Pajak UKM/UMKM: Apa Saja Pajak yang Harus Dibayarkan?

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pajak UKM/UMKM: Apa Saja Pajak yang Harus Dibayarkan?"

Transkripsi

1 Pajak UKM/UMKM: Apa Saja Pajak yang Harus Dibayarkan? Baru mendirikan Usaha Kecil Menengah (UKM) atau Usaha Mikro Kecil Menengah(UMKM)? Sebagai pemilik sebuah usaha, kini Anda sudah berkewajiban membayar pajak. Lantas apa saja Pajak UKM/UMKM, berapa nilai yang harus dibayarkan, dan bagaimana cara membayarnya? Artikel di bawah ini akan menjawab pertanyaan sekaligus membantu Anda menyelesaikan kewajiban perpajakan sebagai pemilik usaha. KLASIFIKASI UMKM Bisnis seperti apakah yang bisa diklasifikasikan Usaha Mikro Kecil Menengah? Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah, klasifikasi UMKM bisa dibedakan dari jumlah aset dan total omzet penjualan. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik, klasifikasi tersebut termasuk juga jumlah karyawan. Kate g or i Usa h a Mi kr o/ I n du s t ri Ru ma h T a ng ga Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan. Kriteria usaha mikro ini adalah: 1. Memiliki karyawan kurang dari empat orang 2. Aset (kekayaan bersih) hingga Rp 50 juta 3. Omzet penjualan tahunan hingga 300 juta Kate g or i Usa h a Ke cil Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah, atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Kriteria usaha kecil ini adalah: 1. Memiliki karyawan kurang dari 5-19 orang 2. Aset (kekayaan bersih) dari Rp 50 juta hingga Rp 500 juta 3. Omzet penjualan tahunan dari 300 juta hingga Rp 2,5 miliar Kate g or i Usa h a Me ne n ga h Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Kri teri a u s aha me n e ng a h i n i ada l a h: 1. Memiliki karyawan antara 20 sampai 99 orang 2. Aset (kekayaan bersih) antara Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar 3. Omzet penjualan tahunan antara Rp 2,5 miliar hingga Rp 50 miliar Kate g or i Usa h a Be sar Usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

2 Kriteria usaha besar ini adalah: 1. Memiliki karyawan lebih dari 100 orang 2. Aset (kekayaan bersih) lebih dari Rp 10 miliar 3. Omzet penjualan tahunan lebih dari Rp 50 miliar P aj a k U KM/ UM KM Berdasarkan UU No. 36 tahun 2008 pasal 2 tentang Pajak Penghasilan bahwa setiap orang pribadi, orang pribadi yang memiliki warisan belum terbagi, badan dan bentuk usaha tetap dikenakan pajak penghasilan. Pada saat Anda mendaftarkan perusahaan atau badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat usaha Anda berdomisili, maka akan mendapatkan SKT atau Surat Keterangan Terdaftar. Contoh SKT (Surat Keterangan Terdaftar) yang memuat daftar pajak yang dibayarkan Di SKT tersebut disebutkan pajak-pajak apa saja yang harus Anda bayarkan.

3 Tergantung pada jenis transaksi yang Anda lakukan dan jumlah omzet usaha Anda dalam setahun. Sekurangnya Anda perlu membayar pajak-pajak berikut: 1. PPh Pasal 4 Ayat 2 atau PPh Final (jika ada sewa gedung/kantor, omzet penjualan, dll) 2. PPh Pasal 21 (jika memiliki pegawai) 3. PPh Pasal 23 (jika ada transaksi pembelian jasa) PPH FINAL 0,5% UNTUK UKM Berbeda dengan halnya karyawan yang memiliki PTKP atau Penghasilan Tidak Kena Pajak bila memiliki gaji per bulan kurang dari 32 juta per tahun, maka pajak yang dikenakan kepada pengusaha atau perusahaan adalah PPh Final. PPh Final ini merupakan istilah atau nama lain dari PPh Pasal 4 ayat 2. Ada berbagai macam objek PPh Final, seperti untuk sewa bangunan, jasa konstruksi, pajak atas obligasi, pajak atas peredaran bruto (omzet) usaha. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013, PPh Final untuk pajak UKM adalah pajak atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto atau omzet di bawah Rp 4,8 miliar dalam setahun. Jadi semua transaksi penjualan Anda per bulan harus dijumlahkan terlebih dahulu, kemudian dikalikan 0,5%. Pada tanggal 15 setiap bulannya, Anda harus membayarnya ke kas negara. Setelah membayarnya, Anda akan mendapatkan bukti bayar pajak atau NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara). Ingin tahu cara menghitung pajak UKM? Baca tautan ini: Cara Hitung Pajak UKM

