EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN TERDESENTRALISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN TERDESENTRALISASI"

Transkripsi

1 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN TERDESENTRALISASI 1

2 Setelahmempelajari Bab ini, anda diharapkan mampu : Mendefinisikan Akuntansi pertanggung jawaban dan mendeskrepsikan 4 jenis pusat pertanggungjawaban Mengatakan alasan perusahaan melakukan desentralisasi Menghitung dan menjelaskan pengembalian atas investasi (return on investment ROI ) dan laba residu ( economic value added EVA ) Mendiskusikan berbagai metode evaluasi dan pemberian imbalan atas kinerja manajerial Menjelaskan peran penetapan harga transfer pada perusahaan yang terdesentralisasi 2

3 Pusat pertanggungjawaban (responsibility center) merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya bertanggungjawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu Akuntansi Pertanggungjawaban (responsibility accunting ) adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yg dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggung jawaban mereka 3

4 Empat jenis pusat pertanggungjawaban Pusat biaya ( cost center ). Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya Pusat pendapatan ( revenue center ). Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab hanya terhadap penjualan Pusat laba ( profit center ). Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan maupun biaya Pusat investasi ( investment center ). Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan, biaya dan investasi 4

5 Departemen produksi di dalam sebuah pabrik, seperti Perakitan atau Penyelesaian akhir, adalah contoh dari pusat biaya. Penyelia dept produksi mengendalikan biaya manufaktur, tetapi tidak mengatur harga atau membuat keputusan pemasaran. Karena itu Penyelia dept produksi dievaluasi berdasarkan seberapa baik biaya produksi dikendalikan Manajer dept pemasaran mengatur harga dan memproyeksikan penjualan. Karena itu dept pemasaran dievaluasi sebagai pusat pendapatan. Biaya langsung dept pemasaran dan penjualan keseluruhan adalah tanggungjawab manajer penjualan 5

6 Bila manajer pabrik diberi tanggungjawab untuk membuat dan memasarkan produk mereka, maka manajer pabrik tersebut mengendalikan biaya dan pendapatan, sehingga menempatkan mereka dalam kendali pusat laba Bila divisi selain memiliki kendali atas biaya dan keputusan penetapan harga, manajer devisi juga memiliki kekuasaan untuk membuat keputusan-keputusan investasi seperti penutupan pabrik dan pendirian pabrik serta meneruskan dan menghentikan produk, maka devisi tersebut sebagai pusat investasi, Oleh karena itu baik laba operasi maupun beberapa jenis pengembalian atas investasi menjadi ukuran kinerja dari manajer pusat investasi 6

7 Tanggungjawab juga mencakup Akuntabilitas. Akuntabilitas secara tidak langsung mencerminkan pengukuran kinerja, yang berarti bahwa hasil aktual dibandingkan dengan hasil yang diperkirakan atau dianggarkan Sistem pertanggungjawaban, akuntabilitas dan evaluasi kinerja sering merujuk kepada akuntansi pertanggungjawaban karena peran penting yang dimainkan oleh ukuran dan laporan akuntansi tersebut di dalam proses 7

8 Desentralisasi adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah Pengambilan keputusan Tersentralisasi adalah dimana berbagai keputusan dibuat pada tingkat manajer puncak dan manajer pada jenjang yang lebih rendah hanya bertanggungjawab terhadap pengimplementasian keputusan tersebut Pengambilan keputusan Terdesentralisasi, memperkenankan manajer pada jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka 8

9 Alasan melaksanakan Desentralisasi 1. Memudahkan dan Menggunakan Informasi Lokal Kemudahan mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal karena manajer pada tingkat terendah berhubungan dengan kondisi operasional langsung dan memiliki akses terhadap informasi tersebut 2. Fokus Manajemen Pusat Manajer pusat dapat lebih fokus untuk merumuskan rancangan dan pengambilan keputusan strategis 9

