DAFTAR INVENTARISASI MASALAH ATAS PERUBAHAN/PENGGANTIAN
|
|
- Devi Halim
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR INVENTARISASI MASALAH ATAS PERUBAHAN/PENGGANTIAN PERATURAN BAWASLU NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA JAKARTA, 29 APRIL 2016 (DRAFT USULAN BIRO H2PI) NO NASKAH PERBAWASLU NO.7 TAHUN 2012 DRAFT USULAN/HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN/ALASAN A. JUDUL PERBAWASLU : PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA JUDUL PERBAWASLU : PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM Judul sebelumnya kurang tepat. 1. Setiap peraturan sudah tentu merupakan pedoman dan/atau petunjuk. 2. Informasi yang dikelola Pengawas Pemilu, bukan hanya terkait pengawasan Pemilu, tetapi juga informasi yang bersifat umum atau informasi publik. 3. Mengacu kepada UU No 15 Tahun 2011.
2 B. Menimbang : a. bahwa dalam rangka keterbukaan informasi penyelenggaraan pemilihan umum secara aman, tertib dan damai berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil perlu tersedianya informasi yang dapat dipertanggungjawabkan yang didukung dokumentasi yang lengkap, akurat, dan faktual; b. bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan partisipasi dan pengawasan publik dalam proses penyelenggaraan pengawasan pemilihan umum; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Pengawas Pemilihan Umum di Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, dan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota; Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan jaminan dan kepastian terhadap pengelolaan dan pelayanan informasi publik di lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, maka Peraturan Bawaslu Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Pengawasan Pemilihan Umum di Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota perlu diubah; b. Bahwa Ketebukaan Informasi Publik merupakan prinsip penyelenggara Pemilu guna memujudkan Pemilu yang berintegritas. Pada konsideran menimbang, perlu ditambahkan alasan utama mengubah atau mengganti Perbawaslu No.7 Tahun 2012, seperti pada draft usulan tersebut. Tidak relevan. C. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 5038); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); Mengingat : Ditambahkan menjadi : 8. Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik ; 9. Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2014 tentang Standar Layanan dan Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu ; Pada konsideran mengingat, perlu ditambahkan dasar hukum yang lain, yaitu Perki No.1 Tahun 2013 dan Perki No.1 Tahun 2014, karena kedua peraturan tersebut belum ada ketika Perbawaslu No.7 Tahun 2012 disusun. Penggunaan UU yang
3 4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 5. Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi dan Tata Kajian Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum; 6. Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Berita Negara Tahun 2010 Nomor 272, Tambahan Berita Negara Nomor 1); 7. Peraturan Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2010 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Berita Negara Tahun 2010 Nomor 588); D. Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAN PANITIA PENGAWAS PEMILU KABUPATEN/KOTA. E. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAN PANITIA PENGAWAS PEMILU KABUPATEN/KOTA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Ditambahkan menjadi : memerintahkan pembentukan PPID dan memberikan tugas dan kewenangan kepada PPID. Disesuaikan dengan usulan judul baru Perbawaslu hasil revisi/penggantian. Defenisi yang termuat dalam Pasal 1, mulai point 1 s/d point 5, disesuaikan dengan defenisi yang ada dalam
4 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Badan Pengawas Pemilu selanjutnya disingkat Bawaslu adalah penyelenggara Pemilu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Badan Pengawas Pemilu Provinsi selanjutnya disingkat Bawaslu Provinsi adalah badan yang dibentuk oleh Bawaslu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Provinsi. 4. Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat Panwaslu Kabupaten/Kota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota. 5. Pengawasan Pemilihan Umum adalah kegiatan mengamati, mengkaji, memeriksa dan menilai proses penyelenggaraan Pemilihan Umum. 6. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tandatanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik. 7. Dokumentasi adalah pengumpulan, pengolahan, penyusunan, dan pencatatan dokumen, data, gambar, dan suara untuk bahan informasi publik. 8. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. 9. Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan UU No.15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu. Defenisi yang termuat dalam Pasal 1, mulai point 6 s/d point 15, disesuaikan dengan defenisi yang ada dalam UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Judul Perbawaslu draft usulan revisi tidak lagi ada kata dokumentasi.
