PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI FREKUENSI RADIO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI FREKUENSI RADIO"

Transkripsi

1 PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 08 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI FREKUENSI RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan instansi pembina Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 99 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 07 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Kementerian Komunikasi dan Informatika perlu menyusun Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio;

2 - - Mengingat :. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 04 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 04 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);. Peraturan Pemerintah Nomor Nomor Tahun 07 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 07 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037); 3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 05 tentang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 05 Nomor 96); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/7/M.PAN/5/006 tentang Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio dan Angka Kreditnya; 5. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 07 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis bidang Monitor Spektrum Frekuensi Radio (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 07 Nomor 73) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor Tahun 08 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 07 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis bidang Monitor Spektrum Frekuensi Radio (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 08 Nomor 58); 6. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 6 Tahun 08 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 08 Nomor 09); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI FREKUENSI RADIO.

3 - 3 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal Peraturan Menteri ini merupakan pedoman dalam pengelolaan Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio untuk: a. Melakukan perhitungan penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio; b. melaksanakan pengangkatan, Kenaikan Pangkat, Kenaikan Jabatan, pengangkatan kembali, dan pemberhentian bagi Pegawai Negeri Sipil yang telah diangkat dan/atau akan diangkat dalam Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio; dan c. melakukan penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio. Pasal Ketentuan mengenai: a. penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio; b. pengangkatan, Kenaikan Pangkat, Kenaikan Jabatan, pemberhentian, dan pengangkatan kembali dari Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio; dan c. tata kerja Tim Penilai Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio dan tata cara penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio, sebagaimana dimaksud dalam Pasal tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 3 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: a. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 6A/PER/M.KOMINFO/7/008 tentang Pedoman Penyusunan Formasi Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio;

4 - 4 - b. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 6B/PER/M.Kominfo/7/008 tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan, Kenaikan Jabatan/Pangkat, Pembebasan Sementara, Pengangkatan Kembali dan Pemberhentian dalam dan dari Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio; dan c. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 6C/PER/M.KOMINFO/7/008 tentang Tata Kerja dan Tata Cara Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 4 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

5 - 5 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, RUDIANTARA Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 08 NOMOR

6 - 6 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 08 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI FREKUENSI RADIO I. Ketentuan Umum Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. 3. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai aparatur sipil negara dan pembinaan manajemen aparatur sipil negara di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 4. Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio yang selanjutnya disingkat JFPFR adalah Jabatan Fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan kegiatan di bidang pengendalian frekuensi radio. 5. Pejabat Fungsional Pengendali Frekuensi Radio yang selanjutnya disingkat PFR adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan tugas/kegiatan di bidang pengendalian frekuensi radio. 6. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS. 7. Angka Kredit adalah nilai setiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang dicapai oleh pejabat fungsional PFR dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan Kenaikan Pangkat dan/atau Kenaikan Jabatan.

7 Formasi JFPFR adalah susunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan JFPFR berdasarkan analisis jabatan dan analis beban kerja, yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu. 9. Pejabat Yang Berwenang yang selanjutnya disingkat PyB adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai aparatur sipil negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 0. Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit yang selanjutnya disebut PyBAK adalah adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menandatangani Penetapan Angka Kredit. Perpindahan Jabatan adalah pengangkatan PNS dari jabatan yang diduduki ke jabatan yang lebih tinggi, jabatan lain, dan penurunan jabatan.. Pemberhentian Dari Jabatan adalah pemberhentian yang mengakibatkan PNS tidak lagi menduduki jabatan fungsional. 3. Tim Penilai JFPFR yang selanjutnya disebut Tim Penilai adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika dan bertugas menilai prestasi kerja dan menentukan Angka Kredit PFR. 4. Tim Penilai Direktorat Jenderal yang selanjutnya disebut TPD adalah Tim Penilai yang mempunyai tugas membantu Menteri atau pejabat pimpinan tinggi madya yang ditunjuk dalam menetapkan Angka Kredit PFR Madya/Ahli Madya golongan ruang IV/a sampai dengan IV/c. 5. Tim Penilai Unit Kerja yang selanjutnya disebut TPUK adalah Tim Penilai yang mempunyai tugas membantu pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi pengendalian frekuensi radio di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika dalam menetapkan Angka Kredit PFR Pelaksana Pemula/Pemula sampai dengan PFR Penyelia dan PFR Pertama/Ahli Pertama sampai dengan PFR Muda/Ahli Muda. 6. Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit yang selanjutnya disingkat DUPAK adalah daftar kegiatan PFR yang diajukan kepada Tim Penilai. 7. Penetapan Angka Kredit yang selanjutnya disingkat PAK adalah hasil

8 - 8 - II. III. penilaian Angka Kredit dari Tim Penilai berupa keputusan PAK yang telah disahkan oleh Pejabat yang Berwenang menetapkan Angka Kredit JFPFR sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 8. Menteri adalah Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika. 9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika. Ruang lingkup Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:. Formasi JFPFR;. pengangkatan, Kenaikan Pangkat, Kenaikan Jabatan, pemberhentian, dan pengangkatan kembali dari JFPFR; dan 3. Tim Penilai, tata kerja Tim Penilai, tata cara penilaian Angka Kredit, kriteria penilaian JFPFR. Formasi JFPFR A. Tata Cara Perhitungan Formasi JFPFR. Umum a. Formasi JFPFR pada satuan organisasi unit pengendalian frekuensi radio disusun berdasarkan analisis kebutuhan dan penyediaan PNS sesuai dengan jabatan yang tersedia dengan memperhatikan informasi jabatan yang ada. b. Analisis kebutuhan dan penyediaan pegawai tersebut berdasarkan analisis terhadap: ) jumlah PNS yang melaksanakan tugas pengendalian frekuensi radio di masing-masing unit pengendalian frekuensi radio; ) struktur organisasi unit pengendalian frekuensi radio, untuk dilihat jumlah PNS yang menempati jabatan struktural, Jabatan Fungsional, dan pelaksana yang tersedia di bawahnya; 3) jenis pekerjaan, yaitu macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu satuan organisasi dalam melaksanakan tugas pokoknya, terutama pekerjaan pengendalian frekuensi radio yang bersifat rutin setiap tahunnya dan jenis pekerjaan yang dapat diciptakan dalam setahun;

9 - 9-4) beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang PFR dalam jangka waktu tertentu; 5) faktor-faktor lain yang harus diperhitungkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, contohnya kemampuan keuangan negara. c. Formasi JFPFR di setiap unit pengendalian frekuensi radio hanya akan ada, apabila: ) tersedianya suatu unit pengendalian frekuensi radio yang mewadahi PFR dalam melaksanakan tugas pengendalian frekuensi radio; ) terdapat PFR di unit pengendalian frekuensi radio yang berhenti karena telah mencapai batas usia pensiun atau sebab-sebab lain; 3) terdapat PFR yang pindah ke dalam jabatan struktural atau fungsional lainnya; dan/atau 4) bertambahnya beban kerja di bidang pengendalian frekuensi radio.. Perhitungan Formasi JFPFR a. dimungkinkan setiap unit pengendalian frekuensi radio menambah Formasi JFPFR dengan menambah jumlah PNS yang melaksanakan tugas pengendalian frekuensi radio di unit pengendalian frekuensi radio tersebut, sepanjang adanya tambahan beban kerja; b. penambahan Formasi JFPFR dikarenakan adanya tambahan beban kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a dihitung berdasarkan formula sebagai berikut: Formasi JFPFR = ( Officer PR * µ Volume * µ Time) / Person Load Keterangan: Formasi JFPFR = Jumlah formasi yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan pengendalian frekuensi radio pada suatu unit pengendalian frekuensi radio.

