BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL"

Transkripsi

1 BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis dan interpretasi hasil mengenai pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis ini meliputi analisis hasil peramalan metode Grey ing GM (,) dan GM (2,) serta hasil perhitungan nilai error dengan metode Mean Squared (MSE), Mean Absolute Deviation () dan Mean Absolute Percentage (). 5. ANALISIS HASIL PERAMALAN WOODEN SAW DUST Pada bagian ini akan dibahas mengenai analisis dari hasil perhitungan Grey ing GM (,) dan GM (2,) untuk meramalkan kebutuhan bahan bakar alternatif wooden saw dust. Untuk mengetahui metode peramalan yang terbaik dapat dilihat dari hasil perhitungan nilai error yang merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan acuan untuk melihat metode peramalan yang memberikan hasil akurat. Nilai error merupakan selisih atau perbedaan nilai antara keadaan yang sebenarnya dengan hasil peramalan. Semakin kecil nilai error yang dihasilkan oleh suatu metode peramalan maka metode peramalan tersebut dianggap semakin akurat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil nilai error yang dihasilkan oleh suatu metode peramalan, maka hasil peramalan tersebut mendekati keadaan yang sebenarnya. Pada pengolahan data telah dilakukan perhitungan peramalan kebutuhan bahan alternatif wooden saw dust dan rice husk dengan metode GM (,) dan GM (2,) menggunakan data historis empat periode (bulanan). Perbandingan hasil peramalan kebutuhan bahan bakar alternatif Wooden Saw Dust GM (,) dan GM (2,) beserta hasil perhitungan nilai error dengan metode MSE, serta ditunjukkan pada Tabel 5. dan Tabel 5.2. Tabel 5. Hasil Peramalan GM (,) Wooden Saw Dust Aktual GM (,) 023, ,56 032,05 3,5 2,32 e² V-

2 Tabel 5. Hasil Peramalan GM (,) Wooden Saw Dust Aktual GM (,) e² MSE 3 095,64 0,08-5,45 29,65 20, ,96 74,73 3,24 0,47 7, ,30 Tabel 5. (Lanjutan) Hasil Peramalan GM (,) Wooden Saw Dust Abs RSFE Tracking Signal 2 3,5 3,5 3,5,00 0,34 3 5,45 4,48 -,94-0,43 0,42 4 3,24 4,06,30 0,32 0,34 5 Tabel 5.2 Hasil Peramalan GM (2,) Wooden Saw Dust Aktual Rrror e² MSE 023, ,56 037,02 -,45 2, , ,64 054,74 40,89 672, , ,96 077,79 00,8 0035, ,2 5 08,07 Tabel 5.2 (Lanjutan) Hasil Peramalan GM (2,) Wooden Saw Dust Abs RSFE Tracking signal 2 360,7 360,7 360,7,00 34, ,76 490,97 98,93 2,00 45, ,89 604,94 84,82 3,00 50,42 5 Pada Tabel 5. dan Tabel 5.2 ditunjukkan bahwa metode peramalan GM (,) memberikan hasil yang lebih akurat dibanding GM (2,). Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan GM (,) memiliki nilai MSE dan yang lebih kecil, yaitu sebesar 7,48 ton dan 4,06 ton. Sedangkan pada GM (2,) nilai MSE dan diperoleh sebesar 3903,25 ton dan 47,5 ton. Selain itu, perhitungan nilai error dengan metode dapat diketahui bahwa metode Grey V-2

3 ing GM (,) memiliki presentase error yang lebih kecil, yaitu 0,34% dan presentase error GM (2,), yaitu 3,53%. Untuk lebih mengetahui apakah metode yang memiliki nilai error yang terkecil layak untuk dipilih atau tidak, dapat dilihat dari tracking signal yang dimiliki dari metode peramalan. Metode peramalan dianggap layak untuk menjadi metode yang terpilih jika nilai tracking signal berada dalam batas kontrol yaitu ±4. Dalam perhitungan peramalan kebutuhan bahan bakar wooden saw dust, GM (,) menjadi metode peramalan terpilih karena memiliki nilai error yang lebih kecil dibanding GM (2,) dan nilai tracking signal berada dalam batas kontrol yaitu 0, ANALISIS HASIL PERAMALAN RICE HUSK Pada sub bab ini membahas mengenai perbandingan hasil peramalan GM (,) dan GM (2,) untuk bahan bakar rice husk. Hasil peramalan GM (,) dan (2,) beserta nilai error pada bahan bakar alternatif yang berupa rice husk ditunjukkan pada tabel 5.3 dan 5.4. Tabel 5.3 Hasil Peramalan GM (,) Rice Husk Aktual e² MSE 668, ,90 76,92-5,02 25,7 25, ,63 873,5 2,48 55,65 90, ,89 000,62-2,73 7,43 62, ,70 Tabel 5.3 (Lanjutan) Hasil Peramalan GM (,) Rice Husk Abs RSFE Tracking Signal 2 5,02 5,02-5,02 -,00 0,66 3 2,48 8,75 7,46 0,85,40 4 2,73 6,74 4,73 0,70 0,66 5 V-3

