SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN RASKIN PADA PERUM (Badan Urusan Logistik) BULOG DIVISI REGIONAL KALIMANTAN SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN RASKIN PADA PERUM (Badan Urusan Logistik) BULOG DIVISI REGIONAL KALIMANTAN SELATAN"

Transkripsi

1 SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN RASKIN PADA PERUM (Badan Urusan Logistik) BULOG DIVISI REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA 3 PROGRAM STUDI AKUNTANSI PADA JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN OLEH : YOGI SETIAWAN A KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN DIKTI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN AKUNTANSI 2015

2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iv MOTTO...v HALAMAN SURAT PERNYATAAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR BAGAN... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi ABSTRAK... xvii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Permasalahan...4 ix

3 C. Pembatasan Masalah...4 D. Tujuan Penelitian...4 E. Kegunaan Penelitian...4 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian Sistem Akuntansi Sistem Penjualan Kredit Sistem Penjualan Tunai...31 B. Hasil Penelitian Terdahulu...41 BAB III : METODE PENELITIAN A. Identifikasi Masalah dan Pemberian Definisi Operasional Variabel...44 B. Jenis Penelitian...44 C. Jenis dan Sumber Data...45 D. Teknik Pengumpulan Data...46 E. Teknik Analisis Data...47 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Gambaran Umum Perusahaan...49 x

4 2. Struktur Organisasi Personalia Wilayah Pelayanan Raskin Aplikasi/Program Komputer yang Digunakan...63 B. Pembahasan Hasil Penelitian Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Kredit pada Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Tunai pada Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Pada Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Alternatif Pemecahan Masalah...96 BAB V : SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

5 DAFTAR TABEL Halaman 1. Hasil Penelitian Terdahulu Jumlah Pegawai Perum Bulog Divre Kalsel Berdasarkan Bagian & Seksi...59 xii

6 DAFTAR BAGAN Halaman 1. Struktur Organisasi Perum Bulog Divre Kalsel...52 xiii

7 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Bagan Alir Sistem Penjualan Kredit Bagan Alir Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan) Bagan Alir Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan) Bagan Alir Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan) Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan) Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB) Sistem Informasi Logistik (SIL) Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Kredit Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Kredit Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan (Lanjutan) Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Tunai Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Tunai Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan (Lanjutan) Surat Jalan yang disarankan Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Kredit Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Yang Disarankan xiv

8 15. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Kredit Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Yang Disarankan (Lanjutan) Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Tunai Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Yang Disarankan Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Tunai Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Yang Disarankan (Lanjutan) xv

9 DAFTAR LAMPIRAN Surat Balasan Izin Penelitian Denah Perusahaan Foto Perusahaan Surat Permintaan Alokasi Raskin (SPA) Bukti Setor Bank Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB/DO) Berita Acara Serah Terima Beras Raskin (BAST) Rekapitulasi SPPB/DO Penyaluran Beras Raskin (MDO) Rekapitulasi Berita Acara Pelaksanaan Penyaluran Beras Raskin (MBA-0) Rekapitulasi Berita Acara Serah Terima Pelaksanaan Penyaluran Beras Raskin (MBA-1) Neraca Perum Bulog Divre Kalsel Laporan Laba-Rugi Perum Bulog Divre Kalsel Surat Pemberitahuan Pajak Bumi dan Bangunan Lembar Bimbingan Tugas Akhir Lembar Saran Penguji Ujian Sidang Tugas Akhir 2015 xvi

10 ABSTRAK Yogi Setiawan / A / SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN Raskin PADA PERUM Bulog DIVISI REGIONAL KALIMANTAN SELATAN / Sistem Akuntansi / Penjualan / Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Program Raskin adalah sebuah program bantuan pangan bersyarat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia berupa penjualan beras di bawah harga pasar kepada penerima tertentu. Penyaluran Raskin (Beras untuk Rumah Tangga Miskin) sudah dimulai sejak Krisis moneter tahun 1998 merupakan awal pelaksanaan Raskin yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah tangga miskin. Pada awalnya disebut program Operasi Pasar Khusus (OPK), kemudian diubah menjadi Raskin mulai tahun 2002, Raskin diperluas fungsinya tidak lagi menjadi program darurat ( social safety net) melainkan sebagai bagian dari program perlindungan sosial masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana sistem akuntansi penjualan Raskin pada Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan. Secara teoritis Sistem Akuntansi adalah merupakan formulir-formulir, catatancatatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditor, dan lembaga- lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi perusahaan. Dalam prosedur tersebut akan dijelaskan bagaimana jalannya proses penjualan tunai atau penjualan kredit dan penerimaan dari pembayaran penjualan tersebut, bagian-bagian maupun fungsi-fungsi yang terkait, dokumen ataupun formulir yang digunakan, catatan-catatan akuntansi yang digunakan, jaringan prosedur, unsur pengendalian intern hingga interpretasi dalam bentuk flowchart. Dari hasil penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa penjualan yang dilakukan Perum Bulog Divre Kalsel terdiri dari penjualan kredit dan penjualan tunai. Fungsi yang terkait dalam sistem ini yaitu fungsi pelayanan publik, satker raskin, fungsi gudang, dan fungsi akuntansi. Dokumen yang digunakan adalah SPA, SPPB/DO, GD1K, BAST, MDO, MBA-0, dan MBA-1. Kata kunci : Sistem Akuntansi, Penjualan Kredit, Penjualan Tunai xvii

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beras merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia sebelum jagung, singkong dan lainnya. Persebaran daerah penghasil beras tidak sepenuhnya merata, disebabkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktif dan tidaknya suatu daerah mampu menghasilkan beras dan cukup untuk memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri. Pada daerah yang menghasilkan beras terbesar, beras dijual dengan harga rendah dan membuat petani merugi karena harga jual tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan para petani selama musim tanam sampai musim panen. Sedangkan untuk derah yang menghasilkan beras sedikit, dimungkinkan beras tersebut dijual dengan harga yang melambung tinggi sehingga masyarakat yang tidak mampu tidak dapat membeli beras tersebut dan terpaksa mengganti kebutuhan yang tergolong pokok tersebut dengan bahan lain yang lebih murah. Pemerintah memiliki program kesejahteraan rakyat untuk mencegah kelaparan dengan memberikan subsidi kepada keluarga yang tidak mampu membeli beras dengan harga pasar yang tinggi. Pemerintah menunjuk Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam pelaksanaan program tersebut. Bulog juga memiliki fungsi untuk menstabilkan harga 1

12 2 beras di pasar dengan harga yang mampu dijangkau masyarakat, namun juga melindungi harga petani. Bulog juga melayani kebutuhan Depsos dalam hal bencana alam, Departemen Hukum dan HAM dalam mencukupi kebutuhan dalam lapas (LP), Cadangan Beras Pemerintah (CBP), Raskin, dan pemenuhan beras intern karyawan Bulog. Sistem akuntansi penjualan berfungsi sebagai alat bantu dalam pengawasan serta evaluasi kegiatan penjualan suatu perusahaan untuk menerima laba yang diinginkan. Prosedur penjualan oleh Perum Bulog Divre Kalsel adalah melalui penjualan dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan pada Perum Bulog Divre Kalsel yaitu fungsi pelayanan publik, satker raskin, fungsi gudang dan fungsi akuntansi. Jenis-jenis penjualan atau biasa disebut penyaluran yang dilakukan pada Perum Bulog Divre Kalimantan Selatan diantaranya adalah Beras Miskin (Raskin), Cadangan Beras Pemerintah (CBP), Departemen Sosial atau Dinas Sosial, dan Departemen Hukum dan HAM (Depkumham) Transaksi penjualan yang terjadi pada Perum Bulog Divre Kalsel biasanya dilakukan secara tunai dan kredit, tergantung pada wilayah yang telah ditentukan sebelumnya. Di dalam penjualan tunai, pembeli melakukan pembayaran terlebih dahulu dengan melakukan transfer melalui Bank ke rekening Bulog Pusat. Setelah pembayaran dilakukan, kemudian pembeli menunjukkan bukti setor bank ke Perum Bulog untuk dapat selanjutnya diproses hingga barang dikirim.

