Akta Kimindo Vol. 1 No. 2 April 2006: 55 66

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Akta Kimindo Vol. 1 No. 2 April 2006: 55 66"

Transkripsi

1 Akta Kimindo Vol. 1 o. 2 April 2006: AKTA KIMIA IDESIA akekat Perkembangan Kimia rganik Bahan Alam Dari Tradisional Ke Moderen Dan Contoh Terkait Dengan Tumbuhan Lauraceae, Moraceae Dan Dipterocarpaceae Indonesia Sjamsul Arifin Achmad **, Euis olisotan akim, Lia Dewi Juliawaty, Lukman Makmur, dan Yana Maolana Syah Kelompok Penelitian Kimia rganik Bahan Alam, Departemen Kimia, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganeca 10, Bandung ABSTRAK Secara tradisional kimia bahan alam berhubungan dengan isolasi, penentuan struktur, dan sintesis senyawa-senyawa organik yang berasal dari sumber alam hayati. amun, isolasi, penentuan struktur, dan sintesis bukanlah akhir kegiatan kimia bahan alam. Dengan berkembangnya teknik-teknik spektroskopi maka, saat ini, penentuan struktur senyawa-senyawa alam bioaktif merupakan titik awal semata. Penjelasan tentang interaksi antara molekul substrat yang kecil dengan reseptor biopolimer pada tingkat molekuler adalah langkah-langkah berikutnya Contoh mengenai perkembangan kimia bahan alam akan dikemukakan, termasuk penelitian kami yang berhubungan dengan tumbuhan tropika famili Lauraceae, Moraceae, dan Dipterocarpaceae yang endemik Indonesia. ABSTRACT Traditionally natural product chemistry is very much related to isolation, structure determination and synthesis of organic compounds derived from natural resources. owever, isolation, structure elucidation and synthesis are not the only and ultimate objective of research in natural products. n the contrary, with the rapid development of spectroscopic techniques, the problem of structure elucidation of bioactive natural products is necessarily the starting point, in order to get access to subsequent knowledge of chemical biology. Thus, currently, understanding of fundamental chemical interactions between small subtrate molecule with biopolymeric receptor at molecular level have actually become key issue in the development of natural products research in the future. A very brief comments on the development of natural product chemistry, including a general review of our current works on tropical plants, Lauraceae, Moraceae and Dipterocarpaceae endemic to Indonesia will be presented. PEDAULUA Umat manusia dalam kehidupannya dikelilingi oleh bahan-bahan organik alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. leh karena itu, munculnya peradaban di muka bumi ini banyak sekali ditentukan oleh bahan-bahan alam hayati yang digunakan oleh umat manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup, seperti pangan, sandang, papan, energi, wangi-wangian, zat warna, insektisida, herbisida, dan obat-obatan. Sumber alam hayati telah digunakan sejak lama antara lain untuk obat-obatan dalam menyembuhkan berbagai penyakit. * Makalah ini disajikan pada Seminar asional Kimia VII, di Surabaya 9 Agustus 2005 ** Corresponding author sjamsul@indo.net.id egara-negara Cina, Mesir, India, dan Yunani sangat kaya akan pengetahuan obat-obatan yang berasal dari sumber alam hayati. Dua abad sebelum Masehi, sekitar 400 jenis tumbuhan telah digunakan di negara Cina sebagai bahan obat tradisional, dan jumlah ini meningkat menjadi lebih dari 5000 tumbuhan pada waktu ini. Misalnya, tumbuhan kina Cinchona officinalis dan Artemisia annua adalah dua tumbuhan obat tradisioanal yang digunakan untuk pengobatan malaria. Contoh lainnya ialah ganja Cannabis sativa, yang digunakan untuk menumbuhkan rasa nyaman, dan opium dari Papaver somniferum sebagai narkotik. Kimia ITS KI Jatim 55

2 Achmad, dkk.-akekat Perkembangan Kimia rganik Bahan Alam Dari Tradisional Ke Moderen Dan Contoh Terkait Dengan Tumbuhan Lauraceae, Moraceae Dan Dipterocarpaceae Indonesia Landasan Pertumbuhan Kimia rganik Bahan Alam Sepanjang abad ke-19 tumbuhan obat banyak menarik perhatian para ilmuwan. Penyelidikan kimia menunjukkan bahwa efek farmakologis empat tumbuhan tersebut di atas antara lain disebabkan oleh senyawa-senyawa kimia yang dikandungnya, masing-masing senyawa kuinin (1), artemisinin (2), tetrahidrokanabinol (3), dan morfin (4). Pada abad ke-19, banyak senyawa bahan alam lainnya berhasil diisolasi, seperti striknin (5) dari spesies Strychnos dan atropin (6) dari Atropa belladonna. amun, struktur molekul senyawa-senyawa tersebut di atas baru ketahui satu abad kemudian. C 3 C 3 Kuinin (1) Artemisinin (2) Tetrahidrokanabinol (3) C 3 C 3 Morfin (4) Striknin (5) Atropin (6) C - - C - C - Ph C 2 Periode Awal Kimia rganik Bahan Alam Salah satu awal keberhasilan kimia organik bahan alam dicontohkan oleh penemuan asam salisilat (7) yang bersifat analgesik (menghilangkan rasa nyeri) dari tumbuhan Gaultheria procumbens, diikuti oleh sintesis senyawa ini dengan cara yang sederhana dan murah, kemudian produksi asam asetil salisilat atau aspirin (8) secara komersial pada tahun Pada tahun 1974, delapan puluh tahun kemudian, diketahui bahwa efek anti-inflamasi aspirin (8) disebabkan oleh aktivitas menghambat biosintesis prostaglandin. ingga kini aspirin (8) masih tetap merupakan salah satu obat yang populer. a + = C= R C atrium fenolat R= : Asam salisilat (7) R=-CC3 : Aspirin (8) Contoh berikutnya ialah penyelidikan tumbuhan Rauwolfia serpentina yang secara tradisional telah digunakan di India untuk pengobatan hipertensi. Penyelidikan ilmiah farmakologi memang menunjukkan bahwa R, serpentina mempunyai efek hipotensif, dan. penemuan ini mendorong ditemukannya sejumlah alkaloid, seperti reserpin (9) dan ajmalisin (10) dari tumbuhan ini. Ternyata, reserpin (9) adalah senyawa kimia biodinamik utama yang bersifat hipotensif yang dihasilkan oleh Rauwolfia C 3 C 3 C 3 C C 3 C 3 C 3 C C 3 Reserpin (9) Ajmalisin (10) 56 Kimia ITS KI Jatim

3 Akta Kimindo Vol. 1 o. 2 April 2006: Isolasi dan penentuan struktur senyawa bahan alam, pada hakekatnya, menindak lanjuti dan mengembangkan pengetahuan tentang penggunaan tumbuh-tumbuhan dalam pengobatan tradisional. Awalnya, penetapan struktur molekul didasarkan pada degradasi molekul, dilandasi oleh logika yang sangat elegant, walaupun seringkali sangat rumit dan menyita waktu. Misalnya, penentuan struktur beberapa senyawa monoterpen dari minyak atsiri, diikui oleh diwujudkannya aturan isopren oleh tto Wallach, yang memenangkan adiah obel pada tahun Akan tetapi, pendekatan ini mempunyai keterbatasan berhadapan dengan banyaknya senyawa bahan alam yang sangat penting dan potensial, namun mempunyai struktur yang sangat rumit dan terdapat dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga potensi ini sukar untuk dikembangkan. Periode Moderen Kimia Bahan Alam Pada periode berikutnya ini, perkembangan kimia bahan alam didukung oleh penemuan teknikteknik pemisahan kromatografi kolom, lapis tipis preparatif, ekstraksi arus-balik, dan PLC, dan cara-cara spektroskopi UV, IR, RD, 1 MR, 13 C MR, spektroskopi massa, dan analisis sinar-x. Menggunakan teknik-teknik ini arsitektur molekul, struktur, stereokimia, dan konformasi molekul yang rumit sekalipun dapat ditetapkan, sementara itu dapat menghemat waktu dan bahan kimia, berbeda dengan cara degradasi. Perkembangan ini menghasilkan banyak senyawa bahan alam baru yang unik dari tumbuhan tingkat tinggi dan mikroorganisme. Pada waktu yang bersamaan, banyak pula dihasilkan senyawa sintetik baru, yang analog dengan senyawa bahan alam, misalnya podofilotoksin (11), vinblastin (12), vinkristin (13), dan taksol (14) yang bersifat antikanker, insektisida azadirakhtin (15), dan pemanis steviosida (16). Pada periode kimia bahan alam tumbuh secara dramatis, dipicu oleh kualitas dan kecanggihan sintesis bahan alam yang tinggi, berkat adanya konsep-konsep merancang sintesis, penggunaan cara-cara kimia, bentuk reaksi, dan reagen baru, dan perkembangan cara-cara analisis, pemisahan, dan penentuan struktur molekul. Kimia Bahan Alam Masa Kini dan Masa Depan Didorong oleh pertumbuhan dalam bidang spektroskopi dan teknik-teknik pemisahan kromatografi, maka penentuan struktur secara berangsur terfokus ke senyawa-senyawa bahan alam biomakromolekul yang berjumlah submikrogram. Disamping itu, kemajuan dalam komputerisasi analisis kristalografi sinar-x membuka pula peluang penentuan struktur senyawa-senyawa yang berukuran besar maupun kecil, yang berwujud kristal. Perkembangan ini membuka peluang untuk mencurahkan lebih banyak perhatian kepada mekanisme dan aspek struktural dari interaksi ligan-reseptor biopolimer yang dilandasi oleh struktur molekul yang lebih jelas. C 2 C 3 C 3 C 3 C 3 C 3 R C 2 C 3 CC 3 Podofilotoksin (11) R=C3 : Vinblastin (12) R=C : Vinkristin (13) C 3 C 3 C C 3 CC 3 Bz Ac C 3 C C 3 C Taksol (14) Azadirakhtin (15) Kimia ITS KI Jatim 57

