BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan properti dan real estate di Indonesia memiliki peranan yang
|
|
- Liana Gunawan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan properti dan real estate di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan perekonomian dan pembangunan nasional. Menurut Santoso (2009) industri properti dan real estate merupakan salah satu sektor yang memberikan sinyal mengenai jatuh atau bangunnya perekonomian suatu negara. Hal ini menandakan bahwa semakin banyak perusahaan yang bergerak di bidang sektor properti dan real estate dan mengindikasikan semakin berkembangnya perekonomian di Indonesia. Investasi dalam sektor ini pun merupakan salah satu investasi yang menjanjikan karena bersifat jangka panjang. Hal ini akan meningkatkan minat investor untuk melakukan investasi atau menanamkan modalnya. Terlebih karena beberapa faktor seperti harga tanah dan bangunan yang cenderung mengalami kenaikan dan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia serta bertambahnya kebutuhan masyarakat seperti perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan bangunan komersial lainnya. Perkembangan bisnis properti dan real estate yang semakin pesat menjadikan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerjanya untuk mencapai tujuan perusahan. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yang jelas. Tujuan berdirinya sebuah perusahaan yaitu untuk mencapai keuntungan yang maksimal, memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham, dan 1
2 2 memaksimalkan nilai perusahaan (Diani, 2017). Nilai perusahaan merupakan nilai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan, 2012:6). Nilai perusahaan dapat mencerminkan kinerja perusahaan dengan dilihat dari harga sahamnya. Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif investor mengenai seberapa baik kinerja perusahaan, baik kinerja saat ini maupun prospek masa depannya. Maka dari itu, kenaikan harga saham mengirimkan sinyal positif dari investor kepada manajer (Brealey dkk, 2015:48). Bagi investor, nilai perusahaan merupakan konsep penting karena nilai perusahaan merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan (Hanifah, 2016). Perusahaan harus mampu meningkatkan nilai perusahaannya karena semakin tinggi nilai perusahaan, semakin tinggi juga kepercayaan investor terhadap perusahaan. Untuk meningkatkan nilai perusahaan dapat dilakukan dengan tata kelola perusahaan yang baik dan pelaksanaan fungsi manajemen keuangan secara optimal, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Wijaya, 2016). Salah satu alat untuk mengukur nilai perusahaan adalah rasio Price Book Value (PBV) yang digunakan untuk menilai kinerja harga pasar saham dibandingkan dengan nilai buku sahamnya (Apsari dkk, 2015). Rasio ini menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai PBV suatu saham maka pasar semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut. Meningkatnya nilai perusahaan (PBV) adalah
3 3 sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat (Anggraini, 2013). Di tahun 2014, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mensosialisasikan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat (Permenpera) No 3/2014 yang baru tentang Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dalam rangka pengadaan perumahan melalui kredit atau pembiayaan pemilikan rumah (KPR) sejahtera. Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang ingin memiliki rumah namun terbentur masalah keterbatasan keuangan. Dengan adanya program tersebut, penilaian masyarakat pada perusahaan properti dan real estate menangkap sinyal positif sehingga minat dalam berinvestasi dan menanamkan modalnya pun menjadi meningkat. Dibuktikan dengan menguatnya sektor properti yang mampu tumbuh hingga 29,02% sejak awal tahun Serta saham properti pun menjadi pendorong pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai menjadi yang tertinggi di dunia. ( Diakses pada 02 Juni 2014). Sayangnya, menurut berita pada program FLPP ini dihentikan per Juli 2015 karena dana subsidi dari pemerintah sebesar Rp 5,1 triliun sudah habis. Hal ini akan berdampak pada penilaian masyarakat untuk berinvestasi yang nantinya akan mempengaruhi tingkat penjualan pada perusahaan properti dan real estate. Dibuktikan dengan pelemahan yang tercatat dalam sektor ini yang turun sebesar 3,31 persen dan menyebabkan Indeks Harga
4 4 Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun sebesar 98 poin atau 1,99 persen ke Rp4.837 pada Senin (15/6/2015) ( /ihsg-sentuhlevel-terendah-sejak-awal-tahun. Diakses pada 15 Juni 2015). Selain itu kinerja emiten properti pun mengalami perlambatan lantaran dihadapkan dengan tantangan berat. Lesunya kondisi ekonomi dan gejolak nilai tukar membuat pendapatan maupun laba bersih emiten sektor ini tergerus. Ratarata pendapatan yang berhasil dicatatkan 12 emiten properti tahun 2015 hanya tumbuh 3,3%. Sedangkan laba bersih rata-rata emiten tersebut merosot 37% dibanding dengan tahun sebelumnya ( Diakses pada 04 April 2016). Turunnya kinerja emiten properti di tahun 2015 mengakibatkan penilaian masyarakat terhadap sektor ini pun menurun dan berkurangnya minat untuk berinvestasi. Dibuktikan dengan penurunan laba bersih dari mayoritas emiten properti terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang mengalami penurunan paling signifikan sebesar 63,55 persen, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) turun sebesar 30 persen, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun sebesar 15,96 persen ( /mencermati-emiten-properti-setelah-lesu-di-tahun-lalu/. Diakses pada 31 Maret 2017).