13 3 Sedangkan pada transaksi penjualan kredit, pembeli datang ke Perum Bulog kemudian melakukan pemesanan barang secara langsung. Jika telah disetujui maka transaksi akan diproses lebih lanjut hingga barang dikirim. Untuk pembayaran biasanya dilunasi pembeli maksimal 1 (satu) bulan setelah transaksi pembelian dilakukan dengan cara transfer melalui Bank ke rekening Bulog Pusat. Pengendalian intern sistem informasi akuntansi penjualan pada Perum Bulog Divre Kalsel masih ditemukan kekurangan dalam hal dokumen pengiriman barang. Untuk itu, perlu di evaluasi kembali tentang sistem akuntansi penjualan pada Perum Bulog Divre Kalsel agar fungsi yang terkait lebih berperan maksimal sesuai dengan tugas yang diberikan padanya. Hal ini dapat memungkinkan terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sehingga proses pengiriman barang tidak dapat diawasi secara ketat karena kelemahan unsur pengendalian intern. Oleh sebab itu, berdasarkan bahasan permasalahan di atas maka penulis dalam penelitian ini tertarik menganalisis sistem akuntansi penjualan yang ada di Perum Bulog Divre Kalimantan Selatan. Diharapkan dapat menjadi masukan tentang sistem akuntansi penjualan yang baik untuk Perum Bulog Divre Kalimantan Selatan.

14 4 B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah bagaimana sistem akuntansi penjualan yang tepat untuk Perum Bulog Divre Kalsel? C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini penulis memiliki batasan pembahasan tentang menganalisa sistem akuntansi penjualan Raskin pada Perum Bulog Divre Kalsel D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui sistem akuntansi penjualan Raskin yang tepat pada Perum Bulog Divre Kalsel. E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penulis Hasil penelitian diharapkan ini dapat menambah pengetahuan yang baru bagi penulis mengenai sistem penjualan yang terdapat pada Perusahaan Umum. 2. Bagi Perum Bulog Divre Kalsel Sebagai penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Perum Bulog Divre Kalsel sekarang dan yang akan datang dalam penggunaan sistem akuntansi penjualan Raskin yang tepat sehingga kegiatan usaha penjualan dari Perum Bulog Divre Kalsel dapat terorganisasi secara baik dan benar.

15 5 3. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin Penulis juga mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Politeknik Negeri Banjarmasin khususnya semester VI sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya dengan topik sistem akuntansi penjualan.

16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Sistem dan Prosedur a. Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (20 13:5) sistem merupakan jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Menurut Baridwan (1998:3) sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. b. Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi (Zaki Baridwan, 1998:3). Prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2013:5). 6

17 7 2. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2013:3). Sistem Akuntansi adalah merupakan formulir-formulir, catatancatatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditor, dan lembaga- lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi perusahaan. (Baridwan,1998:4). Sistem Akuntansi adalah bidang akuntansi yang terfokus pada aktivitas mendesain dan mengimplementasikan prosedur dan pengamanan data keuangan perusahaan. Tujuan utama dari setiap aktivitas bidang ini adalah untuk mengamankan harta yang dimiliki perusahaan (Rudianto, 2009:9). Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dari definisi di atas suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur yang merupakan gambaran menyeluruh mengenai struktur dan proses

18 8 suatu sistem, biasanya dinyatakan dalam bagan alir. Dalam prosedur tersebut akan dijelaskan bagaimana jalannya proses penjualan dan penerimaan dari pembayaran penjualan tersebut, bagian-bagian maupun fungsi-fungsi yang terkait, dokumen ataupun formulir yang digunakan serta catatan-catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar. Unsur sistem akuntansi pokok menurut Mulyadi (2013) adalah: a. Formulir Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir tersebut peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkap (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi kedalam catatan. Contoh formulir adalah faktur penjualan, Delivery Order (DO), Bukti Kas Keluar (BKK), dan lain sebagainya. b. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya.

19 9 c. Buku Besar Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat pada jurnal sebelumnya. d. Buku Pembantu Buku pembantu merupakan rekening-rekening pembantu buku besar yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Buku pembantu digunakan jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rincian lebih lanjut. e. Laporan Laporan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang berupa Neraca, Laporan R-L, Laporan Perubahan Laba Ditahan, Laporan Harga Pokok Produksi, Laporan Biaya Pemasaran, Laporan Harga Pokok Penjualan, Daftar Umur Piutang, Daftar Utang yang akan dibayar. 3. Sistem Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2013:210) Penjualan kredit adalah penjualan yang dilaksanakan perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan dalam jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu

20 10 didahului dengan analisis terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit. a. Fungsi yang terkait Menurut Mulyadi (2013:211) fungsi yang terkait untuk sistem penjualan kredit meliputi : 1) Fungsi Penjualan Fungsi Penjualan bertanggung jawab menerima surat order dari pelanggan, mengedit order dari customer untuk menambah informasi yang belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang d an rute pengiriman), meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat back order pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari customer dan memo kredit untuk retur penjualan. Dalam sistem penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat faktur penjualan tunai yang memungkinkan fungsi penerimaan kas menerima kas dari customer dan yang merupakan perintah kepada fungsi pengiriman untuk menyerahkan barang kepada customer.

21 11 2) Fungsi Kredit Fungsi Kredit berada di bawah Departemen Keuangan yang bertanggung jawab untuk meneliti status kredit customer dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada customer. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat bukti memorial atas dasar surat keputusan direktur keuangan untuk penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih. 3) Fungsi Gudang Fungsi Gudang bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh customer, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. 4) Fungsi Pengiriman Dalam sistem penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang. Dalam sistem penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang kepada customer yang telah melunasi harga barang.

22 12 Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang yang telah dibeli perusahaan kepada kepada pemasok dalam transaksi retur pembelian. Otorisasi pengiriman dapat berupa surat order pengiriman yang telah ditandatangani oleh fungsi penjualan, memo debit yang ditandatangani oleh fungsi pembelian untuk barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok (retur pembelian), dan surat perintah kerja dan fungsi produksi mengenai penjualan atau pembuangan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai lagi. 5) Fungsi Penagihan Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada customer, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi pencatat piutang, fungsi akuntansi biaya, fungsi akuntansi umum. 6) Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan. Di samping itu, fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan.

23 13 b. Dokumen yang digunakan Menurut Mulyadi (2013:2 14) dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut: 1) Surat Order Pengiriman Surat Order Pengiriman merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera di atas dokumen tersebut. a) Tembusan Kredit (credit copy) Tembusan Kredit (credit copy) merupakan dokumen yang digunakan untuk memperoleh status kredit customer dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungsi pemberi otorisasi kredit. b) Surat Pengakuan (acknowledgment copy) Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada customer untuk memberitahu bahwa ordernya diterima dan dalam proses pengiriman. c) Surat Muat (bill of lading) Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum, dan

24 14 lembar disimpan oleh perusahaan setelah ditandatangani oleh wakil perusahaan angkutan umum tersebut. d) Slip Pembungkus (Packing slip) Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan fungsi penerimaan customer mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya. e) Tembusan Gudang (Warehouse Copy) Tembusan Gudang (Warehouse Copy) merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang tercantum di dalamnya, agar menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual dalam kartu gudang. f) Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-Up Copy) Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-Up Copy) merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut tanggal pengiriman yang dijanjikan. Jika fungsi penjualan telah menerima tembusan surat order pengiriman dari fungsi pengiriman yang merupakan bukti telah dilaksanakan pengiriman barang, arsip pengawasan pengiriman ini kemudian diambil dan

25 15 dipindahkan ke arsip order pengiriman yang telah dipenuhi. Arsip pengawasan pengiriman merupakan sumber informasi untuk membuat laporan mengenai pesanan customer yang belum dipenuhi (order backlogs). g) Arsip Indeks Silang (Cross-Index File Copy) Arsip Indeks Silang merupakan tembusan surat (Cross-Index File Copy) order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik menurut nama customer untuk memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari customer mengenai status pesanannya. 2) Faktur Penjualan (Customer s Copies) Faktur Penjualan (Customer s Copies) merupakan lembar pertama yang dikirim kepada customer. Jumlah lembar faktur penjualan yang dikirim kepada customer adalah tergantung dari permintaan customer. a) Tembusan Piutang (Account Receivable Copy) Tembusan Piutang (Account Receivable Copy) merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan ke fungsi pencatat piutang sebagai dasar untuk mencatat piutang dalam buku pembantu piutang.