10 - 0 - Officer PR = Jumlah kegiatan pengendalian frekuensi radio perjenjang. Volume = Rata-rata jumlah output hasil pekerjaan pengendalian frekuensi radio setiap jenis kegiatan pengendalian frekuensi radio. Time = Rata-rata waktu untuk menyelesaikan (satu) output. Person Load = Jumlah jam kerja efektif pengendali frekuensi radio dalam setahun (.75 jam). Contoh: Kegiatan pengendalian frekuensi radio pada suatu unit pengendalian frekuensi radio di Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam (satu) tahun adalah sebagai berikut: a) Kegiatan pengendalian frekuensi radio untuk JFPFR Pelaksana Lanjutan/Mahir berjumlah 3 (tiga puluh satu) kegiatan, masing-masing kegiatan rata-rata menghasilkan output sebanyak 0 (sepuluh) output, rata-rata setiap output membutuhkan penyelesaian waktu sebanyak 8 (delapan belas) jam. Maka formasi JFPFR untuk jenjang Pelaksana Lanjutan/Mahir tersebut adalah: Formasi JFPFR= (3* 0* 8) / dibulatkan menjadi 4 Jadi jumlah Formasi JFPFR untuk jenjang Pelaksana Lanjutan/Mahir adalah 4 (empat) orang. b) Kegiatan pengendalian frekuensi radio untuk JFPFR Penyelia berjumlah 3 (tiga puluh satu) kegiatan, masing-masing kegiatan rata-rata menghasilkan sebanyak (dua puluh dua) output, rata-rata setiap output membutuhkan penyelesaian waktu sebanyak

11 - - IV. (dua puluh dua) jam. Maka Formasi JFPFR untuk jenjang Penyelia tersebut adalah: Formasi JFPFR= (3* * ) / dibulatkan menjadi Jadi jumlah Formasi JFPFR untuk jenjang Penyelia adalah (dua belas) orang. c) Kegiatan pengendalian frekuensi radio untuk JFPFR Ahli Pertama berjumlah 5 (dua puluh lima) kegiatan, masing-masing kegiatan rata-rata menghasilkan sebanyak 3 (dua puluh tiga) output, rata-rata setiap output membutuhkan penyelesaian waktu sebanyak (dua puluh dua) jam. Maka formasi JFPFR untuk jenjang Ahli Pertama tersebut adalah: Formasi JFPFR= (5 * 3 * ) /.75 9,9 dibulatkan menjadi 0 Jadi jumlah formasi JFPFR untuk jenjang Ahli Pertama, adalah 0 (sepuluh) orang. B. Tata Cara Penetapan dan Pengusulan Formasi JFPFR. Penetapan Formasi JFPFR Formasi JFPFR untuk masing-masing satuan organisasi setiap tahunnya ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi berdasarkan usul dari Menteri dan setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara.. Prosedur Pengusulan Formasi JFPFR a. Usulan Formasi JFPFR disusun berdasarkan, antara lain bezetting/peta jabatan baik jabatan struktural maupun Jabatan Fungsional pada unit pengendalian frekuensi radio yang bersangkutan; b. Usulan Formasi JFPFR diajukan oleh Menteri kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan. Pengangkatan, Kenaikan Pangkat, Kenaikan Jabatan, Pemberhentian, Pengangkatan Kembali Dari JFPFR A. Pengangkatan. Ketentuan dan Persyaratan Pengangkatan

12 - - a. Pengangkatan JFPFR dapat dilakukan: ) Apabila unit pengendalian frekuensi radio yang bersangkutan memiliki formasi JFPFR yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi berdasarkan usul dari Menteri setelah mendapat pertimbangan dari Badan Kepegawaian Negara. ) Dengan mekanisme: a) pengangkatan pertama kali, yaitu pengangkatan yang dilakukan melalui proses rekrutmen calon PNS dengan persyaratan: Untuk Tingkat Terampil i. ijazah paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan; ii. pangkat paling rendah Pengatur Muda golongan ruang II/a; iii. setiap unsur penilaian prestasi kerja dalam SKP paling rendah bernilai baik dalam (satu) tahun terakhir; dan iv. memiliki Angka Kredit kumulatif minimal sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Untuk Tingkat Ahli i. ijazah paling rendah sarjana/d.iv sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan; ii. pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang III/a; iii. setiap unsur penilaian prestasi kerja dalam SKP sekurang-kurangnya paling rendah bernilai baik dalam (satu) tahun terakhir; iv. memiliki Angka Kredit kumulatif minimal sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. b) perpindahan jabatan dari jabatan lain dengan persyaratan: i. semua persyaratan huruf a) di atas;

13 - 3 - ii. pengalaman dalam kegiatan pengendalian frekuensi radio paling sedikit (dua) tahun; iii. usia paling tinggi 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun dari jabatan terakhir yang dipangkunya. 3) PFR yang diangkat berdasarkan butir ) paling lambat (dua) tahun sejak diangkat dalam JFPFR wajib lulus pendidikan dan pelatihan fungsional PFR. 4) Penetapan Angka Kredit kumulatif minimal untuk pengangkatan sebagaimana dimaksud pada butir dilakukan Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit setelah dilakukan penilaian oleh Tim Penilai. b. Pangkat, Golongan/Ruang, dan Jenjang Jabatan JFPFR Pangkat dan golongan/ruang PNS yang diangkat ke dalam JFPFR ditetapkan sama dengan pangkat dan golongan/ruang yang dimiliki dengan jenjang jabatan PFR ditetapkan berdasarkan Angka Kredit yang tertuang dalam PAK yang dimiliki. c. Memenuhi ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/7/M.PAN/5/006, setiap pengangkatan PNS ke dalam JFPFR harus berdasarkan pada formasi yang ditetapkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.. Prosedur Pengangkatan a. PNS yang telah memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana tersebut pada huruf A secara hierarki mengajukan usulan pengangkatan ke dalam JFPFR kepada pimpinan unit kerja yang bersangkutan paling rendah pejabat pengawas dengan melampirkan masing-masing rangkap (dua): ) fotokopi ijazah sekolah lanjutan tingkat atas/d.iii untuk JFPFR tingkat terampil/kategori keterampilan, fotokopi ijazah S/D.IV/S untuk JFPFR tingkat ahli/kategori keahlian yang diakreditasi dan/atau dilegalisir pejabat yang berwenang dalam melakukan legalisir ijazah.