5 5 Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, salah satunya adalah faktor internal perusahaan. Faktor internal perusahaan disebut juga sebagai faktor fundamental yaitu faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Untuk melihat faktor internal perusahaan dapat dilakukan dengan cara menganalisis informasi yang ada di laporan keuangan perusahaan. Alat yang sering kali digunakan selama analisis adalah rasio keuangan, atau indeks, yang menghubungkan dua buah data keuangan dengan membagi satu angka dengan angka lainnya (Horne dan Wachowicz, 2012:163). Menurut Fahmi (2013:116) ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan, yaitu rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio solvabilitas (solvability ratio), dan rasio profitabilitas (profitability ratio). Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Salah satu rasio yang sering digunakan adalah rasio lancar (current ratio) yang dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh apa kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat (Brigham dan Houston, 2016:101). Nilai rasio lancar yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan semakin likuid. Semakin tinggi nilai likuiditas perusahaan, maka semakin banyak dana yang tersedia bagi perusahaan untuk membiayai kewajibannya dan menjalankan kegiatan operasional serta kegiatan investasi yang selanjutnya akan berdampak pada
6 6 persepsi investor terhadap prospek perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya seberapa besar beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan karena penggunaan hutang dapat menghemat pajak. Penggunaan hutang yang tinggi juga dapat menurunkan nilai perusahaan karena adanya kemungkinan timbulnya biaya kepailitan dan biaya keagenan (Brigham dan Gapenski, 2016:486). Salah satu jenis dalam rasio ini adalah Debt to Equity Ratio (DER) yang dapat digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang dengan seluruh ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang (Kasmir, 2012:151). Semakin tinggi nilai dari rasio DER maka semakin tinggi tingkat utang yang dimiliki perusahaan atau perusahaan banyak didanai oleh pinjaman. Namun hal ini bukan berarti buruk, perusahaan yang meningkatkan tingkat utangnya dan lebih banyak dibiayai oleh utang bisa diartikan bahwa perusahaan yakin atas prospek di masa mendatang dan yakin bahwa perusahaan mampu untung membayar semua utangnya. Tingkat utang yang tinggi pada perusahaan pun dapat mencerminkan bahwa kreditor percaya untuk memberikan pinjaman pada
7 7 perusahaan. Perusahaan yang sanggup membiayai utangnya pasti memiliki keuntungan yang besar. Hal ini pun akan berdampak pada penilaian investor yang positif terhadap perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2012:196). Semakin tinggi nilai profitabilitas perusahaan maka semakin tinggi tingkat kemampuan perusahaan dalam menciptakan keuntungan yang juga akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Salah satu jenis dari rasio ini adalah Return on Equity (ROE) yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa dengan membandingkan laba bersih terhadap ekuitas biasa (Brigham dan Houston, 2016:111). Semakin tinggi nilai rasio ini maka investor semakin yakin bahwa perusahaan mampu mengelola modal yang telah diinvestasikan untuk CR (%) DER (X) mendapatkan keuntungan. Pada kenyataannya, teori yang telah dipaparkan diatas bertentangan dengan fakta yang ada di lapangan dan hal ini juga terjadi pada beberapa perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Tabel 1.1 Perbandingan nilai Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Harga Saham, dan Price Book Value (PBV) pada emiten BSDE,CTRA,SMRA periode