5 badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. 10. Pejabat Publik adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu pada Bagian Publik. 11.Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Pengawasan Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat PPID Pengawasan Pemilu adalah pejabat yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, pendokumentasian, penyimpanan, pemeliharaan, penyediaan, distribusi, dan pelayanan informasi di Lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi. 12.Pejabat Fungsional Pengelola Informasi dan Dokumentasi, disingkat PFPID, adalah pejabat fungsional selaku pranata humas, pranata komputer, arsiparis, pustakawan dan lainnya yang ditunjuk untuk membantu PPID dalam melaksanakan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi. 13.Orang adalah perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau badan publik. 14.Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan informasi publik sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. 15.Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. 10. Pejabat Publik adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu pada badan publik. 11. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik dan bertanggungjawab langsung kepada atasan PPID. Ditambahkan definisi baru setelah No. 11 yaitu : PPID Pembantu dengan definisi : pejabat yang bertanggungjawab dalam pengumpulan, pendokumentasian, penyimpanan, pemeliharaan, penyediaan dan distribusi informasi di lingkungan Panwas Kab/Kota. 12. Atasan PPID adalah pejabat yang merupakan atasan langsung pejabat yang bersangkutan dan/atau atasan dari atasan langsung pejabat yang bersangkutan yang ditunjuk dan/atau bertanggungjawab dalam memberi tanggapan tertulis atas keberatan permohonan informasi publik yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik. Kata Bagian, diganti. Yang benar adalah badan Disesuaikan dengan defenisi yang ada dalam UU No.14 Tahun 2008 dan Perki No.1 Tahun Sesuai defenisi dalam Perki No.1 Tahun 2013.
6 16. Media Bawaslu adalah sarana penyampaian informasi kepada Publik secara serta merta dan berkala,dalam bentuk media elektronik, media cetak, media sosial, dan bentuk sarana publikasi lainnya. 17. Hari adalah hari kerja. 7. BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM 8. Pasal 2 Badan Pengawas Pemilihan Umum sebagai Badan Publik melaksanakan pengelolaan pelayanan informasi dan dokumentasi pengawasan pemilihan umum. BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 Asas pelayanan informasi publik di lingkungan Bawaslu adalah : a. Informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap informasi publik. b. Informasi publik harus dapat diperoleh setiap pemohon informasi publik dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan dengan cara sederhana; c. Informasi publik yang dikecualikan bersifat ketat, terbatas, dan rahasia, sesuai dengan UU, kepatutan, dan kepentingan umum, serta didasarkan pada hasil pengujian konsekuensi. Asas Pelayanan Informasi dilingkungan Bawaslu yaitu : cepat, sederhana, tepat dan pro aktif. Pasal 3 Catatan/Masukan: Asas bukan berbentuk kalimat melainkan kata yang menggambarkan keseluruhan. Asas Pelayanan Informasi dilingkungan Bawaslu : cepat, sederhana, tepat dan pro aktif. Tujuan Pelayanan Informasi : Mewujudkan keterbukaan sebagai budaya dan akuntabilitas kinerja guna tercapinya Pemilu yang berintegritas.
7 Tujuan Informasi Publik adalah: a. Menjamin setiap warga Negara Indonesia dapat mengakses informasi public di lingkungan bawaslu. b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengamblan kebijakan di lingkngan Bawaslu. c. Meningkatkan peran aktif masyarakat khususnya dalam pengawasan pemilu; d. Mewujudkan penyelenggaraan pengawasan pemilu di lingkungan Bawaslu secara transparan, efektif dan efisien, akuntabel, serta dapat dipertanggung jawabkan; e. Meningkatkan pengelolaan dan layanan informasi di lingkungan Bawaslu secara berkualitas; f. Menjamin pelaksanaan layanan informasi publik di lingkungan Bawaslu; 9. BAB III AKSES INFORMASI DAN DOKUMENTASI Tujuan Pelayanan Informasi adalah : mewujudkan keterbukaan sebagai budaya dan akuntabilitas kinerja guna terwujudnya pemilu yang berintegritas. BAB III HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 4 Pemohon informasi 1. Pemohon Informasi berhak mendapatkan informasi publik yang telah dinyatakan terbuka melalui tata cara yang telah ditetapkan oleh Bawaslu.