4 Tabel 5.4 Hasil Peramalan GM (2,) Rice Husk Aktual e² MSE 668, ,90 606,86 50, , , ,63 550,45 335,7 2342, , ,89 498,67 499, , ,9 5 45,24 Tabel 5.4 (Lanjutan) Hasil Peramalan GM (2,) Rice Husk Abs RSFE Tracking Signal 2 79,22 70,22 79,22,00 23, ,57 283,90 567,79 2,00 33, ,04 379,94 39,83 3,00 38,26 5 Pada hasil perhitungan peramalan GM (,) dan GM (2,) untuk bahan alternatif rice husk dengan metode Grey ing GM (,) memiliki nilai error yang lebih kecil dibanding dengan GM (2,). Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan dengan metode GM (,) diperoleh nilai MSE dan sebesar 62,75 ton dan 6,74 ton. Sedangkan, pada metode GM (2,) diperoleh nilai MSE dan berturut-turut ,55 ton 328,5 ton. Selain nilai error yang lebih kecil, metode GM (,) layak untuk digunakan sebagai metode untuk meramalkan kebutuhan bahan bakar alternatif rice husk. Hal ini dikarenakan hasil perhitungan tracking signal masih berada dalam batas kontrol ±4 yaitu, 3,00. Peramalan kebutuhan bahan bakar alternatif Rice Husk dengan metode Grey ing GM (,) memiliki presentase error terkecil yaitu 0,66%, dibandingkan dengan GM (2,) yaitu sebesar 32,90%. Dalam penelitian ini metode GM (2,) memiliki nilai error yang lebih besar dibandingkan dengan GM (,). Jika dilihat dari perubahan pola data yang ada, data historis dari kedua bahan bakar alternatif memiliki perubahan pola data yang cenderung bertipe monotonic. Sedangkan, GM (2,) akan lebih akurat untuk menganalisis suatu kondisi data yang memiliki perubahan pola data bertipe S atau Sigmoid (Liu dan Lin, 2006). V-4

5 MSE 5.3 ANALISIS NILAI ALFA (α) Pada proses perhitungan peramalan dengan Grey terdapat nilai α, dimana nilai α dapat mempengaruhi keakuratan dari hasil peramalan (Mohammadi dkk, 20). Untuk mengetahui pengaruh perubahan nilai α terhadap nilai error, maka dilakukan percobaan perhitungan pada hasil peramalan pemakaian wooden saw dust. Hasil perhitungan nilai error mulai dari α = 0 hingga α =, ditunjukkan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Perubahan Nilai α Terhadap Nilai α MSE 0,00 656,83 40,28 3,62 0,0 045,63 3,90 2,82 0,20 582,3 23,64 2,03 0,30 260,6 5,50,25 0,40 73,83 7,48 0,48 0,50 7,48 4,06 0,27 0,60 85,68 8,23,02 0,70 273,24 5,92,75 0,80 575,8 23,5 2,48 0,90 986,72 30,99 3,9,00 503,29 38,36 3,89 Pola data dari hasil perhitungan nilai error dengan MSE,, dan dengan nilai digambarkan dalam Gambar 5., Gambar 5.2, dan Gambar ,00 MSE 500,00 000,00 500,00 0, α Gambar 5. Kurva Nilai MSE V-5

6 50,00 40,00 30,00 20,00 0,00 0, α Gambar 5.2 Kurva Nilai 5,00 4,00 3,00 2,00,00 0, α Gambar 5.3 Kurva Nilai MSE Perhitungan pengaruh nilai α ini dilakukan dengan menggunakan data historis dari pemakaian bahan bakar alternatif wooden saw dust. Hasil peramalan dan nilai error dari masing-masing nilai α ditunjukkan pada Tabel 5.5. Kemudian hasil perhitungan nilai error diplotkan dalam bentuk kurva. Pada Gambar 5. menunjukkan pola dari nilai error metode MSE dan Gambar 5.2 menunjukkan pola dari nilai error serta pada Gambar 5.3 menunjukkan presentase perubahan nilai error dengan metode. Pada ketiga gambar grafik tersebut ditunjukkan bahwa α dengan nilai 0 memiliki error yang cukup tinggi, kemudian nilai error menurun sampai pada titik maksimal yaitu 0,5 kemudian nilai error kembali meningkat. Sehingga dari gambar grafik diatas dapat disimpulkan bahwa nilai α sebesar 0,5 memiliki nilai error yang terkecil dibanding dengan nilai α yang lain. Dengan α = 0,5 diperoleh nilai MSE dan terkecil, yaitu 7,48 ton V-6