8 BSDE 290,20 266,71 218,10 273,16 293,58 0,59 0,68 0,52 0,63 0,57 CTRA 155,96 135,65 142,68 150,03 187,53 0,77 1,06 1,04 1,01 1,03 SMRA 182,83 212,22 261,19 213,79 206,26 1,85 1,93 1,57 1,49 1,55 ROE (%) BSDE 14,04 21,66 21,63 10,64 8,40 CTRA 10,02 14,47 15,71 13,34 8,19 SMRA 20,76 23,53 23,15 14,13 7,41 HARGA SAHAM (Rp) PBV (X) BSDE ,84 1,68 1,79 1,56 1,38 CTRA ,43 1,22 1,80 1,72 1,44 SMRA ,36 3,38 3,66 2,40 2,34 Sumber: (data diolah kembali) Dari tabel 1.1 menunjukkan nilai CR,DER,ROE,PBV berfluktuasi tiap tahunnya selama periode penelitian. Variabel Current Ratio (CR) pada emiten BSDE dan CTRA dari tahun menunjukan kenaikan. Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin tinggi juga kepercayaan investor terhadap perusahaan yang akan menyebabkan tingginya nilai perusahaan. Namun di lapangannya kedua emiten tersebut mencatatkan nilai PBV yang turun. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) pada emiten BSDE tahun , emiten CTRA pada tahun , dan emiten SMRA pada tahun menunjukkan kenaikan. Semakin tinggi nilai rasio ini maka dianggap bahwa perusahaan mampu untuk meningkatkan kinerjanya untuk membayar kewajibannya yang akan berdampak pada tingginya nilai perusahaan. Namun ketiga emiten tersebut mencatatkan nilai PBV yang turun.
9 9 Variabel Return on Equity (ROE) pada emiten BSDE dan CTRA tahun 2012 dan 2013 menunjukan kenaikan. Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba. Laba yang tinggi akan memberikan sinyal positif kepada investor yang nantinya akan meningkatkan nilai perusahaan. Namun di lapangannya, kedua emiten ini mencatatkan nilai PBV yang turun. Begitu juga pada emiten SMRA yang mencatatkan penurunan ROE di tahun tetapi tidak sejalan dengan kenaikan PBV di tahun tersebut. Nilai perusahaan bisa dilihat dari harga sahamnya. Bila harga saham tinggi maka nilai perusahaan pun akan tinggi. Namun pada emiten BSDE tahun menunjukkan hal yang sebaliknya. Harga saham emiten ini mencatatkan kenaikan dari Rp1.110 pada tahun 2012 menjadi Rp1.290 pada tahun 2013 dan tidak sejalan dengan penurunan nilai PBV dari 1,94 pada tahun 2012 dan 1,68 pada tahun Pada emiten CTRA pada tahun yang mencatatkan kenaikan pada harga sahamnya dari Rp1.355 menjadi Rp1.460, namun nilai PBVnya mencatatkan penurunan dari 1,80 menjadi 1,72. Lalu emiten SMRA tahun mencatatkan penurunan harga saham dari Rp1.250 menjadi Rp1.092, namun nilai PBVnya mencatatkan kenaikan dari 2,36 menjadi 3,88. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ramdhany (2015) yang memperoleh hasil bahwa Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Lalu penelitian Stiyarini (2016) memperoleh hasil
10 10 bahwa Rasio likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR) berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan Rasio solvabilitas yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil berbeda didapat oleh Sari (2016) yang menyatakan bahwa Rasio Profitabilitas yang diukur oleh Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan arah koefisien positif. Lalu penelitian Wijaya (2016) memperoleh hasil bahwa Current Ratio dan Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Tauke, dkk (2017) yang memperoleh hasil bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap nilai perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode secara parsial.