8 2. Bawaslu menetapkan dan menginformasikan tata cara memperoleh informasi. 3. Pemohon Informasi wajib mengikuti tata cara permohonan informasi dan keberatan yang telah ditetapkan oleh Bawaslu. 10. Pasal 3 (1) Informasi Publik di lingkungan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu Kabupaten/Kota bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik. (2) Informasi Publik di lingkungan Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota dapat diperoleh Pemohon Informasi Publik dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan dapat diakses dengan mudah. (3) Informasi Publik di lingkungan Panwaslu Kabupaten dikelola pada tingkat Bawaslu Provinsi. Pasal 5 Badan Publik 1. Bawaslu wajib memenuhi permintaan informasi terhadap informasi yang telah dinyatakan terbuka oleh Bawaslu 2. Pelayanan informasi oleh Bawaslu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 mengikuti tata cara permohonan informasi yang telah ditetapkan oleh Bawaslu. 3. Bawaslu dapat menolak permohonan informasi atas informasi dikecualikan yang telah ditetapkan oleh Bawaslu. Kewajiban? BAB IV INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN Bagian Kesatu Klasifikasi informasi Pasal 6 (1) Bawaslu wajib menyediakan informasi publik yang telah dikuasai dan didokumentasikan; (2) Informasi public yang telah dikuasai dan Adopsi dengan penyesuaian Peraturan KPU No. 1 Tahun 2015 Pasal 11 dan 12.
9 (4) Informasi Publik yang dikecualikan di lingkungan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu Kabupaten/Kota bersifat ketat dan terbatas. (5) Informasi Publik yang dikecualikan di lingkungan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu Kabupaten/Kota bersifat rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan kepentingan umum. (6) Informasi Publik yang dikecualikan didasarkan pada pengujian atas konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat dan pertimbangan yang seksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya. didokumentasikan sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas dikategorikan menjadin informasi yang diumumkan secara berkala, informasi yang diumumkan secara serta merta, informasi yang disediakan setiap saat, dan informasi yang dikecualikan. Bagian Kedua Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan secara Berkala Pasal 7 (1) Bawaslu wajib mengumumkan Informasi Publik secara berkala pada media Bawaslu. (2) Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a) informasi yang berkaitan dengan kelembagaan Bawaslu; b) informasi mengenai kegiatan dan kinerja Bawaslu; c) informasi mengenai laporan keuangan; dan/atau d) informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. (3) Kewajiban memberikan dan menyampaikan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun. (4) Kewajiban menyebarluaskan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan dengan cara yang mudah
10 11. BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami. (5) Cara-cara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Badan Publik terkait. (6) (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban Badan Publik memberikan dan menyampaikaninformasi Publik secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur a. dengan Petunjuk Teknis Komisi Informasi. BAB V INFORMASI YANG DIKECUALIKAN Bagian kesatu Kategori Informasi Yang Dikecualikan Pasal.. (1) Kategori Informasi Yang Dikecualikan Meliputi : a) Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat proses Pengawasan Pemilu, yaitu informasi yang dapat: 1. menghambat proses pemantauan dan penelusuran; 2. mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi, dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak pidana atau Pelanggaran Pemilu;
11 3. membahayakan keselamatan dan kehidupan Pengawas Pemilu dan keluarganya; dan/atau 4. membahayakan keamanan peralatan, sarana, dan/atau prasarana Pengawas Pemilu. b) Informasi Publik Yang Apabila dibuka yang diberikan kepada pemohon informasi Publik dapat mengungkap rahasia jabatan. c) Memorandum atau surat-surat antar Bawaslu atau intra-bawaslu yang menrt sifatnya dirahasiakan kecali atas putusan Komisi Informasi atau Pengadilan; dan/atau d) Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang. (2) Klasifikasi informasi yang termasuk kedalam kategori informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Bawaslu. 12. Pasal 4 (1) Bawaslu dan Bawaslu Provinsi berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan. (2) Informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud (1) Bawaslu berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan. (2) Bawaslu mengumumkan daftar informasi yang dikecualikan. Kewenangan memberikan informasi yang dikecualikan hanya ada di Bawaslu RI.
