PEMBAHASAN UMUM Adaptasi Tanaman Jarak Pagar terhadap Cekaman Kekeringan
|
|
- Ivan Iskandar
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 95 PEMBAHASAN UMUM Adaptasi Tanaman Jarak Pagar terhadap Cekaman Kekeringan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kondisi kekeringan, tanaman jarak pagar memperlihatkan adaptasinya melalui mekanisme perubahan morfologi dan perubahan fisiologi. Percobaan 2 menunjukkan bahwa tanaman jarak pagar ketika tercekam kekeringan mengalami penurunan pertumbuhan tanaman sejak di pembibitan. Semakin bertambah umur tanaman, cekaman kekeringan semakin nyata menekan pertumbuhan yang diindikasikan semakin rendah perkembangan organ vegetatif tanaman jarak pagar (Tabel ). Penurunan perkembangan organ vegetatif (Tabel ) dan generatif (Tabel ) tertinggi terjadi pada provenan IP-1P, karena provenan IP-1P adalah provenan dari daerah beriklim basah. Provenan IP-1A, NTB dan Palu adalah provenan dari daerah beriklim kering. Hal ini menunjukkan bahwa provenan dari daerah beriklim basah tidak dapat beradaptasi lebih baik dibanding dengan provenan yang berasal dari daerah beriklim kering, bila ditanam pada daerah beriklim kering. Hal yang sebaliknya terjadi pada penelitian Arisanti (2010), ia melaporkan provenan yang tumbuh dan berproduksi baik di daerah beriklim kering berproduksi lebih rendah bila ditanam pada daerah beriklim basah. Cekaman kekeringan berpengaruh negatif terhadap proses fisiologi tanaman. Ketersediaan air merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jarak pagar. Kekeringan dapat mengganggu proses fotosintesis, akibat menutupnya stomata yang dapat mengurangi asimilasi CO 2. Mekanisme perubahan morfologi tanaman jarak pagar dalam mengatasi cekaman kekeringan sama dengan mekanisme menghindar. Mekanisme penghindaran tanaman jarak terhadap kekeringan, melalui pengurangan penggunaan air dengan memperkecil semua permukaan tanaman yang berhubungan dengan evapotranspirasi dan mengurangi jerapan panas melalui penggulungan daun, yang akibatnya pertumbuhan dan perkembangan organ terhambat (Gambar 7.1). Hal ini sesuai dengan pendapat Jones et al. (1981) dan Mitra (2001) bahwa tanaman dapat beradaptasi pada kondisi cekaman kekeringan dengan menjaga kemampuan turgor sel melalui peningkatan kedalaman akar, mengurangi kehilangan air melalui lapisan epidermis (seperti stomata),
2 96 mengurangi jerapan panas melalui pengggulungan atau pelipatan daun dan mengurangi penguapan melalui permukaan daun. Taiz dan Zeiger (2002) menyatakan bahwa pertahanan tanaman dalam menghadapi cekaman kekeringan adalah (1) membatasi perkembangan luas daun, (2) perkembangan akar untuk mencapai daerah yang masih basah, (3) penutupan stomata untuk mengurangi transpirasi. Cekaman kekeringan menyebabkan penurunan turgor sel yang berakibat pada menurunnya luas daun, daun tua cepat mengalami senesen dan akhirnya gugur sedangkan daun yang baru terbentuk akan berukuran lebih kecil. Selanjutnya Kramer dan Boyer (1995) menyatakan bahwa bila tanaman mengalami kekeringan, maka kecepatan transpirasi akan berkurang sehingga kekuatan penyerapan air oleh akar dan transpor dari akar ke tajuk berkurang. A B C D Gambar 7.1. Bentuk adaptasi tanaman jarak pagar yang mengalami cekaman kekeringan mulai dari menggulung daun (A-B), dan menggugurkan daun tanaman (C-D) Menurut Maestri et al. (1991) kandungan prolin di daun meningkat ketika tanaman mengalami cekaman kekeringan. Selanjutnya menurut Mitra (2001), peningkatan akumulasi solut non toksik seperti prolin merupakan upaya untuk menurunkan potensial osmotik selama berlangsungnya cekaman kekeringan sebagai proses adaptif tanaman terhadap kekeringan. Berdasarkan penjelasan di atas maka tanaman jarak pagar sedikitnya mempunyai 2 mekanisme adaptasi terhadap cekaman kekeringan yaitu (1) mekanisme penghindaraan dengan meningkatkan penyerapan air atau menekan kehilangan air melalui peningkatan sistem perakaran dan pengurangan absorbsi radiasi dengan penurunan permukaan evapotranspirasi melalui penyempitan daun, baik dengan menggulung maupun sampai menggugurkan daun tua, (2) toleransi dengan menurunkan potensial airnya melalui akumulasi senyawa terlarut seperti prolin. Hal ini sesuai dengan pendapat Mitra (2001) bahwa tanaman dalam
3 97 adaptasi terhadap cekaman kekeringan seringkali menggunakan lebih dari satu mekanisme. Provenan yang toleran dalam mengatasi kekeringan dapat diilustrasikan pada Gambar 7.2. Akar tanaman tidak menjangkau air Evapotranspirasi lebih besar dari absorbsi air dari t h Diatasi Tanaman Tercekam Kekeringan Diatasi Pemberian FMA Perbaikan kapasitas akar KAR daun (-) Potensial air daun (-) Prolin daun (+) Penggunaan provenan toleran Memperbaiki Air (+) Penyerapan Hara (+) Memperbaiki Respon Morfologi Tan : - Bobot kering akar (-) - Daun menggulung, & luas menurun - Kerapatan stomata & stomata terbuka (-) Pertumbuhan dan Hasil Tanaman(+) Ket: + meningkat - menurun Gambar 7.2. Ilustrasi skematik hubungan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan provenan tanaman jarak pagar dalam kondisi cekaman kekeringan Habitat, Keragaman dan Kepadatan FMA Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel tanah dari daerah pengembangan jarak pagar di Desa Poboya Kota Palu Sulawesi Tengah, dan
4 98 diakhiri dengan aplikasi FMA indigenous pada tanaman jarak pagar yang ditanam pada daerah tersebut. Pengambilan sampel tanah, dilakukan pada ekosistem alami (jarak pagar yang tumbuh secara alami) dan ekosistem kebun (jarak pagar ditanam berdekatan dengan tanaman kacang-kacangan, ubi jalar, dan jagung dan lain-lain). FMA mempunyai rentang kesesuaian ekosistem dan tanaman yang cukup luas, yaitu mulai dari ekosistem gambut alami (Astiani dan Ekamawati 1996), hutan hujan tropika (Janos dan Hartshorn 1997), dan padang rumput (Nadarajah dan Nawawi l997), serta hutan, kebun karet dan gambut yang sudah terbuka (Kartika 2006), dan ekosistem pantai ( Swasono 2006). Hasil penelitian ini (percobaan 1) menunjukkan bahwa pada ekosistem yang memiliki tanaman inang yang lebih beragam (ekosistem kebun), terdapat keragaman FMA yang lebih tinggi yaitu 7 species 3 dari genus Glomus sp (Glomus sp-1p, Glomus sp-2p, dan Glomus sp-3p) dan 4 dari genus Acaulospora sp (Acaulospora sp-1p, Acaulospora sp-2p, Acaulospora sp-3p, dan Acaulospora sp-4p) (Tabel 3.1). Pada ekosistem yang hanya memiliki tanaman inang kurang beragam (ekosistem alami) diperoleh 4 species yang semuanya termasuk genus Glomus sp (Glomus sp-1b, Glomus sp-2b, Glomus sp-3b, dan Glomus sp-4b) (Tabel 3.2). Hal ini disebabkan dengan keragaman tanaman dapat menghasilkan eksudat akar yang beragam, sedangkan setiap jenis FMA menyukai eksudat yang mungkin berbeda. Lee et al. (2009) melaporkan bahwa jenis tanaman yang beragam menghasilkan jenis FMA yang lebih beragam. Kepadatan spora pada suatu lokasi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan jenis tanaman. Selain itu kepadatan spora juga dipengaruhi oleh kondisi fisik (tekstur tanah) dan kimia tanah (ph tanah). Menurut Kartika (2006) tekstur tanah dapat mempengaruhi keberadaan FMA yaitu tanah yang bertekstur ringan umumnya memiliki lebih banyak spora FMA dibanding tanah yang bertekstur halus. Hal ini dikarenakan tanah yang bertekstur halus (liat) memiliki pori-pori tanah lebih kecil dibanding dengan tanah bertekstur kasar (lempung berpasir), sehingga pertukaran O 2 berkurang. Selanjutnya menurut Lee et al. (2009) kepadatan spora berkorelasi negatif dengan sifat tanah (ph tanah).
5 99 Peranan FMA dalam Adaptasi Tanaman Terhadap Kekeringan Pertumbuhan dan hasil tanaman pada kondisi kekeringan (kadar air tanah rendah) mengalami penurunan, dikarenakan serapan akar dan tranpor air terganggu. Akibatnya sebagian stomata daun tanaman tertutup, sehingga mengganggu masuknya CO 2 ke dalam tanaman, dan selanjutnya proses fotosintesis terganggu. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Mohr dan Schopfer (1995) bahwa tertutup dan terbukanya stomata daun berkorelasi positip dengan kecepatan fotosintesis. Salah satu alternatif untuk mengatasi cekaman kekeringan adalah menggunakan mikroorganisme bermanfaat yaitu FMA. Penelitian ini menunjukkan bahwa FMA mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman jarak pagar (Tabel 6.4 dan ). Pemberian FMA campuran Glomus sp dan Acaulospora sp, lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan pemberian FMA secara tunggal karena dengan pemberian FMA campuran Glomus sp dan Acaulospora sp menyebabkan peningkatan semua organ tumbuh tanaman Hal ini dapat ditunjukkan pada hasil penelitian ini, misalnya; bobot biji per hektar, kandungan minyak biji, hasil minyak biji per hektar ( Tabel ). Peranan FMA untuk mengatasi kekeringan dapat diilustrasikan pada Gambar 7.2 Peningkatan ini dapat terjadi, karena setiap jenis FMA mempunyai struktur dan fungsi organ tubuh yang berbeda, sehingga bila dua atau lebih FMA dapat bersinergi, menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Sinergisme antara dua FMA diharapkan lebih banyak memproduksi hifa eksternal, karena hifa dapat membantu akar tanaman dalam peningkatan penyerapan air dan hara. Peningkatan serapan air dapat terjadi melalui bantuan sistem jalinan hifa eksternal yang menginfeksi sistem perakaran tanaman, sehingga tanaman bermikoriza akan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap air dan unsur hara. Menurut Sieverding (1991) hifa eksternal FMA dapat meningkatkan eksplorasi volume tanah kali, dibandingkan tanpa FMA. Hal ini dikarenakan hifa eksternal FMA mempunyai potensi memperluas daerah jangkauan akar yang melakukan penyerapan. Hasil penelitian Sylvia (2004) menunjukkan bahwa penyebaran hifa eksternal FMA sampai 80 % luas permukaan akar tanaman dari bibit pinus.