4 Achmad, dkk.-akekat Perkembangan Kimia rganik Bahan Alam Dari Tradisional Ke Moderen Dan Contoh Terkait Dengan Tumbuhan Lauraceae, Moraceae Dan Dipterocarpaceae Indonesia - Gluk - gluk C - gl uk Steviosida (16) Kimia Bahan Alam Tumbuh-Tumbuhan Tropika Indonesia Dari beberapa contoh di atas dapat dianut suatu prinsip bahwa setiap spesies sumber alam hayati mempunyai nilai-nilai kimiawi. Berdasarkan hal ini, sumber alam hayati tropika Indonesia yang sangat beraneka ragam dapat dipandang sebagai sistem kimiawi yang memproduksi beraneka ragam senyawa kimia, yang tidak tersedia dengan cara lain. leh karena itu, kimia bahan alam merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat strategis dalam menunjang pembangunan nasional. Selanjutnya, akan dikemukakan suatu perspektif kimia bahan alam yang kini dikembangkan di laboratorium kami, untuk memberdayakan keanekaragaman hayati Indonesia serta mendukung bioindustri, agroindustri, dan industri lainnya. Penelitian kimia terhadap sejumlah tumbuhan yang termasuk famili Lauraceae, Moraceae, dan Dipterocarpaceae telah dilakukan di laboratorium kami. Beberapa Senyawa Seskuiterpen dari Famili Lauraceae Lauraceae, suatu famili tumbuhan yang besar, terdiri dari 31 genera dan lebih dari 3000 spesies, adalah tumbuhan tropika yang tersebar di seluruh kepulauan usantara. Litsea dan Cryptocarya adalah dua genus utama famili Lauraceae, masing-masing terdiri dari 318 dan 478 spesies, beberapa spesies diantaranya merupakan tumbuhan obat yang digunakan untuk berbagai penyakit. Penyelidikan secara rinci terhadap lebih dari 20 spesies Lauraceae telah dilakukan untuk pertama kalinya di laboratorium kami. Sebagai contoh, dari ekstrak heksan kulit batang Litsea amara Bl., yang dikumpulkan dari Kebon Raya Cibodas, Jawa Barat, telah ditemukan suatu senyawa seskuiterpen baru turunan sekoishwaran yang diberi nama trivial indonesiol (17) (Achmad, 1992a). Begitu pula, dari kulit batang Cryptocarya densiflora Bl. ditemukan dua senyawa seskuiterpen baru turunan germakran, yang masing-masing diberi nama linderan (18) dan pseudolinderadine (19), bersama-sama dengan suatu seskuiterpen yang sudah dikenal, yaitu zeilanidin (20) (Achmad,1992b). Dari Litsea cassiaefolia ditemukan pula suatu senyawa seskuiterpen baru turunan germakran yang diberi nama litseakasifolid (21) dan suatu senyawa seskuiterpen jenis guaian yang sudah dikenal yaitu isokurkumol (22) (akim, 1993) Selanjutnya, dari Litsea excelsa ditemukan pula suatu senyawa seskuiterpen baru turunan eremofilan yang diberi nama 8-hidroksikusunol (23) (akim, 1994), sedangkan, dari eolitsea cassiaefolia ditemukan dua senyawa seskuiterpen turunan eleman, masing-masing asam isofiserat (24) dan asam fiserilaktonat (25) (Makmur, 1995). Indonesiol (17) CC 3 C Linderan (18) Pseudolinderadin (19) Zeilanidin (20) 58 Kimia ITS KI Jatim

5 Akta Kimindo Vol. 1 o. 2 April 2006: Litseakasifolid (21) Isokurkumol (22) 8-idroksikusunol (23) C C 2 2 Asam isofiserat (24) Asam fiserilaktonat (25) Beberapa Senyawa Fenol dari Famili Moraceae Penelitian terhadap sejumlah tumbuhan yang termasuk famili Moraceae telah dilakukan pula di laboratorium kami (Achmad, 2002, 2004, 2005; akim, 2002a, 2005). Artocarpus, yang merupakan salah satu genus utama Moraceae dan dikenal dengan nama nangka-nangkaan, digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti tifus, malaria, disentri, diare, dan sebagai afrodisiak, sedangkan buah yang masih segar dimakan (eyne, 1987; Perry, 1980). Dari segi kimia, tumbuh-tumbuhan Artocarpus dicirikan oleh senyawa turunan 3-prenilflavon yang hanya ditemukan pada tumbuh-tumbuhan yang termasuk jenis ini, dan memperlihatkan berbagai aktivitas biologi, seperti antiinflamasi, antihipertensi, dan antitumor (Venkataraman, 1972; omura, 1998). Lebih dari 20 spesies Artocarpus telah diselidiki di laboratorium kami. Sebagai contoh, dari berbagai jaringan tumbuhan Artocarpus champeden Spreng. telah ditemukan antara lain suatu senyawa baru turunan piranoflanon yang diberi nama artoindonesianin (26) (Achmad, 1996), bersamasama dengan senyawa baru lainnya turunan furanodihidrobenzosanton yang diberi nama artoindonesianin A (27), dan turunan oksepinoflavon yang diberi nama artoindonesianin B (28) (akim, 1999). Artoindonesianin (26) 3 C Artoindonesianin A (27) Artoindonesianin B (28) Disamping itu, dari A. champeden ditemukan pula dua senyawa baru masing-masing turunan flavanon dan furanodihidrobenzosanton yang diberi nama artoindonesianin E (29) (akim, 2001), dan artoindonesianin M (30) (Syah, 2002a), bersama-sama dengan senyawa baru turunan 3-prenilflavon yang diberi nama artoindonesianin Q (31) dan artoindonesianin R (32), serta turunan dihidrobenzosanton yang diberi nama artoindonesianin S (33) dan artoindonesianin T (34) (Syah, 2002b). Kimia ITS KI Jatim 59

6 Achmad, dkk.-akekat Perkembangan Kimia rganik Bahan Alam Dari Tradisional Ke Moderen Dan Contoh Terkait Dengan Tumbuhan Lauraceae, Moraceae Dan Dipterocarpaceae Indonesia 3 C C 3 C 3 3 C C 3 Artoindonesianin E (29) Artoindonesianin M (30) C 3 3 C C 3 3 C Artoindonesianin Q (31) Artoindonesianin R (32) C 3 C 3 3 C Artoindonesianin S (33) Artoindonesianin T (34) Dari penyelidikan terhadap tumbuhan Artocarpus bracteata ook. ditemukan suatu senyawa baru turunan calkon, yang diberi nama artoindonesianin J (35) (Ersam, 2002),sedangkan dari Artocarpus maingajii diperoleh pula suatu senyawa baru turunan piranoflavon yang diberi nama artoindonesianin D (36) (akim, 2000). Artoindonesianin J (35) Artoindonesianin D (36) Selanjutnya, dari Artocarpus scortechinii diisolasi suatu senyawa baru turunan santon yang diberi nama artoindonesianin C (37) (Makmur, 2000). Tambahan lagi, dari tumbuhan Artocarpus rotundus ditemukan pula suatu senyawa baru turunan 3-prenilflavon yang diberi nama artoindonesian L (38) (Suhartati, 2001). C 2 C 3 Artoindonesianin C (37) Artoindonesianin L (38) Kemudian, dari Artocarpus lanceifolius diperoleh pula suatu senyawa baru turunan furanodihidrobenzosanton yang diberi nama artoindonesianin P (39) (akim, 2002b). Artoindonesianin P (39) 60 Kimia ITS KI Jatim