12 pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Ketua Bawaslu. (3) Bawaslu dan Bawaslu Provinsi berhak menolak memberikan Informasi Publik apabila bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. (4) Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Bawaslu dan Bawaslu Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak pidana; b. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat; c. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara; d. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi; e. Informasi Publik yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/atau f. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan. (4). a. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan dapat menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak pidana dan tindak pidana pemilu. d. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan dapat mengungkap rahasia pribadi seseorang. e. Pengecualian informasi terhadap rahasia pribadi seseorang calon legislatif, calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dan calon Presiden dan Wakil Presiden harus ditetapkan oleh Bawaslu R bersama KPU RI dan KIP. 13. Pasal 5 (1) Bawaslu dan Bawaslu Provinsi wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada dibawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bawaslu dan Bawaslu Provinsi
13 membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi pengelolaan Informasi Publik yang dapat diakses dengan mudah. 14. BAB IV Informasi Berkala, Serta Merta dan Tersedia Setiap Saat. 15. Pasal Bawaslu menginformasikan/mengumumkan daftar informasi public yang bersisi Informasi Berkala, Serta Merta dan Tersedia Setiap Saat sekurang-kurangnya satu tahun sekali. Pasal Informasi berkala sebagaimana dimaksud pasal.. jangka waktu pengumuman informasi berkala maksimal 6 bulan. Pasal (1) Bawaslu menginformasikan Daftar Informasi yang dikecualikan. (2) Informasi yang dikecualikan sebagaimana yang ditetapkan pada ayat (1) dilakukan melalui uji konsekuensi. (3) Uji Konsekuensi dan penetapan yang dikecualikan dilakukan oleh Bawaslu RI. 16. BAB V PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI
14 17. Pasal 6 (1) Untuk mengelola pelayanan informasi dan dokumentasi di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi ditetapkan PPID Pengawasan Pemilu. (2) PPID Pengawasan Pemilu sebagaimana dimaksud ayat (1) melekat pada pejabat struktural yang membidangi tugas dan fungsi pelayanan informasi. (3) PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu ditetapkan oleh Ketua Bawaslu. (4) PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu Provinsi ditetapkan oleh Ketua Bawaslu Provinsi. Pasal 6 ditambahkan ayat baru : (5). Guna membantu pelayanan informasi di tingkat Bawaslu Provinsi maka PPID Bawaslu Provinsi dapat membentuk PPID Pembantu di tingkat Panwas Kab/Kota. 18. Pasal 7 (1) PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu bertanggung jawab kepada Ketua Bawaslu melalui Sekretaris Jenderal Bawaslu. (2) PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu Provinsi bertanggung jawab kepada Ketua Bawaslu Provinsi melalui Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi. 19. Pasal 8 PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi bertugas: a. mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan pengumpulan bahan informasi dan dokumentasi pengawasan pemilu; b. menyimpan, mendokumentasikan, menyediakan dan memberi pelayanan informasi kepada publik; c. melakukan verifikasi bahan informasi publik; Pasal 8 huruf b diubah sehingga menjadi : b. menyediakan dan memberi pelayanan informasi kepada publik. Tugas menyimpan dan mendokumentasikan berada di unit kerja masing masing Biro/Bagian. Alur lalu lintas dari dan menuju PPID diatur dengan SOP Tata Kelola Informasi.