14 - 4 - ) fotokopi surat keputusan kenaikan pangkat terakhir; 3) fotokopi SKP; dan 4) Surat keterangan dari Pejabat Yang Berwenang serendah-rendahnya pejabat pengawas bahwa yang bersangkutan telah melakukan pekerjaan dalam bidang pengendalian frekuensi radio sekurangkurangnya (dua) tahun bagi PNS yang diangkat melalui mekanisme perpindahan jabatan. b. Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika menugaskan PNS yang akan diangkat dan/atau telah diangkat ke dalam JFPFR untuk mengikuti diklat fungsional di bidang pengendalian frekuensi radio. c. PNS yang akan diangkat dan/atau telah diangkat dalam JFPFR yang telah mengikuti ujian dan lulus diklat fungsional di bidang pengendalian frekuensi radio menyampaikan surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP) kepada pejabat yang menangani bidang kepegawaian di Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Dengan tembusan kepada Biro Kepegawaian dan Organisasi. d. Pejabat yang menangani bidang kepegawaian di Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika menyampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dan kepada Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit, masing-masing (satu) berkas DUPAK dan dokumen yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. untuk diproses PAK-nya. e. Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit menyampaikan PAK PNS yang akan diangkat ke dalam JFPFR kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika untuk diusulkan pengangkatannya sebagai PFR kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi. f. Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi atau pejabat yang ditunjuk kemudian melakukan verifikasi atas kebenaran

15 - 5 - dan keabsahan berkas dan lampiran usulan pengangkatan PNS kedalam JFPFR sebagai berikut: ) memeriksa usulan yang diterima dengan kelengkapan lampiran dokumen administrasi yang dipersyaratkan; ) melakukan penelitian pangkat golongan/ruang dan jumlah Angka Kredit dalam PAK yang bersangkutan; dan 3) menyiapkan rancangan surat keputusan pengangkatan menjadi PFR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. g. Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi menyampaikan rancangan surat keputusan pengangkatan PFR kepada Pejabat Pembina Kepegawaian untuk ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. h. Penanda tangan penetapan PFR dapat didelegasikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. i. Asli surat keputusan pengangkatan yang telah ditetapkan oleh Pejabat Yang Berwenang disampaikan kepada PFR yang bersangkutan dengan tembusan kepada: ) Kepala Badan Kepegawaian Negara; ) Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan; 3) Direktur Pengendalian Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika; 4) Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika; 5) Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara setempat; dan 6) Pimpinan unit PFR yang bersangkutan. B. Kenaikan Pangkat dan/atau Kenaikan Jabatan. Ketentuan dan Persyaratan Kenaikan Pangkat dan/atau Kenaikan Jabatan a. Penetapan Angka Kredit digunakan sebagai salah satu dasar untuk mempertimbangkan Kenaikan Pangkat dan/atau Kenaikan Jabatan PFR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan. b. PFR dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila memenuhi ketentuan:

16 - 6 - ) memiliki Angka Kredit kumulatif minimal yang ditentukan untuk Kenaikan Pangkat; ) memiliki masa kepangkatan minimal (dua) tahun; dan 3) setiap unsur SKP paling sedikit bernilai baik dalam (dua) tahun terakhir. c. PFR dapat dinaikkan jenjang jabatannya apabila memenuhi ketentuan: ) memiliki Angka Kredit kumulatif minimal yang ditentukan untuk kenaikan jenjang jabatan. ) paling sedikit telah (satu) tahun dalam jabatan terakhir. 3) setiap unsur SKP paling sedikit bernilai baik dalam (satu) tahun terakhir. d. Angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf c berasal paling sedikit 80% (delapan puluh perseratus) dari unsur utama dan paling banyak 0% (dua puluh perseratus) berasal dari unsur penunjang. e. Angka Kredit dari unsur utama berasal dari unsur kegiatan pengendalian frekuensi radio dan pengembangan profesi dengan komposisi sebagai berikut: ) bagi PFR tingkat Keahlian yang naik jabatan menjadi PFR Ahli Muda sampai dengan PFR Ahli Madya atau naik pangkat menjadi pangkat Penata golongan ruang III/c sampai dengan Pembina Utama muda golongan ruang IV/c: a) kegiatan pengendalian frekuensi radio paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus); dan b) kegiatan pengembangan profesi paling banyak 70% (tujuh puluh perseratus). ) bagi PFR tingkat Keterampilan yang naik jabatan menjadi PFR Pelaksana/Terampil sampai dengan PFR Penyelia atau naik pangkat menjadi Pengatur Muda tingkat I golongan ruang II/b sampai dengan Penata Tingkat I golongan ruang III/d: a) kegiatan pengendali frekuensi radio paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus); dan

17 - 7 - b) kegiatan pengembangan profesi paling banyak 30% (tiga puluh perseratus). f. PNS yang diangkat dalam JFPFR dan telah memperoleh Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk Kenaikan Pangkat dan/atau Kenaikan Jabatan satu tingkat lebih tinggi pada tahun pertama dalam masa pangkat/jabatan yang didudukinya, maka pada tahun berikutnya, setiap tahun yang bersangkutan tetap diharuskan mengumpulkan Angka Kredit paling sedikit 0% (dua puluh perseratus) dari jumlah Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk Kenaikan Pangkat dan/atau Kenaikan Jabatan berikutnya yang berasal dari kegiatan pengendalian frekuensi radio dan/atau pengembangan profesi. Contoh : Sdr. Candra Irawan, ST dengan pangkat Penata Muda golongan ruang III/a, terhitung mulai tanggal April 07 diangkat dalam JFPFR terhitung mulai tanggal April 07 sebagai PFR Ahli Pertama dengan Angka Kredit 4 (seratus dua puluh empat). Dalam tahun pertama, April 07 sampai dengan 3 Maret 08, Sdr. Candra Irawan, ST telah berhasil mengumpulkan Angka Kredit 7 (dua puluh tujuh). Persyaratan untuk kenaikan pangkat dari Penata Muda golongan ruang III/a menjadi Penata Muda tingkat I golongan ruang III/b adalah 50 (seratus lima puluh). Oleh karena Sdr. Candra Irawan, ST sampai dengan Januari 08 telah memperoleh angka kredit kumulatif 5 (seratus lima puluh satu) maka berdasarkan perolehan angka kreditnya maka terhitung mulai tanggal April 08 seharusnya Sdr. Candra Irawan, ST telah dapat naik pangkat ke golongan ruang III/b. Oleh karena masa kepangkatannya belum mencapai (dua) tahun dari masa kepangkatan terakhir, maka Sdr. Candra Irawan, ST belum dapat naik pangkat ke golongan ruang III/b, tetapi terhadap yang bersangkutan setiap tahun tetap diwajibkan mengumpulkan Angka Kredit paling sedikit 0% (dua puluh perseratus) dari jumlah Angka Kredit yang