26 16 b) Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy) Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy) merupakan tembusan yang dikirimkan ke fungsi akuntansi umum sebagai dasar untuk mencatat transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan. c) Tembusan Analisis (Analysis Copy) Tembusan Analisis (Analysis Copy) merupakan tembusan yang dikirim ke fungsi akuntansi biaya sebagai dasar untuk menghitung kos produk yang dijual yang dicatat dalam buku pembantu sediaan, untuk analisis penjualan, dan untuk perhitungan komisi wiraniaga (sales person). d) Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy) Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy) dikirimkan kepada wiraniaga untuk memberitahu bahwa order dari customer yang lewat di tangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya menghitung komisi penjualan yang menjadi haknya. 3) Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan Rekapitulasi Harga Pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

27 17 4) Bukti Memorial Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan kedalam jurnal umum. c. Catatan Akuntansi yang Digunakan Menurut Mulyadi (2013:218 ) catatan akuntansi yang digunakan dalam penjualan kredit adalah sebagai berikut: 1) Jurnal Penjualan Jurnal penjualan dalam transaksi penjualan kredit berfungsi untuk mencatat penjualan kredit berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan. 2) Jurnal Umum Jurnal Umum dalam transaksi penjualan kredit digunakan untuk mencatat kos produk yang dijual berdasarkan dokumen bukti memorial. 3) Buku Pembantu Piutang Buku pembantu piutang dalam transaksi penjualan kredit berfungsi sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat bertambahnya piutang kepada debitur tertentu berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan. 4) Buku Pembantu Persediaan Buku Pembantu Persediaan dalam transaksi penjualan kredit berfungsi sebagai buku pembantu yang digunakan

28 18 untuk mencatat kos produk jadi tertentu yang dijual berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan. 5) Buku Besar Akun buku besar yang terkait dalam siklus pendapatan adalah : Piutang Usaha, Pendapatan Penjualan, Kos Produk yang Dijual, dan Persediaan Produk Jadi. d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Menurut Harnanto ( 2012:38) Prosedur adalah suatu lingkup pekerjaan klerikal yang telah teridentifikasi dan merupakan bagian dari ruang lingkup pekrjaan yang luas. Sedangkan alat-alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk melaksanakan pencatatan sehingga dapat dihasilkan laporan mulai dari yang sederhana sampai dengan laporan yang rumit termasuk komputer. Setiap pelaksanaan prosedur selalu dihadapkan pada dua persoalan pokok, yaitu proses dan operasi. Prosedur merupakan bagian dari sistem atau sub sistem, untuk itu antara sistem dan prosedur harus saling berhubungan. Menurut Mulyadi (20 13:219) jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah: 1) Prosedur Order Penjualan

29 19 Dalam proses ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. 2) Prosedur Persetujuan Kredit Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli dari fungsi kredit. 3) Prosedur Pengiriman Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi dalam surat order pengiriman. 4) Prosedur Penagihan Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. 5) Prosedur Pencatatan Piutang Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang. 6) Prosedur Distribusi Penjualan Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen. 7) Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

30 20 Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode tertentu. e. Unsur Pengendalian Intern Unsur pokok pengendalian intern terdiri dari: 1) Organisasi Unsur pokok pengendalian intern organisasi adalah: a) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit. b) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit. c) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas. d) Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. 2) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan Unsur pokok pengendalian sistem otorisasi dan prosedur pencatatan adalah: a) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan menggunakan formulir surat order pengiriman. b) Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (tembusan surat order pengiriman).

31 21 c) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap sudah dikirim pada copy surat order pengiriman. d) Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada di tangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut. e) Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. f) Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit). g) Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman dan surat muat. f. Praktik yang sehat Praktik yang sehat dalam sistem akuntansi penjualan kredit adalah:

32 22 1) Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. 2) Faktur penjualan bernomor urut tercetak dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan. 3) Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut. 4) Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol dalam buku besar. 5) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, maka dapat ditempuh dengan cara berikut ini: a) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. b) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan. g. Bagan Alir Bagan alir adalah teknik analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem akuntansi secara jelas, ringkas dan logis. Bagan alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk mendeskripsikan melalui gambar prosedur

33 23 pemrosesan transaksi yang digunakan perusahaan dan arus data yang melalui sistem. Uraian bagan alir dari sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut: 1) Bagian Order penjualan Berikut ini adalah uraian kegiatan dari bagian order penjualan: a) Menerima order dari pelanggan berdasarkan surat order yang diterima dari pelanggan b) Membuat Surat Order Pengiriman dan faktur. c) Mendistribusikan Surat Order Pengiriman lembar pertama dikirim ke Bagian Gudang, lembar 2, 3, 4, 5 dikirim ke Bagian pengiriman, lembar 6 ke bagian pelanggan, lembar 7 ke bagian kredit, lembar 8, 9 diarsipakan sementara menurut tanggal. d) Menerima Surat Order pengiriman lembar 7 dan bagian kredit untuk diarsipkan permanan menurut abjad. e) Menerima Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dari bagian pengiriman pada surat order pengiriman lembar 9. f) Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dikirim ke bagian penagihan.

34 24 2) Bagian Kredit Berikut ini adalah uraian kegiatan dari bagian kredit: a) Berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 7 dari bagian Order Penjualan dilakukan pemeriksaan status kredit. b) Memberikan otorisasi kredit. c) Surat Order Pengiriman lembar 7 dikembalikan ke bagian order penjualan. 3) Bagian Gudang Berikut ini adalah uraian kegiatan dari bagian gudang: a) Berdasarkan Surat Order Pengiiman lembar 1, dilakukan penyiapan barang. b) Barang yang telah disiapkan kemudian dilakukan penyerahan barang. c) Berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 1, maka direkap ke dalam kartu gudang. d) Bersama dengan barang, Surat Order Pengiriman lembar 1 dikirim ke bagian pengiriman. 4) Bagian Pengiriman Berikut ini adalah uraian kegiatan dari bagian pengiriman:

35 25 a) Surat Order Pengriman dan barang yang diterima secara bersama dari bagian gudang serta Surat Order Pengiriman lembar 2, 3, 4, 5. b) Menempel Surat Order Pengiriman lembar 5 pada pembungkus barang sebagai slip pembungkus. c) Menyerahkan barang kepada perusahaan angkutan. d) Mengembaliakn Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 ke bagian Order Pengiriman dan lembar 3 diserahkan ke perusahaan pengangkutan. e) Surat Oder Pengiriman lembar 4 diarsipkan secara permanent menurut nomor urut. 5) Bagian Penagihan Berikut ini adalah uraian kegiatan dari bagian penagihan: a) Menurut faktur berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan 2 yang diterima dari bagian order Penjualan. b) Mengirim Faktur lembar 1 ke pelanggan. c) Mengirim Faktur 2 bersama Surat Order Pengiriman lembar 1 dan 2 ke bagian piutang. d) Mengirimkan Faktur lembar 3 ke bagian kartu persediaan. e) Mengirimkan Faktur lembar 4 ke bagian jurnal.

36 26 e) Mengirimkan Faktur lembar 5 ke Wiraniaga. 6) Bagian Piutang Berikut ini adalah uraian kegiatan dari bagian piutang: a) Faktur yang diterima dari Bagian Penagihan dibuat rekap ke dalam kartu piutang. b) Faktur dan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan surat Muat lembar 2 diarsipkan permanen menurut nomor urut. 7) Bagian Kartu Persediaan Berikut ini adalah uraian kegiatan dari bagian kartu persediaan: a) Berdasarkan faktur lembar 3, merekap ke kartu persediaan dan faktur tersebut diarsipkan permanen sesuai nomor urut. b) Berdasarkan kartu persediaan dibuat rekapitulasi harga pokok penjualan secara periodik. c) Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan membuat bukti memorial. d) Bukti memorial dan rekapitulasi tersebut dikirim ke bagian jurnal. 8) Bagian Jurnal Berikut ini adalah uraian kegiatan dari bagian jurnal:

37 27 a) Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan dan Bukti Memorial direkap ke dalam jurnal umum dan diarsipkan menurut nomor urut. b) Faktur lembar 4 direkap ke dalam jurnal penjualan kemudian diarsipkan. Gambar 1. Bagan Alir Sistem Penjualan Kredit