15 d. melakukan uji konsekuensi atas informasi yang dikecualikan; e. melakukan pemutakhiran informasi dan dokumentasi; dan f. menyediakan informasi dan dokumentasi untuk diakses oleh masyarakat. 20. Pasal 9 Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi berwenang: a. menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. meminta dan memperoleh informasi dari unit kerja/komponen/satuan kerja yang menjadi cakupan kerjanya; c. mengkoordinasikan pemberian pelayanan informasi dengan Pejabat Fungsional yang menjadi cakupan kerjanya; d. menentukan atau menetapkan suatu informasi dapat/tidaknya diakses oleh publik; dan e. membuat, mengumpulkan, serta memelihara informasi dan dokumentasi untuk kebutuhan organisasi. f. Tata cara permintaan dan pengumpulan informasi dari unit kerja diatur dalam SOP Pola Kordinasi. Pasal 9 ditambahkan huruf baru : huruf e dihapus dari tugas PPID dan dikembalikan ke unit kerja. 21. BAB VI TATA KERJA DAN ORGANISASI PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI 22. Pasal 10 Pengelolaan informasi dan dokumentasi di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi dilaksanakan oleh PPID Pengawasan Pemilu dibantu oleh Pejabat Fungsional Pasal 10 diusulkan menjadi 3 ayat dan ayat keduanya adalah : (2). Guna membantu permintaan dan penelusuran
16 Pengelola Informasi dan Dokumentasi dengan pengawasan dan supervisi oleh Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi serta Tim Pertimbangan Pelayanan Informasi. 23. Pasal 11 (1) PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu dijabat oleh Kepala Biro yang tugas dan tanggungjawabnya meliputi bidang informasi dan dokumentasi. (2) PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu Provinsi dijabat oleh Kepala Bagian yang tugas dan tanggungjawabnya meliputi bidang informasi dan dokumentasi. informasi PPID dapat menunjuk petugas penghubung dari setiap unit kerja. (3). Tugas dan penetapan petugas penghubung sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dengan SK Sekjend. 24. Pasal 12 (1) PFPID mempunyai tugas membantu PPID dalam pengelolaan informasi dan dokumentasi di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PFPID mempunyai fungsi: a. pengidentifikasian dan pengumpulan informasi dan dokumentasi pada unit kerja masing-masing di lingkungan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu Kabupaten/Kota; dan b. pengolahan, penataan, pendistribusian dan penyimpanan informasi dan dokumentasi pada unit kerja di lingkungan Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Panwaslu kabupaten/kota. 25. Pasal 13 (1) Tim Pertimbangan Pelayanan Informasi di lingkungan Bawaslu terdiri atas Sekretaris Jenderal Bawaslu selaku
17 Ketua, seorang Sekretaris dan beberapa Anggota sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Tim Pertimbangan Pelayanan Informasi di lingkungan Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota terdiri atas Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi selaku Ketua, seorang Sekretaris dan beberapa Anggota sesuai dengan bidang tugasnya. (3) Tim Pertimbangan Pelayanan Informasi mempunyai tugas membahas, menyelesaikan, dan memutuskan perihal keberatan yang ditujukan kepada atasan PPID, serta menyelesaikan hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini. (4) Tim Pertimbangan Pelayanan Informasi menyelenggarakan fungsi pengambilan keputusan terhadap keberatan yang diajukan kepada PPID terkait informasi dan penyelesaian masalah dan hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini. 26. Pasal 14 (1) Atasan PPID di lingkungan Bawaslu adalah Sekretaris Jenderal. (2) Atasan PPID di lingkungan Bawaslu Provinsi adalah Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi. (3) Tata kerja dan susunan organisasi PPID sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini. 27. BAB VII PEMOHON DAN TATA CARA PERMOHONAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI
18 28. Bagian Kesatu Pemohon Informasi dan Dokumentasi 29. Pasal 15 Pemohon informasi dan dokumentasi meliputi: a. perseorangan; b. kelompok masyarakat; c. lembaga swadaya masyarakat; d. organisasi masyarakat; e. partai politik; dan f. Badan Publik lainnya. 30. Pasal 16 Pemohon informasi dan dokumentasi kepada Bawaslu dan Bawaslu Provinsi Memenuhi persyaratan: a. mencantumkan identitas sesuai peraturan yang berlaku; b. mencantumkan alamat dan nomor telpon yang jelas; c. menyampaikan secara jelas informasi dan dokumentasi yang dibutuhkan; dan d. mencantumkan maksud dan tujuan permohonan informasi dan dokumentasi. 31. Bagian Kedua Tata Cara Permohonan Informasi dan Dokumentasi Pasal 15 ditambahkan huruf baru yaitu : g. Peserta Pemilu. h. Pemantau Pemilu. Pasal 16 huruf c ditambahkan : alamat surat elektronik ( ). Ayat (2) Pemohon Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyertakan surat tugas atau kuasa dari Ketua Tim Sukses Pasangan Calon, Ketua Organisasi/Lembaga. Pematau Pemilu adalah pemantau yang terakreditasi. Peserta Pemilu adalah peserta pemilu yang terdaftar di KPU. 32. Pasal 17 (1) Pemohon Informasi Publik mengajukan permintaan informasi kepada Bawaslu atau Bawaslu Provinsi baik langsung secara lisan maupun melalui surat atau surat Pasal 17 ayat (1) ditambahkan telp, dan fax. Ayat (2) diubah menjadi : Pemohon Informasi Publik yang mengajukan