4 Adakah cara mudah dan otomatis untuk hitung dan setor PPh Final 0,5%? Di aplikasi OnlinePajak, Anda dapat menghitung otomatis dan setor PPh Final 0,5% dengan mudah, 1 klik saja. Tak perlu lagi datang ke bank untuk antre buat ID billing dan bayar pajak. B a gai ma n a c arany a? Ini la n gkah -la n gkah m uda hn ya : 1. Daftar atau Masuk Aplikasi PPh Final 0,5% Daftarkan akun Anda di aplikasi PPh Final 0,5% OnlinePajak atau kalau sudah, pilih dan masuk ke aplikasi PPh Final 0,5%. 2. Buat Faktur Penjualan Buat faktur penjualan dengan mudah. Masukkan nama barang penjualan, jumlah dan harganya. OnlinePajak akan menghitung pajaknya secara otomatis. 3. Setor PPh Final 0,5% Selanjutnya, klik "Setor Pajak". Anda akan terhubung sistem Cash Management OnlinePajak untuk bayar pajak online dan buat e-billing pajak sekaligus. Pastikan Anda sudah menambah saldo (top up) di sistem Cash Management OnlinePajak. 4. Dapatkan Bukti Pembayaran (NTPN) Dapatkan Bukti Pembayaran (NTPN/Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan status setor pajak Anda berubah menjadi "Lunas".

5 KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN APLIKASI PPH FINAL ONLINEPAJAK 1. T elah di sa h ka n D JP Aplikasi OnlinePajak sudah disahkan sebagai mitra resmi DJP. Sehingga ebilling, efaktur dan bukti laporan pajak online (e-filing) Anda resmi dari DJP. 2. Gr ati s Anda dapat menggunakan aplikasi hitung, setor dan e-filing PPh Final 0,5% secara gratis. 3. Me mpe r mu da h Ke pa t u ha n Paja k Kami mempermudah Anda dalam kepatuhan pajak. Karena sejak Anda merintis sebuah bisnis, kami membantu Anda merekam dan melacak transaksi Anda dengan mudah yang kelak dibutuhkan jika sewaktu-waktu diperiksa oleh DJP. 4. Me mpe r mu da h Pel a por a n SP T T a h u na n Semua transaksi Anda direkam secara otomatis dan pada saat akan melaporkan SPT Tahunan Badan atau Pribadi (SPT 1770), Anda bisa mendapatkan dengan mudah secara otomatis. 5. B e ba s Re pot Tidak perlu download atau instalasi software apa pun, atau datang ke bank. Di aplikasi OnlinePajak, Anda dapat membayar PPh Final secara online, dari mana saja, kapan saja. Ke si mpu l a n o Untuk mengetahui pajak UKM apa saja yang harus dibayarkan, pengusaha harus melihat pada SKT (Surat Keterangan Terdaftar) pada saat mendaftarkan NPWP. o Salah satu pajak yang perlu dibayarkan UKM adalah PPh Final 0,5%. o OnlinePajak menyediakan aplikasi PPh Final 0,5% gratis untuk para wajib pajak. Langkah-langkah penggunaannya pun sangat mudah: 1. Daftar atau Masuk Aplikasi PPh Final 0,5% 2. Buat Faktur Penjualan 3. Setor PPh Final 0,5% 4. Dapatkan Bukti Pembayaran (NTPN) Sumber:

BAB III GAMBARAN DATA

BAB III GAMBARAN DATA BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Pajak Pengertian Pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir kali dengan Undang- Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

PJ.091/KUP/S/006/

PJ.091/KUP/S/006/ PJ.091/KUP/S/006/2018-00 Apa itu e-filing? Cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website DJP www.djponline.pajak.go.id atau ASP

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) AMNESTI PAJAK by: Sucorinvest Central Gani FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) AMNESTI PAJAK Q: Apa itu amnesti pajak? A: Program pengampunan pemerintah kepada Wajib Pajak (WAJIB

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DJP ONLINE PERHATIAN OKE LANJUT: LOG IN