18 - 8 - dipersyaratkan untuk Kenaikan Pangkat setingkat lebih tinggi, yang berasal dari kegiatan pengendalian frekuensi radio yaitu 0 % x (50 00) = 0 Angka Kredit sampai mencapai masa kepangkatan (dua) tahun ( April 09). Contoh : Sdr. Rudy, ST dengan pangkat penata muda golongan ruang III/a, terhitung mulai tanggal Oktober 06 diangkat dalam JFPFR terhitung mulai tanggal Januari 07 sebagai PFR Ahli Pertama dengan Angka Kredit 40 (seratus empat puluh). Sdr. Rudy, ST dalam tahun pertama, Januari 07 sampai dengan 3 Desember 07 dalam jabatannya telah berhasil mengumpulkan Angka Kredit 6 (enam puluh satu). Persyaratan untuk Kenaikan Jabatan menjadi PFR Muda, Sdr. Rudy, ST harus memiliki Angka Kredit 00 (dua ratus). Oleh karena Sdr. Rudy, ST telah memperoleh Angka Kredit 0 (dua ratus satu), maka berdasarkan perolehan Angka Kredit terhitung mulai tanggal Januari 08 seharusnya Sdr. Rudy, ST dapat dinaikan jabatannya satu tingkat lebih tinggi menjadi PFR Ahli Muda tetap dalam golongan ruang III/a terhitung mulai tanggal April 08. Dengan Angka Kredit yang telah diperolehnya sejumlah 0 (dua ratus satu) yang bersangkutan seharusnya memenuhi syarat untuk naik pangkat ke golongan ruang III/b dan III/c, akan tetapi karena masa kepangkatannya belum (dua) tahun dari masa kepangkatan terakhir, maka Sdr. Rudy, ST belum dapat diberikan kenaikan pangkat ke golongan ruang III/b terhitung mulai tanggal April 08 akan tetapi baru dapat diberikan kenaikan pangkat ke golongan ruang III/b terhitung mulai tanggal Oktober 08 dan kenaikan pangkat ke golongan ruang III/c terhitung mulai tanggal Oktober 00. Akan tetapi Sdr. Rudy, ST setiap tahunnya tetap diwajibkan mengumpulkan Angka Kredit paling sedikit 0% (dua puluh perseratus) dari jumlah Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi yang

19 - 9 - berasal dari kegiatan pengendalian frekuensi radio dan pengembangan profesi yaitu 0% x 50 = 0 Angka Kredit.. Dokumen Yang Dilampirkan Untuk Kenaikan Pangkat dan/atau Kenaikan Jabatan a. Kenaikan Pangkat: ) PAK; ) salinan surat keputusan kepangkatan terakhir; 3) salinan surat keputusan JFPFR terakhir; dan 4) SKP (dua) tahun terakhir. b. Kenaikan Jabatan: ) PAK; ) salinan surat keputusan kepangkatan terakhir; 3) salinan surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP) diklat penjenjangan JFPFR; 4) salinan surat keputusan jabatan PFR terakhir; dan 5) SKP (satu) tahun terakhir; 3. Prosedur Kenaikan Pangkat dan/atau Kenaikan Jabatan a. Kenaikan Pangkat ) Sekretaris Direktorat Jendral Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika atau pejabat yang ditunjuk, setelah menerima PAK dari Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit, meneliti seluruh berkas kelengkapan kenaikan pangkat, dan apabila telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, selanjutnya menyampaikan kepada Pejabat Yang Berwenang melalui Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika. ) Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi, memeriksa kelengkapan persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan selanjutnya mengusulkan berkas Kenaikan Pangkat kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk memperoleh pertimbangan teknis. 3) Berdasarkan pertimbangan teknis/persetujuan Kenaikan Pangkat dari Kepala Badan Kepegawaian Negara, selanjutnya ditetapkan dan disahkan

20 - 0 - keputusan Kenaikan Pangkatnya oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4) Asli surat keputusan Kenaikan Pangkat sebagaimana yang dimaksud pada angka 3) disampaikan kepada PFR yang bersangkutan dengan tembusan kepada: a) Kepala Badan Kepegawaian Negara; b) Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan; c) Direktur Pengendalian Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika; d) Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika; e) Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara setempat; dan f) Pimpinan unit PFR yang bersangkutan. b. Kenaikan Jabatan ) PFR yang telah menerima PAK, melengkapi berkas persyaratan untuk Kenaikan Jabatan, yang selanjutnya secara hierarki diusulkan kepada pejabat yang menangani bidang kepegawaian di Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika atau di Biro Kegawaian dan Organisasi (pilih salah satu); ) Dalam proses Kenaikan Jabatan PFR tidak perlu meminta pertimbangan teknis atau persetujuan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara. 3) Asli surat keputusan Kenaikan Jabatan yang telah ditetapkan oleh Pejabat Yang Berwenang, oleh pimpinan unit kepegawaian disampaikan kepada PFR yang bersangkutan dengan tembusan kepada: a) Kepala Badan Kepegawaian Negara; b) Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan; c) Direktur Pengendalian Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika;

21 - - d) Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika; e) Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara setempat; dan f) Pimpinan unit PFR yang bersangkutan. C. Pemberhentian a. Ketentuan dan Persyaratan Pemberhentian ) PFR akan diberhentikan dari jabatannya apabila: a) mengundurkan diri dari jabatan; b) diberhentikan sementara sebagai PNS; c) menjalani cuti di luar tanggungan negara; d) menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; e) ditugaskan secara penuh di luar JFPFR; dan f) tidak memenuhi persyaratan jabatan. ) PFR yang diberhentikan dari jabatannya: a) tidak wajib melaksanakan tugas pengendalian frekuensi radio pada JFPFR; b) tidak berhak atas tunjangan JFPFR; c) kenaikan pangkatnya dipertimbangkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di luar JFPFR; dan d) dapat diangkat kembali ke dalam JFPFR kecuali pemberhentian karena atas permintaan sendiri dan tidak memenuhi syarat jabatan. 3) PNS yang diberhentikan dari JFPFR karena alasan sebagaimana dimaksud pada angka ) huruf b), huruf c), huruf d), dan huruf e) dapat diangkat kembali sesuai dengan jenjang JFPFR terakhir apabila tersedia lowongan jabatan. 4) Pejabat fungsional PFR yang telah diberhentikan dari jabatannya dapat dinaikkan pangkatnya secara reguler apabila: a) pangkatnya belum mencapai pangkat tertinggi berdasarkan pendidikan formalnya; b) telah 4 (empat) tahun atau lebih dalam pangkat terakhir; dan/atau