19 elektronik ( ). (2) Pemohon Informasi Publik mengajukan permintaan informasi Panwaslu Kabupaten/Kota kepada Bawaslu Provinsi. (3) Permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) juga dapat dilakukan melalui telepon. (4) Dalam mengajukan permohonan informasi, Pemohon Informasi harus menyebutkan nama, alamat, subjek/jenis informasi bentuk dan cara penyampaian informasi yang diinginkan. (5) PPID di lingungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi mencatat semua yang disebutkan oleh Pemohon Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4). (6) Dalam hal Pemohon Informasi Publik mengajukan permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi membantu Pemohon Informasi Publik untuk mengisi formulir permintaan informasi. (7) Pemohon Informasi Publik harus meminta tanda bukti kepada PPID di lingkungan Bawaslu dan/atau Bawaslu Provinsi sebagai bukti telah dilakukannya permintaan informasi setelah mengisi formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (6). (8) Tanda bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (7) disertai nomor pendaftaran permintaannya. permintaan informasi Pemilu kepada Panwas Kab/Kota dapat mengajukannya melalui PPID Pembantu yang ada di Panwas Kab/Kota atau melalui Bawaslu Provinsi. 33. BAB VIII KEBERATAN SENGKETA INFORMASI 34. Bagian Kesatu Umum 35. Pasal 18
20 (1) Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan keberatan apabila PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi: a. menolak memberikan Informasi Publik yang bersifat terbuka; dan/atau b. tidak memenuhi, menanggapi, dan menindaklanjuti permohonan informasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada atasan PPID Pengawasan Pemilu. 36. Bagian Kedua Registrasi Keberatan 37. Pasal 19 (1) Pengajuan keberatan disampaikan secara tertulis atau tidak tertulis. (2) Dalam hal pengajuan keberatan disampaikan secara tidak tertulis, PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi membantu Pemohon Informasi Publik untuk mengisi formulir keberatan dan kemudian diberikan nomor registrasi pengajuan keberatan. (3) PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi memberikan salinan formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai tanda terima pengajuan keberatan kepada Pemohon Informasi Publik. (4) PPID Pengawasan Pemilu mencatat pengajuan keberatan dalam buku register keberatan. 38. Bagian Ketiga Tanggapan Atas Keberatan
21 39. Pasal 20 (1) Setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Pertimbangan Pelayanan Informasi, Atasan PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi memberikan tanggapan dalam bentuk keputusan tertulis yang disampaikan kepada Pemohon Informasi Publik yang mengajukan keberatan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak dicatatnya pengajuan keberatan tersebut dalam buku register keberatan. (2) Keputusan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memuat: a. tanggal pembuatan surat; b. nomor surat; c. tanggapan/jawaban tertulis atasan PPID Pengawasan Pemilu atas keberatan yang diajukan; d. perintah Atasan PPID Pengawasan Pemilu kepada PPID Pengawasan Pemilu untuk memberikan sebagian atau seluruh informasi publik yang diminta dalam hal keberatan diterima; dan e. jangka waktu pelaksanaan perintah sebagaimana dimaksud pada huruf d. (3) PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi melaksanakan keputusan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d pada saat ditetapkannya keputusan tertulis tersebut. (4) Pemohon Informasi Publik yang tidak puas dengan keputusan tertulis Atasan PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berhak mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik kepada Komisi Informasi. 40. BAB IX PELAPORAN
22 41. Pasal 21 (1) PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu wajib membuat laporan kepada Atasan PPID dan Ketua Bawaslu. (2) PPID Pengawasan Pemilu di lingkungan Bawaslu Provinsi wajib membuat laporan kepada Atasan PPID dan Ketua Bawaslu Provinsi. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi: a. jumlah permintaan Informasi Publik yang diterima; b. waktu yang diperlukan Bawaslu dan Bawaslu Provinsi dalam memenuhi setiap permintaan Informasi Publik; c. jumlah pemberian dan penolakan permintaan Informasi Publik; dan d. alasan penolakan dalam hal permintaan Informasi Publik ditolak. Pasal 22 (1) Pelaporan Tahunan PPID dibuat dan dimuat di website resmi Bawaslu RI laporan tersebut terdiri atas : a. Jumlah Informasi yang diterima; b. Waktu yang diperlukan dalam permintaan Informasi; c. Jumlah pemberian Informasi dan Penolakan; d. Alasan penolakan Informasi. 42. BAB X KETENTUAN PERALIHAN 43. Pasal 22 Dalam hal belum terbentuknya Bawaslu, Sekretariat Jenderal Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Sekretariat Bawaslu Provinsi menurut Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu, organisasi dan tata kerja PPID Pengawasan Pemilu ditetapkan oleh Ketua Bawaslu dengan memperhatikan istilah dan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sebelum Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 diundangkan. Ditambahkan Pasal 23 (1). Mekanisme dan jangka waktu Permintaan Informasi Pemilu mengikuti Perki No. 1 Tahun 2014 tentang Standar Layanan dan Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu. (2) Guna mengatur permintaan informasi pemilu di lingkungan Bawaslu akan di bentuk SOP. (3) Guna mengatur keberatan di lingkungan Bawaslu akan dibentuk SOP. (4). SOP tersebut akan ditetapkan oleh Ketua Bawaslu. 44.