10 1. Melatih dan Memotivasi para Manajer Dengan mendelagasikan sebagian wewenang kepada manajer yang lebih rendah, hal ini akan melatih dan memotivasi para manajer tersebut, yang berarti juga manajer tingkat atas telah melakukan pengkaderan. Kesempatan ini memungkinkan manajer puncak mengevaluasi kapabilitas manajer bawah 4. Meningkatkan Daya Saing Perusahaan dengan desentralisasi diharapkan dapat bertindak sebagai suatu unit bisnis mandiri yang memiliki daya saing, karena perusahaan yang tersentralisasi, tidak akan mampu menutup ketidak efisienan berbagai devisi yang pada gilirannya akan memperlemah daya saing perusahaan 10

11 Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut divisi Divisi dapat dibentuk : 1. Berdasarkan jenis barang atau jasa yang diproduksi 2. Diciptakan menurut garis geografis 3. Berdasarkan jenis pertanggungjawaban Pengorganisasian divisi-divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan suatu kebutuhan pengendalian divisi melalui penggunaan akuntansi pertanggungjawaban Kontrol terhadap pusat biaya dan pusat laba dicapai melalui evaluasi efisiensi dan keefektifan manajer devisional dalam mengendalikan biaya atau penjualan Pusat laba dievaluasi berdasarkan pendapatan 11

12 Pengukuran Kinerja Pusat Investasi 1. Pengembalian atas Investasi (return on investment ROI) adalah mengukur investasi dengan membandingkan antara laba operasi dengan aktiva operasi rata-rata ROI = laba operasi : aktiva operasi rata-rata atau ROI = Marjin x Perputaran = (Laba operasi : Penjualan) x (Penjualan : Aktiva Ops. Rata-rata) 12

13 2. Laba Residu ( economic value added EVA ) adalah selisih antara laba bersih operasional setelah pajak dikurangi total biaya modal terpakai. EVA = laba stlh pajak ( biaya modal rata-rata x total modal terpakai ) 13

14 Perbandingan ROI 2005 Penjualan Laba oprasi Aktiva rata-rata ops. ROI 2006 Penjualan Laba oprasi Aktiva rata-rata ops. ROI Devisi Elektrik $ % $ % Devisi Suplies Med $ % $ % Marjin Perputaran ROI ,0 % 5,0 % 3 x 4 x 18,0 % 20,0 % ,0 % 2,5 % 6 x 6 x 18 % 15 % 14

15 Bila dilihat dari tingkat ROI saja, maka Devisi Elektrik ROI nya naik dari 18 % menjadi 20 % dan Devisi Supplies Medical menunjukkan ROI yang turun dari 18 % menjadi 15 % Tetapi bila dilihat dari sisi marjin, maka marjin kedua Devisi tersebut pada tahun 2006 sebenarnya turun bila dibandingkan dengan tahun 2005 ( yaitu devisi elektrik dari 6 % menjadi 5 % dan devisi supplies medical dari 3 % menjadi 2,5 % ) Jadi peningkatan ROI devisi elektrik tersebut bukan disebabkan oleh peningkatan marjin tetapi disebabkan oleh peningkatan perputaran dan penurunan ROI devisi supplies medical disebabkan marjin yang turun Meskipun kedua pendekatan menghasilkan ROI yang sama, namun kalkulasi margin dan perputaran dapat memberikan informasi yang lebih kepada manajer. Hal ini dapat dibuktikan dari contoh diatas 15

16 Keunggulan ROI 1. Mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban dan investasi, sebagaimana yang diharapkan dari manajer pusat investasi 2. Mendorong manajer fokus pada efisiensi biaya 3. Mendorong manajer fokus pada efisiensi aktiva operasi Kelemahan ROI 1. ROI mengakibatkan pengertian yang sempit, hanya pada profitabilitas devisi dan mengorbankan profitabilitas keseluruhan perusahaan 2 ROI mendorong manajer terfokus pada kepentingan jangka pendek dan mengorbankan kepentingan jangka panjang 16

17 Contoh Fokus pada hubungan ROI Direktur Utama sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan saran dari Direktur Pemasarannya untuk meningkatkan anggaran biaya iklan sebesar $ ,- Direktur Pemasaran yakin bahwa kenaikan ini akan mendorong hasil penjualan sebesar $ ,- dan meningkatkan margin konstribusi sebesar $ ,-. Untuk memenuhi peningkatan penjualan diperlukan tambahan aktiva operasi $ ,- Pada saat ini perusahaan menghasilkan penjualan sebesar $ ,-, laba operasi bersih sebesar $ ,- dan aktiva operasi rata-rata sebesar $ ,- Jawab Bila anggran iklan naik sebesar $ ,- dan margin konstribusi naik sebesar $ ,- maka laba akan naik sebesar $ ,- ( ) ROI tanpa tambahan biaya iklan = 15 % ( / ) ROI dengan tambahan biaya iklan = 15,24 % ( / ) Karena ROI meningkat, maka saran dari Direktur Pemasaran dapat diterima 17

