0.20% 0.33% Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi 385, , , % 0 1% 0.62% 0.51% 0.50% Laba (rugi) beumn direalisasi atas pemilikan efek yang etersedia untuk dijual 748 8,865 11,237 9, % 2, % 0.00% 0.01% 0.14% Selisih kurs karena penjabaranlaporn keuangan 233, , ,017 5, % 2, % 0.38% 0.30% 0.30% Saldo laba Ditentukan pengunaan 1,803,397 1,803,397 6,700, % 4,897, % 2.90% 2.40% 8.20% Belum ditentukan penggunaannya 14,667,571 20,302,041 22,214,129 5,634, % 1,912, % 23.59% 27.02% 27.07% Jumlah ekuitas 23,292,401 28,068,401 33,748,579 4,776, % 5,680, % 37.47% 37.35% 41.13% JUMLAH EKUITAS DAN KEWAJIBAN 62,171,044 75,135,745 82,058,760 12,964, % 6,923, % % 100% 100% Tabel IV.1 Analisis horizontal dan vertical neraca. 1. Kas dan setara kas Pada analisis horizontal, keadaan kas dan setara kas untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 55 % atau sebesar Rp dari Rp pada tahun Sedangkan keadaan kas dan setara kas pada tahun mengalami kenaikan sebesar 22% atau sebesar Rp dari Rp pada tahun 2006 Pada analisis vertical, keadaan kas dan setara kas untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 2,46 % dari 8,6 % pada tahun 2005 dan 11,06% pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 1,3 % dari 11,06 tahun 2006 dan 12,36 tahun

4 Kenaikan keadaan kas dan setara kas ini mengalami kenaikan ini disebabkan oleh adanya transaksi oleh pihak yang memiliki hubungan istimewa, pihak ketiga, dan deposito berjangka bertambah. 2. Penyertaan sementara. Pada analisis horizontal, keadaan penyertaan sementara untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 283 % atau sebesar Rp dari Rp pada tahun Sedangkan keadaan penyertaan sementara pada tahun mengalami kenaikan sebesar 89% atau sebesar Rp dari Rp pada tahun2006. Pada analisis vertical, keadaan penyertaan sementara untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 0,06 % dari 0,04% untuk tahun 2005 dan 0,1 % untuk tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 0,1 % dari 0,1% untuk tahun 2006 dan 0,2 % untuk tahun 2007 Kenaikan keadaan penyertaan sementara ini mengalami kenaikan karena adanya transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan sementara, penyertaan lainnya, dan penyertaan pada perusahaan asosiasi bertambah. 3. Piutang usaha Pada analisis horizontal, untuk tahun (yaitu untuk pihak yang mempunyai hubungan istimewa) mengalami penurunan sebesar Rp atau sebesar 1,8% dari Rp Sedangkan untuk tahun

5 2007 mengalami penurunan menjadi Rp atau sebesar -13,7% dari Rp pada tahun Pada analisis vertical, untuk tahun (yaitu untuk pihak yang mempunyai hbungan istimewa) mengalami penurunan sebesar 0,15 % dari 0,85% pada tahun 2005 dan 0,7% pada tahun Sedangkan untuk tahun juga mengalami penurunan sebesar 0,2 % atau 0,7 % pada tahun 2006 dan 0,5% pada tahun Penurunan pada piutang usaha untuk pihak yang mempunyai hubungan istimewa disebabkan oleh adanya transaksi eliminasi piutang usaha dengan KSO VII sebagai akibat penggabungan usaha dengan KSO VII dan peningkatan penyisihan piutang ragu-ragu sebesar 0,8 miliar atau 0,9% dari Rp 84,3 miliar pada posisi 31 desenber 2005 menjadi Rp 85,1 miliar pada akhir tahun Pada analisis horizontal untuk piutang usaha pihak ketiga pada tahun mengalami kenaikan sebesar 4,8% atau sebesar Rp dari Rp Sedangkan untuk tahun mengalami penurunan menjadi -8,8% atau sebesar Rp dari Rp Pada analisis vertikal, untuk tahun ( untuk piutang uasaha pihak ketiga ) mengalami penurunan sebesar 0,6 % atau dari 4,9 % tahun 2005 dan 4,3% tahun Sedangkan untuk tahun mengalami penurunan sebesar 0,8 % dari 4,3 % tahun 2006 dan 3,5% tahun Kenaikan pada analisis horizontal untuk tahun

6 disebabkan oleh adanya peningkatan piutang usaha dari pelanggan perumahan dan bisnis. 4. Persediaan Pada analisis horizontal untuk tahun mengalami penurunan sebesar -3,2% atau sebesar Rp dari Rp pada tahun 2005 menjadi Rp 213, 329. Sedangkan pada tahun mengalami penurunan sebesar -0,88% atau sebesar dari Rp pada tahun 2005 menjadi Rp pada tahun2007. Pada analisis vertical, untuk tahun mengalami penurunan sebesar 0,05% dari 0,35 % pada tahun 2005 menjadi 0,3% pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami penurunan lagi sebesar 0,04% dari 0,3% pada tahun 2006 menjadi 0,26 % pada tahun Penurunan pada persediaan disebabkan karena meningkatnya penjualan dari tahun Beban dibayar dimuka Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar Rp atau sebesar 37,9% dari Rp tahun 2005 menjadi pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 31,1% atau sebesar Rp dari pada tahun 2006 menjadi Rp pada tahun

7 Pada analisis vertical,untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 0,1 % dari 1,3% pada tahun 2005 menjadi 1,4 % pada tahun Sedangkan untk tahun mengalami kenaikan sebesar 0,3% atau 1,4% dari tahun 2006 menjadi 1,7% pada tahun Aktiva tetap Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 18,8 % atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2005 menjadi Rp pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 11,4% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2006 menjadi Rp pada tahun 2007 Pada analisis vertical, untuk tahun mengalami penurunan sebesar 1,18% atau dari 73,4 % pada tahun 2005 menjadi 72,22 % pada tahun Sedangkan pada tahun mengalami kenaikan sebesar 1,46% atau dari 72,22% pada tahun 2005 menjadi 73,68% pada tahun Kenaikan pada aktiva tetap disebabkan meningkatnya pembelian aktiva tetap pada tahun Aktiva tetap pola bagi hasil Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 75,75% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2005 menjadi Rp Sedangkan untuk tahun mengalami 51

8 penurunan sebesar -26,9% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2006 menjadi Rp pada tahun Pada analisis vertical, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 0,4 % atau dari 0,9% pada tahun 2005 menjadi 1,3% pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami penurunan sebesar 0,4% atau dari 1,3% menjadi 0,9%. Kenaikan dan penurunan aktiva tetap pola bagi hasil disebabkan adanya peningkatan pendapatan pola bagi hasil pada tahun 2006 serta penurunan pada pendapatan pola bagi hasil pada tahun Pensiun dibayar dimuka Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami penurunan yaitu sebesar -83,9% atau sebesar -537 atau penurunan pada tahun 2005 sebesar Rp 640 dan Rp 103 pada tahun Sedangkan pada tahun mengalami kenaikan sebesar 286,4% atau sebesar Rp 295 atau dari Rp 103 pada tahun 2006 menjadi Rp 398 pada tahun 2007 Pada analisis vertical, untuk tahun tidak ada kenaikan atau penirunan secara signifikan. Kenaikan atau penurunan pension dibayar dimuka disebabkan karena berfluktuasinya kewajiban pensiun dan nilai wajar aktiva program pensiun. 52

9 IV.2 Analisis horizontal dan vertical pada laporan laba rugi. Analisis horizontal dan vertikal pada laporan laba rugi dapat dilihat dari tabel berikut ini PERUSAHAAN PERSEROAN ( PERSERO) P.T. TELEKOMUNIKASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN ANALISIS HORIZONTAL DARI LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005, 2006, 2007 Laporan Laporan Laporan Analisis Horizontal Kenaikan atau penurunan Uraian Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi Jumlah Persen Jumlah Persen PENDAPATAN USAHA Telepon Tidak bergerak 10,781,252 10,979,033 11,001, , % 22, % Seluler 14,570,958 20,622,647 22,638,065 6,051, % 2,015, % Interkoneksi Pendapatan 10,723,800 11,703,805 12,705, , % 1,002, % Beban (2,981,716) (3,112,344) (3,054,604) -130, % 57, % Bersih 7,742,084 8,681,461 9,651, , % 969, % Data dan internet 6,934,324 9,065,187 14,684,135 2,130, % 5,618, % Kerja sama operasi 588, , , % % Jaringan 586, , , , % -11, % Pola bagi hasil 302, , , , % 12, % Jasa telekomunikasi lainnya 301, , ,941 21, % 7, % Jumlah pendapata usaha 41,807,184 51,294,008 59,440,011 9,486, % 8,146, % BEBAN USAHA Penyusutan 7,570,739 9,178,343 9,545,004 1,607, % 366, % Karyawan 6,563,047 8,513,765 8,494,890 1,950, % -18, % Operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi 5,916,341 7,495,728 9,590,596 1,579, % 2,094, % Umum dan administrasi 2,763,951 3,271,427 3,567, , % 296, % Pemasaran 1,126,229 1,241,504 1,769, , % 527, % Penurunan nilai aktiva 616, , % % Kerugian dari komitmen pembelian 79, , % % Jumlah beban usaha 24,636,434 29,700,767 32,967,303 5,064, % 3,266, % LABA USAHA 17,170,750 21,593,241 26,472,708 4,422, % 4,879, % ( BEBAN ) PENGHASILAN LAIN-LAIN Pendapatan bunga 344, , , , % -136, % Bagian laba ( rugi ) bersih perusahaan asosiasi 10,879 (6,619) 6,637-17, % 13, % Beban bunga (1,177,268) (1,286,354) (1,436,165) -109, % -149, % ( Kerugian ) keuntungan selisih kurs-bersih (516,807) 836,328 (294,774) 1,353, % -1,131, % Lain-lain-bersih 409, , , , % 126, % ( Beban ) penghasilan lain-lain (929,326) 400,364 (877,055) 1,329, % -1,277, % LABA SEBELUM PAJAK 16,241,424 21,993,605 25,595,653 5,752, % 3,602, % (BEBAN ) MANFAAT PAJAK Pajak kini (5,719,644) (7,097,202) (7,233,874) -1,377, % -136, % Pajak tangguhan 535,757 57,275 (693,949) -478, % -751, % (5,183,887) 7,039,927 7,927,823 12,223, % 887, % LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 11,057,537 14,953,678 17,667,830 3,896, % 2,714, % HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI (3,063,971) (3,948,101) (4,810,812) -884, % -862, % LABA BERSIH 7,993,566 11,005,577 12,857,018 3,012, % 1,851, % Tabel IV. 2.1 Tabel analisis horizontal dari laporan laba rugi 53

10 ANALISIS VERTIKAL LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN PERSEROAN ( PERSERO ) PT TELEKOMUNIKASI DAN ANAK PERUSAHAAN UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2005, 2006, 2007 Uraian Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi Analisis Vertikal PENDAPATAN USAHA Telepon Tidak bergerak 10,781,252 10,979,033 11,001, % 21.40% 18.51% Seluler 14,570,958 20,622,647 22,638, % 40.20% 38.09% Interkoneksi Pendapatan 10,723,800 11,793,805 12,705, % 22.99% 21.38% Beban (2,981,716) (3,112,344) (3,054,604) -7.13% -6.07% -5.14% Bersih 7,742,084 8,681,461 9,651, % 16.92% 16.24% Data dan internet 6,934,324 9,065,187 14,684, % 17.67% 24.70% Kerja sama operasi 588, , % 0.95% 0.00% Jaringan 586, , , % 1.40% 1.19% Pola bagi hasil 302, , , % 0.81% 0.72% Jasa telekomunikasi lainnya 301, , % 0.00% 0.56% Jumlah pendapata usaha 41,807,184 51,294,008 59,440, % % % BEBAN USAHA Penyusutan 7,570,739 9,178,343 9,545, % 17.89% 16.06% Karyawan 6,563,047 8,513,765 8,494, % 16.60% 14.29% Operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi 5,916,341 7,495,728 9,590, % 14.61% 16.13% Umum dan administrasi 2,763,951 3,271,427 3,567, % 6.38% 6.00% Pemasaran 1,126,229 1,241,504 1,769, % 2.42% 2.98% Penurunan nilai aktiva 616, % Kerugian dari komitmen pembelian 79, % Jumlah beban usaha 24,636,434 29,700,767 32,967, % 57.90% 55.46% LABA USAHA 17,170,750 21,593,241 26,472, % 42.10% 44.54% ( BEBAN ) PENGHASILAN LAIN-LAIN Pendapatan bunga 344, , , % 1.28% 0.87% Bagian laba ( rugi ) bersih perusahaan asosiasi 10,879 (6,619) 6, % -0.01% 0.01% Beban bunga (1,177,268) (1,286,354) (1,436,165) -2.82% -2.51% -2.42% ( Kerugian ) keuntungan selisih kurs-bersih (516,807) 836,328 (294,774) -1.24% 1.63% -0.50% Lain-lain-bersih 409, , , % 0.39% 0.55% ( Beban ) penghasilan lain-lain (929,326) 400,364 (877,055) -2.22% 0.78% -1.48% LABA SEBELUM PAJAK 16,241,424 21,993,605 25,595, % 42.88% 43.06% (BEBAN ) MANFAAT PAJAK Pajak kini (5,719,644) (7,097,202) (7,233,874) % % % Pajak tangguhan 535,757 57,275 (693,949) 1.28% 0.11% -1.17% Total (beban) manfaat pajak (5,183,887) (7,039,927) (7,927,823) % % % LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 11,057,537 14,953,678 17,667, % 29.15% 29.72% HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI (3,063,971) (3,948,101) (4,810,812) -7.33% -7.70% -8.09% LABA BERSIH 7,993,566 11,005,577 12,857, % 21.46% 21.63% Tabel IV. 2.2 Tabel analisis vertical dari laporan laba rugi. 54

11 1. Pendapatan usaha Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 22,69% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2005 menjadi Rp pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 15,88 % atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2006 menjadi Rp pada tahun 2007 Pada analisis vertical, untuk tahun tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan. Kenaikan pada tahun disebabkan oleh adanya peningkatan dari pendapatan selular, interkoneksi, dan pendapatan data dan internet. Sedangkan kenaikan pada tahun , kenaiakan disebabkan oleh peningkatan dari pendapatan data dan internet, selular, interkoneksi, dan telepon tetap nirkabel. 2. Beban usaha Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 20,5% atau sebesar Rp atau kenaikan dari Rp pada tahun 2005 menjadi Rp pada tahun Sedankan untuk tahun mengalami kenaikan juga sebesar 11% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2006 menjadi Rp pada tahun Pada analisis vertical, untuk tahun mengalami penurunan sebesar 1,1% atau dari 59% pada tahun 2005 menjadi 57,9% pada tahun 55

12 2006. Sedangkan pada tahun juga mengalami penurunan sebesar 2,44% atau dari 57,9% pada tahun 2006 menjadi 55,46 % pada tahun Kenaikan pada tahun disebabkan oleh meningkatnya beban karyawan, beban penyusutan, beban operasi, serta pemeliharaan dan jasa telekomunikasi. Kenaikan pada tahun disebabkan oleh meningkatnya beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi, beban pemasaran, beban penyusutan serta beban administrasi dan umum. 3. Laba usaha Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 25,8% atau naik sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2005 menjadi Rp pada tahun Sedangkan untuk tahun , mengalami kenaikan sebesar 22,6% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2006 menjadi Rp pada tahun Pada analisis vertical, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 0,1% atau dari 41,1% pada tahun 2005 dan 42,10% pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 2,44% atau dari 42,10% pada tahun2006 menjadi 44,54% pada tahun Kenaikan pada laba usaha disebabkan oleh kenaikan pendapatan usaha lebih besar dari pada kenaikan beban usaha. 56

13 4. ( Beban ) Penghasilan lain-lain Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar -143,08% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2005 menjadi Rp pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami penurunan sebesar -319,06% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2006 menjadi Rp pada tahun Pada analisis vertical, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 2,98 atau dari -2,2% pada tahun 2005 menjadi 0,78% pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami penurunan sebesar 2,28% atau dari 0,78% pada tahun 2006 menjadi -1,5% pada tahun Kenaikan atau penurunan (beban) penghasilan lain-lain disebabkan berfluktuatifnya jumlah pendapatan bunga. 5. Laba sebelum pajak Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 35,42% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2005 menjadi Rp pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 16,4% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2006 menjadi Rp pada tahun Pada analisis vertical, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 4% atau dari 38,8% pada tahun 2005 menjadi 42,8% pada tahun 57

14 2006. Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 0,2% atau dari 42,8% pada tahun 2006 menjadi 43% pada tahun Kenaikan pada laba sebelum pajak disebabkan oleh meningkatnya laba usaha dari tahun ke tahun. 6. (Beban ) Manfaat Pajak tangguhan. Beban atau Manfaatnya terdiri dari dua pos yaitu pajak kini dan pajak a. Pajak kini Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 24,08 atau sebesar (Rp ) atau dari ( Rp ) pada tahun 2005 menjadi (Rp ) pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 1,93% atau sebesar ( Rp ) atau dari ( Rp ) pada tahun 2006 menjadi ( Rp ) pada tahun Pada analisis vertical, untuk tahun mengalami penurunan sebesar 0,13 % atau dari -13,7% pada tahun 2005 menjadi -13,83% pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 1,66% atau dari -13,83% pada tahun 2006 menjadi - 12,17% pada tahun

15 b. Pajak tangguhan Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami penurunan sebesar -89,3% atau sebesar ( Rp ) atau dari Rp pada tahun 2005 menjadi Rp pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami penurunan sebesar 1311,6% atau sebesar ( Rp ) atau dari Rp pada tahun 2006 menjadi (Rp ) pada tahun Pada analisis vertical, untuk tahun mengalami penurunan sebesar 1,2% atau dari 1,8% pada tahun 2005 menjadi 0,1% pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 1,15% atau dari 0,1% pada tahun 2006 menjadi 1,16% pada tahun Kenaikan ( beban ) manfaat pajak disebabkan oleh jumlah laba sebelum pajak yang bertambah. 7. Laba bersih Pada analisis horizontal, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 37,68% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2005 menjadi Rp pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 16,82% atau sebesar Rp atau dari Rp pada tahun 2006 menjadi Rp pada tahun

16 Pada analisis vertical, untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 2,38% atau dari 19,12% pada tahun 2005 menjadi 21,5% pada tahun Sedangkan untuk tahun mengalami kenaikan sebesar 0,13 % atau dari 21,5% pada tahun 2006 menjadi 21,63% pada tahun Kenaikan laba bersih disebabkan oleh laba sebelum hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan yang dikonsolidasi bertambah setiap tahunnya. IV. 3 Analisis rasio 1. Current ratio Current ratio PT Telekomunikasi Tbk untuk tahun adalah Uraian Aktiva lancar Rp10,304,550 Rp13,920,792 Rp 15,978,095 Kewajiban lancar 13,513,168 20,535,685 20,674,629 Current Ratio 76% 67 % 77% rata-rata kompetitor 132% 105% 98% Tabel IV Tabel Perhitungan Current Ratio Dari table IV.3.1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2006 current ratio mengalami penurunan yang disebabkan oleh peningkatan pada aktiva lancar tidak sebanding dengan peningkatan kewajiban lancarnya. ini berarti likuiditas dari PT Telekomunikasi Tbk mengalami penurunan. Tetapi pada 60

17 tahun 2007 mengalami kenaikan, ini disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar dan kewajiban lancar yang tidak signifikan naik. Ini berarti likuiditas PT Telekomunikasi Tbk membaik. Pada tahun 2007 nilai current ratio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 0,77 artinya setiap 0,77 rupiah aktiva lancar dapat menjamin satu rupiah kewajiban lancar. Current ratio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Indonesia lebih rendah dari rata-rata competitor. Ini berarti keyakinan bahwa kewajiban lancar akan dibayar masih rendah bila dibandingkan dengan competitor. 2. Acid test ratio. Perhitungan rasio likuiditas lainnya adalah acid test ratio. Metode perhitungan ini mempunyai kemiripan dengan current ratio. Pada perhitungan acid test ratio ini tidak memasukkan unsur persediaan.tidak adanya unsur persediaan ini disebabkan unsur persediaan ini paling sulit jika dicairkan sebagai uang kas. Sulitnya unsur ini untuk dicairkan menjadi uang kas disebut juga tidak likuid. Bagi para kreditor yang menginginkan tingkat pengembalian yang cepat rasio ini sangat bemanfaat. Uraian aktiva lancar 10,304,550 13,920,792 15,978,095 ( )Persediaan 220, , ,441 Acid test ratio 10,084,223 13,707,463 15,366,654 Kewajiban lancar 13,513,168 20,535,685 20,674,699 Acid test ratio 74,6% 67,4% 74,32% rata rata kompetitor % % 96.00% Tabel IV Tabel Perhitungan Acid Test Ratio 61

18 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa untuk tahun mengalami penurunan hal ini disebabkan oleh naiknya kewajiban lancar tidak diimbanngi dengan naiknya aktiva lancar sedangkan untuk tahun naik karena kewajiban lancar yang naiknya tidak begitu signifikan serta besarnya kenaikan aktiva lancar dan kurangnya persediaan sebagai pengurang menyebabkan angka rasio menjadi naik. Dari perhitungan diatas juga dapat dilihat bahwa acid test ratio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk masih dibawah rata-rata competitor hal ini tidak bagus bagi perusahaan karena makin menyebabkan para kreditor enggan meminjamkan dananya pada PT Telekomunikasi Tbk. 3. Equity to total asset ratio. Perhitungan equity to total asset ratio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dari tahun dapat dilihat sebagai berikut: Uraian Ekuitas 23,292,401 28,068,689 33,748,579 Total aktiva 62,171,044 75,135,745 82,058,760 Equity to total asset ratio 37,4% 37.00% 41.00% rata rata kompetitor 36.00% % 27.00% Tabel IV Tabel Perhitungan Equity tototal Asset Ratio Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa equity to total asset ratio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami kenaikan. Pada tahun 2007 besarnya equity to total asset ratio adalah 41%. Ini berarti 62

19 bahwa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk membiayai aktivanya dengan modal sendiri yaitu 41 % dibiayai dengan sendiri dan 59% nya dibiayai oleh pinjaman. Dari tahun ke tahun equity to total asset ratio ada yang tetap dan mengalami kenaikan pada tahun Kenaikan ini berarti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengurangi jumlah pinjaman pada pihak luar. Makin tinggi ratio ini semakin bagus. Akan tetapi untuk tahun 2006 Equity to total asset ratio PT Telekomunikast Indonesia Tbk masih lebih rendah dari rata-rata competitor ini berarti kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk belum baik hal ini disebabkan oleh besarnya peningkatan total aktiva yang tidak diimbangi oleh jumlah ekuitas. 4. Equity to fixed asset ratio Ratio lain yang dapat digunakan untuk menilai solvabilitas adalah equity to fixed asset ratio. Perhitungan equity to fixed asset ratio dapat dilihat sebagai berikut: Uraian Ekuitas 23,292,401 28,068,689 33,748,579 Aktiva tetap 46,192,648 55,232,692 61,168,983 Equity to fixed asset ratio 50.40% 51.08% 55% rata rata kompetitor 36.00% 51.60% 30.55% Tabel IV Tabel Perhitungan Equity to Fixed Asset Ratio 63

20 Dengan melihat perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa equity to fixed asset ratio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami kenaikan. Di tahun 2007, angka equity to fixed asset ratio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 55%, Ini berarti bahwa perusahaan membiayai aktiva tetap dengan modal sendiri sebesar 55% dan lebihnya dibiayai dengan pinjaman. Dari perhitungan diatas juga dapat dilihat bahwa untuk tahun 2005 dan 2007,angka equity to fixed asset ratio PT Telekomunikasi Indonesia diatas rata-rata competitor. Hal ini bagus bagi perusahaan karena kemampuan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dalam membiayai modal sendiri terhadap aktiva lancar semakin naik dari tahun ke tahun. Akan tetapi karena equity to fixedasset ratio PT Telekomnikasi Tbk Indonesia masih dibawah 100% maka sebagian aktiva tetapnya masih dibiayai oleh pinjaman. 5. Debt ratio. Perhitungan debt ratio ini memperhitungkan berapa banyak PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menggunakan hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk menjalankan usahanya. Rasio yang rendah yang diinginkan oleh para kreditor tetapi pemegang saham menginginkan leverage yang besar. Perhitungan debt ratio dapat dilihat sebagai berikut: 64

21 Uraian Total kewajiban Rp 32,573,450 Rp 38,879,969 Rp 39,005,419 Total aktiva 62,171,044 75,135,745 82,058,760 Debt ratio 52.30% 51.70% 47.80% rata rata kompetitor 40.40% 52.50% 68.00% Tabel IV Tabel Perhitungan Debt Ratio Pada perhitungan diatas dapat diketahui bahwa porsi pinjaman PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami penurunan bahkan untuk tahun 2005 sampai tahun 2007 mengalami penurunan dan juga dibawah rata-rata competitor. Hal ini baik bagi perusahaan karena berarti PT Telekomunikas Indonesia Tbk mengurangi pinjaman untuk menjalankan usahanya. Ini terlihat dalam peningkatan pinjaman yang hanya sedikit bertambah untuk tahun 2006 ke tahun Time interest earned Perhitungan time interest earned menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kemudian dari laba tersebut dapat dilihat bagaimana laba membayar kelipatan bunga dari posisi kewajiban. Perhitungan time interest earned dapat dilihat sebagai berikut: Uraian EBIT 17,418,692 23,279,959 27,031,788 Beban bunga 1,177,268 1,286,354 1,436,165 Time interest earned 14,79 % 18,09 % 18,82 % rata rata kompetitor 1.80% 3,41% 1,75% Tabel IV Tabel Perhitungan Time Interest Earned 65

22 Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa angka time interest earned PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan diatas rata-rata competitor. Hal ini makin bagus bagi perusahaan karena perusahaan mampu membayar kelipatan bunga dengan menghasilkan laba perusahaan. 7. Operating profit margin. Operating profit margin menggambarkan seberapa besar perusahaan dapat menghasilkan laba dalam setiap rupiah pendapatan usaha. Perhitungan operating profit margin dapat dilihat sebagai berikut: Uraian Laba usaha Rp 17,170,750 Rp 21,593,241 Rp 26,472,708 Pendapatan usaha 41,807,184 51,294,008 59,440,011 Operating profit margin 41.00% 42.00% 44.50% rata rata kompetitor 8.50% 24.30% 28.50% Tabel IV Tabel Perhitungan Operating Profit Margin Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun angka ratio PT telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami peningkatan dan diatas rata-rata competitor. Hal ini bagus bagi perusahaan karena kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba termasuk baik. Untuk tahun 2007, menghasilkan 0,445 ratio operating profit margin. Ini berarti setiap rupiah dari pendapatan usaha PT Telekomunikasi Tbk dapat menghasilkan 0,445 laba usaha perusahaan. 66

23 Dari perhitungan diatas dapat diketahui juga bahwa pertumbuhan operating profit margin TELKOM masih dibawah rata-rata competitor. Untuk tahun 2005 ke 2006 pertumbuhan TELKOM sebesar 2,4 % sedangkan pertumbuhan rata-rata competitor sebesar 185,8%. Untuk tahun 2006 ke 2007 pertumbuhan TELKOM sebesar 6% sedangkan pertumbuhan rata-rata competitor sebesar 17,3%. Dalam hal ini berarti competitor lebih dapat mengendalikan biaya daripada TELKOM. 8. Net profit margin Perhitungan net profit margin memperhitungkan bagaimana perusahaan mendapatkan laba bersih dengan menggunakan pendapatan usaha. Perhitungan laba bersih ini juga memasukkan unsur beban bunga dari pinjaman dan pajak yang dipungut oleh pemerintah. Perhitungan net profit margin dapat dilihat sebagai berikut: Uraian Laba bersih Rp 7,993,566 Rp 11,005,577 Rp 12,857,018 Pendapatan usaha 41,807,184 51,294,008 59,440,011 Net Profit margin 19% 21% 21.60% rata rata kompetitor 55.00% 13.00% 9.00% Tabel IV Tabel Perhitungan Net Profit Margin Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan diatas ratarata competitor. Hal ini bagus bagi perusahaan karena setiap laba yang dihasilkan mengalami peningkatan. Pada tahun 2007, PT Telekomunikasi 67

24 Indonesia Tbk memiliki net profit margin sebesar 21,60%, ini berarti setiap rupiah pendapatan usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menghasilkan Rp 0,2160 laba bersih. 9. Return on Asset. Return on asset menggambarkan seberapa besar penggunaan aktiva dapat menghasilkan keuntungan. Perhitungan return on asset untuk tahun dapat dilihat sebagai berikut: Uraian Laba bersih Rp 7,993,566 Rp 11,005,577 Rp 12,857,018 Total aktiva 62,171,044 75,135,745 82,058,760 Return on asset 12% 14.60% 15.60% rata rata kompetitor 6.40% 4.20% 3.10% Tabel IV Tabel Perhitungan Return on Asset Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami peningkatan dan diatas rata-rata competitor. Hal ini bagus bagi perusahaan karena setiap penggunaan tiap rupiah aktiva PT Telekomunikasi Indonesai Tbk dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2007, return on asset PT Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah 0,1560, ini berarti setiap rupiah penggunaan aktiva dapat menghasilkan 0,1560 laba bersih. 68

25 10. Return on Equity Return on equity menggambarkan tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham berarti rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan mampu mengembalikan dana dari investor. Perhitungan return on equity dapat dilihat sebagai berikut dari tahun Uraian Laba bersih Rp 7,993,566 Rp 11,005,577 Rp 12,857,018 Ekuitas 23,292,401 28,068,689 33,748,579 Return on equity 34.30% 39% 38% rata rata kompetitor 38.00% 35.00% 18.00% Tabel IV Tabel Perhitungan Return on Equity Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 ROE PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami peningkatan dan diatas rata-rata competitor. Hal ini baik bagi perusahaan karena makin tinggi ROE maka akan semakin bagus yang berarti bahwa tingkat laba bersih yang akan didapat oleh investor maka semakin tinggi ini menyebabkan para investor merasa tertarik untuk menanamkan uangnya pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dan perusahaan pun akan mendapatkan dana untuk menjalankan usahanya dan dapat mengembalikan dana investor dengan persentase laba bersih yang baik. \ 69

26 11. Earning per share. Earning per share menggambarkan seberapa besar lembar saham biasa dapat menghasilkan keuntungan. Hasil perhitungan EPS dapat dilihat sebagai berikut: Uraian EPS rata rata kompetior Tabel IV Tabel Perhitungan EPS Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun EPS PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami peningkatan dan diatas ratarata competitornya. Hal ini baik bagi perusahaan karena kemampuan PT Telekomunikai Indonesia Tbk dalam menghasilkan keuntungan dari tiap lembar common share semakin bagus. 12. Asset turn over Asset turn over mengambarkan seberapa besar asset dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi asset turn over maka akan semakin bagus karena kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap penggunaan assetnya maka semakin baik. Perhitungan asset turn over dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 dapat dilihat sebagai berikut: 70

27 Uraian Pendapatan usaha Rp 41,807,184 Rp 51,294,008 Rp 59,440,011 Total aktiva 62,171,044 75,135,745 82,058,760 Asset turn over 0,672 X 0,68 X 0,724 X rata rata kompetitor 0.28 X 0.35 X 0.33 X Tabel IV Tabel Perhitungan Asset Turnover Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa asset turn over PT Telkomunikasi Indonesia Tbk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini baik bagi perusahaan karena tiap rupiah yang digunakan sebagai aktiva dapat menghasilkan pendapatan usaha yang tinggi misalnya untuk tahun 2007, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menghasilkan 72,40%, ini berarti bahwa setiap rupiah penggunaan aktiva PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dapat menghasilkan pendapatan usaha sebesar 0,7240 rupiah Dari perhitungan diatas pula dapat diketahui bahwa asset turnover PT telekomunikasi Indonesia Tbk diatas rata-rata competitor. Ini berarti bahwa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk lebih efisien dibanding dengan para competitornya. 13. Account receivable turn over Account receivable turn over mengganbarkan volume penjualan yang secara kredit.. Perhitungan account receivable turn over dapat dilihat sebagai berikut: 71

28 Uraian Pendapatan usaha Rp 41,807,184 Rp 51,294,008 Rp 59,440,011 Piutang usaha Awal tahun 3,374,872 3,731,156 3,865,012 Akhir tahun 3,731,156 3,865,012 3,511,996 Rata rata piutang usaha 3,553,014 3,798,084 3,688,504 Account receivable turn over X 13.5 X 16 X rata rata kompetitor X X X Tabel IV Tabel Perhitungan Account Receivable Turn Over Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa account receivable turn over PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami peningkatan dari tahunke tahun. Meskipun begitu, Account receivable turn over PT Telekomunikasi Indonesia Tbk masih di bawah rata-rata competitor. Dalam hal ini sebaiknya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk menaikkan pendapatan dan menurunkan piutangnya agar dapat menghasilkan account receivable turn over yang tinggi Fixed asset turn over Fixed asset turn over menggambarkan seberapa besar pendapatan usaha yang dihasilkan dari mengelola aktiva tetap. Perhitungan fixed asset turn over dari tahun 2005 sampai tahun 2007 dapat dilihat sebagai berikut: 72

29 Uraian pendapatan usaha Rp 41,807,184 Rp 51,294,008 Rp 59,440,011 Aktia tetap awal tahun 40,071,226 46,192,648 55,232,692 akhir tahun 46,192,648 55, ,168,953 rata rata aktiva tetap 43,131,937 50,712,670 58,200,823 Fixed asset turn over 0.97 X 1 X X rata rata kompetitor X 0.49 X X Tabel IV Tabel Perhitungan Fixed Asset Turn Over. Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa fixed asset ratio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk lebih baik dari rata-rata competitor. Hal ini baik bagi perusahaan karena kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari aktiva tetap termasuk tinggi. Keterangan Kenaikan atau penurunan Debt ratio 52.30% 51.70% 47.80% naik naik TATO x 0.68 x x naik naik ROA 12% 14.60% 15.60% naik naik NPM 19% 21% 21.60% naik naik Tabel IV.3.15 Perbandingan Pencapaian Kinerja Keuangan Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah perusahaaan yang sehat karena tidak ada keanehan antara rasio-rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Hal ini tergambar dari hasil profitabilitasnya yaitu kenaikan pada laba bersih perusahaan yang meningkat tiap tahunnya dan tidak keanehan pada rasio-rasio yang dihitung oleh penulis.. 73

30 RINGKASAN ANALISIS RASIO TAHUN 2005 NO RASIO TELKOM INDOSAT BAKRI EXCEL RATA RATA COMPETITOR 1 Current Ratio 0.76% 1,39 % 1,98 % 0,6 % 1,32 % 2Acid Test Ratio 0,746 % 13 1,96 % 0,59 % 1299% 3 Equity to Total Asset Ratio 0,37 % 0,44 % 0,55 % 0,0757 % 0,36 % 4 Equity to Fix Asset Ratio 0,5 % 0,775 % 0,095 % 0,36 % 5Debt Ratio 52,30 % 56.00% 44,8% 61.00% 40,40 % 6Time Interest Earned 14,79 % 0% 1,8 % 1,8 % 7 Operating Profit Margin 41% 31,5% 41% 18.00% 8,5 % 8Net Profit Margin 19% 14% 59% 1% 55 % 9Return on Asset 12% 5% 9% 2,4% 6,4 % 10 Return on Equity 34,30 % 11% 17% 32% 38 % 11 Earning per Share Rp. 396,51 Rp.309,04 Rp. 16,13 Rp. 37 Rp 225,91 12 Asset Turn Over 0,672 X 0,35 x 0,16 x 0,33 x 0,28 X 13 Account Receiveble Turnover 11,766 X 45,36 x 7,4 x 23,17 x 25,64 X 14 Fix Asset Turnover 0,97 X 0,25 x 0,48 x 0,365 X Tabel IV Ringkasan analisis rasio tahun 2005 Dari tabel ringkasan analisis rasio tahun 2005 diatas dapat diketahui bahwa ada 8 rasio TELKOM yang berada diatas rata-rata competitor yaitu time interest earned, operating profit margin, net profit margin, return on asset, return on equity, earning per share, asset turn over, dan fixed asset turn over. Untuk competitor, perusahaan bakrie telecom memiliki 4 rasio yang berada lebih tinggi dari TELKOM. INDOSAT dan EXCEL hanya memiliki 1 rasio yang berada diatas TELKOM 74

31 RINGKASAN ANALISIS RASIO TAHUN 2006 NO RASIO TELKOM INDOSAT BAKRI EXCEL RATA RATA COMPETITOR 1 Current Ratio 0.67% 0,83 % 1,8 % 0,51 % 1,05 % 2Acid Test Ratio 0,674 % 0,816 % 17,16 % 0,49 % 1007% 3 Equity to Total Asset Ratio 0,37 % 0,44 % 0,7 b% 0,06 % 1,2 % 4 Equity to Fix Asset Ratio 0,51 % 0,962 % 0,07 % 0,52 % 5Debt Ratio 51,70 % 55% 32,5% 7% 52,50 % 6Time Interest Earned 18,09 % 3,41 % 3,41 % 7 Operating Profit Margin 42% 28% 23% 21,9% 24,30 % 8Net Profit Margin 21% 12% 12% 14% 13% 9Return on Asset 14,60 % 4,1% 3,29% 5,2% 4,2 % 10 Return on Equity 39% 9% 5% 92% 35% 11 Earning per Share Rp. 547,15 Rp. 260,9 Rp. 3,94 Rp. 0,92 Rp. 118,94 12 Asset Turn Over 0,68 X 0,04 x 0,27 x 0,37 x 0,35 X 13 Account Receiveble Turnover 13,5 X 69,53 x 11,25 x x 35,82 X 14 Fix Asset Turnover 1 X 0,46 x 0,52 x 0,49 X Tabel IV Ringkasan analisis rasio tahun 2006 Dari tabel ringkasan analisis rasio tahun 2006 diatas dapat diketahui bahwa ada 7 rasio TELKOM yang berada diatas rata-rata competitor. Rasio TELKOM tersebut adalah time interest earned, operating profit margin, net profit margin, return on asset, earning per share, asset turn over, fixed aset turn over. Sedangkan untuk competitor, INDOSAT dan BAKRI memiliki 3 rasio yang berada diatas TELKOM. EXCEL memiliki 1 rasio yang berada diatas TELKOM. RINGKASAN ANALISIS RASIO TAHUN 2007 NO RASIO TELKOM INDOSAT BAKRI EXCEL RATA RATA COMPETITOR 1 Current Ratio 0.77% 0,93 % 1,8 % 0,23 % 0,98 % 2Acid Test Ratio 0,7432 % 0,91 % 1768% 0,22 % 0,966 % 3 Equity to Total Asset Ratio 0,41 % 0,3% 0,4 % 0,038 % 0,27 % 4 Equity to Fix Asset Ratio 0,55 % 0,566 % 0,045 % 0,31 % 5Debt Ratio 47,80 % 63% 60% 80% 68% 6Time Interest Earned 18,82 % 1,75 % 1,75 % 7 Operating Profit Margin 44,5 % 33,5% 25% 27% 28,50 % 8Net Profit Margin 21,60 % 12% 11% 4% 9% 9Return on Asset 15,60 % 5% 3% 1,3% 3,1 % 10 Return on Equity 38% 12% 7,68% 35% 18% 11 Earning per Share Rp. 644,08 Rp. 375,79 Rp. 7,65 Rp. 35 Rp. 139,48 12 Asset Turn Over 0,724 X 0,36 x 0,28 x 0,34 x 0,33 X 13 Account Receiveble Turnover 16 X 27,34 x 14,82 x 25,2 x 22,45 X 14 Fix Asset Turnover 1,021 X 0,1 x 0,488 x 0,294 X Tabel IV.3.18 Ringkasan analisis rasio tahun

32 Dari tabel ringkasan analisis rasio tahun 2007 dapat diketahui bahwa ada 9 raio TELKOM yang berada diatas competitornya. Rasio TELKOM tersebut adalah equity to total asset ratio, time interest earned, operating profit margin, net profit margin, return on asset, return on equity, earning per share, asset turn over dan fixed asset turn over. Sedangkan untuk competitor, BAKRI memiliki 3 rasio yang berada diatas TELKOM dan EXCEL ada 2 rasio yang berada diatas rasio TELKOM. Dari analisis diatas dapat diketahui bahwa: 1. Sebagian besar kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk berada diatas rata-rata competitor. Akan tetapi bila dibandingkan dari tahun ke tahun didalam perusahaan, untuk tahun 2005 ke 2006 telkom tidak lazim seperti biasanya.ini dimaksud karena rasio likuiditas telkom mengalami penurunan tetapi rasio aktivitasnya mengalami kenaikan. Hal ini harus mendapat perhatian lebih lanjut dari telkom. 2. Untuk tahun 2006 ke 2007 talkom memperbaiki kinerjanya. Pada tahun ini PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dapat dikatakan perusahaan sehat karena antara rasio-rasio yang dihitung dapat dikatakan normal 76