22 - - c) memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat secara reguler. b. Prosedur Pemberhentian ) Sekretaris Direktorat Jenderal memeriksa kelengkapan berkas persyaratan pemberhentian dari JFPFR dan selanjutnya menyampaikan berkas persyaratan dimaksud dengan dilampiri dokumen yang ditentukan, kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk untuk ditetapkan surat keputusan pemberhentiannya. Kelengkapan berkas persyaratan pemberhentian sebagaimana contoh terlampir dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (masukkan form berdasarkan lampiran X Peraturan Bersama Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 9/PER/M.KOMINFO/8/006 dan Nomor 8A Tahun 006) ) Asli surat keputusan pemberhentian sebagaimana yang dimaksud dalam angka ) disampaikan kepada PFR yang bersangkutan dengan tembusan kepada: a) Kepala Badan Kepegawaian Negara; b) Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan; c) Direktur Pengendalian Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika; d) Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika; e) Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara setempat; dan f) Pimpinan unit PFR yang bersangkutan. D. Pengangkatan Kembali a. Ketentuan Dan Persyaratan Pengangkatan Kembali ) Pengangkatan kembali ke dalam JFPFR setelah menjalani pemberhentian dapat dipertimbangkan apabila: a) telah selesai menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berupa penurunan pangkat berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan;

23 - 3 - b) dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi hukuman percobaan oleh pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap; c) telah selesai menjalani tugas di luar JFPFR; d) telah diangkat kembali pada instansi semula setelah cuti di luar tanggungan negara; dan/atau e) telah selesai tugas belajar lebih dari 6 bulan. ) Jenjang jabatan bagi PFR yang diangkat kembali ditetapkan berdasarkan jumlah Angka Kredit yang pernah dimiliki dan Angka Kredit baru yang diperoleh selama PFR yang bersangkutan dibebaskan sementara. 3) Bagi PFR yang dijatuhi hukuman disiplin, maka Angka Kredit baru yang diperoleh selama yang bersangkutan dibebaskan sementara, tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan PAK. b. Prosedur Pengangkatan Kembali ) PFR yang telah memenuhi ketentuan dan persyaratan pengangkatan kembali, maka Sekretaris Direktorat Jenderal mengusulkan kepada pejabat yang berwenang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menetapkan surat keputusan pengangkatan kembali ke dalam JFPFR, dengan jenjang jabatan dan pangkat yang sesuai dengan jumlah Angka Kredit yang diperoleh. Kelengkapan berkas pengangkatan kembali sebagaimana contoh terlampir dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (masukkan form berdasarkan lampiran V dan VI Peraturan MENPAN Nomor PER/7/M.PAN/5/006) ) Asli surat keputusan pengangkatan kembali yang telah ditetapkan Pejabat Yang Berwenang, oleh Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi disampaikan kepada PFR yang bersangkutan dengan tembusan kepada: a) Kepala Badan Kepegawaian Negara; b) Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan; c) Direktur Pengendalian Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika;

24 - 4 - d) Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika; e) Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara setempat; dan f) Pimpinan unit PFR yang bersangkutan. V. Tim Penilai, Tata Kerja Tim Penilai, Tata Cara Penilaian Angka Kredit, Kriteria Penilaian JFPFR A. Tim Penilai. Tim Penilai terdiri dari TPD dan TPUK. Tugas Pokok a. TPD ) TPD mempunyai tugas pokok membantu Menteri atau Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang ditunjuk dalam menetapkan angka kredit PFR Ahli Madya, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Menteri atau Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang ditunjuk yang berhubungan dengan Angka Kredit PFR di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika. ) Dalam melaksanakan tugas pokok, TPD melakukan kegiatan sebagai berikut: a) meneliti bukti-bukti yang dipersyaratkan bagi setiap usul penetapan Angka Kredit; b) melakukan penilaian terhadap DUPAK PFR yang menjadi wewenangnya; dan c) menyampaikan hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada angka ) kepada Direktur Jenderal. 3) Dalam melaksanakan tugasnya, TPD bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal. b. TPUK ) TPUK mempunyai tugas pokok membantu Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi pengendalian frekuensi radio di lingkungan Direktorat Jenderal dalam menetapkan Angka Kredit PFR Pemula pangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a sampai dengan PFR Penyelia pangkat Penata Tk. I golongan

25 - 5 - ruang III/d dan PFR Ahli Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan PFR Ahli Muda pangkat Penata Tk. I golongan ruang III/d di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika serta melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan Angka Kredit JFPFR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. ) Dalam melaksanakan tugas pokok, TPUK melakukan kegiatan sebagai berikut: a) meneliti bukti-bukti yang dipersyaratkan bagi setiap usul penetapan Angka Kredit; b) melakukan penilaian yang menjadi wewenangnya terhadap DUPAK PFR yang bersangkutan; dan c) menyampaikan hasil penilaian sebagaimana tersebut dalam huruf b kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi pengendalian frekuensi radio di lingkungan Direktorat Jenderal selaku Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit. 3) Dalam melaksanakan tugasnya, TPUK bertanggung jawab kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi pengendalian frekuensi radio di instansi masing-masing. c. Sekretariat Tim Penilai ) Sekretariat Tim Penilai mempunyai tugas pokok memberikan bantuan teknis dan administrasi untuk kelancaran pelaksanaan tugas Tim Penilai dan Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit. ) Sekretariat Tim Penilai dipimpin oleh seorang sekretaris yang secara fungsional dijabat oleh pejabat di bidang kepegawaian serta membawahi anggota sekretariat. 3) Kedudukan sekretariat Tim Penilai berada pada unit yang bertanggung jawab di bidang pembinaan kepegawaian.