7 Akta Kimindo Vol. 1 o. 2 April 2006: Dari segi biogenesis, berbagai jenis senyawa turunan 3-prenilflavon yang ditemukan dari beberapa spesies Artocarpus seperti diutarakan di atas dapat diungkapkan seperti tercantum dalam Bagan 1 berikut : C 2 C 3 Artoindonesianin A (27) Artoindonesianin C (37) C 3 C 3 Artoindonesianin B (28) Artoindonesianin T (34) Artoindonesianin (26) 3 C C 3 3 C C 3 C 3 Artoindonesianin E (29) Artoindonesianin R (32) Artoindonesianin J (35) Bagan 1. ubungan biogenesis yang disarankan untuk jenis-jenis senyawa turunan 3-prenilflavonoid dari spesies Artocarpus. Pada kesempatan ini perlu pula dikemukakan beberapa hasil penelitian kami yang merupakan penelitian pertama terhadap tumbuhan langka Indonesia Morus macroura atau dikenal dengan nama andalas. Tumbuhan ini, yang termasuk famili Moraceae, berkerabat dengan tumbuhan murbei Morus alba yang merupakan pakan ulat sutera. Dari M. macroura telah ditemukan sejumlah senyawa fenol yang sangat menarik. Misalnya, dua senyawa baru dimer stilbenoid yang diberi nama andalasin A (40) (Syah, 2000) dan andalasin B (41) (Syah, 2004) telah ditemukan dari tumbuhan ini. Bersamaan dengan itu, ditemukan pula sejumlah senyawa jenis adduct Diels-Alder, yang dicontohkan oleh kuwanon X (42) dan mulberofuran K (43) (akim, 2005). Kimia ITS KI Jatim 61

8 Achmad, dkk.-akekat Perkembangan Kimia rganik Bahan Alam Dari Tradisional Ke Moderen Dan Contoh Terkait Dengan Tumbuhan Lauraceae, Moraceae Dan Dipterocarpaceae Indonesia Andalasin A (40) Andalasin B (41) Kuwanon X (42) Mulberofuran K (43) Kemudian, menggunakan sistem kultur jaringan M. macroua yang dikembangkan di laboratorium kami, diperoleh pula sejumlah senyawa jenis Dies-Alder. Misalnya, dari kultur akar M. macroura dapat diproduksi senyawasenyawa adduct Diels-Alder, yang dicontohkan oleh kuwanol E (44) dan kuwanon R (45) (akim, 2005). Kuwanol E (44) Kuwanon R (45) Beberapa Senyawa Polifenol dari Famili Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae adalah suatu famili tumbuhan yang relatif besar yang terdistribusi di daerah tropika Asia, Afrika, dan Amerika. Kelompok tumbuhan ini memiliki sekitar 16 genus dan 600 spesies, termasuk empat genus utama, yakni Shorea, opea, Dipterocarpus, dan Vatica. utan tropika Indonesia memiliki sedikitnya sembilan genus Dipterocarpaceae. Shorea misalnya, yang merupakan genus terbesar dan terdiri dari sekitar 150 spesies, bersamasama dengan Dipterocarpus yang terdiri dari 70 spesies, hanya terdapat di wilayah Malesia, sebagian besar di antaranya tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Maluku. Di Indonesia, kelompok tumbuhan Dipterocarpaceae, yang dikenal dengan nama meranti, keruwing, damar, dan tengkawang, mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, dan merupakan komoditi ekspor yang penting berupa kayu bangunan atau plywood. Dipterocarpaceae adalah sumber senyawa-senyawa kimia polifenol yang memperlihatkan berbagai bioaktivitas, seperti kemopreventif untuk kanker, antifungal, sitotoksik terhadap sel tumor manusia, hepatoprotektif, antiinflamasi, antibakterial, antifungal, dan anti-iv. Lebih dari 20 spesies Dipterocarpaceae telah diselidiki pula di laboratorium kam (Atun, 2004; Tukiran, 2005). Sebagai contoh, dari spesies Shorea seminis V.Sl. telah berhasil ditemukan suatu senyawa baru glukosida dimer stilbenoid yang diberi nama diptoindonesin A (46), bersama-sama dengan oligostilbenoid lainnya, resveratrol 12-C-glukopiranosida (47), (-)-ampelopsin A (48), laevifonol (49), (-)-α-viniferin (50), dan (-)-hopeafenol (51) (Aminah, 2002). 62 Kimia ITS KI Jatim

9 Akta Kimindo Vol. 1 o. 2 April 2006: Gluk. Gluc. Diptoindonesin A (46) Resveratrol 12-C-glukopiranosida (47) (-)-Ampelopsin A (48) Laevifonol (49) (-)-α-viniferin (50) (-) opeafenol (51) Begitu pula, dari Dryobalanops oblongifolia telah ditemukan dua senyawa baru trimer stilbenoid, yang masing-masing diberi nama cis- dan trans-diptoindonesin B (52) dan (53) (Syah, 2003). A2 B1 A1 7a 8a 7b 8b B2 A2 B1 A1 7a 8a 7b 8b B2 C1 C1 C2 C2 cis-diptoindonesin B (52) trans-diptoindonesin B (53) Kimia ITS KI Jatim 63

10 Achmad, dkk.-akekat Perkembangan Kimia rganik Bahan Alam Dari Tradisional Ke Moderen Dan Contoh Terkait Dengan Tumbuhan Lauraceae, Moraceae Dan Dipterocarpaceae Indonesia Sebagian besar senyawa bahan alam yang telah ditemukan dari berbagai spesies Lauraceae, Moraceae, dan Dipterocarpaceae seperti dicontoh di atas memperlihatkan bioaktivitas yang berguna, misalnya sitoksisitas yang tinggi terhadap sel tumor P388 dan inhibisi transpor asam amino melalui membran usus ulat sutera (Parenti, 1998). Tumbuhan Transgenik Selanjutnya, dari contoh di atas terungkap pula bahwa nilai-nilai kimia dan biologi tumbuhan atau bioresource lainnya dapat ditingkatkan melalui rekayasa biologi, seperti kultur jaringan, rekayasa genetik, dan biotransformasi (akim, 2005) yang akan merupakan landasan baru perkembangan kimia bahan alam seperti tercantum dalam Bagan 2 berikut. Senyawa Baru Lainnya Rekayasa genetik Penetapan Stuktur Tumbuhan Ekstrak Tumbuhan Senyawa Murni Uji Lanjut Meningkatkan produktivitas Modifikasi Senyawa Kultur Sel Tumbuhan + Elisitor Senyawa Fitoaleksin + Prekursor Senyawa Baru Lainnya Bagan 2. Peluang pengembangan kimia bahan alam dari masa ke masa KESIMPULA Ilmu pengetahuan kimia bahan alam yang merupakan komponen utama dalam bidang kimia organik akan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan yang semakin terfokus ke pendekatan molekuler. Dalam hubungan ini, Indonesian sebagai salah satu negara megadiversity akan dapat memberikan kontribusi yang berarti, menggiring dan ikut berperan, dalam pengembangan ilmu kimia bahan alam dan teknologi terkait di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Achmad, S.A., Ghisalberti, E.L., akim, E.., Makmur, L. and Manurung, M. (1992a). "A sesquiterpene alcohol from Litsea amara Bl.", Phytochemistry, 31(6), Achmad, S.A., Azminah, Effendi, Ghisalberti, E.L.,akim, E.., Makmur, L. and White, A.. (1992b). "Structural studies of two bioactive furanosesquiterpenes from Cryptocarya densiflora (Lauraceae)", Aust. J. Chem., 45, Kimia ITS KI Jatim