7 dan 4,06 ton. Selain itu, dengan menggunakan metode, nilai α = 0,5 juga memiliki presentase error yang terkecil yaitu 0,27%. 5.4 ANALISIS HASIL PERAMALAN GREY FORECASTING DIBANDINGKAN DENGAN WMA 3 DAN WMA 4 Subbab ini menjelaskan analisis perbandingan nilai error metode Grey ing, metode Weighted Moving Average 3 dan Weighted Moving Average 4 dengan menggunakan jumlah data sebanyak 32 periode. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nariswari dan Rosyidi (205), telah dilakukan perbandingan hasil peramalan metode GM (,), WMA 3, dan WMA 4 dengan jumlah data terbatas, yaitu selama empat periode (bulanan). Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa peramalan dengan data terbatas, GM (,) memiliki nilai peramalan yang lebih akurat dibanding dengan WMA 3 dan WMA 4. Selanjutnya, dalam penelitian ini ditunjukkan hasil nilai error dari peramalan GM (,), WMA 3, dan WMA 4, dengan jumlah data sebanyak 32 periode (bulanan). Hasil Perhitungan nilai error dari metode Grey ing, WMA 3, dan WMA 4 ditunjukkan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Rekap Nilai MSE,, dan Metode GM (,), WMA 3, dan WMA 4 GM (,) WMA 3 WMA 4 MSE MSE MSE ,45 520, ,53 327, ,6 348,96 244,38 5, ,44 330,88 233,52 39, ,84 32, ,74 29,33 655,30 72,06 248,90 294, ,84 26, ,68 30, ,2 205, ,79 25, ,33 30, ,5 74, ,98 234, ,57 47, ,85 87, ,28 27, ,0 32,9 4869,2 64, ,59 24, ,69 79, ,38 25, ,43 293, ,92 227, ,28 272, ,08 320,4 9056,92 23,8 682,38 26, ,95 32, ,94 272, ,07 33, ,64 295, ,7 262, ,7 305, ,77 294, ,72 267, ,8 36,00 V-7

8 Tabel 5.6 Rekap Nilai MSE,, dan Metode GM (,), WMA 3, dan WMA 4 (Lanjutan) MSE GM (,) WMA 3 WMA 4 GM (,) WMA 3 WMA , , ,68 276,43 26,57 299, ,24 356, ,99 277,55 270,20 307, , , ,24 297,73 287,84 325, , , ,65 292,76 306,76 336, , , ,00 29,62 32,90 342, , , ,50 287,74 33,27 336, , , ,2 285,45 307,83 33, , , ,63 280,00 295,67 36, , , ,50 268,35 288,49 308, , , ,25 26,6 276,77 294, , , ,93 27,26 290,62 309, , , ,5 276,0 286,36 306, , , ,24 278,53 30,90 39, , , ,9 280,67 304,6 322, , , ,54 280,97 295,76 36, , , ,65 278,87 289,5 307,27 Dari perhitungan diatas kemudian digambarkan dalam bentuk grafik pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5. Dibandingkan dengan metode WMA 3 dan WMA 4, GM (,) memiliki nilai error MSE dan terkecil yaitu sebesar 463,79 ton dan 278,87 ton. Dari Gambar 5.6 dapat dilihat bahwa metode GM (,) memiliki besar nilai error yang mendekati metode WMA 3. Gambar 5.4 Grafik Nilai MSE Metode GM (,), WMA 3, dan WMA 4. V-8

9 Gambar 5.5 Grafik Nilai Metode GM (,), WMA 3, dan WMA 4. Dari penelitian yang telah dilakukan, peramalan dengan menggunakan data empat periode maupun 32 periode, disimpulkan bahwa GM (,) memiliki hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan metode WMA 3 dan WMA 4. Namun, metode GM (,) akan memberikan hasil yang lebih akurat pada sistem dengan kekurangan dan atau keterbatasan data (Hsu dan Chen, 2002). V-9

2.4 Pemilihan Metode Peramalan

2.4 Pemilihan Metode Peramalan 2.4 Pemilihan Metode Peramalan Dalam memilih metode peramalan yang akan digunakan didasarkan pada uji verifikasi. Dimana uji verifikasi ini bertujuan untuk menghitung error dari metode yang akan kita gunakan.

