KESIAPAN KELOMPOK KEGIATAN BINA KELUARGA LANSIA: Menuju LansiaTangguh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KESIAPAN KELOMPOK KEGIATAN BINA KELUARGA LANSIA: Menuju LansiaTangguh"

Transkripsi

1 KESIAPAN KELOMPOK KEGIATAN BINA KELUARGA LANSIA: Menuju LansiaTangguh POLICY BRIEF 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan KB-KS -- Tahun 2015 Dengan meningkatnya jumlah penduduk Lanjut Usia (LANSIA), saat ini Indonesia telah memasuki Ageing Population, dimana penduduk lansia berada di atas 10 persen. Bervariasinya permasalahan yang dihadapi kaum lansia menjadi tantangan tersendiri yang harus diantisipasi. Berbagai sektor telah terlibat menangani lansia, temasuk BKKBN. BKKBN melalui program Pemberdayaan Masyarakat, dan kemudian dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 52 tahun 2009 melalui Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga telah membentuk Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) di setiap kecamatan, bahkan hampir disetiap kelurahan di Indonesia. Banyaknya jumlah BKL yang dibentuk dengan harapan lansia tetap sehat, mandiri dan aktif serta produktif, namun belum menjadi jaminan terwujudnya lansia tangguh. Lalu, bagaimana dengan kesiapan Poktan BKL dalam mewujudkanlansia tangguh dan seberapa jauh efektivitas keberadaan BKL tersebut? Berbagai temuan lapangan mengindikasikan Poktan BKL saat ini nyaris sudah jarang terdengar; masyarakat lebih mengenal Posyandu Lansia atau Posbindu, keberadaannya antara ada dan tiada. Dengan dicanangkannya Lansia Tangguh melalui pendekatan tujuh dimensi, sudah waktunya bagi Poktan BKL untuk bangkit kembali. Latar Belakang Sensus Penduduk Tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di Indonesia, yakni mencapai 18,1 juta jiwa atau 9,6 persen dari total penduduk Indonesia. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk Indonesia tahun , pada tahun 2035 proporsi penduduk lansia akan meningkat menjadi dua kali lipat kondisi tahun 2010, yaitu 15 persen dari 305 juta penduduk. Dengan demikian, Indonesia telah memasuki ageing population, dimana penduduk lansia (>60 tahun) berada diatas 10 persen 5). Meningkatnya Angka Harapan Hidup ( AHH) laki-laki dan perempuan di Indonesia menjadi 70,1 tahun (pe - riode tahun ), berdampak jumlah penduduk lansia terus bertambah. Bervariasinya permasalahan yang dihadapi kaum lansia menjadi tantangan yang harus diantisipasi secara serius. BKKBN melalui program Pembangunan Ketahanan dan dan Kesejahteraan Keluarga (PK3) telah membentuk kelompok kegiatan (Poktan) Bina Keluarga Lansia (BKL) di seluruh kelurahan dan desa di Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia. Berbagai kegiatan bersama sektor terkait, seperti kesehatan dan pendidikan telah dilakukan agar lansia tetap sehat, mandiri dan aktif serta produktif sehingga menjadi lansia tangguh, dengan memperhati-kan 7 (tujuh) dimensi yang meliputi: dimensi spiritual, sosial, fisik, intelektual, lingkungan, emosional dan vokasional. Lansia tangguh yang dimaksud adalah lansia berusia diatas 60 tahun, sehat secara fisik, sosial, mental, mandiri, aktif dan produktif 1,5). Melalui kajian ini akan dilihat bagaimana kesiapan Poktan BKL dalam mewujudkan para lansia anggota Poktan BKL menjadi lansia yang tangguh, seperti apa keberadaan dan efektivitas poktan di lapangan. Dengan meningkatkan jumlah BKL tanpa meningkatkan kualitas kegiatan belum tentu dapat menjamin keberhasilan program ini. Kebijakan Saat Ini Pendekatan keluarga merupakan sasaran utama dalam menjalankan Program KKBPK (Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Keluarga). BKL adalah salah satu Poktan Tribina (BKB, BKR, BKL), berupa wadah kegiatan bagi keluarga lansia dan keluarga yang memiliki lansia yang berusaha meningkatkan kegiatan dan keterampilan keluarga dalam memberikan pelayanan, perawatan, dan pengakuan yang layak sebagai orang tua yang tidak potensial dan meningkatkan kesejahteraan keluarga lansia melalui pemberdayaan, pembinaan, serta pengembangan potensi bagi lansia. Tujuan utama kelompok ini adalah memberi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku (PSP) keluarga lansia dan keluarga yang memiliki lansia dalam meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga 3,4). Kebijakan PK3 pada hakekatnya merupakan perwujudan dari upaya membangun Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal 6). Kebijakan pembangunan keluarga sebagaimana yang diamanatkan dalam UU nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, antara lain dilakukan melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dengan: peningkatan kualitas anak, peningkatan kualitas remaja, dan peningkatan kualitas hidup lansia agar tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat. Peningkatan kualitas hidup lansia dilakukan dengan pemberian kesempatan untuk berperan dalam kehidupan keluarga. Pada pasal 47 dari EFEKTIVITAS KELOMPOK KEGIATAN BINA KELUARGA LANSIA: menuju lansia tangguh Halaman 1