18 Contoh : Fokus yang sempit pada profitabilitas divisi Suatu Devisi yang memproduksi alat pembersih mendapat kesempatan untuk melakukan investasi dalam 2 proyek pada tahun mendatang. Biaya yang dibutuhkan, laba operasi dan ROI masing-masing investasi adalah sbb : Proyek I Proyek II Investasi $ $ Laba operasi $ $ ROI 13 % 16 % Devisi saat ini menghasilkan ROI sebesar 15 %, aktiva operasi $ 50 juta dan laba operasi $ 7,5 juta. Devisi telah mendapat persetujuan tambahan investasi sebesar $ 15 juta untuk investasi baru. Kantor pusat mensyaratkan bahwa semua investasi harus menghasilkan laba paling sedikit 10 %. Setiap modal yang tidak digunakan oleh devisi akan diinvestasikan oleh kantor pusat dan menghasilkan laba sebesar 10 %. Manajer devisi mempunyai 4 alternatif (1) Investasi dalam Proyek I, (2) Investasi dalam Proyek II, (3) Investasi dalam Proyek I dan II, (4) Tidak melakukan investasi. ROI devisi dihitung untuk masing-masing alternatif. 18

19 Pilih Pilih Pilih Kedua Tidak ada Proyek I Proyek II Proyek Proyek baru Laba operasional $ $ $ $ Aktiva operasi $ $ $ $ ROI 14,67 % 15,07 % 14,75 % 15,00 % Manajer Devisi memilih investasi hanya pada Proyek II, karena ROI nya lebih tinggi atau meningkat 0,07 % dari investasi saat ini. Meskipun mampu memaksimalkan ROI devisi, Proyek II sebenarnya membebani perolehan laba perusahaan. Apabila Proyek I yang dipilih, perusahaan akan memperoleh laba sebesar $ Dengan tidak memilih Proyek I, modal $ 10 juta diinvestasikan pada 10 %, hanya akan menghasilkan sebesar $ 1 juta ( 0,10 x 1 juta ) Kalau perhatian yang hanya ditujukan pada ROI, maka devisi akan merugikan perusahaan sebesar $ dalam bentuk penurunan laba ( $ $ ) 19

20 Laba Residu Laba residu adalah selisih antara laba operasi dengan pengembalian minimal yang disyaratkan oleh aktiva operasi perusahaan sebagai upaya untuk mengatasi kecenderungan ROI menciptakan investasi yang menguntungkan bagi devisi tetapi mengurangi laba keseluruhan perusahaan. Pilih Pilih Pilih Kedua Tidak ada Proyek I Proyek II Proyek Proyek baru Aktiva operasi $ $ $ $ Laba operasional$ $ $ $ Biaya modal $ $ $ $ Laba residu $ $ $ $ Masing-masing proyek menhasilkan laba residu yang positif. Namun pemilihan kedua proyek sekaligus akan akan menghasilkan laba residu yang paling tinggi $ ,- 20

21 Lihat contoh kasus perusahaan pembersih Ingat bahwa manajer devisi menolak Proyek I karena akan menurunkan ROI devisi, namun keputusan tsb membebani laba perusahaan sebesar $ ,-. Penggunaan EVA sebagai ukuran kinerja akan mencegah kerugian ini. Proyek I EVA = Pendapatan proyek Biaya modal = $ ( 0,10 x $ ,-) = $ ,- Proyek II EVA = $ ( 0,10 x $ ,- ) = $ ,- EVA kedua proyek, menandakan bahwa keduanya memberikan keuntungan 21

22 Untuk tujuan perbandingan, EVA divisi untuk keempat alternatif diidentifikasi sbb : Pilih Proyek I Pilih Proyek II Pilih Kedua Proyek Tida ada Proyek Aktiva operasional $ $ $ $ Laba operasional $ $ $ $ Biaya modal *) $ $ $ $ EVA $ $ $ $ *) 0,10 x aktiva operasi Dari analisis diatas menunjukkan bahwa memilih kedua proyek lebih menguntungkan, karena menghasilkan peningkatan EVA terbaik Penggunaan EVA mendorong para manajer untuk menerima proyek manapun yang dpat menghasilkan tingkat diatas minimum 22

23 Pengukuran dan Penghargaan Kinerja ( Kompensasi Manajemen ) Kenaikan gaji Bonus berdasarkan laba Opsi saham Kompensasi non kuangan ( kenaikan jabatan, ruang kerja yang nyaman, pengeluaran yang ditanggung perusahaan dsb ) 23

24 Penetapan Harga Transfer Harga transfer ( transfer price ) yaitu harga yang ditagihkan untuk barang yang ditransfer dari satu divisi ke dvisi yang lain Perusahaan ABC Div A Memproduksi komponen & mentransfernya ke C dgn hrg transfer $ 30/unit Div C Membeli komponen dari A dgn hrg $30/unit & menggunakan komponen itu u/ memproduksi produk akhir Pendapatan bagi A Harga transfer $30/unit Meningkatkan laba bersih Biaya bagi C Meningkatkan ROI Menurunkan laba bersih Menurunkan ROI Pendapatan harga transfer = Biaya harga transfe Dampak Nol bagi Perusahaan ABC 24

25 Harga transfer minimum Adalah harga transfer yang akan membuat devisi penjual tidak akan menjadi lebih buruk apabila barang dijual kepada devisi internal dari pada dijual kepada pihak luar Harga transfer maksimum Adalah harga transfer yang akan membuat devisi pembeli tidak akan menjadi lebih buruk apabila barang dibeli dari devisi internal dari pada dibeli dari pihak luar 25

26 Medote harga transfer 1. Metode harga pasar atau outsourcing 2. Harga transfer yang dinegosiasikan 3. Harga transfer berdasarkan biaya a. Biaya penuh ditambah markup b. Biaya variabel ditambah ongkos tetap 26

27 Contoh Devisi Komponen memproduksi suku cadang yang digunaka oleh Devisi Barang. Biaya produksi suku cadang adalah : Bahan baku langsung $ 10,- Tenaga kerja langsung 2,- Overhead variabel 3,- Overhead tetap *) 5,- *) didasarkan pada volume suku cadang Total biaya $ 20,- Biaya lain yang dikeluarkan oleh devisi komponen adalah sbb: Penjualan dan administrasi tetap $ ,- Penjualan variabel per unit $ 1,- Suku cadang dijual dengan harga antara $ 28 dan $ 30 dalam pasar eksternal Saat ini Devisi Komponen menjual produknya kepada pelanggan eksternal seharga $ 29,-. Devisi ini mampu memproduksi unit per tahun. Namun karena kondisi perekonomian melemah hanya memproduksi unit yang diperkirakan akan terjual selama tahun yang akan datang. Biaya penjualan variabel dapat dihindari apabila suku cadang dijual secara internal Devisi Barang selama ini membeli suku cadang serupa dari pemasok eksternal dengan harga $ 28,-. Devisi ini memperkirakan akan menggunakan unit suku cadang selama tahun yang akan datang. Manajer Devisi Barang telah mengajukan penawaran untuk membeli unit dari Devisi Komponen seharga $ 18,- per unit

28 Diminta : 1. Tentukan harga transfer minimum yang dapat diterima Devisi Komponen 4. Tentukan harga transfer maksimum yang bersedia dibayar oleh manajer Devisi barang 5. Haruskah transfer internal dilakukan?. Mengapa?. Apabila Anda adalah manajer Devisi Komponen, bersedikan Anda menjual suku cadang dengan harga $ 18,-? Jelaskan. 6. Seandainya total aktiva operasi rata-rata Devisi Komponen adalah $ 10 juta. Hitunglah ROI untuk tahun yang akan datang, dengan menganggap bahwa unit tersebut ditransfer ke Devisi Barang dengan harga $ 21,- per unit 28

29 Jawab : 2. Harga transfer minimum adalah $ 15,-. Devisi Komponan memiliki kapasitas menganggur, sehingga hanya harus menutup biaya variabel saja ( Biaya tetap adalah sama baik dengan atau tanpa transfer internal, beban penjualan variabel dapat dihindari ) 3. Harga transfer maksimum adalah $ 28,- Devisi Barang tidak akan bersedia membayar lebih tinggi dari harga pemasok eksternal 4. Ya, transfer internal seharusnya terjadi ; Biaya kesempatan devisi penjual lebih kecil dari biaya kesempaan devisi pembeli. Devisi komponen akan memperoleh tambahan laba $ ( $3 x ). Namun total manfaat bersama adalah $ ( $13 x ). Manjer Devisi Komponen seharusnya berusaha untuk menegosiasikan hasil yang lebih menguntungkan untuk devisi tersebut 29

30 1. Laporan rugi laba : Penjualan ( 29 x ) + ( 21 x ) $ Dikurang : BV barang yg dijual ( 15 x ) ( ) Beban penjualan variabel ( 1 x ) ( ) Margin kontribusi $ Dikurang : Overhead tetap ( 5 x ) ( ) Penjualan & adm tetap ( ) Laba operasi $ ,- ROI = : = 0,075 atau 7,5 % 30

31 Contoh soal EVA EL inc. memiliki pendapatan operasional bersih setelah pajak tahun lalu sebesar $ Ada dua sumber pendanaan yang digunakan oleh perusahaan yaitu : $ 2,5 juta obligasi hipotek yang membayar 8 % bunga dan $ 10 juta saham biasa yang dianggap tidak beresiko. Tingkat pengembalian atas saham pemerintah adalah 6 %. EL Inc membayar suatu tingkat pajak marginal sebesar 40 %. Total modal yang dipakai adalah $ 5,3 juta Diminta : 1. Berapakah biaya tertimbang atas modal EL Inc 2. Hitunglah EVA perusahaan 31

32 Jawab : 1. Biaya obligasi hipotik setelah pajak (1 0,4) x 0,08 = 0,048 Biaya saham biasa = pengembalian obligasi pemerintah + deviden rata-rat = 6 % + 6 % = 12 % Biaya Biaya Jumlah Persen x Setelah pajak = yang Dibebankan Obligasi Hipotik $ , ,0096 Saham Biasa $ ,80 0, Total $ ,1056 Bila jumlah modal yang dipakai adalah $ ,- maka biaya modal (dengan menggunakan biaya rata-rata tertimbang) adalah $ ( 0,1056 x ) 2. Sehingga EVA El Inc adalah sbb : Pendapatan operasional stlh pajak $ ,- Dikurangi : Biaya modal $ ,- EVA $ ,- EVA positif berarti El Inc mendapat laba operasional lebih dan diatas biaya modal. Hal ini berarti dari investasi tersebut terdapat penambahan kekayaan 32

33 Contoh : Mahalo Inc. tahun lalu memiliki pendapatan operasi bersih setelah pajak sebesar $ Tiga sumber pembiayaan digunakan oleh perusahaan $ 2 juta dari obligasi hipotek dengan bunga 8 % $ 3 juta dari obligasi tanpa jaminan dengan bunga 10% $ 10 juta dengan saham biasa Mahalo membayar tingkat pajak marginal 40 %, sehingga biaya setelah pajak atas : Obiligasi hipotek 0,048 = ( 1-0,4) x 0,08 Obligasi tanpa jaminan 0,06 = ( 1-0,4 ) x 0,10 Saham biasa tidak ada penyesuaian sehingga biaya untuk saham biasa adalah 12 % ( 6 % utk pengembalian obligasi pemerintah dan 6 % sisanya utk premi deviden rata-rata ) Biaya tertimbang rata-rata atas modal dihitung dengan mengambil proporsi modal dari tiap sumber pembiayaan dan mengalikannya dengan biayanya. 33

34 Biaya Biaya yang Jumlah Persen x Setelah pajak = Dibebankan Obligasi Hipotik $ , ,006 Obligasi tanpa jaminan $ ,200 0,060 0,012 Saham Biasa $ ,667 0, Total $ ,000 0,098 Bila jumlah modal yang dipakai adalah $ ,- maka biaya modal ( dengan menggunakan biaya rata-rata tertimbang ) adalah $ ( 0,098 x ) Sehingga EVA Mahalo Inc adalah sbb : Pendapatan operasional stlh pajak $ ,- Dikurangi : Biaya modal $ ,- EVA $ ,- EVA positif berarti Mahalo Inc mendapat laba operasional lebih dan diatas biaya modal. Hal ini berarti dari investasi tersebut terdapat penambahan kekayaan 34

35 TERIMA KASIH 35

PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER

PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER Pert 9 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 DESENTRALISASI DAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN Sistem akuntasi pertanggung jawaban

Lebih terperinci

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI 1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil dari masing-masing pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi

Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi PUSAT LABA Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam rung lingkup laba (yaitu selisih antara pendapatan dan beban) maka

Lebih terperinci

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) Dosen: Christian Ramos K ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) DECENTRALIZATION AND SEGMENTED REPORTING (Desentralisasi dan Laporan Segmen ) REFERENSI: HANSEN & MOWEN, Managerial

Lebih terperinci

SEGMENT REPORTING & DECENTRALIZATION

SEGMENT REPORTING & DECENTRALIZATION Segment Reporting & Decentralization Akmen-Chapter 12-Page 1 of 6 SEGMENT REPORTING & DECENTRALIZATION Desentralisasi Organisasi: suatu sistem dalam organisasi dimana pembuatan keputusannya tidak diserahkan

Lebih terperinci

HARGA TRANSFER KONSEP HT :

HARGA TRANSFER KONSEP HT : HARGA TRANSFER Istilah HT ini dijumpai pada perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat laba dan antar pusat laba tersebut terjadi transfer barang/jasa. Adanya transfer barang dan jasa dihubungkan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Pengendalian manajemen adalah suatu proses dimana manajemen menjamin bahwa organisasi melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien. Sistem pengendalian manajemen membantu

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN

DASAR-DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN DASAR-DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN I. Anggaran: Rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang, yang dinyatakan secara kuantitatif,biasanya dalam satuan uang. II. Manfaat Anggaran. 1. Anggaran membuat

Lebih terperinci

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING AKUNTANSI MANAJEMEN Modul ke: HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Desentralisasi Organisasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut yaitu dari sudut akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan dari sudut akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Leverage 2.1.1 Pengertiang Leverage Perusahaan dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin dan kendaraan,

Lebih terperinci

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) Dosen: Christian Ramos K ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) TRANSFER PRICING (Harga Transfer) REFERENSI: HANSEN & MOWEN, Managerial Acconting (BOOK) 1 15-2 Laba residu adalah perbedaan

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL Untuk Pengambilan Keputusan/Pemilihan Alternatif

INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL Untuk Pengambilan Keputusan/Pemilihan Alternatif INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL Untuk Pengambilan Keputusan/Pemilihan Alternatif Akuntansi DIFERENSIAL menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Indayani (2004), melakukan penelitian pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BursaEfek Jakarta.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengendalian Manajemen 2.1.1 Sifat Sistem Pengendalian Manajemen Organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu kerja sama berdasarkan suatu pembagian kerja yang

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN FATCHUR ROHMAN, SE, M.PD, M.SI PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNISNU JEPARA PENGERTIAN DESENTRALISASI: Suatu situasi organisasi dimana dalam pembuatan

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen Dosen pengampu : Dr. P. Basuki Hadiprajitno

TUGAS INDIVIDU. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen Dosen pengampu : Dr. P. Basuki Hadiprajitno TUGAS INDIVIDU Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen Dosen pengampu : Dr. P. Basuki Hadiprajitno Disusun Oleh : Dwinanda Harsa (NIM : 12030112150040) Kelas Kerjasama BPK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN MAKALAH ANALISIS DESENTRALISASI SEGMEN USAHA, KINERJA DIVISI, DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

HARGA TRANSFER KONSEP HT :

HARGA TRANSFER KONSEP HT : HARGA TRANSFER Istilah HT ini dijumpai pada perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat laba dan antar pusat laba tersebut terjadi transfer barang/jasa. Adanya transfer barang dan jasa dihubungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan II. LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk NAMA : APRILIA ENDAH SUSANTY NPM : 21211018 JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : HARYONO, SE., MM PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH : 1. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL 1 Pertemuan 12 KEPUTUSAN INVESTASI MODAL Organisasi sering dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan investasi dalam aktiva atau proyek yang mencerminkan komitmen jangka panjang. A. Jenis-jenis

Lebih terperinci

BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS Informasi Akuntansi Diferensial Menyajikan informasi mengenai taksiran pendapatan, biaya, dan atau aktiva yang berbeda jika suatu tindakan tertentu dipilih

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor dalam melakukan investasi tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kebijakan Hutang 1. Pengertian Kebijakan Hutang Hutang menunjukkan besarnya kepentingan kreditur pada harta perusahaan. Pada prinsipnya hutang akan menguntungkan apabila perusahaan

Lebih terperinci

VARIABEL COSTING SBG ALAT BANTU MANAJEMEN

VARIABEL COSTING SBG ALAT BANTU MANAJEMEN VARIABEL COSTING SBG ALAT BANTU MANAJEMEN PENGERTIAN PENENTUAN HP VARIABEL PENTINGNYA KONSEP HP VARIABEL ELEMEN BIAYA YG TERMASUK BIAYA PRODUKSI TUJUAN PENENTUAN HP VARIABEL MANFAAT HP VARIABEL PERBEDAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB 13 KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

BAB 13 KEPUTUSAN INVESTASI MODAL BAB 13 KEPUTUSAN INVESTASI MODAL JENIS-JENIS KEPUTUSAN INVESTASI MODAL Keputusan investasi modal (capital investment decision) berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas, pengaturan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori Pada perusahaan yang sederhana pemimpin perusahaan dapat mengambil keputusan dan dapat mengawasi kegiatan perusahaan seorang diri. Dengan semakin besar dan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 5 : PUSAT INVESTASI

BAB 5 : PUSAT INVESTASI BAB 5 : PUSAT INVESTASI Disajikan oleh : SUNARYO, SE. C.MM EMAIL : baduttumin@yahoo.com BLOG S:www.naryo1981.wordpress.com CHAPTER 5 PUSAT INVESTASI PENGERTIAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN YANG KINERJA PIMPINANNYA

Lebih terperinci

KOMPENSASI MANAJEMEN A. Karakteristik Rencana Kompensansi Insentif

KOMPENSASI MANAJEMEN A. Karakteristik Rencana Kompensansi Insentif 1 KOMPENSASI MANAJEMEN Setiap organisasi memiliki cita-cita. Peran penting sistem pengendalian manajemen adalah untuk memotivasi para anggota organisasi untuk mencapai cita-cita organisasi. Manajer biasanya

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN I. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN & ANALYSIS KEUANGAN I. PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan dalam industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan seperti mengakibatkan para manajer perusahaan berusaha. meningkatkan keuntungan dengan berbagai cara, dan hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan seperti mengakibatkan para manajer perusahaan berusaha. meningkatkan keuntungan dengan berbagai cara, dan hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di era globalisasi mendorong berbagai sektor usaha saling berlomba untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar tetap bertahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada setiap bisnis, profit merupakan hal yang krusial. Profit dalam suatu bisnis merupakan suatu keharusan, jika bisnis tersebut ingin berlangsung. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan dan pengendalian operasional Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak memberikan peran bagi para kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL PENGERTIAN PENENTUAN HP VARIABEL PENTINGNYA KONSEP HP VARIABEL ELEMEN BIAYA YG TERMASUK HARGA POKOK PRODUK TUJUAN PENENTUAN HP VARIABEL MANFAAT HP VARIABEL PERBEDAAN KONSEP

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Penelitian Terdahulu Rina MS dan Farid D (2012) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Studi Kasus Bagian PT. PAL Surabaya-Divisi Kapal Perang).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya adalah mengoptimalkan nilai pemegang saham. Dengan memaksimalkan nilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan diseluruh dunia saling berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan diseluruh dunia saling berlomba-lomba untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia dalam perekonomian semakin berkembang pesat, banyaknya perusahaan-perusahaan diseluruh dunia saling berlomba-lomba untuk mendorong perusahaan mereka

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

INFORMASI AKUNTANSI PENUH INFORMASI AKUNTANSI PENUH Oleh : Ani Hidayati DEFINISI INFORMASI AKUNTANSI PENUH Seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh, dan/atau seluruh sumber yang dikorbankan/biaya suatu objek informasi

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja dalam investasi sangatlah penting karena melalui penilaian kinerja dapat diketahui apakah kinerja dan operasional perusahaan tersebut sudah

Lebih terperinci

Ali Ridho,SE. M.Si.