11 11 2. Bagaimana pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap nilai perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode secara simultan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian masalah di atas, maksud dan tujuan dilakukan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap nilai perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode secara parsial. 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap nilai perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode secara simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para investor atas informasi keuangan dalam melakukan pengambilan keputusan untuk berinvestasi di pasar modal dan juga menilai seberapa baik kinerja atau
12 12 prospek suatu perusahaan di masa mendatang sehingga dapat mengurangi risiko yang ada. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan bahan masukan tentang pengaruh rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap nilai Perusahaan Properti dan Real Estate. 3. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan mampu memberikan konstribusi dalam disiplin ilmu akuntansi serta dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap nilai Perusahaan Properti dan Real Estate. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti, penulis memperoleh data dari laporan keuangan pada perusahaan properti dan real estate periode yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs website dan
13
BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia menciptakan kebutuhan akan tempat tinggal yang lebih baik dan juga tempat usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat antar perusahaan. Persaingan membuat setiap perusahaan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Persaingan membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru Indonesia, baik di kota-kota besar maupun didaerah. Pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi ini banyak perusahaan yang telah berdiri baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor manufaktur. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat menunjukan bahwa kepercayaan pemodal untuk menginvetasikan dananya di pasar modal cukup baik. Banyaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan kian pesat dan menjadi perekonomian terbuka. Perusahaan merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Mendapatkan laba yang maksimal, pertumbuhan usaha dan kelangsungan hidup usaha merupakan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan pasar modal, kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor property menjadi salah satu sektor yang menarik di Indonesia, dimana pasar diproyeksikan akan bergerak menuju arah yang positif. Terlepas dari tantangan-tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan sejenis akan semakin ketat. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara deskriptif maupun verifikatif menggunakan analisis regresi linier berganda mengenai
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Ringkasan Tujuan pengadaan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya industri diikuti dengan perkembangan kemajuan teknologi dan informasi di indonesia membuat setiap perusahaan yang ada bersaing untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini mengakibatkan para pelaku usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang dapat meningkatkan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor property juga dapat dilihat dari menjamurnya real estate di kota-kota besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan property dan real estate pada zaman ini sedang berkembang pesat. Perkembangan industri property saat ini juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and beverages) mempunyai peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah mendorong persaingan yang semakin ketat dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka manajer keuangan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan untuk menghimpun dana yang berfungsi untuk membiayai secara langsung kegiatan perusahaan dengan cara melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang tidak menentu pada saat sekarang ini mendorong perusahaan untuk terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaannya. Dalam meningkatkan serta memperlancar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menunjang perekonomian, pasar modal memiliki peran penting, karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga, sehingga dengan ditanamkannya kebiasaan investasi pada masyarakat si
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah kegiatan usaha untuk menanamkan modal, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang jelas. Ada beberapa yang mengemukakan tujuan dari berdirinya suatu perusahaan dengan tujuan pertamanya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dari periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal sebagai sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Masuk ke pasar modal merupakan idaman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan era ekonomi saat ini, setiap perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, berkembang
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perkembangan profitabilitas perusahaan properti dan real estate
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Perkembangan profitabilitas perusahaan properti dan real estate Tahun 2010-2014 menunjukan bahwa sektor properti dan real estate memiliki dua perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan kita perlu memiliki pengetahuan tentang Nilai Perusahaan. Nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memaksimumkan Nilai Perusahaan. Nilai Perusahaan tercermin dari harga saham perusahaan apabila perusahaan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Analisis kinerja keuangan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Sehingga semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula. kemakmuran pemilik saham (Husnan, 2012:7)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendirian suatu perusahaan pasti memiliki tujuan yang jelas. Menurut Harjito & Martono (2007:3) ada 3 hal yang menjadi tujuan perusahaan. Tujuan yang pertama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal dapat digunakan sebagai tempat menjual saham bagi perusahaan yang memerlukan dana, begitu juga investor dapat membeli surat berharga di pasar modal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tren investasi yang berkembang di masyarakat saat ini adalah menginvestasikan uang dalam bentuk tanah atau properti yang mengakibatkan industri sektor properti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi dibeberapa perusahaan melalui pembelian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat dewasa ini menciptakan suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam menghadapi persaingan tersebut, perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat maupun publik. Keterlibatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat terutama di era globalisasi saat ini, menuntut setiap perusahaan untuk memproduksi barang-barang