38 Gambar 2. Bagan Alir Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan) 28

39 Gambar 3. Bagan Alir Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan) 29

40 Gambar 4. Bagan Alir Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan) 30

41 31 4. Sistem Penjualan Tunai Penjualan tunai adalah penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli untuk melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah ung diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. a. Fungsi Yang Terkait Menurut Mulyadi (2013:462 ) fungsi yang terkait untuk sistem penjualan tunai meliputi : 1) Fungsi Penjualan Fungsi ini bertanggung jawabuntuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas. 2) Fungsi Kas Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. 3) Fungsi Gudang Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman. 4) Fungsi Pengiriman Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang

42 32 dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli. 5) Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan keuangan. b. Dokumen Yang Digunakan Menurut Mulyadi (2013:214) dokumen yang digunak an dalam sistem penjualan tunai adalah sebagai berikut: 1) Faktur Penjualan Tunai Faktur penjualan tunai merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Faktur penjualan tunai diisi oleh fungsi penjualan yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan. Tembusan faktur ini dikirimkan oleh fungsi penjualan ke fungsi pengiriman sebagai perintah penyerahan barang kepada pembeli yang telah melaksanakan pembayaran harga barang ke fungsi kas. Tembusan faktur ini juga berfungsi sebagai slip pembungkus (packing slip) yang ditempelkan oleh fungsi

43 33 pengiriman di atas pembungkus, sebagai alat identifikasi bungkusan barang. 2) Pita Register Kas (cash register tape) Pita Register Kas merupakan dokumen yang dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas sebagai bukti penerimaan kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan. 3) Credit card sales slip Dokumen ini digunakan oleh perusahaan untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan oleh pemegang kartu kredit. 4) Bill of Lading Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum. 5) Faktur Penjualan COD (Cash on Delivery) Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD dan untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan. Tembusan faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos, atau perusahaan angkutan umum dan dimintakan tanda tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti telah

44 34 diterimanya barang oleh pelanggan. Tembusan faktur ini digunakan perusahaan untuk menagih kas yang harus dibayar oleh pelanggan pada saat penyerahan barang yang dipesan oleh pelanggan. 6) Bukti Setor Bank Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti setor ke bank. Bukti setor bank dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari hasil penjualan tunai ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas. 7) Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. c. Catatan Akuntansi Yang Digunakan Menurut Mulyadi (2013: 468) catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah sebagai berikut: 1) Jurnal penjualan

45 35 Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut jenis produk yang dijual selama jangka waktu tertentu. 2) Jurnal penerimaan kas Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntasi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber diantaranya dari penjualan tunai. 3) Jurnal umum Jurnal umum digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. 4) Kartu persediaan Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. 5) Kartu gudang Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan barang dagang yang disimpan dalam gudang. Dalam penjualan tunai, kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuatitas produk yang dijual. d. Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Jaringan prosedur yang membentuk sistem dari penjualan tunai menurut Mulyadi (2001:469) adalah sebagai berikut:

46 36 1) Prosedur Order Penjualan Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembelian dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli memebayar harga barang kefungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada pembeli. 2) Prosedur Penerimaan Kas Dalam prosedur ini, fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap lunas dapat faktur penjualan tunai kepada pembelian untuk memungkinkan pembeliaan tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman. 3) Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Di samping itu fungsi akuntnsi juga mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan. 4) Prosedur Penyetoran Kas ke Bank Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyetoran dengan segera ka bank semua kas yang diterima pada suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas

47 37 menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh. 5) Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas. 6) Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjulalan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. e. Unsur Pengendalian Intern Unsur pokok pengendalian intern dijabarkan sebagai berikut: Mulyadi (2001:470) 1) Organisasi a) Fungsi penjualan harus terpisah dengan fungsi kas. b) Fungsi penerimaan kas terpisah dari fungsi akuntansi. c) Fungsi penyerahan harus dipisahkan dari fungsi akuntansi. d) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi operasi dan fungsi penyimpanan uang. e) Transaksi penjualan tunai dilaksanakkan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.

48 38 2) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan a) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. b) Penerimaan kas diotoritaskan oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan lunas pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut. c) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit. d) Penyerahan barang diotorisasikan oleh fungsi peniriman dengan cara membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur penjualan tunai. e) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotoritaskan oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai. 3) Praktik yang Sehat a) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. b) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya.

49 39 c) Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern 4) Bagan Alir Gambar 5. Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai

50 40 Gambar 6. Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan)

51 B. Hasil Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah hasil perbandingan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu sebagai berikut: Tabel 1 Hasil penelitian terdahulu Nama Peneliti Objek Penelitian Anita Rahmi (2003: Pengendalian intern kas atas penerimaan kas dari penjualan tunai pada PT Arjuna Satrya Wisata Putra Travel Banjarmasin) PT ARJUNA SATRYA WISATA PUTRA TRAVEL BANJARMASIN Risnawati (2005 : Penerapan sistem pengendalian intern penjualan tunai pada UD Hikmah Banjarmasin) Reiny Hijriati (2009:Sistem Akuntansi Penerimaan kas dari penjualan tunai pada CV Citra Kencana Banjarmasin) UD HIKMAH BANJARMASIN CV CITRA KENCANA BANJARMASIN (Perusahaan Dagang) Yogi Setiawan (2015:Sistem Akuntansi Penjualan Raskin pada Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan) PERUM BULOG DIVISI REGIONAL KALIMANTAN SELATAN Latar Belakang Pengendalian intern kas atas penerimaan kas dari penjualan tunai yang dilakukan PT Arjuna Satrya Wisata Putra Travel ditemukan kelemahan yaitu dalam prosedur pencatatannya.perusahaan tidak membuat faktur penjualan tunai UD Hikmah Banjarmasin menjalankan usahanya dihadapkan pada sebuah permasalahan sistem pengendalian intern. Dalam sistem pengendalian intern UD Hikmah Banjarmasin ditemukan kelemahan seperti perangkapan fungsi dan struktur organisasi CV Citra Kencana Banjarmasin merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam bidang perdagangan. CV Citra Kencana Banjarmasin memiliki kelemahan diantaranya tidak ada pemisahan fungsi yaitu fungsi penjualan yang merangkap dengan fungsi kas dan fungsi akuntansi oleh pimpinan Pada Perum Bulog Divre Kalsel peran sistem begitu penting untuk melaksanakan kegiatan agar sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Sistem merupakan salah satu sarana pengendalian manajemen yang penting pula. Dalam melaksanakan suatu prosedur, secara administrasi dibantu dengan berbagai formulir-formulir atau blangko yang telah dirancang sehingga prosedur yang dilaksanakan tercatat dan tampak dalam pengisian blangko tersebut. 41

52 Tabel 1 ( Lanjutan ) Tujuan Penelitian Metode Penelitian Untuk mengetahui pengendalian intern kas atas penerimaan kas dari penjualan tunai yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan Studi Kasus : 1) Diproses melalui cara wawancara langsung dengan pimpinan yang ada di perusahaan tersebut. 2) dasar analisis Untuk memberikan gambaran pada UD Hikmah Banjarmasin tentang sistem pengendalian intern penjualan tunai yang sebaiknya diterapkan dalam penggunaan dokumendokumen,nota penjualan tunai, bukti setor bank, bukti penerimaan kas,serta mengetahui penyetoran kas yang diterima dari penjualan tunai selalu disetorkan ke bank pada hari yang sama Studi Kasus : 1) Diproses melalui cara wawancara langsung ke UD Hikmah Banjarmasin serta mendokumentasikannya. 2) Dasar analisisnya sistem pengendalian intern penjualan tunai yang sesuai dengan teori Untuk mengetahui bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai yang tepat pada CV Citra Kencana Banjarmasin Studi Kasus : 1) Diproses Melalui : Dengan mengamati secara langsung ke perusahaan dan melakukan wawancara langsung kepada pimpinan dan karyawan CV Citra Kencana Banjarmasin. 2) Dasar analisisnya sistem pengendalian intern penjualan tunai yang berdasarkan teori Untuk mengetahui sistem akuntansi penjualan Raskin pada Perum Bulog Divre Kalsel. Mendeskripsikan bagaimana sistem akuntansi penjualan Raskin yang selama ini diterapkan di Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan. Penulis ingin mendeskripsikan fungsifungsi apa saja yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan Raskin secara tunai maupun kredit, dokumen apa saja yang dipakai, catatan akuntansi yang digunakan, bagaimana prosedur dan pencatatan akuntansi, unsur pengendalian intern, hingga menginterpretasikan sistem tersebut ke bentuk gambaran visual yaitu flowchart. 42

53 Tabel 1 ( Lanjutan ) Hasil Penelitian Sebaiknya perusahaan membuat faktur penjualan tunai agar perusahaan mempunyai bukti dalam setiap transaksi penjualan dan perusahaan sebaiknya membiasakan dalam penerimaan kas yang diterima hari tersebut disetorkan tepat pada waktunya untuk mengurangi resiko dalam penggelapan atau penyimpangan uang kas yang diterima oleh bagian penjualan sekaligus kasir sebaiknya fungsi penjualan dan fungsi kas dipisahkan dan untuk uang kas perusahaan yang diterima pada waktu transaksi penjualan sebaiknya disetorkan pada hari itu juga. Struktur organisasi yang memisahkan fungsi yang jelas agar dapat mengefektifkan semua karyawan dan tidak terjadi lagi perangkapan fungsi dan menurut penulis sebaiknya CV Citra Kencana Banjarmasin memiliki pencatatan penjualan tunai agar perusahaan dapat mengetahui berapa besar penerimaan kas yang diperoleh dari hasil penjualan. Data diolah penulis 43

54 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel 1. Penjualan tunai adalah suatu transaksi yang dilakukan Perum Bulog Divre Kalsel dengan cara mewajibkan pembeli untuk membayar harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli. 2. Penjualan kredit adalah suatu transaksi penjualan yang dilakukan oleh Perum Bulog Divre Kalsel dengan cara pengiriman barang dilakukan terlebih dahulu sebelum pembayaran dilakukan dengan rentang waktu antara 2 hari sampai dengan 30 hari, tetapi harus dengan persetujuan bagian pelayanan publik apakah transaksi tersebut bisa dilakukan atau tidak. 3. Sistem Akuntansi Penjualan adalah serangkaian kegiatan yang diawali dengan adanya penerimaan pesanan dari pembeli, pengiriman barang sampai kepada pembeli, melakukan pencatatan terhadap transaksi yang terjadi. Pada umumnya sebelum pembeli membeli barang, pembeli harus memesan barang terlebih dahulu di bagian Pelayanan Publik, membayar harga barang, sampai barang tersebut sampai ke tangan pembeli. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk deskriptif. Menurut Sukmadinata (2012:18) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberikan 44

55 45 gambaran mengenai suatu keadaan atau fenomena yang sesungguhnya. Dalam penelitian ini para peneliti tidak melakukan manipulasi terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Dalam penelitian ini Penulis mencoba mendeskripsikan bagaimana sistem akuntansi penjualan Raskin yang selama ini diterapkan di Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan. Penulis ingin mendeskripsikan fungsi-fungsi apa saja yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan Raskin secara tunai maupun kredit, dokumen apa saja yang dipakai, catatan akuntansi yang digunakan, bagaimana prosedur dan pencatatan akuntansi, unsur pengendalian intern, hingga menginterpretasikan sistem tersebut ke bentuk gambaran visual yaitu flowchart. C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data a. Data kuantitatif Menurut Sugiyono (2012:15) Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kuantitatif dalam penelitian ini antara lain daftar piutang, neraca, dan laporan laba rugi. b. Data kualitatif Menurut Sugiyono (2012 :15) Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data kualitatif

56 46 dalam penelitian ini berupa profil perusahaan, struktur organisasi, formulir SPPB, BAST, MDO, MBA-0, dan MBA Sumber Data a. Data primer Menurut Sugiyono (2012:308), sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dikumpulkan dari kepala bagian pelayanan publik dan karyawan yang terkait langsung dengan objek yang diteliti kemudian akan diolah penulis, misalnya struktur organisasi, sejarah perusahaan bagaimana prosedur dan pencatatan dalam transaksi penjualan Raskin. b. Data sekunder Menurut Sugiyono (2012:308), sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dokumen atau orang lain. Data sekunder adalah dikumpulkan melalui catatan dan dokumen resmi perusahaan serta data yang telah diolah berupa formulir SPPB, BAST, Bukti Setor Bank, MDO, MBA-0, dan MBA- 1. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi, yakni melalui pencatatan dan fotokopi data yang diperlukan.

57 47 2. Wawancara, yakni dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian. Seperti wawancara dengan kepala bagian pelayanan publik, bagian akuntansi, Satker Raskin dan pegawai yang berhubungan langsung dengan kegiatan penyaluran beras Raskin. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode analisis dengan mengumpulkan data hasil wawancara dan standar operasional perusahaan yang ada terlebih dahulu kemudian dianalisis, selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sistem akuntansi penjualan Raskin. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain: 1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan 2. Menganalisis fungsi-fungsi apa saja yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan Raskin 3. Menganalisis dokumen-dokumen apa saja yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan Raskin 4. Menganalisis catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan Raskin 5. Menganalisis jaringan yang membentuk sistem akuntansi penjualan Raskin

58 48 6. Menganalisis unsur pengendalian intern Perum Bulog dalam sistem akuntansi penjualan Raskin 7. Menginterpretasikan gambaran sistem akuntansi penjualan Raskin pada Perum Bulog dalam bentuk bagan alir (flowchart)

59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) merupakan lembaga pemerintah yang menangani masalah pengadaan dan penyaluran pangan. Perum Bulog Divre Kalsel didirikan pada tanggal 15 April 1984 yang diresmikan oleh Menteri Koperasi Republik Indonesia Bustanil Arifin S.H. dengan nama Depot Logistik Kalimantan Selatan (Dolog Kalsel). Kemudian pada tahun 2003 Pemerintah mengubah namanya menjadi Perum Bulog Divre Kalsel. Perum Bulog Divre Kalsel berlokasi di Jalan Ahmad Yani KM. 6 No. 561 Banjarmasin. Letak Perum Bulog Divre Kalsel sangat strategis, karena berada pada pusat kota dan dekat dengan fasilitas umum. Alasan Perum Bulog Divre Kalsel mendirikan perusahaan di wilayah ini, karena: 1) Kemudahan pada akses transportasi Terdapat beberapa transportasi umum seperti; bus kota, angkot/colt dan taksi yang melewati jalan raya di depan instansi. Berada di pinggir jalan raya utama dalam kota, memberikan kemudahan dan kecepatan mobilitas kerja karyawan di luar instansi. 49

60 50 2) Tersedianya daya listrik yang cukup Perum Bulog Divre Kalsel berlangganan listrik dan termasuk wilayah Pembangkit Listrik Nasional (PLN) Distribusi Kalsel. Daya listrik sangat penting dalam menunjang berfungsinya alat penerangan dan alat teknologi perkantoran di perusahaan. 3) Tersedianya jaringan telepon yang baik Jaringan telepon di Perum Bulog Divre Kalsel adalah VPN. Telepon dapat dimanfaatkan untuk keperluan voice dial, dial up dan internet. Sistem dial up antara lain berfungsi pada pengkodean / ekstensi untuk menghubungi bidang dan seksi lain. Jaringan VPN sangat efektif mempermudah komunikasi dan kinerja seluruh karyawan Perum Bulog karena terhubungkan secara online. a. Visi dan Misi Perum Bulog Divre Kalsel Setiap perusahaan tentu memiliki visi dan misi perusahaan sebagai suatu motivasi dalam pencapaiannya. Visi dan misi Perum Bulog Divre Kalsel adalah sebagai berikut: Visi : Menjadi perusahaan yang handal dalam mewujudkan pangan cukup, aman, dan terjangkau bagi rakyat. Misi : Memenuhi kebutuhan pangan pokok rakyat.