26 - 6-4) Sekretariat Tim Penilai dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit. 5) Dalam melaksanakan tugas pokok, sekretariat Tim Penilai melakukan kegiatan sebagai berikut: a) menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk penilaian Angka Kredit PFR; b) memeriksa bahan kelengkapan dan kebenaran administrasi usul penetapan Angka Kredit PFR; c) menyampaikan usul penetapan Angka Kredit kepada ketua Tim Penilai; d) mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat Tim Penilai; e) mempersiapkan dan menyampaikan PAK kepada pimpinan unit organisasi PFR yang bersangkutan untuk digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam proses penetapan Kenaikan Pangkat dan/atau Kenaikan Jabatan JFPFR; f) menyusun laporan pelaksanaan tugas Tim Penilai; dan g) hal-hal lain yang dipandang perlu oleh ketua Tim Penilai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 6) Dalam melaksanakan tugasnya, sekretaris Tim Penilai bertanggung jawab kepada ketua Tim Penilai masingmasing. 3. Pembentukan Tim Penilai a. Tim Penilai dibentuk dengan persyaratan dan masa keanggotaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Susunan anggota Tim Penilai sebagai berikut: ) seorang ketua merangkap anggota; ) seorang wakil ketua merangkap anggota; 3) seorang sekretaris merangkap anggota; dan 4) paling sedikit 4 orang anggota, dengan jumlah total anggota harus ganjil.

27 - 7 - c. Apabila jumlah anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi dari PFR maka dapat diangkat dari PNS lain yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja PFR. B. Tata Kerja Tim Penilai. DUPAK yang dilampiri surat pernyataan melaksanakan tugas dan bukti fisiknya, oleh Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit diserahkan kepada ketua Tim Penilai untuk menentukan (dua) orang anggota yang akan melakukan penilaian pendahuluan.. Masing-Masing kedua anggota sebagaimana dimaksud pada angka, melakukan penilaian pendahuluan. 3. Setelah masing-masing anggota melakukan penilaian pendahuluan, hasil penilaiannya disampaikan kepada ketua Tim Penilai melalui sekretariat Tim Penilai. 4. Sekretariat Tim Penilai atas persetujuan ketua Tim Penilai mengundang seluruh anggota untuk mengikuti rapat pembahasan hasil penilaian pendahuluan. 5. Dalam rapat, Tim Penilai membahas hasil penilaian pendahuluan. 6. Apabila seluruh anggota dapat menerima hasil penilaian pendahuluan, maka nilai atau Angka Kredit yang diberikan kepada PFR yang dinilai adalah hasil rata-rata dari penilaian pendahuluan. 7. Apabila hasil penilaian pendahuluan dinilai oleh rapat kurang wajar, ketua Tim Penilai menunjuk (dua) orang anggota yang lain untuk melakukan penilaian ulang. 8. Nilai atau Angka Kredit yang diberikan kepada PFR yang dinilai sebagaimana dimaksud pada angka 7 adalah hasil rata-rata dari penilaian ulang dan penilaian pendahuluan. 9. Apabila hasil penilaian ulang dinilai oleh rapat masih kurang wajar, maka keputusan terakhir tentang nilai atau Angka Kredit diserahkan kepada keputusan ketua Tim Penilai. 0. Hasil penilaian yang telah disetujui oleh rapat Tim Penilai diisikan pada PAK.. Hasil penilaian, oleh ketua Tim Penilai diserahkan dalam bentuk formulir kepada Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit untuk ditetapkan. Formulir hasil penilaian sebagaimana

28 - 8 - contoh terlampir dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (Masukkan form Lampiran IX Peraturan Bersama Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 09/PER/M.KOMINFO/3/007 dan Nomor 0A Tahun 007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio.). PAK yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada angka, aslinya disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara, serta dibuatkan tembusannya sebanyak 6 (enam) rangkap disampaikan kepada: a) (satu) rangkap untuk PFR yang bersangkutan; b) (satu) rangkap untuk pimpinan unit PFR yang bersangkutan; c) (satu) rangkap untuk sekretaris Tim Penilai; d) (satu) rangkap untuk Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit; e) (satu) rangkap untuk Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi; dan f) (satu) rangkap untuk pejabat lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Rapat Tim Penilai dianggap sah, apabila anggota Tim Penilai yang hadir paling sedikit 3 (tiga) orang, di luar (dua) orang anggota Tim Penilai pendahuluan. C. TATA CARA PENILAIAN. Setiap PFR yang akan dinilai, terlebih dahulu melakukan penilaian secara mandiri sebagaimana contoh terlampir dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (masukkan form berdasarkan Lampiran I dan II Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/7/M.PAN/5/006 tentang Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi dan Angka Kreditnya.). Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada angka diisikan pada formulir DUPAK sebagaimana contoh terlampir dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (masukkan form berdasarkan Lampiran

29 - 9 - IA, IB, IC, ID dan IIA, IIB, IIC Peraturan Bersama Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 09/PER/M.KOMINFO/3/007 dan Nomor 0A Tahun 007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Frekuensi Radio dan Angka Kreditnya.) 3. Angka Kredit yang sudah diisikan pada formulir DUPAK tersebut selanjutnya disampaikan kepada kepala unit pengendalian frekuensi radio atau kepada pimpinan unit PFR masing-masing untuk diteliti kelengkapan dan kebenarannya. 4. Kepala unit pengendalian frekuensi radio atau pimpinan unit PFR meneruskan DUPAK tersebut kepada: a. Direktur Jenderal bagi JFPFR Madya, pangkat Pembina golongan ruang IV/a sampai dengan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c; b. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi pengendalian frekuensi radio pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, bagi: ) JFPFR Pemula pangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a sampai dengan JFPFR Penyelia pangkat Penata Tk. I golongan ruang III/d. ) JFPFR Ahli Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan JFPFR Ahli Muda pangkat Penata Tk. I golongan ruang III/d. 5. Dalam pengusulannya DUPAK dilampiri dengan: a. salinan sah surat keputusan terakhir tentang pengangkatan dan pengangkatan kembali dalam JFPFR, bagi PFR yang pernah diberhentikan; b. salinan sah surat keputusan Kenaikan Pangkat terakhir; c. PAK Kenaikan Pangkat dan/atau Kenaikan Jabatan terakhir; d. surat pernyataan tentang: ) pendidikan formal dan diklat: a) ijazah yang diakreditasi dan atau dilegalisir oleh Pejabat Yang Berwenang, sesuai ketentuan yang berlaku;

30 b) surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP) yang dilegalisir oleh kepala unit diklat setempat; ) surat bukti kegiatan monitoring frekuensi radio; 3) surat bukti kegiatan pemeliharaan dan perbaikan perangkat monitoring frekuensi radio; 4) surat bukti pelaksanaan tugas-tugas lain; 5) surat bukti kegiatan pengembangan profesi PFR; dan 6) surat bukti melakukan kegiatan pendukung PFR. 6. DUPAK disampaikan kepada Pejabat Yang Berwenang menetapkan Angka Kredit sebelum batas waktu penyampaian DUPAK berakhir. 7. Batas waktu penyampaian DUPAK pada setiap kali masa sidang Tim Penilai sebagai berikut: a. DUPAK yang akan diikutsertakan dalam sidang Tim Penilai pada bulan Januari, untuk dapat diusulkan kenaikan jabatan atau pangkat satu tingkat lebih tinggi pada bulan April, DUPAK harus diterima oleh sekretariat Tim Penilai paling lambat tanggal 0 November tahun sebelumnya; b. DUPAK yang akan diikutsertakan dalam sidang Tim Penilai pada bulan Juli, untuk dapat diusulkan kenaikan jabatan atau pangkat satu tingkat lebih tinggi pada bulan Oktober, DUPAK harus diterima oleh sekretariat Tim Penilai paling lambat tanggal 0 Mei tahun berjalan. 8. Hasil penilaian disampaikan oleh: a. TPD kepada Direktur Jenderal untuk ditetapkan Angka Kreditnya bagi PFR Madya. b. TPUK kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi pengendalian frekuensi radio untuk ditetapkan angka kreditnya bagi PFR Pelaksana Pemula pangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a sampai dengan PFR Penyelia pangkat Penata Tk. I golongan ruang III/d dan PFR Ahli Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan PFR Ahli Muda pangkat Penata Tk. I golongan ruang III/d. 9. Tabulasi hasil penilaian Angka Kredit tiap kali sidang yang dilakukan oleh TPD atau TPUK tembusannya disampaikan

31 - 3 - kepada Sekretaris Jenderal cq. Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi, sebagai salah satu bahan evaluasi dan monitoring pemberdayaan dan pembinaan PFR oleh instansi pembina. 0. Penilaian dan penetapan Angka Kredit untuk Kenaikan Jabatan dan/atau Kenaikan Pangkat dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum periode Kenaikan Pangkat sebagai berikut: a. untuk Kenaikan Pangkat periode April, Angka Kredit ditetapkan paling lambat pada bulan Januari pada tahun berjalan. b. Untuk Kenaikan Pangkat periode Oktober, Angka Kredit ditetapkan paling lambat pada bulan Juli pada tahun berjalan. D. Kriteria Penilaian. Untuk mendapatkan penilaian, Tim Penilai dalam melakukan penilaian menggunakan satuan Angka Kredit yang sudah ditetapkan untuk unsur kegiatan: a. pendidikan formal dan diklat; b. monitoring frekuensi radio; c. kegiatan pemeliharaan dan perbaikan perangkat monitoring frekuensi radio; d. pelaksanaan tugas-tugas lain; e. pengembangan profesi PFR; dan f. pendukung PFR.. Dalam unsur pengembangan profesi yang dinilai dari karya tulis ilmiah yang berupa makalah hasil penelitian atau pengkajian survey dan atau evaluasi di bidang PFR yang dipublikasikan adalah: a. sistematika; b. teknik penulisan; c. konsistensi pembahasan dengan judul; d. tata bahasa; e. ketajaman analisa; f. kelengkapan data pendukung; g. metodologi; dan h. kemanfaatan.

32 Penilaian kegiatan pada unsur pengembangan profesi sebagaimana tersebut dalam angka sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

33 FORM ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGENDALI FREKUENSI RADIO TINGKAT AHLI JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG/ANGKA KREDIT NO UNSUR PRESENTASE Pengendali Frekuensi Radio Pertama Pengendali Frekuensi Radio Muda Pengendali Frekuensi Radio Madya I. UTAMA A. Pendidikan III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c B. Pengendalian frekuensi radio 80 % C. Pemeliharaan dan perbaikan perangkat monitor frekuensi radio D. Pelaksanaan tugas-tugas lain E. Pengembangan Profesi II. JUMLAH Penunjang Pendukung pelaksanaan kegiatan pengendali Frekuensi Radio 0 % %

34 FORM ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK PENYESUAIAN BAGI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI FREKUENSI RADIO TINGKAT TERAMPIL ANGKA KREDIT DAN MASA KEPANGKATAN NO GOLONGAN RUANG STTB/IJAZAH ATAU YANG KURANG TAHUN TAHUN TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN/LEBIH SETINGKAT II/a SLTA/D.I II/b SLTA/D.I/DII SLTA/D.I/DII II/c SARJANA MUDA/DIII SLTA/D.I/DII II/d SARJANA MUDA/DIII SLTA/D.I/DII III/a SARJANA MUDA/DIII SLTA/D.I/DII III/b SARJANA MUDA/DIII SLTA/D.I/DII III/c SARJANA MUDA/DIII SLTA/D.I/DII III/d SARJANA MUDA/DIII

35 35 PENETAPAN ANGKA KREDIT Nomor : / / / Masa Penilaian :...s.d. I KETERANGAN PERORANGAN N a m a N I P 3 Nomor Seri KARPEG 4 Pangkat / Golongan Ruang / TMT 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 Jenis Kelamin 7 Pendidikan Tertinggi 8 Jabatan Fungsional / TMT 9 Masa Kerja golongan Lama Baru 0 Unit kerja II PENETAPAN ANGKA KREDIT L A M A B A R U JUMLAH UNSUR UTAMA A B C D E ) Pendidikan Formal ) Pendidikan & Pelatihan dan mendapat Surat Tanda Tamat Pendidikan & Pelatihan (STTPP) Pengendalian Frekuensi Radio Pemeliharaan dan Perbaikan perangkat monitor frekuensi radio Pelaksanaan Tugas Lain-lain Pengembangan Profesi Jumlah Unsur Utama UNSUR PENUNJANG PENGENDALIAN FREKUENSI RADIO Penunjang tugas Pengendalian frekuensi radio Jumlah Unsur Penunjang Jumlah Unsur Utama dan Unsur Penunjang III DAPAT DIPERTIMBANGKAN UNTUK DINAIKKAN DALAM JABATAN.../ PANGKAT../ TMT... ASLI disampaikan dengan hormat kepada : Ditetapkan di : Kepala BKN Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian BKN Pada tanggal : TEMBUSAN disampaikan kepada :. Pengendali frekuensi Radio yang bersangkutan;. Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan; 3. Sekretaris Tim Penilai yang bersangkutan; 4. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit; NIP.