23 BAB XI KETENTUAN PENUTUP 45. Pasal 23 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Daftar Inventarisasi Masalah Atas Perubahan/Penggantian Perbawaslu Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Pengawasan Pemilihan Umum di Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota 1. Judul: Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota 2. Ketentuan Umum 3. Asas dan Tujuan 4. Hak dan Kewajiban 5. Daftar Informasi Publik: Serta Merta, Berkala, dan Setiap Saat 6. Jangka dan Durasi waktu pelaporan informasi berkala 7. Jenis Informasi Yang Dikecualikan 8. Pihak yang berwenang melakukan Uji Konsekuensi dan menetapkannya 9. Penanganan pelanggaran dan penyelesaian sengketa yang masih dalam proses, langsung dilakukan uji konsekuensi 10. Laporan keuangan yang masih dalam proses audit, langsung dilakukan uji konsekuensi 11. Struktur, tugas, fungsi, dan tata kerja PPID (Bawaslu RI dan Bawaslu Provinsi). Dan perintah kewenangan membentuk struktur PPID di Bawaslu RI dan Bawaslu Provinsi 12. Bawaslu Provinsi menetapkan SOP terkait PPID merujuk pada SOP terkait PPID di Bawaslu RI 13. Pelayanan Informasi. Ketika Tahapan dan Diluar Tahapan Pemilu 14. Mekanisme pelayanan informasi di Panwas Kabupaten/Kota sampai Panwas Kecamatan 15. Mekanisme pelayanan, keberatan, dan penyelesaian sengketa informasi 16. Pelaporan Tahunan PPID
24 17. Tata Laksana Informasi Publik(pending). Lampiran: 1. Formulir dan Buku Register PPID (Lampiran
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DI
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN PURWAKARTA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciBUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR
BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA PROSEDUR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciWALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,
WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MATARAM TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM
PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : TAHUN TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia;
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DESA JATILOR
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI.
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI BATANG PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
BUPATI BATANG PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BATANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR :115 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR :115 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.340, 2015 DJSN. Informasi Publik. Pelayanan. PERATURAN DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN DEWAN JAMINAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang
Lebih terperinci2011, No Tata Cara Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.173, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM. Pelayanan Informasi Publik. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-04.IN.04.02
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 157, 2017 KEMENDAGRI. Pelayanan Informasi dan Dokumentasi. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 132/PMK.01/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 132/PMK.01/2012 TENTANG PEDOMAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.939, 2013 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. Informasi Publik. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.63/UM.001/MPEK/2013 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
Lebih terperinciTENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO
TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1125, 2014 PPATK. Informasi Publik. Layanan. Standar. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR PER-07/1.03/PPATK/07/14 TENTANG STANDAR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1255, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI INFORMASI PUBLIK. Pengelolaan. Pelayanan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2019, 2014 BNPP. Informasi Dan Dokumentasi. Pengelolaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 42 TAHUN 2017
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2011 KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI. Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR 02 /M/PER/V/2011
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN RIAU
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor P
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI KEMENTERIAN TENAGA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.370, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Keterbukaan Informasi Publik. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/KA/VII/2010 TENTANG
Lebih terperinciBUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG
1 SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI
Lebih terperinciBUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG,
Lebih terperinciOMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA
OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PADA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1279, 2013 KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF. Informasi. Dokumentasi. Pengelolaan. Pencabutan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1279, 2013 KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF. Informasi. Dokumentasi. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN NOMOR : : PER- 01 /MENKO/POLHUKAM/5/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN NOMOR : : PER- 01 /MENKO/POLHUKAM/5/2011 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembara
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1522, 2014 KEMENKOPOLHUKAM. Informasi Publik. Layanan. Standar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPeraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik;
- 2 - Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5071); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,
Lebih terperinciBUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2011 TENTANG
1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,
PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR 02 /M/PER/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2014 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI BADAN SAR NASIONAL
PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2014 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK
KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.951, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Pengelolaan Informasi Publik. Standar Layanan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR
Lebih terperinciWALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 7 TAHUN 2017
SALINAN WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI
PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang: Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 1 angka 4,
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI
PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 1 angka 4,
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016 KELENGKAPAN STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK
MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016 KELENGKAPAN STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK PETUNJUK UMUM 1. Instrumen Monitoring dan Evaluasi Penerapan
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.
No.487, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan. PERATURAN KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 001C/PER.KOMNAS HAM/II/2014 TENTANG PELAYANAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
2012, No.770 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBUPATI WAJO KEPUTUSAN BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR: 625 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI WAJO KEPUTUSAN BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR: 625 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN STRUKTUR ORGANISASI, DAN PENUNJUKKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI SERTA PEJABAT PENGELOLA
Lebih terperinciBUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN - 1 -
PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN - 1-2013 KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI YUDISIAL
Lebih terperinciKOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK
KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciKEPALA DESA CERMEE KABUPATEN/KOTA BONDOWOSO PERATURAN KEPALA DESA CERMEE NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG
KEPALA DESA CERMEE KABUPATEN/KOTA BONDOWOSO PERATURAN KEPALA DESA CERMEE NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN LAYANAN ADMINISTRASI DAN INFORMASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA CERMEE
Lebih terperinciPEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,
PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang Mengingat : a. bahwa hak untuk berkomunikasi dan memperoleh
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.IN.04.03 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN, KANTOR
Lebih terperinci2017, No Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KO
No.429, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KI. Pengklasifikasian Informasi Publik. PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,
1 SALINAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 1340 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI GIANYAR PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI GIANYAR NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI GIANYAR PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI GIANYAR NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BENGKULU, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR (SOP) PENYELENGGARAAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG Menimbang Mengingat BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI FITRA RIAU
STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI FITRA RIAU FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN (FITRA) RIAU 2014 Standar Operasional dan Prosedur (SOP) PENGELOLAAN INFORMASI
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BANTEN
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2013 LAMPIRAN : 2 (dua) TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK KABUPATEN CIAMIS
BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2013 LAMPIRAN : 2 (dua) Menimbang : a. TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, bahwa
Lebih terperinciPPID UTAMA MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN TAHUN 2017 KELENGKAPAN STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK
PPID UTAMA MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN TAHUN 2017 KELENGKAPAN STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK PETUNJUK UMUM 1. Instrumen Monitoring dan Evaluasi Penerapan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 313, 2012
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 313, 2012 PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PROSEDUR PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI KEMENTERIAN LUAR
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a.
Lebih terperinciFORMULIR PERMOHONAN INFORMASI NO. Pendaftaran ( diisi petugas )*:...
MODEL PPID-B FORMULIR PERMOHONAN INFORMASI NO. Pendaftaran ( diisi petugas )*:... Nama : Alamat : Pekerjaan : Nomor Telepon/ E-mail : Rincian informasi yang dibutuhkan : Kategori Informasi Publik** : 1.
Lebih terperinci2012, No
2012, No.1211 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publ
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1252, 2017 BEKRAF. Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI
Lebih terperinci2011, No Menetapkan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 3. Peraturan Menteri
No.726, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Informasi Publik. Pelayanan. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciPEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH
PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH 2015 1 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 3 1.1. LATAR BELAKANG... 3 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN...
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TEKNIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KETERBUKAAN INFORMASI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG DAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DAN PERATURAN MENTERI
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.626, 2017 KEMENDIKBUD. Layanan Informasi Publik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG LAYANAN INFORMASI
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG
KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci