LAPORAN KINERJA PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI AREA PENGUATAN PENGAWASAN

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI AREA PENGUATAN PENGAWASAN

2 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan good governance dengan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspekaspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur. Untuk mewujudkan birokrasi yang akuntabel dan baik, pemerintah telah mengeluarkan peraturan sebagai landasan hukum dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di Indonesia, yaitu Peraturan Presiden nomor 80 tahun 2011 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Indonesia Terciptanya birokrasi pemerintah yang professional, berintegrasi, dan bebas KKN, sesuai dengan tujuan dari reformasi birokrasi, maka ditetapkan 8 (delapan) area perubahan yang hasilnya diharapkan meliputi seluruh aspek manajemen pemerintahan. Delapan area perubahan tersebut, adalah: 1) Manajemen Perubahan; ²) Penataan Peraturan Perundang-Undangan; ³) Penataan dan Penguatan Organisasi; ⁴) Penataan Tatalaksana; 5) Penataan Sistem Manajemen SDM; 6) Penguatan Akuntabilitas; 7) Penguatan Pengawasan; dan 8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Dalam rangka mempercepat pencapaian hasil area perubahan refomasi birokrasi tersebut telah ditetapkan 9 (sembilan) Program Percepatan Reformasi Birokrasi. Program percepatan digunakan oleh seluruh instansi pemerintah untuk mendukung pelaksaan refomasi birokrasi di instansi masing-masing baik Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah. 9 (sembilan) Program percepatan reformasi birokrasi adalah sebagai berikut: 1) Penataan Struktur Organisasi Pemerintah; 2) Penataan Jumlah dan Distribusi PNS; 3) Pengembangan Sistem Seleksi dan Promosi Secara Terbuka; 4) Peningkatan Profesionalisasi PNS; 5) Pengembangan Sistem Pemerintahan Elektronik yang terintegrasi; 6) Peningkatan Pelayanan Publik; 7) Peningkatan Integritas dan

3 Akuntabilitas Kinerja Aparatur; 8) Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri; serta 9) Peningkatan Efisiensi Belanja Aparatur. Dalam konteks Penguatan Pengawasan, yang menjadi focus kegiatan untuk dibangun dan dikelola adalah adanya sistem dan kebijakan untuk penanganan 1) gratifikasi; 2) peraturan tentang SPIP; 3) sistem Pengaduan Masyarakat; 4) Whistle-Blowing System; 5) Penanganan Benturan Kepentingan; 6) Pembangunan Zona Integritas; 7) Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang independen, professional, serta didukung adanya Proses Bisnis Pengawasan yang kuat sebagai penjamin kualitas (quality assurance) dan konsultansi. 1.2 Tujuan dan Sasaran Reformasi birokrasi bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dengan aparatur berintegritas tinggi, produktif, dan melayani secara prima dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik melalui kegiatan penguatan pengawasan, dengan sasaran yaitu meningkatnya integritas aparatur di Kemenko PMK. 1.3 Kondisi Saat ini Saat ini, hasil penilaian Kemen PAN&RB atas komponen-komponen, reformasi birokrasi Kemenko PMK untuk tahun 2017 memperoleh nilai 70,35 (BB), termasuk didalamnya nilai Penguatan Pengawasan sebesar 6,21. Nilai dari masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1: Nilai Reformasi Birokrasi No Komponen Penilaian Nilai Maks A PENGUNGKIT 1 Manajemen Perubahan 5 3,72 3,52 2 Penataan PUU 5 2,71 2,71 3 Penataan & Penguatan Organisasi 6 3,84 2,82 4 Penataan Tatalaksana 5 2,26 2,13 5 Penataan Sistem Manajemen 15 12,63 13,03 SDM 6 Penguatan Akuntabilitas 6 2,91 4,08 7 Penguatan Pengawasan 12 4,33 6,21 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan 6 3,44 3,66 Publik 60 35,83 38,16 B HASIL