61 51 2. Struktur Organisasi Dalam suatu perusahaan, baik pemerintah maupun instansi swasta yang bergerak di berbagai bidang selalu mempunyai struktur organisasi yang mempunyai peranan penting dalam pengolahan suatu organisasi. Hal ini disebabkan apabila perusahaan tidak mempunyai pembagian kerja yang disusun secara sistematis, maka akan sulit untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Adanya organisasi dimaksudkan dapat mengelompokkan kagiatan yang dilakukan, yakni menetapkan susunan organisasi serta tugastugas dan fungsi-fungsi dari setiap barang dengan hubungan dari masingmasing barang tersebut. Organisasi dapat dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas masing-masing dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Tidak semua perusahaan mempunyai struktur organisasi yang sama. Hal ini dapat dilihat dari besar atau kecilnya perusahaan tersebut serta tugas dan tanggung jawab organisasi-organisasi pada perusahaan. Struktur organisasi pada perusahaan merupakan pedoman untuk melakukan aktivitas dalam perusahaan. Struktur pada Perum Bulog dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

62 52 Bagan 1 Struktur Organisasi Perum Bulog Divre Kalsel KEPALA BIDANG PELAYANAN PUBLIK BIDANG ADM DAN KEUANGAN SEKSI PENGADAAN DAN GASAR SEKSI SDM DAN HUKUM SEKSI PERSEDIAAN DAN ANGKUTAN SEKSI TATA USAHA DAN UMUM SEKSI KEUANGAN SEKSI PENYALURAN SEKSI AKUNTANSI SEKSI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA SEKSI TEKNOLOGI DAN INFORMASI GUDANG UNIT PENGOLAHAN GABAH/BERAS Sumber: Perum Bulog Divre Kalsel / Data diolah penulis

63 53 a. Tugas dan Fungsi dari Masing-Masing Bagian Divisi Regional Divisi Regional yang selanjutnya disebut Divre, berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Divre dipimpin oleh seorang kepala, yang selanjutnya dalam keputusan ini disebut Kadivre. Divre mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsi Perum Bulog di wilayah kerjanya. Divre mempunyai fungsi: 1) Pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan publik; 2) Pelaksanaan kegiatan dibidang komersial; 3) Pengelolaan kegiatan di bidang administrasi dan keuangan; 4) Pengelolaan sumber daya bagi terlaksananya tugas Divre secara berdaya guna dan berhasil guna; 5) Pelaksanaan pembinaan hubungan kemitraan dengan instansi pemerintah dan badan usaha lain di wilayah kerjanya. Susunan Organisasi Divisi Regional terdiri dari: 1) Kepala; 2) Bidang Pelayanan Publik; 3) Bidang Administrasi dan Keuangan; 4) Gudang; 5) Unit Pengolahan Gabah / Beras.

64 54 Deskripsi Tugas dan Fungsi Susunan Organisasi Divisi Regional: 1) Kepala Divisi Regional (Kadivre) mempunyai tugas: (a) Memimpin Divre sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku; (b) Membina sumber daya Perum Bulog di lingkungan Divre; (c) Melaksanakan kebijakan teknis di bidang pelayanan publik, komersial, administrasi dan keuangan; (d) Melaksanakan kerjasama dengan badan usaha lain atau instansi pemerintah. 2) Kepala Bidang Pelayanan Publik mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan gabah / beras dan analisis perkembangan harga dan pasar, persediaan dan prognosa serta angkutan, perawatan kualitas dan penyaluran. Bidang Pelayanan Publik mempunyai fungsi: (a) Merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengadaan gabah / beras, pembinaan teknis, kerjasama lembaga niaga pangan koperasi dan non koperasi serta analisis dan pengamatan perkembangan harga pangan pokok serta penyusunan statistik; (b) Merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan persediaan dan pergudangan serta angkutan, pemuatan dan pembongkaran;

65 55 (c) Merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan persediaan dan pergudangan serta angkutan, pemuatan dan pembongkaran; (d) Merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan penyaluran beras kepada kelembagaan pemerintah dan masyarakat umum dan khusus. Bidang Pelayanan Publik terdiri dari: (a) Seksi Pengadaan dan Gasar mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan kegiatan perhitungan prakiraan jumlah dan biaya pengadaaan gabah/beras serta karung pembungkus, pelaksanaan pengadaan melalui Satuan Tugas (Satgas) atau kontraktor, penyiapan perjanjian atau kontrak, penyiapan dokumen tagihan, pengajuan dan pendistribusian serta pengecekan pengadaan, serta pembinaan teknis. Serta mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan kegiatan monitoring dan analisis serta pengamatan perkembangan harga dan pasar di tingkat produsen dan konsumen serta penyusunan data statistik seluruh komoditas untuk operasi publik maupun komersial. (b) Seksi Persediaan dan Angkutan mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan kegiatan pengolahan laporan posisi persediaan dan penyebaran

66 56 persediaan, perhitungan kebutuhan biaya penyimpanan/sewa gudang, penyusunan prognosa operasional pengadaan, persediaan dan penyaluran serta penyiapan administrasi angkutan, pembongkaran dan pemuatan barang. Serta mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan kegiatan inspeksi kualitas, perhitungan kebutuhan biaya perawatan dan obat-obatan, pengendalian aplikasi teknis penyimpanan, sanitasi gudang dan lingkungannya, pemberantasan hama serta pengolahan gabah dan pengolahan hasil pemeriksaan kualitas. (c) Seksi Penyaluran mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan kegiatan pelayanan penyaluran beras kepada kelembagaan pemerintah dan masyarakat umum dan khusus meliputi penyiapan surat perintah setor, delivery order, nota tagihan, berita acara penyerahan, daftar penyimpulan, perjanjian jual beli dan konsinyasi. (d) Seksi Perencanaan dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan kegiatan pengelolaan usaha jasa pergudangan, angkutan dan pembongkaran, survei dan perawatan, jasa lainnya dan pengolahan komoditas serta pengkajian dan pengembangannya.

67 57 3) Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia dan hukum, pengelolaan anggaran dan pembiayaan serta membuat laporan pertanggungjawaban keuangan Divre. Bidang Administrasi dan Keuangan memiliki fungsi: (a) Merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan administrasi sumber daya manusia dan urusan hukum; (b) Merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan anggaran, administrasi pembiayaan, verifikasi dan klaim; (c) Merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi pembukuan, neraca, laporan pertanggungjawaban keuangan dan hubungan rekening antar kantor. Bidang Administrasi dan Keuangan terdiri dari: (a) Seksi Sumber Daya Manusia dan Hukum mempunyai tugas merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan administrasi sumber daya manusia dan urusan hukum. (b) Seksi Tata Usaha dan Umum mempunyai tugas merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan surat

68 58 menyurat, arsip, ekspedisi, hubungan masyarakat, kerumahtanggaan dan pengelolaan pengadaan, pemeliharaan perlengkapan sarana kantor, rumah dinas jabatan, mess, pergudangan, inventaris serta penghapusan. (c) Seksi Keuangan mempunyai tugas merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan admninistrasi pembiayaan meliputi penerimaan, penyimpanan, pengeluaran dan pembayaran uang atau surat berharga, meneliti kebenaran transaksi pengeluaran dan penerimaan, pencocokan dokumen pendukung dan menyelesaikan tagihan / piutang serta klaim dan tuntutan ganti rugi penyusunan serta penyediaan dan pengalokasian anggaran serta analisis kebutuhan anggaran. (d) Seksi Akuntansi mempunyai tugas merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi pembukuan, neraca, laporan pertanggungjawaban keuangan dan hubungan rekening antar kantor. (e) Seksi Teknologi Informasi mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan kegiatan pemeliharaan sarana dan dukungan implementasi sistem teknologi informasi. 4) Unit Pengolahan Gabah Beras. Unit Pengolahan Gabah Beras mempunyai tugas meningkatkan kualitas gabah/beras yang dihasilkan, membantu

69 59 petani dalam mengolah gabah terutama pada saat panen raya dan Spesifikasi Unit terdiri dari dua unit yaitu unit pengeringan ( drying process) dan unit penggilingan (rice milling). 5) Gudang Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan persediaan beras yang berasal dari UPGB maupun berasal dari pengadaan dari daerah atau nasional. 3. Personalia a. Jumlah dan Komposisi Pegawai Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan memiliki pegawai sejumlah 41 orang dengan komposisi pegawai, antara lain: Tabel 2 Jumlah Pegawai Perum Bulog Divre Kalsel Berdasarkan Bagian & Seksi No Bidang Seksi Jumlah 1 Kadivre 1 2 Pelayanan Publik Kepala 1 Pengadaan dan GASAR 5 Persediaan dan Angkutan 2 Penyaluran 3 PPU 6 3 Administrasi dan Keuangan Kepala 1 SDM dan Hukum 2 Akuntansi 3 Keuangan 3 Tata Usaha dan Umum 3 4 Gudang Telaga Biru 4 Landasan Ulin 3