PENDAHULUAN DJP ONLINE PERHATIAN OKE LANJUT: LOG IN PENDAHULUAN DJP ONLINE Penyampaian SPT Tahunan untuk karyawan, pegawai, atau usahawan pekerjaan bebas. Pada awal bulan lalu, DJP me-release aplikasi pajak online terbaru bernama DJP ONLINE. Secara fungsi

Lebih terperinci

PJ.091/KUP/S/001/

PJ.091/KUP/S/001/ PJ.091/KUP/S/001/2017-00 Apa itu e-filing? Cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website DJP www.djponline.pajak.go.id atau ASP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Untuk meningkatkan pemenuhan kewajiban perpajakan secara sukarela

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Untuk meningkatkan pemenuhan kewajiban perpajakan secara sukarela BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan pemenuhan kewajiban perpajakan secara sukarela dan mendorong kontribusi penerimaan Negara dari sektor UMKM, pemerintah telah menerbitkan PP No. 46

Lebih terperinci

PJ.091/PPh/S/004/ TINDAK LANJUT AMNESTI PAJAK

PJ.091/PPh/S/004/ TINDAK LANJUT AMNESTI PAJAK PJ.091/PPh/S/004/2017-00 TINDAK LANJUT AMNESTI PAJAK 2 3 FASILITAS Bagi Wajib Pajak (WP) yang memanfaatkan KONSEKUENSI Bagi WP/masyarakat yang tidak memanfaatkan atau telah memanfaatkan, namun belum sesuai

Lebih terperinci

CEPAT MUDAH AMAN. Pelaporan SPT melalui e-filing PJ.091/KUP/S/001/ Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2016

CEPAT MUDAH AMAN. Pelaporan SPT melalui e-filing PJ.091/KUP/S/001/ Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2016 Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2016 djponline.pajak.go.id Pelaporan SPT melalui e-filing CEPAT MUDAH AMAN PJ.091/KUP/S/001/2016-00 Cara penyampaian SPT Tahunan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan pemerintahan serta pembangunan, negara membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang

Lebih terperinci

Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25. Peredaran Usaha (Perdagangan) Alamat

Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25. Peredaran Usaha (Perdagangan) Alamat Lampiran I Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25 No. NPWP tempat usaha/ gerai (outlet) KPP Lokasi Alamat Peredaran Usaha (Perdagangan) Penghasilan Penghasilan

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/ Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/2014-00 Apa yang dimaksud Emas Perhiasan? Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari

Lebih terperinci

Judul : Mekanisme Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X ABSTRAK

Judul : Mekanisme Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X ABSTRAK Judul : Mekanisme Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X Denpasar Timur Tahun 2016 Nama : Nurul Dyah Ayu Ningtyas Nim : 1406043062 ABSTRAK Peraturan Pemerintah Nomor 46 yang dikenakanan dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak Apabila membahas pengertian pajak banyak para ahli dalam bidang perpajakan yang memberikan pengertian mengenai pajak, diantaranya : Menurut Djajadiningrat dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Pembayaran Pajak pada PT. XL Axiata / PT. XL Planet atas Transaksi E-commerce PT. XL Planet merupakan anak perusahaan PT. XL Axiata yg bergerak di bidang

Lebih terperinci

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal BADAN ORANG PRIBADI Syarat Objektif Syarat Subjektif Wilayah tempat kedudukan KANTOR PELAYANAN PAJAK Wilayah tempat tinggal Fungsi NPWP - Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan - Sebagai identitas

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Hal ini tertuang dalam Anggaran Penerimaan

Lebih terperinci

KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Ketentuan Perpajakan Universitas Airlangga NPWP 00.005.564.0-606.000 APBN 73.773.758.5-619.000 Dana Masyarakat BPPTN Badan Hukum WCU Jenis dan Tarif Pajak : Dana Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2017 penerimaan negara dari

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2013

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2013 Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2013 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib

Lebih terperinci

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Tuan Wahyudi (PKP) seorang pengusaha garmen yang memiliki 5 kios di Jakarta, Bandung,

Lebih terperinci

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap Hukum Pajak Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap 2015-2016 Tujuan Pembelajaran Fakultas Hukum Mahasiswa memahami pemungutan pajak melalui sistem self assessment; Mahasiswa memahami berbagai

Lebih terperinci

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : 1406043078 ABSTRAK PT ABC merupakan wajib pajak badan yang wajib melaksanakan