11 Akta Kimindo Vol. 1 o. 2 April 2006: Achmad, S.A., akim, E.., Juliawaty, L.D., Makmur, L., Suyatno, Aimi,. and Ghisalberti, E. L. (1996). A new prenylated flavone from Artocarpus champeden, J. at. Prod., 59(9), Achmad, S.A., akim, E.., Makmur, L., Mujahidin, D., Juliawaty, L.D. and Syah, Y.M. (2002). Discovery of natural products from Indonesian tropical rainforest plants: Chemodiversity of Artocarpus (Moraceae), in Biodiversity: Biomolecular Aspects of Biodiversity and Innovative Utilization, Bilge Sener (Ed.), Kluwer Academic/Plenum Publishers, London, pp Achmad, S.A., Ghisalberti, E.L., akim, E.., Kitajima, M., Makmur, L., Mujahididn, D., Syah, Y.M. and Takayama,. (2004). Molecular Diversity and Biological Activity of atural Products from Indonesian Moraceous Plants, Journ. Chem. Soc. Pak., 26(3), Achmad, S.A., akim, E.., Juliawaty, L.D., Makmur, L., and Syah, Y.M. (2005). Indonesian Rainforest Plants Chemodiversity and Bioactivity, Malaysian J. Sci., 24, Aminah,.S., Achmad, S.A., Aimi,., Ghisalberti, E.L., akim, E.., Kitajima, M., Syah, Y.M. and Takayama,. (2002). Diptoindonesin A, a new C-glucoside of ε- viniferin from Shorea seminis (Dipterocarpaceae), Fitoterapia, 73, Atun, S., Achmad, S.A., akim, E.., Syah, Y.M., Ghisalberti, E.L., Juliawaty, L.D. and Makmur, L. (2004). ligostilbenoids from Vatica umbonata (Dipterocarpaceae), Biochem. System. Ecol. (UK), 32(11), Ersam, T., Achmad, S.A., Ghisalberti, E.L., akim, E.., Makmur, L. and Syah, Y.M. (2002). A new isoprenylated chalcone, artoindonesianin J, from the root and tree bark of Artocarpus bracteata, J. Chem. Res. (S) (UK), akim, E.., Achmad, S.A., Effendy, Ghisalberti, E.L., David C.R. ockless, D.C.R and White, A.. (1993). "Structural studies of three sesquiterpenes from Litsea spp.(lauraceae)", Aust. J. Chem., 46, akim, E.., Achmad, S.A., Buchari, dan Pramutadi, S. (1994). Ilmu kimia tumbuhan Lauraceae Indonesia: XI. Alkaloid aporfin dan oksoaporfin dari Litsea excelsa, Proceedings ITB (Indonesia), 27(3), 11. akim, E.., Fahriyati, A., Kau, M.S., Achmad, S.A., Makmur, L., Ghisalberti, E.L., omura, T. (1999). Artoindonesianin A and B, Two ew Prenylated Flavones from the Root of Artocarpus champeden, J. at. Prod., 62, akim, E.., Afrida, Eliza, Achmad, S.A., Aimi,., Kitajima, M., Makmur, L., Mujahidin, D., Syah, Y.M. and Takayama,. (2000). Artoindonesianin D a new bioactive pyranoflavone derivative and chaplasin from Artocarpus maingayii, Proceedings ITB (Indonesian), 32(1), akim, E.., Aripin, A., Achmad, S.A., Aimi,., Kitajima, M., Makmur, L., Mujahidin, D., Syah, Y.M. and Takayama,. (2001). Artoindonesianin E, a new flavanone from Artocarpus champeden, Proceedings ITB (Indonesia), 33(3), akim, E.., Makmur, L., Achmad, S.A., Aimi,., Ghisalberti, E.L., Kitajima, M., Mujahidin, D., Syah, Y.M., and Takayama,. (2002a). Recent studies on biologically actine natural products from Artocarpus species of Indonsian rainforest, in atural Product Chemistry at the Turn of the Century, Atta-ur-Rahman, M.I. Chouidhary and K.M. Khan (Eds.), Prints Arts, Karachi, p akim, E.., Asnizar, Yurnawilis, Aimi,., Kitajima, M. and Takayama,. (2002b). Artoindonesianin P, a new prenylated flavone with cytotoxic activity from Artocarpus lanceifolius, Fitoterapia, 73, akim, E.., Achmad, S.A., Aimi,., Indrayanto, G., Kitajima, M., Makmur, L., Surya, M.D., Syah, Y.M. and Takayama,. (2004). Regioselective glucosylation of oxyresveratrol by the cell suspension cultures of Solanum mammosum, J. Chem. Res., akim, E.., Juliawaty, L.D., Syah, Y.M., Achmad, S.A. (2005). Molecular Diversity of Artocarpus champeden (Moraceae): A Species Endemic to Indonesia, Molecular Diversity (USA), 9, akim, E.. (2005) (Data yang belum dipublikasikan) eyne, K. (1987). Tumbuh-tumbuhan berguna Indonesia, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta, pp Kimia ITS KI Jatim 65

12 Achmad, dkk.-akekat Perkembangan Kimia rganik Bahan Alam Dari Tradisional Ke Moderen Dan Contoh Terkait Dengan Tumbuhan Lauraceae, Moraceae Dan Dipterocarpaceae Indonesia Makmur, L., Achmad, S.A., akim, E.., Juliawaty, L.D., Kasuma, S., Santoni, A., Syah, Y.M. dan Yudi, V. (1995). Ilmu kimia tanaman Lauraceae hutan tropis Indonesia: Senyawa-senyawa alkaloid dan terpenoid tanaman eolitsea cassiaefolia (Bl.) Merr. dan Litsea firma ook (Bl.) kf. (Lauraceae), J. Mat. Sci. (Indonesia) Suplement G, Makmur, L., Syamsurizal, Tukiran, Achmad, S.A., Aimi,., akim, E.., Kitajima, M. and Takayama,. (2000). Artoindonesianin C, a new xanthone derivative from Artocarpus teysmanii, J. at. Prod., 63, omura, T., ano, Y. and Aida, M. (1998). eterocycles, 47(2), Parenti, P., Pizzigoni, A., anozet, G., akim, E.., Makmur, L., Achmad, S.A. and Giordana, B. (1998). A ew Prenylated Flavone from Artocarpus champeden Inhibits the K + -Dependent Amino Acid Transport in Bombyx Mori Midgut, Biochem. Biophys. Res. Communic. 244, Perry, L.M. (1980). Medicinal plants of east and southeast Asia, MIT Press, Cambridge, pp Suhartati, T., Achmad, S.A., Aimi,., akim, E.., Kitajima, M., Takayama,., Takeya, K. (2001). Artoindonesianin L, a new prenylated flavone with cytotoxic activity from Artocarpus rotunda, Fitoterapia, 72, Syah, Y.M., Achmad, S.A., akim, E.., Makmur, L., Mujahidin, D., Iman, M.Z.. and Ghisalberti, E.L. (2000). Andalasin A, a new stilbene dimer from Morus macroura Miq. (Moraceae), Fitoterapia, 71, Syah, Y.M., Achmad, S.A., Ghisalberti, E.L., akim, E.., Makmur, L. dan Mujahidin, D. (2002a). Artoindonesianin M, suatu flavon terprenilasi baru dari Artocarpus champeden Spreng (Moraceae), Bull. Soc. at. Prod. Chem. (Indonesia), 2(1), Syah, Y.M., Achmad, S.A., Ghisalberti, E.L., akim, E.., Makmur, L. and Mujahidin, D. (2002b). Artoindonesianins Q-T, four new isoprenylated flavones from Artocarpus champeden (Moraceae), Phytochemistry, 61, Syah, Y.M., Aminah,.S., akim, E.., Aimi,., Kitajima, M., Takayama,., and Achmad, S.A. (2003). Two oligostilbenes, cis- and trans-diptoindonesins B, from Dryobalanops oblongifolia, Phytochemistry, 63, Syah, Y.M., Achmad, S.A., Ghisalberti, E.L., akim, E.., Makmur, L. and Soekamto,.. (2004). A Stilbene Dimer, Andalasin B, from the Root Trunk of Morus macroura, J. Chem. Res. (UK), Tukiran, Sjamsul A Achmad, Euis. akim, Lukman Makmur, Kokki Sakai, Kuniyoshi Shimizu, and Yana M. Syah (2005). ligostilbenoids from Shorea balangeran, Biochem. System. Ecol. (UK), 33, Venkataraman, K. (1972). Wood phenolics in the chemotaxonomy of the Moraceae, Phytochemistry, 11, Kimia ITS KI Jatim

AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA TURUNAN FLAVONOID TERPRENILASI DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA

AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA TURUNAN FLAVONOID TERPRENILASI DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA TURUNAN FLAVONOID TERPRENILASI DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA Iqbal Musthapa, Euis H.Hakim, Lia D. Juliawaty, Yana M. Syah, Sjamsul A. Achmad. Latar

Lebih terperinci

ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG

ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG ARTOCARPUS GOMEZIANUS WALL. EXTREC. (MORACEAE) TESIS MAGISTER Oleh Unsiyah Zulfa Ulinnuha 20599062 BIDANG KIMIA ORGANIK PROGRAM MAGISTER KIMIA INSTITUT

Lebih terperinci

ABSTRAK I. PENDAHULUAN

ABSTRAK I. PENDAHULUAN Kecenderungan Pola Prenilasi Flavonoid pada Kulit Batang dan Kayu Batang Artocarpus scortechinii King. (Moraceae) Aliefman Hakim Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

ILMU KIMIA SUMBER ALAM HAYATI INDONESIA : PENELITIAN UNTUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN, ILMU PENGETAHUAN, DAN SUMBERDAYA MANUSIA * )

ILMU KIMIA SUMBER ALAM HAYATI INDONESIA : PENELITIAN UNTUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN, ILMU PENGETAHUAN, DAN SUMBERDAYA MANUSIA * ) ILMU KIMIA SUMBER ALAM AYATI INDNESIA : PENELITIAN UNTUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN, ILMU PENGETAUAN, DAN SUMBERDAYA MANUSIA * ) Sjamsul Arifin Achmad, Euis olisotan akim, Lia Dewi Juliawaty, Lukman Makmur,

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka 4 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Tinjauan Umum Famili Moraceae Moraceae adalah famili tumbuhan yang terdiri dari sekitar 60 genus, dan hampir 1400 spesies, termasuk tiga genus penting yaitu Morus, Ficus,

Lebih terperinci

PROFIL KIMIA ARTOCARPUS THE CHEMICAL PROFILE OF ARTOCARPUS

PROFIL KIMIA ARTOCARPUS THE CHEMICAL PROFILE OF ARTOCARPUS PRFIL KIMIA ARTCARPUS TE CEMICAL PRFILE F ARTCARPUS Erwin PS. Kimia F. MIPA Universitas Mulawarman Jl. Barong Tongkok No. 4 Kampus Gn. Kelua Samarinda 75123 Correspondent author: winulica@yahoo.co.id Abstract