70 60 5 Marabahan 2 Unit Pengolahan Gabah/Beras Landasan Ulin 2 Jumlah 41 Sumber: Perum Bulog Divre Kalsel / Data diolah penulis Jumlah personil pada posisi / jabatan di setiap seksi pada Bidang Administrasi dan Keuangan paling banyak, karena aktivitas dan tugas berhubungan dengan kepegawaian, pengolahan data transaksi perusahaan dan kerumahtanggaan yang bersifat penting dan berkala. Perum Bulog Divre Kalsel merekrut pegawai dengan persyaratan tingkat pendidikan tertentu pada setiap posisi/jabatan. Tingkat pendidikan yang diikuti dengan kinerja dan status pegawai tetap dapat berfungsi sebagai promosi kenaikan jabatan pegawai. 4. Wilayah Pelayanan Raskin Area yang menjadi wilayah pelayanan Perum Bulog Divre Kalsel dalam kegiatan penyaluran Raskin adalah sebanyak 5 Kabupaten/Kota sebagai berikut: a. Kota Banjarmasin, yang terdiri dari 52 Kelurahan di: 1) Kecamatan Banjarmasin Utara 2) Kecamatan Banjarmasin Selatan 3) Kecamatan Banjarmasin Timur 4) Kecamatan Banjarmasin Barat 5) Kecamatan Banjarmasin Tengah

71 61 b. Kota Banjarbaru, yang terdiri dari 20 Kelurahan di: 1) Kecamatan Banjarbaru Selatan 2) Kecamatan Landasan Ulin 3) Kecamatan Cempaka 4) Kecamatan Banjarbaru Utara 5) Kecamatan Liang Anggang c. Kabupaten Banjar, yang terdiri dari 282 Desa/Kelurahan di: 1) Kecamatan Sungai Pinang 2) Kecamatan Aluh-Aluh 3) Kecamatan Martapura Timur 4) Kecamatan Mataraman 5) Kecamatan Pengaron 6) Kecamatan Astambul 7) Kecamatan Sungai Tabuk 8) Kecamatan Martapura Barat 9) Kecamatan Kertak Hanyar 10) Kecamatan Beruntung Baru 11) Kecamatan Gambut 12) Kecamatan Karang Intan 13) Kecamatan Sambung Makmur 14) Kecamatan Martapura 15) Kecamatan Paramasan 16) Kecamatan Aranio

72 62 17) Kecamatan Simpang Empat 18) Kecamatan Telaga Bauntung 19) Kecamatan Tatah Makmur 20) Kecamatan Cintapuri Darussalam d. Kabupaten Tanah Laut, yang terdiri dari 135 Desa/Kelurahan di: 1) Kecamatan Bati-Bati 2) Kecamatan Tambang Ulang 3) Kecamatan kurau 4) Kecamatan Batu Ampar 5) Kecamatan Panyipatan 6) Kecamatan Pelaihari 7) Kecamatan Takisung 8) Kecamatan Jorong 9) Kecamatan Kintap 10) Kecamatan Bajuin 11) Kecamatan Bumi Makmur e. Kabupaten Barito Kuala, yang terdiri dari 200 Desa/Kelurahan di: 1) Kecamatan Tabunganen 2) Kecamatan Tamban 3) Kecamatan Anjir Pasar 4) Kecamatan Anjir Muara 5) Kecamatan Alalak 6) Kecamatan Mandastana

73 63 7) Kecamatan Tabukan 8) Kecamatan Wanaraya 9) Kecamatan Barambai 10) Kecamatan Mekarsari 11) Kecamatan Belawang 12) Kecamatan Rantau Badauh 13) Kecamatan Cerbon 14) Kecamatan Bakumpai 15) Kecamatan Marabahan 16) Kecamatan Kuripan 17) Kecamatan Jejangkit 5. Aplikasi/Program Komputer yang Digunakan a. Sistem Informasi Akuntansi Bulog Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB) merupakan sub sistem informasi manajemen Bulog yang dirancang dengan teknologi informasi dan salah satunya bertujuan untuk meningkatkan peran akuntansi dalam informasi pengambilan keputusan (Decision Support System (DSS)). Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Bulog berangkat dari sistem lama dimana pola penyelesaian laporan masih manual (menggunakan aplikasi worksheet, dsb), proses jurnal rekap bulanan, koreksi-koreksi terhadap laporan yang dominan, penyelesaian dan pengiriman laporan yang terlambat dan sebagainya yang sudah saatnya ditinggalkan.

74 64 SIAB pertamakali disosialisasikan dan dilaksanakan on the job training pada November tahun 2000 dan diimplementasikan pada tahun Disamping persoalan-persoalan diatas, entitas akuntansi yang banyak dan berjenjang tersebut yang terdiri dari Divre dan Sub Divre menyebabkan: 1) Adanya prosse secara berrjenjang untuk menghasilkan laporan keuangan Gabungan Bulog 2) Adanya proses rekonsiliasi transaksi baik internal (antar Divre dengan Bulog dan antar sub divre dengan Divre) maupun eksternal dengan perbankan. Kondisi ini menyebabkan laporan keuangan gabungan Bulog terlambat disajikan, rutinitas yang tinggi, sehingga kontrol internal serta analisa akuntansi relatif menjadi lemah. Lambatnya proses penyelesaian laporan keuangan serta lemahnya analisa akuntansi berakibat pada rendahnya peran akuntansi dalam Sistem Informasi Bulog terutama dalam Decision Suuport System (DSS). Untuk mengatasi segudang permasalahan tersebutlah maka prerlu dilakukan pembangunan Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB) yang memadai dan terpadu dengan operasional. Sebagaimana Sistem Informasi Akuntansi umumnya SIAB dibangun sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi. Untuk itu, sistem yang dibangun berbasis komputer. Sistem Informasi

75 65 Akuntansi berbasis komputer yang dibangun tersebut disebut sebagai Aplikasi Komputerisasi SIAB. Pembangunan aplikasi ini diikuti dengan pedoman aplikasi baik berupa instalasi hardware dan software maupun manual pengoperasian aplikasinya. Dengan demikian diharapkan informasi yang dihasilkan mempunyai kualitas informasi yang akurat (accurate), tepat waktu (timeliness) dan relevan (relevance). Gambar 7. Sistem Informasi Akuntansi Bulog Sumber: Bulog Divre Kalsel/Data diolah penulis b. Sistem Informasi Logistik Sistem Informasi Logistik (SIL) adalah Software/Program Aplikasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

76 66 memfasilitasi kegiatan operasional Bulog untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem Informasi Logistik (SIL) juga digunakan sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan data menjadi informasi. Dalam penyimpanan dan pengolahan data yang didapat diperlukan cara penyajiannya. Cara penyajian software yang dilakukan oleh Bulog Divisi Regional Kalsel dengan meningkatkan kinerja kepada pegawai dan diharapkan dapat memenuhi segala kebutuhan pegawai, sehingga pegawai menjadi pegawai yang baik. Kualitas Software Sistem Informasi Logistik (SIL) menjadi sangat penting dalam pen gadaan beras, persediaan beras serta penyaluran kepada masyarakat. Peran program SIL begitu penting terhadap kegiatan operasional pada Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan. Karena program ini mencakup semua komponen kerja pada perusahaan. Selain untuk menginput data-data dalam laporan, program ini juga bisa digunakan untuk mengawasi semua kegiatan yang dilakukan di Subdivre dan Kansilog.

77 67 Gambar 8. Sistem Informasi Logistik (SIL) Sumber : Bulog Divre Kalsel/data diolah penulis B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Kredit pada Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Penjualan Raskin yang terdapat pada Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan sebagian dilakukan secara kredit, hal ini dikarenakan proses pendistribusian yang memerlukan waktu yang cukup lama sehingga pembayaran tidak dapat dilakukan dalam waktu satu hari maupun pembayaran dimuka. a. Fungsi Yang Terkait Fungsi Yang Terkait dalam sistem akuntansi penjualan Raskin secara kredit adalah: 1) Fungsi Pelayanan Publik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Mulyadi (2008: 2) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber - sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem, Prosedur dan Sistem Akuntansi.. Pengertian Sistem Setiap sistem akan lebih dapat dipahami jika dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau sub sistem yang terjalin satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, 5 BAB II LANDASAN TEORI Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, di butuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur, calon