4 1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14 9,82 9,88 2 Survei Internal Integritas 6 5,41 4,86 Organisasi 3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7 5,76 6,25 4 Opini BPK 3 3,00 3,00 5 Survei Eksternal Pelayanan Publik 10 7,90 8, ,89 32, Permasalahan Walaupun nilai area Penguatan Pengawasan belum maksimal, namun jika dibandingkan tahun 2016, pada tahun 2017 terjadi peningkatan nilai sebesar Area Penguatan Pengawasan mendapatkan nilai capaian 51.75%, sehingga perlu ditingkatkan. Belum maksimalnya nilai tersebut disebabkan masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan dan dievaluasi, yaitu: 1. Evaluasi atas: efektivitas penanganan gratifikasi, penerapan SPIP, pengaduan masyarakat, Whistle-Blowing System, dan benturan kepentingan; 2. Meningkatkan kualitas pembangunan Zona Integritas (ZI) dengan mensinergikan peran Tim Penilai Internal dan Tim ZI di tingkat unit kerja dalam mengawal pelaksanaan RB di tingkat unit kerja secara komprehensif sehingga dapat terwujud unit kerja Menuju WBK/WBBM di lingkungan Kemenko PMK

5 PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI AREA PENGUATAN PENGAWASAN Salah satu tujuan dari reformasi birokrasi adalah bagaimana reformasi birokrasi mampu mewujudkan Kemenko PMK yang berorientasi pada hasil atau outcome secara efisien dan efektif. Program penguatan pengawasan sebagai salah satu program bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah: (1) meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara, (2) meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara, (3) meningkatnya status opini BPK terhadap pengelolaan keuangan negara, dan (4) menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang. Program Penguatan Pengawasan terdiri dari kegiatan-kegiatan: (1) Pengelolaan Gratifikasi, (2) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Kemenko PMK, (3) Sistem Pengaduan Masyarakat, (4) Whistle-Blowing System, (5) Pengelolaan Benturan Kepentingan, (6) Pembangunan Zona Integritas serta (7) Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Capaian kegiatan penguatan pengawasan adalah sebagai berikut: 1. Gratifikasi. Untuk Pengendalian Gratifikasi di Kemeko Bidang PMK, hal-hal yang telah dilaksanakan, yaitu: a. Telah tersusunnya kebijakan penanganan gratifikasi berupa draft Peraturan Menko PMK tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kemenko PMK; b. Telah tersedianya SOP Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kemenko PMK;

6 c. Surat Edaran Sekretaris Kemenko PMK nomor 53/SE/Roum/PEG.05.04/06/2017 tentang Pedoman dan Batasan Gratifikasi; d. SK Pimpinan KPK Nomor 36 Tahun 2018 perihal Penetapan Status Kepemilikan Gratifikasi yaitu berupa 1 (satu) buah porselen guci berwarna biru putih senilai Rp (dua juta lima ratus ribu rupiah) yang diterima dari Xie Chengsuo selaku mitra kerja sama RI RRT kepada Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama tanggal 1 November e. Peraturan Menteri Koordinator Bidang PMK Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pemberian Tunjangan Kinerja di Lingkungan Kemenko PMK dimana pemberian tunjangan kinerja salah satu penilaian yang dilakukan berupa penilaian berdasarkan integritas (pelaporan LHKPN/LHKASN dan sanksi disiplin diluar kehadiran) f. Surat Edaran Sekretaris Kemenko PMK tentang Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) di Lingkungan Kemenko PMK nomor 24/SE/SES/II/2017 g. Surat Edaran Sekretaris Kemenko PMK tentang Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di Lingkungan Kemenko PMK nomor 49/SE/SES/VI/2017. h. Kepatuhan pelaporan LHKPN di Kemenko PMK sebesar 97% dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2.1: Rekapitulasi Pelaporan LHKPN di Kemenko PMK Periode sampai dengan 23 Agustus 2018 (untuk harta yang dilaporkan per 31 Des 2017). No Jabatan Eselon Jumlah Jabatan Melaporkan Belum Melaporkan 1 Menteri Koordinator PMK - 1 PN - 1 PN 2 Sekretaris Kemenko PMK I 1 PN 1 PN - 3 Deputi I 7 PN 7 PN - 4 SA Menko PMK I 4 PN 4 PN - 5 Staf Khusus Menko PMK I 1 PN *) - 1 PN 6 Kepala Biro II 2 PN 2 PN - 7 Inspektur II 1 PN 1 PN - 8 Sekretaris DJSN II 1 PN 1 PN - 9 Asisten Deputi II 27 PN 27 PN - 10 Pejabat Pembuat - 13 PN 13 PN - Komitmen 11 Auditor - 3 PN 3 PN - 12 Pejabat Penandatangan - 2 PN 2 PN - Surat Perintah Membayar 13 Bendahara Pengeluaran - 3 PN 3 PN - 14 Kepala ULP - 1 PN 1 PN -

7 TOTAL 67 PN 65 PN (97,01%) 2 PN *) staf khusus Menko PMK yang terdaftar di Kemenko PMK hanya 1 orang a.n Prasetijono Widjojo, sedangkan a.n Bapak Dolfie OFP terdaftar pada instansi lain i. Kepatuhan pelaporan LHKASN di Kemenko PMK sebesar 100% dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2.2: Rekapitulasi Pelaporan LHKPN di Kemenko PMK, Periode s.d 23 Agustus 2018 No Unit Kerja Jumlah Wajib Lapor Eselon III Eselon IV Jabfung tertentu Pelaksana/ Staf 1 Deputi I Deputi II Deputi III Deputi IV Deputi V Deputi VI Deputi VII Inspektorat Set DJSN Biro Umum Biro HIP BiroRen & Kerjasama SA Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Inspektorat sebagai unsur pengawasan internal Kemenko Bidang PMK telah menginisiasi berbagai kegiatan dalam rangka penyelenggaraan SPI yang efektif. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: a. Draft Kepmenko tentang Tim Satgas SPIP di Kemenko PMK, sedang dalam proses penandatanganan oleh Menko PMK. Ijin prinsip telah disetujui oleh Menko PMK; b. Workshop Penilaian Maturitas SPIP di Lingkungan Kemenko PMK telah dilaksanakan tanggal April 2018; c. Penyusunan daftar risiko unit kerja; d. Nilai maturitas SPIP Kemenko PMK 2,164 (akan dilakukan penilaian kembali pada bulan Oktober dengan didampingi oleh BPKP); e. Pelaksanaan audit kinerja yang dilakukan oleh Inspektorat Kemenko PMK untuk menilai SPI di unit kerja.

8 3. Pengaduan Masyarakat Pengelolaan pengaduan masyarakat di Kemenko Bidang PMK agar pengaduan masyarakat dapat terselesaikan secara efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan: a. Pengaduan Masyarakat melalui SMS Centre dan Kontak PMK; b. TL Pengaduan Masyarakat melalui SMS Centre. 4. Whistle Blowing System. a. Draft Permenko PMK tentang Petunjuk Teknis Penanganan Pengaduan Whisleblower dan Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di Lingkungan Kemenko PMK; b. Telah tersedianya SOP Penanganan WBS di Kemenko PMK; c. Sosialisasi WBS di Kemenko PMK; 5. Penanganan Benturan Kepentingan Peraturan Menteri Koordinator Bidang PMK Nomor No 4 Tahun 2016 tentang Penanganan Benturan Kepentingan di Kemenko PMK yang meliputi penanganan benturan kepentingan dan tindakan apabila ASN berada dalam situasi benturan kepentingan. Untuk memperlancar pengelolaan benturan kepentingan dilakukan sosialisasi serta evaluasi terhadap sumber penyebab benturan kepentingan seperti penyalahgunaan kekuasaan, wewenang dan jabatan, kepentingan pribadi, gratifikasi, suap dan korupsi, kolusi dan nepotisme serta kelemahan sistem pengendalian internal. Tahapan dalam penanganan benturan kepentingan, adalah penyusunan kerangka kebijakan, identifikasi benturan kepentingan, menyusun strategi penanganan benturan kepentingan dan tindakan yang diperlukan. SOP Penanganan Benturan Kepentingan di Kemenko PMK telah disusun, dan telah dilakukan sosialisasi Permenko No 4 Tahun 2016 tanggal 6 Desember Salah satu contoh bentuk implementasi benturan kepentingan yaitu memisahkan pegawai dengan status suami istri tidak bekerja pada 1 (satu) unit kerja.

9 6. Zona Integritas Pembangunan zona integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di lingkungan Kemenko Bidang PMK, upaya-upaya yang telah dilakukan: a. Pencanangan Zona Integritas tanggal 9 April 2013 di Gedung Krida Bhakti; b. Surat Keputusan Sekretaris Kemenko PMK No 11 Tahun 2018 tentang Tim Penilai Internal; c. Tahun 2017, mengirimkan surat kepada Kementerian PAN&RB perihal usulan unit kerja menuju WBK/WBBM kepada Deputi RB, Akuntabilitas dan Pengawasan KemenPANN&RB. Unit yang diusulkan menjadi WBK/WBBM yaitu Sekretariat DJSN dan Inspektorat. Namun, tidak mendapat respon dari Kementerian PAN&RB karena nilai IPAK sebesar 3,30; d. Sosialisasi Zona Integritas kepada pejabat eselon I dan eselon II di Lingkungan Kemenko PMK oleh Kementerian PAN&RB tanggal 20 Juli 2018; e. ND nomor 65/INSP/WAS.05/08/2018 kepada Sekretaris Kemenko PMK perihal laporan terkait unit kerja yang akan diusulkan menjadi WBK. ND tersebut sebagai dasar penilaian LKE yang akan dilakukan oleh tim TPI. 7. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan Internal pemerintah harus mampu merespon berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi, melalui suatu program dan kegiatan. Untuk dapat melaksanakan peran pengawasan secara optimal, APIP harus dapat memilih prioritas sasaran pengawasan yang berfokus pada client dan audit berbasis risiko, serta didukung dengan SDM yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Upaya yang telah dilakukan pada area penguatan pengawasan - Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yaitu: a. Adanya Sistem Pemantauan Hasil Pemeriksaan Inspektorat Kemenko PMK yang berisi hasil tindak lanjut rekomendasi temuan pemeriksaan;

10 b. Laporan pemantauan TL rekomendasi hasil pemeriksaan auditor internal dan eksternal terhadap Kemenko PMK (Nomor Lap- 05/INSP/WAS.06.01/04/2018) c. SDM pada APIP Kemenko PMK mengikuti pendidikan dan pelatihan secara rutin baik diklat penjenjangan maupun diklat teknis substansi pengawasan; d. Jumlah anggaran Inspektorat Kemenko PMK meningkat dari tahun ketahun, yaitu: Tabel 2.3 : Pagu Anggaran Inspektorat Kemenko PMK Tahun Pagu Anggaran (Rp) Keterangan Setelah penghematan menjadi Rp Setelah penghematan menjadi Rp (pagu sementara) e. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat disusun berdasarkan faktor risiko unit kerja; f. Nilai IACM inspektorat Kemenko PMK berada pada level 1 menuju 2, akan dilakukan penilaian kembali pada bulan September 2018.

11 PENUTUP Kesimpulan Pada area penguatan pengawasan, hal-hal yang telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi Kementerian PAN&RB: 1. Melakukan evaluasi atas efektivitas penanganan gratifikasi, penerapan SPIP, pengaduan masyarakat, Whistle-Blowing System, dan benturan kepentingan. Atas rekomendasi tersebut, upaya yang telah dilakukan adalah (a) Workshop Penilaian Maturitas SPIP di Lingkungan Kemenko PMK, (b) penyusunan SOP Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kemenko PMK, (c) penyusunan SOP Penanganan Benturan Kepentingan, dan (d) penyusunan SOP Penanganan WBS di Kemenko PMK. 2. Meningkatkan kualitas pembangunan Zona Integritas (ZI) dengan menyinergikan peran Tim Penilai Internal dan Tim ZI di tingkat unit kerja dalam mengawal pelaksanaan RB di tingkat unit kerja secara komprehensif sehingga dapat terwujud unit kerja Menuju WBK/WBBM di lingkungan Kemenko PMK Atas rekomendasi tersebut upaya yang telah dilakukan adalah: (a) Sosialisasi Zona Integritas kepada pejabat eselon I dan eselon II di Lingkungan Kemenko PMK, (b) Persiapan evaluasi internal unit kerja yang akan diusulkan menjadi WBK/WBBM. Harapan Ada beberapa hal yang menjadi harapan untuk dapat menaikkan nilai area penguatan Pengawasan, diantaranya: 1. Pengesahan kebijakan pengawasan (Pengendalian gratifikasi dan Pengaduan WBS) oleh Menteri Koordinator; 2. Nilai maturitas SPIP Kemenko PMK berada pada level 3; 3. Nilai IACM Inspektorat Kemenko PMK berada pada level 3; dan 4. Diusulkannya unit kerja WBK/WBBM pada tahun 2019.