Lebih terperinci

Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung. Orasi Guru Besar Emeritus

Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung. Orasi Guru Besar Emeritus rasi Guru Besar Emeritus Profesor Sjamsul Arifin Achmad PERGURUA TIGGI BERBASIS RISET DALAM PEMBAGUA ASIAL BERBASIS ILMU PEGETAUA Balai Pertemuan Ilmiah ITB 40 Judul: PERGURUA TIGGI BERBASIS RISET DALAM

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN POLA OKSIDASI FLAVONOID PADA KULIT BATANG DAN KAYU BATANG ARTOCARPUS SCORTECHINII KING. (MORACEAE)

KECENDERUNGAN POLA OKSIDASI FLAVONOID PADA KULIT BATANG DAN KAYU BATANG ARTOCARPUS SCORTECHINII KING. (MORACEAE) Bentuk Ikonik Bilangan Bulat Sebagai Komponen Pembelajaran Kontekstual (Ketut Sarjana) KECENDERUNGAN POLA OKSIDASI FLAVONOID PADA KULIT BATANG DAN KAYU BATANG ARTOCARPUS SCORTECHINII KING. (MORACEAE) Aliefman

Lebih terperinci

Senyawa Flavon Terprenilasi dari Kayu Akar Artocarpus elasticus (Moraceae)

Senyawa Flavon Terprenilasi dari Kayu Akar Artocarpus elasticus (Moraceae) Senyawa Flavon Terprenilasi dari Kayu Akar Artocarpus elasticus (Moraceae) SKRIPSI Betania 10504035 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 Senyawa

Lebih terperinci

Oleh : IQBAL MUSTHAPA

Oleh : IQBAL MUSTHAPA leh : IQBAL MUSTAPA Kelompok Penelitian Kimia rganik Bahan Alam Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Shorea stenoptera Burck

Lebih terperinci

Beberapa Senyawa Fenol dari Tumbuhan Morus macroura Miq.

Beberapa Senyawa Fenol dari Tumbuhan Morus macroura Miq. Jurnal Matematika dan Sains Vol. 8 No. 1, Maret 2003, hal 35 40 Beberapa Senyawa Fenol dari Tumbuhan Morus macroura Miq. Nunuk H. Soekamto 1), Sjamsul A. Achmad 1), Emilio L. Ghisalberti 2), Norio Aimi

Lebih terperinci

SRI ATUN JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA, FMIPA, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

SRI ATUN JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA, FMIPA, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 SRI ATUN JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA, FMIPA, UNIVERSITAS NEGERI YGYAKARTA 2010 Kimia rganik Bahan Alam? Makhluk idup/ rganisme (ewan; Tumbuhan, Mikrorganisme yang hidup di darat, laut, dan udara ) Proses

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L)

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) Skripsi Sarjana Kimia OLEH : FAUZI ALFON SURI 07 132 025 JURUSAN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

berdasarkan cpdna tersebut spesies Artocarpus dibedakan berdasarkan tingkat filogenetiknya. Tiga spesies penting di Indonesia (berdasarkan kelangkaan

berdasarkan cpdna tersebut spesies Artocarpus dibedakan berdasarkan tingkat filogenetiknya. Tiga spesies penting di Indonesia (berdasarkan kelangkaan Bab I Pendahuluan Artocarpus merupakan salah satu genus utama dalam famili Moraceae selain Morus dan Ficus. Genus ini tumbuh di wilayah Indonesia, Asia Selatan, Papua Nugini, dan Pasifik Selatan (Lemmens,

Lebih terperinci

Tujuan penelitian ini adalah melakukan isolasi senyawa ekstrak aseton kulit

Tujuan penelitian ini adalah melakukan isolasi senyawa ekstrak aseton kulit SUATU SENYAWA TRIMER RESVERATROL DARI KULIT BATANG Shorea platyclados Sloot (DIPTEROCARPACEAE) A TRIMER RESVERATROL COMPOUND FROM Shorea platyclados Sloot TRUNK LEATER (DIPTEROCARPACEASE) aryoto Saroyobudiyono

Lebih terperinci

ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA

ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA Oleh : Atik Sofia Wati NIM. 1310411036 Dosen Pembimbing I : Dr.Mai

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Famili Moraceae. 2.2 Tinjauan Genus Artocarpus

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Famili Moraceae. 2.2 Tinjauan Genus Artocarpus 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Famili Moraceae Famili Moraceae termasuk famili tumbuhan yang tersebar di daerah hutan tropis sampai subtropis, yaitu di Asia, Amerika, Afrika, dan Australia. Famili ini

Lebih terperinci

SENYAWA GOLONGAN 2-ARYLBENZOFURAN DAN STILBEN DARI EKSTRAK METILEN KLORIDA (CH 2 CL 2 ) DAUN Artocarpus fretessi HASSK

SENYAWA GOLONGAN 2-ARYLBENZOFURAN DAN STILBEN DARI EKSTRAK METILEN KLORIDA (CH 2 CL 2 ) DAUN Artocarpus fretessi HASSK SENYAWA GOLONGAN 2-ARYLBENZOFURAN DAN STILBEN DARI EKSTRAK METILEN KLORIDA (CH 2 CL 2 ) DAUN Artocarpus fretessi HASSK Asriani Ilyas Dosen pada Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Umum Genus Artocarpus

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Umum Genus Artocarpus 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Umum Genus Artocarpus Moraceae adalah salah satu famili tumbuhan tingkat tinggi yang relatif besar, terdiri dari 60 genus dan kurang lebih 1600 spesies (eyne, 1987). Moraceae

Lebih terperinci

Stenofilol B dan Hopeafenol, Dua Oligomer Stilbenoid dari Kayu Batang Vatica umbonata Burck (Dipterocarpaceae)

Stenofilol B dan Hopeafenol, Dua Oligomer Stilbenoid dari Kayu Batang Vatica umbonata Burck (Dipterocarpaceae) Jurnal Matematika dan Sains Vol. 8 No. 1, Maret 2003, hal 41 45 Stenofilol B dan opeafenol, Dua ligomer Stilbenoid dari Kayu Batang Vatica umbonata Burck (Dipterocarpaceae) Sri Atun 1), Sjamsul A. Achmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati. Letak Indonesia yang dilewati oleh garis katulistiwa berpengaruh langsung terhadap kekayaan

Lebih terperinci

Artelastokromen suatu diprenilpiranoflavon dan β-resorsilaldehid dari kayu batang Artocarpus lanceifolius #

Artelastokromen suatu diprenilpiranoflavon dan β-resorsilaldehid dari kayu batang Artocarpus lanceifolius # PROCEEDINGS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Artelastokromen suatu diprenilpiranoflavon dan β-resorsilaldehid dari kayu batang Artocarpus lanceifolius # Didin Mujahidin,* Sjamsul Arifin Achmad,* ƒ Yana Maolana

Lebih terperinci

Mesomeri Jurnal Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan

Mesomeri Jurnal Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan N-METIL LAUROTETANIN DAN BOLDIN, DUA SENYAWA TURUNAN ALKALOID APORFIN DARI Cryptocarya tawaensis Merr (Lauraceae) Fera Kurniadewi a, Yana M. Syah b, Lia D. Juliawaty b dan Euis H. Hakim b a Jurusan Kimia,

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Tinjauan Umum Tumbuhan Artocarpus Artocarpus atau oleh masyarakat di Indonesia dikenal sebagai tumbuhan nangkanangkaan, yang merupakan salah satu genus utama dalam famili

Lebih terperinci

Hopeaphenol, suatu Tetramer Dihidroresveratrol daritumbuhan Shorea multiflora Burck

Hopeaphenol, suatu Tetramer Dihidroresveratrol daritumbuhan Shorea multiflora Burck opeaphenol, suatu Tetramer Dihidroresveratrol daritumbuhan Shorea multiflora Burck Noviany Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Lampung Jl. Sumantri BrojonegoroNo. 1 Bandar Lampung 35145 Abstract A dihydroresveratrol

Lebih terperinci

Bergenin, Suatu Dihidroisokumarin dari Kayu dan Kulit Batang Shorea Stenoptera Burck

Bergenin, Suatu Dihidroisokumarin dari Kayu dan Kulit Batang Shorea Stenoptera Burck PRC. ITB Sains & Tek. Vol. 35 A, No. 2, 2003, 87-96 87 Bergenin, Suatu Dihidroisokumarin dari Kayu dan Kulit Batang Shorea Stenoptera Burck Euis olisotan akim*, Rudiyansyah, Iqbal Musthapa & Koichi Takeya

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.2 Kandungan Senyawa Kimia Tumbuhan Genus Artocarpus

2 Tinjauan Pustaka. 2.2 Kandungan Senyawa Kimia Tumbuhan Genus Artocarpus 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Tumbuhan Genus Artocarpus Moraceae merupakan suatu famili tumbuhan besar yang terdiri dari 60 genus dengan 1600 spesies (Hegnauer, 1969). Artocarpus merupakan salah satu