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Suatu Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak intern maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Akuntansi Pendekatan sistem memberikan banyak manfaat dalam memahami lingkungan kita. Pendekatan sistem berusaha menjelaskan sesuatu dipandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi Sistem akuntansi sangat dibutuhkan oleh perusahan karena dengan membuat sistem akuntansi ini akan mempermudah pembuatan laporan keuangan yang cepat dan akurat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:7), laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UU UMKM) Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 kriteria UMKM adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Menurut Krismiadji (2002;4) suatu sistem informasi akuntansi sering disebut juga sebagai sistem informasi adalah suatu kombinasi dari personalia, catatan-catatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengertian sistem informasi akuntansi perlu diketahui defenisi sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian Sistem menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Para ahli mendefenisikan pengertian sistem akuntansi tidak jauh berbeda yaitu mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2001: 2) sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Di bawah ini pengertian umum mengenai sistem dapat dirinci sebagai berikut : Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada pada UD. Sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada pada UD. Sumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Octaviandy dkk. (2016) telah melakukan penelitian Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada pada UD. Sumber Mutiara Rantauprapat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

SISTEM PENJUALAN KREDIT

SISTEM PENJUALAN KREDIT SISTEM PENJUALAN KREDIT Sistematika Deskripsi kegiatan pokok Fungsi yang terkait Informasi yang diperlukan oleh manajemen Dokumen yang digunakan Catatan akuntansi yang digunakan Jaringan prosedur yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5)) 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5)) Sistem adalah suatu kerangka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sistem akuntansi terdiri dari dokumen bunti transaksi, alat-alat pencatatan,

BAB II KAJIAN TEORI. Sistem akuntansi terdiri dari dokumen bunti transaksi, alat-alat pencatatan, BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi Sistem akuntansi terdiri dari dokumen bunti transaksi, alat-alat pencatatan, laporan-laporan, dan prosedur-prosedur yang digunakan perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Suatu perusahaan agar dapat berjalan baik, membutuhkan sistem informasi akuntansi yang memadai, sehingga dapat meminimalisir permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang diterapkan secara memadai sangat membantu manajemen dalam menghadapi masalah yang muncul. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Ada beberapa pengertian sistem menurut para ahli melalui bukunya, yaitu disebutkan dibawah ini. Sistem menurut Krismiaji (2010:1) Sistem merupakan rangkaian komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam memimpin usahanya seorang pemimpin tentu ingin mengetahui keadaan perusahaannya. Untuk perusahaan yang bidang usahanya sangat luas dan berkembang,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Prosedur adalah suatu tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,

Lebih terperinci

SISTEM PENJUALAN KREDIT

SISTEM PENJUALAN KREDIT SISTEM PENJUALAN KREDIT Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan order yang diterima oleh pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan akan beroperasi dengan baik, apabila perusahaan tersebut menggunakan sistem dan prosedur yang baik. Dikatakan baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Informasi suatu perusahaan, terutama informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penerimaan kas adalah kas yang diterima oleh perusahaan baik berupa uang tunai maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penerimaan kas adalah kas yang diterima oleh perusahaan baik berupa uang tunai maupun BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Penerimaan Kas Penerimaan kas adalah kas yang diterima oleh perusahaan baik berupa uang tunai maupun surat surat berharga yang mempunyai sifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2008:5) sistem adalah Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2001:5) menyatakaan bahwa prosedur merupakan suatu urutan yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Suatu sistem informasi akuntansi sering disebut juga sebagai sistem informasi adalah suatu kombinasi dari personalia, catatan-catatan, dan prosedur yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang bermanfaat bagi pemakai informasi. Pemakai informasi ini di luar

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang bermanfaat bagi pemakai informasi. Pemakai informasi ini di luar BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa sebuah informasi akuntansi seperti informasi keuangan yang bermanfaat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Zaki Baridwan (2009:3) prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Zaki Baridwan (2009:3) prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan bagian dari sistem yang secara langsung berhubungan satu dengan lainnya. Berikut ini beberapa pengertian prosedur menurut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem dan Prosedur Ada beberapa pengertian sistem dan prosedur, diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2008: 4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur

Lebih terperinci

Sistem akuntansi penjualan, terdiri dari kegiatan-kegiatan transaksi penjualan: kredit dan tunai

Sistem akuntansi penjualan, terdiri dari kegiatan-kegiatan transaksi penjualan: kredit dan tunai Sistem akuntansi penjualan, terdiri dari kegiatan-kegiatan transaksi penjualan: kredit dan tunai Jika order dari pelanggan telah dipenuhi oleh perusahaan dimana barang atau jasa yang dipesannya telah dikirimkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB III TEORI DAN PRAKTIK

BAB III TEORI DAN PRAKTIK BAB III TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2017:5) prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departmen atau lebih,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian inter adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlu kita ketahui tentang perbedaan sistem dengan prosedur. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlu kita ketahui tentang perbedaan sistem dengan prosedur. Sistem 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Setiap sistem diciptakan untuk menagani sesuatu berulang kali atau sesuatu yang secara rutin terjadi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir,

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI (STUDI KASUS PADA CV RESTU IBU BANJARMASIN)

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI (STUDI KASUS PADA CV RESTU IBU BANJARMASIN) JURNAL HUMANIORA TEKNOLOGI Vol. II No.I; Oktober 2016 PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI (STUDI KASUS PADA CV RESTU IBU BANJARMASIN) YULI FITRIYANI Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2010:23) bahwa: Prosedur adalah serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya dengan unsur yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mecapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Penjualan Kegiatan penjualan merupakan kegunaan yang penting bagi suatu perusahaan yang berorientasi pada laba, karena melalui kegiatan ini perusahaan akan memperoleh laba setelah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Profil PT. Indo Tekhnoplus PT.Indo Tekhnoplus adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang distribusi dan perdagangan alat-alat kesehatan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Definisi Sistem Akuntansi, Prosedur dan Penjualan

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Definisi Sistem Akuntansi, Prosedur dan Penjualan BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Definisi Sistem Akuntansi, Prosedur dan Penjualan Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO Indrayeni 1, Cynthia Dely 1 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Informasi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh pihak ekstern dan intern. Pihak

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya yang salah satunya adalah untuk memperoleh laba terutama melalui penjualan baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Pada umumnya kegiatan pokok perusahaan terdiri dari desain dan pengembangan produk pengelohan bahan baku menjadi produk barang jadi, dan penjulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM AKUNTANSI Suatu sistem merupakan kesatuan, dimana masing-masing unsur yang ada di dalamnya merupakan keseluruhan dari susunan kesatuan itu. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan yang direncanakan untuk menentukan keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian sistem menurut beberapa ahli :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini adalah pengertian sistem menurut beberapa ahli : 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Sistem Penerimaan Kas Sebelum membahas definisi sistem penerimaan kas, ada baiknya kita menelaah beberapa pengertian dibawah ini : a. Definisi Sistem dan Prosedur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Menurut Mulyadi (2008:5) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam melakukan kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap berjalannya kegiatan biasanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi dan Prosedur 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Informasi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh pihak ekstern dan intern.

Lebih terperinci

transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi 2010:5).

transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi 2010:5). 2. TINJAUAN TEORITIS Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada penjualan

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada penjualan BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada penjualan sparepart yang ada di PT Astra Internasional Tbk Isuzu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu harus mempunyai struktur organisasi yang menyatakan berbagai fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi Rumah Sakit Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa rumah sakit adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah kumpulan elemen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). Sistem dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun pihak perusahaan, maka disusunlah suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik jika aktivitas tersebut saling terorganisir dengan baik dan terdapat suatu sistem yang baik dimana sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi menurut George H. Bodnar yang dikutip oleh Amir Abadi (2000 ; 1) adalah sumber daya halnya perusahaan dan pabrik. Produktivitasnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang pendistribusian consumer goods kepada para konsumen. Transaksi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang pendistribusian consumer goods kepada para konsumen. Transaksi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah PT. Tigaraksa Satria Malang yang beralamat di Jl. Tenaga Baru Kav. 4 No. 12 Malang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu skema yang menyeluruh untuk. sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu skema yang menyeluruh untuk. sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Pengertian tentang sistem dapat diperoleh dari beberapa ahli sebagai berikut : Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penggalian dari wacana penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya untuk memperjelas penelitian yang telah dilakukan serta membedakan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan Kas.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (010:5) sistem adalah Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Negara Indonesia merupakan Negara yang padat akan penduduknya. Hal itu disebabkan karena tingginya tingkat kelahiran yang mengakibatkan bertambahnya

Lebih terperinci

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho SIKLUS PENDAPATAN By: Mr. Haloho Sifat Siklus Pendapatan Siklus pendapatan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem berasal dari bahasa yunani system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem berasal dari bahasa yunani system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001:1), menyatakan bahwa sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci