PENGARUH HIDUP DOA TERHADAP PROFESIONALITAS PARA KARYAWAN RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH GANJURAN SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH HIDUP DOA TERHADAP PROFESIONALITAS PARA KARYAWAN RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH GANJURAN SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGARUH HIDUP DOA TERHADAP PROFESIONALITAS PARA KARYAWAN RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH GANJURAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh Elisabeth Kristi Handayani NIM: PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

2

3

4 P E R S E M B A H A N Saya mempersembahkan skripsi ini kepada Para suster Kongregasi Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus Yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjalani perutusan studi Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta iv

5 M O T T O Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pkh 3: 11) Dengan kesabaran dan susah payah aku terus bekerja dengan keinginan besar untuk maju, ya maju (EG alinea 53) v

6

7

8 ABSTRAK Para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran kurang memahami dengan baik arti profesionalitas sehingga kemampuan kerjanya belum digunakan secara optimal. Melihat situasi yang memprihatinkan ini, karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran membutuhkan hidup doa sebagai kekuatan atau roh untuk meningkatkan profesionalitas dalam pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Berdasarkan fakta tersebut, penulis memilih judul skripsi: PENGARUH HIDUP DOA TERHADAP PROFESIONALITAS PARA KARYAWAN RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH GANJURAN. Hidup doa ialah kebiasaan rutin menyediakan waktu dan kesempatan untuk menjalin relasi dengan Tuhan yang berdampak pada sikap yang sungguh-sungguh positif saat berelasi dengan sesama dan saat bekerja. Sedangkan profesionalitas karyawan rumah sakit adalah keahlian kerja berdasarkan pada pengetahuan, ketrampilan dan etika. Profesionalitas tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: kondisi dan situasi tempat bekerja, relasi, gaji, karier, kepuasan konsumen, penghayatan iman seseorang, kepribadian seseorang seperti minat, bakat dan motivasi. Dengan demikian hidup doa mempunyai pengaruh terhadap profesionalitas karyawan rumah sakit yaitu memiliki sikap kerja yang sesuai dengan kode etik profesinya. Hidup doa berdampak pada profesionalitas karyawan rumah sakit maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak ada pengaruh hidup doa terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran, Ha: Terdapat pengaruh hidup doa terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif regresional. Penelitian bersifat populatif artinya semua karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran yang melakukan pekerjaan profesi menjadi populasi dengan jumlah 69 karyawan. Dari jumlah tersebut ada 5 karyawan Rumah Sakit yang tidak mau mengisi maka yang diolah ada 64 karyawan Rumah Sakit. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran skala sikap yang dikembangkan 25 pernyataan untuk hidup doa dan 35 pernyataan untuk profesionalitas, wawancara dan studi dokumen lewat mempelajari hasil kritik-saran pasien. Data yang diperoleh diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas pada taraf signifikansi 5% dengan N 64 karyawan Rumah Sakit pada variabel hidup doa dan profesionalitas dengan nilai krisis 0,253 didapatkan 0,402-0,925, ada 18 butir yang tidak valid pada variabel profesionalitas dan langsung dibuang. Hasil reliabilitas yang diperoleh ialah 0,973, maka butir-butir instrumen tersebut sangat tinggi reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean hidup doa 251,7, ini tergolong cukup dan mean profesionalitas 126,72, ini tergolong cukup profesional. Persamaan regresi yang diperoleh ialah Y= 52, ,294x. Pengaruh hidup doa dinyatakan dalam bilangan koefisien determinasi sebesar 0,932 atau 93,2 % dengan signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang positif. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak, artinya hidup doa berpengaruh signifikan terhadap profesionalitas karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Berlandaskan hasil penelitian di atas, hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran perlu dipelihara, dipertahankan dan semakin ditingkatkan. viii

9 ABSTRACT The employees of St. Elisabeth Ganjuran Hospital have not understood well the meaning of professionalism. As a result, their work capability has not been optimal. Regarding to this situation, the employees of St. Elisabeth Ganjuran Hospital need prayer life to be the strength or spirit to improve the professional service in St. Elisabeth Ganjuran Hospital. Thus, based on this fact, the writer chooses the thesis entitles The Influence of Prayer Life to the Professionalism of the Employees of St. Elisabeth Ganjuran Hospital. Prayer life is a habit in which we provide our time and opportunity to build our relationship with God. It positively supports a good relationship with others in working. Meanwhile, professionalism of hospital employee means the employee capabilities including knowledge, skill, and ethics. Professionalism is influenced by some factors, such as working situation and condition, salary, career, customer satisfaction, and personal religious experience, personality such as interest, talent and motivation. In such way, prayer life influences the professionalism of the hospital employees, related to the possession of work behavior which is in accordance with the profession ethics. The effect of prayer life to the employee professionalism leads to the hypothesis as follows: Ho: There is no influence of prayer life to the professionalism of the employees of St. Elisabeth Ganjuran Hospital, Ha : There is significant influence of prayer life to the professionalism of the employees of St. Elisabeth Ganjuran Hospital. Regresional quantitative research was applied. Populative research was conducted in which the research subject were 69 employees of St. Elisabeth Ganjuran Hospital. From 69 questionnaires which were distributed, 64 were returned back and 5 were blank. Therefore, the total questionnaires prossesed were 64. The data collection technique was done by behaviour scale distribution which was developed into 25 statements concerning to prayer life and 35 statements related to professionalism, interview and data analysis of the patients critiques and suggestion. The validity and reliability of the data result were tested. The result of validity test, in the significant level 5% with N 64 employees, at the variable of the prayer life and professionalism with its crisis level 0,253 was 0,402-0,925. There were 18 invalid items of professionalism variable and they were omitted. The result of reliability test was 0,973. It indicates that the instrument are highly reliable. The research result points out the mean of prayer life is 251,7 and the professionalism mean is 126,72. Both of them show sufficient rates. Regression equation is Y= 52, ,294x. The influence of the prayer life is stated in number of determination coefficient 0,932 or 93,2% and in 0,000 significant. It explains that both variables have positive correlation. In this way, Ha is accepted and Ho is rejected. It means prayer life significantly influences the professionalism of the employees of St. Elisabeth Ganjuran Hospital. Therefore, based on the result of this research, it is necessary for the employees of St. Elisabeth Ganjuran Hospital to keep, to maintain, and to improve their prayer life. ix

10 KATA PENGANTAR Puji syukur dan limpah terima kasih kepada Allah Bapa yang telah menyertai, membimbing, menuntun, dan menerangi penulis dengan rahmat serta kasih setia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH HIDUP DOA TERHADAP PROFESIONALITAS PARA KARYAWAN RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH GANJURAN. Skripsi ini disusun oleh penulis berdasarkan penemuan bahwa hidup doa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi profesionalitas karyawan rumah sakit. Melalui hidup doa, karyawan rumah sakit menemukan kembali kesatuan hidupnya yang utuh dengan Allah, sesama manusia, dan kesatuan antara hidup doanya dengan karya pelayanannya di rumah sakit. Oleh karena itu antara hidup doa dan karya pelayanan di rumah sakit terlebih yang berkaitan dengan profesionalitas merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Maksudnya ialah hidup doa menjadi kekuatan dalam karya pelayanan yang profesional sedangkan karya pelayanan yang profesional adalah buah dari hidup doa. Selain itu, skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian Program Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat selesai pada waktunya berkat bantuan dari berbagai pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah mendampingi, membimbing dengan penuh kerelaan, kesabaran dan kesetiaan serta mendukung lewat doa-doa sehingga memotivasi penulis untuk setia dan bertekun menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada: x

11 1. F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd., selaku dosen pembimbing utama yang telah menyediakan diri dan meluangkan waktu untuk mendampingi, membimbing penulis dengan penuh kesabaran serta kesetiaan, memberi masukan dan kritikan sehingga penulis termotivasi untuk menuangkan ide atau gagasan dalam seluruh proses penulisan skripsi ini. 2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, selaku dosen penguji II dan sekaligus dosen wali yang telah menyediakan diri untuk membimbing dan memberikan masukan pada penulisan skripsi ini. 3. Drs. H.J. Suhardiyanto, SJ, selaku dosen penguji III dan Kaprodi yang telah memberikan perhatian, bimbingan, dukungan dan semangat dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini. 4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing, mendukung dan mendidik penulis selama belajar sampai selesainya skripsi ini. 5. Suster Sesilia Widiastari, CB beserta Staf Dewan Pimpinan Provinsi Kongregasi Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus yang telah memberikan perutusan studi di Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 6. Sr. Krispiani Sukarwanti, CB., selaku pendamping suster studi, yang setia mendampingi, mendukung dan memfasilitasi penulis selama menjalani perutusan studi. 7. Sr. Elsa Maryudah, CB., selaku Ketua Yayasan Tarakanita Pusat, yang telah memfasilitasi penulis selama masa studi. xi

12 8. Sr. Surani, CB., selaku Kepala Kantor Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta, yang telah memfasilitasi penulis selama masa studi. 9. Sr. Hetty, CB dan Sr. Justa Sri Sumarni CB selaku pemimpin komunitas Novisiat- Postulat CB dan komunitas Stella Duce, yang telah memperhatikan, mendukung, serta memberikan motivasi kepada penulis selama studi sampai penyelesaian skripsi ini. 10. Para suster sekomunitas Novisiat-Postulat dan Stella Duce Yogyakarta, yang telah memberikan banyak dukungan dalam perutusan studi di Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 11. Dokter Rijantono Franciscus Maria, selaku direktur rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran Bantul dan Sr. Dolorosa, CB yang telah memperkenankan dan mendukung penulis melakukan penelitian di rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran Bantul. 12. Seluruh karyawan rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran Bantul yang telah memberikan banyak bantuan dalam pengumpulan data penelitian. 13. Teman-teman angkatan 2007 yang telah memberikan banyak dukungan, perhatian, saran, masukan dan selama ini menjadi rekan kerjasama yang baik dalam menjalani perutusan studi di Prodi IPPAK. 14. Orang tua dan anggota keluarga yang telah mendukung penulis lewat doa dan cinta serta perhatian selama menjalani masa studi. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini dengan ikhlas dan tulus hati telah memberikan bantuan hingga selesainya studi dan penulisan skripsi ini. xii

13

14 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v PERNYATAAN KEASLIAN... vi LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xiv DAFTAR SINGKATAN... xvii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Pembatasan Masalah... 7 D. Rumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penulisan... 7 F. Manfaat Penulisan... 8 G. Metode Penulisan... 9 H. Sistematika Penulisan... 9 BAB II. TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS A. Hidup Doa Doa a. Pengertian Doa b. Bentuk-Bentuk Doa xiv

15 c. Tiga Ciri Utama dalam Doa Pengertian Hidup Doa Dampak dari Hidup Doa B. Profesionalitas Karyawan Rumah Sakit Pengertian Profesionalitas Karyawan Rumah Sakit Karyawan Rumah Sakit yang Profesional C. Penelitian yang Relevan D. Kerangka Pikir E. Hipotesis BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Desain Penelitian C. Tempat dan Waktu Penelitian D. Populasi dan Sampel E. Variabel Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel a. Hidup Doa b. Profesionalitas Karyawan Rumah Sakit Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Kisi-kisi Penelitian F. Pengembangan instrumen Uji Validitas Uji Reliabilitas G. Teknik Analisis Data H. Teknik Uji Hipotesis BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Temuan Umum Visi dan Misi Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Bantul B. Temuan Khusus xv

16 1. Hasil Penelitian a. Uji Persyaratan b. Uji Hipotesis Analisis Deskriptif a. Hidup Doa b. Profesionalitas Karyawan Rumah Sakit C. Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Hasil kritik dan saran dari pasien D. Pembahasan E. Keterbatasan Penelitian F. Usulan Program Kegiatan Latar Belakang Usulan Program Alternatif dan Pilihan Pendekatan Pembinaan bagi ParaKaryawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Tema dan Tujuan Program Petunjuk Pelaksanaan Program Contoh Persiapan SCP BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... (1) Lampiran 1: Skala Sikap Penelitian... (1) Lampiran 2: Hasil Kritik dan Saran... (113) Lampiran 3: Hasil Uji Validitas, Reliabilitas... (123) Lampiran 4: Surat Permohonan... (127) xvi

17 DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Dokumen Resmi Gereja KGK : Katekismus Gereja Katolik B. Singkatan dalam Penelitian ANOVA : Analisys of Variance Ho : Hipotesis nol Ha : Hipotesis alternatif r/r : Relations SPSS : Statistical Product and Service Solutions C. Singkatan Lain CB : Carolus Borromeus SOP : Standar Operasional Prosedur PDE : Pengolah Data Elektronik SCP : Shared Christian Praxis KODERSI : Kode Etik Rumah Sakit Indonesia SDM :Sumber Daya Manusia GPCB : Guiding Principles Carolus Borromeus IGD : Instalasi Gawat Darurat RM : Rekam Medik USG : Ultrasonografi RKA :Rencana Kegiatan Anggaran Rumah Sakit AC : Air Conditioner TBC : Tuberculosis xvii

18 BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan di suatu Rumah Sakit membutuhkan karyawan yang profesional karena berkaitan dengan kesehatan pasien baik secara jasmani dan rohani. Seseorang yang bekerja di suatu Rumah Sakit baik itu tenaga kesehatan contohnya : dokter, perawat, analis dan apoteker, maupun tenaga non kesehatan misalnya saja bagian kassa, administrasi, teknik, sekretariat, berperan penting dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu profesionalitas karyawan yang bekerja di suatu Rumah Sakit menjadi hal yang terus diupayakan sebab bekerja di Rumah Sakit harus dihayati sebagai sebuah profesi bukan sekedar menjual jasa demi mendapatkan uang. Karyawan yang mewujudkan pelayanan kesehatan secara profesional berarti sadar akan peran sertanya dalam karya keselamatan Allah. Karya keselamatan Allah yang dimaksudkan adalah membela, memelihara dan menjunjung tinggi kehidupan sebagai anugerah Allah yang perlu disyukuri dan diusahakan. Rumah sakit dapat memberikan pelayanan bermutu jika semua karyawannya sungguh-sungguh profesional di bidangnya sehingga Rumah Sakit menjadi andalan dan kepercayaan masyarakat sekitar.

19 2 Karyawan rumah sakit yang profesional selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya baik dalam segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap-sikapnya sebagai karyawan rumah sakit yang beretika. Hal tersebut diupayakan sebagai kesadaran akan pengembangan diri yang lebih baik dalam melayani pasien yang datang di rumah sakit. Profesionalitas seorang karyawan rumah sakit dapat dilihat dari kedisiplinan maupun ketertibannya dalam menggunakan waktu kerja, kemandiriannya dalam meningkatkan mutu pada bidang yang digeluti, dapat bekerjasama sebagai satu tim, keramahan dan keterbukaannya dalam melayani pasien, kemauan untuk selalu belajar pada hal-hal yang baru dan bekerja sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). Tak lupa pula bahwa karyawan rumah sakit yang profesional mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap rumah sakit tempat ia bekerja. Dengan kata lain ia mampu merasakan perkembangan dan keprihatinan rumah sakit sehingga terlibat dalam mengusahakan serta mengembangkan kemajuan terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit. Keadaan tersebut berbeda dengan kondisi yang ada di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Rumah sakit bertipe D yang terletak di desa Ganjuran Bantul ini merupakan Rumah Sakit Katolik yang bernaung di bawah Yayasan Panti Rapih dan berlandaskan pada spiritualitas kongregasi Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus (CB). Pada saat ini Rumah Sakit Santa Elisabeth sedang dalam perjalanan untuk menampilkan diri ke arah yang lebih baik berkaitan dengan perkembangan jaman yang menuntut banyak perubahan. Sehubungan dengan hal tersebut Rumah Sakit ini sebenarnya membutuhkan karyawan-karyawan Rumah Sakit yang profesional supaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Santa Elisabeth

20 3 semakin maju dan bermutu. Situasi semacam ini belum terpenuhi dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Santa Elisabeth karena banyak karyawan Rumah Sakit yang belum memahami sepenuhnya arti profesionalitas sehingga kemampuan kerja dari para karyawan Rumah Sakit belum digunakan secara optimal. Mereka masih memahami bahwa bekerja di Rumah Sakit Santa Elisabeth hanya sekedar mendapatkan gaji saja untuk biaya hidup. Keprihatinan-keprihatinan yang terjadi di Rumah Sakit Santa Elisabeth berkaitan dengan profesionalitas adalah sebagai berikut: ada seorang perawat yang sibuk menggunakan facebook di handphone-nya pada waktu berjalan menuju ruangan sehingga hampir menabrak keluarga pasien, karyawan Rumah Sakit bagian pengolah data elektronik (PDE) yang seharusnya bertanggung jawab terhadap fasilitas komputer dan teknologi canggih lainnya menggunakan waktu kerja untuk menjalin relasi dalam dunia maya dengan facebook, perawat yang kurang tepat dalam melakukan sampling darah sehingga hasil trombosit yang seharusnya normal menjadi tidak normal, ada beberapa karyawan Rumah Sakit yang selalu menghindar untuk doa pagi, rapat rutin setiap bulan maupun acara morning report dengan alasan mengurusi pasien atau menjaga bangsal. Secara umum mereka belum memahami sepenuhnya arti profesionalitas maka bekerja di Rumah Sakit hanya sebagai rutinitas. Hal ini mengakibatkan karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran kurang memiliki kemauan untuk meningkatkan kompetensi karena merasa nyaman serta cukup tua untuk belajar. Ada juga karyawan Rumah Sakit yang merasa bahwa profesinya lebih tinggi dari karyawan Rumah Sakit lain sehingga kurang bisa bekerjasama sebagai satu tim dan mengakibatkan suasana kerja kurang nyaman, ada

21 4 juga karyawan Rumah Sakit yang kurang ramah dalam melayani pasien, ada karyawan Rumah Sakit yang sering mengeluh jika jumlah pasien rawat jalan terasa kurang maupun pasien rawat jalan yang berobat itu jumlahnya banyak. Selain hal-hal di atas kedisiplinan dan ketertiban sebagai sikap hidup kurang dimiliki oleh beberapa karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth sehingga mereka ada yang terlambat ketika masuk kerja maupun doa pagi. Ada pula dokter yang sudah diangkat menjadi pegawai tetap kurang bertanggungjawab terhadap tugasnya yaitu dokter ini pernah melarikan diri ketika diminta untuk rapat tentang penanganan TBC. Melihat keadaan yang memprihatinkan tersebut, para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth membutuhkan hidup doa sebagai landasan untuk melayani pasien secara profesional. Hidup doa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pelayanan yang profesional. Faktor lain yang mempengaruhi profesionalitas karyawan Rumah Sakit ialah gaji, relasi dengan teman, karier, situasi dan kondisi tempat karyawan Rumah Sakit bekerja. Hidup doa menjadi jiwa serta kekuatan para karyawan dalam berkarya dimanapun juga terlebih berkarya dalam dunia kesehatan yang secara langsung berhadapan dengan nyawa manusia. Doa adalah menjalin relasi secara intim dengan Allah Sang Pencipta untuk mendapatkan daya dan inspirasi baru dalam seluruh pelayanan. Karyawan Rumah Sakit yang selalu mengusahakan hidup doa dalam seluruh kehidupannya maka karyawan Rumah Sakit tersebut dapat memahami pekerjaannya sebagai profesi bukan sekedar rutinitas belaka. Melalui hidup doa, para karyawan Rumah Sakit mendapatkan roh atau semangat untuk meningkatkan kemampuan kerjanya secara optimal dalam pelayanan kesehatan.

22 5 Kesetiaan menjalin relasi dengan Allah lewat hidup doa akan membuahkan sikap-sikap yang profesional dalam pelayanan kesehatan. Dalam hidup doa, manusia diajak untuk mendengarkan sapaan Allah sehingga ia bisa memilih dan melakukan kehendak Allah dalam hidupnya. Sapaan Allah akan selalu terdengar dalam keheningan hati maka karyawan Rumah Sakit perlu mewujudkan keheningan hati supaya mampu melayani pasien secara total. Melihat dan menemui situasi di atas, penulis terdorong untuk meneliti seberapa besar pengaruh hidup doa terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Sehingga penulis menulis judul skripsi : Pengaruh Hidup Doa terhadap Profesionalitas Para Karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. B. Identifikasi Masalah Atas dasar latar belakang penelitian tersebut, dapat di identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran menggunakan waktu kerja yang diatur oleh Rumah Sakit? 2. Bagaimanakah sikap karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran pada saat melakukan tugasnya? 3. Apakah karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran melakukan pekerjaan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP)?

23 6 4. Apakah karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran mempunyai kedispilinan dan ketertiban dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Rumah Sakit? 5. Apakah Rumah Sakit Santa Elisabeth mempunyai karyawan yang profesional? 6. Bagaimana profesionalitas karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran? 7. Bagaimana sikap karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran dalam melayani pasien? 8. Sejauh manakah karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran berusaha untuk mengembangkan kompetensi-kompetensi dalam pelayanan kesehatan? 9. Bagaimanakah hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran? 10. Apakah karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran menggunakan dengan baik kegiatan-kegiatan rohani yang diadakan oleh Rumah Sakit? 11. Apakah para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran melakukan refleksi atau evaluasi diri setelah seharian melayani pasien? 12. Sejauh mana para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran meluangkan waktu untuk berelasi dengan Tuhan dalam hidup doa? 13. Apakah hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran berpengaruh pada profesionalitasnya sebagai karyawan kesehatan? 14. Seberapa besar pengaruh hidup doa terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran?

24 7 C. Pembatasan Masalah Mengingat waktu yang terbatas dan penelitian yang dilakukan dapat mendalam maka penulis membatasi permasalahan pada hidup doa dan profesionalitas para karyawan Rumah Sakit. D. Rumusan Masalah Berdasar pembatasan masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengertian hidup doa dan profesionalitas karyawan Rumah Sakit? 2. Bagaimana hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran? 3. Bagaimana profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran? 4. Seberapa besar pengaruh hidup doa terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran? E. Tujuan Penulisan Dengan melihat beberapa rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penulisan ini ialah: 1. Menguraikan pengertian hidup doa dan profesionalitas karyawan Rumah Sakit. 2. Memaparkan hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 3. Memaparkan profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hidup doa terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran.

25 8 F. Manfaat Penulisan 1. Bagi Para Karyawan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Memberikan sumbangan berupa informasi, pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya mengupayakan hidup doa dalam kehidupan yang dapat memberikan pengaruh terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mendorong para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran untuk membina diri dengan berusaha meningkatkan hidup doanya demi profesionalitasnya dalam pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth. Dengan demikian pelayanan kesehatan yang terselenggara di Rumah Sakit Santa Elisabeth semakin berkualitas dan masyarakat menaruh kepercayaan pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 2. Bagi Para Pemimpin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Meneguhkan para pemimpin dalam usaha memberikan pembinaan iman kepada para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran supaya profesional dalam pelayanan. 3. Bagi Penulis Menambah pemahaman akan pentingnya mengusahakan hidup doa dalam kehidupan yang berpengaruh bagi profesionalitas karyawan Rumah Sakit. 4. Bagi Ilmu Kateketik Memberikan sumbangan berupa pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya hidup doa sebagai landasan yang utama dalam mewujudkan keprofesionalitasan karyawan.

26 9 G. Metode Penulisan Dalam penulisan ini penulis akan menggunakan metodologi penelitian kuantitatif supaya memperoleh gambaran mengenai pengaruh hidup doa terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. H. Sistematika Penulisan Supaya memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, penulis akan menyampaikan pokok-pokok gagasan dalam penulisan ini. BAB I berisi pendahuluan, yang meliputi latar belakang penulisan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II berisi tinjauan teoritis dan hipotesis yang meliputi: hidup doa dan profesionalitas karyawan Rumah Sakit, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis. Hidup doa terdiri dari pengertian doa, bentuk-bentuk doa, tiga ciri utama dalam doa, pengertian hidup doa dan dampak dari hidup doa. Profesionalitas karyawan Rumah Sakit terdiri dari: pengertian profesionalitas, karyawan Rumah Sakit dan karyawan Rumah Sakit yang profesional. BAB III mengenai metodologi penelitian Pengaruh Hidup Doa terhadap Profesionalitas Para Karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran yang meliputi jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, teknik uji hipotesis.

27 10 BAB IV berisi uraian tentang temuan umum yang terdiri dari visi dan misi Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Temuan khusus berupa hasil penelitian yaitu: uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas, uji linieritas, dan uji homosedastisitas, uji hipotesis, analisis deskriptif yang terdiri dari hidup doa dan profesionalitas karyawan Rumah Sakit, hasil wawancara dan hasil kritik-saran dari pasien, pembahasan, keterbatasan penelitian, usulan program kegiatan katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP) yang terdiri dari latar belakang usulan penyusunan program, alternatif dan pilihan pendekatan pembinaan bagi para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth, tema dan tujuan dari program kegiatan katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP), petunjuk pelaksanaan program kegiatan serta contoh persiapan program Shared Christian Praxis (SCP). Pada BAB V penulis ingin menegaskan kembali intisari dari skripsi ini dan memberikan usul atau saran.

28 BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Dalam tinjauan teoritis dan hipotesis ini akan diuraikan tentang hidup doa dan profesionalitas karyawan rumah sakit. Hidup doa terdiri dari doa yaitu: pengertian doa, bentuk-bentuk doa dan tiga ciri utama dalam doa, selanjutnya diuraikan pula tentang pengertian hidup doa dan dampak dari hidup doa. Sedangkan profesionalitas karyawan rumah sakit terdiri dari: pengertian profesionalitas, karyawan rumah sakit dan karyawan rumah sakit yang profesional. A. Hidup Doa Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (Mat 6:6). Inilah cara berelasi dengan Allah yang dibangun dalam kesungguhan dan kerendahan hati. Berelasi dengan Allah menjadi kebutuhan dasar manusia karena seluruh hidup manusia tidak pernah lepas dari campur tangan Allah. Dengan memahami hal tersebut, berarti tidak ada pemisahan antara hidup doa dan hidup manusia di dunia dengan segala kegiatannya. Manusia menemukan kembali kesatuan hidupnya yang utuh antara hidup menuju kepada Allah dan menuju kepada sesama, antara bersatu dengan Allah dan bersatu dengan manusia, antara hidup beribadah dan hidup terlibat dalam masyarakat, antara doa dan kerja (Darminta, 1995: 11).

29 12 1. Doa a. Pengertian Doa Bagi Santa Theresia dari kanak-kanak Yesus, doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke arah surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan. Dengan demikian doa menjadi kekuatan manusia dalam menempuh kehidupan di dunia. Doa itu sebagai anugerah Allah karena doa berarti mengangkat jiwa kepada Tuhan dan memohonkan hal-hal yang baik dalam kerendahan hati, kerendahan hati ialah dasar dari doa (Katekismus Gereja Katolik pasal 2559). Selain itu doa juga menuntut usaha dan membutuhkan jawaban yang tegas dari pihak kita atas tawaran Allah. Kita telah diberi teladan oleh pendoa-pendoa dari Perjanjian Lama, para Kudus, Bunda Allah dan Yesus bahwa berdoa berarti berjuang melawan diri sendiri dan tipu muslihat setan atau penggoda yang melakukan segala cara untuk mencegah manusia bersatu dengan Allah (Katekismus Gereja Katolik pasal 2725). Frans Harjawiyata (1979: 63-65) mengungkapkan bahwa doa merupakan bagian dari hidup keagamaan dan doa menduduki tempat yang penting dalam kehidupan orang kristiani. Doa berarti mengadakan hubungan atau kontak dengan Allah yang bertujuan supaya manusia mengalami persatuan dengan Allah sehingga ia melaksanakan kehendak Allah dalam hidupnya. Hubungan antara Tuhan dengan manusia adalah hubungan kasih karena Allah yang pertama kali menyapa, menawarkan diri dan mengajak manusia untuk bersatu dengan-nya. Hal ini dilakukan karena Allah sangat menghendaki supaya manusia mengalami persatuan

30 13 dengan-nya. Sedangkan dari pihak manusia adalah menanggapi tawaran Allah tersebut dengan mendengarkan dan melaksanakan kehendak Allah dalam hidupnya. Sedangkan Yohanes Indrakusuma (1981: 90) menguraikan bahwa doa ialah memasuki hubungan pribadi dengan Allah dalam iman dan cinta kasih. Hubungan antara manusia dengan Allah bukan buah pikiran manusia melainkan buah karya keselamatan Allah. Allah yang terlebih dahulu mencintai manusia, menginginkan supaya manusia dapat menjawab cinta-nya secara bebas. Allah ingin agar manusia dapat memasuki suatu hubungan yang benar-benar pribadi dengan Dia. Ia menghendaki supaya manusia dapat mengenal Dia dengan sungguh-sungguh sehingga hidupnya dipenuhi dengan roh Allah. KWI (1996: ) menjelaskan bahwa doa ialah suatu pernyataan iman di hadapan Allah. Doa tidak dilepaskan dari kehidupan sehari-hari yaitu hidup bersama dengan keluarga, hidup bersama dengan masyarakat maupun hidup karya atau pekerjaan yang dilakukannya. Doa merupakan kata cinta seorang anak kepada Bapanya, maka doa dapat timbul dari hati yang susah juga dapat timbul dari jiwa yang gembira. Doa tidak membutuhkan banyak kata, tidak terikat pada waktu maupun tempat tertentu, tidak menuntut sikap badan atau gerak-gerik yang khusus meskipun hal tersebut dapat menjadi pendukung dalam doa. Dikatakan juga oleh KWI bahwa hidup Kristiani berarti hidup mengikuti Kristus. Hal ini dimungkinkan kalau hidup kita selalu dibimbing oleh Roh Kudus dan tekun dalam doa. Bagi orang Kristiani doa tidak mungkin tanpa Kitab Suci sebab di dalamnya diwartakan arti yang mendalam dari doa, yaitu karya komunikasi Allah dengan manusia. Dengan demikian doa sebenarnya ialah menghayati dan menghidupi sabda Kitab Suci dalam

31 14 hubungan pribadi dengan Allah, sehingga yang diwujudkan manusia adalah kehendak Allah. Jan Van Lierop (1994: 85-86) mengungkapkan bahwa berdoa berarti menyadari, menghayati dan mengungkapkan bahwa kita hidup dalam hubungan yang akrab dengan Tuhan. Sedangkan dasar dari setiap doa ialah hubungan pribadi antara manusia dengan Tuhan. Hubungan tersebut harus diungkapkan, yaitu manusia harus membuka hatinya kepada Allah dan mengungkapkan segala perasaan, pikiran, pengalaman, kerinduan, dan cita-cita kepada-nya. Di lain pihak manusia juga memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk berbicara kepadanya. Martini (1987: 12-14) mengatakan bahwa doa adalah sesuatu yang sangat pribadi, sangat intim, sangat bersifat milik kita masing-masing sehingga sukar untuk membicarakannya bersama-sama jika Tuhan tidak menempatkan kita dalam suasana yang membantu. Doa adalah sesuatu yang teramat sederhana, sesuatu yang memancar dari mulut dan hati yang penuh ketulusan dan kepolosan. Doa ialah jawaban yang langsung muncul atau keluar ketika kita berhadapan dengan keagungan ciptaan Tuhan. Misalnya ketika kita dapat bernafas lebih bebas dari biasanya, kita merasa bahagia karena kita merasa hidup sepenuhnya. Kemudian muncullah di dalam diri kita sebuah doa: Terima kasih, Allahku, atau Tuhan, betapa agungnya Engkau!. Dengan demikian tujuan dari doa ialah memuliakan Tuhan dalam seluruh hidup kita. Lukasik (1991: 26) menyatakan bahwa doa dapat dirumuskan sebagai percakapan jiwa manusia dengan Allah. Namun doa dalam ungkapannya yang tertinggi atau yang paling masak adalah persatuan jiwa manusia dengan Allah, bukan

32 15 hanya percakapan antara manusia dengan Allah saja. Dengan bersatunya jiwa manusia dengan Allah maka manusia dalam hidupnya selalu melakukan kehendak Allah karena roh Allah memenuhi dirinya. Doa merupakan kontak dan perjumpaan antara Allah dengan manusia. Perjumpaan antara Allah dengan manusia diwujudkan dengan kata-kata atau saling berbicara dan kehadiran keduanya saling mempengaruhi. Oleh karena itu doa memiliki kekuatan untuk mengubah dan mengolah diri karena perjumpaan tersebut mengandung tawaran serta tuntutan (Darminta, 1997b: 7). Nouwen, Mcneil dan Morrison (1987: 131) mengatakan bahwa doa adalah usaha untuk berjumpa dengan Tuhan yang dilakukan secara disiplin untuk memperkuat dan memperdalam sikap hidup sebagai murid. Usaha yang diperlukan dalam doa adalah menyingkirkan segala sesuatu yang dapat menghalangi roh Allah untuk berbicara kepada kita secara bebas. Philomena Agudo (1988: 176) menegaskan bahwa doa adalah komunikasi dengan Tuhan penuh cinta, dalam komunikasi tersebut manusia mendengarkan dan menjawab sapaan Tuhan. Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa doa adalah perjumpaan secara pribadi antara Allah dengan manusia yang menjadi kekuatan bagi manusia untuk mengubah dan mengolah diri. Dalam perjumpaan tersebut terjadi komunikasi dan relasi di antara keduanya, karena komunikasi dan relasi ini merupakan hakikat dari doa. Sebagai pencipta, Allah selalu berusaha menyapa manusia terlebih dahulu dan mengajak manusia untuk selalu bersatu dengan-nya. Sedangkan manusia mempunyai posisi sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah

33 16 maka ia berusaha untuk memohon, memuji, memuliakan Allah, menyerahkan diri atau hidupnya pada Allah dan menjawab sapaan Allah lewat pengalaman hidupnya. Dengan demikian doa merupakan ungkapan iman yang paling kelihatan. Ketika manusia menanggapi sapaan Allah, ia mengalami persatuan dengan Allah sehingga dalam hidupnya ia selalu melakukan kehendak Allah. Maka dapat dikatakan bahwa seluruh hidupnya adalah sebuah doa dan doa menjadi kekuatan dalam seluruh hidupnya. Doa dan kehidupan yang dialami manusia yaitu hidup bersama maupun hidup karya tidak bisa dipisahkan, keduanya saling berkaitan. b. Bentuk-Bentuk Doa Bentuk-bentuk doa dapat dilihat dari subyek dan cara mendoakannya. Bentuk doa yang dilihat dari caranya dibagi menjadi tiga bentuk yaitu (1) doa lisan, (2) doa renung dan (3) doa batin. Sedangkan dilihat dari subjeknya dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni (1) doa pribadi dan (2) doa bersama. Katekismus Gereja Katolik artikel 7 membagi cara doa menjadi tiga bentuk pokok dan tiga bentuk pokok cara doa tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1) Doa Lisan Doa lisan ini bisa disebut juga dengan doa berumus ( Harjawiyata, 1979: 67). Yang dimaksud dengan doa lisan atau berumus adalah doa yang menggunakan katakata, namun bukan berarti dengan banyaknya kata-kata doa kita dikabulkan. Yang terpenting adalah kesungguhan hati kita hadir dan berbicara kepada Tuhan dalam doa (KGK pasal 2700). Doa lisan dapat menjadi doa batin sejauh kita menyadari apa yang kita doakan dan dengan siapa kita berbicara, maka doa lisan menjadi cara

34 17 pertama doa batin (KGK pasal 2704). Sedangkan Inocens Ruben Hetu (2007: 23) mengatakan bahwa doa lisan atau berumus ini dapat didoakan dalam irama sedang, lembut, atau lambat sesuai dengan kesepakatan. KGK pasal 2701 menjelaskan bahwa doa lisan merupakan unsur hakiki dalam kehidupan Kristen. Kristus telah mengajari murid-murid-nya doa lisan yang indah dan bermakna mendalam, yaitu doa Bapa Kami. Dalam doa Bapa Kami, diawali dengan sebutan Bapa, kalau rumus ini dilihat dalam latar belakang doa dan hidup Yesus maka hal ini mengungkapkan intimitas dan hakekat kejiwaan Yesus berhadapan dengan Allah. Sebutan Bapa dalam doa Bapa Kami merupakan cara Yesus untuk memperkenalkan Allah sebagai Bapa supaya manusia mempunyai relasi yang intim dengan Allah. Dengan menyebut Allah sebagai Bapa maka manusia dapat menggantungkan seluruh dirinya pada Allah dalam relasi yang merdeka. Yesus mengajarkan sebutan Allah sebagai Bapa juga bertujuan untuk mengembalikan manusia kedalam hubungan yang intim dengan Allah yang telah dihilangkan oleh Adam pertama. Sedangkan perubahan rumusan dari Bapa-Ku menjadi Bapa Kami mengandung arti bahwa Allah sebagai Bapa Yesus juga menjadi Bapa kita. Dengan begitu kita adalah saudara dan sahabat Yesus. Selanjutnya rumusan dimuliakanlah nama-mu dalam doa Bapa Kami mengandung arti bahwa inti dan tujuan dari hidup adalah memuliakan Allah dengan melakukan kehendak-nya. Konteks memuliakan Allah adalah melakukan kehendak Bapa, berarti taat pada hukum, ritus agama, orang tua, guru dan terlebih pada rasa panggilan yang tumbuh. Rumusan datanglah kerajaan-mu merupakan penghidupan seruan manusia yang terdalam yang keluar dari harapan terdalam manusia untuk hidup lebih baik dan bermartabat. Untuk

35 18 rumusan jadilah kehendak-mu mengandung arti bahwa atas dasar kuasa Allah manusia diundang untuk berjuang menegakkan kerajaan Allah. Sedangkan rumusan berilah kami rejeki secukupnya pada hari ini berarti orang perlu makan secukupnya dan selebihnya untuk menyatakan solidaritas antara sesama manusia. Rumusan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah pada kami mengandung arti bahwa orang diajak untuk hidup dalam perdamaian, keadilan dan persaudaraan tanpa ada pengurangan hak-hak dan martabatnya. Seterusnya adalah rumusan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan mengajak manusia untuk memohon kepada Allah agar tidak jatuh ke dalam dosa karena dosa merusak kepercayaan dan hubungan dengan Allah. Doa Bapa Kami diakhiri dengan rumusan kata amin, artinya bahwa doa ini mempunyai nilai pengakuan iman, yang membawa orang ke persembahan diri manusia kepada kuasa Allah karena manusia diajak untuk menerima dan mengakui kuasa Allah. Dengan demikian setiap kali orang mendoakan doa Bapa Kami, ia diajak untuk menghayati perjalanan rohani bersama Yesus, hidup dalam tahun kayros, tahun rahmat, tahun pembebasan (Darminta, 1992: 5-49). Selain doa Bapa Kami ada beberapa contoh doa lisan atau doa berumus yang terkenal yaitu Mazmur, doa rosario, doa-doa yang dicetak, doa pagi, doa malam dan lain-lain. Yohanes Indrakusuma (1981: 92-95) menguraikan beberapa contoh doa berumus atau doa lisan sebagai berikut : a) Doa Mazmur merupakan salah satu bentuk doa yang berharga karena doa ini mengungkapkan situasi manusia di hadapan Allah dan hubungannya dengan sesama. Maka di dalam Mazmur dijumpai rumusan yang berupa unsur-unsur pujian, sembah sujud, penyesalan peresapan sabda Allah, peristiwa keselamatan

36 19 juga ungkapan hati manusia yang memberontak terhadap situasi tertentu yang tidak dapat dimengertinya. Dengan doa Mazmur kita dapat belajar berdoa kepada Tuhan dalam setiap situasi hidup yang kita alami. b) Sedangkan doa jalan salib merupakan suatu bentuk devosi yang dikenal orang banyak dalam Gereja. Devosi ialah suatu bentuk ibadat pribadi yang bernilai relatif dan tidak berlaku untuk semua orang. Rumusan dalam jalan salib bertujuan mengajak manusia untuk masuk dan merasakan penderitaan yang ditanggung Kristus dalam setiap perhentian, sehingga kita mendapatkan kekuatan baru dalam menanggung penderitaan hidup. Dengan kata lain kita dapat meneladan sikapsikap Kristus dalam menghadapi serta menanggung penderitaan hidup. c) Rosario merupakan suatu ungkapan kebaktian terhadap Bunda Maria. Doa rosario ini juga suatu devosi, bersifat pribadi dan tidak mengikat semua orang. Dengan doa rosario ini kita dapat merenungkan peristiwa-peristiwa yang disajikan atau dapat mendoakan Bapa kami, Salam Maria dan Kemuliaan secara sadar akan kehadiran Allah. d) Selain doa Mazmur, jalan salib maupun rosario, ada juga doa spontan. Yang dimaksud dengan doa spontan ialah doa yang diungkapkan secara spontan kepada Allah menurut dorongan hati masing-masing. Dalam doa spontan ini kita dapat berbicara kepada Allah dan menyampaikan kepada-nya segala isi hati kita, persoalan dan pengharapan, permohonan dan kerinduan hati. Doa spontan ini dapat diungkapkan dalam pertemuan doa tertentu ataupun dalam doa-doa pribadi kita, perlu diingat bahwa nilai doa ini tidak tergantung dari indahnya kalimat-

37 20 kalimat yang diungkapkan tetapi dari besar kecilnya iman, harapan, cinta yang mendorong dan menjiwainya. 2) Doa Renung Dalam KGK pasal 2705 menjelaskan bahwa dasar dari doa renung adalah pencarian terhadap kehendak Tuhan lewat sarana yang digunakan untuk merenung. Sarana tersebut adalah Kitab Suci terutama Injil, ikon, teks-teks liturgis untuk hari bersangkutan, tulisan-tulisan dari bapa-bapa rohani, kepustakaan rohani dan buku besar yakni ciptaan dan sejarah. Doa renung disebut juga dengan meditasi, doa ini memang tidak mudah karena membutuhkan perhatian yang kadang sulit dipertahankan. Merenungkan apa yang kita baca berarti kita bertemu dengan kehendak Allah dan menjadikan kehendak Allah milik kita. Sedangkan metode yang dipakai untuk merenung atau bermeditasi sangat beragam. Hal itu tidak menjadi masalah karena yang terpenting ialah maju bersama roh Kudus menuju Yesus Kristus. Cara meditasi atau doa renung ini ialah memakai pikiran, daya khayal, gerak perasaan dan kerinduan. Usaha ini dilakukan untuk memperdalam iman, menggerakkan pertobatan dan akhirnya memperkuat kehendak untuk mengikuti Kristus. Hal yang direnungkan dalam doa renung atau meditasi ialah meditasi tentang misteri Kristus, hal ini terdapat pada lectio divina, pembacaan Kitab Suci maupun rosario. Namun dalam meditasi atau doa renung tidak hanya sekedar merenungkan misteri Kristus, ada hal yang lebih penting untuk diperdalam yaitu mengenal Yesus Kristus dengan penuh cinta dan mengalami persatuan dengan Dia (KGK pasal ).

38 21 3) Doa batin KGK pasal 2724 menegaskan bahwa doa batin ialah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Dalam doa batin ini kita memandang Yesus dengan penuh iman, mendengarkan sabda Allah dan mencintai tanpa banyak kata. Doa batin ini mempersatukan kita dengan doa Kristus sejauh doa ini mengikutsertakan kita dalam misteri-nya. Juga dapat dikatakan bahwa doa batin ialah doa yang didoakan tanpa kata-kata. Doa ini didoakan dengan cara diam di hadirat Allah, seperti seorang kekasih yang diam bersama kekasihnya tanpa mengucapkan sepatah kata (Harjawiyata 1979: 68). Waktu dan lamanya doa batin tergantung pada kehendak tegas kita. Sebaiknya kita berdoa bukan kalau kita mempunyai waktu melainkan diri kitalah yang berusaha meluangkan waktu untuk hadir di hadirat Tuhan. Hal ini kita lakukan dengan tekun juga ketika menghadapi cobaan-cobaan dan kekeringan hidup (KGK pasal 2710). Sedangkan langkah masuk ke dalam doa batin ialah membiarkan Roh Kudus untuk mengarahkan hati, seluruh diri serta hidup kita dalam kediaman Tuhan, dan menghidupkan iman untuk masuk ke hadirat-nya. Dalam doa batin ini kita membuka topeng, mengarahkan hati dan menyerahkan diri kepada Tuhan sebagai persembahan yang harus dimurnikan dan ditransformasikan (KGK pasal 2711). Menurut Yohanes Indrakusuma (1981:96-100) doa batin ini menuntut aktivitas batin yang lebih besar dan perhatian yang lebih intensif. Beberapa contoh doa batin ialah latihan penyadaran, kontemplasi dan doa nama. Pada umumnya dalam doa batin yang diutamakan ialah aktivitas roh kita. Di bawah ini akan diuraikan beberapa contoh doa batin:

39 22 a) Latihan penyadaran yang termasuk dalam doa batin merupakan doa yang berfungsi untuk menciptakan keheningan dalam diri supaya dapat memasuki doa yang lebih dalam lagi. Tujuan dari latihan penyadaran ini adalah memperbesar daya konsentrasi dan kepekaan terhadap karya roh Allah dalam diri kita. b) Kontemplasi adalah memandang Allah dan misteri-nya dengan penuh perhatian. Kita memandang dalam sikap iman sehingga dapat menyadari kebesaran serta kemuliaan Allah. Oleh karena itu sikap yang diperlukan adalah diam penuh hormat, penuh penyerahan diri, terbuka terhadap Allah atau membiarkan diri diperlakukan Allah seturut rencana dan kehendak-nya. c) Doa nama yaitu suatu bentuk doa yang sangat sederhana tetapi mampu membawa orang pada suatu kedalaman yang amat besar. Kesederhanaan doa ini mampu menghantar orang sampai pada suatu pengalaman Allah yang amat dalam. Salah satu doa nama yang paling dikenal adalah doa Yesus. Harjawiyata (1979: 68) mengungkapkan bahwa doa dilihat dari subjeknya dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) doa pribadi : disebut doa pribadi jika yang mendoakan hanya satu orang saja atau doa secara perorangan. 2) doa bersama : disebut doa bersama jika yang mendoakan beberapa orang atau secara kelompok. Doa bersama tidak hanya berarti bersama-sama mengucapkan rumus yang sama tetapi bersama-sama menyatakan iman dan kepercayaan kepada Allah. Melalui penjelasan-penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa bentuk doa dapat dilihat dari subjek yang mendoakan dan cara mendoakannya. Dilihat dari

40 23 subjeknya bentuk doa dibagi menjadi dua yaitu doa pribadi dan doa bersama. Disebut doa pribadi jika doa tersebut didoakan secara perorangan, dan disebut doa bersama jika doa tersebut didoakan secara kelompok atau beberapa orang. Sedangkan dari caranya, bentuk doa dibagi menjadi tiga yaitu doa lisan atau berumus, doa renung dan doa batin. Yang dimaksud dengan doa lisan atau berumus ialah doa yang menggunakan kata-kata atau rumusan tertentu. Contoh doa lisan yakni doa Bapa Kami, Salam Maria dan lain-lain. Kalau doa renung artinya pencarian terhadap kehendak Tuhan lewat sarana yang digunakan untuk merenung, contohnya meditasi memakai Kitab Suci. Sedangkan doa batin ialah ungkapan sederhana tentang misteri doa, contohnya kontemplasi. c. Tiga Ciri Utama dalam Doa Doa yang benar memiliki tiga ciri utama yaitu (1) mendengarkan, (2) mengalami dan (3) mengambil sikap. Ketiga ciri utama ini merupakan kegiatan yang memiliki kekuatan untuk mengolah hidup di dalam Tuhan lewat doa (Darminta, 1997b: 31-43). Ketiga ciri utama tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Mendengarkan Bila orang mau berdoa, terlebih dahulu mengusahakan dan membangun keheningan. Keheningan dapat diusahakan dengan cara penyadaran yaitu penyadaran tubuh, nafas atau lingkungan. Penyadaran ini bertujuan pada kepekaan rohani. Dengan kepekaan rohani ini orang tidak hanya mampu mendengarkan dan menemui apa yang terjadi dalam dirinya namun mampu mendengarkan suara batin terdalam

41 24 yang datang dari Allah yang menyapa manusia. Hal ini mungkin bagi manusia karena manusia memiliki hati mistik. Kemampuan mendengarkan yang dimiliki manusia memampukan ia melihat arah hidup yang sebenarnya. Ini menjadi kekuatan dahsyat untuk mengarungi hidup dan bergulat dalam hidup. Maka keheningan sangat diperlukan supaya hati kita mampu mendengarkan kehendak Allah dan dapat melaksanakannya dalam hidup kita. 2) Mengalami Dalam doa manusia diajak untuk mengalami kasih Allah yang menyembuhkan dan memberi kekuatan. Maka manusia yang memiliki daya dalam jiwa dan batinnya diajak untuk menghadirkan dan menghidupkan segala pengalaman serta peristiwa hidup yang tersimpan dalam batinnya. Hal ini disebut dengan fantasi. Dalam fantasi tersebut manusia mampu mengangan-angankan yang akan datang karena ia sedang berjalan menuju masa depan. Fantasi ini sebagai daya kekuatan untuk mengalami baik yang telah lalu maupun yang akan datang, untuk menyembuhkan luka-luka batin, menata hidup, menghimpun kekuatan hidup dan menawarkan pilihan-pilihan konkret dalam hidup karena fantasi berpijak pada kenyataan real baik yang lalu, sekarang maupun yang akan datang. Dalam fantasi tersebut manusia dan Allah berkarya. Dengan demikian, fantasi menjadi sarana yang membuat manusia sungguh mengalami kasih Allah yang memberikan kekuatan hidup, memberikan kesembuhan, mengolah hidup dan menumbuhkan rasa religius sehingga melahirkan sikap hormat terhadap hidup.

42 25 3) Mengambil Sikap Dengan keheningan manusia menjadi sadar serta peka mendengarkan suara Tuhan dan melalui fantasi manusia mengalami kasih Allah yang memberi kekuatan. Kedua hal ini membuat manusia terbantu untuk mengambil serta membangun sikap yang lebih benar dan kuat dalam hidup. Lewat doa manusia diajak untuk membangun diri dan kepribadian dalam Tuhan. Sikap dasar hidup yang diperlukan ialah kepercayaan terhadap diri sendiri, lingkungan serta sesama. Dari sikap dasar ini manusia diajak mengadakan loncatan kepercayaan yaitu percaya dan masuk menyerahkan diri kepada realitas misterinya dalam Tuhan atau realitas mistiknya yaitu hidup bersatu dengan Allah. Maka dapat disimpulkan bahwa doa yang benar mengandung tiga ciri utama yaitu (1) mendengarkan suara Tuhan dalam keheningan; (2) kemudian berani masuk untuk mengalami kasih Allah lewat fantasi yang menghadirkan dan menghidupkan segala pengalaman serta peristiwa hidup yang tersimpan dalam batin supaya manusia mendapatkan kekuatan dalam hidupnya; (3) sehingga ia mampu mengambil sikap hidup yang benar dalam hidup bersama dengan sesama maupun makhluk ciptaan lainnya serta dalam pekerjaan yang digelutinya. 2. Pengertian Hidup Doa Dalam Direktorium Kongregasi Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus (CB) tahun 1989 nomor 43 dan 44 menguraikan bahwa yang dimaksud dengan hidup doa berarti kita setiap hari perlu mengkhususkan waktu serta perhatian untuk berdoa. Hal ini berguna bagi keseimbangan hidup kita, lewat hidup doa kita

43 26 dapat meneliti sejauh mana hidup kita telah menanggapi bimbingan Roh Kudus dan menimba kekuatan dari-nya. Sedangkan Philomena Agudo (1988: 177) mengungkapkan bahwa hidup doa yaitu kebiasaan rutin berdoa yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran karena percaya akan cinta dan belas kasih Tuhan. Frans Harjawiyata (1979:74) menegaskan bahwa hidup doa ialah mengupayakan waktu dan kesempatan untuk berdoa setiap hari supaya hidup rohani terperhatikan dan terpelihara dengan baik. Jika hidup rohani kita baik tentu saja hidup kita sepanjang hari juga baik. Dari beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa hidup doa adalah kebiasaan rutin menyediakan waktu dan kesempatan untuk menjalin relasi dengan Tuhan. Hidup doa ini kita laksanakan secara sadar karena percaya akan cinta dan belas kasih Tuhan yang menjadi kekuatan dalam hidup. Kebiasaan rutin menyediakan waktu dan kesempatan untuk menjalin relasi serta berkomunikasi dengan Tuhan dapat dilakukan dengan mendoakan doa-doa harian, membaca Kitab Suci, mengikuti pendalaman iman, rosario, mengikuti Perayaan Ekaristi, kontemplasi, meditasi, rekoleksi, retret dan refleksi atau evaluasi diri. 3. Dampak dari Hidup Doa Philomena Agudo (1988: ) menegaskan bahwa dampak dari hidup doa ialah memperlancar dan meningkatkan integrasi pribadi atau menjadi pribadi yang utuh karena dalam dirinya dikuasai dan dipenuhi oleh Roh Allah. Seorang pribadi yang dipenuhi oleh Roh Allah tentu saja ia selalu melaksanakan kehendak

44 27 Allah dalam hidupnya, hal ini tampak dalam sikapnya, misalnya saja : (1) ia mampu berkomunikasi dan menjalin relasi dengan baik terhadap sesama baik dalam hidup bersama maupun dalam dunia kerja; (2) manusia memiliki emosi yang matang dan stabil sehingga bisa menghadapi konflik dengan bijaksana; (3) mempunyai rasa tanggung jawab terhadap hal-hal yang dipercayakan kepadanya; (4) memiliki kebebasan dan kemandirian dalam hidup. Manusia yang sering melaksanakan hidup doa disebut dengan pendoa, pendoa ini merasa aman dan tenang dalam hidupnya karena Roh Tuhan menjiwai dirinya, sehingga ia dapat melakukan yang terbaik dalam hidup bersama dengan orang lain serta pekerjaan yang dilakukannya. Hidup doa perlu dibangun secara terus-menerus karena dengan hidup doa manusia mampu membawa gerak perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Hidup yang dijiwai oleh doa tentu saja berdampak pada sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang dikehendaki Allah. Dengan demikian hidupnya menjadi bagian dari doanya dan doa menjadi kekuatan dalam hidupnya, sehingga ia mampu melaksanakan kehendak Allah dalam hidup bersama dengan orang lain maupun dalam karya atau pekerjaan yang dilakukannya (Darminta, 1997b: 22-28). Hidup doa menjadi dasar bagi kehidupan orang beriman karena manusia sebagai anak perlu berhubungan dengan Bapa yang menjadi sumber keselamatan dan hidup. Dengan demikian segala kegiatan juga amal cinta kasih yang dilakukan oleh manusia selalu terarah kepada kepentingan Allah. Atau dapat dikatakan manusia selalu melaksanakan kehendak Allah dalam seluruh kehidupannya. Jika manusia sebagai anak tidak pernah berhubungan dengan Bapa maka segala kegiatan bahkan

45 28 juga amal cinta kasih yang dilakukannya akan mudah salah arah dan menuju kepada kepentingan duniawi (Team STFT, 1977: 72). Hidup doa atau hidup rohani menjadi pembangkit, penyemangat atau spirit, serta pemadu hidup manusia di dalam rahasia-rahasia Tuhan. Hidup doa atau hidup rohani berdampak pada pengangkatan kualitas hidup dari nilai-nilai dunia ke nilainilai surgawi. Dengan hidup doa manusia semakin digerakkan dan diarahkan pada kepenuhan hidup dalam Tuhan (Darminta, 1997b: 44-45). Hal ini tampak dalam sikap hidupnya yang membawa dan menghidupi nilai-nilai : (1) kerendahan hati, (2) selalu mempunyai semangat atau tidak lekas putus asa, (3) mempunyai kemauan untuk maju dan mengembangkan diri, (4) melihat sesama secara positif, (5) mampu memberi makna pada penderitaan yang dialaminya (Inocens Ruben Hetu, 2007: 43-66). Melalui beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dampak dari hidup doa ialah manusia selalu melaksanakan kehendak Allah dalam hidupnya karena ia telah mengalami persatuan dengan Allah. Oleh karena itu manusia menjadi patuh atau tunduk pada hal-hal yang baik. Hal ini tampak dalam sikap-sikap yang dihadirkan saat berelasi dengan sesama maupun saat berkarya atau bekerja, misalnya: (1) ia mampu berkomunikasi dan menjalin relasi dengan baik terhadap sesama baik dalam hidup bersama maupun dalam dunia kerja; (2) memiliki emosi yang matang dan stabil sehingga bisa menghadapi konflik dengan bijaksana; (3) mempunyai rasa tanggung jawab terhadap hal-hal yang dipercayakan kepadanya; (4) memiliki kebebasan dan kemandirian dalam hidup; (5) kerendahan hati, (6) selalu mempunyai semangat atau tidak lekas putus asa, (7) mempunyai kemauan untuk maju dan

46 29 mengembangkan diri, (8) melihat sesama secara positif, (9) mampu memberi makna pada penderitaan yang dialaminya. Manusia yang hidupnya dijiwai oleh doa ia merasa bahwa doa menjadi spirit atau roh dalam kehidupannya sehingga hidup menjadi bagian dari doanya dan doa menjadi kekuatan dalam hidupnya. Keadaan tersebut berbeda dengan manusia yang tidak pernah meluangkan waktu untuk melaksanakan hidup doa. Manusia yang jarang mengisi hidupnya dengan doa, maka segala kegiatan dan amal cinta kasih yang dilakukannya akan mudah salah arah dan menuju kepada kepentingan duniawi saja. Selain itu ia tidak dapat menemukan makna dalam hidupnya, memandang segala sesuatu serba negatif, kerjanya tidak terarah dan hanya bisa menyalahkan orang lain serta situasi yang dihadapinya bahkan sampai pada menyalahkan Tuhan. Hal ini disebabkan yang menjiwai hidupnya bukan roh Allah melainkan dirinya sendiri. Maka yang berdampak keluar ialah sikap-sikap yang tidak sesuai dengan kehendak Allah atau sikap-sikap yang sesuai dengan kehendaknya sendiri. Dengan demikian ia tidak pernah berkembang dalam hidup dan sikap-sikap yang dihadirkannya hanya dapat merugikan diri sendiri serta sesama. B. Profesionalitas Karyawan Rumah Sakit 1. Pengertian Profesionalitas Profesionalitas berasal dari kata profesional. Menurut Marilyn Manning (2010:7) kata Profesional merujuk pada suatu sikap atau dengan kata lain profesional adalah:

47 30 1) Melakukan pekerjaan dengan serius dan melihat hal itu sebagai hal penting bagi rencana karier mereka. 2) Menganalisis bagaimana pekerjaan bisa dilakukan dengan lebih baik, bahkan bila hal itu berarti membuat perubahan. 3) Memahami betapa pekerjaan mereka terkait dengan organisasi sebagai suatu keseluruhan. 4) Merasa percaya diri tanpa berbagi ide, tujuan dan antusiasme dengan orang lain. Sikap profesional ini dapat meningkatkan semua ketrampilan diri dan dapat bekerja secara efektif. Thoifuri (2008: 44) menguraikan pengertian profesional menurut UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Buchari Alma (2009:133) istilah profesional berasal dari kata profesi, yaitu pekerjaan yang mensyaratkan pelatihan dan penguasaan pengetahuan tertentu dan biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, dan proses sertifikasi serta izin atau lisensi resmi. Istilah profesi juga diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memiliki karakteristik, adanya praktek yang ditunjang dengan teori, pelatihan, kode etik yang mengatur perilaku, dan punya otonomi yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya. Sedangkan Kunandar (2009: 45-47) menyatakan bahwa pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus

48 31 dipersiapkan untuk itu. Suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan khusus yaitu: (1) menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam; (2) menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya; (3) menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai; (4) adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya; (5) memungkinkan perkembangan yang sejalan dengan dinamika kehidupan. Selain persyaratan di atas masih ada beberapa hal yang perlu dipenuhi yaitu memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, memiliki klien atau obyek layanan tetap dan diakui oleh masyarakat karena jasanya. Purwawidyana dalam rohani (1990: 121) berpendapat bahwa profesionalitas berasal dari kata profesi dalam arti sempit, biasanya hanya digunakan untuk suatu pekerjaan tertentu yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) lebih mengandalkan kemampuan pikiran dan ketrampilan daripada otot. 2) membutuhkan pendidikan formal dan latihan formal yang memenuhi tuntutan standar tertentu. 3) ada lembaga formal yang menentukan kualitas standar sehubungan dengan pengetahuan maupun keterampilan. 4) ada lembaga formal yang menjamin secara bertanggung jawab, maka biasanya mempunyai kode etik tersendiri. 5) pengetahuan dan keterampilan tersebut umumnya langsung menyentuh martabat dan panggilan manusia.

49 32 Putranta dalam rohani (1990: 129) mengatakan bahwa profesi adalah suatu kegiatan yang diadakan sebagai jasa kepada masyarakat dengan hak atau tuntutan akan imbalan balas jasa sebagai mata penghidupan bagi pemberi jasa. Sedangkan istilah profesional tersirat pengertian sebagai berikut : (1) pelayanan yang diberikan dapat diandaikan mutunya; (2) orang tersebut hidup dari pekerjaan yang bersangkutan; (3) ada usaha terus-menerus untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan mencari apa yang dibutuhkan orang banyak. Menurut Hardono Hadi dalam rohani (1990: 139), usaha menekuni bidangbidang khusus tanpa begitu memperhatikan aspek atau bidang lain dari pengetahuan ini menimbulkan apa yang disebut semangat profesionalisme. Sedangkan Francini dalam rohani (1990: 156) mengatakan bahwa tenaga profesional adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam menangani suatu bidang kehidupan atau lebih. Keahlian ini diperoleh dengan melewati suatu jenjang pendidikan yang memadai, tempat ia dapat menimba banyak pengetahuan dalam hal itu. Jenjang pendidikan tersebut juga dapat memupuk atau menyuburkan benih-benih atau bakat yang mendukung serta meningkatkan ketrampilannnya sehingga ia mampu melaksanakan tugas pengabdian dengan sukses dan mantap. Sardiman (2010: ) menjelaskan bahwa profesional berasal dari kata profesi yang diartikan sebagai pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan sebagai dasar untuk diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Pekerjaan dapat dikatakan sebagai profesi jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

50 33 1) Memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas, maksudnya adalah memiliki pengetahuan umum yang luas dan keahlian khusus yang mendalam. 2) Merupakan karier yang dibina secara organisatoris, ialah : adanya keterikatan dalam suatu organisasi profesional, memiliki otonomi jabatan, memiliki kode etik jabatan dan merupakan karya bakti seumur hidup. 3) Diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang mempunyai status profesional, artinya: memperoleh dukungan masyarakat, mendapat pengesahan dan perlindungan hukum, memiliki persyaratan kerja yang sehat dan memiliki jaminan hidup yang layak. Bagi Nurlaela (2010: ) sikap profesional dan kualitas kerja menjadi aspek penentu bagi keberhasilan sebuah profesi. Seseorang dikatakan profesional apabila ia ahli dalam bidang pekerjaan yang digelutinya. Sedangkan konsekuensi dari seseorang yang profesional dalam pekerjaannya ialah mereka akan memberi hasil yang maksimal dan berkualitas. Salah satu faktor penentu seseorang bisa menjadi profesional ialah adanya integritas dan kepribadian yang mapan. Maka pribadi yang profesional merupakan satu kesatuan antara konsep kepribadian dan integritas yang dipadukan dengan keahlian. Sumaryono (1995: 33) mengungkapkan bahwa profesional berasal dari kata profesi yang artinya sebuah sebutan atau jabatan bagi seseorang yang mempunyai pengetahuan khusus yang diperoleh melalui persiapan khusus atau training bahkan bisa keduanya sehingga penyandang profesi ini dapat memberi saran dan melayani orang lain.

51 34 Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa profesionalitas adalah keahlian seseorang yang didukung oleh tiga hal berikut ini : 1) Pengetahuan: menguasai dan memahami teori ilmu pengetahuan yang mendasari serta sesuai dengan profesinya. 2) Keterampilan: mampu menerapkan dan melaksanakan ilmunya dalam pekerjaan profesinya. 3) Etika : nilai-nilai positif yang menjadi standar perilaku seseorang dalam melakukan pekerjaan profesi. 2. Karyawan Rumah Sakit Sebelum menjelaskan pengertian tentang karyawan rumah sakit, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari rumah sakit. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1426/MENKES/SK/XII/2006 rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga ahli dan penelitian. Dengan melihat pengertian tersebut maka karyawan rumah sakit dapat diartikan: seseorang yang terlibat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan hal ini dilakukan sesuai dengan profesi yang dimilikinya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada bab VI pasal 49 dikatakan bahwa sumber daya kesehatan adalah semua hal atau segala sesuatu yang diperlukan sebagai pendukung terselenggaranya

52 35 upaya kesehatan. Dengan demikian karyawan rumah sakit merupakan salah satu dari sumber daya kesehatan, berdasarkan hal ini maka karyawan rumah sakit berarti orang-orang yang mendukung dan menyelenggarakan upaya kesehatan di rumah sakit sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Sedangkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) tahun 1999 pasal 6 tentang Insan-Insan Perumahsakitan menguraikan bahwa mereka yang terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan dan pengelolaan rumah sakit disebut dengan Insan- Insan Perumahsakitan. Mengacu pada pengertian di atas, karyawan rumah sakit sama dengan Insan-Insan Perumahsakitan yang berarti orang-orang yang terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan dan pengelolaan rumah sakit. Insan-Insan Perumahsakitan atau karyawan rumah sakit terdiri dari beberapa kelompok, yaitu: (1) Pendiri atau pemilik rumah sakit baik perorangan maupun satu badan hukum yang menyediakan modal, mempunyai gagasan dan menentukan visi misi rumah sakit; (2) Dewan Penyantun atau Dewan Pembina rumah sakit; (3) Pimpinan eksekutif dibantu oleh staf karyawan rumah sakit yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan; (4) Staf Medik dan Staf Keperawatan. Karyawan rumah sakit dapat disebut juga dengan sumber daya manusia atau SDM kesehatan. SDM kesehatan dalam Undang-Undang RI nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran, khususnya pada lampiran keputusan menteri kesehatan nomor 81/MENKES/ SK/I/2004 menegaskan bahwa SDM kesehatan ialah seseorang yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.

53 36 Karyawan rumah sakit dapat diartikan juga sebagai tenaga kerja yang bekerja di rumah sakit. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada bab I pasal 1 ayat 2 mengatakan bahwa tenaga kerja ialah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik, untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Maka karyawan rumah sakit ialah setiap orang yang mampu melakukan pelayanan kesehatan sesuai dengan profesinya guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui beberapa penjelasan di atas yang diambil dari berbagai sumber, dapat disimpulkan bahwa karyawan rumah sakit ialah orang-orang yang mendukung serta terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan dan pengelolaan upaya kesehatan di rumah sakit sesuai dengan keahlian atau profesi yang dimilikinya. Berdasarkan bidang yang ditanganinya, karyawan rumah sakit ini terbagi menjadi dua, yaitu: 1) Tenaga kesehatan : tenaga medik dan penunjang medik. Tenaga medik terdiri dari dokter, perawat dan bidan. Sedangkan tenaga penunjang medik terdiri dari asisten apoteker, apoteker, analis kesehatan, radiologi, fisioterapi dan ahli gizi. 2) Tenaga non kesehatan : tenaga administrasi, personalia, bagian kasa, keuangan, driver, operator, logistik, tukang cuci, cleaning servis, tukang masak, tehnik dan tukang taman. 3. Karyawan Rumah Sakit yang Profesional Karyawan rumah sakit yang profesional adalah karyawan rumah sakit yang memiliki kompetensi kerja. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun

54 tentang Ketenagakerjaan pada bab I pasal 1 ayat 10 menjelaskan bahwa kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup tiga aspek yaitu : (1) pengetahuan, (2) keterampilan dan (3) sikap kerja yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Adapun Aspek pengetahuan maupun wawasan yang perlu dimiliki oleh karyawan rumah sakit yang profesional ialah: (a) menguasai dan memahami standar profesinya baik sebagai tenaga kesehatan maupun tenaga non kesehatan; (b) menguasai dan memahami kode etik rumah sakit; (c) memahami undang-undang kesehatan. Seorang karyawan profesional tidak hanya memiliki segi pengetahuan saja tetapi karyawan tersebut selalu mempunyai usaha untuk meningkatkan ketrampilan demi kualitas pelayanannya (Marylin Manning, 2010:3). Dengan demikian aspek keterampilan yang perlu dimiliki dan dikuasai oleh karyawan rumah sakit yang profesional ialah : (a) mempunyai standar operasional prosedur (SOP) dan melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) dalam profesinya; (b) mampu membuat manajemen waktu; (c) mampu membangun hubungan dan jejaring dengan pihak-pihak yang mendukung perkembangan profesinya dan rumah sakit; (d) mengembangkan keahliannya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang ditawarkan atau diberikan oleh rumah sakit atau yayasan; (e) meningkatkan keahlian yang dimilikinya dengan berusaha belajar sendiri baik lewat buku, majalah, koran maupun internet. Karyawan yang profesional tidak hanya memiliki wawasan yang luas dan ketrampilan yang memadai tetapi sikap-sikap positif juga sangat diperlukan untuk pelayanan yang berkualitas (Tembong Prasetya dan Widijo Hari Murdoko, 2002:1-

55 38 2). Maka sikap-sikap yang perlu dihidupi oleh karyawan rumah sakit yang profesional adalah sebagai berikut: (a) memiliki kejujuran; (b) memiliki kesabaran dalam pelayanan; (c) memiliki keramahan terhadap siapa saja yang datang di rumah sakit; (d) memiliki semangat pengampunan; (e) mempunyai motivasi untuk selalu berusaha berprestasi atau mengembangkan talenta yang dimilikinya; (f) mempunyai ketekunan; (g) mampu bekerjasama dengan siapa saja; (h) penuh belas kasih terhadap siapa saja yang dilayani; (i) mampu berevalusi dan berefleksi; (j) peka atau tanggap terhadap situasi dan kondisi yang ada; (k) rendah hati; (l) rela berkorban; (m) mudah bersyukur dan selalu mempunyai harapan. Melalui beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karyawan rumah sakit yang profesional adalah karyawan rumah sakit yang memiliki kompetensi kerja atau kemampuan kerja yang mencakup tiga aspek yaitu : 1) Pengetahuan : karyawan rumah sakit menguasai dan memahami teori ilmu pengetahuan yang mendasari serta sesuai dengan profesinya, menguasai dan memahami kode etik rumah sakit serta undang-undang kesehatan. 2) Keterampilan : karyawan rumah sakit mampu menerapkan ilmunya dalam pekerjaan profesinya. Aspek keterampilan yang dimaksudkan ialah adanya standar operasional prosedur (SOP) dan pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) dalam profesinya. 3) Etika : karyawan rumah sakit memiliki sikap kerja yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sikap kerja yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan ialah: karyawan rumah sakit memiliki kejujuran, karyawan rumah sakit memiliki kesabaran dalam pelayanan, karyawan rumah sakit memiliki keramahan

56 39 terhadap siapa saja yang datang di rumah sakit, karyawan rumah sakit memiliki semangat pengampunan, karyawan rumah sakit mempunyai ketekunan, karyawan rumah sakit mampu bekerjasama dengan siapa saja, karyawan rumah sakit penuh belas kasih terhadap siapa saja yang dilayani, karyawan rumah sakit peka atau tanggap terhadap situasi dan kondisi yang ada, karyawan rumah sakit memiliki kerendahan hati, karyawan rumah sakit mempunyai kerelaan untuk berkorban, karyawan rumah sakit mudah bersyukur dan selalu mempunyai harapan. Selain tiga aspek yang mendukung profesionalitas karyawan rumah sakit, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya (Nawawi, 2006 : 65). Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu: 1) Faktor dari luar diri yaitu: kondisi dan situasi tempat seseorang bekerja, relasi dengan atasan maupun teman sekerja, demi upah atau gaji untuk kesejahteraan hidupnya, demi mengembangkan karier, demi kepuasan konsumen yang dilayani atau menambah jumlah pelanggan. 2) Faktor dari dalam diri ialah : penghayatan iman seseorang yang tampak pada sikap-sikap atau perilaku positif dan sesuai dengan kode etik profesinya, kepribadian seseorang seperti minat, bakat dan motivasi. C. Penelitian Yang Relevan Penulis mendapatkan penelitian yang relevan yaitu penelitian dengan judul Pengaruh Kemampuan Dan Motivasi Kerja Perawat Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung. Penelitian ini menggunakan metode survei yang bersifat deskriptif analitis dengan sampel 64

57 40 perawat dan menggunakan analisis korelasilasional dan regresi. Hasil penelitian ditemukan bahwa besarnya pengaruh secara simultan antara kemampuan perawat dan motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan kesehatan tergolong kuat. D. Kerangka Pikir Hidup doa ialah kebiasaan rutin menyediakan waktu dan kesempatan untuk menjalin relasi serta berkomunikasi dengan Tuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan mendoakan doa-doa harian, membaca Kitab Suci, mengikuti pendalaman iman, mengikuti Perayaan Ekaristi, kontemplasi, meditasi, rekoleksi, retret, refleksi dan evaluasi. Doa merupakan ungkapan iman yang paling kelihatan. Melalui doa, manusia mengalami persatuan dengan Allah sehingga ia dapat melaksanakan kehendak Allah dalam seluruh kegiatan hidupnya atau menjadi patuh atau tunduk pada hal-hal yang baik. Dampak dari hidup doa tampak pada sikap-sikap yang sungguh positif saat berelasi dengan sesama maupun saat bekerja. Manusia yang hidupnya dijiwai oleh doa ia merasa bahwa doa menjadi spirit atau roh atau daya dalam seluruh kehidupannya, sehingga hidup menjadi bagian dari doanya dan doa menjadi kekuatan dalam hidupnya. Oleh karena itu tidak ada pemisahan antara hidup doa dan hidup manusia dengan segala kegiatannya. Manusia menemukan kembali kesatuan hidupnya yang utuh antara hidup menuju kepada Allah dan menuju kepada sesama, antara bersatu dengan Allah dan bersatu dengan manusia, antara hidup beribadah dan hidup terlibat dalam masyarakat, antara doa dan kerja (Darminta, 1995: 11). Keadaan ini berbeda dengan manusia yang jarang bahkan tidak pernah meluangkan waktu

58 41 untuk melaksanakan hidup doa. Manusia yang dalam hidupnya kurang meluangkan waktu untuk hidup doa maka dampak yang tampak ialah sikap-sikap yang tidak sesuai dengan kehendak Allah atau sikap-sikap negatif. Berdasarkan penjelasan dan uraian dari kajian teori di atas, kerangka berpikirnya ialah hidup doa mempunyai pengaruh yang besar terhadap profesionalitas karyawan rumah sakit. Profesionalitas dipengaruhi oleh beberapa faktor : (1) kondisi dan situasi tempat bekerja, (2) relasi dengan atasan dan teman sekerja, (3) demi upah atau gaji, (4) demi karier, (5) demi kepuasan konsumen, kepribadian seseorang seperti minat, bakat, motivasi, (6) juga dari penghayatan iman seseorang yang tampak pada sikap-sikap positif yang sesuai dengan kode etik profesinya. Juga ada tiga aspek yang menjadi tolok ukur keprofesionalitasan karyawan rumah sakit yaitu pengetahuan, ketrampilan dan etika atau sikap kerja. Bila karyawan rumah sakit selalu meluangkan waktu untuk melaksanakan hidup doa, dampaknya tampak pada sikap-sikap baik yang sesuai dengan kode etik profesinya. Sebaliknya karyawan rumah sakit yang jarang bahkan tidak pernah meluangkan waktu untuk melaksanakan hidup doa, dampaknya ialah tampak sikapsikap yang tidak sesuai dengan kode etik profesinya. Dalam hal ini hidup doa mempunyai pengaruh terhadap profesionalitas karyawan rumah sakit. Oleh karena itu hidup doa berdampak pada profesionalitas yaitu dapat memiliki sikap kerja yang sesuai dengan kode etik profesinya, peranan hidup doa sangat penting bagi profesionalitas karyawan rumah sakit.

59 42 E. Hipotesis Dengan berdasar pada kerangka pikir tersebut maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : Ha: Hidup doa berpengaruh terhadap profesionalitas para karyawan rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Ho: Tidak ada pengaruh dari hidup doa terhadap profesionalitas para karyawan rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Hipotesis akan diuji pada taraf signifikansi 5%.

60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian yang terdiri dari: identifikasi variabel, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta kisi-kisi penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pengembangan instrumen, teknik analisis data dan teknik uji hipotesis. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif regresional. Penelitian kuantitatif regresional ini menggunakan analisis regresi yang berguna untuk mencari kuatnya pengaruh antara variabel X ( hidup doa) terhadap variabel Y (profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran), dan untuk memprediksi seberapa besar perubahan nilai variabel dependen bila variabel independen berubah-ubah. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain regresi linear sederhana antara variabel bebas (X) yaitu hidup doa dan variabel terikat (Y) yaitu profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. X Y

61 44 C. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah tempat tertutup yaitu penelitian ini diadakan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran, Bantul, Yogyakarta. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada akhir bulan Mei- bulan Juni D. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan profesional Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Penelitian ini bersifat populatif, maksudnya adalah semua karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran yang melakukan pekerjaan profesi menjadi populasi dengan jumlah 69 karyawan. E. Variabel Penelitian Ada dua variabel yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu : variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas adalah hidup doa (X), sedangkan variabel terikat adalah profesionalitas para karyawan Rumah Sakit (Y). Dengan demikian pengaruh antara dua variabel tersebut ialah : 1. Identifikasi Variabel a. Variabel bebas (X) : Hidup doa. Hidup doa adalah kebiasaan rutin menyediakan waktu dan kesempatan untuk menjalin relasi serta berkomunikasi dengan Tuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan mendoakan doa-doa harian, membaca Kitab Suci, mengikuti pendalaman iman, mengikuti Perayaan Ekaristi, rosario dan rekoleksi.

62 45 b. Variabel terikat (Y) : Profesionalitas para karyawan Rumah Sakit. Profesionalitas para karyawan Rumah Sakit merupakan keahlian seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang didasari oleh penguasaan ilmu, keterampilan dan etika. 2. Definisi Operasional Variabel a. Hidup Doa Hidup doa adalah perilaku dan kegiatan berdoa dalam hidup sehari-hari yang meliputi doa-doa harian (doa pagi, malam, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah bekerja), permenungan atas isi Kitab Suci, Perayaan Ekaristi, rosario dan rekoleksi. Doa-doa ini dapat didoakan secara bersama maupun pribadi. Doa-doa harian, rosario, Perayaan Ekaristi adalah bagian dari doa lisan atau berumus, sedangkan permenungan atas isi Kitab Suci merupakan doa renung, rekoleksi termasuk doa lisan dan doa renung. b. Profesionalitas Karyawan Rumah Sakit Profesionalitas para karyawan Rumah Sakit adalah keahlian seseorang dalam melakukan pekerjaannya berdasarkan pada tiga hal berikut ini : 1) Penguasaan ilmu : mempunyai kemampuan intelektual berdasarkan penguasaan pengetahuan yang diperoleh dari lembaga pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari ijasah, motivasi dan pertanggungjawaban pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP). 2) Keterampilan : mampu menemukan cara atau metode menerapkan ilmunya dalam pelayanan. Dalam penelitian ini dibatasi pada melaksanakan SOP dengan benar. 3) Etika : nilai-nilai positif yang menjadi standar perilaku seseorang dalam melakukan pekerjaan profesi. Hal ini dapat dilihat dari sikap-sikap yang tampak

63 46 dalam pelayanan yaitu sikap peduli terhadap keselamatan dan kesejahteraan pasien, sikap peduli terhadap pelayanan yang lebih baik, sikap menghargai sesama sebagai pribadi yang bermartabat, sikap yang memegang teguh prinsip moral dan hukum secara adil dan sikap bertindak benar. 3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan penyebaran instrumen yaitu skala sikap dan wawancara. Cara yang ditempuh adalah membuat pernyataan yang berkaitan dengan hidup doa dan profesionalitas karyawan Rumah Sakit. Skala sikap tersebut diberikan kepada para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran yang mempunyai pekerjaan profesi dengan jumlah enam puluh sembilan karyawan. Penyebaran skala sikap ini berfungsi untuk memperoleh informasi mengenai hidup doa dan profesionalitas karyawan Rumah Sakit. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala sikap dengan bentuk skala Likert. Skala sikap dengan bentuk skala Likert ini mempunyai rentang skor 1-5 dan jenis skalanya adalah skala interval. Skala sikap tersebut diisi oleh para karyawan yang melakukan pekerjaan profesi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Peneliti juga menggunakan wawancara yang berfungsi untuk membandingkan dan melengkapi data yang diperoleh melalui skala sikap. Wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara terpimpin yaitu wawancara dengan mengajukan sejumlah pertanyaan sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah disusun dalam kisi-kisi. Wawancara tersebut diadakan secara

64 47 langsung dengan beberapa karyawan profesional di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 4. Kisi-kisi Penelitian Tabel-1: Kisi-kisi Instrumen Hidup Doa Karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Variabel Sub variabel/dimensi Indikator Item Jumlah Hidup Doa. Frekuensi Keteraturan mendoakan secara pribadi doa pagi, doa malam, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah bekerja, doa rosario, mengikuti Perayaan Ekaristi, rekoleksi, merenungkan Kitab Suci. Rajin mendoakan secara bersama doa pagi, doa malam, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah bekerja, doa rosario, mengikuti Perayaan Ekaristi, rekoleksi, 1,2,3,4, 5,6,7,8,9, 10,11,12, ,15,16, 17,18,19, 20,21,22, 23,24,

65 48 merenungkan Kitab Suci. Sikap mendoakan secara pribadi doa-doa harian seperti doa pagi, doa malam, doa sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah bekerja, doa rosario, mengikuti Perayaan Ekaristi, rekoleksi, merenungkan Kitab Suci. Tertarik mendoakan secara bersama doadoa harian seperti doa pagi, doa malam, doa sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah bekerja, doa rosario, mengikuti Perayaan Ekaristi, rekoleksi, merenungkan Kitab Suci. 1,2,3,4, 5,6,7,8,9, 10,11,12, 13 14,15,16, 17,18,19, 20,21,22, 23,24, Manfaat 1,2,3,4, 13

66 49 mendoakan secara pribadi doa-doa harian seperti doa pagi, doa malam, doa sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah bekerja. Manfaat mendoakan secara bersama doadoa harian seperti doa pagi, doa malam, doa sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah bekerja, doa rosario, mengikuti Perayaan Ekaristi, rekoleksi, merenungkan Kitab Suci. 5,6,7,8,9, 10,11,12, 13 14,15,16, 17,18,19, 20,21,22, 23,24,25 12 Tabel-2: Kisi-kisi Instrumen Profesionalitas Karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Variabel Sub variabel/dimensi Indikator Item Jumlah Profesionalitas A. Standar Operasional Karyawan Rumah Sakit. Prosedur Tenaga Kesehatan. 1. SOP. Dokter Mewawancarai 26,27 2

67 50 pasien. Memeriksa fisik dan mental pasien. Menentukan pemeriksaan penunjang. Menegakkan diagnosis. Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan. pasien. Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi. Menulis resep obat dan alat kesehatan. Menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi. 28, 29 30,31 32, , SOP. Perawat Pengkajian keperawatan. Menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan. Perencanaan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien. Pelaksanaan (Implementasi) tindakan. Evaluasi , 28, 29, 30, 31 32, 33,34 35, 36 37,

68 51 3. SOP. Petugas Laboratorium. Mempersiapkan ruang kerja, sarana dan peralatan kerja yang diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium. Mengadakan pendekatan kepada klien secara terapeutik. Memberikan motivasi agar klien mau berperan serta demi memperlancar pemeriksaan yang dilakukan. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar staf, dengan unit lain dan klien. Mempertahakan, meningkatkan dan mempertanggunggjawabkan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan di unit laboratorium. Menghadiri pertemuan berkala dan pertemuan lain yang berkaitan dengan pelayanan 26, , 31 32,33, 34 35,36,

69 52 laboratorium. 4. SOP. Petugas Farmasi. Menyiapkan ruang kerja, sarana dan peralatan dalam keadaan siap pakai. Memelihara kebersihan, kerapihan dan keamanan di dalam lingkungan unit Farmasi. Melayani permintaan obat dan alat kesehatan dari unit perawatan. Menyiapkan persediaan obat untuk unit perawatan pada hari yang bersangkutan. Melayani resep dari unit perawatan Memasukkan data pengeluaran obat dan alat kesehatan ke dalam komputer. Membuat laporan tertulis. Memberikan penjelasan kepada klien mengenai penggunaan obat yang diberikan sesuai resep dokter (dosis, efek

70 53 samping, gejala alergi dan tindakan yang dapat dilakukan.) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan diri melalui pertemuan ilmiah, diskusi kelompok, seminar atau bacaan sehubungan dengan kefarmasian. Mengikuti pertemuan staf di unit Farmasi. 34,35,36, SOP. Petugas Radiologi Memeriksa, mempersiapkan dan membersihkan perangkat kerja yang akan dipakai. Melaksanakan pemeriksaan radiografi polos dan kontras. Melakukan prosesing film. Menyiapkan foto yang sudah diproses dan sudah kering untuk dokter radiologi atau dokter pengirim. Membantu dokter melakukan 26,27,

71 54 pemeriksaan USG. Memelihara dan membersihkan semua peralatan yang telah dipakai. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan yang telah dilakukan. Menjalin kerjasama dan suasana kerja yang baik antar staf di unit radiologi dan unit lain. 33,34 35,36 37, SOP. Petugas Fisioterapi Merawat peralatan supaya siap pakai. Menata dan menjaga ruang kerja yang nyaman bagi pasien. Menata dan memelihara alur pasien yang datang. Menseleksi pesanan fisioterapi. Menentukan jadwal pelayanan berdasar jumlah pesanan yang masuk dan kondisi pasien. Melakukan anamnese dan

72 55 pemeriksaan fisik untuk menentukan lokasi dan tindakan yang akan dilakukan. Melakukan evaluasi hasil tindakan dan menentukan tindak lanjutnya. Memberikan penjelasan dan tindak lanjut kepada pasien. Mengembalikan pasien rawat jalan kepada dokter pengirim dan disertai surat pengantar. Mengantar kembali pasien rawat inap ke ruangan dengan catatan tindakan di lembar rekam medis. Melayani kebutuhan penggunaan alat bantu dan pelatihannya. Juga mencatat keluar masuknya alat bantu. Mencatat dan melaporkan pelayanan fisioterapi baik harian, bulanan dan tahunan. Menghadiri ,

73 56 pertemuan staf dan unit terkait. 7. SOP. Petugas Penata Gizi. Mengecek dan mengawasi pesanan diit pasien hari ini dan hari berikutnya. Mengecek dan mengawasi cara persiapan dan proses pengolahan makanan. Mengecek dan mengawasi makanan yang sudah siap saji. Mengecek pesanan diit pasien rawat inap pada catatan medik pasien. Penatalaksanaan diit berdasar pesanan pasien rawat inap. Menerima rujukan konsultasi diit dari dokter. Melaksanakan kegiatan konsultasi gizi kepada pasien. Membuat laporan tertulis sehubungan dengan kegiatan penatalaksanaan gizi. 26,27,28, 29 30,31 32, SOP. Petugas Pengatur Gizi. Mempersiapkan sarana dan 26,27 2

74 57 B. Standar Operasional Prosedur Tenaga Non Kesehatan. bahan untuk memproduksi makanan. Membagi makanan yang telah siap saji sesuai permintaan diit pasien dan karyawan. Mengendalikan terjadinya infeksi nosokomial. Meningkatkan diri dan melibatkan diri dalam pengembangan pengetahuan dan ketrampilan di bidang gizi dan produksi makanan agar mampu memenuhi kebutuhan pelayanan di Rumah Sakit. 28,29 30,31 32,33,34, 35,36,37, SOP. Petugas Administrasi dan Keuangan. Mengelola SDM. Mengelola keuangan dan logistik. Mengelola rumah tangga. Membantu direktur menyusun laporan tahunan dan Rencana Kegiatan 26,27,28, 29,30 31,32,33, 34 35,36,

75 58 Anggaran Rumah Sakit (R.K.A.) 2. SOP. Sekretaris Direksi Menyiapkan ruang dan peralatan kerja. Melaksanakan tugas rutin. Menghimpun dan mengarsipkan seluruh jenis laporan dari unit-unit. Membuat permintaan rutin peralatan yang dibutuhkan sekretariat. Memperhatikan alat yang rusak dan melaporkan ke bagian pemeliharaan sesuai prosedur yang berlaku. Membuat laporan kegiatan dan penggunaan alat secara berkala sesuai ketentuan yang berlaku. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kasi administrasi dan keuangan juga direktur ,28,29, 30,31 32,33, SOP. Petugas Akuntasi unit Keuangan dan Logistik. Meneliti dan mencocokkan tembusan nota dari IGD 26 1

76 59 dengan yang diterima dari farmasi. Membukukan laporan harian berdasarkan setoran harian dari buku saldo kassa. Mengecek bukti transaksi Kas masuk dan keluar. Mengarsip dan menyimpan semua bukti transaksi. Mencatat semua utang piutang. Penyesuain rekening di bank tiap bulan. Meminta laporan dari gudang farmasi dan logistik. Menyusun laporan keuangan Rumah Sakit. Membina diri dengan mengikuti pelatihan atau seminar ,34,35, 36 37, SOP. Petugas Kassa Mempersiapkan ruang dan peralatan kerja. Serah terima tanggung jawab keuangan dan pembukuan dalam pergantian antar petugas. 26,27 28,29 2 2

77 60 Melayani pembayaran rekening rawat inap, rawat jalan dan instansi lain. Melayani pembayaran rekening Rumah Sakit. Melayani permintaan uang untuk keperluan harian. Melaksanakan pencatatan pembukuan kassa. Melaksanakan penyimpanan uang kas ke brankas. Mencatat permasalahan yang ada sebagai bahan informasi bagi petugas berikutnya. 30,31, , SOP. Petugas rekam medik. Mempersiapkan ruang dan peralatan kerja. Mencatat identitas pasien baru pada lembaran rekam medis dengan lengkap. Mendata dan menggolongkan pasien baru dan lama secara rutin sesuai dengan 26, ,

78 61 diagnosa, umur, jenis kelamin. Membuat pencatatan dan laporan harian, bulanan, tahunan. Menyimpan berkas rekam medis sesuai dengan nomor urut RM. Mengikuti pelatihan atau seminar tentang rekam medik. 31,32,33 34,35 36,37, SOP. Petugas Tehnik Memelihara bangunan atau alat rumah tangga. Mengadakan perbaikan rumah tangga. Merawat dan memelihara peralatan elektronik secara berkala. Mengontrol dan memelihara sumber tenaga listrik dan instalasi listrik. Mengontrol dan memelihara AC. Mengontrol dan memelihara sarana komunikasi. Membuat 26,27, , 37 31,32, ,

79 62 catatan dan laporan tertulis secara berkala tentang segala kegiatan yang dilakukan. C. Etika Profesi Tenaga Kesehatan 1. Kepedulian terhadap keselamatan dan kesejahteraan pasien Cermat dan teliti dalam melayani pasien. semangat dalam pelayanan. Mampu berbelarasa , Menghargai sesama sebagai pribadi yang bermartabat. 3. Memegang teguh prinsip moral dan hukum secara adil. Perhatian terhadap kebutuhan sesama. Ramah. Hormat terhadap sesama. Empati terhadap penderitaan sesama. Tidak membedabedakan sesama dalam pelayanan. Berani mengatakan yang benar dan salah. Teguh hati. 43,44,45 46, Bertindak sesuai dengan kenyataan Jujur. Bertanggungjawab. intropeksi diri atau refleksi. 53,54 55,56,57 58,59,

80 63 D. Etika Profesi Tenaga Non Kesehatan 1. Bertindak benar Bertanggungjawab. Jujur. Evaluasi terhadap pelayanan yang dilakukan. 39,40,41, 44 42,43 45,46, Kepedulian terhadap pelayanan yang lebih baik. Peka. Teliti. Rela berkorban. 48,49 52,53 50,51,54, Menghargai sesama sebagai pribadi yang bermartabat. Mampu bekerjasama dengan semua pihak. Ramah dengan siapa saja. 56, 57 58,59, Kisi-Kisi Panduan Wawancara Dengan Karyawan Tabel-3: Kisi-kisi Panduan Wawancara Sub Variabel Indikator Pertanyaan Frekuensi hidup Doa. Sikap dalam hidup doa. Karyawan Rumah Sakit mampu Keteraturan melakukan kegiatan berdoa dalam hidup sehari-hari. Tertarik Meningkatkan profesionalitas 1. Berapa kali bapak/ibu melakukan kegiatan doa dalam waktu satu hari? 2. Apakah bapak/ibu rajin mengikuti perayaan ekaristi? 3. Berapa kali bapak/ibu mengikuti rekoleksi? 4. Mengapa bapak/ibu tertarik untuk melaksanakan kegiatan doa seperti doa-doa harian, mengikuti perayaan ekaristi, merenungkan isi kitab suci dan rekoleksi? 5. Apa usaha bapak/ibu dalam meningkatkan profesionalitas

81 64 meningkatkan profesionalitasnya terlebih pada sikap sebagai karyawan Rumah Sakit profesional. sebagai karyawan Rumah Sakit. sebagai karyawan Rumah Sakit baik sebagai tenaga kesehatan maupun non kesehatan? Sebelum penelitian ini terlaksana, peneliti melakukan berbagai usaha sebagai berikut: a. Menghubungi direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran guna memohon ijin mengadakan penelitian di tempat tersebut. b. Menentukan waktu penelitian. c. Menentukan skala sikap dan wawancara yang akan digunakan untuk penelitian. d. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing tentang skala sikap dan wawancara yang akan digunakan untuk penelitian. e. Menyerahkan surat permohonan ijin dan skala sikap pada direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Pengisian skala sikap diserahkan pada masing-masing kepala bagian yang ada di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Skala sikap diisi oleh responden dengan memberi tanda checklist ( ) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai dengan pengalaman responden. Skala sikap yang diserahkan pada Rumah Sakit berjumlah enam puluh sembilan dan kembali enam puluh sembilan skala sikap. Dari enam puluh sembilan skala sikap tersebut ada lima skala sikap yang tidak diisi karena responden tidak mau diteliti. Dengan demikian ada enam puluh empat skala sikap yang telah diisi oleh responden. Selanjutnya instrumen tersebut diberi skor terhadap pernyataan yang terdapat dalam skala sikap.

82 65 Pengukuran hidup doa memakai skala Likert dengan lima skala. Teknik pengukuran dinyatakan dalam bentuk skor sebagai berikut: skor 5-1 untuk pernyataan positif, sedangkan 1-5 untuk pernyataan negatif. Pernyataan hidup doa seluruhnya berjumlah 25 butir dan masing-masing butir memiliki 3 jawaban. Maka skor maksimal yang diperoleh adalah 375, sedangkan nilai minimal yang diperoleh adalah 75. Tabel-4: skor hidup doa Positif Skor Negatif Skor 5 1 Agak selalu 4 Agak selalu 2 Cukup 3 Cukup 3 Agak tidak pernah 2 Agak tidak pernah Positif Skor Negatif Skor 5 1 Agak senang 4 Agak senang 2 Cukup 3 Cukup 3 Agak susah 2 Agak susah Positif Skor Negatif Skor 5 1 Agak bermanfaat 4 Agak bermanfaat 2 Cukup 3 Cukup 3 Agak tidak bermanfaat 2 Agak tidak bermanfaat 4 Tidak bermanfaat 1 Tidak bermanfaat 5 Profesionalitas juga diukur memakai skala Likert dengan lima skala. Teknik pengukuran dinyatakan dalam bentuk skor sebagai berikut: skor 5-1 untuk pernyataan positif, sedangkan 1-5 untuk pernyataan negatif. Pernyataan profesionalitas seluruhnya berjumlah 35 butir, setiap butir ada yang memiliki 2

83 66 jawaban dan 1 jawaban. Jadi skor maksimal yang diperoleh adalah 240, sedangkan nilai minimal yang diperoleh adalah 48. Tabel-5: skor profesionalitas Positif Skor Negatif Skor melaksanakan 5 melaksanakan 1 Agak selalu 4 Agak selalu 2 Cukup 3 Cukup 3 Agak tidak pernah 2 Agak tidak pernah Positif Skor Negatif Skor 5 1 Agak sungguh-sungguh 4 Agak sungguh-sungguh 2 Cukup 3 Cukup 3 Agak formalitas 2 Agak formalitas F. Pengembangan Instrumen Pengembangan instrumen dalam penelitian ini memakai uji coba terpakai. Data yang diperoleh dari responden melalui skala sikap terlebih dahulu dipakai untuk uji validitas dan reliabilitas. Setelah data dipakai untuk uji validitas dan reliabilitas, data tersebut diolah untuk uji hipotesis. Dengan uji validitas dan reliabilitas dapat diketahui item-item dari skala sikap yang tidak valid dan yang valid. Item-item dari skala sikap yang tidak valid langsung dibuang dan yang valid dapat dipakai. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau tepat sasarannya suatu alat ukur (Dapiyanta, 2004: 31). Alat yang valid berarti

84 67 mempunyai validitas tinggi sedangkan alat yang kurang valid memiliki validitas rendah. Validitas dalam penelitian ini terdiri dari validitas isi dan validitas konstruksi, kedua validitas tersebut disebut juga validitas internal. Uji validitas pada penelitian ini memakai cara korelasi product moment. Hasil validitas butir pada seluruh instrumen hidup doa adalah valid semua karena memiliki koefisien korelasi lebih besar dari r tabel yang bernilai 0,253 yaitu 0,677-0,901. Sedangkan hasil validitas butir pada instrumen profesionalitas ada 18 butir soal yang tidak valid karena memiliki koefisien korelasi lebih kecil dari 0,253. Kedelapan belas butir soal tersebut adalah soal nomor 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 52, 54, 56, 57, 58 dan 59. Dengan demikian ada 17 butir soal yang valid karena memiliki koefisien korelasi lebih besar dari 0,253. Seluruh soal yang berjumlah 60 butir, ada 42 butir soal yang valid dan ada 18 butir soal yang tidak valid. Uji validitas ini diolah dengan menggunakan jasa komputer Microsoft Office Excel Hasil validitas hidup doa dan profesionalitas dapat dilihat pada lampiran Uji Reliabilitas Reliabilitas artinya kehandalan atau keajegan. Sebuah alat disebut reliabel atau dapat diandalkan jika alat tersebut menghasilkan sesuatu yang konsisten (Dapiyanta, 2008: 33). Instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi ialah instrumen yang reliabel atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini memakai metode Alpha, yaitu metode untuk mencari reliabilitas internal dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Besar koefisien

85 68 reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00. Jika koefisien reliabilitas semakin mendekati 1,00 berarti hasil uji reliabilitas mendekati taraf sempurna. Hasil uji reliabilitas yang didapatkan adalah 0,973. Pada penelitian ini uji reliabilitas diolah dengan menggunakan jasa komputer Microsoft Office Excel Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 3. G. Teknik Analisis Data 1. Pedoman Analisis Deskriptif Pelaksanaan analisis deskriptif berguna untuk memperoleh nilai rata-rata variabel dengan cara mengklasifikasikan data variabel 5 tingkat. Deskripsi data yang dipakai dalam penelitian ini ialah data interval yang meliputi : rata-rata (mean), rentang skor (range), skor minimum serta maksimum, standar deviasi (simpangan baku), nilai tengah dari gugusan data yang telah disusun dari data paling kecil sampai paling besar atau sebaliknya (median), nilai yang sering muncul pada data hidup doa dan profesionalitas (mode atau modus), skor total (sum) dan frekuensi dari skala yang dipakai dalam penelitian ini. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai tersebut, maka terlebih dahulu menentukan kategori dari setiap variabel. 1) Variabel Hidup Doa Penentuan kriteria pada variabel hidup doa ditentukan dari skor maksimum yaitu 375 dikurangi skor minimum yaitu 75, kemudian hasilnya dibagi 5. Dari perhitungan tersebut didapatkan range sebesar 60, maka kriteria yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 6.

86 69 Tabel-6: Kriteria Hidup Doa KRITERIA INTERVAL Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang baik ) Variabel Profesionalitas Penentuan kriteria pada variabel profesionalitas ditentukan dari skor maksimum yaitu 150 dikurangi skor minimum yaitu 30, kemudian hasilnya dibagi 5. Dari perhitungan tersebut didapatkan range sebesar 24, maka kriteria yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 7. Tabel-7: Kriteria Variabel Profesionalitas KATEGORI Profesional Cukup Profesional Netral Kurang Profesional Tidak Profesional INTERVAL

87 70 H. Teknik Uji Hipotesis 1. Uji Persyaratan Data dalam penelitian ini menggunakan skala interval maka sebelum melakukan uji hipotesis harus dilaksanakan uji persyaratan terlebih dahulu yaitu : uji normalitas data, uji liniearitas regresi dan uji homosedastisitas. Uji normalitas dalam penelitian ini memakai Normal Probability Plot. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dihubungkan tersebut berdistribusi normal atau tidak. Bila data berasal dari suatu populasi yang berdistribusi normal maka penyebaran dari data yang ada pada variabel menggambarkan garis regresi linear. Hal ini dapat dilihat melalui titik-titik nilai data terletak mendekati atau berada di sekitar garis lurus. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 17 For Windows. Pada pengujian hipotesis ini, uji linieritas yang dipakai ialah regresi sederhana dengan memakai Test For Linearity pada taraf signifikansi 0,05 %. Uji linieritas dengan memakai regresi sederhana ini berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel bebas memiliki linieritas terhadap variabel terikat. Dapat dikatakan pula bahwa uji linieritas dengan memakai regresi sederhana tersebut berguna untuk meramalkan atau memprediksi adanya pengaruh nilai dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji linieritas dengan regresi sederhana ini menjadi prasyarat yang harus digunakan dalam analisis korelasi atau analisis regresi. Kedua variabel dapat dikatakan mempunyai hubungan yang linier jika signifikansinya kurang dari 0,05.

88 71 Uji homosedastisitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 17 For Windows. Uji homosedastisitas digunakan untuk mengetahui keseimbangan varian-varian di antara variabel bebas. 2. Uji Hipotesis Setelah data-data dalam penelitian ini memenuhi uji persyaratan maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Regresi linier sederhana ini berguna untuk menguji kuatnya pengaruh hidup doa dengan profesionalitas karyawan Rumah Sakit. Kekuatan pengaruhnya akan ditunjukkan lewat besarnya koefisien korelasi. Pada uji hipotesis ini peneliti menggunakan signifikansi 5% untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Hipotesis yang diuji adalah : Ha = Hidup doa berpengaruh terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Ho = Tidak ada pengaruh dari hidup doa terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 17 For Windows.

89 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian yang meliputi temuan umum dan temuan khusus. Temuan umum berisi visi dan misi Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Temuan khusus berupa hasil penelitian yaitu: uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas, uji linieritas, dan uji homosedastisitas, uji hipotesis, analisis deskriptif yang terdiri dari hidup doa dan profesionalitas karyawan Rumah Sakit, hasil wawancara dan hasil kritik-saran dari pasien, pembahasan, keterbatasan penelitian dan usulan program kegiatan katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP) sebagai upaya meningkatkan hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Bantul. A. Temuan Umum 1. Visi dan Misi Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Bantul Dalam Guiding Principles Carolus Borromeus tahun 2006 dikatakan bahwa visi pelayanan kesehatan dalam spiritualitas CB ialah terwujudnya pelayanan kesehatan yang bersumber pada cinta tanpa syarat dan berbelarasa dari Yesus Kristus Sang Tersalib agar yang miskin, tersisih, menderita dan berkesesakan hidup dibebaskan dan diselamatkan dalam keutuhan kerajaan Allah. Visi tersebut diaplikasikan ke seluruh pelayanan kesehatan di Indonesia yang dikelola oleh kongregasi CB dan disesuaikan dengan situasi serta kondisi tempat pelayanan. Berdasarkan visi pelayanan kesehatan di atas disusunlah visi dan misi

90 73 Rumah Sakit Santa Elisabeth. Visi Rumah Sakit Santa Elisabeth adalah: Dengan diilhami nilai- nilai kristiani Rumah Sakit Santa Elisabeth sebagai Rumah Sakit Pratama memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan holistik. Sedangkan misi Rumah Sakit Santa Elisabeth ialah: 1) Rumah Sakit Santa Elisabeth menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara ramah, adil, profesional, ikhlas, holistik dan hormat kepada sesama terutama mereka yang berkekurangan. 2) Rumah Sakit Santa Elisabeth memandang karyawan sebagai mitra karya dan memberdayakan mereka untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. 3) Rumah Sakit Santa Elisabeth mengusahakan kesejahteraan karyawan dengan prinsip terbuka, proporsional, adil dan merata sesuai dengan kemampuannya. Nilai-nilai yang ditanamkan oleh Rumah Sakit Santa Elisabeth yaitu : (1) Iman yang dalam; (2) Cinta kasih tanpa syarat dan berbelarasa; (3) Hormat terhadap hidup dan martabat manusia; (4) Keberpihakan pada yang miskin, tersisih, berkesesakan hidup dan menderita karena ketidakadilan, (5) Ketulusan hidup; (6) Kerelaan berkorban demi sesama yang dilayani; (7) Ketangguhan dan ketegaran dalam menanggapi tantangan jaman; (8) Makna penderitaan. Nilai-nilai tersebut merupakan delapan unsur pokok spiritualitas CB dalam pelayanan kesehatan. B. Temuan Khusus 1. Hasil Penelitian Pada hasil penelitian ini dijelaskan gambaran umum mengenai apa, mengapa dan bagaimana hasil penelitian ditemukan. Variabel yang diukur dalam penelitian ini

91 74 Hidup Doa (X) dan Profesionalitas Karyawan Rumah Sakit (Y). Responden berjumlah 64 karyawan. Setelah dilakukan uji coba terhadap data maka data dianalisis dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 17 For Windows. a. Uji Persyaratan Uji persyaratan yang dilakukan adalah uji normalitas dengan uji Normal Probability Plot (P-P Plot), uji linieritas dengan regresi sederhana dan uji homosedastisitas dengan uji Scatterplot. 1) Uji Normalitas Gambar dari Normal Probability Plot Pada gambar di atas terlihat bahwa penyebaran dari data yang ada pada variabel profesionalitas menggambarkan garis regresi linear karena titik-titik data terletak di sekitar garis lurus atau mendekati garis lurus. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hasil yang diperoleh ialah data-data yang ada pada variabel profesionalitas berdistribusi normal.

92 75 Pada detrended normal plot menunjukkan bahwa data berasal dari suatu populasi yang berdistribusi normal karena titik-titik nilai data tidak membentuk pola tertentu dan tersebar di sekitar garis lurus. Berdasarkan uji normalitas data yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. 2) Uji Linieritas Uji linieritas terhadap hidup doa dan profesionalitas ini dilakukan dengan analisis regresi linear. Tabel-8: ANOVA ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression a Residual Total a. Predictors: (Constant), HIDUP DOA b. Dependent Variable: PROFESIONALITAS

93 76 Data pada tabel di atas menunjukkan hasil uji linieritas dari variabel profesionalitas (Y) berdasarkan variabel hidup doa (X). Uji kelinieran memakai statistik F. Hasil dari uji Anova ini diperoleh nilai F= 847,106 dengan tingkat probabilitas signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,005, maka hidup doa bisa dipakai untuk memprediksi profesionalitas. Dengan kata lain kelinieran terpenuhi karena taraf signifikansi yang diperoleh adalah 0,000, taraf signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). 3) Uji Homosedastisitas Hasil dari Scatterplot ini terlihat bahwa antara standardized residual*zresid dan standardized predicted value*zpred tidak membentuk suatu pola tertentu, maka dapat dianggap residual mempunyai varian yang konstan. b. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana.

94 77 Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini hendak membuktikan adanya pengaruh hidup doa terhadap profesionalitas karyawan Rumah Sakit. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara hidup doa dengan profesionalitas karyawan Rumah Sakit. Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara hidup doa dengan profesionalitas karyawan Rumah Sakit. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel-9: Correlations Correlations PROFESIONALITAS HIDUP DOA Pearson Correlation PROFESIONALITAS HIDUP DOA Sig. (1-tailed) PROFESIONALITAS..000 HIDUP DOA.000. N PROFESIONALITAS HIDUP DOA Tabel di atas merupakan matrik korelasi antara variabel hidup doa dan variabel profesionalitas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan korelasi Pearson (korelasi Product Moment) dengan uji satu pihak atau one tailed. Pada tabel 9 terlihat bahwa variabel hidup doa dikorelasikan dengan variabel profesionalitas, begitu juga sebaliknya. Besarnya nilai korelasi antara profesionalitas dengan profesionalitas adalah 0,000, sedangkan korelasi antara hidup doa dengan

95 78 profesionalitas adalah 0,965. Angka 0,965 ini menunjukkan koefisien yang positif antara variabel hidup doa dan profesionalitas. Banyaknya N (kasus) ialah 64 kasus. Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diujikan ini diterima atau ditolak ialah dengan melihat nilai signifikansi. Kaidah keputusan : Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Sig<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig>0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Pada penelitian ini diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, signifikansi 0,000 ini lebih kecil dari 0,05. Jadi hidup doa mempunyai hubungan secara signifikan dengan profesionalitas. Sedangkan pada tabel 8 (tabel Anova) diperoleh nilai F sebesar 847,106 dengan tingkat probabilitas signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, maka hidup doa dapat dipakai untuk memprediksi profesionalitas karyawan Rumah Sakit. Dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hidup doa benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap profesionalitas karyawan Rumah Sakit. Tabel-10: Model Summary (b) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), HIDUP DOA b. Dependent Variable: PROFESIONALITAS

96 79 Hasil dari tabel Model Summary menampilkan nilai R = 0,965 dan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,932. Hal ini menunjukkan pengertian bahwa profesionalitas karyawan Rumah Sakit (Y) dipengaruhi sebesar 93,2 % oleh hidup doa (X), sedangkan 6,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Tabel-11: Coefficients(a) Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) HIDUP DOA a. Dependent Variable: PROFESIONALITAS Hasil dari uji Coefficients pada tabel di atas menunjukkan nilai (constant) sebesar 52,821 dan nilai B sebesar 0,294. Harga t hitung dan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dari tabel Coefficients diperoleh persamaan perhitungan regresi sederhana yaitu : Y = a + bx = 52, ,294 X. Persamaan regresi tersebut dapat dipakai untuk memprediksi bagaimana variabel hidup doa mempengaruhi besarnya perubahan variabel profesionalitas. Misalnya pengaruh variabel hidup doa meningkat 30, maka nilai profesionalitas karyawan Rumah Sakit adalah :Y= 52, ,294 X 30 = 61,641. Jadi prediksi (estimasi) peningkatan profesionalitas karyawan Rumah Sakit sebesar 61,641 dengan peningkatan hidup doa sebesar 30. Dengan demikian persamaan regresi tersebut

97 80 dapat diartikan bahwa bila peningkatan hidup doa bertambah 1 maka peningkatan profesionalitas rata-rata akan bertambah 0, ,821. Hasil uji t dapat diketahui dengan melihat signifikansi pada tabel di atas. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Tabel Coefficients diperoleh t hitung 29,105, kemudian didapatkan t tabel sebesar 1,998. Ternyata nilai t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu 29,105 > 1,998, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Pada tabel Coefficients ini juga diperoleh nilai signifikansi 0,000, nilai signifikansi ini lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi, hidup doa berpengaruh signifikan terhadap profesionalitas karyawan Rumah Sakit. 2. Analisis Deskriptif a. Hidup Doa Data mengenai hidup doa dengan jumlah instrumen 25 butir dan populasi sebanyak 64 karyawan dihasilkan nilai mean (rata-rata) 251,7 dengan standar deviasi (simpangan baku) sebesar 90,72. Skor maksimum sebesar 375 dan skor minimum sebesar 75, maka range (rentang skor) yang diperoleh 60. Nilai median (nilai tengah dari gugusan data hidup doa) yang diperoleh ialah 284 dan mode (nilai yang sering muncul dalam data hidup doa) ialah 294. Tabel-12: Rangkuman Statistik Deskriptif Hidup Doa Jumlah instrumen 25 Mean 251,7

98 81 Median Skor Maksimum Skor Minimum Range Mode Standar Deviasi ,72 Tabel-13: Deskripsi Hidup Doa KATEGORI INTERVAL Sangat baik JUMLAH 19 PERSEN 29.69% Baik % Cukup baik % Kurang baik % Sangat kurang baik Total % % Sangat baik baik Cukup baik Kurang Sangat baik kurang baik TOTAL PERSEN JUMLAH INTERVAL

99 82 Data menunjukkan bahwa nilai mean dari hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth sebesar 251,7. Hal ini berarti hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth masuk kategori cukup baik. Karyawan yang sangat baik hidup doanya sebanyak 19 karyawan (29,69%), karyawan yang baik hidup doanya sebanyak 25 karyawan (39,06%), karyawan yang cukup baik hidup doanya sebanyak 3 karyawan (4,69 %), karyawan yang kurang baik hidup doanya sebanyak 4 karyawan (6,25 %) dan karyawan yang sangat kurang baik hidupnya doa sebanyak 13 karyawan (20,31%). Dengan demikian data dari variabel hidup doa dapat disimpulkan bahwa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth memiliki hidup doa yang cukup baik. Selanjutnya data pada variabel hidup doa akan dideskripsikan berdasarkan sub variabelnya, yaitu : frekuensi hidup doa dan sikap dalam hidup doa. 1) Frekuensi Hidup Doa Pada pengolahan data tentang frekuensi hidup doa yang memiliki instrumen berjumlah 25 butir dan populasi sebanyak 64 karyawan dihasilkan mean 84,83 dengan standar deviasi 20,45. Skor maksimum sebesar 126 dan skor minimum sebesar 25, maka range yang diperoleh 20. Nilai median yang diperoleh 86,85 dan nilai mode 94. Tabel-14: Rangkuman Statistik Frekuensi Hidup Doa Jumlah instrumen 25 Mean 84,83 Median 86,85 Skor Maksimum 126

100 83 Skor Minimum Range Mode Standar Deviasi ,45 Tabel-15: Deskripsi Frekuensi Hidup Doa KATEGORI Sangat rajin Rajin Cukup rajin Kurang rajin Sangat kurang rajin TOTAL INTERVAL JUMLAH PERSEN 15, 625 % 34, 375 % 31, 25 % 18, 75 % % PERSEN JUMLAH 5 INTERVAL 0 Sangat rajin Rajin Cukup rajin Kurang rajin Sangat kurang rajin TOTAL Data menunjukkan bahwa nilai mean dari frekuensi hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth sebesar 84,83. Hal ini berarti frekuensi hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth masuk kategori cukup rajin hidup doanya.

101 84 Karyawan yang melaksanakan hidup doa dengan sangat rajin sebanyak 10 karyawan (15,625%), karyawan yang melaksanakan hidup doa dengan rajin sebanyak 22 karyawan (34,375%), karyawan yang melaksanakan hidup doa dengan cukup rajin sebanyak 20 karyawan (31,25%) dan karyawan yang kurang rajin melaksanakan hidup doa sebanyak 12 karyawan (18,75%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth melaksanakan hidup doa dengan cukup rajin. 2) Sikap Dalam Hidup Doa Pada pengolahan data tentang sikap dalam hidup doa yang memiliki instrumen berjumlah 25 butir dan populasi sebanyak 64 karyawan dihasilkan mean 85,61 dengan standar deviasi 33,81. Skor maksimum sebesar 126 dan skor minimum sebesar 25, maka range yang diperoleh 20. Nilai median yang diperoleh 96 dan nilai mode 25. Tabel-16: Rangkuman Statistik Sikap Dalam Melaksanakan Hidup Doa Jumlah instrumen 25 Mean 85,61 Median 96 Skor Maksimum 126 Skor Minimum 25 Range 20 Mode 25 Standar Deviasi 33,81

102 85 Tabel-17: Deskripsi Sikap Dalam Melaksanakan Hidup Doa KATEGORI Sangat senang Cukup senang Sangat susah TOTAL INTERVAL JUMLAH PERSEN 37,50 % 25.00% 12, 50 % 9, 375 % 15, 625 % 100,000 % PERSEN 10 JUMLAH 5 INTERVAL 0 Sangat Cukup senang senang Sangat susah TOTAL Data menunjukkan bahwa nilai mean dari sikap para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth dalam melaksanakan hidup doa sebesar 85,61. Hal ini berarti sikap para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth masuk kategori cukup senang dalam melaksanakan hidup doa. Karyawan yang melaksanakan hidup doa dengann sangat senang sebanyak 24 karyawan (37,50%), karyawan yang melaksanakan hidup doa dengan senang sebanyak 16 karyawan (25%), karyawan yang melaksanaka an hidup doa dengan cukup senang sebanyak 8 karyawan (12,50%), karyawan yang susah melaksanakan hidup doa sebanyak 6 karyawan (9,375%) dan karyawan yang sangat susah melaksanakan hidup doa sebanyak 10 karyawan (15,625%). Dengan demikian

103 86 dapat disimpulkan bahwa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth cukup senang melaksanakan hidup doa. Hasil dari setiap sub variabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran tergolong cukup rajin dan cukup senang melaksanakan hidup doa. b. Profesionalitas Karyawan Rumah Sakit Data mengenai profesionalitas karyawan Rumah Sakit dengan jumlah instrumen 30 butir dan populasi sebanyak 64 karyawan dihasilkan nilai mean (ratarata) 126,72 dengan standar deviasi (simpangan baku) sebesar 27,59. Skor maksimum sebesar 150 dan skor minimum sebesar 30, maka range (rentang skor) yang diperoleh 24. Nilai median (nilai tengah dari gugusan data hidup doa) yang diperoleh ialah 141 dan mode (nilai yang sering muncul dalam data hidup doa) ialah 148. Tabel-18: Rangkuman Statistik Profesionalitas Karyawan Rumah Sakit Jumlah instrumen 30 Mean 126,72 Median 141 Skor Maksimum 150 Skor Minimum 30 Range 24 Mode 148 Standar Deviasi 27,59

104 87 Tabel-19: Deskripsi Profesionalitas KATEGORI Profesional Cukup Profesional INTERVAL JUMLAH PERSEN % % Netral % Kurang Profesional % Tidak Profesional % INTERVAL JUMLAH PERSEN Data menunjukkan bahwa nilai mean dari profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth sebesar 126,72. Hal ini berarti profesionali itas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth masuk kategori cukup profesional. Karyawan yang profesional ada 42 karyawan (65,63%), karyawan yang cukup profesional ada 8 karyawan (12,50%), karyawan yang kurang profesional ada 10 karyawan (15,63 %) dan karyawan yang tidak profesional ada 4 karyawan (6,25%). Dengan demikian data dari variabel profesionalitas dapat disimpulkan bahwa paraa karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth cukup profesional dalam pelayanan di Rumah Sakit.

105 88 Selanjutnya data pada variabel profesionalitas karyawan Rumah Sakit akan dideskripsikan berdasarkan sub variabelnya, yaitu : pelaksanaan SOP dan etika. 1) Pelaksanaan SOP Pada pengolahan data tentang pelaksanaan SOP yang memiliki instrumen berjumlah 26 butir dan populasi sebanyak 64 karyawan dihasilkan mean 108,19 dengan standar deviasi 26,58. Skor maksimum sebesar 130 dan skor minimum sebesar 26, maka range yang diperoleh 20,8. Nilai median yang diperoleh 122 dan nilai mode 130. Tabel-20: Rangkuman Statistik Pelaksanaan SOP Jumlah instrumen 26 Mean 108,19 Median 122 Skor Maksimum 130 Skor Minimum 26 Range 20,8 Mode 130 Standar Deviasi 26,58 Tabel-21: Tabel Deskripsi Pelaksanaan SOP KATEGORI INTERVAL JUMLAH PERSEN melaksanakan 109, , 63% Melaksanakan 88,5-109,2 8 12, 5 %

106 89 Cukup Kurang TOTAL 67,,7-88,4 46,,9-67, , , 563 % 18, 75 % 1, 563 % % INTERVAL JUMLAH PERSEN Data menunjukkan bahwa nilai mean dari pelaksanaan SOP sebesar 108,19. Hal ini berarti paraa karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth masuk kategori melaksanakan SOP dalam pelayanan. Karyawan yang selalu melaksanak kan SOP sebanyak 42 karyawan (65,63%), karyawan yang melaksanakann SOP sebanyak 8 karyawan (12,5%), karyawan yang cukup melaksanakan SOP sebanyak 1 karyawan (1,563%), karyawan yang kurang melaksanakan SOP sebanyak 12 karyawan (18,75%) dan karyawan yang tidak pernah melaksanakan SOP sebanyak 1 karyawan (1,563%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwaa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth melaksanakan SOP dalam pelayanannya di Rumah Sakit.

107 90 2) Etika Tabel-22: Rangkuman Statistik Etika Jumlah instrumen 4 Mean 18,53 Median 19 Skor Maksimum 20 Skor Minimum 4 Range 3,2 Mode 20 Standar Deviasi 1,84 Tabel-23: Deskripsi Etika KATEGORI beretika Beretika Cukup beretika Kurang beretika Tidak beretika TOTAL INTERVAL 17-20,1 13,,7-16,9 10,,5-13,6 7,3-10,4 4-7,2 JUMLAH PERSEN 84, 38% 12, 5 % 1, 563 % 0% 0% % beretika Beretika Cukup beretika Kurang beretika Tidak beretika TOTAL PERSEN JUMLAH INTERVAL

108 91 Data menunjukkan bahwa nilai mean dari etika sebesar 18,53. Hal ini berarti para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth masuk kategori karyawan Rumah Sakit yang selalu beretika. Karyawan yang selalu beretika sebanyak 54 karyawan (84, 38%), karyawan yang beretika sebanyak 9 karyawan (12,5%) dan karyawan yang cukup beretika sebanyak 1 karyawan (1,563%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth selalu beretika dalam pelayanan di Rumah Sakit. Hasil dari setiap sub variabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth tergolong melaksanakan SOP dan selalu beretika sehingga cukup profesional dalam pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth. C. Hasil Wawancara 1. Hasil wawancara dengan para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth. Pertanyaan Berapa kali bapak/ibu melakukan kegiatan doa dalam waktu satu hari? Jawaban Responden Responden satu: Secara rutin nggak, tapi kalo doa saya usahakan setiap pagi sama malam walaupun tidak dalam posisi ya karena mungkin saking capeknya itu yo tetap kontak dengan opo ya istilahnya yo batin. Kalo doa bareng jarang karena misale aku dinas sore, deke wis do turu kadang-kadang.itu sebetule saya juga rindu suster itu karena yo ibarate apa yo keluarga saya tidak seperti dulu sibuk sendirisendiri terus. Kadang-kadang ada kerinduan. Tapi akhir-akhir iki ya ra

109 92 nganu rada kendo maneh, tergantung situasi diri. Tapi kalo devosi ngono karo nek lingkungan sembahyangan aku pasti ikut pasti Pendalaman Iman malah jarang suster.tiap kali seminggu sekali, misa..e..kok misa..apa nggon sembahyangan lingkungan itu pasti ada kunjungan pasti pake Rosario dadine Rosario kebersamaan. Responden dua: Kalau doa sebelum tidur aku kebanyakan iya cuma kalao..ehm apa namanya..doa yang apa ya aku sering lupa..kalau pas bangun..langsung bangun..kesiangan aku jadi bingung..terus langsung ya itulah siapsiap..kadang aku pagi ya..pagi..iya harusnya sih memang ini ya apa dan bangun tuh kan kita kalau misalnya dengar weker kan pasti terus bawaannya kaget kepinginnya buruburu gitu lho..ngapain aja akhirnya bangun..nah itu aku yang sering kelupaan. Tapi kita kadang malu untuk doa bersuara..kalau doa ya sendirisendiri no..soale nanti terus ledekledekan. Nggak percaya to malam sebelum tidur misale gitu..doa yuk..doa..tapi meneng-meneng wae soale habis itu entar ketawaketawa.. Responden tiga: Cuman isane cuma nek malam suster..malam ini sing kecil..kan tidur kayak gini na itu kan di situ..ayo duduk dulu..ra ketang sing siji mesti mung nggojeki..sing satu masih bisa dia

110 93 sekarang dah apal ini apa salam maria..neng TK itu lo ya meng doa tok nek makan kadang..saya lihat sendiri deke malah mung konjuk tok itu mulai. Kalau doa bersama ya paling nek makan pas bareng itu. Praktis cuma renungan. Kitab Sucine nek untuk keluarga bisa 100% jarang. Dulu nek pas rosario bulan Mei itu bisa lowongnya paling ya nek dia pergi..nanti kalau kita sudah di lingkungan kita bergabung. Nek lingkungan kan tiap malam mei itu tiap hari di tempatnya satu manggrok terus nek.heem..terus nanti kalo rebonan kami kan lingkungannya rebonan, rebonan itu keliling suster biar merasakan heem kebersamaannya, itu nek di doa lingkungan gitu. Responden empat: Ya untuk doa makan itu pasti suster eh..untuk doa malamnya terus terang suster nggak rutin suster. Untuk itu suster terus terang jarang untuk kumpulnya susah suster. Ya ikut suster di lingkungan itu to kita ada misalnya bulan-bulan maria, itu tiap hari tiap malam ikut rosario lingkungan. Tapi ya itu suster untuk rutinnya karena situasi kita kerja ya suster nggak bisa rutin ikut suster. Apa baca Kitab Suci di rumah maksudnya..kadang ya iya..bacabaca..tapi kalo rutin itu nggak suster tapi kadang-kadang ada. Ya injil itu. Kalau itu susah suster ngumpulnya. Apakah bapak/ibu rajin mengikuti Perayaan Ekaristi Responden satu: Nggak tentu, minggu pagi dinas, sabtu sore jam empat saiki dewekan, Didan

111 94 dah pindah. Responden dua: Kalau aku misale gereja aku usahain..kalau aku pas ke Jakarta tempat suami..pasti ke gereja malah dia lebih taat hahaha dia yang membimbing tapi kalo misalnya lama nggak ini ya ya pertama aku merasa bersalah pasti itu..merasa bersalah habis itu juga ya pengen ini sih pengen balik lagi gitu cepat, kalau bisa kapan aku bisa ke gereja lagi gitu loh. Responden tiga: Saya paling banyak minggu suster karena Sabtu kadang baru jam empat baru sampai di rumah kadang sok malah kayak apa ya..persiapane kan baru harus mandiin anak terus nyiapke itu kan cepet banget..malah disitunya.kan nggak..takutnya Tapi kadang kalau minggu saya ada acara pasti yang jam enam..nek nggak yang jam empat nanti dari sini jam dua suster saya mau pulang saya mau ke gereja. Paling banyak prosentasenya besarnya di hari minggu karena kan agak yang sore baru pulang gini paginya kan nggak ada kan santai kan enak. Responden empat: Tidak tentu suster, terkadang kalau saya minggu kerja, saya berangkat sabtu. Untuk pastinya itu kan kadang sore kalau jaga siang ehm..terus untuk jaga pagi kan nggak bisa. Ya tidak tentu juga suster kadang kan saya sendiri

112 95 Berapa kali bapak/ibu mengikuti rekoleksi? suster tahu kan anak saya..hee dan mungkin kegiatan di luar..repot sendiri..akhirnya sendiri suster. Responden satu: Hoo..nek rekoleksi sehari itu terakhir bulan apa ya lali aku ya urung suwe kok itu terakhir rekoleksi..itu yang diselenggarakan di Ganjuran sendiri neng PA..eh kok PA apa itu hee..permata Hati. Terus nek 2 tahun sekali program RS sebetule harus ada harusnya tahun ini paling tidak dua tahun sekali selalu ikut dari awal sampai akhir. Responden dua: Dulu aku kayaknya belum..dah keluar kali nggak ada tuh aku dah keluar kali suster nggak..nggak. Belum..., kayaknya nggak deh aku ini sejak kerja nggak pernah ikut-ikut kayak gitu. Nggak juga karena itu kan haruse ada komunitasnya kan na yang susah itu..waktu itu aku mau ikut di kotabaru kan ada tim medis terus mereka sering pertemuan di jam-jam yang aku sibuk kerja gitu..jam praktek..atau terus kalau nggak..jam apa namanya..ada kan disana komunitasnya..na itu..aduh cuma itu jamnya kok jam setengah tujuh malam..paling kalau libur..tapi kayaknya jarang deh komunitas kumpulnya kalo pas libur. Responden tiga: Ehm..anu apa itu suster..heem. Setahun sekali. untuk Rumah Sakit baru dibuat suster tahun ini baru mau ambil bulannya, yang kemarin dua kali ya karena ada frater itu.

113 96 Mengapa bapak/ibu tertarik untuk melakukan kegiatan doa (doa-doa harian, mengikuti perayaan ekaristi, merenungkan isi Kitab Suci dan rekoleksi) Responden empat: Ya kalau sini mengadakan kita ikut suster. Ya suster, kan kita diwajibkan dan diusahakan waktunya itu nggak dinas itu gitu lo suster. Responden satu: Menurut saya kita sebagai umat katolik membutuhkan ekaristi, dalam ekaristi bertemu dengan Tuhan, karena tubuh dan darah Kristus yaitu merupakan kekuatan jadi karena saya manusia yang lemah butuh kekuatan diantaranya ikut ekaristi kalo tidak ekaristi pasti ada yang kurang. Nek saya jelas bermanfaat dalam hal materi kan e..apa tidak hanya semacam gitu lho. Pak Rian pun juga memberikan anu semacam kayak film tentang pengabdian, pelayanan lalu semua kebagian permainan. Untuk doa-doa dalam hal pelayanan di laborat itu begini suster e..didalam melayani di laboratorium saya itu tidak pernah memandang siapa yang saya layani. Jadi istilahnya apa ya dengan melayani itu saya suka..seneng gitu lho. Lah sebelume kalo pagi itu kan saya berdoa tidak hanya berterima kasih atas perlindungan semalam ini tetapi mohon perlindungan pada Tuhan supaya dapat menjalani hidup saya entah di dalam keluarga, entah di dalam pelayanan itu dengan sukacita pokoknya jangan jalan godaan itu banyak..tapi saya selalu mohon saya itu dibersihkan, pikiran saya diberi ketenangan supaya bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik sehingga apapun yang saya lakukan itu saya harapkan itulah yang benar yang harus saya

114 97 lakukan Jadi ya di dalam pelayanan ya pasti walaupun doa itu tidak panjang tapi doa itu merupakan kekuatan dan kayak semacam nganu suster ya jujur nek sui ra tau doa itu seperti kehilangan tujuan hidup. Jadi walaupun setiap manusia punya kekurangan masing-masing..ya misale..wah itu kok uripe kepenak padahal ya wang sinawangto Jadi yo dengan doa walaupun hanya sepatah kata itu yo memang sangat besar kuasanya ya untuk menjadi kekuatan spirit, semangat motivasi. kalo kita berdoa itu kan butuh ketenangan..kalo kita tenang kan kita bisa berfikir to nggo milah-milah mana yang harus saya lakukan mana yang tidak. Karena doa itu saya yakin ada campur tangan Roh Kudus doa juga tidak bisa sepihak dari kita tok mesti Tuhan juga rindu nek awake dewe sowan jadi ada semacam timbal balik. Reponden dua: Kalau saya sih nanggepinnya ehm karena ini..ehm..saya merasa itu suatu kebutuhan karena apa ya..jadi setelah pergi ke gereja itu aku rasanya lebih lega. Kalau aku pikir sih pasti ada manfaatnya tapi memang rasanya itu sehabis dari doa itu kayak ibaratnya kalau aku di yogya itu kebanyakan itu kayaknya apa ya lebih ke arah ke duniawi gitu lho...yang dikejar itu ya seperti itu..cari uang.lebih pada materi..ehm dengan doa itu hidupku sepertinya diarahkan..ada tujuannya..ya jadi pedoman.

115 98 Responden tiga: Dobel suster eh..ya..nek wajib..itu kan memang sebetulnya..nganu toh suster eh..ya nek wajib sebetulnya kayak hukum e memang itu tertanam dari hati nurani to suster kesadaran. suster nek nggak ya..hahaha..bener lo suster nek nggakk itu nganu ya rasane piye ya nek diolak-alik kadang kita bisa baru refleksi kan nek malem. Iya suster, bener saya kalo nggak gitu..ehm pernah pengalaman jadi gini nek pas waktu saya nggak ke gereja nggak itu kan merasa kadang itu terus nyalahkene kan..tuhan..wah anu saya kok gini. Jadi mungkin di saat menghadapi masalah intinya hanya larinya kan ke Tuhan. Apa usaha bapak/ibu dalam meningkatkan profesionalitas sebagai Responden empat: Ehm dengan mengikuti rekoleksi, ibadat di gereja terus doa-doa kita disini memberikan pelayanan dengan senang, kita bisa apa suster, lewat melihat pelayanan kita kita bisa..istilahe apa yo dengan kita melayani ini kita bisa melaksanakan apa suster segala sesuatunya dengan baik. Ya kita kalau tidak ke gereja hari minggu itu nggak lega gitu lo. Ya suster kita kan merasakan sekali untuk ehm doa itu menjadi kekuatan kita dalam memberikan pelayanan dan kehidupan kita. Misalnya dari pasien-pasien kita kan nggak ehm dia itu belum bisa mbayar oh ya orang ada yang mampu dan ada yang tidak. Dengan demikian kita kan ikut bisa merasakan. Responden satu: Yang jelas kita sebagai profesi semakin

116 99 karyawan Rumah Sakit baik sebagai tenaga kesehatan maupun non kesehatan? hari semakin berkembang dan peraturan-peraturan pemerintah menuntut kita untuk semakin profesional dalam melayani, dibuktikan dengan sertifikat pemutihan nek terakhir kami dilakukan sebagai upaya untuk sertifikasi. Sarana dan prasarana yang ada kita kembangkan, kita tingkatkan, kita bisa e..menggunakan alat itu dengan benar hasilnya kan pasti benar ya hasil lab pasti akurat..itu terus dengan alat-alatpun kami juga meningkatkan kecepatan dalam pelayanan. Kerjasama yang seringkali kita interaksi itu kan dengan perawat itu pada dasarnya berjalan dengan baik. Responden dua: Kalau profesionalitas sih aku lebih mendahulukan mereka yang miskin ya.aku memberikan perhatian yang lebih pada mereka. Ya..selama ini aku mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh PDGI. Responden tiga: Yang disini..belajar suster..terus terang kan saya nggak bisa. Kalau agenda ini saya disiapkan, na itu kan kalau saya nggak tahu, saya kan pasti tanya, kalau sini nggak bisa jawab saya larinya ke unit lain. K3..Yo ada no ter ya cuma untuk bidang ini kan baru belum lama jadi malah belum banyak..tapi yang terkait dengan kepegawaian nanti kalo ada diundang seminar atau pelatihan tentang kepegawaian.

117 100 Responden empat: Untuk seminar kita belum suster, yang paling kita bisa baca-baca buku suster. 2. Hasil Kritik dan Saran dari pasien. Pada sepuluh lembar kritik dan saran yang telah diisi oleh pasien, enam pasien mengatakan bahwa pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth baik, cepat, terampil, komunikatif, terjangkau, ramah, sabar, bersih dan melayani dengan cinta kasih. Empat pasien yang lain mengatakan bahwa pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth cukup cepat, bersih, cukup terjangkau, cukup komunikatif, cukup ramah dan sabar. D. Pembahasan Pada penelitian ini, data yang diperoleh lewat skala sikap didukung dengan data yang didapatkan melalui wawancara dan angket kritik-saran dari pasien. Datadata ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal, linier dan mempunyai varians yang konstan sehingga memenuhi persyaratan. Data dalam penelitian menunjukkan bahwa hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran sangat berpengaruh terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit, khususnya untuk pelaksanaan SOP dan etika. Ini dapat dilihat dari kategori para karyawan yang selalu melaksanakan sampai cukup melaksanakan SOP sejumlah 51 karyawan (79,69 %) dari 64 karyawan, yang kurang dan tidak pernah melaksanakan SOP sejumlah 13 karyawan (20,31 %) dari 64 karyawan. Mean dari sub variabel pelaksanaan SOP sebesar 108,19, ini menunjukkan bahwa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth melaksanakan SOP dalam

118 101 pelayanannya. Di samping itu ada juga karyawan yang kurang melaksanakan SOP yaitu 13 karyawan, sehingga Rumah Sakit perlu untuk memberikan pembinaan bagi mereka. Dari data tersebut terlihat bahwa karyawan Rumah Sakit yang melaksanakan SOP dengan karyawan Rumah Sakit yang kurang melaksanakan SOP masih lebih banyak karyawan Rumah Sakit yang melaksanakan SOP. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth tergolong melaksanakan SOP. Pada data dari skala sikap kategori karyawan beretika menunjukkan bahwa karyawan yang selalu beretika sampai cukup beretika sejumlah 64 karyawan (100%) dari 64 karyawan. Mean dari sub variabel etika adalah 18,53, ini menunjukkan bahwa seluruh karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth selalu beretika dalam pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth. Korelasi data menunjukkan bahwa hubungan antara variabel hidup doa dengan profesionalitas karyawan Rumah Sakit hasilnya sangat besar yaitu 0,965. Ini berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara hidup doa dan profesionalitas. Hubungan ini ditunjukkan dengan hasil signifikansi 0,000 jauh dibawah 0,05. Jadi korelasi antara hidup doa dengan profesionalitas sangat jelas, semakin dalam hidup doanya semakin profesional dalam karya. Hidup doa perlu dibangun secara terus menerus karena dengan hidup doa manusia mampu membawa gerak perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Hidup yang dijiwai oleh doa tentu saja berdampak pada sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang dikehendaki Allah. Dengan demikian hidupnya menjadi bagian dari doanya dan doa menjadi kekuatan dalam hidupnya, sehingga ia mampu melaksanakan kehendak Allah dalam

119 102 hidup bersama dengan orang lain maupun dalam karya atau pekerjaan yang dilakukannya (Darminta, 1997b: 22-28). Hidup doa tidak berhenti pada kegiatan berdoa, tetapi terwujud dalam hidup bersama dengan orang lain dan hidup karya. Berdasarkan pada hasil penelitian terlihat bahwa hidup doa mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit. Hal ini tampak bahwa kategori karyawan yang memiliki hidup doa sangat baik sampai cukup baik sejumlah 47 karyawan (73,44 %) dari 64 karyawan, yang kurang dan tidak baik hidup doanya sejumlah 17 karyawan (26,56 %) dari 64 karyawan. Mean dari hidup doa adalah 251,7, nilai tersebut menunjukkan bahwa hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth cukup baik. Jika dilihat dari masing-masing sub variabel diperoleh data sebagai berikut: karyawan yang sangat rajin sampai cukup rajin melaksanakan hidup doa sejumlah 52 karyawan atau 81,25 %, yang meliputi rajin dalam melaksanakan doa pribadi maupun bersama. Karyawan yang kurang rajin melaksanakan hidup doa sejumlah 12 karyawan atau 18,75 %. Mean dari frekuensi hidup doa sebesar 84,83, nilai tersebut menunjukkan bahwa frekuensi hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth cukup rajin. Sedangkan data dari kategori sikap melaksanakan hidup doa menunjukkan bahwa sikap yang sangat senang sampai cukup senang melaksanakan hidup doa sejumlah 48 karyawan (75%) dari 64 karyawan, yang susah dan sangat susah melakukan hidup doa sejumlah 16 karyawan (25 %) dari 64 karyawan. Mean dari sub variabel sikap adalah 85,61, ini menunjukkan bahwa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth memiliki sikap cukup senang melaksanakan hidup doa. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hidup doa para karyawan

120 103 Rumah Sakit Santa Elisabeth perlu dipertahankan, ditingkatkan dan dikembangkan supaya para karyawan Rumah Sakit semakin profesional dalam pelayanan. Dengan kata lain Rumah Sakit perlu mengupayakan pembinaan untuk mempertahankan dan meningkatkan frekuensi dan sikap para karyawan Rumah Sakit dalam melaksanakan hidup doa sehari-hari. Melalui wawancara dengan empat karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran didapatkan hasil bahwa mereka selalu mengusahakan hidup doa rutin seperti doa sebelum tidur, doa pagi, doa makan dan membaca renungan dari Kitab Suci. Selain hal tersebut, mereka juga melakukan doa rosario lingkungan atau pribadi dan sembahyangan lingkungan. Mereka cukup rajin mengikuti Perayaan Ekaristi tiap minggu dan selalu mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh Rumah Sakit Santa Elisabeth. Bagi mereka hidup doa seperti :doa pagi, doa malam, Perayaan Ekaristi, rekoleksi, rosario, renungan dari Kitab Suci, sembahyangan lingkungan, merupakan kekuatan dalam pelayanan dan kehidupan. Hidup doa juga sebagai sumber mendapatkan kelegaan, pedoman hidup, tempat pelarian dari segala masalah, sebagai ungkapan terima kasih dan dengan doa dibantu untuk dapat memilih yang baik dalam kehidupan maupun pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Hidup doa atau hidup rohani menjadi pembangkit, penyemangat atau spirit, serta pemadu hidup manusia di dalam rahasia-rahasia Tuhan. Hidup doa atau hidup rohani berdampak pada pengangkatan kualitas hidup dari nilai-nilai dunia ke nilai-nilai surgawi (Darminta, 1997b: 44-45). Empat karyawan tersebut juga mengusahakan keprofesionalitasannya lewat sertifikasi, mengikuti seminar, meningkatkan kecepatan dalam pelayanan, menggunakan sarana dan prasarana dengan baik, membaca buku

121 104 yang berkaitan dengan pelayanannya dan berbela rasa dengan mereka yang miskin dan menderita. Berdasarkan hasil angket kritik dan saran dari pasien, mengungkapkan bahwa pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth secara keseluruhan cukup baik, yaitu : terjangkau, ramah, sabar, bersih, melayani dengan cinta kasih ramah, tanggap, terampil dan komunikatif. Mereka menyarankan supaya pelayanan tersebut dipertahankan dan ditingkatkan. Berdasarkan data-data yang diperoleh lewat skala sikap, wawancara dan angket kritik-saran dari pasien, disimpulkan bahwa hidup doa sangat mempengaruhi keprofesionalitasan karyawan. Karyawan Rumah Sakit yang memiliki hidup doa yang mendalam, ia semakin profesional dalam pelayanan sehingga pelayanan di Rumah Sakit semakin berkualitas dan membawa keselamatan bagi pasien. Dengan demikian, karyawan Rumah Sakit perlu meningkatkan dan mengembangkan hidup doa supaya semakin profesional dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang selalu mengusahakan keselamatan manusia secara utuh. Hal ini akan membawa dampak postitif bagi Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit menjadi kepercayaan bagi masyarakat sekitarnya. E. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan dan mengalami tantangan sebagai berikut: 1. Peneliti memiliki keterbatasan waktu dan tenaga sehingga tidak dapat mengawasi responden saat mengisi skala sikap. Dengan demikian petunjuk yang terdapat

122 105 pada skala sikap kurang dimengerti oleh responden, maka hasil pengisiannya kurang sesuai dengan harapan peneliti. 2. Peneliti merasa kurang mendapat dukungan dari lima responden yang tidak mau diteliti sehingga jumlah responden berkurang lima orang. 3. Data yang diperoleh dari pengisian skala sikap oleh responden diandaikan bahwa responden menjawab sesuai dengan pengalaman yang sesungguhnya, sehingga kebenaran data bisa dilacak. Jika responden menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya, kebenaran data tidak dapat dilacak dan kesimpulan yang diperoleh dapat berbeda. 4. Peneliti memiliki keterbatasan dalam pembuatan instrumen skala sikap sehingga ada 18 butir yang tidak valid dari 60 butir pernyataan. 5. Peneliti memiliki keterbatasan akan pengetahuan dan kemampuan dalam membuat pernyataan-pernyataan yang terdapat pada skala sikap, sehingga pernyataan tersebut belum secara penuh mewakili indikator yang ada pada setiap variabel. 6. Peneliti mempunyai keterbatasan dalam memperoleh buku-buku yang dapat mendukung penelitian ini. 7. Peneliti mengalami tantangan dari diri sendiri maupun dari luar diri dalam pengolahan data dan penyusunan skripsi ini. 8. Peneliti membutuhkan waktu dan tenaga untuk kembali ke lapangan guna mengadakan wawancara dan mengambil data dari kritik-saran yang diisi oleh pasien sebagai pendukung serta pelengkap dari data skala sikap. 9. Peneliti mengalami tantangan dalam mencari waktu untuk menyusun skripsi.

123 106 F. Usulan Program Kegiatan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) 1. Latar Belakang Usulan Penyusunan Program Kegiatan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa hidup doa sangat berpengaruh terhadap profesionalitas karyawan Rumah Sakit. Dari hasil regresi diperoleh 93,2%, dengan hasil tersebut berarti profesionalitas karyawan Rumah Sakit (Y) dipengaruhi sebesar 93,2% oleh hidup doa (X), sedangkan 6,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Selain hidup doa, profesionalitas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yaitu : kondisi dan situasi tempat bekerja, relasi dengan atasan maupun teman sekerja, demi gaji, karier dan kepuasan konsumen, kepribadian seseorang seperti minat, bakat, motivasi. Dari masing-masing sub variabel pada hidup doa didapatkan hasil sebagai berikut : karyawan Rumah Sakit yang sangat rajin melaksanakan hidup doa sebesar 15,625%, karyawan Rumah Sakit yang rajin melaksanakan hidup doa sebesar 34,375%, karyawan Rumah Sakit yang cukup rajin melaksanakan hidup doa dengan sebesar 31,25%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Rumah Sakit yang sangat rajin sampai cukup rajin melaksanakan hidup doa sebesar 81,25% dengan mean sebesar 84,83, ini tergolong cukup rajin. Frekuensi hidup doa ini meliputi keteraturan atau rajin mendoakan secara pribadi maupun bersama doa pagi, doa malam, doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum dan sesudah bekerja, mengikuti Perayaan Ekaristi, rekoleksi, merenungkan isi Kitab Suci dan rosario.

124 107 Karyawan Rumah Sakit yang sangat senang melaksanakan hidup doa sebesar 37,50%, karyawan Rumah Sakit yang senang melaksanakan hidup doa sebesar 25% dan karyawan Rumah Sakit yang cukup senang melaksanakan hidup doa sebesar 12,50%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa karyawan Rumah Sakit yang sangat senang sampai cukup senang melaksanakan hidup doa mencapai 75% dengan mean sebesar 85,61, ini tergolong cukup senang. Sikap dalam melaksanakan hidup doa meliputi senang dan tertarik mendoakan secara pribadi maupun bersama doa pagi, doa malam, doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum dan sesudah bekerja, mengikuti Perayaan Ekaristi, rekoleksi, merenungkan isi Kitab Suci dan rosario. Uraian di atas menunjukkan bahwa hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth perlu dipertahankan dan ditingkatkan supaya penghayatan imannya semakin mendalam sehingga berdampak pada sikap-sikap positif yang menjadi standar perilaku seseorang dalam melakukan pekerjaan profesi. Oleh karena itu diperlukan pembinaan rutin yang dapat membantu para karyawan Rumah Sakit dalam memelihara serta meningkatkan hidup doanya sehingga profesionalitasnya semakin berkembang. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan juga data yang paling rendah ialah data sub variabel frekuensi hidup doa sebesar 18,75% karyawan Rumah Sakit yang kurang rajin melaksanakan hidup doa dan sub variabel sikap dalam melaksanakan hidup doa sebesar 25% karyawan Rumah Sakit yang susah sampai sangat susah melaksanakan hidup doa. Sub variabel inilah yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam menunjang hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran.

125 Alternatif dan Pilihan Pendekatan Pembinaan Bagi Para Karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Rumah sakit Santa Elisabeth mempunyai beberapa alternatif pendekatan pembinaan bagi para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Pembinaan yang diberikan ialah pembinaan untuk pengembangan hidup doa para karyawan Rumah Sakit sehingga semakin ahli dalam pelayanan baik sebagai tenaga kesehatan dan non kesehatan. Upaya Rumah Sakit dalam memelihara frekuensi dan sikap hidup doa adalah (1) mengadakan doa pagi dan renungan dari Kitab Suci setiap jam tujuh pagi, (2) rekoleksi setiap tahun dan (3) seminar pendalaman delapan unsur pokok spiritualitas CB. Dari beberapa kegiatan pembinaan ini ada yang membutuhkan waktu, biaya, sarana dan narasumber khusus, misalnya rekoleksi dan pendalaman delapan unsur pokok spiritualitas CB. Untuk kegiatan doa dan renungan pagi terasa monoton dan kurang menarik sehingga karyawan Rumah Sakit kurang aktif dalam mengikutinya. Selain mengadakan pembinaan terhadap hidup doa, Rumah Sakit juga mengusahakan pembinaan untuk meningkatkan profesionalitas para karyawan Rumah Sakit seperti : (1) work shop, (2) seminar, (3) pelatihan dan (4) sertifikasi. Melalui beberapa model pembinaan ini para karyawan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang menunjang profesionalitasnya sebagai karyawan Rumah Sakit terutama dalam ketrampilan melaksanakan SOP. Kegiatan work shop, seminar, pelatihan dan sertifikasi ini diadakan oleh pihak luar, sedangkan Rumah Sakit Santa Elisabeth selalu mengirimkan karyawannya untuk mendapatkan pembinaan melalui

126 109 kegiatan-kegiatan di atas. Kegiatan tersebut membutuhkan waktu khusus, biaya yang tidak sedikit dan karyawan mengikutinya secara bergantian. Ada pembinaan iman yang dapat digunakan untuk pengembangan hidup doa terutama dalam hal merenungkan dan mendalami isi Kitab Suci yaitu pembinaan katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP). SCP ini sebagai suatu katekese umat model pengalaman hidup. Kegiatan ini mengajak peserta untuk aktif terlibat karena Shared Christian Praxis ini menekankan proses berkatekese yang sifatnya dialogal dan partisipatif, dengan maksud agar peserta mampu mengkonfrontasikan tradisi dan visi hidup mereka dengan tradisi dan visi kristiani. Dengan demikian peserta baik secara pribadi maupun bersama dapat mengadakan penegasan dan mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai kerajaan Allah. Katekese model SCP ini bermula dari pengalaman hidup peserta yang direfleksikan secara kritis lalu dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi kristiani sehingga muncul sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan baru. Pembinaan dengan katekese umat model SCP ini membutuhkan waktu ± 60 menit atau 1 jam, dapat dilaksanakan di ruang doa Rumah Sakit, bisa diadakan setiap satu minggu sekali, semua peserta mendapat kesempatan untuk membagikan pengalaman hidupnya, bahan dapat diambil dari Kitab Suci, delapan unsur pokok dalam spiritualitas CB, pengalaman hidup peserta, pengalaman doa peserta, lagu, film dan lain-lain. Katekese umat model SCP ini terdiri dari lima langkah yang telah tersusun secara sistematis sehingga memudahkan pemandu dalam proses katekese. Langkah-

127 110 langkah katekese umat model SCP ini diawali dari langkah awal (0) dilanjutkan pada langkah I, langkah II, langkah III, langkah IV dan langkah V. Langkah awal (0) dipakai jika dalam pertemuan belum ada tema yang jelas. Pada langkah ini pemandu mengajak peserta untuk menemukan topik pertemuan yang bertolak dari kehidupan konkret peserta, topik yang ditemukan dapat menjadi tema dasar pertemuan. Jika dalam pertemuan sudah ada tema yang jelas maka langkah ini tidak digunakan. Langkah pertama (I) ini peserta mengungkapkan pengalaman hidupnya. Saat peserta membagikan pengalaman hidupnya, peserta yang lain dan pemandu tidak boleh menanggapinya sebagai suatu laporan tetapi mendengarkan. Peran pembimbing sebagai fasilitator yang menciptakan suasana pertemuan menjadi hangat dan mendukung peserta untuk sharing sesuai dengan tema. Pada langkah kedua (II) ini peserta diajak untuk merefleksikan pengalaman hidupnya secara kritis dengan dibantu oleh panduan pertanyaan mengapa dan bagaimana. Tanggung jawab pemandu dalam langkah kedua ini adalah menciptakan suasana pertemuan yang menghormati dan mendukung gagasan maupun sumbang saran peserta, mengundang refleksi kritis setiap peserta, mendorong peserta supaya mengadakan dialog dan penegasan bersama, mengajak peserta untuk berbicara, menggunakan pertanyaan yang menggali tidak menginterogasi, menyadari kondisi peserta. Langkah ketiga (III) ini bertujuan untuk mengkomunikasikan nilai-nilai tradisi dan visi kristiani supaya terjangkau dan mengena bagi kehidupan peserta. Setelah itu dilanjutkan dengan langkah keempat (IV). Pada langkah keempat ini

128 111 peserta diajak untuk menemukan nilai dari pesan inti Kitab Suci untuk situasi hidupnya. Dengan kata lain peserta diajak untuk menerapkan iman kristiani dalam situasi konkret peserta. Dalam langkah keempat ini peserta diajak untuk menemukan nilai-nilai hidup yang hendak digarisbawahi berdasarkan nilai tradisi dan visi kristiani, yaitu sikap pribadi yang picik hendaknya dihilangkan dan nilai-nilai baru dikembangkan. Langkah kelima (V) memiliki kekhasan yaitu keterlibatan baru demi makin terwujudnya kerajaan Allah di dunia dengan mengusahakan suatu aksi konkret yang dibangun bersama maupun pribadi. Mengusahakan aksi konkret ini merupakan kekhasan dari katekese umat model SCP. Kelima langkah tersebut dapat diringkas sebagai berikut: mengungkapkan pengalaman hidup konkret peserta kemudian merefleksikannya secara kritis, kemudian menghadirkan tradisi dan visi kristiani sesuai dengan tema, mengkonfrontasikan pengalaman konkret peserta dengan tradisi dan visi kristiani untuk menemukan nilai-nilai baru yang sesuai dengan tradisi dan visi kristiani, selanjutnya peserta diajak membuat aksi konkret sebagai wujud keterlibatan baru pada dunia. Dari beberapa alternatif di atas, penulis memilih kegiatan katekese umat model SCP sebagai pembinaan terhadap frekuensi dan sikap dalam hidup doa. Penulis memilih kegiatan katekese umat model SCP dengan alasan bahwa kegiatan doa dan renungan pagi yang terlaksana di Rumah Sakit Santa Elisabeth selama ini terasa monoton dan kurang menarik sehingga karyawan Rumah Sakit kurang aktif dalam mengikutinya. Selain itu karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth kurang

129 112 teratur untuk merenungkan dan mendalami isi Kitab Suci baik secara pribadi maupun bersama. Hal tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang telah didapatkan oleh penulis. Sedangkan dari pengalaman praktek SCP di lingkungan yang telah dialami oleh penulis, kegiatan katekese umat model SCP membuat peserta diajak aktif berpikir, mengkonfrontasikan pengalaman hidupnya dengan Kitab Suci dan berani membuat aksi bersama maupun pribadi. Jadi penulis memilih kegiatan katekese umat model SCP untuk mempertahankan dan meningkatkan hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Kegiatan katekese umat model SCP ini dapat dilakukan di Rumah Sakit secara rutin, waktunya 1 jam dan menghasilkan aksi konkret sebagai gerakan pribadi dan bersama. Katekese umat model SCP ini bertujuan untuk meningkatkan hidup doa para karyawan Rumah Sakit, sehingga mereka mempunyai iman yang mendalam yang menjiwai pelayanannya di Rumah Sakit. Dengan demikian para karyawan Rumah Sakit semakin mampu meningkatkan profesionalitasnya yaitu memiliki pengetahuan yang luas tentang keahliannya, semakin trampil melaksanakan SOP dan selalu beretika. Profesionalitas yang dimiliki oleh para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth dapat memberikan pelayanan yang mengutamakan keselamatan manusia seutuhnya. 3. Tema dan Tujuan Berdasarkan data-data dari variabel hidup doa, aspek frekuensi hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth tergolong cukup rajin karena dihasilkan mean sebesar 84,83. Karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth yang tergolong cukup

130 113 rajin sebesar 81,25%. Sedangkan pada aspek sikap dalam hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth tergolong cukup senang karena dihasilkan mean sebesar 85,61. Karyawan Rumah Sakit yang tergolong cukup senang sebesar 75%. Pada dua aspek dari variabel hidup doa tersebut masih ada 18,75% karyawan Rumah Sakit yang kurang rajin hidup doanya dan 25% karyawan Rumah Sakit yang masih susah melaksanakan hidup doa. Dengan demikian diperlukan kegiatan pembinaan terhadap hidup doa para karyawan Rumah Sakit secara terus-menerus supaya hidup doanya semakin meningkat. Karyawan Rumah Sakit yang memiliki hidup doa yang mendalam maka ia semakin profesional dalam pelayanan. Melalui uraian di atas dan melihat para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth jarang merenungkan dan mendalami isi atau firman Tuhan yang terdapat dalam Kitab Suci maka kegiatan katekese umat model SCP bertujuan tertentu. Tujuan dari kegiatan katekese umat model SCP ialah: mengajak karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth untuk mengenal, mengakrabi, merenungkan mendalami dan mewujudkan firman Tuhan dalam pelayanan sehingga meningkatkan profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Berdasarkan tujuan di atas maka penulis memilih tema sebagai berikut: Mengakrabi Firman Tuhan Sebagai Daya Pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Melalui SCP. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah (Yoh1:1). Dalam Injil Yohanes dikatakan bahwa firman itu ada dalam Allah sebelum segala sesuatunya diciptakan. Ia telah datang ke dunia dan diutus oleh Bapa untuk menyampaikan kabar keselamatan kemudian Ia akan kembali lagi kepada Bapa setelah tugasnya selesai. Melalui uraian tersebut maka yang dimaksudkan

131 114 dengan firman Tuhan adalah Yesus Kristus. Seorang yang beriman akan berusaha mengenal Tuhan melalui firman-nya yang dapat dibaca dalam Kitab Suci dan terutama melalui Yesus Kristus yang adalah firman Allah yang utama dan sempurna (Jan Van Lierop, 1994: 41-42). Firman Tuhan yang diakrabi secara teratur akan : (1) memberikan rasa aman dalam iman, (2) menjadi pedoman hidup yang memberi arah kualitas hidup, (3) menjadikan kita bijaksana dalam mengambil keputusan-keputusan demi nilai-nilai yang diperjuangkan, (4) memberikan kemampuan serta daya untuk mewujudkannya (Darminta (1997a: 14). Tema Umum: Mengakrabi Firman Tuhan Sebagai Daya Pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Melalui SCP. Tujuan Umum: Bersama-sama pendamping, peserta mengakrabi firman Tuhan yang menjadi daya dalam pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth agar profesionalitas karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth semakin meningkat. Tema tersebut dibagi menjadi empat sub tema dan empat tujuan sub tema, supaya setiap proses pelaksanaan katekese model SCP dapat berjalan terarah. Penulis memilih sub-sub tema ini untuk menunjang tema dan tujuan umum. Ke-empat sub tema tersebut yaitu: Sub Tema 1 Tujuan :Berelasi dekat dengan firman Tuhan. :Bersama dengan pendamping peserta semakin menyadari untuk memiliki relasi yang dekat dengan firman Tuhan melalui sikap doa yang penuh kepercayaan terhadap Allah sehingga mampu meneladan sikap Yesus yang selalu mempercayakan hidup-nya pada Allah.

132 115 Sub Tema 2 Tujuan :Percaya kepada firman Tuhan. :Bersama dengan pendamping peserta semakin menyadari untuk memiliki sikap percaya kepada firman Tuhan sehingga semakin mampu meneladan sikap-sikap Yesus yang tekun dalam pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth. Sub Tema 3 Tujuan :Setia mengikuti firman Tuhan. :Bersama dengan pendamping peserta semakin menyadari untuk setia dalam mengikuti firman Tuhan sehingga semakin mampu meneladan sikap-sikap Yesus yang berani menghadapi kesulitan dalam pelayanan di Rumah Sakit maupun dalam kehidupan di tengah keluarga dan masyarakat sehari-hari. Sub Tema 4 :Melaksanakan firman Tuhan dengan berbelarasa terhadap mereka yang miskin dan menderita. Tujuan :Bersama dengan pendamping peserta semakin menyadari untuk melaksanakan fiman Tuhan dengan berbelarasa terhadap mereka yang miskin dan menderita sehingga mampu meneladan sikap Yesus yang penuh cinta dan belas kasih dalam melayani mereka yang lemah, miskin dan menderita.

133 4. Program SCP Tema Umum : Mengakrabi Firman Tuhan Sebagai Daya Pelayanan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Melalui SCP. Tema Khusus : Bersama-sama pendamping, peserta mengakrabi firman Tuhan yang menjadi daya dalam pelayanan di rumah sakit Santa Elisabeth agar profesionalitas karyawan rumah sakit Santa Elisabeth semakin meningkat. No Sub Tema Tujuan Sub Tema Materi Metode Sarana Sumber Bahan Evaluasi 1 Berelasi dekat Bersama dengan pendamping Lagu Bapa Sharing Teks lagu Bapa Luk 11: 1-13 Pendamping peserta semakin Kami gaya kelompok Kami gaya Tafsir Injil Peserta dengan firman Tuhan. menyadari untuk memiliki Jawa. Diskusi Jawa. Lukas Proses relasi yang dekat dengan Pengalaman kelompok Teks pertanyaan Inspirasi Materi firman Tuhan melalui sikap doa peserta. Refleksi pendalaman Hidup Metode doa yang penuh kepercayaan Lagu pribadi Teks lagu Tempat terhadap Allah Serahkanlah Informasi Serahkanlah Suasana sehingga mampu meneladan sikap Yesus yang selalu mempercayakan hidup-nya pada Allah. Luk 11: 1-13 Tanya Jawab Kitab Suci Perjanjian Baru Lilin dan Salib. 116

134 2 Percaya kepada firman Tuhan. Bersama dengan pendamping peserta semakin menyadari untuk memiliki Lagu Syukur Kepada-Mu Tuhan Sharing kelompok Diskusi Buku Madah Bakti Buku doa Yoh 3: 7-15 Injil dan Surat-surat Pendamping Peserta Proses sikap percaya kepada firman Latihan doa kelompok Sadhana Yohanes Materi Tuhan sehingga semakin Yesus Refleksi Teks pertanyaan Inspirasi Metode mampu meneladan sikap- Lagu pribadi pendalaman Hidup. Tempat sikap Yesus yang tekun Limpahkan Informasi Kitab Suci Tafsiran Injil Suasana dalam pelayanan di rumah Kasih-Mu Tanya Perjanjian Baru Yohanes. sakit Santa Elisabeth. Pengalaman Jawab Lilin dan salib. peserta. Yoh 3: Setia Bersama dengan pendam- Lagu Ya Yesus Sharing Buku Madah Yoh 6: Pendamping. mengikuti ping peserta semakin me- Aku Nantikan kelompok Bakti. Injil dan Peserta firman Tuhan. nyadari untuk setia dalam Latihan doa Diskusi Teks pertanyaan Surat-surat Proses mengikuti firman Tuhan Kekayaan kelompok pendalaman Yohanes Materi sehingga semakin mampu dalam Refleksi Kitab Suci Inspirasi Metode meneladan sikap-sikap Ye- Keheningan pribadi Perjanjian Baru Hidup. Tempat sus yang berani menghadapi Pengalaman Informasi Lilin dan salib. Tafsiran Injil Suasana kesulitan dalam pelayanan peserta Tanya Buku doa Yohanes 117

135 di rumah sakit maupun Lagu Gereja jawab Sadhana dalam kehidupan di tengah Bagai Bahtera keluarga dan masyarakat Yoh 6 : sehari-hari. 4 Melaksanakan Bersama dengan pendam- Lagu Tuhan Sharing Buku Madah Luk 16 : 19- Pendamping. firman Tuhan ping peserta semakin Sumber kelompok Bakti. 31 Peserta dengan berbe- menyadari untuk melaksana- Bahagia Diskusi Teks pertanyaan Tafsir Injil Proses larasa terhadap kan fiman Tuhan dengan Pengalaman kelompok pendalaman Lukas Materi mereka yang berbelarasa terhadap mereka peserta Refleksi Teks cerita Inspirasi Metode miskin dan yang miskin dan menderita Cerita Dari pribadi Dari Heart Hidup. Tempat menderita. sehingga mampu meneladan Heart Park Informasi Park Sampai Suasana sikap Yesus yang penuh Sampai Gol- Tanya Golgota cinta dan belas kasih dalam gota jawab Kitab Suci melayani mereka yang Lagu Madah Perjanjian Baru lemah, miskin dan Kasih Lilin dan salib. menderita. Luk 16:

136 Petunjuk Pelaksanaan Program Kegiatan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) Penulis mengusulkan pelaksanaan pembinaan dengan katekese umat model SCP ini diadakan setiap satu bulan sekali. Tempat pelaksanaan bisa dilaksanakan di ruang doa rumah sakit. Waktu pelaksanaan bisa diadakan hari Sabtu pagi pada jam doa dan renungan pagi yaitu jam Setiap sub tema pada program SCP dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama mendalami langkah satu dan dua, sedangkan pertemuan kedua mendalami langkah ketiga sampai lima. Selanjutnya penulis menyerahkan jadwal kegiatan pelaksanaan katekese umat model SCP pada pihak rumah sakit. 6. Contoh Persiapan Katekese Umat Model SCP A. IDENTITAS 1. Pelaksana : Elisabeth Kristi Handayani (Sr. Baptista, CB). 2. No. Mahasiswa : Tema : Setia mengikuti firman Tuhan. 4. Tujuan : Bersama dengan pendamping peserta semakin menyadari untuk setia dalam mengikuti firman Tuhan sehingga semakin mampu meneladan sikap-sikap Yesus yang berani menghadapi kesulitan dalam pelayanan di rumah sakit maupun dalam kehidupan di tengah keluarga dan masyarakat sehari-hari. 5. Peserta : Para karyawan rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran

137 Tempat : Ruang doa rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran 7. Hari/Tgl : Sabtu, 8 Oktober Waktu : WIB. 9. Model : Shared Christian Praxis. 10. Metode : -Sharing kelompok -Diskusi kelompok -Refleksi pribadi -Informasi -Tanya jawab 11. Sarana : -Buku Madah Bakti -Buku Doa Sadhana -Teks pertanyaan pendalaman -Kitab Suci Perjanjian Baru -Lilin dan Salib 12. Sumber Bahan : Yoh 6: Lembaga Biblika Indonesia (1981). Injil Dan Surat-Surat Yohanes. Yogyakarta: Kanisius. Hal Soenarja, A. (1987). Inspirasi Hidup.Yogyakarta: Kanisius. Hal Arthur W.Pink (1945). Tafsiran Injil Yohanes. Surabaya: Yakin. Hal B. PEMIKIRAN DASAR Dalam kenyataan, kita sering kurang setia dalam mengikuti perkataan Tuhan

138 121 Yesus atau firman Tuhan. Ketidaksetiaan tersebut membuat kita mudah lari ketika menghadapi kesulitan hidup, menghindari pekerjaan yang sulit dan tidak enak, tidak pergi ke gereja karena mementingkan pekerjaan, bahkan malas berdoa karena tubuh sudah terasa capek. Dalam hal ini sebagai orang yang mengimani Yesus kita mudah menjadi lemah, penakut dan mudah ikut arus yang kurang baik. Kunci keberhasilan sebagai orang yang setia dalam mengikuti firman Tuhan atau perkataan Yesus adalah berani menghadapi kesulitan baik dalam pelayanan di rumah sakit maupun hidup bersama di keluarga dan masyarakat sehari-hari. Injil Yohanes 6: menguraikan makna setia kepada perkataan-perkataan Yesus atau firman Tuhan. Setia kepada firman Tuhan berarti menerima perkataanperkataan Yesus meskipun keras namun perkataan Yesus adalah benar, tetap mengikuti dan tinggal bersama Dia meskipun pengikutnya sedikit, mempercayai bahwa Yesus adalah kebenaran itu sendiri karena segala perkataan atau firman yang disampaikan oleh Yesus adalah benar dan jalan menuju hidup kekal. Kesetiaan Petrus kepada Yesus dan firman-nya ditampakkan dalam sikap Petrus yang tidak mau pergi meninggalkan Yesus meskipun banyak orang meninggalkan Yesus karena tidak dapat menerima perkataan-nya. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus hendaknya kita setia dalam mengikuti, mendengar, menerima, percaya dan menghayati perkataan atau firman-nya secara mendalam karena perkataan Yesus adalah benar. Dengan demikian kita sebagai orang yang setia dalam mengikuti perkataan Yesus atau firman Tuhan berani menghadapi kesulitan yang terjadi dalam kehidupan ini.

139 122 Dari pertemuan ini kita berharap akan semakin menyadari untuk setia dalam mengikuti firman Tuhan atau perkataan Yesus sehingga kita mampu meneladan sikap Yesus yang penuh dengan keberanian. Dengan demikian kita tidak lagi lari dari kesulitan hidup, menghindari hal-hal yang tidak enak, mengingkari Yesus demi kesuksesan namun berani menghadapi setiap kesulitan yang terjadi dalam pelayanan di rumah sakit, keluarga dan masyarakat sehari-hari. C. PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH 1. Pembukaan a. Pengantar Bapak/Ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita berkumpul di tempat ini sebagai satu keluarga besar yaitu keluarga rumah sakit Santa Elisabeth dan keluarga kristiani yang berusaha setia dalam mengikuti firman Tuhan atau perkataan Yesus. Sebagai orang yang setia dalam mengikuti firman Tuhan atau perkataan Yesus kita hendaknya mendengar, menerima, percaya dan menghayati perkataan atau firman- Nya secara mendalam karena perkataan Yesus adalah benar. Dengan demikian iman kristiani yang kita miliki semakin berkembang. Sekaligus dalam pertemuan ini kita berharap semakin menyadari untuk setia dalam mengikuti firman-nya atau perkataan Yesus sehingga berani menghadapi kesulitan yang terjadi dalam pelayanan di rumah sakit, keluarga dan masyarakat sehari-hari. Lagu Pembukaan : Madah Bakti, No 464 Ya Yesus Aku Nantikan Ya Yesus aku tak gentar Jadilah Kau Pembimbingku

140 123 Walau aku sering ingkar Maka mohon kepada-mu Agar aku tetap setia Dalam hidup selamanya b. Doa Pembukaan Bapa yang mahakasih kami mengucap syukur atas rahmat dan kasih setia-mu sehingga kami dapat berkumpul di tempat ini sebagai satu keluarga besar yaitu keluarga rumah sakit Santa Elisabeth dan keluarga kristiani yang berusaha setia dalam mengikuti perkataan Yesus atau firman Tuhan sendiri. Bapa kami mohon rahmat-mu supaya kami dapat menggali dan mereflesikan sejauh mana kami memiliki sikap setia dalam mengikuti firman Tuhan Yesus. Berkatilah dan bimbinglah kami supaya kami mampu memperbaiki diri dalam mewujudkan sikap setia dalam mengikuti firman Tuhan atau perkataan Yesus dengan meninggalkan kecenderungan untuk lari dan menghindar dari kesulitan sehingga kami berani dalam menghadapi kesulitan dalam pelayanan di rumah sakit, keluarga dan masyarakat sehari-hari. Doa ini kami serahkan kepada-mu lewat perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin. 2. Langkah I : Mengungkap pengalaman hidup peserta a. Pemandu memimpin peserta melakukan latihan doa Kekayaan dalam Keheningan dari buku Sadhana. b. Pengungkapan makna dari latihan doa Kekayaan dalam Keheningan dari buku Sadhana: pendamping meminta salah satu atau dua peserta untuk mencoba mengungkapkan makna dari latihan doa Kekayaan dalam Keheningan. c. Makna latihan doa Kekayaan dalam Keheningan adalah sebagai berikut :

141 124 Latihan doa Kekayaan dalam Keheningan membuahhkan keheningan, ketenangan dan kedamaian dalam diri. Keheningan dapat menyingkapkan situasi dan kondisi pribadi kita kepada kita sendiri. Keheningan membantu kita untuk melihat kedalaman relasi kita dengan Tuhan terutama pelaksanaan sabda-nya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam keheningan kita dibantu untuk menyadari akan kecenderungan manusiawi kita yang seringkali tidak setia pada Yesus dengan segala perkataan-nya atau firman-nya. Keheningan membuat kita terbuka untuk bimbingan dan kehendak-nya dalam kehidupan sehari-hari lewat kesetiaan melaksanakan perkataan atau firman-nya. d. Pengungkapan pengalaman: peserta diajak untuk mendalami latihan doa tersebut dengan tuntunan beberapa pertanyaan : 1. Ceritakanlah isi dari latihan doa Kekayaan dalam Keheningan yang mengungkapkan sikap setia mengikuti segala perkataan Yesus atau firman-nya? 2. Ceritakanlah pengalaman bapak/ibu dalam mengungkapkan sikap setia mengikuti segala perkataan Yesus atau firman-nya dalam kehidupan sehari-hari? e. Arah rangkuman Dalam latihan doa tersebut kita diajak menyadari bahwa sebagai manusia, seringkali tidak setia untuk menyediakan waktu berelasi dengan Tuhan dalam keheningan. Hati yang tidak hening membuat kita kurang bijaksana memilih hal-hal yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita. Inilah yang membuat kita seringkali tidak setia mengikuti sabda atau firman Tuhan Yesus. Oleh karena itu kita berusaha mengupayakan keheningan supaya dapat memilih dan memilah antara yang baik dan buruk, sehingga kita dapat setia dalam hidup mengikuti firman-nya.

142 125 Dalam pengalaman, kita kurang mengupayakan keheningan hati dan waktu untuk berelasi dengan Tuhan serta mendengarkan sabda-nya. Keadaan ini membuat kita seringkali lari dari kesulitan, menghindari pekerjaan atau tugas yang tidak enak, mencari jalan pintas dan tidak menggunakan kesempatan dengan baik. Hal ini disebabkan karena kita kurang setia kepada firman Tuhan atau perkataan-perkataan Yesus, kita masih mencari kenikmatan dan kepuasan diri. Bahkan kita lupa sebagai orang yang beriman kepada Yesus seharusnya kita setia dan menaati firman-nya. Dengan demikian kita diajak meneladan cara hidup Yesus supaya kita menjadi berani menghadapi kesulitan yang selalu muncul dalam kehidupan ini. 3. Langkah II : Mendalami pengalaman hidup peserta a. Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau latihan doa di atas dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut 1. Mengapa bapak/ibu perlu setia dalam mengikuti perkataan-perkataan atau firman Tuhan Yesus? b. Rangkuman Sebagai orang yang beriman kepada Yesus kita perlu setia terhadap perkataan-perkataan-nya atau firman-nya karena Yesus adalah satu-satunya kebenaran dan jalan menuju hidup yang kekal. Dengan setia kepada firman-nya kita selalu diberi keberanian serta kekuatan untuk menjalani hidup di dunia yang penuh dengan tawaran-tawaran menyesatkan, sehingga kita menjadi berani dalam menghadapi kesulitan, tidak menghindari tugas atau pekerjaan yang tidak enak, tidak mencari jalan pintas atau bekerja sesuai dengan peraturan, tidak lagi mencari kenikmatan dan kepuasan diri namun melayani demi kepentingan orang banyak atau

143 126 demi kemuliaan Allah. Kesetiaan mengikuti perkataan Yesus memerlukan keheningan hati supaya kita mampu mendengarkan dan memilih sabda-nya bukan sabda kita sendiri. 4. Langkah III : Menggali pengalaman iman kristiani a. Peserta dimohon bantuannya untuk membacakan secara bergantian perikope langsung dari Kitab Suci, Injil Yohanes 6: b. Peserta diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi merenungkan dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan dibantu beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1) Ayat-ayat mana yang menunjukkan sikap setia dalam mengikuti segala firman atau perkataan Yesus? 2) Sikap-sikap mana yang ingin ditanamkan Yesus kepada kita sebagai orang yang setia mengikuti firman-nya? c. Peserta diajak untuk sendiri mencari dan menemukan pesan inti perikope sehubungan dengan jawaban atas 2 pertanyaan tersebut. d. Pendamping memberikan tafsir dari Injil Yohanes 6: dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan tujuan. Jawab Simon Petrus kepadanya: Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Ayat 68 ini memberikan penjelasan bahwa Petrus sebagai rasul Yesus memilih untuk tidak meninggalkan Yesus dan tetap setia bersama Yesus dengan segala perkataan-nya atau firman-nya. Petrus mampu mendengarkan dan percaya akan perkataan Yesus atau firman-nya

144 127 yang mengandung kebenaran. Hal ini tidak dimiliki oleh para murid yang meninggalkan Yesus karena mereka tidak percaya dan tidak dapat menerima perkataan Yesus atau firman-nya yang mengandung kebenaran. Perkataan-perkataan Yesus atau firman-nya telah masuk kedalam jiwa Petrus secara mendalam dan ia telah merasakan firman atau perkataan Yesus serta menyadari akan berkat yang telah dimilikinya. Pada ayat 69 memberikan penjelasan bahwa Petrus yakin dan tahu bahwa Kristus adalah anak Allah karena ia telah percaya akan perkataan hidup yang kekal yang didengarnya dari Yesus. Oleh karena itu pada ayat 69 dikatakan, dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah. Petrus yakin dan percaya akan perkataan Yesus atau firman-nya bukan karena ia terlebih dahulu mengetahui kebenaran-nya baru percaya namun yang pertama-tama dilakukannya adalah mempercayai dulu perkataan Yesus atau firman-nya kemudian ia melihat kebenaran yang terdapat dalam perkataan atau firman yang disampaikan oleh Yesus. Dalam perikop Yohanes 6: 61-70, Yesus memberikan penjelasan kepada para muridnya bahwa untuk mengikuti Dia mereka harus menerima dan percaya akan perkataan Yesus atau firman-nya tentang roti hidup. Namun para murid merasa kecewa, kecil hati karena mereka merasa tidak cocok dengan pandangan Yesus, mereka mempunyai pandangan yang sangat berlawanan dengan pandangan Yesus. Sehingga para murid tidak menerima dan tidak percaya terhadap perkataan atau firman Yesus dan akhirnya pergi meninggalkan Yesus Sang firman itu sendiri. Setelah para murid meninggalkan-nya, Yesus menanyakan kepada para rasulnya apakah mereka akan meninggalkan Dia juga namun Petrus selaku wakil dari para

145 128 rasul tetap menyatakan kesetiaannya dengan tetap berada bersama Yesus dan percaya serta menerima perkataan-nya atau firman-nya. Petrus menyadari dan tahu bahwa perkataan atau firman Yesus meski keras tetapi mengandung kebenaran. Perkataan atau firman Yesus tersebut sudah meresap kedalam jiwa Petrus secara mendalam. Sikap-sikap yang ingin ditampakkan Yesus dalam perikop ini adalah Yesus menawarkan kepada para murid dan rasul-nya bahwa untuk mengikuti Dia berarti menerima, percaya dan setia kepada perkataan-nya atau firman-nya, sekaligus tetap berada bersama-nya. Perkataan Yesus atau firman-nya memang keras namun perkataan Yesus atau firman-nya tersebut mengandung kebenaran karena perkataan Yesus berasal dari Allah Bapa yang mengutus-nya. Sebagai murid Yesus berarti mempunyai cara pandang yang sama dengan Yesus, percaya, menerima, mematuhi dan setia dengan segala perkataan-nya serta pengajaran-nya. 5. Langkah IV : Menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta konkret a. Pengantar Dalam pembicaraan-pembicaraan tadi kita sudah menemukan sikap-sikap yang ditampakkan oleh Yesus yang menawarkan kepada para murid dan rasul-nya bahwa untuk mengikuti Dia berarti percaya, menerima dan setia dengan segala perkataan Yesus atau firman-nya karena perkataan Yesus mengandung kebenaran. Setia kepada firman-nya juga berarti tetap tinggal bersama-nya dalam keadaaan dan situasi apapun. Sikap Yesus tersebut diterapkan dalam situasi peserta sebagai orang yang mengimani Yesus dalam perutusannya di rumah sakit, keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Sebagai orang yang mengimani Yesus kita perlu percaya, menerima, setia mengikuti dan melaksanakan segala perkataan Yesus atau firman-

146 129 Nya. Perkataan atau firman Tuhan Yesus memang kadang-kadang tidak mengenakkan bagi kita tetapi perkatan-nya itu benar. Dalam perjalanan hidup seringkali kita mudah menghindari kesulitan, lari dari hal-hal yang tidak mengenakkan, dan masih sibuk mencari kenikmatan-kenikmatan sesaat sehingga kita tak mampu menghadirkan diri sebagai orang yang setia mengikuti firman Tuhan Yesus. Namun dalam pertemuan kali ini kita disadarkan kembali akan tugas kita sebagai orang yang setia dalam mengikuti perkataan Yesus atau firman-nya dengan berani menghadapi kesulitan-kesulitan maupun hal-hal yang tidak enak yang selalu hadir dalam perutusan baik di rumah sakit, keluarga maupun di lingkungan masyarakat. b. Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin menghayati dan menyandarkan diri pada Allah satu-satunya pedoman bagi langkah hidup kita dalam menapaki perutusan menghadirkan perkataan Yesus atau firman-nya yang kita setiai dengan mencoba merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini sebagai berikut? 1) Sikap-sikap berani apa saja yang bisa kita perjuangkan sebagai orang yang setia dalam mengikuti firman Tuhan Yesus? c. Peserta diberi waktu hening untuk merenungkan secara pribadi akan pesan Injil dengan situasi konkret bapak/ibu sebagai orang yang setia mengikuti perkataan Yesus atau firman Tuhan. Kemudian peserta diberi kesempatan untuk mengungkapkan hasil renungan pribadinya itu. d. Arah rangkuman penerapan pada situasi peserta : Yesus memberikan tawaran kepada kita sebagai orang yang setia dalam mengikuti firman-nya untuk menerima, percaya dan melaksanakan perkataan-nya

147 130 sehingga kita menjadi berani menghadapi segala kesulitan yang ada dalam hidup. Selain itu kita juga berani menghadapi hal-hal yang tidak mengenakkan yang kita temui dalam pelayanan di rumah sakit, hidup bersama sebagai keluarga maupun di masyarakat. Kita berani untuk tidak ikut-ikutan melakukan yang tidak benar, berani menegur orang lain jika melakukan kesalahan, berani menerima tantangan dan tidak mengeluh dalam pekerjaan yang sulit dan berani menjadi teladan dalam masyarakat sekitar. Dengan demikian kita harus meninggalkan kecenderungan kita yang selalu takut dan menghindar dari hal-hal yang tidak mengenakkan atau hal-hal yang sulit sehingga menghambat kesetiaan kita dalam mengikuti-nya. Marilah kita kembali menyadari tugas dan peran kita sebagai orang yang setia dalam mengikuti perkataan Yesus atau firman Tuhan dengan berani menghadirkan firman Yesus dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kesulitan. Memang tidak mudah mempunyai sikap berani terlebih dihadapkan pada kesulitan dalam karya pelayanan di rumah sakit maupun kehidupan bersama dalam keluarga maupun masyarakat, kita pasti mengalami pergumulan kalau dihadapkan pada kemanusiaan kita, namun dengan rahmat serta kekuatan Allah kita sebagai orang yang setia mengikuti firman Yesus dimampukan untuk meneladan Yesus yang berani menghadapi kesulitan hidup sehari-hari. Kita diajak pula menyadari akan pentingnya keheningan dan waktu berelasi dengan Tuhan Yesus supaya kita mampu bertugas serta berperan sebagai orang yang setia mengikuti perkataan-nya atau firman-nya. 6. Langkah V : Mengusahakan suatu aksi konkret a. Pengantar Bapak/ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, setelah kita bersama-sama

148 131 menggali pengalaman kita sebagai orang yang berusaha setia mengikuti segala perkataan Yesus atau firman-nya lewat latihan doa Kekayaan dalam Keheningan yang mengungkapkan bahwa keheningan dapat menyingkapkan situasi dan kondisi diri kita. Keheningan juga membantu kita melihat kedalaman relasi kita dengan Tuhan terutama pelaksanaan sabda-nya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam keheningan kita dibantu untuk menyadari akan kecenderungan manusiawi kita yang seringkali tidak setia pada Yesus dengan segala perkataan-nya atau firman-nya. Keheningan membuat kita terbuka untuk bimbingan dan kehendak-nya dalam kehidupan sehari-hari lewat kesetiaan melaksanakan perkataan atau firman-nya. Demikianlah pengalaman kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus perlu setia kepada segala perkataan atau firman-nya karena kita begitu terbatas dan cenderung untuk menghindari hal-hal yang sulit dan tidak mengenakkan dalam kehidupan kita. Dengan selalu setia dalam mengikuti firman-nya kita menjadi berani menghadapi kesulitan maupun hal-hal atau tantangan yang selalu datang dalam hidup ini. Dari pengalaman iman Yohanes dalam Injilnya kita memahami Yesus yang memberikan penjelasan kepada para murid dan rasul-nya bahwa untuk mengikuti Dia berarti percaya, menerima serta setia kepada perkataan-nya dan tetap berada bersama-nya dalam situasi apapun. Perkataan Yesus memang keras namun perkataan-nya atau firman-nya mengandung kebenaran karena perkataan Yesus berasal dari Allah Bapa yang mengutus-nya. Sebagai murid Yesus berarti mempunyai cara pandang yang sama dengan Yesus, percaya dan menerima segala pengajaran serta perkataan-nya, mematuhi dan setia pada perkataan-nya. Kita sebagai orang yang berusaha setia

149 132 dalam mengikuti firman-nya telah mendapat cara pandang baru, semangat baru, harapan baru dan kemauan untuk semakin meningkatkan pelayanan baik di rumah sakit, keluarga maupun lingkungan masyarakat dengan berani menghadapi segala kesulitan hidup. Dalam perjalanan perutusan kita sebagai orang yang setia mengikuti firmannya, kita senantiasa menyadari bahwa Allah sungguh menyertai, menjaga, melindungi dan membimbing kita bahkan dalam kesulitan dan permasalahan yang kita hadapi sehari-hari. Marilah kita sekarang memikirkan niat dan tindakan apa yang dapat kita perbuat sebagai orang yang setia mengikuti firman-nya untuk berani menghadapi kesulitan baik di tempat karya yaitu rumah sakit Santa Elisabeth, keluarga maupun di tengah masyarakat. b. Memikirkan niat-niat dan bentuk keterlibatan kita (pribadi atau kelompok) untuk lebih meningkatkan pelayanan di lingkungan tempat tinggal, tempat karya dan di tengah masyarakat kita, sesuai dengan teladan dan ajaran yang dikehendaki oleh Kristus. 1) Niat apa yang hendak kita lakukan supaya kita berani menghadapi kesulitan hidup sehari-hari? c. Selanjutnya peserta diberi kesempatan dalam suasana hening memikirkan sendirisendiri tentang niat-niat pribadi/bersama yang akan dilakukan. d. Niat-niat pribadi dapat diungkapkan dalam pleno untuk saling meneguhkan. Pendamping mengajak peserta untuk membicarakan dan mendiskusikan bersama guna menentukan niat konkret bersama yang dapat segera diwujudkan.

150 Penutup a. Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, pendamping mengajak peserta untuk hening sejenak meresapkan niat konkret bersama yang telah disepakati. Sementara lilin dan salib dapat diletakkan di tengah peserta untuk kemudian dinyalakan. b. Kesempatan doa umat yang diawali oleh pendamping dan doa tersebut sehubungan dengan tema serta kebutuhan peserta. Setelah itu doa umat dapat disusul secara spontan oleh peserta yang lain. c. Doa Penutup Tuhan Yesus Kristus kami mengucap syukur dan terima kasih karena dengan setia mengikuti firman-mu atau perkataan-mu kami tidak perlu menghindari kesulitan, lari dari hal-hal yang tidak enak dan selalu mencari kenikmatan hidup. Dengan percaya, menerima, setia kepada perkataan atau firman-mu yang mengandung kebenaran dan selalu tinggal bersama-mu maka kami menjadi berani mengarungi hidup yang penuh dengan tantangan serta kesulitan. Kami sebagai orang yang setia mengikuti segala perkataan atau firman-mu diajak untuk selalu berani menghadirkan firman-mu dalam seluruh kehidupan kami. Berkatilah niat-niat yang akan kami usahakan sebagai perwujudan mengupayakan keberanian dalam menghadapi kesulitan serta segala hal yang tidak enak dalam hidup ini. Akhirnya kami mempersembahkan seluruh diri kami kepada-mu, karena hanya Engkaulah Tuhan dan Allah kami. Amin. d. Sesudah doa penutup, pertemuan diakhiri dengan lagu penutup dari Madah Bakti, No. 518 Gereja Bagai Bahtera

151 134 Gereja Bagai Bahtera Gereja bagai bahtera mengarungi jaman Bila hati kesunyian ketakutan dating Kristulah bintang tauladan tumpuan harapan, kobarkan semangat juang Namun ingatlah bahtera jangan putus asa teguhkanlah iman Walau berat pelayaran, tetaplah bertahan Ref : Mari bersatu mari berpadu dalam satu iman dalam Kristus Tuhan sampai ke tujuan Dosen Pembimbing Pelaksana FX. Dapiyanta SFK, M.Pd. Elisabeth Kristi H (Sr. Baptista,CB) Mengetahui Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth dr. Rijantono. FM

152 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis akan menegaskan kembali beberapa hal yang perlu ditingkatkan lebih lanjut sehubungan dengan pengaruh hidup doa terhadap profesionalitas karyawan Rumah Sakit. A. Kesimpulan Dari kajian teori, penelitian serta pembahasan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hidup doa merupakan kebiasaan rutin menyediakan waktu dan kesempatan untuk menjalin relasi serta berkomunikasi dengan Tuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan mendoakan doa-doa harian, membaca Kitab Suci, rosario, mengikuti pendalaman iman, mengikuti Perayaan Ekaristi, kontemplasi, meditasi, rekoleksi, retret dan evaluasi. Doa merupakan ungkapan iman yang paling kelihatan dan melalui doa manusia mengalami persatuan dengan Allah. Dengan demikian manusia dimungkinkan selalu patuh atau tunduk pada hal-hal yang baik. Sedangkan profesionalitas karyawan Rumah Sakit merupakan keahlian yang harus dimiliki oleh karyawan Rumah Sakit dalam melaksanakan profesinya. Keahlian tersebut berdasarkan pada tiga hal yaitu penguasaan ilmu, keterampilan dan etika. Profesionalitas karyawan Rumah Sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: kondisi dan situasi tempat bekerja, relasi, gaji, karier, kepuasan konsumen, penghayatan iman seseorang yang tampak pada sikap-sikap positif yang sesuai

153 136 dengan kode etik profesinya dan kepribadian seseorang seperti minat, bakat serta motivasi. 2. Pada hasil penelitian hidup doa para karyawan Rumah Sakit diperoleh nilai ratarata (mean) sebesar 251,7. Pada masing-masing sub variabel diperoleh nilai ratarata (mean) yaitu 84,83 untuk frekuensi hidup doa dan 85,61 untuk sikap dalam hidup doa. Dengan demikian para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran memiliki hidup doa yang cukup baik, meskipun mereka jarang melakukan doa bersama dan membaca Kitab Suci dalam keluarga. Hal ini diakibatkan oleh jadwal kerja yang tidak tentu. Secara umum para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran memiliki hidup doa yang cukup baik terutama dalam melakukan doa pribadi, Perayaan Ekaristi, rosario pribadi dan lingkungan juga rekoleksi. 3. Pada hasil penelitian profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran diperoleh nilai rata-rata (mean) yaitu 126,72. Pada masing-masing sub variabel diperoleh nilai rata-rata (mean) 108,19 untuk pelaksanaan SOP dan 18,53 untuk etika yang terwujud dalam sikap peduli pada keselamatan dan kesejahteraan pasien, menghargai sesama sebagai pribadi yang bermartabat, memegang teguh prinsip moral dan bertindak benar. Hal ini menandakan bahwa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran cukup profesional dalam pelayanan meskipun pada awalnya pelayanan di Rumah Sakit dipandang sebagai rutinitas saja. Secara umum para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran cukup profesional dalam pelayanan.

154 Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh hidup doa dinyatakan dalam bilangan koefisien determinasi sebesar 0,932 atau 93,2 % dengan signifikansi 0,000. Dengan demikian hidup doa berpengaruh signifikan dan positif terhadap profesionalitas karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Dengan kata lain hidup doa sangat berpengaruh terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. B. Saran Pada penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa hidup doa memiliki pengaruh yang besar yaitu 93,2 % terhadap profesionalitas para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Pada masing-masing sub variabel dari variabel hidup doa diperoleh nilai rata-rata (mean) 84,83 untuk frekuensi hidup doa dan 85,61 untuk sikap dalam hidup doa, kedua nilai rata-rata ini masuk kategori cukup. Dengan demikian penulis melihat bahwa hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran cukup baik. Oleh karena itu penulis menyampaikan saran-saran yang bisa digunakan untuk memelihara, mempertahankan dan meningkatkan hidup doa para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran. Saran tersebut yaitu pihak Rumah Sakit perlu mengadakan buku-buku atau bacaan rohani yang dapat menunjang hidup doa para karyawan Rumah Sakit. Selain itu Rumah Sakit dapat menambahkan kegiatan-kegiatan rohani yang belum ada misalnya saja rosario bersama setiap bulan Maria, meditasi terpimpin, belajar tentang pembedaan roh dan retret.

155 138 Disamping itu perlu adanya pembinaan bagi para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran seperti yang diusulkan oleh penulis yaitu pembinaan katekese umat dengan model Shared Christian Praxis (SCP). Tujuan dari katekese umat dengan model SCP ialah memelihara, mempertahankan dan meningkatkan hidup doa para karyawan Rumah Sakit khususnya dalam bersikap dan keteraturan melaksanakan hidup doa. Melalui katekese umat dengan model SCP karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth juga diajak berefleksi baik secara pribadi maupun bersama untuk menemukan sesuatu yang berguna bagi kualitas hidup doanya. Dengan demikian para karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth semakin mampu memelihara, mempertahankan dan meningkatkan hidup doanya sehingga semakin profesional dalam pelayanan supaya siapa saja yang datang ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran mengalami keselamatan secara utuh. Hal ini membuat Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran dapat menjadi kepercayaan masyarakat sekitarnya.

156 139 DAFTAR PUSTAKA Agudo, Philomena. (1988). Aku Memilih Engkau. Yogyakarta: Kanisius. Alma Buchari, dkk. (2009). Guru Profesional. Bandung: Alfabeta. Dapiyanta, F.X. (2008). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah. Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran untuk Mahasiswa Semester III, Pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Darminta, J. (1992). Memahami Doa Bapa Kami. Yogyakarta: Kanisius.. (1995). Mistik, Devosi, & Hidup Rohani: Seri Spiritualitas Kristen. Yogyakarta: Kanisius.. (1997a). Sabda di Bukit: Seri Spiritualitas Kristen. Yogyakarta: Kanisius.. (1997b). Doa dan Pengolahan Hidup: Seri Spiritualitas Kristen. Yogyakarta: Kanisius. Departemen Kesehatan RI. (2008). Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Jakarta: Depkes. Dewan Pimpinan Rakyat RI. (1992). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Jakarta: CV. Shaqina. Dewan Pimpinan Umum. (1989).Konstitusi beserta Direktorium Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus. Kalangan sendiri. Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Propinsi DIY. (2008). Undang-Undang RI Nomor 13 Tentang Ketenagakerjaan. Kalangan sendiri. Francini. (1990, April). Zaman Ini Gereja Membutuhkan Rasul Profesional Atau Kharismatis? dalam Rohani. Tahun XXXVII. h Hadi Sutrisno. (2004a). Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Andi.. (2004b). Statistik 3. Yogyakarta: Penerbit Andi.. (2004c). Statistik 2. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hardono, Hadi. (1990, April). Spesialisasi Studi Sebagai Pendukung Profesionalisme dalam Merasul dalam Rohani. Tahun XXXVII. h.139. Hetu, Inocens Ruben. (2007). Tahap-Tahap Doa Kodrati: Seri Pengalaman Mistik St. Theresia Avila. Yogyakarta: Kanisius. Isnawati Nurlaela. (2010). Guru Positif-Motivatif. Yogyakarta: Laksana. Jan Van Lierop, Peter. (1994). Pendalaman Iman. Flores: Penerbit Nusa Indah. Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. Kunandar. (2009). Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Lukasik, A. (1991). Memahami Perayaan Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius. Manning, Marilyn. (2010). Profesionalisme di Kantor. Jakarta: PT Indeks. Martini, C.M. (1987). Menyelami Alam Doa. Yogyakarta: Kanisius. Menteri Kesehatan. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Praktik Kedokteran Dilengkapi: Keputusan Menteri Kesehatan Tahun Jakarta: CV. Eko Jaya. Nawawi Hadari. (2006). Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

157 140 Nouwen, Henri.J.M., Mcneill P. Donald & Morrison A. Duoglas. (1987). Sehati Seperasaan. Yogyakarta: Kanisius. Panitia Spiritualitas. (1979). Mengikuti Kristus. Yogyakarta: Kanisius. PERSI. (1999). Kode Etik Rumah Sakit Indonesia. Kalangan sendiri. Prasetya Tembong, G. & Murdoko Hari Widijo, E. (2002). Sukses Menjadi Karyawan Profesional. Jakarta:Gramedia. Propinsi Gerejani Ende. (1995). Katekismus Gereja Katolik, terj. P. Herman Embuiru, SVD. Ende: Arnoldus. Purwawidyana. (1990, April). Profesionalitas Kerasulan dalam Mewujudkan Arah Dasar KAS dalam Rohani. Tahun XXXVII. h Putranta. (1990, April). Katekis dalam Iklim Profesionalisme dalam Rohani. Tahun XXXVII. h.129. Riduwan, Rusyana Adun & Enas. (2011). Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta. Riduwan. (2004). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.. (2009). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Sardiman. (2010). Interaksi &Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sumarno Ds., M. (2009). Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk Mahasiswa Semester VI, Pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sumaryono, E. (1995). Etika Profesi Hukum. Yogyakarta: Kanisius. Team STFT. (1977). Damai Bagimu: Ajaran Agama Katolik. Yogyakarta: Kanisius. Thoifuri. (2008). Menjadi Guru Inisiator. Semarang: RaSAIL Media Group. Verbeek, C. (1981). Dasar-Dasar Hidup Religius Hidup Dalam Roh: Seri Hidup Dalam Roh 3. Yogyakarta: Kanisius. Yayasan Panti Rapih. (2002a). Standar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Kalangan sendiri.. (2002b). Instrumen Standar Operasional Prosedur. Kalangan sendiri.. (2006). Guiding Principles Spiritualitas CB Pelayanan Kesehatan. Kalangan sendiri.

158 (1) Lampiran 1 : Skala sikap penelitian DOKTER Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

159 (2) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

160 (3) 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman. 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga.

161 (4) 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga. 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan.

162 (5) 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Saya mengadakan wawancara dengan pasien saat pemeriksaan. melaksanakan melaksanakan 27. Saya mewawancarai pasien dan keluarganya pada saat pemeriksaan. melaksanakan melaksanakan 28. Saya memeriksa kondisi fisik pasien. melaksanakan melaksanakan 29. Saya memeriksa kondisi mental pasien. melaksanakan melaksanakan 30. Saya menentukan pemeriksaan penunjang bagi pasien. melaksanakan melaksanakan 31. Saya mencermati kembali hasil pemeriksaan penunjang dengan penyakit pasien. melaksanakan melaksanakan

163 (6) 32. Saya menegakkan diagnosis terhadap penyakit yang diderita pasien. melaksanakan melaksanakan 33. Menegakkan diagnosis dengan tepat. melaksanakan melaksanakan 34. Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien. melaksanakan melaksanakan 35. Mengadakan tindakan kedokteran/kedokteran gigi. melaksanakan melaksanakan 36. Saya menulis resep obat yang dibutuhkan pasien. melaksanakan melaksanakan 37. Saya menulis alat kesehatan yang dibutuhkan pasien. melaksanakan melaksanakan 38. Saya menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi untuk pasien. melaksanakan melaksanakan 39. Saya cermat atau teliti dalam pelayanan. 40. Saya mempunyai semangat yang tinggi dalam pelayanan. 41. Saya mengusahakan berbagai cara saat menghadapi kesulitan. 42. Saya mengutamakan keselamatan atau kesembuhan pasien.

164 (7) 43. Saya melayani dengan sepenuh hati. 44. Saya memperhatikan kebutuhan sesama. 45. Saya cepat tanggap terhadap kebutuhan sesama. 46. Saya menyapa semua orang dengan ramah. 47. Saya tersenyum dengan siapa saja yang saya jumpai. 48. Saya melayani sesama dengan hormat. 49. Saya dapat merasakan penderitaan pasien. 50. Saya melayani siapa saja yang datang di rumah sakit Santa Elisabeth. 51. Saya berani mengatakan benar jika kenyataannya benar dan salah jika kenyataannya salah. 52. Saya memegang teguh etika profesi. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan jujur. 54. Saya berani mengakui kesalahan. 55. Saya bertanggung jawab terhadap profesi saya.

165 (8) 56. Saya menghadapi kesulitan dengan tenang. 57. Saya berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesi saya. 58. Saya menyelesaikan setiap tugas pelayanan dengan cepat. 59. Saya mengadakan evaluasi diri jika ada kesalahan dalam pelayanan. 60. Saya melakukan refleksi diri setelah satu hari melayani pasien atau sesama.

166 (9) PERAWAT Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

167 (10) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

168 (11) 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman.

169 (12) 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga. 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga.

170 (13) 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan. 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Saya mengumpulkan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. melaksanakan melaksanakan 27. Saya mencatat dan menganalisis data pasien sesuai standar dan format yang ada. melaksanakan melaksanakan 28. Menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan. melaksanakan melaksanakan 29. Bekerjasama dengan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya supaya data pengkajian valid. melaksanakan melaksanakan

171 (14) 30. Mengkaji ulang dan merevisi data pengkajian berdasarkan data terbaru. melaksanakan melaksanakan 31. Menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan. melaksanakan melaksanakan 32. Merencanakan tindakan keperawatan. melaksanakan melaksanakan 33. Mendokumentasikan rencana keperawatan. melaksanakan melaksanakan 34. Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan. melaksanakan melaksanakan 35. Mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan. melaksanakan melaksanakan 36. Menginformasikan pada pasien tentang status kesehatannya dan fasilitas kesehatan yang tersedia. melaksanakan melaksanakan 37. Menyusun rencana evaluasi hasil tindakan secara komprehensif dan tepat waktu. melaksanakan melaksanakan 38. Mendokumentasikan hasil evaluasi perkembangan kesehatan pasien dan memodifikasi perencanaan. melaksanakan melaksanakan

172 (15) 39. Saya cermat atau teliti dalam pelayanan. 40. Saya mempunyai semangat yang tinggi dalam pelayanan. 41. Saya mengusahakan berbagai cara saat menghadapi kesulitan. 42. Saya mengutamakan keselamatan atau kesembuhan pasien. 43. Saya melayani dengan sepenuh hati. 44. Saya memperhatikan kebutuhan sesama. 45. Saya cepat tanggap terhadap kebutuhan sesama. 46. Saya menyapa semua orang dengan ramah. 47. Saya tersenyum dengan siapa saja yang saya jumpai. 48. Saya melayani sesama dengan hormat. 49. Saya dapat merasakan penderitaan pasien. 50. Saya melayani siapa saja yang datang di rumah sakit Santa Elisabeth. 51. Saya berani mengatakan benar jika kenyataannya benar dan salah jika kenyataannya salah.

173 (16) 52. Saya memegang teguh etika profesi. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan jujur. 54. Saya berani mengakui kesalahan. 55. Saya bertanggung jawab terhadap profesi saya. 56. Saya menghadapi kesulitan dengan tenang. 57. Saya berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesi saya. 58. Saya menyelesaikan setiap tugas pelayanan dengan cepat. 59. Saya mengadakan evaluasi diri jika ada kesalahan dalam pelayanan. 60. Saya melakukan refleksi diri setelah satu hari melayani pasien atau sesama.

174 (17) PETUGAS LABORATORIUM (ANALIS KESEHATAN) Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

175 (18) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

176 (19) 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman.

177 (20) 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga. 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga.

178 (21) 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan. 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Mempersiapkan ruang kerja sebelum melakukan pemeriksaan. melaksanakan melaksanakan 27. Mempersiapkan peralatan kerja sebelum melakukan pemeriksaan. melaksanakan melaksanakan 28. Mengadakan pendekatan pada pasien dalam pengambilan sampel. melaksanakan melaksanakan 29. Memberikan motivasi agar pasien mau berperan serta dalam pemeriksaan. melaksanakan melaksanakan

179 (22) 30. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar teman satu ruangan. melaksanakan melaksanakan 31. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dengan teman unit lain. melaksanakan melaksanakan 32. Mempertahankan pelaksanaan sistem pencatatan di unit laboratorium. melaksanakan melaksanakan 33. Mempertahankan pelaksanaan sistem pelaporan di unit laboratorium. melaksanakan melaksanakan 34. Meningkatkan pelaksanaan sistem pencatatan di unit laboratorium. melaksanakan melaksanakan 35. Meningkatkan pelaksanaan sistem pelaporan di unit laboratorium. melaksanakan melaksanakan 36. Mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaan laboratorium dalam sistem pencatatan kepada pihak yang bersangkutan. melaksanakan melaksanakan 37. Mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaan laboratorium dalam sistem pelaporan kepada pihak yang bersangkutan. melaksanakan melaksanakan 38. Menghadiri pertemuan berkala yang berkaitan dengan pelayanan laboratorium. melaksanakan melaksanakan

180 (23) 39. Saya cermat atau teliti dalam pelayanan. 40. Saya mempunyai semangat yang tinggi dalam pelayanan. 41. Saya mengusahakan berbagai cara saat menghadapi kesulitan. 42. Saya mengutamakan keselamatan atau kesembuhan pasien. 43. Saya melayani dengan sepenuh hati. 44. Saya memperhatikan kebutuhan sesama. 45. Saya cepat tanggap terhadap kebutuhan sesama. 46. Saya menyapa semua orang dengan ramah. 47. Saya tersenyum dengan siapa saja yang saya jumpai. 48. Saya melayani sesama dengan hormat. 49. Saya dapat merasakan penderitaan pasien. 50. Saya melayani siapa saja yang datang di rumah sakit Santa Elisabeth. 51. Saya berani mengatakan benar jika kenyataannya benar dan salah jika kenyataannya salah.

181 (24) 52. Saya memegang teguh etika profesi. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan jujur. 54. Saya berani mengakui kesalahan. 55. Saya bertanggung jawab terhadap profesi saya. 56. Saya menghadapi kesulitan dengan tenang. 57. Saya berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesi saya. 58. Saya menyelesaikan setiap tugas pelayanan dengan cepat. 59. Saya mengadakan evaluasi diri jika ada kesalahan dalam pelayanan. 60. Saya melakukan refleksi diri setelah satu hari melayani pasien atau sesama.

182 (25) PETUGAS FARMASI Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

183 (26) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

184 (27) 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman.

185 (28) 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga. 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga.

186 (29) 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan. 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Menyiapkan ruang kerja, sarana dan peralatan. melaksanakan melaksanakan 27. Memelihara kebersihan, kerapihan dan keamanan di dalam lingkungan unit farmasi. melaksanakan melaksanakan 28. Melayani permintaan obat dan alat kesehatan dari unit perawatan. melaksanakan melaksanakan 29. Menyiapkan persediaan obat untuk unit perawatan pada hari yang bersangkutan. melaksanakan melaksanakan

187 (30) 30. Melayani resep dari unit perawatan. melaksanakan melaksanakan 31. Memasukkan data pengeluaran obat dan alat kesehatan ke dalam komputer. melaksanakan melaksanakan 32. Membuat laporan tertulis sebagai pertanggungjawaban dalam pelayanan di unit farmasi. melaksanakan melaksanakan 33. Memberikan penjelasan kepada klien mengenai penggunaan obat yang diberikan sesuai resep dokter. melaksanakan melaksanakan 34. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan diri melalui pertemuan ilmiah. melaksanakan melaksanakan 35. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan diri melalui diskusi kelompok. melaksanakan melaksanakan 36. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan diri melalui seminar. melaksanakan melaksanakan 37. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan diri dengan membaca buku-buku farmasi. melaksanakan melaksanakan 38. Mengikuti pertemuan staf di unit farmasi. melaksanakan melaksanakan

188 (31) 39. Saya cermat atau teliti dalam pelayanan. 40. Saya mempunyai semangat yang tinggi dalam pelayanan. 41. Saya mengusahakan berbagai cara saat menghadapi kesulitan. 42. Saya mengutamakan keselamatan atau kesembuhan pasien. 43. Saya melayani dengan sepenuh hati. 44. Saya memperhatikan kebutuhan sesama. 45. Saya cepat tanggap terhadap kebutuhan sesama. 46. Saya menyapa semua orang dengan ramah. 47. Saya tersenyum dengan siapa saja yang saya jumpai. 48. Saya melayani sesama dengan hormat. 49. Saya dapat merasakan penderitaan pasien. 50. Saya melayani siapa saja yang datang di rumah sakit Santa Elisabeth. 51. Saya berani mengatakan benar jika kenyataannya benar dan salah jika kenyataannya salah.

189 (32) 52. Saya memegang teguh etika profesi. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan jujur. 54. Saya berani mengakui kesalahan. 55. Saya bertanggung jawab terhadap profesi saya. 56. Saya menghadapi kesulitan dengan tenang. 57. Saya berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesi saya. 58. Saya menyelesaikan setiap tugas pelayanan dengan cepat. 59. Saya mengadakan evaluasi diri jika ada kesalahan dalam pelayanan. 60. Saya melakukan refleksi diri setelah satu hari melayani pasien atau sesama.

190 (33) PETUGAS RADIOLOGI Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

191 (34) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

192 (35) 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman. 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga.

193 (36) 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga. 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan.

194 (37) 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Saya memeriksa perangkat kerja yang akan dipakai. melaksanakan melaksanakan 27. Saya mempersiapkan perangkat kerja yang akan dipakai. melaksanakan melaksanakan 28. Saya membersihkan perangkat kerja yang akan dipakai. melaksanakan melaksanakan 29. Pemeriksaan radiologi polos dan kontras sesuai dengan cara kerjanya. melaksanakan melaksanakan 30. Melakukan prosesing film sesuai dengan langkah-langkah kerjanya atau prosedurnya. melaksanakan melaksanakan 31. Menyiapkan foto yang sudah diproses dan sudah kering untuk dokter radiologi atau dokter pengirim. melaksanakan melaksanakan

195 (38) 32. Membantu dokter melakukan pemeriksaan USG. melaksanakan melaksanakan 33. Memelihara semua peralatan yang telah dipakai agar siap pakai. melaksanakan melaksanakan 34. Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai agar siap pakai. melaksanakan melaksanakan 35. Mencatat kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan di unit radiologi. melaksanakan melaksanakan \ 36. Melaporkan kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan di unit radiologi. melaksanakan melaksanakan 37. Menjalin kerjasama yang baik antar staf di unit radiologi. melaksanakan melaksanakan 38. Menjalin kerjasama yang baik dengan unit lain. melaksanakan melaksanakan 39. Saya cermat atau teliti dalam pelayanan. 40. Saya mempunyai semangat yang tinggi dalam pelayanan. 41. Saya mengusahakan berbagai cara saat menghadapi kesulitan. 42. Saya mengutamakan keselamatan atau kesembuhan pasien.

196 (39) 43. Saya melayani dengan sepenuh hati. 44. Saya memperhatikan kebutuhan sesama. 45. Saya cepat tanggap terhadap kebutuhan sesama. 46. Saya menyapa semua orang dengan ramah. 47. Saya tersenyum dengan siapa saja yang saya jumpai. 48. Saya melayani sesama dengan hormat. 49. Saya dapat merasakan penderitaan pasien. 50. Saya melayani siapa saja yang datang di rumah sakit Santa Elisabeth. 51. Saya berani mengatakan benar jika kenyataannya benar dan salah jika kenyataannya salah. 52. Saya memegang teguh etika profesi. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan jujur. 54. Saya berani mengakui kesalahan. 55. Saya bertanggung jawab terhadap profesi saya.

197 (40) 56. Saya menghadapi kesulitan dengan tenang. 57. Saya berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesi saya. 58. Saya menyelesaikan setiap tugas pelayanan dengan cepat. 59. Saya mengadakan evaluasi diri jika ada kesalahan dalam pelayanan. 60. Saya melakukan refleksi diri setelah satu hari melayani pasien atau sesama.

198 (41) PETUGAS FISIOTERAPI Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

199 (42) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

200 (43) 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman. 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga.

201 (44) 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga. 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan.

202 (45) 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Merawat peralatan kerja dengan baik dan benar. melaksanakan 27. Menata dan menjaga ruang kerja. melaksanakan melaksanakan melaksanakan 28. Menata dan memelihara alur pasien yang datang. melaksanakan melaksanakan 29. Menseleksi pesanan fisioterapi berdasarkan kondisi pasien. melaksanakan melaksanakan 30. Menentukan jadwal pelayanan berdasarkan pesanan yang masuk dan kondisi pasien. melaksanakan melaksanakan 31. Anamnese dan pemeriksaan fisik untuk menentukan lokasi dan tindakan yang akan dilakukan. melaksanakan melaksanakan

203 (46) 32. Evaluasi terhadap hasil tindakan dan menentukan tindak lanjutnya. melaksanakan melaksanakan 33. Memberikan penjelasan dan tindak lanjut kepada pasien. melaksanakan melaksanakan 34. Mengembalikan pasien rawat jalan kepada dokter pengirim dan disertai surat pengantar. melaksanakan melaksanakan 35. Mengantar kembali pasien rawat inap ke ruangan dengan catatan tindakan di lembar rekam medis. melaksanakan melaksanakan 36. Melayani kebutuhan dan penggunaan alat bantu bagi pasien yang membutuhkannya. melaksanakan melaksanakan 37. Mencatat dan melaporkan pelayanan fisioterapi baik harian, bulanan dan tahunan. melaksanakan melaksanakan 38. Menghadiri pertemuan staf dan unit terkait. melaksanakan melaksanakan 39. Saya cermat atau teliti dalam pelayanan. 40. Saya mempunyai semangat yang tinggi dalam pelayanan. 41. Saya mengusahakan berbagai cara saat menghadapi kesulitan.

204 (47) 42. Saya mengutamakan keselamatan atau kesembuhan pasien. 43. Saya melayani dengan sepenuh hati. 44. Saya memperhatikan kebutuhan sesama. 45. Saya cepat tanggap terhadap kebutuhan sesama. 46. Saya menyapa semua orang dengan ramah. 47. Saya tersenyum dengan siapa saja yang saya jumpai. 48. Saya melayani sesama dengan hormat. 49. Saya dapat merasakan penderitaan pasien. 50. Saya melayani siapa saja yang datang di rumah sakit Santa Elisabeth. 51. Saya berani mengatakan benar jika kenyataannya benar dan salah jika kenyataannya salah. 52. Saya memegang teguh etika profesi. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan jujur. 54. Saya berani mengakui kesalahan.

205 (48) 55. Saya bertanggung jawab terhadap profesi saya. 56. Saya menghadapi kesulitan dengan tenang. 57. Saya berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesi saya. 58. Saya menyelesaikan setiap tugas pelayanan dengan cepat. 59. Saya mengadakan evaluasi diri jika ada kesalahan dalam pelayanan. 60. Saya melakukan refleksi diri setelah satu hari melayani pasien atau sesama.

206 (49) PETUGAS PENGATUR GIZI Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

207 (50) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

208 (51) 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman. 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga.

209 (52) 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga. 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan.

210 (53) 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Setiap hari mempersiapkan sarana untuk memproduksi makanan. melaksanakan melaksanakan 27. Setiap hari mempersiapkan bahan untuk memproduksi makanan. melaksanakan melaksanakan 28. Membagi diit pasien dengan cermat. melaksanakan melaksanakan 29. Membagi diit pasien dengan teliti. melaksanakan melaksanakan 30. Mengendalikan terjadinya infeksi nosokomial. melaksanakan melaksanakan 31. Memelihara kebersihan ruangan dan lingkungan. melaksanakan melaksanakan

211 32. Menjalin kerjasama yang baik dengan teman satu unit. melaksanakan melaksanakan (54) 33. Menjalin kerjasama yang baik dengan teman dari unit lain. melaksanakan melaksanakan 34. Menghadiri pertemuan rutin di unit gizi. melaksanakan melaksanakan 35. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang gizi dengan membaca bukubuku tentang gizi. melaksanakan melaksanakan 36. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang gizi dengan mengikuti seminar tentang gizi. melaksanakan melaksanakan 37. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang gizi dengan mengikuti pelatihan tentang gizi. melaksanakan melaksanakan 38. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang gizi melalui internet. melaksanakan melaksanakan 39. Saya cermat atau teliti dalam pelayanan. 40. Saya mempunyai semangat yang tinggi dalam pelayanan. 41. Saya mengusahakan berbagai cara saat menghadapi kesulitan.

212 (55) 42. Saya mengutamakan keselamatan atau kesembuhan pasien. 43. Saya melayani dengan sepenuh hati. 44. Saya memperhatikan kebutuhan sesama. 45. Saya cepat tanggap terhadap kebutuhan sesama. 46. Saya menyapa semua orang dengan ramah. 47. Saya tersenyum dengan siapa saja yang saya jumpai. 48. Saya melayani sesama dengan hormat. 49. Saya dapat merasakan penderitaan pasien. 50. Saya melayani siapa saja yang datang di rumah sakit Santa Elisabeth. 51. Saya berani mengatakan benar jika kenyataannya benar dan salah jika kenyataannya salah. 52. Saya memegang teguh etika profesi. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan jujur. 54. Saya berani mengakui kesalahan.

213 (56) 55. Saya bertanggung jawab terhadap profesi saya. 56. Saya menghadapi kesulitan dengan tenang. 57. Saya berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesi saya. 58. Saya menyelesaikan setiap tugas pelayanan dengan cepat. 59. Saya mengadakan evaluasi diri jika ada kesalahan dalam pelayanan. 60. Saya melakukan refleksi diri setelah satu hari melayani pasien atau sesama.

214 (57) PETUGAS PENATA GIZI Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

215 (58) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

216 (59) 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman. 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga.

217 (60) 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga. 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan.

218 (61) 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Setiap hari mengecek pesanan diit pasien hari ini. melaksanakan melaksanakan 27. Setiap hari mengawasi pesanan diit pasien hari ini. melaksanakan melaksanakan 28. Setiap hari mengecek pesanan diit pasien untuk hari berikutnya. melaksanakan melaksanakan 29. Setiap hari mengawasi diit pasien untuk hari berikutnya. melaksanakan melaksanakan 30. Mengecek cara persiapan makanan. melaksanakan melaksanakan 31. Mengecek cara pengolahan makanan. melaksanakan melaksanakan

219 (62) 32. Mengawasi cara persiapan makanan. melaksanakan melaksanakan 33. Mengawasi cara pengolahan makanan. melaksanakan melaksanakan 34. Mengecek pesanan diit pasien rawat inap pada catatan medik. melaksanakan melaksanakan 35. Penatalaksanaan diit berdasarkan pada pesanan pasien rawat inap. melaksanakan melaksanakan 36. Menerima rujukan konsultasi diit dari dokter. melaksanakan melaksanakan 37. Melaksanakan konsultasi gizi kepada pasien. melaksanakan melaksanakan 38. Membuat laporan tertulis sehubungan dengan kegiatan penatalaksanaan gizi. melaksanakan melaksanakan 39. Saya cermat atau teliti dalam pelayanan. 40. Saya mempunyai semangat yang tinggi dalam pelayanan. 41. Saya mengusahakan berbagai cara saat menghadapi kesulitan. 42. Saya mengutamakan keselamatan atau kesembuhan pasien.

220 (63) 43. Saya melayani dengan sepenuh hati. 44. Saya memperhatikan kebutuhan sesama. 45. Saya cepat tanggap terhadap kebutuhan sesama. 46. Saya menyapa semua orang dengan ramah. 47. Saya tersenyum dengan siapa saja yang saya jumpai. 48. Saya melayani sesama dengan hormat. 49. Saya dapat merasakan penderitaan pasien. 50. Saya melayani siapa saja yang datang di rumah sakit Santa Elisabeth. 51. Saya berani mengatakan benar jika kenyataannya benar dan salah jika kenyataannya salah. 52. Saya memegang teguh etika profesi. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan jujur. 54. Saya berani mengakui kesalahan. 55. Saya bertanggung jawab terhadap profesi saya.

221 (64) 56. Saya menghadapi kesulitan dengan tenang. 57. Saya berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesi saya. 58. Saya menyelesaikan setiap tugas pelayanan dengan cepat. 59. Saya mengadakan evaluasi diri jika ada kesalahan dalam pelayanan. 60. Saya melakukan refleksi diri setelah satu hari melayani pasien atau sesama.

222 (65) PETUGAS TEHNIK Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

223 (66) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

224 (67) 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman. 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga.

225 (68) 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga. 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan.

226 (69) 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Memelihara bangunan atau alat rumah tangga secara berkala dengan melihat jadwal kegiatan pemeliharaan. melaksanakan melaksanakan 27. Menentukan prioritas kegiatan pemeliharaan bangunan atau alat rumah tangga. melaksanakan melaksanakan 28. Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan bangunan atau alat rumah tangga. melaksanakan melaksanakan 29. Mengadakan perbaikan bangunan atau alat rumah tangga. melaksanakan melaksanakan 30. Merawat dan memelihara peralatan elektronik secara berkala. melaksanakan melaksanakan

227 (70) 31. Merawat dan memelihara Gen-set dengan mengecek dahulu sebelum menghidupkannya dan setelah hidup. melaksanakan melaksanakan 32. Memeriksa panel induk, panel ATS/AMF dan panel dari masing-masing ruangan. melaksanakan melaksanakan 33. Memperbaiki kelengkapan instalasi listrik yang mengalami gangguan atau kerusakan. melaksanakan melaksanakan 34. Mengontrol dan memelihara AC dengan memeriksa saluran pembuangan AC, pipa freon, dan napel. melaksanakan melaksanakan 35. Mengontrol dan memelihara sarana komunikasi dengan mengecek jaringan telepon, pesawat telepon dan PABX. melaksanakan melaksanakan 36. Mengecek instalasi bel pasien dan display. melaksanakan melaksanakan 37. Memelihara dan mengontrol peralatan listrik lainnya seperti mesin cuci, kipas angin, lemari es dan lain-lainnya sesuai prosedur. melaksanakan melaksanakan 38. Membuat catatan dan laporan tertulis tentang segala kegiatan yang dilakukan. melaksanakan melaksanakan 39. Menyelesaikan tugas-tugas tepat pada waktunya.

228 (71) 40. Saya tetap tenang menghadapi tugas-tugas yang sulit dan membosankan. 41. Saya menjalankan profesi dengan penuh tanggung jawab. 42. Saya berani mengakui kesalahan. 43. Saya menggunakan barang-barang milik rumah sakit dengan seijin pihak rumah sakit. 44. Saya berusaha meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan atau seminar atau membaca buku-buku yang berkaitan dengan profesi saya. 45. Mengevaluasi diri atas pekerjaan yang dilakukan hari ini. 46. Saya tidak mudah untuk menyalahkan orang lain. 47. Mengadakan evaluasi bersama jika ada kesalahan. 48. Saya cepat tanggap atau peka jika ada kekurangan dalam pelayanan. 49. Saya bertindak cepat jika ada yang membutuhkan. 50. Saya mudah memberikan bantuan pada orang lain. 51. Saya ikut ambil bagian dalam mengatasi keprihatinan atau permasalahan rumah sakit.

229 (72) 52. Saya memeriksa kembali pekerjaan yang telah dilakukan. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan hati-hati. 54. Rela mengorbankan waktu dan tenaga demi tugas dari rumah sakit. 55. Rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kegiatan-kegiatan rumah sakit di luar jam kerja. 56. Saya mudah mengampuni kesalahan rekan kerja. 57. Saya dapat bekerjasama dengan siapa saja. 58. Saya cepat akrab dengan semua orang. 59. Saya menyapa semua orang yang saya jumpai. 60. Saya melayani dengan senyum.

230 (73) SEKRETARIS DIREKSI Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

231 (74) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

232 (75) 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman. 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga.

233 (76) 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga. 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan.

234 (77) 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Menyiapkan ruang kerja direksi dan peralatan kerja yang dibutuhkan. melaksanakan melaksanakan 27. Melihat agenda kegiatan hari ini dan menentukan prioritas. melaksanakan melaksanakan 28. Melihat dan menyelesaikan surat-surat yang harus dikerjakan. melaksanakan melaksanakan 29. Menyelesaikan surat-surat yang harus dikirim dan menyampaikan kepada pihak yang bersangkutan. melaksanakan melaksanakan 30. Membuat agenda rapat atau pertemuan dan acara lain yang harus dihadiri oleh direktur. melaksanakan melaksanakan 31. Membuat catatan keluar masuknya surat-surat rumah sakit. melaksanakan melaksanakan

235 32. Mengarsipkan surat-surat yang keluar dan masuk sesuai jenis suratnya. melaksanakan melaksanakan (78) 33. Membuat catatan dan pengarsipan kegiatan rumah sakit yang telah terlaksana. melaksanakan melaksanakan 34. Menghimpun dan mengarsipkan seluruh jenis laporan dari unit-unit yang ada di rumah sakit. melaksanakan melaksanakan 35. Membuat permintaan rutin peralatan yang dibutuhkan sekretariat. melaksanakan melaksanakan 36. Memperhatikan alat yang rusak dan melaporkan ke bagian pemeliharaan. melaksanakan melaksanakan 37. Membuat laporan kegiatan dan penggunaan alat secara berkala. melaksanakan melaksanakan 38. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direktur. melaksanakan melaksanakan 39. Menyelesaikan tugas-tugas tepat pada waktunya. 40. Saya tetap tenang menghadapi tugas-tugas yang sulit dan membosankan. 41. Saya menjalankan profesi dengan penuh tanggung jawab. 42. Saya berani mengakui kesalahan.

236 (79) 43. Saya menggunakan barang-barang milik rumah sakit dengan seijin pihak rumah sakit. 44. Saya berusaha meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan atau seminar atau membaca buku-buku yang berkaitan dengan profesi saya. 45. Mengevaluasi diri atas pekerjaan yang dilakukan hari ini. 46. Saya tidak mudah untuk menyalahkan orang lain. 47. Mengadakan evaluasi bersama jika ada kesalahan. 48. Saya cepat tanggap atau peka jika ada kekurangan dalam pelayanan. 49. Saya bertindak cepat jika ada yang membutuhkan. 50. Saya mudah memberikan bantuan pada orang lain. 51. Saya ikut ambil bagian dalam mengatasi keprihatinan atau permasalahan rumah sakit. 52. Saya memeriksa kembali pekerjaan yang telah dilakukan. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan hati-hati. 54. Rela mengorbankan waktu dan tenaga demi tugas dari rumah sakit.

237 (80) 55. Rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kegiatan-kegiatan rumah sakit di luar jam kerja. 56. Saya mudah mengampuni kesalahan rekan kerja. 57. Saya dapat bekerjasama dengan siapa saja. 58. Saya cepat akrab dengan semua orang. 59. Saya menyapa semua orang yang saya jumpai. 60. Saya melayani dengan senyum.

238 (81) PETUGAS REKAM MEDIK Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

239 (82) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

240 (83) 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman. 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga.

241 (84) 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga. 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan.

242 (85) 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Mempersiapkan ruang kerja rekam medis. melaksanakan melaksanakan 27. Mempersiapkan peralatan kerja yang dibutuhkan. melaksanakan melaksanakan 28. Mencatat identitas pasien baru dengan lengkap pada lembaran rekam medis. melaksanakan melaksanakan 29. Mendata dan menggolongkan pasien yang masuk sesuai dengan umur, jenis kelamin dan diagnosanya. melaksanakan melaksanakan 30. Mencari informasi dari unit lain atau keluarga pasien untuk melengkapi pendataan dan penggolongan pasien. melaksanakan melaksanakan 31. Mencatat dan melaporkan kegiatan harian. melaksanakan melaksanakan

243 (86) 32. Mencatat dan melaporkan kegiatan bulanan. melaksanakan melaksanakan 33. Mencatat dan melaporkan kegiatan tahunan. melaksanakan melaksanakan 34. Menyimpan berkas rekam medis sesuai dengan nomor urut RM. melaksanakan melaksanakan 35. Seminggu sekali merapikan dan mengurutkan berkas-berkas rekam medis. melaksanakan melaksanakan 36. Mengikuti pelatihan tentang rekam medik. melaksanakan melaksanakan 37. Mengikuti seminar tentang rekam medik. melaksanakan melaksanakan 38. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan membaca buku-buku tentang rekam medis. melaksanakan melaksanakan 39. Menyelesaikan tugas-tugas tepat pada waktunya. 40. Saya tetap tenang menghadapi tugas-tugas yang sulit dan membosankan. 41. Saya menjalankan profesi dengan penuh tanggung jawab. 42. Saya berani mengakui kesalahan.

244 (87) 43. Saya menggunakan barang-barang milik rumah sakit dengan seijin pihak rumah sakit. 44. Saya berusaha meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan atau seminar atau membaca buku-buku yang berkaitan dengan profesi saya. 45. Mengevaluasi diri atas pekerjaan yang dilakukan hari ini. 46. Saya tidak mudah untuk menyalahkan orang lain. 47. Mengadakan evaluasi bersama jika ada kesalahan. 48. Saya cepat tanggap atau peka jika ada kekurangan dalam pelayanan. 49. Saya bertindak cepat jika ada yang membutuhkan. 50. Saya mudah memberikan bantuan pada orang lain. 51. Saya ikut ambil bagian dalam mengatasi keprihatinan atau permasalahan rumah sakit. 52. Saya memeriksa kembali pekerjaan yang telah dilakukan. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan hati-hati. 54. Rela mengorbankan waktu dan tenaga demi tugas dari rumah sakit.

245 (88) 55. Rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kegiatan-kegiatan rumah sakit di luar jam kerja. 56. Saya mudah mengampuni kesalahan rekan kerja. 57. Saya dapat bekerjasama dengan siapa saja. 58. Saya cepat akrab dengan semua orang. 59. Saya menyapa semua orang yang saya jumpai. 60. Saya melayani dengan senyum.

246 (89) PETUGAS KASSA Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

247 (90) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

248 (91) 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman. 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga.

249 (92) 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga. 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan.

250 (93) 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Mempersiapkan ruang kerja. melaksanakan melaksanakan 27. Mempersiapkan peralatan kerja. melaksanakan melaksanakan 28. Serah terima tanggung jawab keuangan antar petugas saat pergantian jam dinas. melaksanakan melaksanakan 29. Serah terima pembukuan antar petugas saat pergantian jam dinas. melaksanakan melaksanakan 30. Melayani pembayaran rekening rawat inap. melaksanakan melaksanakan 31. Melayani pembayaran rekening rawat jalan. melaksanakan melaksanakan

251 (94) 32. Melayani pembayaran rekening instalansi lain. melaksanakan melaksanakan 33. Melayani pembayaran rekening rumah sakit dengan tepat dan cepat. melaksanakan melaksanakan 34. Melayani permintaan uang untuk keperluan harian. melaksanakan melaksanakan 35. Mencatat pembukuan kassa dengan tertib dan teratur. melaksanakan melaksanakan 36. Menyimpan uang kas ke brankas dengan tepat. melaksanakan melaksanakan 37. Mencatat permasalahan yang ada sebagai bahan informasi. melaksanakan melaksanakan 38. Mencatat permasalahan yang ada sebagai bahan evaluasi. melaksanakan melaksanakan 39. Menyelesaikan tugas-tugas tepat pada waktunya. 40. Saya tetap tenang menghadapi tugas-tugas yang sulit dan membosankan. 41. Saya menjalankan profesi dengan penuh tanggung jawab. 42. Saya berani mengakui kesalahan.

252 (95) 43. Saya menggunakan barang-barang milik rumah sakit dengan seijin pihak rumah sakit. 44. Saya berusaha meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan atau seminar atau membaca buku-buku yang berkaitan dengan profesi saya. 45. Mengevaluasi diri atas pekerjaan yang dilakukan hari ini. 46. Saya tidak mudah untuk menyalahkan orang lain. 47. Mengadakan evaluasi bersama jika ada kesalahan. 48. Saya cepat tanggap atau peka jika ada kekurangan dalam pelayanan. 49. Saya bertindak cepat jika ada yang membutuhkan. 50. Saya mudah memberikan bantuan pada orang lain. 51. Saya ikut ambil bagian dalam mengatasi keprihatinan atau permasalahan rumah sakit. 52. Saya memeriksa kembali pekerjaan yang telah dilakukan. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan hati-hati. 54. Rela mengorbankan waktu dan tenaga demi tugas dari rumah sakit.

253 (96) 55. Rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kegiatan-kegiatan rumah sakit di luar jam kerja. 56. Saya mudah mengampuni kesalahan rekan kerja. 57. Saya dapat bekerjasama dengan siapa saja. 58. Saya cepat akrab dengan semua orang. 59. Saya menyapa semua orang yang saya jumpai. 60. Saya melayani dengan senyum.

254 (97) PETUGAS ADMINISTRASI DAN KEUANGAN Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

255 (98) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

256 (99) 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman. 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga.

257 (100) 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga. 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan.

258 (101) 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Menyusun sistem pendataan pegawai menurut jenis profesi, jumlah dan kualitasnya. melaksanakan melaksanakan 27. Menyusun sistem pendokumentasian data yang efisien dan efektif serta terjamin validitasnya. melaksanakan melaksanakan 28. Menyusun sistem dan prosedur kepegawaian dari tahap rekrutmen sampai pada pengembangan karier sesuai wewenang dan kebijakan yayasan dan rumah sakit. melaksanakan melaksanakan 29. Menyusun sistem dan prosedur keamanan dalam lingkungan rumah sakit. melaksanakan melaksanakan 30. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pendidikan atau pelatihan di seluruh unit dan menurut masing-masing profesi. melaksanakan melaksanakan

259 (102) 31. Mendata jumlah, jenis dan kualitas sarana dan peralatan yang ada di setiap unit rumah sakit. melaksanakan melaksanakan 32. Menyesuaikan sistem akuntasi rumah sakit Santa Elisabeth dengan yayasan Panti Rapih. melaksanakan melaksanakan 33. Menyusun sistem dan prosedur pengelolaan logistik. melaksanakan melaksanakan 34. Menyusun sistem pendokumentasian keuangan dan logistik juga pergudangan. melaksanakan melaksanakan 35. Menyusun sistem dan prosedur pelayanan di unit rumah tangga. melaksanakan melaksanakan 36. Menyusun sistem dan prosedur pendayagunaan tenaga demi efisiensi dan peralatan selalu siap pakai. melaksanakan melaksanakan 37. Menyusun sistem dan prosedur tata laksana kegiatan sehingga menjamin keamanan, mengendalikan terjadinya infeksi nosokomial serta kecelakaan kerja. melaksanakan melaksanakan 38. Membantu direktur menyusun laporan tahunan, rencana kegiatan dan anggaran rumah sakit. melaksanakan melaksanakan 39. Menyelesaikan tugas-tugas tepat pada waktunya.

260 (103) 40. Saya tetap tenang menghadapi tugas-tugas yang sulit dan membosankan. 41. Saya menjalankan profesi dengan penuh tanggung jawab. 42. Saya berani mengakui kesalahan. 43. Saya menggunakan barang-barang milik rumah sakit dengan seijin pihak rumah sakit. 44. Saya berusaha meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan atau seminar atau membaca buku-buku yang berkaitan dengan profesi saya. 45. Mengevaluasi diri atas pekerjaan yang dilakukan hari ini. 46. Saya tidak mudah untuk menyalahkan orang lain. 47. Mengadakan evaluasi bersama jika ada kesalahan. 48. Saya cepat tanggap atau peka jika ada kekurangan dalam pelayanan. 49. Saya bertindak cepat jika ada yang membutuhkan. 50. Saya mudah memberikan bantuan pada orang lain. 51. Saya ikut ambil bagian dalam mengatasi keprihatinan atau permasalahan rumah sakit.

261 (104) 52. Saya memeriksa kembali pekerjaan yang telah dilakukan. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan hati-hati. 54. Rela mengorbankan waktu dan tenaga demi tugas dari rumah sakit. 55. Rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kegiatan-kegiatan rumah sakit di luar jam kerja. 56. Saya mudah mengampuni kesalahan rekan kerja. 57. Saya dapat bekerjasama dengan siapa saja. 58. Saya cepat akrab dengan semua orang. 59. Saya menyapa semua orang yang saya jumpai. 60. Saya melayani dengan senyum.

262 (105) PETUGAS AKUNTASI UNIT KEUANGAN DAN LOGISTIK Identitas mohon diisi dengan lengkap Nama : Pendidikan Terakhir : Petunjuk Pengisian a. Bacalah pernyataan-peryantaan beserta jawabannya dengan benar dan teliti. b. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, perasaan atau pilihan anda. Contohnya : 1. Saya berdoa sebelum melakukan pekerjaan. Artinya: Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan selalu berarti anda cenderung selalu berdoa sebelum bekerja. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan susah berarti anda cenderung merasa susah atau merasa terpaksa jika berdoa. Dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom paling dekat dengan tidak bermanfaat berarti anda cenderung merasa tidak bermanfaat terhadap doa sebelum bekerja. Jika anda memberi tanda cek ( ) di tengah berarti anda memilih cukup terhadap pernyataan di atas. Jika anda merasa pernah berdoa sebelum bekerja tetapi tidak selalu, merasa agak senang melakukan doa, merasa bahwa doa agak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kiri. Jika anda merasa sesekali berdoa sebelum bekerja, merasa agak susah melakukan doa, merasa bahwa doa agak tidak bermanfaat maka anda dapat memberi tanda cek ( ) pada kolom nomor dua dari kanan. SELAMAT MENGERJAKAN

263 (106) 1. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan. 2. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan. 3. Saya mendoakan doa pagi setelah bangun tidur. 4. Saya mendoakan doa malam sebelum tidur. 5. Saya berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 6. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 7. Saya mengikuti seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja. 8. Saya datang lebih awal ke Perayaan Ekaristi atau kebaktian di gereja.

264 (107) 9. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya. 10. Saya mendaraskan doa rosario. 11. Saya mengikuti rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran. 12. Saya menghadiri rekoleksi yang diadakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth Ganjuran dari awal sampai akhir. 13. Saya menyimak setiap sesion dalam rekoleksi yang diselenggarakan oleh rumah sakit Santa Elisabeth. 14. Saya berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan bersama dengan temanteman. 15. Saya berdoa sebelum dan sesudah makan bersama dengan keluarga.

265 (108) 16. Saya berdoa doa pagi bersama dengan keluarga. 17. Saya berdoa doa malam bersama dengan keluarga. 18. Saya bersama dengan keluarga pergi ke gereja untuk mengikuti Perayaan Ekaristi atau kebaktian. 19. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan keluarga. 20. Saya membaca kitab suci dan merenungkan pesannya bersama dengan umat di lingkungan. 21. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan keluarga. 22. Saya mendaraskan doa rosario bersama dengan umat di lingkungan.

266 (109) 23. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan keluarga. 24. Saya mengikuti rekoleksi wilayah bersama dengan umat. 25. Saya mengikuti rekoleksi bersama dengan umat separoki. 26. Meneliti dan mencocokkan tembusan nota dari IGD dengan yang diterima dari farmasi. melaksanakan melaksanakan 27. Membukukan laporan harian berdasarkan setoran harian dari buku saldo kassa. melaksanakan melaksanakan 28. Setiap hari mengecek bukti transaksi kas masuk dan keluar. melaksanakan melaksanakan 29. Mengarsip dan menyimpan semua bukti transaksi. melaksanakan 30. Mencatat semua utang piutang. melaksanakan melaksanakan melaksanakan 31. Penyesuaian rekening di bank tiap bulan. melaksanakan melaksanakan

267 (110) 32. Meminta laporan dari gudang farmasi dan logistik. melaksanakan melaksanakan 33. Menyusun laporan keuangan rumah sakit. melaksanakan melaksanakan 34. Menyusun laporan keuangan harian rumah sakit. melaksanakan melaksanakan 35. Menyusun laporan keuangan bulanan rumah sakit. melaksanakan melaksanakan 36. Menyusun laporan keuangan tahunan rumah sakit. melaksanakan melaksanakan 37. Membina diri dengan mengikuti pelatihan. melaksanakan melaksanakan 38. Meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti seminar. melaksanakan melaksanakan 39. Menyelesaikan tugas-tugas tepat pada waktunya. 40. Saya tetap tenang menghadapi tugas-tugas yang sulit dan membosankan. 41. Saya menjalankan profesi dengan penuh tanggung jawab. 42. Saya berani mengakui kesalahan.

268 (111) 43. Saya menggunakan barang-barang milik rumah sakit dengan seijin pihak rumah sakit. 44. Saya berusaha meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan atau seminar atau membaca buku-buku yang berkaitan dengan profesi saya. 45. Mengevaluasi diri atas pekerjaan yang dilakukan hari ini. 46. Saya tidak mudah untuk menyalahkan orang lain. 47. Mengadakan evaluasi bersama jika ada kesalahan. 48. Saya cepat tanggap atau peka jika ada kekurangan dalam pelayanan. 49. Saya bertindak cepat jika ada yang membutuhkan. 50. Saya mudah memberikan bantuan pada orang lain. 51. Saya ikut ambil bagian dalam mengatasi keprihatinan atau permasalahan rumah sakit. 52. Saya memeriksa kembali pekerjaan yang telah dilakukan. 53. Saya melakukan pekerjaan dengan hati-hati. 54. Rela mengorbankan waktu dan tenaga demi tugas dari rumah sakit.

269 (112) 55. Rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kegiatan-kegiatan rumah sakit di luar jam kerja. 56. Saya mudah mengampuni kesalahan rekan kerja. 57. Saya dapat bekerjasama dengan siapa saja. 58. Saya cepat akrab dengan semua orang. 59. Saya menyapa semua orang yang saya jumpai. 60. Saya melayani dengan senyum.

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERANAN HIDUP DOA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL PARA SUSTER YUNIOR KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTA KASIH SANTO CAROLUS BORROMEUS WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan Untuk

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis BAHAN RENUNGAN (untuk kalangan sendiri) Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis semakin beriman, semakin bersaudara dan berbela rasa Kata Pengantar Saudara saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus,

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS EKARISTI

SPIRITUALITAS EKARISTI SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA 1. PENGANTAR Keluarga Kristiani dipanggil untuk menjadi rasul kehidupan Setiap pasangan suami-istri dipanggil oleh Tuhan untuk bertumbuh dan berkembang dalam

Lebih terperinci

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th.

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th. Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14 Pdt. Andi Halim, S.Th. Ayat 1. Orang-orang kudus bukan orang yang sama sekali tidak ada cacatnya. Di dunia ini semua orang berdosa, tanpa kecuali, temasuk bunda Maria, santo-santa

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN Keluarga dan komunitas berperan sangat penting membangun kehidupan dunia dan alam raya ini. Dimana seseorang belajar banyak hal yang mempengaruhi kehidupan. Nilai iman dan kemanusiaan,

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8 Yoh 15:1-8 POKOK ANGGUR YANG BENAR HARI MINGGU PASKAH V 03 MEI 2015 (1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-ku yang tidak berbuah, dipotong-nya dan setiap

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI *HATI YANG BERSYUKUR TERARAH PADA ALLAH *BERSYUKURLAH SENANTIASA SEBAB ALLAH PEDULI *ROH ALLAH MENGUDUSKAN KITA DALAM KEBENARAN *ROH

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Bulan Oktober adalah bulan Maria. Banyak orang menyempatkan diri untuk menghormati Bunda Maria dan mohon bimbingannya

Lebih terperinci

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri 1 RITUS PEMBUKA PERARAKAN MASUK LAGU PEMBUKA TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Umat : Amin. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt.

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

PANDUAN HIDUP ROHANI DARI IBU CLARA FEY: MELALUI JALAN AKSI - KONTEMPLASI

PANDUAN HIDUP ROHANI DARI IBU CLARA FEY: MELALUI JALAN AKSI - KONTEMPLASI Sr. María del Rocío, Konperensi 2009-2014 PANDUAN HIDUP ROHANI DARI IBU CLARA FEY: MELALUI JALAN AKSI - KONTEMPLASI Kebaktian Ibu Clara dapat dikatakan: selalu hidup di hadirat Allah. Jalan persatuan yaitu

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Serviana saat ini menjadi pimpinan suatu kongregasi. Ia termasuk pimpinan yang disenangi banyak

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah: 1 PERAN PIMPINAN DALAM HIDUP MEMBIARA Musyawarah PRR, Lebao, Flores Timur, 18 Desember 2015 Paul Suparno, SJ Abstrak Peran pimpinan bagi perkembangan kongregasi sangat penting. Maju tidaknya kongregasi

Lebih terperinci

Sukacita kita dalam doa

Sukacita kita dalam doa Sukacita kita dalam doa Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. (John 16:24) Sukacita dalam melayani Allah dan sesama merupakan suatu perwujudan nyata: sesuatu yang spontan, bahkan

Lebih terperinci

Pnt. : Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? J : TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! Sela

Pnt. : Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? J : TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan! Sela TATA IBADAH MINGGU, 09 JULI 2017 (MINGGU BIASA) TERBUKA PADA CARA KERJA ALLAH Latihan Lagu-Lagu. Penayangan Warta Lisan. Setelah Penayangan Warta Lisan, Penatua mengajak Jemaat bersaat teduh dan mendaraskan

Lebih terperinci

Cara Berdoa Novena 3 Salam Maria

Cara Berdoa Novena 3 Salam Maria Cara Berdoa Novena 3 Salam Maria Nemuin link bagus untuk Doa Novena 3 Salam Maria. Silahkan share http://www.bundasuci.net/ ==================================== Di bawah ini cara berdoa Novena 3 Salam

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

Pnt. : Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata:

Pnt. : Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata: Tema : Keluarga : Bersatu Kita Teguh, Terpisah Pun Kita Kuat (1 Timotius 1 : 5) Sub Tema : Menghidupi Kasih Ibadah ini dikemas dalam bentuk ibadah keluarga. Oleh karena itu mohon diusahakan agar masing-masing

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN PPL DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP MINAT MENJADI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANGKATAN 2008

PENGARUH PENGALAMAN PPL DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP MINAT MENJADI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANGKATAN 2008 PENGARUH PENGALAMAN PPL DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP MINAT MENJADI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA ANGKATAN 2008 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN TATA IBADAH MINGGU, 23 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH II) KEBANGKITAN-NYA MENGOBARKAN KEBERANIAN DAN PENGHARAPAN Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para Suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Natal, 2013 Natal adalah saat penuh misteri dan

Lebih terperinci

Mengampuni Orang Tua Anda 1

Mengampuni Orang Tua Anda 1 Modul 8: Mengampuni Orang Tua Anda Mengampuni Orang Tua Anda 1 Diterjemahkan dari Out of Darkness into Light Wholeness Prayer Basic Modules 2014, 2007, 2005, 2004 Freedom for the Captives Ministries Boleh

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 23 JULI 2017 Tema: ALLAH SANG PENYABAR JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 23 JULI 2017 Tema: ALLAH SANG PENYABAR JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 23 JULI 2017 Tema: ALLAH SANG PENYABAR PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN (Jemaat Berdiri) PANGGILAN

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS TATA IBADAH MINGGU, 18 JUNI 2017 (MINGGU BIASA) BERSEDIA DIPILIH DAN DIUTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PRIVAT LIFE DAN WORK LIFE TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN KERJA KARYAWAN. (Studi Pada Karyawan RS Permata Bunda Purwodadi, Grobogan)

ANALISIS PENGARUH PRIVAT LIFE DAN WORK LIFE TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN KERJA KARYAWAN. (Studi Pada Karyawan RS Permata Bunda Purwodadi, Grobogan) ANALISIS PENGARUH PRIVAT LIFE DAN WORK LIFE TERHADAP KUALITAS KEHIDUPAN KERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan RS Permata Bunda Purwodadi, Grobogan) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi

Lebih terperinci

Apa yang Seharusnya Kita Doakan?

Apa yang Seharusnya Kita Doakan? Apa yang Seharusnya Kita Doakan? Oleh John Piper Desiring God. Website: www.desiringgod.org Apa yang harus kita doakan? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita bisa merenungkan semua pokok yang didoakan oleh

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PT. SLAMET LANGGENG KABUPATEN PURBALINGGA

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PT. SLAMET LANGGENG KABUPATEN PURBALINGGA PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PT. SLAMET LANGGENG KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN Orang tua Kristiani mempunyai tanggung jawab, yang dipandang juga sebagai bentuk kerasulan khusus, untuk mendidik anak-anak dan membantu anak-anak dapat mempersiapkan diri

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL VISI : Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama MISI : Menjangkau jiwa dengan Injil, membina hingga dewasa didalam Kristus dan melayani

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN HIDUP MENGHAMBA

KEBAHAGIAAN HIDUP MENGHAMBA Tata Ibadah Kamis Putih GKI Soka Salatiga Kamis, 13 April 2017 Pukul 18.00 WIB KEBAHAGIAAN HIDUP MENGHAMBA JEMAAT BERHIMPUN PROSESI Lonceng 1 kali, para pelayan kebaktian mempersiapkan diri dengan berdoa

Lebih terperinci

En-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit. Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga

En-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit. Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga En-Publishing Refleksi-refleksi mengenai Rumah Sakit Perenungan buat dokter, perawat, pasien, keluarga Jeffrey Lim Puisi dibuat oleh Sdr. Jeffrey Lim TOC Daftar Isi I..Pendahuluan : Rumah sakit itu tempat

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (10/10)

Seri Iman Kristen (10/10) Seri Iman Kristen (10/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Menang Atas Keinginan Daging Kode Pelajaran : DIK-P10 Pelajaran 10 - MENANG ATAS KEINGINAN DAGING DAFTAR ISI Teks Ayat

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 15 Nopember 2015 TATA IBADAH HARI MINGGU XXV SESUDAH PENTAKOSTA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 15 Nopember 2015 TATA IBADAH HARI MINGGU XXV SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU XXV SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan.

DOA. Prinsip: Doa dimulai dengan hubungan kita dengan Tuhan. DOA Pengantar Apakah Anda pernah kagum akan sesuatu yang dikatakan oleh seorang anak kecil? Mungkin caranya menerangkan bagaimana cara kerja sebuah mainan. Atau mungkin ia menceriterakan tentang suatu

Lebih terperinci

Menemukan Rasa Aman Sejati

Menemukan Rasa Aman Sejati Modul 11: Menemukan Rasa Aman Sejati Menemukan Rasa Aman Sejati Diterjemahkan dari Out of Darkness into Light Wholeness Prayer Basic Modules 2014, 2007, 2005, 2004 Freedom for the Captives Ministries Semua

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

MENJADI TUA DAN BAHAGIA

MENJADI TUA DAN BAHAGIA 1 MENJADI TUA DAN BAHAGIA Rohani, November 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Hepiana sudah berumur 80 tahun. Ia tinggal di rumah orang tua. Ia dikenal sebagai suster lansia yang gembira dan bahagia.

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Nama Kursus   : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab untuk Hidup Benar dan Menggunakan                 Karunia-karunia

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

SENIN, 01 JANUARI 2018 PK & WIB

SENIN, 01 JANUARI 2018 PK & WIB SENIN, 01 JANUARI 2018 PK. 08.00 & 10.30 WIB Menyongsong Tahun Baru Sebagai Anak-Anak Allah GEREJA KRISTEN INDONESIA Jl. Gunung Sahari IV/ 8 Jakarta Pusat 2 K E B A K T I A N U M U M G K I G U N U N G

Lebih terperinci

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian TAHN B - Hari Minggu Prapaskah I 22 Februari 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian Sesudah air

Lebih terperinci

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO PENDADARAN PERJAMUAN KUDUS PASKAH Minggu, 5 April 2015 HOSANA : berilah kiranya keselamatan! GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO Kompleks Taman Alfa Indah Blok A No. 9 Joglo Jakarta Barat I. PENDAHULUAN Jemaat yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN AMA YOGYAKARTA DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN AMA YOGYAKARTA DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN AMA YOGYAKARTA DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Tesis Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LTRG SABDA Bacaan Pertama Yes. 52 : 7-10 Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya:

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

1) Hai mari sembah Yang Mahabesar, nyanyikan syukur dengan bergemar. Perisai umat-nya Yang Maha Esa, mulia nama-nya, takhta-nya megah!

1) Hai mari sembah Yang Mahabesar, nyanyikan syukur dengan bergemar. Perisai umat-nya Yang Maha Esa, mulia nama-nya, takhta-nya megah! TATA IBADAH MINGGU, 06 NOVEMBER 2016 (MINGGU BIASA) IBADAH PENGAJARAN DENGAN TEMA : KEMATIAN DAN KEBANGKITAN DALAM PERSPEKTIF GKI PERSIAPAN Saat Teduh/Doa Pribadi Latihan Lagu & Pembacaan Warta Lisan Saat

Lebih terperinci

KERAMAHAN TANPA SEKAT YEREMIA 28 : 5-9; MAZMUR 89 : 1-4, 15-18; ROMA 6 : 12-23; MATIUS 10 : 40-42

KERAMAHAN TANPA SEKAT YEREMIA 28 : 5-9; MAZMUR 89 : 1-4, 15-18; ROMA 6 : 12-23; MATIUS 10 : 40-42 Liturgi SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS MINGGU, 02 JULI 2017 KERAMAHAN TANPA SEKAT YEREMIA 28 : 5-9; MAZMUR 89 : 1-4, 15-18; ROMA 6 : 12-23; MATIUS 10 : 40-42 GEREJA KRISTEN INDONESIA JL. KEBONJATI NO. 100 BANDUNG

Lebih terperinci

ARTI DOA SYAFAAT Kata Syafaat (Inggris : Intercession ) sendiri berasal dari bahasa Latin: Intercedere

ARTI DOA SYAFAAT Kata Syafaat (Inggris : Intercession ) sendiri berasal dari bahasa Latin: Intercedere DOA SYAFAAT ARTI DOA SYAFAAT Kamus Oxford : doa atau permohonan yang dibuat demi kepentingan orang lain. Definisi lain : doa yang kudus, penuh percaya dan yang terus menerus dimohonkan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

TATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017

TATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017 TATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017 PERSIAPAN *. Sebelum ibadah dimulai mohon HP di non aktifkan *. Doa Pribadi Warga

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

Ibadah Suatu Permata Rohaniah

Ibadah Suatu Permata Rohaniah Ibadah Suatu Permata Rohaniah Hari itu sangat dingin. Di daerah Pegunungan Andes yang tinggi seorang pemuda sedang menelusuri jalan setapak yang berkerikil. Tiba-tiba perhatiannya tertarik oleh sebuah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: kompensasi finansial, gaya kepemimpinan, motivasi kerja, kinerja karyawan

ABSTRAK. Kata kunci: kompensasi finansial, gaya kepemimpinan, motivasi kerja, kinerja karyawan ABSTRACT This study aims to determine the relationship between financial compensation, leadership style and motivation to the employee s performance of company. The number of respondent in this study were

Lebih terperinci

Doa Bapa kami ( Matius 6 : 9 13 )

Doa Bapa kami ( Matius 6 : 9 13 ) Doa Bapa kami ( Matius 6 : 9 13 ) Doa adalah sarana komunikasi kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Melalui doa kita bisa berkata-kata kepada Bapa di Surga. Tetapi untuk bisa menyebut nama Bapa terlebih dahulu

Lebih terperinci

TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI

TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI Minggu, 15 Mei 2016 PERSIAPAN *Doa Pribadi Umat *Doa Konsistori UCAPAN SELAMAT DATANG P2: Selamat malam dan selamat beribadah di hari Minggu, Hari Pentakosta,

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH Latihan Lagu-Lagu. Penayangan Warta Lisan. Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt. : Jemaat terkasih,

Lebih terperinci

Tata Upacara Pernikahan Sipil

Tata Upacara Pernikahan Sipil Tata Upacara Pernikahan Sipil 1 Penyerahan calon mempelai oleh wakil keluarga K Romo yang kami hormati. Atas nama orang tua dan keluarga dari kedua calon mempelai, perkenankanlah kami menyerahkan putra-putri

Lebih terperinci

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 1. Lagu Pembukaan: HAI, ANGKATLAH KEPALAMU (PS 445 / MB 326) http://www.lagumisa.web.id/lagu.php?&f=ps-445 Pengantar Seruan Tobat Saudara-saudari, marilah mengakui

Lebih terperinci

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga. Kamis, 10 Mei 2018

GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga. Kamis, 10 Mei 2018 GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT (GPIB) TATA IBADAH Hari Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga Kamis, 10 Mei 2018 Tema : Melihat kasih Setia Tuhan (Mazmur 85 : 2 4 ) Persiapan Doa pribadi warga jemaat

Lebih terperinci

APAKAH SAUDARA INGIN BERTUMBUH?

APAKAH SAUDARA INGIN BERTUMBUH? APAKAH SAUDARA INGIN BERTUMBUH? Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Setiap Hari Beri Makan Jiwa Saudara Bernaung Dalam Tuhan Hindari Penyakit: Jagalah Kebersihan Hindari Penyakit: Jangan Meracuni

Lebih terperinci

PENGARUH KEGIATAN DOA BERSAMA TERHADAP KEPRIBADIAN ROHANI ANAK. Dedimus Berangka 1

PENGARUH KEGIATAN DOA BERSAMA TERHADAP KEPRIBADIAN ROHANI ANAK. Dedimus Berangka 1 PENGARUH KEGIATAN DOA BERSAMA TERHADAP KEPRIBADIAN ROHANI ANAK Dedimus Berangka 1 Abstrak Tulisan ini merupakan ringkasan karya ilmiah (skripsi) berjudul Pengaruh Kegiatan Doa Bersama Terhadap Kepribadian

Lebih terperinci

Bulan Keluarga 2017 Tema : Keluarga : Bersatu Kita Teguh, Terpisah Pun Kita Kuat (1 Timotius 1 : 5) Sub Tema : Kebun Anggur Tuhan

Bulan Keluarga 2017 Tema : Keluarga : Bersatu Kita Teguh, Terpisah Pun Kita Kuat (1 Timotius 1 : 5) Sub Tema : Kebun Anggur Tuhan Tema : Keluarga : Bersatu Kita Teguh, Terpisah Pun Kita Kuat (1 Timotius 1 : 5) Sub Tema : Kebun Anggur Tuhan Adalah baik jika dalam ibadah ini keluarga duduk bersama-sama. Keterangan : Pnt. : Penatua

Lebih terperinci

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN, UKURAN USAHA, LAMA USAHA, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKUNTANSI TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UMKM

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN, UKURAN USAHA, LAMA USAHA, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKUNTANSI TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UMKM PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN, UKURAN USAHA, LAMA USAHA, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN AKUNTANSI TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UMKM (Studi pada UMKM Industri Jenang di Kabupaten Kudus)

Lebih terperinci

SPIRITUAL HUNGER 4 - KELAPARAN ROH 4 ADDICTED TO HIS LOVE - KETAGIHAN AKAN KASIHNYA

SPIRITUAL HUNGER 4 - KELAPARAN ROH 4 ADDICTED TO HIS LOVE - KETAGIHAN AKAN KASIHNYA SPIRITUAL HUNGER 4 - KELAPARAN ROH 4 ADDICTED TO HIS LOVE - KETAGIHAN AKAN KASIHNYA PEMBUKAAN: Beberapa minggu ini kita sudah belajar tentang The Power of Spiritual Hunger atau Kuasa Kelaparan Roh. Alkitab

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 15 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH III - PUTIH) KOMUNITAS YANG BERSAKSI

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 15 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH III - PUTIH) KOMUNITAS YANG BERSAKSI TATA IBADAH MINGGU, 15 APRIL 2018 (MINGGU PASKAH III - PUTIH) KOMUNITAS YANG BERSAKSI Latihan Lagu Pembacaan/Penayangan Warta Lisan Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt.

Lebih terperinci

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) HR KENAIKAN TUHAN : Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Luk 24:46-53 Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) Sebelum menerima tahbisan imamat,

Lebih terperinci

TATA IBADAH Minggu Adven I

TATA IBADAH Minggu Adven I TATA IBADAH Minggu Adven I PERSIAPAN Doa Konsistori dan Doa Pribadi Saat Teduh UNGKAPAN SITUASI P.2. Saudara - saudara yang terkasih dalam Yesus kristus Minggu, 29 Nopember 2015 kita memasuki minggu Adven

Lebih terperinci

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya,

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya, 1 Tahun C Hari Minggu Prapaskah I LITURGI SABDA Bacaan Pertama Ul. 26 : 4-10 Pengakuan iman bangsa terpilih. Bacaan diambil dari Kitab Ulangan: Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN PANGGILAN

Lebih terperinci

TAHUN B - Hari Minggu Prapaskah V 22 Maret 2015 LITURGI SABDA

TAHUN B - Hari Minggu Prapaskah V 22 Maret 2015 LITURGI SABDA TAHN B - Hari Minggu Prapaskah V 22 Maret 2015 LTRG SABDA Bacaan pertama (Yer 31 : 31-34) Aku akan mengikat perjanjian baru, dan takkan lagi mengingat dosa mereka. Bacaan diambil dari Kitab Yeremia Beginilah

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 03 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) SAHABAT UNTUK MANUSIA

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 03 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) SAHABAT UNTUK MANUSIA TATA IBADAH MINGGU, 03 JUNI 2018 (MINGGU BIASA - HIJAU) SAHABAT UNTUK MANUSIA Latihan Lagu-lagu dan doa persiapan Pembacaan/penayangan warta lisan Saat hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (DUDUK)

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order Bacaan Alkitab hari ini: 1Tesalonika 1 HARI 1 MENJADI TELADAN Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita heran saat

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN REFLEKSI RASA SYUKUR UNTUK MENURUNKAN BURNOUT PADA PENGASUH PANTI ASUHAN. Oleh: Sisilia Priyantiningsih

PENDAMPINGAN REFLEKSI RASA SYUKUR UNTUK MENURUNKAN BURNOUT PADA PENGASUH PANTI ASUHAN. Oleh: Sisilia Priyantiningsih PENDAMPINGAN REFLEKSI RASA SYUKUR UNTUK MENURUNKAN BURNOUT PADA PENGASUH PANTI ASUHAN Oleh: Sisilia Priyantiningsih 13.92.0001 MAGISTER SAINS PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis-komersial, salah satu tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan melakukan kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

Keywords: Information Systems Salaries and Wages, Salaries and Wages Accuracy

Keywords: Information Systems Salaries and Wages, Salaries and Wages Accuracy ABSTRACT Payroll and remuneration systems is one of the largest and most important component in the accounting information system. Payroll and wage system must be designed to comply with government regulations

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN. PERSIAPAN Saat Teduh/Doa Pribadi Latihan Lagu-Lagu & Pembacaan Warta Lisan Saat Hening

A. JEMAAT BERHIMPUN. PERSIAPAN Saat Teduh/Doa Pribadi Latihan Lagu-Lagu & Pembacaan Warta Lisan Saat Hening TATA IBADAH MINGGU, 05 FEBRUARI 2017 (MINGGU V SESUDAH EPIFANI) PANCARKAN TERANGMU PERSIAPAN Saat Teduh/Doa Pribadi Latihan Lagu-Lagu & Pembacaan Warta Lisan Saat Hening A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH

Lebih terperinci

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar TATA IBADAH PERSIAPAN - Doa pribadi warga jemaat - Prokantor mengajarkan jemaat menyanyikan lagu-lagu baru - Para pelayan berdoa di konsistori UCAPAN SELAMAT DATANG P2 : Presbiter bertugas mengucapkan

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI, IKLIM KERJA, DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA

PENGARUH KOMPENSASI, IKLIM KERJA, DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA 1 PENGARUH KOMPENSASI, IKLIM KERJA, DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA PENGGUNA KARTU SELULAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto)

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA PENGGUNA KARTU SELULAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto) 1 PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA PENGGUNA KARTU SELULAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai

Lebih terperinci