Lebih terperinciEKA YULIANA B
ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI DI BEITAHUN 2003-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha, semakin banyak pula perusahaan yang bermunculan sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Pemerintah Indonesia telah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan umumnya memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan perusahaan dalam jangka pendek yaitu untuk mendapatkan laba secara maksimal dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sebuah tempat dimana diperdagangkannya sahamsaham dari perusahaan-perusahaan atau emiten yang mengeluarkan saham mereka ke publik, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti sekarang sudah banyak berdiri peusahaan go public dalam berbagai sektor, serta pertumbuhan ekonomi yang semakin baik berdampak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja Keuangan Perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja Keuangan Perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan, dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal paling diminati investor karena memberikan tingkat keuntungan menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia dilihat dari sisi kehidupan masyarakatnya menunjukkan bahwa investasi pasar modal Indonesia telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi saham property dan real estate adalah salah satu pilihan investasi yang menarik. Industri property memiliki supply lahan yang terbatas sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang dirasakan adalah persaingan yang semakin tajam khususnya dalam dunia usaha. Persaingan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti dan real estate merupakan industri yang akan terus bertumbuh, ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel, perumahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi banyak perusahaan-perusahaan industri, dagang maupun jasa yang ada bersaing dalam mendapatkan konsumen maupun investor dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan memerlukan dana yang cukup besar untuk melakukan ekspansi usaha. Dana tersebut dapat diperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh perkembangan pasar modal yang ada di Indonesia, investor tertarik dengan saham yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan besar terjadi secara global seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Resiko ketidakpastian di pasar keuangan dunia memberikan tekanan tambahan bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perekonomian dari masa ke masa semakin pesat, setiap perusahaan bersaing untuk menjadi yang terbaik dan terbesar dibidangnya. Membangun sebuah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Earning per Share (EPS), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor tersebut adalah keadaan dari pasar modal negara tersebut. Apabila keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha sangat dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi baik secara nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam upaya menambah dana untuk melakukan kegiatan operasionalnya, perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor. Saham tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia yang pesat menunjukan bahwa kepercayaan pemodal untuk menginvetasikan dananya di pasar modal cukup baik. Banyaknya pilihan saham
Lebih terperinciANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN
1 ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2003-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan melihat tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sebuah industri yang sangat strategis di indonesia, ada dua alasan yang mendasarinya: pertama, jumlah penduduk indonesia yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia ini membutuhkan tempat tinggal. Tanpa bisa di pungkiri berapun harga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan properti di Indonesia cukup pesat karena pada prinsipnya properti itu berada di atas bumi sedangkan bumi ini hanya di ciptakan satu kali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minuman tetap di butuhkan. Sebab produk ini menjadi kebutuhan pokok. bagi masyarakat seluruh indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan food and beverage adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. Di Indonesia sendiri perusahaan makanan dan minuman sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya, yang sedikitnya menyerap 1,8 juta pekerja. Dari sisi tenaga kerja, tekstil adalah industri yang berorientasi ekspor.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri tekstil dan garmen di Indonesia menjadi salah satu tulang punggung industri manufaktur dan merupakan industri prioritas nasional yang masih prospektif untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tinggi maka kemungkinan nilai perusahaannya baik.
BAB II LANDASAN TEORI A. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi para investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui harga sahamnya, jika harga sahamnya tinggi maka kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam jumlah yang memadai. Dana ini tidak hanya dibutuhkan untuk membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan membutuhkan ketersediaan dana dalam jumlah yang memadai. Dana ini tidak hanya dibutuhkan untuk membiayai jalannya kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan dalam berinvestasi adalah untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemilik modal menyerahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi perekonomian dewasa ini, berkembang semakin cepat dan menuntut dunia usaha untuk terus berinovasi serta mengikuti perubahanperubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pribadi dan menimbulkan cost bagi perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Bringham dan Houston, 2010:7).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan pada umumnya mempunyai keinginan untuk tumbuh dan berkembang. Berkembangnya suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh manajemen perusahaan itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, menyebutkan bahwa masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan mempunyai perhatian besar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gabungan (IHSG) turut mengalami peningkatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir pasar modal di Indonesia telah berkembang sangat pesat, yang mana perkembangannya ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan
Lebih terperinci