6 100 Hasil penelitian ini (Tabel 6.3) juga menunjukkan bahwa tanaman bermikoriza lebih tahan kekeringan karena tanaman tersebut memperbaiki potensial air daun dan turgor dengan menaikkan kadar air relatif daun (KAR). Menurut Davies and Linderman (1992) FMA dengan hifa eksternalnya dapat mempertahankan kontak tanah-akar yang lebih baik selama kekeringan dan memudahkan pengambilan air. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa FMA dapat menyebabkan peningkatan hasil tanaman jarak pagar. Pemberian FMA campuran Glomus sp dan Acaulospora sp. menyebabkan peningkatan luas daun, jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah cabang primer dan jumlah cabang sekunder (Tabel 6.4), komponen produksi (Tabel 6.5), bobot biji (Tabel 6.6 ), dan kandungan minyak dan air (Tabel 6.7). FMA mampu memperbaiki kondisi perakaran tanaman, sehingga akan mempengaruhi peningkatan kandungan air relatif (KAR) daun, selanjutnya akan berpengaruh pada perbaikan proses fotosinetsis dan peningkatan hasil fotosintat sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel 6.4 bahwa pemberian mikoriza dapat meningkatkan jumlah daun dan luas daun tanaman, sehingga dengan penambahan luas daun akan meningkatkan kemampuan tanaman untuk menghasilkan fotosintat yang lebih banyak. Taiz dan Zeiger (2002) menyatakan bahwa daun pada tanaman berfungsi sebagai organ fotosintesis yang mengkonversi energi cahaya menjadi energi kimia, implikasi selanjutnya akan terbentuk cabang (primer dan sekunder) yang dapat menghasilkan buah dan biji yang lebih baik. Dengan demikian jumlah fotosintat yang dibutuhkan lebih banyak pada tanaman yang mempunyai jumlah cabang banyak. Hal ini mengindikasikan bahwa translokasi hasil fotosintat dari daun pada cabang yang lebih banyak lebih besar dibandingkan jumlah cabang yang lebih sedikit. Pemberian mikoriza dapat meningkatkan pembentukan jumlah tandan produktif tanaman, jumlah buah per tandan, dan jumlah buah pertanaman jarak pagar bila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari tanaman yang tanpa diberi mikoriza. Hal ini sesuai dengan pendapat Leon et al. (2003) yang mengatakan bahwa komponen hasil seperti jumlah buah dan bobot biji merupakan
7 101 interaksi dari faktor genetik dan faktor lingkungan, sehingga jumlah buah dan bobot biji dapat dimodifikasi oleh lingkungan tumbuh. Selanjutnya menurut Hasnam et al. (2006) pertumbuhan dan hasil tanaman jarak pagar sangat tergantung pada interaksi antara genotip tanaman dengan lingkungan. Tabel 6.6 menunjukkan bahwa dengan pemberian mikoriza bobot biji tanaman jarak yang terbentuk meningkat sebesar 179.7% (per tanaman), 178.8% (per petak), dan 178.1% (per hektar). Hasil ini mengindikasikan bahwa penggunaan FMA yang berasal dari rizosfer jarak tempat tanaman jarak akan dibudidayakan meningkatkan hasil. Hasil perasan biji jarak atau crude Jatropha oil (CJO) adalah merupakan hasil akhir tanaman jarak pagar. Tabel 6.6 menunjukkan bahwa pemberian mikoriza dapat meningkatkan kandungan minyak biji, walaupun hasil kandungan minyak antar provenan tidak berbeda. Namun setelah dikonversi ke satuan hektar hasil minyak yang diperoleh pada tanaman yang memiliki bobot biji per hektar yang banyak mempunyai hasil minyak biji per hektar lebih tinggi yaitu provenan IP-1A. Hal ini dikarenakan IP-1A cocok ditanam pada daerah beriklim kering. Tanaman yang tumbuh dan berkembang pada daerah yang relatif lebih kering (curah hujan lebih rendah dan suhu lebih tinggi) memiliki kandungan minyak lebih tinggi dibandingkan biji dari tanaman jarak pagar yang tumbuh di daerah yang lebih basah. Hal ini sejalan dengan pendapat Jones dan Miller (1991) bahwa tanaman jarak pagar akan menghasilkan kandungan minyak biji yang lebih baik bila ditanam pada daerah yang beriklim kering. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Leon et al. (2003) bahwa tanaman bunga matahari yang ditanam pada daerah yang kondisi sinar matahari cerah dan suhu lebih tinggi diperoleh kandungan minyak biji semakin meningkat.
BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim yang disertai peningkatan temperatur dunia yang mengakibatkan
Lebih terperincitanaman pada fase perkembangan reproduktif sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan dapat menyebabkan gugurnya
55 5 DISKUSI UMUM Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor lingkungan terpenting yang menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang menghambat aktivitas fotosintesis dan translokasi fotosintat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo
3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting dalam dunia pertanian, karena mikoriza memiliki kemampuan menunjang pertumbuhan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DENGAN PROVENAN JARAK PAGAR PADA CEKAMAN KEKERINGAN
EFEKTIFITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DENGAN PROVENAN JARAK PAGAR PADA CEKAMAN KEKERINGAN The Effectiveness of Arbuscular Mycorrhizae Fungi with Physic Nut Provenances under Drought Stress ABSTRAK Percobaan
Lebih terperinciHUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan
Lebih terperinciKULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN
KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN Hubungan air tanah dan Tanaman Fungsi air bagi tanaman Menjaga tekanan sel Menjaga keseimbangan suhu Pelarut unsur hara Bahan fotosintesis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa
TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Mikoriza Istilah mikoriza diambil dari Bahasa Yunani yang secara harfiah berarti jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa mutualisme antara jamur dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pertumbuhan tanaman buncis Setelah dilakukan penyiraman dengan volume penyiraman 121 ml (setengah kapasitas lapang), 242 ml (satu kapasitas lapang), dan 363 ml
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang juga meningkat. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari daratan Afrika. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Penelitian Pada penelitian ini semua jenis tanaman legum yang akan diamati (Desmodium sp, Indigofera sp, L. leucocephala dan S. scabra) ditanam dengan menggunakan anakan/pols
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (G. max L.) dapat dibudidayakan di daerah katulistiwa sampai letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas permukaan laut. Suhu di
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kedelai (1) Varietas Burangrang Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil dari tanaman petani di Jember, Seleksi lini murni, tiga generasi asal
Lebih terperinciEksplorasi Mikorizaa Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di Pamekasan - Madura
Eksplorasi Mikorizaa Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di Pamekasan - Madura Oleh Tugas Akhir (SB 091358) Siti Nurhalimah (1509 100 048) Dosen Pembimbing : Ir. Sri Nurhatika, MP
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi
Lebih terperinciJENIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DI LAHAN GAMBUT DESA AEK NAULI, KECAMATAN POLLUNG, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
JENIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DI LAHAN GAMBUT DESA AEK NAULI, KECAMATAN POLLUNG, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Deni Elfiati Delvian PS KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN USU PENDAHULUAN Mikoriza merupakan bentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciSTAF LAB. ILMU TANAMAN
STAF LAB. ILMU TANAMAN CAHAYA Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi Fotosintesis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tanaman monokotil tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tanaman monokotil tidak bercabang dan tidak mempunyai kambium. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Tinggi tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai tahapan umur pengamatan
Lebih terperinciHasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan
IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan usia produktif mencapai 25 30 tahun. Tinggi tanaman monokotil ini dapat mencapai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang bernilai ekonomi tinggi. Hal ini terlihat dari areal pertanaman cabai yang menempati areal terluas diantara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembibitan Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit, yang sangat menentukan keberhasilan budidaya pertanaman. Melalui tahap
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciTIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH
EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanaman karet merupakan salah satu komoditas pertanian penting untuk perkebunan Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu penghasil
Lebih terperinciAnalisis stomata Analisis stomata dilakukan dengan cara mengambil sampel daun nilam yang diambil dari masing-masing nomor somaklon yang dikategorikan peka dan toleran. Daun yang diambil adalah daun ketiga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan simbiosis yang saling menguntungkan antara akar tanaman dengan fungi tertentu. Melalui
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia pertumbuhan yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).
TINJAUAN PUSTAKA Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jamur dan akar tanaman (Brundrett, 1991). Hampir pada semua jenis tanaman terdapat bentuk simbiosis ini. Umumya mikoriza dibedakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.
19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan
49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, yang mencerminkan adanya interaksi
TINJAUAN PUSTAKA A. Fungi Mikoriza Arbuskula Fungi mikoriza arbuskula merupakan suatu bentuk asosiasi antara fungi dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, yang mencerminkan adanya interaksi fungsional yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, baik sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak maupun bahan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciI. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi
I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan menunjukkan tidak ada beda nyata antar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik merupakan suatu sistem produksi pertanaman yang dilakukan berasaskan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana limbah tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat. Cokelat dihasilkan dari biji buah kakao yang
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa
1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji
Lebih terperinci12/04/2014. Pertemuan Ke-2
Pertemuan Ke-2 PERTUMBUHAN TANAMAN 1 PENGANTAR Pertumbuhanadalah proses pertambahan jumlah dan atau ukuran sel dan tidak dapat kembali kebentuk semula (irreversible), dapat diukur (dinyatakan dengan angka,
Lebih terperinciPENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG
A. DEFINISI PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG Pengairan dilakukan untuk membuat keadaan kandungan air dalam tanah pada kapasitas lapang, yaitu tetap lembab tetapi tidak becek.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga
Lebih terperinciVegetasi Alami. vegetasi alami adalah vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami tanpa adanya pembudidayaan.
Vegetasi Alami vegetasi alami adalah vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami tanpa adanya pembudidayaan. Aspek Praktis Kajian Vegetasi Studi vegetasi merupakan ilmu pengetahuan, yang sering
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) Jenis A. cadamba Miq. ini bersinonim dengan A.chinensis Lamk. dan A. indicus A. Rich. Jabon (A. cadamba Miq.) merupakan pohon yang dapat
Lebih terperinciGambar 2. Centrosema pubescens
TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Cekaman Kekeringan pada Tanaman Cekaman kekeringan merupakan istilah untuk menyatakan bahwa tanaman mengalami kekurangan air akibat keterbatasan air dari lingkungannya yaitu media
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mengenal Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) Mikoriza tersebar hampir di seluruh permukaan bumi dan dapat berasosiasi dengan sebagian besar tumbuhan. Menurut Smith dan Read (1997),
Lebih terperinciTANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara
Lebih terperinciEFEKTIVITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DENGAN PROVENAN JARAK PAGAR PADA CEKAMAN KEKERINGAN
EFEKTIVITAS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DENGAN PROVENAN JARAK PAGAR PADA CEKAMAN KEKERINGAN Iskandar M.Lapanjang 1, Bambang S.Purwoko 2, Hariyadi 2, Sri Wilarso 3, dan Maya Melati 2 1 Fakultas Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),
16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kakao Tanaman kakao yang ditanam di perkebunan pada umumnya adalah kakao jenis Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar kedelai terdiri atas akar tunggang, lateral, dan serabut. Pertumbuhan akar tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 m pada kondisi yang optimal, namun umumnya hanya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinggi Tanaman (cm ) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak tanam yang berbeda serta interaksi antara kedua perlakuan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Peranan CMA dalam Adaptasi Bibit Kelapa Sawit terhadap Cekaman Kekeringan
129 PEMBAHASAN UMUM Peranan CMA dalam Adaptasi Bibit Kelapa Sawit terhadap Cekaman Kekeringan Terbatasnya lahan-lahan subur merupakan salah satu kendala dalam pengembangan kelapa sawit di Indonesia, sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. inventarisasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang jenis-jenis tumbuhan bawah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inventarisasi Inventarisasi adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya alam untuk perencanaan pengelolaan sumber daya tersebut. Kegiatan
Lebih terperinciMenurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili
Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber utama
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Mikoriza berasal dari bahasa Yunani yaitu mycos yang berarti cendawan, dan rhiza yang berarti akar. Mikoriza dikenal sebagai jamur tanah, karena
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
13 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan tinggi tanaman kacang hijau pada umur 2 MST sampai dengan umur 5 MST dan hasil sidik ragamnya, dapat dilihat pada lampiran 6a sampai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Syarat Tumbuh Tembakau Deli. Tembakau termasuk klas Dikotil, famili Solanaceae, genus Nicotiana dan
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tembakau Deli Tembakau termasuk klas Dikotil, famili Solanaceae, genus Nicotiana dan spesies Nicotiana tabacum. Memiliki akar tunggang, panjangnya sekitar 0-75
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi
Lebih terperinciFotosintesis menghasilkan O 2
Cahaya Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi Fotosintesis : sebagai sumber
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Bawang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merill.), merupakan salah satu sumber protein penting di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman kedelai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 9 a)
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 9 a) menunjukkan bahwa pengaruh utama mikoriza maupun interaksi antara mikoriza dan jenis
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Botani dan Klasifikasi Tanaman Gandum Tanaman gandum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kelas : Monokotil Ordo : Graminales Famili : Graminae atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan kebutuhan makanan yang bernilai gizi tinggi. Bahan makanan yang bernilai gizi tinggi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan. Parameter yang diukur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces) dan perakaran (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Simbiosis mikoriza melibatkan
Lebih terperinciBAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah gandum dan padi. Di Indonesia sendiri, jagung dijadikan sebagai sumber karbohidrat kedua
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk yang semakin bertambah pesat setiap tahunnya justru semakin memperparah permasalahan di bidang pertanian. Bukan hanya dari tingkat kebutuhan beras yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit menjadi pemimpin dalam penghasil minyak nabati dunia (2006), dengan produksi 37,1 juta ton dari buah kelapa sawit dan lebih dari 4,3 juta ton dari kernel
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Komoditas kakao menempati peringkat ke tiga ekspor
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan), Divisi Spermatophyta (Tumbuhan berbiji), Subdivisi Angiospermae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Morfologi tanaman kedelai ditentukan oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji. Akar kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar
Lebih terperinciGUTASI, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI
GUTASI, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI PUBI INDAH SARI UMMU SYAUQAH A. VERAWATI WIWIK ASPIANTI T. PARAMITHA SARI LILI NUR ENDA IRA RABIAH NURLINA NUR SAKINAH ANDRE SUCI ALFIAH MUHAMMAD HANAFI LILIS DYA NENGSIH
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. berubah kembali ke asal karena adanya tambahan substansi, dan perubahan bentuk
TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Tanaman Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup, berupa perubahan ukuran yang bersifat ireversibel. Ireversibel artinya tidak berubah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman tomat memiliki daerah penyebaran yang cukup luas, mulai dataran tinggi sampai dataran rendah. Data dari BPS menunjukkan rata-rata pertumbuhan luas panen, produktivitas,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah simbiosis mutualistik, hubungan antara fungi dan akar
14 TINJAUAN PUSTAKA Fungi Mikoriza Arbuskula Mikoriza adalah simbiosis mutualistik, hubungan antara fungi dan akar tanaman. Beberapa fungi membentuk mantel yang melindungi akar, kadangkadang berambut,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungi Mikoriza Arbuskular Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk kelangsungan hidupnya fungi berasosiasi dengan akar tanaman. Spora berkecambah dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. : Nicotianae ; Genus : Nicotiana; Species : Nicotiana tobacum dan Nicotiana rustika
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tembakau Rakyat termasuk dalam Famili solanaceae, dengan sistematika (taksonomi) sebagai berikut : Class : Dicotyledoneae; Ordo : Personatae; Famili Solanaceae; Sub Familia
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga
Lebih terperinci