2 undang-undang tersebut, ditetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui Pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dalam upaya meningkatkan kualitas SDM Indonesia 6). Pada RPJM tahun bidang KKBPK dalam kegiatan pembinaan ketahanan keluarga ditujukan untuk meningkatkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian berkb bagi PUS anggota Poktan, dengan sasaran meningkatnya keterampilan keluarga dalam pengasuhan dan pembinaan/perawatan dalam rangka mewujudkan kualitas hidup lansia. Sementara RKP Pemerintah tahun 2014 untuk lansia diharapkan agar seluruh keluarga yang memiliki lansia menjadi anggota Poktan Tribina secara aktif. RPJM tahun tertuang misi BKKBN dalam mendukung visi pembangunan , adalah memfasilitasi pembangunan keluarga dan membangun jejaring kemitraan dalam pengelolaan Program KKBPK. Target sasaran adalah meningkatnya persentase keluarga yang memiliki pemahaman dan kesadaran tentang fungsi Keluarga dari 5 (lima) persen (tahun 2014) menjadi 10 persen tahun 2015, disamping meningkatnya pembinaan ketahanan keluarga dalam upaya meningkatkan PSP keluarga lansia dan rentan 6). Sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, BKKBN merupakan salah satu lembaga yang diberi mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas Nomor 5, yaitu Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia. Strategi Pembangunan Nasional , BKKBN berada pada dimensi Pembangunan Manusia, yang berperan pada upaya mensukseskan dimensi Pembangunan Kesehatan serta Mental/Karakter (Revolusi Mental), yang bertanggung jawab untuk meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi mental 3). Analisis Kebijakan Berdasarkan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan program Pembangunan Ketahanan dan Keluarga Sejahtera, khususnya terhadap lansia melalui wadah BKL, ada 4 (empat) hal penting yang akan disoroti. Analisis ini menjelaskan sejauhmana kesiapan Poktan BKL sesuai temuan lapangan atau hasil penelitian terkini. Empat hal tersebut adalah: (1) Pengetahuan peserta tentang 8 fungsi keluarga dan PSP keluarga tentang perawatan lansia, (2) Sasaran Keluarga dalam Poktan, (3) Keberadaan dan Kesiapan Poktan BKL, dan (4) Efektivitas Poktan BKL. 1. Pengetahuan 8 (delapan) Fungsi Keluarga Kebijakan PK3 mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal. Hasil studi efektivitas Poktan melaporkan sebagian keluarga anggota poktan BKL (47 persen) pernah mendapatkan pen-jelasan tentang 8 fungsi keluarga. Diantara 8 fungsi tersebut, yang paling banyak diketahui adalah fungsi agama (74 persen) dan fungsi ci nta kasih (60 persen) ; sedangkan terendah adalah fungsi reproduksi (2 persen) dan fungsi sosialisasi pendidikan (3 persen). Menyikapi temuan ini terlihat bahwa kebijakan PK3 tentang 8 fungsi keluarga melalui BKL masih belum optimal. Begitu pula tentang 7 dimensi lansia tangguh; baru 38 persen anggota poktan BKL mendapat penjelasan. Dimensi terbanyak diketahui adalah dimensi fisik, vokational dan spiritual, masing-masing 53; 46 dan 44 persen; terendah adalah dimensi intektual (5 persen ). Sedangkan penjelasan tentang jenis dan alat kontrasepsi baru sebagian (52 persen). Meningkatnya (PSP) Keluarga Lansia tentang perawatan lansia sebagai target sasaran program yang diharapkan dalam RPJMN, temuan survei RPJM tahun 2012 (analisis lanjut) menunjukkan, pola pengasuhan/perlakuan/perawatan lansia (BKL); aspek fisik, jiwa/mental/spiritual, sosial, masih berada pada kategori kurang baik. 2. Sasaran Keluarga dalam Poktan BKL Lansia sangat membutuhkan peran serta keluarga untuk mendampingi dan menangani masalah-masalah yang timbul bagi dirinya. Keluarga harus memiliki pengetahuan tentang perubahan fisik, mental yang dialami lansia agar dapat melakukan perawatan serta pembinaan untuk mem-bantu permasalahan yang dihadapi lansia. Ketidaksinkronan kebijakan Program KKBPK terlihat pada sasaran dan tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas keluarga dan kesertaan ber KB bagi keluarga Poktan Tribina. Sasaran RPJM tahun bidang KKBPK adalah meningkatnya kesertaan, pembinaan dan kemandirian ber KB bagi PUS anggota Poktan. Sedangkan Poktan BKL, merupakan wadah kegiatan bagi keluarga lansia dan keluarga yang memiliki lansia. Dalam menerapkan 7 (tujuh) dimensi lansia tangguh, peran keluarga dalam BKL sangat diharapkan. Hasil studi Efektivitas Poktan Tribina (2015) menyarankan sebelum menggarap lansia, perlu pendekatan kepada keluarga terlebih dahulu sebelum kepada lansianya. Hasil pengamatan studi ini, partisipasi keluarga dalam poktan BKL sangat rendah, karena sebagian besar anggotanya didominasi oleh para lansia dengan status sebagai keluarga lansia atau lansia saja. Memperhatikan target RPJM tahun untuk BKL yang mengharapkan kesertaan ber KB yang semula ditujukan bagi keluarga, kemudian diubah peruntukannya bagi PUS keluarga lansia dan ternyata masih sangat rendah, bahkan tidak satupun keluarga lansia menjadi anggota poktan BKL. Dijumpai partisipasi keluarga yang punya lansia aktif BKL sekitar 18 persen. Sementara hasil pengamatan dan desk audit data partisipasi keluarga punya lansia terhadap poktan BKL hanya 3 (tiga) persen, sedangkan kesertaan keluarga secara total (keluarga punya lansia, keluarga lansia dan lansia sendiri) bervariasi antar provinsi, berkisar antara 18 persen hingga 79 persen. Hasil pengamat-an Poktan BKL terutama yang terintegrasi dengan Posyandu lansia, terdapat dua kelompok sasaran, yaitu kelompok yang EFEKTIVITAS KELOMPOK KEGIATAN BINA KELUARGA LANSIA: menuju lansia tangguh Halaman 2

3 berusia 40 tahun keatas untuk posyandu lansia dan kelompok usia >=60 tahun untuk BKL 2,5). Beberapa informan pengurus mengatakan bahwa Posyandu Lansia merupakan bagian dari Poktan BKL 3). 3. Keberadaan dan Kesiapan Poktan BKL Pada buku pedoman BKL yang diterbitkan BKKBN (2014) ditetapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pembentukan Poktan BKL, yaitu: ketersediaan SDM, dukungan dana, sarana dan prasarana, kehadiran dan keaktifan anggota poktan, kemitraan, dan adanya monitoring dan pemantauan. Temuan penelitian terungkap bahwa semua poktan BKL umumnya terintegrasi dengan kegiatan lain, terutama dengan posyandu lansia. Dengan terintegrasinya poktan tersebut, nama BKL kurang dikenal; masyarakat lebih mengenal POSYANDU LANSIA atau POSBINDU. Bahkan ditemukan informan tidak menyadari bahwa kegiatan yang sedang diikuti adalah BKL. Beberapa informan mengatakan keberadaan Poktan BKL antara ada dan tiada, dan kegiatannya masih belum mencerminkan konsep yang ditetapkan BKKBN. Pembinaan petugas KB, maupun penyuluhan oleh kader jarang dilakukan. Mayoritas kegiatan berupa posyandu lansia, seperti: pengukuran tensi, cek gula darah, pemberian vitamin, PMT, penyuluhan penyakit degeneratif, dll. Berbagai keterbatasan diungkapkan, seperti dukungan dana yang terbatas, tenaga PLKB yang terbatas, pelatihan terhadap PLKB dan kader yang kurang intensif dan tidak merata, sarana prasarana yang belum memadai. Hasil studi Puslitbang KB-KS BKKBN tentang Keberadaan dan Keaktifan Poktan Tribina tahun 2013 menunjukkan bahwa keberadaan Poktan tidak sesuai dengan yang dilaporkan. Poktan BKL yang dilaporkan lebih banyak dari yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan adanya kelompok lansia lain yang diklaim sebagai BKL. Temuan menarik hasil analisis lanjut survei RPJM tentang Potensi Poktan Tribina (Th. 2012), melaporkan bahwa keberadaan Poktan BKL memberi manfaat yang positif terhadap keluarga yang aktif dalam BKL. Hal ini terlihat Keluarga yang aktif poktan BKL memiliki pola pengasuhan/perlakuan/perawatan aspek fisik, mental, spiritual yang lebih baik dari mereka yang tidak aktif. Hal ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan terhadap tujuan pembentukan poktan. Umumnya masyarakat disekitar poktan BKL merasa wadah lansia sangat dibutuhkan (80 persen). Para lansia sangat antusias untuk ikut kegiatan Poktan BKL dengan alasan ingin mengecek kesehatan, akan tetapi pemanfaatannya masih belum maksimal. 4. Efektivitas Poktan BKL Penilaian efektivitas Poktan BKL merupakan bagian penting untuk mengetahui kesiapannya dalam mewujudkan program lansia tangguh. Studi Efektivitas Poktan Tribina (2015) melakukan pengamatan terhadap poktan BKL di tiga provinsi dengan keberadaan yang jelas dan masih berjalan serta dinilai bagus. Pengukuran efektivitas menggunakan empat indikator utama, yaitu: (1) Tingkat partisipasi keluarga, (2) Keaktifan anggota poktan, (3) rutinitas kegiatan dan (4) kepuasan anggota poktan. Suatu poktan dikatakan efektif bila indikator tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan pembentukan poktan BKL. Dari aspek partisipasi keluarga, terlihat bahwa dari 6 poktan BKL yang diamati, dijumpai satu poktan BKL tidak efektif, karena partisipasinya kurang dari 20 persen 3), sementara lainnya dinilai cukup efektif. Efektivitas Poktan BKL yang diukur dari keaktifan atau kehadiran anggota poktan ditetapkan jumlah kehadiran harus lebih dari 20 persen dari total anggota poktan BKL 4). Dari 6 (enam) Poktan tersebut, hanya satu poktan yang tidak efektif, sedangkan poktan BKL lainnya sudah efektif. Efektivitas dilihat dari aspek rutinitas kegiatan hampir sama di masing-masing poktan dan pada umumnya tergolong efektif, karena telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pada buku Pedoman Poktan Tribina. Semua Poktan BKL yang diteliti terungkap bahwa penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan secara rutin, rata-rata 1-2 kali dalam sebulan. Kegiatan BKL lebih terfokus pada pengukuran kesehatan seperti tensi (83 persen), senam lansia (78 persen) dan penimbangan berat badan (77 persen). Dari tingkat kepuasan anggota Poktan BKL yang dilihat dari ajakan kepada keluarga punya lansia umumnya sudah cukup baik dan merata di 6 (enam) poktan yang diamati. Semua poktan berada pada kategori efektif bahkan lima poktan diantaranya sangat efektif. Semua anggota BKL merasakan adanya manfaat dengan keikutsertaan nya pada kegiatan BKL terutama sebagai wadah untuk sharing pengalaman tentang permasalahan lansia 9). Indikator lain yang mendukung efektivitas poktan, seperti ketersediaan kader yang ditetapkan sesuai Buku Pedoman BKL hanya satu kader per poktan tanpa melihat sudah terlatih, ternyata sudah terpenuhi. Pada umumnya kader Poktan BKL belum dilatih, dan merangkap sebagai pengurus, bahkan ada yang merangkap sampai 6 jabatan kader. Tupoksi kader yang seharusnya memberikan penyuluhan/materi pada Poktan BKL belum dilakukan. Anggaran kegiatan BKL umumnya bersumber dari swadaya masyarakat dan donatur; sedangkan dari APBD tidak dapat diberikan karena Poktan BKL tidak memiliki payung hukum. Sistem Pencatatan dan pelaporan, telah disiapkan berbagai formulir, tetapi umumnya tidak dilakukan secara rutin dan kalaupun ada tidak lengkap terisi. Pembinaan dan pe-mantauan tidak rutin dilakukan baik oleh BKKBN/SKPD KB/Ka.UPT/PKB/PLKB. Permasalahan Dengan mempelajari analisis kebijakan program PK3, dan temuan lapangan dikemukakan beberapa EFEKTIVITAS KELOMPOK KEGIATAN BINA KELUARGA LANSIA: menuju lansia tangguh Halaman 3

4 permasalahan terkait kesiapan Poktan BKL di dalam mewujudkan Lansia tangguh, antara lain adalah: 1. Terdapat perbedaan konsep tentang sasaran anggota BKL yaitu lansia usia >60 tahun). Padahal dalam mengembangan lansia tangguh dengan 7 dimensi seyogyanya dilakukan sejak awal, yaitu sebelum seseorang mencapai usia lansia. Bahkan menurut Jalal, F (2014) intervensi lansia tangguh dimulai dari program 1000 hari pertama kehidupan, misalnya dengan intervensi gizi yang memadai sejak dalam kandungan, saat bayi dan balita. Intervensi 1000 hari pertama penting, karena penelitian menunjukkan balita yang kurang gizi cenderung menderita penyakit degeneratif di masa tua. 2. Terdapat ketidakkonsistenan antara kebijakan yang ditetapkan dengan kriteria poktan BKL yang tertera dalam buku pedoman lansia yang harus dipenuhi. Sementara pada RKP Pemerintah tahun 2014 menetapkan agar seluruh keluarga yang memiliki lansia menjadi anggota Poktan Tribina secara aktif. 3. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai andil yang besar dalam upaya merawat kesehatan, menerapkan 7 dimensi lansia tangguh. Tetapi ada kalanya keluarga tersebut memiliki keterbatasan pengetahuan, kemampuan, waktu, dll. Dengan perubahan dan perkembangan di masyarakat, saat ini anak yang sudah berkeluarga tidak mau tinggal serumah dengan orang tuanya. Keluarga muda harus berpisah tempat tinggal dengan orang tua karena tuntutan pekerjaan dan kenyamanan. Dilain pihak lansia lebih nyaman tinggal di rumah sendiri dibanding berkumpul dengan anaknya. 4. Kurangnya kemitraan serta keterbatasan tenaga PLKB/UPT PLKB yang berperan dalam pembinaan Poktan tidak dapat dimungkiri menjadi salah satu penyebab mengapa BKL kurang aktif, dan tidak dikenal keberadaannya. Terbatasnya dana baik untuk pelatihan tenaga, monitoring dan pengelolaan BKL Usulan Kebijakan Guna mewujudkan lansia menjadi lansia tangguh, mandiri, produktif, beberapa usulan kebijakan dikemukakan sbb: 1. Penerapan lansia tangguh melalui Poktan BKL, perlu dipersiapkan dan ditingkatkan kualitasnya. Mengaktifkan kegiatan Poktan BKL yang berkualitas perlu segera dipersiapkan 2. Sasaran kegiatan harus dimulai sejak awal, tidak terbatas pada usia lansia, tidak hanya ditujukan pada BKL, tetapi juga mulai ditanamkan pada anggota kelompok BKB dan BKR. BKL merupakan wadah pembinaan, perawatan bagi lansia. BKKBN perlu menetapkan definisi operasional sasaran peserta Poktan BKL, tidak hanya terbatas kepada keluarga yang punya lansia, tetapi juga keluarga atau lansia itu sendiri. Bila yang hadir pada BKL adalah bukan keluarga tetapi keluarga lansia atau lansia, sebaiknya perlu dikembangkan buku penghubung agar keluarga lansia yang tidak bisa hadir dapat mengetahui, menjelaskan, mendampingi lansia. 3. Peran kader, petugas KB, petugas kesehatan perlu ditingkatkan, mengingat keterbatasan kemampuan dan minimnya keluarga lansia yang bisa mendampingi lansia di BKL. Pemerintah perlu memperhatikan kader, seperti memberi pelatihan, rewards, dll. Peran pembinaan dari PPLKB/PLKB menjadi penting, begitu juga monitoring dan evaluasi atau pembinaan dari instansi terkait. Menjalin kerjasama/kolaborasi, kemitraan dengan instansi program, sektor terkait, LSM serta masyarakat dalam pendataan sasaran, pendanaan poktan BKL. 4. Sosialisasi tentang keberadaan Poktan BKL baik kepada stakeholder maupun masyarakat di semua lapisan, agar lebih dikenal oleh masyarakat di sekitar poktan BKL dengan memperkenalkan jenis kegiatan, sasaran, dll. Referensi (BKKBN). Jakarta, Lansia Tangguh Dengan Tujuh Dimensi: Bahan Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Puslitbang KB dan KS, BKKBN, Jakarta, : Studi Efektivitas Poktan Tribina di Tiga Provinsi (BKKBN). Jakarta, Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Th (BKKBN). Jakarta, Pedoman Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia. (BKKBN) Sambutan Kepala BKKBN Curah Pendapat Lansia Tangguh dalam Rangka Hari Lansia Nasional XVIII dan Hari Keluarga Nasional XXI Th 2014, Jakarta, (BKKBN)-Direktorat Pengembangan Ketahanan Keluarga, Buku Pegangan Kader BKR tentang 8 Fungsi Keluarga. Trihandini, I, Oesman,H, dkk; FKM UI- Pusat Penelitian dan Pengembangan Keluarga Sejahtera, 2014 BKKBN: Analisis Lanjut Poktan Tribina, Kasmiyati, Wahyuni, S, : Evaluasi Keberadaan dan Keaktifan Kelompok Kegiatan Tribina (BKB, BKR dan BKL di Provinsi Jateng, Lampung dan NTT, PUSNA, BKKBN. Policy brief ini ditulis oleh Hadriah Oesman yang dibiayai oleh anggaran DIPA Puslitbang KB dan KS tahun Isi sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pusat Penelitian dan Pengembangan KB dan Keluarga Sejahtera (Puslitbang KB & KS) Jl. Permata No.1 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur Telp , , Fax EFEKTIVITAS KELOMPOK KEGIATAN BINA KELUARGA LANSIA: menuju lansia tangguh Halaman 4

5 EFEKTIVITAS KELOMPOK KEGIATAN BINA KELUARGA LANSIA: menuju lansia tangguh Halaman 5

MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA. Jakarta, 5 September 2016

MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA. Jakarta, 5 September 2016 MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA A. LATAR BELAKANG Jakarta, 5 September 2016 Penduduk merupakan asset terpenting suatu bangsa, pentingnya penduduk

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan terhadap kebijakan Nasional Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah (Kabinet Kerja) 2015-2019, seluruh Kementerian/Lembaga diarahkan untuk turut

Lebih terperinci

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI Dr. Junaidi, SE, M.Si (Disampaikan pada Rapat Koordinasi Perwakiltan BKKBN Provinsi Jambi tanggal 1 September 2016) I. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN INSTITUSI MASYARAKAT KELURAHAN DALAM BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu 1. BKR (Bina Keluarga Remaja) Dalam upaya meningkatkan peran keluarga dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja baik fisik, intelektual dan kesehatan reproduksi mental emosional sosial dan moral spiritual

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA 1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia yang berusia di atas 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2014). Menurut WHO saat ini di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang termasuk didalamnya adalah pembangunan bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA PENYULUH KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA BADAN KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan EXPOSE KETUA POKJANAL POSYANDU Disampaikan pada Tim Evaluasi Pokjanal Tingkat Provinsi Jawa Barat Oleh : AZRIN SYAMSUDDIN Asisten Administrasi Kemasyarakatan & Pembangunan PEMERINTAH KOTA BOGOR Bogor,

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1232, 2017 BKKBN. Pendayagunaan Tenaga Penyuluh KKBPK. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KEPALA BKKBD KAB.MINAHASA TENGGARA. Dr.SAUL E ARIKALANG,M.Kes. PEMBINA UTAMA MUDA NIP

KATA PENGANTAR KEPALA BKKBD KAB.MINAHASA TENGGARA. Dr.SAUL E ARIKALANG,M.Kes. PEMBINA UTAMA MUDA NIP KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas Kasih dan Penyertaannya, sehingga Rencana Kerja ( RENJA ) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari- Hari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari- Hari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, yang menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus

Lebih terperinci

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi - 55-12. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi Pria, Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi,

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia. BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGAA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

PRESENTASI PROGRAM TAHUN 2007 SEKTOR PENGUATAN KELUARGA SEJAHTERA DIREKTORAT PERAN PEREMPUAN DAN ANAK BRR NAD NIAS

PRESENTASI PROGRAM TAHUN 2007 SEKTOR PENGUATAN KELUARGA SEJAHTERA DIREKTORAT PERAN PEREMPUAN DAN ANAK BRR NAD NIAS PRESENTASI PROGRAM TAHUN 2007 SEKTOR PENGUATAN KELUARGA SEJAHTERA DIREKTORAT PERAN PEREMPUAN DAN ANAK BRR NAD NIAS DASAR HUKUM DASAR HUKUM 1. UU R.I. No. 10 tahun 1992 ttg. Perkembangan Kependudukan dan

Lebih terperinci

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi

Lebih terperinci

KAMPUNG K B OLEH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUN DAN PERLINDUNGAN ANAK,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BUKITTINGGI

KAMPUNG K B OLEH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUN DAN PERLINDUNGAN ANAK,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BUKITTINGGI KAMPUNG K B OLEH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUN DAN PERLINDUNGAN ANAK,PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BUKITTINGGI Pengertian Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara,

Lebih terperinci

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA O BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada Tahun 2016 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 I. UMUM 1. Nama Kementerian/Lembaga : BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) 2. Nama Unit Organisasi : Badan

Lebih terperinci

MATRIKS 2.3. RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIKS 2.3. RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIKS 2.3. TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : BADAN KOORDINASI KELUARGA BE NASIONAL (BKKBN) 2012 2013 2014 2012 2013 2014 I. PROGRAM Tercapainya penduduk Contraceptive

Lebih terperinci

Rencana Strategis BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN

Rencana Strategis BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN Rencana Strategis BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2015-2019 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL JUNI TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Dalam Undang-undang Nomor 52 Tahun

Lebih terperinci

Menuju Lanjut Usia Aktif Sebagai Aset Bangsa yang Efektif

Menuju Lanjut Usia Aktif Sebagai Aset Bangsa yang Efektif Memperingati Hari Lansia 29 Mei 2011 Menuju Lanjut Usia Aktif Sebagai Aset Bangsa yang Efektif Oleh : Agus Samsudrajat S, SKM Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN IV.1. Tujuan 1. Menguatkan akses pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang merata dan berkualitas 2. Peningkatan pembinaan peserta KB

Lebih terperinci

sebagai kegiatan utama dalam hal memberikan informasi dilaksanakan oleh semua PIK Remaja dengan cara dan

sebagai kegiatan utama dalam hal memberikan informasi dilaksanakan oleh semua PIK Remaja dengan cara dan 130 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya sebagai sumber informasi bagi teman sebaya para pendidik sebaya dan konselor sebaya melakukan berbagai langkah-langkah

Lebih terperinci

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1. Rencana Program Dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 Pembiayaan APBD Kabupaten Sijunjung.

DAFTAR ISI. 1. Rencana Program Dan Kegiatan SKPD Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 Pembiayaan APBD Kabupaten Sijunjung. DAFTAR ISI DAFTAR ISI RENCANA KERJA PROGRAM/KEGIATAN (RENJA) DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2015 KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN REFRESHING PROGRAM KB BAGI PENYULUH KB

KURIKULUM PELATIHAN REFRESHING PROGRAM KB BAGI PENYULUH KB KURIKULUM PELATIHAN REFRESHING PROGRAM KB BAGI PENYULUH KB I. RASIONAL Program KB berubah seiring dengan penyerahan kewenangan Program KB ke Pemerintah Daerah, perubahan terjadi dalam beberapa sector termasuk

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGERAKAN LINII LAPANGAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELURAGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA TAHUN 2014 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013 ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA i NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 60 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah penduduknya. Jumlah kelahiran yang tinggi menyebabkan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Indonesia

Lebih terperinci

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk PEMERINTAH KOTA TANGERANG RENJA 2017 Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) I. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Struktur Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

Oleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN

Oleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN Oleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jakarta, 2 Mei 2016 KEBIJAKAN DAK T.A 2017 Mendukung implementasi Nawacita: Ketiga: membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB

BAB I PENDAHULUAN. angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kondisi kependudukan di Indonesia saat sekarang ini baik dari segi kuantitas, kualitas, dan persebarannya masih merupakan tantangan yang berat bagi pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telah lebih setengah abad Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya tetapi berbagai permasalahan yang sangat mendasar, terutama dalam upaya mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Dari jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai jumlah penduduk

Lebih terperinci

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA Oleh: Rr. Erny Trisusilaningsih Tidak seperti peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XV Tahun 2008 yang pelaksanaannya dipadukan

Lebih terperinci

BUPATI BENGKULU SELATAN SAMBUTAN BUPATI BENGKULU SELATAN

BUPATI BENGKULU SELATAN SAMBUTAN BUPATI BENGKULU SELATAN BUPATI BENGKULU SELATAN SAMBUTAN BUPATI BENGKULU SELATAN PADA ACARA PENCANANGAN BHAKTI SOSIAL TNI MANUNGGAL KB - KESEHATAN TINGKAT PROVINSI BENGKULU DI DESA BATU AMPAR, KECAMATAN KEDURANG TANGGAL, 27 APRIL

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat Siang dan salam sejahtera untuk kita semua. SAMBUTAN ASISTEN BIDANG KESRA SETDA PROVINSI JAWA TENGAH PADA ACARA PENUTUPAN RAPAT KERJA DAERAH PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 SEMARANG, 5 MEI 2015 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, KELUARGA BERENCANA DAN KETAHANAN PANGAN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan salah satu penduduk terbesar di dunia. Pada data sensus penduduk tahun 2010, Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi. Esensi tugas program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Program Keluarga Berencana (KB) Nasional yang dicanangkan sejak tahun 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan terbentuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1266, 2016 BKKBN. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Nomenklatur dan Tusi. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN (REVISI)

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN (REVISI) RENCANA STRATEGIS BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2015-2019 (REVISI) BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN

Lebih terperinci

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR : 28/HK-010/B5/2007 TENTANG VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL KEPALA BADAN KOORDINASI KELUARGA

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA)

PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARCA (POSOAYA) ekonomi untuk ibu dari anak-anak balita tersebut. Anak-anak Balita mengikuti PAUD dan ibunya mengikuti kursus atau latihan ketrampilan. Dalam satu atau dua bulan anak-anak sudah makin berani sendiri bersama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Maksud & Tujuan Penyusunan Lakip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Maksud & Tujuan Penyusunan Lakip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud & Tujuan Penyusunan Lakip Sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa setiap penyelenggaraan dari tugas, fungsi dan kewenangan suatu organisasi perlu di ukur dan di evaluasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Plt Kepala, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Plt Kepala, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, maka penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 BKKBN dapat diselesaikan dengan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDUDUK MELALUI PROGRAM KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA (KKBPK)

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDUDUK MELALUI PROGRAM KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA (KKBPK) UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDUDUK MELALUI PROGRAM KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA (KKBPK) Oleh : Ir. Sudarmi Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU no 52 Tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016 Oleh: Plt. Sekretaris Utama BKKBN Ipin ZA Husni Rapat Telaah Tengah Tahun (Review) Program KKBPK Tahun 2016 Jakarta, 4-7 September 2016 SISTEMATIKA

Lebih terperinci

A. UMUM B. LANDASAN HUKUM

A. UMUM B. LANDASAN HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Presiden Republik Indonesia dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), terutama pengendalian

Lebih terperinci

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA - 274 - L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi 1. Kebijakan dan Pelaksanaan Jaminan dan Pelayanan

Lebih terperinci

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA - 358 - L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi 1. Kebijakan

Lebih terperinci

PERANAN POSYANDU LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KELURAHAN KERTOSARI, KECAMATAN BABADAN, KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2015

PERANAN POSYANDU LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KELURAHAN KERTOSARI, KECAMATAN BABADAN, KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2015 PERANAN POSYANDU LANSIA DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KELURAHAN KERTOSARI, KECAMATAN BABADAN, KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2015 Mey Yustinasari Abstrak Posyandu lansia berperan meningkatkan kesehatan

Lebih terperinci

PENGUATAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

PENGUATAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI PENGUATAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI Oleh: Ir. Ambar Rahayu, MNS Sekretaris Utama (Plt. Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga ) BKKBN Disampaikan pada Kegiatan Seminar

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA C. PROGRAM KETEHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA D. PROGRAM PENGUATAN PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL

DAFTAR ISI B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA C. PROGRAM KETEHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA D. PROGRAM PENGUATAN PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN. PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PROGRAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA C. PROGRAM KETEHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA D. PROGRAM PENGUATAN PELEMBAGAAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan fungsi SKPD Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pengendalian Kependudukan dan

Lebih terperinci

Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan

Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan Artikel Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan Arkandini & Mardiya Tahun 2010 yang baru saja kita lewati merupakan tahun pertama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014. Sama

Lebih terperinci

1/6 Pengasuhan Anak Balita Melalui Bina Keluarga Balita ( BKB ) Holistik Integratif di Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga

1/6 Pengasuhan Anak Balita Melalui Bina Keluarga Balita ( BKB ) Holistik Integratif di Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga 1/6 Pengasuhan Anak Balita Melalui Bina Keluarga Balita ( BKB ) Holistik Integratif di Kecamatan Karangjambu Kabupaten Purbalingga Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan C Tahun : Ruang lingkup inovasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk merupakan modal dasar dan faktor dominan dalam pembangunan serta menjadi titik sentral dalam pembangunan

Lebih terperinci

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN Data Bulan Maret 2015 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL JAKARTA, 6 MEI 2015 SISTEMATIKA 1 2 CAKUPAN LAPORAN HASIL PENCAPAIAN PROGRAM KKBPK 3 4 KETERSEDIAAN

Lebih terperinci

PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP

PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP 1 SITUASI KEPENDUDUKAN DAN PROGRAM KB NASIONAL JAWA TENGAH 2 DISTRIBUSI dan KEPADATAN PENDUDUK = 0 50 Pddk/Km2 = 51 100 Pddk/Km2 = 101 500 Pddk/Km2 = >500 Pddk/Km2

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG DRAFT PER TGL 11 SEPT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 53 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PERLINDUNGAN IBU DAN ANAK BUPATI

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA (P2WKSS) DESA GALANGGANG KECAMATAN BATUJAJAR BAB I PENDAHULUAN

PROPOSAL PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA (P2WKSS) DESA GALANGGANG KECAMATAN BATUJAJAR BAB I PENDAHULUAN PROPOSAL PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA (P2WKSS) DESA GALANGGANG KECAMATAN BATUJAJAR BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada dasarnya, hakekat pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN KATA PENGANTAR Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang mendapat mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita) Pemerintahan

Lebih terperinci

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG 1.1. LATAR BELAKANG BP3AKB (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana) Kabupaten

Lebih terperinci

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA - 57 - L. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi Jaminan dan Pelayanan KB, Peningkatan Partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2009 dan

Lebih terperinci

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS RAKORNAS KKBPK TAHUN 2017

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS RAKORNAS KKBPK TAHUN 2017 Kepada Yth. Bupati Bengkulu Selatan Up. Sekretaris Daerah di.- MANNA LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS RAKORNAS KKBPK TAHUN 2017 I. Pendahuluan : 1. Latar Belakang Dalam rangka membangun sinergitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana atau disingkat KB merupakan program yang ada di hampir setiap negara berkembang termasuk Indonesia. Pengaturan jumlah anak tersebut diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan (Pasal 1 ayat (12) UU No. 25 Tahun 2004).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan. Salah satu hal yang harus diperhatikan secara khusus adalah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2015

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2015 FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2015 I. UMUM 1. Nama Kementerian/Lembaga : BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) 2. Nama Unit Organisasi : Badan

Lebih terperinci

MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN

MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2015-2019 Oleh: Drs. Mardiya Di era otonomi daerah, program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di tingkat Kabupaten/Kota memang menjadi kewenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bisri Fitriani Afina Meiti Eka Isdhiyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Bisri Fitriani Afina Meiti Eka Isdhiyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha manusia dalam meningkatan sumber daya manusia yang diwujudkan dengan proses belajar. Jalur pendidikan dikelompokkan menjadi pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan hasil kesepakan International Conference On Population and

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan hasil kesepakan International Conference On Population and BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Keluarga Berencana merupakan program yang mendunia, hal ini sejalan dengan hasil kesepakan International Conference On Population and Development (ICPD) yang

Lebih terperinci

Yang kami hormati: Assalamu alaikum wr wb; Selamat Pagi dan Salam Sejahtera, Oom swastiastu,

Yang kami hormati: Assalamu alaikum wr wb; Selamat Pagi dan Salam Sejahtera, Oom swastiastu, SAMBUTAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PADA PEMBUKAAN RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013. Yang kami hormati:

Lebih terperinci

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB? Artikel Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB? Mardiya Ada hal penting yang disampaikan Kepala BKKBN Pusat Dr. Sugiri Syarief, MPA pada saat memberi sambutan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program

Lebih terperinci