Pengaruh Stretching Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Pada Pekerja Bagian Produksi PT.X
|
|
- Shinta Darmadi
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 125 Pengaruh Stretching Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat Pada Pekerja Bagian Produksi PT.X Trisna Dewita *1 1 STIKes Ibnu Sina Batam; Jl. Tengku Umar Lubuk Baja Batam 1 Program Studi K3, STIKes Ibnu Sina, Batam *1 tdeswita@yahoo.co.id Abstrak Pekerjaan dengan beban otot statis dapat menyebabkan penumpukan asam laktat sehingga menimbulkan nyeri pada otot. stretching merupakan jenis latihan aerobik yaitu latihan dengan tujuan untuk melancarkan aliran darah dan membawa oksigen kejaringan otot sehingga asam laktat teroksidasi. Survey awal pada pekerja bagian produksi 100% mengeluhkan nyeri otot. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intervensi stretching terhadap kadar asam laktat dan dampaknya pada nyeri otot. Jenis penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan rancangan acak lengkap. Tiap kelompok 16 sampel, terdiri dari kelompok stretching dan kelompok kontrol. Intervensi dilakukan 3 kali perminggu selama 4 minggu. Pengukuran kadar asam laktat dan nyeri dilakukan pada hari Jum at jam WIB. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok yaitu uji t, sedangkan perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah menggunkan uji wilcoxon. Ada pengaruh pemberian intervensi stretching terhadap kadar asam laktak, yaitu terjadi penurunan kadar asam laktat pada kelompok stretching sebesar 0,6 mmol/l. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar asam laktat sebesar 0,1 mmol/l. Terdapat perbedaan antara kelompok stretching dan kelompok kontrol terhadap penurunan kadar asam laktat dengan signifikan (P-Value <0,05). Melakukan stretching dapat menurunkan kadar asam laktat dan skala nyeri yang dirasakan dengan signifikan (P-Value <0,05). Kata kunci Stretching, asam laktat, nyeri otot. 1. PENDAHULUAN Secara garis besar pekerjaan merupakan beban bagi pekerja. Beban tersebut dapat berupa beban psikis, beban sosial dan beban fisik. Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah, antara lain : nyeri, kelelahan, bahkan kecelakaan. Dalam situasi kerja otot statis, peredaran darah di otot justru terhambat karena pembuluh darah otot terjepit oleh tekanan internal jaringan otot. Akibatnya metabolit (asam laktat) terakumulasi di selsel otot, maka kelelahan otot setempatpun terjadi dengan cepat. Hal ini biasanya menimbulkan nyeri otot akut, dan kerja otot tidak dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. 1 Sekitar pekerja menderita cidera akibat penggunaan tenaga yang berlebih, 20% karena mendorong dan menarik, 60% disebabkan karena aktivitas mengangkat. 2 Aktivitas manual handling yang paling sering menyebabkan cidera adalah mengangkat (lifting) dan membawa (carryng) objek yaitu sebesar 61,3%, dan 60% dari jumlah tersebut menderita nyeri punggung. 3 Di Indonesia, pada Tahun 2005 Departemen Kesehatan mencatat bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaanya, gangguan kesehatan yang dialami pekerja menurut studi yang dilakukan terhadap pekerja di 12 Kabupaten/Kota di Indonesia dimana 16% merupakan gangguan pada muskuloskeletal. Hasil penelitian dari Pusat Studi Kesehatan dan Ergonomi ITB tahun diperoleh data sebanyak 40-80% pekerja melaporkan keluhan pada bagian muskuloskeletal sesudah bekerja. 4 Sedangkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 tercatat bahwa penyakit pada sistem otot dan Jurnal Kreatif Industri
2 Pengaruh Streching terhadap Penurunan Asam 126 Laktat pada Pekerja Produksi di PT X. jaringan pengikat merupakan penyakit tertinggi urutan ke-3 (tiga) yang banyak dialami oleh remaja hingga dewasa yang berumur 15 tahun keatas. 5 PT.X merupakan Perusahan yang memproduksi cassiavera, pekerjaan menggunakan mesin dan cara manual. Mesin yang digunakan adalah mesin pemotong untuk memotong stik, conveyor untuk mengangkut Cassiavera ke dalam mesin penghancur, mesin crushing untuk menghancurkan batangan Cassiavera, mesin blanding untuk mencampurkan berbagai tipe Cassiavera. Selebihnya menggunakan cara manual dalam menangani material, seperti angkat angkut material, menarik dan mendorong yang dikerjakan oleh pekerja bagian produksi. Berdasarkan survey pendahuluan yang peneliti lakukan dengan menggunakan Nordic Body Map (NBM) diketahui bahwa 100% dari 55 pekerja bagian produksi mengeluhkan nyeri pada beberapa bagian tubuh hal ini juga diungkapkan oleh bagian HRD yang menyatakan bahwa kebanyakan pekerja mengeluhkan lelah dan nyeri pada otot, beberapa mengkonsumsi obat pereda nyeri. Strategi utama untuk mengatasi keluhan MSDs adalah dengan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan dengan exercise, postur tubuh yang baik, dan diet. 6 Excercise atau latihan fisik yang dilakukan dapat berupa latihan peregangan, seperti gerakan pada senam ergonomik. 7 Peregangan (stretching) adalah suatu bentuk latihan fisik pada sekelompok otot tendon untuk melenturkan otot, meningkatkan elastisitas, dan memperoleh kenyamanan pada otot. Peregangan juga digunakan sebagai terapi untuk mengurangi atau meringankan kram dengan hasil berupa peningkatan fleksibilitas, peningkatan kontrol otot, dan rentang gerak sendi. 8 Berdasarkan uraian diatas penulis ingin meneliti apakah dengan dilakukannya stretching dapat menurunkan kadar asam laktat pada pekerja bagian produksi di PT.X Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi? 2. METODE PENELITIAN 2.1. Subjek dan Materi Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment dengan rancangan acak lengkap dua arah. Desain acak lengkap adalah desain dimana perlakuan dengan faktor tunggal dicobakan sepenuhnya secara acak kepada unit-unit eksperimen atau sebaliknya. Hal ini bisa dilakukan apabila unit-unit dan lokasi eksperimen keadaannya homogen. 11 Dalam hal ini asam laktat tiap subjek haruslah relatif sama oleh sebab itu dilakukan pretest untuk pengukuran asam laktat sebelum diberikan perlakuan, kemudian setelah perlakuan selama 4 minggu akan dilakukan kembali pengukuran kadar asam laktat (posttest) Pengembangan Instrumen dan Prosedure Pengumpulan Data Perlakuan yang dicobakan yaitu stretching dengan rancangan acak lengkap dua arah, kelompok 1 adalah kelompok kontrol tanpa perlakuan, kelompok 2 perlakuan stretching. Pengukuran asam laktat dilakukan pada hari jum at jam WIB kemudiah setelah empat minggu dilakukan perlakuan maka kembali dilakukan pengukuran asam laktat pada hari jum at jam WIB. Pengukuran kadar asam laktat menggunakan Accutrend Plus dengan cara meneteskan darah ujung jari pada strip. Pengumpulan data menggunakan lembar pertanyaan dengan wawancara dan observasi Pengolahan Data dan Analisis Data Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan yaitu uji t, sedangkan perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah menggunkan uji wilcoxon pada program SPSS 22, kemudian hasil pengukuran asam laktat dibandingkan dengan berbagai referensi seperti buku dan hasil penelitian terdahulu.
3 Dewita HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Karakteristik Responden Sebagian besar responden berumur 30 tahun yaitu sebesar 62,5%. Usia paling rendah subjek yaitu 19 tahun. Jenis pekerjaan subjek tertinggi dengan persentase 50,0% yaitu pekerja bagian operator, 25% adalah pekerja bagian penjemuran, 18,8% adalah pengawas produksi dan sisanya 2% adalah pekerja bagian logistik. Otot yang digunakan pada pekerjaan ini yaitu otot lengan, otot punggung, otot leher, dan otot pada kaki. Subjek dengan kategori perokok berat sebanyak 56,3%, perokok sedang 28,1%, perokok ringan 15,6%. Sebanyak 56,3% subjek melakukan olah raga pada waktu luang setelah bekerja Penurunan kadar asam laktat berdasarkan intervensi Tabel 1 Perbandingan kadar asam laktat sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan berdasarkan kelompok subjek di PT.X Tahun 2017 Kelompok N Rata-rata Kadar Asam Laktat Pre-test SD Post-test SD Selisih Stretching 16 2,913 0,4064 2,238 0,4334 0,675 Kontrol 16 2,944 0,4366 2,844 0,5773 0,1 Tabel 2 Hasil Uji t test Kadar Asam Laktat sebelum dan sesudah antara kelompok Pada Subjek di PT.X Tahun 2017 Kadar Asam Laktat Stretching N Mean S.D Sig Pre-test ya 16 2,913 0,4064 Tidak 16 2,944 0,4366 Post-test ya 16 2,238 0,4334 tidak 16 3,844 0,5773 0,002 Rata-rata kadar asam laktat sebelum melakukan stretching yaitu 2,913 mmol/l (standar deviasi 0,4064) setelah melakukan stretching terjadi penurunan kadar asam laktat yaitu 2,238 mmol/l (standar deviasi 0,4334) dengan selisih sebesar 0,675 mmol/l. Pada kelompok kontrol terjadi penurunan kadar asam laktat sebesasr 0,1 mmol/l. Ada pengaruh interaksi stretching dan senam ergonomik terhadap penurunan kadar asam laktat pada subjek yang dibuktikan oleh P- Value 0,002 atau α <0, Penurunan skala nyeri Setelah Intervensi Tabel 3 Hasil Uji tentang Pengaruh Senam Ergonomik dan Stretching Terhadap Skala Nyeri Pada Subjek di PT.X Tahun 2017 Skala Nyeri Kelompok Perlakuan N Pre-test Post-test Sig Median Min-maks Median Min-maks Stretching 16 6, , ,011 Kontrol 16 5, , ,257 Nilai median skala nyeri sebelum pelaksanaan stretching adalah 6,00 (minimal 6 maksimal 8) kemudiah setelah pelaksanaan stretching nilai median skala nyeri turun menjadi 2,00 ( minimal 1-maksimal 5). Namun terjadi peningkatan skala nyeri pada kelompok kontrol yaitu Jurnal Kreatif Industri (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina Batam
4 128 Pengaruh Streching terhadap Penurunan Asam Laktat pada Pekerja Produksi di PT X. nilai median skala nyeri pre-test 5,5 (minimal 1 - maksimal 8) namun pada saat post-test nilai median skala nyeri meningkat menjadi 6 (minimal 3 maksimal 7). Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai signifikansi pada seluruh kelompok perlakuan dengan P-value <0,05, yang berarti bahwa terdapat perbedaan skala nyeri pada subjek antara sebelum dan sesudah perlakuan Pembahasan Stretching Setelah melakukan stretching selama 4 (empat) minggu terjadi penurunan kadar asam laktat sebesar 0,675 mmol/l. Terdapat perbedaan antara perlakuan stretching dan tanpa perlakuan terhadap penurunan kadar asam laktat dengan P-value 0,002 yang berarti bahwa terdapat pengaruh perlakuan stretching terhadap penurunan kadar asam laktat. Penurunan rata-rata kadar asam laktat pada kelompok stretching sebesar 0,675 mmol/l. Stretching dapat menurunkan kadar asam laktat 0,675 mmol/l dengan pelaksanaan latihan selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan kadar laktat darah pada pemulihan aktif. Hasil ini sesuai dengan teori dasar yang mengatakan bahwa aktivitas sederhana membantu sirkulasi darah, dalam hal ini mempercepat perpindahan asam laktat dari otot ke hati untuk selanjutnya diubah menjadi glukosa melalui siklus cori. Pemulihan dengan intensitas rendah setelah beraktivitas berat ataupun bekerja dengan kondisi otot statis, secara signifikan mengurangi akumulasi asam laktat dan meningkatkan pemulihan otot. Stretching merupakan komponen kebutuhan yang penting sekali dalam kehidupan seharihari seseorang, karena dengan stretching membantu melancarkan oksigen keseluruh tubuh dengan baik. 17 Sehingga dapat mencegah akumulasi sisa metabolisme / asam laktat. Mekanisme pemulihan laktat dari darah dan otot sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan setelah aktivitas maksimalnya. 18 Penyingkiran asam laktat darah akan berlangsung lebih cepat apabila proses pemulihan dilakukan dengan istirahat aktif, yaitu melakukan aktivitas ringan atau sedang. Pemulihan laktat yang penting adalah meningkatkan aliran darah, meningkatkan cardiac output, meningkatkan transport laktat, sehingga cepat membentuk energi kembali. 19 Pada teorinya stretching dapat dijadikan sebagai bentuk terapi latihan yang ditujukan untuk meregangkan otot yang mengalami kekakuan akibat pembebanan yang terus menerus. 7 Stretching merupakan komponen kebutuhan yang penting sekali dalam kehidupan sehari-hari seseorang, karena dengan stretching membantu melancarkan oksigen keseluruh tubuh dengan baik. 17 Sehingga dapat dapat mencegah akumulasi sisa metabolisme / asam laktat. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Entianopa, yang menyatakan terdapat perbedaan kadar asam laktat yang signifikan antara kelompok yang melakukan stretching selama 1 bulan dibandingkan dengan kelompok kontrol. 21 Penurunan kadar asam laktat yang sedikit dapat disebabkan oleh faktor umur subjek sebagian besar 30 tahun. Pada kelompok umur lebih dari 30 tahun terjadi penurunan ambilan oksigen di dalam paru dan kemampuan otot yang semakin berkurang sedangkan pekerjaan yang dilakukan memerlukan beban otot yang kontinyu, pada pelaksaan stretching memerlukan oksigen sehingga dengan ombilan oksigen yang minim maka proses perubahan kadar asam laktat menjadi energi dan H 2 O tidak sempurna dibandingkan dengan kelompok umur dibawah 30 tahun. Bertambahnya umur setelah sesorang mencapai puncak kekuatan fisik (25 tahun) akan diikuti penurunan VO 2 max. VO 2 max adalah jumlah maksimum oksigen yang seseorang dapatkan selama kerja fisik sambil menghirup udara. 12 Pada kondisi pasokan oksigen kurang ini, reoksidasi terhadap NADH yang terbentuk dari NAD+ saat glikolisis akan terganggu. Dalam keadaan ini, NADH direoksidasi melalui perangkaian dengan proses reduksi piruvat menjadi laktat melalui jalur anaerob dengan menambahkan dua atom hidrogen untuk membentuk asam laktat. 13 selain itu istirahat aktif yang dilakukan berupa stretching hanya dilakukan pada saat
5 Dewita 129 setelah bekerja sesi pertama saja sedangkan setelah pekerjaan sesi kedua tidak dilakukan istirahat aktif kembali Dampaknya Terhadap Nyeri Otot Penurunan kadar asam laktat dalam darah pada subjek penelitian diikuti oleh penurunan skala nyeri yang signifikan yang dirasakan oleh subjek. Latihan fisik melatih otot-otot skeletal dan otot-otot jantung, sehingga meningkatkan kapasitas metabolik dan fungsional otot skeletal, metabolisme aerob, respon perifer meningkat dan beban kerja jantung menurun. Peningkatan kekuatan otot jantung akan meningkatkan cardiac output yang meningkatkan suplai oksigen kejaringan. Meningkatnya pasokan oksigen ke jaringan dalam tubuh maka sirkulasi darah menjadi lancar sehingga penimbunan asam laktat di dalam tubuh tidak terjadi dan tidak menimbulkan nyeri otot. 10 Penurunan skala nyeri pada kelompok stretching ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Entianopa yang menyatakan bahwa terdapat penurunan skala nyeri yang signifikan pada pemetik teh setelah rutin melakukan stretching selama 1 bulan. 21 Latihan fisik melatih otot-otot skeletal dan otot-otot jantung, sehingga meningkatkan kapasitas metabolik dan fungsional otot skeletal, metabolisme aerob, respon perifer meningkat dan beban kerja jantung menurun. Peningkatan kekuatan otot jantung akan meningkatkan cardiac output yang meningkatkan suplai oksigen kejaringan. Meningkatnya pasokan oksigen ke jaringan dalam tubuh maka sirkulasi darah menjadi lancar sehingga penimbunan asam laktat di dalam tubuh tidak terjadi dan tidak menimbulkan nyeri otot SIMPULAN Subjek yang berumur 30 tahun sebanyak 62,5%, subjek dengan kebiasaan merokok berat 56,3%, subjek yang melakukan olah raga diwaktu luang 56,3%, pekerjaan yang dilakukan subjek pada proses produksi bervariasi dan dengan beban kerja yang bervariasi pula. Melakukan stretching dapat menurunkan kadar asam laktat dalam darah sebesar 0,675 mmol/l secara statistik penurunan ini bermakna (P-Value 0,002). Melakukan stretching dapat menurunkan skala nyeri yang dirasakan dengan signifikan (P-Value <0,011). UCAPAN TERIMAKASIH Rasa syukur atas limpahan rahmat dan karunia-nya peneliti panjatkan kepada Allah SWT. Dalam penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, dan sewajarnya penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ketua STIKes Ibnu Sina, Fitri Sari Dewi, SKM, M.KKK dan keluarga tercinta yang telah mendukung sepenuhnya DAFTAR PUSTAKA 1. Harianto R. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC; Nurmianto E. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya: Surabaya Guna Widya; Mushthofa A, Adi A, Dewi A, Sujoso P, Prasetyowati I. Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan Muskuloskeletal Akibat Kerja ( The Relationship Between Individual Characteristics and Manual Material Handling With Musculosceletal Complaints Due To Work ). e-jurnal Pustaka Kesehat. 2014;2(2): Ramdan IM, Laksmono TB. Determinan Keluhan Muskuloskeletal pada Tenaga Kerja Wanita. J Kesehat Masy Nas. 2012;7: Jurnal Kreatif Industri (JIK), Sekolah Tinggi Teknik Ibnu sina Batam
6 130 Pengaruh Streching terhadap Penurunan Asam Laktat pada Pekerja Produksi di PT X. 5. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci. Kabupaten Kerinci Dalam Angka Kabupaten Kerinci; Wulandari R. Perbedaan Tingkat Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Pembuat Teralis Sebelum Dan Sesudah Pemberian Edukasi Peregangan Di Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap. Nasional. 2013;2:8. 7. Andari FN. Pengaruh Peregangan Senam Ergonomis terhadap Skor Nyeri Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Pembuat Kaleng Alumunium. 2012; Weerapong P. Stretching : the mechanisms and benefits for sport performance and injury prevention. Phys Ther Rev [Internet]. 2004;9(4): Available from: ts_for_sport_performance_and_injury_prevention 9. Wratsongko M. Pedoman Sehat Tanpa Obat, Senam Ergonomik dan Pijat Getar Saraf. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo; Hall ACG and JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapore: Elsevier; Suwanda. Desain Eksperimen Untuk Penelitian Ilmiah. Bandung: Alfabeta; Tarwaka. Ergonomi Indutri: Dasar-Dasar Ergonomi dan Implementasi di Tempat Kerja. II. Surakarta: Harapan Press Surakarta; Welis W. Perubahan Kadar Laktat, FFA Serum, dan MDA Setelah Lari 5 KM. Ilmu Keolahragan dan Pendidik Jasm. 2012;18: Sudiana IK. Dampak Adaptasi Lingkungan Terhadap Perubahan Fisiologis. Semin Nas FMIPA UNDIKSHA III. 2013; Lee C-L, Chang W-D. The effects of cigarette smoking on aerobic and anaerobic capacity and heart rate variability among female university students. Int J Womens Health [Internet]. 2013;5: Available from: pubmed/ Kardjono. Modul Mata Kuliah Pembinaan Kondisi Fisik. 2008; Martin S. Stretching. Dorling Kindersley Limited; Weltman AL. Repeated Bouts of Exercise Alter the Blood Lactate RPE Relation. Med Sci Sport Exerc. 1998;30(7): Widiyanto. Latihan Fisik dan Asam Laktat. MEDIKORA. 2007;III(1): Huriah T. Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi Dan Kekuatan Otot Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. 2014; 21. Entianopa. Pengaruh Stretching Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Pemetik Teh PTPN VI Unit Kayu Aro Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Universitas Diponegoro; Bora, M. Ansyar. "Larisang.(2014)." Modul Praktek Analisa Dan Pengukuran Kerja. 23. Setyabudhi, Albertus Laurensius. "Analisa Proses Produksi Ordner dengan Perhitungan Waktu Tunggu." Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI 1, no. 01 (2016).
BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di dunia sudah maju dan segala sesuatunya sudah otomatis, tetapi penggunaan tenaga manusia secara manual masih belum bisa dihindari secara keseluruhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara barat misalnya Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung (terutama nyeri pada punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesiasebagian warga berprofesi nelayan, kegiatan yang dilakukan oleh nelayan harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja, sebagaian besar diperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musculoskeletal disorders merupakan sekumpulan gejala yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem saraf, struktur tulang, dan pembuluh
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA Muchlison Anis Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas, efisiensi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Deskripsi lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Pedurungan dan Pasar Gayamsari yang terletak di Kota Semarang bagian timur dengan membutuhkan
Lebih terperinciPENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH
PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami)
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang memproduksi berbagai jenis minuman yang terbuat dari teh, mulai dari teh botol sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan mesin dengan berbasis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Ergonomi atau ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pusat pertokoan (mall) di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan pendapatan negara
Lebih terperinciAs'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...
Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan Muskuloskeletal Akibat Kerja (The Relationship Between Individual Characteristics and Manual Material Handling With Musculosceletal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lebih dari seperempat dari total kecelakaan kerja terjadi berkaitan dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan, seharusnya diberikan perhatian
Lebih terperinciMUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc
MUSCULOSKELETAL DISORDERS dr.fauziah Elytha,MSc Muskuloskeletal disorder gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas, dari pencemaran lingkungan, sehingga
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Partisipan pada penelitian ini yaitu para lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Wredha Salib Putih Salatiga sebagai kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung upaya penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga yang sangat membudaya dari zaman kuno sampai ke zaman modern sekarang ini, baik di Indonesia maupun dunia internasional mulai dari wanita atau laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen kaleng lazim digunakan di dunia olahraga karena ada anggapan bahwa penggunaan oksigen kaleng mempercepat waktu istirahat menjadi pulih setelah tubuh lelah akibat
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro) Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan unsur terpenting dalam perusahaan untuk meningkatkan produksi perusahaan, di samping itu tenaga kerja sangat beresiko mengalami masalah kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Kesehatan berperan dalam menentukan pembangunan kesehatan. Bekerja sebagai tenaga kesehatan merupakan suatu profesi yang berfokus pada pengabdian kepada kemanusiaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor pekerja masih sangat mempengaruhi tingkat produktivitas suatu sistem produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja dapat
Lebih terperincisesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Menurut UUD 1945 pasal 27 ayat 2 dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pekerjaan dan penghidupan yang
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI
Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal... (Amelinda dan Iftadi) HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Bela
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)
TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI) (Studi Kasus: Pabrik Roti CV. Aji Kurnia, Boyolali) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI
TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI (Studi Kasus: Proses Perontokan Padi Di KUD Desa Jatirejo Sawit, Boyolali) Disusun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan sehari-hari keluhan LBP dapat menyerang semua orang, baik jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga manusia dalam proses produksinya, terutama pada kegiatan Manual Material Handling (MMH). Aktivitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade Area (AFTA) semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar, industri menengah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Muskuloskeletal Disorders (MSDs) 1. Definisi Muskuloskeletal Disorders(MSDs) MSDs merupakan sekelompok kondisi patologis dimana dapat mempengaruhi fungsi normal dari jaringan
Lebih terperinciterjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kerja, seseorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Kesehatan kerja
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI DI KELURAHAN TOSURAYA SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Axel Brayen Punusingon*, Oksfriani Jufri Sumampouw*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot skeletal yang disebabkan karena tubuh menerima beban statis, atau bekerja pada postur janggal secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Depkes RI (2007), perawat adalah seorang yang telah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat Sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik di dalam maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga manusia masih menjadi hal yang utama dan paling penting dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang berlangsung di perusahaan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Responden Umur merupakan salah satu faktor yang juga memiliki kontribusi yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back pain pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya
Lebih terperinciDisusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL BAGIAN BAWAH BAGI PEKERJA DENGAN SIKAP KERJA BERDIRI PADA BAGIAN WINDING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILEE SURAKARTA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Pengolahan data yang dilakukan pada masing-masing kelompok
40 BAB IV ANALISIS DATA A. Hasil Penelitian Pengolahan data yang dilakukan pada masing-masing kelompok menentukan jumlah keseluruhan dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran Accutrend
Lebih terperinciEdukasi ergonomi menurunkan keluhan muskuloskeletal dan memperbaiki konsistensi postur tubuh pada mahasiswa PSPDG Universitas Udayana
Edukasi ergonomi menurunkan keluhan muskuloskeletal dan memperbaiki konsistensi postur tubuh pada mahasiswa PSPDG Universitas Udayana Luh Nila Agusdianti 1, Putu Lestari Sudirman 2, I Made Muliarta 3 1
Lebih terperinciADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.
ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi resiko bahaya dalam bentuk kecelakaan kerja. Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)
USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari mereka menghabiskan waktunya di tempat kerja.
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016
Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Dosen FPOK IKIP Mataram Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluhan Muskuloskeletal Menurut Tarwaka (2004), keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat ringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mendukung perkembangan perekonomian kota Medan, pemerintah menyediakan kawasan-kawasan industri dengan manajemen terpadu. Kebijakan pengembangan sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan juga semakin meningkat. Banyak pembangunan dilakukan di wilayah perkotaan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan pasar bebas Word Trade Organisasion (WTO) dan Geberal Agreement Tariffs and Trade (GATT) yang akan belaku tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelelahan kerja merupakan permasalahan yang umum di tempat kerja yang sering kita jumpai pada tenaga kerja. Menurut beberapa peneliti, kelelahan secara nyata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi industri diikuti dengan risiko bahaya kesehatan akibat tidak adanya keseimbangan interaksi antara manusia dengan peralatan, lingkungan dan mesin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan keperluan dalam kehidupan kita, apalagi bagi orang yang ingin meningkatkan kesehatannya. Kebanyakan orang latihan untuk mendapatkan manfaat dari latihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bidang industri secara nasional maupun internasional saat ini semakin tinggi. Persaingan tersebut harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas dalam mempengaruhi populasi manusia. Pada
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA KALINAUN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Brenda V.J Mondigir*, Nancy S.H
Lebih terperinciIDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK
IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) Nana Rahdiana Program Studi Teknik Industri, Universitas Buana Perjuangan Karawang Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ADI OKANANTO J Disusun oleh :
PENGARUH PEMBERIAN PEREGANGAN (STRETCHING) TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PINGGANG DAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA PEKERJA BAGIAN MENJAHIT CV.VANILLA PRODUCTION SUSUKAN SEMARANG NASKAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 3.32% per tahun. Daya kreatif masyarakat Indonesia dalam menciptakan usaha
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha kecil dan menengah di Indonesia menurut data perhitungan dari sensus ekonomi (SE06) setiap tahunnya mengalami peningkatan sebanyak 3.32% per tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.
digilib.uns.ac.id 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen. Selama latihan fisik akan terjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data
91 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada Bab ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh berdasarkan hasil analisis data yang meliputi deskripsi data, hasil uji persyaratan, hasil analisis inferensial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap cabang olahraga memiliki kriteria kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang atletnya. Di cabang olahraga dayung fisik, teknik, taktik, dan mental
Lebih terperinciANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS
TUGAS AKHIR ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS DITINJAU DARI ASPEK BIOMEKANIKA DAN FISIOLOGI (Studi Kasus di PT. Bahama Lasakka, Batur, Ceper, Klaten) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada BAB 12 mengenai Kesehatan Kerja menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fokus keilmuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah bahaya dan risiko yang melekat pada pekerjaan. Sjaaf (2006) menyatakan bahwa bahaya dan risiko tersebut akan
Lebih terperinciGAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013
GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013 Nyoman Virna Uginiari 1, I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti 2 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, industri yang berkembang di berbagai bidang sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, industri yang berkembang di berbagai bidang sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Kegiatan industri berkembang dari
Lebih terperinciSem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT
ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT Tri Wibawa Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 2 Tambakbayan Yogyakarta, 55281 Telp. 0274-485363 Fax. 0274-486256
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan fenomena yang seringkali dikeluhkan dari orang usia lanjut, namun tidak tertutup kemungkinan dialamioleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dari awal kehidupannya tidak terkecuali, selalu bekerja dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada saat mereka bekerja dengan berbagai sebab, mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan melalui pembelajaran, penyempurnaan, atau temuan baru secara interaktif, berkolaborasi dengan berbagai kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perusahaan dituntut untuk memperhatikan kinerja pekerjanya, karena pekerja merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat vital dalam kegiatan proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem sirkulasi darah merupakan salah satu sistem yang penting sebagai alat perfusi jaringan. Gangguan sistem sirkulasi cukup banyak terjadi dalam masyarakat. Salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan bagian dari Ilmu Kesehatan Masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Heni Nurhayati
Lebih terperinciBAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan
BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisa data di 3 group pekerjaan departemen water pump PT. X. Hasil analisa data meliputi gambaran tingkat pajanan ergonomi, keluhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat dan membawa perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Disamping itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya perindustrian di Indonesia membawa banyak keuntungan bagi pemilik industri, usaha pekerja industri maupun pemerintah. Perkembangan ini di dukung oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melaksanakan sebuah pekerjaan dapat membuat seseorang berisiko mengalami gangguan atau cedera. Kebanyakan cedera akibat kerja biasanya mengenai sistem muskuloskeletal.
Lebih terperinciPERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL
PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL Otong Andi Juhandi (30402785) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Kontak Person : Otong Andi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam dunia olahraga kondisi fisik atlit memegang peranan penting dalam menjalankan program latihannya, Fisik seorang atlit juga salah satu syarat yang sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit. Pelayanan keperawatan tersebut haruslah memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemindahan dengan tenaga sendiri itu disebut manual material handling.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menarik dan mendorong dalam memindahkan suatu barang dari suatu tempat ke tempat lain merupakan aktivitas manusia dalam dunia kerja ataupun dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran
Lebih terperinciPERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA
PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat kerja dapat terjadi saat melakukan aktivitas kerja. Dari sekian banyak penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi (Prawirohardjo,2008 dalam Kumalasari, 2015).
Lebih terperinci