Ali Ridho,SE. M.Si. MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HARGA TRANFER PENGERTIAN DAN TUJUAN HARGA TRANSFER, METODE HARGA TRANSFER, PENETAPAN HARGA SERVICE DARI KANTOR PUSAT, DAN ADMINISTRASI HARGA TRANSFER Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini ditunjang dengan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Setiap pelaku usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu

BAB II TINJAUAN TEORITIS. tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengukuran Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijakan

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Manajemen (Management Control Systems)

Sistem Pengendalian Manajemen (Management Control Systems) Modul Belajar: Sistem Pengendalian Manajemen (Management Control Systems) (Anthony and Govindarajan,12 th Ed) Disusun oleh Bambang Kesit Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, metode penelitian memegang peranan penting. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, metode penelitian memegang peranan penting. Metode BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian, metode penelitian memegang peranan penting. Metode penelitian adalah suatu proses berpikir dari penentuan masalah, pengumpulan data, baik melalui buku-buku

Lebih terperinci

Bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan

Bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan A. PENGERTIAN Menurut Kasmir dalam bukunya yang berjudul Analisis Laporan Keuangan, Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan

Lebih terperinci

TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PENGANTAR Analisis laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dan bagian penting dari analisis bisnis yang lebih luas. Analisis bisnis (business analysis) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara, bahkan keberadaan pasar modal menjadi salah satu indikator untuk mengukur maju tidaknya tingkat

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost Accounting, Cost Concept Dan Cost Information System. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S,Ak.

Akuntansi Biaya. Cost Accounting, Cost Concept Dan Cost Information System. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S,Ak. Modul ke: Akuntansi Biaya Cost Accounting, Cost Concept Dan Cost Information System Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S,Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Cost Accounting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan yang didapat penulis dari hasil penelitian dan penulis juga akan memberikan saran-saran yang mungkin berguna untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat berkembang dalam mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubahubah serta bersaing untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas perekonomian Indonesia selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Perkembangan aktivitas perekonomian Indonesia dapat dilihat dari beberapa

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DANA PENSIUN

STRUKTUR ORGANISASI DANA PENSIUN STRUKTUR ORGANISASI DANA PENSIUN PENDIRI DEWAN PENGAWAS DIREKTUR UTAMA DIREKTUR INVESTASI SEKRETARIAT INTERNAL AUDIT DIREKTUR ADM. & KEUANGAN p e n g u r u s BAGIAN PENGEMBANGAN DANA BAGIAN MANAJEMEN RESIKO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Organisasi seringkali dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Diferensial Mulyadi (2002:118) menyatakan: Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian pada masa sekarang ini mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor produksi maupun

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN Salah satu tugas pokok manajer adalah membuat keputusan berdasarkan informasi akuntansi yang relevan. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume Dosen: Christian Ramos K AKUNTANSI MANAJEMEN Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume REFERENSI: Ray H. Garrison. Managerial Accounting : Concepts for Planning, Control, & Decision Making, Boston

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan BAB 3 Analisis Laporan Keuangan 3-1 Analisis Laporan Keuangan Analisis rasio Pengaruh peningkatan rasio Analisis Sistem DuPont Keterbatasan analisis rasio Faktor2 kualitatif 3-2 Neraca Allied: Aktiva Kas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan dalam industri manufaktur tersebut

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), berdiri sejak tahun 1966, adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), berdiri sejak tahun 1966, adalah UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), berdiri sejak tahun 1966, adalah perusahaan yang menjalankan usaha rekreasi dan property bertema pariwisata. Pengalamannya selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas menurut Riyanto (2001) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono (2001)

Lebih terperinci

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 20 Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan Mahasiswa dapat memahami dan menyebutkan laporan keuangan dasar dalam laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return) BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2012) dengan judul Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode yang digunakan

Lebih terperinci