Lebih terperinci

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan Surat

Lebih terperinci

Me nje la ska n Pe ng e rtia n Ua ng Muka. Me ne ra ng ka n Je nis- je nis Ua ng Muka

Me nje la ska n Pe ng e rtia n Ua ng Muka. Me ne ra ng ka n Je nis- je nis Ua ng Muka PEMBUKUAN UANG MUKA 4 Me nje la ska n Pe ng e rtia n Ua ng Muka Me ne ra ng ka n Je nis- je nis Ua ng Muka Me nje la ska n Ta ta Ca ra Pe mbukua n Ua ng Muka ke pa da BPP Me ne ra ng ka n Ta ta Ca ra Pe

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN UMKM PP NO 46 TAHUN Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

BAB III PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN UMKM PP NO 46 TAHUN Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BAB III PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN UMKM PP NO 46 TAHUN 2013 A. Pengaturan PPh UMKM di Indonesia 1. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Karena pajak mempunyai fungsi sebagai budgetair yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Karena pajak mempunyai fungsi sebagai budgetair yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting selain penerimaan bukan pajak. Pembayaran pajak sangat penting bagi negara untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti layaknya manusia yang membutuhkan udara segar untuk hidup sehat, demikian pula halnya dengan negara yang membutuhkan dana segar untuk membiayai berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah),

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat potensial, selain karena jumlahnya yang relatif stabil juga merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan usaha di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan hal yang positif terutama dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Data Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan infrastruktur, program pendidikan, kesehatan, dan lain-lain, disusun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan infrastruktur, program pendidikan, kesehatan, dan lain-lain, disusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia, merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti; pembangunan infrastruktur,

Lebih terperinci

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESI PENELITIAN. pemerintah kepada masyarakat guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESI PENELITIAN. pemerintah kepada masyarakat guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESI PENELITIAN 1.1 Landasan Teori dan Konsep 1.1.1 Pengertian Pajak Menurut UU KUP No. 28 Tahun 2007 pada pasal 1 angka 1 bahwa secara garis besar, pajak dapat didefinisikan

Lebih terperinci

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter Pajak Penghasilan adalah pajak atas penghasilan yang diterima Wajib Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

Lebih terperinci

Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik

Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik Billing System DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Pengertian Billing System Metode pembayaran elektronik dengan menggunakan

Lebih terperinci

Dalam system pemungutan pajak, dikenal beberapa system antara. lain :

Dalam system pemungutan pajak, dikenal beberapa system antara. lain : BAB III IMPLEMENTASI PPH FINAL ATAS WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU BERDASARKAN PP 46 TAHUN 2013 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEMARANG TIMUR 3.1 Tinjauan Umum Pajak Penghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pencapaian pembangunan nasional yang berkesinambungan dan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka perlu diperhatikan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 2 September 2013 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN

Lebih terperinci

Ini adalah halaman utama e-filing, setelah Anda melakukan login. Klik e-filing di sebelah kanan atas layar.

Ini adalah halaman utama e-filing, setelah Anda melakukan login. Klik e-filing di sebelah kanan atas layar. Ini adalah halaman utama e-filing, setelah Anda melakukan login. Klik e-filing di sebelah kanan atas layar. Anda akan dibawa ke layar berikut ini. Klik Buat SPT. Formulir 1770S/SS Isilah semua pertanyaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak Penghasilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Armada Laju Mas, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa kurir kargo dan logistik di Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dan sejahtera. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. maju dan sejahtera. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang secara terus menerus melakukan pembangunan untuk dapat menjadi negara yang maju dan sejahtera. Dalam rangka

Lebih terperinci

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: 02Fakultas EKONOMI NPWP dan PKP Pertemuan 2 Perpajakan I Program Studi AKUNTANSI Daftar Isi NPWP Tata Cara Pendaftaran NPWP melalui e-registration Cara Pindah KPP Penghapusan NPWP Pengusaha Kena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber utama dana penerimaan dalam negeri. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan pembangunan. Sebagian besar sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisa Pelaksanaan Pemotongan / Pemungutan PPh Pasal 23 PT DEF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisa Pelaksanaan Pemotongan / Pemungutan PPh Pasal 23 PT DEF BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Pelaksanaan Pemotongan / Pemungutan PPh Pasal 23 PT DEF Selama Tahun 2016 PT.DEF merupakan anak perusahaan yang bergerak dalam bidang Garmen dan bukan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENCATATAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN (PPh 21) PADA UMKM DI WILAYAH BEKASI

ANALISIS PENCATATAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN (PPh 21) PADA UMKM DI WILAYAH BEKASI ANALISIS PENCATATAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN (PPh 21) PADA UMKM DI WILAYAH BEKASI Anna Maria Afriyani Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2009 Abstrak Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila, yang tidak hanya mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terlihat bahwa salah satu sumber penerimaan negara adalah bersumber dari sektor

Lebih terperinci

BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018

BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018 KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018 BENDAHARA PENGELUARAN Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat adanya dua fungsi yang melekat pada pajak (budgetair dan

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat adanya dua fungsi yang melekat pada pajak (budgetair dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pajak dipandang sebagai bagian terpenting dalam penerimaan negara. Mengingat adanya dua fungsi yang melekat pada pajak (budgetair dan regulerend), maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki

Lebih terperinci

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu: PERPAJAKAN ORGANISASI NIRLABA Tri Purwanto Pengantar Pajak Organisasi Nirlaba UU No 28 Th 2007 ttg KUP Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. maupun spiritual, maka perlu diperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah

1 BAB I PENDAHULUAN. maupun spiritual, maka perlu diperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pencapaian pembangunan nasional yang berkesinambungan dan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun

Lebih terperinci

AMNESTI PAJAK A. Pengertian Umum

AMNESTI PAJAK A. Pengertian Umum AMNESTI PAJAK A. Pengertian Umum 1. Apakah yang dimaksud dengan amnesti pajak? Penghapusan pajak yang seharusnya terutang,tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1993 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PER-14/PJ/2013. Teguh Andri Wahyono

PER-14/PJ/2013. Teguh Andri Wahyono PER-14/PJ/2013 Teguh Andri Wahyono SPT 1721 - PER-32/PJ/2009 1721 Induk 1721 Induk 1721 I 1721 I 1721 II (Daftar Perubahan Peg awai Tetap) Tidak ada / Hapus 1721-T (Daftar Pegawai Tetap/Penerima Pensiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang besar di sektor ini. Selain itu, tentu saja karena kontribusi yang besar

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang besar di sektor ini. Selain itu, tentu saja karena kontribusi yang besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap perekonomian Indonesia belakangan jadi menarik dan ramai diperbincangkan mengingat jumlah lapangan kerja yang besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam melanjutkan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Modul ke: 14Fakultas Janfry Ekonomi & Bisnis Perekonomian Indonesia Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sihite Program Studi Manajemen Tujuan Sesuai rapem UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu penerimaan Negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu penerimaan Negara yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu penerimaan Negara yang digunakan untuk melakukan pembangunan Negara.Selain itu, pajak juga digunakan untuk melakukan pendanaan di beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitan ini menggunakan beberapa sumber dari penelitian terdahulu sebagai dasar penelitiannya, penelitian-penelitian yang terdahulu adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN E-COMMERCE

PERKEMBANGAN E-COMMERCE PERKEMBANGAN E-COMMERCE 2011 2015 236 juta jiwa Populasi Penduduk 248 juta jiwa 105 % 55 juta jiwa Penetrasi Internet 139 juta jiwa 252 % $ 0,9 Milyar e-commerce Market $10 Milyar 1111 % Pengertian e-commerce

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun 2015 PT. Semar Jaya Indah salah satu klien Badan Usaha Kantor Konsultan Pajak Darriono Prajetno. PT. Semar Jaya Indah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan bagi negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan bagi negara dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan bagi negara dalam menjalankan peran pemerintahan. Pajak menjadi pemegang andil terbesar dalam pembangunan di seluruh

Lebih terperinci

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.202, 2017 KEUANGAN. PPH. Penghasilan. Diperlakukan. Dianggap. Harta Bersih. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6120) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

FAQ PROGRAM AMNESTI PAJAK

FAQ PROGRAM AMNESTI PAJAK FAQ PROGRAM AMNESTI PAJAK Umum 1. Apakah Amnesti Pajak itu? Amnesti Pajak adalah program pengampunan yang diberikan kepada Wajib Pajak meliputi penghapusan pajak terutang, penghapusan sanksi administrasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-5/PJ/2011 TENTANG : TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN ATAS PERMOHONAN

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-5/PJ/2011 TENTANG : TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN ATAS PERMOHONAN LAMPIRAN I Nomor :...(1)...,...(2) Lampiran :...(3) Hal : Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan Yang Seharusnya Tidak Terutang Yth. Direktur Jenderal Pajak u.p. Pelayanan Pajak......

Lebih terperinci

Bagi semua Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memiliki Sertifikat Elektronik, perlu diperhatikan bahwa

Bagi semua Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memiliki Sertifikat Elektronik, perlu diperhatikan bahwa Edisi No. 2, Februari 2017 SERTIFIKAT ELEKTRONIK PAJAK Tata Cara Pemberian Dan Pencabutan Sertifikat Elektronik Oleh: Tim Konsultan Pajak Russell Bedford SBR Bagi semua Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis atas perhitungan pajak terhutang beserta sanksi atau denda yang dikenakan terhadap Wajib

Lebih terperinci

Pertanyaan yang Sering Diajukan - Bahasa Pembayaran Penerimaan Negara melalui Citibank Online V08 29 November 2016

Pertanyaan yang Sering Diajukan - Bahasa Pembayaran Penerimaan Negara melalui Citibank Online V08 29 November 2016 Pertanyaan yang Sering Diajukan - Bahasa Pembayaran Penerimaan Negara melalui Citibank Online V08 29 November 2016 1. Tanya: Apakah yang dimaksud dengan layanan pembayaran Penerimaan Negara? Jawab: Layanan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH. Lampiran 1 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE- 26 /PJ.4/1998 Tanggal : 13 Agustus 1998 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH. Nomor : Sifat : Biasa

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 37/PJ/2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 37/PJ/2013 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 37/PJ/2013 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO

Lebih terperinci

MEY N.NAWAITU 1, ZULKIFLI BOOKIU 2, USMAN 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

MEY N.NAWAITU 1, ZULKIFLI BOOKIU 2, USMAN 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo 1 2 PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN

Lebih terperinci

1. Pembayaran dalam tahun berjalan: a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain c. Pembayaran PPh yang bersifat

1. Pembayaran dalam tahun berjalan: a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain c. Pembayaran PPh yang bersifat BAYAR 1. Pembayaran dalam tahun berjalan: a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain c. Pembayaran PPh yang bersifat final 2. Pembayaran pada akhir tahun pajak (PPh Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan pajak. Akan tetapi, data menunjukkan bahwa sebagian besar penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan pajak. Akan tetapi, data menunjukkan bahwa sebagian besar penerimaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia didominasi oleh kegiatan usaha yang berbasis pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dominasi ini seharusnya juga tercermin pada penerimaan

Lebih terperinci

PJ.091/PPh/S/009/

PJ.091/PPh/S/009/ PJ.091/PPh/S/009/2017 00 1 2 3 KOMPOSISI HARTA 4.881 TRILIUN Deklarasi DN Deklarasi LN Repatriasi 4 JUMLAH PESERTA DAN SPH 972.530 WP 1.029.190 SPH OP Non UMKM OP UMKM Badan Non UMKM Badan UMKM 5 MASIH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah KPP Pratama Kebumen Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kebumen bermula dari Kantor Dinas Luar Tingkat I yang merupakan cabang

Lebih terperinci

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA PERATURAN PEMERINTAH NO. 46 TAHUN 2013 DI UMKM ONYX TULUNGAGUNG RINGKASAN SKRIPSI

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA PERATURAN PEMERINTAH NO. 46 TAHUN 2013 DI UMKM ONYX TULUNGAGUNG RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA PERATURAN PEMERINTAH NO. 46 TAHUN 2013 DI UMKM ONYX TULUNGAGUNG RINGKASAN SKRIPSI OLEH OKY OCKTAVIANI NIM : 11520036 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yang terdaftar di KPP Pratama Medan Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yang terdaftar di KPP Pratama Medan Barat. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menengah (UMKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Menengah (UMKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peran penting, karena sebagian

Lebih terperinci

Ketika pemerintah akan melaksanakan pembangunan tentu

Ketika pemerintah akan melaksanakan pembangunan tentu Daftar Isi Kata Pengantar Pengantar... 2 Apa Sensus Pajak Nasional (SPN) itu?... 3 Mengapa SPN Perlu Dilakukan? Apa Manfaat SPN? Siapa Sasaran SPN? Bagaimana Pelaksanaan SPN?... 4 Dokumen Apa Saja yang

Lebih terperinci

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/PMK.03/2018

I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/PMK.03/2018 I. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/PMK.03/2018 Pada tanggal 12 April 2018 telah dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/PMK.03/2018 tentang Tata Cara Pengembalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki bermacam-macam ketentuan pajak untuk para

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia memiliki bermacam-macam ketentuan pajak untuk para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki bermacam-macam ketentuan pajak untuk para wirausahawan yang ada di Indonesia. Menurut Hendrati dan Muchson (2010), wirausahawan adalah

Lebih terperinci

Saat menerima. Penghasilan

Saat menerima. Penghasilan Seniman ASPEK PAJAK Rp 1 Saat menerima Penghasilan maka akan dipotong PPh Pasal 21 (Seniman) (50% x Penghasilan Bruto) x Tarif Pasal 17 PPh Pasal 23 (Honor/Royalti Penulis) 15% x Penghasilan Bruto Jika

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 165/PMK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 118/PMK

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 165/PMK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 118/PMK FREQUENTLY ASKED QUESTIONS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 165/PMK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang

BAB IV PEMBAHASAN. Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Bapak Aji merupakan wajib pajak orang pribadi yang sesuai dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang

Lebih terperinci

NPWP dan Pengukuhan PKP

NPWP dan Pengukuhan PKP NPWP dan Pengukuhan PKP NPWP dan NPPKP Pengusaha Wajib Pajak Bukan Pengusaha NPWP dan NPPKP NPWP Siapakan yang Wajib Mendaftarkan diri untuk Memperoleh NPWP? Orang Pribadi Menjalankan Usaha dan Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah Iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (Wajib Pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin

Lebih terperinci

https://djponline.pajak.go.id/account/login

https://djponline.pajak.go.id/account/login https://djponline.pajak.go.id/account/login 1. Bagi yang sudah mendaftar dapat langsung login, dengan cara menginputkan NPWP dan passwordnya yaitu yang anda isikan pada waktu pendaftaran. 2. Bagi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia. Penerimaan negara Indonesia berasal dari penerimaan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia. Penerimaan negara Indonesia berasal dari penerimaan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki sumber penerimaan sendiri begitu juga dengan negara Indonesia. Penerimaan negara Indonesia berasal dari penerimaan dari pajak, penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pemerintah terus berusaha melakukan kegiatan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pemerintah terus berusaha melakukan kegiatan pembangunan nasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu Negara dapat dikatakan mandiri jika membiayai pembangunannya sendiri. Dalam hal ini pemerintah lah yang berperan untuk menghimpun pemasukan Negara. Pemerintah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI STIE Bisma Lepisi Jl. Ks. Tubun No. 11 Tangerang 15112 Telp.:(021) 558 9161-62. Fax.:(021) 558 9163 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI Kode Mata Kuliah : EKA7450 Nama Mata Kuliah :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pajak 2.1.1.1. Definisi Pajak Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan tax ratio secara bertahap dengan memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan ekonomi dunia. Peningkatan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan semua hak perpajakannya.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-02/PJ/2015 TENTANG PENEGASAN ATAS PELAKSANAAN PASAL 31E AYAT (1) UNDANG- UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

LAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET

LAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET LAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET Amin Isnanto Penerbit: CV. Gunung Perahu Banjarnegara 2014 *landscape lebih baik LAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET Amin Isnanto Penerbit: CV. Gunung Perahu

Lebih terperinci

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot STIE Widya Praja Tanah Grogot Tanggal Penerbitan 25 April 2016 Pertemuan SURAT SETORAN PAJAK Wajib Pajak dapat membayar pajak yang terutang dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1. Dengan menggunakan Surat Setoran

Lebih terperinci

KEWAJIBAN PERPAJAKAN ATAS PENGGUNAAN DANA HIBAH PENELITIAN KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2018

KEWAJIBAN PERPAJAKAN ATAS PENGGUNAAN DANA HIBAH PENELITIAN KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2018 KEWAJIBAN PERPAJAKAN ATAS PENGGUNAAN DANA HIBAH PENELITIAN KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2018 KEWAJIBAN PAJAK ATAS DANA HIBAH PENELITIAN Walau telah berbasis keluaran, namun kewajiban perpajakan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang berdasarkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang berdasarkan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang berdasarkan Undang- Undang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, yaitu sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, yaitu sektor internal maupun eksternal. Sebagai contoh dari sektor internal yaitu pajak dan pinajaman luar negeri

Lebih terperinci