36 FORM RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI FREKUENSI RADIO TINGKAT AHLI DAN ANGKA KREDITNYA No. Unsur Sub-unsur Butir Kegiatan Satuan hasil Angka kredit Volume Kegiatan dalam tahun PELAKSANA II. MONITORING FREKUENSI RADIO A. Persiapan alat dan data Menyusun rencana kerja dan pembagian pendukung kegiatan tugas : monitoring a. Semesteran Rencana PFR Pertama 0.09 PFR Muda PFR Madya b. Bulanan Rencana 0.05 PFR Pertama 0.0 PFR Muda PFR Madya c. Mingguan Rencana PFR Pertama PFR Muda PFR Madya Menentukan perangkat monitoring dan alat dukungnya : Peralatan Antena Tiap Unit PFR Pertama B. Monitoring pita frekuensi Memonitor Frekuensi Band VLF s/d HF : Mengidentifikasi pengguna tanpa ijin dan yang berijin (Identify using) Tiap Laporan 0.5 PFR Pertama Memonitor Frekuensi Band VHF s/d EHF : a. Mengidentifikasi pengguna tanpa ijin dan yang berijin (Identify using) Tiap Laporan PFR Muda b. Mengidentifikasi pelanggaran teknis penggunaan spektrum Tiap Laporan 0.5 PFR Pertama C. Monitoring frekuensi radio Memonitor Frekuensi berdasarkan permintaan ITU : a. Memonitor system spread spectrum Tiap Laporan 0.05 PFR Pertama b. Memonitor emisi ISM Tiap Laporan 0.4 PFR Muda

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 26B /PER/M. KOMINFO/7/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR :26C /PER/M. KOMINFO/7/2008 TENTANG TATA KERJA DAN TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA -1- PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENURUNAN JABATAN, PENGANGKATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.47, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Jabatan Fungsional. Pengendali. Dampak Lingkungan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 1 TAHUN

Lebih terperinci

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1 -2-3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG TATA KERJA TIM PENILAI DAN TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA HUBUNGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang- BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2042, 2016 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Nuklir. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN

Lebih terperinci

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997

Lebih terperinci

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4

Lebih terperinci

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN IV. ANALIS KEPEGAWAIAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

2014, No

2014, No 2014, No.889 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 143 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 19/PER/M.KOMINFO/8/2006 NOMOR : 18 A TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN SEMENTARA,

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1307, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Merk. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.505, 2015 KEMENHUB. Jabatan Fungsional. Perencana. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 58 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.265, 2015 PERATURAN BERSAMA. Polisi Pamong Praja. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN PENGELOLA PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.458, 2015 PERATURAN BERSAMA. Penera. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Ketentuan Pelaksanaan. PERATURAN BERSAMA MENTERI PERDAGANGAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara. No.31, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.138, 2015 PERATURAN BERSAMA. Jabatan Fungsional Perawat. Angka Kredit. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DAN ANGKA

Lebih terperinci

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan No.409, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Polisi Pamong Praja. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege No.439, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Inpassing. Jabatan Fungsional Auditor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Rescuer dan

2017, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Rescuer dan No.882, 2017. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN. Jabatan Fungsional. RESCUER. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 20 TAHUN 2005 NOMOR : 14A TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA

Lebih terperinci

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 entang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

XX. TEKNISI LITKAYASA

XX. TEKNISI LITKAYASA XX. TEKNISI LITKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan No.419, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Inpassing. Jabatan Fungsional. Statistisi. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.688, 2017 KEMENKEU. Jabatan Fungsional. Analis Anggaran. Juknis. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/PMK.02/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS PASAR HASIL PERIKANAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.352, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Inpassing. Jabatan Fungsional. Perancang Peraturan Perundang-undangan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.625, 2017 LEMSANEG. INPASSING. Jabatan Fungsional. Sandiman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi No.1115, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA KEPALA

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG - 1 - PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SURVEYOR PEMETAAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1237, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pemeriksa Bea dan Cukai. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.04/2014

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.459, 2015 PERATURAN BERSAMA. Pengamat Tera. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN BERSAMA MENTERI PERDAGANGAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 12/M-DAG/PER/1/2015

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1926, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Jabatan Fungsional. Perancang Peraturan Perundang-undangan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PERBER-MKP/2014 NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PNDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN MELALUI INPASSING

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN MELALUI INPASSING PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN MELALUI INPASSING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

III. PENGAWAS BENIH IKAN

III. PENGAWAS BENIH IKAN III. PENGAWAS BENIH IKAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.179, 2013 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Jabatan Fungsional. Auditor Kepegawaian. Ketentuan Pelaksana. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.666, 2017 KEMENAKER. Jabatan Fungsional bidang Ketenagakerjaan. Penyesesuaian. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB. 01/MEN/2009 NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TATA KERJA DAN TATA CARA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA

- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA - 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 06/PKS/M/2007 NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.875, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI.. Auditor Kepegawaian. Jafung. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.251, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Jabatan Fungsional Tertentu. PNS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU

Lebih terperinci

X. GURU A. Dasar Hukum

X. GURU A. Dasar Hukum X. GURU A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb No.272, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Penggerak Swadaya Masyarakat. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.111, 2014 KEMENHUT. Polisi Kehutanan. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.9/Menhut-II/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

2 Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 3. Undang-Undang Nomo

2 Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 3. Undang-Undang Nomo BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1227, 2014 KEMENHUT. Polisi Kehutanan. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor P. 54/Menhut-II/2014

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA DAN PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per No.75, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Inpassing. Jabatan Fungsional. Analis Keimigrasian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.639 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA SANDI NEGARA. Tim Penilai Angka Kredit. Sandiman. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona No.1002, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Jabatan Fungsional. Analis Pasar Hasil Pertanian. Uji Kompetensi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMENTAN/KP.350/5/2016

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 7 Tahun 2005 NOMOR : 17 Tahun 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman. No.726, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

-2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22

-2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22 No.800, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Jabatan Fungsional. Analis. Angka. Juknis. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER Badan Pusat Statistik,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.309, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Inpassing. Jabatan Fungsional. Arsiparis. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI

Lebih terperinci

-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan P

-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan P No.801, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Jabatan Fungsional. Pemeriksa. Angka kreditnya.juknis. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI, PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENILIK DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA

Lebih terperinci

XIII. INSTRUKTUR A. DASAR HUKUM

XIII. INSTRUKTUR A. DASAR HUKUM XIII. INSTRUKTUR A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.251, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Jabatan Fungsional Tertentu. PNS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU

Lebih terperinci

-2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Un

-2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Un -2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Lebih terperinci

2017, No Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Binaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Penyesuaian (Inpassing); Mengingat : 1

2017, No Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Binaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Penyesuaian (Inpassing); Mengingat : 1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.568, 2017 KEMEN-LHK. INPASSING. Jabatan Fungsional Binaan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.25/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2017

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara No. 888, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Formasi. Jabatan Fungsional. Statistisi. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 142 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 No.84,2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. PNS. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Instruktur. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL INSTRUKTUR

Lebih terperinci

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM 1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PERMEN-KP/2018 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA KESEHATAN IKAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

2017, No Jabatan Fungsional Penilai Pemerintah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Repu

2017, No Jabatan Fungsional Penilai Pemerintah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Repu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1382, 2017 KEMENKEU. Jabatan Fungsional. Penilai Pemerintah. Juknis. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 132/PMK.06/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, PERATURAN BERSAMA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2014 NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/Permentan/KP.240/5/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/Permentan/KP.240/5/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/Permentan/KP.240/5/2015 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENGAWAS PERIKANAN

I. PENGAWAS PERIKANAN I. PENGAWAS PERIKANAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun

Lebih terperinci