Lebih terperinci

Pemisahan dan Elusidasi Struktur Dimer Stilbenoid dari Kayu Batang Vatica umbonata Burck (Dipterocarpaceae)

Pemisahan dan Elusidasi Struktur Dimer Stilbenoid dari Kayu Batang Vatica umbonata Burck (Dipterocarpaceae) 1 Pemisahan dan Elusidasi Struktur Dimer Stilbenoid dari Kayu Batang Vatica umbonata Burck (Dipterocarpaceae) Sri Atun a, Sjamsul A. Achmad b, Euis. akim b, Yana M. Syah b, Emilio L. Ghishalberti c, Lia

Lebih terperinci

DAFTAR KEGIATAN PENELITIAN

DAFTAR KEGIATAN PENELITIAN LAMPIRAN III KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 61409/MPK/KP/99 NOMOR : 181 Tahun 1999 NOMOR : 13 Oktober 1999 PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI:

Lebih terperinci

BEBERAPA SENYAWA FLAVON TERPRENILASI DARI ARTOCARPUS FRETESSI HASSK ENDEMIK SULAWESI SELATAN

BEBERAPA SENYAWA FLAVON TERPRENILASI DARI ARTOCARPUS FRETESSI HASSK ENDEMIK SULAWESI SELATAN Marina Chimica Acta, April 2004, hal. 23-28 Vol. 5 No.1 Jurusan Kimia FMIPA, Universitas asanuddin ISSN 1411-2132 BEBERAPA SENYAWA FLAVN TERPRENILASI DARI ARTCARPUS FRETESSI ASSK ENDEMIK SULAWESI SELATAN

Lebih terperinci

KATECIN DAN AFZELECIN DARI DAUN ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG TESIS. Meri Yulvianti NIM : Program Studi Kimia

KATECIN DAN AFZELECIN DARI DAUN ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG TESIS. Meri Yulvianti NIM : Program Studi Kimia KATECIN DAN AFZELECIN DARI DAUN ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG TESIS Karya Tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh Meri Yulvianti NIM : 20505006

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemistry Vol. 1, No. 1, May 2012

UNESA Journal of Chemistry Vol. 1, No. 1, May 2012 RASIONALISASI JALUR SINTESIS LAEVIFONOL DARI trans-resveratrol DENGAN MENGGUNAKAN TEORI FUNGSIONAL KERAPATAN (DFT) THE RATIONALIZATION OF SYNTHESIS PATHWAY LAEVIFONOL From Trans- REVERATROL WITH DENSITY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur.

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks yang menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur. Usaha mengisolasi senyawa baru pada tumbuhan

Lebih terperinci

Judul Invensi (Penemuan) : EKSTRAK BAHAN AKTIF ANTIHEPATOTOKSIK DARI TUMBUHAN MERANTI (DIPTEROCARPACEAE), PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA

Judul Invensi (Penemuan) : EKSTRAK BAHAN AKTIF ANTIHEPATOTOKSIK DARI TUMBUHAN MERANTI (DIPTEROCARPACEAE), PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA 1 Judul Invensi (Penemuan) : EKSTRAK BAHAN AKTIF ANTIHEPATOTOKSIK DARI TUMBUHAN MERANTI (DIPTEROCARPACEAE), PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA Nomer Permohonan Paten atau Nomer Paten: P00200700558 Tanggal

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida Berna Elya Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok 16424,

Lebih terperinci

HOPEAPHENOL-O-GLYCOSIDE, A COMPOUND ISOLATED FROM STEM BARK Anisoptera marginata (Dipterocarpaceae)

HOPEAPHENOL-O-GLYCOSIDE, A COMPOUND ISOLATED FROM STEM BARK Anisoptera marginata (Dipterocarpaceae) 151 PEAPENL--GLYCSIDE, A CMPUND ISLATED FRM STEM BARK Anisoptera marginata (Dipterocarpaceae) opeafenol--glukosida, Senyawa asil Isolasi dari Kulit Batang Anisoptera marginata (Dipterocarpaceae) Chemistry

Lebih terperinci

SIKLOARTOBILOSANTON DARI KULIT BATANG DAN FLAVONOID DALAM BEBERAPA BAGIAN TUMBUHAN Artocarpus dadah YANG TUMBUH DI LAMPUNG

SIKLOARTOBILOSANTON DARI KULIT BATANG DAN FLAVONOID DALAM BEBERAPA BAGIAN TUMBUHAN Artocarpus dadah YANG TUMBUH DI LAMPUNG J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 2, Hal.: 82-86 ISSN 1978-1873 SIKLARTBILSANTN DARI KULIT BATANG DAN FLAVNID DALAM BEBERAPA BAGIAN TUMBUHAN Artocarpus dadah YANG TUMBUH DI LAMPUNG ABSTRACT

Lebih terperinci

Salah. dari A. dengan minyak. kepulauan Amerika. Berdasarkan. yang et al. 2003), anti antimalaria 1992). buah. bagian tumbuhan, metabolit

Salah. dari A. dengan minyak. kepulauan Amerika. Berdasarkan. yang et al. 2003), anti antimalaria 1992). buah. bagian tumbuhan, metabolit Keanekaragaman metabolit sekunder Genus Artocarpus (Moraceae) ALIEFMAN AKIM Alamat korespondensi: ¹ Program Studi Pendidikann Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram. Jl. Majapahit

Lebih terperinci

Perbedaan Pola Oksidasi Flavonoid pada Genus Artocarpus dan Intsia Aliefman Hakim

Perbedaan Pola Oksidasi Flavonoid pada Genus Artocarpus dan Intsia Aliefman Hakim Perbedaan Pola ksidasi Flavonoid pada Genus Artocarpus dan Intsia Aliefman Hakim Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram Jl. Majapahit 62

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan sebagai karunia dan amanah Allah SWT yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara. Hutan yang dapat memberikan manfaat

Lebih terperinci

PROFIL KIMIA TUMBUHAN PERSEA AMERICANA MILL. INDONESIA

PROFIL KIMIA TUMBUHAN PERSEA AMERICANA MILL. INDONESIA PROFIL KIMIA TUMBUHAN PERSEA AMERICANA MILL. INDONESIA Asriani Ilyas * *) Dosen Pada Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar E-mail : ayyi_ilyas@yahoo.co.id

Lebih terperinci

A PRENYLATED FLAVONE FROM THE HEARTWOOD OF Artocarpus scortechinii King (Moraceae)

A PRENYLATED FLAVONE FROM THE HEARTWOOD OF Artocarpus scortechinii King (Moraceae) 46 Indo. J. Chem., 2009, 9 (), 46-50 A PRENYLATED FLAVNE FRM THE HEARTWD F Artocarpus scortechinii King (Moraceae) Flavon Terprenilasi dari Kayu Batang Artocarpus scortechinii King (Moraceae) Study Program

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini tiga metabolit sekunder telah berhasil diisolasi dari kulit akar A. rotunda (Hout) Panzer. Ketiga senyawa tersebut diidentifikasi sebagai artoindonesianin L (35),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara tropis yang kaya dengan flora dan fauna. Banyak jenis tumbuhan merupakan sumber plasma nutfah yang tidak ternilai (Melliawati, dkk.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Aisyah, S. (2008). BAHAN AJAR PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA. ORGANIK. Bandung : FPMIPA UPI.

DAFTAR PUSTAKA. Aisyah, S. (2008). BAHAN AJAR PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA. ORGANIK. Bandung : FPMIPA UPI. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, S. (2008). BAHAN AJAR PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA ORGANIK. Bandung : FPMIPA UPI. Alkofahi, A. dan Al-Khalil, S. (1996). Studies of the Chemistry of the Leaves of Morus alba. Bull

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berbeda-beda ada yang terang, kuning langsat, sawo matang, coklat,

BAB I PENDAHULUAN. manusia berbeda-beda ada yang terang, kuning langsat, sawo matang, coklat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia. Warna kulit setiap manusia berbeda-beda ada yang terang, kuning langsat, sawo matang, coklat, dan hitam. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia telah mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya penyembuhan berbagai penyakit, jauh sebelum pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BEBERAPA SENYAWA RESVERATROL DAN TURUNANNYA

HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BEBERAPA SENYAWA RESVERATROL DAN TURUNANNYA UBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS ANTIKSIDAN BEBERAPA SENYAWA RESVERATRL DAN TURUNANNYA leh : Sri Atun Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Dipterocarpaceae merupakan salah

Lebih terperinci

Dan Catalan sejarah, peinanfaatan tumbuhan sebagai obat telali tercatat pertama

Dan Catalan sejarah, peinanfaatan tumbuhan sebagai obat telali tercatat pertama II. TINJAUAN PUSTAKA Dan Catalan sejarah, peinanfaatan tumbuhan sebagai obat telali tercatat pertama kali di Babilonia pada sekitar tahun 1770 sebelum Masehi. Catatan lain, diketahui mulai tercatat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya hayati Indonesia merupakan suatu megacenter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya hayati Indonesia merupakan suatu megacenter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya hayati Indonesia merupakan suatu megacenter keaneka ragaman hayati dunia. Di Indonesia, terdapat sekitar 40.000 jenis tumbuhan dan hampir 1.000 diantaranya

Lebih terperinci

Beberapa Oligomer Stilbenoid dari Tumbuhan Shorea multiflora Burck

Beberapa Oligomer Stilbenoid dari Tumbuhan Shorea multiflora Burck Jurnal Matematika dan Sains Vol. 8 No. 2, September 2003, hal 125 132 Beberapa ligomer Stilbenoid dari Tumbuhan Shorea multiflora Burck Noviany 1), Euis olisotan akim 1), Sjamsul Arifin Achmad 1), Yana

Lebih terperinci

METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG Litsea javanica (Lauraceae) Skripsi BUDI HARYONO

METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG Litsea javanica (Lauraceae) Skripsi BUDI HARYONO METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG Litsea javanica (Lauraceae) Skripsi BUDI HARYONO 10503050 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007 Metabolit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan suatu organ yang berada pada seluruh permukaan luar

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan suatu organ yang berada pada seluruh permukaan luar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kulit merupakan suatu organ yang berada pada seluruh permukaan luar tubuh manusia. Kulit memiliki fungsi yang sangat penting untuk perlindungan organ tubuh

Lebih terperinci

Isolasi Dan Karakterisasi Terpenoid Serta Uji Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Batang Shorea singkawang

Isolasi Dan Karakterisasi Terpenoid Serta Uji Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Batang Shorea singkawang ISSN: 2503-4588 Isolasi Dan Karakterisasi Terpenoid Serta Uji Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Batang Shorea singkawang Mai Efdi*, Syafrizayanti, Dian Kumala Sari Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Anadalas,

Lebih terperinci

EKSPLORASI SENYAWA BAHAN ALAM DAN PROSPEK PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT BARU. Pidato Pengukuhan Guru Besar

EKSPLORASI SENYAWA BAHAN ALAM DAN PROSPEK PEMANFAATANNYA SEBAGAI OBAT BARU. Pidato Pengukuhan Guru Besar EKSPLRASI SENYAWA BAAN ALAM DAN PRSPEK PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAT BARU Pidato Pengukuhan Guru Besar leh Prof. Dr. Sri Atun, M.Si Guru Besar Kimia rganik Bahan Alam Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KIMIA BAHAN ALAM INOVATIF MELALUI PRAKTIKUM. Abstrak

PEMBELAJARAN KIMIA BAHAN ALAM INOVATIF MELALUI PRAKTIKUM. Abstrak PEMBELAJARAN KIMIA BAHAN ALAM INVATIF MELALUI PRAKTIKUM Aliefman Hakim 1, Liliasari 2, Asep Kadarohman 2, Yana Maolana Syah 3, dan Iqbal Musthapa 2 1 Study Program of Chemistry Education, Faculty of Teacher

Lebih terperinci

Oleh : Ashfar Kurnia

Oleh : Ashfar Kurnia Oleh : Ashfar Kurnia Penilaian % Kehadiran (5%) & keaktifan (5%) 10 Mini Quiz (2x) 10 Tugas Makalah + ppt + maju + diskusi TJ 30 UTS 30 UAS 20 Siswandono & Soekardjo, B. (2000). Kimia Medisinal. Surabaya:

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS BEBERAPA SENYAWA OLIGORESVERATROL HASIL ISOLASI DARI KULIT BATANG TUMBUHAN HOPEA ODORATA SEBAGAI PENCEGAH DEGRADASI 2-DEOKSIRIBOSA

UJI AKTIVITAS BEBERAPA SENYAWA OLIGORESVERATROL HASIL ISOLASI DARI KULIT BATANG TUMBUHAN HOPEA ODORATA SEBAGAI PENCEGAH DEGRADASI 2-DEOKSIRIBOSA Uji Aktivitas Beberapa Senyawa ligoresveratrol asil Isolasi Dari Kulit Batang Tumbuhan opea dorata Sebagai Pencegah Degradasi 2-Deoksiribosa (Sri Atun, dkk) UJI AKTIVITAS BEBERAPA SENYAWA LIGRESVERATRL

Lebih terperinci

PEMISAHAN SALAH SATU ALKALOID DARI BUNGA TAPAK DARA MERAH (VINCA ROSEA LINN) Rosminik

PEMISAHAN SALAH SATU ALKALOID DARI BUNGA TAPAK DARA MERAH (VINCA ROSEA LINN) Rosminik PEMISAHAN SALAH SATU ALKALOID DARI BUNGA TAPAK DARA MERAH (VINCA ROSEA LINN) Rosminik PENDAHULUAN Dahulu bangsa Indonesia telah memiliki pengetahuan yang luas di bidang obat-obatan tradisional yang berasal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36)

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36) Artonin E (36) diperoleh berupa padatan yang berwarna kuning dengan titik leleh 242-245 o C. Artonin E (36) merupakan komponen utama senyawa metabolit sekunder yang

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.12 No. 01 Juli 2015 ISSN AKTIVITAS SITOTOKSIK ALKALOID DARI Cryptocarya archboldiana Allen

PHARMACY, Vol.12 No. 01 Juli 2015 ISSN AKTIVITAS SITOTOKSIK ALKALOID DARI Cryptocarya archboldiana Allen PHARMACY, Vol.12 No. 01 Juli 2015 ISSN 16933591 AKTIVITAS SITOTOKSIK ALKALOID DARI Cryptocarya archboldiana Allen CYTOTOXIC ACTIVITY OF ALKALOIDS ISOLATED FROM Cryptocarya archboldiana Allen Suwandri 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sejak peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat

Lebih terperinci

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan BAB 1 PEDAHULUA Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak terhadap peradaban manusia. Kemajuan di setiap aspek kehidupan menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN RINGKASAN Senyawa Baru Flavonol Terfanelasi Dari Macaranga gigantea: Hubungan Struktur-Aktivitas Sifat Antioksidan dan Antikanker (Nanik Siti Aminah, Alfinda Novi Kristanti, 2013, Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar yang mengimpor bahan baku obat

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar yang mengimpor bahan baku obat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara terbesar yang mengimpor bahan baku obat dalam pembuatan antibiotika dan negara yang menghadapi berbagai penyakit infeksi, dimana antibiotika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies tumbuh-tumbuhan. Kekayaan hayati ini merupakan sumber yang potensial

Lebih terperinci

Kuliah Pendahuluan. Obat-obatan dalam Masyarakat

Kuliah Pendahuluan. Obat-obatan dalam Masyarakat Kuliah Pendahuluan Obat-obatan dalam Masyarakat Farmakologi= Penggunaan bahan-bahan tertentu untuk mengobati penyakit sejak zaman purba. Bahan herbal dibuat dari tumbuhan dan mineral tertentu yang secara

Lebih terperinci

Senyawa-senyawa Oligomer Resveratrol dari Kulit Batang Shorea brunnescens (Dipterocarpaceae)

Senyawa-senyawa Oligomer Resveratrol dari Kulit Batang Shorea brunnescens (Dipterocarpaceae) Senyawa-senyawa ligomer Resveratrol dari Kulit Batang Shorea brunnescens (Dipterocarpaceae) aryoto 1,3), Yana Maolana Syah 1), Lia Dewi Juliawaty 1), Sjamsul Arifin Achmad 1), Jalifah Latip 2), Euis olisotan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penyakit diawali oleh adanya reaksi oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh. Reaksi oksidasi ini memicu terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat II. Tinjauan Pustaka A. Pengertian Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang baik beberapa bagian atau keseluruhan dari bagiannya memiliki khasiat obat yang digunakan sebagai obat dalam penyembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luka jaringan lunak rongga mulut banyak dijumpai pada pasien di klinik gigi. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, penyakit kanker menyebabkan kematian sekitar 8,2 juta orang. Kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, jumlah penderita kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi peningkatannya dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dan lebih dari 60% dari jumlah ini merupakan tumbuhan tropika.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, dan lebih dari 60% dari jumlah ini merupakan tumbuhan tropika. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk salah satu negara megadiversity yang kaya keanekaragaman hayati. Di dunia terdapat kurang lebih 250.000 jenis tumbuhan tinggi, dan lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara megabiodiversitas terbesar di dunia. Indonesia menduduki urutan kedua setelah Brazil yang memiliki

Lebih terperinci

SENYAWA OLIGOMER RESVERATROL DARI KULIT KAYU DIPTEROCARPUS RETUSUS BLUME DAN EFEK SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL MURIN LEUKEMIA P388

SENYAWA OLIGOMER RESVERATROL DARI KULIT KAYU DIPTEROCARPUS RETUSUS BLUME DAN EFEK SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL MURIN LEUKEMIA P388 SENYAWA LIGMER RESVERATRL DARI KULIT KAYU DIPTERCARPUS RETUSUS BLUME DAN EFEK SITTKSIKNYA TERADAP SEL MURIN LEUKEMIA P388 RESVERATRL LIGMER CMPUNDS FRM TE TREE BARK F DIPTERCARPUS RETUSUS BLUME AND CYTTXIC

Lebih terperinci

EFEK ISOLAT AKTIF ANTIMALARIA DARI ARTHOCARPUS CHAMPEDEN TERHADAP ERITOSIT TERINFEKSI PLASMODIUM FALCIPARUM

EFEK ISOLAT AKTIF ANTIMALARIA DARI ARTHOCARPUS CHAMPEDEN TERHADAP ERITOSIT TERINFEKSI PLASMODIUM FALCIPARUM EFEK ISOLAT AKTIF ANTIMALARIA DARI ARTHOCARPUS CHAMPEDEN TERHADAP ERITOSIT TERINFEKSI PLASMODIUM FALCIPARUM THE EFFECT OF ANTIMALARIAL ACTIVE ISOLATE FROM ARTHOCARPUS CHAMPEDEN ON PLASMODIUM FALCIPARUM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Umum Genus Artocarpus Artocarpus J.R. Forster & J.G. Forster (Moraceae) dikenal sebagai tumbuhan nangka-nangkaan dengan ciri-ciri berupa pohon tinggi dan bergetah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BAHAN ALAM BUMI INDONESIA MENUJU RISET YANG BERKUALITAS INTERNASIONAL

PEMANFAATAN BAHAN ALAM BUMI INDONESIA MENUJU RISET YANG BERKUALITAS INTERNASIONAL 1 PEMAFAATA BAA ALAM BUMI IDESIA MEUJU RISET YAG BERKUALITAS ITERASIAL leh : Prof. Dr. Sri Atun Guru Besar bidang Kimia Bahan Alam, FMIPA, Universitas egeri Yogyakarta Abstraks termasuk salah satu negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly, I. PENDAHULUAN Tumbuhan telah digunakan manusia sebagai obat sepanjang sejarah peradaban manusia. Penggunaan tumbuh-tumbuhan dalam penyembuhan suatu penyakit merupakan bentuk pengobatan tertua di dunia.

Lebih terperinci

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN Konversi Etil p-metoksisinamat Isolat dari Kencur Kaempferia galanga L. Menjadi Asam p-metoksisinamat Menggunakan Katalis Basa NaH Murtina*, Firdaus, dan Nunuk Hariani Soekamto Departemen Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif pengobatan (Rochani, 2009). Selain harganya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif pengobatan (Rochani, 2009). Selain harganya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obat-obatan tradisional digunakan kembali oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif pengobatan (Rochani, 2009). Selain harganya yang relatif lebih murah,

Lebih terperinci

3. Pada konsentrasi 6 ppm. 4.5 Pengukuran Senyawa Uji yang Berpotensi Aktif Antimalaria

3. Pada konsentrasi 6 ppm. 4.5 Pengukuran Senyawa Uji yang Berpotensi Aktif Antimalaria 4.5 Pengukuran Senyawa Uji yang Berpotensi Aktif Antimalaria 4.1.1 Cinchona base Pengukuran senyawa antimalaria cinchona base menggunakan metode voltametri siklis dilakukan menggunakan elektroda kerja

Lebih terperinci

YOVITA NOVELINA ISOLASI LIGNAN DARI BIJI LABU CUCURBITA PEPO L. PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

YOVITA NOVELINA ISOLASI LIGNAN DARI BIJI LABU CUCURBITA PEPO L. PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI YOVITA NOVELINA 10702067 ISOLASI LIGNAN DARI BIJI LABU CUCURBITA PEPO L. PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007 Pada kutipan atau saduran skripsi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif). Berbagai cara

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif). Berbagai cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam rangka memenuhi kebutuhan sehat tersebut, masyarakat berusaha melakukan upaya kesehatan yang meliputi pencegahan penyakit

Lebih terperinci

ABSTRAK KEANEKARAGAMAN METABOLIT SEKUNDER TURUNAN FENOL DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA SERTA AKTIVITAS BIOLOGINYA

ABSTRAK KEANEKARAGAMAN METABOLIT SEKUNDER TURUNAN FENOL DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA SERTA AKTIVITAS BIOLOGINYA ABSTRAK KEANEKARAGAMAN METABOLIT SEKUNDER TURUNAN FENOL DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA SERTA AKTIVITAS BIOLOGINYA Oleh : IQBAL MUSTHAPA NIM 30504005 (Program Studi Kimia) Artocarpus,

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA DAUN BELUNTAS, PENGAWET ALAMI YANG MURAH DAN PRAKTIS UNTUK SIRUP BELIMBING WULUH BIDANG KEGIATAN :

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA DAUN BELUNTAS, PENGAWET ALAMI YANG MURAH DAN PRAKTIS UNTUK SIRUP BELIMBING WULUH BIDANG KEGIATAN : PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA DAUN BELUNTAS, PENGAWET ALAMI YANG MURAH DAN PRAKTIS UNTUK SIRUP BELIMBING WULUH BIDANG KEGIATAN : PKM PENERAPAN TEKNOLOGI Diusulkan oleh: Fajriah 10509042 angkatan 2009 Shidiq

Lebih terperinci

memiliki aktivitas farmakologi diantaranya sebagai antibakteri, antivirus dan antikanker (Rodriguez dkk., 2009; Selim dkk., 2012). Salah satu kelompok

memiliki aktivitas farmakologi diantaranya sebagai antibakteri, antivirus dan antikanker (Rodriguez dkk., 2009; Selim dkk., 2012). Salah satu kelompok Mikroba merupakan sumber senyawa bioaktif yang telah banyak diteliti memiliki aktivitas farmakologi diantaranya sebagai antibakteri, antivirus dan antikanker (Rodriguez dkk., 2009; Selim dkk., 2012). Salah

Lebih terperinci

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DARI DAUN PULE (Alstonia scholaris L.R.Br) SERTA UJI AKTIVITAS ANTIPLASMODIAL SECARA IN VITRO TERHADAP Plasmodium falciparum SKRIPSI RATIH DEWI SAPUTRI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu (Hibiscus Rosasinensis) ) Nohong ), Hadijah Sabarwati ) Abstract

Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu (Hibiscus Rosasinensis) ) Nohong ), Hadijah Sabarwati ) Abstract Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu (Hibiscus Rosasinensis) ) Nohong ), Hadijah Sabarwati ) Abstract The isolation of the secondary metabolites from stem bark (Hibiscus rosasinensis)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam dengan berbagai jenis tumbuhan yang tersebar merata di seluruh daerah. Tuhan menciptakan

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Kimia. Lampiran III

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Kimia. Lampiran III Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Magister Kimia Lampiran III Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Karakterisasi Senyawa Fenol dari Kayu Batang (Ferlinahayati, dkk.) KARAKTERISASI SENYAWA FENOL DARI KAYU BATANG MORUS NIGRA

Karakterisasi Senyawa Fenol dari Kayu Batang (Ferlinahayati, dkk.) KARAKTERISASI SENYAWA FENOL DARI KAYU BATANG MORUS NIGRA Karakterisasi Senyawa Fenol dari Kayu Batang (Ferlinahayati, dkk.) KARAKTERISASI SENYAWA FENOL DARI KAYU BATANG MORUS NIGRA Ferlinahayati 1*, Euis Holisotan Hakim 2, Yana Maolana Syah 2 dan Lia Dewi Juliawaty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Demam adalah suhu tubuh di atas batas normal, yang dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang memengaruhi pusat pengaturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahoni (Swietenia macrophylla, King) termasuk pohon tropis yang berasal dari Amerika Tengah. Tanaman ini merupakan salah satu spesies terbesar dari genus Swietenia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sebagai obat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sebagai obat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keanekaragaman hayati seperti tanaman, mikroba, serta hewan merupakan sumber dari senyawa bioaktif yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memilki garis pantai sepanjang lebih kurang km dengan wilayah laut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memilki garis pantai sepanjang lebih kurang km dengan wilayah laut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memilki garis pantai sepanjang lebih kurang 81.000 km dengan wilayah laut yang sangat luas. Hal ini menjadikan perairan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susadi Nario Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susadi Nario Saputra, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Dari zaman nenek moyang kita dahulu tanaman sudah dipercaya sebagai gudang bahan kimia yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan potensi tumbuhan obat tradisional untuk mendapatkan zatzat kimia atau bahan baku obat dapat dilakukan melalui eksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia.

Lebih terperinci

(b) Gambar 1.1. Struktur asam mefenamat (a) dan struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat (b) Keterangan: Ar = 4-tolil, 4-fluorofenil, 3-piridil

(b) Gambar 1.1. Struktur asam mefenamat (a) dan struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat (b) Keterangan: Ar = 4-tolil, 4-fluorofenil, 3-piridil BAB I PEDAULUA Asam salisilat merupakan kelompok senyawa obat yang telah dipergunakan secara luas karena memiliki efek sebagai analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi. Turunan asam salisilat yang paling

Lebih terperinci