12 LAMPIRAN PENGUATAN PENGAWASAN (12) 1 Gratifikasi (1,5) a. Telah terdapat kebijakan penanganan gratifikasi diajukan ijin prinsip b. Telah dilakukan public campaign Belum ada c. Penanganan gratifikasi telah diimplementasikan (surat edaran dari sesmenko tentang gratifikasi d. Telah dilakukan evaluasi atas kebijakan penanganan gratifikasi Surat keputusan KPK e. Hasil evaluasi atas penanganan gratifikasi telah ditindaklanjuti Belum 2 Penerapan SPIP (1,5) a. Telah terdapat peraturan Pimpinan SK TIM SPIP Kemenko PMK organisasi tentang SPIP b. Telah dibangun lingkungan pengendalian Dibentuknya satgas SPIP dan workshop SPIP c. Telah dilakukan penilaian risiko atas organisasi Risk Based Audit di Inspektorat (PKPT, daftar risiko) d. Telah dilakukan kegiatan pengendalian SOP untuk meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi e. SPI telah diinformasikan dan Workshop, Laporan Audit dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait f. Telah dilakukan pemantauan pengendalian intern Audit dan Monitoring tindak lanjut 3 Pengaduan Masyarakat (2) a. Telah disusun kebijakan pengaduan masyarakat Perka DJSN tentang pengaduan masyarakat Inpres No 7 Tahun 2014 pelaksanaan PSKS, PIP dan PIS untuk pembangunan keluarga produktif b. Penanganan pengaduan masyarakat kontak Kemenko PMK telah diimplementasikan c. Hasil penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti Nota Dinas hasil telaahan surat pengaduan d. Telah dilakukan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat Nota Dinas hasil telaahan surat pengaduan e. Hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti 4 Whistle-Blowing System (1,5) a. Telah terdapat Whistle Blowing System Sudah disusun Draft Kebijakan

13 b. Whistle Blowing System telah disosialisasikan c. Whistle Blowing System telah diimplementasikan d. Telah dilakukan evaluasi atas Whistle Blowing System e. Hasil evaluasi atas Whistle Blowing System telah ditindaklanjuti 5 Penanganan Benturan Kepentingan (1,5) a. Telah terdapat Penanganan Benturan Kepentingan b. Penanganan Benturan Kepentingan telah disosialisasikan c. Penanganan Benturan Kepentingan telah diimplementasikan d. Telah dilakukan evaluasi atas Penanganan Benturan Kepentingan e. Hasil evaluasi atas Penanganan Benturan Kepentingan telah ditindaklanjuti 6 Pembangunan Zona Integritas (2,5) a. Telah dilakukan pencanangan zona integritas b. Telah ditetapkan unit yang akan dikembangkan menjadi zona integritas c. Telah dilakukan pembangunan zona integritas d. Telah dilakukan evaluasi atas zona integritas yang telah ditentukan Sudah dilakukan sosialisasi bukti berupa undangan, notulensi dan dokumentasi Belum Belum Belum Permenko PMK No 4 Tahun 2016 undangan sosialisasi belum ada kejadian belum ada kejadian belum ada kejadian Sudah dilakukan Pencanangan SK sesmenko penetapan unit kerja hasil survei IPAK blm memenuhi persyaratan untuk membentuk WBK Belum dilakukan e. Telah terdapat unit kerja yang ditetapkan sebagai menuju WBK/WBBM Belum ada 7 Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) (1,5) a. Rekomendasi APIP didukung dengan Tindak lanjut atas rekomendasi komitmen pimpinan b. APIP didukung dengan SDM yang Sertfikasi JFA memadai secara kualitas dan kuantitas. c. APIP didukung dengan anggaran yang DIPA/RKA-KL memadai d. APIP berfokus pada client dan audit berbasis risiko PKPT dan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Tahunan pada Inspektorat