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Grey Forecasting Pada Peramalan Kebutuhan Bahan Bakar Alternatif Ramah Lingkungan di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

Aplikasi Metode Grey Forecasting Pada Peramalan Kebutuhan Bahan Bakar Alternatif Ramah Lingkungan di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Performa (2015) Vol. 14, No.2: 99-106 Aplikasi Metode Grey Forecasting Pada Peramalan Kebutuhan Bahan Bakar Alternatif Ramah Lingkungan di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Nanda Lokita Nariswari * dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata - Praktik (KKN-P) ini dengan baik. Laporan KKN-P

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Desain penelitian umumnya terbagi atas tiga bentuk yaitu penelitian eksploratif, penelitian penjelasan, dan penelitian deskriptif. Penelitian eksploratif

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk

Lebih terperinci

Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta57126 Telp

Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta57126 Telp STUDI PERBANDINGAN HASIL PERAMALAN GREY FORECASTING GM (.1) DENGAN GM (1,1) PADA PERAMALAN KEBUTUHAN BAHAN BAKAR ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN DI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK Nanda Lokita Nariswari

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING) #2

PERAMALAN (FORECASTING) #2 #4 - Peramalan (Forecasting) #2 1 PERAMALAN (FORECASTING) #2 EMA302 Manajemen Operasional Model Trend Linear Multiplicative 2 Kecenderungan (trend). Komponen musiman (seasonal): rasio untuk model trend.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan perencanaan kebutuhan material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN TIKET PESAWAT PADA CV. VIDO JAYA TOUR DAN TRAVEL

PERAMALAN PENJUALAN TIKET PESAWAT PADA CV. VIDO JAYA TOUR DAN TRAVEL PERAMALAN PENJUALAN TIKET PESAWAT PADA CV. VIDO JAYA TOUR DAN TRAVEL Nama : Awalludin Ma rifatullah Idhofi NPM : 11212269 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri, MM PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Permintaan Kemasan Karton Box Gelombang Pada PT. Multibox Indah

Analisis Peramalan Permintaan Kemasan Karton Box Gelombang Pada PT. Multibox Indah Analisis Peramalan Permintaan Kemasan Karton Box Gelombang Pada PT. Multibox Indah Jaka Satya Bhakti 14213595 Dosen Pembimbing : Supriyo Hartadi. W., S.E., M.M. PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam bauran

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM :

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX. Nama : Desty Trisnayannis NPM : ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN DAN KAITANNYA DALAM PERAMALAN LABA PADA PD. RAMATEX Nama : Desty Trisnayannis NPM : 21210860 Latar Belakang Dalam dunia usaha, perusahaan harus memperkirakan hal-hal yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SPARE PART BUSSING GARDAN MOBIL TRUK PADA CV. HARAPAN KELUARGA MAKMUR. : Dwi Handoko Npm :

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SPARE PART BUSSING GARDAN MOBIL TRUK PADA CV. HARAPAN KELUARGA MAKMUR. : Dwi Handoko Npm : ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SPARE PART BUSSING GARDAN MOBIL TRUK PADA CV. HARAPAN KELUARGA MAKMUR Nama : Dwi Handoko Npm : 12211238 Pembimbing : Handayani, SE.,MM PENDAHULUAN Latar Belakang : Berkembangnya

Lebih terperinci

Sistem Peramalan Harga Emas Antam Menggunakan Double Exponential Smoothing

Sistem Peramalan Harga Emas Antam Menggunakan Double Exponential Smoothing Sistem Peramalan Harga Emas Antam Menggunakan Double Exponential Smoothing Teguh Andriyanto Sistem Informasi Universitas Nusantara PGRI Kediri Kediri, Indonesia E-mail: teguh@ unpkediri.ac.id Abstrak Emas

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan baik pada bidang barang atau jasa, selalu melakukan perencanaan kedepannya. Dalam perencanan suatu kegiatan yang akan disusun dan dilakukan

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING) #2

PERAMALAN (FORECASTING) #2 PERAMALAN (FORECASTING) #2 Materi #4 EMA302 Manajemen Operasional Model Simple Linear Regression (1) 2 Model simple linear regression berusaha untuk menyesuaikan garis melalui berbagai data dari waktu

Lebih terperinci

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang. sehingga mengakibatkan timbulnya return yang masih tinggi.

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang. sehingga mengakibatkan timbulnya return yang masih tinggi. 77 V. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Penentuan Pemesanan Biro Fajar Antang Dari hasil wawancara dengan manager Sirkulasi dan pimpinan Biro Fajar Antang, selama ini Biro Fajar Antang melakukan pemesanan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1 Pola Dasar Permintaan Dari hasil pengumpulan data aktual yang telah dilakukan mengenai pertumbuhan jumlah kartu kredit BCA yang dimiliki oleh cardholder BCA Cabang

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENDAPATAN JASA WARUNG INTERNET KALFIN.NET NAMA : IMAN ARIF HIDAYAT NPM :

ANALISIS PERAMALAN PENDAPATAN JASA WARUNG INTERNET KALFIN.NET NAMA : IMAN ARIF HIDAYAT NPM : ANALISIS PERAMALAN PENDAPATAN JASA WARUNG INTERNET KALFIN.NET NAMA : IMAN ARIF HIDAYAT NPM : 12209674 Latar Belakang Usaha dibidang warnet sangatlah menjanjikan, karena seiring perkembangan zaman daya

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember USULAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA JENIS BW NEWS PERFECTOR BLACK-G YANG OPTIMAL UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVENTORI PROBABILISTIK STUDI KASUS DI PT REMAJA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prediksi Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Prediksi bisa bersifat kualitatif (tidak

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Penjualan Boneka dengan Menggunakan Metode Moving Avarage dan Weight Moving Avarage pada CV.BAAC ABADI.

Analisis Peramalan Penjualan Boneka dengan Menggunakan Metode Moving Avarage dan Weight Moving Avarage pada CV.BAAC ABADI. Analisis Peramalan Penjualan Boneka dengan Menggunakan Metode Moving Avarage dan Weight Moving Avarage pada CV.BAAC ABADI. Nama :Eri Putra Deva NPM :12212518 Jurusan :Manajemen Pembimbing :Dr. Dra. Peni

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya Rudy Adipranata 1, Tanti Octavia 2, Andi Irawan 1 Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Pendahuluan Pentingnya

Lebih terperinci

9.Peramalan (Forecasting) A. Teori Peramalan B. Metode Peramalan C. Pengukuran Keakuratan Hasil Peramalan Profil PT.

9.Peramalan (Forecasting) A. Teori Peramalan B. Metode Peramalan C. Pengukuran Keakuratan Hasil Peramalan Profil PT. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN KANTOR PERCETAKAN DAN PERDAGANGAN UMUM CV AGUNG BEKASI TIMUR NAMA : GALANG INDRAS SUWANTO NPM : 12210908 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : SUPRIYO HARTADI, W. SE. MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN RAINBOW CAKE PADA TOKO KUE MAYESTIK CABANG PONDOK KOPI JAKARTA TIMUR Nama : FAHMI ARDIANSYAH NPM : Kelas : 3EA16

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN RAINBOW CAKE PADA TOKO KUE MAYESTIK CABANG PONDOK KOPI JAKARTA TIMUR Nama : FAHMI ARDIANSYAH NPM : Kelas : 3EA16 ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN RAINBOW CAKE PADA TOKO KUE MAYESTIK CABANG PONDOK KOPI JAKARTA TIMUR Nama : FAHMI ARDIANSYAH NPM : 19210736 Kelas : 3EA16 LATAR BELAKANG Keberhasilan suatu perusahaan dicerminkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PAKAIAN PADA TOKO KARTINI BUSANA. Nama : SUCI MUTIARA NPM : Kelas : 3 EA 14

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PAKAIAN PADA TOKO KARTINI BUSANA. Nama : SUCI MUTIARA NPM : Kelas : 3 EA 14 ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PAKAIAN PADA TOKO KARTINI BUSANA Nama : SUCI MUTIARA NPM : 16210708 Kelas : 3 EA 14 LATAR BELAKANG Persaingan usaha dewasa ini menuntut pengusaha agar lebih peka terhadap keinginan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitan Dalam skripsi yang penulis lakukan ini menggunakan analisa forecasting dari PT. Honda Dunia Motorindo. Setelah itu dengan analisa tersebut, penulis berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat di jalan Daan Mogot KM 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yaitu PT. Indosat, Tbk yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, kita perlu melakukan suatu penarikan sampel. Hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika memegang peranan penting dalam kehidupan. Selain sebagai salah satu kajian ilmu utama dalam pendidikan, matematika juga berperan untuk menunjang ilmu-ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga tenggat waktu, dan meminimalkan biaya persediaan. yang harus ditempuh menghadapi suatu kondisi tertentu (Rangkuti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menjaga tenggat waktu, dan meminimalkan biaya persediaan. yang harus ditempuh menghadapi suatu kondisi tertentu (Rangkuti, 2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia usaha yang terus berubah dengan cepat, mengharuskan perusahaan agar mampu menganalisis lingkungan usaha dan memprediksi berbagai kemungkinan yang terjadi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI MINYAK TELON UKURAN 100 ML DENGAN METODE TIME SERIES DI PT. MERPATI MAHARDIKA

PERENCANAAN PRODUKSI MINYAK TELON UKURAN 100 ML DENGAN METODE TIME SERIES DI PT. MERPATI MAHARDIKA Teknologi ISSN 1858-4993 JURNAL ILMIAH DAN TEKNOLOGI PERENCANAAN PRODUKSI MINYAK TELON UKURAN 100 ML DENGAN METODE TIME SERIES DI PT. MERPATI MAHARDIKA Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan pernyataan terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan pernyataan terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode komparatif. Menurut Sugiono (2013:89) bahwa penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman globalisasi yang semakin maju ini, persaingan usaha dalam sektor perindustrian semakin ketat.perusahaan-perusahaan beroperasi dan saling berlomba untuk dapat

Lebih terperinci

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAB IV SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN A. Identifikasi Peramalan Penjualan oleh UD. Jaya Abadi Dari hasil wawancara yang menyebutkan bahwa setiap pengambilan keputusan untuk estimasi penjualan

Lebih terperinci

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Ni Kadek Sukerti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 35 Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Spesifikasi Rumusan Rancangan Perancangan program aplikasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu proses, yaitu : proses input dan hasil keluaran atau output Proses

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Kerangka pemecahan masalah atau biasa disebut dengan metodologi penelitian adalah suatu proses berpikir dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data baik melalui

Lebih terperinci

PRESENTASI SIDANG PENULISAN ILMIAH

PRESENTASI SIDANG PENULISAN ILMIAH PRESENTASI SIDANG PENULISAN ILMIAH METODE PERAMALAN PENJUALAN TAHU PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) MAKMUR JAYA NAMA : Tia Mutiara NPM : 16210881 JURUSAN : Ekonomi Manajemen PENDAHULUAN Peramalan digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERAMALAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED MOVING AVERAGE

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERAMALAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED MOVING AVERAGE PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERAMALAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED MOVING AVERAGE Andri Saputra Teknik Informatika STMIK PalComTech Jl. Basuki Rahmat No. 05, Palembang 30129,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah fakta bahwa waktu adalah uang dalam aktivitas penjualan. Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah fakta bahwa waktu adalah uang dalam aktivitas penjualan. Pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah fakta bahwa waktu adalah uang dalam aktivitas penjualan. Pengambilan keputusan merupakan hal yang penting untuk kesuksesan penjualan. Dalam hal ini seseorang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP.

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP. Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan hasil

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL MERPATI

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL MERPATI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 251 258. PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG HOTEL

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting)

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting) Manajemen Operasional PERAMALAN (Forecasting) Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3 Prediksi dan Peramalan Jenis-jenis Metode Peramalan Metode deret berkala

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen BAB V PEMBAHASAN 5.1 Permintaan Konsumen Permintaan konsumen selama 12 periode (bulan) terakhir terhadap produk sandal kelom di Sagitria Collection adalah 6654 pasang dengan perincian 379 pasang pada periode

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI Pengajuan Surat Survei PT. Bangkit Sukses Mandiri (BSM) Diterima? Tidak Ya Observasi Perusahaan Wawancara dengan Direktur PT. BSM Pengamatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang diawali dengan inisiasi yang berupa identifikasi masalah yang ada pada objek penelitian, kemudian dilakukan studi literatur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi jahe

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat penjualan untuk beberapa periode ke depan. Biasanya untuk

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI MODUL VIII ( TIME SERIES FORECASTING

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI MODUL VIII ( TIME SERIES FORECASTING FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VIII TIME SERIES FORECASTING I. Pendahuluan A. LatarBelakang (Min. 1 halaman)

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU ANALISIS PERSEDIAAN BARANG DENGAN METODE TIME SERIES DAN SISTEM DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING UNTUK MENGOPTIMALKAN PERMINTAAN BARANG DI PT. ASRI MANDIRI GEMILANG Sofian Bastuti, Teddy Universitas Pamulang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DENGAN METODE HEURISTIK DAN TRANSPORTASI PADA PT FREMONT NUSAMETAL INDONESIA

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DENGAN METODE HEURISTIK DAN TRANSPORTASI PADA PT FREMONT NUSAMETAL INDONESIA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DENGAN METODE HEURISTIK DAN TRANSPORTASI PADA PT FREMONT NUSAMETAL INDONESIA HEURISTIC METHOD AND TRANSPORTATION METHOD FOR AGGREGATE PRODUCTION PLANNING IN PT FREMONT NUSAMETAL

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN VOLUME PENJUALAN UD. AMER DENGAN METODE SMOOTHING NAMA : MUHAMMAD IQBAL NPM : KELAS : 3EA01 JURUSAN : MANAJEMEN

ANALISIS PERAMALAN VOLUME PENJUALAN UD. AMER DENGAN METODE SMOOTHING NAMA : MUHAMMAD IQBAL NPM : KELAS : 3EA01 JURUSAN : MANAJEMEN ANALISIS PERAMALAN VOLUME PENJUALAN UD. AMER DENGAN METODE SMOOTHING NAMA : MUHAMMAD IQBAL NPM : 11209226 KELAS : 3EA01 JURUSAN : MANAJEMEN LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan usaha dalam bidang sandang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Indentifikasi Pola Permintaan Data Historis 2011 dan Perhitungan Model

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Indentifikasi Pola Permintaan Data Historis 2011 dan Perhitungan Model BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Indentifikasi Pola Permintaan Data Historis 2011 dan Perhitungan Model Peramalan Data yang diambil untuk penelitian adalah data permintaan produk MCSet AD1 12.5kV pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Executive Information System (EIS) Executive Information System (EIS) adalah sebuah sistem penunjang keputusan yang dibangun secara khusus

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI. Bekasi 2013

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI. Bekasi 2013 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI Bekasi 2013 PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR VARIO PADA PT. TUNGGUL MITRA SEJATI BEKASI Disusun Oleh : Nama : Eddie Wibowo NPM : 10205387 Pembimbing : Lies Handrijaningsih

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PADA USAHA MIE AYAM MAHMURI DI TAMBUN BEKASI AGUS WIDODO / / 3EA26 DP : SRI KURNIASIH AGUSTIN, SE.

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PADA USAHA MIE AYAM MAHMURI DI TAMBUN BEKASI AGUS WIDODO / / 3EA26 DP : SRI KURNIASIH AGUSTIN, SE. ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PADA USAHA MIE AYAM MAHMURI DI TAMBUN BEKASI AGUS WIDODO / 10211388 / 3EA26 DP : SRI KURNIASIH AGUSTIN, SE., MM LATAR BELAKANG Dalam menjalankan aktivitas bisnis, perusahaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin BAB V ANALISA HASIL Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP). Kemudian dalam bab ini berisikan analisa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

KEANDALAN PERAMALAN. Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono. Teknik Informatika [Gasal ] FTI - Universitas Stikubank Semarang

KEANDALAN PERAMALAN. Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono. Teknik Informatika [Gasal ] FTI - Universitas Stikubank Semarang KEANDALAN PERAMALAN Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono Web : http://pakhartono.wordpress.com E-mail: pakhartono at gmail dot com budihartono at acm dot org Teknik Informatika [Gasal 2009 2010] FTI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X merupakan industri makanan di Depok yang memproduksi roti dengan 23 varian roti. Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini adalah sering terjadinya over stock dan terkadang lost sales yang

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA Aris Setiawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 282A9294@gmail.com

Lebih terperinci

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Author: Junaidi Junaidi Terdapat berbagai jenis model/metode peramalan hubungan deret waktu. Diantaranya adalah: 1) Model Linear; 2) Model Quadratic;

Lebih terperinci

PERAMALAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED MOVING AVERAGE DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

PERAMALAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED MOVING AVERAGE DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal PILAR Nusa Mandiri Vol. 13, No. 2, September 2017 217 PERAMALAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED MOVING AVERAGE DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Ratih Yulia Hayuningtyas Teknik

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Dari uraian latar belakang masalah, penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Rianse dan Abdi dalam Surip (2012:33)

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PADA RUMAH MAKAN SOTO MADURA RAWAMANGUN JAKARTA SITI MARIYA / / 3EA08 DP : DR. KOMSI KORANTI

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PADA RUMAH MAKAN SOTO MADURA RAWAMANGUN JAKARTA SITI MARIYA / / 3EA08 DP : DR. KOMSI KORANTI ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PADA RUMAH MAKAN SOTO MADURA RAWAMANGUN JAKARTA SITI MARIYA / 17212067 / 3EA08 DP : DR. KOMSI KORANTI LATAR BELAKANG Dunia usaha pada saat ini telah berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

MATERI 3 PER E AM A AL A AN

MATERI 3 PER E AM A AL A AN MATERI 3 PERAMALAN APAKAH PERAMALAN ITU? Peramalan (Forecasting) : Seni dan ilmu memprediksi peristiwa- peristiwa masa depan. Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Permintaan Jasa pada Event Organizer Satoe Komunika Indonesia

Analisis Peramalan Permintaan Jasa pada Event Organizer Satoe Komunika Indonesia Analisis Peramalan Permintaan Jasa pada Event Organizer Satoe Komunika Indonesia Nama NPM : 14210971 Jurusan Pembimbing : Nidia Puspa Vitaloka : Manajemen : Rooswhan Budhi Utomo., SE., MMSi FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SERAGAM PADA KONVEKSI JEDRICO

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SERAGAM PADA KONVEKSI JEDRICO ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SERAGAM PADA KONVEKSI JEDRICO NAMA : OLIVIA RONITASARI NPM : 15211464 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : Dr. LIES HANDRIJANINGSIH LATAR BELAKANG Salah satu usaha yang cukup berkembang

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN TEH DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS MUSIM

ANALISIS DAN PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN TEH DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS MUSIM ANALISIS DAN PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN TEH DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS MUSIM Alfa Kenedi Mainassy ), Sri Yulianto Joko Prasetyo 2), Alz Danny Wowor 3),2,3) Fakultas Teknologi Informasi Universitas

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK PADA HASIL PENGUKURAN MEAN SEA LEVEL SATELIT ALTIMETRI JASON 2

ESTIMASI PARAMETER MODEL HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK PADA HASIL PENGUKURAN MEAN SEA LEVEL SATELIT ALTIMETRI JASON 2 Vol. 7, No. 2, Desember 2012 ESTIMASI PARAMETER MODEL HYBRIDIZING EXPONENTIAL SMOOTHING DAN NEURAL NETWORK PADA HASIL PENGUKURAN MEAN SEA LEVEL SATELIT ALTIMETRI JASON 2 Novi Mara KODE ARTIKEL : 117-2-12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peramalan (forecasting) merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang dengan memperhatikan dan mempertimbangkan data-data yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN LAPORAN PRAKTIKUM MODUL I PERAMALAN Disusun oleh: Kelompok II 1. Ari Handayani (4409216094) 2. Caecilia Eka A.W.S. (4409216097) 3. Dwi Darmawan Saputra (4409216100) LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian sangat berperan penting untuk menyelesaikan masalah secara sistematis dan memberikan solusi yang teratur dan terarah sesuai dengan tujuan penulisan skripsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

PERAMALAN (Forecasting)

PERAMALAN (Forecasting) Manajemen Operasional PERAMALAN (Forecasting) Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3 Prediksi dan Peramalan Jenis-jenis Metode Peramalan Metode deret berkala

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan ini diambil dari modul OPC, APC, struktur produk, dan BOM, Peramalan,

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN AYAM POTONG BAPAK ADIT DI PASAR BARU BEKASI

PERAMALAN PENJUALAN AYAM POTONG BAPAK ADIT DI PASAR BARU BEKASI PERAMALAN PENJUALAN AYAM POTONG BAPAK ADIT DI PASAR BARU BEKASI Nama : Uswatun Hasanah NPM : 19210685 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH.,MM. Latar Belakang Pada era globalisasi saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, mengharuskan para pelaku bisnis melihat peluang yang ada dalam. memenuhi permintaan konsumen yang beragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, mengharuskan para pelaku bisnis melihat peluang yang ada dalam. memenuhi permintaan konsumen yang beragam. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya persaingan bisnis yang semakin ketat di Indonesia, mengharuskan para pelaku bisnis melihat peluang yang ada dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

PERAMALAN PERENCANAAN PRODUKSI TERAK DENGAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING WITH TREND PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK.

PERAMALAN PERENCANAAN PRODUKSI TERAK DENGAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING WITH TREND PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK. PERAMALAN PERENCANAAN PRODUKSI TERAK DENGAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING WITH TREND PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK. Adri Dharmesta M, Novie Susanto * ) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK

PENENTUAN JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK PENENTUAN JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK Nama : Fadly Hazman NPM : 32412636 Jurusan : Teknik Industri Dosen Pembimbing 1 : Dr. Ir. Asep Mohamad Noor, MT. Dosen Pembimbing 2: Nanih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Peramalan (forecasting) 2.1.1. Hubungan Forecast dengan Rencana Forecast adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa

Lebih terperinci