33 IV. 4. Analisis Du Pont Analisis Du Pont dari laporan keuangan PT. Telkom diambil dari laporan keuangan tahun seperti gambar dibawah ini. Pengembalian atas equitas 34,40% Pengembalian atas aktiva 12,81% dikalikan dengan Aktiva / equitas 2,669 Margin laba: laba sebagai persentase dari penjualan 19,12 % dikalikan dengan Perputaran total aktiva 0,67 Penjualan dibagi dari Laba bersih Penjualan dibagi dengan Total aktiva Total biaya Dikurangkan dari penjualan Aktiva tetap ditambah dengan Aktiva lancar Gambar IV.1. Bagan Du Pont tahun 2005 Pengembalian atas equitas 39,24 % Pengembalian atas aktiva 14,66% dikalikan dengan Aktiva / equitas 2,677 Margin laba: laba sebagai persentase dari penjualan 21,46 % dikalikan dengan Perputaran total aktiva 0,683 Penjualan dibagi dari Laba bersih Penjualan dibagi dengan Total aktiva Total biaya Dikurangkan dari penjualan Aktiva tetap ditambah dengan Aktiva lancar Gambar IV.2. Bagan Du Pont tahun

34 Pengembalian atas equitas 38,07% Pengembalian atas aktiva 15,66 % dikalikan dengan Aktiva / equitas 2,431 Margin laba: laba sebagai persentase dari penjualan 21,63 % dikalikan dengan Perputaran total aktiva 0,724 Penjualan dibagi dari Laba bersih Penjualan dibagi dengan Total aktiva Total biaya Dikurangkan dari penjualan Aktiva tetap ditambah dengan Aktiva lancar Gambar IV. 3. Bagan Du Pont tahun 2007 Dari analisis diatas dapat diketahui bahwa cara meningkatkan ROA adalah dengan kenaikan salah satu marjin laba atau perputaran total aktiva. Peningkatan pada pada marjin laba adalah dengan peningkatan pada penjualan dan laba bersih. Peningkatan pada laba bersih adalah dengan cara meningkatkan penjualan atau meminimalisir total biaya. Sedangkan untuk peningkatan perpuratan total aktiva adalah dengan meningkatkan penjualan. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ROE PT Telekomunikasi indonesia mengalami kenaikan tiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh naiknya ROA. Hal yang harus diperhatikan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah bagaimana cara mengendalikan biaya karena pada setiap tahunnya biaya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengalami kenaikan. Hal ini juga dapat menyebakan menurunnya ROA.PT Telekomunikasi Indonesia dalam hal ini harus mengadakan penghematan pada beban umum dan administrasi. Karena 78

35 dari tahun ke tahun beban umum dan administrasi mengalami lonjakan yang tinggi. 79

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Rp Penyertaan sementara Rp Piutang usaha

ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Rp Penyertaan sementara Rp Piutang usaha PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. TELKOM INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 2010 2009 ASET ASET LANCAR Kas dan setara

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI P.T. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA 2004 2003 (Disajikan Rental' - Catatan 38) AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 161.020.965.269 41.211.323.789

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan

Lebih terperinci

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. L1 Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. Periode Analisis Horisontal Analisis Vertikal 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont LAMPIRAN 72 73 Faktor-faktor internal yg berpengaruh Dapat dikendalikan : HPP, Hutang perusahaan Existing Problem Kinerja keuangan yang fluktuatif Faktor-faktor eksternal yg berpengaruh & tidak dpt dikendalikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

Nani Soetarmiyati ABSTRACT

Nani Soetarmiyati ABSTRACT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) P.T.TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN Nani Soetarmiyati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Sartono, Agus Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat.

DAFTAR PUSTAKA. Sartono, Agus Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. DAFTAR PUSTAKA Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Cetakan Pertama. Yogyakarta. BPFE. James, Gill dan Chatton, Moira. (2003). Dasar-Dasar Analisis Keuangan. Jakarta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan melalui analisa rasio

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan atau Financial Statement adalah merupakan ikhtisar yang menggambarkan suatu keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia (PT. TELKOM) periode 2005 sampai dengan 2008 maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Bandung. DAFTAR PUSTAKA 1. Damodaran, Aswath, 2001, Corporate Finance Theory and Practise (2 nd ed.), New York: Wiley. 2. Lease, Ronald C., 1999, Dividend Policy: Its impact on firm value, Boston, Massachussets:

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan ANALISIS LAPORAN KEUANGAN By: Budi Setiawan 1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Rasio Keuangan Membahas teknik-teknik yang digunakan oleh para investor dan manajer dalam menganalisis laporan keuangan Umumnya,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis laporan keuangan atas laporan keuangan tahunan PT Indosat Tbk tahun 2004-2008, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

PRESS RELEASE No. TEL.96/PR.000/COP-A /2011

PRESS RELEASE No. TEL.96/PR.000/COP-A /2011 PRESS RELEASE No. TEL.96/PR.000/COP-A00700000/2011 TELKOM MENYAMPAIKAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI TRIWULAN I TAHUN BUKU 2011 (UNAUDITED) Jakarta, 29 April 2011 Dengan ini disampaikan bahwa PT Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Bella Gusita Aritonang NPM : 21213693 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Yartiwulandari,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Mulyasari email: ame.meme@ymail.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

Kata kunci : Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Likuiditas

Kata kunci : Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Likuiditas iv ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PT PAN BROTHERS Tbk. PERIODE 2004 2006 Abstrak PT Pan Brothers Tbk merupakan salah satu jenis perusahaan yang bergerak di bidang industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk

LAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk LAMPIRAN 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tabel 1.1 Neraca Konsolidasi PT. Holcim Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) AKTIVA ASET LANCAR Kas dan Setara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan berikut: Menurut Gitman (2012:4), pengertian keuangan adalah sebagai Finance can be defined as the science and art of

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii viii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 5 C. Batasan Masalah 6 D. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN MODUL ANALISA LAPORAN KEUANGAN (THE ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENT ) TUJUAN 1. BAGI KREDITOR : untuk melihat kemampuan borrower pada saat ini atau prospeksnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. skripsi ini, mengggunakan buku acuan Manajemen Keuangan: Prinsip 63 Gambar 3.1 : Diagram Du Pont (Harahap, Sofyan Sari:2004) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan Seluruh perhitungan rasio keuangan yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini,

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan

Analisis Rasio Keuangan Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan: Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal Laporan Arus Kas Analisis laporan keuangan menghasilkan informasi tentang penilaian dan keadaan keuangan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci